perkembangan penelitian
TRANSCRIPT
PERKEMBANGAN PENELITIAN BAHASA ISYARAT
DAERAH DENPASAR
Ni Putu Luhur Wedayanti, S.S., M.Hum.
Gede Ade Putra Wirawan, S.Kom.
1. Kata Kolok (Desa Bengkala, Buleleng)
Kondisi dengan tingkat hereditas Tuli yang tinggi. Penduduk Desa Bengkala 3003 orang dengan 34 orang Tuli (Okt 2018)
Daerah yang mirip dengan desa Bengkala (Kusters:2009) : Martha Vineyard di Amerika, Pulau Providence dekat Columbia (Washabaugh, 1979, 1986; Woodward, 1978), Pulau Grand Cayman dekan Karibia (Washabaugh, 1981), Pulau Amami di sekitar Jepang (Osugi, Supalla, & Webb, 1999). Adamorobe di Ghana (Nyst, 2007), Nohya (Yucatec Mayas) di Mexico (Escobedo-Delgado, 2008; Johnson, 1991, 1994; Shuman, 1980), Ban Khor di Thailand (Nonaka, 2004; Woodward, 2003), Kosindo di Suriname (Van den Bogaerde, 2005), dan Saint Elizabeth di Jamaica (Cumberbatch, 2008; Dolman, 1986).
Penelitian Kata Kolok : (Branson, Miller, & Marsaja, 1999; Marsaja, 2003, 2008; 2015), de Vos (2011;2012;2015,...) , Winata, dkk (1995), Putri (2017).
Penelitian Bahasa Isyarat di Bali
Luhur
Penelitian Bahasa Isyarat Daerah Denpasar
Buku saku bahasa isyarat Indonesia daerah Denpasar (2019)
Gayatri (2019) : Analisis Wacana Kritis Kebinekaan Bahasa Isyarat dalam Pendidikan Bahasa Indonesia pada Komunitas Tulidan SLB
Wirawan (2019) : Media Pengenalan Bahasa Isyarat Indonesia Daerah Denpasar Berbasis Multimedia
Yohans, dkk (2019) : Bahasa Isyarat Indonesia Dalam Proses Interaksi Sosial Tuli dan Masyarakat Dengar di Kota Denpasar
Ade
Urgensi (Wijaya, 2018)
O Makalah penelitian ini sangat penting bagi
komunitas Tuli karena masih sedikitnya
penelitian Bahasa Isyarat dan kajian Tuli.
Juga masih minmnya kesadaran masyakarat
mengenai pentingnya BISINDO terutama
orang tua memiliki anak Tuli.
O Walaupun pentingnya pendidikan Tuli
melalui BISINDO
Ade
Kajian Linguistik Bahasa Isyarat Fonologi Lima parameter rumus fonologi isyarat (Woodward, 1976):
Lokasi (location)
Bentuk Tangan (handshape)
Orientasi (Orientation)
Gerakan (Movement )
Ekpresi Non Manunal (Non-Manual Expression)
Luhur
Contoh Pasangan Minimal dalam Isyarat Daerah Denpasar:
Motor-Jalan Mobil-Jalan (orientasi)
Tas Selempang Putra Putri (Tuli) (handshape)
Kegiatan Buru-buru (location)
Merah Minggu (movement)
Bodoh/Muda Tunggu/Rabu (Non-Manual
Expression)
Luhur
Transkripsi Fonetik Bahasa Isyarat:
O L Ho M Ho M
Ket. L =Location
H= Handshape
O= Orietation
M=Movement
(chart handshape, alphabetization untuk transkripsi dapat diacu pada Woodward, 2018)
LeksiologiBahasa Isyarat:
Isyarat “Bersih”
Luhur
Penggolong dalam Bahasa Isyarat
• Semantic Classifier (penggolongsemantic)
• Size and Shape Specifiers (pemerinci bentuk dan ukuran)
• Body Classifier (penggolong tubuh)
• Handling/Handle (penggolongpegangan)
Tipe Penggolong (Classifier/
CL) dalam bahasa isyarat
Ade
Morfologi Bahasa Isyarat1. LUHUR (S), APEL (O), MAKAN_CL (V) ‘Luhur Makan Apel’
2. TRUK (S), MOBIL (O), DEREK_JALAN (V)
Luhur Nomina Morfem Bebas
Apel Nomina Morfem Bebas
Makan Verba Morfem terikat
Luhur
Relasi Gramatikal
O Agen, Verba, Penerima, Tema, Tujuan seperti
SVO/SOV/SPOK
Contoh :
1. Yunda (S), Pukul (V) Dewi (O),
2. LAKI-LAKI-ADIK (S), KUE-MAKAN (V) = Frasa Nomina Classifier (CL)
1. LUHUR (S), APEL (O), MAKAN_CL (V)
2. TRUK TRUK_CL (S), MOBIL MOBIL_CL (O), DEREK_JALAN (V)
Ade
Apa itu ‘Budaya Tuli’?1. Identitas Tuli sebagai sebuah kelompok masyarakat yang
mempunyai identitas, bahasa dan budayanya tersendiri(LRBI, 2014)
2. Definisi Tuli dari dua sudut pandang : Klinis atau patologis, dan sosial budaya (Lintangsari, 2014)
3. Woodward (2018) Culturally Deaf people in Deaf communities generally think of themselves as part of a linguistic minority that communicates differently from people in the majority society. While many hearing people think a deaf person is a person who can’t hear, many Culturally Deaf think of themselves primarily as a user of a sign language (and members of a linguistic minority).
4. Perbedaan Tuli & Tuna Rungu (Wijaya, 2018)5. https://www.youtube.com/watch?v=KUxA4kbDkck
Luhur
Perbedaan cara berkomunikasi Tuli dan DengarNo. Budaya Tuli Budaya Dengar
1
Mata atau Visual untuk
menerima informasi Telinga untuk bisa mendangar
2 Visual-gestur Oral (lisan)-aural
3 Bahasa Isyarat Bahasa lisan
4 Gambar Suara
5 Kondisi terang Kondisi gelap (redup)
6 face to face/ bertatap muka
Tidak perlu face to face/ bertatap muka
segala arahnya bisa mendengar
7 Bel lampu Bel suara
8 Getaran alarm Suara alarm
9 Lambai tangan Tepuk tangan
10
Ada nama isyarat bila terdapat
nama yang sama
Tidak ada nama khusus bila terdapat nama
yang sama
11 Video call Telepon
12 Text running/ sulih teks berjalan Radio
14
Cara memanggil dengan
sentuhan/ tepuk pundak Cara memanggil dengan suara panggilan
Ade
Mitos dan Fakta Bahasa Isyarat
Bahasa Isyarat dan Budaya Tuli
MITOS FAKTA
Universal Berbeda tiap daerah
Bahasa Tubuh, Gestur Isyarat yang memiliki sistem
kompleks
Mudah dipelajari Seperti bahasa lainnya,
memerlukan usaha untuk
mempelajarinya
Luhur
Makna Bahasa Isyarat untukpendidikan Tuli
Kesalahpahaman Fakta
Karena bahasa isyarat lebih
mudah daripada lisan, maka
anak-anak Tuli sebaiknya
belajar berbicara terlebih dulu
Bahasa Isyarat TIDAK lebih
mudah daripada bahasa
lisan. Keduanya sama-sama
dengan kompleksitas
linguistik masing-masing
Ketika mereka tidak
bisa/gagal menggunakan
bahasa lisan sebagai cara
berkomunikasi, mereka bisa
mulai mempelajar bahasa
isyarat
Seorang anak Tuli bisa saja
terlambat mempelajari
bahasa isyarat. Bahasa
isyarat sebagai bahasa alami,
perlu dipelajari sebelum
masa emas belajar bahasa
Ade