perkembangan kelapa sawit di indonesia.docx

10
PERKEMBANGAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA Diajukan untuk salah satu syarat memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Produksi IV Kelompok 11 Hedi Paramita 150510100157 una!an 1505100"0015 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN NOVEMBER, 2013

Upload: hedi-paramita

Post on 03-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERKEMBANGAN KELAPA SAWIT DI INDONESIADiajukan untuk salah satu syarat memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman IV

Kelompok 11

Hedi Paramita 150510100157Gunawan150510090015

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARANNOVEMBER, 2013

BAB I PENDAHULUAN

Pengembangan komoditas kelapa sawit produksinya sudah mencapai nomor satu dunia, kelanjutan pengembangannya selain menghasilkan pangan dan bahan kimia yang siap dan kompetitif dalam permintaan pasar nabati. Agribisnis kelapa sawit mempunyai potensi cukup prospektif selain dari pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan, yaitu hasil sampling dan limbahnya dapat dijadikan bioenergi, sumber pakan untuk ternak dan pengembangan tanaman pangan. Pada kegiatan peremajaan tersedia limbah kayu unyuk bahan baku industriSaat ini Indonesia merupakan produsen minyak sawit mentah (Crude palm oil, CPO) terbesar di dunia.Pada 2012, luas lahan perkebunan diperkirakan sebesar 9 juta hektar, dengan produksi CPO 24 juta ton per tahun, dengan komposisi 5 juta ton dikonsumsi di dalam negeri, sementara 80% sisanya di ekspor.Bisnis industri kelapa sawit merupakan bisnis yang sangat menjanjikan yaitu dengan hasil 30 ton per tahun, dengan keuntungan yang sangat besar. Peluang pengembangan agribisnis berbasis tanaman kelapa sawit akan menjadi modal bagi Indonesia, mengingat semakin langkanya pasokan bahan baku industri perkayuan dari hutan alam selain potensinya cukup menjanjikan juga yang menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Industri kelapa sawit sangat pantas dikembangkan karena menciptakan sekitar 4 juta kesempatan kerja (pro-job), serta mendukung pembangunan daerah dan pengentasan kemiskinan, terutama di daerah pedesaan Luar Jawa (propoor). Selain itu, mayoritas perkebunan kelapa sawit ditanam di kawasan hutanleft-over/bekas HPH (pro-environment), seta nilai ekspor CPO dan produk CPO berkontribusi cukup signifikan terhadap pendapatan ekspor, yaitu sekitar USD 20 miliar (sekitar 10% dari pendapatan ekspor total), terbesar kedua setelah minyak dan gas (pro-growth). CPO digunakan untuk bahan baku industri pangan sebesar 80-85% dan industry nonpangan sebesar 15-20%. Pertumbuhan konsumsi minyak sawit dalam negeri adalah sekitar 5,5%/tahun.Industri kelapa sawit memiliki prospek yang baik karena memiliki daya saing sebagai industri minyak nabati.Sawit adalah salah satu sumber yang paling kompetitif di dunia untukbiofuels, dan aplikasi teknis dan yang paling penting adalah sebagai sumber makanan.Pengembangan produk kelapa sawit diperoleh dari produk utama, yaitu minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit, dan produk sampingan yang berasal dari limbah. Beberapa produk yang dihasilkan dari pengembangan minyak sawit diantaranya adalah minyak goreng, produk-produk oleokimia, sepertifatty acid, fatty alkohol, glycerine, metalic soap, stearic acid, methyl ester,danstearin. Perkembangan industri oleokimia dasar merangsang pertumbuhan industri barang konsumen seperti deterjen, sabun dan kosmetika.Sedangkan produk-produk yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah diantaranya adalah pupuk organik, kompos dan kalium serta serat yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit, arang aktif dari tempurung buah, pulp kertas yang berasal dari batang dan tandan sawit, perabot dan papan partikel dari batang, dan pakan ternak dari batang dan pelepah, serta pupuk organik dari limbah cair dari proses produksi minyak sawit.Diperkirakan pada 2030 akan dibutuhkan lebih banyak produksi makanan untuk memberi makan penduduk dunia yang semakin meningkat. Berdasarkan perhitungan konservatif, pada tahun itu dunia akan mengkonsumsi 48 juta MT lebih minyak untuk penggunaan makanan, sehingga dibutuhkan peningkatan sebesar 30 juta MT yang harus dipenuhi dalam 20 tahun.Indonesia seharusnya dapat berperan besar dalam menangkap peluang ini.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Kelapa Sawit di IndonesiaHasil dari kelapa sawit yaitu dari CPO dan PKO banyak dimanfaatkan sebagai minyak masak, minyak industri, olahan makanan maupun bahan bakar (biodiesel). Industri kelapa sawit berkilau pada tahun 2013, karena kebutuhan Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya kian meroket dan meningkat seiring bertambahnya populasi manusia. Menurut sumber, harga CPO hingga sekarang cenderung naik dari bulan September 2013 yaitu 8.830 /kg, dan Oktober menanjak menjadi 9.125/kg. Minyak kelapa sawit (Elaeis guineensis) masuk ke tatanan baru APEC yaitu produk ramah lingkungan dan mendukung pertanian berkelanjutan karena industri minyak kelapa sawit mampu menurunkan lebih dari 55% emisi gas rumah kaca dibandingkan minyak bumi, memiliki produktivitas minyak yang paling tinggi dengan menghasilkan sepuluh kali lebih banyak minyak dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Sehingga hal tersebut masih dalam pertimbangan pada KTT APEC China nanti untuk dimasukkan kedalam sustainable list dalam APEC untuk 2015 nanti, masih diperjuangkan untuk pengembangan industri minyak sawit di Indonesia untuk diakui oleh negara-negara APEC.Perkembangannya selain digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari sepeti menghasilkan oleo food (margarine, minyak goreng, krim, crimer dll) dan oleo kimia (kosmetik, sabun, dll), sekarang mulai dikembangkan biodiesel sebagai tenaga penggerak mesin dan pasalnya Indonesia saat ini mewajibkan industri menggunakan biodisesel sebesar 10% (B10), sehingga sudah mulai menyerap bahan bakar nabati (BBN). Sehingga kebutuhan biodiesel dalam negeri bisa mencapai 3,3 juta kilo liter atau 2,87 juta ton biodiesel/tahun. Dan dalam menghasilkan CPO harus ramah lingkungan (sustainability) sehingga digunakan sistem industri yang berkelanjutan karena setiap negara yang akan diekspor menyadari pentingnya ramah lingkungan sehingga perlunya mengantongi Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) yang label tersebut dikeluarkan oleh asosiasi RSPO (Rountable Suistainable Palm Oil).

2.2 Proses Pengolahan Kelapa SawitPabrik kelapa sawit adalah tempat pengolahan buah sawit dari tandan buah segar (TBS) menjadiCPO(Crud Palm Oil) dan kernel yang kemudian diolah menjadiPKO(Palm Kernel Oil). Buah sawit seteah di panen, harus sesegeramungkin diolah agar kandungan asam lemak bebas (ALB) pada buah tersebut tidak meningkat. Pada prosesnya TBS yang telah di panen dikumpulkan di tempat penampungan hasil (TPH) lalu dimasukan ke truk dan truk mengantar ke pabrik kelapa sawit untuk diolah. Sebelum masuk ke pabrik, truk harus mengantri dahulu untuk melaporkan kepada satpam pabrik. Setelah pelaporan selesai, truk diizinkan masuk untuk ditimbang agar mengetahui berat TBS yang dibawanya. Proses penimbangan ada 2 jenis, yaitu penimbangan barang masuk dan penimbangan barang keluar. Adapun prosedur penimbangannya adalah menimbang berat truk masuk yang berisi TBS (bruto) yang akan dikurangi berat truk kosong keluar (tarra) maka akan diperoleh berat TBS (netto). Dengan kata lain (bruto tara = netto). Setelah dilakukan penimbangan truk masuk (bruto), lalu TBS ditumpahkan di erea loading ramp yang berfungsisebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum dimasukkan ke dalam lori buah (fruit cages) dan sebelum diproses.Setelah truk selsai di bongkar, lalu truk di timbang kembali (tarra) dan diperoleh lah berat bersih TBS (netto)pada saat penimbangan, dilakuakan penyerahan beberapa surat oleh krani timbang kepada supir truk untuk disampaikan kepada kebun yang bersangkutan yang telah mengirimkan buahnya ke pabrik. Setelah itu truk diperbolehkan meninggalkan pabrik dengan membawa serta surat dari krani timbangan tersebut.Di loading ramp terjadi prosesgradingdan sortasi yaitupensortiran TBS sesuai dengankriteria masing-masing (yang sudah ditentukan)yang bertujuan untuk :*mengetahui kualitas TBS yang masuk ke PKS setiap hari*Sebagai Informasi balik kesetiapafdeling* Untuk perbandingan kualitas TBS terhadap rendemenCPO/kualitasCPOHasil darigradingdicatat untuk laporan danflashbackke lapangan agar buah yang di panen memenuhi kriteria yang sesuai standar panen.Pada loading ramp terdapat beberapa komponen, antara lain : pintu hidroulik, lori(cages),rail traek,transfer carrige,cap stan,sling atau tali, motoran,bollarddancantilefer bridge.Lori adalah tempat/wadah untuk merebus TBS disterilizer. Lori mempunyai kapasitas tertentu sesuai disain pabrik. Pada lori terdapat 4 buah roda yang terbuat dari besi yangdilengkapi dengan bearing dan bushing yang terbuat dari tembaga. Pada lori terdapat lubang di bagian samping dan bawahnya, yang bertujuan agar steam yang di berikan pada stasiun sterilizer dapat masuk ke dalam lori dan agar air kondensat dapat keluar atau tidak menggenang di lori.Setelah grading selesai, lalu TBS didorong menggunakan alat berat untuk di pindahkan keloading rampyang mempunyai sudut kemiringan 20-30 (sesuai disain pabrik)dan dipasangplatform atau besi T yang berjarak 10mm guna menyaring sampah/kotoran yang terikut saat mengangkut TBS.kapasitas loading ramp tergantung disain pabrik tersendir.TBS yang ada diloading ramp, lalu di tumpahkan ke lori melalui pintu-pintu yang digerakan secara hidroulik. Setelah selesai, lalu lori dikaitkan mengunakan sling atau tali dan ditarik menggunakan motoran untuk masuk kesterilizer. Jika treknya lori belum pas kesterilizer, maka digunakantransfer carriageuntuk mengepaskan treknya ke sterilizer. Sedangkan rail didepan sterilizer adalahcantilever berageyang berguna sebai penghubung untuk masuk ke sterilizer.Proses pengolahan kelapa sawit diawali pada stasiun sterilizer,untuk dilakukan perebusan terhadap TBS yang akan diolah dengan menggunakan uap jenuh(Saturated steam). Lama waktu perebusan 90-100 menit. Setelah perebusan selesai, lalu lori ditarik keluar dan langsung di lanjutkan di stasiun pemipilan. Tujuan dari pemipilan ini adalah untuk merontokkan berondolan dari janjangan. Janjangang yang telah terlepas dari berondolan lalu dibawa keluar pabrik untuk dicacah dan dikomposkan di kebun. Namun, dapat juga langsung diaplikasikan di kebun tanpa dicacah.Buah sawit yang telah membrondol selanjutnya dibawa ke stasiun pengempaan atau stasiunpress. Di sini buah rebus diremas dalam bejana peremas (digester) untuk melepaskan daging buah dari dari biji, dan juga untuk melumatkannya sehingga sel-sel minyak pecah, supaya minyaknya dapat diperas keluar. Buah yang telah dilumatkan tadinya, selanjutnya akan dilakukan pengepressan atau pemerasan buah sawit dengan menggunakan kempa ulir atauscrew pres.Pada stasiun ini nantinya akan terjadi pemisahan antara bagian padat dengan bagian cair.Bagian cair yang berupa minyak sawit nantinya akan keluar melalui saringan getar atau silinder press yang bertujuan untuk mengalirkan minyak sawit yang dipompa menuju stasiun klarifikasi dan akan masuk ke dalam tangki pengendapan berkelanjutan(Continiuos Settling Tank). Yang mana pada stasiun ini nantinya minyak sawit akan dipisahkan dari kotoran dan air.Kotoran dan air nantinya juga akan masih diolah kembali untuk mendapatkan minyak yang masih terkandung di dalam kotoran dan air tersebut dengan sebanyak mungkin. Minyak yang telah diperolah tadi akan dimurnikan menggunakan alat sentrifusi pembersih minyak dan alat pengeringan minyak berupa vakum minyak.Bagian padat yang didapat dari proses pengempaan tadinya akan dibawa menuju stasiun pengolahan biji(Kernel Station). Awalnya ampas yang merupakan bagian padat tersebut akan dicacah oleh alat pencacah ampas untuk selanjutnya dibawa menuju kolom penghisap, disini nantinya serabut yang terhisap akan dihembusakan menuju Boiler untuk menjadi bahan bakar untuk proses pembakaran diboiler.

Sedangkan biji(Nut)akan dipoles atau dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemecahan nantinya. Dari hasil pemecahan biji akan diperoleh inti dan cangkang, yang mana nantinya anatara inti dan cangkang harus dilakukan proses pemisahan. Pemisahan ini nantinya dapat dilakukan secara kering melalui alat berupa kolom pemisah vertical secara penghembusan oleh angin. Pemisahan secara basah dapat dilakukan dengan menggunakan lumpur yang dicampur oleh air yang bertujuan untuk pemisahan dengan perbandingan berat jenis dari bahan, nantinya cangkang akan tenggelam ke bawah, sedangkan inti akan mengapung pada bagian. Cangkang yang nantinya akan dikeringkan terlebih dahulu sebelum nantinya dibawa ke boiler untuk dijadikan bahan bakar boiler. Inti yang diperoleh selanjutnya dibawa keluar pabrik untuk dikumpulkan ke dalamkernel binsebelum dijual nantinya.

Pengolahan pada pabrik kelapa sawit juga di dukung oleh instalasi pada stasiun pendukung, diantaranya adalah stasiun boiler, power plant sebagai stsiun instalasi yang menghasilkan uap(steam). Selain itu water treatment plant berfungsi untuk penghasil air boiler dan domestic untuk keperluan PKS. Serta stasiun pengolahan limbah yang berfungsi untuk pengolahan limbah hasil proses. Dan laboratorium untuk menganalisa semua hasil proses dan material yang akan digunakan untuk keperluan pabrik.

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanHasil dari kelapa sawit yaitu dari CPO dan PKO banyak dimanfaatkan sebagai minyak masak, minyak industri, maupun olahan makanan. Industri kelapa sawit semakin berkilau di Indonesia, karena kebutuhan Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya kian meroket dan meningkat seiring bertambahnya populasi manusia terlebih sekarang merambah dengan cepat bergerak ke bidang biofuels (biodiesel), seiring dengan Indonesia saat ini mewajibkan industri menggunakan biodisesel sebesar 10% (B10). Dan dalam menghasilkan CPO harus ramah lingkungan (sustainability) sehingga digunakan sistem industri yang berkelanjutan karena setiap negara yang akan diekspor menyadari pentingnya ramah lingkungan sehingga perlunya mengantongi Certified Sustainable Palm Oil (CSPO)

DAFTAR PUSTAKA

Majalah Media Perkebunan. Edisi 120, November 2013. Penerbit : Koperasi Pegawai Ditjen Perkebunan (NARAMA) Kerjasama dengan CV. PERISINDO JAYA. www.mediaperkebunan.netMantlap, Rojikin. 2013. [Artikel] Kelapa Sawit: Potensi Indonesia yang Menduniahttp://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2013/10/01/kelapa-sawit-potensi-indonesia-yang-mendunia-594674.html (Diakses tanggal 24 November 2013)RH Sembiring. 2010. Pengolahan kelapa sawit. Universitas sumatra utara. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18459/4/Chapter%20II.pdf (Diakses tanggal 24 November 2013)