perkembangan dan prospek perekonomian global dan domestik fileperekonomian global dan domestik...

7
Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik Agustus 2016 Contact Us PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Grha SMF Jl. Panglima Polim I No 1 Jakarta 12160 Telp. + 62 21 2700400 Fax. + 62 21 2701400 [email protected] www.smf-indonesia.co.id PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL AMERIKA SERIKAT Perkembangan ekonomi AS masih belum meningkat signifikan. Hal ini terlihat pada composite coincident economic index-CEI dan composite leading economic index-LEI yang belum tumbuh cepat. Pada bulan Juli 2016, CEI AS tumbuh 1,6 persen yoy ke level 113,90, atau lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan selama 12 bulan sebelumnya sebesar 1,9 persen. Sementara indikator LEI tumbuh 1,2 persen yoy, lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan 12 bulan sebelumnya sebesar 2,2 persen. Dengan kinerja ekonomi terkini yang masih dalam tren moderat serta prospek pertumbuhan ekonomi yang juga masih lemah, maka peluang kenaikan suku bunga acuan the Fed dalam jangka pendek ini tampaknya relatif kecil. Sebab bila suku bunga dinaikkan, maka dikhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini akan semakin memburuk karena kenaikan suku bunga acuan akan diikuti oleh kenaikan suku bunga pinjaman. Composite Leading Economic Index Amerika Serikat Source : CEIC, diolah EROPA Pemulihan ekonomi Uni Eropa juga berjalan lambat. Trend pertumbuhan LEI bergerak menurun pada bulan Juli (+0,1% yoy), setelah di bulan sebelumnya tumbuh 0,4% yoy. Rerata pertumbuhan LEI selama 12 bulan terakhir mencapai 1,3% yoy. Dari sisi manufaktur, indikator PMI Juli (48,9) berada di bawah ambang batas 50, yang mengindikasikan aktivitas industri yang masih berkontraksi. Hal ini senada dengan trend output industri yang menurun. Di bulan Juni, output industri Uni Eropa meningkat 0,4 persen, atau dibawah rerata pertumbuhan satu tahun sebesar 1,7 persen. Dari sisi konsumen, penjualan retail Juni tumbuh flat (+1,6% yoy), seperti halnya bulan sebelumnya, serta lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan 2,6% dalam 12 bulan terakhir. Dibulan Juli, tingkat harga konsumen kawasan Uni Eropa turun 0,42 persen mom (+0,16% yoy), setelah meningkat 0,16 persen mom (+0,09% yoy). Lemahnya konsumsi domestik turut menekan optimis rumah tangga terhadap kondisi ekonomi. Indeks kepercayaan konsumen 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 Jan-12 Apr-12 Jul-12 Oct-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Oct-13 Jan-14 Apr-14 Jul-14 Oct-14 Jan-15 Apr-15 Jul-15 Oct-15 Jan-16 Apr-16 Jul-16 US LEI US LEI (% YoY)

Upload: nguyendien

Post on 09-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik filePerekonomian Global dan Domestik Agustus 2016 ERKEMBANGAN DAN ... PMI Juli (48,9) berada di bawah ambang batas 50, yang

Perkembangan dan Prospek

Perekonomian Global dan Domestik Agustus 2016

Contact Us

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)

Grha SMF

Jl. Panglima Polim I No 1

Jakarta 12160

Telp. + 62 21 2700400

Fax. + 62 21 2701400

[email protected]

www.smf-indonesia.co.id

PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL AMERIKA SERIKAT Perkembangan ekonomi AS masih belum meningkat signifikan. Hal ini terlihat pada composite coincident economic index-CEI dan composite leading economic index-LEI yang belum tumbuh cepat. Pada bulan Juli 2016, CEI AS tumbuh 1,6 persen yoy ke level 113,90, atau lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan selama 12 bulan sebelumnya sebesar 1,9 persen. Sementara indikator LEI tumbuh 1,2 persen yoy, lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan 12 bulan sebelumnya sebesar 2,2 persen.

Dengan kinerja ekonomi terkini yang masih dalam tren moderat serta prospek pertumbuhan ekonomi yang juga masih lemah, maka peluang kenaikan suku bunga acuan the Fed dalam jangka pendek ini tampaknya relatif kecil. Sebab bila suku bunga dinaikkan, maka dikhawatirkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini akan semakin memburuk karena kenaikan suku bunga acuan akan diikuti oleh kenaikan suku bunga pinjaman.

Composite Leading Economic Index Amerika Serikat

Source : CEIC, diolah

EROPA Pemulihan ekonomi Uni Eropa juga berjalan lambat. Trend pertumbuhan LEI bergerak menurun pada bulan Juli (+0,1% yoy), setelah di bulan sebelumnya tumbuh 0,4% yoy. Rerata pertumbuhan LEI selama 12 bulan terakhir mencapai 1,3% yoy. Dari sisi manufaktur, indikator PMI Juli (48,9) berada di bawah ambang batas 50, yang mengindikasikan aktivitas industri yang masih berkontraksi. Hal ini senada dengan trend output industri yang menurun. Di bulan Juni, output industri Uni Eropa meningkat 0,4 persen, atau dibawah rerata pertumbuhan satu tahun sebesar 1,7 persen.

Dari sisi konsumen, penjualan retail Juni tumbuh flat (+1,6% yoy), seperti halnya bulan sebelumnya, serta lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan 2,6% dalam 12 bulan terakhir. Dibulan Juli, tingkat harga konsumen kawasan Uni Eropa turun 0,42 persen mom (+0,16% yoy), setelah meningkat 0,16 persen mom (+0,09% yoy). Lemahnya konsumsi domestik turut menekan optimis rumah tangga terhadap kondisi ekonomi. Indeks kepercayaan konsumen

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

80

85

90

95

100

105

110

115

120

125

130

Jan-

11

Apr-

11

Jul-1

1

Oct

-11

Jan-

12

Apr-

12

Jul-1

2

Oct

-12

Jan-

13

Apr-

13

Jul-1

3

Oct

-13

Jan-

14

Apr-

14

Jul-1

4

Oct

-14

Jan-

15

Apr-

15

Jul-1

5

Oct

-15

Jan-

16

Apr-

16

Jul-1

6

US LEI US LEI (% YoY)

Page 2: Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik filePerekonomian Global dan Domestik Agustus 2016 ERKEMBANGAN DAN ... PMI Juli (48,9) berada di bawah ambang batas 50, yang

mencapai level -7,9 (Juli 2016), menurun dibandingkan rerata 12 bulan sebesar -7,4, yang menunjukkan lungsurnya keyakinan konsumen terhadap prospek ekonomi dan keuangan mereka dimasa datang.

Dengan lambatnya pemulihan ekonomi di kawasan Eropa dan prospek pertumbuhan ekonomi yang belum kuat, maka Bank Sentral Eropa diperkirakan tetap mempertahankan kebijakan moneter yang longgar dengan suku bunga acuan rendah pada level 0.00%, deposit facility -0.40% serta stimulus pembelian bonds sebesar EUR 80 miliar setiap bulannya. Dengan kebijakan moneter yang longgar ini, maka kedepan diharapkan pertumbuhan perekonomian Euro akan lebih pesat dan laju inflasi diproyeksikan akan meningkat ke level yang ditargetkan sebesar 2.0% dari 0.16% saat ini (Juli 2016).

Pertumbuhan leading economic index (LEI) Euro

Source : CEIC, diolah

JEPANG Trend pertumbuhan CEI dan LEI masih menurun. Indikator CEI dan LEI masing-masing turun sebesar 1,6 persen yoy dan 5,6 persen yoy. Hal ini mengindikasikan lemahnya pertumbuhan ekonomi saat ini dan prospeknya dalam 6-12 bulan mendatang. Dari sisi manufaktur, aktivitas industri masih berkontraksi, seperti yang ditunjukkan oleh indikator PMI Agustus pada level 49,6. Belanja modal perusahaan mengalami penurunan. Hal ini tergambar pada indikator machinery orders yang turun 0,9 persen yoy (Juni 2016), mengikuti penurunan bulan sebelumnya sebesar 11,7 persen yoy. Disisi konsumen, penjualan retail belum tumbuh cepat. Pada bulan Juni, penjualan retail hanya tumbuh 0,2% mom (-1,4% yoy), setelah dibulan Mei turun sebesar 0,1% mom (-2,1% yoy). Optimisme rumah tangga atas kondisi ekonomi dan prospeknya juga tidak banyak berubah. Indeks kepercayaan konsumen meningkat 2,0 persen dibulan Juli, setelah tumbuh 0,5 persen dibulan sebelumnya. Dengan perkembangan dan prospek ekonomi Jepang yang relatif lemah, ditambah dengan laju inflasi yang masih sangat rendah, maka bank sentral Jepang tetap menerapkan kebijakan moneter yang longgar berupa suku bunga yang rendah (bahkan negatif) dan pemberian stimulus, agar ekonominya bisa tumbuh lebih pesat kedepan.

(10)

(8)

(6)

(4)

(2)

0

2

4

6

85

87

89

91

93

95

97

99

101

Jan-

09

May

-09

Sep-

09

Jan-

10

May

-10

Sep-

10

Jan-

11

May

-11

Sep-

11

Jan-

12

May

-12

Sep-

12

Jan-

13

May

-13

Sep-

13

Jan-

14

May

-14

Sep-

14

Jan-

15M

ay-1

5

Sep-

15

Jan-

16

May

-16

EU LEI

EU LEI (% YoY)

Page 3: Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik filePerekonomian Global dan Domestik Agustus 2016 ERKEMBANGAN DAN ... PMI Juli (48,9) berada di bawah ambang batas 50, yang

Pertumbuhan leading economic index (LEI) Jepang

Source : CEIC, diolah

CHINA Ekonomi Tiongkok tumbuh flat 6,7 persen yoy pada Q2 2016, seperti Q1 2016, namun lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu (+7% yoy). Kinerja ini ditopang ekspansi sektor primer (+3,1% yoy) dan sekunder (+6,1% yoy), sementara sektor tersier relatif stabil (+7,5% yoy). Dari sisi produsen, kinerja sektor manufaktur Tiongkok cenderung belum meningkat signifikan. Indikator PMI yang mengukur perkembangan sektor industri mengalami sedikit penurunan kelevel 49,9 dibulan Juli dari sebelumnya dilevel ambang batas 50. Hal ini menandakan aktivitas industri yang relatif lesu, seiring lemahnya permintaan ekspor. Sementara itu, diperiode yang sama, output industri tumbuh stabil 0,52% mom (+6,0% yoy) setelah sebelumnya meningkat 0,47% mom (+6,2% yoy), dan hal serupa juga terlihat disisi konsumen. Harga komponen makanan meningkat 3,3 persen, sementara komponen non makanan melambat 1,4 persen. Kedepan kinerja perekonomian Tiongkok tampaknya belum akan mengalami kenaikan yang signifikan. Composite leading economic index (LEI) Tiongkok berkontraksi -0.5% YoY pada bulan Mei setelah pada bulan April hanya kontraksi -0.1% YoY dan tumbuh positif 0.4% YoY pada bulan Maret 2016.

Pertumbuhan indeks produksi industri (%YoY) dan PMI Tiongkok

Source : CEIC, diolah

(40)

(30)

(20)

(10)

0

10

20

30

40

60

70

80

90

100

110

120

Jan-

09

May

-09

Sep-

09

Jan-

10M

ay-1

0Se

p-10

Jan-

11M

ay-1

1

Sep-

11Ja

n-12

May

-12

Sep-

12Ja

n-13

May

-13

Sep-

13

Jan-

14M

ay-1

4

Sep-

14Ja

n-15

May

-15

Sep-

15Ja

n-16

May

-16

Japan LEI

Japan LEI (% YoY)

49

49

50

51

51

52

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

10.0

Jan

-14

Feb

-14

Mar

-14

Ap

r-1

4

Ma

y-1

4

Jun

-14

Jul-

14

Aug

-14

Sep

-14

Oct

-14

No

v-1

4

De

c-1

4

Jan

-15

Feb

-15

Mar

-15

Ap

r-1

5

Ma

y-1

5

Jun

-15

Jul-

15

Aug

-15

Sep

-15

Oct

-15

No

v-1

5

De

c-1

5

Jan

-16

Feb

-16

Mar

-16

Ap

r-1

6

Ma

y-1

6

Jun

-16

IPI PMI

Page 4: Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik filePerekonomian Global dan Domestik Agustus 2016 ERKEMBANGAN DAN ... PMI Juli (48,9) berada di bawah ambang batas 50, yang

INDIA Ekonomi India Q1 2016 tumbuh ekspansif 7,9 persen yoy, lebih tinggi dari Q4 2015 (+7,2% yoy) dan periode yang sama tahun sebelumnya (+6,7% yoy). Dari sisi produsen, kinerja dan aktivitas industri menunjukkan kemajuan. Indikator PMI Juli naik kelevel 51,8 dari 51,7 dibulan Juni, sementara output industri tumbuh 2,1 persen yoy (Juni 2016) dari bulan sebelumnya sebesar 1,1 persen yoy. Sementara dari sisi konsumen, naiknya belanja rumah tangga mendorong tingginya harga ditingkat konsumen. Laju inflasi India bulan Juli mencapai 6,07 persen yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya, 5,77 persen yoy. Kedepan perekonomian India diperkirakan akan tumbuh lebih pesat sejalan dengan kebijakan moneter yang makin longgar berupa penurunan suku bunga serta kebijakan fiskal yang cenderung ekspansif. Perlu diketahui bahwa perbaikan prospek ekonomi India berpotensi memberikan dampak postif terhadap ekspor Indonesia kedepan, terutama terhadap ekspor CPO dan batubara.

Pertumbuhan Ekonomi dan Suku Bunga Acuan India

Source : CEIC, diolah

PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PEREKONOMIAN INDONESIA PERKEMBANGAN DAN PROSPEK LAJU INFLASI Pada bulan Juli 2016 Badan Pusat Statistik mecatat laju inflasi bulanan sebesar 0.69% MoM, yang berarti meningkat sedikit dibandingkan dengan laju inflasi bulanan bulan Juni sebesar 0.66% MoM. Laju inflasi bulanan pada bulan Juli tersebut lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar yang secara rata-rata memperkirakan laju inflasi bulanan pada bulan Juli sebesar 0.83% MoM. Laju inflasi bulanan bulan Juli tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi bulanan bulan Juli 2015 sebesar 0.93% MoM, sehingga laju inflasi tahunan menurun dari menjadi 3.21% YoY dari 3.45% YoY pada bulan Juni 2016. Laju inflasi tahunan pada bulan Juli tersebut juga lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar yang secara rata-rata memperkirakan inflasi tahunan pada bulan Juli sebesar 3.36% YoY. Dilihat menurut inflasi inti dan non-inti pada bulan Juli, laju inflasi bulanan core (inti) relatif stabil 0.34% MoM dibandingkan bulan sebelumnya 0.33% MoM. Sedangkan inflasi kelompok barang dan jasa yang harganya diatur pemerintah (administered price) mengalami kenaikan 1.32% MoM atau lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya 0.72% MoM. Untuk kelompok barang yang harganya bergejolak (volatile food), laju inflasi bulanan bulan Juli menurun menjadi 1.20% MoM dari 1.71% pada bulan Juni.

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

PDB Policy Rate

Page 5: Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik filePerekonomian Global dan Domestik Agustus 2016 ERKEMBANGAN DAN ... PMI Juli (48,9) berada di bawah ambang batas 50, yang

Laju Inflasi, %

Source : BPS Untuk bulan Agustus tekanan inflasi bulanan diperkirakan akan menurun signifikan menyusul berakhirnya perayaan hari raya Idul Fitri, dimana harga-harga barang dan jasa biasanya akan kembali ke level normal, kecuali harga barang dan jasa untuk pendidikan yang tetap tinggi sampai dengan bulan September mendatang. Namun karena sumbangan kelompok pengeluaran pendidikan dan rekreasi terhadap inflasi umum relatif kecil (sekitar 8.5%), maka dampaknya terhadap inflasi secara keseluruhan menjadi tidak signifikan. Sementara itu inflasi bulanan pada bulan Agustus 2015 masih relatif tinggi (0.39% MoM), sehingga laju inflasi tahunan untuk bulan Agustus diperkirakan akan semakin menurun dibandingkan dengan inflasi tahunan bulan Juli 2016.

Untuk sisa tahun 2016 ini, baik dari eksternal maupun internal tidak ada faktor yang akan mendorong kenaikan inflasi yang signifikan, sehingga laju inflasi diperkirakan akan tetap terjaga. Dari sisi eksternal harga komoditas di pasar global diproyeksikan belum mengalami kenaikan yang signifikan. Dari sisi domestik pemerintah tampaknya akan berupaya sungguh-sungguh mengendalikan inflasi agar keinginan suku bunga pinjaman turun ke level satu dijit semakin dimungkinkan. Dengan latar belakang seperti itu, maka laju inflasi sampai dengan akhir tahun ini diperkirakan akan terjaga disekitar 3.0% YoY, bahkan berpeluang sedikit lebih rendah dari 3.0%.

PERKEMBANGAN DAN PROSPEK SUKU BUNGA Untuk meningkatkan efektifitas transmisi kebijakan moneternya, mulai bulan Agustus 2016 Bank Indonesia akan merubah suku bunga acuannya dari BI rate yang memiliki tenor 12 bulan menjadi 7-day (reverse) repo yang memiliki tenor satu minggu. Saat ini suku bunga 7-day (reverse) repo berada pada level 5.25%. Bank Indonesia menganut inflation targeting framework, yang artinya otoritas moneter akan menaikkan suku bunga bila ada ekspektasi kenaikan tekanan inflasi, dan sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuannya bila ekspetasi inflasi menurun. Namun dalam prakteknya Bank Indonesia tidak hanya mempertimbangkan ekspektasi inflasi saja, melainkan juga memperhatikan stabilitas indikator makroekonomi lainnya secara keseluruhan. Misalnya volatilitas nilai tukar rupiah karena akan berdampak langsung pada imported inflation yang pada akhirnya akan berpengaruh pula terhadap inflasi umum. Demikian pula dengan kondisi defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit) yang sangat mempengaruhi persepsi pelaku pasar keuangan terhadap kesinambungan perekonomian Indonesia. Dengan prospek inflasi yang terkendali sekitar 3.0%, nilai tukar rupiah yang relatif stabil (bahkan cenderung menguat) serta defisit neraca transaksi berjalan yang diproyeksikan akan tetap terjaga dibawah 3.0% dari PDB, maka peluang penurunan suku bunga acuan Bank

2014 2015 May-16 Jun-16 Jul-16 May-16 Jun-16 Jul-16

Foodstuff 10.57 4.93 0.30 1.62 1.12 7.75 7.77 6.81Prepared Food 8.11 6.42 0.58 0.58 0.54 6.13 6.16 6.19Housing 7.36 3.34 0.02 0.15 0.24 1.26 1.18 1.29Clothing 3.08 3.43 0.44 0.70 0.44 3.80 4.24 4.30Medical Care 5.71 5.32 0.27 0.34 0.37 4.37 4.39 4.40Education 4.44 3.97 0.03 0.03 0.51 3.63 3.59 3.77Transportation 12.14 (1.53) 0.21 0.63 1.22 (1.50) (0.99) (1.49)

Headl ine Inflation 8.36 3.35 0.24 0.66 0.69 3.33 3.45 3.21

Core 4.93 3.95 0.23 0.33 0.34 3.41 3.49 3.49Administered Price 17.57 0.39 0.27 0.72 1.32 (0.95) (0.50) (0.85)Volati le Food 10.88 4.84 0.32 1.71 1.20 8.15 8.12 7.14

MoM (%) YoY (%)CPI Components

End of Period (%)

Page 6: Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik filePerekonomian Global dan Domestik Agustus 2016 ERKEMBANGAN DAN ... PMI Juli (48,9) berada di bawah ambang batas 50, yang

Indonesia terbuka lebar. Namun mengingat bulan Agustus terjadi perubahan suku bunga acuan dari BI rate menjadi 7-day (reverse) repo, maka peluang BI rate dan 7-day (reverse) repo tidak berubah juga relatif besar. Untuk sisa tahun ini tren suku bunga diproyeksikan akan terus menurun, dimana 7-day (reverse) repo diprediksikan akan turun menjadi 4.75%. Selain mempertimbangan prospek inflasi, nilai tukar dan defisit neraca transaksi berjalan, penurunan suku bunga juga diperlukan untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi kita yang akhir-akhir ini tumbuh relatif lambat.

PERKEMBANGAN DAN PROSPEK NILAI TUKAR RUPIAH Sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mengalami tekanan yang sangat besar, dimana kurs rupiah melemah dari Rp9.068 pada penutupan akhir tahun 2011 menjadi Rp13.795 per dolar Amerika pada akhir tahun 2015. Bahkan pada bulan September 2015 rupiah sempat melemah ke level Rp14.657 per dolar Amerika. Dalam periode Januari sampai April 2016, kurs rupiah cenderung menguat ke sekitar Rp13.200 per dolar Amerika. Namun pada bulan Mei 2016, nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan hingga melemah ke level Rp13.615 per dolar Amerika. Pelemahan tersebut dipicu oleh munculnya spekulasi bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan-nya pada bulan Juni. Namun isu tersebut kembali meredup setelah rilis beberapa indikator makroekonomi Amerika Serikat menunjukkan pemulihan ekonominya yang belum kuat, ditambah dengan pemulihan ekonomi beberapa negara besar lainnya yang manurun serta kekhawatiran Inggris akan keluar dari Uni Eropa. Seiring dengan meredupnya kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga the Fed, pada bulan Juli kurs rupiah kembali menguat ke level Rp13.094 per dolar Amerika. Penguatan nilai tukar rupiah tersebut juga ditopang oleh membaiknya fundamental ekonomi dalam negeri seperti laju inflasi yang terjaga, prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat, surplus neraca perdagangan yang akan berdampak positif terhadap neraca transaksi berjalan (current account) serta ekspektasi akan peningkatan inflow dari implementasi Undang-Undang Pengampunan Pajak, dan lain-lain. Kedepan nilai tukar rupiah diproyeksikan akan relatif stabil dengan kecenderungan menguat, yang dapat bersumber dari faktor domestik maupun global. Dari sisi domestik perbaikan fundamental ekonomi seperti laju inflasi yang tetap terkendali, ekspektasi peningkatan pertumbuhan ekonomi serta surplus neraca perdagangan sehingga defisit transaksi berjalan tetap terjaga akan menjadi faktor yang memberikan sentimen positif terhadap nilai tukar rupiah.

Transaksi Berjalan dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika

8000

9000

10000

11000

12000

13000

14000

15000-5.0

-4.0

-3.0

-2.0

-1.0

0.0

1.0

2.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Transaksi Berjalan (US$ Juta) dan Nilai Tukar IDR/US$

Transaksi Berjalan, % PDB Kurs IDR/US$

Page 7: Perkembangan dan Prospek Perekonomian Global dan Domestik filePerekonomian Global dan Domestik Agustus 2016 ERKEMBANGAN DAN ... PMI Juli (48,9) berada di bawah ambang batas 50, yang

PERKEMBANGAN DAN PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI Pada triwulan kedua tahun 2016, perekonomian Indonesia tumbuh 4.02% QoQ setelah pada triwulan sebelumnya kontraksi -0.36% QoQ. Angka ini merupakan angka pertumbuhan tertinggi pada triwulan kedua dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Pertumbuhan PDB pada Q2 2016 tersebut jauh diatas ekspektasi pelaku pasar yang secara rata-rata memperkirakan pertumbuhan pada Q2 hanya 3.82% QoQ. Pertumbuhan ini juga lebih tinggi dari pertumbuhan PDB pada triwulan kedua 2015, sehingga pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada Q2 2016 meningkat menjadi 5.18% YoY dari 4.91% YoY pada triwulan pertama. Pertumbuhan PDB triwulan kedua 2016 ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh baik 5.04%, belanja pemerintah (6.28%) serta investasi (5.06%). Sedangkan ekspor masih mengalami kontraksi -2.73%. Tiga sektor yang paling pesat pertumbuhannya adalah jasa keuangan dan asuransi (tumbuh 13.51%), informasi dan komunikasi (8.47%) serta jasa lainnya (7.88%). Untuk triwulan ketiga dan keempat tahun 2016, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh semakin pesat dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan triwulan pertama dan kedua 2016. Pelonggaran kebijakan moneter berupa penurunan suku bunga dan relaksasi makroprudensial (seperti kenaikan LTV atau loan to value) serta paket-paket deregulasi yang sudah diluncurkan pemerintah diperkirakan akan mulai memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan aktifitas perekonomian.

Indikator Makroekonomi Utama

Disclaimer:

The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, none of any PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) and/or their respective employees and/or agents make any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a result of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report. For further information please contact our number +6221-2700 400.

Indikator 2014 2015 2016F

1. Pertumbuhan PDB, % 5.02 4.79 5.15

2. Laju Inflasi, %YoY 8.36 3.35 3.12

3. 7-day (reverse) repo, %pa 5.75 5.50 4.75

4. IDR/US$, rata2 setahun 11,885 13,458 13,187