perjanjian antara produsen dengan distributor (studi …

88
PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi pada PT. Universal Indofood Product dengan PD. Abadi Jaya) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan memenuhi syarat syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum Oleh : GALFRIDALINE 120200420 DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA (BW) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2 0 1 8

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN

DENGAN DISTRIBUTOR (Studi pada PT. Universal Indofood Product dengan PD. Abadi Jaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan

memenuhi syarat – syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Hukum

Oleh :

GALFRIDALINE

120200420

DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN

PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA (BW)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 1 8

Page 2: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

ABSTRAK

Galfridaline*

H. Hasim Purba**

Rosnidar Sembiring***

Perjanjian kerjasama distribusi antara PT. Universal Indofood Product

sebagai produsen dan PD. Abadi Jaya sebagai distributor seharusnya adalah

merupakan hubungan hukum yang sejajar, di mana akan timbul hak dan

kewajiban bagi masing masing pihak sebagai akibat hukum dari perjanjian yang

dibuatnya. Permasalahan dalam penulisan skripsi ini yaitu, bentuk kerjasama

antara distributor dengan produsen ditinjau dari perspektif hukum perdata.

Tanggung jawab produsen kepada distributor apabila terjadi kerusakan atau

terdapat cacat tersembunyi dalam pengiriman barang dan upaya penyelesaian

apabila terjadi. Upaya penyelesaian apabila salah satu pihak melakukan

pelanggaran terhadap kesepakatan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua

belah pihak.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

normatif. Data yang digunakan data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan

data dilakukan melalui studi kepustakaan (library reaseacrh) dan studi lapangan

(field reseacrh). Analsis data secara kualitatif akan dikemukakan dalam bentuk

uraian secara sistematis pula.

Bentuk Perjanjian antara Distributor dengan Produsen ditinjau dari

Perspektif Hukum Perdata, yaitu Perjanjian tersebut dibuat oleh para pihak secara

tertulis, dengan demikian perjanjian yang dibuat merupakan kehendak para pihak,

khususnya apa saja yang perlu diperjanjikan, juga syarat-syarat apa yang

dikemukakan oleh para pihak selanjutnya para pihak menegosiasikan perjanjian

tertulis atau kontrak tersebut. Tanggungjawab Produsen kepada Distributor

Apabila Terjadi Kerusakan atau terdapat Cacat tersembunyi dalam Pengiriman

Barang dan Upaya penyelesaian apabila terjadi, pihak PT. Universal Indofood

Product melakukan pergantian barang yang rusak/cacat kepada PD. Abadi Jaya

dan pihak PD. Abadi Jaya mengembalikan barang yang rusak/cacat

tersebut.Upaya penyelesaian apabila salah satu pihak melakukan pelanggaran

terhadap kesepakatan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak,

yaitu penyelesaian sengketa diluar pengadilan (Alternative Dispute Resolution),

yaitu: konsiliasi, mediasi, dan arbitrase. Selain itu, penyelesaian sengketa diluar

pengadilan juga dapat dilakukan dengan pendekatan secara kekeluargaan. Apabila

tidak berhasil, maka dapat ditempuh melalui pengadilan

Kata kunci: Distributor, Perjanjian, Produsen

* Mahasiswi

** Dosen Pembimbing I

***Dosen Pembimbing II

Page 3: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai subjek hukum yang hidup secara berkelompok dalam

suatu komunitas tertentu dalam suatu wilayah tertentu disebut masyarakat, dalam

kehidupannya di dasari adanya suatu interaksi satu sama lainnya. Masyarakat

sesuai kodratnya tidak dapat hidup sendiri, tetapi adanya saling berhubungan. 1

berinteraksi semacam itu berasal berarti adanya saling berhubungan. Berinteraksi

semacam itu berarti melibatkan dua pihak dalam arti masing-masing pihak

berkeinginan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan. Hal ini disebabkan

kedua belah pihak menjadi saling terikat karenanya, dengan demikian yang

dilakukan segenap kelompok sudah barang tentu adanya suatu ikatan-ikatan yang

muncul akan memerlukan aturan. Sebab jika tidak ada aturan yang jelas, akan

menimbulkan benturan kepentingan yang dapat mengakibatkan ketidakteraturan

dalam kehidupan berkelompok.

Perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan di antara para pihak awal mula

suatu kontrak dibuat. Perumusan hubungan kontraktual tersebut pada umumnya

senantiasa diawali dengan proses negosiasi di antara para pihak. Melalui negosiasi

para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk saling

mempertemukan sesuatu yang diinginkan (kepentingan) melalui proses tawar

menawar.2

1 Yahman, Karakteristik Wanprestasi Tindak pidana dan Penipuan yang Lahir dari

Hubungan Kontraktual, Kencana, Jakarta, 2014, hal 1 2

Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian (asas proporsionalitas dalam kontrak

Komersial), Kencana Prenda Media Group, Jakarta, 2011, hal 1.

Page 4: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

2

Perbedaan kepentingan tersebut yang dicoba dipertemukan melalui

kontrak. Melalui kontrak perbedaan tersebut diakomodir dan selanjutnya

dibingkai dengan perangkat hukum sehingga mengikat para pihak. Dalam kontrak

bisnis pertanyaan mengenai sisi kepastian dan keadilan justru akan tercapai

apabila perbedaan yang ada di antara pihak terakodomasi melalui mekanisme

hubungan kontraktual yang bekerja secara proporsional.

Kebebasan berkontrak yang merupakan roh dan napas sebuah kontrak atau

perjanjian, secara implicit memberikan panduan bahwa berkontrak pihak-pihak

diasumsikan mempunyai kedudukan yang seimbang. Dengan demikian

diharapkan akan muncul kontrak yang adil dan seimbang pula bagi para pihak,

namun demikian dalam praktik masih banyak ditemukan model kontrak standar

(kontrak baku) yang cenderung dianggap berat sebelah, tidak seimbang, dan tidak

adil.3

Perjanjian kerjasama distribusi antara produsen dan distributor seharusnya

adalah merupakan hubungan hukum yang sejajar, di mana akan timbul hak dan

kewajiban bagi masing masing pihak sebagai akibat hukum dari perjanjian yang

dibuatnya. Akan tetapi didalam praktek yang terjadi adalah didalam perjanjian

antara produsen dan distributor, pihak produsen berada pada posisi yang lebih

dominan di mana keadaan ini seringkali kurang menguntungkan bagi pihak

produsen diantaranya adalah dalam hal pemutusan perjanjian secara sepihak oleh

produsen pada saat perjanjian belum berakhir ataupun perpanjangan atas

perjanjian distributor yang tidak dilakukan.

3 Ibid, hal 2

Page 5: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

3

Di Indonesia distributor bukan merupakan suatu hal yang baru, seiring

dengan perkembangan zaman pelaksanaannya dalam dunia bisnis baik dalam

skala nasional maupun global, banyak memberikan suatu pengaruh terhadap

lembaga distributor dalam menjalankan praktek usahanya. Tidak jarang lembaga

usahanya merupakan distributor, akan tetapi pada kenyataanya pelaksanaanya

lembaga sub-distributor ini melakukan praktek-praktek layaknya pedagang

eceran. Di dalam melakukan perjanjian kerjasama tersebut, produsen dan

distributor perlu membuat perjanjian tertulis antara para pihak sebagai jaminan

dan perlindungan hukum bagi para pihak atas hak dan kewajiban yang timbul dari

perjanjian kerjasama tersebut.

Hubungan kontrak kerjasama PT. Universal Indofood Product dengan

Distributor PD Abadi Jaya melaksanakan pendistribusian makanan berdasarkan

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Ketentuan dan

Tata cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan

/atau jasa yang berlaku.

Perjanjian kerjasama antara PT. Universal Indofood Product dengan PD.

Abadi Jaya mengenai makanan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak

dapat mengikat kedua belah pihak sebagaimana mengikatnya undang-undang bagi

para pihak yang melakukan suatu perjanjian, karena telah dibuat memenuhi syarat

sahnya perjanjian sebagaimana dimaksud oleh Pasal 1320 Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata).

Page 6: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

4

Tujuan strategis suatu usaha bisnis adalah memperoleh hasil investasi dan

dalam hal tertentu hasil jangka panjang tidak memuaskan, maka kekurangan itu

dikoreksi atau kegiatan itu ditinggalkan untuk usaha lain yang lebih

menguntungkan Perusahaan yang selalu ada dan berada di tengah-tengah

masyarakat dituntut untuk dapat membuat karya ekonomi yang dalam

pelaksanaannya memang berada diluar perusahaan itu sendiri, yaitu para perantara

perusahaan seperti distributor, agen, makelar dan komisioner, yaitu dalam hal

penciptaan pelanggan.4

Menurut Pasal 5 ayat (1) huruf a Peraturan Menteri Perdagangan Nomor

11 Tahun 2006 Tentang Ketentuan dan Tata cara Penerbitan Surat Tanda

Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan /atau jasa, pendistribusian produk

dari produsen ke konsumen dapat dilakukan melalui jalur keagenan (melalui agen

atau agen tunggal) dan jalur distributor (melalui distributor atau distributor

tunggal). Perjanjian dalam jalur keagenan berbeda dengan perjanjian jalur

distributor. Agen bertindak sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipalnya

(produsen) sedangkan distributor tidak bertindak untuk dan atas nama

prinsipalnya, tetapi bertindak untuk dan atas nama sendiri. Distributor bertugas

untuk memasarkan dan menjual barang-barang prinsipal dalam wilayah tertentu.

4 Nur Salam, Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Dagang

Antara PT. Frisian Flag Indonesia Dengan Distributor Di Kota Medan (PT. Permata Niaga

Sebagai Salah Satu Distributor Di Kota Medan), Tesis MKn, FH Universitas Sumatera Utara

Medan 2012, hal 2-3

Page 7: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

5

Perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada orang

lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.5

Dengan adanya perjanjian tercipta perikatan atau hubungan hukum yang

menimbulkan hak dan kewajiban pada masing-masing pihak yang membuat

perjanjian. Dengan kata lain, para pihak terikat untuk memenuhi perjanjian yang

telah dibuat. Dengan kata lain, para pihak terikat untuk mematuhi kontrak yang

telah dibuat. Dalam hal ini fungsi kontrak sama dengan perundang-undangan,

tetapi hanya berlaku khusus terhadap para pembuatnya saja.6

Hak dan kewajiban tersebut didasarkan pada sebab tertentu yang membuat

terjadinya kesepakatan kedua belah pihak atas semua syarat perjanjian. Hal ini

terikat pada Pasal 1337 KUHPerdata yang menyatakan bahwa : “Suatu sebab

terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang atau apabila berlawanan dengan

kesusilaan atau ketertiban umum”. 7Sehingga terdapat keterikatan yang tidak

dapat dilepas karena di dalam melakukan perjanjian dibutuhkan hukum untuk

mengatur jalannya suatu perjanjian dengan baik antara hukum dan perjanjian.

Berdasarkan uraian di atas penulis memilih judul Perjanjian Antara

Produsen dengan Distributor (Studi pada PT. Universal Indofood Product dengan

PD. Abadi Jaya).

5 R. Subekti. Hukum Perjanjian. Intermassa, Jakarta, 2005, hal 1

6 Sanusi Bintang dan Dahlan. Pokok-pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis. Citra Aditya

Bakti, Bandung, 2000, hal 15 7 Akhmadi, Miru dan Pati, Saka, Hukum Perikatan Penjelasan Makna Pasal 1233

Sampai 1456 BW, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008, hal 275

Page 8: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

6

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah bentuk kerjasama antara distributor dengan produsen ditinjau

dari perspektif hukum perdata?

2. Bagaimanakah tanggung jawab produsen kepada distributor apabila terjadi

kerusakan atau terdapat cacat tersembunyi dalam pengiriman barang dan

upaya penyelesaian apabila terjadi?

3. Bagaimanakah upaya penyelesaian apabila salah satu pihak melakukan

pelanggaran terhadap kesepakatan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua

belah pihak?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk kerjasama antara distributor dengan produsen

ditinjau dari perspektif hukum perdata.

2. Untuk mengetahui tanggung jawab produsen kepada distributor apabila terjadi

kerusakan atau terdapat cacat tersembunyi dalam pengiriman barang dan

upaya penyelesaian apabila terjadi.

3. Untuk mengetahui upaya penyelesaian apabila salah satu pihak melakukan

pelanggaran terhadap kesepakatan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua

belah pihak.

Page 9: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

7

D. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis:

1. Secara teoritis, diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya

hukum perdata mengenai perjanjian antara produsen dengan distributor.

2. Secara praktis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran juridis

terhadap perjanjian antara produsen dengan distributor.

E. Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelusuran pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara

khususnya Fakultas Hukum, tidak dapati judul tentang perjanjian antara Produsen

dengan distributor (Studi pada PD. Abadi Jaya dengan PT. Universal Indofood

Product), belum pernah ada yang meneliti sebelumnya. Namun ada beberapa

penelitian sebelumnya yang membahas tentang perjanjian kerjasama, antara lain :

Nanda Nurul Huda (2015), dengan judul penelitian Penyelesaian

Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara PT. Lafarge

Cement Indonesia Dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge Cement

Indonesia).

1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kerjasama di bidang pendistribusian

antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan perusahaan distributor?

2. Bagaimanakah hak dan kewajiban antara PT. Lafarge Cement Indonesia

dengan perusahaan distributor dalam perjanjian kerjasama?

Page 10: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

8

3. Bagaimanakah penyelesaian dalam wanprestasi perjanjian kerjasama di

bidang pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan

perusahaan distributor?

Winda Imoyati Manik (2013), Segi-Segi Hukum Perjanjian Dalam Sistem

Pembayaran Dari Pihak Apotek Kepada Distributor Obat Mengenai Pemasokan

Dan Pengeluaran Obat (pada Apotek Umi Farma Jalan Karya Kasih No. 104

Medan Johor), adapun permasalahan dalam penelitian ini bentuk Pelaksanaan

Kerjasama Dalam Sistem Pembayaran Mengenai Pemasokan dan Pengeluaran

Obat dari Pihak Apotek Kepada Distributor Obat. Hak dan Kewajiban Para Pihak

Dalam Perjanjian Kerjasama Mengenai Sistem Pembayaran serta Pemasokan dan

Pengeluaran Obat. Hambatan Para Pihak yang Terjadi Dalam Perjanjian

Mengenai Sistem Pembayaran serta Pemasokan dan Pengeluaran Obat.

Karya Ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah tertulis atau

dipublikasi orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai

acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan

mencantumkannya di dalam catatan kaki maupun didalam daftar pustaka. Dengan

demikian, judul beserta pembahasan yang tertuang didalam skripsi ini adalah asli

dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun akademis.

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan

empiris. Metode pendekatan hukum normatif yaitu dengan meneliti bahan

Page 11: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

9

kepustakaan atau data sekunder yang meliputi buku-buku serta norma-norma

hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum,

kaedah hukum, dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perundang-

undangan, putusan pengadilan dan bahan hukum lainnya.8 Penelitian normatif

merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan

logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya.9

Penelitian hukum empiris yaitu cara prosedur yang dipergunakan untuk

memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu

untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer

dilapangan.10

Metode yuridis empiris dalam penulisan skripsi ini, yaitu dari hasil

pengumpulan dan penemuan data maupun informasi melalui studi pada PD. Abadi

Jaya. Metode penelitian yuridis empiris dilakukan dengan wawancara kepada

Gabriel selaku Manager PD. Abadi Jaya.

2. Sifat penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif , yaitu menggambarkan semua gejala

dan fakta serta menganalisa permasalahan yang ada sehubungan dengan

perlindungan hukum terhadap tertanggung asuransi kendaraan bermotor yang

terikat perjanjian pembiayaan konsumen yang dihubungkan kepada peraturan

yang berlaku.

8 Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media

Publishing, Jakarta, 2005, hal.36 9 Ibid, hal 57

10 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,

2004, hal. 112

Page 12: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

10

3. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan

sumber data, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang

diperlukan dan untuk selanjutnya di analisa sesuai yang diharapkan berkaitan

dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data

sebagai berikut:

a. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari PD. Abadi

Jaya. Data primer diperoleh dengan wawancara, yaitu cara memperoleh informasi

dengan bertanya langsung pada pihak PD. Abadi Jaya. Sistem wawancara yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, artinya

terlebih dahulu dipersiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih

dimungkinkan adanya variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi pada

saat wawancara dilakukan.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang mendukung keterangan atau menunjang

kelengkapan data primer. Data sekunder terdiri dari:

1) Bahan-bahan hukum primer, meliputi: Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan

Alternatif Penyelesaian Sengketa. Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor : 11/M-Dag/Per/3/2006 Tentang Ketentuan

Page 13: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

11

Dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen Atau Distributor

Barang dan/atau Jasa.

2) Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya

dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan

memahami bahan hukum primer, meliputi: Buku-buku yang membahas

tentang perjanjian kerjasama. Jurnal, artikel, makalah yang membahas

tentang perjanjian kerjasama produsen dengan distributor.

4. Teknik analisa data

Data yang diperoleh baik dari studi lapangan maupun studi dokumen

merupakan data yang dianalisis secara kualitatif, yaitu setelah data terkumpul

kemudian dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistematis, selanjutnya

dianalisis untuk memperoleh kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik

kesimpulan secara deduktif, yaitu dari hal yang bersifat umum menuju hal yang

bersifat khusus.11

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terbagi ke dalam bab-bab yang

menguraikan permasalahannya secara tersendiri, di dalam suatu konteks yang

saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Penulis membuat sistematika dengan

membagi pembahasan keseluruhan ke dalam lima bab adapun bagiannya, yaitu :

11

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Cetakan Kelima, Rineka

Cipta, Jakarta, 2006.hal. 87.

Page 14: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

12

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai latar belakang, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penulisan, keaslian penulisan dan

metode penelitian serta sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN HUKUM ANTARA PRODUSEN DENGAN

DISTRIBUTOR

Bab ini berisikan mengenai pengertian produsen dan distributor,

perbedaan antara PT (Perseroan Terbatas) dengan PD (Perusahaan

Dagang), bentuk perjanjian antara produsen dan distributor.

BAB III PD. ABADI JAYA SEBAGAI DISTRIBUTOR DAN PT.

UNIVERSAL INDOFOOD PRODUCT SEBAGAI PRODUSEN

Bab ini berisikan mengenai profil PD. Abadi Jaya dan PT.

Universal Indofood Product, hak dan kewajiban para pihak dalam

perjanjian dan pelaksanaan perjanjian kerjasama.

BAB IV PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN

DISTRIBUTOR

Bab ini merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang berisikan

bentuk kerjasama antara distributor dengan produsen ditinjau dari

perspektif hukum perdata. Tanggung jawab produsen kepada

distributor apabila terjadi kerusakan atau terdapat cacat

tersembunyi dalam pengiriman barang dan upaya penyelesaian

apabila terjadi. Upaya penyelesaian apabila salah satu pihak

Page 15: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

13

melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan perjanjian yang telah

disepakati oleh kedua belah pihak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada ini merupakan bab terakhir dari penulisan isi skripsi ini.

Bagian ini, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran yang

didapat sewaktu penulis mengerjakan skripsi ini mulai dari awal

hingga pada akhirnya.

Page 16: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

BAB II

TINJAUAN HUKUM ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR

A. Pengertian Produsen dan Distributor

Produsen dalam ekonomi adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa

untuk dijual atau dipasarkan. Orang yang memakai atau memanfaatkan barang

dan jasa hasil produksi untuk memenuhi kebetuhan adalah konsumen.12

Produsen adalah sebuah perusahaan yang memroduksi sebuah barang atau

makanan yang kemudian dipasarkan ke berbagai tempat. Dalam pembuatan

produknya, biasanya suatu perusahaan yang menjadi produsen produk tertentu

selalu memroduksi barang dalam skala yang besar dengan jangkauan pemasaran

yang luas.13

Produsen adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang

berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik

Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian

menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.14

Jadi, dapat disimpulkan bahwa produsen adalah setiap orang

perorangan/badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan

hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah

12

Ekonurzhafar. Pengertian-Produsen/ Wordpress.Com/2010/03/20/ https://diakses

tanggal 11 Maret 2017 13

http://id.gopher.co.id/perbedaan-antara-produsen-distributor-dan-agen/ diakses tanggal

13 Maret 2017 14

http:/ /www.tunardy.com/?s=pengertian%20produsen\http://organisasi.org/diakses

tanggal 13 Maret 2017

Page 17: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

15

hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama sama melalui

perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Distributor adalah perusahaan / pihak yang ditunjuk oleh prinsipal untuk

memasarkan dan menjual barang-barang prinsipalnya dalam wilayah tertentu

untuk jangka waktu tertentu, tetapi bukan sebagai kuasa prinsipal. Distributor

tidak bertindak untuk dan atas nama prinsipalnya, tetapi bertindak untuk dan atas

nama sendiri. Distributor membeli sendiri barang-barang dari prinsipalnya dan

kemudian ia menjualnya kepada para pembeli di dalam wilayah yang

diperjanjikan oleh prinsipal dengan distributor tersebut. Segala akibat hukum dari

perbuatannya menjadi tanggung jawab distributor itu sendiri. Dalam dunia bisnis,

perusahaan atau perorangan yang mengangkat atau menunjuk distributor disebut

prinsipal. Pengangkatan atau penunjukan distributor dapat dilakukan oleh

prinsipal pada umumnya tertulis, sekalipun secara lisan tidak ada larangan, tetapi

pada saat ini hubumgan distributor dengan prinsipal biasanya diikat oleh suatu

persetujuan dalam bentuk kontraktuil.15

Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk

dan atas namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian,

penyimpanan, penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang

dimiliki/dikuasai.16

15

Felix Oentoeng Soebagijo, Beberapa Aspek Hukum Perjanjian Keagenan dan

Distribusi, dalam Hukum Ekonomi, Penyunting Soemantoro, U.I. Press, 1996 hal. 243. 16

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 11/M-Dag/Per/3/2006

Tentang Ketentuan Dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen Atau Distributor

Barang dan/atau Jasa, Pasal 1 angka 5

Page 18: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

16

Distributor adalah usaha perorangan atau badan usaha, baik yang

berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang ditunjuk oleh Produsen

berdasarkan Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) untuk melakukan pembelian,

penyimpanan, penyaluran, dan penjualan Pupuk Bersubsidi dalam partai besar di

wilayah tanggung jawabnya untuk dijual kepada Petani dan/atau Kelompok Tani

melalui Pengecer yang ditunjuknya17

Hubungan antara Prinsipal dan Distributor biasanya dilakukan dengan

Perjanjian Distributor (Distributorship Agreement). Layaknya perjanjian pada

umumnya, Perjanjian Distributor tunduk pada KUHPerdata, khususnya Buku III

tentang Perikatan. Selain mengatur tentang perjanjian bernama (nominaat), Buku

III juga berlaku bagi perjanjian yang tak bernama (innominaat). Perjanjian

nominaat telah diatur tersendiri dalam Buku III BW, misalnya sewa menyewa.

Perjanjian innominaat, karena tidak diatur secara khusus dalam KUHPerdata,

maka perjanjian itu selain mengikuti peraturan umum (lex generalis) tentang

perjanjian dalam Buku III KUHPerdata juga tunduk pada peraturan khusunya (lex

specialis). Peraturan khusus itu biasanya bersifat teknis dan praktis, misalnya

PERMEN RI No. 11/M-DAG/PER/3/2006 yang mengatur tentang Distributor dan

Keagenan.18

17

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Peraturan Menteri Perdagangan

Republik Indonesia Nomor : 21/M-Dag/Per/6/2008 Tentang Pengadaan Dan Penyaluran Pupuk

Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian, Pasal 1 angka 7 18

Dadang Sukandar. perjanjian-distributor-distributorship-agreement_ 550 de 589a

33311ba2dba7d2f, http://www.kompasiana.com/dadangsukandar/diakses tanggal 11 Maret 2017.

Page 19: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

17

B. Perbedaan antara PT (Perseroan Terbatas) dengan PD (Perusahaan

Dagang)

1. Perseroan Terbatas (PT)

Istilah perseroan terbatas (PT) yang digunakan dewasa ini, dahulu, dikenal

dengan istilah Naamloze Vennotschop disingkat NV. Bagaimana asal mulanya

digunakan istilah PT. Sebutan tersebut telah menjadi baku di dalam masyarakat

bahkan juga dibakukan di dalam berbagai perundang-undangan misalnya Undang-

undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas dan Undang-undang Nomor

8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk perusahaan persekutuan yang

berbadan hukum. Perseroan terbatas yang dalam bahasa Indonesia berasal dari

terjemahan Naamloze Vennootschap (NV) dapat dijelaskan sebagai berikut:

Perseroan Terbatas nama aslinya adalah Naamloze Vennootschap (NV)

bagaimana asal mulanya sehingga disebut Perseroan Terbatas (PT), tidak

dapat ditemukan. Naamloze Vennootschap sebenarnya berarti Perseroan

Tanpa Nama yang berarti bahwa perseroan tersebut tidak memakai nama

perseronya, namun diambil nama yang sesuai dengan tujuan dari perseroan

tersebut, disebabkan perseroan terbatas mengeluarkan saham yang dapat

diperjual belikan, sehingga kemungkinan saham persero yang namanya

dipakai dalam perseroan terbatas tersebut tidak lagi menjadi miliknya.19

Perseroan Terbatas, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan

modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

19

H. Man. S. Sastrawijaya dan Rai Mantili, Perseroan Terbatas menurut Tiga Undang-

undang, Alumni, Bandung, 2008, hal 7

Page 20: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

18

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.20

Perseroan Terbatas (PT) adalah badan udaha yang bertujuan mencari

keuntungan dan mencapai tujuannya.21

Permodalan sebuah Perseroan Terbatas

terdiri dari saham-saham. jumlah atau besarnya modal ditetapkan dalam anggaran

dasar dan tidak boleh diubah (kecuali dengan mengubah seluruh akta notarisnya).

Jumlah modal tetap disebut modal statuler. PT yang ingin memperbesar modal

dengan tidak mengubah statulernya (tidak mengubah akta notaris) dapat

mengeluarkan obligasi (surat utang). Obligasi adalah tanda bukti pemiliknya telah

memberikan pinjaman sejumlah uang kepada PT penerima obligasi akan

menerima balas jasa dalam bentuk bunga dalam persen yang tetap dan tidak

menanggung resiko seperti pemegang saham dan preferen yang menerima dividen

yang jumlahnya tergantung kecilnya jumlah keuntungan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa PT adalah suatu

badan hukum yang terdapat pemisahan kekayaan antara milik perusahaan dengan

milik pribadi pengusaha, didirikan berdasarkan perjanjian sehingga bukanlah

perusahaan perorangan tetapi suatu persekutuan yang memungkinkan adanya

akumulasi modal dan dibagi ke dalam saham-saham. PT sebagai badan hukum

harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Undang-Undnag PT serta

20

Undang-Undang Republik Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1

angka 1 21

Wiwidtry Lestari. Pengertian-Badan-Usahaperbedaan-Cv-Pt-Pte-Ltd-Inc-Corp-Mnc-

Tbk-Ud-Sdn- Bhd- Nv-Firma-Koperasi-Yayasan / Wordpress.Com/2015/11/12/https:/Diakses

tanggal 12 Maret 2017

Page 21: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

19

peraturan pelaksananya, dan status badan hukum diperoleh karena undang-undang

dan pengesahan dari instansi berwenang.

Sebagai suatu wadah untuk melakukan kegiatan usaha, perseroan terbatas

didukung oleh perangkat organisasi serta tenaga manusia yang

mengendalikannya. Untuk itu dibutuhkan kerangka kerja hukum yang pasti agar

unit usaha ini dapat bekerja dengan produktif dan efisien. Landasan hukum

diperlukan agar kerancuan hukum dapat diatasi, dan terdapat arahan hukum yang

jelas bagi perseroan terbatas dalam melaksanakan kegiatannya.22

Pada awalnya pengaturan Perseroan Terbatas terdapat dalam Kitab

Undang-undang Hukum Dagang sebagaimana diatur mulai Pasal 36 sampai

dengan 56 KUHD. Seperti halnya pengertian perusahaan yang tidak terdapat

rumusannya dalam KUHD, pengertian Perseroan Terbatas pun tidak terdapat

rumusannya sebagaimana ditentukan dalam KUHD. Akan tetapi, dari ketentuan

Pasal 36, 40, 42, dan 45 KUHD dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dari

perseroan terbatas adalah sebagai berikut:

a. Adanya kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing pesero

(pemegang saham), dengan tujuan untuk membentuk sejumlah dana sebagai

jaminan bagi semua perikatan perseroan.

b. Adanya persero atau pemegang saham yang tanggung jawabnya terbatas pada

jumlah nominal saham yang dimilikinya. Sedangkan mereka semua di dalam

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), merupakan kekuasaan yang tertinggi

22

Norman S. Pakpahan, ”Perseroan Terbatas Sebagai Instrumen Kegiatan Ekonomi”,

Jurnal Hukum Bisnis vol. 2, 1997, hal. 73.

Page 22: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

20

dalam organisasi perseroan yang berwenang mengangkat dan memberhentikan

Direksi dan Komisaris, berhak menentukan garis-garis besar kebijaksanaan

menjalankan Perusahaan, menetapkan hal-hal yang belum ditetapkan dalam

anggaran dasar dan lain-lain.

c. Adapun pengurus (Direksi) dan pengawas (Komisaris) yang merupakan satu

kesatuan pengurusan dan pengawasan terhadap perseroan dan tanggung

jawabnya terbatas pada tugasnya, yang harus sesuai dengan anggaran dasar

atau keputusan RUPS.23

Pengaturan mengenai penggunaan nama PT terdapat dalam PP No. 26

Tahun 1998 tentang Pemakaian Nama Perseroaan Terbatas. Nama PT itu sendiri

menurut Pasal 1 ayat (1) PP No. 26 Tahun 1998 adalah nama diri PT yang

bersangkutan.24

Menurut Pasal 33 PP No. 26 Tahun 1998, pemakaian nama tersebut harus

diajukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (dalam hal ini melalui

Direktur Perdata Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia) guna mendapatkan persetujuan.

Permohonan persetujuan tersebut dapat diajukan bersama atau lebih dahulu secara

terpisah dari permohonan pengesahan Akta Pendirian atau permohonan akta

Perubahan Anggaran Dasar.

23

R.T. Sutantya R. Hadhikusuma dan Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan:

Bentuk-Bentuk Perusahaan yang Berlaku di Indonesia, Edisi 1 Cetakan ke-3, Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada, 1995, hal 40. 24

Ridwan Khairandy, Pengantar Hukum Dagang,FH. UII Press, Yogyakarta 2006, hal

35.

Page 23: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

21

Pasal 4 ayat (1) PP No. 26 Tahun 1998 menentukan bahwa persetujuan

pemakaian nama perseroan yang diajukan lebih dahulu secara terpisah dari

permohonan pengesahan diajukan dasar pendirian atau permohonan persetujuan

perubahan anggaran dasar tersebut diatas diberikan dalam jangka waktu paling

lama lima belas (lima belas) hari setelah permohonan diterima. Kemudian

didalam ayat 2 ditentukan lagi,bahwa apabila permohonan tersebut diatas

ditolak,maka penolakan tersebut harus diberitahukan kepada pemohon secara

tertulis beserta alas an dalam jangka waktu 15 hari setelah permohonan diterima.

Pengaturan bagaimana suatu permohonan nama perseroan ditolak atau

tidak diterima Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menurut pasal 5 ayat (1)

PP No. 26 Tahun 1998 apabila nama tersebut :

a. Telah dipakai secara sah oleh perseroan lain atau mirip dengan nama

perseroan lain;

b. Bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan.25

Penjelasan pasal 5 ayat (1) PP No. 26 Tahun 1998 tersebut menambahkan

bahwa termasuk dalam pengertian mirip tersebut adalah kemiripan dalam tulis,

arti atau cara mengucapkannya, misalnya Bhayangkara dengan PT. Bhayangkara,

PT. Sampurna dengan PT. Sampoerna, PT. Bumi Pertiwi dengan PT. Bumi

Pertiwi.

Ketentuan Pasal 1 Angka 2 UUPT Organ Perseroan Terbatas terdiri atas

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris. RUPS

25

Ibid, hal 36-37.

Page 24: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

22

dalam Pasal 1 Angka 4 UUPT adalah organ perseroan yang mempunyai

wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam

batas yang ditentukan dalam UUPT dan/atau anggaran dasar. RUPS minimal

dilakukan setahun sekali untuk laporan atas perhitungan laba rugi perusahaan untu

mendapatkan persetujuan pemegang saham, yang terbagi atas RUPS tahunan dan

RUPS luar biasa. Di dalam RUPS biasanya diperlukan kuorum kehadiran sebesar

lebih 50% dan seluruh saham yang telah dikeluarkan dan keputusan rapat minimal

harus disetujui oleh minimal 50% dari jumlah suara sah dari pemegang saham

yang hadir dalam RUPS tersebut. Ketentuan RUPS lebih lanjut termuat dalam

Bab IV, Pasal 75 sampai dengan Pasal 91 UUPT.

Direksi di dalam Pasal 1 angka 5 UUPT adalah organ perseroan yang

berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk

kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan (fungsi

manajemen), dan mewakili perseroan untuk segala perbuatan hukum dengan

pihak ketiga (fungsi representasi). Dewan Komisaris sebagaimana yang termuat

dalam Pasal 1 angka 6 UUPT, adalah organ perseroan yang bertugas melakukan

pengawasan sesuai anggaran dasar perseroan. Direksi dan Dewan Komisaris

diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu tertentu untuk kemudian dapat diangkat

kembali setelah jabatannya berakhir. Di dalam PT/Publik dikenal pula Komite

Page 25: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

23

Audit) dan Komisaris Independen. Ketentuan Direksi dan Dewan Komisaris

diatur dalam BabVII, Pasal 92 sampai dengan Pasal 121.26

2. Perusahaan Dagang

Salah satu cara seseorang melakukan usaha yang sangat sederhana adalah

perusahaan dagang, atau dikenal juga dengan usaha dagang atau perusahaan

perseorangan. Perusahaan dagang ini tidak diatur secara khusus, sehingga sampai

saat ini tidak ada peraturan yang khusus mengatur tata cara pendirian perusahaan

dagang. Perusahaan dagang merupakan kegiatan sese-orang yang melakukan

usaha, seperti membuka toko, restoran (rumah makan), rental komputer, rental

mobil, penjahit, warung kopi, kedai sampah, dan sebagainya.

Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD) merupakan perusahaan

perseorangan yang biasanya dilakukan atau dijalankan oleh satu orang

pengusaha.27

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli,

menyimpan dan menjual kembali barang dagang tanpa memberikan nilai tambah

terhadapnya. Nilai tambah berupa mengolah atau mengubah bentuk atau sifat

barang, sedemikian rupa sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi.28

Perusahaan

dagang, dalam kegiatan operasionalnya memperoleh pendapatan, namun

pendapatan yang diperoleh berasal dari transaksi jual beli barang. Perusahaan

26

Arif Djohan T, Aspek Hukum Perseroan Terbatas, Harvarindo, Jakarta, 2008, hal. 38-

40 27

Podani Natoras pengertian-perusahaan-dagang-http://belajar ilmu komputer dan

internet.blogspot.co.id/2016/01/pd.html, diakses tanggal 11 Maret 2017. 28

Arti Kelsiana. Pengertian-Perusahaan-Dagang-Jenis-Ciri. Com / 2015/ 08 / http://

www.Html, diakses tanggal 11 Maret 2017.

Page 26: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

24

dagang memiliki kegiatan utama dengan memperjualbelikan barang dagangannya

berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi. Selain dari itu, barang

yang diperdagangkan berupa hasil pertanian, perkebunan, hasil hutan, dan barang

hasil industri pengolahan (manufacture).

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sendiri tidak mengatur

secara khusus mengenai perusahaan perseorangan, akan tetapi dalam praktek

(hukum kebiasaan) diakui sebagai pelaku usaha. Di dalam dunia usaha,

masyarakat telah mengenal dan menerima bentuk perusahaan perseorangan yang

disebut Perusahaan Dagang. Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD)

ini berbeda dengan vennootschap (persekutuan) yang terletak pada jumlah

pengusahanya. Jumlah pengusaha dalam perusahaan perseorangan seperti PD

hanya seorang, sedangkan jumlah pengusaha dalam persekutuan dua orang atau

lebih. Pada Perseroan Terbatas (salah satu contoh persekutuan), jumlah

pengusahanya sama dengan jumlah pemegang saham, yang berarti bahwa

keseluruhan pemegang saham pada PT adalah pengusaha.29

Walaupun KUHD tidak mengatur secara khusus mengenai PD, karena

eksistensinya diakui sebagai bentuk usaha, maka pemerintah berupaya

melegalisasinya dengan cara yang berbeda. Hal ini dapat di lihat dengan

dikeluarkannya keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor

23/MPP/KEP/1/1998, tentang Lembaga-lembega Usaha Perdagangan. Pasal 1

29

Podani Natorashttp. Loc.Cit.

Page 27: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

25

butir 3 KEP MPP ini disebutkan:“Lembaga perdagangan adalah suatu

instansi/badan yang dapat berbentuk perorangan atau badan usaha…”

Tidak ada persyaratan khusus atau standar yang harus dipenuhi guna

mendirikan Perusahaan Dagang. Hanya dalam praktek pada umumnya pendirian

PD ini dibuat dengan akta notaris . kemudian diikuti dengan permohonan “izin

usaha” kepada kepala Kantor Perdagangan dan permohonan “izin tempat usaha”

kapada Pemerintah Daerah setempat. Perlu diketahui bahwa ada atau tidak ada

akta notaris, PD (usaha dagang) ini tetap dapat didirikan. Keberadaan akta hanya

sebagai alat bukti semata, bukan sebagai syarat bahwa ia adalah badan hukum.

Sudah tentu akta pendirian itu sangat sederhana sebab tidak memerlukan anggaran

dasar. Dengan adanya akta pendirian yang notariil ini, orang berpendapat bahwa

kedudukan hukum perusahaannya lebih kuat. Tetapi sebenarnya akta pendirian

yang notariil ini tidak diharuskan. Akta ini juga tidak perlu didaftarkann kepada

kepaniteraan Pengadilan Negeri dan pula tidak perlu diumumkan dalam

Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

Lazimnya perjanjian tidak terikat kepada suatu bentuk tertentu, dapat

dibuat secara lisan ataupun tulisan yang dapat bersifat sebagai alat bukti apabila

terjadi perselisihan. Untuk beberapa perjanjian tertentu undang-undang

menentukan suatu bentuk tertentu, sehingga apabila bentuk itu tidak dituruti maka

perjanjian itu tidak sah. Dengan demikian bentuk tertulis tidaklah hanya semata-

Page 28: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

26

mata merupakan alat pembuktian saja, tetapi merupakan syarat untuk adanya

perjanjian tersebut.30

Ciri-ciri perusahaan dagang yaitu sebagai berikut:

1. Bentuk produk yang diperjuabelikan

Perusahaan dagang, produk yang diperjual belikan ialah suatu barang yang

berujud (tangible) sehingga bisa diindra. Contohnya yaitu mebel, pesawat

radio, beras dan lain sebagianya. Sedangkan pada perusahaan jasa produk

yang diperjual belikan yaitu jasa dengan karakteristik dari jasa

merupakan tidak berwujud (intangilble).

2. Tidak adanya suatu perubahan bentuk atau sifat dari produk yang

diperdagangkan

Aktivitas utama perusahaan dagang yaitu membeli dan menjual barang dagang

tanpa adanya perubahan atau menambah bentuk dan sifatnya.

3. Akun-akun khusus

Terdapat akun-akun khusus yang diperoleh perusahaan dagang, misalnya pada

akun harga pokok penjualan, persediaan barang dagang, potongan dan retur

penjualan dan sebagainya.

4. Penghitungan laba/rugi

Pola penghitungan laba/rugi perusahaan dagang berbeda dengan suatu

perusahaan jasa, karena terdapat akun-akun khusus. Dalam sebuah perusahaan

jasa, laba diperoleh dengan cara mengurangi pendapatan dengan beban.31

30

Rory Eka Putra Sitepu, Pertanggungjawaban Perusahaan Penyalur Alat Berat

Terhadap Cacat Tersembunyi Produk (Studi Pada : PT. United Tractors Tbk), FH. Universitas

Sumatera Utara Medan 2014, hal 12-13

Page 29: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

27

1. Jenis-jenis perusahaan dagang berdasarkan produk yang diperdayakan

a. Perusahaan dagang barang produksi, yaitu suatu perusahaan yang

memperdagangkan produk bahan-bahan baku (raw material) yang sebagai

bahan dasar dalam pembuatan produk atau alat-alat produksi untuk

menghasilkan sebuah produk lain. Seperti kayu gelondongan dan mesin

gergaji.

b. Perusahaan dagang barang jadi, yaitu suatu perusahaan yang

memperdagangkan sebuah produk final atau dalam bentuk akhir yang siap

untuk dipergunakan manusia. Seperti buku,sepatul, televisi dan lain-lain.

2. Jenis-jenis perusahaan dagang berdasarkan macam konsumen yang terlibat

a. Perusahaan Dagang Besar (Wholesaler), yaitu perusahaan yang secara

langsung membeli suatu produk dari pabrik dalam jumlah yang besar.

Perusahaan kemudian menjual barangnya ke sebagian pedagang dengan

sebuah perantara yang volume penjualan yang cukup besar. Contohnya :

Grosir

b. Perusahaan Dagang Perantara (Middleman), yaitu suatu perusahaan yang

membeli barang dalam partai besar untuk dijual kembali ke pengecer

dalam jumlah sedang. Contohnya : subgrosir.

c. Perusahaan Dagang Pengecer (Retailer), yaitu suatu perusahaan yang

langsung berhubungan dengan konsumen. Konsumen bisa membeli secara

eceran atau produk yang ditawarkan. Retailer sering dilihat di lingkungan

31

http://www.gurupendidikan.com/pengertian-ciri-dan-jenis-perusahaan-dagang-beserta-

contohnya-terlengkap/diakses tanggal 11 Maret 2017

Page 30: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

28

sekitar. Contohnya: warung, kios dan swalayan.32

Perusahaan yang

membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualnya kembali kepada

pelanggan tanpa diproses terlebih dahulu atau tanpa diubah bentuknya.

Bentuk perusahaan dagang, antara lain supermarket, penyalur atau

distributor, retailer, dan pengecer.

C. Bentuk Perjanjian antara Produsen dan Distributor

Suatu perjanjian merupakan suatu hubungan hukum antara dua belah pihak

yang telah sepakat untuk masing-masing memenuhi prestasi yang telah di

perjanjikan. Melihat dari macamnya atau bentuknya perjanjian itu dapat di bagi

kedalam tiga hal yaitu:

1. Menyerahkan sesuatu

Perjanjian untuk menyerahkan sesuatu adalah suatu perbuatan atau prestasi

berupa jual beli, tukar-menukar, penghibahan, sewa-menyewa, dan pinjam

pakai. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1352 KUH Perdata yang dapat di

kategorikan sebagai perjanjian bernama, yaitu perjanjian yang dilahirkan dan

timbul karena undang-undang.

2. Melakukan sesuatu

Pasal 1241 KUHPerdata dijelaskan tentang perjanjian untuk melakukan

sesuatu bahwa jika perjanjian tidak dilaksanakan ( wanprestasi ) maka kreditur

boleh juga di kuasakan supaya dia sendirilah yang mengusahakan

pelaksanaannya atas biaya si debitur.

32

Ibid

Page 31: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

29

3. Tidak melakukan sesuatu

Seperti perjanjian untuk tidak mendirikan tambok atau perjanjian untuk tidak

mendirikan suatu perusahaan yang sejenis dengan orang lain.33

Perjanjian produsen dan distributor pada dasarnya bersifat konsensualitas.

Bersifat konsensualitas karena perjanjian itu ada atau lahir sejak adanya kata

sepakat antara kedua belah pihak yaitu produsen PT Universal Indofood Product

dan pihak distributor PD. Abadi Jaya mengenai pembuatan suatu perjanjian

distributor dengan produk yang telah ditentukan. Bentuk perjanjian antara

produsen dan distributor dilakukan secara tertulis.

D. Hak dan Kewajiban Produsen dan Distributor

Pemenuhan hak dan kewajiban para pihak dalam hukum perjanjian

dijamin oleh undang-undang. Pengaturan tentang hak dan kewajiban kreditur dan

debitur dalam perjanjian mencerminkan sejumlah asas yang menjadi prinsip-

prinsip atau asas-asas perjanjian. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang

seharusnya diterima atau dilaksanakan atas suatu objek yang diperjanjikan. Objek

perjanjian dalam hukum perikatan merupakan sesuatu yang menjadi tujuan para

pihak.

Pelaksanaan hak dan kewajiban dalam hukum perikatan disebut prestasi.

Oleh karena itu, jika dikaitkan dengan perjanjian gadai, maka nasabah dengan

perjanjian bersyarat baku dari Perum Pegadaian berstatus sebagai debitur

33

Subekti, Op. Cit, hal. 36.

Page 32: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

30

(mengikatkan diri dalam perjanjian) sedangkan Perum Pegadaian memposisikan

diri sebagai kreditur (pembuat isi perjanjian) yang harus menjadi prestasi dari

debitur sebagai pembuat janji (promise).34

Kewajiban distributor yang bertugas mensuplai atau menyalurkan barang-

barang dagangan produsen kepada konsumen terakhir melalui bantuan pengecer

resminya, larangan mengangkat pengecer diwilayah yang sama, kewajiban untuk

memelihara mutu produk dan menyediakan harga makanan yang ditetapkan,

memberikan bantuan bersama-sama dengan produsen untuk mempromosikan

produk dengan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di mana

produk barang yang akan disalurkan, dan distributor berhak menerima

pembayaran harga sesuai dengan harga eceran tertinggi.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh distributor, yaitu

a. Bersedia memasarkan produk secara maksimal.

b. Memiliki kejujuran dan etikat baik sehingga hubungan bisnis dapat

berkelanjutan.

c. Memiliki kantor pemasaran yang jelas.

d. Menguasai alur distribusi di suatu wilayah setempat.

e. Bersedia memberikan masukan terhadap perusahaan demi kelancaran

distribusi.

Fasilitas yang diterima oleh distributor

a. Mendapatkan Rabat 40% dari harga eceran.

34

Hasil wawancara dengan Gabriel, selaku Manager PD. Abadi Jaya, tanggal 6 Maret

2017

Page 33: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

31

b. Mendapatkan bonus penjualan jika melampui target yang telah ditentukan

produsen.

c. Pihak perusahaan cuma akan menunjuk satu distributor disuatu wilayah

setingkat Kabupaten/Kota atau propinsi bila dimungkinkan.

d. Semua order yang masuk ke perusahaan di suatu wilayah distributor akan

dikonfermasikan kepada distributor setempat untuk menindak lanjuti.35

Hak PT Universal Indofood Product, yaitu

1. Berhak untuk menunjuk distributor untuk memasarkan produk makanan yang

diproduksi atau yang akan diproduksi kemudian;

2. Setiap tahun sebelum tanggal 31 Januari berhak menerima rencana pesanan,

apabila sesudah tanggal tersebut tidak ada rencana pesanan maka yang

digunakan adalah seperti pesanan tahun yang telah berlalu;

3. berhak menerima surat pesanan rutin bulanan dalam bulanbulan sesudah bulan

kenaikan harga bulan bonus;

4. berhak menentukan harga ;

5. berhak menerima pembayaran harga selambat-lambatnya 120 (seratus dua

puluh) hari terhitung mulai pengiriman barang;

6. berhak menerima pembayaran apabila ada keterlambatan pembayaran dengan

mengenakan sangsi satu permil per hari dari jumlah yang belum dibayar;

7. berhak menyelesaikan masalah apabila terjadi perselisihan yang tidak dapat

diselesaikan.

35

Ibid

Page 34: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

32

8. berhak mengakhiri perjanjian apabila masa berlakunya telah habis.36

Kewajiaban PT Universal Indofood Product

1. Menjamin bebasnya produk dari kerusakan dan cacat produksi serta akan

mengganti produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi serta apabila adanya

cacat produksi didalam produk tersebut tanpa membebankan biaya apapun

pada distributor.

2. Berkewajiban untuk memproduksi makanan dan jenis makanan yang lain yang

telah mendapat izin produksi

3. Berkewajiban untuk mengangkat Distributor sebagai perantara

pendistribusian;

4. Berkewajiban memberikan konfirmasi secara tertulis kepada PD. Abadi Jaya

tentang kesanggupan pemenuhan jumlah pesanan. Selambat-lambatnya

tanggal 25 bulan yang bersangkutan;

5. Berkewajiban untuk mengirim barang ke gudang PD Abadi Jaya selambat-

lambatnya pada tanggal terakhir bulan tersebut, sesuai jenis, jumlah barang,

dan Kantor yang di tuju;

6. Berkewajiban untuk menanggung biaya bersama seandainya biaya pengiriman

ke cabang Distributor di luar Jakarta dan Medan melebihi biaya yang

seharusnya;

7. Berkewajiban untuk mengasuransikan pengiriman makanan pada perusahaan

asuransi dengan polis dan untuk dan atas nama PD. Abadi Jaya

36

Hasil wawancara dengan Gabriel, selaku Manager PD. Abadi Jaya, tanggal 6 Maret

2017

Page 35: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

33

8. Berkewajiban untuk menyerahkan makanan dan produk lain dengan harga

yang telah ditentukan;

9. Berkewajiban untuk menentukan harga Netto dari makanan yang dijual dan

ditentukan pula profit yang ditentukan dari harga beli;

10. Bertanggung jawab untuk mengurus dan mendaftarkan (registrasi) produk; -

berkewajiban untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara PT

Universal Indofood Product dan PD Abadi Jaya.

Hak PD. Abadi Jaya selaku distributor, yaitu

1. Berhak untuk menerima produksi obat-obatan dan jenis makanan yang lain

yang telah mendapat izin Produksi dari Pemerintah atas nama PT Universal

Indofood Product;

2. Berhak untuk ditunjuk sebagai Distributor;

3. Berhak untuk menerima konfirmasi secara tertulis dari PT Universal Indofood

Product tentang kesanggupan pemenuhan jumlah pesanan. Selambat-

lambatnya tanggal 25 bulan yang bersangkutan;

4. Berhak untuk menerima kiriman barang dari PT Universal Indofood Product

selambat-lambatnya pada tanggal terakhir bulan tersebut, sesuai jenis, jumlah

barang , dan kantor yang dituju;

5. Berhak untuk mengasuransikan pengiriman obat-obatan pada perusahaan

asuransi dengan polis, untuk dan atas nama PD Abadi Jaya

6. Berhak untuk menerima obat-obatan dan produk lain dengan harga yang telah

ditentukan;

Page 36: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

34

7. Berhak untuk menentukan harga Netto dari makanan yang dijual dan

ditentukan pula profit yang ditentukan dari harga beli;

8. Bertanggung jawab untuk mengurus dan mendaftarkan (registrasi) produk.37

Kewajiban PD Abadi Jaya sebagai Distributor, yaitu :

1. Wajib memenuhi target penjualan yang telah disepakati antara PT. Universal

Indofood Product dan PD. Abadi Jaya.

2. Wajib mengusahakan dengan segala kemampuanya untuk mempromosikan

dan meningkatkan penjualan Produk makanan PT. Universal Indofood

Product di wilayahnya.

3. Berkewajiban untuk memasarkan produk makanan yang diproduksi oleh PT

Universal Indofood Product

4. Setiap tahun sebelum tanggal 31 Januari berkewajiban memberikan rencana

pesanan, apabila sesudah tanggal tersebut tidak ada rencana pesanan maka

yang digunakan adalah seperti pesanan tahun yang berlalu;

5. Berkewajiban memberi surat pesanan rutin bulanan dalam bulan-bulan

sesudah bulan kenaikan harga ;

6. Berkewajiban untuk ikut menentukan harga makanan;

7. berkewajiban membayar harga obat-obatan selambatlambatnya 120 (seratus

dua puluh) hari terhitung mulai penerimaan barang;

8. Berkewajiban membayar apabila ada keterlambatan pembayaran dengan

mengenakan sangsi satu permil per hari dari jumlah yang belum dibayar; -

37

Ibid

Page 37: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

35

9. Berkewajiban menyelesaikan masalah apabila terjadi perselisihan yang tidak

dapat diselesaikan;

10. Wajib menyampaikan laporan mengenai keluhan serta klaim yang di

terimanya dari Konsumen kepada PT. Universal Indofood Product melalui

media elektronik berupa email. Dalam pengaturan hak dan kewajiban tersebut

dijelaskan beberapa prestasi dan kontra prestasi dari para pihak sehubungan

dengan pelaksanaan perjanjian ini.

Page 38: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

BAB III

PD. ABADI JAYA SEBAGAI DISTRIBUTOR DAN PT. UNIVERSAL

INDOFOOD PRODUCT SEBAGAI PRODUSEN

A. Profil PD. Abadi Jaya dan PT. Universal Product

1. Profil PD. Abadi Jaya

Empat puluh tujuh tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1970, PD. Abadi

Jaya didirikan oleh Erni Poldi, dimana perusahaan ini bergerak dalam bidang food

supply. Berkiprah selama lebih 47 tahun membuat kami tumbuh menjadi

perusahaan distributor yang diperhitungkan oleh competitor yang bergerak dalam

bidang yang sama.

Berbagai perubahan dan perkembangan zaman membuat kami semakin

kokoh dalam menganalisa dan menghadapi pasar, namun hal ini tak lantas

membuat kami lupa bahwa pencapaian selama ini tak lepas dari kerja keras semua

pihak yang turut berkontribusi mendukung kami selama ini. Kami juga didukung

oleh tenaga kerja professional yang berpengalaman dalam bidangnya. Dengan

berlandaskan hal di atas, maka kami bertujuan untuk menjadi “distributor yang

dapat melayani anda kapan dan dimanaun anda berada”.

Visi dan misi mencerminkan bagaimana cara pandang sebuah perusahaan

dalam menatap masa depan agar dapat menggerakkan potensi-potensi dalam

perusahaan untuk bekerja serius dan fokus dalam mencapai cita-cita bersama.

Page 39: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

37

Visi dan misi PD, Abadi Jaya

a. Visi

Menjadi perusahaan distributor yang mampu memberikan tidak hanya

produk yang berkualitas tinggi, namun juga pelayanan yang baik.

b. Misi

1) Menjadi mitra pelanggan yang dapat dipercaya dalam pengadaan

food supply baik dalam skala besar maupun skala kecil.

2) Memberikan suasana kerja yang sehat dan nyaman bagi semua

karyawan guna membantu karyawan dalam mencapai

kesejahteraan.

3) Selalu berupaya dalam meningkatkan teknologi informasi sebagai

alat dalam menghadapi persaingan global.

4) Meningkatkan kerjasama team antar berbagai departemen sebagai

modal utama dalam memberikan pelayanan terbaik untuk

pelanggan.

Page 40: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

38

Adapun struktur organisasi PD. Abadi Jaya dapat dilihat dibawah ini

Sumber : PD. Abadi Jaya, 2017

2. Profil PT. Universal Indofood Product

Sejak tahun 1972, Unibis telah menetapkan tiga permata prinsip binis yang

sederhana, nilai harga dan kualitas. Melalui tangan individu yang sangat

berkompeten dilengkapi dengan teknologi modern yang terbaik saat ini, bahan

yang dipilih secara hati-hati dan terbaik yang ditawarkan membuatnya menjadi

sebuah produksi. Hal ini mengakibatkan pembuatan global terkemuka pasar

produk-produk berkualitas. Unibis terus merefleksikan komitmen dari nilai harga

dan kualitas dengan mendirikan fasilits laboratorium dan kontrol kebersihan untuk

mencapai standar tertinggi produk.

BOD

Head HRD Head

Logistic

Operational

Manager

Manager

Head Finance

Accounting

Manager

Head IT

Ka.

Gudang

Admin

Marketing

Supervisor Head

Accounting

Admin

Gudang

Sales

Admin

Accounting

Admin

Keuangan

Bank

Manager

Accountsr

Receivable

Admin

Mandor

Gudang

Mandor

Driver &

Helper

Staff

Gundang

Driver

Helper

Page 41: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

39

Produk penelitian dan pusat pengembangan sejalan dengan inovasi

merupakan bagian dari komitmen yang dimungkinkan melalui dukungan terus

menerus dari konsumen sertia Indonesia selama Unibis 35 tahun pelayanan.

Unibis mengutamakan dalam memberikan kembali kepada masyarakat

yang telah mendukung mereka dalam bentuk partisipasi aktif dalam membuat

lingkungan yang lebih baik, sebuah komunitas sosial yang lebih baik dan

akhirnya, negara yang lebih baik.

Visi dan misi PT. Universal Indofood Product

a. Visi

Memimpin pasaran produk-produk konsumsi yang berkualitas

b. Misi

1) Meningkatkan kestabilan penjualan

2) Mempertahankan sistem distribusi dan jaringan yang terbaik.

3) Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh pihak yang terkait.

4) Menjaga kesan baik atas merek-merek produk Unibis.

5) Menjalin hubungan harmonis dengan konsumen baik dalam segi

lingkungan hidup ataupun komunitas sosial pada umumnya.

Adapun struktur organisasi PT. Univeler Indofood Product dapat dilihat

dibawah ini.

Page 42: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

40

Sumber : PT. Universal Indofood Product, 2017

B. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian

Setiap perjanjian merupakan peristiwa hukum akan melahirkan akibat

hukum yaitu akibat-akibat dalam hal mana diatur dan ditentukan oleh hukum.

Tetapi akibat itu haruslah timbul dari perjanjian yang dibuat oleh para pihak.

Akibat hukum itu adalah lahirnya hak dan kewajiban yang berkaitan langsung

pada para pihak tersebut.

Perjanjian kerjasama produsen dan distributor melahirkan suatu hak dan

kewajiban di antara para pihak sejak terjadinya kesepakatan dan penandatanganan

perjanjian tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian kerjasama

produsen dan distributor tersebut didasarkan kepada kekuatan mengikat dari

perjanjian tersebut yang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang

membuatnya sebagaimana yang disebutkan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata.

Pembuatan perjanjian kerjasama produsen dan distributor tersebut memilik makna

Presiden Direktur

Wakil

Presiden Direktur

Direktur

Personalia

Direktur

Pemasaran

Direktur Produksi Direktur

Keuangan

Manager

Ketenagakerjaan

Staf

Ketenagakerjaan

Manager

Penjualan

Staf

Penjualan

Manajer

Pembukuann

Staf

Pembukuann

Manager

Proses Produksi

Manager OC/R&D

Staf QC Staf QC Staf

Proses

Staf

Packing Staf

PPIC

Staf

Gdg

Page 43: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

41

adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yang mengikatkan diri dalam

perjanjian tersebut dalam hak dan kewajiban yang harus dipatuhi dan

dilaksanakan oleh para pihak tersebut. Dalam perjanjian kerjasama produsen dan

distributor pengaturan klausul perjanjian tentang hak dan kewajiban

dimusyawarahkan dan disepakti oleh kedua belah pihak secara seimbang dan

proporsional.

Pada dasarnya asas proporsional merupakan perwujudan dalam dokrin

keadilan dalam melakukan perjanjian atau lazim disebut dengan keadilan

berkontrak. Perjanjian keadilan dalam melakukan perjanjian ditentukan melalui

dua pendekatan, Pertama, pendekatan prosedural, pendekatan ini menitik beratkan

pada persoalan kebebasan membuat perjanjian. Pendekatan kedua adalah

pendekatan substansif yang menekan kandungan atau substansi serta pelaksanaan

perjanjian. Dalam pendekatan substansif perlu diperhatikan adanya kepentingan

yang berbeda.38

C.Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama

Pelaksanaan perjanjian adalah perbuatan merealisasikan atau memenuhi

kewajiban dan memperoleh hak yang telah disepakati oleh pihak-pihak sehingga

tercapai tujuan kedua para belah pihak. Masing-masing pihak melaksanakan

38

Hesti Widyanungnum, Menyusun Kontrak Bisnis Internasional, (PPM, Jakarta, 2001),

hal 42

Page 44: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

42

perjanjian dengan sempurna dan iktikad baik sesuai dengan persetujuan yang telah

dicapai.39

Pelaksanaan suatu perjanjian pada dasarnya selalu berupa kewajiban dan

perolehan hak secara timbal balik antara pihak-pihak. Kewajiban diklasifikasikan

menjadi kewajiban pokok dan kewajiban pelengkap. Kewajiban pokok merupakan

esensi perjanjian dan kewajiban pelengkap merupakan penjelas terhadap

kewajiban pokok. Dengan kata lain, kewajiban pokok bersifat fundamental

essensial, sedangkan kewajiban pelengkap bersifat formal prosedural. Pada

kewajiban utama (pokok), jika terjadi pelanggaran atau wanprestasi, dapat

memtuskan (membatalkan). Termasuk kewajiban pokok adalah perbuatan

penyerahan benda atau hak milik atas benda, melakukan pekerjaan tertentu,

pelayanan jasa, pembayaran sejumlah uang harga benda, dan upah pelayanan

jasa.40

Menjalankan dunia usaha, perusahaan mempunyai beberapa strategi dan

sasaran tertentu yang akan dicapai. Strategi perusahaan terdapat pada berbagai

tingkat kegiatan perusahaan, Pada hari ini, tanggal 01 Januari 2016.

Tuan Sukardi Irawan, BSc, bertempat tinggal di Medan, Jalan Taman

Malibu Indah Blok C-8, Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Medan Polonia.

Menurut keterangannya dalam hal ini ia bertindakm sebagai Direktur dengan

demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama Badan

39

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,

2011, hal 307, 40

Ibid, hal 308

Page 45: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

43

Hukum perseroan terbatas “PT.Universal Indofood Products” Berkedudukan di

Medan. Selanjutnya disebut “pihak pertama/ PT.UNIBIS” dan

Ibu Erni Leopoldy,bertempat tinggal di Medean Jalan Asia No.74/120,

Medan. Menurut keterangannya bertindak dalam hal ini dalam jabatannya sebagai

Direktur dengan demikian mewakili Direksi dri dan oleh karena itu untuk dan atas

nama badan hukum perseroan terbatas “PD. Abadi Jaya. berkedudukan di Medan.

Selanjutnya disebut “Pihak Kedua/Distributor”

Kedua belah pihak yang bertindak seperti disebut diatas menerangkan

terlebih dahulu sebagai berikut :

1. “PT. Universal Indofood Products adalah perusahaan yang bergerak dalam

bidang usaha pengolahan,pengembangan pemasaran dn penjualan produk

biscuit dan produk makanan lainnya;

2. Distributor memiliki pengalaman di bidang distribusi dan pemasaran yang

berkaitan dengan penjualan produk, serta kemampuan dan perijinan untuk

melakukan distribusi dan pemasaran didalam suatu wilayah;

3. PT.UNIBIS bersedia untuk menjual produk kepada para konsumen di

wilayah melalui distributor, dan distributor bersedia untuk membeli

produk dari PT.UNIBIS dan menjualnya kembali kepada para konsumen;

Bahwa para pihak ingin melakukan pengaturan usaha melalui kerjasama

berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur

dalam perjanjian ini.

Page 46: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

44

Maka oleh karena itu, para pihak telah menyetujui sebagai berikut

Pasal 1

1.1. Pihak pertama menunjuk pihak kedua, dan pihak kedua menerima

penunjukan tersebut yang akan berlaku selama jangka waktu sebagai

distributor untuk melaksanakan distribusi dan penjualan produk di wilayah

tertentu dan untuk maksud perjanjian ini, distributor bertanggung jawab

untuk mendistribusikan produknya di Wilayah Propinsi Sumatera Utara,

dimana distributor tidak dipernolehkan untuk menjual produk yang

dihasilkan oleh competitor pihak pertama.

1.2. Penentuan wilayah merupakan hak tunggal pihak pertama dan oleh karena

itu pihak pertama dapat merubah wilayah kapanpun diperlukan dan dengan

alas an apapun dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak kedua.

1.3. Pihak kedua dalam menjalankan kewajibannya berdasarkan perjanjian ini

tidak dapat dianggap bertindak untuk dan atas nama pihak pertama.

Pasal 2

1.1. Pihak kedua/distributor ditunjuk sebagai distributor ditunjuk sebagai

distributor untuk jangka waktu 32 (tiga puluh dua) bulan lamanya dimulai

sejak tanggal 01 januari 2016 oleh karena itu perjanjian ini akan berakhir

pada tanggal 12 Agustus 2018. Jangka waktu itu dengan sendirinya berakhir

pada akhir jangka waktu, kecuali diperbaharui dan diperpanjang secara

tertulis antara para pihak sebelum berakhirnya perjanjian ini.

Page 47: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

45

1.2. Pihak pertama dapat memutuskan untuk memperpanjang,memperbaharui

atau tidak memperbaharui atau tidak memperbaharui jangka waktu

perjanjian atas kebijakannya. Dalam hal pihak pertama memutuskan untuk

memperpanjang dan memperbaharui perjanjian, maka pihak pertama akan

mengirimkan bentuk surat perpanjangan dan pembaharuan dari perjanjian

ini dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum berakhirnya

perjanjian ini untuk ditandatangani oleh distributor.

Pasal 3

3.1. Pihak kedua/distributor hanya dapat mnjual produk dalam wilayah

3.2. Pihak kedua/distributor tidak boleh secara langsung atau melalui agen

menjual produk diluar wilayah dan tidak boleh menjual produk kepada

siapapun yang diketahuinya atau diduganya akan atau bermaksud menjual

produk diluar wilayah.

3.3. Apabila pihak kedua/distributor menerima pesanan, tawaran untuk membeli

atau meminta hal-hal yang berkaitan dengan produk dari luar wilayah atau

dari siapapun yang berada didalam wilayah dan/atau apabila pihak

kedua/distributor harus segera memberitahukan jal tersebut kepada pihak

pertama/secara tertulis.

3.4. Dalam rangka menjaga ketersediaan produk bagi para konsumen dalam

wilayah, pihak kedua/distributor wajib dengan komitmen penuh mencapai

dn menjaga target penjualan selama jangka waktu.

Page 48: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

46

Pasal 4

4.1. Pihak pertama akan menjual produk kepada pihak kedua/distributor pada

harga yang akan disusun dan diperbaharui oleh pihak pertama dari waktu ke

waktu, dimana mengenai harga dan margin distributor dibuatkan dalam

daftar tersendiri dari kedua belah pihak.

4.2. Pihak pertama akan memberikan kepada pihak kedua/distributor pedoman

harga jual produk yang akan direkomendasikan dari waktu ke waktu dan

pihak kedua/distributor akan menggunakan usulan harga jual tersebut

sebagai pedoman untuk menentukan harga jual atas produk.

4.3. Pihak pertama dari waktu ke waktu dapat menambah atau mengubah usulan

harga jual dengan memperhitungkan fluktuasi pada unsure biaya dipasar-

pasar local dan domestic dan variasi mata uang, hal-hal mana harus

diberikan oleh pihak pertama kepada pihak kedua/distributor, dengan

memberikan pemberitahuan terlebih dahulu selambatnya 20 (dua puluh) hari

kalender sejak perubahan harga tersebut.

4.4. Pihak kedua berkewajiban melaporkan harga jual (distributor selling out

price) kepada pihak pertama.

Pasal 5

5.1. Pesanan tidak boleh melebihi suatu jumlah maksimum nilai tertentu atas

produk sesuai kesepakatan kedua belah pihak, apabila pesanan yang

diajukan oleh pihak kedua/distributor melebihi jumlah batas maksimum

pesanan atau dalam keadaan lainnya maka pihak pertama atas kebijakannya

Page 49: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

47

dapat menolak dan meminta pihak kedua/distributor untuk meyesuaikan

pesanan menurut keinginan pihak pertama.

5.2. Dalam perjanjian ini total penjualn pihak pertama kepada pihak kedua

adalah maksimum sebesar Rp.5.000.000.000,- (lima milyar rupiah), apabila

pihak kedua ingin melakukan pembelian melebihi nilai tersebut maka pihk

kedua dapat memberitahukannya kepada pihak pertama dan pihak kedua

harus terlebih dahulu melunasi tagihan sebelumnya. Dalam hal ini pihak

kedua melakukan pembelian tunai akan mendapatkan discount 1% (satu

persen).

Pasal 6

6.1. Jadwal-jadwal pengiriman atas tiap-tiap pesanan ditentukan berdasarkan

kesepakatan diantara para pihak (tanggal pengiriman). Segala perubahan

atas jadwal pengiriman tersebut hanya dapat berlaku dengan pemberitahuan

tertulis dari pihak pertama kepada pihak kedua/distributor.

6.2. Produk yang dipesan atau diminta untuk dikirimkan kepada pihak

kedua/distributor akan dikirimkan oleh pihak pertama melalui pengangkut

dalam setiap kesempatan pertama dari jadwal yang memungkinkan bagi

pengangkut dan akan diterima oleh pihak kedua/distributor dalam setiap

waktu dari senin hingga sabtu.

6.3. Pihak pertama bertanggung jawab atas pengiriman prosuk sampai ke gudang

pihak kedua, dimana biaya untuk pengiriman tersebut ditanggung atau

dibayar oleh pihak pertama. Apabila ada kerusakan produk yang diterima

Page 50: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

48

oleh pihak kedua yang diakibatkan karena kelalaian selama proses

pengiriman maka hal tersebut adalah merupakan tanggung jawab dari

logistik.

Pasal 7

7.1. Pihak pertama akan mengajukan tagihan-tagihannya kepada pihak

kedua/distributor pada saat dikirimkannya semua produk sebagaimana

dirinci dalam pesanan, dan pihak kedua/distributor akan menyelesaikan

pembayaran atas tagihan-tagihan tersebut dalam jangka waktu 30

(tigapuluh) hari kalender sejak tanggal pengiriman (delivery order) yaitu

sebesar jumlah yang ditentukan dalam tagihan-tagihan tersebut.

7.2. Seluruh pembayaran dilakukan pihak kedua/distributor kepada pihak

pertama dalam mata uang rupiah langsung ke dalam rekening pihak pertama

pada bank yang telah disepakati sebagaimana disebutkan dalam tiap-tiap

tagihan-tagihan yang dikirimkan kepada pihak kedua/distributor dari waktu

ke waktu.

7.3. Dalam hal pihak pertama dengan alasan apapun menduga adanya

ketidakpastian dalam kemampuan financial pihak kedua/distributor untuk

melaksanakan kewajiban pembayaran berdasarkan perjanjian ini, maka

pihak pertama mempunyai hak untuk memberitahukan kepada pihak

kedua/distributor mengenai maksudny baik dalam hal :

(I) penundaan distribusi produk oleh pihak kedua/distributor;

(II) mencairkan rekening bank garansi;

Page 51: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

49

(III) meminta pihak kedua/distributor untuk mempercepat pemabayarn yang

telah jatuh tempo terhadap semua jumlah terhutang yang dimilikinya kepada

pihak pertama termasuk bunga, atau ;

(IV) memutuskan perjanjian ini.

7.4. Dalam hal menjadi pertimbangan pihak pertama setiap order yang dibuat

oleh pihak kedua/distributor dalam masa periode pembayaran dan dalam

kondisi pihak kedua/distributor telah melebihi jumlah batas pemesanan,

harus dibayar secara tunai.

7.5. Dalam hal pihak kedua/distributor tidak membayar tepat wktu sebagian atau

seluruh pembayaran yang telah jatuh tempo berdasarkan perjanjian ini,maka

pada setiap tanggal jatuh tempo hingga pelunasan pembayaran secara penuh

dilakukan, pihak kedua/distributor harus membayar bunga atas jumlah yang

jatuh tempo tersebut dengan tingkat seku bunga sebesar 0,75% (nol koma

tujuh puluh lima persen) perbulan, dimana bunga mana hanya berlaku untuk

1(satu) bulan lamanya.apabila hingga 1(satu) bulan dari tanggal jatuh tempo

pelunasan pembayaran secara penuh belum juga dilakukan oleh pihak

kedua/distributor, maka pihak pertam berhak dan berkuasa untuk

mencairkan bank garansi yang diatur dalam pasal 11 di bawah ini :

Pasal 8

8.1 Masing-masing pihak menyatakan dan menjamin bahwa :

8.1.1. Ia merupakan badan hukum yang didirikan dan tunduk berdasarkan

hukum negara republik indonesia, yang memiliki wewenang untuk

Page 52: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

50

menjalankan usahanya dengan cara sebagaimana usaha tersebut kini

dijalankan dan akan dijalankan berdasarkan perjanjian ini :

8.1.2. Ia memiliki kuasa dan wewenang sepenuhnya untuk

menandatangani, melangsungkan dan melaksanakan perjanjian ini;

8.1.3. Perjanjian ini berisi kewajiban-kewajiban yang sah, dapat

dilangsungkan dan mengikat, serta dapat dilaksanakan terhadapnya

sesuai dengan ketentuan-ketentuannya;

8.1.4. Masing-masing pihak telah dan akan mempertahankan kewenangan

penuh selama jangka waktu perjanjian ini atas semua kewenangan,

perjanjian dan sertifikat yang disyaratkan dan diperlukan untuk

melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam perjanjian ini;

8.1.5. Dengan menandatangani dan melaksanakan perjanjian ini, ia tidak

melanggar segala persyaratan yang berlaku dalam yuridikasi atau

ketentuan-ketentuan dalam perjanjian manapun yang mengikat pihak

tersebut pada tanggal perjanjian ini;

8.1.6. Tidak terdapat klaim, tindakan, tuntutan atau proses hukum

terhadapanya,yang hasilnya dapat secara material memberikan efek

yang merugikan bagi transaksi yang diatur berdasarkan perjanjian

ini.

Pasal 9

Selama jangka waktu perjanjian maka :

Page 53: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

51

9.1 Pihak pertama akan berusaha sebaik-baiknya untuk memenuhi pesanan yang

diterima olehnya dari pihak kedua/distributor dari waktu ke waktu.

9.2. Apabila dianggap perlu,pihka pertama dapat memberikan kepada pihak

kedua/distributor selama jangka waktu bantuan sebagai berikut :

a. Saran dan konsultasi yang umum berkenaan dengan pengiklanan dan

promosi produk;

b. Menyediakan bentuk pengiklanan dan promosi pihak pertama,sampel-

sampel dan data-data lain,sebagaiman dirancang atau dibuat oleh pihak

pertama yang dianggap relevan oleh pihak pertama,dengan

memperhatikan hak pihak pertama atas kerahasiaan.

Pihak kedua/distributor setuju untuk menghormati hak milik intelektual

yang dimiliki pihak pertama.

9.3. Pihak pertama dari waktu ke waktu menyerahkan usulan harga jual kepada

pihak kedua/distributor yang terakhir berkaitan dengan produk.

Pasal 10

10.1. Pihak kedua/distributor harus berusaha sebaik-baiknya untuk dan akan

secara berhati-hati dan penuh semangat mengusahakan

distribusi,pemasaran,dan penjualan produk di seluruh wilayah selama

jangka waktu termasuk :

a. secara rutin mengunjungi para konsumen yang ada dan para calon

konsumen untuk maksud tersebut;

b. membentuk tenaga penjualan yang terlatih dan benar;

Page 54: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

52

c. menjaga citra dan merek dagang pihak pertama;

d. membuat laporan penjualan dan laporan posisi stock serta laporan

kegiatan kompetitor di pasar secara bulanan dan dikirimkan kepada

pihak pertam secara teratur.

10.2. Pihak kedua/distributor wajib membayar pesanan tepat waktunya sesuai

tanggal jatuh tempo yang tercantum pada faktur.faktur dianggap lunas bila

telah dilakukan pembayaran dengan membukukannya ke rekening pihak

pertama.

10.3. Pihak kedua/distributor hanya akan menjual produk dalam wilayah yang

telah ditentukan dan pihak kedua tidak diperbolehkan melakukan usaha-

usaha atau kegiatan-kegiatan yang bersifat menyaingi produk atau strategi

pemasaran yang dapat merugikan pihak pertama.

10.4. Pihak kedua/distributor wajib memenuhi target penjualan setiap waktu

selama jangka waktu.

10.5. Pihak kedua/distributor harus melaksanakan tindakan-tindakan pencegahan

berkenaan dengan pengamanan produk,termasuk tidak terbatas pada

pemisahan prosuk dari barang-barang atau bahan-bahan lain yang dapat

menimbulkan racun, mengandung bahan-bahan kimia,atau yang dapat

mempengaruhi rasa dan bau produk untuk mencegah adanya kontaminasi

terhadap produk.

10.6. Pihak kedua/distributor harus segera memberitahukan kepada pihak pertama

mengenai seluruh hal penting yang menjadi perhatian pihak

Page 55: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

53

kedua/distributor mengenai penjualan produk dalam wilayah, kegiatan para

pesaing dalam wilayah dan segala permintaan atau keluhan-keluhan yang

berkaitan dengan produk yang diterima oleh pihak kedua/distributor dari

para konsumen dan calon konsumennya.

10.7. Pihak kedua/distributor harus menyimpan semau izin,lisensi dan bukti

pendaftaran pada pihak pemerintah yang berwenang yang diperlukan dan

diisyaratkan sehubungan dengan distribusi, promosi dan penjualan produk

dalam wilayah (dan atas permintaan pihak pertama,menyerahkan

fotocopynya kepada pihak pertama) dan memenuhi ketentuan perundang-

undangan dan peraturan berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha dan

penjualan produk dalam wilayah.

10.8. Pihak kedua/distributor harus mengizinkan pihak pertama atau wakilnya

untuk memeriksa setiap outlet, fasilitas penyimpanan dan barang-barang

yang disimpan untuk memudahkan pihak pertama mengecek dipenuhinya

ketentuan-ketentuan perjanjian ini oleh pihak kedua/distributor, harus serta

menyediakan dan memenuhi setiap dan semua permintaan yang wajar dari

pihak pertama sehubungan dengan hal tersebut, termasuk hal berkenaan

dengan dokumentasi pihak kedua/distributor

10.9. Selama jangka waktu pihak kedua/distributor tidak boleh

a. menyerahkan,mengalihkan ataupun dengan cara apapun bermaksud

b. menyerahkan,mengalihkan perjanjian ini atau hak-haknya berdasarkan

perjanjian ini atau setiap bagian dari padanya tanpa persetujuan tertulis

Page 56: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

54

terlrbih dahulu dari pihak pertama, persetujuan mana diberikan ataw

kewenangan pihak pertama;

c. menanggung kewajiban apapun atas nama pihak pertama atau dengan

cara apapun menggadaikan atau bermaksud menggadaikan kredit pihak

pertama atau menerima segala pesanan atau membuat kontrak yang

mengikat pihak pertama tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari

pihak pertama atas ketentuan-ketentuan kontrak tersebut;

d. mengubah,mempengaruhi,memindahkan,menutup atau mencampuri

pemberian tanda atau plat nama atau tanda-tanda lain mengenai sumber

asal barang-barang yang dapat ditempatkan oleh pihak pertama atas

produk.

e. membuat pernyataan palsu atau secara salah membawa pihak pertama

atau produk dalam kegiatan promosi dan penjualan produk dan tetap

menjaga agar pihak pertama tetap tergantikan atas segala

kerugian,klaim,kewajiban dan biaya yang dapat timbul atau diakibatkan

dari pernyataan tersebut.

f. menjaminkan produk yang ditempatkan dalam tempat penyimpanan

pihak kedua dalam bentuk gadai,fidusia,penyitaan berdasarkan hukum

apapun,kuasa untuk memberikan pembebanan apapun,ataupun jaminan

lain dalam bentuk apapun.

Page 57: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

55

Pasal 11

11.1. Sebagai jaminan untuk menjamin pembayaran penuh dan tepat waktu atas

produk yang dipesan oleh pihak kedua/distributor dari pihak pertama maka

pihak kedua/distributor akan memberikan kepada pihak pertama yaitu bnk

garansi dari bank permata.

11.2. Pihak kedua/distributor melalui bank permata menerbitkan bank garansi

untuk kepentingan pihak pertama dengan jumlah yang telah disepakati oleh

para pihak. Pihak kedua/distributor setiap waktu harus menjaga saldo

rekeningnya untuk menjamin pembayaran bank garansi kepada pihak

pertama.

11.3. Dalam hal terjadinya keadaan dimana :

a. Pihak kedua/distributor tidak melakukan pembayaran kepada pihak

pertama pada tanggal jatuh tempo pembayaran.

b. Pihak kedua/distributor terbukti melakukan pelanggaran wilayah yang

walaupun telah diberi peringatan oleh pihak pertama masih juga tetap

dilakukan oleh pihak kedua/distributor.

Maka pihak pertama atas kebijakannya sendiri dapat mencairkan bank

garansi dan mengalihkan jumlah jaminan tersebut untuk melunasi

hutang-hutang pihak kedua.

Page 58: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

56

Pasal 12

12.1. Pihak pertama dengan memberikan pemberitahuan tertulis kepada pihak

kedua/distributor dapat segera mengakhiri perjanjian ini dengan alasan

sebagai berikut :

12.1.1. Pihak kedua/distributor tidak dapat melaksanakan setiap kewajiban

dan/atau tanggung jawabnya berdasarkan perjanjian ini ataupun

dengan alasan lain selain daripada force majeure;

12.1.2. Pihak kedua dalam proses kepailitan pembubaran atau proses serupa

lainnya;

12.1.3. Pihak kedua/distributor diambil alih oleh atau digabungkan dengan

pihak ketiga atau sebaliknya melalui perubahan

pengurusan/pengaasan penting, atau usaha terkaitnya dialihkan ke

badan hukum yang berbeda; dan atau

12.1.4. Pihak kedua/distributor melakukan tindak pidana atau terlibat kasus-

kasus yang memiliki efek-efek negative terhadap usaha pihak

kedua/distributor.

12.2. Pengakhiran atau pemutusan perjanjian ini tidak membebaskan masing-

masing pihak dari segala kewajiban kepada pihak lain yang ada pada

tanggal pengakhiran atau pemutusan perjanjian ini, kecuali dilepaskan

secara terulis oleh pihak lain.

12.3. Sejak tanggal pemberitahuan pemutusan perjanjian seperti tersebut diatas

maka :

Page 59: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

57

a. Produk yang berada dalam penguasaan pihka kedua/distributor wajib

untuk segera mengembalikan produk tersebut dalam jangka waktu paling

lambat 5 (lima) hari kalender sejak tanggal pemutusan perjanjian ini, dan

para pihak setuju untuk menyelesaikan pembukuan masing-masing pihak

sehubungan dengan produk dan mengenai seluruh proses administrasi

hutang piutang maksimal 15 (limabelas) hari sejak tanggal pengakhiran

perjanjian.

b. Pihak kedua /distributor harus segera menghentikan penggunaan nama

pihak pertama dan setiap semua hak milik intelektual.

c. Pihak kedua/distributor harus segera atas permintaan pihak pertama

mengembalikan sebagaimana mestinya semua bentuk tulisan,

pengiklanan dan bahan promosi, penunjukan serta benda-benda serupa

yang mungkin diserahkan oleh pihak pertama kepada pihak

kedua/distributor dan yang masih dipegang oleh pihak kedua/distributor.

d. Pihak pertama bersedia mengganti klaim dan retur susulan dari pihak

kedua/distributor sampai batas waktu 1(satu) bulan sejak tanggal

pengakhiran perjanjian.

Pasal 13

Selama jangka waktu perjanjian ini dan sesudahnya,tanpa persetujuan

tertulis sebelumnya dari pihak lain,setiap pihak dalam perjanjian ini tidak akan

menyatakan atau mengungkapkan kepada pihak ketiga manapun (kecuali

sebagaimana diwajibkan untuk diungkapkan kepada badan-badan pemerintah oleh

Page 60: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

58

hukum atau perintah pemerintah) segala informasi atau hal-hal yang telah

diketahuinya melalui transaksi berdasarkan perjanjian ini,kecuali hal-hal tersebut

telah diberitahukan kepada masyarakat karena akibat-akibat lain selain karena

adanya kelalaian dari pihak tersebut,atau telah dimiliki pihak tersebut dengan cara

lain selain perolehan karena melakukan transaksi berdasarkan perjanjian ini.

Selama jangka waktu perjanjian apabila ada promosi produk yang sudah disetujui

oleh pihak pertama untuk pembayaran biayanya, maka pihak pertama akan

membayar kepada pihak kedua biaya promosi tersebut selambat-lambatnya 30

(tigapuluh) hari sejak dokumen klaim biaya promosi tersebut diterima dan

disetujui oleh pihak pertama.

Pasal 14

Apabila produk yang telah dibeli oleh pihak kedua dari pihak pertama termasuk

dalam produk allowance bad stock maka pihak kedua/distributor diberi hak untuk

mengembalikan produk tersebut sebesar 0,2% (nol koma dua persen) dari

seluruh/total penjualan dengan ketentuan nilai produk yang dikembalikan tersebut

akan dipotongkan langsung pada saat penerbitan invoice.

Pasal 15

15.1. setiap pihak dalam perjanjian ini tidak bertanggung jawab kepada puhak

lain atas kelalaian melaksanakan kewajiban-kewajibannya berikut secara

keseluruhan atau sebagian yang disebabkan oleh terjadinya force majeure,

sepanjang pihak tersebut ikut serta dalam produksi pihak pertama atau pihak

Page 61: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

59

kedua/distributor, penyediaan,pengangkutan atau kegiatan penjualan

kembali dan yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini.

15.2. tanpa mengindahkan hal-hal tersebut diatas, setiap terjadinya peristiwa force

majeure tidak akan membebaskan pihka yang terpengaruh dari

kewajibannya untuk melakukan pembayaran keuangan atas produk yang

telah dijual dan dikirimkan berikut atau apapun.

15.3. apabila suatu tindakan pemerintah secara mendasar mempengaruhi hak

pihak pertama untuk mengubaj ketentuan-ketentuan harga atau

pengangkutan, maka pihak pertama dapat membatalkan perjanjian ini

dengan mengirimkan dalam jangka waktu 90 (sembilanpuluh) hari

pemberitahuan tertulis kepada pihak kedua/distributor.

Pasal 16

16.1. Segala perselisihan, kontoversi atau perbedaan yang dapat timbul dari atau

sehubungan dengan perjanjian ini slama memungkinkan diselesaikan secara

damai melalui perundingan dan pembicaraan antara para pihak.segala

perselisihan,kontroversi atau perbedaan yang pada akhirnya tidak dapat

diselesaikan dengan kesepakatan damai pada akhirnya diselesaikan secara

hukum dalam hal ini para pihak memilih domisili hukum yang tetap dan

umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Medan

Page 62: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

BAB IV

PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR

A. Bentuk Perjanjian antara Distributor dengan Produsen ditinjau dari

Perspektif Hukum Perdata

Produksi makanan yang telah dihasilkan oleh PT Universal Indofood

Product sebagai produsen perlu untuk dapat dipasarkan dan disalurkan kepada

konsumen. Dalam hal ini PT Universal Indofood Product telah menunjuk PD.

Abadi Jaya sebagai distributor untuk memasarkan produk makanan. Kegiatan

awal dari pemasaran tersebut adalah dengan mengadakan perjanjian

pendistribusian makanan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Terkait dengan perjanjian terdapat syarat sahnya suatu perjanjian, yaitu

pada Pasal 1320 KUHPerdata, menentukan empat syarat sahnya suatu perjanjian,

yaitu:

1. Kesepakatan

Kesepakatan para pihak merupakan unsur mutlak untuk terjadinya suatu

kontrak. Kesepakatan ini dapat terjadi dengan berbagai cara, namun yang

paling penting adalah adanya penawaran dan penerimaan atas penawaran

tersebut.

Kedua belah pihak Kesepakatan ini diatur dalam Pasal 1320 ayat (1) KUH

Perdata, yang dimaksud kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak

antara satu orang atau lebih dengan pihak lainnya.Sesuai pernyataannya,

Page 63: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

61

karena kehendak itu tidak dapat dilihat / diketahui orang lain. Kesepatan para

pihak merupakan unsur mutlak untuk terjadinya suatu kontrak. Kesepakatan

ini dapat terjadi dengan berbagai cara, baik dengan tertulis maupun secara

tidak tertulis. Dikatakan tidak tertulis, bukan lisan karena perjanjian dapat saja

terjadi dengan cara tidak tertulis dan juga tidak lisan, tetapi bahkan hanya

dengan simbol-simbol atau dengan cara lainnya yang tidak secara lisan,

namun yang paling penting adalah adanya penawaran dan penerimaan atas

penawaran tersebut. Cara-cara untuk terjadinya penawaran dan penerimaan

dapat dilakukan secara tegas maupun dengan tidak tegas, yang penting dapat

dipahami atau dimengerti oleh para pihak bahwa telah terjadi penawaran dan

penerimaan.41

2. Kecakapan

Untuk mengadakan kontrak, para pihak harus cakap, namun dapat saja terjadi

bahwa para pihak atau salah satu pihak yang mengdakan kontrak adalah tidak

cakap menurut hukum. Seorang yang dianggap tidak cakap untuk melakukan

kontrak jika orang tersebut.

Kecakapan adalah kemampuan menurut hukum untuk melakukan perbuatan

hukum (perjanjian). Kecakapan ini ditandai dengan dicapainya umur 21 tahun

atau telah menikah (walaupun usianya belum mencapai 21 tahun). Perbuatan

hukum adalah perbuatan yang akan menimbulkan akibat hukum. Orang-orang

yang akan mengadakan perjanjian haruslah orang – orang yang cakap dan

41

Ahmad Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Jakarta, RajaGrafindo

Persada, 2017, hal 14

Page 64: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

62

mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hukum, sebagaimana yang

ditentukan oleh undang-undang Bekwaam (cakap) merupakan syarat umum

untuk dapat melakukan perbuatan hukum secara sah, yaitu harus sudah

dewasa, sehat akal pikiran, dan tidak dilarang oleh sesuatu peraturan

perundang-undangan untuk melakukan suatu perbuatan tertentu.42

Mengenai orang-orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian dapat

ditemukan dalam Pasal 1330 KUH Perdata, yaitu

a. Orang-orang yang belum dewasa

b. Mereka yang berada dibawah pengampuan

c. Wanita yang bersuami. Ketentuan ini dihapus dengan berlakunya Undang-

Undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Karena Pasal 31 Undang-

Undang ini menentukan bahwa hak dan kedudukan suami istri adalah

seimbang dan masing-masing berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

3. Suatu hal tertentu

Suatu hal tertentu adalah barang yang menjadi obyek dalam kontrak. Menurut

Pasal 1333 KUHPerdata, barang yang menjadi obyek suatu kontrak harus

tertentu, setidak-tidaknya harus ditentukan jenisnya. Mengenai hal tertentu,

sebagai syarat ketiga untuk sahnya perjanjian ini menerangkan tentang harus

adanya objek perjanjian yang jelas. Jadi suatu perjanjian tidak bisa dilakukan

tanpa objek yang tertentu.43

42

Ibid, hal 68 43

Ibid

Page 65: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

63

Untuk menentukan barang yang menjadi objek perjanjian, dapat

dipergunakan berbagai cara seperti menghitung, menentukan jasa, harus

ditentukan jasa, harus ditentukan apa yang harus dilakukan oleh salah satu

pihak. Untuk menentukan tentang hal tertentu yang berupa tidak berbuat

sesuatu juga harus dijelaskan dalam kontrak seperti janji untuk tidak saling

membuat pagar pembatas antara dua rumah yang bertetangga.

Suatu perjanjian harus mempunyai sebagai pokok suatu barang yang paling

sedikit ditentukan jenisnya. Tidaklah menjadi halangan bahwa jumlah barang

tidak tentu, asal saja jumlah itu kemudian dapat ditentukan atau dihitung.

Perjanjian yang obyeknya tidak memenuhi ketentuan Pasal 1333 KUH

Perdata tersebut adalah batal. Bahwa perjanjian tersebut tidak mengandung

obyek yang tidak tertentu, mengingat bahwa syarat itikat baik pada

pelaksanaan kontrak menentukan suatu limit kepada A, di mana A tidak boleh

menunjukkan barang-barang melebihi yang diperlukan untuk memberikan

jaminan yang layak bagi tuntutannya. Yang termasuk dalam suatu hal

tertentu, adalah :

1) Pasal 1332 KUH Perdata dinyatakan, bahwa hanya barang-barang yang

dapat diperdagangkan yang dapat menjadi objek perjanjian.

2) Berdasarkan Pasal 1334 KUH Perdata, dinyatakan, bahwa barang-barang

yang baru akan ada di kemudian hari dapat menjadi obyek perjanjian,

kecuali jika dilarang oleh undang-undang secara tegas. Misalnya, menjual

hasil panen tahun depan untuk suatu harga tertentu.

Page 66: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

64

4. Suatu sebab yang halal

Kata halal di sini bukan dengan maksud untuk memperlawankan dengan kata

haram dalam hukum Islam, tetapi yang dimaksudkan di sini adalah bahwa isi

perjanjian tersebut tidak dapat bertentangan dengan undang-undang

kesusilaan dan ketertiban umum.44

Dua syarat pertama di atas disebut juga dengan syarat subjektif, (subjek

atau para pihak)sedangkan syarat ketiga dan keempat disebut syarat obyektif,

(objek perjanjian) jika objek dalam perjanjian itu illegal, atau bertentangan

dengan kesusilaan atau ketertiban umum, maka perjanjian tersebut menjadi batal.

Sebagai contohnya, perjanjian untuk membunuh seseorang mempunyai objek

tujuan yang illegal, maka kontrak ini tidak sah. Dalam hal tidak terpenuhinya

unsur pertama (kesepakatan) dan unsur kedua (kecakapan) maka kontrak tersebut

dapat dibatalkan. Sedangkan apabila tidak terpenuhinya unsur ketiga (suatu hal

tertentu) dan unsur keempat (suatu sebab yang halal) maka kontrak tersebut

adalah batal demi hukum. 45

Perjanjian dapat dibatalkan, yaitu salah satu atau kedua pihak dapat

meminta pembatalan perjanjian yang telah dibuat itu ke pengadilan. Perjanjiannya

sendiri tetap mengikat kedua belah pihak sebelum hakim memutuskan pembatalan

tersebut (sebelum hakim membatalkan). Permintaan atau pengajuan pembatalan

ini dapat dilakukan apabila misalnya salah satu pihak tidak cakap atau salah satu

44

Ahmad Miru, Op.Cit, hal 69 45

Wita Sumarjono C. Setiawan. Penerapan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam

Pembuatan Perjanjian Franchise Pizza Hut. Semarang, Tesis. Universitas Diponegoro, 2010, hal

36.

Page 67: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

65

pihak dalam memberikan kata sepakatnya tidak sesuai dengan keinginannya

(misalnya diancam, dipaksa, dipengaruhi pihak lain). Sedangkan batal demi

hukum, artinya sejak semula dianggap tidak pernah ada perjanjian dan tidak

pernah ada suatu perikatan.

Dari syarat sahnya suatu perjanjian di atas dapat disimpulkan bahwa

Syarat sah perjanjian adalah adanya kesepakatan untuk mengikatkan diri, para

pihak mampu membuat perjanjian, ada hal yang diperjanjikan, dilakukan atas

sebab yang halal.

Perjanjian tersebut dibuat oleh para pihak secara tertulis, dengan demikian

perjanjian yang dibuat merupakan kehendak para pihak, khususnya apa saja yang

perlu diperjanjikan, juga syarat-syarat apa yang dikemukakan oleh para pihak

selanjutnya para pihak menegosiasikan perjanjian tertulis atau kontrak tersebut.

Perjanjian yang dibuat mengacu pada Pasal 1313 KUH Perdata, yang intinya:

“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Pengaturan tentang

pendistribusian produk farmasi obat-obatan selain mengacu pada Pasal 1313 KUH

Perdata, juga mengacu pada Pasal 1338 KUH Perdata, sebab apabila ditelaah

lebih mendalam terlihat adanya pengakuan terhadap keberadaan hukum yang

hidup dalam masyarakat karena setiap subjek hukum bebas membuat perjanjan

dengan subjek siapapun dan tentang obyek hukum apapun. Kebebasan yang

Page 68: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

66

dimaksud merupakan kebebasan yang mempunyai tanggung jawab untuk

melaksanakan apa yang telah diperjanjikan.46

Perjanjian antara PT Universal Indofood Product dengan PD Abadi Jaya

dibuat oleh para pihak dan dibuat secara tertulis, dengan demikian bentuk kontrak

dagang yang dibuat adalah kontrak kesepakatan para pihak dan secara yuridis ada

keseimbangan antara para pihak, artinya tidak ada pihak yang kuat atau pihak

yang lemah keduanya mempunyai kedudukan yang sejajar, baik secara yuridis

maupun psikologis, sehingga substansi kontrak serta klausul-klausul yang ada

dalam perjanjian pendistribusian makanan antara PT Universal Indofood Product

dengan PD Abadi Jaya tersebut sesuai dengan kehendak para pihak, selanjutnya

dituangkan tentang apa saja yang diperjanjikan dan hak dan kewajiban masing-

masing pihak.47

Perjanjian kerjasama antara Distributor dengan Produsen mempunyai

tampilan kontrak yang sangat sederhana sekali. Kontrak kerjasama dilakukan

berdasarkan kontrak kerja selama 1(satu) tahun yang ditetapkan pihak Produsen

PT. Universal Indofood Product, adalah berbentuk Surat Perjanjian Jual Beli

(SPJB) tertulis berdasarkan akta dibawah tangan tanpa dihadapan Pejabat

berwewenang (Notaris) sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam Surat

Perjanjian Jual Beli berdasarkan kesepakatan pihak antara Produsen PT. Universal

Indofood Product dengan Distributor PD. Abadi Jaya.

46

Hasil wawancara dengan Gabriel, selaku Manager PD. Abadi Jaya, tanggal 6 Maret

2017 47

Hasil wawancara dengan Gabriel, selaku Manager PD. Abadi Jaya, tanggal 6 Maret

2017

Page 69: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

67

Bentuk perjanjian kontrak kerjasama Produsen dengan Distributor

mempunyai format standar, dengan kata lain kontrak baku. Kontrak baku

pengaturannya tidak ada dalam KUHPerdata. Padahal kontrak baku dalam dunia

bisnis saat ini merupakan praktek transaksi sehari-hari yang sering terjadi

dikalangan masyarakat pada umumnya. Mengacu kepada kontrak kerja selama 1

tahun yang akan dibahas dalam sub bab ini, bahwa bentuk kerjasama yang terjalin

selama ini antara Produsen PT. Universal Indofood Product dengan Distributor

PD. Abadi Jaya adalah Jual beli makanan.48

PT. Universal Indofood Product sebagai produsen pengadaan dan

penjualan makanan, menyebutkan bahwa mengacu kepada kontrak distributor

makanan selama 1 tahun dibuat berdasarkan perjanjian tertulis dibawah tangan

berbentuk antara Produsen Universal Indofood Product dengan Distributor

tersebut.

Perjanjian yang dibuat oleh para pihak sangat menguntungkan kedua belah

pihak karena semua keinginan para pihak yang diperjanjikan merupakan

kehendak para pihak yang saling ditaati. Dibandingkan dengan kontrak yang

dibuat oleh salah satu pihak yang disebut dengan kontrak baku maka kontrak yang

dibuat oleh para pihak benar-benar mempunyai keseimbangan kebutuhan yang

dapat memenuhi keseimbangan kepentingan masing-masing pihak. Pada kontrak

baku mempunyai kelemahan-kelamahan tertentu diantaranya lemahnya

kedudukan dari pihak distributor yang harus menerima persyaratan yang dibuat

48

Ibid

Page 70: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

68

oleh pihak produsen. Dengan sendirinya persyaratan yang ditawarkan telah

dirumuskan sedemikian rupa yang membebani pihak distributor, hal ini dapat

dilihat dari ketatnya aturan-aturan yang ada bagi distributor yang meliputi

kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan hingga laranganlarangan yang

harus ditaati oleh distributor, sedang haknya sama sekali tidak disebutkan.

B. Tanggungjawab Produsen kepada Distributor Apabila Terjadi

Kerusakan atau terdapat Cacat tersembunyi dalam Pengiriman Barang

dan Upaya penyelesaian apabila terjadi

Pertanggungjawaban dalam KUHPerdata dapat diklasifikasikan dalam tiga

kategori, yaitu pertanggungjawaban karena kasus perbuatan melanggar hukum

sesuai dalam ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata, pertanggungjawaban karena

wanprestasi sesuai Pasal 1243 KUH Perdata, dan penyalahgunaan keadaan

berdasarkan doktrin hukum.

Prinsipnya sebagaimana sebuah kontrak, ada tiga hal yang diatur, yaitu

pertama adalah bagian pendahuluan, bagian isi yang berisi pasal-pasal yang

menjadi kesepakatan serta bagian penutup. Bagian pendahuluan terdiri dari tiga

hal yaitu sub bagian pembukaan yang tercantum judul perjanjian, penyingkatan

perjanjian, dan tanggal perjanjian.

Prinsip tanggung jawab ini menetapkan bahwa suatu tindakan dapat

dihukum atas dasar perilaku berbahaya yang merugikan, tanpa mempersoalkan

ada tidaknya kesengajaan atau kelalaian. Jadi kesalahan tidak menjadi faktor yang

Page 71: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

69

menentukan, namun ada pengecualian-pengecualian yang memungkinkan untuk

dibebaskan dari tanggung jawab, misalnya adanya force majure/over macht yang

diatur dalam Pasal 1245 KUH Perdata.

Adanya kewajiban dan tanggung jawab untuk menjalankan kewajiban

tersebut bahwa pihaknya bertanggung jawab melaksanakan perjanjian sesuai

dengan ketentuan yang diperjanjikan. Tanggungjawab produsen kepada

distributor apabila terjadi salah satu pihak melakukan pelanggaran terhadap

kesepakatan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu PT.

Universal Indofood Product mengganti barang yang rusak / catat dan PD. Abadi

Jaya mengembalikan barang yang rusak/cacat.49

Kerusakan karena salah penempatan, atau kelalaian lain dari PD. Abadi

Jaya maka PT. Universal Indofood Product tidak bertanggung jawab dan tidak

dapat dimintakan pengganti atas kerusakan tersebut.50

Dalam hal adanya bencana alam dan kerusuhan dalam lingkup nasional

yang mengakibatkan gagalnya prestasi salah satu pihak, maka pihak lainnya tidak

dapat menuntut adanya ganti kerugian.51

Kerugian yang dimaksud dalam pengertian ini dapat berupa kerugian

materil atau kerugian imateril. Menurut yurispudensi, Pasal 1246-1248 KUHPdt

mengenai ganti kerugian dalam hal terjadi wanprestasi tidak dapat diterapkan

49

Hasil wawancara dengan Gabriel, selaku Manager PD. Abadi Jaya, tanggal 6 Maret

2017 50

Ibid 51

Ibid

Page 72: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

70

secara langsung pada perbuatan melawan hukum, tetapi dibuka kemungkinan

penerapan secara analogis.52

Dalam pasal-pasal mengenai ganti kerugian akibat wanprestasi, kerugian

itu meliputi tiga unsur, yaitu biaya, kerugian sesungguhnya, dan keuntungan

diharapkan (bunga). Ukuran penilaian yang dipakai adalah uang. Pada perbuatan

melawan hukum, unsur-unsur kerugian dan ukuran penilaian dengan uang dapat

diterapkan secara analogis. Dengan demikian, penghitungan ganti kerugian pada

perbuatan melawan hukum didasarkan pada kemungkinan adanya tiga unsur

tersebut dan kerugian itu dihitung dengan sejumlah uang.

C. Upaya Penyelesaian Apabila Salah Satu Pihak Melakukan Pelanggaran

Terhadap Kesepakatan Perjanjian Yang Telah Disepakati Oleh Kedua

Belah Pihak

Para pelaku bisnis dalam hubungannya dengan pihak lain senantiasa

mengharapkan agar perjanjian yang mereka buat dapat berjalan sebagaimana yang

diharapkan. Namun demikian dalam perjalanan waktu tidak menutup

kemungkinan terjadi sengketa di antara mereka, meskipun hal ini sebenarnya

sama sekali tidak diharapkan. Sengketa perjanjian pada umumnya muncul sebagai

akibat adanya ketidaseimbangan di antara para pihak. Sengketa atau konflik

muncul sebagai akibat dari beberapa, yaitu:

1. Scare resource, kelengkapan sumber-sumber yang signifikan terhadap

eksistensi partisipasi konflik.

52

Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hal. 263

Page 73: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

71

2. Ambiguous, kondisi di mana batas-batas (kewenangan atau hak) saling

dilanggar, sehingga satu pihak mengambil keuntungan yang seharusnya juga

menjadi bagian dari keuntungan pihak lain.

3. Intimacy, keterdekatan yang sering kali bermuara pada konflik mendalam jika

perbedaan-perbedaan yang terjadi tidak dikelola dengan matang. Konflik

berbasis intimacy biasanya bersifat lebih mendalam disbanding partisipan

yang tidak memiliki pengalaman “kenal” satu sama lain.

4. We-They Distinvtions, terjadi dalam kondisi di mana orang menciptakan

diskriminasi yang sifatnya berseberangan.53

KUH Perdata diatur mengenai hubungan perikatan antara para sekutu satu

sama lain dan hubungan perikatan antara para sekutu dengan pihak ketiga. Oleh

karena itu perjanjian kerjasama ini juga akan dianalisis berdasarkan kedua hal ini

di atas untuk mengetahui hak dan kewajiban yang timbul dalam perjanjian ini di

antara para pihak dan dalam hubungannya dengan pihak ketiga.

Banyak orang mengidentifikasikan konflik maupun sengketa sama dengan

fenomena kekerasan (violence), sehingga konflik atau sengketa selalu dipandang

sebagai sesuatu yang buruk dan oleh sebab itu, konflik harus ditiadakan atau

setidaknya dicegah. Atas dasar paradigma pikir ini muncul konsep conflict

prevention atau conflict ovoidance.54

Lahirnya konsep conflict prevention

dilatarbelakangi oleh persepsi bahwa konflik itu identitik dengan tindakan

kekerasan seperti perkelahian, peperangan, perusakan dan pembakaran harta dan

53

Agus Yudha Hernoko, Op.Cit, hal 304 54

Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat,

Rajawali Press, Jakarta, 2011, hal 4

Page 74: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

72

pembunuhan sehingga konflik selalu dipandang sebagai fenomena yang buruk

sehingga timbulnya konflik harus dicegah melalui berbagai langkah dan kebijakan

masyarakat atau pemerintah. Banyak orang terutama pembuat kebijakan di

Indonesia memiliki paradigma pikir seperti ini. Kuatnya paradigm berpikir seperti

itu mungkin juga dilatarbelakangi oleh kenyataan, bahwa konflik-konflik lebih

sering disertai dengan munculnya tindak kekerasan, sehingga banyak orang

menganggap konflik sebagai sesuatu yang buruk.55

Penyelesaian sengketa yang timbul dalam dunia bisnis merupakan masalah

tersendiri karena apabila para pelaku bisnis menghadapi sengketa tertentu, dia

akan berhadapan dengan proses pengadilan yang berlangsung lama dan

membutuhkan biaya yang tidak sedikit sedangkan dalam dunia bisnis,

penyelesaian sengketa yang dikehendaki adalah yang dapat berlangsung cepat dan

murah. Disamping itu, penyelesaian sengketa dalam dunia bisnis diharapkan

sedapat mungkin tidak merusak hubungan bisnis selanjutnya dengan siapa dia

pernah terlibat suatu sengketa.56

Hal ini tentu sulit ditemukan apabila pihak yang

bersangkutan membawa sengketanya kepengadilan karena proses penyelesaian

sengketa melalui pengadilan (ligitasi) akan berakhir dengan kekalahan salah satu

pihak dan kemenangan pihak lainnya. Disamping itu, secara umum dapat

dikemukan berbagai kritikan terhadap penyelesaian sengketa melalui pengadilan,

yaitu karena hal sebagai berikut :

55

Ibid 56

Ahmad Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, RajaGrafindo Persada,

Jakarta, 2017, hal 111

Page 75: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

73

1. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan sangat lambat.

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan yang pada umumnya lambat atau

disebut buang waktu lama diakibatkan oleh proses pemeriksaan yang sangat

formalitas dan sangat teknis. Disamping itu, arus perkara yang semakin deras

mengakibatkan pengdilan dibebani dengan beban yang terlampau banyak.

2. Biaya perkara yang mahal

Biaya perkara dalam proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan

dirasakan sangat mahal, lebih-lebih jika dikaitkan dengan lamanya

penyelesaian sengketa semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan.

Biaya ini akan semakin bertambah jika diperhitungkan biaya pengacara yang

juga tidak sedikit.

3. Pengadilan pada umumnya tidak responsif

Tidak responsive atau tidak tanggapnya pengadilan dapat dilihat dari kurang

tanggapnya pengadilan dalam membela dan melindungi kepentingan umum.

Demikian pula pengadilan dianggap sering berlaku tidak adil, karena hanya

member pelayanan dan kesempatan serta keleluasaan kepada lembaga besar

atau orang kaya. Dengan demikian timbul kritikan yang menyatakan bahwa

menindas orang miskin, tetapi orang berduit mengatur hukum.

4. Putusan pengadilan tidak menyelesaikan masalah

Putusan pengadilanm dianggap tidak menyelesaikan masalah bahkan dianggap

semakin memperumit masalah karena secara objektif putusan pengadilan tidak

mampu memberikan kedamaian dan ketentraman kepada para pihak.

Page 76: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

74

5. Kemampuan para hukum yang bersifat generalis

Para hakim dianggap mempunyai kemampuan terbatas, terutama dalam abad

iptek dan globalisasi sekaran karena pengetahuan yang dimiliki hanya di

bidang hukum, sedangkan di luar itu pengetahuannya bersifat umum bahkan

awam. Dengan demikian, sangat mustahil mampu menyelesaikan sengketa

yang mengandung kompleksitas berbagai bidang.57

Berdasarkan berbagai kekurangan penyelesaian sengketa melalui

pengadilan itulah sehingga dalam dunia bisnis pihak yang bersangkutan dapat

lebih memilih menyelesaikan sengketa yang dihadapi di luar pengadilan.

Penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau yang lebih dikenal dengan

Alternative Dispute Resolution (ADR) dapat ditempuh dengan berbagai cara.

ADR tersebut dapat berupa arbitrase, mediasi, konsiliasi, minitrial, summary jury

trial, settle ment conference serta bentuk lainnya.58

Pasal 1 Undang-undang

Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,

arbitrase dibedakan dari alternatif penyelesaian karena yang termasuk dalam

alternatif penyelesaian sengketa hanya konsultasi, negoisiasi, mediasi, konsiliasi

dan penilaian ahli.

Segala perselisihan, kontoversi atau perbedaan yang dapat timbul dari atau

sehubungan dengan perjanjian ini selama memungkinkan diselesaikan secara

damai melalui perundingan dan pembicaraan antara para pihak.segala

perselisihan, kontroversi atau perbedaan yang pada akhirnya tidak dapat

57

Ibid, hal 112-113 58

Ibid, hal 113

Page 77: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

75

diselesaikan dengan kesepakatan damai pada akhirnya diselesaikan secara hukum

dalam hal ini para pihak memilih domisili hukum yang tetap dan umum di Kantor

Panitera Pengadilan Negeri Medan. 59

Apabila PT Universal Indofood Product melakukan pelanggaran terhadap

Perjanjian ini dalam hal melanggar kontrak maka PD. Abadi Jaya berhak menahan

semua hasil penjualan produk PT Universal Indofood Product. Perjanjian ini

tunduk dan oleh karenanya harus ditafsirkan berdasarkan pada ketentuan hukum

Republik Indonesia. Jika terjadi perselisihan di antara para pihak yang mungkin

timbul sebagai akibat dari penafsiran dan/atau pelaksanaan Perjanjian ini maka

akan diselesaikan terlebih dahulu diantara para pihak secara musyawarah untuk

mufakat. Jika penyelesaian perselisihan secara musyawarah untuk mufakat

sebagaimana tercantum dalam ayat (3) Pasal ini tidak dapat menyelesaikan

perselisihan yang timbul, Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui

Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dengan menggunakan bahasa

Indonesia selaku bahasa pengantar. Masing-masing Pihak akan menunjuk satu

arbiter dan BANI akan menunjuk satu arbiter untuk bertindak sebagai Ketua

Bentuk-bentuk alternatif penyelesaian sengketa, baik yang disebutkan

dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa Umum maupun beberapa varian lainnya sesuai kajian

akademis dan empiris meliputi konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan

59

Hasil wawancara dengan Gabriel, selaku Manager PD. Abadi Jaya, tanggal 6 Maret

2017

Page 78: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

76

arbitrase yang secara garis besar dapat dijelaskan lebih lanjut seperti diuraikan

berikut ini.

1) Konsultasi

Konsultasi adalah tindakan yang bersifat personal antara satu pihak yang

disebut “klien” dengan pihak lain yang disebut konsultan, misalnya konsultan

hukum. Pihak klien meminta bantuan berupa saran atau nasihat berkaitan

dengan penyelesaian sengketa yang terjadi, dan konsultan memberikan

pendapatnya sesuai dengan kepentingan atau kebutuhan klien. Dalam hal ini

pihak klien tidak terikat atau berkewajiban untuk memenuhi pendapat

konsultan, melainkan bebas untuk menentukan sendiri keputusan yang akan

diambil untuk kepentingannya, meskipun demikian tidak tertutup

kemungkinannya untuk menggunakan pendapat yang disampaikan pihak

konsultan. Peran konsultan dalam penyelesaian sengketa yang bersangkutan

tidak bersifat dominan, melainkan hanya bertugas memberikan pendapat

(hukum) sesuai permintaan kliennya, sedangkan keputusan mengenai

penyelesaian sengketa sepenuhnya diambil sendiri oleh para pihak.

2) Negosiasi

Terminologi negoasiasi beraasal dari kosa kata Inggris “negotiation” yang

berarti perundingan atau musyawarah dan orang yang melakukan perundingan

disebut negosiator. Negosiasi merupakan suatu proses untuk mencapai

kesepakatan dengan pihak lain. Negosiasi adalah proses komunikasi dua arah

yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak

Page 79: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

77

memiliki berbagai kepentingan yang sama maupun berbeda, tanpa melibatkan

pihak ketiga sebagai penengah. Hasil dari negosiasi adalah penyelesaian

kompromi (compromise solution) yang tidak mengikat secara hukum.

3) Mediasi

Mediasi merupakan penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga

(mediator) sebagai penengah yang netral atau tidak memihak (impartial) yang

turut aktif memberikan bimbingan atau arahan guna mencapai penyelesaian,

namun tidak berfungsi sebagai hakim yang berwenang mengambil keputusan.

Inisiatif dan keputusan penyelesaian sengketa tetap berada di tangan para

pihak yang bersengketa, serta hasil penyelesaiannya bersifat kompromistis.

4) Konsiliasi

Konsiliasi merupakan bentuk penyelesaian sengketa dengan intervensi pihak

ketiga (konsiliator) yang bersifat aktif menyusun dan merumuskan

langkahlangkah penyelesaian, yang selanjutnya ditawarkan kepada pra pihak

yang bersengketa. Apabila para pihak yang bersengketa tidak mampu

merumuskan suatu kesepakatan, maka konsoliator mengajukan usulan

pemecahan atau jalan keluar dari sengketa. Meskipun demikian konsiliator

tidak berwenang membuat putusan, tetapi hanya berwenag membuat

rekomendasi dan pelaksanaannya tergantung dari itikad baik (good will) dari

para pihak yang bersengketa sendiri.

Page 80: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

78

5) Arbitrase

Arbitrase merupakan salah satu bentuk adjudikasi privat, dengan melibatkan

pihak ketiga (arbiter) yang diberi kewenangan penuh oleh para pihak untuk

menyelesaikan sengketa, sehingga berwenang mengambil putusan yang

bersifat final dan mengikat. Dalam hal ini para pihak menyetujui untuk

menyerahkan penyelesaian sengketanya kepada pihak ketiga yang netral yang

mereka pilih untuk membuat keputusan.

Page 81: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil

simpulan sebagai berikut:

1. Bentuk Perjanjian antara Distributor dengan Produsen ditinjau dari Perspektif

Hukum Perdata, yaitu Perjanjian tersebut dibuat oleh para pihak secara

tertulis, dengan demikian perjanjian yang dibuat merupakan kehendak para

pihak, khususnya apa saja yang perlu diperjanjikan, juga syarat-syarat apa

yang dikemukakan oleh para pihak selanjutnya para pihak menegosiasikan

perjanjian tertulis atau kontrak tersebut.

2. Tanggungjawab Produsen kepada Distributor Apabila Terjadi Kerusakan atau

terdapat Cacat tersembunyi dalam Pengiriman Barang dan Upaya

penyelesaian apabila terjadi, pihak PT. Universal Indofood Product melakukan

pergantian barang yang rusak/cacat kepada PD. Abadi Jaya dan pihak PD.

Abadi Jaya mengembalikan barang yang rusak/cacat tersebut.

3. Upaya penyelesaian apabila salah satu pihak melakukan pelanggaran terhadap

kesepakatan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu

penyelesaian sengketa diluar pengadilan (Alternative Dispute Resolution),

yaitu: konsiliasi, mediasi, dan arbitrase. Selain itu, penyelesaian sengketa

diluar pengadilan juga dapat dilakukan dengan pendekatan secara

Page 82: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

80

kekeluargaan. Apabila tidak berhasil, maka dapat ditempuh melalui

pengadilan

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang diambil dari penelitian ini maka penulis

memberikan saran sebagai beriku

1. Disarankan sebelum melaksanakan perjanjian dimusyawarahkan terlebih

dahulu baru dibuat.

2. Disarankan untuk produsen menggantikan barang yang sesuai dan yang sama

dengan yang sebelumnya.

3. Hendaknya di dalam penyelesaian sengketa diselesaikan secara langsung di

luar pengadilan untuk menghindari sengketa yang berkepanjangan.

Page 83: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

81

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Bintang, Sanusi dan Dahlan.2000. Pokok-pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis. Citra

Aditya Bakti, Bandung.

Hernoko, Agus Yudha.2011 Hukum Perjanjian (asas proporsionalitas dalam

kontrak Komersial), Kencana Prenda Media Group, Jakarta.

Ibrahim, Jhonny.2005. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu

Media Publishing, Jakarta.

Khairandy, Ridwan.2006. Pengantar Hukum Dagang, FH. UII Press, Yogyakarta.

Miru, Akhmadi dan Pati, Saka, 2008. Hukum Perikatan Penjelasan Makna Pasal

1233 sampai 1456 BW, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Miru, Ahmadi, 2017. Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Muhammad, Abdulkadir, 2004. Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya

Bakti, Bandung

________________________.2011 Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya

Bakti, Bandung.

Oentoeng Soebagijo, Felix, 1996. Beberapa Aspek Hukum Perjanjian Keagenan

dan Distribusi, dalam Hukum Ekonomi, Penyunting Soemantoro, U.I. Press,

Jakarta.

R. Hadhikusuma, R.T. Sutantya dan Sumantoro, 1995. Pengertian Pokok Hukum

Perusahaan: Bentuk-Bentuk Perusahaan yang Berlaku di Indonesia, Edisi 1

Cetakan ke-3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Rahmadi, Takdir, 2011. Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan

Mufakat, Rajawali Press, Jakarta.

Sastrawijaya, H. Man. S. dan Rai Mantili, 2008. Perseroan Terbatas menurut

Tiga Undang-undang, Alumni, Bandung.

Subagyo, P. Joko, 2006. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Cetakan

Kelima, Rineka Cipta, Jakarta.

Subekti, R, 2002. Hukum Perjanjian. Intermassa, Jakarta.

Page 84: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

82

T, Arif Djohan, 2008. Aspek Hukum Perseroan Terbatas, Harvarindo, Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 11/M-

Dag/Per/3/2006 Tentang Ketentuan Dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda

Pendaftaran Agen Atau Distributor Barang dan/atau Jasa.

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Peraturan Menteri

Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 21/M-Dag/Per/6/2008 Tentang

Pengadaan Dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian.

Jurnal/Artikel/Makalah

Nur Salam, Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Dagang

Antara PT. Frisian Flag Indonesia Dengan Distributor Di Kota Medan (PT.

Permata Niaga Sebagai Salah Satu Distributor Di Kota Medan), Tesis Mkn,

FH Universitas Sumatera Utara Medan 2012.

Pakpahan, Norman S. ”Perseroan Terbatas Sebagai Instrumen Kegiatan

Ekonomi”, Jurnal Hukum Bisnis vol. 2, 1997.

Rory Eka Putra Sitepu, Pertanggungjawaban Perusahaan Penyalur Alat Berat

Terhadap Cacat Tersembunyi Produk (Studi Pada : PT. United Tractors

Tbk), Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan 2014.

Setiawan, Wita Sumarjono C. Penerapan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam

Pembuatan Perjanjian Franchise Pizza Hut. Semarang, Tesis. Universitas

Diponegoro, 2010.

Website

Ekonurzhafar. pengertian-produsen/ wordpress.com/2010/03/20/ https://diakses

tanggal 11 Maret 2017

http://id.gopher.co.id/perbedaan-antara-produsen-distributor-dan-agen/ diakses

tanggal 13 Maret 2017

Tunardy. Pengertian produsen. http://www..com/?s=\http://organisasi.org diakses

tanggal 13 Maret 2017

Page 85: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

83

Dadang Sukandar perjanjian –distributor - distributorship-

agreement_550de589a33311ba2dba7d2f, http://www.kompasiana.com/

/diakses tanggal 11 Maret 2017.

Wiwidtry lestari pengertian-badan-usaha perbedaan

https://.wordpress.com/2015/11/12/-cv-pt-pte-ltd-inc-corp-mnc-tbk-ud-sdn-

bhd-nv-firma-koperasi-yayasan/diakses tanggal 12 Maret 2017

Arti Kelsiana http://www..com/2015/08/pengertian-perusahaan-dagang-jenis-

ciri.html, diakses tanggal 11 Maret 2017.

Bitar. pengertian-ciri-dan-jenis-perusahaan-dagang-beserta-contohnya-terlengkap/

http://www.gurupendidikan.com//diakses tanggal 11 Maret 2017

Podani Natoras

pengertian-perusahaan- dagang. http:// belajar ilmu komputer dan internet.

blogspot.co.id/2016/01/-pd.html, diakses tanggal 13 Maret 2017

Wawancara

Hasil wawancara dengan Gabriel, selaku Manager PD. Abadi Jaya, tanggal 6

Maret 2017

Page 86: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

84

DAFTAR WAWANCARA

1. Bagaimana bentuk perjanjian yang dibuat antara PT. Universal Indofood

Product dengan PD. Abadi Jaya

Jawab

Perjanjian tersebut dibuat oleh para pihak secara tertulis, dengan demikian

perjanjian yang dibuat merupakan kehendak para pihak, khususnya apa saja

yang perlu diperjanjikan, juga syarat-syarat apa yang dikemukakan oleh para

pihak selanjutnya para pihak menegosiasikan perjanjian tertulis atau kontrak

tersebut. Perjanjian yang dibuat mengacu pada Pasal 1313 KUH Perdata, yang

intinya: “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau

lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Pengaturan

tentang pendistribusian produk farmasi obat-obatan selain mengacu pada Pasal

1313 KUH Perdata, juga mengacu pada Pasal 1338 KUH Perdata, sebab

apabila ditelaah lebih mendalam terlihat adanya pengakuan terhadap

keberadaan hukum yang hidup dalam masyarakat karena setiap subyek hukum

bebas membuat perjanjan dengan subyek siapapun dan tentang obyek hukum

apapun. Kebebasan yang dimaksud merupakan kebebasan yang mempunyai

tanggung jawab untuk melaksanakan apa yang telah diperjanjikan.

2. Bagaimana karakteristik perjanjian yang dibuat antara PT. Universal Indofood

Product dengan PD. Abadi Jaya

Jawab

Produksi makanan yang telah dihasilkan oleh PT Universal Indofood Product

sebagai produsen perlu untuk dapat dipasarkan dan disalurkan kepada

konsumen. Dalam hal ini PT Universal Indofood Product telah menunjuk PD.

Abadi Jaya sebagai distributor untuk memasarkan produk makanan. Kegiatan

awal dari pemasaran tersebut adalah dengan mengadakan perjanjian

pendistribusian makanan yang dilakukan oleh kedua belah pihak

3. Apa Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian

Jawab

PT. Unilever Indofood Product sebagai produsen wajib memberikan

kemudahan PD. Abadi Jaya dalam pengembangan perusahaan yang

berhubungan dengan penjualan dan pemasaran, PT. Unilever Indofood

Product wajib memberikan informasi produk kepada PD. Abadi Jaya dalam

berbagai media (sesuai budget dan rencana pemasaran perusahaan), baik

produk yang telah diproduksi maupun yang akan diproduksi PT. Unilever

Indofood Product wajib memberikan pelayanan konsultasi penjualan dan

rencana pemasaran kepada PD. Abadi Jaya, PT. Unilever Indofood Product

wajib mencantumkan nama perusahaaan/perorangan dari PT. Unilever

Indofood Product sebagai agen ekslusif PT. Unilever Indofood Product sesuai

peruntukannya, PT. Unilever Indofood Product berhak untuk memeriksa

laporan penjualan dari PD. Abadi Jaya sewaktu-waktu apabila dibutuhkan, PT.

Unilever Indofood Product berhak untuk menagih hasil penjualan PD. Abadi

Page 87: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

85

Jaya apabila telah melewati batas waktu setoran yang telah ditentukan, PT.

Unilever Indofood Product tidak akan membuka agen dan tenaga penjualan

baru untuk wilayah yang telah disepakati di atas sebagai wilayah pemasaran

PD. Abadi Jaya.

4. Tanggungjawab PT. Universal Indofood Product kepada PD. Jaya Abadi jika

barang ada yang rusak/cacat

Jawab

Tanggungjawab produsen kepada distributor apabila terjadi salah satu pihak

melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan perjanjian yang telah disepakati

oleh kedua belah pihak, yaitu PT. Universal Indofood Product mengganti

barang yang rusak / catat dan PD. Abadi Jaya mengembalikan barang yang

rusak/cacat

5. Bagaimana penyelesaian jika terjadi wanprestasi dalam perjanjian kerjasama

distributor PT. Universal Indofood Product dengan PD. Jaya Abadi

Jawab

Segala perselisihan, kontoversi atau perbedaan yang dapat timbul dari atau

sehubungan dengan perjanjian ini selama memungkinkan diselesaikan secara

damai melalui perundingan dan pembicaraan antara para pihak.segala

perselisihan,kontroversi atau perbedaan yang pada akhirnya tidak dapat

diselesaikan dengan kesepakatan damai pada akhirnya diselesaikan secara

hukum dalam hal ini para pihak memilih domisili hukum yang tetap dan

umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Medan.

Medan, April 2017

Gabriel

Manager PD. Abadi Jaya

Page 88: PERJANJIAN ANTARA PRODUSEN DENGAN DISTRIBUTOR (Studi …

86