periode inkubasi, sukses menetas, dan tingkat … · 2017-04-01 · panitia penguji tesis...

82
TESIS PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT KEBUGARAN TUKIK PENYU HIJAU (Chelonia mydas) DI PANTAI SUKAMADE, JAWA TIMUR I WAYAN YUSTISIA SEMARARIANA NIM 1192361007 PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2017

Upload: buixuyen

Post on 12-Jul-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

TESIS

PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN

TINGKAT KEBUGARAN TUKIK PENYU HIJAU

(Chelonia mydas) DI PANTAI SUKAMADE,

JAWA TIMUR

I WAYAN YUSTISIA SEMARARIANA

NIM 1192361007

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 2: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

i

TESIS

PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN

TINGKAT KEBUGARAN TUKIK PENYU HIJAU

(Chelonia mydas) DI PANTAI SUKAMADE,

JAWA TIMUR

I WAYAN YUSTISIA SEMARARIANA

NIM 1192361007

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 3: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

ii

PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN

TINGKAT KEBUGARAN TUKIK PENYU HIJAU

(Chelonia mydas) DI PANTAI SUKAMADE,

JAWA TIMUR

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan,

Universitas Udayana

I WAYAN YUSTISIA SEMARARIANA

NIM 1192361007

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

Page 4: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 21 DESEMBER 2016

Mengetahui

Pembimbing I,

Drh. Ida Bagus Windia Adnyana, Ph.D

NIP. 19640401 199003 1 002

Pembimbing II,

Dr. drh. I.G.N.B. Trilaksana, M.Kes

NIP. 19690228 199703 1 003

Ketua Program Studi Kedokteran Hewan

Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes

NIP. 19621231 198903 1 315

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Udayana,

Dr. Drh. Nyoman Adi Suratma, MP

NIP. 196003051987031001

Page 5: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

iv

Tesis Ini Telah Diuji

pada Tanggal 21 DESEMBER 2016

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No : 58/UN14.2.9/PD/2017

Panitia Penguji Tesis ini adalah :

Ketua : Drh. Ida Bagus Windia Adnyana, Ph.D

Anggota :

1. Dr. drh. I Gusti Ngurah Bagus Trilaksana, M.Kes

2. Dr. drh. Tjok Gde Oka Pemayun, MS

3. Dr. drh. I Ketut Suatha, M.Si

4. Dr. drh. Hapsari Mahatmi, M.P

Page 6: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : I Wayan Yustisia Semarariana

NIM : 1192361007

Program Studi : Kedokteran Hewan

Judul Tesis : Periode Inkubasi, Sukses Menetas, dan Tingkat

Kebugaran Tukik Penyu Hijau (Chelonia mydas) di

Pantai Sukamade, Jawa Timur

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 3 Januari 2017

Yang membuat pernyataan,

I Wayan Yustisia Semarariana

Page 7: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada

tanggal 7 Agustus 1989 merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan suami istri, Bapak I Ketut Madra

S.H, M.M. dan Ibu Ni Made Mustari, penulis

berkewarganegaraan Indonesia. Penulis menyelesaikan

pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2001, di Sekolah Dasar

Negeri (SDN) 1 Tuban. Pada tahun 2004, menyelesaikan pendidikan Sekolah

Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kuta. Pada tahun 2007, menyelesaikan

pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Denpasar. Penulis diterima

sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana pada tahun

2007 melalui jalur UMPTN. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran

Hewan (SKH) pada tahun 2011 dan pendidikan Profesi Dokter Hewan pada tahun

2012. Selanjutnya pada tahun 2011 penulis menempuh Pendidikan Program

Magister Program Studi Kedokteran Hewan Program Pascasarjana Universitas

Udayana.

Penulis melakukan penelitian dengan judul “Periode Inkubasi, Sukses

Menetas, dan Tingkat Kebugaran Tukik Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai

Sukamade, Jawa Timur” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Kedokteran Hewan pada Program Magister Program Studi Kedokteran

Hewan, Program Pascasarjana, Universitas Udayana.

Page 8: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

vii

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

karena hanya atas asung kertawara nugraha-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada

kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar

besarnya kepada

1. Prof. Dr. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD selaku Rektor

Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas selama mengikuti program

magister.

2. Dr. Drh. Nyoman Adi Suratma, MP selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti

pendidikan pada program magister.

3. Ketua Program Magister Ilmu Kedokteran Hewan Prof. Dr.Drh. I Ketut Puja,

MS, seluruh dosen dan staff yang selalu memberikan pendidikan dan diskusi

– diskusi selama kegiatan perkuliahan.

4. Prof. Dr. Drh. I Ketut Beratha, MS selaku pembimbing akademik penulis

yang selalu memberikan arahan – arahan selama mengikuti perkuliahan.

5. Drh. Ida Bagus Windia Adnyana, Ph.D, pembimbing I yang penuh kesabaran

memberikan motivasi dan dorongan selama penulis mengikuti program

magister. 2. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Bagus Trilaksana,M.Kes yang dengan

motivasi tanpa henti mendorong dan membimbing penulis.

6. Dr. Drh. Tjokorda Gede Oka Pemayun, MS, Dr. Drh. I Ketut Suatha,M.Si Dr.

Drh. Hapsari Mahatmi, MP selaku tim penguji atas kesempatan dan waktunya

dan segala masukan dan saran untuk kemajuan diri saya.

Page 9: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

viii

7. Tim TCEC Serangan atas kesempatan mempergunakan tempat penelitian, tim

UPKP Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri atas pengalaman dan

kesempatan yang tidak akan saya lupakan. Kepada teman – teman sesama

mahasiswa magister yang senantiasa mendukung untuk kemajuan dirisaya.

8. Tim Usadha Buron Indonesia atas motivasi dan dukungannya Jiex Pujawan,

Gegz Titin, Juzt Satya, Jiex Dwina, dan Nona Pristy

9. Orang Tua I Ketut Madra dan Ni Made Mustari dan adik – adik Ni Made

Devi Jayanthi dan Ni Luh Komang Ayu Mitri Jayanthi yang senantiasa

memotivasi.

10. Istri saya Ni Nyoman Pramika Utami dan I Wayan Wregsa Ning Prabawa

putra yang lahir di sela pengerjaan tulisan ini atas inspirasi dan dukungan

semangatnya

11. Tukik – tukik yang sudah dilepasliarkan setelah uji kebugaran atas bantuannya

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya

kepada semua pihak yang telah membantu pelaksaan dan penyelesaian tesis ini.

Page 10: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

ix

ABSTRAK

PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT

KEBUGARAN TUKIK PENYU HIJAU (Chelonia mydas)

DI PANTAI SUKAMADE, JAWA TIMUR

Penelitian ini mengevaluasi metode Pra-UPKP dan Pasca-UPKP dalam

mencapai target sukses penetasan optimal, dengan rasio jenis kelamin seimbang,

dan tingkat kebugaran optimal. Penelitian ini dilakukan di UPKP Sukamade

Taman Nasional Meru Betiri, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur dan

Penangkaran Penyu TCEC (Turtle Conservation and Education Center) Serangan,

Bali. Penelitian ini dilakukan pada Bulan April sampai Juni 2013. Sampel yang

digunakan untuk sukses penetasan dan masa inkubasi sebanyak 4.363 data

penetasan di pantai Sukamade yang dikumpulkan antara tahun 2008 hingga 2012.

Sedangkan tingkat kebugaran menggunakan data sebesar 14 ekor tukik penyu

hijau. Penelitian dilakukan dengan membandingkan statistik data sukses menetas

dan periode inkubasi dari metode Pra-UPKP dan Pasca-UPKP, kemudian

dilanjutkan dengan menguji kebugaran tukik setelah menetas selama masa

penangkaran dengan menghitung power rate untuk mendapatkan waktu terbaik

dalam pelepasliaran. Proporsi angka penetasan berkategori “baik” lebih tinggi

pada metode Pasca – UPKP (69,25%) dibandingkan dengan proporsi pada metode

pengelolaan Pra – UPKP (64,80%) dan statistik menunjukkan perbedaan ini

signifikan. Partisi kedua metode pengelolaan menunjukkan kategori baik

dihasilkan pada metode pasca-UPKP lebih baik daripada Pra-UPKP. Periode

inkubasi metode Pra-UPKP menghasilkan jenis kelamin yang dominan bias ke

betina, sedangkan metode Pasca-UPKP jenis kelamin yang dihasilkan berimbang

antara bias jantan dan bias betina. Pada periode inkubasi diketahui periode

inkubasi pada metode Pasca-UPKP menghasilkan jenis kelamin yang seimbang

lebih baik daripada Pra-UPKP. Oleh karena itu, metode penetasan Pasca-UPKP

yang diterapkan di Pantai Sukamade dinilai lebih efektif daripada metode Pra-

UPKP, namun memerlukan evaluasi dan perbaikan dalam mencapai sukses

penetesan yang optimal secara konsisten. Kebugaran Tukik Penyu Hijau yang

dihasilkan Pantai Sukamade mengalami penurunan tiap-tiap minggunya selama

masa penangkaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Pasca-UPKP

lebih efektif daripada metode Pra-UPKP dalam pengelolaan konservasi penyu di

pantai Sukamade.

Kata kunci: Penyu Hijau, Penetasan, Inkubasi, Kebugaran

Page 11: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

x

ABSTRACT

INCUBATION PERIOD, HATCH SUCCESS, AND FITNESS LEVEL OF

GREEN SEA TURTLE (Chelonia mydas) HATCHLINGS ON THE

SUKAMADE BEACH OF EAST JAVA

The research evaluated the method of Pre-and Post-UPKP in achieving

optimal hatching success, with a balanced sex ratio, and optimal fitness level. This

research was conducted in UPKP of Sukamade of Meru Betiri National Park,

Jember, East Java Province, and at the TCEC (Turtle Conservation and

Education Center) of Serangan, Bali. This research was conducted in April and

June 2013. The sample used for the successful hatching and incubation period

was as many as 4,363 hatching data on the Sukamade Beach that was collected

between 2008 and 2012, while the fitness level was carried out by using the data

of 14 green sea turtle hatchlings. The research was conducted by comparing the

data statistics of successful hatching and the incubation period of the method of

Pre-and Post-UPKP, followed by a fitness test of hatchlings after hatching during

the period of captivity by calculating the power rate to get the best time of the

release to the natural habitat. The proportion of hatchery numbers was qualified as

"good" higher on the Post method of UPKP (69.25%) compared to the proportion

in the management methods of Pre -UPKP (64.80%) and these statistics showed

significant differences. The second partition of management method showed good

category resulting in the post-UPKP method was better than the Pre-UPKP. The

incubation period of UPKP method produced the dominant gender bias to the

female, while the method of post-UPKP produced a balanced gender bias between

male and female bias. The incubation period in the post-UPKP method produced a

balanced gender which was better than the Pre-UPKP. The fitness level of Green

Sea Turtle Hatchlings produced on the Sukamade Beach declined each week

during the breeding period. The results showed that the method of post-UPKP was

more effective than Pre-UPKP in the management of turtle conservation on the

Sukamade Beach.

Keywords: Green Turtle, Hatching, Incubation, Fitness

Page 12: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

xi

RINGKASAN

PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT

KEBUGARAN TUKIK PENYU HIJAU (Chelonia mydas) DI PANTAI

SUKAMADE, JAWA TIMUR

Penyu Hijau (Chelonia mydas) adalah satu dari tujuh jenis penyu laut

yang masih ada di dunia. Seperti halnya jenis lainnya, penyu Hijau juga masuk

dalam daftar Apendiks I Convention on International Trade of Endangered

Species (CITES). Salah satu fokus konservasi penyu Hijau di Indonesia adalah

Pantai Sukamade di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Jawa Timur. Indikator

keberhasilan management effectiveness suatu pengelolaan konservasi penyu di

habitat peneluran setidaknya harus meliputi tiga hal yaitu, angka penetasan,

temperatur inkubasi, serta power rate yang merefleksikan tingkat kebugaran tukik

(Adnyana 2012). Penelitian ini mengevaluasi dua metode pengelolaan konservasi

penyu di pantai Sukamade yaitu metode Pra-UPKP dan Pasca-UPKP. Penelitian

ini dilakukan di UPKP Sukamade Taman Nasional Meru Betiri, Kabupaten

Jember, Provinsi Jawa Timur dan Penangkaran Penyu TCEC (Turtle Conservation

and Education Center) Serangan, Bali. Penelitian ini dilakukan pada Bulan April

sampai Juni 2013. Sampel yang digunakan untuk sukses penetasan dan masa

inkubasi sebanyak 4.363 data penetasan di pantai Sukamade yang dikumpulkan

antara tahun 2008 hingga 2012. Sedangkan tingkat kebugaran menggunakan data

sebesar 14 ekor tukik penyu hijau. Evaluasi dilakukan dalam hal capaian target

sukses penetasan optimal, dengan rasio jenis kelamin seimbang, dan tingkat

kebugaran optimal. Penelitian dilakukan dengan membandingkan data sukses

menetas dan periode inkubasi dari metode Pra-UPKP dan Pasca-UPKP, kemudian

dilanjutkan dengan menguji kebugaran tukik setelah menetas selama masa

penangkaran untuk mendapatkan waktu terbaik dalam pelepasliaran. Proporsi

angka penetasan berkategori “baik” lebih tinggi pada metode Pasca – UPKP

(69,25%) dibandingkan dengan proporsi pada metode pengelolaan Pra – UPKP

(64,80%) dan statistik menunjukkan perbedaan ini signifikan. Periode inkubasi

metode Pra-UPKP menghasilkan jenis kelamin yang dominan bias ke betina,

sedangkan metode Pasca-UPKP jenis kelamin yang dihasilkan berimbang antara

bias jantan dan bias betina. Kebugaran Tukik Penyu Hijau yang dihasilkan Pantai

Sukamade mengalami penurunan tiap-tiap minggunya selama masa penangkaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Pasca-UPKP lebih efektif daripada

metode Pra-UPKP dalam pengelolaan konservasi penyu di pantai Sukamade.

Periode pengelolaan Pasca-UPKP sebaiknya dilanjutkan dan dilakukan

optimalisasi sehingga tujuan utama untuk menghasilkan angka penetasan optimal,

jenis kelamin seimbang, dan waktu pelepasliaran tukik terbaik dapat tercapai

seperti pada kondisi alami melalui peningkatan kompetensi pengelola,

peningkatan fasilitas serta penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor utama

untuk optimalisasi UPKP Sukamade perlu dilakukan.

Page 13: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ......................................................................................... i

PRASYARAT GELAR ................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT................................................. v

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

ABSTRACT ..................................................................................................... x

RINGKASAN .................................................................................................. xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ...................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ........................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 4

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyu Hijau ........................................................................... 6

2.2. Reproduksi Penyu Hijau ...................................................... 8

2.3. Telur Penyu Hijau ................................................................. 9

2.4. Sukses Penetasan ................................................................... 10

2.5. Periode Inkubasi .................................................................... 16

2.6. Rasio Jenis Kelamin ............................................................... 17

2.7. Kebugaran Tukik Setelah Penetasan ..................................... 18

2.8. Penyu Hijau Di Pantai Sukamade ......................................... 18

2.9. Sistem Penetasan Penyu Pra-UPKP dan UPKP Sukamade ... 20

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTHESIS

PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir ................................................................. 24

3.2 Konsep .................................................................................. 26

3.3 Hipotesis ................................................................................ 26

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian ........................................................ .... 27

4.1.1. Rancangan Pertama ................................................... 27

4.1.2. Rancangan Kedua ...................................................... 28

Page 14: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

xiii

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 29

4.3. Penentuan Sumber Data ......................................................... 29

4.4. Besar Sampel ......................................................................... 29

4.5. Variabel Penelitian ................................................................ 29

4.6. Definisi Operasional Variabel ............................................... 30

4.7. Bahan Penelitian .................................................................... 31

4.8. Alat Penelitian ....................................................................... 31

4.9. Prosedur Penelitian ................................................................ 32

4.9.1. Tahap Pertama ........................................................... 32

4.9.2. Tahap Kedua ............................................................. 32

4.10. Analisis Data ......................................................................... 33

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1. Sukses Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di

Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur

pada Pra-UPKP dan UPKP .................................................... 34

5.2. Periode Inkubasi Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di

Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur

Pra-UPKP dan UPKP ............................................................. 38

5.3. Kebugaran Tukik Penyu Hijau yang Dihasilkan Pantai

Sukamade ............................................................................... 40

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Sukses Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di

Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur

pada Pra-UPKP dan UPKP .................................................... 44

6.2. Periode Inkubasi Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di

Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur

Pra-UPKP dan UPKP ............................................................. 46

6.3. Kebugaran Tukik Penyu Hijau yang Dihasilkan Pantai

Sukamade ............................................................................... 48

6.4. Efektifitas Metode Pengelolaan UPKP TNMB

Dibandingkan Dengan Metode Pengelolaan Pra-UPKP ........ 50

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan ............................................................................... 52

7.2 Saran ...................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 58

Page 15: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rerata Sukses Penetasan Sarang – Sarang Telur Penyu Hijau

(Chelonia mydas) Pertahun di Pantai Sukamade dari tahun 2008 –

2012 ................................................................................................... 35

Tabel 2. Perbedaan Rerata Sukses Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia

mydas) pada Tahun yang Berbeda .................................................... 36

Tabel 3. Jumlah dan Proporsi Sarang Telur Penyu yang Menetas dengan

Kategori “Baik” dan “Buruk” di Pantai Sukamade Selama Kurun

2008 – 2012 ....................................................................................... 37

Tabel 4. Jumlah Sarang Telur Penyu yang Menetas Dalam Periode Inkubasi 40

Tabel 5. Statistik Power Rate Tukik Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang

Diukur pada Waktu (Minggu) yang Berbeda. Satuan Power Rate

adalah Kali (X) .................................................................................. 42

Tabel 6. Perbedaan Nilai Power Rate Tukik Penyu Hijau (Chelonia mydas)

yang Diukur pada Waktu (Minggu) yang Berbeda ........................... 42

Page 16: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gambaran Morfologi Penyu Hijau dengan keterangan tanda

panah ........................................................................................... 7

Gambar 2. Lokasi Pantai Sukamade ............................................................ 20

Gambar 3. Ember penetasan ......................................................................... 23

Gambar 4. Ruangan Penetasan Sukamade .................................................... 23

Gambar 5. Grafik Kecenderungan Sukses Menetas (%) Sarang – Sarang

Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai Sukamade dari

Tahun 2008 – 2009. Bar merepresentasikan Selang

Kepercayaan 95% ....................................................................... 35

Gambar 6. Grafik Proporsi Jumlah Sarang Telur Penyu yang Menetas

Pada Metode Pra-UPKP dan Pasca-UPKP ................................. 40

Gambar 7. Grafik Penurunan Nilai Power Rate Tukik Penyu Hijau

(Chelonia mydas) yang Diukur Sesaat Setelah Menetas

(Minggu I) hingga Minggu IV Pasca Menetas. Bar Adalah

Nilai Selang Kepercayaan (Confidential Interval/CI) pada

Taraf 95%. .................................................................................. 43

Page 17: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

xvi

DAFTAR SINGKATAN

CITES : Convention on International Trade of Endangered Species

TNMB : Taman Nasional Meru Betiri

UPKP : Unit Pengelolaan Konservasi Penyu

TSD : Temperature dependent sex determination

WWF : World Wide Fund for Nature

TCEC : Turtle Conservation and Education Center

Page 18: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tukik Penyu Hijau yang Menetas untuk Uji Kebugaran .......................... 58

2. Pengukuran Tukik Pasca Menetas ............................................................ 58

3. Tukik yang Mati dalam Telur (Gagal Menetas)........................................ 59

4. Tukik Penyu Hijau yang Menetas untuk Uji Kebugaran .......................... 59

5. Data Sukses Penetasan Setiap Metode Pengelolaan ................................. 60

6. Data Sukses Penetasan Setiap Tahun ........................................................ 60

7. Perbedaan penetasan metode Pra-UPKP dan UPKP................................. 60

8. Histogram Data Sukses Penetasan ............................................................ 61

9. Rangking Penetasan Setiap Tahun ............................................................ 62

10. Data Sukses Penetasan Setiap Periode Pengelolaan ................................. 62

11. Gambaran Umum Periode Inkubasi di Pantai Sukamade ......................... 63

12. Histogram Periode Inkubasi ...................................................................... 63

13 Data Periode Inkubasi Tahunan ................................................................ 63

14. Kelompok Periode Inkubasi tiap Periode Pengelolaan ............................. 64

15. Hubungan Sukses Penetasan dan Periode Inkubasi .................................. 64

16. Kebugaran Tukik Penyu Hijau setiap Minggu .......................................... 64

Page 19: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Penyu Hijau (Chelonia mydas) adalah satu dari tujuh jenis penyu laut

yang masih ada di dunia. Seperti halnya jenis lainnya, penyu Hijau juga masuk

dalam daftar Apendiks I Convention on International Trade of Endangered

Species (CITES), yang berarti bahwa seluruh produknya tidak boleh

diperdagangkan antar negara. Secara domestik, legalitas perlindungannya

dilakukan melalui penerapan Undang – Undang Nomor 5 tahun 1990 (tentang

Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya) serta Peraturan

Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis – Jenis Tumbuhan

dan Satwa yang Dilindungi.

Salah satu fokus konservasi penyu Hijau di Indonesia adalah Pantai

Sukamade di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Jawa Timur. Pantai ini

merupakan salah satu dari sedikit pantai peneluran penyu dengan populasi relatif

viable yang tersisa di kawasan Jawa hingga Nusa Tenggara (Adnyana, 2012).

Ruaya bertelur dengan bentang pantai 3 km ini dikunjungi oleh 1 - 12 ekor

penyu per malam (Purwanasari et al., 2006). Penyu Hijau (Chelonia mydas)

adalah jenis yang paling dominan bertelur di lokasi ini. Jenis lainnya adalah penyu

Belimbing (Dermochelys coriacea), Sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu

Lekang (Lepidochelys olivacea) bertelur dalam frekuensi relatif rendah dan tidak

sepanjang tahun (Adnyana, 2012).

1

Page 20: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

2

Upaya konservasi penyu di pantai Sukamade telah dilakukan sejak tahun

1970. Awalnya, kegiatan hanya terbatas pada pendataan jumlah induk yang

bertelur. Pada tahun 1982 TNMB resmi dibentuk dan pantai Sukamade menjadi

salah satu wilayahnya. Pengukuhan status tersebut juga berimplikasi pada

pengelolaan konservasi penyu di lokasi tersebut. Mulai saat itu dilakukan upaya

penyelamatan telur penyu dengan memindahkannya ke lokasi buatan (semi-alami)

yang dianggap lebih aman. Pemindahan dilakukan karena banyaknya bahaya di

sarang alaminya baik oleh manusia maupun non – manusia (Jayaratha, 2006).

Berbagai metode atau cara pengelolaan telah dilakukan dalam upaya

penyelamatan telur penyu di pantai ini, yang tujuan utamanya adalah

menghasilkan tukik bugar dalam jumlah optimal dan rasio jenis kelamin seimbang

(Adnyana, 2012). Apakah metode atau cara – cara pengelolaan dimaksud sudah

efektif atau belum dalam konteks menghasilkan tukik bugar dalam jumlah optimal

dan rasio jenis kelamin seimbang? Hingga saat ini, pertanyaan ini belum pernah

dijawab. Inilah dasar utama dilakukannya penelitian ini. Idealnya, pemantauan

dan evaluasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan konservasi

penyu laut. Evaluasi terhadap management effectiveness sangat dibutuhkan untuk

melakukan adaptive management (dalam rangka meningkatkan keberhasilan

kegiatan konservasi), menjaga akuntabilitas publik, serta merumuskan

perencanaan yang lebih baik bagi periode selanjutnya.

Indikator keberhasilan management effectiveness suatu pengelolaan

konservasi penyu di habitat peneluran setidaknya harus meliputi tiga hal yaitu,

angka penetasan, temperatur inkubasi, serta power rate yang merefleksikan

Page 21: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

3

tingkat kebugaran tukik (Adnyana 2012). Angka/sukses penetasan adalah refleksi

apakah jumlah tukik yang dihasilkan sudah optimal atau belum. Angka penetasan

telur penyu idealnya harus lebih dari 70%, karena secara alami ketahanan hidup

tukik hingga menjadi penyu dewasa sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh

banyaknya ancaman mulai dari saat menetas hingga periode hidup di lautan.

Ancaman besar dihadapi tukik pada 30 - 60 menit setelah mereka mencapai

permukaan pasir pesisir (Booth et al., 2004). Untuk itu, kebugaran tukik yang

dihasilkan sangat penting untuk mencapai tingkat ketahanan hidup yang optimal

pada fase ini. Selain itu, kebugaran yang optimal juga diperlukan untuk

meningkatkan kemampuan tukik untuk mencapai titik terjauh yang dapat

dijangkau seekor tukik di laut lepas sebelum mencapai fase hidup mengapung di

lautan. Dalam siklus hidupnya saat mencapai dewasa kelamin, penyu akan

melakukan reproduksi, reproduksi yang optimal terjadi apabila rasio kelamin

jantan dan betina seimbang. Rasio kelamin yang seimbang adalah 1 : 1, namun

masih dianggap baik meskipun terjadi dominasi salah satu jenis kelamin tanpa

menghilangkan jenis kelamin lainnya (Adnyana, 2012, Rees dan Margalitoulis,

2004). Fenomena ini adalah fungsi dari temperatur/masa inkubasi. Temperatur

inkubasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pertukaran gas, komposisi

substrat pada pasir, adanya naungan sinar matahari, curah hujan, temperatur

udara, dan panas akibat aktivitas metabolisme (Zbinden et al., 2005; Carr, 1968).

Temperatur inkubasi dapat diukur/diduga baik secara langsung (dengan

instrumen) ataupun tidak langsung dengan memprediksi dari data periode/masa

inkubasi (Carr, 1968 dan Mrosovsky dan Yntema. 1980). Melalui pengukuran dan

Page 22: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

4

pendataan masa inkubasi, sukses penetasan, dan kebugaran tukik di pantai

peneluran Sukamade, akan dapat diketahui pengaruh dari manajemen pengelolaan

yang ada terhadap keberhasilan konservasi penyu.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah angka (sukses) penetasan telur penyu Hijau (Chelonia

mydas) di Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur

sebelum dan sesudah dibentuknya Unit Pengelola Konservasi Penyu di

habitat peneluran ini?

2. Bagaimanakah masa atau periode inkubasi telur penyu Hijau (Chelonia

mydas) di Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur

sebelum dan sesudah dibentuknya Unit Pengelola Konservasi Penyu di

habitat peneluran ini?

3. Bagaimanakah kebugaran tukik penyu Hijau (Chelonia mydas) yang

dihasilkan dari pantai Sukamade ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui angka sukses penetasan telur penyu Hijau (Chelonia mydas) di

Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur sebelum dan

sesudah dibentuknya Unit Pengelola Konservasi Penyu di habitat peneluran

ini?.

Page 23: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

5

2. Mengetahui periode inkubasi telur penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai

Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur sebelum dan sesudah

dibentuknya Unit Pengelola Konservasi Penyu di habitat peneluran ini?.

3. Mengetahui kebugaran tukik penyu Hijau (Chelonia mydas) yang dihasilkan

dari pantai Sukamade.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai :

1. Angka sukses penetasan telur penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai

Peneluran Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur secara umum,

maupun sebelum dan sesudah dibentuknya Unit Pengelola Konservasi Penyu

di habitat peneluran ini?

2. Periode inkubasi telur penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai Peneluran

Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur secara umum maupun

sebelum dan sesudah dibentuknya Unit Pengelola Konservasi Penyu di habitat

peneluran ini?

3. Kebugaran tukik penyu Hijau (Chelonia mydas) yang dihasilkan dari pantai

Sukamade.

Atas dasar informasi ini dapat disarankan kepada pihak Unit Pengelola

Konservasi Penyu untuk mempertahankan (kalau sudah baik) atau meningkatkan

(kalau belum baik) strategi pengelolaan produksi tukik penyu Hijau di pantai

peneluran Sukamade Taman Nasional Meru Betiri, demi tercapainya tujuan utama

konservasi penyu laut di habitat peneluran ini.

Page 24: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penyu Hijau

Perairan Indonesia memiliki enam dari tujuh jenis penyu laut di dunia,

yang berasal dari dua famili yaitu Cheloniidae dan Dermochelyidae. Salah satu

spesies dari famili Cheloniidae yang tersebar luas dan jumlah terbanyak di

perairan Indonesia adalah Penyu Hijau (Adnyana dan Hipiteuw, 2012). Penyu

Hijau memiliki nama ilmiah lengkap Chelonia mydas Linnaeus,1758. Nama

ilmiah penyu Hijau ditulis Chelonia mydas. Taksonomi penyu Hijau menurut

Hirth (1971) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Sub Kingdom : Metazoa

Phyllum : Chordata

Class : Reptilia

Ordo : Testudinata

Family : Chelonidae

Genus : Chelonia

Spesies : Chelonia mydas

Penyu Hijau memiliki tempurung punggung yang terdiri dari sisik – sisik

yang tidak tumpang tindih. Warna karapaks pada tukik adalah hitam, remaja

berwarna coklat dengan bercak kekuningan menyebar (radiating streak)

kemudian warnanya akan bervariasi saat dewasa mulai dari warna coklat muda,

6

Page 25: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

7

coklat kemerahan, kadang terdapat bitik yang lebih gelap dari warna dasarnya

(Purwanasari dan Adnyana, 2009,; Pritchard dan Mortimer, 1999). Warna

plastronnya adalah putih pada tukik dan kekuningan saat dewasa. Pada bagian

kepala penyu Hijau memiliki satu pasang sisik prefrontal dan empat pasang sisik

postorbital. Pada masing – masing flipper terdapat satu kuku dan flipper bagian

depan lebih panjang dari pada bagian belakang. Penyu Hijau mudah dikenali

dengan melihat adanya empat sisik costal dan lima sisik vertebral pada karapaks

dengan sisik yang tersusun tidak saling tumpang tindih. Berikut adalah gambar

singkat identifikasi penyu Hijau.

Gambar 1. Gambaran Morfologi Penyu Hijau dengan keterangan tanda panah

(Sumber : Pritchard dan Mortimer, 1999)

5 sisik vertebral

4 pasang sisik

kostal

Sepasang

sisik

prefrontal

4 pasang sisik

inframarginal

4 pasang sisik

post ocular

Page 26: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

8

2.2. Reproduksi Penyu Hijau

Jenis kelamin pada Penyu Hijau tidak dapat diidentifikasi secara

morfologi sebelum mencapai dewasa kelamin. Setelah berusia 20-50 tahun, jenis

kelamin pada penyu dapat diamati dari perbedaan panjang ekor, yang biasanya

penyu jantan memiliki ekor yang lebih panjang. Ketika penyu siap untuk

bereproduksi, penyu jantan dan penyu betina akan bermigrasi dari ruaya pakan

ke ruaya kawin. Setelah kawin, penyu jantan akan kembali ke ruaya pakan dan

penyu betina menuju ke area peneluran dimana dulunya penyu tersebut menetas

(nest side fidelity) (Limpus et al, 1984). Selama periode peneluran, Penyu Hijau

betina akan berada di sekitar pantai peneluran (interesting area) selama 10 sampai

17 hari dengan rata-rata 12 hari, dan dalam kurun waktu tersebut penyu betina

akan bertelur sebanyak 3-5 kali. Setelah periode peneluran tersebut habis, penyu

betina akan kembali ke ruaya pakan dan mengulangi siklus reproduksi tersebut.

Siklus ini terjadi beberapa kali sampai masa reproduktifnya di musim tersebut

habis. (Hirth, 1980; Clarine, 2005). Setelah masa reproduktif yang hanya

beberapa bulan, penyu betina akan kembali ke ruaya pakan dan memulai

persiapan untuk aktivitas reproduksinya untuk 2 sampai 3 tahun mendatang

(Limpus dan Miller, 1993; Miller, 1985; Clarine, 2005).

Perilaku reproduksi antara ketujuh spesies penyu laut hampir sama

sebagai akibat dari kemiripan dalam morfologi dan batasan ekologi (bentuk tubuh

yang hampir sama dan persyaratan ketika bertelur di darat). Tempat dan kondisi

yang dibutuhkan untuk bersarang juga hampir sangat mirip seperti akses yang

mudah dari laut dalam menuju pantai peneluran, pasir dengan tekstur yang

Page 27: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

9

longgar dan berada cukup tinggi dari air pasang (Ackerman, 1997). Penyu betina

akan memilih tempat bertelur setelah dibuahi. Penyu bertelur di dalam pasir

pantai. Penyu biasanya bertelur 5-7 kali tiap musim peneluran. Setelah telur

menetas dan menjadi tukik, tukik akan menuju lautan. Masa – masa antara tukik

hingga menjadi penyu dewasa sering tidak diketahui perjalanannya, sehingga

disebut “masa – masa yang hilang”.(Miller, 1999).

2.3. Telur Penyu Hijau

Penyu Hijau sebagaimana jenis penyu lainnya menelurkan dua jenis telur,

yaitu telur yang normal dan telur yang tidak normal. Telur yang normal

berbentuk bulat, dengan kulit yang lembek, mengandung kapsul albumin, dan

kuning telur.Terdapat membrane vitelin yang melindungi embrio pada kuning

telur. Diameter dari setiap telur berbeda-beda tergantung spesies penyu

(Miller,1985). Sedangkan telur yang tidak normal dapat memiliki ukuran yang

sangat besar atau sangat kecil dibandingkan dengan telur lainnya dan kuning telur

lebih dari satu, telur dengan diameter sangat besar biasanya lebih besar satu per

empat kali atau lebih diameternya dibandingkan dengan telur lainnya.Telur

dengan ukuran sangat besar biasanya mengandung dua kuning telur yang

dikelilingi oleh selaput albumin tunggal. Kondisi ini jarang menghasilkan

penetesan meskipun satu dari dua embrio berhasil berkembang. Kuning telur

ganda ini dibentuk dari unit kuning telur yang sama dan mengandung albumin dan

selaput yang tersambung. Beberapa bahkan terhubung dengan saluran kecil.

Kondisi ini memiliki peluang menetas yang lebih besar apabila kedua kuning telur

ini dapat terpisah denga sempurna. Telur yang berukuran sangat kecil berukuran

Page 28: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

10

lebih kecil dari setengah diameter telur yang normal. Telur ini mengandung

sebagian besar albumin dan begranula. Kuning telur pada telur yang sangat kecil

tidak dilingkupi oleh membrane vitelin.Biasanya tidak terdapat embrio sehingga

telur tidak dapat berkembang dan tidak dapat menetas (Miller 1985, 1997, 1999,;

Van Buskirk dan Crowder, 1994). Penyu Hijau biasa menghasilkan telur sebanyak

100-115 butir telur (Clarine, 2005) dengan ukuran telur berdiameter ± 44,9 mm

dengan berat ± 46,1 gram (Hirth, 1980).

2.4. Sukses Penetasan

Penentuan sukses menetas (hatching success) sangatlah penting bagi

konservasi penyu laut karena dapat menjadi tolak ukur kesesuaian pantai

peneluran sebagai sistem inkubasi dan kesehatan dari penyu yang bertelur. Sukses

menetas (hatching success) adalah total jumlah tukik dalam satu sarang yang

berhasil lepas dari cangkangnya yang dapat juga ditentukan dengan menghitung

jumlah cangkang yang berukuran >50% ukuran awal (Miller, 1999). Hatching

success Penyu Hijau berkisar antara 87,7% - 96,7% (Silalahi, 1989), sedangkan

presentase penetasan telur hijau pada sarang semi alami berkisar antara 80% -

100%, dengan nilai rata – rata 96,2% (Alfiah, 1989). Tingkat kesuksesan

penetasan telur penyu dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama adalah

keberhasilan perkembangan embrio. Perkembangan embrio mulai terjadi dua jam

setelah telur dikeluarkan dari tubuh induk. Pada proses ini terjadi pertukaran

panas, H2O, O2, dan CO2 dengan telur lain dalam sarang dan dengan lingkungan

pantai tempat sarang berada. Embrio yang sedang berkembang membutuhkan

pertukaran ini, karena proses ini menghasilkan panas dan CO2 dan menghirup O2.

Page 29: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

11

Embrio juga dapat memproduksi atau memerlukan H2O. Pengaruh osmosis dari

lingkungan terhadp telur dipengaruhi oleh pertukaran udara dan H2O yang terjadi

antara telur dan lingkungan sekitar. Oleh karena bagian ekstraembrionik terdapat

diantara embrio dan lingkungan, bagian ini dapat menjadi penyangga dalam

proses interaksi antara embrio dan lingkungan hingga embrio menjadi organisme

yang siap untuk menetas. Perkembangan embrio adalah proses metabolisme.

Bahan bakarnya terdapat pada kuning telur yang kemudian didistribusikan menuju

sel – sel yang kemudian diubah menjadi energi untuk berdiferensiasi dan tumbuh

(Ackerman,1997).

Kedua adalah suhu, suhu sangat mempengaruhi kesuksesan penetasan telur

penyu (Ackerman, 1997, Herrera, 2010). Suhu ideal masing – masing jenis penyu

dalam menentukan keberhasilan penetasan telur berbeda – beda (Runemark,

2006). Both et al., 2004, menyatakan bahwa suhu mempengaruhi jenis kelamin,

ukuran setelah lahir, massa kuning telur, dan kemampuan untuk berenang. Pada

Penyu Hijau suhu 26°C hingga 28°C menghasilkan penyu jantan, sedangkan suhu

28°C hingga 30°C menghasilkan penyu betina. Suhu yang lebih rendah juga

menunjukkan penambahan periode inkubasi. Fuentes, 2010 menunjukkan bahwa

suhu diatas 33°C dan dibawah 24°C menyebakan kematian telur penyu. Suhu juga

berpengaruh terhadap lamanya periode inkubasi dan diferensiasi jenis kelamin

(Herrera, 2010). Zbinden et al. pada tahun 2005 menyatakan perkembangan

embrio tukik juga dipengaruhi oleh temperatur metabolik pada tahap akhir

inkubasi. Temperatur pasir yang dipengaruhi oleh curah hujan dan paparan sinar

matahari dapat mempengaruhi pembentukan otot dari tukik, disisi lain temperatur

Page 30: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

12

pasir yang terlalu tinggi juga dapat menurunkan kadar O2 dalam sarang, sehingga

dapat menurunkan angka penetasan (Segura dan Cajade, 2010). Ketiga komposisi

substrat. Komposisi substrat pasir memegang peranan besar dalam menentukan

hatching success., hal ini dikarenakan pertukaran gas dan kelembaban yang baik

dipengaruhi oleh pasir dengan partikel yang kecil (Fuhler, 2005). Pengendapan

substrat di permukaan pasir yang terbawa oleh air laut dapat mempengaruhi

proses embryogenesis dan juga menentukan tingkat sukses menetas (Ackerman,

1997 ;Rattermen dan Ackerman, 1989). Penumpukan endapan di atas pasir akan

menghalangi proses penguapan dan pertukaran oksigen pada telur dan sekitarnya.

Hal ini dapat menyebabkan embryo mengalami insufisiensi oksigen dan

akumulasi karbondioksida pada darah atau jaringan (asphyxiation) dan

meningkatkan angka hatching mortality (Tracy et al. 1978; Kam, 1994; Tucker et

al, 1998; Foley et al., 2006). Peningkatan endapan di permukaan sarang juga

dapat memperpanjang periode inkubasi dan menurunkan temperatur sarang

sehingga nantinya akan lebih banyak tukik jantan yang akan dihasilkan (Houghton

et al. 2007).

Keempat air dalam telur dan dalam pasir. Telur penyu Hijau mengandung

air saat ditelurkan. Air tersimpan pada albumen pada awal inkubasi dan

ditambahkan dengan air yang didapat dari tranformasi kuning telur.Penyu

membutuhkan asupan air dalam usahanya untuk menetas. Pada pasir yang kurang

mengandung air, angka penetasan dari telur penyu Hijau mengalami penurunan.

Namun hanya sedikit data yang diketahui tentang banyaknya pertukaran air yang

terjadi selama proses inkubasi (Ackerman, 1997). Faktor kelima adalah pertukaran

Page 31: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

13

gas, pertukaran gas sangat penting untuk tingkat kesuksesan telur penyu,

pertukaran O2 dan CO2 yang baik diperlukan dalam proses perkembangan

embrionik. Diperlukan luasan area dan jarak antarsarang yang ideal untuk

menghasilkan pertukaran gas yang baik. Penelitian tentang kepadatan lokasi

sarang berpengaruh pada sirkulasi O2 dan CO2 yang kemudian berpengaruh pada

tingkat kesuksesan penetasan telur penyu (Honarvar et al., 2008). Pertukaran gas

juga dipengaruhi oleh kondisi pasir tempat telur penyu ditanam, pasir dengan

partikel yang kecil memungkinkan pertukaran gas yang baik (Fuhler, 2005).

Keenam kepadatan telur. Kepadatan telur dalam sarang dapat mempengaruhi

keberhasilan penetasan. Persentase keberhasilan penetasan pada kepadatan 50

butir persarang ternyata lebih besar daripada kepadatan 75 dan 100 butir per

sarang (Silalahi, 1989), dimana faktor perbedaan kedalaman sarang antara 40 cm

dengan 70 cm tidak mempengaruhi hasil penetasan (Natih, 1989; Nuitja, 1982).

Faktor ketujuh yaitu naungan sinar matahari. Posisi sarang yang berada pada

naungan menunjukan keberhasilan tingkat penetasan yang lebih baik daripada

penanaman telur pada sarang tanpa naungan. Sarang yang tidak mendapatkan

naungan lebih banyak mendapat pengaruh – pengaruh ekstrim dari luar seperti

panas matahari dan hujan (Sukada, 2009). Terdapat perbedaan temperatur dan

kadar air di dalam sarang tanpa naungan dengan sarang yang berada di bawah

naungan. Hal ini disebabkan karena perbedaan frekuensi paparan langsung dari

hujan dan sinar matahari yang nantinya dapat mempengaruhi suhu pasir dalam

sarang. Suhu pasir selama periode inkubasi yang bervariasi nantinya akan

mempengaruhi kelangsungan hidup embrio, menentukan Hatching seks dan durasi

Page 32: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

14

inkubasi. Presentase kematian tukik dalam telur lebih tinggi terjadi pada

lingkungan yang terlalu kering, karena telur penyu sangat sensitif terhadap

kekeringan. Selama periode inkubasi telur-telur penyu mengalami penyerapan dan

pertukaran air, sehingga volumenya menjadi lebih besar (Miller, 1997; 1999).

Faktor Kedelapan adalah aktivitas relokasi. Pada saat melakukan relokasi sarang

dari pantai peneluran, terdapat faktor yang dapat menentukan tingkat hatching

success. Menurut Soedhono (1985) sesaat setelah telur dikeluarkan oleh induk,

terjadi berbagai proses biologi. Proses tersebut sangat rentan terhadap faktor yang

dialami selama masa transplantasi, terutama 2 jam setelah oviposisi. Menurut

Harless dan Morlock (1979) telur penyu yang mengalami perubahan posisi maka

embrionya akan mengalami kematian atau terjadi gangguan yang dapat

mengancam kelangsungan perkembangan embrio. Hal ini disebabkan karena telur

penyu tidak mempunyai kemampuan kembali ke posisi semula setelah rotasi.

Perubahan posisi telur penyu pada tahap awal perkembangan embrio akan

menyebabkan embrio berada di bawah kuning telur dan dapat mengakibatkan

kematian embrio, kondisi yang sensitif terutama pada 2 hingga 72 jam setelah

oviposisi. Faktor kesembilan yaitu predator, predator merupakan salah satu faktor

ekologi yang mempengaruhi penetasan telur penyu hijau, dalam laporan di

Tortuguero, Costa Rica (Fowler, 1979) ditemukan bahwa predator menurunkan

tingkat penetasan telur penyu akibat perusakan sarang dan konsumsi telur penyu,

predator yang berperan adalah anjing (dengan akibat kerusakan terbesar), burung

pemakan bangkai, dan kalkun. Anjing menemukan sarang dalam berbagai tahap

perkembangan. Tingkat kerusakan yang ditimbukan oleh predator diketahui

Page 33: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

15

dipengaruhi oleh posisi sarang dan bukan oleh jumlah sarang. Predator merusak

sarang lebih banyak pada periode akhir dari musim peneluran, dibandingkan

dengan awal musim peneluran. Kesepuluh adanya bahan organik dan vegetasi

yang menutupi sarang, pada sarang dengan kandungan organik yang semakin

meningkat terjadi penurunan persentase penetasan telur penyu sisik, sedangkan

adanya vegetasi yang menutupi sarangjuga menurunkan angka penetasan, sarang

yang berada di pasir yang terbuka memiliki persentase penetasan yang lebih besar

(Ditmer dan Stapleton, 2012). Ksebelas yaitu posisi sarang, pemilihan posisi

sarang oleh Penyu (Sisik dan Belimbing) mempengaruhi kesuksesan penetasan

telur, posisi sarang yang baik, sedikit vegetasi, dan predator memberikan tingkat

penetasan yang lebih baik. Posisi sarang yang tepat memberikan suhu yang

optimal untuk tumbuh dan sirkulasi udara yang baik untuk perkembangan embrio

(Serafini et al., 2008). Posisi yang jauh dari ombak jjuga memberikan dampak

yang baik bagi kesuksesan penetasan (Runemark, 2006).

Faktor keduabelas adalah masalah pemanasan global. Pemanasan global

dapat mengakibatkan erosi pantai, peningkatan tinggi air dipantai, dan terjadinya

banjir yang dapat merusak telur penyu. Angin topan yang sering terjadi

mengakibatkan pengangkatan pasir penutup sarang penyu, sehingga telur tidak

lagi terkubur pasir.Peningkatan suhu yang terjadi juga mengakibatkan

ketidakseimbangan jenis kelamin yang menetas (Fuentes, 2010). Faktor

kesembilan salinitas dan kelembapan sarang. Salinitas sarang yang meningkat

ditambah dengan adanya massa air dalam sarang dapat menurunkan tingkat

penetasan (Foley et al, 2006). Pada penyu Hijau yang diamati di Cyprus,

Page 34: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

16

penetasan telur juga dipengaruhi oleh kelembapan yang juga dipengaruhi oleh

kedalaman sarang (Ozdemir dan Turkozan, 2005). Faktor ketigabelas yaitu

penyakit. Penyakit merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan penetasan telur penyu. Faktor penyakit dapat muncul melalui

pengaruh faktor lain seperti kelembapan yang memicu tumbuhnya jamur pada

cangkang telur (Solomon dan Baird, 1980). Beberapa jenis potensial pathogen

seperti Eschericia coli, Klebsiella sp., Enterobacter sp., Citrobacter sp.,

Pseudomonas sp., Proteus sp., Streptococcus sp., Staphylococcus sp., Bacillus sp.,

dan Clostridium sp., diisolasi dari sarang penyu Hijau dan dari tukik yang gagal

menetas di pantai Sukamade. Diketahui bahwa bakteri-bakteri tersebut dapat

mempengaruhi daya tetas telur (Jayaratha, 2006).

2.5. Periode Inkubasi

Periode inkubasi adalah periode perkembangan embrio sejak telur

diletakan di dalam pasir sampai tukik keluar dari dalam sarang (Ewert, 1979).

Faktor – faktor yang mempengaruhi periode inkubasi selain kadar air dan

temperatur adalah kadar oksigen, komposisi dan tekstur pasir, dan cuaca. Periode

inkubasi pada musim hujan akan lebih lama dibandingkan pada saat musim panas

(Mrosovsky dan Yntema, 1980).

Kisaran periode inkubasi dari masing-masing spesies penyu laut berbeda-

beda dan dipengaruhi juga oleh temperatur. Hal ini juga terjadi pada telur Penyu

Hijau yaitu pada suhu 23°C-25°C telur Penyu Hijau akan mengalami periode

inkubasi selama ±75 hari dan pada suhu 32°C periode inkubasinya selama ± 45

hari. Perbedaan suhu 1°C akan menambah lama periode inkubasi selama lima hari

Page 35: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

17

(Adnyana, 2012; Purwanasari, 2006). Panas yang berasal dari metabolisme telur

akan menurunkan periode inkubasi, karena laju inkubasi sangat dipengaruhi oleh

temperatur. Temperatur yang rendah akan memperpanjang periode inkubasi dan

sebaliknya temperatur yang tinggi akan mempersingkat periode inkubasi

(Carr, 1968).

2.6. Rasio Jenis Kelamin

Jenis kelamin pada penyu juga dipengaruhi oleh suhu sarang, suhu antara

29°C-32°C akan menghasilkan penyu betina dan suhu antara 23°C-29°C akan

menghasilkan penyu jantan (Fuentes, 2010, Herrera, 2010). Fenomena ini disebut

TSD (Temperature dependent sex determination). TSD adalah saat sarang

terpapar oleh suhu saat fase perkembangan perbedaan jenis kelamin. Semua jenis

penyu termasuk TSD (Herrera, 2010; Adnyana, 2013; Mrosovsky dan Yntema,

1980,) dengan periode sensitive saat fase pertengahan dari inkubasi (Herrera,

2010). Pada penyu Hijau terdapat suhu yang konstan yang dapat menghasilkan

jenis kelamin dengan perbandingan 1:1. Suhu ini disebut dengan suhu Pivotal,

suhu Pivotal dapat berbeda-beda tergantung spesies penyu (Fuentes, 2010;

Herrera, 2010; Yntema dan Mrosovsky, 1982). Penyu Hijau memiliki pivotal

temperatur pada suhu 28,26°C (Lutz dan Musick, 1997). Untuk penyu, inkubasi

dibawah suhu pivotal akan menghasilkan dominasi jenis kelamin jantan dan diatas

suhu pivotal akan menghasilkan dominasi jenis kelamin betina (Fuentes, 2010,

Adnyana, 2013).

Page 36: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

18

2.7. Kebugaran Tukik setelah Penetasan

Dalam siklus hidupnya, tukik secara alami akan menuju pantai setelah

menetas. Kemudian terus berenang menuju lautan, selama proses tersebut

diketahui bahwa potensi bahaya predator yang muncul adalah saat-saat awal dari

pantai hingga menuju lautan (Booth dkk, 2004). Tingkat kebugaran yang baik

akan membantu tukik untuk bertahan hidup selama fase awal menuju lautan.

Kemudian tukik akan terus berenang menjauhi pantai hingga cadangan

makanannya habis dan mengapung di lautan hingga mampu mencari ruaya pakan

(Lutz dan Musick, 1997). Oleh karena itu, tingkat kebugaran tukik menjadi tolak

ukur harapan hidup bagi tukik yang baru lahir untuk mengarungi lautan. Tingkat

kebugaran tukik dapat dilihat dari kemampuan tukik dalam mengayuhkan siripnya

untuk berenang di lautan. Kemampuan ini disebut power stroke (Adnyana, 2013,

Booth dkk, 2004). Power stroke ditentukan oleh berbagai macam faktor. Pada

tahun 2004 dilakukan penelitian oleh Booth dkk, ternyata faktor masa inkubasi

dan suhu inkubasi berpengaruh terhadap power stroke tukik. Dalam pelaksaan

konservasi penyu, seringkali tukik tidak dilepas langsung ke laut setelah menetas,

namun ditangkarkan dahulu. Sehingga, diprediksi terjadi perubahan terhadap

power stroke tukik selama masa penangkaran sebelum dilepas ke laut (Adnyana,

2013).

2.8. Penyu Hijau di Pantai Sukamade

Pantai Sukamade (8°33’-8°38’ LS dan 113°50’-113°58’BT) yang terletak

di kawasan Taman Nasional Meru Betiri adalah salah satu pantai peneluran

penting di Jawa Timur. Empat jenis penyu dilaporkan bertelur disepanjang 3 (tiga)

Page 37: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

19

km pantai peneluran ini. Mereka adalah penyu Hijau, Belimbing, Sisik, dan

Lekang. Namun demikian, data yang dikumpulkan sejak periode 1980-an

menunjukkan hanya penyu Hijau yang masih dominan ditemukan bertelur,

sedangkan jenis lainnya sangat jarang. Jumlah sarang per tahun yang ditemukan di

Sukamade berkisar antara 177-2072 sarang. Suatu kajian yang dilakukan oleh tim

gabungan dari Universitas Udayana, WWF (World Wide Fund for Nature)

Indonesia, dan pengelola Taman Nasional Meru Betiri di Tahun 2004-2005

memperkiran bahwa jumlah penyu Hijau yang bertelur di lokasi ini tidak kurang

dari 500 ekor per tahun (Adnyana, 2012). Musim peneluran terjadi sepanjang

tahun dengan musim puncak sekitar Bulan November-Desember. Cakupan

wilayah peneluran yang relatif pendek (3(tiga) km) memungkinkan dilakukannya

pemantauan yang intensif. Pemantauan populasi yang dilakukan di wilayah ini

sejak awal 1970-an menunjukkan terjadinya kecenderungan populasi yang

semakin menurun. Secara genetik, penyu-penyu di Sukamade memiliki populasi

yang unik dan berbeda dengan populasi penyu lainya disekitar Australasia,

sehingga apabila penyu di lokasi ini punah, maka tidak akan dapat direkolonisasi.

Populasi penyu di Sukamade tidak terpengaruh oleh populasi penyu di tempat

lain, kepunahan populasi penyu yang terjadi di pantai Sukamade akan menjadi

permanen. Untuk itu perlu dilakukan usaha yang tepat dalam melindungi dan

meningkatkan populasi penyu di Pantai Sukamade. Untuk itu, pada tahun 2010

dibentuk Unit Pengelolaan Konservasi Penyu (UPKP) Sukamade untuk

mengoptimalkan usaha konservasi yang dilakukan di Pantai Sukamade sejak dulu.

UPKP ini memiliki misi yaitu meningkatkan produksi tukik dan masa inkubasi

ideal untuk menghasilkan perbandingan jenis kelamin yang ideal (Adnyana,

2012).

Page 38: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

20

Gambar 2 Lokasi Pantai Sukamade

(Sumber : www.googleearth.com, akses : 5 April 2013)

2.9. Sistem Penetasan Penyu Pra-UPKP dan Pasca-UPKP Sukamade

Sejarah pembentukan Unit Pengelolaan Konservasi Penyu (UPKP)

Sukamade dimulai dari upaya jangka panjang konservasi penyu di pantai

Sukamade. Upaya konservasi penyu di pantai Sukamade telah dilakukan sejak

tahun 1970. Ketika itu kegiatannya hanya terbatas pada pendataan jumlah induk

Page 39: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

21

yang bertelur. Pada tahun 1982 Taman Nasional Meru Betiri resmi dibentuk dan

pantai Sukamade menjadi salah satu wilayahnya. Pengukuhan status tersebut juga

berimplikasi pada pengelolaan konservasi penyu di lokasi tersebut. Kegiatan

sebelumnya yang hanya terbatas pada pendataan jumlah induk yang bertelur

ditambah dengan kegiatan penyelamatan sarang - sarang telur penyu, yang

dipindah dari pantai peneluran ke suatu “bunker” yang dibangun ± 50 meter

disebelah utara batas akhir vegetasi pantai. Karena alasan teknis dan operasional,

pada periode tahun 2000-an, penetasan telur dilakukan di suatu areal yang

menjadi satu dengan pos pengamanan; yang berjarak ± 800 meter dari pantai

peneluran. Saat itu, metode inkubasi telur penyu dilakukan dengan cara

menanamnya pada pasir yang ditampung dalam ember-ember (Gambar 3) plastik

berukuran sedang (30-50 cm). Metode ini disebut metode Pra-UPKP yang

dilakukan sebelum 2010 (Adnyana, 2013).

Pada tahun 2011 metode penetasan telur penyu ini diubah dengan cara

menanamnya pada pasir dalam ruangan (Gambar 4) karena metode pra-UPKP

diduga hanya menghasilkan tukik jantan saja (Suprapti dkk, 2006). Ruangan ini

merupakan bangunan dengan atap dan tembok setengah tinggi bangunan, sisa

tingginya ditutupi dengan jalinan kawat berlubang. Di dalam bangunan terdapat

empat blok dengan luas masing-masing blok adalah 1m x 3m x 6m. Blok tersebut

berisi pasir sedalam 1 meter dengan bantalan tanah. Mulai tahun 2010 pasir

diganti dua kali dalam satu tahun dan pada tahun 2013 akan dilakukan pergantian

pasir sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Dilakukan penyiraman saat tidak ada

telur penyu yang diinkubasikan yang biasanya dilakukan tiga kali dalam sebulan.

Page 40: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

22

Pada malam hari seringkali lampu dihidupkan untuk penerangan, kalau ada telur

yang akan menetas maka lampu dimatikan. Sarang semi-alami yang dibuat untuk

satu telur penyu memiliki kedalaman 70-80 cm, dengan Jarak antar sarang adalah

30-50 cm. Apabila telur telah menetas maka akan ditunggu hingga 5-7 hari sampai

semua tukik keluar dari sarang tersebut untuk kemudian dilepaskan ke laut

(Dahnu, 2013). Metode inilah yang kemudian disempurnakan menjadi Unit

Pengelolaan Konservasi Penyu (UPKP) Sukamade.

Unit Pengelolaan Konservasi Penyu Sukamade adalah unit pengelolaan

konservasi penyu yang dibentuk oleh Taman Nasional Meru Betiri Tahun 2010.

UPKP Sukamade menerapkan desain pengelolaan konservasi penyu yang

dirancang oleh Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana (Adnyana,

2013). Teknis pengelolaan yang dilakukan adalah dimulai dengan melakukan

pengamatan atau patroli malam hari yang dapat berlangsung hingga subuh. Patroli

bertujuan untuk mengamati ada tidaknya penyu yang naik untuk bertelur,

kemudian apabila terdapat penyu yang bertelur dilakukan relokasi sarang,

sebelumnya dilakukan pendataan jenis penyu, ukuran, dan penandaan dengan

penanda (Tag). Relokasi sarang dilakukan menggunakan karung atau ember (satu

karung untuk satu sarang) setelah jumlahnya dihitung. Telur-telur tersebut

kemudian ditempatkan/diinkubasikan kembali secara semi-alami (Dahnu, 2013).

Page 41: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

23

Gambar 3. Ember penetasan (Pra-UPKP)

(sumber : www.iddaily.net, akses 7 April 2013)

Gambar 4. Ruangan Penetasan Sukamade (UPKP)

(sumber : www.zonaikan.wordpress.com akses 7 April 2013)

Page 42: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

24

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Berpikir

Pantai Sukamade memiliki peranan yang penting dalam upaya konservasi

penyu. Untuk itu di Pantai Sukamade dilakukan upaya konservasi penyu sejak

tahun 1970-an hingga saat ini. Dalam periode tersebut, telah dilakukan berbagai

metode pengelolaan konservasi yang memiliki tujuan yaitu untuk melindungi

induk yang bertelur dan menghasilkan produksi tukik yang optimal. Upaya yang

dilakukan adalah dengan patroli pengamanan induk yang bertelur dan merelokasi

tukik ke tempat yang aman. Dimulai dari menginkubasikan telur ke dalam

“bunker” yang dekat dengan pantai kemudian merubah metode dengan

menginkubasikan ke dalam ember plastik (Pra-UPKP), dan mulai tahun 2011

dipindahkan ke ruangan inkubasi (UPKP) (Adnyana, 2012; Puwanasari et al,

2006). Setiap metode yang dilakukan semuanya memiliki tujuan untuk

menghasilkan tukik yang bugar dengan jumlah yang optimal dan memiliki rasio

kelamin yang seimbang. Luaran tersebut seharusnya dapat menyamai atau lebih

tinggi daripada kesuksesan di alam. Untuk mencapai hasil tersebut harus

diperhatikan temperatur inkubasi yang merupakan faktor penting untuk

memperoleh angka penetasan tukik dan tingkat kebugaran yang optimal.

Temperatur inkubasi dapat diukur dengan menggunakan alat/instrumen atau

dengan menduga dari lamanya periode inkubasi (Booth et al., 2004). Dengan data

periode inkubasi juga dapat diprediksi rasio jenis kelamin yang dihasilkan.

24

Page 43: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

25

Selama periode inkubasi, temperatur inkubasi dipengaruhi oleh banyak faktor

antara lain curah hujan, komposisi substrat, naungan sinar, pertukaran gas dan

temperatur udara. Pada akhir periode inkubasi, telur juga akan menghasilkan

panas metabolik yang dapat mempengaruhi temperatur inkubasi (Honarvar et al.,

2008; Ackerman, 1997).

Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan. Pertama adalah evaluasi

metode pengelolaan yang dilakukan di pantai Sukamade dengan melihat masa

inkubasi yang ideal untuk menghasilkan jumlah tukik yang optimal dengan rasio

jenis kelamin yang seimbang. Desain penelitiannya adalah seperti yang dijelaskan

pada konsep. Tahap selanjutnya adalah melakukan eksperimen tingkat kebugaran

tukik yang dilakukan dengan menguji kebugaran tukik tiap–tiap minggu setelah

tukik menetas. Tingkat kebugaran dilihat dari kemampuan mengayuh sirip (power

stroke).

Page 44: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

26

3.2. Konsep

Menunjukkan faktor – faktor yang berpengaruh dalam sukses penetasan

tukik dan tingkat kebugaran tukik.

3.3. Hipotesis

Hipotesis Penelitian

1. Metode pengelolaan yang dilakukan pasca operasionalnya UPKP

menghasilkan angka/sukses penetasan yang lebih baik dibanding metode

pengelolaan pra-UPKP.

2. Metode pengelolaan yang dilakukan pasca operasionalnya UPKP

memberikan periode inkubasi penetasan yang lebih ideal dibanding metode

pengelolaan pra-UPKP.

3. Periode penangkaran yang pendek memberikan tingkat kebugaran yang lebih

baik daripada periode penangkaran yang lebih lama.

Metode

Pra- UPKP

Metode

Pasca-

UPKP Lama

Penangkaran

Periode

Inkubasi

Temperatur

Inkubasi

Kebugaran Tukik

Optimal

Rasio Jenis Kelamin

Seimbang

Sukses Penetasan

Optimal

Page 45: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

27

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

4.1.1. Rancangan 1

Menunjukkan pola penelitian dan target penelitian

Dalam meneliti sukses penetasan dan periode inkubasi peneliti

menggunakan penelitian berdesain survai berkategori Ex post facto design

(pengukuran sesudah kejadian). Modelnya adalah: “ …….(X)……. O”, yang pada

hakekatnya tidak mengenal perlakuan. Simbol “……(X)……” menunjuk pada

adanya “semacam perlakuan” tetapi tidak dilaksanakan oleh peneliti sendiri.

Peneliti hanya melihat adanya hasil/efek (symbol O) yang kemudian dihubungkan

atau diperkirakan merupakan akibat/efek dari suatu perlakuan/kondisi, walaupun

Kondisi Penerapan

Metode Lama (Pra

Perlakuan)

Produksi Tukik :

Angka Penetasan

Periode Inkubasi

(Prediktor jenis

kelamin)

Inisiatif Metode Baru

(Perlakuan) :

Metode yang

menjamin telur

penyu diinkubasi

dalam temperatur dan

pertukaran gas yang

optimal, serta beas

ancaman predator

Kondisi pasca

penerapan metode

baru (pasca –

perlakuan)

Produksi Tukik :

Angka

Penetasan

Periode

Inkubasi

(Prediktor jenis

kelamin)

27

Page 46: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

28

perlakuan/kondisi tersebut tidak tahu kapan terjadinya dan oleh siapa. Simbol

“……(X)…….” tidak menunjuk pada banyaknya variabel perlakuan (satu macam,

dua macam, tiga macam, dst), namun hanya menunjukkan bahwa “ada semacam

perlakuan” terjadi sebelum pengukuran terhadap efek terjadi/dilakukan. Peneliti

hanya mencoba mengidentifikasi jenis perlakuan yang diperkirakan terjadi, serta

mengidentifikasi akibat dari “perlakuan” dimaksud terhadap sukses penetasandan

periode inkubasi telur penyu (Adnyana, 2013; Fuhler, 2005).

4.1.2. Rancangan 2.

Menunjukkan pola penelitian kebugaran tukik tiap – tiap minggunya

Dalam meneliti tingkat kebugaran tukik, peneliti menggunakan sampel

telur pnyu Hijau dari pantai Sukamade, kemudian diinkubasikan. Setelah menetas,

tukik kemudian diuji kebugarannya dengan menghitung power stroke masing –

masing tukik. Selanjutmya tukik ditangkarkan. Penghitungan kemudian diulangi

pada minggu pertama, kedua, dan ketiga di penangkaran. Dari perhitungan power

stroke tiap – tiap minggu akan didapatkan tingkat kebugaran tukik. Telur penyu

Hijau yang diinkubasikan sebanyak 55 butir (Adnyana, 2013). Jumlah ini didapat

dari proses koleksi telur yang mewajibkan pembatasan karena status Penyu

sebagai hewan dilindungi. Telur-telur ini diambil secara acak saat dilakukan

patroli di pantai Sukamade.

Tukik Menetas

kemudian

ditangkarkan

Perlakuan

dengan lama

penangkaran

Power stroke

tiap – tiap

minggu selama

penangkaran

Page 47: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

29

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPKP Sukamade Taman Nasional Meru Betiri,

Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur dan Penangkaran Penyu TCEC (Turtle

Conservation and Education Center) Serangan, Bali. Penelitian ini dilakukan

pada Bulan April sampai Juni 2013.

4.3. Penentuan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data sekunder pada masa inkubasi dan sukses

penetasan. Data ini didaptkan dari pengelola pantai peneluran Sukamade.

Sedangkan untuk tingkat kebugaran, peneliti menggunakan data primer yang

didapatkan dari eksperimen yang dilakukan di TCEC Serangan.

4.4. Besar Sampel

Sampel yang digunakan untuk sukses penetasan dan masa inkubasi

sebanyak 4.363 data penetasan di pantai Sukamade yang dikumpulkan antara

tahun 2008 hingga 2012. Sedangkan tingkat kebugaran menggunakan data sebesar

jumlah tukik yang menetas dari 55 telur yang diinkubasikan.

4.5. Variabel Penelitian

Tahap pertama

Variabel bebas: Metode Pra-UPKP dan UPKP

Variabel terikat: Sukses penetasan dan Periode inkubasi

Tahap kedua

Variabel bebas : jumlah tukik dan minggu perlakuan

Variabel terikat : power stroke tiap – tiap minggu

Page 48: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

30

4.6. Definisi Operasional Variabel

Metode Pra-UPKP adalah metode yang diterapkan dalam pengelolaan

konservasi penyu yang dilakukan tahun 200an hingga 2010 dengan pemindahan

telur dari sarang alami ke sarang buatan yang berupa penampungan untuk

ditetaskan. Telur ditetaskan di suatu areal yang menjadi satu dengan pos

pengamanan; yang berjarak ± 800 meter dari pantai peneluran. Saat itu, metode

inkubasi telur penyu dilakukan dengan cara menanamnya pada pasir yang

ditampung dalam ember-ember plastik berukuran sedang (30-50 cm).

Metode UPKP adalah diterapkan dalam pengelolaan konservasi penyu

yang dilakukan setelah tahun 2010 dengan pemindahan telur dari sarang alami ke

sarang buatan yang berupa ruangan penetasan. Ruangan ini merupakan bangunan

dengan atap dan tembok setengah tinggi bangunan, sisa tingginya ditutupi dengan

jalinan kawat berlubang. Di dalam bangunan terdapat empat blok dengan luas

masing-masing blok adalah 1m x 3m x 6m. Blok tersebut berisi pasir sedalam 1

meter dengan bantalan tanah. Mulai tahun 2010 pasir diganti dua kali dalam satu

tahun dan pada tahun 2013 akan dilakukan pergantian pasir sebanyak tiga kali

dalam satu tahun. Dilakukan penyiraman saat tidak ada telur penyu yang

diinkubasikan yang biasanya dilakukan tiga kali dalam sebulan. Pada malam hari

seringkali lampu dihidupkan untuk penerangan, kalau ada telur yang akan menetas

maka lampu dimatikan. Sarang semi-alami yang dibuat untuk satu telur penyu

memiliki kedalaman 70-80 cm, dengan Jarak antar sarang adalah 30-50 cm.

Apabila telur telah menetas maka akan ditunggu hingga 5-7 hari sampai semua

tukik keluar dari sarang tersebut untuk kemudian dilepaskan ke laut. Metode

UPKP juga melakukan penambahan jumlah personel yang lebih terlatih daripada

metode Pra-UPKP.

Page 49: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

31

Penerapan metode UPKP dalam penetasan sarang telur penyu dilakukan

untuk mencapai tujuan konservasi penyu. Metode ini diterapkan bersamaan

dengan dibentuknya Unit Pengelolaan Konservasi Penyu (UPKP) Sukamade pada

tahun 2010. Metode ini diharapkan dapat memeberikan sirkulasi udara yang baik,

paparan sinar yang cukup, dan aman dari predator (Adnyana, 2013).

Sukses penetasan adalah angka yang didapat dari jumlah telur yang

menetas dari seluruh telur yang diinkubasikan dalam satu sarang. Sedangkan

periode inkubasi adalah, lamanya hari yang dibutuhkan telur – telur tersebut untuk

menetas hingga keluar dari pasir (Adnyana, 2013).

Power Stroke adalah ukuran kebugaran seekor tukik yang diukur dari

jumlah kepakan sirip tukik dalam waktu tertentu (Booth et al., 2004).

Jumlah tukik adalah banyaknya tukik yang menetas dari sampel 55 butir

telur yang didapatkan dari patrol petugas di pantai Sukamade yang diambil secara

acak, kemudian digunakan dalam pengujian power stroke. Sedangkan minggu

perlakuan adalah jumlah pengulangan perlakuan tiap – tiap minggu.

4.7. Bahan Penelitian

Bahan penelitian ini adalah data periode inkubasi dan tingkat penetasan

telur penyu Hijau di pantai Sukamade dan 55 telur penyu Hijau yang didapatkan

ijinnya untuk diinkubasikan di Bali.

4.8. Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat pencatat, alat ukur

jangka sorong, timbangan gram, bak berenang, dan kamera video.

Page 50: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

32

4.9. Prosedur Penelitian

4.9.1 Tahap pertama

Data sekunder sukses menetas (hatching success) dan periode inkubasi

selama tahun 2008 – 2012, yang masih berupa data laporan tertulis, akan

dikomputerisasi ke dalam “Microsoft Office excel”. Selanjutnya data diproses

menggunakan rumus proporsi populasi tunggal (Wayne, 1991). Tabulasi data

sekunder sukses menetas akan membandingkan antara tingkat angka menetas

yang sebelumnya telah dikalkulasikan, dengan nilai / presentase acuan yang telah

ditetapkan. Selanjutnya data sekunder periode inkubasi akan diproses dengan cara

yang sama. Rasio kelamin dari daya penetasan akan dapat ditentukan dari

penghitungan periode inkubasi.

4.9.2 Tahap kedua

Penelitian tahap kedua dilakukan dengan patroli di pantai peneluran

Sukamade untuk mendapatkan telur penyu Hijau yang baru ditelurkan. Telur ini

didapatkan secara acak oleh petugas patroli di pantai Sukamade, adapun jumlah

telur terkait dengan ijin yang didapatkan dari UPKP TNMB. Telur – telur yang

didapatkan kemudian diinkubasikan. Setelah telur menetas, dilakukan pencatatan

masa inkubasi, pengukuran panjang dan lebar karapaks, berat badan, dan

dilakukan pengujian terhadap kemampuan berenang (power stroke). Pengujian

dilakukan dengan menempatkan tukik dalam bak berukuran diameter (1 x 0,5)

meter, kemudian direkam kemampuan berenangnya selama satu jam, kemudian

diamati kemampuan mengayuhnya per menit (Booth et al., 2004). Pengujian

diulang tiap – tiap minggu selama 4 minggu. Pengujian ini dilakukan kepada

semua tukik yang menetas.

Page 51: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

33

4.10. Analisis data

Tahap Pertama

Data dianalisis dengan menghitung proporsi populasi tunggal, dengan

rumus :

Keterangan :

Z = Angka sukses menetas (hatching success)

= Jumlah tukik yang menetas

ρo = Jumlah tukik yang diharapkan

= Periode waktu penetasan

n = jumlah total telur yang diinkubasikan

Tahap Kedua

Menggunakan rancangan acak kelompok dengan analisa One Way

ANOVA menggunakan Analyze stroke rate data dilanjutkan dengan uji Duncan

(Booth et al, 2004).

Page 52: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

34

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Sukses/Angka Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai

Sukamade pada metode Pra-UPKP dan Pasca-UPKP

Secara umum, sukses penetasan sarang telur penyu hijau di pantai

Sukamade dari tahun 2008 hingga tahun 2012 relatif baik, berkisar antara 0 - 100

% dengan rerata 73,83 % ± 22,004 %. Pemilahan data berdasarkan tahun

menunjukkan bahwa rerata angka penetasan sangat fluktuatif dari tahun ke tahun

(Grafik 1), dengan nilai tertinggi (78,54 % ± 18,804 %) terjadi pada tahun 2009

dan nilai terendah (68,89 % ± 20,674 %) terjadi pada tahun 2010 (Tabel 1). Uji

Analisis Varian Satu Arah (One-Way ANOVA) menunjukkan bahwa perbedaan

rerata angka penetasan per-tahun adalah sangat signifikan (DB = 4 ; F = 31,369 ;

P = 0,0001). Uji beda dua nila rerata dengan metode Least Significant Difference

(LSD) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara rerata angka

penetasan pada tahun 2012 (73,69 % 20,282 %) dan 2011 (73.12 % 23.797 %),

namun sangat berbeda (signifikan) dibandingkan dengan tahun – tahun

sebelumnya (2010, 2009, dan 2008). Sementara itu, perbedaan antara rerata angka

penetasan yang diperoleh pada tahun 2008 dan 2010 adalah tidak signifikan,

namun sangat signifikan jika keduanya dibandingkan dengan rerata angka

penetasan yang terjadi pada tahun 2009 (Tabel 2). Tabel 2 menunjukkan beda

rerata adalah signifikan pada taraf ()0,05. Uji dua nilai rerata dilakukan dengan

metode Least Significant Difference (LSD).

34

Page 53: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

35

Gambar 5. Grafik Kecenderungan Sukses Menetas (%) Sarang – Sarang Telur

Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai Sukamade dari Tahun 2008 –

2009. Bar merepresentasikan Selang Kepercayaan 95%.

Tabel 1. Rerata Sukses Penetasan Sarang – Sarang Telur Penyu Hijau (Chelonia

mydas) Pertahun di Pantai Sukamade dari tahun 2008 – 2012.

Tahun N Rerata Standar

Deviasi

95% Selang Kepercayaan

untuk Rerata Minimum Maksimum

Batas Bawah Batas Atas

2008 463 69,5345 28,21674 66,9576 72,1114 00 100,00

2009 1404 78,5350 18,80368 77,5506 79,5194 00 100,00

2010 778 68,8922 20,67382 67,4372 70,3471 00 100,00

2011 975 73,1150 23,79652 71,6194 74,6105 00 100,00

2012 743 73,6938 20,28240 72,2330 75,1546 00 100,00

Total 4363 73,8247 22,00360 73,1717 74,4778 00 100,00

Page 54: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

36

Tabel 2. Perbedaan Rerata Sukses Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia

mydas) pada Tahun yang Berbeda.

Tahun

(I)

Tahun

(J)

Beda Rerata

(I-J)

Kesalahan

Baku Signifikansi

Selang Kepercayaan 95%

Batas Bawah Batas Atas

2008

2009 -9,00050* 1,16313 ,000 -11,2808 -6,7202

2010 ,64236 1,27390 ,614 -1,8551 3,1398

2011 -3,58047* 1,22494 ,003 -5,9820 -1,1790

2012 -4,15929* 1,28504 ,001 -6,6786 -1,6399

2009

2008 9,00050* 1,16313 ,000 6,7202 11,2808

2010 9,64286* ,97003 ,000 7,7411 11,5446

2011 5,42004* ,90477 ,000 3,6462 7,1939

2012 4,84122* ,98462 ,000 2,9109 6,7716

2010

2008 -,64236 1,27390 ,614 -3,1398 1,8551

2009 -9,64286* ,97003 ,000 -11,5446 -7,7411

2011 -4,22282* 1,04335 ,000 -6,2683 -2,1773

2012 -4,80164* 1,11329 ,000 -6,9843 -2,6190

2011

2008 3,58047* 1,22494 ,003 1,1790 5,9820

2009 -5,42004* ,90477 ,000 -7,1939 -3,6462

2010 4,22282* 1,04335 ,000 2,1773 6,2683

2012 -,57882 1,05692 ,584 -2,6509 1,4933

2012

2008 4,15929* 1,28504 ,001 1,6399 6,6786

2009 -4,84122* ,98462 ,000 -6,7716 -2,9109

2010 4,80164* 1,11329 ,000 2,6190 6,9843

2011 ,57882 1,05692 ,584 -1,4933 2,6509

Apabila data dikelompokkan berdasarkan periode pengelolaan (Pra -

UPKP: 2008 – 2010 dan Pasca – UPKP: 2011 – 2012), maka rerata angka

penetasan ditemukan relatif lebih tinggi pada periode pengelolaan pra – UPKP

(74,12 % 21,777 %) dibandingkan dengan angka yang diperoleh pasca

diberlakukannya UPKP (73,37 % 22,347 %). Namun demikian, secara statistik,

perbedaan tersebut tidak signifikan (DB = 4361 ; t = 1,110 ; P = 0,270). Perlakuan

pada kedua periode pengelolaan memberikan rerata angka penetasan yang baik (>

70%).

Page 55: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

37

Partisi data berdasarkan proporsi angka menetas dengan kategori “baik”

dan “buruk” ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan kategori “baik”

meliputi semua sarang telur penyu dengan angka penetasan > 70%, dan kategori

“Buruk” jika angka penetasannya < 70%. Periode Pra – UPKP berlangsung dari

tahun 2008 – 2010, sedangkan Pasca – UPKP dari tahun 2011 – 2012. Secara

umum, dengan tidak memperhitungkan periode pengelolaan, proporsi angka

penetasan telur penyu di pantai Sukamade dengan kategori “baik” adalah

66,49%% dibandingkan dengan yang berkategori “buruk” (33, 51%). Jika kedua

periode pengelolaan diperhitungkan, maka proporsi angka penetasan berkategori

“baik” ternyata lebih tinggi pada periode pengelolaan pasca – UPKP (69,25%)

dibandingkan dengan proporsi pada periode pengelolaan pra – UPKP (64,80%).

Secara statistik perbedaan ini signifikan (z = 3,41; p < 0,05), yang

mengindikasikan bahwa dalam konteks ini, pengelolaan penetasan telur penyu di

Pantai Sukamade sedikit lebih baik pada periode pasca dibentuknya Unit

Pengelola Konservasi Penyu di lokasi tersebut.

Tabel 3. Jumlah dan Proporsi Sarang Telur Penyu yang Menetas dengan

Kategori “Baik” dan “Buruk” di Pantai Sukamade Selama Kurun 2008

– 2012.

Periode Pengelolaan

Kategori Proporsi (%) Angka

Penetasan Total Sarang

Baik Buruk

Pra - UPKP 1712 (64,80%) 934 (35,30%) 2646 (100%)

Pasca - UPKP 1189 (69,25%) 528 (30,75%) 1717 (100%)

Total periode pengelolaan 2901 (66,49%) 1462 (33,51%) 4363 (100%)

Page 56: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

38

5.2. Periode/Masa Inkubasi Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai

Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur Pra-UPKP dan

Pasca-UPKP

Periode atau masa inkubasi yang diinginkan adalah periode inkubasi yang

diperkirakan dapat memberikan jenis kelamin seimbang (antara 59 – 65 hari).

Dominasi salah satu jenis kelamin masih dapat diterima asalkan tidak

menghilangkan keberadaan jenis kelamin lainnya. Pada penelitian ini jumlah data

penetasan yang dipergunakan adalah 4.363 sarang. Analisis terhadap keseluruhan

data, tanpa mempertimbangkan perbedaan periode pengelolaan, ditemukan bahwa

masa inkubasi berkisar antara 49 - 93 hari, dengan rerata 60,75 hari ± 6,454 hari.

Selang kepercayaan dalam level 95% berada diantara 60,56 – 60,94 hari

(DB = 4362 ; t = 621,787 ; P = 0,0001). Ini mengindikasikan bahwa rasio kelamin

tukik (jantan : betina) yang dihasilkan di lokasi ini relatif seimbang selama kurun

tahun 2008 - 2012. Demikian pula halnya ketika periode pengelolaan

diperhitungkan. Dalam konteks ini, rerata periode inkubasi pada metode

pengelolaan pra-UPKP ditemukan 58,82 ± 3,903 hari (berkisar antara 49 – 91

hari), sedangkan rerata periode inkubasi pada metode pengelolaan pasca – UPKP

adalah 63,72 ± 8,238 hari (berkisar antara 51 – 93 hari). Berdasarkan fakta ini,

kedua periode pengelolaan tampak memberikan tukik dengan rasio kelamin relatif

seimbang. Namun, ketika data dipartisi menjadi tiga kategori (Gambar 6), yaitu

kisaran masa inkubasi yang diketahui memberikan rasio jenis kelamin bias ke

betina / kategori I (49 – 58 hari), kisaran masa inkubasi yang memberikan rasio

jenis kelamin seimbang / kategori II (59 – 65 hari), serta kisaran masa inkubasi

Page 57: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

39

yang diketahui bisa memberikan rasio jenis kelamin bias ke jantan / kategori III

(66 – 94 hari), diketahui bahwa, secara umum (dengan tidak mempertimbangkan

periode pengelolaan), proporsi jumlah sarang telur penyu yang menetas dalam

kurun waktu periode inkubasi katagori I (yang cenderung memberikan jenis

kelamin betina) adalah tertinggi (45%), diikuti dengan proporsi jumlah sarang

telur yang menetas dalam kurun masa inkubasi kategori II (39%) dan III (16%).

Ini mengindikasikan bahwa secara proporsional, rasio jenis kelamin tukik yang

dihasilkan cenderung bias ke-betina. Ketika periode pengelolaan

dipertimbangkan, maka kecenderungan serupa juga terjadi pada periode

pengelolaan pra-UPKP, namun tidak demikian halnya dengan periode pengelolaan

pasca – UPKP. Dalam periode pengelolaan yang disebut terakhir ini, proporsi

jumlah sarang telur penyu yang menetas pada masa inkubasi kategori I, II, dan III

relatif berimbang (Grafik 2), sehingga diharapkan akan memberikan rasio jenis

kelamin seimbang pada tukik-tukik yang telah dihasilkan. Angka absolut total

sarang telur penyu yang ditetaskan pada periode inkubasi dengan kategori I, II,

dan kategori III ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan kategori I

(cenderung menghasilkan tukik dengan rasio kelamin bias ke-betina), kategori II

(cenderung menghasilkan tukik dengan rasio kelamin seimbang), dan periode

inkubasi kategori III (cenderung menghasilkan tukik dengan rasio kelamin bias

ke-jantan).

Page 58: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

40

Gambar 6. Grafik Proporsi Jumlah Sarang Telur Penyu yang Menetas Pada

Metode Pra-UPKP dan Pasca-UPKP

Tabel 4. Jumlah Sarang Telur Penyu yang Menetas Dalam Periode Inkubasi.

Periode Pengelolaan

Kategori Periode Inkubasi

Total Sarang

I

(49-58 hari)

II

(59-65 hari)

III

(66-93 hari)

Pra UPKP 1401 1116 128 2645

Pasca UPKP 573 564 581 1718

Keseluruhan Periode

Pengelolaan 1974 1680 709 4363

5.3. Tingkat Kebugaran Tukik Penyu Hijau yang di Pantai Sukamade

Dalam penelitian ini digunakan 14 ekor tukik dari sejumlah 24 ekor yang

dihasilkan dari penetasan 55 butir telur penyu Hijau asal pantai Sukamade. Masa

atau periode inkubasi sarang telur ini adalah 51 hari, yang mengindikasikan

bahwa jenis kelaminnya kebanyakan (jika tidak semua) adalah betina. Rerata berat

tukik adalah 28,36 ± 3,608 gram, dan panjang lurus karapasnya (SCL) adalah 5,33

± 0,364 sentimeter. Rerata panjang lengkung karapas dan lebar lengkung

karapasnya, secara berurutan adalah 5,74 ± 0,339 sentimeter dan 5,28 ± 0,291

Page 59: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

41

sentimeter. Pengukuran power rate dilakukan 3 kali pada masing-masing tukik

per periode (minggu) pengamatan. Data yang dipergunakan adalah rerata dari

ketiga pengukuran tersebut.

Analisis data menunjukkan bahwa rerata stroke rate atau frekuensi

kepakan per 30 detik yang diukur sesaat setelah menetas (Minggu I) adalah 58

7,606 kali, dengan kisaran antara 44 – 68 kali. Rerata frekuensinya menurun

secara signifikan pada minggu – minggu selanjutnya. Penurunan yang tidak

bermakna (P = 0,161) terjadi pada Minggu II (rerata = 55,00 5,643 kali, kisaran

antara 44 – 61 kali). Penurunan rerata nilai power rate yang sangat tajam (P =

0,0001) terjadi pada Minggu III (rerata = 42,43 4,879 kali, kisaran antara 33 –

53 kali) dan Minggu IV (rerata = 34,64 3,342 kali, kisaran antara 30 - 43). Ini

mengindikasikan bahwa memperlambat pelepasan tukik dari saat menetas akan

mempengaruhi kecepatannya untuk bergerak/berenang menjauh menuju laut

lepas, yang akan berimplikasi pada kemampuan meloloskan dirinya dari predator

yang ada di pesisir pantai. Ringkasan statistik nilai power stroke serta perbedaan

nilai yang diukur pada Minggu pertama hingga keempat ditampilkan pada Tabel 5

dan 6. Tabel 6 menunjukkan beda rerata adalah signifikan pada taraf () 0,05. Uji

dua nilai rerata dilakukan dengan metode Least Significant Difference (LSD).

Tampilan grafik kecenderungan penurunan nilai power rate dari Minggu I hingga

Minggu IV ditunjukkan pada Gambar 7.

Page 60: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

42

Tabel 5. Statistik Power Rate Tukik Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang Diukur

pada Waktu (Minggu) yang Berbeda. Satuan Power Rate adalah Kali

(X).

Minggu N Rerata Standar

Deviasi

Standar

Error

Selang Kepercayaan

95% Untuk Rerata Kisaran

Batas

Bawah

Batas

Atas Minimum Maximum

I 14 58.00 7.606 2.033 53.61 62.39 44 68

II 14 55.00 5.643 1.508 51.74 58.26 44 61

III 14 42.43 4.879 1.304 39.61 45.25 33 53

IV 14 34.64 3.342 .893 32.71 36.57 30 43

Total 56 47.52 10.976 1.467 44.58 50.46 30 68

Tabel 6. Perbedaan Nilai Power Rate Tukik Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang

Diukur pada Waktu (Minggu) yang Berbeda.

Minggu

(I)

Minggu

(J)

Perbedaan

Rerata (I-J)

Standar

Error Signifikansi

Selang Kepercayaan 95%

Batas Bawah Batas Atas

I

II 3.000 2.110 .161 -1.23 7.23

III 15.571* 2.110 .000 11.34 19.81

IV 23.357* 2.110 .000 19.12 27.59

II

I -3.000 2.110 .161 -7.23 1.23

III 12.571* 2.110 .000 8.34 16.81

IV 20.357* 2.110 .000 16.12 24.59

III

I -15.571* 2.110 .000 -19.81 -11.34

II -12.571* 2.110 .000 -16.81 -8.34

IV 7.786* 2.110 .001 3.55 12.02

IV

I -23.357* 2.110 .000 -27.59 -19.12

II -20.357* 2.110 .000 -24.59 -16.12

III -7.786* 2.110 .001 -12.02 -3.55

Page 61: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

43

Gambar 7. Grafik Penurunan Nilai Power Rate Tukik Penyu Hijau (Chelonia

mydas) yang Diukur Sesaat Setelah Menetas (Minggu I) hingga

Minggu IV Pasca Menetas. Bar Adalah Nilai Selang Kepercayaan

(Confidential Interval/CI) pada Taraf 95%.

Page 62: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

44

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Sukses/Angka Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai

Sukamade pada metode Pra-UPKP dan Pasca-UPKP

Sukses/Angka Penetasan merupakan salah satu indikator kesuksesan

pengelolaan konservasi Penyu. Miller (1999) menyatakan bahwa sukses menetas

telur penyu ditentukan dengan menghitung jumlah tukik yang keluar dari

cangkangnya. Di area dimana ancaman terhadap kelangsungan hidup penyu laut

sangat tinggi, diharapkan sukses/angka penetasan telur pada kondisi alami

hendaknya > 80% (Limpus et al., 1993). Pada penelitian ini, keberhasilan

penetasan telur penyu hijau di Pantai Sukamade, baik secara keseluruhan, maupun

setelah dipartisi berdasarkan kurun periode pengelolaannya (pra – dan pasca –

UPKP) masih lebih rendah dari 80%. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen

konservasi penyu hijau di Pantai Sukamade belum mampu memenuhi target agar

dapat mencapai sukses menetas yang sesuai dengan kondisi alami. Melihat pada

kondisi keamanan dan tantangan yang dihadapi di perairan Indonesia angka >80%

memang sulit dicapai secara ideal, maka pada kondisi ini angka penetasan >70%

masih dapat dikatakan baik.

Namun, apabila dikelompokkan tiap tahunnya, maka pada tahun 2009 dan

2011 sukses menetas yang terjadi sudah >80%, sedangkan tahun-tahun lainnya

masih dibawah 80%. Pada hasil telah diterangkan bahwa periode pengelolaan

pasca-UPKP memberikan hasil penetasan yang signifikan lebih baik apabila

44

Page 63: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

45

dibandingkan antara kategori baik. Hasil ini menunjukkan bahwa sebetulnya pola

pengelolaan yang diterapkan sudah optimal karena berhasil mencapai angka yang

diinginkan. Hasil tersebut juga mengindikasikan adanya inkonsistensi sukses

menetas yang terjadi. Pada tiap-tiap periode pengelolaan hasil yang didapatkan

relatif sama yaitu >70%. Hasil ini didapat dari akumulasi masing-masing tahun

periode pengelolaan. Sukses menetas pada sarang buatan memang dipengaruhi

beberapa faktor antara lain suhu sarang, paparan sinar matahari keberhasilan

perkembangan embrio, suhu, air, pertukaran gas, salinitas, kelembapan sarang

dan penyakit (Ackerman,1997; Segura dan Cajade, 2010; Zbinden et al,. 2006;

Fuentes,2010; Herrera, 2010; Honarvar; 2008; Fuhler, 2005; Foley et al, 2006;

Ozdemir dan Turkozan, 2005 ; Jayaratha, 2006). Melihat dari data yang ada pola

pengelolaan yang ada di Pantai Sukamade memang belum memenuhi target

kesuksesan yang ada di alam, namun hasil penetasan yang dicapai ini

kemungkinan tidak dapat dicapai di alam pantai Sukamade tanpa adanya upaya

apapun. Artinya, apabila tidak dilakukan upaya perlindungan sarang maka sukses

menetas yang didapatkan dapat lebih rendah. Adanya ancaman predator, penyakit,

abrasi, dan ulah manusia dapat menurunkan angka penetasan tersebut apabila

hanya dibiarkan di alam (Fowler, 1979; Ditmer dan Stapleton, 2012;

Runemark,2006; Fuentes, 2010; Jayaratha, 2006). Melihat dari ancaman tersebut

pola konservasi ini harus diteruskan dengan tetap mengupayakan target sukses

menetas yang optimal.

Page 64: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

46

6.2. Periode/Masa Inkubasi Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai

Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur Pra-UPKP dan

Pasca-UPKP

Periode inkubasi adalah lamanya waktu perkembangan embrio sejak telur

diletakkan di dalam pasir hingga menetas dan keluar dari cangkang (Ewert, 1979).

Dalam upaya konservasi penyu, target yang ingin dicapai adalah terjadinya

periode inkubasi yang ideal, artinya diprediksi menghasilkan rasio jenis kelamin

jantan dan betina yang seimbang. Periode inkubasi yang ideal dapat menghasilkan

jenis kelamin yang diprediksi seimbang. Kondisi ini terkait dengan adanya

pengaruh suhu dan lamanya periode inkubasi. Suhu merupakan faktor penentu

jenis kelamin pada sebagian besar reptilia termasuk penyu (Zbinden et al., 2006;

Yntema dan Mrosovsky, 1982). Menurut Hirth, 1971 Periode inkubasi yang dapat

menghasilkan tukik dengan jenis kelamin yang seimbang berkisar antara 59-65

hari, yang merupakan target dari upaya konservasi penyu. Pada penelitian ini, pola

konservasi penyu metode lama dan baru menghasilkan periode inkubasi rata-rata

60,76 hari (SD±6,449). Dari data ini diketahui bahwa jenis kelamin yang

dihasilkan di pantai Sukamade adalah jenis kelamin yang diprediksi seimbang.

Apabila dikelompokkan berdasarkan tahun, nampak hanya pada tahun 2008 jenis

kelamin yang dihasilkan diprediksi relatif seimbang, namun pada tahun lainnya

masih terjadi bias salah satu jenis kelamin. Ketika dilakukan pengelompokan pada

dua metode pengelolaan yang berbeda dilakukan didapatkan hasil Pada metode

Pra-UPKP rata-rata periode inkubasi adalah 58,82 ± 3,903 hari dan pada metode

Pasca-UPKP rata-rata periode inkubasi adalah 63,72 ± 8,238 hari. Kemudian

Page 65: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

47

apabila dikelompokkan dalam kelompok hasil jenis kelamin, nampak metode Pra-

UPKP menghasilkan tukik dengan jenis kelamin yang bias ke betina sehingga

tidak terjadi keseimbangan rasio jenis kelamin. Kondisi ini akbat dari jumlah

sarang yang menghasilkan bias betina lebih banyak daripada sarang yang

menghasilkan bias jantan, meskipun didapatkan pula sarang yang menghasilkan

jenis kelamin yang dipredikasi seimbang dalam jumlah yang tinggi. Pada metode

Pasca-UPKP menghasilkan jenis kelamin yang diprediksi seimbang 1(satu) :

1(satu). Kondisi ini akibat berimbangnya jumlah sarang yang menghasilkan bias

tukik jantan dan bias tukik betina, disaat bersamaan jumlah yang menghasilkan

jenis kelamin diprediksi seimbang memiliki proporsi yang sama. Adanya

perbedaan jenis periode inkubasi disebabkan oleh perbedaan suhu inkubasi.

Adanya perbedaan suhu inkubasi ini disebabkan oleh faktor suhu lingkungan,

termasuk suhu sarang inkubasi dan faktor suhu yang timbul dari dalam telur

selama periode inkubasi. Suhu antara 29°C-32°C akan menghasilkan penyu betina

dan suhu antara 23°C-29°C akan menghasilkan penyu jantan (Fuentes, 2012,;

Herrera, 2012). Perbedaan suhu 1°C juga akan menambah lamanya periode

inkubasi selama lima hari (Adnyana, 2012; Miller, 1997). Perbedaan yang terjadi

pada pola pengelolaan Pra-UPKP dan pola pengelolaan Pasca-UPKP adalah

tempat menginkubasikan telur. Pada pola yang Pra-UPKP telur diinkubasikan

pada ember-ember plastik. Situasi ini kemungkinan menyebabkan suhu yang

muncul lebih panas sehingga banyak hasil penetasan yang bias ke betina. Pada

metode Pasca-UPKP dilakukan inkubasi pada ruangan inkubasi yang menjamin

Page 66: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

48

sirkulasi udara yang lebih baik, sirkulasi udara yang baik akan memberikan suhu

yang ideal pada sarang dalam proses inkubasi telur penyu (Honarvar et al., 2008).

Pada penelitian ini sukses menetas yang dihasilkan memiliki korelasi

dengan periode inkubasi. Periode inkubasi yang pendek cenderung menghasilkan

sukses menetas yang tinggi. Periode inkubasi yang pendek mengindikasikan suhu

yang lebih panas, suhu yang panas mengahasilkan sukses menetas yang lebih

baik, sedangkan suhu yang lebih dingin menghasilkan sukses menetas yang

kurang baik. Fuentes, 2010 menunjukkan telur penyu masih bisa hidup hingga

suhu 34°C, sedangkan pada suhu rendah telur dapat bertahan hingga suhu 20°C.

Suhu yang tinggi akan mempercepat periode inkubasi, sehingga telur yang

diinkubasikan dapat segera menetas dan tidak mengalami paparan-paparan

kontaminan dari luar yang lebih lama. Pada inkubasi dengan jangka waktu

panjang, kesempatan telur mengalami paparan kontaminan dari luar semakin

besar, sehingga resiko kegagalan menetas akan lebih tinggi. Meskipun periode

inkubasi pendek menghasilkan sukses menetas yang lebih baik, tetapi periode

inkubasi pendek akan menghasilkan jenis kelamin bias ke betina. Oleh karena itu,

pengelolaan konservasi penyu yang baik memiliki target mendapatkan masa

inkubasi yang ideal dengan sukses menetas yang tetap optimal.

6.3. Kebugaran Tukik Penyu Hijau yang Dihasilkan Pantai Sukamade

Kebugaran tukik merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan

konservasi penyu. Kebugaran tukik dibutuhkan saat tukik dilepas ke laut untuk

melanjutkan kehidupannya secara alami. Dalam upaya konservasi, biasanya tukik

yang menetas tidak langsung dilepas ke laut, namun ditempatkan sementara di bak

Page 67: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

49

– bak penampungan. Penampungan ini dapat berlangsung beberapa hari, bahkan

minggu. Pada penelitian ini didapatkan hasil kebugaran tukik mengalami

penurunan dari minggu pertama (sesaat setelah menetas) hingga minggu keempat.

Perbedaan kebugaran nampak nyata tiap – tiap minggunya kecuali pada minggu

ke 2(dua). Di alam tukik yang baru menetas langsung menuju lautan, dalam awal

perjalanannya tukik menggukan cadangan yolk (kuning telur) yang ada.

Ketersediaan kuning telur sangat berpengaruh pada kebugaran tukik yang

ditunjukkan oleh Booth, et al., 2004. Booth menunjukkan tukik dengan cadangan

yolk yang lebih besar memiliki kemampuan berenang yang lebih baik

dibandingkan tukik yang memiliki yolk lebih sedikit. Kandungan yolk

dipengaruhi oleh lamanya periode inkubasi, semakin singkat periode inkubasi

maka jumlah cadangan yolk akan makin besar pula (Booth, et al., 2004; Adnyana

2013). Tingkat kebugaran yang baik akan membantu tukik untuk bertahan hidup

selama fase awal menuju lautan. Kemudian tukik akan terus berenang menjauhi

pantai hingga cadangan makanannya habis dan mengapung di lautan hingga

mampu mencari ruaya pakan (Lutz dan Musick, 1997). Pada penelitian ini

kemungkinan kandungan yolk pada tukik berkurang tiap – tiap minggunya. Oleh

karena itu, tukik sebaiknya diperlakukan sama seperti di alam yakni dilepaskan

segera setelah menetas, untuk meningkatkan kesempatan menghidari predaotr dan

mencapai lautan lepas. Adanya kepentingan edukasi dalam upaya konservasi

penyu menyebabkan beberapa tukik harus ditempatkan sementara di bak – bak

penampungan (Adnyana, 2013).

Page 68: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

50

6.4. Efektifitas Metode Pengelolaan Pasca-UPKP Dibandingkan Dengan

Metode Pengelolaan Pra-UPKP

Menilai efektifitas dari suatu upaya konservasi adalah sebuah penilaian

yang bersifat kompleks. Penilaianan efektifitas upaya konservasi harus

memperhatikan beberapa faktor yaitu konteks, perencanaan, input (informasi dan

sumber daya), proses, kegiatan – kegiatan yang dilakukan dan hasil dari kegiatan

– kegiatan tersebut. Dalam pelaksanaan upaya konservasi suatu upaya konservasi

haruslah dievaluasi berdasarkan faktor-faktor tersebut. Pelaksanaan manajemen

konservasi yang efektif harus dapat menjaga konteks utama dari konservasi,

bantuan-bantuan yang ada, menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku, dan

dukungan masyarakat sekitar, serta dukungan penegakan peraturan dari pihak

berwenang. Manajemen konservasi harus memiliki perencanaan yang jelas terkait

seluruh program dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Manajemen

konservasi harus mampu menyediakan tenaga sumber daya manusia yang

kompeten, tunjangan dana yang berkesinambungan, sistem kerja yang baik,

kegiatan-kegiatan yang tepat, dan terevaluasi. Apabila kondisi ini terpenuhi maka

manajemen konservasi akan mampu efektif menghasilkan hasil yang diinginkan

dalam upaya konservasi tersebut (Leverington et al., 2010). Manajemen

konservasi ini juga dilakukan di Taman Nasional Meru Betiri, khususnya untuk

Penyu di pantai Sukamade hal tersebut telah dilakukan sebelum dibentuknya

UPKP dan kemudian dibentuk UPKP. Secara detail , upaya konservasi penyu

dilakukan dengan metode-metode tertentu, setiap metode yang dilakukan

semuanya memiliki tujuan untuk menghasilkan tukik yang bugar dengan jumlah

Page 69: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

51

yang optimal dan memiliki rasio kelamin yang seimbang. Luaran tersebut

seharusnya dapat menyamai atau lebih tinggi daripada kesuksesan di alam. Untuk

mencapai hasil tersebut harus diperhatikan temperatur inkubasi yang merupakan

faktor penting untuk memperoleh angka penetasan tukik dan tingkat kebugaran

yang optimal (Fuhler, 2005; Adnyana, 2013). Untuk mencapai tujuan tersebut,

Taman Nasional Meru Betiri melakukan perubahan metode untuk pantai

Sukamade yang efektif dilaksanakan pada 2011. Melalui penelitian ini diketahui

metode Pra-UPKP menghasilkan sukses penetesan yang tidak berbeda nyata

dengan sukses penetasan yang dihasilkan metode UPKP. Hasil yang menunjukkan

rata – rata sukses penetasan yang dibawah 80% tidak dapat menunjukkan bahwa

kedua metode ini tidak efektif, karena pada tahun 2009 (metode Pra-UPKP) dan

tahun 2011 (metode UPKP) dapat mencapai sukses diatas 80%. Adapun toleransi

kategori baik yaitu >70% dapat dijadikan indikator bahwa sisem pengelolaan yang

dilakukan berjalan baik. Partisi kedua metode pengelolaan menunjukkan kategori

baik dihasilkan pada mettode pasca-UPKP. Pada periode inkubasi diketahui

periode inkubasi pada metode Pasca-UPKP menghasilkan jenis kelamin yang

seimbang lebih baik daripada Pra-UPKP. Oleh karena itu, metode penetasan

Pasca-UPKP yang diterapkan di Pantai Sukamade dinilai lebih efektif daripada

metode Pra-UPKP, namun memerlukan evaluasi dan perbaikan dalam mencapai

sukses penetesan yang optimal secara konsisten.

Page 70: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

52

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa,

1. Angka sukses menetas di Taman Nasional Meru Betiri periode Pasca-UPKP

lebih baik daripada periode Pra-UPKP

2. Periode inkubasi ideal yang diprediksi menghasilkan jenis kelamin seimbang

dihasilkan lebih baik pada periode pengelolaan Pasca-UPKP.

3. Kebugaran tukik yang paling optimal adalah kebugaran tukik setelah menetas.

4. Periode Pasca-UPKP menunjukkan efektifitas yang lebih baik daripada

periode Pra-UPKP.

7.2. Saran

Periode pengelolaan Pasca-UPKP sebaiknya dilanjutkan dan dilakukan

optimalisasi sehingga tujuan utama untuk menghasilkan angka penetasan optimal,

jenis kelamin seimbang, dan waktu pelepasliaran tukik terbaik dapat tercapai

seperti pada kondisi alami melalui peningkatan kompetensi pengelola,

peningkatan fasiltas serta penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor utama untuk

optimalisasi UPKP Sukamade perlu dilakukan.

52

Page 71: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

53

DAFTAR PUSTAKA

Ackerman, R.A. 1997. The Nest Environment and The Embryonic Development of

Sea Turtles, In: Lutz, P.L dan Musick, J.A (eds). The Biology of Sea

Turtle. CRC Press, Boca Raton. Pp. 83 – 106.

Adnyana, I.B.W. 2012. Unit Pengelolaan Konservasi Penyu Sukamade – Taman

nasional Meru Betiri

Adnyana, I.B.W dan Hipiteuw, C. 2012. Panduan melakukan Pemantauan

Populasi Penyu di Pantai Peneluran di Indonesia.WWF-Indonesia

Marine Program.

Adnyana, I.B.W. 2013. Komunikasi Personal.

Alfiah, H. 1989. Pengaruh Waktu Pemindahan Telur Penyu Hijau (Chelonia

mydas.L) terhadap tingklat Keberhasilan Penetasan Semi Alami di

Pantai Pangumbahan. (p. 39). Bogor: Jurusan Management Sumberdaya

Perairan, Fakultas Perikanan.

Booth.D.T, Elizabeth Burgess, Julia McCosker, Janet M. Lanyon. 2004. The

influence of incubation temperature on post-hatching fitness

characteristics of turtles. Department of Zoology and Entomology,

School

Carr, A. 1968. The Turtle: A Natural History. Cassel and Company Ltd. 248 hal.

Clarine, A.Thomas. 2005. Determining Correlation Sea Surface Temperature

Chlorophyll Consentration, Quick SCAT Wind Data and The Presence

Of Caretta-caretta and Chelonia mydas Mid-Atlantic. Undergraduate

Research Experience in Ocean Marine and Space Science South

Carolina State University Orangeburg, Sc 29115, USA

Dahnu, A.A. 2013. Komunikasi Personal

Ditmer, M.A. dan Stapleton, S.P. 2012. Factors affecting hatch success of

hawksbill sea turtles on Long Island, Antigua, West Indies. PLoS ONE 7:

e38472.

Earnst, C.H. and R.W. Barbour. (1989). Turtles of the World.Smithsonian

Institution Press. USA

53

Page 72: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

54

Ewert, M.A. 1979. The Embryo and Its Eggs : Development and Natural History

in Marion Harless ang Henry Morlock (Eds). Title, Perspectives and

research Vol. 17 pp 333 – 416. Jhon Willey and Sons, Inc.New York

Foley AM, SA Peck, GR Harmann. 2006. Effect of sand characteristics and

inundation on the hatching success of loggerhead sea turtle (Caretta

caretta) clutches on low relief mangrove island, southwest Florida.

Chelonian Conserv. Biol. 5: 32-41.

Fowler, L.E.1979. Hatching Success and Nest Predation in the Green Sea Turtle,

Chelonia mydas, at Tortuguero, Costa Rica. Ecology 60:946–955.

http://dx.doi.org/10.2307/1936863

Fuentes, M.2010. Vulnerability of sea turtles to climate change.Coral Reef

Studies. ARC Center of Excellence

Fuhler, S.2005. Hatching success of the Leatherback Sea Turtle, Dermochelys

coriacea in Natural and Relocated Nests on Gandoca Beach, Costa

Rica.University of Bassel.Switzerland

Harless, M. and H..Morlock. 1979. Turtle Perspectives and Research. John Wiley

& Sons. New York

Herrera, A.E.2010.The effects of nest management methods on sex ratio and

hatching success of leatherback turtles (Dermochelys coriacea).

University of Exeter in Cornwall.Penryn.

Hirth, H. F.1971. Synopsis of Biological Data on Green Turtle (Chelonia mydas).

FAO Fisheries Synopsis, no.58. Rome. 81

Hirth, H. F., Some aspects of the nesting behavior and reproductive biology of sea

turtles, Am. Zool., 20,507, 1980.

Honarvar, S.O’Connor, M.P.Spotila J.R.2008. Density-dependent effects on

hatching success of the olive ridley turtle, Lepidochelys olivacea.

Oecologia (2008) 157:221–230

Houghton JDR, AE Myers, C Lloyd, RS King, C Isaacs, GC Hays. 2007.

Protracted rainfall decreases temperature within leatherback turtle

(Dermochelys coriacea) clutches in Grenada, West Indies: ecological

implications for a species displaying temperature sex determination. J.

Exp. Mar. Biol. Ecol. 345: 71-77.

Page 73: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

55

Jayaratha, I.M. 2006. Isolasi Dan Identifikasi Beberapa Bakteri Potensial

Patogen Pada Penyu Hijau (Chelonia mydas) Di Loksi Penetasan Telur

Penyu Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri-Jawa Timur

(skripsi).Universitas Udayana

Kam YC. 1994. Effect of simulated flooding on metabolism and water balance of

turtle eggs and embryos. J. Herpetol. 26: 173-178.

Leverington, F., Costa, K.L., Courrau J., Pavese, H., Nolte, C., Marr, M., Coad,

L., Burgess, N., Bomhard B., Hockings, M.2010. Management

Effectiveness Evaluation in Protected Areas.The University Of

Queensland.Brisbane

Limpus, C.J., Fleay, A., and Baker, V.1984. The Flatback turtle, Chelonia

depressa, in Quensland: reproductive periodicity, philopatry and

recruitment, aust. Wildl. Res., 11, 579.

Limpus, C. J. and Miller, J. D., Family Cheloniidae, in Fauna of Australia, Vol.

2A, Amphibia and Reptilia, Glasby, C. J., Ross, G. J. B., and Beesley, P.

L., Eds., Australian Government Publishing Service, Canderra,

Australia, 1993, 113.

Lutz, P.L dan Musick, J.A (eds). 1997. The Biology of Sea Turtle. CRC Press,

Boca Raton. Pp. 8 – 106.

Miller, J. D., Embryology of marine turtles, in Biology of the Reptilia, Vol. 14 A,

Gans, C., Billet, F. and Maderson, P.F. A., Eds., Wiley-Interscience,

New York, 1985, 269.

Miller, J.D. 1997. Reproduction In Sea Turtles. In: Lutz, P.L dan Musick, J.A

(eds). The Biology of Sea Turtle. CRC Press, Boca Raton.

Miller, J.D. 1999. Determining clutch size and hatching success. In: Research and

Management Techniques for the Conservation of Sea Turtles (eds. K.L.

Eckert, K.A. Bjorndal, F.A. Abreu-Grobois and M. Donelly), IUCN/SSC

Marine Turtle Specialist Group.

Mrosovsky, N. and C.L. Yntema. 1980. Temperature Dependence of Sexual

Diferentiation in Sea Turtles : Implications for Concervations Practices.

Biological Conservations. Applied Science Publisher Ltd. England. P

271 – 280.

Natih, N. (1989). Tingkah Laku Penyu Hijau (Chelonia mydas,L), Melakukan

Penelitian Peneluran di Pantai Pengumbahan. (p. 31). Bogor: Jurusan

Management Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan, IPB.

Page 74: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

56

Nuitja, I. (1982). Inkubasi dan Keberhasilan Penetasan dalam Inkubasi Buatan

terhadap penyu Daging, Chelonia mydas. (p. 31). Bogor: Fakultas

Perikanan IPB.

Ozdemir, B. Turkozan, O.2005. Hatching Success of Original and Hatchery Nests

of the Green Turtle, Chelonia mydas, in Northern Cyprus.Turk J Zool 30

(2006) 377-381.

Pritchard, P.C.H. dan Mortimer, A.J.1999.Taxonomy, Morphology, and Species

Identification.IUCN/SSN Marine Turtle Specialist Group Publication

no.4.1999

Prinanta, w. (2007). Problematika Kegiatan Konservasi Penyu di Taman Nasional

Meru Betiri. Universitas Muhammadiyah Malang.

Purwanasari, H.N., Adnyana,W. Dalem, A.A.G.R. 2006. Beberapa Karakteristik

Reproduksi Penyu Hijau (Chelonia myda L.) di Pantai Peneluran

Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur (skripsi).

Universitas Udayana. Denpasar.

Purwanasari H.N. dan I.B.W. Adnyana.2009. Identifikasi komposisi genetik penyu

hijau (Chelonia mydas) di pantai peneluran sukamade, Taman Nasional

Meru Betiri, Jawa Timur. Manuscript, 9 hal.

Ratterman RJ, R.A. Ackermann. 1989. The water exchange and hydric

microclimate of painted turtle (Chrysemys picta) eggs incubating in field

nests. Physiol. Zool. 215: 1059-1079.

Rees, A.F. dan Margaritoulis, D.2004.Beach Temperatures, Incubation Duration

and Estimated Hatchling Sex Ratio for Loggerhead Sea Turtle Nest in

Southern Kyparissia Bay, Greece. B.C.G. Testudo Vol. 6, No. 1

Runemark, A.2006.Spatial distribution and temperature effects on hatching

success of the leatherback turtle Dermochelys coriacea : impilcation of

conservation.Uppsala University.Sweden.

Segura, L.N. dan Cajade, R..2010. The Effects of Sand Temperature on Pre-

emergent Green Sea Turtle Hatchlings. Herpetological Conservation and

Biology 5(2):196-206.

Serafini,T.Z.Lopez, G.G. Rocha, P.L.B.2009.Nest site selection and hatching

success of hawksbill and loggerhead sea turtles (Testudines,

Cheloniidae) at Arembepe Beach, northeastern Brazil.Phyllomedusa

8(1):3-17.

Page 75: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

57

Silalahi, B. (1989). Pengaruh Jumlah Telur terhadap Keberhasilan Penetasan

Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas.L). ). (p. 44). Bogor: Jurusan

manajement Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan.

Soedhono, R.V.J. 1985. Pedoman Pelaksanaan Praktek Penangkaran Telur

Penyu Hijau, Chelonia mydas. Proyek Pembinaan Latihan Kehutanan di

Ciawi. Ciawi. 43 Hlm.

Solomon, S.E. & Baird, T. 1980. Tha Effect of Fungal Penetration of the Eggshell

of the Green Turtle. Electron Microscopy volume II.

Sukada, I.K. (2009). Pengaruh Letak Sarang Dan Kerapatan Telur Terhadap

Laju Tetas Telur Penyu Hijau (Chelonia mydas). (pp. 54-60). Denpasar:

Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.

Tracy CR, GC Packard, MJ Packard. 1978. Water relations of chelonian eggs.

Physiol. Zool. 57: 378-387.

Tucker JK, NI Floramo, GL Paukstis, FJ Jazen. 1998. Response of red-eared

slider, Trachemys scripta elegans, eggs to slightly differing water

potentials. J. Herpetol. 32: 124-128.

Van Buskirk, J dan Crowder, L.B.1994.Life-History Variation in Marine Turtles.

Copeia 1994: 66-81

Wayne W. Daniel. 1991. Biostatistics : a foundation for analysis in the health

sciences. Georgia state university : canada

www.iddaily.net, akses 7 April 2013

www.zonaikan.wordpress.com akses 7 April 2013

www.googleearth.com , akses : 5 April 2013

Yntema CL, N Mrosovsky. 1982. Critical periods and pivotal temperatures for

sexual differentiation in loggerhead sea turtles. Can. J. Zool. 62: 1012-

1016

Zbinden, J.A., Margaritoulis, D. Arlettaz, R.2006.Metabolic heating in

Mediterranean loggerhead sea turtle clutches. Journal of Experimental

Marine Biology and Ecology 334 (2006) 151–157.

Page 76: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

58

LAMPIRAN

1. Tukik Penyu Hijau yang Menetas untuk Uji Kebugaran

( sumber : dokumentasi penulis )

2. Pengukuran Tukik Pasca Menetas

(sumber : dokumentasi penulis)

2 cm

5 cm

Page 77: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

59

3. Tukik yang Mati dalam Telur (Gagal Menetas)

( sumber : dokumentasi penulis )

4. Telur yang Berhasil Menetas dan Telur yang Gagal Menetas

( sumber : dokumentasi penulis )

2 cm

6 cm

Page 78: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

60

LAMPIRAN

5. Data Sukses Penetasan Setiap Metode Pengelolaan

Report

sukses menetas

periode

pengelolaan Mean N Std. Deviation

2008-2010 74.1490 2645 21.80375

2011-2012 73.4078 1718 22.40870

Total 73.8571 4363 22.04436

6.Data Sukses Penetasan Setiap Tahun

Report

sukses menetas

kode

tahun Mean N Std. Deviation

2008 69.5345 463 28.21674

2009 78.5350 1404 18.80368

2010 68.9801 778 20.77657

2011 73.1150 975 23.79652

2012 73.7920 743 20.45464

Total 73.8571 4363 22.04436

7. Perbedaan penetasan metode Pra-UPKP dan UPKP

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Ranking > 80% 2 28.2000 .00000a .00000

Ranking > 80% 2 24.9300 4.56791 3.23000

a. t cannot be computed because the standard deviation is 0.

Page 79: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

61

N Minimum Maximum Rata – rata

Simpangan

Baku

sukses menetas 4363 ,00 100,00 73,75 22,01

8. Histogram Data Sukses Penetasan

Page 80: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

62

Tahun

Total 2008 2009 2010 2011 2012

kelompok kode

penetasan

I 135 503 108 254 119 1119

II 93 271 156 250 234 1004

III 65 229 146 172 161 773

IV 44 166 133 92 99 534

V 126 235 235 207 130 933

Total 463 1404 778 975 743 4363

9. Rangking Penetasan Setiap Tahun

Periode Pengelolaan

Total 2008-2010 2011-2012

kelompok kode

penetasan

I 746 373 1119

II 520 484 1004

III 440 333 773

IV 343 191 534

V 596 337 933

Total 2645 1718 4363

10. Data Sukses Penetasan Setiap Periode Pengelolaan

N Minimum Maximum Rata - rata

Simpangan

Baku

periode inkubasi 4363 49 93 60,76 6,45

Page 81: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

63

11. Gambaran Umum Periode Inkubasi di Pantai Sukamade

12. Histogram Periode Inkubasi

Tahun

Total 2008 2009 2010 2011 2012

kelompok kode

inkubasi

I 60 996 345 530 43 1974

II 317 380 419 226 338 1680

III 86 28 14 219 362 709

Total 463 1404 778 975 743 4363

13. Data Periode Inkubasi Tahunan

Periode Pengelolaan

Total 2008-2010 2011-2012

kelompok kode

inkubasi

I 1401 573 1974

II 1116 564 1680

III 128 581 709

Total 2645 1718 4363

Page 82: PERIODE INKUBASI, SUKSES MENETAS, DAN TINGKAT … · 2017-04-01 · Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, ... MP selaku tim penguji atas kesempatan dan

64

14. Kelompok Periode Inkubasi tiap Periode Pengelolaan

sukses menetas

periode

inkubasi

sukses menetas Pearson Correlation 1 -,057**

Sig. (2-tailed) ,000

N 4363 4363

periode inkubasi Pearson Correlation -,057** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 4363 4363

**. Hubungan signifikan pada level 0.01.

15. Hubungan Sukses Penetasan dan Periode Inkubasi

Duncana,b,c

Minggu N

Subset

1 2 3

Minggu 4 14 34,64

Minggu 3 14 42,21

Minggu 2 14 55,00

Minggu 1 14 58,00

Sig. 1,000 1,000 ,161

16. Kebugaran Tukik Penyu Hijau setiap Minggu