perilaku pencarian informasi melalui...

127
PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNET OLEH USTADZ DI PONDOK PESANTREN ULUMUL QUR’AN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: RIZKY ANDIKA NIM: 11150251000077 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020/1441 H

Upload: others

Post on 12-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNET

OLEH USTADZ DI PONDOK PESANTREN ULUMUL QUR’AN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

RIZKY ANDIKA

NIM: 11150251000077

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020/1441 H

Page 2: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Lembar Pengesahan

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNET

OLEH USTADZ DI PONDOK PESANTREN ULUMUL QUR’AN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Rizky Andika

NIM: 11150251000077

Di bawah Bimbingan,

Nuryudi, MLIS.

NIP. 196709121999031002

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020/1441 H

Page 3: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam
Page 4: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam
Page 5: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

i

ABSTRAK

Rizky Andika (11150251000077). Perilaku Pencarian Informasi Melalui Internet

Oleh Ustadz di Pondok Pesantren Ulumul Qur’an di bawah bimbingan

Nuryudi, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan

Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Sikap seseorang dalam mencari informasi berbeda-beda dan dapat mempengaruhi

hasil temuan informasi. Bagi profesi guru/ustadz, sikap yang tepat dalam mencari

informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

menemukan informasi pembelajaran yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran umum perilaku pencarian

informasi pembelajaran berbasis internet oleh ustadz di pondok pesantren Ulumul

Qur’an Bojongsari - Depok. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ustadz yang

mengajar di pondok pesantren Ulumul Qur’an yang berjumlah 42 orang.

Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik sampel jenuh, sebab

populasi penelitian kurang dari 100 orang, yang berarti seluruh populasi menjadi

sampel penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner

yang disebarkan kepada seluruh ustadz yang mengajar di pondok pesantren Ulumul

Qur’an. Penelitian ini menggunakan model pencarian informasi Ellis yang telah

diperbaharui oleh Lokman L. Meho dan Helen R. Tibbo, yang membagi proses

pencarian informasi menjadi 10 tahapan, yaitu: starting, chaining, browsing,

monitoring, accessing, differentiating, extracting, verifying, monitoring, dan

managing information. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum perilaku

pencarian informasi ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an dilakukan secara urut

sesuai dengan tahapan pencarian informasi Meho dan Tibbo. Perilaku pencarian

informasi ustadz pondok pensantren Ulumul Qur’an dilakukan dengan

mempersiapkan kata kunci sesuai dengan informasi yang akan dicari dan bertanya

kepada teman terkait informasi yang akan dicari. Selanjutnya ustadz akan

mengetikan kata kunci pencarian pada mesin pencari (search engine) ataupun pada

website penyedia informasi menggunakan pencarian sederhana (simple search).

Setelah informasi pembelajaran yang dibutuhkan didapatkan, ustadz mengecek isi

informasi tersebut dan menyimpan informasi tersebut jika dirasa penting pada file

khusus agar mudah ditemukan jika dibutuhkan kembali. Secara keseluruhan,

perilaku pencarian informasi ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an ketika

mencari informasi pembelajaran di internet bernilai positif atau dapat dikatakan

baik. Hal tersebut dapat dilihat dari skor rata-rata dari seluruh tahapan pencarian

informasi dengan skor sebesar 3,05 dimana skor ini berada pada interval 2,52 – 3,27.

Namun, terdapat proses pencarian informasi yang tidak dilakukan ustadz yaitu

penggunaan operator boolean (AND, OR, NOT) ketika mencari informasi

pembelajaran di internet. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan ustadz

dalam menggunakan operator boolean tersebut.

Kata kunci : perilaku pencarian informasi, internet, ustadz, pondok pesantren.

Page 6: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

ii

KATA PENGANTAR

له الر حمن الر حيمبسم ال

Dengan memanjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Perilaku Pencarian Informasi

Melalui Internet Oleh Ustadz di Pondok Pesantren Ulumul Qur’an” dengan baik.

Shalawat dan salam tak lupa pula penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW,

semoga syafaatnya dapat diperoleh kelak. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari

segi isi maupun penulisannya. Dalam menyelesaikan skipsi ini penulis selalu

mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril

maupum materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa

terimakasih yang setulusnya kepada:

1. Prof. Dr. Armany Lubis, Lc. MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. Saiful Umam, Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan.

4. Bapak Amir Fadilah, S.Sos, M.Si, selaku sekretaris Program Studi Ilmu

Perpustakaan.

5. Bapak Nuryudi, MLIS, selaku dosen pembimbing penulis yan telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membantu mengarahkan

dan memberi masukan serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan yang telah

memberikan ilmu selama perkulaiahan sebagai bekal bagi penulis kelak

7. Direktur Kulliyyatul Muallimin Al Islamiyah pondok pesantren Ulumul

Qur’an, Ust. Kurniawan, MA. yang telah mengizinkan penulis

melaksanakan peneltian dan memberikan data yang penulis butuhkan.

Page 7: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

8. Seluruh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an yang telah berkenan

membantu penulis dalam pengisian kuesioner sehingga penelitian ini dapat

selesai.

9. Kedua orang tua penulis, Bapak Ridwan (alm) dan Ibu Amanah, S.Pd.I yang

selalu memberi kasih sayang, semangat dan doa setiap saat sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Adik-adikku, Herlambang, Eva Rosalia, Evi Rosalia, M. Iqbal yag telah

memberi dukungan dan semangat kepada penulis.

11. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2015 khususnya kelas IP C

atas segala kebersamaan, semangat, dan bantuannya selama menjalani

perkuliahan sampai akhir. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.

12. Seluruh teman-teman KKN 200 Pelita 2018, atas waktu dan pengalaman

yang berharga selama satu bulan mengabdi.

13. Serta terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu. Hanya doa dan ucapan terima kasih yang dapat

penulis sampaikan. Semoga Allah SWT yang akan membalas semua

kebaikan kalian. Aamiin.

Jakarta, 03 Juni 2020

Rizky Andika

Page 8: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 7

1. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7

2. Perumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 7

1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

D. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 8

E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 12

A. Informasi ............................................................................................ 12

B. Kebutuhan Informasi .......................................................................... 15

C. Perilaku Pencarian Informasi ............................................................. 17

D. Internet ............................................................................................... 30

E. Pondok Pesantren ............................................................................... 35

F. Unsur-Unsur Pesantren ...................................................................... 37

G. Ustadz ................................................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 44

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ......................................................... 44

B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 44

C. Sumber Data ....................................................................................... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 46

Page 9: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

E. Teknik Pengolahan Data .................................................................... 47

F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 47

G. Uji Validitas dan Reabilitas................................................................ 50

H. Waktu Dan Tempat Penelitian ........................................................... 52

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 54

A. Profil Pondok Pesantren Ulumul Qur’an ........................................... 54

B. Temuan Hasil Penelitian .................................................................... 57

1. Identitas Responden .................................................................... 57

2. Perilaku pencarian informasi melalui internet oleh ustadz di

pondok pesantren Ulumul Qur’an ............................................... 59

C. Pembahasan ........................................................................................ 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 93

A. Kesimpulan......................................................................................... 93

B. Saran ................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 95

LAMPIRAN LAMPIRAN

Page 10: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Model Ellis (1989), Ellis, Cox dan Hall (1993),

Meho Tibbo (2003) .................................................................. 25

Tabel 3.1 Hasil uji validitas ...................................................................... 50

Tabel 3.2 Hasil uji reabilitas ..................................................................... 52

Tabel 3.3 Jadwal penelitian ....................................................................... 53

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Ulumul Qur’an ......... 55

Tabel 4.2 Jenis kelamin ............................................................................. 57

Tabel 4.3 Latar Belakang Pendidikan ....................................................... 57

Tabel 4.4 Mata Pelajaran........................................................................... 58

Tabel 4.5 Menentukan topik kebutuhan informasi pembelajaran

sebelum mencari informasi di internet ...................................... 59

Tabel 4.6 Menyiapkan kata kunci (keyword) sebelum mencari

informasi pembelajaran di internet............................................ 60

Tabel 4.7 Menentukan dan membuat daftar informasi pembelajaran

yang akan dicari di internet ....................................................... 61

Tabel 4.8 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran oleh

ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap starting .. 61

Tabel 4.9 Membaca literatur lain seperti buku, jurnal penelitian, atau

sumber lainnya sebagai referensi sebelum mencari informasi

pembelajaran di internet ............................................................ 62

Tabel 4.10 Bertanya kepada teman sebelum mencari informasi

pembelajaran yang dibutuhkan di internet .............................. 63

Tabel 4.11 Menggunakan daftar sumber rujukan sebelum mencari

informasi pembelajaran di internet.......................................... 64

Tabel 4.12 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran

oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

chaining ................................................................................... 65

Tabel 4.13 Menggunakan mesin pencari (search engine) saat mencari

informasi pembelajaran di internet.......................................... 66

Tabel 4.14 Menggunakan operator Boolean logic (AND, OR, NOT)

saat mencari informasi pembelajaran di internet .................... 66

Page 11: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Tabel 4.15 Menelusuri katalog online, indeks, atau abstrak jurnal

online ketika mencari informasi pembelajaran di internet ...... 67

Tabel 4.16 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran

oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

browsing .................................................................................. 68

Tabel 4.17 Memantau perkembangan informasi terbaru terkait

pembelajaran yang menjadi perhatian dari berbagai sumber

di internet ................................................................................ 69

Tabel 4.18 Merasa mudah dalam mengakses informasi pembelajaran

yang dibutuhkan saat mencari informasi di internet ............... 70

Tabel 4.19 Terdaftar sebagai anggota database online (seperti

perpustakaan nasional) guna memudahkan dalam

mengakses informasi pembelajaran yang dibutuhkan ............ 71

Tabel 4.20 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran

oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

accessing ................................................................................. 72

Tabel 4.21 Memilih sumber yang terpercaya saat mencari informasi

pembelajaran di internet .......................................................... 73

Tabel 4.22 Memilih informasi pembelajaran di internet yang relevan

dengan informasi yang dibutuhkan ......................................... 74

Tabel 4.23 Melakukan pencarian informasi pembelajaran lebih lanjut

di internet untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam ... 75

Tabel 4.24 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran

oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

extracting................................................................................. 75

Tabel 4.25 Membandingkan informasi pembelajaran yang dipilih

dengan sumber informasi lainnya ........................................... 76

Tabel 4.26 Mengecek ulang informasi pembelajaran yang didapatkan

di internet ................................................................................ 77

Tabel 4.27 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran

oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

verifying................................................................................... 78

Tabel 4.28 Memanfaatkan informasi yang didapatkan dari internet dan

menyebarluaskannya melaui media seperti media sosial,

email, atau media lainnya ........................................................ 78

Page 12: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Tabel 4.29 Melakukan diskusi terkait informasi pembelajaran yang

diperoleh di internet secara langsung atau melalui media

seperti media sosial, blog dan lainnya..................................... 79

Tabel 4.30 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran

oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

networking ............................................................................... 80

Tabel 4.31 Menyimpan informasi pembelajaran yang didapatkan dari

internet untuk digunakan di masa mendatang ......................... 81

Tabel 4.32 Mengatur informasi pembelajaran dari internet yang telah

disimpan agar mudah ditemukan jika dibutuhkan kembali..... 82

Tabel 4.33 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran

oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

managing information ............................................................. 83

Tabel 4.34 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi ustadz pondok

pesantren Ulumul Qur’an ketika mencari informasi

pembelajaran di internet .......................................................... 83

Page 13: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model perilaku pencarian informasi Wilson (1981) ......................... 19

Gambar 2.2 Model perilaku pencarian informasi Wilson (1996) ........................ 20

Gambar 2.3 Model perilaku pencaarian Informasi Ellis, Cox, dan Hall .............. 22

Gambar 2.4 Model perilaku pencarian informasi Kuhlthau ................................. 27

Gambar 4.1 Struktur organisasi pondok pesantren Ulumul Qur’an ..................... 56

Page 14: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Tugas Menjadi Pembimbing

Lampiran 3 Surat Ganti Judul

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 5 Membangun Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 Kuesioner Penelitian

Lampiran 7 Hasil Cek Plagiasi

Page 15: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupannya, manusia dikenal sebagai makhluk sosial yang selalu

membutuhkan informasi dalam menjalankan aktifitasnya. Terlepas dari apapun

latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan status sosialnya semua membutuhkan

informasi. Informasi sangat penting bagi seseorang dalam menjalankan

kegiatannya sehari-hari, juga sebagai pertimbangan dalam pengambilan

keputusan untuk menyelesaikan suatu masalah. Ataupun hanya sebagai pemuas

hasrat keingintahuan seseorang akan suatu hal yang sedang menjadi

perhatiannya.

Kebutuhan informasi dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana

saja. Belkin dalam Tawaf dan Khaidir, menyatakan bahwa kebutuhan informasi

terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat

pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi

kekurangan tersebut.1 Dengan kata lain, kebutuhan informasi muncul ketika

terjadi kesenjangan pengetahuan dalam diri seseorang, sehingga untuk

mengatasi kesenjangan tersebut seseorang akan berusaha mencari informasi

yang dibutuhkan agar segera terpenuhi.

Tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan informasi walau sekecil

apapun kebutuhan informasi tersebut. Khususnya di era globalisasi saat ini,

informasi merupakan komoditi yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek

kehidupan guna menunjang aktivitas sehari-hari. Bahkan, lebih jauh lagi yakni

sebagai peningkatan pola kehidupan yang terus menerus menuju kompleksitas

yang semakin tinggi.

Kebutuhan akan informasi merupakan pemicu awal terjadinya perilaku

pencarian informasi guna memenuhi kebutuhan informasi seseorang. Wilson

dalam Pawit M. Yusuf menjelaskan bahwa perilaku pencarian informasi

1 Tawaf dan Alimin Khaidir, Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah Pendekatan

Kepustakaan. Kutubkhanah: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 15, No. 1 (2012), h. 51

Page 16: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

2

merupakan perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukkan

seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi.2 Sikap atau perilaku

seseorang dalam mencari informasi sangat beragam yang dapat dipengaruhi

oleh berbagai faktor seperti pekerjaan, pendidikan, usia, geografis, dan lainnya.

Selain itu, semakin tingginya tingkat kebutuhan seseorang akan informasi,

maka akan semakin aktif pula orang tersebut dalam mencari informasi yang

dibutuhkannya.

Pendidikan sangat berguna bagi kehidupan manusia. Subadi menjelaskan

bahwa pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk

kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan pengetahuan,

wawasan, keterampilan dan kemandirian. Dengan pengetahuan manusia

diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya menjadi lebih baik. 3

Dengan pendidikan pula diharapkan akan tercipta peningkatan kualitas sumber

daya manusia yang unggul, handal, dan berakhlak mulia.

Dalam kaitannya dengan belajar dan menuntut ilmu, sejak 14 abad yang lalu

agama Islam telah memerintahkan setiap umatnya untuk belajar guna menuntut

ilmu. Sebagaimana yang disampaikan Rasulllah SAW:

طلب العلم فريضة على كل مسلم

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah).4

Hadits di atas sangat jelas memberikan perintah kepada kaum muslim

khususnya untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu memiliki banyak keutamaan, di

antaranya yaitu orang yang berilmu akan ditinggikan dejaratnya oleh Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran:

ات ج ر م د ل ع وا ال وت ين أ الذ م و ك ن وا م ن ين آم ع الله الذ ف ر ي

2 Pawit M. Yusup dan Priyono Subekti, Teori dan Praktek Pencarian Informasi, (Jakarta:

Kencana, 2010), h. 101 3 Subadi Tjipto, Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan, (Solo: Fairuz Media, 2009), h. 103. 4 Fatharani Fariha, Keutamaan Menuntut Ilmu Agama. Diakses dari:

<https://muslimah.or.id/10472-keutamaan-menuntut-ilmu-agama.html >

Page 17: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

3

Artinya: “... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat.” (Q.S Al-Mujadalah : 11)5

Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang begitu pesat.

Perkembagan tersebut juga berimbas pada semakin banyaknya informasi yang

tersebar luas. Saat ini informasi tidak hanya tersedia dalam bentuk cetak, tetapi

juga dalam bentuk elektronik. Tersebarnya informasi dalam bentuk elektronik

tidak lain adalah akibat adanya internet. Internet merupakan teknologi

revolusioner dalam sejarah manusia. Internet merupakan sebuah jaringan

komunikasi tanpa batas yang menghubungkan jutaan komputer di seluruh dunia.

Internet menjadi media baru yang mampu menyajikan beragam informasi dari

seluruh dunia. Hadirnya internet seakan menjadi penghilang batas ruang dan

waktu antar wilayah. Dengan menggunakan internet, seseorang dapat

mengetahui berbagai informasi dan pengetahuan terbaru dengan cepat, mudah,

dan murah.

Berdasarkan hasil survey penetrasi pengguna internet di Indonesia yang

dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),

pengguna Internet di Indonesia sampai akhir tahun 2018 mencapai 171,17 juta

jiwa atau 64,8 % dari total populasi penduduk Indonesia sebanyak 264,16 juta

jiwa. Jumlah tersebut naik signifikan dari tahun sebelumnya dengan peningkatan

sebanyak 10,12%.6 Hasil survey tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan

jumlah pengguna internet di Indonesia. Meningkatnya jumlah pengguna internet

pada akhirnya juga turut mempengaruhi pola kehidupan masyarakat, khususnya

dalam hal pencarian informasi.

Setiap pekerjaan tentu membutuhkan informasi, tidak terkecuali bagi tenaga

pengajar atau guru. Dalam pendidikan, guru merupakan komponen penting

dalam kegiatan belajar mengajar. Guru berperan penting sebagai media dan

5 TafsitQ, Surat Al-Mujadilah Ayat 11, diakses dari: <https://tafsirq.com/58-al-

mujadilah/ayat-11#tafsir-jalalayn > 6 APJII, Laporan Survei Penetrasi & Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2018,

diunduh dari: <https://apjii.or.id/survei >

Page 18: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

4

pembimbing siswa dalam transfer ilmu pengetahuan. Karenanya, wajib bagi

seorang guru untuk memiliki wawasan yang luas, baik dalam bidang

keilmuannya, juga bidang lainnya. Demi meningkatkan kualitas anak didiknya,

guru juga perlu meningkatkan kapasitas keilmuan dalam dirinya dengan banyak

belajar dan tidak menutup diri dengan perkembangan zaman, khususnya dengan

perkembangan teknologi informasi.

Pada era modern seperti saat ini, kemampuan untuk mengoperasikan

komputer sudah layaknya dimiliki oleh setiap tenaga pendidik, khususnya dalam

penggunaan internet sebagai media penelusuran informasi. Sebagaimana

dijelaskan dalam UU RI Nomor 14 tahun 2005, bahwasanya guru berkewajiban

meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni.7 Walaupun, dalam kenyataannya masih banyak didapati guru yang

gagap akan teknologi, namun hal tersebut seharusnya bukan menjadi alasan

untuk tidak mengupgrade diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

informasi terbaru.

Salah satu lembaga pendidikan keagamaan yang masih eksis hingga saat ini

adalah pesantren. Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 55

tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan,

menjelaskan bahwa:

“Pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan

Islam berbasis masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan diniyah

atau secara terpadu dengan jenis pendidikan lainnya”.8

Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua yang ada di Indonesia.

Pesantren diyakini telah ada sejak awal penyebaran Islam di Nusantara oleh para

wali. Tidak bisa dipungkiri, bahwa pada masa penjajahan, pesantren turut andil

dalam memperjuangkan kemerdekaan yang dipelopori oleh para kyai pemimpin

7 UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen.[pdf]. diunduh dari:

<http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf > 8 UU RI No. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.[pdf].

diunduh dari: <https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/PP_55_2007-

Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdf >

Page 19: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

5

pesantren. Dalam perkembangannya, sampai saat ini pesantren masih memegang

peran penting di masyarakat dalam bidang pendidikan, khususnya dalam bidang

pendidikan agama Islam.

Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan, pesantren diharapkan dapat

mengembangkan sumber daya manusia sehingga dapat memberikan kontribusi

dalam membangun masyarakat yang berkualitas baik dari segi pengetahuan dan

keagamaan. Oleh karena pentingnya peranan pesantren tersebut, maka

seyogyanya diiringi dengan tenaga pengajar (guru) yang berkualitas, yaitu

ustadz-ustadz yang mampu bersama-sama dengan santri, supaya dapat

mengantisipasi perkembangan pengetahuan yang ada, berkeahlian dan

berkemampuan dalam mengakses ilmu dan melakukan riset, bahkan kerjasama

di bidang ilmu. Guru memiliki peran, fungsi dan tanggung jawab yang begitu

penting dalam pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Begitu strategisnya peran, fungsi,

dan tanggung jawab guru tersebut, maka diperlukan guru yang profesional.

Sebab, guru yang profesional akan memanfaatkan berbagai sumber belajar

dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik. Salah satu sumber belajar itu yang

sangat memiliki cakupan luas dan mudah diakses saat ini adalah internet.

Dengan meningkatnya tuntutan kompetensi profesionalisme dalam dunia

pendidikan, maka sudah sepantasnya juga guru harus dapat menguasai internet

dengan baik.

Pondok pesantren Ulumul Qur’an adalah pesantren yang termasuk dalam

tipologi pesantren khalafiyah, yaitu pesantren yang tidak hanya memberikan

pendidikan dalam bidang agama saja, namun mengintegrasikan antara ilmu

agama dengan ilmu umum. Pondok pesantren Ulumul Qur’an berusaha untuk

selalu terbuka akan perkembangan zaman, khususnya dalam hal teknologi

informasi. Pesantren Ulumul Qur’an berusaha untuk mendorong santri dan

tenaga pendidik (ustadz) dalam memanfaatkan teknologi informasi. Hal tersebut

dapat dilihat dari disediakannya sarana prasarana untuk mengaksesnya. Saat ini,

pesantren Ulumul Qur’an telah menyediakan setidaknya 35 unit komputer dan

jaringan internet yang dapat dimanfaatkan oleh para santri maupun ustadz untuk

Page 20: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

6

kegiatan pembelajaran dan penelusuran informasi. Selain itu, sebagian besar

ustadz pun telah memiliki laptop pribadi yang digunakan untuk menunjang

aktifitas sebagai guru, kegiatan pembelajaran, dan mencari informasi di internet.

Berdasarkan hasil pengamatan awal penulis di lapangan, tenaga pengajar

(ustadz) di pondok pesantren Ulumul Qur’an mayoritas di antaranya adalah

alumni dari pondok pesantren Ulumul Qur’an yang melakukan pengabdian di

pesantren, baik yang baru lulus ataupun yang telah mengabdi selama belasan

bahkan puluhan tahun. Dalam hal penggunaan teknologi informasi, para guru,

dalam hal ini ustadz sebagai tenaga pendidik di pesantren Ulumul Qur’an sudah

dapat menggunakan sarana teknologi informasi dengan baik. Akan tetapi, dalam

hal pencarian informasi menggunakan media internet belum dilakukan secara

maksimal yang dilatar belakangi oleh berbagai faktor. Pola penelusuran ustadz

dalam menggunakan internet sebagian besar masih sebatas pengguna pemula

(novice). Bahkan terdapat beberapa ustadz yang masih enggan untuk menjadikan

internet sebagai bahan referensi untuk mengajar dan lebih memilih sumber buku

sebagai satu-satunya sumber belajar. Padahal dengan menggunakan internet,

terdapat banyak informasi terbaru yang dapat memudahkan ustadz dalam

menyusun rancangan belajar mengajar, dan informasi lainnya terkait kegiatan

pembelajaran.

Pada era modern saat ini, internet merupakan sumber informasi yang banyak

digunakan. Internet memuat jutaan informasi yang beragam termasuk informasi

pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru/ustadz guna membantu kegiatan

belajar mengajar. Sikap seseorang dalam mencari informasi berbeda-beda dan

dapat mempengaruhi hasil temuan informasi. Bagi profesi guru/ustadz, sikap

yang tepat dalam mencari informasi pembelajaran di internet sejatinya akan

membantu dan memudahkan mereka dalam menemukan informasi pembelajaran

yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan di atas, penulis

tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perilaku pencarian ustadz dalam

memanfaatkan internet guna memenuhi kebutuhan informasi pembelajaran.

Page 21: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

7

Oleh karena itu, penulis memilih judul, “Perilaku Pencarian Informasi Melalui

Internet Oleh Ustadz di Pondok Pesantren Ulumul Qur’an”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, serta agar tidak meluasnya

pembahasan pada penelitian ini, penulis memfokuskan penelitian ini pada

perilaku pencarian informasi pembelajaran berbasis internet oleh ustadz di

pondok pesantren Ulumul Qur’an.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah bagaimana gambaran perilaku pencarian informasi

pembelajaran berbasis internet oleh ustadz di pondok pesantren Ulumul

Qur’an?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi terkait

dengan gambaran perilaku pencarian informasi pembelajaran berbasis

internet oleh ustadz di pondok pesantren Ulumul Qur’an.

2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara

lain:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah baru ilmu

pengetahuan di bidang perpustakaan. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan wawasan dan informasi khususnya yang berkaitan

dengan masalah perilaku pencarian informasi.

Page 22: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

8

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Pesantren Ulumul Qur’an

a) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang

berguna bagi pondok pesantren Ulumul Qur’an dalam

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme ustadz dalam

mengajar.

b) Penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna

pula, khususnya bagi ustadz dalam menelusuri informasi

melalui internet.

2) Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman atau acuan

untuk penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan masalah

perilaku pencarian informasi.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai perilaku penelusuran informasi memang bukan hal

yang baru. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang penulis

temukan terkait dengan tema yang penulis ambil, yaitu:

1. Skripsi berjudul “Perilaku pencarian informasi mahasiswa

pascasarjana UHAMKA” yang disusun oleh Hilda Safitri dari jurusan

Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2017. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

perilaku mahasiswa pascasarjana UHAMKA sebelum, saat, dan setelah

mencari informasi di internet. Persamaan penelitian ini dengan penulis

adalah sama-sama ingin mengetahui perilaku pencarian informasi. Metode

yang digunakan pun sama yakni kuantitatif, agar didapatkan sampel yang

menyeluruh. Namun yang membedakan adalah pada subjek penelitian.

Subjek penelitian oleh Hilda safitri adalah mahasiswa pascasarjana

UHAMKA, sedangkan subjek penelitian penulis adalah ustadz/guru pondok

pesantren Ulumul Qur’an. Selain itu, penekanan pada penelitian pun

berbeda, penelitian oleh Hilda Safitri membahas perilaku informasi secara

Page 23: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

9

umum, sedangkan penelitian penulis lebih menekankan kepada sumber

informasi di internet. Lokasi penelitiannya pun berbeda, penelitian oleh

Hilda Safitri dilaksanakan di perpustakaan pascasarjana UHAMKA.

Sedangkan, penelitian penulis dilaksanakan di pondok pesantren Ulumul

Qur’an Bojongsari – Depok. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku

mahasiswa pascasarjana UHAMKA setelah melakukan pencarian informasi

adalah positif, dengan skor 3,09, skor ini berada pada skala interval 2,52 –

3,27. Perilaku mahasiswa pascasarjana UHAMKA saat melakukan

pencarian informasi adalah positif, dengan skor 3,08, skor ini berada pada

skala interval 2,52 – 3,27. Perilaku mahasiswa pascasarjana UHAMKA

setelah melakukan pencarian informasi adalah sangat positif, dengan skor

3,30, skor ini berada pada skala interval 3,28 – 4,03. Berdasarkan hasil

penelitian, perilaku pencarian informasi mahasiswa pascasarjana

UHAMKA secara keseluruhan mencakup aspek sebelum, saat dan setelah

mencari informasi adalah positif, dengan skor 3,16, skor ini berada pada

skala interval 2,52 – 3,27

2. Skripsi berjudul “Perilaku Pencarian Informasi Memalui Internet Oleh

Guru SMA Islamic Village Tangerang” yang disusun oleh Fidyastari dari

jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2018. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perilaku guru SMA Islamic Village sebelum, saat, dan setelah

mencari informasi di internet. Persamaan penelitian ini dengan penulis

adalah sama-sama ingin mengetahui perilaku pencarian guru dalam

menggunakan internet. Metode yang digunakan pun sama yakni kuantitatif,

agar didapatkan sampel yang menyeluruh. Namun yang membedakan

adalah pada penelitian oleh Fidyastari dilaksanakan di SMA Islamic Village

Tangerang. Sedangkan, penelitian penulis dilaksanakan di pondok

pesantren Ulumul Qur’an Bojongsari – Depok. Hasil penelitian menunjukan

bahwa perilaku guru SMA Islamic Village sebelum melakukan pencarian

informasi melalui internet adalah positif, dengan skor 3,02, skor ini berada

Page 24: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

10

pada skala interval 2,52 – 3,27. Perilaku guru SMA Islamic Village saat

melakukan pencarian informasi melalui internet adalah positif, dengan skor

2,98, skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27. Perilaku guru SMA

Islamic Village sebelum melakukan pencarian informasi melalui internet

adalah sangat positif, dengan skor 3,34, skor ini berada pada skala interval

3,28 – 4,03. Berdasarkan hasil penelitian, perilaku pencarian informasi

melalui internet oleh guru SMA Islamic Village secara keseluruhan adalah

positif, dengan skor 3,11, skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27.

Walaupun hasil yang didapat hampir keseluruhannya positif, ada pernyataan

yang memperoleh hasil negatif yaitu bertanya kepada pustakawan sebelum

melakukan pencarian informasi di internet dengan mendapatkan skor 2,40

dan merasa terbantu dalam pencarian informasi menggunakan operator

boolean logic untuk memfilter informasi yang dibutuhkan saat mencari

informasi di internet dengan mendapat skor 2,17. Skor tersebut berada pada

skala interval 1,76 – 2,51.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini, maka penulis

membaginya ke dalam lima bab dengan rincian sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini, berisi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian

terhdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Pada bab ini, berisi penjelasan dari teori-teori yang berasal dari

kajian pustaka dari berbagai sumber mengenai tema atau

permasalahan yang penulis angkat dalam penelitian ini, meliputi

informasi, kebutuhan informasi, perilaku pencarian informasi,

internet, dan pondok pesantren.

Page 25: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

11

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjabarkan mengenai jenis dan pendekatan penelitian,

populasi dan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data, serta keterangan tempat dan waktu penelitian.

BAB IV Temuan Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini, membahas mengenai objek penelitian, yakni profil dari

pondok pesantren Ulumul Qur’an, visi dan misi, dan lainnya yang

berkaitan dengan penelitian. Hasil temuan penelitian, serta

pembahasan terhadap hasil penelitian mengenai perilaku pencarian

informasi melalui internet oleh ustadz di pondok pesantren Ulumul

Qur’an.

BAB V Penutup

Pada bab ini, penulis menarik kesimpulan keseluruhan hasil

penelitian dan memberikan saran atas permasalahan yang diteliti.

Page 26: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Informasi

1. Definisi Informasi

Dalam keseharian kita, pasti sering mendengar atau bahkan

mengucapkan kata informasi. Secara etimologi, kata informasi diyakini

berasal dari kata perancis kuno informacion yang berarti “garis besar,

konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti

aktifitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan. Istilah ini digunakan

untuk menyampaikan ide atau gagasan baru yang akan disampaikan kepada

masyatakat”.9 Senada dengan pengertian tersebut, dalam bahasa Inggris,

informasi berasal dari kata kerja “inform” biasanya digunakan dalam arti

berkomunikasi (melaporkan, menghubungkan, atau memberi tahu).

Secara istilah, kata informasi memiliki makna yang sangat beragam dan

terkadang berlainan tergantung dari sudut pandang dan latar belakang dari

yang menyampaikannya. Seperti, Prof. Raya Fidel, dari University of

Washington, menyatakan bahwa “Information is data that is communicated,

has meaning, has an effect, has a goal”,10 (Informasi adalah data yang

dikomunikasikan, memiliki makna, memiliki efek, memiliki tujuan).

Adapun Sholeh dalam Rifai, mendefinisikan informasi sebagai data yang

telah diolah dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.11

Dari berbagai definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa,

informasi merupakan data yang memiliki nilai, makna dan tujuan, telah

diolah sehingga dapat digunakan seseorang dalam pengambilan keputusan

guna menyelesaikan suatu masalah.

9 Ulpah Handayani, Dasar-Dasar Organisasi Informasi, (Tangerang Selatan: UIN Jakarta

Press, 2016), h. 7. 10 Chaim Zins, What is the meaning of "data", "information", and "knowledge"?.[pdf].

diunduh dari:

<https://pdfs.semanticscholar.org/d04c/f02cf43bfb27245e2ec8b3c0b0fcf48837da.pdf > 11 Agus Rifai, Penelusuran Informasi, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014),

h. 2.4

Page 27: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

13

2. Sumber-Sumber Informasi

Kejadian atau peristiwa apapun bisa melahirkan informasi, terutama

jika dilihat atau direkam orang.12 Artinya, informasi bersumber dari segala

fenomena dan peristiwa yang terjadi di sekitar kita, dilihat, disaksikan, atau

bahkan direkam oleh orang. Dapat diartikan pula bahwa informasi memiki

kuantitas yang tidak terbatas, sebab setiap waktu terjadi begiru banyak

peristiwa. Singh dalam Ulpah mengelompokkan informasi ke dalam dua

kategori, yaitu:

a. Sumber dokumenter (documentary source)

Sumber dokumenter adalah sumber informasi yang

didokumentasikan baik tertulis ataupun terekam. Sumber-sumber

tersebut dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Sumber informasi primer (primary sources)

Sumber informasi primer merupakan sumber informasi asli

atau original pada saat informasi tersebut dihasilkan. sumber

informasi primer berasal dari tangan pertama dan tidak dapat

ditemukan dalam bentuk publikasi lain. Beberapa jenis-jenis sumber

informasi primer antara lain: monograf, laporan, dokumen paten,

tesis, surat-surat, prosiding seminar, hasil wawancara, buku harian,

hasil survei, rekaman audio dan video, karya seni, artifak, pidato,

dan lainnya.

2) Sumber informasi sekunder (secondary sources)

Sumber informasi sekunder yaitu hasil pengolahan ulang

melalui analisis, interpretasi, evaluasi, dan modifikasi dari sumber

primer untuk tujuan atau target pembaca tertentu. Beberapa jenis

sumber informasi sekunder antara lain: artikel surat kabar, buku teks,

kamus, ensiklopedia, indeks, biografi, bibliografi, tinjauan literatur,

dan lainnya.

12 Pawit M. Yusuf, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), h. 7

Page 28: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

14

3) Sumber informasi tersier (tertiary sources)

Sumber informasi tersier yaitu sumber yang merupakan hasil

pemilahan dan kumpulan dari sumber primer dan sekunder.

Beberapa jenis sumber informasi tersier antara lain: almanak,

direktori, kronologi, buku panduan, buku kejadian, bibliografi dari

bibliografi, dan manual.13

b. Sumber non dokumenter (non dokumenray source)

Sumber non dokumenter yaitu sumber informasi dalam bentuk

komunikasi lisan (oral) atau kata-kata (verbal). Sumber ini dibagi

menjadi dua, yaitu:

1) Sumber informasi formal, biasanya dihasilkan dari organisasi

penelitian, lembaga pendidikan, lembaga pemerintah, serta kalangan

profesional dan ilmiah.

2) Sumber informasi informal, berasal dari diskusi dalam acara

konferensi dan percakapan antara perorangan dengan para pakar

(expert),.14

Selain sumber informasi yang telah disebutkan di atas terdapat satu

sumber informasi yang keberadaannya begitu eksis di zaman sekarang,

yaitu internet. Pada era informasi saat ini, internet telah menempatkan

dirinya sebagai salah satu pusat informasi yang dapat diakses dari berbagai

tempat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Internet disebut sebagai pusat

informasi bebas hambatan karena dapat menghubungkan satu situs

informasi ke situs informasi lainnya dalam waktu yang singkat serta

memiliki jangkauan yang begitu luas. Pesatnya perkembangan internet telah

mendorong tumbuhnya penerbitan elektronik (electronic publishing), yaitu

publikasi berbagai karya melalui situs web.15

13 Agus Rifai, Penelusuran Literatur, h. 2.11-2.13. 14 Ulpah Handayani, Dasar-Dasar Organisasi Informasi, (Tangerang Selatan: UIN

Jakarta Press, 2016), h. 25. 15 Sheila Savitri, Peranan Internet Sebagai Sumber Informasi.[pdf]. diunduh dari:

<http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel%20bptp/peranan%20internet%20sebagai%20sum

ber%20informasi>

Page 29: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

15

Sulistyo Basuki, menyebutkan beberapa hal yang dapat dilakukan

melalui internet, yaitu email. chatting, akses jarak jauh, menemukan sumber

informasi, perolehan data, (data capture), perpustakaan maya, media massa

warga, dan keperluan lainnya. 16 Informasi yang disediakan di internet

begitu beragam, seperti informasi mengenai politik, pendidikan, kesehatan,

gaya hidup, hobi, dan lain sebagainya, bahkan informasi yang dirasa cukup

aneh dan tidak penting ada di internet. Karenanya, kita pun perlu memilah-

milah kembali informasi yang berasal dari internet tersebut. Informasi yang

tersedia dalam berbagai jenis seperti artikel, e-book, hasil penelitian (e-

journal, tesis, disertasi), katalog perpustakaan, katalog produk, data statistik,

audio, video, dan masih banyak lagi. Keragaman jenis informasi dan

kemudahan aksesnya, membuat internet menjadi salah satu media informasi

yang diminati masyarakat.

B. Kebutuhan Informasi

Setiap manusia pasti membutuhkan informasi. Namun, informasi yang

dibutuhkan antara satu individu dengan individu lainnya berbeda-beda.

Informasi yang dibutuhkan seorang mahasiswa dan seorang dokter tentu

berbeda. Akan tetapi, informasi yang dibutuhkan memiliki tujuan yang sama

yaitu untuk membantu menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang

dihadapi dalam aktivitas keharian tiap individu.

Menurut Krikelas dalam Tawaf dan Khaidir, mendefinisikan kebutuhan

informasi sebagai berikut, “... when the current state of possessed knowledge is

less than needed”, yang artinya bahwa kebutuhan informasi timbul ketika

pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga

mendorong seseorang untuk mencari informasi.17

Adapun, menurut Online Dictionary for Library and Information Science

(ODLIS) dalam Agus Rifai, menyatakan bahwa kebutuhan informasi

16 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2013), h. 12.8-12.14. 17 Tawaf dan Alimin Khaidir, Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah Pendekatan

Kepustakaan. Kutubkhanah: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 15, No. 1 (2012), h. 51.

Page 30: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

16

merupakan suatu kesenjangan atau kekosongan (gap) dalam pengetahuan

seseorang pada saat menghadapi pertanyaan atau kejadian, yang kemudian

mendorong ia untuk mencari jawabannya. Jika kebutuhan tersebut bersifat

mendesak maka ia akan mengerahkan segenap kemampuannya untuk

memenuhi hasrat yang diinginkannya.18

Dari kedua pernyataan di atas dapat dilihat bahwa setiap orang tentu

membutuhkan informasi. Kebutuhan informasi disebabkan karena adanya

kesenjangan akan pengetahuan ketika dihadapkan pada suatu kejadian atau

pertanyaan. Maka, informasi yang dibutuhkan akan menjadi jawaban atas

pemasalahan tersebut. Karenanya, ketika seseorang membutuhkan informasi, ia

akan akan berusaha untuk mencarinya.

Lebih lanjut, Katz, Gurevitch dan Haas membagi kebutuhan manusia

menjadi 5 bagian, yaitu:19

1. Kebutuhan Kognitif

Kebutuhan untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan pemahaman

mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang

untuk memahami lingkungannnya.

2. Kebutuhan afektif

Kebutuhan yang berkaitan dengan penguatan estetis yang ada pada diri

seseorang, yakni berupa hal-hal yang dapat menyenangkan dan

pengalaman-pengalaman emosional.

3. Kebutuhan integrasi personal

Kebutuhan untuk memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas,

dan status individual. Hal tersebut bisa diperoleh dari hasrat akan harga diri.

4. Kebutuhan integrasi sosial

Kebutuhan untuk mempererat hubungan dengan keluarga, teman dan

orang lain. Hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk bergabung atau

berkelompok dengan orang lain.

18 Agus Rifai, Penelusuran Literatur, h. 1.23 19 Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi, h. 82 –

83.

Page 31: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

17

5. Kebutuhan pelepasan ketegangan

Kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melarikan diri,

melepas ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan.

C. Perilaku Pencarian Informasi

1. Definisi Perilaku Pencarian Informasi

Secara sederhana perilaku dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang

dilakukan oleh seseorang. Seseorang berperilaku karena dorongan oleh

kebutuhan. Adapun, pencarian informasi erat kaitannya dengan kebutuhan

akan informasi. Kebutuhan informasi sebagaimana telah dijelaskan

sebelumnya, merupakan suatu pemicu awal yang mendorong perilaku

seseorang untuk bersikap yang diwujudkan dalam aktivitas mencari

informasi yang dibutuhkannya.

Seseorang yang menyadari kekurangannya akan sesuatu yang menjadi

perhatiannya tentu akan tergerak untuk melengkapi kekurangan tersebut.

Wilson dalam artikelnya Human Information Behavior, mendefinisikan

perilaku informasi sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu dalam

mengidentifikasi kebutuhan informasi, mencari informasi melalui berbagai

sumber dan saluran informasi, dan menggunakan atau mentransfer

informasi tersebut.20

Spink dan Cole sebagaimana dikutip dalam Muliyadi, menjelaskan

bahwa perilaku pencarian informasi adalah aktivitas pencarian informasi

yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu.21

Dalam aktivitas pencarian informasi, seseorang akan selalu berinteraksi

dengan sistem informasi baik konvensional seperti buku, majalah, koran,

dan berbagai bentuk cetak lainnya, ataupun interaksi dengan sistem

komputer seperti internet yang banyak digunakan saat ini. Namun, apapun

20 T.D Wilson, Human Information Behavior, Informing Sience, Vol 3, No. 2 (2000), h.

49. 21 Irvan Muliyadi. Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Pascasarjana UIN Alauddin

Makassar, Khizanah al-Hikmah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan, Vol. 6, No.

1 (2018), h. 4.

Page 32: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

18

sumber informasinya, perilaku seseorang dalam mencari informasi

bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Model Perilaku Pencarian Informasi

Wilson menyatakan bahwa model pencarian informasi biasanya tidak

mewujudkan teori sepenuhnya. Sebuah model dapat digambarkan sebagai

kerangka kerja untuk memikirkan masalah dan dapat berkembang menjadi

pernyataan hubungan antara proposisi teoritis. Sebagian besar model dalam

bidang umum perilaku informasi berasal dari varietas sebelumnya; dapat

berupa pernyataan, seringkali dalam bentuk diagram yang menggambarkan

aktivitas pencarian informasi, penyebab dan konsekuensi dari aktivitas itu,

atau hubungan dari aktivitas itu.22

Selama beberapa dekade terakhir terdapat banyak model pencarian

informasi yang dicetuskan oleh para pakar ilmu informasi untuk

menggambarkan pola pencarian informasi masyarakat yang tentunya sangat

beragam. Beberapa model tersebut adalah sebagai berikut:

a. Model perilaku pencarian informasi Wilson (1981 dan 1996)

Wilson merupakan salah satu pakar informasi yang aktif menulis

dan membahas mengenai perilaku informasi. wilson mengemukakan

model perilaku informasi berdasarkan dua proposisi sebagai berikut:

1) Kebutuhan informasi bukan kebutuhan utama atau primer, tetapi

merupakan kebutuhan sekunder yang timbul karena keinginan

untuk memenuhi kebutuhan dasarnya;

2) Dalam usahanya menemukan informasi, dihadapkan pada

beberapa kendala (barriers) sebagai variabel perantara

(intervening variable), kendala tersebut memungkinkan akan

memengaruhi perilaku seseorang.23

Sampai saat ini, ia telah mencetuskan 2 model perilaku pencarian

informasi. Model perilaku pencarian informasi yang pertama ia

22 T.D Wilson, Models In Information Behaviour Research, Journal of Documentation,

Vol. 55, No 3 (June, 1999) h. 250. 23 Tri Septyantono, Literasi Informasi, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2017),

h. 7.20.

Page 33: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

19

perkenalkan pada tahun 1981, model tersebut dapat dilihat pada

diagram berikut:

Gambar 2.1

Model perilaku pencarian informasi Wilson (1981)

Pada model Wilson yang pertama, menunjukkan bahwa perilaku

pencarian informasi muncul sebagai konsekuensi dari kebutuhan yang

dirasakan oleh pengguna informasi. Guna memenuhi kebutuhan

tersebut, membuat tuntutan terhadap sumber atau layanan informasi

formal atau informal, yang mengakibatkan keberhasilan atau kegagalan

untuk menemukan informasi yang relevan. Jika berhasil, individu

kemudian menggunakan informasi yang ditemukan untuk memenuhi

kebutuhannya. Namun, jika gagal memenuhi kebutuhan, maka harus

mengulangi proses pencarian.

Pada model ini juga menunjukkan bahwa bagian dari perilaku

pencarian informasi dapat melibatkan orang lain melalui pertukaran

informasi. Adapun, informasi yang dianggap bermanfaat dapat

disampaikan kepada orang lain, serta digunakan (atau tidak digunakan)

oleh orang itu sendiri.24

24 T.D. Wilson, Models In Information Behaviour Research. h. 251

Page 34: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

20

Selanjutnya, pada tahun 1996, Wilson kembali menperkenalkan

model perilaku pencarian informasi yang merupakan pembaharuan dari

model yang pertama. Kerangka dari kedua model tersebut memiliki

fokus yang sama, berbedaannya terletak pada penggunaan istilah

variabel penghalang (intervening variable) sebagai faktor yang

mempengaruhi perilaku pencarian informasi. Selain itu, model kedua

Wilson juga menyebutkan adanya tipe dari perilaku pencarian

informasi. 25 Model Wilson yang kedua dapat diihat pada gambar

berikut:

Gambar 2.2

Model perilaku pencarian informasi Wilson (1996)

Pada model kedua Wilson hanya terbatas pada perilaku pencarian

informasi dan beranggapan bahwa hal tersebut merupakan sebuah

siklus melingkar yang berkaitan langsung dengan pengolahan dan

pemanfaatan informasi. Perilaku pencarian infomasi juga dipengaruhi

oleh beberapa kendala yaitu: kondisi psikologis; demografis; peran

seseorang di masyarakat; lingkungan; dan karakteristik sumber

25 Tri Septyantono, Literasi Informasi, h. 7.20.

Page 35: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

21

informasi. Menurut Wilson, kelima faktor tersebut akan sangat

mempengaruhi perilaku pencarian informasi seseorang.

b. Model perilaku informasi Ellis (1989)

Model selanjutnya merupakan model perilaku pencarian informasi

yang di perkenalkan oleh David Ellis pada tahun 1989. Ellis tidak

menggambarkan modelnya sebagai diagram, melainkan

menggambarkannya dalam serangkaian paragraf. Hal tersebut tidak

didimaksudkan untuk menunjukkan urutan kejadian yang pasti, tetapi

sebaliknya, urutan tindakan mungkin bervariasi dan berulang-ulang. 26

Model Ellis diperoleh berdasarkan hasil analisis dari pola pencarian

informasi di kalangan peneliti bidang ilmu sosial. Hasil penelitiannya

tersebut menghasilkan pola pencarian informasi yang terdiri dari enam

tahapan, yaitu: starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring,

dan ekstracting.27

Pada tahun 1993, model tersebut dikembangkan oleh Ellis bersama

dengan Cox dan Hall. Pengembangan tersebut dilakukan dengan

membandingkan pola pencarian informasi peneliti bidang ilmu sosial

dengan peneliti bidang fisika dan kimia. Perbandingan tersebut

menghasilkan dua tahapan baru dalam perncarian informasi yaitu

verifying dan ending.28 Model Ellis, Cox dan Hall dapat dilihat pada

gambar berikut.

26 Donald O’Case, Looking for Information. (London: Academic Press, 2002), h. 143. 27 Tri Septiyantono. Literasi Informasi. h. 7. 22. 28 Tri Septiyantono. Literasi Informasi. h. 7. 22.

Page 36: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

22

Gambar 2.3

Model perilaku pencaarian Informasi Ellis, Cox, dan Hall

Line dalam Meho dan Tibbo, berpendapat bahwa dunia informasi

saat ini hampir keseluruhan telah diubah oleh Internet. Karenanya,

pembaharuan akan studi baru mengenai penggunaan dan kebutuhan

informasi saat ini penting untuk dilakukan. Pentingnya pembaruan studi

tersebut disebabkan oleh pesatnya kemajuan teknologi informasi yang

menyebabkan bergesernya pola pencarian informasi menggunakan

sistem informasi. Adapun studi awal yang dilakukan Ellis kepada

ilmuwan sosial dilakukan sebelum pengembangan World Wide Web

(WWW). Berbeda dengan kondisi saat ini dimana penggunaan world

wide web telah banyak digunakan.

Pada tahun 2002, terdapat lebih dari 150 penelitian mengenai

perilaku perncarian informasi menggunakan model Ellis pada ilmuan

pada bidang lain. Salah satunya dilakukan oleh Meho dan Tibbo (2003),

yang meneliti perilaku pencarian informasi ilmuan bidang sosial dan

lainnya. Meskipun studi yang dilakukan oleh Meho dan Tibbo

menggunakan model Ellis, penelitian tersebut menemukan deskripsi

yang lebih lengkap tentang proses pencarian informasi ilmuwan sosial

yang mencakup empat fitur tambahan selain yang diidentifikasi oleh

Ellis. Fitur-fitur baru tersebut yaitu: accessing, networking, verifying,

and information managing. Adapun keseluruhan tahapan pencarian

informasi oleh menurut Meho dan Tibbo adalah sebagai berikut:

1) Starting: aktivitas awal dalam memulai kegiatan pencarian

informasi. Kegiatan starting biasa dimulai dengan penentuan topik

dari informasi yang menjadi kebutuhan dengan mencari beberapa

literatur primer dan sekunder. Selain itu, biasanya seseorang akan

mulai mempersiapkan kata kunci (keyword) yang akan digunakan

untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

Page 37: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

23

2) Chaining: biasanya digunakan untuk mengidentifikasi sumber

informasi baru atau kebutuhan informasi baru. Dalam chaining,

biasanya dilakukan dengan mengikuti referensi (catatan kaki daftar

pustaka) pada dokumen, baik buku atau jurnal yang telah dibaca.

Selain itu, terkadang seseorang juga dapat bertanya langsung pada

teman, kolega, atau pustawakawan yang memiliki pengetahuan

terkait informasi yang dibutuhkan.

3) Browsing: kegiatan pencarian informasi dari berbagai sumber baik

pada sumber primer ataupun sekunder. Pada pencarian informasi

melalui sumber online, dapat dilakukan dengan menggunakan

mesin pencari (search engine), atau dapat pula dilakukan dengan

melakukan penelusuran pada katalog online, indeks dan abstrak,

sumber daya web, dan referensi lainnya yang dapat ditemukan.

4) Monitoring: kegiatan pemantauan pada perkembangan informasi

yang menjadi minat atau perhatian seseorang melalui interaksinya

dengan berbagai sumber seperti jurnal, prosiding konferensi,

artikel surat kabar, ulasan buku, iklan dan katalog penerbit, dan

sumber daya web.

5) Accessing: Agar proses pencarian informasi terus berlanjut, para

pencari informasi harus dapat mengakses bahan atau sumber

informasi yang dibutuhkannya. Seringkali, terjadi masalah akses

ke informasi yang dibutuhkan baik karena langka dan sulit

ditemukan, atau akses berbayar untuk memdapatkan sumber

informasi yang dibutuhkan.

6) Differentiating: maksud pembedaan disini yaitu menilai informasi

yang didapatkan berdasarkan sifat, kualitas, kepentingan relatif,

dan kegunaannya sebagai cara untuk menyaring jumlah informasi

yang diperoleh. Menurut Eliis, pemilihan sumber informasi yang

terpercaya dirasa sangat penting guna menghindari kesalahan isi

informasi.

Page 38: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

24

7) Ekstracting: kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

mengidentifikasi secara selektif bahan atau informasi yang relevan

dari sumber informasi yang ditemukan. Biasanya, seseorang akan

melanjutkan pencarian dengan menggali informasi secara lebih

mendalam dari suatu sumber informasi tertentu.

8) Verifying: pada tahap ini, merupakan kegiatan pengecekan

keakuratan informasi yang telah ditemukan. Dalam penelusuran

melalui internet, sumber informasi yang tersebar begitu melimpah,

karenanya pengecekan ini penting dilakukan guna mendapatkan

informasi yang paling tepat. Pengecekan tersebut dapat pula

dilakukan dengan membandingkan informasi yang dipilih dengan

sumber informasi lainnya.

9) Networking: merupakan kegiatan yang terkait dengan komunikasi,

dan menjaga hubungan yang erat dengan sejumlah orang seperti

teman, kolega, dan intelektual yang mengerjakan topik serupa.

Selain dalam hal komunikasi, juga dapat berupa sharing atau

berbagai informasi. Pada era digital saat ini kegiatan berbagi

informasi tidak hanya dilakukan secara lisan, melainkan

memanfaatkan media elektronik yang yang hampir dimiliki semua

orang saat ini seperti sosial media, email, dan lainnya.

10) Managing information: merupakan kesadaran akan pentingnya

pengarsipan dan pengorganisasian informasi yang telah didapatkan

sehingga dapat digunakan kembali dimasa mendatang apabila

dibutuhkan.29

Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa tambahan tahapan

pencarian informasi pada model Ellis yang telah diperbaharui.

Perbandingan tahapan pencarian informasi antara model Ellis (1989),

29 Lokman L. Meho and Helen R. Tibbo, Modeling the Information-Seeking Behavior of

Social Scientists: Ellis’s Study Revisited, Journal of American Society for Information Science

and Technology, Vol. 6, No. 56 (April 2003), h. 571-582.

Page 39: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

25

Ellis, Cox dan Hall (1993), serta Meho dan Tibbo (2003) dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Perbandingan Model Ellis (1989), Ellis, Cox dan Hall (1993),

Meho Tibbo (2003)

Ellis (1989) Ellis, Cox dan Hall

(1993)

Meho dan Tibbo

(2003)

Starting Starting Starting

Chaining Chaining Chaining

Browsing Browsing Browsing

Differentiating Differentiating Monitoring

Monitoring Monitoring Accessing

Ekstracting Ekstracting Differentiating

Verifying Ekstracting

Ending Verifying

Networking

Menaging

Information

Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas perbedaan model perilaku

pencarian informasi yang sejatinya berasal dari model Ellis. Antara

model Ellis (1989) dengan model Ellis, Cox, dan Hall (1993) terdapat

perbedaan pada tahap akhir pencarian informasi. Model Ellis (1989)

berakhir pada tahap Ekstracting, sedangkan pada model Ellis, Cox, dan

Hall (1993) terdapat dua penambahan pada tahap akhir pencarian

informasi yaitu Verifying dan Ending.

Adapun antara model Ellis, Cox, dan Hall (1993) dan Meho dan

Tibbo (2003) terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Pada kedua

model, tahap awal penelusuran masih sama yaitu, Starting, Chaining,

dan Browsing. Namun, perbedaannya jelas terlihat pada tahap menuju

Differentiating. Pada model Meho dan Tibbo (2003), terdapat tahap

Monitoring dan Accessing sebelum tahap Differentiating. Selain itu, di

Page 40: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

26

tahap akhir penelusuran, pada model Meho dan Tibbo (2003)

menghilangkan tahap Ending dan menambahkan dua tahap baru, yaitu

Networking dan Managing Information. Sebab, pada model Meho dan

Tibbo (2003), lebih mengarah pada penelusuran online.

c. Model perilaku informasi Kuhlthau (1991)

Model perilaku pencarian informasi lainnya adalah milik Carrol C.

Kuhlthau yang didasarkan pada studi eksperimental. Model ini dikenal

sebagai Information Search Process (ISP). Dalam model ini, Kuhlthau

lebih menekankan pada aspek afektif (perasaan), kognitif (pikiran), dan

fisik (tindakan). Dalam model ini, Kuhlthau menyatakan bahwa pencari

informasi bergerak tahap demi tahap. 30 Adapun Wilson menyatakan

bahwa proposisi mendasar dari model Kuhlthau adalah bahwa perasaan

ketidakpastian terkait dengan kebutuhan untuk mencari informasi

menimbulkan perasaan ragu, kebingungan dan frustrasi, kemudian

ketika proses pencarian berlangsung dan semakin sukses, perasaan itu

berubah: ketika bahan yang relevan dikumpulkan, kepercayaan diri akan

meningkat dan menimbulkan perasaan lega, puas, dan terarah.31

Dalam model Kuhlthau, terdapat 6 tahapan Information Search

Process (ISP) yang terjadi pada bidang afektif, kognitif, dan fisik,

tahapan tersebut adalah sebagai berikut:32

1) Initiation, yaitu tahap ketika seseorang sadar akan kebutuhannya

tentang informasi guna melengkapi tugasnya.

2) Selection, yaitu tahap menyeleksi dan memilih topik utama yang

akan diselidiki dan dicari serta cara yang akan ditempuh.

30 Azami Mohammad, et. all, Evaluation And Analysis Of Uncertainty In The Information

Seeking Behavior Of Medical Post-Graduate Students. Journal of Research in Medical and Dental

Sciences 2018, Volume 6, h. 25. 31 T.D Wilson, Models In Information Behaviour Research. h. 255. 32 Carol C. Kuhlthau, Inside the Search Process: Information Seeking from the user's

Perspective, Journal of the American Society for Information Science and Technology, Vol. 42,

No.5 (1991): h. 366-368.

Page 41: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

27

3) Eksploration, tahap ini perasaan kebingungan, ketidakpastian dan

keraguan seringkali meningkat yang disebabkan penemuan

informasi yang tidak cocok, selalu berubah-ubah, dan tidak sesuai

dengan kebutuhan. Beberapa bahkan cenderung meninggalkan

proses pencarian pada tahap ini.

4) Formulation, yaitu tahapan dimana ketidakjelasan berkurang dan

kepercayaan diri meningkat. Pada tahap ini, informasi akan

diidentifikasi untuk membentuk sudut pandang yang jelas.

5) Collection, yaitu tahap dimana interaksi antara pengguna dan

sistem informasi sangat efektif dan efisien.

6) Presentation, yaitu tahap akhir dimana perasaan lega, perasaan

puas ketika pencarian berjalan dengan baik atau kekecewaan jika

informasi yang dibutuhkan tidak didapatkan.

Model perilaku pencarian informasi Kuhlthau dapat dilihat pada

gambar berikut.33

Gambar 2.4

Model perilaku pencarian informasi Kuhlthau

Dari ketiga model perilaku pencarian informasi yang telah penulis

jabarkan di atas, yakni model Wilson, Ellis, dan Kuhlthau, memiliki

perbedaan dalam hal konteks penekanan pada perilaku pencarian

33 Donald O’Case, Looking for Information. h. 145.

Page 42: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

28

informasi seseorang. Model Wilson lebih menekankan pada aspek yang

dapat mempengaruhi perilaku pencarian informasi seseorang. Model

Ellis lebih menekankan pada proses dan tindakan seseorang secara

sistematis ketika melakukan pencarian informasi. Adapun model

Kuhlthau, yakni Information Search Process (ISP) lebih menekankan

pada aspek afektif (perasaan), kognitif (pikiran), dan fisik (tindakan).

Maka, dalam penelitian ini penulis memilih model Ellis yang telah

di revisi oleh Meho dan Tibbo (2003) sebagai acuan analisis dalam

penelitian yang penulis lakukan. Sebab, model tersebut lebih

menekankan pada tindakan seseorang secara sistematis dalam

melakukan pencarian informasi melalui media internet sesuai dengan

tema penelitian penulis.

3. Hambatan Dalam Pencarian Informasi

Ketika mencari informasi, seseorang akan menghadapi beberapa

hambatan yang dapat mempengaruhinya dalam mencari informasi yang

dibutuhkannya. Menurut Wilson, sebagaimana yang tertera dalam model

perilaku informasi Wilson (1996), bahwa hambatan dalam kegiatan

pencarian informasi adalah sebagai berikut:

a. Karakter pribadi

1) Disonansi kognitif, merupakan gangguan yang menimbulkan

konflik kognisi (perasaan) dalam diri seseorang. Oleh karena itu,

biasanya seseorang akan berusaha untuk menyelesaikan konflik

tersebut dengan satu atau beberapa cara. Salah satu caranya adalah

dengan mencari informasi untuk mendukung pengetahuan pada diri

seseorang.

2) Tekanan selektif, umumnya seseorang cenderung membuka diri

pada informasi yang sesuai dengan minat, kebutuhan, atau sikap

mereka. Baik secara sadar ataupun tidak, seseorang cenderung akan

menghindari informasi yang bertentangan dengan dirinya.

Page 43: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

29

3) Karakter fisiologis, kognitif, dan emosional. Berkaitan erat dengan

kondisi fisik, pengetahuan atau pikiran serta emosional dan mental

seseorang ketika mencari informasi.

4) Tingkat pendidikan dan pengetahuan dasar. Seseorang dengan

pendidikan dan pengetahuan yang lebih tinggi akan lebih

memudahkannya dalam menemukan informasi, begitu pula

sebaliknya.

5) Demografi. Dalam hal demografi hambatan berupa usia, jenis

kelamin, dan faktor lainnya.

b. Hambatan sosial/interpersonal

Hambatan sosial ini biasanya timbul ketika seseorang beriteraksi

dengan orang lain untuk mendapatkan akses ke sumber informasi.

Masalah yang dihadapi dapat berupa sikap seseorang kepada orang lain.

c. Lingkungan atau situasi

1) Waktu, keterbatasan waktu seseorang dalam mencari informasi

menjadi hambatan dalam proses pencarian informasi.

2) Geografi, dalam hal ini usia dan tempat dimana ia tinggal turut

mempengaruhi dalam pencarian informasi.

3) Budaya nasional, adanya perbedaan budaya pada tiap negara juga

akan mempengaruhi dalam mencari informasi

4) Hambatan ekonomi, hambatan ekonomi yang mempengaruhi ada

dua macam, yaitu biaya dan waktu.

5) Karakteristik sumber informasi, hambatan tersebut antara lain,

akses informasi (sulitnya mengakses informasi); kreadibilitas

(kualitas dan ketepatan sumber informasi); saluran informasi

(penggunaan saluran informasi yang tepat).34

34 T.D Wilson, Information Behaviour: an Interdiciplinary perspective, h. 552-562.

Page 44: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

30

D. Internet

1. Pengertian Internet

Internet merupakan singkatan dari Interconnected Networking. Jika

diartikan dalam Bahasa Indonesia berarti rangkaian komputer yang

terhubung di dalam beberapa rangkaian jaringan. Menurut KBBI, internet

adalah jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan

komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui

telepon atau satelit.35 Seluruh jaringan komputer tersebut saling terhubung

menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani

miliaran pengguna di seluruh dunia.

Menurut Rusman, internet merupakan jaringan luas dari jutaan jaringan

komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh jagat raya. Adapun,

Ahmadi & Hermawan dalam Muliati menjelaskan bahwa internet adalah

jaringan komunikasi global yang menghubungkan seluruh komputer di

dunia meskipun berbeda sistem operasi dan mesin. Kemunculan internet

telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif,

internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat

informasi dan komunikasi yang tidak dapat diabaikan.36

Dari berbagai definisi di atas, dapat dipahami bahwa, internet

merupakan salah satu hasil dari kecanggihan dan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi buatan manusia. Internet dapat menghubungkan

jutaan jaringan komputer dan orang diseluruh dunia. Terciptanya internet

telah melahirkan dunia baru yang memiliki pola, corak, dan karakteristik

yang berbeda dengan dunia nyata. Sehingga pada akhirnya dampak dari

hadirnya internet saat ini telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

manusia. Bahkan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang tidak

dapat dipisahkan, khususnya dalam hal komunikasi dan informasi.

35 KBBI Online, Internet. diakses dari: <https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/internet> 36 Nur Anisah Mutiati. "Efektivitas Mengikuti Religion Onine di Instagram Terhadap

Spiritualitas Mahasiswa Universitas Syiah Kuala." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

& Ilmu Politik, Vol. 3. No. 1, (2018). h. 119.

Page 45: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

31

2. Keunggulan Internet

Ari Nugraha dalam Hartono, mengemukakan beberapa keunggulan dan

manfaat internet sebagai media pencari informasi, yaitu:37

a. Cakupan informasi. informasi yang terkandung dalam internet sangat

besar dan banyak (masif). Hampir setiap jenis informasi dalam berbagai

format (teks, grafik, gambar, audio, video, dsb) dapat dengan mudah

kita temui di internet.

b. Kemutakhiran data. Data dan informasi yang di sharing melalui internet

biasanya merupakan informasi yang paling up to date. Informasi yang

dapat diakses keterbaruannya tidak lagi dalam hitungan hari, namun

juga hitungan jam, menit, bahkan detik.

c. Koneksi dan aksebilitas. Koneksi dan jangkauan internet tersedia secara

real time dan terus menerus. Serta dari segi geografis, internet memiliki

keunggulan daya jangkau yang luas yang bisa di akses dari berbagai

belahan dunia.

d. Interaktif. Jaringan internet memungkinkan tiap penggunanya

berinteraksi secara real time melalui berbagai aplikasi yang tersedia,

baik dengan pengguna lain maupun dengan konten informasi yang di

aksesnya.

Internet memang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat

informasi di zaman sekarang. Masyarakat saat ini sangat bergantung pada

informasi dan membutuhkannya dengan cepat, tepat dan murah. Manfaat

dan keunggulan internet sebagaimana disebutkan di atas merupakan daya

tarik internet sebagai sumber informasi yang diminati masyarakat luas.

Bahkan, internet juga telah banyak digunakan pada berbagai sektor seperti

bisnis, pertanian, pendidikan, dan lainnya baik oleh pihak swasta maupun

lembaga pemerintahan.

37 Hartono, Manajemen Sistem Informasi Perpustakaan: Konsep, Teori dan Implementasi,

(Yogyakarta: Gava Media, 2017), h. 337.

Page 46: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

32

3. Manfaat Internet dalam Dunia Pendidikan

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), khususnya

internet telah memberikan dampak yang sangat signifikan ke semua aspek

kehidupan manusia. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka

dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia

menembus batas, jarak, tempat, ruang dan waktu. Pengaruhnya pun meluas

keberbagai kehidupan, termasuk bidang pendidikan.

Dunia pendidikan termasuk yang paling diuntungkan dengan hadirnya

internet, karena memperoleh manfaat yang luar biasa. Mulai dari eksplorasi

materi-materi pembelajaran yang berkualitas seperti literatur, jurnal dan

buku, membangun forum-forum diskusi ilmiah, sampai konsultasi/ diskusi

dengan para pakar di dunia.38 Selain dapat menghemat biaya dan tenaga

dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet sangat

melimpah dan cenderung lebih up to date.

Menurut Rusman, Deni, dan Cepi, pemanfaatan internet sebagai media

pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

a. Penyebaran pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya

tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan kelas.

b. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu.

c. Dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan.

d. Materi pembelajaran lebih akurat dan up to date.

e. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik

minat siswa.39

4. Strategi Penelusuran Informasi di Internet

Informasi yang terdapat di internet sangat beragam dan terus bertambah

setiap saat. Jutaan informasi yang tersebar di internet tidak serta merta

38 Tuti Andriani, Sistem Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi.

Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol. 12 No. 1, 2015. h. 136. 39 Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Informasi Dan

Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 108.

Page 47: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

33

memenuhi kebutuhan informasi seseorang. Dari sekian banyaknya

informasi yang ada, hanya beberapa saja yang mungkin sesuai dengan apa

yang diinginkan. Tidak jarang ketika mencari informasi, yang didapat justru

yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan. Karenanya, dibutuhkan suatu

strategi untuk mencari informasi di antara lautan informasi tersebut guna

mendapatkan hasil yang diinginkan dengan cepat dan tepat.

Beberapa strategi penelusuran informasi di internet yang dapat di

praktekkan adalah sebagai berikut:

a. Penelusuran dengan kata dan frase (word and phrase search)

Dalam penelusuran informasi, istilah “kata” merujuk pada

kumpulan huruf yang berfungsi membentuk suatu arti atau makna, atau

memberikan informasi, misalnya makanan, pendidikan, politik, dan

ekonomi. Adapun istilah “frase” merujuk pada pengertian kumpulan

atau gabungan dua kata atau lebih yang memiliki satu pengertian. Suatu

frasa bukan merupakan kalimat karenan tidak memiliki predikat,

misalnya “perpustakaan digital’, “politik luar negeri”, dan “rumah

sakit”.

Dalam kegiatan penelusuran, baik kata maupun frase dapat

digunakan untuk menelusur informasi. kata tunggal (a single term)

seperti “politik”, “ekonomi” , dan “padi”, maupun kata gabungan (a

phrase term) seperti “politik luar negeri”, “ekonomi mikro”, dan “hama

padi” dapat menjadi istilah dalam menelusur informasi sesuai dengan

subyek yang diinginkan. Penelusuran dengan menggunakan kata atau

frase seringkali dilakukan pada jenis penelusuran melalui kata kunci

(keyword search), baik pada penelusuran sederhana (simple search)

maupun penelusuran tingkat lanjut dan ahli (advance dan expert search).

Oleh sebab itu, pemilihan kata atau frase yang tepat perlu diperhatikan

sebelum mencari informasi baik di katalog ataupun di internet.

b. Penelusuran dengan logika boolean (boolean logic)

Logika Boolean merupakan suatu logika matematis yang dikenalkan

oleh seorang ahli matematika yang bernama George Boole. Logika

Page 48: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

34

Boolean berisi seperangkat teknik yang digunakan dalam ilmu

matematika untuk memanipulasi dan mengkombinasikan data dengan

menggunakan logika tertentu. Logika tersebut didasarkan atas fungsi

operasi AND, OR, dan NOT. Logika ini kemudian dikenal dalam sistem

temu kembali informasi dengan istilah logika Boolean. Logika Boolean

dikenal luas sebagai suatu strategi dan teknik dalam penelusuran

informasi, terutama pada penelusuran online. Penggunaan logika

Boolean diyakini dapat mempengaruhi hasil penelusuran secara

signifikan. Adapun fungsi dari ketiga operasi Boolean tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Operasi AND

Operator AND digunakan untuk menghubungkan beberapa

konsep atau kata carian sehingga akan didapatkan dokumen yang

berisi tentang konsep yang berhubungan tersebut. Misalnya,

Psikologi AND Pendidikan, maka sistem akan mencari dokumen

atau informasi yang berkaitan dengan kedua istilah, yaitu Psikologi

dan Pendidikan. Selanjutnya, sistem hanya akan menampilkan

sumber informasi yang berisi kedua istilah tersebut, yaitu psikologi

dan pendidikan saja.

2) Operator OR

Dalam penelusuran informasi, operator OR memiliki fungsi

untuk memperluas penelusuran. Misalnya penelusuran Hama

Tanaman OR Padi, maka akan di peroleh hasil penelusuran tentang

kedua istilah carian ditambah dengan gabungan dari kedua istilah

tersebut. Isi informasi yang didapatkan berupa Hama Tanaman,

Padi, dan Hama Tanaman Padi sekaligus.

3) Operator NOT

Dalam penelusuran informasi, operator NOT berfungsi untuk

membatasi informasi yang ditelusuri. Dalam penelusuran, operator

NOT akan membatasi suatu penelususran dengan cara mengarahkan

penelusuran untuk mengeluarkan sumber informasi yang berisi kata

Page 49: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

35

atau informasi yang dinafikan. Misalnya, penelusuran Psikologi

NOT Pendidikan, maka sistem akan mencari dokumen atau

informasi yang berkaitan dengan istilah yang dicari yaitu Psikologi,

baik psikologi umum, anak, dan lainnya, tetapi tidak memunculkan

informasi yang berkaitan dengan Pendidikan, seperti Psikologi

Pendidikan.40

E. Pondok Pesantren

1. Definisi Pesantren

Secara bahasa, kata pondok berasal dari bahasa arab yaitu “funduk” yang

berarti hotel atau asrama.41 Hal tersebut sesuai dengan tradisi pesantren

yang menyediakan tempat tinggal (asrama) bagi santrinya. Adapun, dalam

kamus besar bahasa Indonesia pesantren berarti asrama tempat santri atau

tempat murid-murid belajar mengaji dan sebagainya.42

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia.

Awal mula pesantren diyakini sejak masa awal penyebaran Islam di

nusantara, yakni sejak zaman walisongo yang menyebarkan Islam di tanah

Jawa. Menurut asal katanya, pesantren berasal dari kata “santri” yang

mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” yang menunjukkan tempat. Oleh

karena itu, pesantren dapat berarti “tempat para santri”. Selain itu, ada yang

beranggapan bahwa kata pesantren merupakan gabungan dari kata “sant”

(manusia baik) dengan suku kata “tra” (suka menolong), sehingga kata

pesantren dapat berarti “tempat pendidikan manusia baik-baik”.43

Menurut M. Arifin dalam Mujamil Qomar, pondok pesantren berarti

lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat

sekitar, dengan sistem asrama (komplek) dimana santri-santri menerima

40 Agus Rifa’i, Penelusuran Informasi, h. 7.5-7.14. 41 Abdullah Idi dan Safarina, Etika Pendidikan: Keluarga, Sekolah dan Masyarakat,

(Jakarta: Rajawali Press, 2016), h. 157. 42 KBBI Online, Pesantren, diakses dari: <https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pesantren> 43 Mustajab, Masa Depan Pesantren: Telaah atas Model Kepemimpinan dan Manajemen

Pesantren Salaf. (Yogyakarta : LKIS, 2015), h. 56.

Page 50: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

36

pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang

sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau

beberapa kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta

independen dalam segala hal.44

Senada dengan M. Arifin, K.H Imam Zarkasyi dalam Abdullah Syukri

Zarkasyi, mengungkapkan bahwa pondok pesantren merupakan satuan

pendidikan agama Islam dengan sistem asrama atau pondok, dimana kyai

sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya,

dan pengajaran agama Islam dibawah bimbingan kyai yang diikuti santri

sebagai kegiatan utamanya.45

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini, yang dimaksud

dengan pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang

menitikberatkan pendidikannya pada pendidikan agama Islam dengan

menyediakan asrama sebagai tempat tinggal santri dalam satu komplek

bersama dengan kyai sebagai pimpinan pesantren.

2. Tipologi Pesantren

Secara umum, tipologi pesantren dibagi atas dua jenis, yaitu:

a. Pesantren Salafiah

Pondok Pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang kegiatan

pembelajrannya dilakukan dengan pendekatan tradisional yang tetap

menerapkan tradisi pesantren sebagaimana pada awal

perkembangannya. Pada pesantren salafiyah, pembelajaran ilmu-ilmu

agama Islam masih dilakukan dengan perpedoman pada kitab-kitab

klasik (kitab kuning) yang berbahasa Arab. Penjenjangannya pun

didasarkan pada tamatnya kitab yang dipelajari bukan pada satuan

waktu. Ciri lain yang menonjol pada pesantren salafiyah yaitu pada

pembelajarannya yang lebih ditekankan pada kompetensi bahasa Arab

44 Mujamil Qomar, Pesantren: dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 2. 45 Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, (Jakarta:

Raja Grafindo, 2005), h. 4.

Page 51: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

37

secara pasif, yaitu keterampilan membaca dan menerjemah teks Arab

klasik.

b. Pesantren Khalafiah

Pondok pesantren khalafiyah sering disebut juga sebagai pesantren

modern. Pesantren khalafiyah biasanya memiliki satuan pendidikan

formal baik madrasah (MI, MTs, MA atau MAK), maupun sekolah (SD,

SMP, SMU dan SMK), atau lainnya, tetapi dengan pendekatan klasikal.

Sistem pembelajaran dan penjenjangan di pesantren khalafiyah

biasanya seperti sekolah pada umumnya melalui satuan waktu. Dalam

hal ini “pondok” lebih difungsikan sebagai asrama tempat tinggal santri

dan pengajaran pendidikan agama Islam. Pada pesantren khalafiah

biasanya penekanan pelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris

diarahkan dalam penguasaan secara aktif, dengan membiasakannya

dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat komunikasi.46

F. Unsur-Unsur Pesantren

Pesantren umumnya memiliki 5 unsur utama yang menjadi ciri khas yang

membedakannya dengan lembaga pendidikan lainnya. Kelima unsur tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Pondok

Sebuah pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan

Islam tradisional dimana siswa tinggal bersama dan belajar di bawah

bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan dengan

sebutan “kyai”. Asrama para santri berada dalam lingkungan komplek

pesantren dimana kyai bertempat tinggal yang juga menyediakan sebuah

masjid untuk beribadah, ruangan untuk belajar dan kegiatan keagamaan

lainnya. Komplek pesantren biasanya dikelilingi oleh tembok untuk

46 Muhammad Rouf. "Memahami Tipologi Pesantren dan Madrasah sebagai Lembaga

Pendidikan Islam Indonesia." TADARUS: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 5, No. 1 (2016). h. 79-

80.

Page 52: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

38

menjaga dan mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Pondok tempat tinggal santri merupakan unsur paling penting dari

tradisi pesantren, terlebih lagi sebagai penompang utama pesantren dalam

menjalankan berbagai aktivitasnya. Walaupun biasanya keadaan pondok

sangat sederhana dan penuh sesak, anak-anak yang berasal dari berbagai

daerah demi menuntut ilmu juga belajar bermasyarakat menyesuaikan diri

dengan lingkungan sosial yang baru.47

Pondok adalah ciri khas yang sangat membedakan pesantren dengan

pendidikan lainnya. Santri yang belajar di pesantren tidak hanya berasal dari

daerah sekitar, melainkan dari berbagai darah yang jauh. Karenanya, dengan

adanya pondok (asrama) para santri tidak perlu resah lagi dengan masalah

tempat tinggal. Bagi kyai, adanya pondok juga memudahkannya dalam

mengawasi dan mendidik santri-santrinya.

2. Masjid

Masjid merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari pesantren. Di

pesantren, masjid memiliki fungsi ganda, selain sebagai tempat shalat dan

ibadah lainnya, juga sebagai tempat pengajian dan pendidikan. Dalam

tradisi pesantren, masjid menempati posisi strategis sebagai perwujudan

sistem pendidikan Islam tradisional.

Bahkan sebelum masuknya pengaruh barat, banyak ulama yang

mengabdi untuk mengajar murid-muridnya di masjid, serta memberi

pengajaran, arahan, dan nasehat kepada para santri guna melestarikan tradisi

yang telah ada sejak zaman awal permulaan Islam.48

47 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai Dan Visinya

Mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2011), h. 79-85 48 Zamakhsyari Dhofier, h. 85-86

Page 53: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

39

3. Pengajaran kitab Islam Klasik (Kitab Kuning)

Sebagai lembaga pendidikan, pesantren mengajarkan sistem nilai

dengan mengakses ajaran agama melalui literatur kitab kuning yang disusun

oleh para ulama salaf terdahulu. 49 Pengajaran formal di lingkungan.

pesantren pada masa lalu, hanya bersumber dari kitab kuning (kitab Islam

klasik) karangan dari ulama-ulama yang bermazhab Syafi’i. Tujuan utama

pendidikan pesantren tersebut adalah guna mencetak calon ulama.

Saat ini, kitab Islam klasik yang di ajarkan di pesantren dapat

digolongkan kedalam 8 kelompok jenis pengetahuan, yaitu: 1. Nahwu

(syntax) dan shorof (morfologi); 2. Fiqh; 3. Usul fiqh; 4. Hadits; 5. Tafsir;

6. Tauhid; 7. Tasawuf dan etika, dan 8. Cabang ilmu lain seperti tarikh dan

balaghah. Kitab yang diajarkan di pesantren di seluruh Indonesia umumnya

sama. Begitu pula dengan sistem pengajarannya pun biasanya sama yaitu

dengan sistem sorongan dan bandongan. Seragamnya kitab dan sistem

pengajaran di pondok pesantren menghasilkan persamaan pandangan hidup,

kultural, dan praktik-praktik keagamaan di kalangan kyai dan santri seluruh

Nusantara.50

4. Kyai

Kyai merupakan unsur paling mendasar dalam pesantren. Bahkan

seringkali seorang kyai adalah pendiri dari sebuah pondok pesantren. Maka,

kemampuan seorang kyai dalam mengelola pesantren sangat menentukan

maju dan mundurnya pesantren. Istilah kyai mungkin hanya dapat ditemui

di Indonesia. Kyai merupakan sebuah gelar yang diberikan masyarakat

kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki atau menjadi pemimpin

pesantren dan mengajarkan kitab-kitab klasik kepada para santrinya. 51

Selain gelar kyai, ia juga sering disebut sebagai seorang alim (orang yang

dalam pengetahuan Islamnya). Kyai yang disebut alim adalah bila ia benar-

49 Abu Yasid, Paradigma Baru Pesantren, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2018), h. 13. 50 Zamakhsyari Dhofier, h. 86-88 51 Zamakhsyari Dhofier, h. 93.

Page 54: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

40

benar memahai, mengamalkan, dan menfatwakan kitab kuning. Kyai yang

demikian menjadi panutan bagi santri di pesantren, dan bahkan bagi

masyarakat Islam secara luas.52

Dalam tradisi pesantren, seorang kyai tidak akan memiliki status dan

kemasyhuran hanya karena kepribadian yang dimilikinya. Ia menjadi kyai

karena ada yang mengajarnya. Seorang kyai pada dasarnya mewakili watak

pesantren dan guru dimana ia belajar. Kyai di samping sebagai pendidik dan

pengajar, juga sebagai pemegang kendali manajerial pesantren. Bentuk

pesantren yang bermacam-macam merupakan cerminan dari kecenderungan

kyainya.

5. Santri

Santri merupakan sebutan bagi pelajar yang sedang menimba ilmu di

pondok pesantren. Menurut Zamakhsyari Dhofier, berdasarkan tradisi

pesantren, santri terbagi menjadi 2, yaitu:53

a. Santri mukim, yaitu santri-santri yang berasal dari berbagai daerah dan

tinggal menetap di pesantren. Santri mukin biasanya tidak akan pulang

kecuali pada waktu yang telah ditetapkan. Santri mukim yang telah

lama tinggal di pesantren biasanya juga diberi tanggung jawab untuk

turut membantu mengurus kegiatan sehari-hari di pesantren. Serta

membantu membimbing santri baru dalam belajar.

b. Santri kalong, yaitu santri-santri yang berasal dari desa di sekitar

pesantren dan tidak tinggal menetap di pesantren. Mereka datang ke

pesantren hanya untuk mengikuti pelajaran di pesantren saja dan setelah

selesai mereka akan kembali ke rumahnya masing-masing.

52 Mujamil Qomar, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi, 2006, h. 20. 53 Zamakhsyari Dhofier, h. 89

Page 55: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

41

G. Ustadz

1. Definisi Guru/Ustadz

Dalam keseharian kita tentu sering mendengar kata “ustadz”. Kata

ustadz sendiri sejatinya berasal dari bahasa Arab, yaitu yang berarti أستاذ

“guru besar”. Dalam budaya Indonesia, kata ustadz merupakan sebuah gelar

dimasyarakat yang ditujukan bagi orang yang mengajar mengaji dan agama

Islam. Namun, bagi pengajar dibidang ilmu umum biasanya hanya disebut

dengan guru. Walaupun terdapat perbedaan istilah, namun tugas seorang

ustadz/guru sama yaitu sebagai tenaga pendidik.

Dalam konteks pendidikan Islam, terdapat beberapa istilah dalam

bahasa Arab yang biasa dipakai sebagai sebutan bagi para guru, yaitu:

a. Ustadz. Orang yang berkomitmen terhadap profesionalisme, yang

melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu, proses,

dan hasil kerja, serta sikap continous improvement.

b. Mu’allim. Orang yang menguasai ilmu dan mampu

mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan,

menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, atau sekaligus melakukan

transfer ilmu/pengetahuan, internalisasi, serta amaliah.

c. Murabby. Orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar

mampu berkreasi, serta mampu mengatur dan memelihara hasil

kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya,

masyarakat dan alam sekitarnya.

d. Mursyid. Orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi

diri, atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta

didiknya.

e. Mudarris. Orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi,

serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara

berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya,

memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai

dengan bakat, minat dan kemampuannya.

Page 56: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

42

f. Muaddib, Orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk

bertanggungjawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di

masa depan.54

Di lingkungan pesantren, ustadz merupakan sebutan bagi guru laki-laki

yang mengajar para santri. Adapun guru perempuan disebut dengan

ustadzah. Para ustadz biasanya merupakan alumni dari pesantren tersebut

dan tengah melakukan pengabdian. Ustadz merupakan salah satu

komponen penting di pesantren. Posisi ustadz di pesantren cukup strategis,

yakni sebagai pembantu kyai, sebab tidak semua pengajaran dan urusan

pesantren dapat ditangani oleh kyai sendiri. Selain mengajar, ustadz juga

sangat berperan dalam mengelola segala kegiatan di pesantren, seperti

administrasi, konsumsi, kesantrian, kebersihan, dan lain sebagainya.

2. Syarat dan Sifat Guru/Ustadz

Menurut Abdurahman an-Nahwali dalam kitabnya, Usul al-tarbiyah al-

islamiyah wa Asalibaha; fi albait wa al-madrasah, wa al-mujtama’,

sebagaimana dikutip dalam Wiwaha, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah

dan Rasul Nya, seorang guru/ustadz harus memiliki sifat-sifat antara lain:

a. Memiliki sifat Rabbani, selalu menghadirkan keagungan dan keesaan

Allah dalam setiap pelajaran yang diajarkan.

b. Ikhlas karena Allah SWT.

c. Sabar dalam mengajarkan ilmu.

d. Jujur dalam menyampaikan ilmu.

e. Selalu meningkatkan pengetahuan dan wawasannya.

f. Terampil dan cerdik dalam menciptakan metode pengajaran yang

variatif.

g. Bersifat tegas.

h. Peka terhadap fenomena yang berdampak buruk bagi peserta didik.

54 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,

dan Perguruan Tinggi, (Jakarta : RajaGrafindo Perkasa, 2005), h. 50.

Page 57: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

43

i. Bersikap adil kepada seluruh anak didiknya.55

3. Tugas Guru/Ustadz

Menjadi seorang guru merupakan pekerjaan yang mulia. Tugas yang

diemban seorang guru pun bukan hal yang ringan. Seorang guru mempunyai

tugas terhadap santri atau anak didiknya, adapun tugas sebagai guru sebagai

berikut:

a. Mengajar, yaitu suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam

hubungannya dengan santri dan bahan pengajaran yang menimbulkan

terjadinya proses belajar. Sebagai pengajar, maka seorang ustadz harus

selalu meningkatan kapasitas diri dan menambah wawasan dengan

mamanfaatkan berbagai media yang tersedia.

b. Membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar dapat senantiasa

berkeyakinan, berpikir, beremosi, bersikap dan berperilaku positif yang

berparadigma pada wahyu ketuhanan, sabda, dan keteladanan kenabian.

c. Membina, yaitu berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjadikan

sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.56 Khususnya pada pembinaan

akidah dan akhlak santri sehingga dapat mencetak generasi penerus

yang unggul tidak hanya berilmu, tapi juga berakhlak mulia.

55 Weli Arjuna Wiwaha, Manajemen Mutu Guru/Ustadz di Pondok Pesantren, EL-

HIKAM: Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, (Vol. V No. 2, Desember 2012), h. 12. 56 Hamka Abdul Aziz, Karakter Guru Profesional Melahirkan Murid Unggul Menjawab

Tantangan Masa Depan, (Jakarta: Al-Mawardi, 2012), h. 31.

Page 58: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang penulis gunakan adalah

deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya,

dengan tujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik

objek yang diteliti secara tepat. 57 Penulis akan menggambarkan mengenai

perilaku pencarian informasi ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an ketika

mencari informasi pembelajaran di internet.

Pendekatan yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data

berupa angka, sesuai dengan bentuk penelitian kuantitatif, data dapat diolah

atau di analisis menggunakan teknik perhitungan statistik.58

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan individu yang

karakteristiknya ingin diketahui. Banyaknya individu atau elemen yang

merupakan anggota populasi disebut sebagai ukuran populasi.59 Adapun

populasi pada penelitian ini adalah seluruh ustadz yang mengajar di pondok

pesantren Ulumul Qur’an yang berjumlah sebanyak 42 orang.

57 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 151 58 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS. (Jakarta: Kencana, 2013), h. 4. 59 Durri Andriani, Metode Penelitian. (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014), h.

4.3

Page 59: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

45

2. Sampel

Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan

atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. 60 Ukuran sampel

merupakan banyaknya sampel yang diambil dari suatu populasi.

Menurut Arikunto dalam Sita, jika jumlah populasinya kurang dari 100

orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika

populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15% atau 20-

25% dari jumlah populasinya.61

Adapun teknik sampling yang penulis gunakan dalam penelitian ini

menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah sampel yang

mewakili jumlah populasi. Sampling jenuh biasanya dilakukan jika populasi

dianggap kecil atau jumlahnya kurang dari 100.62

Dalam penelitian ini, karena jumlah seluruh ustadz yang mengajar

sebagai populasi kurang dari 100 orang, yakni hanya 42 orang, maka seluruh

ustadz yang mengajar tersebut menjadi sampel pada penelitian ini.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. 63 Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan langsung penulis di lapangan

dan penyebaran angket/kuesioner kepada seluruh ustadz yang mengajar di

pondok pesantren Ulumul Qur’an.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, dan biasanya sudah dalam

60 Durri Andriani, h. 4.4 61 NN. Sita, Populasi dan Sampel Jenuh (Sampel Sensus). [pdf]. Diunduh dari :

http://repository.unpas.ac.id/30110/6/BAB%20III%20Lanjutan.pdf 62 Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Pada Penelitian

Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 203. 63 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosiallainnya, (Jakarta: Kencana, 2005). h. 132.

Page 60: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

46

bentuk publikasi. 64 Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

berbagai tinjauan literatur yang berkaitan dengan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Angket merupakan serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang

diberikan kepada responden yang telah ditentukan guna mendapatkan data

atau informasi penelitian.65 Penulis menyebarkan angket yang berisi daftar

pernyataan yang disusun secara sistematis kepada seluruh ustadz yang

mengajar di pondok pesantren Ulumul Qur’an.

2. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui

pencatatan dan pengamatan secara sistematis, objektif, logis, dan rasional

mengenai suatu fenomena untuk mencapai tujuan tertentu. 66 Kegiatan

observasi di pondok pesantren Ulumul Qur’an selama melaksanakan

penelitian.

3. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui

percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan

responden untuk mencapai tujuan tertentu.67 Dalam penelitian ini, penulis

melakukan wawancara dengan kepala bidang akademik pesantren Ulumul

Qur’an, untuk mengetahui profil, tenaga pengajar, dan fasilitas yang ada di

pesantren Ulumul Qur’an.

4. Kajian pustaka

Kajian pustaka merupakan proses pengumpulan data dari berbagai

sumber baik cetak maupun elektronik seperti buku, jurnal, laporan hasil

64 Syofian Siregar, h. 4. 65 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) h. 228 66 Zainal Arifin. h. 230 67 Zainal Arifin. h. 233

Page 61: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

47

penelitian, majalah, koran dan sebagainya yang berisi informasi seputar

masalah penelitian.

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, data akan diolah untuk selanjutnya di analisis.

Adapun dalam mengolah data penulis menggunakan teknik sebagai berikut:68

1. Editing

Editing merupakan tahap pemeriksaan, pengecekan, dan pengoreksian

satu per satu data yang telah terkumpul untuk menghidari kesalahan-

kesalahan yang mungkin terjadi.

2. Coding

Setelah tahap pemeriksaan (editing), tahap selanjutnya yaitu coding.

Coding atau pengkodean merupakan tahap klasifikasi atau penyederhanaan

data dengan memberikan kode atau simbol baik berupa huruf ataupun angka

pada masing-masing jawaban responden untuk mempermudah proses

pengolahan data.

3. Tabulasi

Setelah kedua tahap di atas selesai, tahap terakhir yaitu tabulasi data.

Tabulasi merupakan tahap memasukkan data pada tabel tertentu dan

mengatur angka-angka untuk selanjutnya dihitung. Penyusunan data pada

tabel dimaksudkan agar memudahkan penulis dalam memahami dan

menganalisis data.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses lanjutan setelah data tersebut diolah. Tahap

awal analisis data yaitu dengan mempersentasekan data yang telah diolah

menggunakan rumus presentase berikut:69

68 Burhan Bungin, h.175-178. 69 Anas Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005), h. 25.

Page 62: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

48

𝐏 = 𝒇

𝒏 × 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

P = angka presentase dari setiap kategori

f = frekuensi jawaban responden

n = jumlah responden

Setelah data dalam bentuk persentase didapatkan, jawaban kuesioner

selanjutnya ditafsirkan menggunakan rumus skala Likert. Skala Likert

merupakan skala yang biasa digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. 70 Pada

penelitian ini, penulis menggunakan empat penilaian persepsi pada masing-

masing pernyataan sebagai berikut:

1. Sangat setuju (SS) = 4

2. Setuju (S) = 3

3. Tidak setuju (TS) = 2

4. Sangat tidak setuju (STS) = 1

Pada pilihan jawaban kuesioner penulis tidak membuat pilihan netral

untuk menghidari jawaban yang tidak pasti atau sifatnya ragu-ragu. Selanjutnya,

akan dicari skor rata-rata untuk mengetahui penilaian responden dengan

menggunakan rumus berikut:

𝑋 = [(𝑆4𝑥𝐹) + (𝑆3𝑥𝐹) + (𝑆2𝑥𝐹) + (𝑆1𝑥𝐹)]

𝑁

Keterangan:

X = rata-rata

(S4-S1) = Skor pada skala 1-4

F = Frekuensi

N = jumlah sampel

70 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung:Alfabeta,

2009), h. 93.

Page 63: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

49

Skala penghitungan diatas merupakan skala ordinal dimana terdapat

keterbatasan dalam menganalisa. Karenanya, untuk memperluas analisa, penulis

mengubah skala ordinal menjadi skala interval. Untuk menentukan skala interval

dilakukan dengan cara membagi selisih antara skor tertinggi dengan skor

terendah dengan banyak skala menggunakan rumus sebagai berikut:71

Skala interval = 𝒂(𝒎−𝒏)

𝒃

Keterangan:

a = jumlah atribut

m = skor tertinggi

n = skor terendah

b = jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk atau diterapkan.

Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah 4, dimana skor terendah (1)

dan tertinggi (4), maka skala interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval = 1(4−1)

4

= 0,75

Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan skala interval atau jarak setiap

titik adalah 0,75. Sehingga dapat diperoleh jarak antar tiap penilaian sebagai

berikut:

1. Sangat positif = 3,28 – 4,03

2. Positif = 2,52 – 3,27

3. Negatif = 1,76 – 2,51

4. Sangat negatif = 1,00 – 1,75

71 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen. (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2004), h. 46.

Page 64: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

50

G. Uji Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu proses pengujian untuk mengetahui

sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.72 Alat

ukur yang dimaksud yakni kuesioner yang digunakan sebagai instrumen

penelitian.

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan metode korelasi pearson.

Uji validitas dilakukan kepada seluruh sampel yang berjumlah 42 orang.

Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item pernyataan dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Membandingkan nilai r tabel dengan r hitung, dengan ketentuan:

Jika nilai r hitung > r tabel, maka item dinyatakan valid

Jika nilai r hitung < r tabel, maka item dinyatakan tidak valid

Nilai r tabel ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah responden.

Pada penelitian penulis, jumlah responden yaitu 42 orang, maka

didapatkan nilai r tabel pada signifikansi 5% sebesar 0,304.

b. Melihat nilai signifikansi (sig.), dengan ketentuan:

Jika nilai signifikansi < 0,05, maka item dinyatakan valid

Jika nilai signifikansi > 0,05, maka item dinyatakan tidak valid73

Untuk menguji validitas tiap item pernyataan pada kuesioner yang

penulis buat, penulis menggunakan program IBM SPSS V20. Berikut

merupakan hasil uji validitas yang didapatkan.

Tabel 3.1 Hasil uji validitas

No Item/

Pernyataan rhitung

rtabel 5%

(N = 42) Sig. Keterangan

1 0,675 0,304 0,000 Valid

72 Syofian Siregar, h. 46. 73 Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Mengguanakan SPSS, (Yogyakarta: Andi,

2017), h. 68-69.

Page 65: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

51

2 0,675 0,304 0,000 Valid

3 0,707 0,304 0,000 Valid

4 0,518 0,304 0,000 Valid

5 0,497 0,304 0,001 Valid

6 0,587 0,304 0,000 Valid

7 0,755 0,304 0,000 Valid

8 0,746 0,304 0,000 Valid

9 0,726 0,304 0,000 Valid

10 0,754 0,304 0,000 Valid

11 0,583 0,304 0,000 Valid

12 0,809 0,304 0,000 Valid

13 0,567 0,304 0,000 Valid

14 0,609 0,304 0,000 Valid

15 0,666 0,304 0,000 Valid

16 0,682 0,304 0,000 Valid

17 0,512 0,304 0,001 Valid

18 0,624 0,304 0,000 Valid

19 0,492 0,304 0,001 Valid

20 0,471 0,304 0,002 Valid

21 0,429 0,304 0,005 Valid

Berdasarkan tabel 3.1, dapat diketahui bahwa 21 item pernyataan dalam

kuesioner menunjukan nilai r hitung > r tabel (0,304), dan seluruh nilai

signifikansi < 0,05. Maka dari hasil uji validitas di atas dapat dikatakan

bahwa seluruh item pernyataan adalah valid.

Page 66: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

52

2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah suatu proses pengujian untuk mengetahui sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten jika dilakukan pengukuran lagi

dengan alat ukur yang sama.74

Menurut sekaran dalam Duwi, reabilitas < 0,6 adalah kurang baik,

sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. 75 Dalam

melakukan uji reabilitas instrumen, penulis menggunakan teknik

Cronbach’s Alpha dengan menggunakan program IMB SPSS V20. Berikut

merupakan hasil uji reabilitas yang didapatkan.

Tabel 3.2 Hasil uji reabilitas

Cronbach's

Alpha

N of Items

,917 21

Dari hasil uji reabilitas pada tabel 3.2, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,917 yang berada pada konstanta 0,8 – 1. Maka dapat dikatakan

bahwa 21 pernyataan dalam instrumen yang penulis gunakan dapat

dipercaya atau reliabel.

H. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 13-16 Januari 2020 di pondok Pesantren

Ulumul Qur’an yang beralamat di Jl. H. Suhaimi No.63 Kelurahan Duren Mekar,

Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, dengan menyebarkan kuesioner tercetak.

74 Syofian Siregar, h. 55. 75 Duwi Priyatno, h. 79.

Page 67: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

53

Tabel 3.3 Jadwal penelitian

No. Kegiatan Waktu

Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Apr

1. Sidang

proposal

2. Bimbingan

skripsi

3. Penyebaran

kuesioner

4.

Pengolahan

data dan

analisis data

5. Pengesahan

skripsi

6. Sidang skripsi

Page 68: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

54

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Pondok Pesantren Ulumul Qur’an

Pondok Pesantren Ulumul Qur’an merupakan lembaga pendidikan

berasrama yang terletak di Desa Parung Tengah, Jl. H. Suhaemi, RT. 05/03,

Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pondok

pesantren Ulumul Qur’an berdiri pada tahun 1992, berawal dari sebuah Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang dipimpin oleh Bapak Kyai H. Edi Junaidi,

di atas tanah yang luasnya kurang lebih sekitar 4 hektar. Kemudian, pada

tanggal 1 Juli 1993 secara resmi beliau mendirikan Pondok Pesantren Ulumul

Qur’an dengan sistem pendidikan modern berbasis Kulliyyatul Mu’allimin Al-

Islamiyyah atau yang disingkat KMI yang berkiblat ke Pondok Modern

Daarussalam Gontor Ponorogo dan pendidikan menghafal Al-Qur’an yang

berkiblat ke Pondok Pesantren Darul Huffadz Bone Sulawesi Selatan.

Pondok Pesantren Ulumul Qur’an yang disingkat PPUQ adalah pondok

pesantren yang menerapkan dua sistem pendidikan terintegrasi yaitu, pertama;

sistem pendidikan KMI adalah sebuah sistem pendidikan yang berartikan

persemaian guru-guru Islam. Pendidikan KMI setara dengan sistem pendidikan

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Jenjang pendidikannya selama 6

tahun dan bersifat klasikal, mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Materi

pelajaran yang diajarkan pada pendidikan KMI ini lebih mendominasi pada

pelajaran agama, antara lain adalah pelajaran Tafsir, Tajwid, Tauhid, Fiqih,

Ushul Fiqh, Tarikh Islam dan materi berbahasa arab seperti Nahwu, Shorof,

Mutholaah, Balaghoh, Mahfudzot. Namun, tidak juga mengesampingkan

materi umum seperti Berhitung, Matematika, IPS, IPA, Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris. Selain itu juga diajarkan materi praktis yakni pendidikan

keterampilan, amaliyah tadris, dan materi ektrakurikuler lainnya; dan sistem

kedua yaitu sistem pendidikan penghafalan Al-Qur’an.76 Integrasi dua sistem

76 Dokumen Tata Usaha Pondok Pesantren Ulumul Qur’an, Depok: PPUQ, 2018.

Page 69: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

55

pendidikan ini menjadi unggulan Pondok Pesantren Ulumul Qur’an dalam

pendidikannya.

1. Sarana dan Prasarana

Guna mendukung kegiatan belajar mengajar, pondok pesantren Ulumul

Qur’an menyediakan berbagai sarana dan prasarana pendukung sebagai

berikut:77

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Ulumul Qur’an

No Sarana Prasarana Jumlah Keadaan

1 Gedung Masjid 1 Unit Baik

2 Gedung Asrama 5 Unit Baik

3 MCK 5 Unit Cukup Baik

4 Kantor Dosen STITDQ 1 Unit Baik

5 Kantor Direktur KMI-PPUQ 1 Unit Baik

6 Kantor Guru KMI-PPUQ 1 Unit Baik

7 Ruang Kelas STITDQ 3 Unit Baik

8 Ruang Kelas KMI-PPUQ 22 Unit Baik

9 Ruang Kelas MI PPUQ 6 Unit Baik

10 Ruang Kelas PAUD 3 Unit Baik

11 Ruang Lab. Komputer 1 Unit Baik

12 Ruang Lab. Bahasa 1 Unit Baik

13 Ruang Lab. IPA 1 Unit Baik

14 Ruang Perpustakaan 1 Unit Baik

15 Ruang Koperasi 1 Unit Baik

16 Ruang Kantin 1 Unit Baik

17 Lapangan Sepak Bola 1 Unit Baik

18 Lapangan Basket 1 Unit Baik

19 Lapangan Bulu Tangkis 1 Unit Baik

20 Lapangan Volley 1 Unit Baik

21 Lapangan Futsal 1 Unit Baik

77 Dokumen Tata Usaha Pondok Pesantren Ulumul Qur’an, Depok: PPUQ, 2018.

Page 70: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

56

2. Visi dan Misi

Pondok Pesantren Ulumul Qur’an memiliki visi mencetak generasi

muslim yang beriman, berilmu dan terampil berlandaskan Al-Qur’an dan

Hadits.

Guna mewujudkan visi tersebut, Pondok Pesantren Ulumul Qur’an

memiliki misi sebagai berikut:

a. Menanamkan dasar-dasar keimanan melalui bimbingan intensif,

pembiasaan dan keteladanan.

b. Mengembangkan potensi edukatif dan inovatif.78

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur organisasi pondok pesantren Ulumul Qur’an

78 Dokumen Tata Usaha Pondok Pesantren Ulumul Qur’an, Depok: PPUQ, 2018.

Page 71: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

57

B. Temuan Hasil Penelitian

Pada sub bab ini, penulis akan menjabarkan hasil penelitian terkait perilaku

pencarian informasi ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an ketika mencari

informasi di internet. Penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Ulumul

Qur’an pada 13 – 16 Januari 2020. Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kuantitatif. Responden pada penelitian ini berjumlah 42 orang.

Responden penelitian ini adalah ustadz di pondok pesantren Ulumul Quran.

Sebanyak 42 orang ustadz yang menjadi sampel merupakan ustadz yang

mengajar di pesantren Ulumul Qur’an.

Berikut ini merupakan data identitas responden yang didapatkan dari hasil

pengisian kuesioner oleh ustadz di Pondok Pesantren Ulumul Qur’an:

1. Identitas Responden

Tabel 4.2 Jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

LK 42 95%

PR 2 5%

Jumlah 42 100%

Tabel 4.2 menunjukan bahwa responden pada penelitian ini hampir

seluruhnya adalah laki-laki dengan jumlah 42 orang (95% responden) dan

perempuan yang berjumlah 2 orang (5% responden). Sebab, penelitian ini

dilakukan di pesantren putra Ulumul Qur’an. Maka dapat disimpulkan

bahwa hampir seluruh responden adalah laki-laki.

Tabel 4.3 Latar Belakang Pendidikan

Latar Belakang

Pendidikan Frekuensi Persentase

Strata 2 5 12%

Strata 1 26 62%

SMA/Sederajat 11 26%

Jumlah 42 100%

Page 72: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

58

Tabel 4.3 menunjukan bahwa hampir seluruh ustadz yang mengajar

telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Lulusan strata 2 berjumlah

5 orang (12% responden), strata 1 berjumlah 26 orang (62% responden),

dan SMA/sederajat berjumlah 11 orang (26% responden). Adapun, 11 orang

ustadz yang berlatar belakang SMA/sederajat seluruhnya saat ini sedang

menempuh pendidikan strata 1.

Tabel 4.4 Mata Pelajaran

Mata Pelajaran Frekuensi Persentase

Bahasa 10 24%

Agama Islam 20 48%

Tarbiyyah 1 2%

Sejarah Islam 2 5%

Matematika 2 5%

IPA 1 2%

IPS 1 2%

PPKn 1 2%

Seni/Kaligrafi 2 5%

TIK 2 5%

Jumlah 42 100%

Tabel 4.4 di atas menunjukan mata pelajaran yang diajarkan oleh ustadz

di pondok pesantren Ulumul Qur’an. Ustadz yang mengajar pada mata

pelajaran bahasa (B. Arab, B. Inggris, dan B. Indonesia) berjumlah 10

orang (24% responden), ustadz yang mengajar pada mata pelajaran agama

Islam (Fiqhu Sunnah, Tafsir, Fiqh, Ushul Fiqh, Hadits, Musthalah Hadits,

Dinul Islam, Faroid, Ushuluddin, Aqoid, Mahfudzot, Mutholaah, dan

Tajwid) berjumlah 20 orang (48% responden), ustadz yang mengajar pada

mata pelajaran Tarbiyyah berjumlah 1 orang (2% responden), ustadz yang

mengajar pada mata pelajaran Sejarah Islam berjumlah 2 orang (5%

responden), ustadz yang mengajar pada mata pelajaran Matematika

berjumlah 2 orang (5% responden), ustadz yang mengajar pada mata

Page 73: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

59

pelajaran IPA berjumlah 1 orang (2% responden), ustadz yang mengajar

pada mata pelajaran IPS berjumlah 1 orang (2% responden), ustadz yang

mengajar pada mata pelajaran PPkn berjumlah 1 orang (2% responden),

ustadz yang mengajar pada mata pelajaran Seni/Kaligrafi berjumlah 2

orang (5% responden), dan ustadz yang mengajar pada mata pelajaran

TIK berjumlah 2 orang (5% responden). Maka dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden merupakan pengampu pada mata pelajaran

agama Islam, kemudian bahasa, dan pelajaran umum lainnya.

2. Perilaku pencarian informasi melalui internet oleh ustadz di pondok

pesantren Ulumul Qur’an

a. Starting

Sebagai upaya untuk mengetahui perilaku pencarian informasi

pembelajaran ustadz melalui internet pada tahap starting, penulis

mengajukan beberapa pernyataan sebagai berikut:

Tabel 4.5 Menentukan topik kebutuhan informasi pembelajaran sebelum

mencari informasi di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 12 29% 48

Setuju (S) 3 26 62% 78

Tidak Setuju (TS) 2 4 9% 8

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 134

Skor Rata-rata 3,19

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 12 orang (29% responden)

menyatakan sangat setuju, 26 orang (62% responden) menyatakan

setuju, 4 orang (9% responden) menyatakan tidak setuju, dan tidak

ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju pada

Page 74: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

60

pernyataan menentukan topik kebutuhan informasi pembelajaran

sebelum mencari informasi di internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar 3,19

yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut menunjukan

bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an dalam

menentukan topik kebutuhan informasi pembelajaran sebelum

mencari informasi di internet adalah positif.

Tabel 4.6 Menyiapkan kata kunci (keyword) sebelum mencari informasi

pembelajaran di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 18 43% 72

Setuju (S) 3 24 57% 72

Tidak Setuju (TS) 2 0 0% 0

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 144

Skor Rata-rata 3,42

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa 18 orang (43% responden)

menyatakan sangat setuju, 24 orang (57% responden) menyatakan

setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan menyiapkan kata

kunci (keyword) sebelum mencari informasi pembelajaran di

internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar 3,4

yang terletak pada interval 3,28 – 4,03. Skor tersebut menunjukan

bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an dalam

menyiapkan kata kunci (keyword) sebelum mencari informasi

pembelajaran di internet adalah sangat positif.

Page 75: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

61

Tabel 4.7 Menentukan dan membuat daftar informasi pembelajaran yang

akan dicari di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 10 24% 40

Setuju (S) 3 18 43% 54

Tidak Setuju (TS) 2 9 21% 18

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5 12% 5

Total 42 100% 117

Skor Rata-rata 2,78

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa 10 orang (24% responden)

menyatakan sangat setuju, 18 orang (43% responden) menyatakan

setuju, 9 orang (21% responden) menyatakan tidak setuju, dan 5

orang (12% responden) menyatakan sangat tidak setuju pada

pernyataan menentukan dan membuat daftar informasi

pembelajaran yang akan dicari di internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

2,78 19 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an dalam menentukan dan membuat daftar informasi

pembelajaran yang akan dicari di internet adalah positif.

Tabel 4.8 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran oleh

ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap starting

No. Pernyataan Persentase Skor

1.

Menentukan topik kebutuhan

informasi pembelajaran sebelum

mencari informasi di internet

91% 3,19

Page 76: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

62

2.

Menyiapkan kata kunci (keyword)

sebelum mencari informasi

pembelajaran di internet

100% 3,42

3.

Menentukan dan membuat daftar

informasi pembelajaran yang akan

dicari di internet

67% 2,78

Total 258% 9,39

Rata-rata 86% 3,13

Menurut hasil rekapitulasi pada tabel 4.8 di atas, 86% ustadz

(hampir seluruhnya) menyatakan setuju melakukan rangkaian proses

pencarian pada tahap starting. Didapatkan skor rata- rata pada tahap

starting sebesar 3,13 yang terletak pada interval 2,57 – 3,27. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi

pembelajaran oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

starting adalah positif.

b. Chaining

Sebagai upaya untuk mengetahui perilaku pencarian informasi

pembelajaran ustadz melalui internet pada tahap chaining, peneliti

mengajukan beberapa pernyataan sebagai berikut:

Tabel 4.9 Membaca literatur lain seperti buku, jurnal penelitian, atau

sumber lainnya sebagai referensi sebelum mencari informasi

pembelajaran di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 5 12% 20

Setuju (S) 3 21 50% 63

Tidak Setuju (TS) 2 10 24% 20

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 6 14% 6

Page 77: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

63

Total 42 100% 109

Skor Rata-rata 2,59

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa 5 orang (12% responden)

menyatakan sangat setuju, 21 orang (50% responden) menyatakan

setuju, 10 orang (24% responden) menyatakan tidak setuju, dan

6 orang (14% responden) menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pernyataan membaca literatur lain seperti buku, jurnal

penelitian, atau sumber lainnya sebagai referensi sebelum mencari

informasi di internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

2,59 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai membaca literatur lain seperti buku, jurnal

penelitian, atau sumber lainnya sebagai referensi sebelum mencari

informasi di internet adalah positif.

Tabel 4.10 Bertanya kepada teman sebelum mencari informasi

pembelajaran yang dibutuhkan di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 8 19% 32

Setuju (S) 3 26 62% 78

Tidak Setuju (TS) 2 8 19% 16

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 126

Skor Rata-rata 3,00

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa 8 orang (19% responden)

menyatakan sangat setuju, 26 orang (62% responden) menyatakan

setuju, 8 orang (19% responden) menyatakan tidak setuju, dan

Page 78: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

64

tida seorang pun responden yang menyatakan sangat tidak setuju

dalam bertanya kepada teman sebelum mencari informasi

pembelajaran yang dibutuhkan di internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

3,00 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai bertanya kepada teman sebelum mencari

informasi pembelajaran yang dibutuhkan di internet adalah positif.

Tabel 4.11 Menggunakan daftar sumber rujukan sebelum mencari

informasi pembelajaran di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 5 12% 20

Setuju (S) 3 23 55% 69

Tidak Setuju (TS) 2 11 26% 22

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 3 7% 3

Total 42 100% 114

Skor Rata-rata 2,71

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa 5 orang (12% responden)

menyatakan sangat setuju, 23 orang (55% responden) menyatakan

setuju, 11 orang (26% responden) menyatakan tidak setuju, dan 3

orang (7% responden) menyatakan sangat tidak setuju dalam

menggunakan daftar sumber rujukan sebelum mencari informasi

pembelajaran di internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

2,71 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai penggunaan daftar sumber rujukan sebelum

mencari informasi pembelajaran di internet adalah positif.

Page 79: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

65

Tabel 4.12 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran oleh

ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap chaining

No. Pernyataan Persentase Skor

1.

Membaca literatur lain seperti buku,

jurnal penelitian, atau sumber lainnya

sebagai referensi sebelum mencari

informasi pembelajaran di internet

62% 2,59

2.

Bertanya kepada teman sebelum

mencari informasi pembelajaran yang

dibutuhkan di internet

81% 3,00

3.

Menggunakan daftar sumber rujukan

sebelum mencari informasi

pembelajaran di internet

67% 2,71

Total 210% 8,30

Rata-rata 70% 2,76

Menurut hasil rekapitulasi pada tabel 4.12 di atas, 70% ustadz

(sebagian besar) menyatakan setuju melakukan rangkaian proses

pencarian pada tahap chaining. Didapatkan skor rata- rata pada tahap

chaining sebesar 2,76. Skor ini berada pada skala interval 2,57 – 3,27,

yang menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi pembelajaran

oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap chaining

adalah positif.

c. Browsing

Sebagai upaya untuk mengetahui perilaku pencarian informasi

pembelajaran ustadz melalui internet pada tahap browsing

(penelusuran), penulis mengajukan beberapa pernyataan sebagai

berikut:

Page 80: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

66

Tabel 4.13 Menggunakan mesin pencari (search engine) saat mencari

informasi pembelajaran di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 16 38% 64

Setuju (S) 3 26 62% 78

Tidak Setuju (TS) 2 0 0% 0

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 142

Skor Rata-rata 3,38

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa 16 orang (38% responden)

menyatakan sangat setuju, 26 orang (62% responden) menyatakan

setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan menggunakan

mesin pencari (search engine) saat mencari informasi

pembelajaran di internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

3,38 yang terletak pada interval 3,28 – 4,03. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai penggunaan mesin pencari (search engine) saat

mencari informasi pembelajaran di internet adalah sangat positif.

Tabel 4.14 Menggunakan operator Boolean logic (AND, OR, NOT) saat

mencari informasi pembelajaran di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 0 0% 0

Setuju (S) 3 8 19% 24

Tidak Setuju (TS) 2 24 57% 48

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 10 24% 10

Page 81: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

67

Total 42 100 82

Skor Rata-rata 1,95

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun (0%

responden) menyatakan sangat setuju, 8 orang (19% responden)

menyatakan setuju, 24 orang (57% responden) menyatakan tidak

setuju, dan 10 orang (24% responden) menyatakan sangat tidak

setuju pada pernyataan menggunakan operator Boolean logic (AND,

OR, NOT) saat mencari informasi pembelajaran di internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar 1,95

yang terletak pada interval 1,76 – 2,51. Skor tersebut menunjukan

bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an tmengenai

penggunaan operator Boolean logic (AND, OR, NOT) saat mencari

informasi pembelajaran di internet adalah negatif.

Tabel 4.15 Menelusuri katalog online, indeks, atau abstrak jurnal online

ketika mencari informasi pembelajaran di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 5 12% 12

Setuju (S) 3 20 48% 60

Tidak Setuju (TS) 2 14 33% 28

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 3 7% 5

Total 42 100% 111

Skor Rata-rata 2,64

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa 5 orang (12% responden)

menyatakan sangat setuju, 20 orang (48% responden) menyatakan

setuju, 14 orang (33% responden) menyatakan tidak setuju, dan 3

orang (7% responden) yang menyatakan sangat tidak setuju dalam

Page 82: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

68

menelusuri katalog online, indeks, atau abstrak jurnal online ketika

mencari informasi pembelajaran di internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar 2,64

yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut menunjukan

bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an terhadap

pernyataan menelusuri katalog online, indeks, atau abstrak jurnal

online ketika mencari informasi pembelajaran di internet adalah

positif.

Tabel 4.16 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran oleh

ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap browsing

No. Pernyataan Persentase skor

1.

Menggunakan mesin pencari (search

engine) saat mencari informasi

pembelajaran di internet

100% 3,38

2.

Menggunakan operator Boolean logic

(AND, OR, NOT) saat mencari

informasi pembelajaran di internet

19% 1,95

3.

Menelusuri katalog online, indeks, atau

abstrak jurnal online ketika mencari

informasi pembelajaran di internet

60% 2,64

Total 179% 7,97

Rata-rata 60% 2,65

Menurut hasil rekapitulasi pada tabel 4.16 di atas, 60% ustadz

(hampir seluruhnya) menyatakan setuju melakukan rangkaian proses

pencarian pada tahap browsing. Didapatkan skor rata – rata pada tahap

browsing sebesar 2,65. Skor ini berada pada skala interval 2,57 – 3,27,

yang menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi pembelajaran

oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap chaining

adalah positif.

Page 83: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

69

Akan tetapi, pada pernyataan menggunakan operator Boolean logic

(AND, OR, NOT) saat mencari informasi pembelajaran di internet

hanya 19% ustadz (sebagian kecil) saja yang melakukan kegiatan

tersebut. Pernyataan tersebut juga mendapatkan hasil negatif dengan

skor 1,95 yang berada pada interval 1,76 – 2,51.

d. Monitoring

Sebagai upaya untuk mengetahui perilaku pencarian informasi

pembelajaran ustadz melalui internet pada tahap monitoring, penulis

mengajukan pernyataan sebagai berikut:

Tabel 4.17 Memantau perkembangan informasi terbaru terkait

pembelajaran yang menjadi perhatian dari berbagai sumber di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 12 29% 48

Setuju (S) 3 21 50% 63

Tidak Setuju (TS) 2 9 21% 18

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 132

Skor Rata-rata 3,07

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa 12 orang (29% responden)

menyatakan sangat setuju, 21 orang (50% responden) menyatakan

setuju, 9 orang (21% responden) menyatakan tidak setuju, dan

tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pernyataan memantau perkembangan informasi terbaru

terkait pembelajaran yang menjadi perhatian dari berbagai sumber

di internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

3,07 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Page 84: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

70

Qur’an mengenai pemantauan terhadap perkembangan informasi

terbaru terkait pembelajaran yang menjadi perhatian dari berbagai

sumber di internet adalah positif.

e. Accessing

Sebagai upaya untuk mengetahui perilaku pencarian informasi

pembelajaran ustadz melalui internet pada tahap accessing

(mengakses), penulis mengajukan beberapa pernyataan sebagai

berikut:

Tabel 4.18 Merasa mudah dalam mengakses informasi pembelajaran yang

dibutuhkan saat mencari informasi di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 15 36% 60

Setuju (S) 3 19 45% 57

Tidak Setuju (TS) 2 8 19% 16

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 133

Skor Rata-rata 3,16

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa 15 orang (36% responden)

menyatakan sangat setuju, 19 orang (45% responden) menyatakan

setuju, 8 orang (19% responden) menyatakan tidak setuju, dan

tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju

pada pernyataan merasa mudah ketika mengakses informasi

pembelajaran yang dibutuhkan saat mencari informasi di internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

3,16 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai kemudahan akses informasi pembelajaran yang

dibutuhkan saat mencari informasi di intrnet adalah positif.

Page 85: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

71

Tabel 4.19 Terdaftar sebagai anggota database online (seperti

perpustakaan nasional) guna memudahkan dalam mengakses informasi

pembelajaran yang dibutuhkan

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 5 12% 20

Setuju (S) 3 12 29% 36

Tidak Setuju (TS) 2 18 43% 36

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 7 16% 7

Total 42 100% 99

Skor Rata-rata 2,35

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa 5 orang (12% responden)

menyatakan sangat setuju, 12 orang (29% responden) menyatakan

setuju, 18 orang (43% responden) menyatakan tidak setuju, dan

7 orang (16% responden) yang menyatakan sangat tidak setuju

terhadap pernyataan terdaftar sebagai anggota database online

(seperti perpustakaan nasional) guna memudahkan dalam

mengakses informasi pembelajaran yang dibutuhkan.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

2,35 yang terletak pada interval 1,76 – 2,51. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai terdaftarnya ustadz sebagai anggota database

online (seperti perpustakaan nasional) guna memudahkan dalam

mengakses informasi pembelajaran yang dibutuhkan adalah

negatif.

Page 86: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

72

Tabel 4.20 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran oleh

ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap accessing

No. Pernyataan Persentase skor

1.

Merasa mudah dalam mengakses

informasi pembelajaran yang

dibutuhkan saat mencari informasi di

internet.

81% 3,16

2.

Terdaftar sebagai anggota database

online (seperti perpustakaan nasional)

guna memudahkan dalam mengakses

informasi pembelajaran yang

dibutuhkan.

41% 2,35

Total 122% 5,51

Rata-rata 61% 2,75

Menurut hasil rekapitulasi pada tabel 4.20 di atas, 61% ustadz

(sebagian besar) menyatakan setuju melakukan rangkaian proses

pencarian pada tahap accessing. Didapatkan skor rata-rata pada tahap

accessing sebesar 2,75 yang terletak pada interval 2,57 – 3,27. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi

pembelajaran oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

accessing adalah positif.

Akan tetapi, pada pernyataan terdaftar sebagai anggota database

online (seperti perpustakaan nasional) guna memudahkan dalam

mengakses informasi pembelajaran yang dibutuhkan, hanya 41%

ustadz (hampir setengahnya) setuju akan pernyataan tersebut.

pernyataan tersebut juga memperoleh hasil negatif dengan skor 2,16

yang berada pada interval 1,76 – 2,51.

Page 87: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

73

f. Differentiating

Sebagai upaya untuk mengetahui perilaku pencarian informasi

pembelajaran ustadz melalui internet pada tahap differentiating

(memilah), penulis mengajukan beberapa pernyataan sebagai berikut:

Tabel 4.21 Memilih sumber yang terpercaya saat mencari informasi

pembelajaran di internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 15 36% 60

Setuju (S) 3 27 64% 81

Tidak Setuju (TS) 2 0 0% 0

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 141

Skor Rata-rata 3,35

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa 15 orang (36% responden)

menyatakan sangat setuju, 27 orang (64% responden) menyatakan

setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan memilih

sumber yang terpercaya saat mencari informasi pembelajaran di

internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

3,35 yang terletak pada interval 3,28 – 4,03. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai pemilihan sumber yang terpercaya saat mencari

informasi pembelajaran di internet adalah sangat positif.

Page 88: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

74

g. Extracting

Sebagai upaya untuk mengetahui perilaku pencarian informasi

pembelajaran ustadz melalui internet pada tahap extracting, penulis

mengajukan beberapa pernyataan sebagai berikut:

Tabel 4.22 Memilih informasi pembelajaran di internet yang relevan

dengan informasi yang dibutuhkan

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 23 55% 80

Setuju (S) 3 19 45% 66

Tidak Setuju (TS) 2 0 0% 0

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 146

Skor Rata-rata 3,54

Tabel 4.22 menunjukkan bahwa 23 orang (55% responden)

menyatakan sangat setuju, 19 orang (45% responden) menyatakan

setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan memilih

informasi pembelajaran di internet yang relevan dengan informasi

yang dibutuhkan.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

3,54 yang terletak pada interval 3,28 – 4,03. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai pemilihan informasi pembelajaran di internet

yang relevan dengan informasi yang dibutuhkan adalah sangat

positif.

Page 89: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

75

Tabel 4.23 Melakukan pencarian informasi pembelajaran lebih lanjut di

internet untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 15 36% 60

Setuju (S) 3 20 48% 60

Tidak Setuju (TS) 2 7 16% 14

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 134

Skor Rata-rata 3,19

Tabel 4.23 menunjukkan bahwa 15 orang (36% responden)

menyatakan sangat setuju, 20 orang (48% responden) menyatakan

setuju, 7 orang (16% responden) tidak setuju dan tidak ada

satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju

mengenai pernyataan melakukan pencarian informasi

pembelajaran lebih lanjut di internet untuk mendapatkan informasi

yang lebih dalam.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

3,19 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai pencarian informasi pembelajaran lebih lanjut di

internet untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam adalah

positif.

Tabel 4.24 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran oleh

ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap extracting

No. Pernyataan Persentase Skor

1. Memilih informasi pembelajaran di

internet yang relevan dengan informasi

yang dibutuhkan.

100% 3,54

2. Melakukan pencarian informasi

pembelajaran lebih lanjut di internet 84% 3,19

Page 90: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

76

untuk mendapatkan informasi yang

lebih dalam.

Total 184% 6,73

Rata-rata 92% 3,36

Menurut hasil rekapitulasi pada tabel 4.24 di atas, 92% ustadz

(hampir seluruhnya) menyatakan setuju melakukan rangkaian proses

pencarian pada tahap extracting. Didapatkan juga skor rata-rata pada

tahap extracting sebesar 3,36. Skor ini berada pada skala interval 3,28

– 4,03. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perilaku pencarian

informasi pembelajaran oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an

pada tahap extracting adalah sangat positif.

h. Verifying

Sebagai upaya untuk mengetahui perilaku pencarian informasi

pembelajaran ustadz melalui internet pada tahap verifing (pengecekan),

penulis mengajukan beberapa pernyataan sebagai berikut:

Tabel 4.25 Membandingkan informasi pembelajaran yang dipilih dengan

sumber informasi lainnya

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 16 38% 64

Setuju (S) 3 18 43% 54

Tidak Setuju (TS) 2 8 19% 19

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 137

Skor Rata-rata 3,26

Tabel 4.25 menunjukkan bahwa 16 orang (38% responden)

menyatakan sangat setuju, 18 orang (43% responden) menyatakan

setuju, 8 orang (19% responden) tidak setuju dan tidak ada

Page 91: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

77

satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju terkait

pernyataan membandingkan informasi pembelajaran yang dipilih

dengan sumber informasi lainnya.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar 3,26

yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut menunjukan

bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an mengenai

membandingkan informasi pembelajaran yang dipilih dengan

sumber informasi lainnya adalah positif.

Tabel 4.26 Mengecek ulang informasi pembelajaran yang didapatkan di

internet

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 11 26% 44

Setuju (S) 3 21 50% 63

Tidak Setuju (TS) 2 10 24% 20

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 127

Skor Rata-rata 3,02

Tabel 4.26 menunjukkan bahwa 11 orang (26% responden)

menyatakan sangat setuju, 23 orang (50% responden) menyatakan

setuju, 10 orang (24% responden) tidak setuju dan tidak ada

satupun responden yang menyatakan sangat tidak setuju terkait

mengecek ulang informasi pembelajaran yang didapatkan di

internet.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

3,02 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan

bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an mengenai

pengecekan ulang informasi pembelajaran yang didapatkan di

internet adalah sangat positif.

Page 92: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

78

Tabel 4.27 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran oleh

ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap verifying

No. Pernyataan Persentase skor

1. Membandingkan informasi

pembelajaran yang dipilih dengan

sumber informasi lainnya

81% 3,26

2. Mengecek ulang informasi

pembelajaran yang didapatkan di

internet.

76% 3,02

Total 157% 6,28

Rata-rata 78% 3,14

Menurut hasil rekapitulasi pada tabel 4.27 di atas, 78% ustadz

(hampir seluruhnya) menyatakan setuju melakukan rangkaian proses

pengecekan pada tahap verifying. Didapatkan skor rata-rata pada tahap

verifying sebesar 3,14 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi

pembelajaran oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

verifying adalah positif.

i. Networking

Sebagai upaya untuk mengetahui perilaku pencarian informasi

pembelajaran ustadz melalui internet pada tahap networking

(menyebarluaskan), penulis mengajukan beberapa pernyataan sebagai

berikut:

Tabel 4.28 Memanfaatkan informasi yang didapatkan dari internet dan

menyebarluaskannya melaui media seperti media sosial, email,

atau media lainnya

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 11 26% 44

Setuju (S) 3 21 50% 63

Page 93: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

79

Tidak Setuju (TS) 2 8 19% 16

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 2 5% 2

Total 42 100% 125

Skor Rata-rata 2,97

Tabel 4.28 menunjukkan bahwa 11 orang (26% responden)

menyatakan sangat setuju, 21 orang (50% responden) menyatakan

setuju, 8 orang (19% responden) menyatakan tidak setuju, dan 2

orang (5% responden) menyatakan sangat tidak setuju terkait

pernyataan memanfaatkan informasi yang didapatkan dari internet

dan menyebarluaskannya melaui media seperti media sosial, email,

atau media lainnya.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

2,97 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai pemanfaatan informasi yang didapatkan dari

internet dan menyebarluaskannya melaui media seperti media

sosial, email, atau media lainnya adalah positif.

Tabel 4.29 Melakukan diskusi terkait informasi pembelajaran yang

diperoleh di internet secara langsung atau melalui media seperti media

sosial, blog dan lainnya

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 8 19% 32

Setuju (S) 3 18 43% 34

Tidak Setuju (TS) 2 11 26% 22

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5 12% 5

Total 42 100% 113

Skor Rata-rata 2,69

Page 94: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

80

Tabel 4.29 menunjukkan bahwa 8 orang (19% responden)

menyatakan sangat setuju, 18 orang (43% responden) menyatakan

setuju, 11 orang (26% responden) menyatakan tidak setuju, dan

5 orang (12% responden) menyatakan sangat tidak setuju terkait

pernyataan melakukan diskusi terkait informasi pembelajaran yang

diperoleh di internet secara langsung atau melalui media seperti

media sosial, blog dan lainnya.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

2,69 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai melakukan diskusi terkait informasi

pembelajaran yang diperoleh di internet secara langsung atau

melalui media seperti media sosial, blog dan lainnya adalah positif.

Tabel 4.30 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran oleh

ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap networking

No. Pernyataan Persentase Skor

1.

Memanfaatkan informasi yang

didapatkan dari internet dan

menyebarluaskannya melalui media

seperti media sosial, email, atau

media lainnya.

76% 2,97

2.

Melakukan diskusi terkait informasi

pembelajaran yang diperoleh di

internet secara langsung atau melalui

media seperti media sosial, blog dan

lainnya.

62% 2,69

Total 138% 5,66

Rata-rata 69% 2,83

Menurut hasil rekapitulasi pada tabel 4.30 di atas, 69% ustadz

(sebagian besar) menyatakan setuju melakukan rangkaian proses

penyebarluasan informasi pada tahap networking. Didapatkan juga

skor rata-rata pada tahap networking sebesar 2,83yang terletak pada

Page 95: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

81

interval 2,52 – 3,27. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perilaku

pencarian informasi pembelajaran oleh ustadz pondok pesantren

Ulumul Qur’an pada tahap networking adalah positif.

j. Managing Information

Sebagai upaya untuk mengetahui perilaku pencarian informasi

pembelajaran ustadz melalui internet pada tahap managing

information (organisasi informasi), penulis mengajukan beberapa

pernyataan sebagai berikut:

Tabel 4.31 Menyimpan informasi pembelajaran yang didapatkan dari

internet untuk digunakan di masa mendatang

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 23 55% 92

Setuju (S) 3 19 45% 57

Tidak Setuju (TS) 2 0 0% 0

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 149

Skor Rata-rata 3,54

Tabel 4.31 menunjukkan bahwa 23 orang (55% responden)

menyatakan sangat setuju, 19 orang (45% responden) menyatakan

setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju terkait pernyataan menyimpan

informasi pembelajaran yang didapatkan dari internet untuk

digunakan di masa mendatang.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

3,54 yang terletak pada interval 3,28 – 4,03. Skor tersebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai penyimpanan informasi pembelajaran yang

Page 96: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

82

didapatkan dari internet untuk digunakan di masa mendatang

adalah sangat positif.

Tabel 4.32 Mengatur informasi pembelajaran dari internet yang telah

disimpan agar mudah ditemukan jika dibutuhkan kembali

Jawaban Responden Bobot

Nilai F P S

Sangat setuju (SS) 4 20 48% 80

Setuju (S) 3 22 52% 66

Tidak Setuju (TS) 2 0 0% 0

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0% 0

Total 42 100% 146

Skor Rata-rata 3,47

Tabel 4.32 menunjukkan bahwa 20 orang (48% responden)

menyatakan sangat setuju, 22 orang (52% responden) menyatakan

setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju terkait pernyataan mengatur

informasi pembelajaran dari internet yang telah disimpan agar

mudah ditemukan jika dibutuhkan kembali.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan skor rata-rata sebesar

3,47 yang terletak pada interval 3,28 – 4,03. Skor tesebut

menunjukan bahwa perilaku ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an mengenai oerganisasi informasi pembelajaran dari internet

yang telah disimpan agar mudah ditemukan jika dibutuhkan

kembali adalah sangat positif.

Page 97: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

83

Tabel 4.33 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi pembelajaran oleh

ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap managing

information

No. Pernyataan Persentase Skor

1. Menyimpan informasi pembelajaran

yang didapatkan dari internet untuk

digunakan di masa mendatang.

100% 3,54

2.

Mengatur informasi pembelajaran dari

internet yang telah disimpan agar

mudah ditemukan jika dibutuhkan

kembali.

100% 3,47

Total 200% 7,01

Rata-rata 100% 3,50

Menurut hasil rekapitulasi pada tabel 4.33 di atas, 100% ustadz

(seluruhnya) menyatakan setuju melakukan proses organisasi

informasi pada tahap managing information. Didapatkan juga skor

rata-rata sebesar 3,50 yang terletak pada interval 3,28 – 4,03. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi

pembelajaran oleh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an pada tahap

managing information adalah sangat positif.

Tabel 4.34 Rekapitulasi perilaku pencarian informasi ustadz pondok

pesantren Ulumul Qur’an ketika mencari informasi pembelajaran di

internet

No. Tahapan pencarian

informasi Jawaban Persentase

Skor

rata-

rata

1. Starting Positif 86% 3,13

2. Chaining Positif 70% 2,76

3. Browsing Positif 60% 2,65

4. Monitoring Positif 79% 3,07

5. Accessing Positif 61% 2,75

Page 98: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

84

6. Differentiating Sangat Positif 100% 3,35

7. Extracting Sangat Positif 92% 3,36

8. Verifying Positif 78% 3,14

9. Networking Positif 69% 2,83

10. Managing

information Sangat Positif 100% 3,50

Total 795% 30,54

Rata-rata 79% 3,05

Hasil rekapitulasi dari seluruh rangkaian tahap pencarian informasi

pada tabel 4.34, 79% ustadz (hampir seluruhnya) menyatakan setuju

melakukan rangkaian proses pencarian informasi secara berurutan

dimulai dari tahap starting – managing information. Diperoleh juga

skor rata-rata sebesar 3,05 yang terletak pada interval 2,52 – 3,27. Hasil

tersebut menunjukan bahwa perilaku pencarian informasi ustadz

pondok pesantren Ulumul Qur’an dalam mencari informasi

pembelajaran di internet adalah positif.

Skor terbesar terdapat pada tahap managing information dengan

persentase 100% (seluruhnya) dan perolehan skor rata-rata sebesar 3,50

yang berada pada interval 3,28 – 4,03 yang menunjukan hasil sangat

positif. Adapun skor terendah terdapat pada tahap browsing dengan

persentase 60% (sebagian besar) dan perolehan skor rata-rata sebesar

2,65 yang berada pada interval 2,52 – 3,27 yang menunjukan hasil

positif.

C. Pembahasan

Perilaku pencarian informasi merupakan sebuah proses yang dilakukan

seseorang ketika menyadari kebutuhannya akan informasi. Dalam pembahasan

ini penulis akan menjabarkan analisis hasil penelitian penulis mengenai perilaku

pencarian informasi ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an ketika mencari

Page 99: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

85

informasi pembelajaran di internet dengan menggunakan model Meho dan

Tibbo yang terdiri atas 10 tahapan pencarian informasi, yaitu: starting, chaining,

browsing, monitoring, accessing, differentiating, extracting, verifying,

monitoring, dan managing information.

Dalam runtutan proses pencarian informasi, tahapan yang pertama yaitu

starting. Starting merupakan aktivitas awal dalam memulai kegiatan pencarian

informasi, seperti menentukan topik kebutuhan informasi, menyiapkan kata

kunci (keyword), menentukan dan membuat daftar informasi yang akan di cari.

Berdasarkan hasil analisis data yang penulis lakukan, hampir keseluruhan atau

91% ustadz yang mengajar di pondok pesantren Ulumul Qur’an menentukan

topik kebutuhan informasi pembelajaran yang akan dicari sebelum mencari di

internet. Dengan menentukan topik kebutuhan informasi akan memudahkan

ustadz dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan, sebab topik informasi

yang akan dicari akan sesuai dengan kebutuhannya.

Ustadz di pondok pesantren Ulumul Qur’an juga telah mempersiapkan

pencarian informasi dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasi penelitian

yang menunjukan sangat positif dengan skor 3,42 dalam mempersiapkan kata

kunci (keyword) sebelum mencari informasi pembelajaran di internet.

Selanjutnya, dalam mempersiapkan pencarian informasi sebagian besar ustadz

juga membuat daftar informasi pembelajaran yang akan dicari di internet agar

pencarian informasi dapat terarah, tidak terlupa, dan tidak melenceng dari

informasi pembelajaran yang dibutuhkan. Hal tersebut mendapatkan skor

sebesar 2,78 yang menunjukan hasil positif.

Dalam tahapan chaining, sebelum melakukan pencarian informasi lebih dari

setengah ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an yakni 62% ustadz membaca

literatur lain seperti buku, jurnal penelitian, atau sumber lainnya sebagai

referensi atau acuan dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Selain itu,

sebanyak 81% ustadz juga lebih sering bertanya kepada teman sebelum mencari

informasi pembelajaran yang dibutuhkan di internet. Hal tersebut

menggambarkan bahwa bertanya kepada teman yang lebih paham dan

menggeluti bidang yang sama akan memudahkan persiapan sebelum mencari

Page 100: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

86

informasi. Masih berkaitan dengan persiapan pencarian informasi, sebanyak

67% ustadz menggunakan daftar sumber rujukan sebelum mencari informasi

pembelajaran di internet. Dari hasil penelitian, ketiga hal dalam tahap chaining

memperoleh skor sebesar 2,59, 3,00, dan 2,71 yang menunjukan hasil positif.

Ketika melakukan pencarian informasi pembelajaran di internet, pada tahap

browsing seluruh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an menggunakan

mesin pencari (search engine) ketika mencari informasi pembelajaran di

internet. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor sebesar 3,38 yang

menunjukan hasil sangat positif. Informasi yang tersebar di internet begitu

berfariasi dengan jumlah yang besar serta memiliki alamat yang bersebaran.

Karenanya, untuk menemukan informasi yang tepat sesuai yang diinginkan,

pengguna harus mencarinya dengan mesin pencari (search engine) seperti

Yahoo, Google, dan sebagainya.79 Dengan menggunakan mesin pencari (search

engine) akan membantu pengguna dalam mencari informasi yang terdapat pada

berbagai website sesuai dengan kata pencarian yang telah di tentukan. Adapun

hampir keseluruhan ustadz menggunakan mesin pencari Google sebagai alat

bantu dalam mencari informasi pembelajaran di internet.

Adapun dalam penelusuran informasi menggunakan operator boolean logic

(AND, OR, NOT), sebanyak 19% ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an

mengaku menggunakan operator boolean logic saat mencari informasi

pembelajaran di internet. Namun, sebagian besar ustadz pondok pesantren

Ulumul Qur’an atau sebanyak 81% ustadz tidak menggunakan operator boolean

logic saat mencari informasi pembelajaran di internet. Hal tersebut dapat dilihat

dari perolehan skor sebesar 1,95 yang menunjukan hasil negatif. Alasan

sebagian besar ustadz tidak menggunakan operator boolean logic disebabkan

oleh kurangnya pengetahuan mereka tentang manfaat dan cara menggunakan

operator boolean logic tersebut. Selain itu, banyak juga di antara mereka yang

tidak mengetahui tentang operator boolean logic. Padahal, dengan

menggunakan operator boolean logic akan memfilter pencarian informasi yang

79 Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi. h. 328.

Page 101: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

87

dicari dengan memanipulasi penggunaan ketiga operator logika boolean (AND,

OR, NOT) tersebut sehingga pencarian informasi akan lebih efektif dan efisien.

Ketika mencari informasi pembelajaran di internet, 60% ustadz pondok

pesantren Ulumul Qur’an menelusuri katalog online, indeks, atau abstrak jurnal

online yang merupakan sumber informasi sekunder atau informasi yang telah

disusun kembali dari sumber primer, dan sumber tersier yakni informasi yang

merupakan hasil pemilahan dan kumpulan dari sumber primer dan sekunder.80

Penggunaan katalog online, indeks, atau abstrak tersebut adalah sebagai alat

bantu dalam mencari informasi pembelajaran yang dibutuhkan.

Pada tahap monitoring, 79% ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an

memantau perkembangan informasi terbaru terkait pembelajaran yang menjadi

perhatiannya. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor sebesar 3,07 yang

menunjukan hasil positif. Informasi yang tersebar di internet terus bertambah

seiring dengan pengetahuan yang terus bertambah. Karenanya, sebagai seorang

guru tentu harus memiliki wawasan yang luas dengan membekali diri dengan

informasi yang up to date.

Penelususran informasi melalui internet selalu berkaitan dengan akses ke

berbagai sumber informasi yang tersebar di jaringan internet tersebut. Sebab,

sebanyak apapun informasi yang terdapat di internet akan sia-sia jika tidak

dapat mengaksesnya. Dalam hal fasilitas untuk mengakses seperti komputer dan

jaringan internet, sebagian besar ustadz telah memiliki laptop pribadi, adapun

jaringan internet telah disediakan oleh pondok pesantren. Dari hasil penelitian,

81% ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an merasa mudah dalam mengakses

informasi pembelajaran yang dibutuhkannya ketika mencari informasi di

internet. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor sebesar 3,16 yang

menunjukan hasil positif.

Akan tetapi, terkadang terdapat kendala juga saat mengakses informasi yang

dibutuhkan, khususnya informasi yang terdapat pada database online. Ketika

mendapatkan informasi pembelajaran yang dibutuhkan, namun harus terdaftar

80 Agus Rifai, Penelusuran Literatur, h. 2.12-2.13.

Page 102: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

88

sebagai anggota untuk bisa mengaksesnya. Dari hasil penelitian, 41% ustadz

pondok pesantren Ulumul Qur’an telah terdaftar sebagai anggota database

online seperti perpustakaan nasional, kemenagm dan lainnya., namun sisanya

sebanyak 59% ustadz belum pernah mendaftar sebagai anggota database online.

Hal tersebut dikarenakn ketidak tahuan mereka tentang bagaimana cara

mendaftar sebagai anggota database online tersebut. Terdaftarnya ustadz

pondok pesantren Ulumul Qur’an memperoleh skor sebesar 2,35 yang

menyatakan hasil negatif. Padahal, dengan terdaftar sebagai anggota database

online akan mempermudah mereka dalam mengakses informasi pembelajaran

yang dibutuhkan.

Pada tahap differentiating, seluruh ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an

setuju untuk memilih sumber yang terpercaya saat mencari informasi

pembelajaran di internet. Hal tersebut dapat dilihat pada perolehan skor sebesar

3,35 yang menunjukan hasil sangat positif. Tahap differentiating

(membedakan) disini yaitu menilai informasi yang telah didapatkan dari

berbagai sumber di internet. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat

kualitas, sumber referensi dan sumber penyedia informasi tersebut. Terkadang,

yang diragukan pengguna mengenai internet adalah keabsahan isi informasi

yang disajikan. Keabsahan informasi di internet sejatinya dapat dilihat dari

situsnya, pihak penyelenggara web, dan banyaknya akses pengguna.81 Bagi

seorang guru, informasi yang diperoleh haruslah informasi yang terpercaya agar

informasi tersebut dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya, sebab

informasi tersebut akan di sampaikan kembali kepada anak didiknya.

Berdasarkan hasil penelitian, pada tahap extracting, seluruh ustadz pondok

pesantren Ulumul Qur’an melakukan proses identifikasi secara selektif

informasi yang relevan dari berbagai sumber yang ditemukan. Informasi yang

relevan tentu akan sesuai dan tepat sararan dalam memenuhi kebutuhan

informasi mereka. Hal tersebut dapat dilihat pada perolehan skor sebesar 3,54

yang menunjukan hasil sangat positif. Selanjutnya, guna mendapatkan

81 Pawit M. Yusuf dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi. h. 356.

Page 103: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

89

informasi yang dibutuhkan, sebagian besar ustadz pondok pesantren Ulumul

Qur’an juga melakukan pencarian informasi pembelajaran lebih lanjut di

internet untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam. Dengan melakukan

pencarian informasi lebih lanjut dapat mengeksplorasi berbagai sumber

informasi dengan lebih luas dan memungkinkannya mendapatkan informasi

yang benar-benar dibutuhkan. Hal tersebut juga dapat dilihat pada perolehan

skor sebesar 3,19 yang menunjukan hasil positif.

Tahap selanjutnya yakni Verifying, merupakan kegiatan pengecekan

keakuratan informasi yang telah ditemukan. Dari hasil penelitian, hampir

keseluruhan yakni 81% ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an melakukan

proses verifikasi dengan membandingkan informasi pembelajaran yang

didapatkannya dengan informasi lainnya. Selanjutnya 76% ustadz juga

melakukan pengecekan ulang terhadap informasi yang didapatkannya tersebut.

Dilakukannya pembandingan dan pengecekan ulang tersebut oleh para ustadz

menggambarkan bahwa sebagian besar telah memiliki kemampuan literasi

informasi yang cukup baik, ustadz tidak mudah percaya akan informasi yang

didapatkan dari satu sumber dan melakukan pembuktian terhadap kebenaran

informasi tersebut. Sebagai seorang pengajar yang menyampaikan ilmu kepada

anak didiknya, pengecekan akan isi informasi merupakan hal yang sangat

penting guna menghindari dari informasi yang keliru dan tidak tepat sehingga

dapat menjadi musibah dikemudian hari. Adapun perihal pengecekan informasi

pun telah Allah perintahkan dalam Al – Qur’an al-Hujurat ayat 6 yang berbunyi:

وا يب ص ن ت وا أ ين ب ت إ ف ب ن ق ب اس م ف ك اء ن ج وا إ ن آم ين ا الذ يه ا أ يني م اد م ن ت ل ع ا ف ى م ل حوا ع ب ص ت ة ف ال ه ج ا ب م و ق

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik

membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak

menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya

yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S. Al-Hujurat:

6)82

82 TafsirQ, Surat al-Hujurat ayat 6, diakses dari: <https://tafsirq.com/49-al-hujurat/ayat-6

Page 104: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

90

Dalam tafsir Jalalain, menjelaskan bahwa ayat di atas memerintahkan agar

lebih teliti dan memeriksa kembali kebenaran dari berita yang diterima, apakah

sumbernya benar dan dapat dipercaya atau tidak sebelum menyampaikan berita

tersebut kepada orang lain. Sebab, berita yang tidak benar yang disampaikan

ditakutkan akan menjadi fitnah dan menimbulkan kemudharatan serta dapat

menyesatkan orang lain. Dalam hal ini, ketika seorang guru memperoleh berita

atau informasi yang akan digunakan dalam proses belajar khususnya yang

bersumber dari internet, maka ia harus mengecek kebenaran informasi tersebut

agar tidak menimbulkan kemudharatan atau keburukan yang akan menyesatkan

anak didiknya di kemudian hari akibat dari ketidakbenaran informasi tersebut.

Dengan berpegang pada ayat tersebut, ustadz mengecek kebenaran terhadap

informasi yang diperolehnya sebelum disampaikan kepada santrinya. Kedua

pernyataan dalam tahap verifying memperoleh skor sebesar 3,26 dan 3,02 yang

menunjukan hasil positif.

Pada umumnya, ketika seseorang mendapatkan informasi dan dirasa

berguna, ia cenderung akan membagikan informasi tersebut kepada orang lain.

Kegiatan tersebut tercantum pada model pencarian informasi Meho dan Tibbo

yaitu networking. Networking dalam hal ini merupakan kegiatan yang berkaitan

dengan komunikasi dan menjaga hubungan erat dengan teman atau kolega yang

berkecimpung pada bidang yang sama, juga menyebarluaskan informasi.

setelah mendapatkan informasi pembelajran yang dibutuhkan di internet, ustadz

pondok pesantren Ulumul Qur’an menggunakan informasi tersebut untuk

dirinya dan membagikan informasi tersebut kepada teman yang mengajar pada

bidang studi yang sama. Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini

semakin memudahkan dalam menyebarluaskan informasi baik melalui media

sosial, email atau media lainnya. Hampir semua ustadz pondok pesantren

Ulumul Qur’an menggunakan media sosial seperti facebook, whatsapp,

instagram, email, dan lainnya. Dengan menggunakan media tersebutlah

sebanyak 76% ustadz menyebarluaskan informasi pembelajaran yang mereka

dapatkan.

Page 105: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

91

Selain menggunakan dan menyebarkan informasi, 62% ustadz pondok

pesantren Ulumul Qur’an juga melakukan diskusi terkait informasi

pembelajaran yang didapatkannya di internet baik secara langsung ataupun

melalui media sosial, blog dan lainnya dengan orang-orang yang berkecimpung

pada bidang studi yang sama. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor

sebesar 2,69 yang menunjukan hasil positif.

Tahap akhir dari model pencarian informasi Meho dan Tibbo adalah

Managing Information yakni kesadaran akan pentingnya pengarsipan dan

pengorganisasian informasi yang telah didapatkan. Setelah mendapatkan

informasi pembelajaran yang dibutuhkan di internet, keseluruhan ustadz

pondok pesantren Ulumul Qur’an menyimpan informasi tersebut. Penyimpanan

tersebut dilakukan agar informasi tersebut dapat digunakan kembali di

kemudian hari. Kemudian, informasi yang telah disimpan tersebut di organisir

agar tertata rapih. Biasanya dimasukan kedalam folder komputer dengan nama

yang telah ditentukan. Hal tersebut dilakukan guna mempermudah proses temu

kembali jika sewaktu-waktu dibutuhkan kembali. Dari hasil penelitian, kedua

pernyataan tersebut mendapatkan hasil yang sangat positif dengan skor 3,54 dan

3,47.

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas, maka didapatkan hasil

bahwa secara keseluruhan perilaku ustadz ketika mencari informasi

pembelajaran di internet adalah dengan mempersiapkan kata kunci sesuai

dengan informasi yang akan dicari dan bertanya kepada teman terkait informasi

yang akan dicari. Selanjutnya ustadz akan mengetikan kata kunci pencarian

pada mesin pencari (search engine) yang mana hampir seluruh ustadz

menggunakan mesin pencari google. Selain itu, kadangkala ustadz juga

mengetikan kata kunci pencarian pada website penyedia informasi seperti jurnal

online, katalog online, dan lainnya. Setelah informasi pembelajaran yang

dibutuhkan didapatkan, hampir seluruh ustadz mengecek kebenaran isi

informasi yang didapatkan tersebut dengan bertanya kepada teman yang lebih

ahli atau membandingkan informasi pada situs lainnya. Pada tahap akhir,

seluruh ustadz menyimpan informasi pmbelajaran yang didapatkan jika dirasa

Page 106: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

92

penting dan menyimpannya pada folder khusus agar mudah ditemukan jika

dibutuhkan kembali.

Dari hasil analisa penulis, sebanyak 79% ustadz (hampir seluruhnya) telah

melakukan pencarian informasi secara urut dimulai dari tahap strarting,

chaining, browsing, monitoring, accessing, differentiating, extracting, verifying,

monitoring, dan managing information. Keseluruhan tahapan perilaku

pencarian informasi ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an ketikan mencari

informasi pembelajaran di internet menunjukan hasil yang positif. Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel 4.33 dimana didapatkan skor rata-rata dari keseluruhan

proses pencarian informasi sebesar 3,05. Skor tersebut berada pada interval 2,52

– 3,27. Adapun terdapat proses pencarian informasi yang tidak dilakukan ustadz

yaitu penggunaan operator boolean (AND, OR, NOT) ketika mencari informasi

pembelajaran di internet. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan

ustadz dalam menggunakan operator boolean tersebut.

Page 107: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan terhadap perilaku pencarian

informasi pembelajaran berbasis internet oleh ustadz di ponpok pesantren

Ulumul Qur’an, dapat disimpulkan bahwa:

1. Perilaku pencarian informasi ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an

dilakukan dengan mempersiapkan kata kunci sesuai dengan informasi yang

akan dicari dan bertanya kepada teman terkait informasi yang akan dicari.

Selanjutnya ustadz akan mengetikan kata kunci pencarian pada mesin

pencari (search engine) ataupun pada website penyedia informasi seperti

jurnal online, katalog online, dan lainnya. Setelah informasi pembelajaran

yang dibutuhkan didapatkan, hampir seluruh ustadz mengecek kebenaran

dari informasi tersebut dan menyimpan informasi tersebut jika dirasa

penting pada file khusus agar mudah ditemukan jika dibutuhkan kembali.

2. Perilaku pencarian informasi ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an

ketika mencari informasi pembelajaran di internet telah dilakukan secara

urut dimulai dari tahap starting, chaining, browsing, monitoring, accessing,

differentiating, extracting, verifying, monitoring, dan managing information.

Keseluruhan proses pencarian informasi ustadz pesantren Ulumul Qur’an

memperoleh hasil yang positif atau dapat dikatakan baik. Hal tersebut dapat

dilihat dari skor rata-rata dari seluruh tahapan pencarian informasi tersebut

dengan skor sebesar 3,05 dimana skor ini berada pada interval 2,52 – 3,27.

3. Terdapat dua poin pernyataan yang memiliki nilai negatif yang

menunjukkan kelemahan ustadz ketika mencari informasi pembelajaran

melalui internet, yaitu (1) menggunakan operator boolean logic (AND, OR,

NOT) saat mencari informasi pembelajaran di internet memperoleh hasil

negatif dengan skor 1,95. Skor ini terletak pada interval 1,76 – 2,51. (2)

Terdaftar sebagai anggota database online (seperti perpustakan nasional)

guna memudahkan dalam mengakses informasi pembelajaran yang

Page 108: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

94

dibutuhkan memperoleh hasil negatif pula dengan skor 2,35. Skor ini

terletak pada interval 1,76 – 2,51.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, beberapa saran yang dapat

penulis utarakan adalah sebagai berikut:

1. Pondok pesantren ulumul Qur’an dapat menyelenggarakan pelatihan

pencarian informasi untuk para ustadz agar lebih memahami strategi

pencarian informasi khususnya dalam penggunaan boolean logic (AND, OR,

NOT) dan pengenalan mengenai database online guna memudahkan ustadz

dalam mencari dan mendapatkan informasi pembelajaran yang dibutuhkan.

2. Pesantren Ulumul Qur’an sebaiknya menyediakan beberapa unit komputer

sebagai sarana penelusuran informasi online di perpustakaan pesantren guna

memfasilitasi dan memudahkan ustadz khususnya dalam menelusuri

informasi pembelajaran di internet.

Page 109: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

95

DAFTAR PUSTAKA

Andrian, Durri. Metode Penelitian. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014.

Andriani, Tuti. “Sistem Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan

Komunikasi”. Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan

Budaya, Vol. 12, No. 1 (2015).

Anwar, Rully Khairul. Neneng Komariah, dan M. Taufiq Rahman. "Pengembangan

Konsep Literasi Informasi Santri: Kajian di Pesantren Arafah Cililin

Bandung Barat". Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, Vol, 2

No. 1 (2017).

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

APJII. Laporan Survei Penetrasi & Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia

2018. diunduh dari: <https://apjii.or.id/survei >

Aziz, Hamka Abdul. Karakter Guru Profesional Melahirkan Murid Unggul

Menjawab Tantangan Masa Depan. Jakarta: Al-Mawardi, 2012.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosiallainnya. Jakarta: Kencana, 2005.

Case, Donald O. Looking for Information. London: Academic Press, 2002.

Darmadi, Hamid. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai Dan

Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES, 2011.

Handayani, Ulpah. Dasar-Dasar Organisasi Informasi. Tangerang Selatan: UIN

Jakarta Press, 2016.

Hartono. Manajemen Sistem Informasi Perpustakaan: Konsep, Teori dan

Implementasi. Yogyakarta: Gava Media, 2017.

Idi, Abdullah, dan Safarina. Etika Pendidikan: Keluarga, Sekolah dan Masyarakat.

Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

KBBI Online, Internet, Pesantren. diakses pada 16 dan 17 November 2019.

<https://kbbi.kemdikbud.go.id/>

Page 110: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

96

Kuhlthau, Carol C. “Inside the Search Process: Information Seeking from the user's

Perspective”. Journal of the American Society for Information Science and

Technology, Vol. 42, No.5 (1991).

Meho, Lokman L., and Tibbo, Helen R. “Modeling the Information-Seeking

Behavior of Social Scientists: Ellis’s Study Revisited”. Journal of American

Society for Information Science and Technology, Vol. 6, No. 56 (2003).

Muliyadi, Irvan. “Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Pascasarjana UIN

Alauddin Makassar”. Khizanah al-Hikmah: Jurnal Ilmu Perpustakaan,

Informasi, dan Kearsipan, Vol. 6, No. 1 (2018).

Muslimah.or.id. Keutamaan Menuntut Ilmu Agama. Diakses pada 9 November

2019. <https://muslimah.or.id/10472-keutamaan-menuntut-ilmu-agama.html

>

Mustajab. Masa Depan Pesantren: Telaah atas Model Kepemimpinan dan

Manajemen Pesantren Salaf. Yogyakarta : LKIS, 2015.

Mutiati, Nur Anisah. "Efektivitas Mengikuti Religion Onine di Instagram Terhadap

Spiritualitas Mahasiswa Universitas Syiah Kuala". Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, Vol. 3. No. 1 (2018).

NN. Sita, Populasi dan Sampel Jenuh (Sampel Sensus). [pdf]. Diunduh dari :

<http://repository.unpas.ac.id/30110/6/BAB%20III%20Lanjutan.pdf >

PP Ulumul Qur’an. Dokumen Tata Usaha Pondok Pesantren Ulumul Qur’an.

Depok: PPUQ, 2018.

Priyatno, Duwi. Panduan Praktis Olah Data Mengguanakan SPSS. Yogyakarta:

Andi, 2017.

Qomar, Mujamil. Pesantren: dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi. Jakarta: Erlangga, 2006.

Rifai, Agus. Penelusuran Informasi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014.

Rouf, Muhammad. "Memahami Tipologi Pesantren dan Madrasah sebagai

Lembaga Pendidikan Islam Indonesia". TADARUS: Jurnal Pendidikan Islam,

Vol. 5, No. 1 (2016).

Page 111: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

97

Rusman, Kurniawan Deni, dan Cepi Riyana. Pembelajaran Berbasis Informasi Dan

Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers,

2015.

Savitri, Sheila. Peranan Internet Sebagai Sumber Informasi.[pdf]. diunduh

dari:<http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/artikel%20bptp/peranan%20i

nternet%20sebagai%20sumber%20informasi>

Septyantono, Tri. Literasi Informasi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka,

2017.

Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2004.

Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana, 2013.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2009.

Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Tangerang Selatan: Universitas

Terbuka, 2013.

Suryani dan Hendryadi. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada

Penelitian Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana, 2016.

Tawaf, dan Khaidir, Alimin. “Kebutuhan Informasi Manusia: Sebuah Pendekatan

Kepustakaan”. Kutubkhanah: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 15,

No. 1 (2012).

TafsitQ. Surat Al-Mujadilah Ayat 11. diakses pada 9 November 2019.

<https://tafsirq.com/58-al-mujadilah/ayat-11#tafsir-jalalayn >

Tjipto, Subadi. Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan. Solo: Fairuz Media, 2009.

UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.[pdf]. Diunduh dari:

<http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf >

UU RI No. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan

Keagamaan.[pdf]. diunduh dari: <https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-

Page 112: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

98

content/uploads/2016/08/PP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdf

>

Wilson, T.D. “Human Information Behavior”. Informing Science, Vol 3, No. 2

(2000).

Wilson, T.D. “Models In Information Behaviour Research”. Journal of

Documentation, Vol. 55, No 3 (1999).

Wiwaha, Weli Arjuna. “Manajemen Mutu Guru/Ustadz di Pondok Pesantren”. EL-

HIKAM: Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol. 5, No. 2 (2012).

Yasid, Abu. Paradigma Baru Pesantren. Yogyakarta: IRCiSoD, 2018.

Yusup, Pawit M, dan Subekti, Priyono. Teori dan Praktek Pencarian Informasi.

Jakarta: Kencana, 2010.

Yusuf, Pawit M. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta: Bumi

Aksara, 2009.

Zarkasyi, Abdullah Syukri. Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren.

Jakarta: Raja Grafindo, 2005.

Zins, Chaim. What is the meaning of "data", "information", and

"knowledge"?.[pdf]. diunduh dari:

<https://pdfs.semanticscholar.org/d04c/f02cf43bfb27245e2ec8b3c0b0fcf488

37da.pdf >

Page 113: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 114: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Page 115: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Lampiran 2 Surat Tugas Menjadi Pembimbing

Page 116: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Lampiran 3 Surat Ganti Judul

Page 117: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Page 118: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Lampiran 5 Membangun Kuesioner Penelitian

Membangun Kuesioner Penelitian

No. Variabel Sub Variabel

(Meho dan Tibbo) Indikator Pernyataan

1.

Perilaku pencarian

informasi

Starting

a. Menentukan topik terkait informasi

pembelajaran yang dibutuhkan

1. Menentukan topik kebutuhan informasi pembelajaran sebelum

mencari informasi di internet. (Meho & Tibbo, 2003)

b. Mempersiapkan keyword dan daftar

pencarian terkait informasi

pembelajaran yang ingin di cari

2. Menyiapkan kata kunci (keyword) sebelum mencari informasi

pembelajaran di internet. (Ahmad J, 2012)

3. Menentukan dan membuat daftar informasi pembelajaran yang

akan dicari di internet. (Ahmad J, 2012)

2. Chaining

c. Membaca literatur lain terkait dengan

informasi pembelajaran yang

dibutuhkan

4. Membaca literatur lain seperti buku, jurnal penelitian, atau

sumber lainnya sebagai referensi sebelum mencari informasi di

internet. (Meho & Tibbo, 2003)

d. Bertanya sebelum mencari informasi

terkait pembelajaran yang dibutuhkan

5. Bertanya kepada teman sebelum mencari informasi

pembelajaran yang dibutuhkan di internet (Meho & Tibbo,

2003)

e. Menggunakan daftar pustaka pada

dokumen

6. Menggunakan daftar sumber rujukan sebelum mencari informasi

pembelajaran di internet. (Meho & Tibbo, 2003)

3. Browsing f. Menggunakan mesin pencari

7. Menggunakan mesin pencari (search engine) saat mencari

informasi pembelajaran di internet. (Meho & Tibbo, 2003)

Page 119: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Perilaku pencarian

informasi

g. Menggunakan operator boolean logic

8. Menggunakan operator Boolean logic (AND, OR, NOT) saat

mencari informasi pembelajaran di internet. (Rifa’i, 2014)

h. Menelusuri katalog online, indeks,

atau abstrak

9. Menelusuri katalog online, indeks, atau abstrak jurnal online

ketika mencari informasi pembelajaran di internet. (Meho &

Tibbo, 2003)

4. Monitoring i. Memantau informasi terbaru terkait

pembelajaran yang jadi perhatian.

10. Memantau perkembangan informasi terbaru terkait pembelajaran

yang menjadi perhatian dari berbagai sumber di internet. (Meho

& Tibbo, 2003)

5. Accessing

j. Kemudahan akses informasi

pembelajaran

11. Mudah dalam mengakses informasi pembelajaran yang

dibutuhkan saat mencari informasi di internet. (Meho & Tibbo,

2003)

k. Menjadi anggota database online

12. Terdaftar sebagai anggota database online (seperti perpustakaan

nasional) guna memudahkan dalam mengakses informasi

pembelajaran yang dibutuhkan. (Meho & Tibbo, 2003)

6.

Differentiating l. Memilih sumber informasi

pembelajaran

13. Memilih sumber yang terpercaya saat mencari informasi

pembelajaran di internet. (Ellis, 1989)

7. Extracting m. Memilih informasi pembelajaran yang

relevan

14. Memilih informasi pembelajaran di internet yang relevan dengan

informasi yang dibutuhkan. (Hilda S, 2017)

Page 120: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Perilaku pencarian

informasi

n. Melakukan pencarian informasi

pembelajaran lebih lanjut

15. Melakukan pencarian informasi pembelajaran lebih lanjut di

internet untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam. (Hilda

S, 2017)

8. Verifying

o. Membandingkan informasi

pembelajaran yang dipilih

16. Membandingkan informasi pembelajaran yang dipilih dengan

sumber informasi lainnya. (Hilda S, 2017)

p. Mengecek ulang informasi

pembelajaran yang didapatkan

17. Mengecek ulang informasi pembelajaran yang didapatkan di

internet. (Hilda S, 2017)

9. Networking

q. Menyebarluaskan informasi

pembelajaran yang diperoleh

18. Memanfaatkan informasi yang didapatkan dari internet dan

menyebarluaskannya melaui media seperti media sosial, email,

atau media lainnya. (Meho & Tibbo, 2003)

r. Melakukan diskusi terkait informasi

pembelajaran yang diperoleh

19. Melakukan diskusi terkait informasi pembelajaran yang

diperoleh di internet secara langsung atau melalui media seperti

media sosial, blog dan lainnya. (Meho & Tibbo, 2003)

10. Managing

Information

s. Menyimpan informasi pembelajaran

yang di dapat

20. Menyimpan informasi pembelajaran yang didapatkan dari

internet untuk digunakan di masa mendatang. (Meho & Tibbo,

2003)

t. Mengatur informasi pembelajaran

yang telah di dapatkan

21. Mengatur informasi pembelajaran dari internet yang telah

disimpan agar mudah ditemukan jika dibutuhkan kembali.

(Meho & Tibbo, 2003)

Page 121: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Lampiran 6 Kuesioner Penelitian

KUESIONER

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNET OLEH

USTADZ DI PONDOK PESANTREN ULUMUL QUR’AN

Saya Rizky Andika, mahasiswa S1 jurusan Ilmu perpustakaan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian yang

berjudul “Perilaku Pencarian Informasi Melalui Internet Oleh Ustadz Di Pondok

Pesantren Ulumul Qur’an”. Kuesioner ini digunakan untuk pengumpulan data

dalam rangka penulisan skripsi. Kuesioner ini semata-mata demi kepentingan

akademik, bukan untuk menguji ustadz. Karenanya saya memohon kesediaan

ustadz untuk mengisi kuesioner ini. Atas waktu dan kerjasamanya saya ucapkan

terima kasih.

Petunjuk pengisian kuesioner

o Mohon untuk mengisi seluruh pernyataan dalam kuesioner

o Berilah tanda ceklis ( ) pada jawaban anda

o Keterangan pilihan jawaban:

SS = sangat setuju

S = setuju

TS = tidak setuju

STS = sangat tidak setuju

Profil responden

Nama (boleh dikosongkan) : .................................................................

Usia : .................................................................

Jenis Kelamin : L / P*

Pendidikan terakhir : .................................................................

Guru mata pelajaran : .................................................................

Lama menjadi guru : .................................................................

*coret yang tidak perlu

Page 122: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Perilaku pencarian informasi ustadz pondok pesantren Ulumul Qur’an ketika

mencari informasi pembelajaran di internet.

No. Pernyataan SS S TS STS

1.

Saya menentukan topik kebutuhan

informasi pembelajaran sebelum mencari

informasi di internet.

2.

Saya menyiapkan kata kunci (keyword)

sebelum mencari informasi pembelajaran

di internet

3.

Saya menentukan dan membuat daftar

informasi pembelajaran yang akan dicari di

internet.

4.

Saya membaca literatur lain seperti buku,

jurnal penelitian, atau sumber lainnya

sebagai referensi sebelum mencari

informasi pembelajaran di internet

5.

Saya bertanya kepada teman sebelum

mencari informasi pembelajaran yang

dibutuhkan di internet

6.

Saya menggunakan daftar sumber rujukan

sebelum mencari informasi pembelajaran di

internet.

7.

Saya menggunakan mesin pencari (search

engine) saat mencari informasi

pembelajaran di internet.

8.

Saya menggunakan operator Boolean logic

(AND, OR, NOT) saat mencari informasi

pembelajaran di internet.

9.

Saya menelusuri katalog online, indeks,

atau abstrak jurnal online ketika mencari

informasi pembelajaran di internet.

10.

Saya memantau perkembangan informasi

terbaru terkait pembelajaran yang menjadi

perhatian dari berbagai sumber di internet

11.

Saya merasa mudah dalam mengakses

informasi pembelajaran yang dibutuhkan

saat mencari informasi di internet.

Page 123: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

No. Pernyataan SS S TS STS

12.

Saya terdaftar sebagai anggota database

online (seperti perpustakaan nasional) guna

memudahkan dalam mengakses informasi

pembelajaran yang dibutuhkan.

13. Saya memilih sumber yang terpercaya saat

mencari informasi pembelajaran di internet.

14.

Saya memilih informasi pembelajaran di

internet yang relevan dengan informasi

yang dibutuhkan.

15.

Saya melakukan pencarian informasi

pembelajaran lebih lanjut di internet untuk

mendapatkan informasi yang lebih dalam.

16.

Saya membandingkan informasi

pembelajaran yang dipilih dengan sumber

informasi lainnya

17. Saya mengecek ulang informasi

pembelajaran yang didapatkan di internet.

18.

Saya memanfaatkan informasi yang

didapatkan dari internet dan

menyebarluaskannya melalui media seperti

media sosial, email, atau media lainnya.

19

Saya melakukan diskusi terkait informasi

pembelajaran yang diperoleh di internet

secara langsung atau melalui media seperti

media sosial, blog dan lainnya.

20

Saya menyimpan informasi pembelajaran

yang didapatkan dari internet untuk

digunakan di masa mendatang.

21.

Saya mengatur informasi pembelajaran dari

internet yang telah disimpan agar mudah

ditemukan jika dibutuhkan kembali.

Page 124: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

Lampiran 7 Hasil Cek Plagiasi

Page 125: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam
Page 126: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam
Page 127: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI MELALUI INTERNETrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/... · informasi pembelajaran di internet akan membantu dan memudahkan mereka dalam

BIODATA PENULIS

Rizky Andika. Lahir di Bogor, 30 Agustus 1995. Putra

pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak

Ridwan (Alm) dan Ibu Amanah. Bertempat tinggal di Jl.

Lestari I RT 04/004 Curug – Bojongsari – Depok.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan di MI Hidayatul

Athfal Curug (2001-2007), Pondok Pesantren Ulumul

Qur’an Bojongsari – Depok (2007-2010), dan MA

Islamiyah Sawangan – Depok (2010-2013). Kemudian

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di

Fakultas Adab dan Humaniora pada Program Studi Ilmu Perpustakaan pada tahun

2015-2020. Menyelesaikan skripsi dengan judul “Perilaku Pencarian Informasi

Melalui Internet Oleh Ustadz di Pondok Pesantren Ulumul Qur’an”. Selama masa

perkuliahan, penulis pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di UPT

Perpustakaan Universitas Tebuka (UT) pada Januari – Februari 2018 dan

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tapos II Kecamatan Tenjolaya

Kabupaten Bogor selama satu bulan pada Juli – Agustus 2018. Selain itu penulis

juga aktif sebagai staf pengajar di SD Islam Assinamiyah sejak tahun 2017 sampai

saat ini.