perilaku pemilih, refleksi pemilu 2014 (kpu kabupaten donggala)

100
LAPORAN PENELITIAN PRILAKU PEMILIH, REFLEKSI PEMILU 2014 DI KABUPATEN DONGGALA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA DONGGALA JULI 2015

Upload: phungkhuong

Post on 12-Jan-2017

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

LAPORAN PENELITIAN

PRILAKU PEMILIH, REFLEKSI PEMILU 2014 DI KABUPATEN DONGGALA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA

DONGGALA JULI 2015

Page 2: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini bertujuan memberi gambaran mengenai prilaku pemilih pada

pemilihan umum 2014 di Kabupaten Donggala. Pemilu yang dimaksud adalah pemilu

calon legislatif (caleg) dan pemilu calon presiden/calon wakil presiden

(capres/cawapres).

Dengan selesainya penelitian ini, atas nama KPU Donggala sangat menaruh

perhatian dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Masyarakat dan pemerintah setempat yang ada di Kabupaten Donggala,

terkhusus Kecamatan Banawa; Banawa Selatan; Sindue, dan Tanantovea.

Terimakasih atas penerimaan dan pelayanan yang diberikan selama penelitian.

2. Tim ahli, dan utamanya enumerator yang telah meluangkan waktunya

mengedarkan kuisioner dan meneliti di lokasi yang ditunjuk.

Kami berharap semoga hasil peneltian ini dapat memperkaya referensi maupun

informasi tentang pandangan masyarakat tentang kepemiluan di Kabupaten Donggala

khususnya terkait dengan prilaku pemilih. Diharapkan juga bisa menginspirasi para

pengambil kebijakan untuk berupaya semaksimalkan dalam kerja-kerja demokrasi di

masa mendatang agar tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu bisa lebih

meningkat.

Donggala, Juli 2015

Ketua KPU Donggala

Moh. Saleh, S.Sos., M.Si.

Page 3: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

iii

DAFTAR ISI

Ucapan Terima Kasih i

Daftar Isi ii

Daftar Tabel iii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Penelitian 5

1.3 Kegunaan Penelitian 5

1.4 Lingkup Studi 5

BAB 2. KONSEP PENELITIAN

2.1 Pemilihan Umu 7

2.2 Prilaku Pemilih 12

BAB 3. HASIL PENELITIAN

3.1 Diskripsi Wilayah Penelitian 22

3.2 Diskripsi Responden 25

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum 2014

di Kabupaten Donggala 31

4.2 Tingkat Rasionalitas dalam Pemilu 2014 di Kabupaten Donggala 39

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan 73

5.2 Saran 74

DAFTAR PUSTAKA 75

Page 4: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

iv

DAFTAR TABEL

No hal

1 Jumlah Pemilih Legislatif 2014 3

2 Partai Politik Peserta Pemilu 2014 11

3 Nama Calon Presiden/Wakil 11

4 Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Donggala 23

5 Jumlah Penduduk di Kabupaten Donggala 24

6 Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Donggala 25

7 Distribusi Responden menurut Sebaran Wilayah 26

8 Distribusi Responden menurut Kelompok Umur 26

9 Pekerjaan Responden 27

10 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin 28

11 Asal Responden 28

12 Status Responden 29

13 Agama Responden 29

14 Partisipasi Responden dalam Pemilu Caleg 32

15 Pemilih Terdaftar dan Pengguna Hak Pilih 33

16 Perolehan Sura dan Kursi DPRD Kabupaten Donggala 34

17 Partisipasi Responden dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 36

18 Tingkat Partisipasi Pemilih dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 37

19 Perolehan Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 38

20 Pilihan dan Faktor Visi Misi Partai Politik 39

21 Pilihan dan Faktor Jejak Rekam Caleg 40

22 Pilihan dan Faktor Sumbangan Caleg ke Masyarakat 41

23 Pilihan dan Faktor diberi uang/Barang 41

24 Pilihan dan Kecocokan dengan Ideologi Partai 42

25 Pilihan dan Seorganisasi dengan Partai 43

26 Pilihan dan Saran Orang tua/Saudara 44

27 Pilihan dan Saran Guru/Dosen, Teman dan Tokoh Masyarakat 44

28 Pilihan dan Caleg Sekampung 45

29 Pilihan dan Foto, Nomor dan Iklan Caleg 45

30 Pilihan Responden atas Caleg DPRD Provinsi 47

31 Pilihan Responden atas Caleg DPRD Pusat 47

32 Pilihan Responden atas Caleg pada Pemilu 2009 48

33 Faktor yang Berpengaruh terhadap Pilihan DPD 2014 49

34 Pilihan dan Faktor Visi Misi Kandidat 50

35 Pilihan dan Faktor Sumbangan Kandidat ke Masyarakat 52

36 Pilihan dan Faktor Sumbangan ke Warga 53

37 Pilihan dan Faktor Pengusung Partai 53

38 Pilihan dan Faktor Lingkungan keluarga 54

39 Pilihan dan Faktor Lingkungan Luar 54

40 Pilihan dan Faktor Sekampung 55

41 Pilihan dan Faktor Nomor, Foto dan Iklan 56

42 Apakah Pemilu 2014 Penting dan Berguna? 56

43 Pengetahuan Responden terhadap Waktu dan Tempat 59

44 Pengetahuan Responden terhadap Calon 59

45 Pengetahuan Responden terhadap Tata Cara Memilih 60

46 Intensitas Informasi Media Cetak 61

47 Intensitas Informasi Media Elektronik 61

Page 5: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

v

48 Intensitas Informasi Media Pendukung 62

49 Sosialisasi KPU melaui Media Cetak 62

50 Sosialisasi KPU melaui Media Elektronik 63

51 Sosialisasi KPU melaui Media Pendukung 64

52 Sosialisasi KPU melaui Pertemuan/penyuluhan 64

53 Tanggapan terhadap Tekanan/Ancaman 65

54 Tanggapan terhadap Informasi Waktu Pemilu 66

55 Tanggapan terhadap Keberadaan Politik Uang 67

56 Tanggapan terhadap Pengaruh Politik Uang 67

57 Tanggapan terhadap Kinerja DPRD 2009-2014 68

58 Tanggapan terhadap Kinerja KPU 69

Page 6: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemilu merupakan bagian penting dalam demokrasi. Dalam Pemilu itu

sendiri warga negara melakukan aktivitas politik memilih berupa pemimpin

secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

Antara pemilih dan yang dipilih merupakan subjek yang menentukan wajah

demokrasi. Itulah sebabnya, pemilih merupakan tujuan utama para kontestan

untuk dipengaruhi dan diyakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan

suaranya. Budiarjo (2009) mendefinisikan prilaku pemilih sebagai kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan

politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung

atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy).

Perilaku memilih yang ditunjukkan dalam memberikan suara secara

langsung dalam pemilu menentukan siapa yang nantinya akan duduk di eksekutif

maupun legislatif. Pemberian suara atau voting secara umum dapat diartikan

sebagai sebuah proses dimana seorang anggota dalam suatu kelompok

menyatakan pendapatnya dan ikut menentukan konsensus diantara anggota

kelompok seorang pejabat maupun keputusan yang diambil (Gosnell, dkk, 2011).

Jumlah pemilih dalam memberikan suara dalam Pemilu secara kuantitaif

memberikan gambaran tingkat partisipasi. Partisipasi pemilih pada pemilu setelah

Page 7: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

2

reformasi pada faktanya terus mengalami penurunan. Pasca orde baru, pemilu

tahun 1999 misalnya, mencatatkan angka partisipasi 92,74 persen. Tahun

selanjutnya 2004 tingkat partisipasi warga 84,07 persen. Tahun 2009 menurutn

menjadi 79 persen. Pemilu tahun 2014, Pemerintah memasang target partisipasi

pemilih sebesar 75 persen. Namun survei yang digelar Kementerian Koordinator

Bidang Politik Hukum dan Keamanan memetakan partisipasi pemilih pada level

73 persen (kompas.com, 2014).

Tingginya angka partisiapsi pada tahun 1999 karena pada waktu itu terjadi

perubahan kepemimpinan orde baru menjadi orde reformasi. Warga sangat

berharap dengan kepeminpinan yang baru membawa pada perubahan yang lebih

baik. Namun pemimpin yang terpilih baik legislatif maupun eksekutif pada tiap

jenjang hasil pemilu tersebut dalam perjalanannya juga tidak membawa

perubahan sehingga pemilu 2004 dan pemilu pada tahun-tahun selanjutnya angka

partisipan menjadi lebih menurun. Menurut Surbakti (1992) perilaku memilih

adalah akivitas pemberian suara oleh individu yang berkaitan erat dengan kegiatan

pengambilan keputusan untuk memilih atau tidak memilih di dalam suatu

pemilihan umum. Perilaku memilih juga sarat dengan ideologi antara pemilih

dengan partai politik peserta pemilu.

Pemilih adalah rakyat yang mempunyai hak untuk memilih, dalam

persyaratan umumnya adalah warga telah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah

menikah (UU 8/2012 tentang Pemilu pasal 19 ayat 1). Jumlah penduduk Sulawesi

Tengah sebanyak 2.785.488 (Sulawesi Tengah dalam Angka, 2014). Dari jumlah

Page 8: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

3

tersebut jumlah pemilih di Sulawesi Tengah tahun 2014 sebanyak 1.914.456,

rinciannya pada tiap kabupaten/kota sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah Pemilih Legislatif 2014

Kabupaten/Kota Jumlah

TPS Pemilih

1. Banggai 754 250.419

2. Banggai Kepulauan 397 119.074

3. Buol 299 93.496

4. Donggala 642 192.149

5. Kota Palu 676 243.107

6. Morowali 487 151.730

7. Parigi Mautong 796 296.408

8. Poso 586 145.186

9. Sigi 514 173.055

10. Tojo Una-una 345 97.180

11. Tolitoli 469 152.652

Total 5.965 1.914.456

Sumber: KPU Sulteng, 2014

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persentase pemilih di Kabupaten

Donggala relatif di atas rata-rata (10%), sementara penduduk Kabupaten

Donggala akhir tahun 2013 berjumlah 287.921 jiwa (Kabupaten Donggala dalam

Angka, 2014). Jumlah penduduk suatu wilayah akan menentukan alokasi anggota

DPRD Donggala yang akan duduk di kursi dewan. Jumlah kursi DPRD

kabupaten/kota (UU 8/2012 tentang Pemilu pasal 26 ayat 2 point c), disebutkan

bahwa kabupaten/kota dengan jumlah Penduduk lebih dari 200.000 (dua ratus

ribu) sampai dengan 300.000 (tiga ratus ribu) orang memperoleh alokasi 30 (tiga

puluh) kursi.

Disisi lain kandidat peserta pemilu (caleg) yang memperebutkan kursi 30

tersebut sebanyak 359 caleg atau sekitar 8 persen saja yang akan diterima. Fakta

ini membuat caleg juga mempelajari prilaku pemilih dan berusaha melakukan

aktivitas agar pemilih menjatuhkan pilihan kepadanya. Perilaku memilih adalah

terkait dengan keputusan pemilih untuk memilih kandidat atau peserta pemilu

tertentu. Kenapa seorang pemilih menjatuhkan pilihannya kepada kandidat atau

peserta pemilu tertentu? Tentu beragam alasan yang dapat dikemukakan oleh

Page 9: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

4

setiap pemilih. Dalam suatu pemilihan partisipasi itu bisa saja digerakkan oleh

orang lain bedasarkan paksaan atau karena rangsangan materi yang diterima dan

bisa jadi berdasarkan kesadaran sendiri.

Untuk melihat bagaimana prilaku pemilih dalam pemilu 2014, pendekatan

yang digunakan dalam penelitian untuk menjelaskan prilaku pemilih dalam

pemilihan umum legisatif dan pemilu capres/cawapres 2014. Pertama,

pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis memandang masyarakat sebagai

sesuatu yang bersifat hirarkis terutama berdasarkan status, karena masyarakat

secara keseluruhan merupakan kelompok orang yang mempunyai kesadaran status

yang kuat. Mereka percaya bahwa masyarakat sudah tertata sedemikian rupa

sesuai dengan latar belakang dan karakteristik sosialnya, maka memahami

karakteristik sosial tersebut merupakan sesuatu yang penting dalam memahami

perilaku politik individu (Gaffar, 1992 : 4-5). Searah dengan itu Seymour M.

Lipset (dalam Alwis, 1997) karakteristik sosiologis pemilih dipengaruhi oleh

beberapa kategori, yakni : pendapatan, pendidikan, pekerjaan, ras, jenis kelamin,

umur, tempat tinggal, situasi, status dan organisasi.

Kedua teori psikologis, teori ini menekankan perilaku memilih seseorang

atau sekelompok orang dipengaruhi oleh relasi tiga aspek psikologis antara

manusia dengan aspek-aspek pemilu antara lain : 1) Keterkaitan seseorang dengan

partai politik, 2) Orientasi seseorang terhadap isue-isue, dan 3) Orientasi

seseorang terhadap kandidat. Dengan demikian, partai politik, isu dan kandidat

merupakan variabel independen dalam menjelaskan perilaku pemilih dalam suatu

pemilu. (Erowati, 2004) . Hal ini berarti bahwa keputusan seseorang untuk ikut

memilih atau tidak ditentukan oleh kedekatan dengan partai atau kandidat yang

maju dalam pemilihan calon legislatif. Makin dekat seseorang dengan partai atau

kandidat tertentu makin besar kemungkinan seseorang terlibat dalam pemilihan.

Ketiga, pendekatan rasional. Pendekatan ini menyatakan keputusan untuk

memilih atau tidak dilandasi oleh pertimbangan rasional baik yang bersifat materi

ataupun ide. Prilaku pemilih yang bersifat materi mempertimbangkan pada

perhitungan biaya dan manfaat. Yang memerptimbangkan dengan ide lebih

Page 10: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

5

mengutamakan apakah calon legislatif dapat dipercaya bisa menyelesaikan

masalah atau menciptakan keadaan yang lebih baik.

Adalah penting bagi pemerintah dan pemerhati demokrasi untuk secara

berkelanjutan mencari akar masalah utamanya dari asepek prilaku pemilih agar

demokrasi bangsa ini bisa berjalan lebih baik. Hasil survei terbaru dari Lembaga

survei Polling Center menunjukkan, sebanyak 42,8 persen responden mengaku

menerima uang yang diberikan kandidat (Kompas.com, 2013). Hal ini memberi

gambaran bagaimana wajah demokrasi yang senantiasa mengubah prilaku pemilih

dalam sekejap dengan materi.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujun Riset secara umum adalah memetakan prilaku pemilih pada

pemilihan umum 2014 (legislatif dan eksekutif) di Kabupaten Donggala

Propinsi Sulawesi Tengah. Secara rinci tujuan penelitian sebagai berikut:

1) Mendapatkan gambaran tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan

Umum 2014 di Kabupaten Donggala;

2) Untuk mengetahui tingat rasionalitas pemilih dalam pemilu 2014 di

Kabupaten Donggala.

1.3. Kegunaan Penelitian

1) Penelitian ini berharap dapat berguna sebagai bahan perumusan kebijakan

dalam peningkatan dan memperkuat partisipasi warga daam pemilu;

2) Diharap juga penelitian ini berguna bagi pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan manajemen pemilu.

1.4. Lingkup Studi

1) Bentuk Kegiatan

Studi ini melalui beberapa rangkaian kegaitan, yakni:

a. Penelitian Data Skunder: dilakukan untuk mendapatkan gambaran baik

secara statistik maupun secara teoritis terkait dengan permasalahan

studi;

Page 11: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

6

b. Penelitian Lapangan: Merupakan studi pendalaman terhadap masalah

yang dikaji;

2) Metode Studi

a. Sasaran studi

Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah. Dari 16 kecamatan yang ada, dipilih sebanyak 4 kecamatan

sebagai sampel penelitian. Jumlah responden sebanyak 65 orang

dengan rincian sebagai berikut:

Kecamatan Banawa 20 orang

Kecamatan Banawa Selatan 15 orang

Kecamatan Sindue 15 orang

Kecamatan Tanantovea 15 orang

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a) Kuisioner/Wawancara. Pengambilan data lapangan dilakukan oleh

enumerator sebanyak 4 orang. Penggunaan mertode wawancara

bertujuan untuk menjaring semua jenis informasi yang dilakukan

dengan cara membacakan pertanyaan yang ada dalam kuisioner

yang kemudian jawaban dari partisipan diisi dalam kuisioner.

b) Studi Dokumen. Teknik ini bertujuan untuk melihat partisipasi dan

prilaku pemilih. Dokumen berasal dari data pemerintah (BPS

Kabupaten Donggala Dalam Angka, laporan KPU Donggala)

termasuk hasil penelitian yang berkaitan dengan prilaku pemilih;

3) Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan baik data primer maupun data sekunder

akan dianalisis secara Kuantitatif. Oleh sebab itu, untuk memperjelas

fakta tentang objek yang diteliti, maka digunakan pula alat analisis dengan

memberikan gambaran sedetail mungkin tentang fakta yang terjadi di

lokasi penelitian, mengargumentasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan

Page 12: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

7

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

digambaran dan dijelaskan secara akurat mengenai berbagai hal yang erat

hubungannya dengan pokok permasalahan dan objek yang diteliti

berdasarkan fakta dan data yang terjaring dari lokasi penelitian (Moleong :

1993 : 248).

Seluruh data yang diperoleh dari lokasi penelitian dianalisis dengan

menggunakan alat tabulasi dan persentase berasal dari data hasil isian

kuisioner.

4) Waktu Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan atau kurang

lebih 60 (enam puluh) hari.

Page 13: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

8

BAB 2

KONSEP PENELITIAN

2.1. Pemilhan Umum

Pemilihan Umum atau yang akrab dengan penyebutan Pemilu, adalah sarana

pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

(UU 8/2012 tentang Pemilu pasal 1).

Pemilihan umum di Indonesia sampai tahun 2014 telah diadakan sebanyak 11

kali, yakni tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009

dan 2014. Pelaksanaan Pemilu dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan

asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Pasal 2 UU no.8 tahun 2012

tentang Pemilu). Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya

secara langsung dan tidak boleh diwakilkan, Umum berarti pemilihan umum

dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara,

Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari

pihak manapun. Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat

rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.

Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa

Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Pemilihan Umum yang

diadakan sebanyak dua kali yaitu pertama pada tanggal 29 September 1955 untuk

Page 14: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

9

memilih anggota DPR dan kedua pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih

anggota konstituante.

Pemilu pertama itu tidak berlanjut dengan pemilu kedua lima tahun beri-

kutnya, meskipun tahun 1958 Pejabat Presiden Sukarno sudah melantik Panitia

Pemilihan Indonesia II. Yang terjadi kemudian adalah berubahnya format politik

dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, sebuah keputusan presiden untuk

membubarkan Konstituante dan pernyataan kembali ke UUD 1945

Pemilihan Umum 1971, dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 1971, pertama di

jaman Orde Baru dibawah pemerintahan Presiden Kedua Indonesia, (alm)

Soeharto. 9 partai politik dan 1 organisasi masyarakat yang berpartisipasi dalam

pesta demokrasi.

Pemilu tahun berikutnya yakni tahun: 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997

hanya dikuti 3 peserta yaitu Golongan Karya (GolKar), Partai Demokrasi

Indonesia (PDI), dan Partai Pembangunan Persatuan (PPP). Kondisi ini

direkayasa oleh Pemerintah bersama-sama dengan DPR yang berusaha

menyederhanakan jumlah partai dengan membuat UU No. 3 Tahun 1975 tentang

Partai Politik dan Golkar. Dalam setiap kali digelar pemilu, partai golkar selalu

menduduki peringkat pertama perolehan kursi di DPR.

Pemilu Tahun 1999. setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri 21

Mei 1998. digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Atas

desakan publik, Pemilu dipercepat dan dilaksanakan pada 7 Juni 1999. Pemilu

tahun 1999 merupakan pemilu pertama sejak zaman orde baru runtuh dan

dimulailah era reformasi di Indonesia yang diikuti oleh 48 partai politik. Setelah

Page 15: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

10

tahun 1999, Indonesia kembali melakukan pemilu setiap lima tahun sekali secara

langsung.

Pemilu 2004 merupakan pemilu pertama kali di Indonesia dimana setiap

warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, dapat memilih langsung

presiden dan wakilnya selain pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Tingkat

I, dan DPRD tingkat II. Selain itu, sejak pemilu 2004, juga dilakukan pemilihan

Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Di daerah pemimpin daerah (Bupati dan

Gubernur) juga dipilih langsung. Pada pemilu tahun 2004 dan 2009, ditetapkan

parliamentary threshold sebesar 2.5%, apabila partai politik yang memperoleh

suara dengan persentase kurang dari 2,5 % partai tidak berhak memperoleh kursi

di DPR. Pemilu 2004, diikuti 24 partai politk dan Pemilu 2009 diikuti oleh 44

partai politik.

Tahun 2014, seluruh rakyat Indonesia kembali melakukan pesta demokrasi

terbesar yaitu pemilihan umum untuk menentukan anggota DPR, DPRD Tingkat

1, DPRD Tingkat 2, dan DPD, dan memilih presiden dan wakil presiden. Pemilu

legislatif dilaksanakan pada tanggal 09 April 2014 dan pemilu presiden/wakil

presiden dilaksanakan pada tanggal 09 Juli 2014.

Dalam pelaksanaan pemilu legislatif, terdapat 12 partai politik skala

nasional dan 3 partai lokal (khusus untuk Provinsi Nangroe Aceh Darrusalam).

Berikut ini merupakan nama-nama peserta pemilu 2014.

Page 16: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

11

Tabel 2

Partai Politik Peserta Pemilu 2014

No Partai Nama Partai

1 Partai Nasional Demokrat

2 Partai Kebangkitan Bangsa

3 Partai Keadilan Sejahtera

4 PDI Perjuangan

5 Patai Golongan Karya

6 Partai Gerindra

7 Partai Demokrat

8 Partai Amanah Nasional

9 Partai Persatuan Pembangunan

10 Partai Hati Nurani Rakyat

11 Partai Damai Aceh (partai lokal)

12 Partai Nasional Aceh (partai lokal)

13 Partai Aceh (partai lokal)

14 Partai Bulan Bintang

15 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

Sumber: http://www.kpu.go.id

Pemilu presiden dan wakil presiden 2014 adalah periode ketiga kalinya

yang dilaksanakan secara langsung. Partai politik atau koalisi partai politik yang

memenangkan 25 persen suara sah atau memperoleh paling sedikit 20 persen

kursi DPR dapat mengajukan calon untuk pasangan Presiden dan Wakil Presiden.

Ada 2 kandidat calon presiden yang telah mendeklarasikan diri untuk maju dalam

pemilu presiden 2014.

Tabel 3

Nama Calon Presiden/Wakil

No Nama Calon Presiden/Wakil

1 H. Prabowo Subianto – Ir. H.M. Hatta Rajasa

2 Ir. H. Joko Widodo – Drs. H.M. Jusuf Kalla

Sumber: http://kpu.go.id (1 juni 2014)

Pasangan Presiden Nomor urut 1 didukung oleh partai, Partai Keadilan

Sejahtera, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, Partai Persatuan

Pembangunan, Partai Gerindra, Partai Amanah Nasional, Patai Golongan Karya.

Page 17: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

12

Sementara pasangan urut 2 didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa, PDI

Perjuangan, Partai Hati Nurani Rakyat dan Partai Nasional Demokrat.

2.2 Prilaku Pemilih

Pendekatan yang kerap digunakan dalam melihat prilaku pemilih yakni

pendekatan sosiologis, psikologis dan rasional. Pendekatan Sosiologis atau

yang dikenal dengan mazhab Columbia pada intinya menjelaskan bahwa

karakteristik sosial dan pengelompokan sosial – usia, jenis kelamin, agama,

pekerjaan, latar belakang keluarga, kegiatan-kegiatan dalam kelompok formal dan

informal dan lainnya – memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

pembentukan pilihan-pilihan politik (Nursal, 2004). Dengan demikian model ini

melihat masyarakat sebagai satu kesatuan kelompok yang bersifat vertikal. Selain

itu pendekatan ini meyakini bahwa masyarakat itu terstruktur oleh norma-norma

dasar sosial yang berdasarkan atas pengelompokan sosiologis seperti agama, kelas

(status sosial), pekerjaan, umur, jenis kelamin dianggap mempunyai peranan yang

cukup menentukan dalam membentuk perilaku memilih.

Dalam kehidupan sosial manusia berada dalam berbagai lingkaran sosial

seperti lingkaran keluarga, lingkungan kerja, lingkungan pertemanan dan lainnya.

Lingkungan inilah yang kemudian paling tidak mempengaruhi pemilih dalam

mengambil keputusan. Setiap lingkungan tentu saja memiliki normanya sendiri,

kepatuhan terhadap norma-norma tersebut dibuat agar kehidupan menjadi

harmoni dan terintegrasi.

Page 18: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

13

Norma pada setiap lingkungan ini yang kemudia mengkontrol prilaku

individu dengan cara memberikan tekanan agar sang individu menyesuaikan diri,

sebab pada dasarnya setiap orang ingin hidup dengan tentram, tanpa bersitegang

dengan lingkungan sosialnya (Roth, 2008). Pendekatan sosiologis menjelaskan

bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan sosial mempunyai pengaruh yang

berkaitan dalam menentukan perilaku pemilih. Pengelompokan sosial seperti

umur, pendidikan, jenis kelamin, agama, kelas, kedudukan, ideologi dan

sejenisnya dianggap mempunyai peranan dalam menentukan perilaku pemilih.

Hal ini misalnya oleh Mujani, dkk (2012), bahwa faktor agama menjadi hal

yang dipercaya sangat berpengaruh dalam konteks pendekatan sosiologi. Namun

demikian menurut Eep Saifullah Fatah (Efriza, 2012), prilaku pemilih yang

menjatukan pilihannya karena alasan agama, suku, ataupun keturunan, tergolong

pemilih primordial. Pemilih yang termasuk kedalam tipe ini biasanya sangat

menganggungkan simbol-simbol yang mereka anggap luhur.

Pendekatan Psikologis atau yang dikenal dengan Mazhab Michigan

menekankan melihat bahwa penentuan pemilihan masyarakat banyak dipengaruhi

oleh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya yang merupakan akibat

dari proses sosialisasi politik. Roth (2012) menjelaskan bahwa pendekatan sosial

psikologis berusaha untuk menerangkan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi keputusan pemilu jangka pendek atau keputusan yang diambil

dalam waktu yang singkat. Hal ini berusaha dijelaskan melalui trias determinan,

yakni identifikasi partai, orientasi kandidat dan orientasi isu/utama.

Page 19: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

14

Hal senada yang diungkap Mujani, dkk (2012) bahwa seorang warga

berpartisipasi dalam Pemilu atau Pilpres bukan saja karena kondisinya lebih baik

secara sosial ekonomi, atau karena berada dalam jaringan sosial, akan tetapi

karena ia tertarik dengan politik, punya perasaan dekat dengna partai tertentu

(identitas partai), punya cukup informasi untuk menentukan pilihan, merasa

suaranya berarti, serta percaya bahwa pilihannya dapat ikut memperbaiki keadaan

(political efficacy).

Beberapa indikator yang biasa dipakai oleh para pemilih untuk menilai

seorang kandidat diantaranya kualitas, kompetensi, dan integrasi kandidat. Sikap

pemilih yang paling menentukan dan hal itu berawal dari informasi-informasi

yang diterima seseorang. Menurut Asfar (dalam Nursal, 2004), sikap tidaklah

terjadi secara begitu saja, melainkan melalui proses yang panjang, yang dimulai

dari kanak-kanak saat seseorang pertama kali mendapat pengaruh politik dari

orang tua atau kerabat dekat. Dengan demmikian, proses sosialisasi yang panjang,

akan membuat seseorang untuk membentuk ikatan yang kuat dengan kelompok

sosial ataupun organisasi kemasyarakatan. Hal ini yang kemudian akan menjadi

sesuatu yang sangat berpengaruh terhadap pilihan-pilihan politiknya kelak.

Menurut Eep Saifullah Fatah (Efriza, 2012), Pemilih emosional cenderung

memutuskan pilihan politiknya karena alasan perasaan. Pilihan politik yang

didasari rasa iba, selain perasaan kategorisasi pilihan emosional karena alasan

romantisme, dan kekaguman.

Pendekatan pilihan rasional (rational choice) atau lazim disebut sebagai

pendekatan ekonomik. Pusat perhatian pendekatan ini mengenai perilaku pemilih

Page 20: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

15

yang rasional terletak pada perhitungan biaya dan manfaat. Pada tingkat ini ada

pemilih yang memperhitungkan biaya dan manfaat secara pragmatis. Eep

Saifullah Fatah (Efriza, 2012), mengaktegorikan pemilih tipe ini biasanya lebih

banyak dipengaruhi oleh pertimbangan untung dan rugi. Suara mereka akan

diberikan kepada kandidat yang bisa mendatangkan keuntungan sesaat secara

pribadi kepada mereka. Biasanya mereka juga tidak begitu peduli dan sama sekali

tidak kritis dengan integritas dan visi misi yang dibawa kandidat.

Jika pemilih rasional pada perhitungan biaya dan manfaat unsur

penilaiannya pada kinerja partai atau kandidat yang menjalankan pemerintahan

pada periode lalu legislatif terakhir orientasi yang menjadi daya tarik pemilih

pada isu dan sikap kandidat. Kategori pemilih jenis ini oleh Eep Saifullah Fatah

(Efriza, 2012), disebut sebgai Pemilih Rasional Kalkulatif, pemilih tipe ini adalah

pemilih yang memutuskan pilihan pilitiknya berdasarkan perhitungan rasional dan

logika. Biasanya pemilih ini berasal dari golongan masyarakat yang terdidik atau

relatif tercerahkan dengan informasi yang cukup sebelum menjatuhkan

pilihannya. Friedmen dan Hechter mengemukakan dua gagasan lain yang menjadi

dasar teori pilihan rasional; pertama, adalah kumpulan mekanisme atau proses

yang menggabungkan tindakan aktor individual yang terpisah untuk menghasilkan

akibat sosial, yang kedua adalah bertambahnya pengertian tentang pentingnya

informasi dalam membuat pilihan rasional George Ritzer & Douglas 2003).

Informasi yang dimiliki oleh individu akan dikaitkan dengan kualitas dan

kuantitas dari informasi tersebut dan hal ini nantinya akan mempengaruhi pilihan

rasionalnya.

Page 21: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

16

Mencari informasi politik itu mahal dan perlu usaha besar. Karena itu

pemilih cenderung tidak melakukannya. Ini adalah apa yang disebut oleh Gordon

Tullock (Public Choice Theory) sebagai rational ignorance (Abbet & Caplan ;

2005). Pemilih sebenarnya tidak selalu rasional dalam menyalurkan suaranya.

Mereka tidak mempunyai pemahaman yang benar terhadap berbagai topik

(terutama ekonomi) yang sering diusung oleh kandidat.

Usaha untuk menambah pemahaman tentang kandidat memerlukan waktu

dan juga pemikiran, bahkan terkadang biaya. Sementara keputusan yang

berdasarkan emosi bisa dibilang gratis. Jika demikian, maka hasil Pemilu tidak

selalu mewakili kepentingan rasional pemilih. Karena manusia ini makhluk

rasional, maka ketidakpedulian-nya-pun biasanya dirasionalisasi. Jadi pemilih

tidak akan mengakui bahwa mereka tidak tahu banyak tentang kandidat, tapi

cenderung mengaku sudah lebih tahu. Bahkan mereka merasa ketidakpedulian itu

suatu kebaikan, misalnya pemilih yang golongan putih menganggap bahwa

politik itu kotor. Dalam konsepsi Umar (Media Indonesia, 2014) disebut sebagai

Pemilih skeptis atau pemilih yang tidak memiliki orientasi baik kepada ideologi

atau sistem nilai dan program kerja yang ditawarkan. Mereka ialah kelompok

masyarakat yang skeptis terhadap pemilu. Di mata mereka, parpol atau capres

yang menang pemilu tidak akan mengubah keadaan. Mereka itu potensial

menjadi golput politis dalam pemilu.

2.3 Partisipasi Pemilu

Prilaku pemilih paling tidak memberi gambaran yang menjelaskan

mengenai spektrum partisipasi politik tersebut. Menurut Huntington dan Nelson

Page 22: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

17

(1990), ada dua jenis partisipasi politik yang bergerak pada satu garis spektrum

yaitu :

1) Partisipasi Otonom (Otonomous)

Partisipasi otonom adalah jenis partisipasi yang diharapkan oleh setiap

masyarakat. Pada jenis ini, keterlibatan masyarakat dalam memberikan masukan

mengenai ide dan konsep tentang suatu hal pada pemerinah, mendirikan partai

politik, menjadi kelompok penekan bagi pemerintah, memberikan haknya pada

pemilihan umum, dan sebagainya.

2) Partisipasi Mobilisasi.

Partisipasi yang dimobilisasi lebih mengedepankan dukungan masyarakat

terhadap pelaksanakan atau program, baik politik, ekonomi, maupun sosial.

Artinya, dalam partisipasi yang dimobilisasi manipulasi dan tekanan dari pihak

lain sangat signifikan terhadap partisipasi individu atau kelompok.

Konsep partisipasi juga terkait dengan konsep demokrasi, sebagaimana

dikemukakan Hadjon ( 1997), sekitar tahun 1960-an muncul suatu konsep

demokrasi yang disebut demokrasi partisipasi. Dalam konsep ini rakyat

mempunyai hak untuk ikut memutuskan dalam proses pengambilan keputusan

pemerintahan. Konsep demokrasi di dalamnya tercakup asas keterbukaan atau

partisipasi merupakan salah satu syarat minimum, sebagaimana dikemukakan oleh

Burkens (dalam Hadjon, 1997), bahwa: 1). Pada dasarnya setiap orang

mempunyai hak yang sama dalam pemilihan yang bebas dan rahasia; 2). Pada

dasarnya setiap orang mempunyai hak untuk dipilih; 3). Setiap orang mempunyai

hak-hak politik berupa hak atas kebebasan berpendapat dan berkumpul; 4). Badan

Page 23: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

18

perwakilan rakyat mempengaruhi pengambilan keputusan melalui sarana “(mede)

beslissing-recht” (hak untuk ikut memutuskan dan atau melalui wewenang

pengawas; 5). Asas keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan sifat

keputusan yang terbuka; 6). Dihormatinya hak-hak kaum minoritas.

Asngari (2001) menyatakan bahwa, penggalangan partisipasi itu dilandasi

adanya pengertian bersama dan adanya pengertian tersebut adalah karena di antara

orang-orang itu saling berkomunikasi dan berinteraksi sesamanya. Partisipasi

masyarakat berarti adanya pengakuan akan eksistensi manusia seutuhnya.

Tuntutan partisipasi masyarakat semakin menggejala seiring kesadaran akan hak

dan kewajiban warga negara. Kegagalan pembangunan berperspektif modernisasi

yang mengabaikan partisipasi negara miskin (pemerintah dan masyarakat)

menjadi momentum yang berharga dalam tuntutan peningkatan partisipasi negara

miskin, tentu saja termasuk di dalamnya adalah masyarakat.

Partisipasi menurut Rahman (2002) adalah penentuan sikap dan ketertiban

hak setiap individu dalam situasi dan kondisi dalam rangka mengwujudkan

kepentingan dan kebutuhan, sehingga pada akhirnya mendorong individu tersebut

untuk berperan serta dalam pencapaian tujuan organisasi, serta ambil bagian

dalam setiap pertanggungjawaban bersama.

Dalam ilmu politik partisipasi diartikan sebagai upaya warga masyarakat

baik secara individual maupun kelompok, untuk ikut serta dalam mempengaruhi

pembentukan kebijakan publik dalam sebuah Negara (Gaffar, 1990). Setidaknya

ada lima hal yang menyebabkan timbulnya gerakan ke arah partisipasi lebih luas

dalam proses politik, seperti yang disampaikan Myron Weiner (dalam Gaffar

Page 24: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

19

1990), yaitu

a. Modernisasi; komersialisasi pertanian, industrialisasi, uibamsasi yang

meningkat, menyebarkan kepandaian baca-tulis, pengembangan media

komunikasi masa.

b. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial.; ketika terbentuk suatu kelas

baru dan kelas menengah yang meluas dan berubah selama proses

industrialisasi, masalah yang tentang siapa yang berhak berpartisipasi

pembuatan keputusan politik menjadi penting dan mengakibatkan

perubahan-perubahan dalam pola partisipasi politik

c. Pengaruh kaum intelektual dan komunikasi masa modem; kaum

intelektual seperti sabana, wartawan, dan penulis senng menggelaikan

gagasan dan ide kepada masyarakat umum untuk membangkitkan

tuntutan akan partisipasi masa yang luas dalam pembuatan keputusan

politik Dan sistem transportasi dan komunikasi modem memudahkan dan

mempercepat penyebaran ide dan gagasan tersebut

d. Konflik di antara kelompok-kelompok pemimpin politik: jika timbul

kompetisi perebutan kekuasaan, salah satu strategi yang digunakan

adalah mencan dukungan rakyat untuk melegitimasi mereka melalui

gerakan- gerakan partisipasi rakyat

e. Campur tangan pemerintah yang berlebihan dalam masalah sosial;

ekonomi dan budaya, jika pemenntah terlalu menkooptasi masalah-

masalah sosial masyarakat maka lambat laun akan merangsang timbulnya

tuntutan-tuntutan yang terorganisasi untuk berpartisipasi

Page 25: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

20

Partisipasi politik masyarakat dapat dilakukan secara langsung maupun

tidak langsung Secara langsung, partisipasi politik di lakukan melalui kontak-

kontak langsung dengan pejabat Negara yang ikut dalam penentuan kebijakan

Negara Sedangkan secara tidak langsung adalah dengan cara melalui media masa

yang ada dengan menulis pendapat atau aspirasi terhadap persoalan yang sedang

terjadi di ranah publik.

Peran serta atau partisipasi politik masyarakat secara umiun dapat kita

kategorikan dalam bentuk-bentuk benkut:

Electoral acthity, yaitu segala bentuk kegiatan yang secara langsung

atau tidak langsung berkaitan dengan pemilihan Termasuk dalam kategon ini

adalah ikut serta dalam membenkan sumbangan untuk kampanye, menjadi

sukarelawan dalam kegiatan kampanye atau rally politik sebuah partai, mengajak

seseorang untuk mendukung dan memilih sebuah partai atau calon pemimpin,

membenkan suara dalam pemilihan, mengawasi pembenan dan penghitungan

suara, menilai calon-calon yang diajukan dan lain-lainnya.

Lobbying, yaitu tindak an dan seseorang atau kelompok orang untuk

menghubungi pejabat pemenntah ataupun tokoh politik dengan tujuan untuk

mempengaruhinya menyangkut masalah tertentu.

Organizahonal activiiy. yaitu keterlibatan warga masyarakat ke dalam

organisasi sosial dan politik, apakah ia sebagai pemimpin, aktivis, atau sebagai

anggota biasa.

Contacting, yaitu partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan

secara langsung pejabat pemenntah atau tokoh politik, baik dilakukan secara

Page 26: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

21

individu maupun kelompok orang yang kecil jumlahnya Biasanya, dengan bentuk

partisipasi seperti im akan mendatangkan manfaat bagi orang yang melakukannya

Violence, yaitu dengan cara-cara kekerasan atau mempengaruhi

pemerintah, yaitu dengan cara kekerasan, pengacauan dan pengrusakan (terhadap

barang atau individu.

Page 27: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

22

BAB 3

HASIL PENELITIAN

3.1. Deskripsi Wilayah Penelitian

Kabupaten Donggala memiliki luas wilayah sebesar 5,275.69 kilometer

persegi dan secara geografis terletak pada batas wilayah administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tolitoli;

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sigi, Kota Palu dan wilayah

Mamuju Utara Propinsi Sulawesi Barat;

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong, dan Kabupaten

Sigi;

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar dan Wilyah Provinsi Sulawesi

Barat.

Kabupaten Donggala sampai tahun 2014 memiliki 16 kecamatan. Ibukota

Kabupaten terletak di Kecamatan Banawa, namun kecamatan yang terluas terletak di

Kecamatan Rio Pakava (872,16 km2) sedangkan kecamatan dengan luas wilayah

terkecil adalah Kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki luas 74,64 km2.

Jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Donggala sebanyak 167 terdiri atas 158 desa

dan keurahan 9. Secara rinci jumlah desa/kelurahan pada masing-masing kecamatan

sebagai berikut:

Page 28: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

23

Tabel 4.

Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Donggala

No Kecamatan Jumlah

Luas (km²) Desa Kelurahan

1 Rio Pakava 14 - 872,16

2 Pinembani 9 - 402,61

3 Banawa 5 9 99,04

4 Banawa Selatan 19 - 430,67

5 Banawa Tengah 8 - 74,64

6 Labuan 7 - 126,01

7 Tanantovea 10 - 302,64

8 Sindue 13 - 177,19

9 Sindue Tombusabura 6 - 211,55

10 Sindue Tobata 6 - 211,92

11 Sirenja 13 - 286,94

12 Balaesang 13 - 314,23

13 Balaesang Tanjung 8 - 188,85

14 Damsol 13 - 732,76

15 Sojol 9 - 705,41

16 Sojol Utara 5 - 139,07

Jumlah 158 9 5.275,69

Sumber: Kabupaten Donggala Dalam Angka, 2014.

Gambaran tabel di atas memberi penjelasan bahwa perbandingan antara

jumlah desa dengan luas kecamatan yang terluas adalah kecamatan Sojol (nilai rata-

rata 78,38 Km2) sementara luas kecamatan yang terendah adalah Kecamatan

Banawa (nilai rata-rata 7,07 Km2). Hal ini dimungkinkan karena sebagai ibukota

kabupaten dan sebagai pusat pemerintahan maka wajar jika kosenterasi penduduk di

wilayah ini lebih besar dibanding dengan kecamatan lainnya. Terkosentrasinya

penduduk di wilayah ini karena daya dukung baik sarana maupun prasarana publik

relatif lebih tersedia dibanding wilayah lainnya.

Page 29: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

24

Keadaan Penduduk

Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2013, jumlah penduduk

Kabupaten Donggala mencapai 287 921 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki – laki

147 288 jiwa dan penduduk perempuan 140 633 jiwa (BPS Kabupaten Donggala

dalam angka, 2014). Gambarannya sebagai berikut:

Tabel 5.

Jumlah Penduduk di Kabupaten Donggala

No Kecamatan Jumlah

Total % LK PR

1 RioPakava 12.132 10.956 23.088 8,02

2 Pinembani 3.148 3.416 6.564 2,28

3 Banawa 16.809 16.154 32.963 11,45

4 Banawa Selatan 12.603 11.784 24.387 8,47

5 Banawa Tengah 5.365 4.992 10.357 3,60

6 Labuan 7.139 6.757 13.896 4,83

7 Tanantovea 7.982 7.706 15.688 5,45

8 Sindue 9.596 9.398 18.994 6,60

9 SindueTombusabora 6.076 5.781 11.857 4,12

10 Sindue Tobata 4.721 4.428 9.149 3,18

11 Sirenja 10.552 10.210 20.762 7,21

12 Balaesang 11.922 11.616 23.538 8,18

13 BalaesangTanjung 5.534 5.254 10.788 3,75

14 Damsol 15.251 14.553 29.804 10,35

15 Sojol 13.504 12.865 26.369 9,16

16 Sojol Utara 4.954 4.763 9.717 3,37

Jumlah 147.288 140.633 287.921 100

Sumber: Kabupaten Donggala dalam Angka 2014

Atas jumlah penduduk pada tabel di atas tergambar bahwa jumlah penduduk

yang terbanyak berada di kecamatan yang merupakan pusat pemerintahan. Dari

jumlah penduduk tersebut, untuk penduduk menurut penggolongan umur sebagai

berikut:

Page 30: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

25

Tabel 6.

Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Donggala

Kelompok Umur

(tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

0 - 4 17.419 16.675 34.094

5 - 9 19.065 18.024 37.089

10 - 14 16.341 15.514 31.855

15 - 19 12.652 11.990 24.642

20 - 24 10.741 10.498 21.239

25 - 29 11.492 11.923 23.415

30 - 34 11.743 11.437 23.180

35 - 39 11.296 10.923 22.219

40 - 44 9.833 8.896 18.729

45 - 49 7.451 7.078 14.529

50 - 54 6.160 5.680 11.840

55 - 59 4.425 3.694 8.119

60 - 64 3.402 3.113 6.515

65 - 69 2.330 2.107 4.437

70 - 74 1.490 1.485 2.975

75 + 1.450 1.596 3.046

Jumlah 147.290 140.633 287.923

Sumber: Kabupaten Donggala dalam Angka 2014

Gambaran penggolongan umur di atas memberi penjelasan bahwa umur 20

sampai 75 tahun ke atas atau usia pemilih jumlahnya sekitar 160.243 jiwa, jumlah

tersebut juga menunjukkan usia pemilih lebih besar dibanding usia yang belum

tergolong pemilih.

3.2. Diskripsi Responden

Responden yang menjadi sampel penelitian berjumlah 65 jiwa. Keadaan

responden yang dilihat dari aspek sebaran wilayah, umur, jenis pekerjaan, dan jenis

kelamin.

Page 31: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

26

1) Sebaran Wilayah

Kuisioner yang disebar di empat kecamatan, hasilnya tergambar pada tabel

berikut ini:

Tabel 7

Distribusi Responden menurut Sebaran Wilayah

No Kecamatan Jumlah Persentase

1 Banawa 20 31

2 Banawa Selatan 15 23

3 Sindue 15 23

4 Tana ntovea 15 23

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Distribusi rsponden yang terbesar adalah Kecamatan Banawa, hal ini didasari

karena pada kecamatan tersebut jumlah penduduknya lebih besar dibanding

kecamatan lainnya.

2) Umur responden

Keadaan umur responden memberi gambaran seberapa banyak ikut dalam

pemilhan umum. Terkait dengan permasalahan penelitian, interval umur responden

dibuat sebesar 5 angka yang dimaksudkan agar didapat gambaran mengenai

pengalaman responden dalam mengkikuti pemilihan umum. Distribusi responden

menurut kelompok umur, sebagai berikut:

Tabel 8

Distribusi Responden menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur (tahun) Jumlah Persentase

1 17 – 22 7 11

2 23 - 28 18 28

3 29 - 34 16 25

4 35 – 40 9 14

5 41 - 46 6 9

6 47 - 52 5 8

7 53 + 4 6

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Page 32: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

27

Gmbaran pada tabel di atas bahwa dari aspek pemilih pemula yang

menjadi reseponden sebesar 11 persen, yang terbesar dari kategori responden

menurut kelompok umur adalah pemilih yang relatif sudah mengikuti pemilu

sebanyak 2 kali (23-28 tahun). Gambaran tabel di atas secara umum

menunjukkan bahwa responden relatif punya pengalaman yang cukup dalam

pemilu.

3) Pekerjaan Responden

Jenis pekerjaan responden bervariasi namun kebanyakan adalah petani.

Gambaran pekerjaan responden sebagai berikut:

Tabel 9

Pekerjaan Responden

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pegawai Honor 6 9

2 Petani 19 29

3 Pegawai 7 11

4 Jasa/Buruh 6 9

5 Ibu Rumah Tangga 7 11

6 Belum Kerja 6 9

7 Pelajar/Mahasiswa 6 9

8 Nelayan 5 8

9 Pengusaha 3 5

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Pekerjaan responden terbanyak adalah pada sektor pertanian – hal ini

dimungkinkan karena potensi wilayah menunjang. Selain petani, ibu rumah tangga

dan pegawai relatif persentase tertinggi kedua, hal ini memberi harapan bagaimana

tingkat partisipasi perempuan dalam politik kedepan memberi gambaran akan

semakin tinggi.

Page 33: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

28

4) Jenis Kelamin.

Disribusi responden menurut jenis kelamin, tergambar pada tabel berikut ini:

Tabel 10

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelami Jumlah Persentase

1 Laki-laki 39 60

2 Perempuan 26 40

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Gambaran tabel di atas memberi penjelasan bahwa jumlah responden laki-laki relatif

lebih tinggi dibanding perempuan. Tingginya angka laki-laki karena kondisi sosial

yang masih menunjukkan kebudayaan memprioritaskan laki-laki di banding

perempuan. Pengisian kuisioner berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan

seseorang. Fakta lapangan misalnya saat kuisioner diserahkan kepada perempuan,

umumnya menolak, penyebabnya karena kesibukan rumah tangga, dan merasa tidak

percaya diri.

5) Asal Responden

Keberadaan responden mayoritas dari Suku Kaili, gambarannya sebagai berikut:

Tabel 11

Asal Responden

No Suku Jumlah Persentase

1 Kaili 32 49

2 Bugis 17 26

3 Manado 3 5

4 Mandar 5 8

5 Jawa 8 12

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Page 34: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

29

Suku kaili dari responden yang ada umumnya berada di ialayah kecamatan

Sindue dan Banawa, sementara responden yang adal sukunya dari Bugis umumnya

bertempat tinggal di Tanantovea dan Banawa Selatan.

6) Status Responden

Status responden dimkasudkan untuk menunjukkan keberadaa responden

mengenai status pernikahannya. Gambaran status responden sebagai berikut:

Tabel 12

Status Responden

No Status Responden Jumlah Persentase

1 Belum Menikah 27 42

2 Menikah 33 51

3 Janda 5 8

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Tabel di atas memberi gambaran bahwa lebih dari setengah responden sudah

menikah. Ada 27 responden yang mengaku belum menikah, padahal dari aspek umur

responden yang belum menikah ini relatif tergolong dewasa. Umur responden yang

belum menikah berada pada range 18 – 39 tahun.

7) Agama

Agama atau keyakinan yang dianut responden gambarannya sebagai berikut:

Tabel 13

Agama Responden

No Agama Responden Jumlah Persentase

1 Islam 62 95

2 Kristen 3 5

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Page 35: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

30

Gambaran pada tabel di atas mayoritas responden beragama Islam. Hal ini sejalan

dengan jumlah penduduk berdasarkan agama di Kabupaten Donggala, yang

memeluk Agama Islam sebesar 88, 39 %, Protestan 7,47 %, Katolik 0,55 %, Hindu

3,55 % dan Budha sebesa 0,004 persen (BPS Kabupaten Donggala dalam angka,

2014).

Page 36: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

31

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum 2014 di Kabupaten

Donggala;

Perkembangan kehidupan bernegara pada era reformasi membawa perubahan

terhadap penyelenggaraan pemilu. Para kontestan pemilu tentu saja dengan berbagai

cara dilakukan agar pemilih menjadikannya sebagai pemenang. Pemilu yang

bertujuan pada pemilihan pemimpin dalam prosesnya mestilah dialalui dengan asas

pemilu yang langusng, umum, bebas, jujur, adil dan rahasia. Asas tersebut sangat

penting untuk mewujudkan keinginan warga untuk memilih tanpa ada tekanan.

Namun dalam realitasnya tidak jarang kita menyaksikan partisipasi politik tersebut

digerakkan atau bahkan dipaksa oleh kelompok lain. Partisipasi dalam pemilu yang

mengarah pada pengambilan keputusan untuk memilih wakil baik di dewan maupun

pemerintahan ini – pasca pemilu warga menerima dampak dari pengambilan

keputusan tersebut. Saat kepemimpinan yang dipilih dalam pemilu tidak seusai

dengan harapan, maka pada pemilu selanjutnya sebagain warga bersikap apatis. Hal

lain teknis kepemiluan juga berkonstibusi terhdap tingkat partisipasi warga.

1) Partisipasi Pemilih dalam Pemilu Caleg 2014

Interaksi yang intens antara warga/pemilih dengan peserta pemilu,

pemerintah, penyelenggara, lembaga pengawas pemilu, dan juga pemantau tenu saja

berdampak pada partisipasi warga. Peserta pemilu membutuhkan dukungan pemilih,

begitu juga dengan penyelenggara pemilu yang berusaha agar partisipasi masyarakat

Page 37: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

32

dalam pemilu meningkat. Dan warga/pemilih berharap agar kesejahteraan dapat

terbangun atas pemimpin yang terpilih

Gambaran mengenai tingkat partispasi responden terhadap Pemilu Legislatif

2014 di Kabupaten Donggala sebesar 83 persen, secara rinci gambaranya sebagai

berikut:

Tabel 14

Partisipasi Responden dalam Pemilu Caleg

No Partisipasi dalam Pemilu

Caleg

Jumlah Persentase

1 Tidak 11 17

2 Berpartisipasi 54 83

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Mengapa warga (17 %) tidak ikut berpartisipasi dalam Pemilu Caleg? Bila

dikategorikan alasannya ada dua hal, pertama ada pemilih yang tidak berpatisipasi

karena alasan administrasi dimana warga tersebut tidak terdaftar alam daftar pemilih

tetap. Mennurut penjelasan responden hal ini disebabkan karena ketiadaan KTP,

ataupun KTP belum keluar (dalam proses pengajuan) dan kedua terdaftar tapi tidak

hadir pada hari pemilihan. Alasan dari responden tidak ke TPS saat pemilu

diantaranya karena sementara kuliah, yang lain alasan kerja (melaut, dalam

perjalanan kerja), bahkan ada yang karena alasan malas memiih.

Secara umum, tingkat partisipasi dalam pemilu legiaslatif di kabupaten

Donggala sebesar 75,42 persen. Sekaitan dengan tingkat partisipasi pemilu di

Kabupaten ini, secara nasional pemerintah memasang target partisipasi pemilih pada

Pemilu 2014 sebesar 75 %. Dengan demikian secara umum tingkat partisipasi

pemilu legisllatif di Kabupaten Donggala relatif mencapai target nasional.

Page 38: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

33

Warga yang terdaftar sebagai pemilih pemilu legislatif sebanyak 197.344.

Dari jumlah warga yang terdaftar tersebut hanya 148.838 warga yang menggunakan

hak pilihnya dalam pemilu caleg yang terselenggara pada tanggal 9 April 2014.

Persentase partisipasi pada masing-masing kecamatan sebagai berikut:

Tabel 15

Pemilih Terdaftar dan Pengguna Hak Pilih

No Kecamatan Pemilih

tedaftar

Pengguna

Hak Pilih

Partisipasi

(%)

1 Banawa 23.067 17.169 74,43

2 Banawa Tengah 7.229 6.010 83,14

3 Banawa Selatan 16.669 12.583 75,49

4 Rio Pakava 15.496 10.529 67,95

5 Pinembani 4.058 3.360 82,80

6 Tanantovea 11.483 8.893 77,44

7 Labuan 9.159 6.972 76,12

8 Sindue 14.354 10.933 76,17

9 Sindue Tombusabura 8.563 5.656 66,05

10 Sindue Tobata 5.902 4.585 77,69

11 Sirenja 14.923 10.526 70,54

12 Balaesang 15.670 11.566 73,81

13 Balaesang Tanjung 7.137 5.625 78,81

14 Damsol 20.833 15.887 76,26

15 Sojol 16.247 13.177 81,10

16 Sojol Utara 6.554 5.367 81,89

Jumlah 197.344 148.838 75,42

Sumber: KPU Donggala 2014.

Pengguna hak pilih yang dimaksud merupakan gabungan dari penguna hak

pilih dalam DPT ditambah dengan pengguna hak pilih dari TPS lain; daftar pemilih

khusus dan pengguna KTP. Dari pengguna hak pilih yang ada, suara sah tersebut

terdistribusi ke 12 partai peserta pemilu sebagai berikut:

Page 39: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

34

Tabel 16

Perolehan Sura dan Kursi DPRD Kabupaten Donggala

No

Partai Nama Partai ∑ Suara sah ∑ Kursi

1 Partai Nasional Demokrat 2.219 2

2 Partai Kebangkitan Bangsa 4.484 3

3 Partai Keadilan Sejahtera 4.774 4

4 PDI Perjuangan 3.867 3

5 Patai Golongan Karya 5.618 4

6 Partai Gerindra 5.033 4

7 Partai Demokrat 2.971 3

8 Partai Amanah Nasional 1.182 1

9 Partai Persatuan Pembangunan 2.449 2

10 Partai Hati Nurani Rakyat 2.743 3

14 Partai Bulan Bintang - -

15 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 825 1

Jumlah 36.165 30

Sumber: KPU Donggala, 2014

12 kontestan partai politik yang ikut dalam pemilu legislatif DPRD Kabupaten

Donggala, 11 partai diantaranya yang diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk

duduk sebagai legislator di Kabupaten Donggala. Adapun nama-nama legislator

tersebut sebagai berikut:

1. Takwin;

2. I Wayan Putra Sadiyasa

3. Bahtiar

4. Asgaf, SPd

5. Muhammad Nasir, S.Sos

6. Drs. Hambali

7. Syafruddin K

8. Abd. Rasyid, Amd

9. Abubaka Al-Jufri, SE

Page 40: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

35

10. Namrud Mado, S.Sos

11. Mesra Kalalo, SH.

12. Moh. Taufik

13. Zulham M.Nur Lahama, SPd

14. Ir. A. Sofyan Yotolembah, M.Si

15. Moh. Yasin, S.Sos

16. Nurjanah

17. Ikbal A. Kono

18. Isman Mamile

19. Sahlan L. Tandamusu, AP

20. Alex

21. Saiful Mansur Lamboka

22. Maspuang, SH

23. Sofyan, S.T.

24. Asnudin

25. Kaharuddin

26. H.M.Tahir H.Siri, S.E

27. Machmud P. Tahawi

28. Moh. Aswan M. Da‟ali, S.H

29. Asis Rauf

30. Aripudin Hatba Daematandu, S.E

Dari ke-30 anggota DPRD Donggala tersebut 2 orang diantaranya berjenis

kelamin perempuan. Mengenai latar belakang agamanya Mayoritas beragma Islam

Page 41: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

36

(29 orang) dan 1 orang beragama Hindu. Berdasarkan status perkawinannya 3

diantaranya belum kawin. Untuk domisili anggota dewan 1 orang tinggal di Sigi, 3

orang di Palu dan sisanya berasal dari Donggala.

2) Partisipasi Pemilu Capres/Cawapres 2014 di Kabupaten Donggala

Partisipasi warga dalam Pemilu Presiden dan wakil presiden, oleh responden

rata-rata 80 persen. Secara rinci gambarannya sebagai berikut:

Tabel 17

Partisipasi Responden dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

No Partisipasi dalam Pemilu

Caleg

Jumlah Persentase

1 Tidak berpartsipasi 13 20

2 Berpartisipasi 52 80

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Pemilu Caleg relatif lebih tinggi tingkat partisipasinya dibanding pemilu

presien dan Wapres. Dari keseluruhan responden hanya 80 persen saja yang

berpartisipasi. 20 persen lainnya tidak berpartisipasi dengan alasan belum terdaftar

dalam DPT. Alasan lain yang terdaftar tapi tidak ke tempat pemungutan suara selain

karena kesibukan kuliah dan kerja ada responden yang menjelaskan

ketidakhadirannya sekalipun terdaftar dalam DPT karena caon presiden dan wapres

tidak ada yang disuka.

Gambaran mengenai partsipasi warga dalam pemilu capres/cawares umum di

kabupaten Donggala relatif lebih rendah jika dibandingkan Pemilu legislatif. Bahkan

Pemilu Calon presiden dan Cawapres ini tidak mencapai target nasional Secara rata-

rata pemilu presiden/wakil presiden di Kabupaten Donggala tingkat partisipasinya

Page 42: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

37

hanya sebesar 70,58 %. Gambaran tingkat partisipasi pada masing-masing wilayah

kecamatan sebagai berikut:

Tabel 18

Tingkat Partisipasi Pemilih dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

No Kecamatan Pemilih

tedaftar

Pengguna

Hak Pilih

Tingkat

Partisipasi

1 Rio Pakava 15.322 9.927 64,79

2 Damsol 21.095 14.943 70,84

3 Banawa 23.015 16.875 73,32

4 Labuan 9.295 7.020 75,52

5 Sindue 14.373 10.390 72,29

6 Sirenja 14.834 9.929 66,93

7 Balaesang 15.712 10.694 68,06

8 Sojol 16.571 11.374 68,64

9 Banawa Selatan 16.699 11.452 68,58

10 Tanantovea 11.520 8.602 74,67

11 Sindue Tombusabura 4.075 3.644 89,42

12 Pinembani 8.334 5.252 63,02

13 Sindue Tobata 6.136 4.331 70,58

14 Banawa Tengah 7.316 5.501 75,19

15 Sojol Utara 6.642 4.560 68,65

16 Balaesang Tanjung 7.142 5.319 74,47

jumlah 198.081 139.813 70,58

Sumber: KPU Kabupaten Donggala, 2014

Dari 139.813 pengguna hak pilih, suara sah keuda kandidat secara kuantitatif

sebanyak 138.750 atuu ada sekitar 1.063 suara yang tidak sah. Dari jumlah surat

suara sah tersebut, pemilu capres/cawapres yyang terseenggara tanggal 9 Juli 2014

terdistribusi pada calon presiden yang ikut kontestan sebagai berikut:

Page 43: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

38

Tabel 19

Perolehan Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

No Kecamatan

Prabowo

& Hatta

Jokowi &

Jusuf Kalla

1 Rio Pakava 3.096 6.738

2 Damsol 5.332 9.500

3 Banawa 8.770 7.968

4 Labuan 3.625 3.340

5 Sindue 6.339 3.985

6 Sirenja 3.594 6.270

7 Balaesang 4.402 6.222

8 Sojol 2.447 8.855

9 Banawa Selatan 4.895 6.430

10 Tanantovea 4.413 4.116

11 Sindue Tombusabura 1.966 1.644

12 Pinembani 2.319 2.904

13 Sindue Tobata 1.468 2.834

14 Banawa Tengah 3.514 1.943

15 Sojol Utara 892 3.644

16 Balaesang Tanjung 2.057 3.228

jumlah 59.129 79.621

Persentase 42,62 57,38

Sumber: KPU Kabupaten Donggala, 2014

Pemilu Presiden dan wakil presiden yang calonnya hanya dua. Calon

presiden/Wakil yang dua ini juga berimplikasi saat proses pemilu Indonesia juga

kecenerungannya menjadi dua kubu di setiap strata sosial masyarakat, namun kondisi

bernagsur-angsur menyatu. Kondisi ini juga menjadi pembelajaran dalam berpolitikan

di Indonesia.

Page 44: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

39

4.2 Tingkat Rasionalitas dalam Pemilu 2014 di Kabupaten Donggala

1) Faktor yang mempengaruhi Warga dalam Pemilu Caleg 2014

Responden yang berpartisipasi dalam pemilu caleg DPRD Donggala dari 65

responden hanya 54. Ada beberapa variabel yang disajikan ke responden. Dari

variabel tersebut, gambaran yang mempengaruhi responden sebagai berikut:

a. Faktor Visi misi dan program partai politik

Sebagai seorang caleon legislatif yang akan menempati kursi di DPRD Donggala,

tentu saja dari aspek umur minimal 21 tahun dan terdaftar sebagai salah satu

anggota partai yang memnuhi syarat. Visi dan misi partai politik banyak disebar

atau disosialisasi melalui media baik cetak maupun elektronik. Bagaimana

tanggapan responden terhadap variabel ini?, gambarannya sebagai berikut:

Tabel 20

Pilihan dan Faktor Visi Misi Partai Politik

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 38 70

2 Berpengaruh 12 22

3 Kurang Berpengaruh - -

4 Tidak Berpengaruh 1 2

5 Sangat Tidak Berpengaruh 3 6

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Intensitas partai politik dan strateginya ternyata efektif mempengaruhi warga

dalam menentukan pilihannya. Visi dan misi partai politik secara intens mewarnai

media (cetak maupun elektronik dan media lainnya), iklan layanan, maupun berita

yang mengarah agar masyarakat menjatuhkan pilihan pada partai politik pada tahun

2014 boleh dibilang marak dimediakan.

Page 45: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

40

b. Faktor jejak rekam Caleg

Terkait dengan pemilu caleg DPRD Donggala yang tentu saja calonnya lebih

dekat dibanding dengan caleg propinsi ataupun pusat, namun dibanding dengan

faktor visi/misi partai politik ternyata faktor jejak rekam relatif kurang

berpengaruh. Gambarannya sebagai berikut:

Tabel 21

Pilihan dan Faktor Jejak Rekam Caleg

No Pilihan Jumlah Persentase ()

1 Sangat Mempengaruhi 5 9

2 Berpengaruh 12 22

3 Kurang Berpengaruh 21 39

4 Tidak Berpengaruh 12 22

5 Sangat Tidak Berpengaruh 4 7

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Jejak rekam seorang caleg terkait dengan prilaku kandidat. Jejak rekam

memberi gambaran mengenai apa saja yang pernah dilakukan buat masyarakat

baik langsung ataupun kebijakan saat dia menduduki suatu jabatan publik.

Realitas faktor ini kurang mendukung kemungkinannya karena jarak antara caleg

dan pemilih baik dari aspek tempat tinggal ataupun wadah komunikasi relatif

agak jauh.

c. Faktor Sumbangan dari Caleg ke Masyarakat

Agar suara pemilih dapat direbut oleh caleg, berbagai cara dilakukan, salah satu

caranya adalah dengan memberi sumbangan ke msyarakat seperti bantuan karpet

untuk mesjid, peralatan olah raga untuk pemuda dan lainnya. Namun apakah itu

mempengaruhi warga dalam menentukan pilihannya? Gambaran pilihan jawaan

responden sebagai berikut:

Page 46: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

41

Tabel 22

Pilihan dan Faktor Sumbangan Caleg ke Masyarakat

No Pilihan Jumlah Persentase ()

1 Sangat Mempengaruhi 2 4

2 Berpengaruh 6 11

3 Kurang Berpengaruh 8 15

4 Tidak Berpengaruh 17 31

5 Sangat Tidak Berpengaruh 21 39

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Sekalipun mayoritas responden yang menyatakan sangat/tidak berpengaruh

(38), namun masyarkat juga mengakui bahwa sumbangan juga sangat/

berpengaruh terhadap apa yang akan dipilih oleh warga.

d. Faktor diberi uang/barang

Jika pemberian oleh masyarakat rekatuf kurang berpengaruh terhadap pilihan

warga, bagaimana jika pemberian tersebut ke individu? Menurut responden

sebagai berikut:

Tabel 23

Pilihan dan Faktor diberi uang/Barang

No Pilihan Jumlah Persentase ()

1 Sangat Mempengaruhi 0 -

2 Berpengaruh 5 9

3 Kurang Berpengaruh 6 11

4 Tidak Berpengaruh 20 37

5 Sangat Tidak Berpengaruh 23 43

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Hampir sama dengan faktor sumbangan ke masyarakat.Gambaran pilihan

responden di atas memperlihatkan bahwa faktor uang/barang ke warga

sangat/tidak berpengaruh terhadap pilihan warga. Namun dari penjelasan warga,

sebagian memang berprinsip ambil saja uangnya – namun sosal pilihan adalah

Page 47: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

42

soal hak. Namun responden lain yang memilih tidak berpengaruh karena waktu

pemilihan tidak ada yang menawari uang/barang. Namun demikian sebagian

menganggap berpengaruh, mereka menganggap menerima pemberian sebagai

suatu amanah yang harus dijaga.

e. Faktor kecocokan dengan Ideologi Partai

Kecocokan dengan ideologi partai dimaksudkan pemiih seide dengan apa saja

yang diperjuangkan oleh partai tersebut. Ideolgi partai merupakan salah satu

kecirian dari partai tersebut, misalnya Partai Keadilan Sejahtera yang

mengidentifikasi partai tersebut sebagai partai Islam, atau Partai Demokrasi

Idonesia Perjuangan yang mengidentifikasi sebagai partainya wong cilik.

Gambaran faktor kecocokan dengan ideologi partai sebagai berikut

Tabel 24

Pilihan dan Kecocokan dengan Ideologi Partai

No Pilihan Jumlah Persentase ()

1 Sangat Mempengaruhi 3 6

2 Berpengaruh 10 19

3 Kurang Berpengaruh 10 19

4 Tidak Berpengaruh 17 31

5 Sangat Tidak Berpengaruh 14 26

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Tabel di atas memberi gambaran bahwa ideologi partai tidak berpengaruh

terhadap pilihan pemilih dalam memeutuskan pilihan. Hanya sebagian kecil

pilihan warga dalam menentukan pilihan karena faktor ideologi partai – namun

prsentasenya relatif signifikan menaikkan angka bagi kandidat caleg.

Page 48: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

43

f. Faktor Seorganisasi dengan Partai

Selain kecirian ideoligi, sebuah partai politik ada yang terbentuk dari

organisasi masyarakat, misalnya ormas Muhammdiyah, tokoh-tokohnya

membentuk Partai Amana Nasional, atau tokoh-tokoh Nahdiyin yang membentuk

partai Kebangkitan Bangsa. Gambaran mengenai pengaruh faktor ini sebagai

berikut:

Tabel 25

Pilihan dan Seorganisasi dengan Partai

No Pilihan Jumlah Persentase ()

1 Sangat Mempengaruhi 1 2

2 Berpengaruh 4 7

3 Kurang Berpengaruh 10 19

4 Tidak Berpengaruh 13 24

5 Sangat Tidak Berpengaruh 26 48

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Relatif kecil pengaruh ini terhadap pilihan warga kepada caleg DPRD

Donggala. Umumnya warga tidak berpengaruh, sebab latar belakang organisasi

dari responden kemungkinan besar tidak menjadi anggota atau simpatisan dari

organisasi yang searah dengan partai.

g. Faktor disarankan Orang Tua/Saudara

Dalam lingkungan keluarga, bilamana orang tua/ saudara banyak terlibat

dengan kegiatan kemasyrakatan paling tidak menjadikan pemilih khususnya

pemilih pemula atau anak menjadi ajang intervensi dalam menentukan pilihan.

Gambaran mengenai sejaumana responden dipengaruhi dalam lingkungan

keluarga ini, gambarannya sebagai berikut:

Page 49: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

44

Tabel 26

Pilihan dan Saran Orang tua/Saudara

No Pilihan Jumlah Persentase ()

1 Sangat Mempengaruhi 3 6

2 Berpengaruh 9 17

3 Kurang Berpengaruh 9 17

4 Tidak Berpengaruh 12 22

5 Sangat Tidak Berpengaruh 21 39

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Sekalipun kecil persentasi pengaruh dari lingkungan keluarga ini namun

persentase yang ditunjukan relatif signifikan menambah peroleh suara calon

legislatif.

h. Faktor Saran Guru/Dosen, teman dan Tokoh masyarakat

Faktor lainnya adalah lingkungan luar seperti saran guru/dosen, teman dan

tokoh masyarakat. Realitas yang ditunjukkan oleh responden oleh faktor ini

sebagai berikut:

Tabel 27

Pilihan dan Saran Guru/Dosen, Teman dan Tokoh Masyarakat

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi - -

2 Berpengaruh 6 11

3 Kurang Berpengaruh 9 17

4 Tidak Berpengaruh 15 28

5 Sangat Tidak Berpengaruh 24 44

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Faktor lingkungan eksternal kerap adalah bagian yang turut mempengaruhi

prilaku pemilih. Secara simbolik misalnya, sorang guru atau dosen menggunakan

pin partai tertentu sebagai simbol kesukaannya dengan partai tersebut. Memang

tidak ada larangan menggunakan pin, namun jika digunakan saat mengajar paling

Page 50: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

45

tidak memberi tanda kepada mhasiswa/siswa juga memilih partai yang disukai

oleh guru/dosen.

i. Faktor Caleg Sekampung

Identifikasi caleg karena faktor bahwa caleg yang dipilih karena latarbelakang

caleg asalanya sekampung sebagai berikut:

Tabel 28

Pilihan dan Caleg Sekampung

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 11 20

2 Berpengaruh 9 17

3 Kurang Berpengaruh 2 4

4 Tidak Berpengaruh 19 35

5 Sangat Tidak Berpengaruh 13 24

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Faktor sekampung atau sedaerah walau persentasenya kecil, namun relatif

signifikan mempengaruhi pemilih dalam menentukan pilihannya pada caleg

DPRD Donggala.

j. Faktor Foto, Nomor dan Iklan Caleg

Faktor yang mempengaruhi prilaku pemilih salah satunya adalah performance

kandidat baik karena pajangan foto yang ditunjukkan, nomor peserta maupun dari

iklan yang ditayangkan. Sejauhmana pengaruh ini, gambarannya sebagai berikut:

Tabel 29

Pilihan dan Foto, Nomor dan Iklan Caleg No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 5 9

2 Berpengaruh 12 22

3 Kurang Berpengaruh 6 11

4 Tidak Berpengaruh 18 33

5 Sangat Tidak Berpengaruh 13 24

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Page 51: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

46

Foto, nomor dan iklan caleg persentasenya relatif tidak berpengarh terhadap

pilihan caleg. Namun demikian sekalipun persentasenya kecil relatif dapat

menambah suara caleg yang bersangkutan. Itulah sebabnya dalam partai politik,

pertarungan untuk mendapatkan nomor yang teratas menjadi dinamika tersendiri

dalam parpol – karena selain kesukan pemilih mecontreng nomor yang teratas,

secara sistem pilihan warga yang hanya memilih atau mencontreng partai dengan

sendirinya suara jatuh pada calaeg yang nomor satu.

k. Faktor Lainnya

Faktor lain selain yang telah diungkap di atas, faktor lain yang

mempengaruhi warga dalam menentukan pilihannya terhadap caleg DPRD

Donggala yakni Latar belakang pendidikan caleg. Oleh responden menganggap

orang yang berpendidikan tinggi relatif bisa memimpin. Untuk identifikasi caleg

dlihat dari titel yang dipasang oleh caleg yang bersangkutan. Faktor lain adalah

sepak terjang caleg dalam rutinitas sosial. Caleg DPRD Donggala dibanding

dengan caleg lainnya (Propinsi dan Pusat) dalam proses sosial lebih dekat dengan

pemilih – inilah yang menjadi dasar pemilih untuk menentukan pilihannya.

2) Faktor yang mempengaruhi Pemilih Pemilu Caleg DPRD, DPR dan DPD

Pemilu Caleg tidak saja celeg tingkat kabupaten, namun warga juga memilih

caleg DPRD Provinsi, DPR Pusat dan DPD. Terkait dengan pilihan warga caleg

DPRD Provinsi apakah sama pilihan

Page 52: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

47

Tabel 30

Pilihan Responden atas Caleg DPRD Provinsi

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 sama partai dengan caleg yang

dipilih di DPRD Donggala 18 33

2 Tidak sama Partainya 36 67

3 Tidak Tahu 0 -

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Alasan responden mengapa memilih caleg provinsi sama dengan partai yang

dipilih di DPRD Kaupaten sebagian menyakan kebetulan sama. Lainnya hanya

memilh caleg dengan partai yang sama muai dari tk 2, 1 dan pusat. Sekalipun

demikian ada responden yang memilih karena kesukaan dari caleg.

Responden yang memilih tidak sama partai antara calaeg Kabupaten dengan

Provinsi beralasan karena caleg provinsi punya hubungan saudara demikian pula

dikabupten. Responden lain memilih sesuai dengan pilihan yag disukai. Selain itu

alasan lainnya karena melihat figur dari caleg itu sendiri.

Pilihan warga terhadap caleg Pusat apakah sama dengan latar belakang partai

caleg kabuapten? Gambaran pilihan responden sebagai berikut:

Tabel 31

Pilihan Responden atas Caleg DPRD Pusat

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 sama partai dengan caleg yang

dipilih di DPRD Donggala 8 15

2 Tidak sama Partainya 41 76

3 Tidak Tahu 5 9

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Kecenderungan memilih partai yang sejenis anatara caleg pusat dan caleg

kabupaten relatif tidak sama. Sebagian responden melihat dari figur orang bukan dari

Page 53: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

48

partai, yang lainnya beranggapan bahwa dalam memilih caleg provinsi bersarkan

potensinya. Mereka berangapan bahwa partai tidak menjamin memilih kandidat.

Responden lain memilih caleg berdarkan latar belakang pendidikannya. Namun ada

juga sebagain responden yang memilih caleg provinsi karena hubungan saudara.

Bagi responden yang memilih celeg provinsi sama latar partainya dengan

caleg kabupten beralasan karena hanya memilih caleg yang separtai, Responden lain

beralasan karena figur orangnya – hanya kebetulaln saja caleg tersebut partaianya

sama. Alasan yang memilih jawaban tidak tahu selain karena sudah lupa, ada juga

yang punya alasan tidak milih caleg pusat.

Selain itu apakah responde sama pilihan partainya dengan pemilu pada tahun

2009? Jawaban responden beragam, sebagai berikut:

Tabel 32

Pilihan Responden atas Caleg pada Pemilu 2009

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 sama partainya 7 13

2 Tidak sama Partainya 34 63

3 Tidak Tahu/tidak ikut 13 24

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Umumnya responden pilihan calegnya tidak sama dengan partai pada pemilu

2009, hal ini dikarenakan partai yang kemarin kelakuannya banyak yang korupsi,

alasan lain menganggap bahwa dalam meihat pemimpin yang baik bukan dari partai.

Rsponden lain menganggap partai bukan titik utama dalam perubahan.

Yang memilih sama dengan partai sebelumnya karena alasan seideologi. Yang

memilih tidak tahu dan tidak ikut beralasan karena memang responden belum

Page 54: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

49

mengikuti pemilu 2009, yang lainnya berlasan sudah lupa dan ada yang dalam

keadaan sakit waktu pemilu caleg 2009.

Selain memilih caleg, pada Pemilu 2014 warga juga memilih anggota DPD

wakil Sulawesi Tengah. Faktor yang mempengaruhi warga dalam memilih caleg

DPD sebagai berikut:

Tabel 33

Faktor yang Berpengaruh terhadap Pilihan DPD 2014

No Faktor Jumlah Persentase (%)

1 Foto Calon 17 31

2 Nomor Calon 14 26

3 Iklan 13 24

4 Lainnya 10 19

Jumlah 54 100

Sumber : Data Primer, 2015

Faktor yang berpengaruh dalam pemilihan anggota DPD oleh responden

cenderung memilih karena alasan foto calon. Selain itu, alasan lain yang

mempengaruhi warga dalam meilih calon disebabkan karena sekampung ada juga

yang karena faktor ideologi. Alasan lain memilih anggota DPD, selain karena alasan

mengenal calon, ada juga karena alasan sekampung.

3. Faktor yang mempengaruhi Pemilih Pemilu Capres/Cawapres 2014

Hampir sama variabel yang dilihat dalam memotret prilaku pemilih dalam

menentukan pilihannya. Variabel tersebut terdiri atas visi/misi, sumbangan, partai

pengusung dan lainnya.

a. Visi misi presiden dan wapres

Visi dan misi capres/cawapres merupakan suatu hal yang dicitakan termasuk

langkah untuk pendapaiannya. Gambaran mengenai apakah visi misi mempengaruhi

Page 55: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

50

prilaku pemilih dalam menentukan piihanya, sebagai berikut:

Tabel 34

Pilihan dan Faktor Visi Misi Kandidat

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 40 77

2 Berpengaruh 9 17

3 Kurang Berpengaruh 1 2

4 Tidak Berpengaruh 2 4

Jumlah 52 100

Sumber : Data Primer, 2015

Jawaban responden atas faktor visi/misi relatif mempengaruhi resonden dalam

memilih kandidat. Visi misi capres pada setiap kesempatan baik di mesia cetak

maupun elektronik dan pada pertemuan selalu di sosialisasikan ke warga. Sosialisasi

mengenai visi misi juga difasilitasi oleh KPU dalam tayangan debat kandidat.

Kandidat Prabowo-Hatta, mengusung Visi: “Membangun Indonesia yang

bersatu, berdaulat, adil dan makmur serta bermartabat”, dengan Misi a) Mewujudkan

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aman dan stabil, sejahtera, demokratis,

dan berdaulat, serta berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia, serta

konsisten melaksanakan Pancasila dan UUD 1945; b) Mewujudkan Indonesia yang

maju, adil, makmur, berkerakyatan, dan mandiri; c) Mewujudkan Indonesia yang

berkeadilan sosial, dengan sumber daya manusia yang berakhlak mulia, berbudi

luhur, berkualitas tinggi: sehat, cerdas, kreatif, trampil serta menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pelaksanaan MISI Pasangan Prabowo-Hatta akan dengan

sungguh-sungguh dilaksanakan dengan KERJA NYATA sebagai berikut: 1.

Membangun Perekonomian Yang Kuat, Berdaulat, Adil dan Makmur; 2.

Melaksanakan Ekonomi Kerakyatan; 3. Membangun kembali Kedaulatan Pangan,

Page 56: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

51

Energi dan Sumberdaya Alam; 4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Dengan Melaksanakan Reformasi Pendidikan; 5. Meningkatkan Kualitas

Pembangunan Sosial Melalui Program Kesehatan, Sosial, Agama, Budaya dan

Olahraga; 6. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur; 7. Menjaga Kelestarian Alam

dan Lingkungan Hidup; 8. Membangun Pemerintahan Yang Melindungi Rakyat,

Bebas Korupsi, dan Efektif Melayani.

Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, mengusung Visi Terwujudnya Indonseia yang

beraulat, Manidir dan Berkpribadian berlandaskan gotong royong. Sedangkan Misi;

1). Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; 2). Mewujudkan

masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hokum; 3)

Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara

maritime; 4). Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera; 5). Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; 6). Mewujudkan Indonesia

menjadi Negara maritime yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan

nasional; 7). Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk

menunjukan prioritas dirumuskan sembilan agenda aksi dalam pemerintahan ke

depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, yakni: 1. Kami akan

menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman pada seluruh warga negara, 2. Kami akan membuat pemerintah selalu hadir

dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan

terpercaya. 3. Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat

Page 57: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

52

daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Kami akan memperkuat

kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang

bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya 5. Kami akan meningkatkan kualitas hidup

manusia Indonesia 6. Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing

di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama

bangsa-bangsa Asia lainnya. 7. Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi

dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Kami akan

melakukan revolusi karakter bangsa, 9. Kami akan memperteguh ke-bhinneka-an dan

memperkuat restorasi social Indonesia

b. Faktor sumbangan dari Tim sukses

Proses meyakinkan warga atas pilihan pemimpin tidak saja dilakukan secara

naratif. Bentuk lain dari kampanye kandidat berupa pemberian bantuan yang sifatnya

untuk fasilitas umum. Sejauhmana mana pengaruh sumbangan ke masyarakat,

gambarannya sebagai erikut:

Tabel 35

Pilihan dan Faktor Sumbangan Kandidat ke Masyarakat

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 0 -

2 Berpengaruh 7 13

3 Kurang Berpengaruh 16 31

4 Tidak Berpengaruh 29 56

Jumlah 52 100

Sumber : Data Primer, 2015

Persentase faktor sumbangan relatif tidak mempengaruhi warga dalam

menentukan pilihannya. Bagaimana halnya kalau sumbangan tersebut bersifat

individu? Gambarannya sebagai berikut:

Page 58: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

53

Tabel 36

Pilihan dan Faktor Sumbangan ke Warga

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 0 -

2 Berpengaruh 1 2

3 Kurang Berpengaruh 16 31

4 Tidak Berpengaruh 35 67

Jumlah 52 100

Sumber : Data Primer, 2015

Sama dengan sumbangan ke masyarakat, ternyata faktor sumbangan ke warga

secara indivdu relatif tidak mempengaruhi warga dalam menentukan pilihannya.

c. Faktor partai Pengusung Capres/cawapres

Kandidat capres/cawapres pada pemilu 2014 terdiri atas 2 (dua) pasangan. Hal

ini yang membuat „Indonesia‟ terbelah. Pengusung pasangan No 1 Parbowo-Hatta

diusung oleh 7 partai (Gerindra; Golkar; PAN; PKS; PPP; PBB; dan Demokrat),

sedang pasangan urut 2 disusung oleh 5 partai (PDIP; PKB; Nasdem; Hanura dan

PKPI). Gambaran terhadap faktor ini sebagai berikut

Tabel 37

Pilihan dan Faktor Pengusung Partai

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 2 4

2 Berpengaruh 7 13

3 Kurang Berpengaruh 21 40

4 Tidak Berpengaruh 22 42

Jumlah 52 100

Sumber : Data Primer, 2015

Tabel di atas memberi gambaran bahwa faktor partai pengusng relatif tidak

mempengaruhi warga dalam menentukan pilihannya.

d. Faktor Saran dari Lingkungan

Dalam kehidupan warga tidak terlepas dari interkasi khususnya pada tingkat

Page 59: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

54

rumah tangga utamanya pada aspek politik. Apakah dalam lingkungan keluarga,

utmanya Orang tua dan atau saudara menjadi faktor yang berpengaruh terhdap pilihan

politik warga?, gambarannya sebagai berikut:

Tabel 38

Pilihan dan Faktor Lingkungan keluarga

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 3 6

2 Berpengaruh 10 19

3 Kurang Berpengaruh 11 21

4 Tidak Berpengaruh 28 54

Jumlah 52 100

Sumber : Data Primer, 2015

Sekalipun secara kuntitif atas jawaan responden umumnya faktor keluarga ini tida

atau kurang berpengaruh terhadap pilihan warga, namun sebagain beranggapan saran

dari keluarga relatif mempengaharui.

Bagaimana jika saran dari lingkungan di luar (yang disarankan oleh

Guru/dosen, teman dan atau tokoh masyarakat) gambarannya sebagai berikut:

Tabel 39

Pilihan dan Faktor Lingkungan Luar

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 0 -

2 Berpengaruh 5 10

3 Kurang Berpengaruh 12 23

4 Tidak Berpengaruh 35 67

Jumlah 52 100

Sumber : Data Primer, 2015

Berbeda dengan lingkungan luar, kenyatannnya lingkungan keluarga relatif

lebih tinggi persentasenya dalam mempengaruhi prilaku pemilih.

e. Faktor Sekampung

Secara sosiologis, faktor sekampung (kedaerahan) dalam banyak hal relatif

Page 60: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

55

mempengaruhi piihan seseirang. Gambaran mengenai faktor ini sebagai berikut:

Tabel 40

Pilihan dan Faktor Sekampung

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 0 -

2 Berpengaruh 3 6

3 Kurang Berpengaruh 13 25

4 Tidak Berpengaruh 36 69

Jumlah 52 100

Sumber : Data Primer, 2015

Hanya sebagaian kecil saja dari responden yang menyatakan bahwa karena

sekampunglah yang menentukan dalam memilih kandidat capres/cawa[res.

f. Faktor Foto, nomor dan atau iklan

Tampilan foto, nomor menjadi iklan tersendiri bagi kedua kandidat capres dan

cawapres. Pasangan Prabowo-Hatta dicirikan dengan kemeja putih, sementara

pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dicirikan dengan jas Hitam.

Nomor

urut Calon Presiden Calon Wakil Presiden

1

Prabowo Subianto

Hatta Rajasa

2

Joko Widodo

Muhammad Jusuf Kalla

Page 61: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

56

Apakah kemudian Foto dan Nomor urut ini serta iklan mempengaruhi prilaku

pemilih?, gambarannya sebagai berikut:

Tabel 41

Pilihan dan Faktor Nomor, Foto dan Iklan

No Pilihan Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Mempengaruhi 7 13

2 Berpengaruh 10 21

3 Kurang Berpengaruh 11 21

4 Tidak Berpengaruh 24 46

Jumlah 52 100

Sumber : Data Primer, 2015

Sekalipunpun kecil pengaruhnya, namun signifikan faktor ini menentukan dan

mempengaruhi warga dalam menentukan pilihanya.

Selain alasan tersebut, alasan lain menurut responden faktor yang

mempengaruhinya yakni kesukaannya cara memipin; ada juga responden yang

merasa kenal dengan kandidat; melalui bantuan media ada responden menganggap

kandidat tertentu aktif bekerja pada lingkungan masyarakat.

4. Pengetahuan dan Persepsi Responden terhadap Pemilu 2014

Pengetahuan dan persepsi responden terhadap penyelenggaran pemilu paling

tidak cuku signifikan dalam meliat piilaku pemilih itu sendir. Apakah pemilu enting

dan berguna bagi warga? Jawaban atas pertanyaan tersebut sebagai berikut:

Tabel 42

Apakah Pemilu 2014 Penting dan Berguna?

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Ya 60 92

2 Tidak 5 8

Jumlah 52 100

Sumber : Data Primer, 2015

Page 62: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

57

Ternyata 8 persen dari respoden menganggap pemilu 2014 tidak penting.

Alasan mengapa pemilu itu tidak penting menueurt responden karena mereka

menganggap Terlalu banyak topeng yang digunakan oleh pemimpin-pemimpin

sebelumnya yang selalu mengumbar janji. Responden lainnya menyetakan bahwa

pemilu hanya dirasakan enak bagi yang mendapatkan suara saya dalam bahasa lain

karena hanya memanfaatkan suara masyarakat, lalu lupa janji-janjinya.

Alasan responden yang menyatakan pemilu itu penting karena pemilu baginya

adalah hak warga dalam menentukan pemimpin agar terjadi perubahan yang lebih

baik (lihat box 1).

Box1: Alasan Pemilu itu Penting dan Berguna

Dengan adanya pemilu hak suara rakyat tidak mati

supaya hak suara tidak rugi

karena menentukan nasib bangsa

keinginan agar negara menjadi lebih baik dengan mendukung dan memilih

pemimpin yang baik

untuk menentukan pemimpin bangsa yang lahir dari pilihan rakyat

karena tanpa adanya pemilu, tidak ada pemimpin rakyat yang dipilih langsung

oleh rakyat

pemilu sebagai wadah penyampaian hak pilih yang sepenuhnya dari nuranirakyat

karena pemilu merupakan hak dari setiap warga negara untuk menentukan

pilihannya

sebagai warga negara yang baik kita harus menggunakan hak pilih kita

sebagai warga negara yang baik kita harus menggunakan hak pilih kita

untuk mendapatkan pemimpin yang baik dan kreatif dari suara rakyat

ingin menjadi warga negara yang baik

untuk menunjuk seorang pemimpin dan membawa negara menjadi lebih baik

karena mereka yang nantinya memimpin kehidupan masyarakat yang lebih baik

nantinya

karena jadi penentu kedepannya untuk kita juga

karena suara kita juga merupakan penentu

memilih sesuai keinginan untuk perubahan dalam masyarakat

penentu kehidupan kita selanjutnya

karena mereka menentukan kehidupan kita kedepannya

memilih sesuai keinginan untuk perubahan dalam masyarakat

memilih sesuai keinginan untuk perubahan dalam masyarakat

Page 63: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

58

suara saya penentu pemimpi

saya ingin dengan suara saya, bisa menghasilkan pemimpin yang baik

karena kelak suara kita akan mempengaruhi kehidupan kita

karena mereka sebagai penentu masyarakat selanjutnya dengan lebih baik lagi

jika tidak memilih pemimpin siapa yang dapat memimpin jutaan masyarakat

indonesia

karena suara kita mempengaruhi kehidupan atau kelangsungan bangsa ini

kedepannya

karena kelak akan jadi penentu bagi kelangsungan bangsa dan kedepannya juga

untuk kita

untuk menentukan pemimpin kedepannya yang betul-betul memperhatikan

masyrakat

karena dengan adanya pemilu bisa melahirkan pemimpin yang kreatif

agar bisa melihat calon pemimpin dan lebih mudah memilih

untuk meliha suara rakyat yang memilih pemmpin

karena suara rakyat itu sangat penting

karena saya ingin menjadi warga negara yang baik

agar bisa menggunakan hak suara saya

karena suara kami menentukan nasib bangsa

karena sumbangan suara saya itu sangat berpengaruh

suara satu orang bisa menciptakan pemimpin

saya bangga menyumbagkan suara saya

saya ingin perubahan

karena saya mengharapkan pemimpin yang baik

saya ingin suara saya bisa menjadi penentu pemimpin

untuk meliha suara rakyat yang memilih pemmpin

karena suara rakyat itu sangat penting

karena saya ingin menjadi warga negara yang baik

agar bisa menggunakan hak suara saya

keinginan agar negara menjadi lebih baik dengan mendukung dan memilih

pemimpin yang baik

untuk menentukan pemimpin bangsa yang lahir dari pilihan rakyat

karena tanpa adanya pemilu, tidak ada pemimpin rakyat yang dipilih langsung

oleh rakyat

pemilu sebagai wadah penyampaian hak pilih yang sepenuhnya dari nuranirakyat

karena mereka sebagai penentu masyarakat selanjutnya dengan lebih baik lagi

jika tidak memilih pemimpin siapa yang dapat memimpin jutaan masyarakat

indonesia

karena suara kita mempengaruhi kehidupan atau kelangsungan bangsa ini

kedepannya

Page 64: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

59

5. Informasi Pemilu 2014

Inforasi mengenai pemilu dirasa sangat penting karena dengan bertambahnya atau

diketahuinya informasi ini maka partisipasi pemilih relatif akan meningkat. Terkiat

dengan informasi kepemiluan, apakah responden mengetahuai waktu dan tempat

pelaksanaan pemilu 2014 (baik pemilu caleg maupun pemilu capres/cawapres).

Gambarannya sebagai berikut:

Tabel 43

Pengetahuan Responden terhadap Waktu dan Tempat

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Tahu 32 48

2 Mengetaui 23 35

3 Kurang tahu 10 15

4 Tidak Tahu 1 2

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Informasi mengenai waktu pemilu dan tempat (TPS) relatif diet oleh pemilih.

Pemilu Caleg sendiri terselenggara 09 April 2014 sementara pemilu capres/cawapres

tanggal 09 Juli 2014. Calon-Calon yang akan dipilih baik pemilu caleg atauapun

pemilu capres dan cawapres, gambarannya sebagai berikut:

Tabel 44

Pengetahuan Responden terhadap Calon

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Tahu 24 37

2 Mengetaui 30 46

3 Kurang tahu 11 17

4 Tidak Tahu 0 -

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Gambaran jawaban responden relatif mengenal caleg/kandidiat yang akan

dipilihnya. Hal ini tidak terlepas strategi dari calon yang akan dipilih sebelum hari

Page 65: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

60

pemilihan, umumnya mengiklankan dirinya sendiri baik melalaui media cetak

maupun media elektronik atau melalui pemasangan spanduk. Cara lainnya adalah

membagikan kartu nama atau stiker seruan agar pemilih bisa tergerak memilihnya.

Tata cara menggunakan hak pilih menentukan kesahian suara warga. Dari data

KPU Donggala dalam Pemilu Capres/cawapres sekitar 0,76 % yang oleh

penyelenggara pemilu dianggap tidak sah. Sekalipun suara tidak sah ini

kemungkinannya juga dissebkan disengaja oleh pemlih namun ada juga karena

ketidaktahuan warga dalam hal tata cara dalam memilih. Gambaran mengenai

pengetahuan responden mengenai tata cara menggunakan hak pilih sebgai berikut:

Tabel 45

Pengetahuan Responden terhadap Tata Cara Memilih

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Tahu 30 46

2 Mengetaui 25 38

3 Kurang tahu 8 12

4 Tidak Tahu 2 3

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Jawaban res[onden sekalipun sedikit, namun pengetahuan terhaap tata cara

menggunakan hak pilih relatif mempengauhi partisipasi warga dalam pemilu. Tata

cara yang dimaksud adalah ketika warga tidak terdaftar dalam DPT, cara memilih

(contreng atau coblos), membuka dan meipat kertas, dan lainnya.

Intensias mengenai informasi pemilu di Media baik dilakukan pemerintah,

KPU, maupun peserta pemilu sangat intens dilakukan baik melalui media cetak,

elektroni maupun media pendukung lainnya. Gambaran mengenai intensitas

informasi kepemiluan melalui media ceta (surat kabar, majalah), sebagai berikut:

Page 66: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

61

Tabel 46

Intensitas Informasi Media Cetak

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat intens 13 20

2 Intens 10 15

3 Kurang intens 29 45

4 Tidak intens 13 20

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Tabel di aas memberi gambaran bahwa intensitas informasi di media cetak

rlatif kurnang intens. Memasang iklan di media cetak tentu saja tidak gratis, sekalipun

iklan layanan masyarakat. Informasi mengenai caleg/kandidat di media cetak

umumna dilakukan oleh yang punya uang lebih.

Bagaimana halnya dengan media elektronik (TV, radio, internet),

gambarannya sebagai berikut:

Tabel 47

Intensitas Informasi Media Elektronik

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat intens 20 31

2 Intens 24 37

3 Kurang intens 19 29

4 Tidak intens 2 3

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Relatif jawaban responden intens mengikuti informasi melalui media

elktronik. Terkait denganpemilu capres/cawapres, kita menyaksikan bagaimana

keperihakan media terlihat. TV One misalnya pro pada capres/cawapres nomor urut

1, sementara Metro TV pro pada pasangan nomor 2.

Media pendukung (Stiker/poster, brosur, kalender, spanduk, banner, baliho)

lainnya, gambaran intensitasnya sebagai berikut:

Page 67: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

62

Tabel 48

Intensitas Informasi Media Pendukung

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat intens 28 43

2 Intens 31 48

3 Kurang intens 6 9

4 Tidak intens 0 -

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Informasi melalui media pendukung lainnya relatif intens dilakukan oleh

celg/kandididat. Pengamatan lapangan juga menunjukkan di rumah warga tidak

hanya satu tertempel stiker atupaun kalender. Di rumah-rumah warga ada yang

terdapat sampai 3 caleg kalender yang terpasang diruang tamunya.

6. Sosialisasi Pemilu dari KPU

Selain peserta pemilu, KPU juga melakukan serangkaian sosialisasi pemilu ke warga

dengan tujuan agar tingkat partisipasi warga dalam pemilu bisa meningkat jumlahnya.

Selain itu sosialisasi diarhakan agar pemilih dalam menentukan pilihannya seapat

mungkin bisa bersifat rasional.

Sosialisasi KPU melalui media cetak (surat kabar, majalah, selebaran) sebagai

berikut:

Tabel 49

Sosialisasi KPU melaui Media Cetak

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat intens 6 9

2 Intens 3 5

3 Kurang intens 35 54

4 Tidak intens 21 32

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Pernyataan responden dari tabel diatas memberi gambaran bahwa sosialisasi

Page 68: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

63

KPU melalui media cetak relatif kurang intens dilakukan. Salah satu responden

menyatakan bahwa seingat dia pernah membaca koran mengenai waktu pelaksaan

pemliu caleg dan ada logo KPU. KPU Donggala sendiri dalam mensosilisaikan

terkait pemilu dengan cara menundang media cetak dan atau membuat press release

sehingga terberitakan. Media cetak yang biasa digunakan adalah media lokal seperti;

Media Alkhairat; Nuansa Pos dan Palu Ekspress.

Terkait sosilissasi KPU mengenai pemilu di media elktonik, intenitasnya

menurut responden sebagai berikut:

Tabel 50

Sosialisasi KPU melaui Media Elektronik

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat intens 13 20

2 Intens 21 32

3 Kurang intens 22 34

4 Tidak intens 9 14

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Berbeda dengan media cetak, menurut responden intensitas melalui media

elektonik lebih intens. Iklan layanan masyarakat mengenai penyelenggaran Pemilu

yang biasa digunakan adalah Radio Republik Indoensia atau radio lokal yang ada di

Gonggala yakni Radio Suara Donggal. Untuk sosialisasi pemlu capres/cawapres,

secara nasional KPU yang relatif intens dan disenangi masyarakat swngan progran

televisi acara debat kandidat capres/cawapres.

Media lainnya seperti Stiker, poster, brosur, spanduk, banner, baliho,

intensitasnya menurut responden sebagai berikut:

Page 69: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

64

Tabel 51

Sosialisasi KPU melaui Media Pendukung

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat intens 21 32

2 Intens 25 38

3 Kurang intens 11 17

4 Tidak intens 8 12

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Hampir sama dengan media elktronik, media pengukung khususnya spanduk

kerap dikenali masyarakat akan pesannya. Pesan baik menge waktu penyelenggaraan

pemilu maupun hak pemilih dalam pemilu terpajnag di tempat umu dan keramian.

Selain sosialisasi melalui media, KPU juga melakukan Sosialisasi melalui

pertemuan/penyuluhan. Dalam program kerja KPU Donggala sendiri, untuk tujuan

sosialisasi mengenai pemilu membentuk relawan demokrasi. Relawan Demokrasi

diagi atas lima segemen yakni 1) segmen pemilih pemula; 2) segmwn pemilih

keagamaan; 3) segmen pemilih disabilitas; 4) segmen pemilih perempuan dan 5)

segmen pemilih marginal. Dalam prgoram kerjanya relawan demokrasi intens

melakukan sosialisasi pada kelompok segmen yang bersangkutan mengenai persoalan

teknis kepemiluan.

Gambaran mengenai intensitas sosialisasi dalam bentuk penyuluhan/

pertemuan warga sebgai berikut:

Tabel 52

Sosialisasi KPU melaui Pertemuan/penyuluhan No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Sangat intens 5 8

2 Intens 4 6

3 Kurang intens 17 26

4 Tidak intens 39 60

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Page 70: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

65

Responen umumnya beranggapan bahwa sosialisasi dalam bentuk penyuluhan

ataupun pertemuan relatif kurang intens dilakukan oleh KPU. Sosialisasi dalam

bentuk relawan demokrasi yang dibentuk KPU pada tiap segmennya hanya terdiri

dari 5 orang – itupun ditujukan pada kelompom masyarakat yang dianggap sangat

membutuhkan informasi mengenai kepemiluan.

a. Tanggapan/pengamatan anda terhadap pelaksanaan Pemilu

Tanggapan responden mengenai pelaksanaan pemilu dalam aspek

mengakses saat ke TPS hanya 92 persen atau 60 responden engatakan mudah diakses

dan dekat dengan tempat tinggalnya.

Saat di TPS apakah pelaksnaan pemilu apakah adawarga yang mendapat

tekanan atau ancaman? Gambarannya sebagai berikut.

Tabel 53

Tanggapan terhadap Tekanan/Ancaman

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Tidak ada tekanan 56 86

2 Ada tekanan/ancaman 6 9

3 Tidak tahu 3 5

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Saat hari pelaksanaan pemilu umumnya responden menyatakan relatif tidak

ada tekanan atau ancaman, namun demikian sekalipun kecil persentasenya ada wara

yang menyatakan tertekan/terancam saat pemilu. Kondisi ini terjadi misalnya adanya

suara besar dari warga yang mendukung calon tertentu agar warga memilihnya cara

mengatakan secara simbolik atau dengan tatapan mata.

Informasi hari pelaksanaan pemilu baik pemilu caleg maupun pemilu

capres/cawapres tidak saja diingitkan melalui media cetak dan elektronik. Panitia

Page 71: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

66

pemmilu pada tingkat desa juga mengingatkan warga melalui pembesar suara dengan

memanfaatkan pembesar suara dari rrumah ibadah. Gambarannya sebagai berikut:

Tabel 54

Tanggapan terhadap Informasi Waktu Pemilu

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Diinformasikan 35 54

2 Tidak 27 43

3 Tidak tahu 3 5

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Lebih dari setengah res[onde mengatakan bahwa ada informasi yang ia terima

sbelum pelkasanaan eaktu pemilu. Menurut responden tidak hanya sekali panitia

mengingatkan. Waktu mengingatkan malam dan pagi hari.

Saat warga mendatangi tempat pemungutan suara (TPS), apakah petugas

pemilu menginformasikan tata cara atau prosedur memilih? Responden yang

menjawab itu dilakukan sebanyak 89 persen, lainnya 3 % mengatakan tidak, sisanya

8 persen mengatakan tidak tahu.

Setelah melakukan pemilihan, waktu perhitungan suara panitia juga relatif

terbuka, sebanyak 91 % mengatakan itu dan 9 % mengatakan tidak tahu. Tanggapan

lain terhadap pelaksana pemilu menurut responden, sebaiknya panitia dari setiap

jenjang lebih ramah lagii dalam pelayanan.

b. Tanggapan atas Politk Uang

Dalam pelaksanaan pemilu, berbagai cara dilakukan caleg/kandidat agar terpilih.

Melalui tim suksesnya cara praktis yang dilakukan adalah „membujuk‟ warga dengan

pemberian materi atau politk uang. Gambaran mengenai hal ini oleh responden

sebagai berikut:

Page 72: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

67

Tabel 55

Tanggapan terhadap Keberadaan Politik Uang

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Ada Politk Uang 11 17

2 Tidak ada 26 40

3 Tidak tahu 28 43

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Sekalipun kecil persentasenya, paling tidak menggambarkan bahwa dalam

Pemilu 2014 caleg/kandidat oleh tim suksesnya masih menggunakan politik uang

agar terpilih. Dalam penjelasan oleh responden dinyatakan bahwa kandidat

menggunakan uang saat terakhir menuju TPS (serangan fajar), bahkan ada responden

yang menyaksikan politik uang dilakukan di TPS. Jawaban responden yang

mengatakan tidak ada dan tidak tahu karena menganggap pemilihan di daerahnya

pengamanannya saat pemilu sangat ketat, alasan lainnya selain tidak pernah terjadi

dalam pribadi warga juga tidak pernah lihat, lainnya hanya pernah dengar saja dari

tetangganya.

Namun jika warga sendiri diberi ang apakah akan mempengaruhi pilihannya

dalam pemilu? Jawaban atas ertanyaan ini oleh responden sebagai berikut

Tabel 56

Tanggapan terhadap Pengaruh Politik Uang

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Terpengaruh 2 3

2 Tidak 58 89

3 Tidak tahu 5 8

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Pemilih relatif tidak terpengaruh sekalipun caleg/kandidat memberi uang

dalam pelaksanaan pemilu. Bahkan dalam realitasnya menurut salah satu responden

Page 73: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

68

mendapat dari dua caleg berbeda partai. Terima duitnya dan yang dicontrng sesuai

kata hati relatif menjadi pegangan pemilih. Namun implikasi dari sikap ini

berdampak pada caleg yang tidak ada suara sekalipun sudah mengeluarkan banyak

uang menjadi marah. Diberbaai tempat sumbangan ditarik kembali atau caleg

melampiaskan kemarahan dengan merusak bangunan pemerintah.

c. Tanggapan atas Kinerja DPRD

Hasil pemilu caleg tentu saja membawa caleg-calaeg yang mendapat suara

terbanyak duduk mewakli rakyat sebagai anggota dewan di DPRD Dongggala.

Apakah kepemimpinan Dewan terebut kinerjanya sesuai dengan harapan masyarakat?

Tanggapan warga mengenai Kinerja DPRD Donggala 2009-2014 sebagai berikut:

Tabel 57

Tanggapan terhadap Kinerja DPRD 2009-2014

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Baik 13 20

2 Cukup 14 22

3 Tidak Baik 38 58

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Lebih separuh dari responden yang mengatakan bahwa kinerja anggota DPRD

periode 2009-2014 tidak baik, beberapa alasan dari responden terhadap buruknya

kinerja anggota dewan adalah bahwa anggota dewan tidak pernah lagi ke kampung

seperti dulu, ada juga yang berasalan bahwa anggota dewan tidak membawa

perubahan/kemajuan. Umunya Dewan hanya sibuk dengan pengusaha. Selain itu

menurut responden dewan tidak tuntas mengawwal masalah konflik tata batas desa.

d. Tanggapan atas Kinerja KPU Donggala

Terhadap penyelenggaraan pmilu 2014, KPU Donggala telah melakukan

Page 74: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

69

sesuai tahapan yang diamanatkan Undang-undang. Kinerja anggota KPU Donggala

atas kerj-kerja tersebut oleh responden sebagai berikut:

Tabel 58

Tanggapan terhadap Kinerja KPU

No Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Baik 35 54

2 Cukup 28 43

3 Tidak Baik 2 3

Jumlah 65 100

Sumber : Data Primer, 2015

Relatif knerja kPU Donggala atas penyelengaaran Pemilu 2014 oleh

sebagian responden dikatakan sudah baik. Sekalipun persentasenya kecil ada juaga

responden yang mengatakan knerja KPU buruk. Atas kinerja tersebut warga

menyarankan (ihat box) agar KPU memperbaiki kinerjanya dengan pendataan warga

diperbaiki dan memperbanyak sosialisasi agar atisipasi dalam pemilu lebih banyak

lagi. Selain itu saran buat pemerintah yakni lebih membantu KPU dalam pendataan

warga yang berhak memilih dan memperketat pengawwasan pelaksanaan pemilu

(lihat box)

Box 2: Saran Buat KPU

agar pendataan calon pemilih lebih ditingkatkan supaya tidak ada lagi

masyarakat yang tidak menggunakan hak pilih

lebih memperbanyak sosialisasi pemilu sampai kepelosok daerah yang

terpencil

hilangkan politik uang

sebaiknya KPU donggala lebih sering melakukan sosialisasi dengan

masyarakat demi melaksanakan pemilu yang lebih baik, jujur, dan

mengurangi masyarakat yang golput, akibat kurangnya sosialisasi tentang

pemilu.

agar bekerja lebih baik

kinerja KPU lebih ditingkatkan disegala aspek juga bukan hanya pemilu

yang bebas dengan politik uang tapi KPU juga harus bebas dengan politik

uang.

Page 75: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

70

lebih mensosialisasikan lagi pemilu agar semua masyarakat dapat ikut serta

memilih

tingkatkan kinerja dan sosialisasi pemilu melalui media cetak dan elektronik

rekruitment anggota KPU lebih terbuka

Perekrutmen anggota KPU harus terbuka, Sosialisasi harus sering dilakukan,

pendataan calon pemilih harus ditingkatkan supaya masyarakat semua bisa

ikut memilih

pendataan harus dimaksimalkan, terutama kebijakan bagi yang tidak ada

KTP untuk bisa dicarikan alternatif lain untuk menggunakan hak pilihnya.

untuk lebih memperketat pengawasan terutama di TPS

harus lebih ketat dan jeli melihat permasalahan pemilu sepertipolitik uang

harus lebih rapi lagi persiapannya menuju pemilu, lebih diawasi lagi agar

tidak kehilangan kotak suara, ataupun ada hal yang tidak diinginkan terjadi

saat pemilu

lebih tingkatkan lagi dalam beberpa hal tentang pelaksanaan pemilu

lebih memperketat pengawasan

sosialisasi diperbanyak

KPU harus lebih ketat lagi

KPU Donggala jangan terpengaruh dengan politik uang

dalam TPS harus menjaga kenyamanaan masyarakat, pelayanaannya harus

ramah, dan juga harus dijelaskan kembali masalah pencoblosan

KPU harusnya lebih memperketat penjagaan pemilu agar bebas dari politik

uang.

lebih siaga dalam pelaksanaan pemilu agar tidak terjadi lagi pembocoran

kotak suara

harap DPT yang sudah diperbaiki tidak usah diacak lagi karena itu

berpengaruh dengan data-data pemilih

seluruh saksi-saksi perhitungan suara diperketat jangan sampai ada

kecurangan

lebih ketat penjagaan atau pengawasannya

lebih ketat lagi,

lebih transparan jangan sampai ada suara yang hilang

lebih diperketat

Kpu harus lebih banyak melakukan penyuluhan tentang pemilu

harus lebih mendata warga dari rumah ke rumah

KPU lebih sigap, lebih aktif

lebih aktif lagi agar pelaksanaan pemilu lebih aktif

KPU harus sering turun sosialisasi

Pelaksanaan pemilu harus dimulai dengan kejujuran agar bisa mendapatkan

pemimpin yang baik

KPU harus mengatasi politik uang agar hasil pemilu lebih murni

seluruh saksi-saksi perhitungan suara diperketat jangan sampai ada

kecurangan

Page 76: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

71

lebih ketat penjagaan atau pengawasannya

lebih transparan jangan sampai ada suara yang hilang

kinerja KPU lebih ditingkatkan disegala aspek juga bukan hanya pemilu

yang bebas dengan politik uang tapi KPU juga harus bebas dengan politik

uang.

lebih mensosialisasikan lagi pemilu agar semua masyarakat dapat ikut serta

memilih

tingkatkan kinerja dan sosialisasi pemilu melalui media cetak dan elektronik

rekruitment anggota KPU lebih terbuka

Perekrutmen anggota KPU harus terbuka, Sosialisasi harus sering dilakukan,

pendataan calon pemilih harus ditingkatkan supaya masyarakat semua bisa

ikut memilih

Tingkatkan kinerja KPU sehingga dapat memberikan hasil yang memuaskan

Box 3: Saran Buat Pemerintah Daerah

memperhatikan calon pemilih yang sedang sakit agar dapat ikut memilih

menegakkan pemilu jujur dan mengutamakan kepuasan pemilih

adanya setiap perwakilan pemerintah kabupaten ditiap kecamatan

untuk melancarkan pelaksanaan pemilu, harus dilakukan dengan melakukan

pemantauan langsung.

lebih memperkuat lagi keamanan dalam melaksanakan pemilu

supaya pemilu diperiode berikutnya diperketat lagi keamanan kotak suara

disemua PPS dan KPPS yang ada agar tidak terjadi hal yang tidak

diinginkan.

keamanan dan ketertiban pemilu berjalan dengan lancar

pemerintah juga turun langsung untuk mengawal jalannya pemilu

pengamana kotak suara harus ditingkatkan, pengawasan pada KPU juga

harus ditingkatkan agar tidak terjadi kecurangan

harus lebih aktif untuk mensosialisasikan tentang pemilu

pemerintah kabupaten harus lebih intensif

lebih mensosialisasikan tentang pemilu

tingkatkan pengawasan lebih, agar berjalan dengan baik, benar dan jujur.

tingkatkan lagi pengawasannya

harus turun langsung dalam pemilu dan juga harus sering mensosialisasikan

pemilu dimasyarakat.

memperketat pengawasan

tingkatkan pengawasannya

sosialisasinya harus sering

harus lebih ktif turun dimasyarakat

lebih ditingkatkan pengawasnnya

Page 77: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

72

harus mengadakan penyuluhan tiap minggu untuk kelancaran pemilu

lebih tngkatkan lagi pengawasaannya

tingkatkan pengawasan sat-saat pemilu berlangsung

tingkatkan lagi pengawasannya

saran saya agar betul-betul aspirasi masyarakt diperjuangkan jangan sampai

bertujuan lain

lebih transparan lagi

lebih ketat

harus sering mensosialisasikan pemilu dalam masyarakat

lebih ketat penawasannya

lebih kreatif dan lebih ketat pengawasannya

pendataan lebih dimaksimalkan

lebih ketat lagi pengawasannya

pendataan lebih dimaximalkan agar pelaksanaan pemilu lebih efektif

pengawasannya harus di perketat dan dirapikan lagi

saran saya agar betul-betul aspirasi masyarakt diperjuangkan jangan sampai

bertujuan lain

lebih transparan lagi

supaya pemilu diperiode berikutnya diperketat lagi keamanan kotak suara

disemua PPS dan KPPS yang ada agar tidak terjadi hal yang tidak

diinginkan.

keamanan dan ketertiban pemilu berjalan dengan lancar

pemerintah juga turun langsung untuk mengawal jalannya pemilu

Tingkatkan kinerja KPU sehingga dapat memberikan hasil yang memuaskan

Page 78: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

73

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Uraian pada bab hasil dan pembahasan dalam penlitian ini, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) partispasi pemilih dalam Pemilu 2014, dari 65 responden memberi

gambaran bahwa dalam pemilu caleg sebesar 83 % sementara pemilu

capres/cawapres sebesar, sementara pemilu capres/cawapres sebesar 80

%. Menurunya tingkat partisipasi pemilu caleg dan capres/cawapres

disebabkan karena faktor kandidat yang hanya 2 pasangan tidak disenangi

oleh warga. Secara umum di Kabupaten Donggala pemilu caleg sebesar

75,42 % dan pemilu capres/cawapres sebesar 70,58 %. Ketidakikutan

warga dalam pemilu 2014 disebabkan karena persoalan teknis, budaya dan

2) Gambaran tingkat rasionalitas Pemilu 2014 di Kabupaten Donggala,

a. Faktor yang mempengaruhi pilihan pemilih dalam pemilu caleg DPRD

Donggala lebih banyak dipengaruhi oleh visi/misi partai dan juga

karena satu kampung dengan caleg; Untuk pemilu caleg DPRD

Propinsi umumnya pilihan pemilih tidak sama dengan latar partai caleg

yang dikabupaten demikian halnya dengan caleg DPR Pusat. Faktor

yang mempengaruhi adalah latar pendidikan dan profil caleg. Calon

dari DPD pemilih lebih condong memilih karena faktor fotonya.

b. Faktor yang mempengaruhi pilihan pemilih dalam pemilu

Capres/Cawapres adalah visi/misi dari capres dan cawapres terutama

saat digelar debat capres/cawapres di media TV.

c. 92 persen dari responden masih menganggap pemilu itu penting,

namun pengetahuan terhadap kepemiluan masih kurang utamanya

terkait informasi waktu pelaksanaan; informasi terkait kandidat; tata

cara memilih;

d. Sosilisasi pemilu yang dilakukan oleh KPU oleh responden dinilai

kurang intens (utamanya media cetak dan media elektronik. Namun

demikian responden menilai kinerja KPU Donggala atas pelaksanaan

pemilu 2014 dinilai baik

Page 79: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

74

e. Sekalipun kecil persentasenya (17%), responden menilai masih terjadi

politik uang dalam pemilu 2014;

5.2. Saran

1) Sosialisasi terkait dengan pengetahuan kepemiluan dan penyelenggaran

Pemilu perlu ditingkatkan. Dengan peningkatan pengetahuan masyarakat

melalui sosialisasi secara tidak langsung akan meningkatkan kesadaran

masyarakat yang berimplikasi pada akan peningkatan partisipasi

masyarakat dalam pemilihan umum. Program debat pada pemilu

capres/cawapres yang dilakukan oleh KPU dipertahankan dan program

yang lain sejenis untuk caleg seharusnya ada;

2) Pemerintah daerah dan KPU lebih meningkatkan pengawasan dan daya

dukungnya dalam penyelenggaraan pemilu;

Page 80: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abbey, A., Abramis D.J., & Caplan R.D. (2005). Effect of differents sources of

social support and social conflict on subjective well-being. Basic and

Applied Social Psychology, 6, 2, 111-129.

Alwis, 1997, Jurnal Laboratorium Ilmu Pemerintahan No. 1 Tahun 1 Januari –

Juni 1997, Jurusan Ilmu Pemerint ahan Fisipol Universitas Riau,

Pekanbaru.

Anonim, survei: 42,8 Persen Pemilih Terima Suap, tetapi Pilih Calon Sesuai

Nurani, diunduh Kompas.com 20 Desember 2013

Anonim, Survei Pemerintah, Partisipasi Pemilu Capai 73 Persen. 28 Februari

2014, Kompas.com, diunduh 30 April 2014.

Asngari, P.S. 2001. Peranan Agen Pembaruan/Penyuluh Dalam Usaha

Memberdayakan (Empowerment) Sumberdaya Manusia Pengelola

Agribisnis. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas

Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Budiarjo, Miriam., 2009, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Penerbit: PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Efriza, 2012, Political Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik, Bandung: Alfabeta.

Erowati, Dewi. 2004, Jurnal Demokrasi dan Otonomi Daerah, Volume 2/Nomor

2/Desember 2004

Gaffar, Afan, 1990. Merangsang Partisipasi Politik Rakyat, dalam Syahrifin

Arbab (editor), denutologi politik Indonesia: Mengusung Elitisisme dalam

Orde Baru, Jakarta: Pustaka Cesindo, 1990).

---------, 1992. Javanese Voters : A Casa Study Of Election Under A Hegemonic

Party System, Gajahmada University Press, Yogyakarta.

Gosnell, Harol. F, Edwin R. A Salignan dan Alvin Johnson.2011. Encyclopedia of

Social Science, Vol. 15. New York: The Macmillan Co.

Hadjon, Philipus, M. 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, PT

Bina Ilmu. Surabaya.

Hadjon , Philipus M. 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Di Indonesia.

Sebuah Studi Tentang Prinsip-prinsipnya. Penanganannya oleh Pengadilan

dalam Lingkungan Peradilan Umum dan Pembentukan Peradilan

Administrasi Negara, PTBina Ilmu, Surabaya.

Huntington Samuel P. Dan Joan Nelson. 1990. Partisipasi Politik Di Negara

Berkembang. Jakarta. Rineka Cipta.

Page 81: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

76

Kabupaten Donggala dalam Angka, 2014, Penerbit: Badan Pusat Statistik

Kabupaten Donggala

KPU Donggala, Laporan Penyelenggaraan Pemilu 2014.

KPU Sulteng, Data Pemilih tetap per TPS 2014, data.kpu.go.id

kpu.go.id, KPU, Peserta Pemilu 2014, http://www.kpu.go.id/

-----------, 1 juni 2014, KPU Tetapkan Nomor Urut Pasangan Capres-Cawapres

Pemilu 2014 http://www.kpu.go.id/

Mujani Saiful, R. William Liddle, Kuskridho Ambardi. 2012. Kuasa Rakyat:

Analisis tentang Prilaku Memilih dalam Pemilihan Legislatif dan Presiden

Indonesia Pasca-Orde Baru. Mizan. Jakarta Selatan

Moleong, J. Lexy., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja

Rosdakarya, 1993.

Nursal, Adman. 2004. Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu Sebuah

Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden, Jakarta : PT

Gramedia.

Rahman. Arifin , 2002, Sistem Politik Indonesia dalam Perspektif Fungsional.

SIC, Surabaya

Ritzer, George – Douglas J. GoodmN, 2003 (cet.3) Teori Sosiologi Modern, Edisi

ke-6, Jakarta. Prenada Media

Roth, Dieter. Studi Pemilu Empiris: Sumber, Toeri-teori, Instrumen dan Metode,

Friedrich-Naumann-Stiftung für die Freiheit, Jakarta, 2008

Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. PT Grasindo.

Sulawesi Tengah dalam Angka, 2014. Diterbitkan oleh, BPS Provinsi Sulawesi

Tengah

Umar S. Bakry, 2014, Perilaku Pemilih Dalam Pemilu 2014, Media Indonesia, 4

Pebruari 2014

UU No. 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

Page 82: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)
Page 83: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

KUISIONER PENELITIAN

No. Resp Pekerjaan

Umur Suku

Jenis Kelamin Status Perkawinan

Agama Desa/Kel

KUISIONER PRILAKU PEMILIH DALAM PEMILU 2014 KABUPATEN DONGGALA

A. PEMILU CALON LEGISLATIF (CALEG)

1. Apakah Anda ikut memilih dalam Pemilu Caleg?

[ ] Ya [ ] Tidak

Jika Tidak, mengapa?

a. Karena tidak terdaftar dalam DPT

b. Terdaftar, tapi tidak ke TPS

karena: ............................................................................................................

.........................................................................................................................

2. Jika Ya. Apa yang mempengaruhi anda dalam memilih CALEG DPRD Donggala 2014

Keterangan Jawaban

4 3 2 1 0

a) Karena mempelajari Visi Misi dan program Partai Politik `

b) Mengenal Jejak rekam caleg

c) Adanya sumbangan dari caleg ke masyarakat

d) Karena diberi uang/barang

e) kecocokan dengan ideologi partai

f) karena partai se organisasi dengan saya

g) disarankan oleh orang tua/saudara

h) disarankan oleh Guru/dosen, temandan tokoh masyarakat

i) Karena sekampung (sama suku)

j) Fotonnya, nomor dan atau iklan caleg Keterangan jawaban: 4 sgt berpengaruh; 3 berpengaruh; 2 krg berpengaruh; 1 tdk berpengaruh; 0 sgt tdk berpengaruh

k) Selain alasan di atas jika ada alasan lain (sebutkan)

....................................................................................................................................................

3. Apakah sama partai dari caleg yang anda pilih di DPRD Donggala dengan caleg Provinsi?

[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu

Alasan: .......................................................................................................................................

4. Apakah sama partai dari caleg yang anda pilih di DPRD Donggala dengan caleg Pusat?

[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu

Alasan: .......................................................................................................................................

5. Apakah sama partai dari Caleg yang anda pilih pada tahun 2014 dengan caleg pemilu 2009?

[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu/tidak ikut

Alasan: .......................................................................................................................................

6. Apa yang mempengaruhi anda memilih caleg DPD 2014

[ ] Fotonya

[ ] Nomor

[ ] Iklannya

[ ] Lainnya (sebutkan): ..........................................................................................................

Page 84: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

B. PEMILU CALON PRESIDEN DAN WAKIL (CAPRES/CAWAPRES)

7. Apakah Anda ikut memilih dalam Pemilu Capres/Cawapres 2014 ?

[ ] Ya [ ] Tidak

Jika Tidak, mengapa?

[ ] Karena tidak terdaftar dalam DPT

[ ] Terdaftar, tapi tidak ke TPS

Penjelasan: .................................................................................................................................

.................................................................................................................................

8. Jika Ya, Apa yang mempengaruhi anda dalam memilih Capres/cawapres 2014

Keterangan Jawaban

4 3 2 1

a) Karena saya pelajari Visi Misi dan program serta jejak rekam

Capres/cawapres

b) Adanya sumbangan dari Tim sukses Capres/cawapres ke masyarakat

c) Karena diberi uang/barang oleh Tim sukses Capres/cawapres

d) Faktor partai yang mengusung Capres/cawapres

e) disarankan oleh orang tua/saudara

f) disarankan oleh Guru/dosen, teman dan atau tokoh masyarakat

g) Karena sekampung (sama suku)

h) Fotonya, nomor dan atau iklan Capres/cawapres Keterangan: jawaban 4 sangat berpengaruh; 3 berpengaruh; 2 kurang berpengaruh dan 1 tidak berpengaruh

i) Selain alasan di atas jika ada alasan lain (sebutkan)

.....................................................................................................................................................

C. PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PEMILU 2014

9. Apakah Pemilu penting dan berguna bagi anda

[ ] Ya [ ] Tidak

Mengapa? : ..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

No Pertanyaan Jawaban

10 Informasi apa Anda ketahui terkait Pemilu 20I4 ? 4 3 2 1

a. Waktu dan tempat Pelaksanaan

b. Calon-Calon yang akan dipilih

c. Tata Cara Menggunakan Hak Pilih

d. Lainnya (sebutkan) ............................................................................

11 Intensitas Informasi tentang Pemilu di Media

a. Media cetak (surat kabar, majalah)

b. Media elektronik (TV, radio, internet)

c. Media pendukung (Stiker/poster, brosur, spanduk, banner, baliho)

12 Sosialisasi Pemilu dari KPU Donggala yang pernah anda dapatkan

a. Melalui media cetak (surat kabar, majalah)

b. Media elektronik (TV, radio, internet)

c. Media pendukung (Stiker/poster, brosur, spanduk, banner, baliho)

d. Sosialisasi melalui pertemuan/penyuluhan Keterangan: jawaban 4 sangat tahu/intens; 3 tahu/intens; 2 kurang tahu/intens dan 1 tidak tahu/intens

Page 85: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

13. Tanggapan/pengamatan anda terhadap pelaksanaan Pemilu

a. Saat Ke TPS mudah diakses dan tidak pakai biaya

[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu

b. Saat pelaksanaan pemilu tidak ada tekanan atau ancaman

[ ] Ya [ ] Tidak aman [ ] Tidak tahu

c. Petugas (PPS) mengingatkan pemilih melalui pembesar suara untuk ke TPS

[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu

d. Petugas (PPS) menginformasikan prosedur memilih

[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu

e. Perhitungan suara terbuka

[ ] Ya [ ] Tidak terbuka [ ] Tidak tahu

f. Tanggapan Lainnya, ..............................................................................................................

14. Apakah ada Tim sukses dari Caleg atau kandidat Capres/cawapres yang menggunakan

Politik Uang dalam Pemilu di lingkungan tempat saudara tinggal?

[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu

Penjelasan: .................................................................................................................................

15. Jika anda diberi sesuatu dari caleg atau kandidat, apakah anda terpengaruh dengan pemberian

tersebut dalam Pemilu?

[ ] Ya [ ] Tidak [ ] Tidak tahu

Penjelasan: .................................................................................................................................

16. Bagaimana Tanggapan anda dengan Kinerja DPRD Donggala 2009-2014?

[ ] Baik [ ] Cukup [ ] Tidak Baik

Penjelasan: .................................................................................................................................

17. Bagaimana Tanggapan anda dengan Kinerja KPU Donggala (termasuk PPS dan PPK) dalam

Penyelenggaraan Pemilu?

[ ] Baik [ ] Cukup [ ] Tidak Baik

18. Saran anda buat KPU Donggala agar pelaksanaan Pemilu menjadi lebih baik

19. Saran anda buat Pemerintah Kabupaten Donggala dalam mendukung kelancaran Pelaksanaan

Pemilu

Terimakasih

Page 86: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

Foto-foto Penelitian

Page 87: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)
Page 88: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)
Page 89: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)
Page 90: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

1

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN DONGGALA

LAPORAN PENELITIAN

Page 91: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

2

2004 2009 2014

Page 92: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

Penduduk Kabupaten Donggala akhir tahun 2013 berjumlah 287.921 jiwa

Alokasi Kursi = 30

Diperebutkan 359 caleg di Donggala

3

Page 93: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

Mendapatkan gambaran tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum 2014 di Kabupaten Donggala;

Untuk mengetahui tingat rasionalitas pemilih dalam pemilu 2014 di Kabupaten Donggala

4

Page 94: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

Lokasi & Jumlah Responden ◦ Kecamatan Banawa 20 orang

◦ Kecamatan Banawa Selatan 15 orang

◦ Kecamatan Sindue 15 orang

◦ Kecamatan Tanantovea 15 orang

Teknik Pengumpulan Data ◦ Kuisioner/Wawancara

◦ Studi Dokumen

Teknik Analisis Data: Kualitatif

5

Page 95: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

1. Tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Umum 2014 di Kabupaten Donggala

6

Page 96: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

7

Page 97: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

8

92%

31%

15%

9%

25%

7%

23%

23%

37%

31%

94%

-

13%

2%

17%

-

25%

10%

6%

34%

Visi Misi Partai Kandidat

jejak rekam Caleg

Sumbangan ke Masyarakat

Faktor diberi uang/Barang

Ideologi Partai

Seorganisasi

Saran Ortu

Saran Org Lain

Sekampung

Foto

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRILAKU PEMILIH

CALEG Capres/Cawapres

Page 98: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

9

Media Cetak

Media Elektronik

Media Pendukung

penyuluhan

14%

52%

70%

14%

Tanggapan Responden Intensitas

Sosialisasi

Page 99: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

10

11%

68%

21%

Ada Tekanan/Ancaman Informasi Waktu Pemilu

Ada Politk Uang

Page 100: Perilaku Pemilih, Refleksi Pemilu 2014 (KPU Kabupaten Donggala)

TERIMA KASIH

11