perilaku menyontek ditinjau dari efikasi diri dan …eprints.ums.ac.id/66850/1/naskah...

14
PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP HARAPAN ORANGTUA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh : Aulia Syifa F 100 140 237 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 07-Mar-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI DAN

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP HARAPAN ORANGTUA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh :

Aulia Syifa

F 100 140 237

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

ii

iii

iv

1

PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI EFIKASI DIRI DAN

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP HARAPAN ORANGTUA

Abstrak

Perilaku menyontek bukan suatu hal yang asing lagi terutama di dunia pendidikan,

bahkan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi pun tidak lepas dari yang

namanya menyontek. Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku menyontek

antara lain efikasi diri dan persepsi terhadap harapan orangtua. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan persepsi mahasiswa

terhadap harapan orangtua dengan perilaku menyontek. Sampel yang diambil

berjumlah 172 mahasiswa dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu

Proportional Stratified Random Sampling. Metode pengumpulan data

menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan alat ukur skala yaitu skala

perilaku menyontek, skala efikasi diri, dan skala persepsi mahasiswa terhadap

harapan orangtua. Teknik analisis data menggunakan teknik regresi berganda.

Hasil uji analisis regresi diketahui bahwa R sebesar 0,457 dengan taraf

signifikansi (p) 0,000 dimana p < 0,01 yang artinya ada hubungan yang sangat

signifikan antara efikasi diri dan persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua

dengan perilaku menyontek.

Kata Kunci : efikasi diri, mahasiswa, perilaku menyontek, persepsi terhadap

harapan orangtua

Abstract

Cheating behavior is not a strange thing especially in the world of education, even

from elementary school to university, the name cheats. Factors that can influence

cheating behavior include self-efficacy and perception of parental expectations.

The purpose of this study was to determine the relationship between self-efficacy

and student perceptions of parental expectations with cheating behavior. Samples

were taken 172 students using a sampling technique, namely Proportional

Stratified Random Sampling. Methods of data collection using quantitative

research methods with a scale measuring tool that is cheating behavior scale, self-

efficacy scale, and student perceptions of parental expectations scale. Data

analysis techniques use multiple regression techniques. Regression analysis test

results revealed that R is 0.457 with a significance level of (p) 0.000 where p

<0.01, which means there is a very significant relationship between self-efficacy

and student perceptions of parental expectations with cheating behavior.

Keywords: self-efficacy, students, cheating behavior, perception of parental

expectations

2

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari

kehidupan manusia. Sejak kecil hingga dewasa, manusia selalu dibekali

pendidikan. Tujuan pendidikan nasional yang disebutkan dalam Undang-

Undang No 20 Tahun 2003 antara lain menjadikan peserta didik manusia yang

beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak yang

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, memiliki kemandirian, serta menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Muslimin, 2013).

Kenyataannya tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan tersebut

belum diaplikasikan dengan baik di ranah pendidikan. Berbagai fenomena

tentang pelanggaran di dunia pendidikan sudah banyak terjadi, salah satunya

perilaku menyontek. Menurut Pincus dan Schemelkin perilaku menyontek

ialah tindak kecurangan yang dilakukan seseorang dengan sengaja, serta

mengakui hasil belajar orang lain melalui cara yang tidak dibenarkan seperti

memalsukan informasi saat ujian (Shara, 2016).

Kasus menyontek pernah terjadi di Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Padang pada UAS tahun 2008, yakni ditemukan sebanyak ± 80%

mahasiswa menyontek saat ujian berlangsung (Friyatmi, 2011). Kasus

menyontek terjadi pula di universitas swasta yakni di Binus University saat

pelaksanaan Ujian Tengah Semester Genap tahun 2016/2017, yang mana

melibatkan 26 mahasiswa terdiri dari binus regular sebanyak 21 mahasiswa,

binus international sebanyak 4 mahasiswa, dan binus online learning

sebanyak 1 mahasiswa. Hal itu mengakibatkan ke 26 mahasiswa tersebut

diberhentikan (Binus University, 2017). Berdasarkan survei di Universitas

Harvard Amerika Serikat ditemukan sebanyak 9% mahasiswa baru mengaku

menyontek saat mengerjakan pekerjaan rumah maupun tugas (BBC

Indonesia, 2015).

Perilaku menyontek ini apabila dibiarkan menjadi suatu kebiasaan,

merupakan indikasi mahasiswa tidak meyakini akan kemampuan yang

dimilikinya sendiri sehingga bisa dikatakan bahwa mahasiswa dapat memiliki

efikasi diri yang rendah.

3

Menurut Bandura efikasi diri merupakan keyakinan seseorang tentang

kemampuan yang dimilikinya bahwa dirinya bisa berhasil dalam melakukan

sesuatu (Warsito, 2009). Seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi

menurut Bandura ialah seseorang yang merasa mampu menangani situasi dan

kondisi yang dihadapi, percaya dengan kemampuan diri, mampu

menyelesaikan tugas, melihat kesulitan sebagai suatu tantangan, menanamkan

usaha yang kuat, melakukan peningkatan pada setiap usaha yang

dilakukannya ketika menghadapi kegagalan, fokus pada tugas serta strategi

ketika menghadapi kesulitan (Mahmudi & Suroso, 2014).

Kemudian, faktor yang menyebabkan mahasiswa memiliki perilaku

menyontek selain efikasi diri ialah ingin memuaskan harapan orangtua

(Muslimin, 2013; Samiroh & Muslimin, 2015). Orang tua yang mempunyai

harapan tinggi terhadap prestasi anak, menurut Hurlock hal itu dapat

membentuk persepsi anak terhadap orangtuanya yang akhirnya tidak dapat

mencapai harapan yang diinginkan orangtuanya (Gintulangi & Prihastuti,

2014). Adanya harapan orangtua yang tinggi mengenai keberhasilan belajar

mahasiswa inilah yang membuat pertentangan dalam diri mahasiswa tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara efikasi

diri dan persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua dengan perilaku

menyontek pada mahasiswa fakultas psikologi universitas muhammadiyah

surakarta, mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan perilaku

menyontek pada mahasiswa fakultas psikologi universitas muhammadiyah

surakarta, mengetahui hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap harapan

orangtua dengan perilaku menyontek pada mahasiswa fakultas psikologi

universitas muhammadiyah surakarta.

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin membuktikan: ada hubungan

antara efikasi diri dan persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua dengan

perilaku menyontek, ada hubungan negatif antara efikasi diri dengan perilaku

menyontek, ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap harapan

orangtua dengan perilaku menyontek.

4

2. METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian

ini merupakan 172 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini ialah

proportional stratified random sampling, dimana setiap angkatan diambil

sampel dengan proporsi yang sama untuk dijadikan subjek penelitian.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunaka skala perilaku menyontek,

skala efikasi diri dan skala persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua.

Skala Perilaku Menyontek dibuat berdasarkan aspek-aspek teori

perilaku terencana yang dikemukakan oleh Ajzen yakni: intensi perilaku

merupakan indikasi kecenderungan individu untuk melakukan suatu perilaku

(Azwar, 2016). Skala Perilaku Menyontek memiliki jumlah aitem sebanyak

23 yang tediri dari 16 aitem favourable dan 7 aitem unfavourable.

Skala Efikasi Diri yang digunakan ialah General Self Efficacy Scale

dari Schwarzer berdasarkan aspek-aspek efikasi diri Bandura yakni tingkat

kesulitan (magnitude), kekuatan keyakinan (strenght), keluasan (generality).

Skala Efikasi Diri memiliki jumlah aitem sebanyak 10 aitem favourable.

Skala Persepsi Mahasiswa Terhadap Harapan Orangtua merupakan

modifikasi dari skala yang dibuat Kulsum (2015) yang disusun berdasarkan

aspek-aspek persepsi yang dikemukakan oleh McDowell & Newell yakni

aspek kognisi dan aspek afeksi (Hariyanto, 2013). Skala Persepsi Mahasiswa

Terhadap Harapan Orangtua memiliki jumlah aitem sebanyak 29 terdiri dari

16 aitem favourable dan 13 aitem unfavourable.

Berdasarkan hasil expert judgements dan perhitungan formula Aiken’s,

maka ditetapkan batas nilai validitas untuk skala perilaku menyontek dan

skala persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua sebesar 0,9. Aitem yang

bernilai lebih besar atau sama dengan 0,9 ( ≥ 0,9) dinyatakan layak untuk

digunakan dalam penelitian. Kemudian untuk aitem yang bernilai kurang dari

0,9 ( < 0,9) dinyatakan gugur atau tidak layak untuk digunakan dalam

penelitian.

5

Hasil uji validitas Skala Perilaku Menyontek dan Skala Persepsi

Mahasiswa terhadap Harapan Orangtua setelah dilakuan expert judgement

menunjukkan bahwa koefisien validitas aiken bergerak dari 0,58 sampai 1.

Sedangkan nilai validitas skala efikasi diri bergerak dari 0,2-0,6. Koefisien

reliabilitas skala perilaku menyontek sebesar 0,89. Koefisien reliabilitas skala

efikasi diri sebesar 0,844. Koefisien reliabilitas skala persepsi mahasiswa

terhadap harapan orangtua sebesar 0,883.

Teknik analisis dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan teknik regresi berganda dengan menggunakan SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 15.0 for Windows Evaluation

Version.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode analisis regresi berganda

dengan bantuan SPSS 15.0 diketahui bahwa nilai regresi (R) sebesar 0,457

dengan taraf signifikansi (p) 0,000 dimana p<0,01 yang artinya ada hubungan

yang sangat signifikan antara efikasi diri dan persepsi mahasiswa terhadap

harapan orangtua dengan perilaku menyontek. Hal ini menunjukkan bahwa

efikasi diri dan persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua secara

bersama-sama dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada perilaku

menyontek mahasiswa di lingkup populasi Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Pujiatni & Lestari (2010) yang menyatakan bahwa pelaku

menyontek memandang dirinya kurang mampu untuk menjawab soal-soal

dalam ujian dan dalam berperilaku pun individu lebih diarahkan oleh tekanan

dari luar seperti tuntutan dari orang tua untuk mendapatkan skor ujian yang

tinggi.

Kemudian berdasarkan koefisien korelasi (r) efikasi diri dengan

perilaku menyontek sebesar -0,107 dengan taraf signifikansi (p) 0,154 dimana

p > 0,01 artinya tidak ada hubungan antara efikasi diri dengan perilaku

menyontek. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat diartikan bahwa

semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Psikologi

6

Universitas Muhammadiyah Surakarta, tidak selalu diikuti dengan naik atau

turunnya perilaku menyontek mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil

temuan Hidayat dan Rozali (2015) yang menyebutkan bahwa semakin tinggi

self efficacy yang dimiliki mahasiswa saat ujian maka semakin rendah

perilaku menyontek yang dimiliki mahasiswa.

Meskipun demikian, hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Putri (2015) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara efikasi diri

dengan perilaku menyontek, namun hal yang mempengaruhi perilaku

menyontek ialah faktor teman yang mana alasan mereka saling menyontek

karena tidak mau dianggap pelit sehingga bisa dijauhi oleh teman-temannya,

dan yang kedua faktor pengawas, yang mana tidak adanya pengawasan yang

ketat serta tidak adanya hukuman yang berat menjadikan hal tersebut sebagai

suatu kesempatan untuk menyontek.

Selanjutnya berdasarkan koefisien korelasi (r) persepsi mahasiswa

terhadap harapan orangtua dengan perilaku menyontek sebesar -0,402 dengan

taraf signifikansi (p) 0,000 dimana p < 0,01 artinya ada hubungan negatif

yang sangat signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua

dengan perilaku menyontek, sehingga semakin tinggi atau semakin positif

persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua maka akan semakin rendah

perilaku menyonteknya. Sementara bila persepsi mahasiswa terhadap harapan

orangtuanya negatif, maka semakin tinggi tingkat perilaku menyonteknya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pujiatni dan Lestari (2010)

menyatakan bahwa orangtua ketika dirumah perlu menyampaikan pada anak

untuk mencapai harapan dan keinginan melalui proses yaitu rajin belajar

sehingga anak tidak terbiasa untuk melakukan cara-cara yang bersifat instan.

Dukungan dan penghargaan terhadap usaha yang dilakukan anak perlu

diberikan, dan orangtua tidak sekadar “terpaku” pada besaran “skor-skor”

nilai yang diperoleh anak ketika ujian. Apa pun hasil ujian anak seyogyanya

orangtua dapat memberikan apresiasi, paling tidak terhadap proses yang

sudah dilalui oleh anak. Dengan demikian, harapan orang tua agar anak

7

mendapatkan nilai ujian yang baik juga dipahami anak bahwa hal itu juga

harus dilakukan dengan cara-cara yang baik.

Secara kesatuan, kontribusi efikasi diri dan persepsi mahasiswa

terhadap harapan orangtua terhadap perilaku menyontek yang ditunjukkan

pada data adalah 20,8 %, sehingga masih terdapat 79,2% faktor lain yang

mempengaruhi tingkat perilaku menyontek yang dimiliki subjek. Bila dilihat

per variabel, maka berdasarkan data sumbangan efektif variabel efikasi diri

yang diberikan pada variabel perilaku menyontek hanya sebesar 1,14%,

sedangkan sumbangan efektif persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua

terhadap perilaku menyontek sebesar 16,16%. Faktor-faktor lain yang

mempengaruhi perilaku menyontek tersebut antara lain keimanan, takut

gagal, ingin meraih nilai tinggi, pengaruh guru, lingkungan, dan

penyalahgunaan teknologi yang semakin maju (Rahmawati dkk, 2015).

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

sebagai berikut : ada hubungan yang sangat signifikan antara efikasi diri dan

persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua dengan perilaku menyontek,

tidak ada hubungan antara efikasi diri dengan perilaku menyontek pada

mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, ada

hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap

harapan orangtua dengan perilaku menyontek. Tingkat efikasi diri dan

persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua pada mahasiswa di Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta tergolong tinggi, sedangkan

untuk tingkat perilaku menyontek mahasiswa di Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta tergolong sedang.

Sumbangan efektif atau peranan efikasi diri dan persepsi mahasiswa

terhadap harapan orangtua terhadap perilaku menyontek sebesar 20,8%,

sedangkan sisanya 79,2% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel efikasi

diri dan persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua. Kemudian per

variabelnya efikasi diri berkontribusi sebesar 1,14% terhadap perilaku

8

menyontek, sedangkan persepsi mahasiswa terhadap harapan orangtua

berkontribusi sebesar 16,16% terhadap perilaku menyontek.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka saran-saran

yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagi

Mahasiswa perlu menyadari pentingnya memiliki sikap-sikap positif dalam

diri seperti jujur, kerja keras, dan mandiri supaya tidak lagi menyontek karena

akan merugikan diri sendiri dan orang lain. 2) Bagi Dosen diharapkan lebih

mementingkan proses belajar mahasiswa bukan pada hasil belajar saja, agar

mahasiswa selalu memperhatikan proses belajar dan mereka bisa

meminimalisir perilaku menyonteknya. Berkaitan dengan pelaksanaan ujian,

dosen diharapkan menggunakan bentuk soal yang meminimalisir perilaku

menyontek, seperti soal-soal essai yang mana membutuhkan pemahaman

yang mendalam terkait suatu materi sehingga jawaban antar mahasiswa pun

tidak akan sama sehingga meminimalisir terjadinya perilaku menyontek. 3)

Bagi Orangtua diharapkan dapat mengubah persepsi bahwa dengan

mendapatkan nilai yang baik para putra dan putrinya akan mendapatkan masa

depan yang lebih baik. Secara tidak langsung persepsi tersebut mengarahkan

mahasiswa untuk berorientasi kepada nilai. 4) Bagi peneliti selanjutnya yang

ingin meneliti tentang perilaku menyontek, peneliti menganjurkan untuk

mengkaji lebih lanjut mengenai variabel-variabel lain yang dapat memberikan

sumbangan besar terhadap perilaku menyontek.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2016). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

BBC Indonesia. (2015, November 12). Dipetik Agustus 13, 2017, dari

www.bbc.com:https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/11/151112_

magazine_harvard_mencontek

Binus University. (2017, Juni 20). Dipetik September 23, 2017, dari

scdc.binus.ac.id:http://scdc.binus.ac.id/tfi/2017/06/26-mahasiswa-

diberhentikan-karena-menyontek-di-binus-university/

Friyatmi. (2011). Faktor-faktor Penentu Perilaku Mencontek di Kalangan

Mahasiswa Fakultas Ekonomi UNP. TINGKAP, Vol. VII No. 2, 173-188.

9

Gintulangi, I., & Prihastuti. (2014, Desember). Hubungan Persepsi Mahasiswa

terhadap Harapan Orangtua dalam Penyelesaian Studi S1 dengan Tingkat

Stres pada Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi. Jurnal Psikologi Klinis

dan Kesehatan Mental, Vol. 03 No. 03, 134-139.

Hariyanto, D. D. (2013). Hubungan Persepsi Tentang Kesesuaian Harapan Orang

Tua dengan Diri dalam Pilihan Studi Lanjut dengan Tingkat Stress pada

Siswa Kelas XII di Kabupaten Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan

Online.

Hidayat, M. T., & Rozali, Y. A. (2015). Hubungan Antara Self Efficacy dengan

Perilaku Menyontek saat Ujian pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul.

Jurnal Psikologi, 13(1), 1-5.

Kulsum, K. U. (2015). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Harapan Orang Tua

dengan Pemilihan Karir. Universitas Negeri Semarang, Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan. Semarang: Tidak Diterbitkan.

Mahmudi, M. H., & Suroso. (2014, Mei ). Efikasi Diri, Dukungan Sosial Dan

Penyesuaian Diri Dalam Belajar. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia,

Vol. 3, No. 02, hal 183 - 194.

Muslimin, Z. I. (2013, Juni ). Hubungan Antara Kekuatan Akidah Dan Perilaku

Mencontek Pada Mahasiswa Psikologi UIN SUNAN KALIJAGA. Jurnal

Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Halaman 1 - 7.

Pujiatni, K., & Lestari, S. (2010, Agustus). Studi Kualitatif Pengalaman

Menyontek pada Mahasiswa. Jurnal Penelitian Humaniora, 11(2), 103-

110.

Putri, M. S. (2015). Hubungan antara Self Efficacy dengan Sikap Terhadap

Perilaku Menyontek pada Siswa SMK Negeri 1 Salatiga. Salatiga:

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.

Rahmawati, T. M., & Harini. (2015). Perilaku Menyontek Ditinjau dari Orientasi

Tujuan Belajar Siswa SMA/MA di Surakarta. Prosiding Semiar Nasional

Pendidikan Ekonomi & Bisnis . Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Samiroh, & Muslimin, Z. I. (2015, Desember). Hubungan Antara Konsep Diri

Akademik dan perilaku Menyontek pada Siswa Siswi Mas simbangkulon

Buaran Pekalongan. PSIKIS-Jurnal PSikologi Islami, Vol 1. No 2, 67-77.

Schwarzer, R. (2002). Is General Self Efficacy a Universal

Construct?Psychometric Findings From 25 Countries. European Journal

of Psychological Assessment, 18(3), 242-251.

Shara, S. (2016, Juni ). Hubungan Self-Efficacy Dan Perilaku Menyontek

(Cheating) Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X. Jurnal

Ilmiah Psikologi, Volume 9. No. 1, 42-49.

10

Warsito, H. (2009, April ). Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Penyesuaian

Akademik Dan Prestasi Akademik. PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu

Pendidikan, Volume IX No.1 , 29-47.