pergub no. 34 thn 2013 ttg rencana detail tata ruang th 2013

35
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN/KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa ketentuan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Perda tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota, mengatur lingkup kewenangan pemberian persetujuan substansi yang dilimpahkan kepada Gubernur meliputi pemberian persetujuan substansi dalam penetapan rancangan Perda tentang rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan Perda tentang rencana tata ruang strategis kabupaten/kota; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Mekanisme Pemberian Persetujuan Substansi Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah Perkotaan Kabupaten/Kota; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang

Upload: istikomah-dawam

Post on 02-Jan-2016

386 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 1 -

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR

NOMOR 34 TAHUN 2013

TENTANG

MEKANISME PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI

RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA TENTANG

RENCANA DETAIL TATA RUANG BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN

KABUPATEN/KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menimbang : a. bahwa ketentuan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor 01/PRT/M/2013 tentang Pelimpahan

Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi Dalam

Penetapan Rancangan Perda tentang Rencana Rinci Tata

Ruang Kabupaten/Kota, mengatur lingkup kewenangan

pemberian persetujuan substansi yang dilimpahkan kepada

Gubernur meliputi pemberian persetujuan substansi dalam

penetapan rancangan Perda tentang rencana detail tata ruang

kabupaten/kota dan Perda tentang rencana tata ruang

strategis kabupaten/kota;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan

Gubernur tentang Mekanisme Pemberian Persetujuan

Substansi Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang

Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah Perkotaan

Kabupaten/Kota;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan Peraturan

Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan

dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan

Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950);

2. Undang-Undang

Page 2: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 2 -

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4725);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan

Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah

Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5107);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008

tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Perda tentang

Rencana Tata Ruang Daerah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

10. Peraturan

Page 3: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 3 -

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009

tentang Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan

Rancangan Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota,

beserta Rencana Rincinya;

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011

tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang

dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2013

tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan

Substansi Dalam Penetapan Rancangan Perda tentang

Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota;

13. Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011-2031

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Nomor 3

Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur

Nomor 15);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG MEKANISME PEMBERIAN

PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERDA

KABUPATEN/KOTA TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG

BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN/KOTA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan:

1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur.

2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur.

3. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

4. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Jawa Timur.

5. Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang Rencana Detail

Tata RuangBagian Wilayah Perkotaan Kabupaten/Kota

yang selanjutnya disebut Raperda Kabupaten/Kota adalah

Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang Rencana Detail

Tata RuangBagian Wilayah Perkotaan Kabupaten/Kota di

Jawa Timur.

6. Ruang

Page 4: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 4 -

6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang

laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi

sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan

makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara

kelangsungan hidupnya.

7. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya

disingkat RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi

pemanfaatan ruang wilayah negara.

8. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur yang

selanjutnya disingkat RTRWP adalah arahan kebijakan dan

strategi pemanfaatan ruang wilayah Provinsi Jawa Timur.

9. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang

selanjutnya disingkat RTRW Kabupaten/Kota adalah

rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah

kabupaten/kota, yang merupakan penjabarand ari RTRWP

yang berisitujuan, kebijakan, strategi penataan ruang

wilayah kabupaten/kota, rencana struktur ruang wilayah

kabupaten/kota,rencana pola ruang wilayah

kabupaten/kota, penetapan kawasan strategis

kabupaten/kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan

ruang wilayah kabupaten/kota.

10. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat

RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang

wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan

zonasi kabupaten/kota.

11. Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP

adalah bagian dari kabupaten/kota dan/atau kawasan

strategis kabupaten/kota yang akan atau perlu disusun

rencana rincinya, dalam hal ini RDTR, sesuai arahan atau

yang ditetapkan di dalam RTRW kabupaten/kota yang

bersangkutan, dan memiliki pengertian yang sama dengan

zona peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang.

12. Badan

Page 5: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 5 -

12. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi yang

selanjutnya disingkat BKPRD Provinsi adalah Badan

Koordinasi Penataan Ruang Daerah Provinsi Jawa Timur.

13. Kelompok Kerja PengendalianPemanfaatan Ruang yang

selanjutnya disebut Pokja Pengendalian Pemanfaatan

Ruang adalah kelompok kerja pada BKPRD Provinsi yang

memiliki tugas memberi masukan, melakukan fasilitasi,

inventarisasi dan kajian terkait dengan kegiatan

pemanfaatanruang danpengendalianpemanfaatanruang di

Provinsi.

14. Persetujuan substansi adalah persetujuan yang diberikan

oleh Gubernur yang menyatakan bahwa materi muatan

teknis RaperdaKabupaten/Kota tentang RDTR BWP

Kabupaten/Kotatelah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan terkait dan pedoman bidang penataan ruang

yang berlaku.

BAB II

MAKSUD,TUJUAN DANRUANG LINGKUP

Pasal 2

Penetapan mekanisme pemberian persetujuan substansi

Raperda Kabupaten/Kotaini dimaksudkan untuk memberikan

gambaran secara utuh dan komprehensif mengenai struktur

dan alur kerja proses pemberian persetujuan substansi

Raperda Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku agar dapat menjadi pedoman dalam

pelaksanaannya.

Pasal 3

Penetapan mekanisme pemberian persetujuan substansi

Raperda Kabupaten/Kota bertujuan agar proses pemberian

persetujuan substansi RDTR oleh Gubernur dapat terlaksana

dengan lancar, terencana, dan terpadu serta terwujud

substansi RaperdaKabupaten/Kota yang sesuai dengan kaidah

teknis bidang penataan ruang dan memenuhi kriteria teknis

untuk dibahas dalam proses lebih lanjut.

Pasal 4

Page 6: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 6 -

Pasal 4

Ruang lingkup mekanisme pemberianpersetujuansubstansi

Raperda Kabupaten/Kota, meliputi persyaratan pengajuan

persetujuan substansi, permohonan persetujuan substansi,

pemeriksaan dokumen, evaluasi substansi, dan penerbitan

persetujuan.

BAB III

MEKANISME PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI

Bagian Kesatu

Persyaratan Pengajuan persetujuan Substansi

Pasal 5

Pengajuan permohonan persetujuan substansi Raperda

Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Bupati/Walikota setelah

Kabupaten/Kotamemenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. RTRW Kabupaten/Kota telah ditetapkan dalam bentuk

perda;

b. BWP yang akan disusun RDTR-nya telah ditetapkan dalam

Perda Kabupaten/Kota tentang RTRW Kabupaten/Kota

atau Keputusan Bupati/Walikota bagi RDTR yang belum

masuk dalam Perda RTRW Kabupaten/Kota;

c. Raperda Kabupaten/Kota telah disampaikan kepada DPRD

Kabupaten/Kota.

Bagian Kedua

Permohonan Persetujuan Substansi

Pasal 6

Bupati/Walikota mengajukan permohonan persetujuan

substansi Raperda Kabupaten/Kota kepada Gubernur

denganmelampirkan dokumen berupa:

a. Surat permohonan persetujuan substansi Raperda

Kabupaten/Kota;

b. Dokumen Raperda Kabupaten/Kota dan lampiran beserta

soft copynya;

c. Dokumen materi teknis RDTR BWPyang meliputi dokumen

rencana, dokumen fakta dan analisa, serta Album Peta

beserta softcopynya, dengan ketentuan:

1. format

Page 7: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 7 -

1. format data dalam membuat peta dasar dan peta

tematik RDTR BWP menggunakan citra satelit resolusi

tinggi atau fotogrametris dengan format data Sistem

Informasi Geografis (SIG) dengan tingkat ketelitian

minimal skala 1:5000 atau data spasial lainnya yang

memiliki ketelitian yang sama dengan peta dasar;

2. pengorganisasian data-data untuk peta rencana detail

tata ruang kabupaten/kota disesuaikan dengan

ketentuan teknis yang ditetapkan oleh Badan Informasi

Geospasial (BIG);

3. cara penyajian peta:

a) Album peta ditampilkan dengan format A1 yang

disesuaikan dengan nomor indeks peta; dan

b) Peta di dalam materi teknis ditampilkan dengan

format minimal A3 yang merupakan perkecilan dari

peta format A1 sesuai album peta.

4. peta rencana pola ruang dan peta rencana jaringan

prasarana harus sesuai dengan materi teknis

RDTRBWP Kabupaten/Kota dan Raperda

Kabupaten/Kota;

5. sistem koordinat peta yang digunakan dalam

penyusunan RDTR BWP Kabupaten/Kota

menggunakan sistem koordinat Universal Transverse

Mercator (UTM) dan datum World Geodetic System

(WGS) 1984;

6. layout/album peta memenuhi kaidah kartografis; dan

7. peta yang disajikan memenuhi ketentuan Sistem

Informasi Geografis (SIG) yang dikeluarkan oleh

lembaga yang berwenang.

d. Berita Acara Konsultasi Teknis Perpetaan dengan BIG yang

sudah final;

e. Berita Acara Konsultasi Publik Pembahasan Raperda

Kabupaten/Kota tentang RDTR BWP Kabupaten/Kota;

f. dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

beserta softcopynya;

g. foto copy Surat Penyampaian Raperda Kabupaten/Kota

kepada DPRD Kabupaten/Kota beserta tanda terimanya.

h. tabel pencantuman substansi Raperda Kabupaten/Kota,

dengan menggunakan format sebagaimana tercantum pada

Lampiran A; dan

Bagian

Page 8: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 8 -

Bagian Ketiga

Pemeriksaan Kelengkapan Dokumen

Pasal 7

(1) Dalam hal dokumen permohonan persetujuan

substansisebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, telah

diterima, Gubernur menugaskan BKPRD Provinsi untuk

melakukan evaluasi substansi.

(2) Ketua BKPRD, menugaskan Kepala Bappeda Provinsi Jawa

Timur selaku Sekretaris BKPRD Provinsi untukmelakukan

pemeriksaaan kelengkapan dokumen sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dalam waktu paling lambat 2 (dua)

hari kerja setelah diterimanya dokumen.

(3) Sekretaris BKPRD Provinsi melakukan pemeriksaan dengan

menggunakan Daftar Simak Kelengkapan Dokumen

Permohonan Persetujuan Substansi Raperda

Kabupaten/Kota, sebagaimana format dalam Lampiran B.

(4) Hasil pemeriksaan kelengkapan dokumen sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) sebagai berikut:

a. dalam hal kelengkapandokumen tidak terpenuhi maka

dokumen Raperda Kabupaten/Kota dan dokumen

materi teknis dikembalikan kepada Bupati/Walikota

untuk dipenuhi kelengkapannya.

b. dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja

setelah dikembalikannya berkas sebagaimana

dimaksud pada huruf a, Bupati/Walikota harus sudah

memperbaiki dan mengirimkan kembali kepada

Sekretariat BKPRD Provinsi untuk dilakukan

pemeriksaan kembali terhadap kelengkapan dokumen

dimaksud.

c. Dalam hal kelengkapan dokumen telah terpenuhi,

Sekretariat BKPRD Provinsi mengirimkan dokumen

tersebut kepada Pokja Pengendalian Pemanfaatan

Ruang BKPRD Provinsi untuk dilakukan evaluasi

substansi RDTR BWP dengan melampirkan Daftar

Simak Kelengkapan Dokumen Permohonan Persetujuan

Substansi Raperda Kabupaten/Kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (2).

Bagian

Page 9: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 9 -

Bagian Keempat

Evaluasi Substansi

Pasal 8

(1) Dalam rangka membantu kelancaran pelaksanaan evaluasi

substansi Raperda Kabupaten/Kota, BKPRD Provinsi

membentuk Tim Teknis pada Pokja Pengendalian

Pemanfaatan Ruang dengan Keputusan Ketua BKPRD.

(2) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan subtansi

raperda paling lambat 1 (satu) hari setelah diterimanya

Dokumen dan Daftar Simak oleh Pokja Pengendalian

Pemanfaatan Ruang.

(3) Pemeriksaan kelengkapan substansi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan ketentuan:

a. proses evaluasi kelengkapan substansi dilakukan

berdasarkan Matriks Pedoman Evaluasi Substansi

RaperdaKabupaten/Kota, dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran C;

b. apabila kelengkapan substansi tidak terpenuhi maka

berkas materi teknis Raperda Kabupaten/Kota

dikembalikan kepada Bupati/Walikota untuk dipenuhi

kelengkapan substansinya;

c. Dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja

setelah diterimanya pengembalian materi teknis, setelah

kelengkapan substansi dipenuhi, Bupati/Walikota

harus melengkapi substansi dan mengirimkan kembali

kepada Tim Teknis untuk selanjutnya dilakukan

pemeriksaan kembali terhadap kelengkapan substansi

tersebut; dan

d. apabila kelengkapan substansitelah terpenuhi, Tim

Teknis melakukan proses evaluasi lebih lanjut.

(4) Dalam waktu paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah

diterimanya substansi raperda yang telah dilengkapi dari

Bupati/Walikota, Tim Teknis menyelenggarakan rapat

untuk mendengar pemaparan substansi raperda dari

Pemerintah Kabupaten/Kota.

(5) Hasil pemaparan substansi raperda sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) dituangkan dalam Berita Acara Rapat Hasil

Dan Tindak Lanjut Pemaparan Substansi Raperda

Kabupaten/Kota, yang ditandatangani oleh Pemerintah

Kabupaten/Kotadan anggota Tim Teknis.

Pasal 9

Page 10: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 10 -

Pasal 9

(1) Dalam waktu paling lambat 11 (sebelas) hari kerja setelah

rapat pemaparan substansi raperda, Tim Teknis bersama

perwakilan anggota BKPRD Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota yang bersangkutan melakukan rapat

koordinasi untuk melakukan evaluasi substansi raperda

dengan pertimbangan, analisis, dan telaah terhadap

substansi raperda apakah telah mengakomodasi RTRWN,

RTRWP, RTRW Kabupaten/Kota, peraturan sektoral, dan

ketentuan peraturan perundangan-undangan terkait

lainnya.

(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dituangkan dalam Berita Acara Rapat Koordinasi BKPRD

Dalam Pembahasan Raperda Kabupaten/Kota, yang

ditandatangani oleh seluruh peserta rapat, dengan

menggunakan format sebagaimana tercantum dalam

Lampiran D.

(3) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan

dilampiri Tabel Pencantuman Substansi Raperda

Kabupaten/Kota dan masukan tertulis dari anggota BKPRD

Provinsi disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota

sebagai dasar penyesuaian dan penyempurnaan substansi

Raperda Kabupaten/Kota.

(4) Dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja

sejak Rapat Koordinasi dilaksanakan, Pemerintah

Kabupaten/Kota melakukan perbaikan dan penyesuaian

substansi raperda untuk disampaikan kembali kepada Tim

Teknis dengan dilampiri matriks sanding kesesuaian hasil

perbaikan substansi.

(5) Tim Teknis melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian

antara substansi raperda yang telah diperbaiki dan matriks

sanding sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dengan

Berita Acara Pembahasan serta masukan tertulis dari

anggota BKPRD paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah

pengembalian dokumen diterima.

(6) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

berupa:

a. apabila

Page 11: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 11 -

a. apabila kesesuaian substansi raperda tidak terpenuhi

maka dokumen dikembalikan kepada Bupati/Walikota

untuk dipenuhi kelengkapan substansinya dan dalam

waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja harus

dikirimkan kembali kepada Tim Teknis untuk

dilakukan pemeriksaan kembali;

b. apabila kesesuaian substansi telah terpenuhi, maka

Tim Teknis mengajukan konsep Keputusan Gubernur

tentang Persetujuan Substansi Perda tentang RDTR

BWP Kabupaten/Kotakepada Biro Hukum (dengan

format Keputusan Gubernur sebagaimana lampiran E),

dilampiri hasil evaluasi substansi raperda dan

kelengkapan dokumennya berupa:

1) dokumen berkas kelengkapan raperda yang telah

disesuaikan dengan hasil evaluasi substansi;

2) Berita Acara Rapat Koordinasi BKPRD Provinsi

Dalam Pembahasan Raperda Kabupaten/Kota,

sebagaimana dimaksud pada ayat (2);

3) matriks sanding kesesuaian hasil perbaikan

substansi raperda dengan hasil evaluasi substansi;

4) matriks pedoman evaluasi substansi raperda

disertai dengan saran, koreksi, dan perbaikan dari

BKPRD Provinsi, sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 ayat (3) huruf C; dan

5) Kronologis Proses Persetujuan Substansi Raperda,

dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran F.

Bagian Kelima

Penerbitan Persetujuan Substansi

Pasal 10

(1) Dalam hal seluruh tahapan dalam mekanisme proses

evaluasi substansi selesai dan seluruh dokumen sudah

lengkap, Biro Hukum memproses Keputusan Gubernur

tentang Persetujuan Substansi Rancangan Perda

Kabupaten/Kota tentang RDTR BWP Kabupaten/Kota.

(2) Keputusan

Page 12: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 12 -

(2) Keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada Bupati/Walikota dengan tembusan

kepada Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Dalam Negeri

dan DPRD Kabupaten/Kota.

BAB IV

PENETAPAN PERDA KABUPATEN/KOTA

TENTANG RDTR BWP KABUPATEN/KOTA

Pasal 11

(1) Dalam hal persetujuan substansi Raperda Kabupaten/Kota

dari Gubernur telah diterima dan telah dilakukan

penyempurnaan, maka Pemerintah Kabupaten/Kota

menyampaikan surat permohonan pembahasan Raperda

Kabupaten/Kota kepada DPRD Kabupaten/Kota.

(2) Hasil Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dituangkan dalam Nota Kesepakatan Bersama antara

DPRD Kabupaten/Kota yang bersangkutan dengan

Pemerintah Kabupaten/Kota tentang Raperda

Kabupaten/Kota.

(3) Berdasarkan Nota Kesepakatan Bersama sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) Pemerintah Kabupaten/Kota

mengajukan Raperda Kabupaten/Kota kepada Gubernur

untuk mendapatkan evaluasi.

(4) Pelaksanaan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilakukan oleh BKPRD Provinsi bersama Pemerintah

Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

(5) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (4), Pemerintah Kabupaten/Kota dan DPRD

Kabupaten/Kota menyempurnakan dokumen Raperda

beserta lampirannya.

(6) Raperda dan Lampiran yang telah disempurnakan

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan menjadi

Perda tentang RDTR BWP Kabupaten/Kota.

(7) Perda tentang RDTR BWP Kabupaten/Kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (6), dalam waktu paling lama 7 (tujuh)

hari kerja setelah ditetapkan harus disampaikan kepada

Gubernur dengan tembusan Menteri Dalam Negeri dan

Menteri Pekerjaan Umum.

Pasal 12

Page 13: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 13 -

Pasal 12

(1) Bagan Alir mekanisme pemberian substansi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 sampai dengan Pasal 8 tercantum

dalam Lampiran G.

(2) Lampiran A sampai dengan Lampiran G merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan

penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Timur

Ditetapkan di Surabaya

pada tanggal 13 Mei 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd

Dr. H. SOEKARWO

LAMPIRAN

Page 14: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 14 -

Diundangkan di Surabaya

pada tanggal 13 Mei 2013

KEPALA BIRO HUKUM

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

ttd

SUPRIANTO, S.H.,M.H.

BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NOMOR 34 SERI E.

Page 15: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 1 -

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR

NOMOR : 34 TAHUN 2013

TANGGAL : 13 MEI 2013

MEKANISME PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI

RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA TENTANG

RENCANA DETAIL TATA RUANG BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN/KOTA

A. TABEL PENCANTUMAN SUBSTANSI RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA TENTANG RDTR BWPKABUPATEN/KOTADALAM

MATERI TEKNIS DAN RANCANGAN PERDA

No. Muatan Penuangan

Dalam Materi Teknis

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Keterangan

Menimbang

Mengingat (Dasar Hukum)

Menetapkan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penyusunan laporan RDTR

1.3 Dasar Hukum

1.4 Ruang Lingkup Perencanaan

1.5 Sistematika Pembahasan

Page 16: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 2 -

No. Muatan Penuangan

Dalam Materi Teknis

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Keterangan

Bab II KETENTUAN UMUM

2.1 Istilah dan Definisi

2.2 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi

2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan PZ

2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi

2.5 Masa Berlaku RDTR

Bab III TUJUAN PENATAAN BWP

3.1 Tinjauan RTRW terhadap wilayah perencanaan

3.2 Profil Wilayah perencanaan

3.3 Isu Strategis (memuat potensi, permasalahan, dan urgensi)

3.4 Tujuan Penataan BWP

3.5 Kebijakan dan Strategi Penataan BWP

BAB IV RENCANA POLA RUANG

4.1 Konsep Pengembangan BWP (Mengakomodasi Sistem Pusat Kegiatan)

4.1.1 Skenario Pengembangan

4.1.2 Sistem Pusat Kegiatan

4.1.3 Arahan Pengembangan

4.2 Pembagian Sub BWP, dan Blok (Mendelineasi batas bagian wilayah perkotaan, Sub BWP, dan Blok)

4.3 Penetapan kode zona dan subzona

4.4 Rencana pola ruang BWP

4.4.1 Rencana Zona Lindung

4.4.1.1 Zona Hutan Lindung

Page 17: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 3 -

No. Muatan Penuangan

Dalam Materi Teknis

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Keterangan

4.4.1.2 Zona Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

4.4.1.3 Zona Perlindungan Setempat

4.4.1.4 Ruang Terbuka Hijau

4.4.1.5 Zona Pertanian Lahan Pangan Berkelanjutan (LP2B)

4.4.1.6Suaka Alam dan Cagar Budaya

4.4.1.7Zona Rawan Bencana Alam

4.4.2 Rencana Zona Budidaya

4.4.2.1 Zona Perumahan

4.4.2.2 Zona Perdagangan dan Jasa

4.4.2.3 Zona Perkantoran

4.4.2.4 Zona Industri

4.4.2.5 Zona Sarana Pelayanan Umum

4.4.2.6 Zona Peruntukan Lainnya

4.4.2.7 Zona Peruntukan Khusus

4.4.2.8 Zona Peruntukan Campuran

BAB V RENCANA JARINGAN PRASARANA

5.1 Rencana Jaringan Pergerakan

5.1.1 Jaringan transportasi darat

5.1.1.1 Sistem Jaringan Jalan

5.1.1.1.1 jaringan jalan arteri primer dan arteri sekunder;

5.1.1.1.2jaringan jalan kolektor primer dan kolektor sekunder;

5.1.1.1.3 jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder;

5.1.1.1.4 jaringan jalan lingkungan primer dan lingkungan sekunder;

5.1.1.2 Sistem jaringan pedestrian

5.1.1.3 Sistem Pelayanan Angkutan Umum

Page 18: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 4 -

No. Muatan Penuangan

Dalam Materi Teknis

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Keterangan

5.1.1.4 Jaringan Perkeretaapian

5.1.1.5 jaringan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan

5.1.2 jaringan Transportasi Laut

5.2 Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan

5.3 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

5.4 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

5.5 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

5.6 Rencana Pengembangan Air Limbah

5.7 Rencana PengembanganPrasarana Lainnya

BAB VI PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA

6.1 Penetapan Lokasi Sub BWP yang Diprioritaskan

Kriteria Penetapan Lokasi Sub BWP yang diprioritaskan

6.2 Rencana Penanganan Sub BWP yang diprioritaskan

BAB VII KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG

7.1 Program Perwujudan Tata Ruang

7.1.1 Program perwujudan rencana pola ruang di BWP

A. perwujudan zona lindung pada BWP termasuk didalam A. pemenuhan kebutuhan RTH; dan

B. perwujudan zona budi daya pada BWP

7.1.2 program perwujudan rencana jaringan prasarana

A. Perwujudan sistem jaringan prasarana

i. perwujudan sistem jaringan pergerakan;

ii. perwujudan sistem jaringan energi/kelistrikan;

iii.perwujudan sistem jaringan telekomunikasi;

Page 19: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 5 -

No. Muatan Penuangan

Dalam Materi Teknis

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Keterangan

iv. perwujudan sistem jaringan air minum;

v.perwujudan sistem jaringan drainase;

vi. perwujudan sistem jaringan air limbah; dan/atau

vii.perwujudan sistem jaringan prasarana lainnya.

7.1.3 Program Perwujudan Ketahanan terhadap perubahan iklim (bila ada)

7.2 Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Prioritas

Lampiran Album Peta RDTR 1. Peta Orientasi 2. Peta Batas Administrasi 3. Peta Guna Lahan 4. Peta Rawan Bencana 5. Peta Sebaran Penduduk 6. Peta Rencana Pola Ruang 7. Peta Rencana Jaringan Sarana Prasarana 8. Peta SUB BWP yang diprioritaskan

BAB VIII PERATURAN ZONASI

8.1 Peraturan Zonasi Zona Lindung

Peraturan Zonasi meliputi : - Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan - Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang - Ketentuan Tata Bangunan - Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal

Ketentuan Pelaksanaan, meliputi : - Ketentuan Variansi Pemanfaatan Ruang - Insentif dan Disinsentif

Page 20: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 6 -

No. Muatan Penuangan

Dalam Materi Teknis

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Keterangan

- Penggunaan lahan yang tidak sesuai

Materi Opsional, meliputi :

- Ketentuan Tambahan

- Ketentuan Khusus

- Ketentuan Standar Teknis

- Ketentuan Pengaturan Zonasi

8.2 Peraturan Zonasi Zona Budi Daya

Peraturan Zonasi meliputi : - Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan - Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang - Ketentuan Tata Bangunan - Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal

Ketentuan Pelaksanaan, meliputi : - Ketentuan Variansi Pemanfaatan Ruang - Insentif dan Disinsentif - Penggunaan lahan yang tidak sesuai

Materi Opsional, meliputi :

- Ketentuan Tambahan

- Ketentuan Khusus

- Ketentuan Standar Teknis

- Ketentuan Pengaturan Zonasi

II Matriks Ketentuan Penggunaan Lahan (Matriks ITBX)

III Peta Zonasi

Page 21: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 7 -

B. DAFTAR SIMAK KELENGKAPAN DOKUMEN PERMOHONAN

PERSETUJUANSUBSTANSIRANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA

TENTANG RDTR BWP KABUPATEN/KOTA

Telah diterima dari Kabupaten/Kota....................., berupa kelengkapan indikator proses persetujuan

substansi raperda Kabupaten/Kota tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Bagian Wilayah Perkotaan

(BWP) ………… berupa:

No. Dokumen Bentuk

Keterangan Softcopy Hardcopy

1. Surat Permohonan Persetujuan Substansirancangan

Perda Kabupaten/Kota tentang RDTR BWP

Kabupaten/Kota

2. Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang RDTR BWP

Kabupaten/Kota beserta lampirannya

3. Materi Teknis yang meliputi :

- Dokumen Rencana - Fakta Analisa

4. Album Peta RDTR dan PZ ukuran A1dengan

skalaminimal 1:5.000 dan mencantumkan sumber peta

5. Peta :

I. Peta Rencana Pola Ruang (SHP) II. Peta Rencana Jaringan Prasarana (SHP)

III. Peta Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan IV. Peta Zonasi (SHP)

9. Peta Dasar yang menggunakan peta citra satelit

10. Dokumen KLHS (jika telah diwajibkan) 1

11 Berita Acara Rapat Konsultasi Teknis Perpetaan dengan BIG

12. Berita Acara Konsultasi Publik Pembahsan rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang RDTR BWP Kabupaten/Kota

13. Foto copy Surat Penyampaian Raperda kepada DPRD Kabupaten/Kota dan tanda terimanya

14. Tabel Pencantuman Muatan Substansi2 RDTR dan PZ

dalam Materi Teknis dan rancangan Perda

1

Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dari RDTR BWP harus dilengkapi sebelum

diterbitkannya Persetujuan Substansi raperda Kabupaten/Kota tentang RDTR BWP Kabupaten/Kota 2 Format tabel pencantuman muatan substansi raperda Kabupaten/Kota tentang RDTR BWPKabupaten/Kota

ke dalam Materi Teknis dan raperda terlampir dalam lampiran C

Perwakilan dari Kabupaten/Kota..........................

.................................................... NIP. ............................................

Mengetahui,

.................................................... NIP. ............................................

Page 22: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 8 -

C. MATRIKS PEDOMAN EVALUASI SUBSTANSIMATRIKS PEDOMAN EVALUASI SUBSTANSI RANCANGAN PERDA

KABUPATEN/KOTA TENTANG RDTR BWPKABUPATEN/KOTA

No. MUATAN

SUBSTANSI

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Penuangan Dalam Materi Teknis, Peta, dan Indikasi

Program

Substansi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRWN,

RTRWP, dan RTRW Kab/Kota,

Permen PU 20/2011, dan

peraturan sektoral

Catatan Penyempuraan

Tanggapan dari Kabupaten/Kota

Ada

Tdk Ada Sesuai Kurang

Menimbang

Mengingat (Dasar Hukum)

Menetapkan

BAB I PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penyusunan laporan RDTR

1.3 Dasar Hukum

1.4 Ruang Lingkup Perencanaan

1.6 Sistematika Pembahasan

Bab II KETENTUAN UMUM

2.1 Istilah dan Definisi

2.2 Kedudukan RDTR dan Peraturan Zonasi

2.3 Fungsi dan Manfaat RDTR dan PZ

2.4 Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi

2.5 Masa Berlaku RDTR

Page 23: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 9 -

No. MUATAN

SUBSTANSI

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Penuangan Dalam Materi Teknis, Peta, dan Indikasi

Program

Substansi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRWN,

RTRWP, dan RTRW Kab/Kota,

Permen PU 20/2011, dan

peraturan sektoral

Catatan Penyempuraan

Tanggapan dari Kabupaten/Kota

Ada

Tdk Ada Sesuai Kurang

Bab III TUJUAN PENATAAN BWP

3.1 Tinjauan RTRW terhadap wilayah perencanaan

3.2 Profil Wilayah perencanaan

3.3 Isu Strategis (memuat potensi, permasalahan, dan urgensi)

3.4 Tujuan Penataan BWP

3.5 Kebijakan dan Strategi Penataan BWP

Bab IV Rencana Pola Ruang

4.1 Konsep Pengembangan BWP (Mengakomodasi Sistem Pusat Kegiatan)

4.1.1 Skenario Pengembangan

4.1.2 Sistem Pusat Kegiatan

4.1.3 Arahan Pengembangan

4.2 Pembagian Sub BWP, dan Blok (Mendelineasi batas bagian wilayah perkotaan, Sub BWP, dan Blok)

4.3 Penetapan kode zona dan subzona

4.4 Rencana pola ruang BWP

4.4.1 Rencana Zona Lindung

4.4.1.1 Zona Hutan Lindung

4.4.1.2 Zona Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Page 24: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 10 -

No. MUATAN

SUBSTANSI

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Penuangan Dalam Materi Teknis, Peta, dan Indikasi

Program

Substansi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRWN,

RTRWP, dan RTRW Kab/Kota,

Permen PU 20/2011, dan

peraturan sektoral

Catatan Penyempuraan

Tanggapan dari Kabupaten/Kota

Ada

Tdk Ada Sesuai Kurang

4.4.1.3 Zona Perlindungan Setempat

4.4.1.4 Ruang Terbuka Hijau

4.4.1.5 Zona Pertanian Lahan Pangan Berkelanjutan (LP2B)

4.4.1.6 Suaka Alam dan Cagar Budaya

4.4.1.7 Zona Rawan Bencana Alam

4.4.2 Rencana Zona Budidaya

4.4.2.1 Zona Perumahan

4.4.2.2 Zona Perdagangan dan Jasa

4.4.2.3 Zona Perkantoran

4.4.2.4 Zona Industri

4.4.2.5 Zona Sarana Pelayanan Umum

4.4.2.6 Zona Peruntukan Lainnya

4.4.2.7 Zona Peruntukan Khusus

4.4.2.8 Zona Peruntukan Campuran

BAB V Rencana Jaringan Prasarana

5.1 Rencana Jaringan Pergerakan

5.1.1 Jaringan transportasi darat

5.1.1.1 Sistem Jaringan Jalan

5.1.1.1.1 jaringan jalan arteri primer dan arteri sekunder;

Page 25: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 11 -

No. MUATAN

SUBSTANSI

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Penuangan Dalam Materi Teknis, Peta, dan Indikasi

Program

Substansi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRWN,

RTRWP, dan RTRW Kab/Kota,

Permen PU 20/2011, dan

peraturan sektoral

Catatan Penyempuraan

Tanggapan dari Kabupaten/Kota

Ada

Tdk Ada Sesuai Kurang

5.1.1.1.2 jaringan jalan kolektor primer dan kolektor sekunder;

5.1.1.1.3 jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder;

5.1.1.1.4 jaringan jalan lingkungan primer dan lingkungan sekunder;

5.1.1.2 Sistem jaringan pedestrian

5.1.1.3 Sistem Pelayanan Angkutan Umum

5.1.1.4 Jaringan Perkeretaapian

5.1.1.5 jaringan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan

5.1.2 jaringan Transportasi Laut

5.2 Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan

5.3 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

5.4 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

5.5 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

Page 26: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 12 -

No. MUATAN

SUBSTANSI

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Penuangan Dalam Materi Teknis, Peta, dan Indikasi

Program

Substansi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRWN,

RTRWP, dan RTRW Kab/Kota,

Permen PU 20/2011, dan

peraturan sektoral

Catatan Penyempuraan

Tanggapan dari Kabupaten/Kota

Ada

Tdk Ada Sesuai Kurang

5.6 Rencana Pengembangan Air Limbah

5.7 Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya

BAB VI PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA

6.1 Penetapan Lokasi Sub BWP yang Diprioritaskan

Kriteria penetapan lokasi Sub BWP prioritas

6.2 Rencana Penanganan Sub BWP Prioritas

BAB VII KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG

7.1 Program Perwujudan Tata Ruang

7.1.1 Program perwujudan rencana pola ruang di BWP

A. perwujudan zona lindung pada BWP termasuk didalam pemenuhan kebutuhan RTH

B. perwujudan zona budi daya pada BWP

7.1.2 program perwujudan rencana jaringan prasarana

Page 27: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 13 -

No. MUATAN

SUBSTANSI

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Penuangan Dalam Materi Teknis, Peta, dan Indikasi

Program

Substansi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRWN,

RTRWP, dan RTRW Kab/Kota,

Permen PU 20/2011, dan

peraturan sektoral

Catatan Penyempuraan

Tanggapan dari Kabupaten/Kota

Ada

Tdk Ada Sesuai Kurang

A. Perwujudan sistem jaringan prasarana

i. perwujudan sistem jaringan i.pergerakan;

ii. perwujudan sistem jaringan ii. energi/kelistrikan;

iii.perwujudan sistem jaringan iii.telekomunikasi;

iv. perwujudan sistem jaringan iv.air minum;

v.perwujudan sistem jaringan v.drainase;

vi. perwujudan sistem jaringan vi.air limbah; dan/atau

vii.perwujudan sistem jaringan vii.prasarana lainnya.

7.1.3 Program Perwujudan Ketahanan terhadap perubahan iklim (bila

ada)

7.2 Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Prioritas

Lampiran Album Peta RDTR

- Peta Orientasi - Peta Batas Administrasi - Peta Guna Lahan

Page 28: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 14 -

No. MUATAN

SUBSTANSI

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Penuangan Dalam Materi Teknis, Peta, dan Indikasi

Program

Substansi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRWN,

RTRWP, dan RTRW Kab/Kota,

Permen PU 20/2011, dan

peraturan sektoral

Catatan Penyempuraan

Tanggapan dari Kabupaten/Kota

Ada

Tdk Ada Sesuai Kurang

- Peta Rawan Bencana - Peta Sebaran Penduduk - Peta Rencana Pola Ruang - Peta Rencana Jaringan prasarana - Peta Sub BWP yangDiprioritaskan

Penanganannya

BAB VIII Peraturan Zonasi 8.1 Peraturan Zonasi Zona Lindung

Peraturan Zonasi meliputi : - Ketentuan Kegiatan dan

Penggunaan Lahan - Ketentuan Intensitas Pemanfaatan

Ruang - Ketentuan Tata Bangunan - Ketentuan Prasarana dan Sarana

Minimal

Ketentuan Pelaksanaan, meliputi : - Ketentuan Variansi Pemanfaatan

Ruang - Insentif dan Disinsentif - Penggunaan lahan yang tidak

sesuaiMateri Opsional, meliputi :

- Ketentuan Tambahan

- Ketentuan Khusus

- Ketentuan Standar Teknis

Page 29: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 15 -

No. MUATAN

SUBSTANSI

Penuangan Dalam

Rancangan Perda

Penuangan Dalam Materi Teknis, Peta, dan Indikasi

Program

Substansi Verifikasi Kesesuaian Terhadap RTRWN,

RTRWP, dan RTRW Kab/Kota,

Permen PU 20/2011, dan

peraturan sektoral

Catatan Penyempuraan

Tanggapan dari Kabupaten/Kota

Ada

Tdk Ada Sesuai Kurang

- Ketentuan Pengaturan Zonasi

8.2 Peraturan Zonasi Zona Budi Daya

Peraturan Zonasi meliputi : - Ketentuan Kegiatan dan

Penggunaan Lahan - Ketentuan Intensitas Pemanfaatan

Ruang - Ketentuan Tata Bangunan - Ketentuan Prasarana dan Sarana

Minimal

Ketentuan Pelaksanaan, meliputi : - Ketentuan Variansi Pemanfaatan

Ruang - Insentif dan Disinsentif - Penggunaan lahan yang tidak

sesuai

Materi Opsional, meliputi :

- Ketentuan Tambahan

- Ketentuan Khusus

- Ketentuan Standar Teknis

- Ketentuan Pengaturan Zonasi

II Matriks Ketentuan dan Penggunaan Lahan (Matriks ITBX)

II Peta Zonasi

Page 30: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 16 -

D. BERITA ACARA RAPAT KOORDINASI BKPRD DALAM PEMBAHASAN

RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA TENTANG RENCANA DETAIL TATA

RUANG KABUPATEN / KOTA

BERITA ACARA

RAPAT KOORDINASI

BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

DALAM PEMBAHASAN RAPERDA KABUPATEN/KOTA………..

TENTANG RDTR BWP .....

Nomor:

Pada hari ini _____ tanggal ___ bulan ___ tahun ___, kami yang bertanda tangan dibawah ini,

telah mengadakan rapat koordinasi Pembahasan Raperda Kabupaten/Kota ____ tentang Rencana

Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota ____ dengan ini menyatakan bahwa Rancangan Perda

dimaksud secara subtantif telah mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Pedoman

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, serta dapat

diproses lebih lanjut untuk ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

dengan tetap memperhatikan catatan sebagai berikut:

1. _____

2. _____

3. _____; dan

4. catatan penyempurnaan sebagaiman tercantum dalam tabel ____

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, ___________

Pimpinan Rapat,

Nama :……………….

Jabatan :………………

Catatan:

Ditandatangani oleh :

Perwakilan Tim Teknis Pokja Pengendalian Pemanfaatan Ruang Badan Koordinasi Penataan

Ruang Daerah, berdasarkan Keputusan Ketua BKPRD Provinsi Jawa Timur Nomor ……….tentang

…………...

Page 31: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 17 -

E. FORMAT KETERANGAN KRONOLOGIS PROSES PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA TENTANG RENCANA DETAIL TATA

RUANG KABUPATEN / KOTA

KETERANGAN

KRONOLOGIS PROSES PERSETUJUAN SUBTANSI RANCANGAN PERDA

KAB/KOTA ____ TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG

KABUPATEN/KOTA___

Sehubungan surat Bupati/Walikota _____________tanggal_____Nomor ________

perihal permohonan persetujuan substansi Rancangan Perda Kabupaten/Kota ______ tentang

Rencana Detail tata Ruang Bagian Wilayah Perkotaan Kabupaten/Kota ________, telah dilakukan

proses evaluasi substansi terhadap Rancanangan Perda dimaksud dalam rangka penerbitan

persetujuan subtansi Rancangan Perda Kabupaten/Kota ____ tentang Rencana Detail Tata Ruang

Bagian Wilayah perkotaan Kabupaten/Kota___.

Adapun kronologis proses evaluasi dalam rangka persetujuan subtansi tersebut sebagai

berikut:

1. Pada tanggal _____

2. Pada tanggal _____

3. ____ dst.

Demikian keterangan ini disusun sebagai bahan informasi dalam proses penerbitan

persetujuan subtansi.

Kepala Dinas

Pekerjaan Umum Cipta Karya

Provinsi Jawa Timur

.................................

NIP. _________

Page 32: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 18 -

F. DRAFT KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG PERSETUJUAN SUBSTANSI

GUBERNUR JAWA TIMUR

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR ...........................

TENTANG

PERSETUJUAN SUBSTANSI RANCANGAN PERDA KABUPATEN/KOTA …………. TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG

BAGIAN WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN/KOTA………

GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menimbang : a. bahwa untuk dapat ditetapkan menjadi Perda terhadap Rancangan

Perda Kabupaten/Kota ............ tentang Rencana Detail Tata Ruang

Bagian Wilayah Perkotaan Kabupaten/Kota…………………,

memerlukan persetujuan substansi dari Pemerintah;

b. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

235/KPTS/M/2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian

Persetujuan Substansi Rancangan Perda Tentang Rencana Rinci Tata

Ruang Kabupaten/Kota Kepada Gubernur Jawa Timur, Gubernur

Jawa Timur berwenang memberikan persetujuan substansi terhadap

Rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang Rencana Detail Tata

Ruang Kabupaten/Kota;

c. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

huruf b, perlu menetapkan Keputusan Gubernur tentang ……..…..….. ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

3. Peraturan

Page 33: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 19 -

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4816);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5103);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan

Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang

TataCara Evaluasi Rancangan Perda tentang Rencana TataRuang

Daerah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah;

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang

Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Perda

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta Rencana Rincinya;

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan

Zonasi Kabupaten/Kota;

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2013 tentang

Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi Dalam

Penetapan Rancangan Perda tentang Rencana Rinci Tata Ruang

Kabupaten/Kota;

13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 235/KPTS/M/2013

tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi

Perda tentang Rencana Rinci Tata Ruang Kabupaten/Kota kepada

Gubernur Jawa Timur;

14. Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011-2031(Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Nomor 3 Seri D, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 15);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU :............................;

KEDUA

KEDUA :............................;

Page 34: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 20 -

KETIGA :............................. KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Surabaya Pada tanggal

GUBERNUR JAWA TIMUR,

Dr. H. SOEKARWO

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada : Yth. 1. Sdr. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta.

2. Sdr. Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia di Jakarta. 3. Sdr. ………… dst

Page 35: PerGub No. 34 Thn 2013 Ttg Rencana Detail Tata Ruang Th 2013

- 21 -

G. BAGAN ALIR MEKANISME PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI RAPERDA KABUPATEN/KOTA TENTANG RDTR BWP KABUPATEN/KOTA

BUPATI/

WALIKOTAGUBERNUR

KETUA

BKPRDSEKRETARIAT BKPRD

POKJA PENGENDALIAN

PEMANFAATAN RUANG

Penugasan

kepada Kepala

BKPRD

Penugasan

kepada Sekretaris

BKPRD

Pemeriksaan Kelengkapan

Dokumen raperda Kab/

Kota tentang RDTR BWP

Kab/Kota

DOKUMEN

Kelengkapan

Dokumen

Pelengkapan Dokumen

Keperluan Evaluasi

Raperda RDTR BWP Kab/

Kota

Tidak

Evaluasi Muatan

Substansi

Pengajuan Evaluasi Muatan

Substansi

Penandatanganan dan

Penerbitan

Persetujuan Substansi

Raperda RDTR BWP

Kab/Kota

Ya

Penerimaan Persetujuan

Substansi Raperda

RDTR BWP Kab/Kota

Kesesuaian Hasil Evaluasi

dengan Penyesuaian

Muatan Substansi

Penyesuaian Muatan

Substansi RDTR BWP

Kab/Kota

Hasil Evaluasi

Ya

Tidak

Evaluasi Muatan Substansi Teknis

raperda RDTR BWP Kabupaten/

Kota dan BKPRD Provinsi

BIRO HUKUM

Melakukan Pemeriksaan Terakhir

Terhadap Kelengkapan Dokumen,

Pemrosesan Surat Persetujuan

Substansi RDTR kepada Gubernur

TIM TEKNIS

Pemeriksaan

Kelengkapan Substansi

Kelengkapan

Substansi

Pelengkapan Substansi

RDTR

Ya

Menyampaikan Hasil Evaluasi

Substansi Raperda RDTR BWP

Kabupaten/Kota

Tidak

Pemeriksaan Kesesuaian Hasil

Perbaikan dengan Evaluasi

Substansi RDTR BWP Kab/Kota

Pemaparan Substansi raperda

Kab/Kota tentang RDTR BWP

Kab/Kota oleh Kabupaten/Kota

Konsultasi

Teknis Perpetaan

BADAN

INFORMASI

GEOSPASIAL

GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd

Dr. H. SOEKARWO

Melakukan Pemerikssan Terakhir Terhadap Kelengkapan Dokumen,

Pemrosesan Persetujuan Substansi

RDTR kepada Gubernur