perforasi membran timpani

Upload: ekki-anggariksa

Post on 10-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tht

TRANSCRIPT

Perforasi Membran Timpani

Perforasi membrane timpani yang disebabkan oleh otitis media diklasifikasikan berdasarkan durasinya, area gendang telinga yang terlibat, ukuran, ada dan tidaknya kondisi yang berhubungan seperti otitis media dan kolesteatoma. Peforasi juga terjadi karena komplikasi dari operasi untuk penanganan otitis media seperti miringotomi dan timpanostomi. Perforasi akut umumnya terjadi karena otitis media akut. Walaupun perforasi terjadi dalam waktu 2 atau 3 bulan bisa dipertimbangkan menjadi kronis. Perforasi tersebut terjadi di pars tensa dan melibatkan 1 atau lebih kuadran yaitu anterosupeior, anteroinferior, posterosuperior, atau posteroinferior. Bisa terjadi pada seluruh pars tensa atau hanya sebagian kecil yang dapat dilihat dari otomikroskop atau dengan elektroakustik. Perforasi diklasifikasikan menjadi dua yaitu perforasi sentral dan marginal tanpa memandang ukuran.Perforasi AkutPerforasi akut biasanya terjadi pada otitis media kronik dengan efusi. Karena perforasi spontan pada umumnya berhubungan dengan infeksi akut telinga tengah yang bisa jadi merupakan perjalanan alamiah dari penyakit tersebut bukan komplikasi. Perforasi membrane timpani muncul pada semipatulous tuba eustachii. Tuba esutachii dengan resistensi yang rendah akan membiarkan koloni bakteri dari nasofaring menuju telinga tengah sehingga terjadi infeksi di tuba eustachii. Perforasi membrane timpani bias sulit dibedakan antara virus, bakteri, atau penurunan resistensi dari host. Anak-anak yang mengalami perforasi membrane timpani harus mendapatkan terapi yang sama dengan otitis media dengan tidak adanya perforasi. Kemudian dilakukan kultur specimen atau otitis media akut tanpa perforasi. Membran timpani biasanya sembuh setelah stadium supurasi berhenti. Defek biasanya menutup setelah seminggu setelah infeksi. Tetapi ketika cairan tetap muncul setelah hari ke-10 pada pemberian antibiotic, anak harusnya mendapat evaluasi yang intensif dan manajemen yang efektif. Jika cairan tetap muncul setelah 2/3 minggu, anak-anak harus dirawat inap dan diberikan antibiotic oral. Anak-anak juga harus dievaluasi lagi untuk mengetahui penyakit yang mendasarinya yang mungkin akan mengganggu resolusi dari infeksi. Perforasi KronisPerforasi kronis biasanya terjadi karena gagalnya perbaikan pada otitis media akut atau setelah timpanostomi. Perforasi kronis jugadapat berkembang menjadi atelektasis ketika perforasi kromatik akut gagal membaik. Ketika perforasi kronis tanpa tanda perbaikan dan tidak adanya infeksi telinga tengah kemungkinan perforasinya bersifat permanen. Efek pendengaran pada perforasi kronis yang kecil tanpa memandang lokasinya dan adanya kelainan padatelinga tengah. Tapi bagaimana pun perforasi yang luas sangat behubungan dengan tuli konduksi. Akhir-akhir ini penanganan perforasi kronis pada anak-anak menimbulkan controversial. Di satu sisi perforasi membantu ventilasi dan drainase dari telinga tengah. Tetapi di sisi lainnya, fungsi proteksi secara fisiologis tuba eustachius dan telinga tengah terganggu. Telinga tengah dan sel mastoid tidak mendapatkan udara untuk mencegah secret nasofaringeal memasuki telinga yang bisa menghasilkan refluks otitis media. Jikaepisodenya jarang, penanganan sebaiknya disamakan dengan peforasi akut yang berhubungan dengan otitis media akut. Tapi jika episodenya sering dan intervalnya pendek sebaiknya agen profilaksis antimkobial diperpanjang. Sayangnya, kebanyakan anak-anak yang mempunyai defek pada membrane timpani bias diawasi sampai risiko infeksi berulang rendah.