perencanaan struktur jembatan bangiltak desa … · perencanaan struktur jembatan bangiltak desa...
TRANSCRIPT
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN
BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN
KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN
DENGAN BUSUR RANGKA BAJA
SEMINAR TUGAS AKHIR
OLEH :
AHMAD FARUQ FEBRIYANSYAHAHMAD FARUQ FEBRIYANSYAH
3107100 523
DOSEN PEMBIMBING :
Ir. DJOKO IRAWAN, MS
JURUSAN TEKNIK SIPIL LINTAS JALUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
LATAR BELAKANG
1. Kabupaten Pasuruan merupakan kawasan rawan banjir. Sehingga perlu diadakan normalisasi sungai untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut.permasalahan banjir tersebut.
2. Dengan penampang sungai yang bertambah lebar, maka perlu dibangun jembatan-jembatan baru.
3. Digunakan jembatan yang tidak mengurangi penampang basah sungai. Maka dipilih jembatan dengan busur rangka baja.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana prosedur perencanaan busur
rangka batang baja jembatan?
2. Bagaiman prosedur perencanaan bangunan
bawah jembatan?bawah jembatan?
3. Bagaimana prosedur perencanaan
bangunan pelengkap jembatan?
BATASAN MASALAH
1. Perencanaan dimensi dan analisis struktur
busur rangka batang, abutment jembatan
dan bangunan pelengkap jembatan.
2. Penggunaan rumus-rumus yang sesuai2. Penggunaan rumus-rumus yang sesuai
dengan yang ada di peraturan ataupun
literatur yang digunakan.
3. Penggambaran hasil perencanaan struktur
jembatan.
TUJUAN
1. Perencanaan bangunan atas jembatan yang
meliputi perencanaan busur rangka batang,
balok memanjang, balok melintang, trotoar
dan kerb jembatan. dan kerb jembatan.
2. Perencanaan bangunan bawah jembatan
yang meliputi perencanaan Abutment, poer
serta kebutuhan tiang pancang.
METODOLOGI
1. Mengumpulkan dan mempelajari data dan literatur yang berkaitan dengan proses perencanaan.
2. Mendesain lay out awal jembatan.
3. Menentukan jenis pembebanan yang bekerja 3. Menentukan jenis pembebanan yang bekerja pada jembatan.
4. Analisa struktur utama jembatan.
5. Kontrol terhadap kekuatan dan kestabilan struktur.
6. Merencanakan struktur bawah jembatan.
7. Menuangkan bentuk dan analisa dalam gambar teknik
METODOLOGI
Pengumpulan Data Dan Literatur :
• Data umum jembatan, data eksisting, dan data tanah
• Buku-buku yang berkaitan
• Peraturan-peraturan yang berkaitan
START
Mendesain Lay Out Awal Jembatan
Merencanakan Dimensi Profil Jembatan :
• Penentuan tinggi penampang
• Penentuan lebar penampang
A C
C
Menentukan Jenis Pembebanan :
• Beban mati (DL)
• Beban hidup (LL)
• Beban angin (WL)
• Beban gempa (EL)
A
C
Analisa Struktur Utama :
• Analisa tegangan terhadap berat sendiri, beban mati tambahan, dan beban hidup.
• Perhitungan gaya-gaya yang bekerja.
• Permodelan struktur dengan program SAP2000
B
B
Kontrol Terhadap
Kekuatan Dan Kestabilan Struktur :
• Kontrol penampang
• Kontrol geser
• Kontrol lendutan
C
Not OK
Perencanaan Struktur Bawah, Meliputi :
• Perencanaan perletakan
• Perencanaan kepala jembatan dan penulangannya
• Perencanaan pondasi dan penulangannya
D
OK
KRITERIA DESIGN
DATA EKSISTING :
TIDAK ADA DETAIL JEMBATAN EKSISTING, YANG ADA HANYA DATA BENTANG
JEMBATAN DARI HASIL PENGUKURAN TANAH.
DATA EKSISTING
Nama jembatan : Jembatan Kedung Ringin
Kabupaten Pasuruan
Tipe jembatan : Jembatan beton konvensional
Lokasi : Ruas Jalan Kecamatan Kedung Lokasi : Ruas Jalan Kecamatan Kedung
Ringin, Kabupaten Pasuruan,
Propinsi Jawa Timur.
Lebar jembatan : 7 meter.
Bentang jembatan : 90 meter. Dibagi menjadi 2 x
45 meter
DATA PERENCANAAN
Lebar jembatan : 10.5 meter.
Tinggi fokus : 22 meter.
Tinggi tampang : 4 meter.Tinggi tampang : 4 meter.
Bentang jembatan : 120 meter
Struktur utama : Baja.
DATA PERENCANAAN
� Data Bahan
Kekuatan tekan beton (fc’) = 35 MPa
Tegangan leleh baja (fy) = 400 Mpa
� Mutu profil baja BJ 50 dengan :� Mutu profil baja BJ 50 dengan :
Tegangan leleh (fy) = 290 MPa
Tegangan putus (fu) = 500 Mpa
� Data Tanah
Data tanah digunakan untuk merencanakan pondasi jembatan tersebut.
PRELIMINARY DESIGN
� Bentang jembatan memiliki panjang 120 meter
� Jarak tiap gelagar melintang terdiri dari 24
segmen @ 5 meter
� Profil gelagar memanjang WF 500 x 300 x 11 x 18� Profil gelagar memanjang WF 500 x 300 x 11 x 18
� Lebar jembatan 10,5 m
� Jarak tiap gelagar memanjang @ 1,75 meter
� Profil gelagar melintang WF 900 x 300 x 18 x 34
ANALISA PEMBEBANANPEMBEBANAN PADA STRUKTUR
BEBAN
TETAP BEBAN
LALU–LINTAS
BEBAN
LINGKUNGAN
BERAT SENDIRI BEBAN MATI
TAMBAHAN
BEBAN UDL BEBAN KEL
LALU–LINTAS
BEBAN TRUK
1. BERAT TROTOAR
2. BERAT SANDARAN
3. BERAT AIR HUJAN
1. BERAT PROFIL
2. BERAT ASPAL
3. BERAT PLAT BETON
BEBAN
ANGIN
BEBAN
GEMPA
PERHITUNGAN PELAT LANTAI
JEMBATAN
Menurut SNI T-12-2004, tebal minimum pelat
lantai kendaraan,
d ≥ 200 mm
d ≥ 100 + 0.04 . (b) d ≥ 100 + 0.04 . (b)
≥ 100 + 0.04 . 1750
≥ 170 mm
Direncanakan tebal pelat lantai kendaraan 250
mm
PEMBEBANAN PELAT LANTAI
� Beban Mati
Berat sendiri pelat = 0.25 x 1 x 1.75 x 2.5 = 1.09 Ton/m
Berat aspal = 0.05 x 1 x 1.75 x 2.2 = 0.19 Ton/m
Beban air hujan = 0.05 x 1 x 1.75 x 1 = 0.09 Ton/m
Tot al beban mati = 1.37 Ton/m
+
Tot al beban mati = 1.37 Ton/m
� Beban Hidup
Menurut SNI T-02-2005 ps. 6.4.1, beban T ditentukan
sebesar 112.5 KN = 11.25 Ton
Faktor beban ultimate untuk beban T = 1,8. Maka total
beban T = 1,8 x 11.25 x (1+0.3) = 26.325 Ton
MOMEN PADA PELAT LANTAI
Momen-momen :
� Momen akibat beban mati :
MD = 1/10 x qD x b2 = 1/10 x 1.37 x 1.752
= 0.42 ton.m
Momen akibat beban hidup :� Momen akibat beban hidup :
ML = 0.8 x ((S+0.6) x Tu)/10
= 0.8 x ((1.75+0.6) x 26.325) / 10
= 6.186 ton.m
� Mu = 0.42 + 6.186 = 6.606 ton.m
PENULANGAN PELAT LANTAI
Dari perhitungan, didapatkan nilai :
ρ max = 0.0271
ρ min = 0.0035
ρ perlu = 0.0044
ρ min < ρ perlu < ρ max
As perlu = 0.0044 x 1000 x 202
= 888.80 mm2
Dipasang D16 – 200 (As = 1005 mm2)
PENULANGAN PELAT LANTAI
Untuk tulangan arah memanjang, digunakan
tulangan susut. Dengan ketentuan untuk fy =
400 MPa digunakan rasio tulangan = 0.0018.
maka,maka,
As = 0.0018 x 1000 x 187.50
= 337.50 mm2
Dipasang D13-200 (As = 663.66 mm2)
PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG
Digunakan WF 500 x 300 x 11 x 18
� Beban Mati
Berat pelat beton
= 0.25 x 1.75 x 2400 x 1.3 = 1365.00 kg/m
Berat aspal
= 0,05 x 1.75 x 2200 x 1.3 = 250.25 kg/m= 0,05 x 1.75 x 2200 x 1.3 = 250.25 kg/m
Berat bekisting
= 50 x 1.45 x 1.4 = 101.50 kg/m
Berat sendiri balok
= 128 x 1.1 = 140.80 kg/m
Qd (u) = 1857.55 kg/m
Momen akibat beban mati = 1/8 x qD x L2
= 5804.844 Kg.m
� Beban terbagi rata (UDL)
Menurut ketentuan SNI T-02-2005 ps. 6.3.1 (2)
q = 5.625 Kpa = 562.50 Kg/m2
qL = 562.5 x 1.75 x 2 = 1968.75 kg/m
� Beban garis (KEL)� Beban garis (KEL)
Menurut ketentuan SNI T-02-2005 ps 6.3.1 (3)
P = 49 kN/m = 4900 kg/m
P1 = (1+0.3) x 49 x 1.75 x 1.80 = 200.655 kN
= 20065.50 Kg
� Beban Truk = 112.50 kN
PERHITUNGAN BALOK MEMANJANG
PROFIL MEMENUHI SYARAT, SETELAH
DILAKUKAN BEBERAPA KONTROL, ANTARA
LAIN :
� KONTROL PENAMPANG� KONTROL PENAMPANG
� KONTROL TEKUK
� KONTROL LENDUTAN
� KONTROL GESER
PERHITUNGAN BALOK MELINTANG
DIGUNAKAN WF 900 x 300 x 18 x 34
DILAKUKAN KOTROL :
� KONTROL PENAMPANG� KONTROL PENAMPANG
� KONTROL TEKUK
� KONTROL LENDUTAN
� KONTROL GESER
PERENCANAAN STRUKTUR KOMPOSIT
STRUKTUR UTAMA
� Struktur Busur
f = 24 meter .... 1/6 ≥ f ≥ 1/5 (Hool, Kinne)
h = 4 meter .... 1/40 ≥ h ≥ 1/25 (Hool, Kinne)
� Struktur Penggantung� Struktur Penggantung
Panjang penggantung dihitung menggunakan rumus parabola :
Yn = (4.f.x.(L-x))/L2
� Profil yang digunakan :
Busur : WF 498x432x70x45
Penggantung : WF 350 x 350 x 14 x 22
STRUKTUR SEKUNDER
� Ikatan Angin Atas
WF 300x300x11x17(horizontal)
WF 250x250x11x11 (diagonal)
� Ikatan angin bawah� Ikatan angin bawah
WF 300x300x11x17(horizontal)
WF 250x250x11x11 (diagonal)
� Portal Akhir
Balok end frame WF 400x400x45x75
Kolom end frameWF 450 x 200 x 8 x 12
SAMBUNGAN
Contoh Perhitungan,
Digunakan Baut dengan data :
φ = 20 mm
fy = 55 MPa
Kekuatan ijin 1 baut,Kekuatan ijin 1 baut,
Kekuatan geser, Vd = 21900.83 Kg
Kekuatan tumpu, Rd = 38367 Kg
P = 178989.54 Kg
n = P/Vd
= 178989.54 / 21900.83 = 9.2 ≈ 10 buah baut
BANGUNAN BAWAH
Pembebanan
Peninjauan beban:
1. Beban Primer
1. Beban Mati
2. Beban Hidup
2. Beban Sekunder
1. Beban Rem
2. Beban Angin
3. Beban Gempa
4. Tekanan Tanah
1. Kombinasi 1 = M + H + Ta
2. Kombinasi 2 = M + Ta + Gg + A
3. Kombinasi 3 = Kombinasi 1 + Rm + Gg + A
4. Kombinasi 4 = M + Ta + Hg + Tag
5. Kombinasi 5 = M + Hg + Gg + A
6. Kombinasi 6 = M + Ta
Dimana :
M = Beban mati
H = Beban hidup
Ta = Tekanan tanah
A = Beban angin
Gg = Gaya gesek = 0,15 (M + H)
Rm = Beban rem
Hg = Beban gempa
Tag = Tekanan tanah akibat gempa
Kontrol stabilitas pondasi
� Kontrol terhadap guling
� Kontrol terhadap geser
� Kontrol terhadap daya dukung tanah (turun)
Dari hasil kontrol, abutment memenuhi
persyaratan guling dan geser. Tetapi kontrol
terhadap daya dukung tidak memenuhi.
Sehingga perlu pondasi tiang pancang.
Perhitungan daya dukung pile
� QL grup = QL x n x ηDengan,
� QL = A x Cn + Kell x JHP
� η = 1 – arctan D/S x ((m-1).n+(n-1).m)/(90.m.n)
Dan QL < P ijin bahan dari tiang pancang
Penulangan abutment
� Penulangan abutment diambil dari momen
yang dihasilkan oleh tekanan tanah.
� Penulangan poer diambil dari momen yang
dihasilkan oleh reksi tiang pancang.dihasilkan oleh reksi tiang pancang.
KESIMPULAN
� Pelat lantai kendaraan dengan tebal pelat beton bertulang 250 mm. Tulangan terpasang arah melintang D16-200 dan arah memanjang D13-200.
� Gelagar melintang WF 900.300.18.34
� Busur WF 400x400x45x70 dan penggantung menggunakanWF 350 x 350 x 14 x 22.
� Ikatan angin WF 300 x 300 x 11 x 17, ikatan angin bawah WF � Ikatan angin WF 300 x 300 x 11 x 17, ikatan angin bawah WF 300 x 300 x 11 x 17 (diagonal), portal akhir berupa profil WF 400 x 400 x 45 x dengan menggunakan mutu baja BJ 55.
� Perletakan berupa perletakan sendi dan rol.
� Konstruksi abutment berupa dinding penuh setebal 2.4 m selebar 12 m untuk mendukung bentang 120 m yang ditumpu pondasi tiang pancang beton dengan diameter 0,6 m dengan kuat tekan K600, sebanyak 35 buah kedalaman 13 m untuk S-1 dan . Ukuran pile cap (poer) 9.6 x 12 x 2 m.