perencanaan pajak uu domestik

10
PENDAHULUAN Perencanaan pajak yang baik memerlukan suatu pemahaman terhadap undang-undang dan peraturan pajak. Undang-undang pajak dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi. Pemahaman mengenai masalah perpajakan juga hendaknya meliputi Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Surat Edaran Dirjen Pajak. Hal ini perlu dilakukan mengingat fungsi surat Keputusan Menteri Keuangan dan Surat Edaran Dirjen Pajak adalah sebagai bentuk interpretasi resmi Undang- undang perpajakan dan petunjuk pelaksanaannya. Dalam perancangan ulang struktur tingkat pajak, khususnya untuk Orang Pribadi, pemerintah tampaknya ingin memperluas jumlah Wajib Pajak yang rata-rata berpendapatan menengah dengan menurunkan tarif pajak terendah sedangkan untuk Wajib pajak yang pendapatannya tinggi, tarif pajaknya ditingkatkan juga. Perusahaan akan melakukan perencanaan untuk menekan pajak sekecil mungkin dan menunda pembayaran selambat (the least and latest rule) mungkin dalam batas masih diperkenankan peraturan perpajakan dengan memperhatikan undang-undang agar perencanaan pajak tidak dianggap sebagai penyelundupan pajak. Perencanaan pajak adalah suatu langkah yang tepat untuk perusahaan, dalam melakukan penghematan pajak atau tax saving sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Permasalahan Bagaimana kebijakan tax planning dapat mempengaruhi pajak penghasilan badan yang akan dibayarkan?

Upload: gumulya-sonny-marcel-kusuma

Post on 19-Oct-2015

337 views

Category:

Documents


38 download

TRANSCRIPT

  • PENDAHULUAN

    Perencanaan pajak yang baik memerlukan suatu pemahaman terhadap undang-undang

    dan peraturan pajak. Undang-undang pajak dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan

    menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi. Pemahaman mengenai masalah perpajakan juga

    hendaknya meliputi Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan,

    Surat Edaran Dirjen Pajak. Hal ini perlu dilakukan mengingat fungsi surat Keputusan Menteri

    Keuangan dan Surat Edaran Dirjen Pajak adalah sebagai bentuk interpretasi resmi Undang-

    undang perpajakan dan petunjuk pelaksanaannya. Dalam perancangan ulang struktur tingkat

    pajak, khususnya untuk Orang Pribadi, pemerintah tampaknya ingin memperluas jumlah Wajib

    Pajak yang rata-rata berpendapatan menengah dengan menurunkan tarif pajak terendah

    sedangkan untuk Wajib pajak yang pendapatannya tinggi, tarif pajaknya ditingkatkan juga.

    Perusahaan akan melakukan perencanaan untuk menekan pajak sekecil mungkin dan

    menunda pembayaran selambat (the least and latest rule) mungkin dalam batas masih

    diperkenankan peraturan perpajakan dengan memperhatikan undang-undang agar perencanaan

    pajak tidak dianggap sebagai penyelundupan pajak. Perencanaan pajak adalah suatu langkah

    yang tepat untuk perusahaan, dalam melakukan penghematan pajak atau tax saving sepanjang

    tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang

    berlaku.

    Permasalahan

    Bagaimana kebijakan tax planning dapat mempengaruhi pajak penghasilan badan yang akan

    dibayarkan?

  • TINJAUAN PUSTAKA

    Jenis-Jenis Perencanaan Pajak

    Perencanaan pajak bisa dikelompokkan menjadi 2 yaitu Perencanaan pajak nasional dan

    Perencanaan pajak internasional.

    1. Perencanaan pajak nasional (national tax planning)

    National tax planning hanya memperhatikan Undang-Undang Domestik. Pemilihan

    atas dilaksanakan atau tidak suatu transaksi dalam national tax planning bergantung pada

    transaksi tersebut, artinya untuk menghindari/mengurangi pajak, wajib pajak dapat memilih

    jenis transaksi apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan hukum pajak yang ada, misalnya

    apakah transaksi tersebut akan terkena tarif pajak khusus final atau tidak.

    2. Perencanaan pajak internasional ( international tax planning)

    International tax planning selain memperhatikan Undang-Undang Domestik, juga

    harus memperhatikan undang-undang atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara

    yang terlibat. Pemilihan negara yang akan digunakan untuk transaksi misalnya transaksi pada

    negara yang hanya mengenakan pajak domestik tidak mengenakan pajak internasional.

    Aspek Kebijakan Akuntansi dan Adminisrasi

    Pembukuan mempunyai peranan sentral dalam sistem perpajakan untuk dapat

    melaksanakan kewajiban perpajakan berdasarkan self assessment. Wajib Pajak yang belum

    mampu melaksanakan pembukuan untuk tujuan perhitungan pajak, penghasilan netonya akan

    dihitung berdasarkan norma perhitungan tanpa memperhatikan realita bisnis, norma perhitungan

    selalu memberikan hasil usaha positif (laba). Karena tidak merefleksikan keadaan yang

    sebenarnya dari wajib pajak pemakai norma perhitungan, dapat terjadi bahwa persentase

    perhitungan neto yang dihitung berdasarkan norma itu lebih tinggi dari pada jumlah yang dapat

    dicapai oleh wajib pajak. Selain itu, karena norma perhitungan selalu memberikan angka

    penghasilan positif, maka wajib pajak tidak mungkin menikmati kompensasi kerugian

    Apabila terjadi kekurang sesuaian antara ketentuan perpajakan dan praktik atau standar

    akuntansi yang berlaku umum, undang-undang perpajakan mempunyai prioritas untuk dipatuhi

  • di atas praktik dan kelaziman akuntansi. Perbedaan antara kebijakan akuntansi komersial dengan

    akuntansi pajak untuk perhitungan laba kena pajak meliputi:

    1. Sistem pengakuan pengahasilan dan beban

    2. Sistem penilaian persedian

    3. Metode penyusutan

    4. Penilaian kembali aset tetap

    5. Sewa guna usaha (leasing)

    Perbedaan antara akuntansi komersial dan akuntansi pajak untuk perhitungan laba:

    1. Perbedaan Tetap (Permanent Different)

    Perbedaan tetap adalah merupakan suatu konsekuensi yang harus diterima bahwa

    hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal atau berdasarkan

    peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan penghasilan.

    2. Perbedaan Sementara (Temporary Different)

    Perbedaan sementara adalah merupakan perbedaan antara dasar pengenaan pajak

    (DPP) dari suatu aset atau kewajiban (Fiskal) dengan nilai tercatat aset dan

    kewajiban tersebut ( Komersial ), yang berakibat pada kenaikan atau bertambahnya laba

    fiskal periode mendatang atau berkurangnya laba fiskal periode mendatang, dimana pada

    saat nilai tercatat aset dipulihkan atau diselesaikan.

    Penyebab Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal

    Menurut Resmi (2005:331) penyebab perbedaan laporan keuangan komersial dan

    laporan keuangan fiskal adalah karena terdapat perbedaan pengakuan prinsip; perbedaan metode

    dan prosedur akuntansi; perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya. Secara garis besar prinsip

    dasar akuntansi pajak penghasilan adalah sebagai berikut :

    1. Pajak penghasilan tahun berjalan yang kurang bayar atau terutang diakui sebagai Kewajiban

    Pajak Kini (Hutang Pajak) sedangkan yang lebih dibayar disebut Aset Pajak Kini (Piutang

    Pajak).

  • 2. Konsekuensi pajak mendatang yang dapat didistribusikan perbedaan temporer kena pajak

    diakui Kewajiban Pajak Tangguhan, sedangkan efek perbedaan temporer yang boleh

    dikurangkan dan sisa kerugian belum dikompensasikan diakui Aset Pajak Tangguhan.

    3. Pengukuran kewajiban dan aset pajak didasarkan peraturan pajak berlaku

    Perbedaan metode dan prosedur akuntansi adalah:

    1. Metode penilaian persediaan. Akuntansi komersial membolehkan memilih beberapa metode

    penghitungan harga perolehan persediaan. Sementara itu menurut perpajakan hanya

    memperbolehkan metode FIFO dan Average untuk penilaian persediaan.

    2. Metode penyusutan dan amortisasi. Akuntansi komersial memperbolehkan memilih metode

    penyusutan seperti metode garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, metode jumlah

    unit produksi dan lainnya. Sementara berdasarkan perpajakan hanya mengakui metode garis

    lurus dan saldo menurun untuk kelompok harta berwujud jenis non bangunan,

    sedangkan harta berwujud bangunan dibatasi hanya bisa menggunakan metode garis lurus.

    Adminitrasi pajak adalah metode untuk meyakinkan bahwa apa yang dilaksanakan telah

    sesuai dengan yang direncanakan. Pada intinya administrasi perpajakan adalah bentuk dari suatu

    sistem untuk mengendalikan masalah pajak perusahaan, yang harus mencakup hal- hal berikut :

    1. Memeriksa transaksitransaksi utama yang mempunyai dampak perpajakan cukup signifikan,

    menjamin bahwa transaksi tersebut telah dicatat sesuai dengan undangundang dan kebijakan

    perusahaan.

    2. Menciptakan sisitem pengawasan internal untuk menjamin bahwa berbagai kewajiban

    perpajakan telah diikuti dengan benar.

    Pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak memiliki target untuk

    meningkatkan penerimaan pajak tiap tahunnya maka penting bagi manajer perusahaan untuk

    memahami rencana Dirjen Pajak agar dapat mencapai targetnya.

    Perlu diperhatikan dalam menilai perencanaan:

    - Pemeriksaan Pajak

    - Hak Mengajukan Keberatan

  • Perencanaan Pajak Untuk Mengefisienkan Beban Pajak ( Efesiensi dalam Tax Planning)

    Strategi mengefisienkan beban pajak dapat dijabarkan sebagai berikut:

    1. Mengambil keuntungan dari berbagai pilihan bentuk badan hukum yang tepat sesuai dengan

    kebutuhan dan jenis usaha.

    2. Memilih lokasi perusahaan yang akan didirikan.

    3. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya/ semaksimal mungkin dari berbagai pengecualian,

    potongan, pengurangan atas PKP yg di perbolehkan UU.

    4. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha sehingga diatur mengenai penggunaan tarif

    pajak.

    5. Memberikan tunjanagan kepada karyawan dalam bentuk uang.

    6. Pemilihan metode persediaan

    7. Untuk pendanaan aset tetap dapat mempertimbangkan sewa guna usaha dengan hak opsi.

    8. Melalui pemilihan metode penyusutan

    9. Menghindari dari pengenaan pajak dengan cara mengarahkan pada transaksi yang bukan

    objek pajak.

    10. Mengoptimalkan kredit pajak yang di perkenankan.

    11. Penundaan pembayaran kewajiban pajak dapat dilakukan dengan cara melakukan

    pembayaran pada saat mendekati tanggal jatuh tempo.

    12. Menghindari pemeriksaan pajak.

    13. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara

    menguasai peraturan perpajakan yang berlaku.

    Penelaahan Pajak

    Penelaahan pajak ( tax review ) adalah kegiatan penelaahan terhadap seluruh kewajiban

    perpajakan yang ada dalam suatu peusahaan dan pelaksanaan pemenuhan kewajiban-kewajiban

    tersebut, baik dari cara perhitungan, pemotongan, penyetoran, pelunasan, maupun pelaporannya

    untuk menilai kepatuhan pajak ( tax compliance) yang telah dilakukan.

    Penelaahan pajak mencakup seluruh aspek perpajakan yang ada dalam perusahaan yang

    sedang ditelaah, aspek perpajakan umum dalam perusahaan adalah sebagai berikut :

    1. PPh badan,

    2. PPh pasal 21,

  • 3. Pph pasal 22, 23, 26, dan pph final,

    4. PPh Pasal 24

    5. PPN dan PPnBM

    Prosedur- prosedur yang perlu dijalankan dalam melaksanakan penelaahan pajak ,

    adalah:

    1. PPh badan

    a. Menelaah dasar pengakuan pendapatan dan biaya serta perhitungan penghasilan kena pajak

    b. Menelaah ketepatan perhitungan, keabsahan dari dokumen, serta ketepatan waktu

    penyetoran serta pelaporan PPh Pasal 25.

    c. Menelaah kredit pajak yang telah dipotong pihak ketiga.

    d. Menelaah pencatatan dalam pembukuan perusahaan.

    e. Melakukan rekonsiliasi antara peredaran usaha menurut Laporan Keuangan dengan

    menurut SPT Masa PPN.

    2. PPh pasal 21

    a. Menelaah biaya-biaya yang menjadi objek pemotongan.

    b. Menelaah ketepatan objek pemotong, tarif pemotongan, serta perhitungan pajak yang

    dilakukan perusahaan.

    c. Meneliti bukti pemotongan dan SPT Masa untuk menyakinkan keabsahan dokumen yang

    berkaitan dan ketepatan perhitungan serta ketepatan waktunya.

    d. Rekonsiliasi antara biaya yang dilaporkan dengan dasar pemotongan pajak.

    3. Pph pasal 22, 23, 26, dan pph final

    a. Menelaah biaya-biaya yang menjadi objek pemotongan.

    b. Menelaah ketepatan objek pemotong, tarif pemotongan, serta perhitungan pajak yang

    dilakukan perusahaan.

    c. Meneliti bukti pemotongan dan SPT Masa untuk menyakinkan keabsahan dokumen yang

    berkaitan dan ketepatan perhitungan serta ketepatan waktunya.

    d. Rekonsiliasi antara biaya yang dilaporkan dengan dasar pemotongan pajak.

    4. Pajak pertambahan nilai dan pajak pertambahan atas Barang mewah

    a. Menelaah ketepatan pemungutan PPN atas penyerahan barang/jasa yang dilakukan.

    b. Meneliti kelengkapan dan ketepatan waktu pembuatan faktur pajak.

  • c. Meneliti ketepatan pengkreditan Pajak Masa-nya.

    d. Meneliti kelengkapan dan keabsahan faktur pajak masukan.

    e. Menelaah SPT Masa untuk mengetahui keabsahan dokumen yang berkaitan, ketepatan

    perhitungan, pelaporan, serta penyetoran.

    f. Rekonsiliasi dengan peredaran usaha menurut pembukuan.

    Setelah selesai melaksankan penelaahan maka atas pelaksanaan penelaahan dibuat laporan

    akhir yang berisi kesimpulan dan saran-saran yang direkomendasikan.

  • PEMBAHASAN

    Dengan adanya perencanaan pajak, pengambil keputusan dapat membandingkan

    penggunaan perencanaan pajak dengan tidak menggunakan perencanaan pajak sehingga pajak

    yang dibayarkan pihak perusahaan akan lebih kecil sehingga dapat memaksimalkan pendapatan

    setelah pajak.

    Berikut adalah perencanaan pajak yang dilakukan berdasarkan jurnal Analisis Penerapan

    Tax Planning atas Pajak Penghasilan Badan.

    1. PT Polandouw melakukan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai

    salah satu pengeluaran yang diperkenankan Undang-Undang Perpajakaan.Selain untuk

    memperoleh manfaat penurunan hutang pajak juga untuk lebih mengembangkan sumber

    daya manusia agar lebih trampil dan lebih berwawasan dalam bekerja. Manfaat yang

    didapat akan sangat bisa dirasakan dengan jelas oleh perusahaan sehingga bisa

    menguntungkan perusahaan pada kedepannya.

    2. Dengan menggunakan tax planning PT Polandouw dapat mengatur pemberian tunjangan

    sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan dalam bentuk natura dialihkan

    menjadi bentuk nilai uang karena berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat 1 huruf e

    menyebutkan bahwa pemberian dalam bentuk natura bukan sebagai biaya yang dapat

    dikurangkan dari penghasilan bruto sehingga total hutang pajak penghasilan yang harus

    dibayar akan menjadi lebih besar. Jika perusahaan memberikan tunjangan tersebut dalam

    bentuk natura, maka perusahaan tidak dapat memasukkannya sebagai unsur biaya operasi.

    Dan jika perusahaan memberikan tunjangan tersebut dalam bentuk uang, maka perusahaan

    dapat memasukkannya sebagai unsur biaya operasi

    Terlihat perusahaan telah menguasai peraturan perpajakan dan dapat memanfaatkan

    ruang-ruang/ celah-celah dalam peraturan perpajakan yang ada di Undang-Undang Indonesia ini.

    Hal ini berarti perusahaan dapat meminimalkan pajaknya dan memaksimalkan labanya dengan

    mengurangi beban pajak secara legal

  • Perencanaan pajak tidak terlepas dari fungsi pengambilan keputusan. Seorang pengambil

    keputusan hendaknya mampu mengidentifikasi konsekuensi potensi pajak. hal yang perlu

    diperhatikan adalah dengan mengetahui prinsip taxable dan deductible, memaksimalkan

    pengecualian-pengecualian, pemecahan-pemecahan perusahaan menjadi beberapa perusahaan,

    memaksimalkan pengurangan.

    Sebelum memulai usaha, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bentuk usaha yang

    paling menguntungkan karena bentuk usaha tersebut sangat mempengaruhi pengenaan pajak.

    Selain bentuk usaha, metode akuntansi dan periode akuntansi yang dipakai sangatlah penting

    untuk direncanakan terlebih dahulu.

    Kesimpulan

    Perencanaan pajak yang baik memerlukan suatu pemahaman terhadap undang-undang

    dan peraturan pajak. Undang-undang pajak dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan

    menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi. Perencanaan pajak bisa dikelompokkan menjadi

    2 yaitu Perencanaan pajak nasional dan Perencanaan pajak internasional. perbedaan laporan

    keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal adalah karena terdapat perbedaan pengakuan

    prinsip; perbedaan metode dan prosedur akuntansi; perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya.

    Perencanaan pajak tidak terlepas dari fungsi pengambilan keputusan. Seorang pengambil

    keputusan hendaknya mampu mengidentifikasi konsekuensi potensi pajak. Semakin baik

    pengambilan keputusan dalam memilih perencanaan dan strategi yang akan dijalankan

    perusahaan akan dapat membantu perusahaan dalam mengecilkan beban pajak secara legal

    dengan memanfaatkan celah-celah UU yang berlaku. Sebelum melakukan hal tersebut,

    perusahaan harus dibekali pengetahuan dan informasi yang menunjang karena dalam

    perencanaan diperlukan orang yang memiliki pengetahuan yang tinggi agar tidak merugikan

    perusahaan dan melanggar UU.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Rori, Handri.2013. Analisis Penerapan Tax Planning atas Pajak Penghasilan Badan. Jurnal

    EMBA vol 1, No 23, Juni 2013

    Suandy, Erly. 2002. Perencanaan Pajak. Edisi 5. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

    Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.