perencanaan pajak uu domestik
TRANSCRIPT
-
PENDAHULUAN
Perencanaan pajak yang baik memerlukan suatu pemahaman terhadap undang-undang
dan peraturan pajak. Undang-undang pajak dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan
menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi. Pemahaman mengenai masalah perpajakan juga
hendaknya meliputi Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan,
Surat Edaran Dirjen Pajak. Hal ini perlu dilakukan mengingat fungsi surat Keputusan Menteri
Keuangan dan Surat Edaran Dirjen Pajak adalah sebagai bentuk interpretasi resmi Undang-
undang perpajakan dan petunjuk pelaksanaannya. Dalam perancangan ulang struktur tingkat
pajak, khususnya untuk Orang Pribadi, pemerintah tampaknya ingin memperluas jumlah Wajib
Pajak yang rata-rata berpendapatan menengah dengan menurunkan tarif pajak terendah
sedangkan untuk Wajib pajak yang pendapatannya tinggi, tarif pajaknya ditingkatkan juga.
Perusahaan akan melakukan perencanaan untuk menekan pajak sekecil mungkin dan
menunda pembayaran selambat (the least and latest rule) mungkin dalam batas masih
diperkenankan peraturan perpajakan dengan memperhatikan undang-undang agar perencanaan
pajak tidak dianggap sebagai penyelundupan pajak. Perencanaan pajak adalah suatu langkah
yang tepat untuk perusahaan, dalam melakukan penghematan pajak atau tax saving sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.
Permasalahan
Bagaimana kebijakan tax planning dapat mempengaruhi pajak penghasilan badan yang akan
dibayarkan?
-
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis-Jenis Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak bisa dikelompokkan menjadi 2 yaitu Perencanaan pajak nasional dan
Perencanaan pajak internasional.
1. Perencanaan pajak nasional (national tax planning)
National tax planning hanya memperhatikan Undang-Undang Domestik. Pemilihan
atas dilaksanakan atau tidak suatu transaksi dalam national tax planning bergantung pada
transaksi tersebut, artinya untuk menghindari/mengurangi pajak, wajib pajak dapat memilih
jenis transaksi apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan hukum pajak yang ada, misalnya
apakah transaksi tersebut akan terkena tarif pajak khusus final atau tidak.
2. Perencanaan pajak internasional ( international tax planning)
International tax planning selain memperhatikan Undang-Undang Domestik, juga
harus memperhatikan undang-undang atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara
yang terlibat. Pemilihan negara yang akan digunakan untuk transaksi misalnya transaksi pada
negara yang hanya mengenakan pajak domestik tidak mengenakan pajak internasional.
Aspek Kebijakan Akuntansi dan Adminisrasi
Pembukuan mempunyai peranan sentral dalam sistem perpajakan untuk dapat
melaksanakan kewajiban perpajakan berdasarkan self assessment. Wajib Pajak yang belum
mampu melaksanakan pembukuan untuk tujuan perhitungan pajak, penghasilan netonya akan
dihitung berdasarkan norma perhitungan tanpa memperhatikan realita bisnis, norma perhitungan
selalu memberikan hasil usaha positif (laba). Karena tidak merefleksikan keadaan yang
sebenarnya dari wajib pajak pemakai norma perhitungan, dapat terjadi bahwa persentase
perhitungan neto yang dihitung berdasarkan norma itu lebih tinggi dari pada jumlah yang dapat
dicapai oleh wajib pajak. Selain itu, karena norma perhitungan selalu memberikan angka
penghasilan positif, maka wajib pajak tidak mungkin menikmati kompensasi kerugian
Apabila terjadi kekurang sesuaian antara ketentuan perpajakan dan praktik atau standar
akuntansi yang berlaku umum, undang-undang perpajakan mempunyai prioritas untuk dipatuhi
-
di atas praktik dan kelaziman akuntansi. Perbedaan antara kebijakan akuntansi komersial dengan
akuntansi pajak untuk perhitungan laba kena pajak meliputi:
1. Sistem pengakuan pengahasilan dan beban
2. Sistem penilaian persedian
3. Metode penyusutan
4. Penilaian kembali aset tetap
5. Sewa guna usaha (leasing)
Perbedaan antara akuntansi komersial dan akuntansi pajak untuk perhitungan laba:
1. Perbedaan Tetap (Permanent Different)
Perbedaan tetap adalah merupakan suatu konsekuensi yang harus diterima bahwa
hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal atau berdasarkan
peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan penghasilan.
2. Perbedaan Sementara (Temporary Different)
Perbedaan sementara adalah merupakan perbedaan antara dasar pengenaan pajak
(DPP) dari suatu aset atau kewajiban (Fiskal) dengan nilai tercatat aset dan
kewajiban tersebut ( Komersial ), yang berakibat pada kenaikan atau bertambahnya laba
fiskal periode mendatang atau berkurangnya laba fiskal periode mendatang, dimana pada
saat nilai tercatat aset dipulihkan atau diselesaikan.
Penyebab Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal
Menurut Resmi (2005:331) penyebab perbedaan laporan keuangan komersial dan
laporan keuangan fiskal adalah karena terdapat perbedaan pengakuan prinsip; perbedaan metode
dan prosedur akuntansi; perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya. Secara garis besar prinsip
dasar akuntansi pajak penghasilan adalah sebagai berikut :
1. Pajak penghasilan tahun berjalan yang kurang bayar atau terutang diakui sebagai Kewajiban
Pajak Kini (Hutang Pajak) sedangkan yang lebih dibayar disebut Aset Pajak Kini (Piutang
Pajak).
-
2. Konsekuensi pajak mendatang yang dapat didistribusikan perbedaan temporer kena pajak
diakui Kewajiban Pajak Tangguhan, sedangkan efek perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan dan sisa kerugian belum dikompensasikan diakui Aset Pajak Tangguhan.
3. Pengukuran kewajiban dan aset pajak didasarkan peraturan pajak berlaku
Perbedaan metode dan prosedur akuntansi adalah:
1. Metode penilaian persediaan. Akuntansi komersial membolehkan memilih beberapa metode
penghitungan harga perolehan persediaan. Sementara itu menurut perpajakan hanya
memperbolehkan metode FIFO dan Average untuk penilaian persediaan.
2. Metode penyusutan dan amortisasi. Akuntansi komersial memperbolehkan memilih metode
penyusutan seperti metode garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, metode jumlah
unit produksi dan lainnya. Sementara berdasarkan perpajakan hanya mengakui metode garis
lurus dan saldo menurun untuk kelompok harta berwujud jenis non bangunan,
sedangkan harta berwujud bangunan dibatasi hanya bisa menggunakan metode garis lurus.
Adminitrasi pajak adalah metode untuk meyakinkan bahwa apa yang dilaksanakan telah
sesuai dengan yang direncanakan. Pada intinya administrasi perpajakan adalah bentuk dari suatu
sistem untuk mengendalikan masalah pajak perusahaan, yang harus mencakup hal- hal berikut :
1. Memeriksa transaksitransaksi utama yang mempunyai dampak perpajakan cukup signifikan,
menjamin bahwa transaksi tersebut telah dicatat sesuai dengan undangundang dan kebijakan
perusahaan.
2. Menciptakan sisitem pengawasan internal untuk menjamin bahwa berbagai kewajiban
perpajakan telah diikuti dengan benar.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak memiliki target untuk
meningkatkan penerimaan pajak tiap tahunnya maka penting bagi manajer perusahaan untuk
memahami rencana Dirjen Pajak agar dapat mencapai targetnya.
Perlu diperhatikan dalam menilai perencanaan:
- Pemeriksaan Pajak
- Hak Mengajukan Keberatan
-
Perencanaan Pajak Untuk Mengefisienkan Beban Pajak ( Efesiensi dalam Tax Planning)
Strategi mengefisienkan beban pajak dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengambil keuntungan dari berbagai pilihan bentuk badan hukum yang tepat sesuai dengan
kebutuhan dan jenis usaha.
2. Memilih lokasi perusahaan yang akan didirikan.
3. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya/ semaksimal mungkin dari berbagai pengecualian,
potongan, pengurangan atas PKP yg di perbolehkan UU.
4. Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha sehingga diatur mengenai penggunaan tarif
pajak.
5. Memberikan tunjanagan kepada karyawan dalam bentuk uang.
6. Pemilihan metode persediaan
7. Untuk pendanaan aset tetap dapat mempertimbangkan sewa guna usaha dengan hak opsi.
8. Melalui pemilihan metode penyusutan
9. Menghindari dari pengenaan pajak dengan cara mengarahkan pada transaksi yang bukan
objek pajak.
10. Mengoptimalkan kredit pajak yang di perkenankan.
11. Penundaan pembayaran kewajiban pajak dapat dilakukan dengan cara melakukan
pembayaran pada saat mendekati tanggal jatuh tempo.
12. Menghindari pemeriksaan pajak.
13. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara
menguasai peraturan perpajakan yang berlaku.
Penelaahan Pajak
Penelaahan pajak ( tax review ) adalah kegiatan penelaahan terhadap seluruh kewajiban
perpajakan yang ada dalam suatu peusahaan dan pelaksanaan pemenuhan kewajiban-kewajiban
tersebut, baik dari cara perhitungan, pemotongan, penyetoran, pelunasan, maupun pelaporannya
untuk menilai kepatuhan pajak ( tax compliance) yang telah dilakukan.
Penelaahan pajak mencakup seluruh aspek perpajakan yang ada dalam perusahaan yang
sedang ditelaah, aspek perpajakan umum dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1. PPh badan,
2. PPh pasal 21,
-
3. Pph pasal 22, 23, 26, dan pph final,
4. PPh Pasal 24
5. PPN dan PPnBM
Prosedur- prosedur yang perlu dijalankan dalam melaksanakan penelaahan pajak ,
adalah:
1. PPh badan
a. Menelaah dasar pengakuan pendapatan dan biaya serta perhitungan penghasilan kena pajak
b. Menelaah ketepatan perhitungan, keabsahan dari dokumen, serta ketepatan waktu
penyetoran serta pelaporan PPh Pasal 25.
c. Menelaah kredit pajak yang telah dipotong pihak ketiga.
d. Menelaah pencatatan dalam pembukuan perusahaan.
e. Melakukan rekonsiliasi antara peredaran usaha menurut Laporan Keuangan dengan
menurut SPT Masa PPN.
2. PPh pasal 21
a. Menelaah biaya-biaya yang menjadi objek pemotongan.
b. Menelaah ketepatan objek pemotong, tarif pemotongan, serta perhitungan pajak yang
dilakukan perusahaan.
c. Meneliti bukti pemotongan dan SPT Masa untuk menyakinkan keabsahan dokumen yang
berkaitan dan ketepatan perhitungan serta ketepatan waktunya.
d. Rekonsiliasi antara biaya yang dilaporkan dengan dasar pemotongan pajak.
3. Pph pasal 22, 23, 26, dan pph final
a. Menelaah biaya-biaya yang menjadi objek pemotongan.
b. Menelaah ketepatan objek pemotong, tarif pemotongan, serta perhitungan pajak yang
dilakukan perusahaan.
c. Meneliti bukti pemotongan dan SPT Masa untuk menyakinkan keabsahan dokumen yang
berkaitan dan ketepatan perhitungan serta ketepatan waktunya.
d. Rekonsiliasi antara biaya yang dilaporkan dengan dasar pemotongan pajak.
4. Pajak pertambahan nilai dan pajak pertambahan atas Barang mewah
a. Menelaah ketepatan pemungutan PPN atas penyerahan barang/jasa yang dilakukan.
b. Meneliti kelengkapan dan ketepatan waktu pembuatan faktur pajak.
-
c. Meneliti ketepatan pengkreditan Pajak Masa-nya.
d. Meneliti kelengkapan dan keabsahan faktur pajak masukan.
e. Menelaah SPT Masa untuk mengetahui keabsahan dokumen yang berkaitan, ketepatan
perhitungan, pelaporan, serta penyetoran.
f. Rekonsiliasi dengan peredaran usaha menurut pembukuan.
Setelah selesai melaksankan penelaahan maka atas pelaksanaan penelaahan dibuat laporan
akhir yang berisi kesimpulan dan saran-saran yang direkomendasikan.
-
PEMBAHASAN
Dengan adanya perencanaan pajak, pengambil keputusan dapat membandingkan
penggunaan perencanaan pajak dengan tidak menggunakan perencanaan pajak sehingga pajak
yang dibayarkan pihak perusahaan akan lebih kecil sehingga dapat memaksimalkan pendapatan
setelah pajak.
Berikut adalah perencanaan pajak yang dilakukan berdasarkan jurnal Analisis Penerapan
Tax Planning atas Pajak Penghasilan Badan.
1. PT Polandouw melakukan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai
salah satu pengeluaran yang diperkenankan Undang-Undang Perpajakaan.Selain untuk
memperoleh manfaat penurunan hutang pajak juga untuk lebih mengembangkan sumber
daya manusia agar lebih trampil dan lebih berwawasan dalam bekerja. Manfaat yang
didapat akan sangat bisa dirasakan dengan jelas oleh perusahaan sehingga bisa
menguntungkan perusahaan pada kedepannya.
2. Dengan menggunakan tax planning PT Polandouw dapat mengatur pemberian tunjangan
sesuai kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan dalam bentuk natura dialihkan
menjadi bentuk nilai uang karena berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat 1 huruf e
menyebutkan bahwa pemberian dalam bentuk natura bukan sebagai biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto sehingga total hutang pajak penghasilan yang harus
dibayar akan menjadi lebih besar. Jika perusahaan memberikan tunjangan tersebut dalam
bentuk natura, maka perusahaan tidak dapat memasukkannya sebagai unsur biaya operasi.
Dan jika perusahaan memberikan tunjangan tersebut dalam bentuk uang, maka perusahaan
dapat memasukkannya sebagai unsur biaya operasi
Terlihat perusahaan telah menguasai peraturan perpajakan dan dapat memanfaatkan
ruang-ruang/ celah-celah dalam peraturan perpajakan yang ada di Undang-Undang Indonesia ini.
Hal ini berarti perusahaan dapat meminimalkan pajaknya dan memaksimalkan labanya dengan
mengurangi beban pajak secara legal
-
Perencanaan pajak tidak terlepas dari fungsi pengambilan keputusan. Seorang pengambil
keputusan hendaknya mampu mengidentifikasi konsekuensi potensi pajak. hal yang perlu
diperhatikan adalah dengan mengetahui prinsip taxable dan deductible, memaksimalkan
pengecualian-pengecualian, pemecahan-pemecahan perusahaan menjadi beberapa perusahaan,
memaksimalkan pengurangan.
Sebelum memulai usaha, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bentuk usaha yang
paling menguntungkan karena bentuk usaha tersebut sangat mempengaruhi pengenaan pajak.
Selain bentuk usaha, metode akuntansi dan periode akuntansi yang dipakai sangatlah penting
untuk direncanakan terlebih dahulu.
Kesimpulan
Perencanaan pajak yang baik memerlukan suatu pemahaman terhadap undang-undang
dan peraturan pajak. Undang-undang pajak dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan
menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi. Perencanaan pajak bisa dikelompokkan menjadi
2 yaitu Perencanaan pajak nasional dan Perencanaan pajak internasional. perbedaan laporan
keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal adalah karena terdapat perbedaan pengakuan
prinsip; perbedaan metode dan prosedur akuntansi; perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya.
Perencanaan pajak tidak terlepas dari fungsi pengambilan keputusan. Seorang pengambil
keputusan hendaknya mampu mengidentifikasi konsekuensi potensi pajak. Semakin baik
pengambilan keputusan dalam memilih perencanaan dan strategi yang akan dijalankan
perusahaan akan dapat membantu perusahaan dalam mengecilkan beban pajak secara legal
dengan memanfaatkan celah-celah UU yang berlaku. Sebelum melakukan hal tersebut,
perusahaan harus dibekali pengetahuan dan informasi yang menunjang karena dalam
perencanaan diperlukan orang yang memiliki pengetahuan yang tinggi agar tidak merugikan
perusahaan dan melanggar UU.
-
DAFTAR PUSTAKA
Rori, Handri.2013. Analisis Penerapan Tax Planning atas Pajak Penghasilan Badan. Jurnal
EMBA vol 1, No 23, Juni 2013
Suandy, Erly. 2002. Perencanaan Pajak. Edisi 5. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.