perencanaan konservasi spesies kunci · pdf file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis...

30
Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak Jl Raya Cipanas 43368 Kabandungan, Sukabumi Telp. 0266-621 256/ Fax. 0266-621257 [email protected] 2012

Upload: dobao

Post on 01-Feb-2018

263 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi

Tiga Spesies Kunci

Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak Jl Raya Cipanas 43368 Kabandungan, Sukabumi

Telp. 0266-621 256/ Fax. 0266-621257 [email protected]

2012

Page 2: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 1

Pendahuluan

Latar Belakang

Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) terletak di Jawa Barat (Gambar

1). Taman Nasional dengan luas lebih dari 100 ribu hektar ini mencakup kawasan hutan

alam terluas yang tersisa di Pulau Jawa. Di dalam kawasan TNGHS terdapat lebih dari

1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah

yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa Jawa (Hylobates moloch). Selain

itu, TNGHS juga

diketahui sebagai

habitat terbaik

yang tersisa bagi

jenis burung

pemangsa yang

terancam punah

yaitu Elang Jawa

(Nizaetus bartelsi),

yang sekaligus

diakui sebagai

lambang negara

Indonesia, Burung

Garuda (TNGHS

2007).

Nilai-nilai penting yang terkandung di kawasan TNGHS meliputi potensi

keanekaragaman hayati, perlindungan fungsi hidro-orologi, potensi pariwisata alam

dan lokasi yang strategis. Dalam skala regional, TNGHS merupakan suatu contoh

kawasan konservasi yang termasuk dalam jaringan area konservasi bagi kepentingan

peningkatan ilmu pengetahuan melalui penelitian dan sumber plasma nutfah yang

dapat direkayasa dengan bioteknologi. Sedangkan secara nasional, sangat penting

sebagai contoh pengelolaan taman nasional yang terletak di tengah-tengah wilayah

yang sedang berkembang melaksanakan pembangunan ekonomi secara intensif dan

dapat dijadikan model pengelolaan untuk taman nasional di seluruh Indonesia. Adapun

bagi masyarakat sekitar kawasan, merupakan peluang yang penting bagi penyerapan

INDONESIA

JAVA

GHSNP

Gambar 1. Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Page 3: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 2

tenaga kerja dan diversifikasi usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan

masyarakat itu sendiri (TNGHS 2010).

Kekayaan sumberdaya alam hayati yang dimiliki kawasan TNGHS cukup beragam

dengan nilai konservasi tinggi (high value conservation). Tiga jenis fauna yang

disebutkan di atas, yaitu Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Owa Jawa (Hylobates moloch),

dan Macan Tutul (Panthera pardus) merupakan spesies kunci dalam kawasan TNGHS.

Jenis-jenis satwa tersebut juga berperan penting dalam mempertahankan

keseimbangan ekosistem di gunung Halimun dan gunung Salak.

Konservasi ketiga spesies kunci di TNGHS tersebut telah dilaksanakan secara

berkesinambungan, sejalan dengan Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung

Halimun Salak (RPTNGHS) dua puluh tahun, dan Rencana Strategis setiap lima tahun.

Pengumpulan data dan informasi mengenai lokasi habitat, perkiraan jumlah populasi

dan pemetaan wilayah jelajah telah dilakukan oleh TNGHS secara mandiri maupun

bekerjasama dengan parapihak. Ketersediaan fasilitas penelitian, kemampuan

sumberdaya manusia di TNGHS serta dukungan kebijakan lokal maupun nasional

menempatkan TNGHS sebagai salah satu taman nasional yang memiliki baseline data

yang cukup lengkap.

TNGHS melalui kegiatan survey partisipatif dan monitoring khusus telah

mengumpulkan data mengenai perjumpaan dan sebaran satwa liar di TNGHS termasuk

ketiga spesies kunci tersebut. Data tersebut tercantum dalam peta tematik yang

diperbaharui secara berkala sesuai dengan data yang dikumpulkan di lapangan

(Gambar 2). Melalui peta tersebut dapat diketahui sebaran keberadaan Macan Tutul,

Owa Jawa dan Elang Jawa di kawasan hutan TNGHS. Namun, jumlah populasi dari

setiap spesies di seluruh kawasan TNGHS belum dapat ditentukan secara pasti, karena

masih terbatasnya kegiatan pemantauan terhadap setiap jenis tersebut hanya pada

areal-areal tertentu yang dikategorikan sebagai habitat penting, misalnya koridor

hutan yang menghubungkan kawasan hutan Gunung Halimun dengan Gunung Salak;

koridor hutan antara Gunung Halimun dan Gunung Endut; areal yang merupakan site

stasiun penelitian di Cikaniki, dan lainnya.

Page 4: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 3

Gambar 2. Peta Tematik Sebaran Satwa Liar TNGHS 2011

Page 5: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 4

Berdasarkan data hasil survey di areal Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH)

yang telah dipublikasikan pada tahun 2003, pada areal seluas 40.000 hektar jumlah

Elang Jawa diperkirakan sebanyak 50 – 51 individu Elang Jawa (21 pasang), Owa Jawa

sebanyak 456 – 1.149 individu, dan Macan Tutul sebanyak 41.7 – 58.2 individu (BCP JICA

2003). Menurut hasil penelitian van Balen et al tahun 1999 (dalam BCP JICA 2003),

perkiraan populasi Elang Jawa di kawasan gunung Halimun dan Gunung Salak

sebanyak 16 – 25 pasang.

Selanjutnya menurut catatan hasil survey dan monitoring ketiga spesies tersebut

di beberapa lokasi di TNGHS selama tahun 2008 - 2011 telah dijumpai sekitar 50 – 54

individu Elang Jawa, 245 – 264 ekor Owa Jawa, dan kurang lebih 50 individu Macan

Tutul (TNGHS 2012). Hasil tersebut belum mencerminkan keseluruhan populasi ketiga

spesies kunci ini di TNGHS, mengingat lokasi monitoring baru dilakukan di beberapa

lokasi di TNGHS (Table 1).

Tabel 1. Lokasi monitoring tiga spesies kunci di TNGHS

Nama spesies Lokasi monitoring tiga spesies kunci di wilayah TNGHS

Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)

- Blok Cisoka (Koridor Halimun Endut) - Koridor Halimun Salak (KHS) - Gn. Salak (Tapos dan Sukamantri) - Pongkor - Cikaniki

Owa Jawa (Hyllobates molloch) - Cikaniki - Ciptarasa - Cisoka - Kawah Ratu - Ciusul - KHS - Cimantaja - Haur bentes - Sukamantri

Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)

- Cikaniki - KHS - Gn Salak - Ciusul - Gn koneng - Cisoka (Koridor Halimun Endut).

Page 6: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 5

Pemilihan lokasi monitoring telah dilakukan berdasarkan konsultasi dan survey

bersama peneliti dan ahli konservasi masing-masing spesies. Namun demikian, lama

waktu dan frekuensi monitoring yang terbatas, memungkinkan adanya ketidak

tepatan dalam menentukan jumlah populasi spesies di TNGHS secara keseluruhan.

Justifikasi

TNGHS merupakan habitat alami terluas di Pulau Jawa bagi ketiga spesies kunci

tersebut. Spesies kunci di TNGHS merupakan spesies penting bagi ekosistem hutan

tropis karena peranannya dalam rantai makanan sekaligus sebagai indikator untuk

menilai kondisi ekosistem hutan. Konservasi ketiga spesies tersebut secara langsung

maupun tidak langsung diharapkan dapat berdampak pada terkonservasinya spesies

lainnya baik satwa maupun tumbuhan yang ada di TNGHS.

Perencanaan konservasi terhadap spesies kunci yang selama ini dilakukan di

TNGHS telah mencakup pengelolaan ketiga spesies kunci tersebut, yang salah satunya

secara konkrit dituliskan dalam bentuk Rencana Aksi Konservasi Spesies Terancam

Punah (The Action Plan for the Conservation of Endangered Species) yang disusun pada

tahun 2003. Lebih lanjut, dalam sasaran nomor 6 RPTNGHS 2007-2026 yaitu;

Terjaganya keanekaragaman hayati, salah satu program yang ditetapkan adalah

penyusunan strategi dan rencana aksi konservasi spesies penting (TNGHS, 2007).

Dengan demikian, penyusunan rencana konservasi yang detil dengan target yang

terfokus diharapkan dapat menunjukkan hasil pengelolaan yang riil.

Relevansi Kebijakan

Ditetapkannya IKU (indikator kinerja utama) dengan target untuk meningkatkan

pencapaian konservasi spesies penting sebesar 3% pada tahun 2014, mendorong

perencanaan konservasi yang lebih terarah kepada pencapaian target tersebut. Selain

itu, berbagai kebijakan lokal (di tingkat TNGHS) maupun nasional mengarah kepada

rehabilitasi habitat dalam bentuk restorasi areal terdegradasi. Hal ini tentunya menjadi

peluang bagi konservasi ketiga spesies kunci tersebut. Dengan dikembalikannya

kondisi habitat yang semula terdegradasi menjadi utuh kembali, diharapkan Elang

Jawa, Macan Tutul dan Owa Jawa di TNGHS menjadi lebih terlindungi.

Page 7: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 6

Tujuan

Tujuan utama workshop adalah menghasilkan arahan perencanaan fungsional

bagi konservasi tiga spesies kunci TNGHS untuk beberapa tahun ke depan. Dengan

menterjemahkan RPTN dan Renstra TNGHS serta mempertimbangkan kebijakan

konservasi yang ada saat ini, diskusi antara TNGHS, para pakar dan peneliti di bidang

konservasi spesies kunci ini bertujuan untuk menajamkan perencanaan konservasi

ketiga spesies kunci di TNGHS tersebut dan habitatnya.

Hasil yang Diharapkan

Workshop ini diharapkan untuk menghasilkan rencana kegiatan dalam rangka

konservasi tiga spesies kunci di TNGHS yang lebih baik. Secara khusus, workshop

diharapkan untuk menghasilkan rekomendasi dari para ahli, peneliti dan pemerhati

tiga spesies kunci tersebut untuk menentukan program-program yang pada tahun-

tahun yang akan datang.

Page 8: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 7

Pelaksanaan Kegiatan

Dasar Pelaksanaan Kegiatan

Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Balai Taman Nasional Gunung

Halimun Salak Nomor: SK.8112 /IV-T.13/DIPA.BA 29/2012 tanggal 19 November 2012

tentang Panitia Penyelenggara Kegiatan Workshop Perencanaan Konservasi Tiga

Spesies Kunci di Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan pada bulan November dan Desember 2012, didahului

dengan rangkaian diskusi pra-workshop dengan tim ahli konservasi ketiga spesies, dan

mitra TNGHS. Diskusi pra-workshop dilaksanakan pada 20 November 2012 di Kantor

Balai TNGHS di Kabandungan, sedangkan workshop dilaksanakan pada tanggal 6

Desember 2012 di Cikidang Hunting Resort, Sukabumi.

Target Aktivitas

Workshop kecil mengundang peserta dari TNGHS yang terlibat dalam konservasi

endangered species di TNGHS secara langsung, para ahli di bidang konservasi ketiga

species kunci tersebut dari LIPI, IPB dan CI, serta peneliti dari berbagai lembaga yang

telah melakukan penelitian mengenai Macan Tutul, Owa Jawa dan Elang Jawa di

TNGHS.

Pada pertemuan pertama, yaitu konsultasi pra-workshop dilakukan diskusi

mengenai penajaman sasaran monitoring ketiga spesies kunci di TNGHS, dan rencana

teknis pelaksanaan workshop. Dalam pertemuan tersebut dilakukan identifikasi

permasalahan dan isu-isu penting yang terkait dengan konservasi spesies kunci di

TNGHS. Selain itu, dibahas pula kebijakan yang ada di Kementerian Kehutanan yang

terkait langsung dengan pengeloaan spesies kunci. Diskusi konsultasi pra-workshop ini

merupakan langkah awal yang dilakukan guna merancang pelaksanaan workshop yang

sebenarnya.

Page 9: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 8

Adapun pada pertemuan kedua dilakukan konsultasi hasil diskusi pertemuan

pertama kepada para ahli, peneliti, dan pihak lain yang memiliki kepedulian, maupun

telah terlibat dalam kegiatan konservasi tiga spesies kunci di TNGHS. Pertemuan

kedua yaitu workshop mengundang peserta yang lebih banyak, karena dalam

pertemuan tersebut diharapkan adanya sumbang saran dari peserta tentang

perencanaan konservasi ketiga spesies kunci tersebut dengan lebih detil.

Secara teknis, pada workshop tersebut dilakukan focus group discussion (FGD)

dimana peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok spesies sesuai dengan minat dan

expertise-nya. Dilakukannya FGD akan memudahkan dalam menentukan langkah-

langkah dalam perencanaan konservasi tiga spesies kunci, karena setiap spesies

memiliki perbedaan dan ke-khas-an dalam upaya konservasinya. Dengan forum yang

lebih besar diharapkan ide-ide dan pengalaman yang dibagikan oleh peserta dapat

lebih menajamkan rencana pengelolaan yang akan dilakukan oleh TNGHS.

Pelaksana

Pelaksana kegiatan seminar adalah Petugas Balai Taman Nasional Gunung

Halimun Salak, dengan susunan tim sebagai berikut:

Pengarah : Kepala Balai

Penanggung jawab : Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai

Tim Pelaksana

- Ketua : Ika Kristiana W, S.Si.

- Sekretaris & Bendahara : Atih Sundawiati, S.Hut

- Penanggung jawab Materi : Arifudin Bayu Aji, SP

- Penanggung jawab Acara : Momo Suparmo

Peserta

Workshop dihadiri oleh perwakilan dari berbagai lembaga penelitian, baik

pemerintah, swasta, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang terkait dalam

konservasi tiga spesies kunci di TNGHS.

Page 10: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 9

Narasumber dan Fasilitator

Narasumber dalam kegiatan seminar tersebut adalah: Ir. Dones Rinaldi, M.Sc dari

Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Dewi Malia Prawiradilaga dari Pusat Penelitian

Biologi Zoologi (Puslitbio) LIPI, dan Ir. Anton Ario, M.Sc dari Conservation

International-Indonesia (CI-Indonesia). Ketiga narasumber tersebut merupakan

peneliti dan ahli konservasi untuk tiga spesies kunci yang ada di TNGHS, dan telah

bekerjasama dengan TNGHS selama beberapa tahun. Adapun fasilitator dalam

workshop ini adalah Adam Supriatna dari Raptor Indonesia (RAIN).

Agenda Diskusi & Susunan Acara

Secara umum, ada dua agenda yang dibahas dalam diskusi pra-workshop, yaitu;

konsultasi pra-workshop dan persiapan workshop. Secara detil, agenda diskusi

tersebut adalah sebagai berikut:

Agenda 1. Konsultasi pra workshop

A. Pemaparan mengenai konservasi 3 spesies kunci TNGHS.

B. Identifikasi isu-isu penting terkait pengelolaan spesies tersebut:

Tantangan pencapaian target IKU ‘peningkatan populasi spesies 3% tahun

2014’.

Keterbatasan sumberdaya untuk monitoring spesies.

Sinergisitas program TNGHS dan mitra;

a) Permanent plot monitoring untuk tiga spesies kunci.

b) Program-program konservasi keanekaragaman hayati oleh mitra TNGHS.

C. Rencana ke depan pengelolaan spesies kunci dan habitatnya.

Agenda 2. Persiapan workshop “Perencanaan Konservasi 3 Spesies Kunci” .

Workshop akan dilaksanakan dengan mengundang mitra dan para pihak yang

pernah, sedang dan kemungkinan akan bekerjasama dalam konservasi tiga spesies

kunci, dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan di TNGHS.

Tujuan workshop adalah: 1) Menyampaikan rencana konservasi tiga spesies kunci

dan habitatnya kepada para mitra dengan forum yang lebih besar; 2) Mendapatkan

masukan dan arahan dari mitra mengenai rencana teknis konservasi 3 spesies tersebut;

Page 11: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 10

3) Membuka peluang adanya kerjasama program maupun mensinergikan program di

TNGHS dengan mitra.

Adapun susunan acara konsultasi pra-workshop adalah sebagai berikut:

No Waktu Kegiatan PJ

Selasa/ 20 Nov 2012 Konsultasi Pra workshop

1. 09:30 – 09:00 Registrasi Atih

2. 09:00 – 09:10 Pembukaan dan arahan Ka BTNGHS MC

3. 09:10 – 09:15 Pembacaan Doa Bayu

4. 09:15 – 09:20 Pemaparan agenda diskusi Ika

5. 09:20 – 09:45 Perjalanan Konservasi Tiga Spesies Kunci di TNGHS

Bayu

6. 09:45 – 10:00 Coffee break MC

7. 10:00 – 11:00

Diskusi Umum: 1) Identifikasi isu penting dalam konservasi

spesies kunci 2) Rencana strategis konservasi spesies kunci

Moderator/Ika

8. 11:00 – 11:45 Program konservasi kehati oleh mitra-mitra TNGHS

Moderator/Ika

9. 11:45 – 12:00 Ringkasan diskusi Moderator/Ika

10. 12:00 – 13:00 Makan siang MC

11. 13:00 – 14:00 Perencanaan workshop Moderator/Ika

11. 14:00 – 14:15 Penutupan oleh Ka BTNGHS MC

Berdasarkan hasil pertemuan konsultasi pra-workshop tanggal 20 November

2012 yang lalu, maka agenda yang dibahas dalam workshop mencakup:

1. Topik IKU spesies:

Page 12: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 11

a) Penentuan baseline data populasi tiga spesies di TNGHS.

b) Menentukan lokasi permanent monitoring plot untuk masing-masing spesies di

setiap Seksi PTN Wilayah lingkup Balai TNGHS.

Penentuan lokasi monitoring dilakukan berdasarkan data-data yang ada di

TNGHS, bersama-sama dengan expert untuk mendapatkan penguatan secara

scientific. Pada focused group discussion (FGD) yang terdiri atas perwakilan

petugas BTNGHS dari seksi wilayah, expert dan peneliti akan dibahas mengenai

rencana monitoring di lokasi-lokasi terpilih sesuai dengan kebutuhan dan

karakteristik setiap spesies.

c) Menentukan metode monitoring setiap spesies.

Hal ini terkait dengan pertanyaan apakah metode yang digunakan selama ini

sudah cukup tepat untuk menentukan populasi spesies di setiap lokasi?.

2. Penyusunan rencana monitoring di lokasi-lokasi terpilih. Ini nantinya akan diusulkan

sebagai rekomendasi di bagian perencanaan TNGHS dalam menyusun RKAKL thn

2013, 2014, dan seterusnya.

a) Frekuensi monitoring.

b) Tata waktu (catatan penting mengenai breeding season dan lainnya yang terkait

dengan karakteristik maisng-masing spesies).

c) Perencanaan anggaran:

DIPA TNGHS masih merupakan sumber dana yang paling stabil dan sustainable

(dalam jangka panjang). Oleh karena itu, diskusi diarahkan untuk mendapatkan

gambaran dari expert maupun peneliti lain mengenai item-item pembiayaan

untuk monitoring yang ideal di setiap lokasi, sebagai bahan rekomendasi untuk

penyusunan RKAKL TNGHS.

3. Kerjasama program konservasi spesies kunci.

a) Lembaga penelitian: LIPI, Litbanghut, IPB, Unas.

b) Private sector: Chevron, Antam, Indonesia Power.

d) NGO & Lembaga kemitraan: Kehati, Suaka Elang, RAIN, RCS, BCI, mataELANG,.

e) Individual contribution.

4. Lain-lain:

Page 13: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 12

Di antaranya: respon atas permintaan Kehati pada pertemuan pra workshop mengenai

pembekalan teknis bagi pamhut swakarsa; adakah pihak yang berkomitmen untuk

support hal ini?

Susunan acara workshop adalah sebagai berikut:

No Waktu Kegiatan PJ

Rabu/ 5 Des 2012 Workshop Perencanaan Konservasi Spesies Kunci

1. 20:00 – 23:00 Diskusi penentuan lokasi monitoring permanen

Ika

Kamis/ 6 Des 2012 Workshop Perencanaan Konservasi Spesies Kunci

1. 08:30 – 09:00 Registrasi Atih

2. 09:00 – 09:05 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya MC

3. 09:05 – 09:10 Laporan panitia Bayu

4. 09:10 – 09:15 Pembukaan oleh Ka BTNGHS MC

5. 09:15 – 09:20 Pembacaan Doa MC

6. 09:20 – 09:35 Pemaparan hasil konsultasi pra-workshop Ika

7. 09:35 – 09:45 Penjelasan mekanisme workshop Fasilitator

8. 09:45 – 10:00 Coffee break MC

9. 10:00 – 11:30 Group discussion: Macan Tutul, Owa Jawa, Elang Jawa.

Fasilitator

10. 11:30 – 12:00 Presentasi grup Fasilitator

11. 12:00 – 12:45 Pembahasan dari narasumber/ expert Fasilitator

12. 12:45 – 13:45 Makan siang MC

13. 13:45 – 14:30 Diskusi pleno Fasilitator

14. 14:30 – 14:45 Ringkasan hasil workshop Fasilitator

15. 14:45 – 15:00 Penutupan MC

Page 14: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 13

Output yang diharapkan dari workshop:

Luaran atau output yang diharapkan dari workshop perencanaan konservasi tiga

spesies kunci ini adalah;

1. Baseline data populasi tiga spesies, yang sudah dikonsultasikan dalam workshop.

2. Rekomendasi lokasi monitoring permanen untuk tiga spesies kunci di kawasan

TNGHS.

3. Gambaran perencanaan monitoring tiga spesies kunci.

4. List kerjasama program dengan para pihak.

Page 15: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 14

Rencana Umum Konservasi Keanekaragaman Hayati TNGHS

Tujuan Pengelolaan TNGHS

Pengelolaan TNGHS bertujuan untuk mengukuhkan TNGHS sebagai pusat

keanekaragaman hayati yang berfungsi optimal sebagai sistem penyangga kehidupan

dan penopang sistem sosial-ekonomi-budaya pada tingkat komunitas dan wilayah

secara lestari.

Kebijakan TNGHS

Mengacu pada RPTN dan Rencana Strategis TNGHS, kebijakan Balai TNGHS

merupakan rumusan dari strategi memanfaatkan peluang dan mengatasi kelemahan.

Program Strategis TNGHS

Program strategis Taman Nasional Gunung Halimun Salak mengacu pada sasaran

RP TNGHS tahun 2007-2026. Selain itu, program pokok tersebut juga mengacu pada

kebijakan Departemen Kehutanan dan Direktorat Jenderal PHKA, serta program

anggaran dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL)

mencakup 4 (empat) anggaran program yaitu: (1) Penerapan Pemerintahan yang baik;

(2) Pemantapan Keamanan dalam Negeri; (3) Perlindungan Konservasi dan Sumber

Daya Alam; (4) Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup.

Prioritas program terkait konservasi keanekaragaman hayati, sebagaimana

tertuang dalam RPTNGHS adalah tercapainya sasaran ‘Terjaganya Keanekaragaman

Hayati’. Secara spesifik, keluaran dari sasaran tersebut salah satunya adalah

‘Terjaganya populasi spesies penting TNGHS’.

Untuk mewujudkan keluaran (output) tersebut, program-program yang harus

dilakukan adalah:

Page 16: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 15

1. Penyusunan strategi dan rencana aksi konservasi spesies penting.

Program ini dimaksudkan untuk membangun kerangka kerja kolaboratif dari

upaya perlindungan populasi spesies penting dan habitatnya. Program ini diawali

dengan penyiapan basis data dan informasi tentang spesies penting, sekaligus

mengatasi ketidaklengkapan data populasi spesies penting di TNGHS. Dua kegiatan

yang termasuk dalam program ini adalah; a) Identifikasi speseis-spesies penting dan

habitatnya di kawasan TNGHS, b) Pemetaan wilayah habitat spesies-spesies

penting.

2. Pengelolaan dan pemantauan spesies penting.

Program ini merupakan upaya untuk melindungi spesies penting sesuai

dengan daya dukung habitatnya. Cakupan kegiatan adalah; a) Observasi partisipatif

spesies penting dan habitatnya oleh petugas BNTGHS dan masyarakat lokal secara

berkala, b) Implementasi strategi dan rencana aksi konservasi spesies penting yang

telah disusun, c) Pembangunan jaringan kerja untuk meningkatkan dukungan publik

terhadap pengelolaan populasi spesies penting.

Page 17: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 16

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci

Konsultasi Pra-Workshop 20 November 2012

Kondisi terkini pengelolaan spesies kunci dan keanekaragaman hayati di TNGHS

menunjukkan adanya beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Data terbaru belum memadai

2. Terbatasnya pendanaan pemerintah

3. Degradasi kawasan hutan

4. Perburuan satwa

5. Konflik satwa dengan masyarakat

6. Kesadartahuan masyarakat masih rendah

7. Kurang implementasi protokol penelitian TNGHS

Adapun isu penting yang ada antara lain:

1. Tantangan pencapaian IKU spesies penting sebesar 3%.

2. Keterbatasan sumberdaya untuk monitoring spesies.

3. Bagaimana perencanaan konservasi 3 spesies kunci ini selanjutnya?.

Diskusi difokuskan untuk menjawab permasalahan-permasalahan serta isu penting

tersebut.

A. Topik diskusi 1: Bagaimana mencapai target IKU populasi spesies penting meningkat

3% sampai dengan tahun 2014?

Sebisa mungkin kita abaikan angka 3%, karena estimasi populasi biasanya bukan

angka absolut namun kita pakai kisaran estimasi ukuran populasi.

Kondisi populasi di alam lebih mungkin diukur dari trend populasi, itupun

datanya harus kontinyu.

Kita membuat planning pengelolaan berikutnya, dan tetap melanjutkan

monitoring yang telah dilakukan.

Monitoring dilakukan di lokasi berbeda yang mewakili seluruh kawasan TNGHS,

dipilih lokasi-lokasi khusus.

Monitoring tersebut dilakukan secara terus menerus untuk menghindari bias.

Page 18: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 17

Menentukan areal/lokasi monitoring yang manageable. Artinya, lokasi-lokasi

yang dapat diukur perubahannya ketika kegiatan-kegiatan pengelolaan

kawasan dilakukan. Misalnya: Koridor Halimun Salak – merupakan kawasan

terdegradasi, banyak dilakukan kegiatan pengelolaan seperti patroli

pengamanan dan restorasi. Lalu dengan kegiatan pengelolaan tersebut apakah

spesies kunci di KHS lebih terjaga?.

Diperlukan keseriusan terutama dalam penganggaran DIPA, karena hal ini

sangat penting.

Indikator untuk menentukan lokasi monitoring maupun penentuan populasi

setiap spesies tidak sama.

Untuk menentukan populasi Elang Jawa dapat pula diestimasi berdasarkan

daya jelajah dan sarang yang aktif. Dapat dibandingkan dengan luas jelajah

elang jawa atau lokasi sarang aktif, serta keberadaan populasi mangsanya

harus tetap aman.

Data yang telah dimiliki sebelumnya (data lama), masih dapat digunakan.

Semua data yang ada kita plotkan bersama menjadi data baseline tahun 2008,

sehingga ke depan bisa kita tentukan dan terus dipakai.

B. Topik diskusi 2. Sinergisitas program konservasi spesies kunci dengan para mitra

Kehati:

- GCI (Green Corridor Inisiative), ada proyek yang memonitor pergerakan

satwa, tetapi secara khusus belum ada bentuk programnya. Kegiatan

pengamanan bisa dilakukan tidak hanya di koridor, namun juga kawasan

sekitar koridor.

- Ingin melibatkan pamhut swakarsa (masyarakat) dalam pengamanan dan

monitoring spesies kunci di koridor. Namun perlu bantuan dari Balai TNGHS

maupun expert untuk pembekalan teknik monitoring kepada masyarakat.

Orang yang dipilih adalah anggota yang peduli juga terhadap satwa. Pamhut

Swakarsa dimandatkan agar ada kegiatan tiap bulan untuk monitoring dan

mengambil data yang valid.

Page 19: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 18

Antam:

- PT Antam peduli terhadap konservasi keanekaragaman hayati. Namun,

apakah kegiatan konservasi yang benar? Konservasi spesies jika

dikerjasamakan dengan perusahaan, maka tidak akan mendapat dana besar

karena hanya berupa dana BL (Bina Lingkungan) yang sifatnya fluktuatif.

- Masalah PETI yang terjadi di sekitar wilayah kerja Antam tidak akan

mengganggu satwa karena nilainya tidak seberapa dibandingkan dengan

nilai emas dari PETI.

Program IP camera installation – Jose Alvarez

- Tujuan pemasangan IP camera terutama untuk mendokumentasikan sarang

elang. Selain itu diharapkan dapat di-link-kan dengan dunia luar sehingga

dapat menarik donasi.

Gambar 3. Konsultasi pra-workshop 20 November 2012

Page 20: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 19

Workshop 5-6 Desember 2012

Dalam dalam workshop perencanaan konservasi spesies kunci dibahas 3 (tiga)

topik diskusi yaitu:

1. Menentukan baseline data tiga spesies kunci.

2. Menentukan lokasi monitoring permanen spesies kunci di TNGHS.

3. Merencanakan kegiatan monitoring spesies kunci (termasuk metode

monitoring spesies kunci).

Beranjak dari topik tersebut, telah diidentifikasi 4 (empat) pertanyaan workshop yang

akan dijawab sebagai guideline dalam diskusi, yaitu:

1. Apakah data yang sudah dimiliki sudah cukup untuk menentukan baseline data

spesies?

2. Lokasi-lokasi mana saja yang cocok untuk dijadikan lokasi monitoring?

3. Bagaimana perencanaan kegiatan monitoring ke depan? (metode, pendanaan,

tata waktu, kebutuhan monitoring, personil dsb).

Penentuan baseline data tiga spesies kunci

Salah satu hal penting dalam penentuan baseline data adalah data-data yang

dikumpulkan harus secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Monitoring tiga

spesies kunci yang dilakukan oleh TNGHS selama ini telah menggunakan metode yang

diajarkan oleh para peneliti dan ahli konservasi, dengan menggunakan buku-buku

panduan ilmiah. Dengan demikian, data yang dimiliki TNGHS dianggap sudah cukup

valid. Apalagi dengan menggabungkan data-data tersebut dengan data hasil penelitian

dari lembaga-lembaga penelitian maupun universitas.

Kekuatiran TNGHS dalam mencapai target peningkatan populasi sebesar 3%

dapat diantisipasi dengan mengumpulkan data-data yang sudah ada pada tahun dasar

yaitu tahun 2008. Sedangkan angka populasi pada tahun-tahun yang kosong (karena

lokasi monitoring yang tidak tetap) akan dihitung dengan interpolasi. Mengingat

adanya peluang bahwa renstra bisa diubah maka ada kemungkinan pula angka 3%

tersebut bisa diubah sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

Page 21: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 20

Untuk mendapatkan data populasi menyeluruh tidak memungkinkan, sehingga

dilakukan sampling yang mewakili seluruh kawasan TNGHS. Namun dengan dukungan

data yang diperoleh TNGHS setiap bulan dari seluruh resort, dapat menjadi acuan

mengenai keberadaan tiga spesies kunci tersebut. Di lokasi yang habitatnya masih baik

ataupun yang kurang baik tetap dijumpai ketiga spesies kunci tersebut. Contohnya, di

Cikaniki, Kawah Ratu, dan Gunung Endut.

Lokasi monitoring permanen untuk tiga spesies kunci

Penentuan lokasi monitoring tiga spesies kunci dilakukan berdasarkan usulan

dari masing-masing seksi pengelolaan wilayah TNGHS. Dalam penentuan lokasi

tersebut ada batasan-batasan yang disepakati. Misalnya, di lokasi yang ketiga spesies

masih bisa dijumpai, lokasi yang mewakili habitat bagus dan habitat yang rusak,

maupun lokasi dengan kondisi khusus seperti dekat sarang Elang Jawa. Lokasi yang

dipiih juga disarankan agar dilakukan di lokasi yang minim (under estimate) sehingga

dapat dievaluasi upaya-upaya pengelolaannya. Misalnya di areal yang terdegradasi

dimana dapat dilakukan restorasi habitat, atau di areal yang rawan illegal logging yang

dilakukan kegiatan pengamanan habitat.

Pertimbangan lain yang cukup penting adalah, bahwa IKU adalah Indikator di

Direktorat jenderal PHKA. Maka apabila satu lokasi ditetapkan sebagai lokasi indikator

untuk IKU Departemen (Kementerian Kehutanan), maka kebijakan di tingkat

Kementerian Kehutanan diharapkan dapat menjamin dukungan monitoring di lokasi

tersebut.

Gambar 4. Diskusi penentuan lokasi monitoring permanen

Page 22: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 21

Tujuh lokasi (Gambar 5) yang disepakati sebagai titik-titik monitoring tiga spesies

kunci adalah 6 (enam) lokasi untuk monitoring IKU yaitu: Blok Wates, Gn Luhur,

Sukamantri, Cidahu, Ciptarasa - Cipatagelar, dan Koridor Halimun Salak. Sedangkan 1

(satu) lokasi sebagai kontrol yaitu Cikaniki.

Perencanaan kegiatan monitoring tiga spesies kunci

Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan dalam dua grup yaitu Grup Elang Jawa dan

Grup Macan Tutul-Owa Jawa, diperoleh identifikasi kebutuhan dan kegiatan yang

diperlukan dalam monitoring tiga spesies kunci. Untuk Elang Jawa, berapa kegiatan

yang perlu dilaksanakan antara lain: 1) Pre survey di 7 (tujuh) lokasi secara serentak.

Tujuannya untuk mendapatkan baseline data yang lebih kuat, terutama karena belum

ada kesepakatan mengenai luasan areal monitoring di setiap titik tersebut; 2)

Eksplorasi khusus untuk menemukan sarang Elang Jawa, dilanjutkan dengan

monitoring nest protection; 3) Melanjutkan kegiatan-kegiatan edukasi untuk

masyarakat; 4) Mengembangkan upaya pemberdayaan masyarakat terutama untuk

meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat lokal; 5) Perbaikan habitat melalui

Gambar 5. Lokasi monitoring permanen tiga spesies kunci TNGHS

Page 23: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 22

upaya-upaya restorasi dan rehabilitasi hutan; 6) Mengembangkan program ekoturisme

untuk menarik dukungan publik; 7) Melanjutkan program pelepasliaran dari Suaka

Elang; 8) Menjalankan survey partisipatif untuk mendukung pengamanan spesies dan

habitatnya.

Sedangkan program-program untuk konservasi Macan Tutul dan Owa Jawa,

secara umum lebih diarahkan untuk mendorong sistem yang lebih baik di TNGHS.

Secara khusus, ditujukan untuk mendapatkan data sebaran dan dinamika populasi di 7

(tujuh) lokasi terpilih. Tata waktu ditentukan sedapat mungkin agar dialokasikan DIPA

yang mendukung pelaksanaaan kegiatan dalam mencapai target IKU setiap tahun.

Pelaksanaan minimal 1 tahun sekali di 7 lokasi untuk 2 spesies (Owa Jawa dan Macan

Tutul). Metode yang digunakan tidak hanya mengacu pada upaya mengumpulkan

data, tetapi bagaimana data itu bisa dikelola yang tidak saja oleh TNGHS tapi oleh

mitra. Hal ini tentunya akan berperan dalam mendapatkan dukungan dari mitra baik

dari segi penyediaan sumberdaya maupun dukungan teknis lainnya. Kebutuhan -

kebutuhan utama dalam monitoring antara lain: alat (minimal ada 20 unit camera trap

di setiap lokasi); SDM yang terlatih mulai di tingkat resort, seksi, balai dan masyarakat;

dan dana minimal untuk 7 lokasi baik dari dana DIPA maupun dari mitra.

Dalam perencanaan ke depan, konservasi tiga spesies kunci ini akan menjadi

tanggung jawab TNGHS, terlepas apakah mitra ikut bekerjasama atau tidak. Oleh

karena itu, hal terpenting yng harus dilakukan TNGHS adalah memastikan bahwa

program-program tersebut mendapatkan dukungan dalam bentuk kebijakan lokat

TNGHS (SK Kepala Balai) maupun penganggaran dalam DIPA setiap tahun. Mengambil

pengalaman dari RBM (Resort Based- Management), maka untuk yang pencapaian

target IKU spesies ini juga harus di tegaskan mulai dari tingkat Balai yaitu dengan SK

Kepala Balai. Dengan demikian, program yang ada dapat dimandatkan kepada

pimpinan pengganti berikutnya. Misalnya, mencontoh program di taman nasional lain

bisa seperti RMPU (Rhino Monitoring and Protection Unit) di Ujung Kulon atau TPCU

(Tiger protection and Conservation Unit) di Sumatera. Selain itu, untuk mengawal agar

program berjalan sesuai dengan koridor konservasi yang baik dan benar, peneliti atau

expert sebaiknya tetap mendapatkan ruang untuk memberikan review terhadap hasil

kegiatan di TNGHS.

Page 24: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 23

Kontribusi Mitra TNGHS

Workshop yang dihadiri oleh beberapa mitra TNGHS sekaligus menggali peranan

mitra tersebut dalam upaya konservasi tiga spesies kunci. Beberapa mitra

menyampaikan kesediaannya untuk berkontribusi, diantaranya:

1) Suaka Elang akan fokus pada kegiatan release Elang Jawa, tetapi untuk kegiatan

lain tetap dilaksanakan. Misalnya ekoturisme, pendidikan lingkungan, dan lainnya.

2) WCS lebih fokus dalam ancaman terhadap spesies, seperti perdagangan dan

perburuan.

3) PT Indonesia Power akan membantu konservasi Elang Jawa, namun seiring waktu

dapat bisa disesuaikan untuk kegiatan lain terkait konservasi 2 spesies lainnya.

4) Animal Sanctuary Trust (ASTI) menangani program untuk transit satwa

(restocking). ASTI tidak akan melakukan rehabilitasi, tetapi perlu tahu tentang

program-program rehabilitasi lembaga lain.

5) UKF IPB akan membantu sumberdaya manusia untuk program-program yang

terkait konservasi 3 spesies kunci di TNGHS.

6) LIPI akan menyediakan jasa konsultasi ilmiah untuk ke 3 spesies kunci tersebut.

Gambar 6. Workshop Perencanaan Konservasi Tiga Species Kunci

Page 25: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 24

Kesimpulan & Rekomendasi

Kesimpulan

Hasil konsultasi pra-workshop mengidentifikasi 3 (tiga) isu penting terkait

konservasi tiga spesies kunci di TNGHS, yaitu: 1) Tantangan pencapaian IKU spesies

penting 3%; 2) Keterbatasan sumberdaya untuk monitoring spesies; 3) Bagaimana

perencanaan konservasi 3 spesies kunci ini selanjutnya?.

Untuk mencapai target IKU spesies tersebut, setidaknya ada tiga hal pokok yang

harus dlakukan yaitu: a) Menentukan baseline data terlebih dahulu dengan

menggunakan data-data yang ada; b) Menentukan lokasi-lokasi monitoring permanen

yang mewakili kawasan TNGHS; c) Melakukan perencanaan yang serius, terutama

dalam penganggaran, sehingga perlu diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan monitoring

spesies kunci tersebut.

Workshop perencanaan konservasi spesies kunci tersebut menghasilkan arahan

bahwa baseline data bagi pencapaian target IKU spesies ditentukan berdasarkan data-

data hasil penelitian dan monitoring yang telah dimiliki oleh TNGHS. Dalam workshop

juga ditetapkan 7 (tujuh) lokasi untuk monitoring permanen bagi tiga spesies kunci

yaitu; Cikaniki (sebagai kontrol), Sukamantri, Wates (Koridor Halimun Endut), Gunung

Luhur, Ciptarasa-Ciptagelar, Koridor Halimun Salak, dan Cidahu. Perencanaan

konservasi didasarkan pada kebutuhan masing-masing spesies, dan didorongkan agar

pendanaan direncanakan dalam penganggaran DIPA TNGHS.

Rekomendasi

Rekomendasi yang diperoleh dari workshop antara lain; pelaksanaan program

agar ditetapkan dalam SK Kepala Balai TNGHS termasuk personil yang akan

melaksanakan di tingkat resort, seksi maupun balai. Hal ini untuk menjamin

keberlangsungan program meskipun pimpinan berganti. Setelah workshop akan

dilakukan rangkaian diskusi di lingkup balai TNGHS untuk mematangkan perencanaan

konservasi tiga spesies kunci. Selain itu, hendaknya tetap dibuka ruang diskusi dengan

ahli konservasi untuk mereview pelaksanaan program di TNGHS.

Page 26: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 25

Pustaka

BCP JICA. 2003. ‘The Action Plan for the Conservation of Endangered Species in

Gunung Halimun National Park and Its Surrounding Area’. Kabandungan: BCP

JICA.

BCP JICA. 2003. ‘Research on Endangered Species in Gunung Halimun National Park

(Research and Conservation of Biodiversity in Indonesia Volume XI)’.

Kabandungan: BCP JICA.

TNGHS. 2007. 'Rencana Pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun Salak 2007-2026

(Management Plan of Gunung Halimun Salak National Park 2007-2026)'.

Sukabumi: TNGHS.

TNGHS, 2007. Rencana Pengelolaan Lima Tahun Taman Nasional Gunung Halimun

Salak (2007-2011). Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Kabandungan.

TNGHS. 2010. ’Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak 2010’.

Sukabumi: TNGHS.

TNGHS. 2011. ’Laporan Tahunan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak 2011’.

Sukabumi: TNGHS.

Page 27: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 26

Lampiran

Page 28: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 27

Lampiran 1. Daftar Peserta Diskusi Konsultasi Pra-Workshop 20 November 2012

No Nama Instansi/ Expertise

1 Ir. Dones Rinaldi, M.Sc IPB/ Peneliti Owa Jawa & Macan Tutul

2 Dr. Dewi M. Prawiradilaga LIPI/ Peneliti Elang Jawa

3 Anton Ario, M.Sc CI / Peneliti Owa Jawa & Macan Tutul

4 Elwin Elbur PT Antam, Tbk Unit Geomin

5 Gita Gemilang Yayasan KEHATI

6 Zulham Perkumpulan Suaka Elang

7 Hendry Pramono Perkumpulan Suaka Elang

8 Gunawan Perkumpulan Suaka Elang

9 Annisa Yuniar PILI Green Network

10 Ir. Agus Priambudi, M.Sc TNGHS

11 Arifudin Bayu Aji Urusan KKH Balai TNGHS

12 Atih Sundawiati Urusan KKH Balai TNGHS

13 Ika K. Widyaningrum Urusan KKH Balai TNGHS

14 Momo Suparmo Urusan KKH Balai TNGHS

15 Wardi Septiana Urusan KK Balai TNGHS

16 M. Satria Giri Urusan KK Balai TNGHS

17 Nur Faizin Urusan PJL Balai TNGHS

18 Iwan Ridwan Urusan Database Seksi PTNW 1 Lebak

19 Ismirza Urusan Database Seksi PTNW 2 Bogor

20 Budi Setyaningsih Urusan Database Seksi PTNW 2 Bogor

21 Agung Sofyan Urusan Database Seksi PTNW 3 Sukabumi

22 Rini Handayani Urusan Database Seksi PTNW 3 Sukabumi

23 Jose Juan Alvarez TNGHS

Page 29: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 28

Lampiran 2. Daftar Peserta Workshop Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci 5-6 Desember 2012

No Nama Instansi/ Expertise

1 Ir. Dones Rinaldi, M.Sc IPB/ Peneliti Owa Jawa & Macan Tutul

2 Dr. Dewi M. Prawiradilaga LIPI/ Peneliti Elang Jawa

3 Anton Ario, M.Sc CI Indonesia/ Peneliti Owa Jawa & Macan Tutul

4 Ir. Bambang Dahono Adji, M.Sc Dit. KKBHL Kemenhut

5 Ahmed Munawir Dit. KKBHL Kemenhut

6 Arifin Dit. KKBHL Kemenhut

7 Watty Karyati Planologi Kehutanan

8 Luqman A Pusdalreg II Kemenhut

9 Adam Supriatna RAIN

10 Usep Suparman RCS

11 Zulham Suaka Elang

12 Gunawan Suaka Elang

13 Hendry Pramono Suaka Elang

14 Annisa Yuniar PILI Green Network

15 Yosi Irawan mataELANG

16 Gita Gemilang Yayasan KEHATI

17 M. Syuhada Indonesia Power

18 M. Murkhozin Indonesia Power

19 Vicky A Indonesia Power

20 Ridwan Indonesia Power

21 Arman Abdurrohman PT Aqua Danone

22 Lucy Nawaningtyas PT Aqua Danone

23 Heri Yunarso PT Aqua Danone

24 Santi P, SH Setda Kab. Sukabumi

25 Asep Kurnia PLN App Bogor

26 Hade Hardian PDAM

27 Yadi SP PT Perkebunan Cianten

28 Iwan Gunawan Dishutbun Sukabumi

29 HA. Wahyudi Forum Harimau Kita

30 Soni S. Budiawan UKF IPB

31 Abdul Mujib UKF IPB

32 R. Agus Hadi WCS

Page 30: Perencanaan Konservasi Spesies Kunci · PDF file1500 jenis flora dan fauna, termasuk dua jenis mamalia endemik dan terancam punah yaitu; Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) dan Owa

Perencanaan Konservasi Tiga Spesies Kunci_2012 29

No Nama Instansi/ Expertise

33 Tatang D Kecamatan Kabandungan

34 Ujang Supriatna Kades Kabandungan

35 Cecep S Pamhut Koridor HS

36 Mirza Latin

37 Fahmi R Latin

38 Mufti FB Latin

39 Andri Febrian Latin

40 AR. Darma. JS ASTI

41 Lucky WM SPTN W 3 Sukabumi TNGHS

42 Wardi Septiana Urusan KK TNGHS

43 M Satria Giri Urusan KK TNGHS

44 Nur Faizin Urusan PJL TNGHS

45 Arifudin Bayu A Urusan KKH TNGHS

46 Ika Kristiana W Urusan KKH TNGHS

47 Atih Sundawiati Urusan KKH TNGHS

48 Momo Suparmo Urusan KKH TNGHS

49 Iwan Ridwan SPTNW 1 Lebak TNGHS

50 Dede Agung N SPTNW 1 Lebak TNGHS

51 Budi Setyaningsih SPTNW 2 Bogor TNGHS

52 Dudi Mulyadi SPTNW 2 Bogor TNGHS

53 Agung Sofyan SPTNW 3 Sukabumi TNGHS

54 Rini Handayani SPTNW 3 Sukabumi TNGHS

55 Jose Alvarez TNGHS