perencanaan keuangan dan investasi akhirat

4
1 PERENCANAAN KEUANGAN DAN INVESTASI AKHERAT Perayaan menyambut Tahun Baru 2008 yang begitu meriah belum hilang dari ingatan, kaum muslimin di seluruh dunia kembali menyambut datangnya tahun baru, yaitu Tahun Baru Hijriyah 1429. Momentum dua tahun baru seakan mengingatkan setiap muslim untuk senantiasa rajin mengevaluasi diri dan meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup yang seimbang, di dunia dan akherat. Setiap orang pasti setuju bahwa kualitas hidup yang lebih baik dan seimbang dapat dicapai dengan kondisi keuangan yang sehat. Kondisi keuangan yang sehat dapat dicapai dengan perencanaan keuangan yang solid dan disiplin dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah perencanaan keuangan perlu memperhatikan proporsi yang seimbang antara kehidupan duniawi dan ukhrowi. Salah satu komponen dalam perencanaan keuangan adalah menyusun anggaran bulanan yang terdiri dari pendapatan dan pengeluaran. Bagi mereka yang sudah berkeluarga, pendapatan bisa berasal dari satu atau dua sumber. Sedangkan pos pengeluaran terdiri dari pengeluaran rutin dan non rutin. Dalam manajemen keuangan keluarga, hal pertama yang dilakukan adalah merinci semua sumber pendapatan, seperti gaji, bagi hasil deposito, dan hasil sewa. Langkah kedua, menyusun daftar pengeluaran. Dalam menyusun pos-pos pengeluaran harus benar-benar memperhatikan skala prioritas berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. Kebutuhan tersebut bisa jangka pendek, menengah maupun panjang. Selain kebutuhan, penentuan jenis pengeluaran juga harus memperhatikan aspek keseimbangan antara kehidupan dunia dan akherat. Dalam ilmu perencanaan keuangan dianjurkan agar setiap orang atau keluarga meletakkan pos pengeluaran pembayaran hutang sebagai prioritas pertama. Pengelolaan keuangan dikatakan sehat jika pos ini tidak lebih dari 30%. Prioritas selanjutnya setelah hutang berturut-turut adalah investasi, proteksi, biaya hidup

Upload: putri-nurul-fadhila

Post on 24-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Perencanaan keuangan keluarga

TRANSCRIPT

  • 1

    PERENCANAAN KEUANGAN DAN INVESTASI AKHERAT Perayaan menyambut Tahun Baru 2008 yang begitu meriah belum hilang dari

    ingatan, kaum muslimin di seluruh dunia kembali menyambut datangnya tahun

    baru, yaitu Tahun Baru Hijriyah 1429. Momentum dua tahun baru seakan

    mengingatkan setiap muslim untuk senantiasa rajin mengevaluasi diri dan

    meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup yang

    seimbang, di dunia dan akherat. Setiap orang pasti setuju bahwa kualitas hidup

    yang lebih baik dan seimbang dapat dicapai dengan kondisi keuangan yang sehat.

    Kondisi keuangan yang sehat dapat dicapai dengan perencanaan keuangan yang

    solid dan disiplin dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, dalam menyusun

    sebuah perencanaan keuangan perlu memperhatikan proporsi yang seimbang

    antara kehidupan duniawi dan ukhrowi.

    Salah satu komponen dalam perencanaan keuangan adalah menyusun anggaran

    bulanan yang terdiri dari pendapatan dan pengeluaran. Bagi mereka yang sudah

    berkeluarga, pendapatan bisa berasal dari satu atau dua sumber. Sedangkan pos

    pengeluaran terdiri dari pengeluaran rutin dan non rutin.

    Dalam manajemen keuangan keluarga, hal pertama yang dilakukan adalah

    merinci semua sumber pendapatan, seperti gaji, bagi hasil deposito, dan hasil

    sewa. Langkah kedua, menyusun daftar pengeluaran. Dalam menyusun pos-pos

    pengeluaran harus benar-benar memperhatikan skala prioritas berdasarkan

    kebutuhan, bukan keinginan. Kebutuhan tersebut bisa jangka pendek, menengah

    maupun panjang. Selain kebutuhan, penentuan jenis pengeluaran juga harus

    memperhatikan aspek keseimbangan antara kehidupan dunia dan akherat.

    Dalam ilmu perencanaan keuangan dianjurkan agar setiap orang atau keluarga

    meletakkan pos pengeluaran pembayaran hutang sebagai prioritas pertama.

    Pengelolaan keuangan dikatakan sehat jika pos ini tidak lebih dari 30%. Prioritas

    selanjutnya setelah hutang berturut-turut adalah investasi, proteksi, biaya hidup

  • 2

    serta lain-lain. Alokasi masing-masing pos pengeluaran tersaji dalam Tabel 1 di

    bawah ini :

    Tabel 1

    No. Jenis Pengeluaran Alokasi dari Pendapatan 1. Pembayaran hutang 30% 2. Investasi 15% 3. Proteksi 10% 4. Biaya hidup 35% 5. Lain-lain 10%

    Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kehidupan ukhrowi masih belum

    mendapat bagian yang semestinya. Mungkin saja dalam bagian investasi

    termasuk di dalamnya dana untuk menunaikan ibadah haji. Karena dananya yang

    cukup besar, banyak keluarga mulai sadar untuk menyiapkannya lebih awal.

    Dampaknya sudah mulai kita rasakan, dimana saat ini untuk pergi ke tanah suci

    harus antri dua atau tiga tahun sebelumnya.

    Investasi Akherat

    Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, menyiapkan dana ibadah haji

    termasuk dalam kategori investasi jangka panjang, meskipun bagi sebagian yang

    lain merupakan investasi jangka menengah. Dan besar kemungkinan hanya pos

    itu yang menjadi investasi akherat yang benar-benar kita sisihkan. Kalau kita

    mau melakukan introspeksi, masih ada pos pengeluaran dalam anggaran belanja

    keluarga yang seharusnya bisa kita sisihkan untuk investasi akherat.

    Para perencana keuangan selalu memberikan saran agar dana untuk investasi

    sebaiknya disisihkan terlebih dahulu setiap kali menerima pendapatan dan

    besarannya ditentukan dari awal, misalnya 15% dari pendapatan. Hal serupa bisa

    kita terapkan untuk investasi yang berkaitan dengan kehidupan akherat. Dalam

    jangka pendek, bagi mereka yang sudah mencapai nishab wajib hukumnya

    menyisihkan 2,5% dari pendapatan untuk membayar zakat profesi. Mengeluarkan

    zakat profesi secara bulanan akan menjadi terasa sangat ringan. Seandainya

  • 3

    belum mencapai nishab, kita tidak dilarang mengeluarkan 2,5% dari rejeki yang

    kita peroleh untuk disedekahkan kepada fakir miskin.

    Selain zakat yang memang sudah menjadi kewajiban, setiap muslim sangat

    dianjurkan untuk bersedekah. Besarnya sedekah tidak dibatasi jumlahnya. Orang

    yang beriman tentu akan rajin bersedekah dengan jumlah yang tidak sedikit

    karena mereka tahu bahwa uang yang disedekahkan itulah sebenar-benarnya

    rejeki yang mereka miliki. Dalam pandangan dunia mungkin nilainya kecil, tetapi

    nilai investasinya di akherat menjadi sangat luar biasa. Meskipun kelihatannya

    jangka pendek, tetapi sebenarnya jangkanya sangat panjang dan kekal di

    akherat.

    Investasi jangka menengah yang bisa dilakukan untuk kehidupan akherat adalah

    ibadah kurban. Harga hewan kurban yang semakin naik dari tahun ke tahun

    seharusnya menyadarkan kita untuk menyiapkan dananya sedini mungkin. Kita

    harus malu kepada diri kita sendiri seandainya kita merasa berat untuk

    berkurban, padahal untuk membeli handphone keluaran terbaru kita lakukan

    lebih dari dua kali setahun. Mulai sekarang biasakanlah setiap bulan menyisihkan

    dana untuk persiapan ibadah kurban yang nilainya pasti tidak lebih besar dari

    biaya pulsa telpon genggam atau biaya transportasi kita.

    Mengurangi Hutang

    Gaya hidup hedonis dan konsumtif telah menjadikan masyarakat tidak merasa

    malu untuk berhutang. Orang yang tidak mempunyai hutang justru dianggap

    aneh. Kalau kita melihat Tabel 1 di bagian awal tulisan, terlihat bahwa proporsi

    hutang cukup besar, yaitu sebesar 30%. Padahal orang berhutang biasanya hanya

    untuk memenuhi keinginannya, bukan karena kebutuhan. Oleh karenanya, agar

    memiliki cukup dana untuk investasi akherat, mau tidak mau harus mengurangi

    pos pengeluaran hutang. Jika tidak terpaksa sama sekali, jangan mengambil

    hutang baru. Seandainya sudah berhutang segeralah untuk melunasinya.

  • 4

    Dengan mengurangi jumlah hutang dan memasukkan investasi akherat, maka

    alokasi masing-masing pos pengeluaran menjadi seperti dalam Tabel 2 berikut :

    Tabel 2 Alokasi dari Pendapatan No. Jenis Pengeluaran (alternatif 1) (alternatif 2)

    1. Pembayaran hutang 20% 0% 2. Investasi Akherat

    (zakat, sedekah, kurban, haji) 10% 15%

    3. Investasi Dunia 15% 25% 4. Proteksi 10% 10% 5. Biaya hidup 35% 40% 6. Lain-lain 10% 10%

    Meniadakan pos hutang sebagaimana alternatif kedua dalam tabel di atas,

    berarti tersedia dana yang lebih banyak untuk dimanfaatkan. Alokasi pendapatan

    untuk investasi akherat, investasi dunia, dan biaya hidup menjadi lebih besar.

    Komposisi ini menjadikan kualitas hidup kita lebih baik, saat ini maupun di masa

    mendatang, baik di dunia maupun di akherat.

    Semangat tahun baru Muharram 1429 Hijriyah harus mampu membawa kita

    hijrah kepada perencanaan keuangan yang memperhatikan investasi akherat.

    Dengan demikian akan semakin banyak seruan lirih dari saudara-saudara kaum

    dhuafa yang dapat kita jawab.

    Hilmi Arifin Dosen Tidak Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta www.hilmiarifin.com