perencanaan kebutuhan bahan baku produk kursi … · seminar dan konferensi nasional idec issn:...
TRANSCRIPT
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018
PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUK
KURSI BAMBU PANJANG DENGAN PENDEKATAN
MINIMASI BIAYA
Emy Khikmawati¹, Heri Wibowo², Aries Setiawan³ Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malahayati Bandar Lampung, Jl. Pramuka No.27
Kemiling, Bandar Lampung, Indonesia
Email : [email protected], [email protected]
ABSTRAK
CV. Meubel Makmur Sejahtera memproduksi dan menjual mebel keperluan rumah tangga,
perkantoran dan industri. Meningkatnya kebutuhan pasar produk furniture dan keterbatasan gudang
bahan baku membuat perusahaan harus bisa membuat perencanaan kebutuhan bahan baku yang
optimal agar bahan baku habis sesuai rencana, sehingga sedikit bahan baku yang ada di gudang
persediaan. Perusahaan dihadapkan pada pertimbangan antara kemampuan kapasitas produksi dengan
permintaan dari konsumen, sehingga kestabilan produksi perusahaan dapat dijaga. Tujuan penelitian
adalah merencanakan kebutuhan bahan baku untuk meminimalkan biaya pesan dan biaya simpan
dengan mengunakan beberapa metode yaitu metode Lot for Lot (LFL), metode Economic Order
Quantity (EOQ), metode Periode Order Quantity (POQ) dan metode Fixed Order Quantity (FOQ).
Dengan perencanaan kebutuhan kapasitas ini diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya secara
efektif dan efisien. Hasil penelitian menunjukan metode yang paling optimal yang digunakan dengan
biaya yang paling minimal adalah metode Period Order Quantity yaitu dengan total biaya yang
digunakan sebesar Rp 203.380,00.
Kata kunci, : EOQ, FOQ, LFL, POQ
1. PENDAHULUAN
CV. Meubel Makmur Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi
dan penjualan mebel keperluan rumah tangga dan perkantoran dan industri. Perusahaan
memproduksi pesanan berdasarkan pesanan dari pihak konsumen, dan menyediakan
produk jadi tanpa pesanan. Meningkatnya kebutuhan pasar akan produk furniture dan
keterbatasan gudang bahan baku membuat perusahaan harus bisa membuat perencanaan
kebutuhan bahan baku yang optimal agar bahan baku habis sesuai rencana sehingga sedikit
bahan baku yang ada di gudang persediaan. Perusahaan menghadapi masalah dalam
mempertimbangan antara kemampuan kapasitas produksi harus disesuaikan dengan
permintaan dari konsumen, sehingga kestabilan produksi dalam perusahaan dapat dijaga.
Untuk itu perlu dibuat berdasarkan target penjualan yang dapat dilakukan. Permasalahan
perusahaan adalah bagaimana perencanaan kebutuhan material di sejumlah pemasok bagi
perusahaan yang mencakup bahan baku apa saja, berapa banyak, dan kapan tersedianya
untuk membuat kursi bambu panjang. Dengan permasalahan seperti tersebut, maka
penelitian mempunyai tujuan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku untuk pembuatan
komponen produk kursi bambu panjang dan menentukan perbandingan besarnya biaya
perencanaan kebutuhan bahan baku produk. Dengan perencanaan dapat menentukan
kebutuhan material atau komponen pada saat yang tepat, kapan suatu jenis material atau
komponen harus tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan untuk menjaga keterlambatan
dalam proses dan memenuhi target sesuai permintaan. Ukuran lot yang tepat dalam
perhitungan Material Requirement Planning mampu menghemat biaya persediaan
perusahaan.(Khikmawati. et all., 2017)
2. METODE
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018
Proses penentuan ukuran lot merupakan proses yang sangat penting karena pemilihan
teknik ukuran lot akan mempengaruhi keefektifan sistem MRP secara keseluruhan. Oleh
sebab itu teknik lot sizing dengan pendekatan level by level masih tetap digunakan dalam
menentuka kuantitas pemesanan dalam MRP (Teguh Baroto, 2008: 155). Tahapan dalam
penelitian dalam menyelesaikan permasalahan adalah melakukan peramalan mencakup
proses tahapan peramalan dan pemilihan metode terbaik. Kemudian penentuan jadwal
induk produksi yang hasilnya diperoleh dari hasil peramalan terpilih. Dilanjutkan dengan
perhitungan perencanaan kebutuhan material, setelah itu baru dilakukan perhitungan Lot
Sizing Yang Optimal dalam penelitian ini membandingkan 4 metode yaitu : Economic
Order Quantity (EOQ), Lot For Lot (LFL), Period Order Quantity (POQ), dan Fixed Order
Quantity (FOQ). (Kusuma, 2001)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data permintaan kursi bambu panjang diperoleh dari laporan bulanan hasil penjualan
dari bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2013, datanya dapat dilihat pada tabel 3.1
adalah sebagai berikut : Tabel 3.1.Data Permintaan Kursi Bambu Panjang Periode Januari 2012 – Desember 2013
Bulan Tahun Data Penjualan
Januari 2012 1200
Februari 2012 1460
Maret 2012 1850
April 2012 900
Mei 2012 1250
Juni 2012 1530
Juli 2012 1740
Agustus 2012 1000
September 2012 1430
Oktober 2012 800
November 2012 1300
Desember 2012 1500
Januari 2013 1110
Februari 2013 1120
Maret 2013 1580
April 2013 1740
Mei 2013 1230
Juni 2013 1420
Juli 2013 1540
Agustus 2013 1940
September 2013 2100
Oktober 2013 1920
November 2013 1830
Desember 2013 1730
Rata – rata Permintaan/bulan 1468
(Sumber : CV. Makmur Sejahtera)
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018
Data struktur produk berisi mengenai komponen-komponen penyusun perakitan kursi
bambu panjang. Komponen diidentifikasikan menurut kelompok dan urutannya. Identifikasi
untuk masing-masing komponen penyusun kursi bambu dapat dilihat pada tabel 3.2 adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2. Data Struktur Produk Kursi Bambu Panjang
No Komponen Bahan Jumlah
(unit) Keterangan
1 Kaki Depan Bambu 2 Produksi
2
Kaki
Belakang
Bambu
2 Produksi
3
Penyangga
Dudukan
Bambu
2 Produksi
4
Daun
Dudukan
Bambu
2 Produksi
5 Dudukan Bambu 2 Produksi
6
Penyangga
Sandaran
Bambu
2 Produksi
7
Daun
Sandaran
Bambu
2 Produksi
8 Sandaran Bambu 2 Produksi
9 Galar Bambu 3 Produksi
10 Isi Bambu 2 Produksi
(Sumber : CV. Makmur Sejahtera)
Adapun ukuran komponen-komponen kursi bambu panjang adalah sebagai berikut : Tabel 3.3.Volume Komponen Kursi Bambu panjang.
No Komponen Bahan Jumlah
Panjang
(Cm)
Diameter
(Cm)
Luas
(Cm²)
Volume
(Cm³)
1
Kaki
Depan Bambu 2 70 10 78.5 5495
2
Kaki
Belakang Bambu 2 70 10 78.5 5495
3
Penyangga
Dudukan Bambu 2 45 10 78.5 3532.5
4
Daun
Dudukan Bambu 2 55 10 78.5 4317.5
5 Dudukan Bambu 2 175 10 78.5 13737.5
6
Penyangga
Sandaran Bambu 2 50 10 78.5 3925
7
Daun
Sandaran Bambu 2 50 10 78.5 3925
8 Sandaran Bambu 2 175 10 78.5 13737.5
9 Galar Bambu 3 175 10 78.5 13737.5
10 Isi Bambu 2 50 10 78.5 3925
(Sumber : CV. Makmur Sejahtera)
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018
Lead time untuk masing-masing komponen dihitung dari awal pemesanan sampai bahan
baku tiba ditambah dengan lamanya proses pengerjaan sampai komponen siap pakai. Tabel 3.4. Data Lead Time Produk kursi bambu panjang
No Komponen Lead Time (Minggu)
1 Kaki Depan 1
2 Kaki Belakang 1
3 Penyangga Dudukan 1
4 Daun Dudukan 1
5 Dudukan 1
6 Penyangga Sandaran 1
7 Daun Sandaran 1
8 Sandaran 1
9 Galar 1
10 Isi 1
(Sumber : CV. Makmur Sejahtera)
Permintaan produk akan dilakukan proses peramalan guna memprediksi untuk periode yang
akan dating (Astana, N.Y, 2007).
Langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut :
1. Menganalisis data dengan cara memplotkan data sehingga dapat diketahui pola data yang
dihasilkan.
2. menentukan metode peramalan yang digunakan sesuai dengan pola data yang terbentuk.
3. Memproyeksikan data lalu dengan menggunakan metode yang sesuai.
Plot data volume penjualan (permintaan) produk kursi bambu panjang dari bulan Januari
2012 sampai Desember 2013 dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut :
Gambar 3.1 Pola data Penjualan Januari 2012 – Desember 2013
Dari perhitungan menggunakan program Excel OM diperoleh nilai MAD dan MSE sebagai
berikut :
Tabel 3.5. Nilai MAD dan MSE Peramalan menggunakan Program Exel OM
Jenis Peramalan MAD MSE
Moving Average 161 38,778
Weighted Moving Average 335 161,857
Exponential Smooting 372 195,878
Regression Linier 240 87,896
Decomposition 240 87,896
0
500
1000
1500
2000
2500
Data Penjualan
Rata-rata Penjualan
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018
Maka metode yang terpilih adalah metode Moving Average, karena metode peramalan
tersebut yang hasilnya memiliki tingkat kesalahan (MAD) terkecil serta mendekati
peramalan yang paling optimal. Untuk produk kursi bambu panjang adalah MAD yang
terkecil adalah 161, maka untuk memilih yang paling optimal dengan melihat MSD yang
terkecil yaitu 38.778.
Hasil peramalan periode yang akan datang adalah konstan. Oleh karena itu, produksi tidak
perlu berlebihan, kecuali adanya pemesanan, karena dikuatirkan akan kelebihan produksi. Tabel 3.6. Jadwal Induk Produksi Kursi Bambu Panjang Untuk 3 Bulan kedepan
Periode Periode (mingguan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kursi Bambu panjang
(unit) 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87
Metode MRP merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan
persediaan untuk item-item dependent demand (item-item dependent demand yaitu
bahan baku, part, subassemblies dan assemblies) yang semuanya disebut
Manufacturing Inventory. (Vincent, 2001).
Perencanaan kebutuhan bahan baku ini dilakukan dengan perhitungan manual
menggunakan metode Material Requirement Planning, Perhitungannya adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.7. Rekapitulasi Rencana Kebutuhan Komponen Kursi Bambu Panjang (Dalam Unit)
Komponen 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total
Kaki Depan 0 144 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2058
Kaki Belakang 0 164 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2078
Penyangga
Dudukan 0 154 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2068
Daun
Dudukan 0 159 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2073
Dudukan 0 159 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2073
Penyangga
Sandaran 0 154 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2068
Daun
Sandaran 0 159 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2073
Sandaran 0 159 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2073
Galar 0 246 261 261 261 261 261 261 261 261 261 261 261 3117
Isi 0 144 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2058
Perencanaan kapasitas adalah fungsi yang menentukan tingkat kapasitas yang dibutuhkan
untuk mencapai produksi yang dijadwalkan, yaitu dengan membandingkannya dengan
kapasitas yang diperoleh dan penyesuaian perencanaan serta tingkat kapasitas yang
diperoleh dan penyesuaian perencanaan serta tingkat kapasitas yang diperoleh serta tingkat
kapasitas yang tersedia (Astana, N.Y, 2007).
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018
Untuk komponen yang diproduksi sendiri, karena pembeliannya dalam bentuk bahan baku
bambu olahan, maka dihitung rencana kebutuhan bambu.
Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Biaya Total
Metode Hasil biaya total
Economic Order Quantity (EOQ) Rp 480.242,00
Lot For Lot (LFL) Rp 600,000.00
Period Order Quantity (POQ) Rp 396.620,00
Fixed Order Quantity (FOQ) Rp 946.940,00
Dari metode yang digunakan maka metode yang paling optimal yang digunakan dan dengan
biaya yang paling minimal adalah Metode Period Order Quantity yaitu dengan total biaya
yang digunakan sebesar Rp 396.620,00
4. SIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kebutuhan biaya bahan baku tersebut diperoleh
biaya pemesanan bahan baku yang menggunakan metode Period Order Quantity
memberikan biaya yang lebih kecil yaitu Rp 396.620,00 dibandingkan dengan metode lot
for lot yang digunakan perusahaan yaitu Rp 600.000,00, jadi selisih antara kedua metode itu
adalah Rp 203.380,00. Yang membedakan selisih antara kedua metode tersebut adalah
metode Period Order Quantity menggunakan biaya simpan sehingga meminimalkan biaya
pesan, sedangkan metode Lot For Lot yang digunakan perusahaan pemesanan dilakukan
tiap periode sehingga memperbesar biaya pesan. Maka menyarankan kepada perusahan
untuk mengoreksi kembali metode lot sizing yang di gunakan guna menjaga kualitas bahan
baku yang berimbas pada kualitas barang jadi dan biaya lot sizing. Kontribusi untuk
perusahaan adalah metode Period Order Quality dapat diterapkan karena metode tersebut
memberikan kontribusi penurunan biaya lot sizing.
5. Daftar Pustaka
Astana, N.Y. (2007) Perencanaan dan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode
Requirement Planning (MRP). Jurnal Ilmiah Teknik Industri.
Baroto, Teguh. (2008). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Bogor, Ghalia Indonesia
Gasperz, Vincent. (2001). Production Planning and Inventory Control berdasarkan
pendekatan sistem terintergrasi MRP II dan JIT menuju manufaktur 21. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Heizer dan Render.(1988).The Theoretical Maximum Output Of A System In Given Period.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Khikmawati, Emy. Anggraini, Melani. Anwar, Khairul. Analisis Perencanaan Biaya
Persediaan Produk Semen melalui Pendekatan Perencanaan Kebutuhan Bahan
(MRP). Vol I, No. 1, Jan 2017. ISSN : 2541-4720
Kusuma, Hendra. (2001). Manajemen Produksi Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
penerbit Andi. Yogyakarta.
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018
Lampiran :
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018