perencanaan kebutuhan bahan baku dengan metode...

35
Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Seragam Sekolah di CV. Nur Khairunnisa Ahmad Ali Abubakar 1 Nurdin Brasit 2 Julius Jilbert 3 Jurusan Manajemen FEB Universitas Hasanuddin Makassar 90245 ABSTRAK Perencanaan produksi yang baik dalam sebuah perusahaan akan menghasilkan efektivitas dan efisiensi produksi, termasuk didalamnya adalah perencanaan kebutuhan material atau bahan baku yang digunakan perusahaan. Pentingnya perencanaan terhadap pemenuhan kebutuhan material pada perusahaan diharapkan dapat menghasilkan sistem yang tepat untuk diterapkan, sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi. Adapun tujuan penelitian adalah menyusun Material Requirement Planning (MRP) menggunakan berbagai teknik lot sizing dan membandingkan hasilnya sehingga diperoleh kombinasi pengadaan bahan baku yang optimum. Metode peramalan permintaan yang digunakan menggunakan data historis perusahaan dua tahun terakhir dan ramalan permintaan dibuat dengan menggunakan metode dekomposisi yaitu, multiplicative decomposition dan additive decomposition. Metode ini terpilih karena memilki tingkat akurasi yang paling baik untuk produk yang memiliki faktor musiman. Berdasarkan perhitungan menggunakan POM for QM diperoleh perkiraan permintaan untuk satu tahun sebanyak 2.164 SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, 2.207 SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, 1.116 SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN, 2.081 SD CELANA PRAMUKA PANJANG, 2.368 SD CELANA PRAMUKA PENDEK, 2229 SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan 1.345 SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT. Berdasarkan hasil dari MPS untuk bahan baku utama produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) satu tahun didapat bahwa untuk bulan pertama, kedua dan ketiga masing-masing dibutuhkan 154 m kain Q, 6.492 m benang S, dan kancing baju 1.732 buah, bulan keempat, kelima dan keenam masing-masing dibutuhkan 204 m kain Q, 8.598 m benang S, dan kancing baju 2.212 buah, bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan masing-masing dibutuhkan 128 m kain Q, 5.313 m benang S, dan kancing baju 1.433 buah, bulan sepuluh, kesebelas dan keduabelas masing-masing dibutuhkan 860 m kain Q, 37.295 m benang S, dan kancing baju 9.461 buah. Sedangkan produk D, E, F, dan G ( SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT) satu tahun didapat bahwa untuk bulan pertama, kedua dan ketiga masing-masing dibutuhkan 200 m kain R, 8.185 m benang T, dan resleting 286 buah, bulan keempat, kelima dan keenam masing-masing dibutuhkan 319 m kain R, 13.328 m benang T, dan resleting 457 buah, bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan masing-masing dibutuhkan 822 m kain R, 34.465 m benang T, dan resleting 11.865 buah, dan bulan kesepuluh, kesebelas dan keduabelas dibutuhkan 1.035 m kain R, 45.645 m benang T, dan resleting 1.613 buah. Berdasarkan hasil proses MRP dengan lima macam teknik lot sizing, teknik Wagner-Whitin paling optimum digunakan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku kain, benang, kancing dan resleting. Kata Kunci: Peramalan Dekomposisi, Material Requirement Planning (MRP), Teknik Lot Sizing

Upload: others

Post on 05-Aug-2021

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Seragam Sekolah di CV. Nur Khairunnisa

Ahmad Ali Abubakar1

Nurdin Brasit2 Julius Jilbert3

Jurusan Manajemen FEB Universitas Hasanuddin

Makassar 90245

ABSTRAK

Perencanaan produksi yang baik dalam sebuah perusahaan akan menghasilkan efektivitas dan efisiensi produksi, termasuk didalamnya adalah perencanaan kebutuhan material atau bahan baku yang digunakan perusahaan. Pentingnya perencanaan terhadap pemenuhan kebutuhan material pada perusahaan diharapkan dapat menghasilkan sistem yang tepat untuk diterapkan, sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi. Adapun tujuan penelitian adalah menyusun Material Requirement Planning (MRP) menggunakan berbagai teknik lot sizing dan membandingkan hasilnya sehingga diperoleh kombinasi pengadaan bahan baku yang optimum. Metode peramalan permintaan yang digunakan menggunakan data historis perusahaan dua tahun terakhir dan ramalan permintaan dibuat dengan menggunakan metode dekomposisi yaitu, multiplicative decomposition dan additive decomposition. Metode ini terpilih karena memilki tingkat akurasi yang paling baik untuk produk yang memiliki faktor musiman. Berdasarkan perhitungan menggunakan POM for QM diperoleh perkiraan permintaan untuk satu tahun sebanyak 2.164 SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, 2.207 SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, 1.116 SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN, 2.081 SD CELANA PRAMUKA PANJANG, 2.368 SD CELANA PRAMUKA PENDEK, 2229 SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan 1.345 SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT. Berdasarkan hasil dari MPS untuk bahan baku utama produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) satu tahun didapat bahwa untuk bulan pertama, kedua dan ketiga masing-masing dibutuhkan 154 m kain Q, 6.492 m benang S, dan kancing baju 1.732 buah, bulan keempat, kelima dan keenam masing-masing dibutuhkan 204 m kain Q, 8.598 m benang S, dan kancing baju 2.212 buah, bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan masing-masing dibutuhkan 128 m kain Q, 5.313 m benang S, dan kancing baju 1.433 buah, bulan sepuluh, kesebelas dan keduabelas masing-masing dibutuhkan 860 m kain Q, 37.295 m benang S, dan kancing baju 9.461 buah. Sedangkan produk D, E, F, dan G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT) satu tahun didapat bahwa untuk bulan pertama, kedua dan ketiga masing-masing dibutuhkan 200 m kain R, 8.185 m benang T, dan resleting 286 buah, bulan keempat, kelima dan keenam masing-masing dibutuhkan 319 m kain R, 13.328 m benang T, dan resleting 457 buah, bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan masing-masing dibutuhkan 822 m kain R, 34.465 m benang T, dan resleting 11.865 buah, dan bulan kesepuluh, kesebelas dan keduabelas dibutuhkan 1.035 m kain R, 45.645 m benang T, dan resleting 1.613 buah. Berdasarkan hasil proses MRP dengan lima macam teknik lot sizing, teknik Wagner-Whitin paling optimum digunakan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku kain, benang, kancing dan resleting.

Kata Kunci: Peramalan Dekomposisi, Material Requirement Planning (MRP), Teknik Lot Sizing

Page 2: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

1. PENDAHULUAN

Perencanaan dan penjadwalan produksi merupakan suatu unsur yang penting dalam perencanaan produksi pada suatu industri. Dengan perencanaan produksi yang tepat maka kelebihan barang yang mengakibatkan timbulnya biaya ataupun kekurangan barang yang mengakibatkan hilangnya potensi penjualan dapat dihindarkan. Kelancaran proses produksi akan menjamin tersedianya produk untuk diantarkan kepada konsumen secara tepat waktu. Ketepatan waktu ini akan mendorong timbulnya loyalitas konsumen sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan terhadap pesaingnya.

Dalam dunia usaha, ada hal yang disebut dengan barang-barang musiman atau seasonal, yaitu barang-barang yang jumlah permintaannya meningkat karena kebutuhan akan barang tersebut pada musim-musim tertentu meningkat jauh, seperti: busana muslim pada musim lebaran, alat-alat tulis dan seragam sekolah pada musim tahun ajaran baru dan lainnya. (Susanty, 2012) dalam Simanjuntak (2014:1)

Melonjaknya permintaan akan barang-barang musiman tersebut tentu akan memberikan keuntungan besar bagi para pelaku usaha. Namun dalam bisnis penjualan ini terdapat masalah penting yaitu, pengendalian persediaan barang dan prediksi penjualan yang akan datang. Para pelaku usaha barang musiman ini sering menghadapi kendala dalam memenuhi permintaan barang saat periode musimnya dimulai. Masalah yang paling sering terjadi adalah kekurangan stok barang. (Sari, 2008) dalam Simanjuntak (2014:1)

Jika pada musim-musim tertentu dimana permintaan barang sedang sangat tinggi namun pelaku usaha hanya memiliki stok yang sedikit, tentu permintaan tidak dapat dipenuhi sehingga menyebabkan penurunan jumlah penjualan yang tentu berdampak buruk bagi pelaku usaha. Untuk menghindari ketidakefesienan ini diperlukan sebuah metode perencanaan dalam penyediaan jumlah barang demi mencapai jumlah penjualan yang maksimal dan mencapai target.

CV. Nur Khairunnisa merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak pada bidang pakaian jadi yaitu, produksi seragam sekolah. Perusahaan ini memproduksi seragam SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang terdiri masing-masing lima belas varian produk dan setiap varian produk memiliki berbagai ukuran.

Selama ini CV. Nur Khairunnisa melaksanakan perencanaan dan penjadwalan produksi berdasarkan perkiraan data historis penjualan periode sebelumnya, tanpa menggunakan metode standar. Sehingga seringkali terjadi selisih antara jumlah produksi dan jumlah permintaan. Permintaan mengalami kenaikan secara drastis ketika mendekati semester ajaran baru dan mengalami penurunan permintaan setelahnya. Hal ini mengakibatkan munculnya biaya ekstra dan dibebankan dalam biaya produksi ataupun kehilangan potensi penjualan karena kurang cermat dalam merencanakan jumlah barang yang diproduksi, yang seharusnya dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.

Kendala-kendala tersebut, terutama yang terkait dengan bahan baku, dapat diatasi salah satunya dengan melakukan perencanaan produksi yang baik melalui Material Requirement Planning (MRP). Penerapan MRP dapat memberikan informasi kepada perusahaan mengenai jumlah produksi optimum yang mampu dicapai sehingga sesuai dengan sumber daya yang dimiliki (Herjanto, 2008:276).

Penerapan MRP juga dapat mendorong proses produksi yang lebih terencana dan tercapainya efisiensi biaya karena sumber daya bahan baku didatangkan sesuai dengan kebutuhan dan memperkecil kemungkinan timbulnya persediaan. (Herjanto, 2008:277)

Salah satu tujuan utama kegiatan bisnis perusahaan adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Sistem MRP merupakan serangkaian mekanisme pengendalian yang sangat bermanfaat untuk menjamin ketersediaan bahan baku dengan jumlah dan waktu yang tepat, sehingga akan mendukung kelancaran dan ketepatan proses dan waktu produksi.

Berdasarkan uraian sebelumnya terlihat bahwa perencanaan terhadap pemenuhan kebutuhan akan bahan baku merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan. Sehingga membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

Page 3: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

β€œPERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) SERAGAM SEKOLAH DI CV. NUR KHAIRUNNISA” yang diharapkan dapat menghasilkan solusi berupa perencanaan yang tepat untuk diterapkan pada perusahaan, ini sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi dan penjualan.

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Berapa kebutuhan setiap bahan baku dengan menggunakan metode Material

Requirement Planning (MRP) yang menghasilkan ukuran lot yang tepat ? 2. Dengan menentukan ukuran lot sizing dengan berbagai teknik lot sizing, teknik

manakah yang menghasilkan biaya pengadaan bahan baku yang paling efisien ?

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan

Persediaan adalah stok dari berbagai barang atau sumber daya yang digunakan dalam organisasi. Sistem persediaan adalah seperangkat kebijakan dan pengontrolan yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat mana yang harus terjaga, kapan stok harus diisi ulang dan seberapa besar pesanan yang harus dilakukan. (Chase dkk, 2001:513)

Nasution dan Prasetyawan (2008:116) menjelaskan bahwa fungsi utama persediaan adalah menjamin kelancaran mekanisme pemenuhan permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga sistem yang dikelola dapat mencapai kinerja (performance) yang optimal.

Menurut Yamit (2008) dalam Febian (2011:8), tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan jumlah material yang tepat, waktu tunggu yang tepat dan biaya yang rendah. Manajemen persediaan sangat berkaitan dengan sistem persediaan di dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk menciptakan efisiensi dalam proses konversi.

2.2. Defisini Material Requirement Production (MRP) Material Requirement Planning (MRP) atau Perencanaan Kebutuhan Material

merupakan suatu metode yang dimulai dengan kegiatan peramalan terhadap permintaan produk jadi yang independen, menentukan kebutuhan permintaan terikat untuk: (1) kebutuhan terhadap tiap jenis komponen (material, parts, atau ingredients), (2) jumlah pasti yang benar-benar diperlukan, dan (3) waktu membuat peramalan secara bertahap yang diperlukan untuk memenuhi pesanan guna mencukupi suatu rencana produksi (Haming dan Nurnajamuddin, 2014:32)

MRP adalah logika untuk menentukan banyaknya parts, komponen, dan material yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk, serta menyediakan jadwal yang menetapkan kapan parts, komponen, dan material yang diperlukan tersebut harus dipesan atau diproduksi (Chase dkk, 2001:555). MRP adalah suatu teknik pengendalian persediaan dan perencanaan produksi dengan sistem komputerisasi untuk menyusun rencana pesanan pembelian dan pesanan pengerjaan material, komponen, dan perakitan (Russel dan Taylor, 2000) dalam Aulia (2010:6).

Haming dan Nurnajamuddin (2014:32) menyimpulkan beberapa unsur penting dapat dijumpai dari pengertian-pengertian MRP dari para ahli tersebut, yaitu:

1. Jadwal induk produksi sebagai landasan untuk menyusun rencana dan jadwal pengadaan. Jadwal produksi ini lazim disebut Master Production Scheduling (MPS);

2. Status persediaan yang akan menjadi landasan penentuan jumlah unit yang harus dipesan, lazim disebut Inventory Record;

Page 4: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

3. Struktur produk yang akan menjadi landasan untuk menghitung jumlah unit bahan yang dibutuhkan untuk setiap jenis bahan yang dibutuhkan, lazim disebut dengan Bill of Material (BOM);

4. Waktu tenggang antara pemesanan dan penerimaan pesanan yang dimaksud, lazim disebut dengan lead time.

2.3. Proses Penerapan MRP Russel dan Taylor (2003) dalam Aulia (2011:13) menyebutkan bahwa

penerapan suatu MRP memiliki proses yang terdiri atas empat langkah utama, yaitu (1) menyusun BOM, (2) menghitung kebutuhan bersih bahan baku (net requirement), (3) melakukan lot sizing, dan (4) menyusun time-phasing requirement. Proses ini dilakukan berulang kali, merinci setiap struktur produk hingga semua komponen dibuatkan jadwalnya.

Haming dan Nurnajamuddin (2014:33) menyebutkan bahwa terdapat tiga langkah mendasar yang perlu ditempuh dalam penerapan MRP. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan harus lebih dahulu menetapkan jumlah produk akhir (finish product) yang akan diproduksi, dalam usaha menjawab permintaan yang ada dengan cara (i) mempergunakan angka-angka pesanan pelanggan melalui angket pemesanan yang disampaikan, dan menghasilkan penentuan jumlah permintaan yang menjadi target perusahaan, atau (ii) melakukan estimasi statistik atas jumlah permintaan terhadap produk akhir. Angka-angka ramalan ini menjadi landasan untuk menyusun jadwal induk produksi (MPS).

2. Perusahaan harus melakukan pemantauan atas status persediaan untuk setiap jenis material (bahan, parts, komponen, atau subkomponen) secara berkala melalui stock opname. Sediaan yang ada menjadi pengurang terhadap kebutuhan total yang diturunkan dari target produksi. Informasi atas penerimaan sediaan, sediaan yang sedang dalam pesanan, sediaan yang telah dipakai, dan sisa yang masih ada di gudang, harus dicatat dalam buku persediaan (inventory record). Informasi inventory record ini menjadi landasan untuk menentukan volume pesanan.

3. Perusahaan menetapkan jumlah unit yang dibutuhkan dari setiap jenis material yang akan diproses guna memenuhi target produksi yang sudah didefinisikan. Untuk menentukan jumlah unit dari setiap jenis material yang diperlukan, perusahaan harus menyusun struktur dari bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu unit produk. Struktur bahan dari setiap unit produk ini disebut dengan Bill of Material (BOM). Kebutuhan total dapat diketahui dengan mengalihkan target keluaran dalam MPS dengan unit yang diperlukan menurut BOM.

Tabel 1. Tampilan Horizontal MRP

Lead Time: 3 minggu On Hand: 550 Lot Size: 1000 Safety Stock: 0

Periode (minggu)

1

2

3

4

5

Gross Requirement 250 500 200 350 400

Scheduled Receipt 1000

Projected on Hand 300 800 600 250 -150

Projected Available 300 800 600 250 850

Net Requirement 150

Planned Order Receipt 1000

Planned Order Receipt 1000

(Sumber: Gaspersz (2005) dalam Febian (2011:15))

β€’ Lead Time merupakan jangka waktu yang dibutuhkan sejak MRP menyarankan suatu pesanan sampai yang dipesan siap untuk digunakan. On Hand merupakan on

Page 5: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

hand inventory yang menunjukkan kuantitas dari item yang secara fisik ada dalam tempat penyimpanan.

β€’ Lot Size merupakan kuantitas pesanan dari item yang memberitahukan MRP berapa banyak kuantitas yang harus dipesan serta teknik lot sizing apa yang dipakai.

β€’ Safety Stock merupakan stok pengaman yang ditetapkan oleh perencana MRP untuk mengatasi fluktuasi dalam permintaan dan/atau penawaran.

β€’ Planning Horizon merupakan banyaknya waktu ke depan yang tercakup dalam perencanaan.

β€’ Gross Requirement merupakan total dari semua kebutuhan, termasuk kebutuhan yang diantisipasi untuk setiap periode waktu.

β€’ Projected On-Hand merupakan projected available balance (PAB), dan tidak termasuk planned order. Projected on hand dihitung berdasarkan formula:

β€’ Projected on-hand = On-hand awal periode + Scheduled Receipt – Gross Requierement

β€’ Planned Order Receipts merupakan kuantitas pesanan pengisian kembali yang telah direncanakan oleh MRP untuk diterima pada periode tertentu guna memenuhi kebutuhan kebutuhan bersih.

β€’ Planned Order Release merupakan kuantitas planned order yang ditempatkan atau dikeluarkan dalam periode tertentu agar item tersebut tersedia pada saat dibutuhkan.

2.4. Peramalan

Peramalan (forecasting) adalah suatu seni dan ilmu pengetahuan dalam memprediksi peristiwa pada masa mendatang. Peramalan akan melibatkan mengambil data historis (seperti penjualan tahun lalu) dan memproyeksikan mereka ke masa yang akan datang dengan model matematika. (Heizer dan Render, 2015:113). Tujuan dari peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Kegunaan peramalan tersebut akan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan.

2.5. Metode Dekomposisi

Metode Dekomposisi adalah metode peramalan yang mencoba memisahkan tiga komponen terpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan deret data ekonomi dan bisnis. Komponen tersebut adalah faktor trend, musiman, dan siklus. Dekomposisi mengisolasi komponen-komponen tersebut untuk kemudian menyusun kembali komponen-komponen tersebut menjadi efek musiman, efek siklus, dan efek trend (Herjanto, 2008:89).

2.5.1. Multiplicative Decomposition (Seasonal)

Penulis menggunakan 2 jenis multiplicative decomposition, yaitu dengan dasar penghalusan (basis for smoothing) berdasarkan Williamson (http://www.duncanwil.co.uk/timeseries2.html):

Average for all data CMA =βˆ‘y

βˆ‘x Ratio = Demand

CMA Seasonal = βˆ‘ Ratio quarter ke – i

n Smoothed = Demand

Seasonal

Page 6: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

ΕΆ unadjusted = a + bx ΕΆ adjusted = ΕΆ unadjusted x Seasonal

Keterangan: CMA = Centered Moving Average Ε·unadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan

Ε·adjusted = peramalan yang disesuaikan

Centered Moving Average

CMA =βˆ‘ yt-1 + yt + yt+1

3 Ratio = Demand

CMA Seasonal = βˆ‘ Ratio quarter ke – i

n Smoothed = Demand

Seasonal ΕΆ unadjusted = a + bx ΕΆ adjusted = ΕΆ unadjusted x Seasonal

Keterangan: CMA = Centered Moving Average Ε·unadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan

Ε·adjusted = peramalan yang disesuaikan

2.5.2. Additive Decomposition (seasonal)

Penulis menggunakan 2 jenis additive decomposition, yaitu dengan dasar penghalusan (basis for smoothing) berdasarkan Williamson (http://www.duncanwil.co.uk/timeseries3.html):

Average for all data CTD MA = =βˆ‘y

βˆ‘x Difference = Demand – CTD MA Seasonal = βˆ‘ Ratio quarter ke – i

n Smoothed = Demand – Seasonal ΕΆ unadjusted = a + bx ΕΆ adjusted = ΕΆ unadjusted x Seasonal

Keterangan: CTD MA = Centered Moving Average Ε·unadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan

Ε·adjusted = peramalan yang disesuaikan

Centered Moving Average

CTD MA =βˆ‘yt-1 + yt + yt+1

3 Difference = Demand – CTD MA Seasonal = βˆ‘ Ratio quarter ke – i

n Smoothed = Demand – Seasonal ΕΆ unadjusted = a + bx ΕΆ adjusted = ΕΆ unadjusted x Seasonal

Page 7: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Keterangan: CTD MA = Centered Moving Average Ε·unadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan

Ε·adjusted = peramalan yang disesuaikan

2.6. Pemilihan Model Peramalan

Dalam pemodelan time series, sebagian data yang diketahui dapat digunakan untuk meramalkan sisa data berikutnya sehingga memungkinkan orang untuk mempelajari ketepatan peramalan. (Makridakis dkk, 1999) dalam (Suwandi dkk, 2015:3-4)

Model yang memiliki nilai kesalahan hasil peramalan terkecil yang akan dianggap sebagai model yang cocok, dimana nilai kesalahan itu adalah (Heizer dan Render, 2015:126-129) :

1. Mean Absolute Deviation (MAD) Ukuran MAD merupakan ukuran kesalahan peramalan keseluruhan untuk sebuah model. MAD dapat digambarkan dengan persamaan yang ditunjukkan sebagai berikut, dimana n adalah jumlah periode data.

𝑀𝐴𝐷 =βˆ‘ ∣ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ βˆ’ π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘› ∣

𝑛

2. Mean Squared Error (MSE)

MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati.

𝑀𝑆𝐸 =βˆ‘( π‘˜π‘’π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘›)Β²

𝑛

3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

𝑀𝐴𝑃𝐸 =100 βˆ‘ ∣ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™π‘– βˆ’ π‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘›π‘– ∣ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™π‘–

π‘›π‘–βˆ’1

𝑛

Menghitung dalam unsur yang diramalkan ribuan. Dihitung sebagai rata-rata

diferensiasi absolut antara nilai yang diramal dan aktual untuk n periode.

2.7. Model-Model Penentuan Ukuran Lot (Lot Sizing)

Lot sizing merupakan kegiatan menentukan jumlah unit yang akan dipesan (Haming dan Nurnajamuddin, 2014:36). Keputusan penentuan ukuran lot adalah proses atau teknik yang digunakan untuk menentukan ukuran lot. (Heizer dan Render, 2015:654)

Heizer dan Render (2015:654) menyebutkan bahwa keputusan penentuan lot sizing adalah keputusan yang dibuat tentang berapa banyak yang harus dipesan atau dibuat. Ada berbagai jalan untuk menentukan ukuran lot di dalam sistem MRP, diantaranya teknik Lot for Lot, teknik Economic Order Quantity, serta Part Period Balancing, Period Order Quantity (POQ), serta Algoritma Wagner-Whitin (WW). Teknik Lot for Lot merupakan teknik yang membantu menentukan ukuran lot tepat sebesar net requirement. Sedangkan teknik yang lain didasarkan pada kapasitas dan biaya optimum dengan tujuan optimalisasi.

a. Teknik Lot for Lot b. Teknik Economic Order Quantity (EOQ) c. Teknik Part Period Balancing (PPB) d. Teknik Period Order Quantity (POQ) e. Teknik Algoritma Wagner-Whitin (WW)

2.8. Total Biaya Persediaan Bahan Baku

Biaya penyimpanan sering juga disebut dengan carrying cost, adalah biaya atas sediaan yang terjadi sehubungan dengan penyimpanan sejumlah sediaan tertentu dalam

Page 8: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

perusahaan. Biaya ini mencakup biaya pemanasan ruangan, pendinginan ruang penyimpanan, biaya penerangan, keamanan, sewa gudang, pemeliharaan persediaan, kerusakan sediaan, serta kerugian karena perubahan harga, terbakar, pencurian, bunga, premi asuransi, pajak, administrasi persediaan, dan biaya penjaga gudang. Biaya penyimpanan umumnya dihitung dengan persen tertentu terhadap harga sediaan, misalnya 15 persen atau 20 persen.

3. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian

Jenis data yang digunakan dari penelitian ini adalah hasil pelaporan bagian departemen produksi dan penjualan. Adapun metode analisis data yang digunakan yaitu peramalan penjualan yang berfokus pada Holt-Winters, berbagai teknik Lot Sizing yaitu teknik Lot for Lot (LFL), teknik Economic Order Quantitiy (EOQ), teknik Part Period Balancing (PPB), teknik Period Order Quantity (POQ), dan teknik Algoritma Wagner-Whitin (WW) serta analisis biaya persediaan bahan baku.

3.2. Analisis Data 3.2.1. Peramalan Penjualan

Metode Dekomposisi : 1. Multiplicative Decomposition (Seasonal)

QM for Windows 2. Additive Decomposition (seasonal)

QM for Windows

3.2.2. Lot Sizing 1. Teknik Lot for lot

QM for Windows 2. Teknik Economic Order Quantitiy (EOQ)

QM for Windows 3. Teknik Part Period Balancing (PPB)

QM for Windows 4. Teknik Period Order Quantity

QM for Windows 5. Teknik Algoritma Wagner-Whitin (WW)

QM for Windows

3.2.3. Analisis Biaya Persediaan Bahan Baku 1. Biaya Variabel Persediaan

𝐡𝑉 π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘› (𝑇𝐼𝐢) = π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘ƒπ‘’π‘šπ‘’π‘ π‘Žπ‘›π‘Žπ‘› + π΅π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›π‘Žπ‘›

𝑇𝐼𝐢 =𝐷

𝑄 (𝑆) +

𝑄

2 (𝐻)

𝑇𝐼𝐢 : biaya variabel persediaan

𝐻 : biaya unit penyimpanan per tahun 𝑄 : unit yang dipesan per order

𝐷/𝑄 : frekuensi pemesanan bahan 𝑄/2 : persediaan rata-rata yang dipelihara

4. HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Produk

Secara umum ketujuh jenis seragam tersebut memiliki 2 jenis bahan baku yang berbeda. SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD

Page 9: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Setrika

BAJU PRAMUKA PENDEK WN menggunakan bahan baku kain (Q) merk Famatex coklat muda, benang merk tambang warna coklat muda (S), dan kancing (O) merk PDU coklat. Sedangkan SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT menggunakan bahan baku kain (R) merk Famatex coklat tua, benang (T) merk tambang warna coklat tua, dan resleting (P) merk YKK.

Berikut merupakan daftar bahan baku untuk membuat satu pcs produk:

1. SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, membutuhkan rata-rata 0,8m kain, 38m dan 7 buah kancing.

2. SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, membutuhkan rata-rata 0,7 m kain, 26 m dan 9 buah kancing.

3. SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN, membutuhkan rata-rata 0,8 m kain, 30 m dan 7 buah kancing.

4. SD CELANA PRAMUKA PANJANG, membutuhkan rata-rata 0,9 m kain, 28 m dan 1 buah resleting.

5. SD CELANA PRAMUKA PENDEK, membutuhkan rata-rata 0,5 m kain, 20 m dan 1 buah resleting.

6. SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, membutuhkan rata-rata 0,8 m kain, 38 m dan 1 buah resleting.

7. SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT, membutuhkan rata-rata 0,5 m kain, 28 m dan 1 buah resleting.

4.2. Proses Produksi

Terdapat tujuh tahapan yang harus dilakukan untuk memproduksi seragam sekolah yaitu tahap pola (membuat pola pada kain), pemotongan atau menggunting (cutting), jahit (sewing), quality control, setrika dan pengemasan (packing). Tahapan tersebut sebagaimana diuraikan berikut ini dan secara skematis dapat dilihat pada Gambar 4.1:

1. Pola 2. Pemotongan atau menggunting 3. Jahit 4. Quality Control pertama 5. Setrika 6. Quality Control kedua 7. Pengemasan

Gambar 4.1. Diagram Alur Proses Produksi

Pola

Gunting

Jahit Reject

T Y T

QC1 QC2 Pengemasan

Y

Sumber: Divisi Produksi, 2017

Page 10: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

4.3. Data Penjualan

Tersaji pada Tabel 4.1. hingga Tabel 4.7. adalah data penjualan perusahaan pada Agustus 2015 hingga Juli 2017 yang terbagi atas 4 kuartal pertahun. Tabel 4.1. Penjualan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN Agustus 2015-Juli 2017

Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

21 12 124

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 063 16 1 68 2 25

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 051 13 6 85 3

4 137

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 075 14 4 82 5 20 19 125

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 085 20 6 119 8 23 14 147

29 14 193

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1016 18 11 95 21 22

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 0915 16 12 105 17

18 135

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1118 30 9 100 16 38 15 131

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1221 21 12 148 20 28 19 239

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017 Tabel 4.2. Penjualan SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK Agustus 2015-Juli 2017

Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

8 9 211

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0613 5 3 166 10 7

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0535 6 6 158 62

9 220

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0733 16 21 170 17 13 8 173

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0821 18 16 151 17 26 19 161

28 17 175

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 105 23 15 86 7 37

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0914 20 17 108 7

6 134

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 1112 16 4 99 12 28 23 159

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 1217 42 9 184 43 60 17 236

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017

Page 11: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.3. SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN Agustus 2015-Juli 2017 Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 1213 22 6 24 12 43 8 43

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 1116 9 5 21 22 15 14 46

6 4 64

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 108 20 2 67 16 26

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0911 5 4 53 26

14 86

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0813 6 4 72 33 9 4 84

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0718 16 4 68 28 26 2 88

18 5 59

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 066 7 4 39 5 11

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 059 11 5 32 6

3 63

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017

Tabel 4.4 Penjualan SD CELANA PRAMUKA PANJANG Agustus 2015-Juli 2017 Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 367 20 7 18 15 21 10 21

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 359 16 16 38 12 21 32 50

18 16 39

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 347 19 6 45 15 14

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 336 15 10 24 7

9 48

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 329 24 12 38 12 33 15 53

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 316 12 6 43 6 10 10 49

31 32 93

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3023 16 16 72 32 25

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2928 29 22 88 37

20 66

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2821 48 18 132 22 46 21 126

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2718 35 10 149 24 41 15 156

44 15 175

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2616 19 8 142 20 25

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2524 34 9 155 30

16 164

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017

Page 12: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.5. Penjualan SD CELANA PRAMUKA PENDEK Agustus 2015-Juli 2017 Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 367 11 8 43 14 10 12 39

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 356 20 12 38 3 17 9 46

14 37 67

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 345 10 24 43 7 14

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 335 16 28 53 9

23 52

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3212 13 35 79 6 14 32 110

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3121 25 16 73 13 29 17 94

15 32 124

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3011 18 16 145 14 20

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2919 16 21 116 26

21 147

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2815 24 8 223 22 35 14 241

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 279 12 6 123 19 15 10 122

43 16 237

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 266 15 32 154 3 8

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 254 38 19 198 12

34 164

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017 Tabel 4.6. Penjualan SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT Agustus 2015-Juli 2017

Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

12 22 178

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2611 34 5 132 10 32

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 256 9 11 139 8

12 169

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 274 11 9 104 10 18 17 115

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 289 21 18 101 12 29 30 116

20 28 150

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3021 34 10 48 28 47

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2916 18 21 130 23

13 88

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 316 43 2 84 10 41 8 96

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 328 24 7 50 9 24 10 59

23 15 33

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 348 33 7 35 7 42

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3311 14 3 39 9

9 31

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 357 7 18 63 8 11 4 73

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 367 14 14 49 11 18 12 61

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017

Page 13: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.7. Penjualan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT Agustus 2015-Juli 2017 Q1

(pcs)

Q2

(pcs)

Q3

(pcs)

Q4

(pcs)

Q5

(pcs)

Q6

(pcs)

Q7

(pcs)

Q8

(pcs)

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 367 11 8 43 14 10 12 39

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 356 20 12 38 3 17 9 46

14 37 67

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 345 10 24 43 7 14

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 335 16 28 53 9

23 52

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3212 13 35 79 6 14 32 110

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3121 25 16 73 13 29 17 94

15 32 124

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3011 18 16 145 14 20

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2919 16 21 116 26

21 147

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2815 24 8 223 22 35 14 241

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 279 12 6 123 19 15 10 122

43 16 237

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 266 15 32 154 3 8

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 254 38 19 198 12

34 164

Sumber: Divisi Pemasaran, 2017 Keterangan: Q1 : Agustus-Oktober 2015 Q2 : November 2015-Januari 2016 Q3 : Februari-April 2016 Q4 : Mei-Juli 2016 Q5 : Agustus-Oktober 2016 Q6 : November 2016-Januari 2017 Q7 : Februari-April 2017 Q8 : Mei-Juli 2017

Dari tabel-tabel diatas tersaji pola penjualan yang musiman yang mana pada kuartal 4 dan 8 penjualan meningkat signifikan. Hal ini disebabkan pada kuartal tersebut merupakan tahun ajaran baru yang membentuk pola musiman.

4.4. Perkiraan Permintaan 4.4.1. Peramalan Penjualan

Akurasi metode peramalan produk dibuat dengan menggunakan metode dan alat bantu software POM yang kemudian menunjukkan metode yang paling tepat dengan akurasi yang paling baik. Peramalan yang dilakukan akan menggunakan seluruh periode data yang tersedia yaitu Agustus 2015 hingga Juli 2017 dengan tidak memisah-misahkan data berdasarkan tahun. Teknik peramalan yang digunakan yaitu Multiplicative Decomposition dan Additive Decomposition. Parameter kesalahan yang akan menjadi patokan pemilihan teknik terbaik adalah MAD atau Mean Absolute Deviation karena memiliki nilai kesalahan yang paling kecil dibandingkan parameter-parameter kesalahan lainnya yaitu MAPE Dan MSE.

Page 14: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.8. Akurasi Metode Peramalan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN

MAD MSE MAPE M. Peramalan

3,6 53,0 15,4% AD

7,2 79,5 140,0% MP

9,3 234,9 37,4% AD

13,9 306,3 252,2% MP

17,9 1022,3 41,3% AD

8,0 82,0 70,8% MP

9,2 300,9 17,6% AD

5,1 35,0 32,3% MP

6,6 155,6 12,6% AD

17,4 502,4 69,5% MP

2,5 10,5 6,9% AD

7,5 81,8 27,3% MP

4,1 27,9 11,8% AD

5,8 52,6 22,7% MP

6,1 93,1 10,1% AD

18,7 515,4 59,1% MP

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 10

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 05

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 06

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 07

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 08

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 09

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 11

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 12 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Tabel 4.9. Akurasi Metode Peramalan SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK

MAD MSE MAPE M. Peramalan

4,0 43,7 10,8% AD

11,5 189,5 65,3% MP

17,7 1079,5 30,3% AD

11,4 180,8 93,5% MP

13,4 608,8 25,5% AD

4,0 25,9 20,4% MP

2,7 12,7 9,8% AD

2,8 12,1 11,1% MP

12,4 413,5 25,0% AD

14,2 322,8 65,7% MP

8,0 191,0 32,6% AD

9,8 207,0 92,7% MP

27,6 2345,5 48,8% AD

11,0 160,3 56,4% MP

7,6 122,9 23,2% AD

9,1 265,1 14,5% MP

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 12

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 11

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 10

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 09

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 08

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 06

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 07

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 05

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 15: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.10. Akurasi Metode Peramalan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN

MAD MSE MAPE M. Peramalan

4,1 39,5 22,9% AD

5,7 53,7 55,7% MP

3,0 33,3 19,8% AD

4,9 42,3 71,2% MP

4,8 46,5 26,3% AD

3,3 30,3 79,9% MP

2,9 20,8 14,9% AD

4,3 28,1 59,3% MP

2,1 10,0 15,9% AD

3,6 19,7 54,1% MP

26,1 2122,9 63,5% AD

2,4 7,4 15,8% MP

3,2 15,2 19,3% AD

3,9 21,1 23,2% MP

5,0 48,0 33,3% AD

3,3 20,2 17,6% MP

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 09

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 08

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 06

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 07

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 05

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 12

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 11

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 10

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Tabel 4.11. Akurasi Metode Peramalan SD CELANA PRAMUKA PANJANG

MAD MSE MAPE M. Peramalan

5,7 123,2 8,2% AD

2,7 13,4 8,8% MP

8,0 244,7 12,3% AD

3,5 16,5 13,5% MP

4,6 102,3 7,4% AD

0,3 0,2 1,2% MP

2,5 18,0 4,3% AD

1,6 5,5 5,0% MP

3,7 32,2 7,6% AD

1,8 5,3 5,3% MP

3,8 31,6 10,3% AD

3,0 11,3 10,3% MP

2,5 11,3 13,7% AD

1,5 2,9 13,4% MP

0,6 1,2 2,3% AD

2,5 11,0 14,1% MP

1,5 2,8 9,3% AD

2,6 8,6 20,1% MP

3,3 19,0 22,3% AD

2,0 10,9 18,3% MP

3,3 21,0 10,9% AD

2,5 8,2 14,1% MP

1,6 4,8 13,0% AD

1,2 3,0 11,3% MP

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 36

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 35

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 34

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 33

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 32

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 30

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 31

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 29

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 27

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 28

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 26

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 25

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 16: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.12. Akurasi Metode Peramalan SD CELANA PRAMUKA PENDEK

MAD MSE MAPE M. Peramalan

6,7 88,3 24,7% AD

7,5 111,2 31,0% MP

13,6 506,9 20,9% AD

2,9 12,2 27,7% MP

6,9 198,2 16,2% AD

2,0 5,3 13,6% MP

9,5 488,9 10,6% AD

2,3 9,8 9,1% MP

5,2 65,9 11,5% AD

2,4 8,5 11,0% MP

3,5 54,2 6,1% AD

0,7 0,8 2,7% MP

5,3 55,2 13,8% AD

5,2 38,7 19,8% MP

8,5 168,4 20,2% AD

7,2 82,3 35,0% MP

1,9 5,3 12,8% AD

2,8 11,2 16,5% MP

1,7 4,9 7,4% AD

1,7 6,3 10,0% MP

3,8 33,0 17,9% AD

2,4 8,5 22,2% MP

2,9 22,2 18,5% AD

2,3 7,8 19,0% MP

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 29

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 27

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 28

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 26

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 25

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 35

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 34

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 33

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 32

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 30

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 31

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 36 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Tabel 4.13. Akurasi Metode Peramalan SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT

MAD MSE MAPE M. Peramalan

7,2 185,6 11,5% AD

7,5 72,0 48,8% MP

11,6 335,4 22,4% AD

7,9 81,7 38,6% MP

6,5 188,4 15,2% AD

0,9 1,0 7,2% MP

4,2 63,4 7,2% AD

2,0 5,4 10,8% MP

2,6 18,4 6,6% AD

3,3 16,2 10,7% MP

3,8 32,3 9,5% AD

6,7 88,2 25,8% MP

18,5 1002,0 37,3% AD

2,4 8,7 15,3% MP

1,7 4,1 7,2% AD

1,7 3,9 9,9% MP

13,0 421,0 57,1% AD

4,2 27,2 31,1% MP

2,3 11,9 11,0% AD

2,6 10,3 16,7% MP

6,2 83,1 51,2% AD

4,2 39,5 54,8% MP

2,1 8,0 10,7% AD

2,2 12,0 12,4% MP

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 36

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 35

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 34

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 33

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 32

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 30

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 31

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 29

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 27

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 28

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 26

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 25

s Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 17: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.14 Akurasi Metode Peramalan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT

MAD MSE MAPE M. Peramalan

6,5 87,7 52,6% AD

3,7 20,5 30,8% MP

4,5 76,3 10,8% AD

1,3 2,6 8,7% MP

5,7 72,7 35,7% AD

2,3 7,5 32,0% MP

3,9 41,7 19,1% AD

2,0 9,0 23,7% MP

3,8 41,1 21,3% AD

2,3 9,5 40,6% MP

4,9 56,3 25,2% AD

3,8 25,5 34,0% MP

3,0 19,9 21,0% AD

1,1 1,4 19,0% MP

4,0 74,5 19,7% AD

6,8 85,3 86,0% MP

1,5 3,2 8,3% AD

0,9 1,2 7,6% MP

0,9 2,1 6,0% AD

1,3 3,0 10,9% MP

3,1 17,0 13,8% AD

1,6 4,1 14,3% MP

2,9 14,2 38,8% AD

3,3 17,4 47,0% MP

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 32

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 33

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 34

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 35

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 36

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 30

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 31

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 29

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 27

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 28

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 26

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 25

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Keterangan: AD : Additive Decomposition MD : Multiplicative Decomposition

Berdasarkan hasil pengujian akurasi menunjukkan bahwa peramalan setiap produk memiliki akurasi tertinggi yang berbeda-beda. Sehingga, pemilihan metode yang digunakan untuk setiap produk peramalan permintaan Agustus 2017 hingga Juli 2018 adalah yang memiliki nilai MAD, MSE dan SE nilai yang paling kecil.

Pada dasarnya data dua periode tidaklah cukup untuk Time Series pola musiman, hal ini disebabkan adanya keterbatasan data yang dimiliki.

Page 18: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.15. Ramalan Penjualan SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 055 34 14 202 255

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 065 38 3 224 270

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 0732 44 43 124 243

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 0825 39 32 147 243

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 0926 38 23 206 293

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1032 30 20 176 258

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1111 49 14 161 235

SD BAJU PRAMUKA

PANJANG WN 1231 37 22 277 367

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Tabel 4.16. Ramalan Penjualan SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0541 10 9 246 306

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0639 33 42 209 323

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0711 7 8 157 183

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 0818 27 18 171 234

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 098 25 19 116 168

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 108 40 21 117 186

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 1148 61 58 158 325

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK LK 1277 94 67 244 482

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 19: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.17. Ramalan Penjualan SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 058 20 8 49 85

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 066 12 5 53 76

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0740 38 25 89 192

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0841 11 6 108 166

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 0932 7 6 78 123

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 1031 40 27 93 191

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 1147 28 16 65 156

SD BAJU PRAMUKA

PENDEK WN 1216 55 12 44 127

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Tabel 4.18. Ramalan Penjualan SD CELANA PRAMUKA PANJANG Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2543 57 32 179 311

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2634 38 31 166 269

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2730 47 22 161 260

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2820 44 15 129 208

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 2944 38 36 102 220

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3032 26 21 76 155

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3110 14 11 49 84

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3216 42 20 62 140

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3311 25 19 46 101

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3419 18 12 51 100

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3523 31 35 59 148

SD CELANA PRAMUKA

PANJANG 3619 25 15 26 85

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 20: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.19. Ramalan Penjualan SD CELANA PRAMUKA PENDEK Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2515 52 26 283 376

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 268 12 36 160 216

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2722 18 13 130 183

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2834 47 30 246 357

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 2935 23 35 131 224

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3017 23 22 151 213

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3122 37 28 87 174

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3220 26 52 98 196

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3312 17 42 82 153

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 348 17 33 59 117

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 356 19 13 40 78

SD CELANA PRAMUKA

PENDEK 3615 11 10 45 81

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Tabel 4.20. Ramalan Penjualan SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2513 18 21 277 329

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2631 51 33 163 278

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2719 27 26 121 193

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2824 40 38 122 224

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 2929 25 31 193 278

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3043 67 20 97 227

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3119 49 15 98 181

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3211 30 10 72 123

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 339 22 7 42 80

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 347 41 8 36 92

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 359 13 19 64 105

SD ROK PRAMUKA

PANJANG LIPIT 3613 21 19 66 119

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 21: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.21. Ramalan Penjualan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT Agustus 2017-Juli 2018

Q9

(pcs)

Q10

(pcs)

Q11

(pcs)

Q12

(pcs)TOTAL

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 251 20 1 99 121

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 2618 19 10 146 193

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 272 15 6 98 121

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 2814 19 12 91 136

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 2913 23 10 81 127

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 3012 27 15 48 102

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 316 16 3 42 67

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 3210 30 7 68 115

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 3311 25 3 40 79

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 348 25 8 38 79

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 3511 26 17 73 127

SD ROK PRAMUKA

PENDEK LIPIT 369 14 8 47 78

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 Keterangan: Q8 : Agustus-Oktober 2017 Q9 : November 2017-Januari 2018 Q10 : Februari-April 2018 Q11 : Mei-Juli 2018

Tabel 4.15. hingga Tabel 4.21. merupakan hasil peramalan Agustus 2017- Juli 2018

berdasarkan hasil pengujian akurasi tertinggi. 4.4.2. Master Production Schedule (MPS)

MPS adalah ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan ramalan permintaan yang sudah dibuat sebelumnya. MPS untuk bahan baku kain dan benang dibuat dalam bentuk tabel, terdapat 8 komponen perhitungan yang terdiri atas:

1. Ramalan permintaan 2. Permintaan total, berasal dari penjumlahan antara ramalan permintaan dengan

pesanan aktual 3. Rencana kebutuhan bahan baku produksi, berasal dari permintaan total. 4. Banyaknya hari kerja perbulan. 5. Tingkat kebutuhan bahan baku produksi bulanan, berasal dari rencana kebutuhan

bahan baku produksi dibagi dengan banyakya hari kerja perbulan. 6. Inventory awal yang merupakan persediaan awal. 7. Inventory yang tersedia berasal dari rencana kebutuhan bahan baku produksi

dijumlahkan dengan inventory awal.

Page 22: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

8. Inventory akhir, berasal dari jumlah inventory yang tersedia dikurangi dengan permintaan total dan inventory akhir ini akan menjadi inventory awal untuk bulan berikutnya.

MPS Produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) dan MRP Produk D, E, F, G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT) dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

4.5. Material Requirement Planning (MRP)

MRP merupakan sistem yang dibuat dengan tujuan menjamin tersedianya material, menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum dan merencanakan aktivitas penjadwalan juga pembelian. Setelah semua input data yang dibutuhkan sudah terpenuhi yang diantaranya adalah IMF, BOM dan MPS kemudian tahap selanjutnya adalah membuat MRP.

Hasil yang diperoleh dari perhitungan MRP didapat empat kali dalam setahun perusahaan melakukan pemesanan atau pembelian kembali bahan baku dan hal ini berbeda dengan jadwal pembelian yang biasa dilakukan perusahaan sebanyak tiga kali dalam setahun. Lebih jelasnya proses perhitungan MRP dapat di lihat pada Lampiran 3 untuk MRP produk produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) dan Lampiran 4 untuk produk D, E, F, dan G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT).

4.5.1. Biaya Pemesanan dan Penyimpanan

Secara umum, total biaya pengendalian persediaan pada perusahaan terdiri dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

1. Biaya pemesanan adalah biaya yang timbul akibat dari pembelian bahan baku dan perusahaan mengirimkan PO kepada pemasok. Total biaya pemesanan satu tahun diperoleh dengan mengalikan biaya pemesanan per pesanan dengan banyaknya pemesanan selama satu tahun. Komponen biaya pemesanan bahan baku kain, benang, kancing, dan resleting meliputi biaya telepon dan biaya administrasi. Sedangkan biaya bongkar muat dan biaya trnasportasi sudah menjadi tanggung jawab pihak pemasok. Biaya telepon diperoleh dari jumlah menit per sekali pesan dan dikalikan dengan tarif percakapan telepon per menit. Pemesanan lewat telepon rata-rata membutuhkan waktu 3 menit. Biaya telepon memiliki tarif sebesar Rp. 350,- per menit.

2. Biaya penyimpanan adalah biaya yang timbul akibat dari dilakukannya penyimpanan bahan baku di gudang, baik bahan baku kain, benang, kancing dan resleting disimpan di dalam gudang yang sama. Biaya penyimpanan pada CV. Nur Khairunnsia hanya menitik beratkan pada biaya penerangan, dan penerangan berupa listrik di gudang di gunakan sejak sore hingga pagi hari. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk penerangan gudang yang luasnya 40 m2 adalah sebesar Rp. 300.000,- per bulan.

Page 23: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.31. Biaya Penyimpanan dan Setup

Biaya penyimpanan

ItemJumlah Persediaan

/tahun

Biaya Penyimpanan

/tahun (Rp)

Biaya Penyimpanan

/tahun/unit (Rp)

Biaya Penyimpanan

/bulan/unit (Rp)

Kain (Q) 105 roll/35yard 600.000 5.714 476

Kain (R) 139 roll/35yard 600.000 4.317 360

Benang (S) 32 gulung/5000yard 600.000 18.750 1563

Benang (T) 42 gulung/5000yard 600.000 14.286 1190

Kancing Baju (O) 45 bungkus/1000pcs 600.000 13.333 1111

Resleting (P) 67 bungkus/ 120pcs 600.000 8.955 746

Total 3.600.000 65.355 5446

Biaya Setup

Item Biaya Telepon (Rp) Biaya Pengiriman Biaya Setup (Rp)

Kain (Q) 1.050 25.000 26.050

Kain (R) 1.050 25.000 26.050

Benang (S) 1.050 5.000 6.050

Benang (T) 1.050 5.000 6.050

Kancing Baju (O) 1.050 5.000 6.050

Resleting (P) 1.050 5.000 6.050 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017 4.6. Biaya Total Bahan Baku

Secara umum dapat dilihat bahwa frekuensi pemesanan lebih sedikit ketika menggunakan teknik POQ dan Walter-Whitin (Tabel 4.32.), sehingga teknik ini menghasilkan biaya setup yang lebih rendah. Tabel 4.32. Perbandingan Frekuensi Pemesanan dan Persediaan yang Timbul untuk setiap Teknik Lot Sizing

LFL EOQ POQ PPB WW LFL EOQ POQ PPB WW

Kain (Q) 12 4 3 5 3 0 96628 87108 264656 62832

Kain (R) 12 4 3 5 3 0 110520 85320 272880 66240

Benang (S) 11 6 6 7 6 0 42201 18756 98469 14067

Benang (T) 11 6 6 7 7 0 39270 17850 101150 8330

Kancing Baju (O) 11 5 6 9 6 0 33330 17776 179982 11110

Resleting (P) 12 6 6 9 7 0 41030 29094 211864 11936

ItemFrekuensi Pemesanan Persediaan yang Timbul

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Arah proyeksi biaya total bahan baku untuk kelima teknik lot sizing yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.33. Teknik POQ dan Walter-Whitin menghasilkan biaya setup yang paling rendah untuk setiap komponen. Sedangkan teknik lot for lot lebih unggul dengan menghasilkan penyimpanan nol rupiah untuk setiap komponen bahan baku.

Page 24: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

Tabel 4.33. Perbandingan Biaya Kelima Teknik Lot Sizing (dalam rupiah)

LFL EOQ POQ PPB WW LFL EOQ POQ PPB WW LFL EOQ POQ PPB WW

Kain (Q) 312600 104200 78150 130250 78150 0 96628 87108 264656 62832 312600 200828 165258 394906 140982

Kain (R) 312600 104200 78150 130250 78150 0 110520 85320 272880 66240 312600 214720 163470 403130 144390

Benang (S) 66550 36300 36300 42350 36300 0 42201 18756 98469 14067 66550 78501 55056 140819 50367

Benang (T) 66550 36300 36300 42350 42350 0 39270 17850 101150 8330 66550 75570 54150 143500 50680

Kancing Baju (O) 66550 30250 36300 54450 36300 0 33330 17776 179982 11110 66550 63580 54076 234432 47410

Resleting (P) 72600 36300 36300 54450 42350 0 41030 29094 211864 11936 72600 77330 65394 266314 54286

ItemBiaya Setup (Rp) Biaya Penyimpanan (Rp) Biaya Total Bahan Baku (Rp)

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan perbandingan biaya yang ditunjukkan pada Tabel 4.33. dapat disimpulkan bahwa pengadaan untuk seluruh komponen bahan baku optimum jika menggunakan teknik Walter-Within karena memiliki biaya total bahan baku terendah.

Tabel 4.34. Resume Hasil Penelitian

No Item Hasil

1 PeramalanMetode terbaik adalah Multiplicative

Decomposition dan Additive Decomposition

2Perkiraan Produksi SD BAJU

PRAMUKA PANJANG WN2164 pcs

3Perkiraan Produksi SD BAJU

PRAMUKA PENDEK LK2207 pcs

4Perkiraan Produksi SD BAJU

PRAMUKA PENDEK WN1116 pcs

5

Perkiraan Produksi SD

CELANA PRAMUKA

PANJANG

2081 pcs

6Perkiraan Produksi SD

CELANA PRAMUKA PENDEK2368 pcs

7Perkiraan Produksi SD ROK

PRAMUKA PANJANG LIPIT2229 pcs

8Perkiraan Produksi SD ROK

PRAMUKA PENDEK LIPIT1345 pcs

9

Wagner Within

Kain (Q) 105 roll/35yard

Kain (R) 139 roll/35yard

Benang (S) 32 gulung/5000yard

Benang (T) 42 gulung/5000yard

Kancing Baju (O) 45 bungkus/1000pcs

Resleting (P) 67 bungkus/120pcs

Persediaan:

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Page 25: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

5. PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil dari MPS jumlah bahan baku utama untuk produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN) satu tahun didapat bahwa untuk bulan pertama, kedua dan ketiga masing-masing dibutuhkan 154 m kain Q, 6.492 m benang S, dan kancing baju 1.732 buah, bulan keempat, kelima dan keenam masing-masing dibutuhkan 204 m kain Q, 8.598 m benang S, dan kancing baju 2.212 buah, bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan masing-masing dibutuhkan 128 m kain Q, 5.313 m benang S, dan kancing baju 1.433 buah, bulan sepuluh, kesebelas dan keduabelas masing-masing dibutuhkan 860 m kain Q, 37.295 m benang S, dan kancing baju 9.461 buah. Sedangkan produk D, E, F, dan G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT) satu tahun didapat bahwa untuk bulan pertama, kedua dan ketiga masing-masing dibutuhkan 200 m kain R, 8.185 m benang T, dan resleting 286 buah, bulan keempat, kelima dan keenam masing-masing dibutuhkan 319 m kain R, 13.328 m benang T, dan resleting 457 buah, bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan masing-masing dibutuhkan 822 m kain R, 34.465 m benang T, dan resleting 11.865 buah, dan bulan kesepuluh, kesebelas dan keduabelas dibutuhkan 1.035 m kain R, 45.645 m benang T, dan resleting 1.613 buah. Ramalan permintaan dibuat dengan metode dekomposisi yaitu, multiplicative decomposition dan additive decomposition. Metode ini terpilih karena memilki tingkat akurasi yang paling baik untuk produk yang memiliki pola dasar musiman. Dengan dibuatnya MPS akan mempermudah perusahaan dalam memperkirakan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk memenuhi peramalan permintaan dan perusahaan dapat memperkiraan jumlah biaya yang diperlukan terlebih untuk satu tahun periode tersebut.

2. Metode Wagner-Whitin adalah metode lot sizing yang paling optimum yang memiliki kakteristik sesuai dengan kondisi perusahaan, dengan menghitung besar kuantitas pembelian optimum (Q*) untuk bahan baku utama dan hal ini akan membuat perusahaan dapat menentukan jumlah pemesanan yang paling ekonomis. Metode ini memperkirakan perusahaan akan melakukan pemesanan pembelian bahan baku untuk produk kain Q dan R sebanyak tiga kali, benang S sebanyak enam kali, benang T sebanyak tujuh kali, kancing baju sebanyak sembilan kali, dan resleting sebanyak sembilan kali. Karena sudah dihitung jumlah pemesanan optimum (Q*), maka pembelian sebanyak kuantitas tersebut akan lebih efektif serta efisien sesuai dengan kondisi perusahaan.

6. DAFTAR PUSTAKA

Anggriana, Katarina Zita. 2015. Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Busbar Berdasarkan Sistem MRP (Material Requirement Planning) di PT. TIS. Jurnal PASTI Volume IX(Online), No 3, 320-337. (publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/pasti/article/view/495, diakses tanggal 17 Juni 2017).

Aulia, Nurul. 2010. Penerapan Metode Material Requirement Planning pada Industri Kecil Tenun Tengku Agung Pekanbaru. Skripsi. Tidak dipublikasikan. (http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62651, diakses tanggal 9 April 2017).

Ayu, Ella Dewi Retnaning Suwandi. 2014. Perencanaan Produksi Cat Genteng Duta Paint untuk Mengurangi Overstock. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri, Vol. 3 No.2.

Page 26: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

(jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/download/210/240, diakses 22 April 2017).

Badan Pusat Statistik (BPS), diakses dari http://www.bps.go.id/, diakses pada tanggal 20 April 2017 pada pukul 20.30 WITA.

Chase, Richard B., Nicholas J. Aquilano, and F. Robert. 2001. Operation Management for Competitive Advantage. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Dewi, Putri Sari, dan Saroso, Dana S. 2014. Implementasi Material Requirement Planning (MRP) pada Perencanaan Persediaan Material Panel Listrik di PT. TIS. Sinergi Volume 20 (Online), No 1, 320-337. (publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/sinergi/article/view/260, diakses tanggal 17 Juni 2017).

Febian, Putri. 2011. Analisa Perencanaan Kebutuhan Material pada Industri Pakaian Jadi PT. Lestari Dini Tunggul. Skripsi. Tidak dipublikasikan. (http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52447, diakses tanggal 9 April 2017).

Haming, Murdifin dan Mahmud Nurnajamuddin. 2014. Manajemen Produksi Mordern: Operasi Manufaktur dan Jasa. Buku Dua Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Heizer, Jay, dan Barry Render. 2014. Manajemen Operasi. Edisi Kesebelas. Terjemahan oleh Kurnia Hirson, dkk. 2015. Jakarta: Salemba Empat

Herjanto, E. 2008. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta:Grasindo. Nasution, Arman Hakim dan Yudha Prasetyawan. 2008. Perencanaan dan

Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Simanjuntak, Lia Hartati. 2014. Prediksi Jumlah Permintaan Barang Musiman

Menggunakan Metode Holt-Winters. Skripsi. Tidak dipublikasikan. (repository.usu.ac.id/handle/123456789/42617, diakses 22 April 2017).

Surianto, Agus. 2013. Penerapan Metode Material Requirement Planning (MRP) di PT. Bokormas Mojokerto. Skripsi. Tidak dipublikasikan. (jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/557, diakses tanggal 17 Juni 2017).

Suwandi, Adi., dkk. 2015. Peramalan Data Time Series dengan Metode Penghalusan Eksponensial Hot-Winter. Skripsi. Tidak dipublikasikan. (repository.unhas.ac.id/handle/123456789/13834, diakses 22 April 2017

Page 27: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

28

Lampiran 1. MPS Produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN)

Item (Permintaan, Produksi, Inventory) P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

a. Kain (Q) 154 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

b. Benang (S) 6492 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 37295 37295 37295

c. Kancing Baju (O) 1732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

a. Kain (Q) 154 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

b. Benang (S) 6492 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 37295 37295 37295

c. Kancing Baju (O) 1732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

a. Kain (Q) 154 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

b. Benang (S) 6492 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 37295 37295 37295

c. Kancing Baju (O) 1732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

(4) Banyaknya Hari Kerja Perbulan 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

a. Kain (Q) 6 6 6 8 8 8 5 5 5 34 34 34

b. Benang (S) 260 260 260 344 344 344 213 213 213 1492 1492 1492

c. Kancing Baju (O) 69 69 69 88 88 88 57 57 57 378 378 378

a. Kain (Q) 64

b. Benang (S) 13716

c. Kancing Baju (O) 1000

(1) Ramalan Permintaan

(2) Permintaan Total

(3) Rencana Kebutuhan Bahan Baku Produksi (2)

(5) Kebutuhan Bahan Baku Harian (3)/(4)

(6) Inventory awal

Page 28: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

29

a. Kain (Q) 218 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

b. Benang (S) 20208 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 37295 37295 37295

c. Kancing Baju (O) 2732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

a. Kain (Q) 64 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Benang (S) 13716 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

c. Kancing Baju (O) 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

(7) Inventory yang Tersedia =(3) + (6)

(8) Inventory Akhir = (7)-(2)

Page 29: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

30

Lampiran 2. MPS Produk D, E, F, dan G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT)

Item (Permintaan, Produksi, Inventory) P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

a. Kain (R) 200 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

b. Benang (T) 8185 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

c. Resleting (P) 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

a. Kain (R) 200 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

b. Benang (T) 8185 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

c. Resleting (P) 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

a. Kain (R) 200 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

b. Benang (T) 8185 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

c. Resleting (P) 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

(4) Banyaknya Hari Kerja Perbulan 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

a. Kain (R) 8 8 8 13 13 13 9 9 9 41 41 41

b. Benang (T) 327 327 327 533 533 533 354 354 354 1826 1826 1826

c. Resleting (P) 11 11 11 18 18 18 13 13 13 65 65 65

(6) Inventory awal

a. Kain (R) 32

b. Benang (T) 9144

c. Resleting (P) 1000

(1) Ramalan Permintaan

(2) Permintaan Total

(3) Rencana Kebutuhan Bahan Baku Produksi (2)

(5) Kebutuhan Bahan Baku Bulanan (3)/(4)

Page 30: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

31

a. Kain (R) 232 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

b. Benang (T) 17329 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

c. Resleting (P) 1286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

a. Kain (R) 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Benang (T) 9144 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

c. Resleting (P) 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

(7) Inventory yang Tersedia =(3) + (6)

(8) Inventory Akhir = (7)-(2)

Page 31: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

32

Lampiran 3. MRP Produk A, B dan C (SD BAJU PRAMUKA PANJANG WN, SD BAJU PRAMUKA PENDEK LK, SD BAJU PRAMUKA PENDEK WN)

Item name (low level) Pers. Awal pd1 pd2 pd3 pd4 pd5 pd6 pd7 pd8 pd9 pd10 pd11 pd12

Kebutuhan Kotor 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

Persediaan di Tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan Bersih 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

Rencana Pemesanan 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

Kebutuhan Kotor 1732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

Persediaan di Tangan 3000 3000 1268 3944 2212 0 3645 1433 0 1433 0 0 0

Kebutuhan Bersih 1732 1732 1732 2212 2212 2212 1433 1433 1433 9461 9461 9461

Rencana Pemesanan 0 6944 0 0 5857 0 0 2866 0 9461 9461 9461

Kebutuhan Kotor 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

Persediaan di Tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan Bersih 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

Rencana Pemesanan 213 213 213 272 272 272 173 173 173 1171 1171 1171

BAJU PRAMUKA ( 0) (pcs)

KANCING BAJU ( 1) (pcs)

BAJU SETENGAH JADI ( 1) (pcs)

Page 32: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

33

Kebutuhan Kotor 154 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

Persediaan di Tangan 64 64 512 358 204 0 588 385 256 128 0 1719 860

Kebutuhan Bersih 154 154 154 204 204 204 128 128 128 860 860 860

Rencana Pemesanan 602 0 0 0 792 0 0 0 0 2579 0 0

Kebutuhan Kotor 6492 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 372948 372948 372948

Persediaan di Tangan 13716 13716 7224 6492 8598 0 13911 5313 0 5313 0 0 0

Kebutuhan Bersih 6492 6492 6492 8598 8598 8598 5313 5313 5313 372948 372948 372948

Rencana Pemesanan 0 5760 0 0 22509 0 0 10626 0 372948 372948 372948

BENANG ( 2) (m)

KAIN ( 2) (m)

Page 33: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

34

Lampiran 4. MRP Produk D, E, F, dan G (SD CELANA PRAMUKA PANJANG, SD CELANA PRAMUKA PENDEK, SD ROK PRAMUKA PANJANG LIPIT, dan SD ROK PRAMUKA PENDEK LIPIT)

Item name (low level) Pers. Awal pd1 pd2 pd3 pd4 pd5 pd6 pd7 pd8 pd9 pd10 pd11 pd12

Kebutuhan Kotor 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Persediaan di Tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan Bersih 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Rencana Pemesanan 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Kebutuhan Kotor 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Persediaan di Tangan 120 120 286 0 457 0 776 319 0 319 0 0 0

Kebutuhan Bersih 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Rencana Pemesanan 452 0 743 0 1232 0 0 638 0 1613 1613 1613

Kebutuhan Kotor 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Persediaan di Tangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Kebutuhan Bersih 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

Rencana Pemesanan 286 286 286 457 457 457 319 319 319 1613 1613 1613

CELANA/ROK PRAMUKA ( 0) (pcs)

RESLETING ( 1) (pcs)

CELANA/ROK SETENGAH JADI ( 1) (pcs)

Page 34: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning

35

Kebutuhan Kotor 200 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

Persediaan di Tangan 32 32 720 519 319 0 981 663 442 221 0 2070 1035

Kebutuhan Bersih 200 200 200 319 319 319 221 221 221 1035 1035 1035

Rencana Pemesanan 888 0 0 0 1300 0 0 0 0 3104 0 0

Kebutuhan Kotor 8185 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

Persediaan di Tangan 9144 9144 959 8185 0 13328 0 8839 0 8839 0 0 0

Kebutuhan Bersih 8185 8185 8185 13328 13328 13328 8839 8839 8839 45645 45645 45645

Rencana Pemesanan 0 15410 0 26656 0 22167 0 17678 0 45645 45645 45645

BENANG ( 2) (m)

KAIN ( 2) (m)

Page 35: Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku dengan Metode Material Requirement Planning