perencanaan jalur ftth

12
JURNAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALUR FTTH DI WILAYAH DESA SETURAN KECAMATAN DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH DAN KMLCSV CONVERTER Disusun oleh: FEBRIANI EKA LESTARI D311043 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2014

Upload: rachmat-hidayat

Post on 27-Sep-2015

285 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

PERENCANAAN JALUR FTTH

TRANSCRIPT

  • JURNAL TUGAS AKHIR

    PERENCANAAN JALUR FTTH DI WILAYAH DESA SETURAN KECAMATAN

    DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN GOOGLE

    EARTH DAN KMLCSV CONVERTER

    Disusun oleh:

    FEBRIANI EKA LESTARI

    D311043

    PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

    SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM

    PURWOKERTO

    2014

  • PERENCANAAN JALUR FTTH DI WILAYAH DESA SETURAN KECAMATAN

    DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN GOOGLE

    EARTH DAN KMLCSV CONVERTER

    Febriani Eka Lestari, Alfin Hikmaturokhman2

    Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi 1,2

    Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto [email protected],

    [email protected]

    ABSTRAK

    Telekomunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi dengan jarak yang jauh. Informasi

    disampaikan ke tujuan melalui jaringan lokal akses tembaga menggunakan kabel tembaga dan jaringan lokal

    akses radio menggunakan udara sebagai media transmisinya. PT. Telkom Indonesia merupakan sebuah

    perusahaan telekomunikasi. PT Telkom Indonesia membuat anak perusahan yang bernama PT Telkom Akses.

    Perusahaan ini bergerak dalam bisnis penyediaan layanan konstruksi dan pengelolaan infrastruktur jaringan

    pergantian jaringan lokal akses tembaga menjadi jaringan lokal akses fiber optik, pergantian ini dikarenakan

    jaringan lokal akses fiber optik lebih unggul dan jaringan lokal akses tembaga. Pergantian ini akan dilaksanakan

    di seluruh Indonesia, namun masih belum terlaksana sepenuhnya dikarenakan kurangnya sumber daya manusia

    untuk melakukan kegiatan survey dan perencanaan design Fiber To The Home (FTTH) menggunakan google

    earth dan KMLCSV converter. Survey berguna untuk mendapatkan sebuah data valid dan informasi tentang area

    yang akan membantu dalam melakukan perencanaan design FTTH. Dengan melakukan perencanaan design

    maka kita akan dapat mengetahui Bill Of Quantity (BOQ) dan juga link budget agar mengetahui apakah

    perencanaan design ini berhasil atau tidak. Hasil perencanaan design dilakukan dengan menggunakan metode

    two stage 1:4 pada ODC dan 1:8 pada ODP, dengan metode ini hasil perhitungan link budget memiliki nilai

    redaman 20,27 dB dan nilai ini dikatakan baik karena tidak melibihi batas maksimal redaman yaitu 28 dB. BOQ

    yang dipakai pada jaringan FTTH di daerah Seturan Yogyakarta sebanyak 1611 buah konektor, 1,8 km kabel

    feeder, 0,91 km kabel distribusi, 8 buah ODP, 1 buah ODC, 35 buah tiang, 19,5 km kabel drop.

    Kata Kunci : FTTH , google earth, KMLCSV converter, fiber optik, PT. Telkom Akses

    ABSTRACT

    Telecommunications is a process of delivering information to the long distances. Information is delivered to the

    destination through local access network using copper wires and copper local access network radio using air as

    the transmission medium. PT. Telkom Indonesia is a telecommunication company. PT Telkom Indonesia making

    subsidiaries named PT Telkom Access. The company is engaged in the business of providing construction

    services and management of network infrastructure replacement copper local access network into a fiber-optic

    local network access, the change is due to the local access fiber optic network is superior and the copper local

    access network. This change will be implemented throughout Indonesia, but is still not fully implemented due to

    lack of human resources to conduct surveys and planning design Fiber To The Home (FTTH) using google earth

    and KMLCSV converter. Surveys are useful for getting a valid data and information about the area that will

    assist in planning the design of FTTH. By doing planning design then we will be able to know Bill Of Quantity

    (BOQ) and also link budget in order to determine whether the plan design is successful or not. Results of design

    planning is done by using a two-stage method 1: 4 on ODC and 1: 8 on ODP, with this method the results of the

    link budget calculation has a value of 20.27 dB attenuation and is said to be a good value because it is not above

    current maximum limit is 28 dB attenuation BOQ used in FTTH networks in the area of Yogyakarta as many as

    1611 Seturan connectors, cable feeder 1.8 km, 0.91 km cable distribution, ODP 8 pieces, 1 piece of ODC, 35

    poles, 19.5 km cable drop.

    Keywords: FTTH, google earth,KMLCSV converter , fiber optic, PT. Telkom Akses

  • I. PENDAHULUAN

    Pada jaman sekarang tuntutan untuk sesuatu

    yang cepat, efisien dan praktis merupakan harapan

    dari semua orang. Maka disetiap bidang ilmu

    pengetahuan dari tahun ke tahun terdapat

    perkembangan yang cepat dan pesat, dengan tujuan

    agar lebih baik lagi dari yang sebelumnya atau yang

    sudah ada, begitu juga pada bidang telekomunikasi,

    di negara Indonesia yang terdiri dari berbagai

    kepulauan dibutuhkan komunikasi yang murah,

    cepat dan merakyat. Sebagai perusahaan pertama di

    Indonesia yang menangani tentang telekomunikasi

    dan informasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

    Pada saat ini melakukan pembaharuan besar-

    besaran pada jaringan dan sistem yang sudah ada

    agar kualitas serta kuantitas pelayananya menjadi

    lebih baik lagi. Telkom Group adalah satu-satunya

    BUMN telekomunikasi serta penyelenggara

    layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di

    Indonesia. Telkom Group melayani jutaan

    pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian

    lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup

    sambungan telepon kabel tidak bergerak dan

    telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler,

    layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan

    internet dan komunikasi data. Telkom Group juga

    menyediakan berbagai layanan di bidang informasi,

    media dan edutainment, termasuk cloud-based and

    server-based managed services, layanan e-Payment

    dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal

    lainnya.

    1. Metodologi Penelitian a. Metode Literatur

    Metode ini merupakan metode

    pengumpulan data dan referensi baik dari

    media cetak maupun media elektronik yang

    menunjang dalam penyusunan dan

    pembuatan tugas akhir.

    b. Metode observasi

    Metode ini merupakan metode

    pengumpulan data dengan cara pengamatan

    terhadap hasil survei yang dilakukan di area

    kerja PT. Telkom Akses.

    2. Instrumen Penelitian Dalam analisa perancangan jaringan

    FTTx/FTTH di wilayah desa Seturan

    kecamatan Depok daerah Istimewa

    Yogyakarta. Ini diperlukan seperangkat

    Personal Computer (PC), aplikasi google

    earth, data hasil survei wilayah yang berupa

    survei Homepass, tagging tiang telepon yang

    sudah ada, dan tagging rumah kabel.

    3. Rencana Kerja Melakukan kegiatan survey demand

    wilayah desa Seturan kecamatan Depok

    daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian

    melakukan pembuatan label kriteria demand

    hasil survei yang meliputi rumah dan gedung

    bertingkat maupun ruko bahkan perkantoran.

    Dan melakukan dokumentasi beberapa tipe

    rumah yang di survei. Melakukan input data

    homepass hasil survei kedalam google earth

    dan KMLCSV converter sebagai converter

    dari hasil input data homepass yang akan

    dikonvert menjadi sebuah data exel.

    Selanjutnya melakukan perencanaan jaringan

    FTTH dengan menentukan titik penempatan

    ODC, ODP.Berdasarkan parameter batasan

    boundary berupa jalan raya, sungai, rel

    kereta api. Tahapan selanjutnya adalah

    melakukan perhitungan BOQ material yang

    akan dibutuhkan dalam perencanaan yang

    mencakupi 3500 pelanggan desa Seturan

    kecamatan Depok daerah Istimewa

    Yogyakarta, Kemudian melakukan analisa

    hasil perencanaan dan hasil perhitungan

    BOQ material.

    4. Flowchart rencana kerja

    Gambar 1.1 flowchart Rencana Kerja

    II. DASAR TEORI 2.1 FIBER OPTIK

    Fiber optik atau bisa disebut dengan serat

    optik merupakan salah satu perangkat keras

    internet sejenis kabel yang berbahan dasar dari

    serat kaca yang mempunyai kecepatan transfer

    data yang sangat tinggi, fiber optik digunakan

    sebagai penghubung pada sistem

    telekomunikasi. Pada komunikasi fiber optik,

    sinyal yang biasanya di gunakan adalah bentuk

    digital, sedangkan penyaluran sinyal melalui

    serat optik adalah dalam bentuk pulsa cahaya.

    Pulsa cahaya akan di peroleh dari proses

    memodulasi sinyal informasi dalam bentuk

    digital kedalam suatu komponen sumber optik.

    Proses ini terjadi pada arah kirim lalu pada arah

    terima melalui detektor optik, pulsa cahaya

    diubah kembali dalam bentuk sinyal digital.

  • 2.1.1 Jenis Mode Yang Dirambatkan a. Single Mode

    Mempunyai inti yang kecil

    (berdiameter 0.00035 inch atau 8

    micron) dan berfungsi

    mengirimkan sinar laser

    inframerah (panjang gelombang

    1300-1550 nanometer). Single

    mode Step Index mempunyai

    karakteristik sebagai berikut[1]

    :

    a) Optik Single mode Step Index memiliki diameter core yang

    sangat kecil dibandingkan

    ukuran claddingnya.

    b) Ukuran diameter core antara 2 nm-l0 nm.

    c) Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu

    sejajar dengan sumbu fiber

    optik.

    d) Memiliki redaman yang sangat kecil.

    e) Memiliki bandwidth yang lebar.

    f) Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.

    g) Dapat digunakan untuk transmisi jarak dekat,

    menengah dan jauh.

    Gambar 2.2 Fiber Optik Single Mode[1]

    b. Multi Mode Mempunyai inti yang lebih besar

    (berdiameter 0.0025 inch atau

    62.5 micron) dan berfungsi

    mengirimkan sinar laser

    inframerah (panjang gelombang

    850-1300 nanometer). Multi mode

    Step Index mempunyai

    karakteristik sebagai berikut[1]

    :

    a) Indeks bias core konstan. b) Ukuran core besar (50mm)

    dan dilapisi cladding yang

    sangat tipis.

    c) Penyambungan kabel lebih mudah karena memilki core

    yang besar.

    d) Sering terjadi dispersi. e) Hanya digunakan untuk jarak

    pendek dan transmisi data bit

    rate rendah.

    Gambar 2.3 Fiber Optik Multi Mode[1]

    2.1. KONFIGURASI FTTX Jaringan kabel lokal fiber Optik (

    Fiber to The X) paling sedikitnya terdapat

    2 perangkat aktif (Opto Elektrik) yang

    dipasang di Central Office dan yang satu

    lagi dipasang di dekat dan atau di lokasi

    pelanggan. Berdasarkan lokasi penempatan

    perangkat aktif yang dipasang didekat dan

    atau dilokasi pelanggan FTTX dibagi

    menjadi 4 jenis [3]

    :

    a. Fiber To The Zone (FTTZ) Pada modus aplikasi FTTZ, TKO

    terletak diluar bangunan didalam

    kabinet maupun mainhole.

    Apabila dianalogikan dengan

    konfigurasi jaringan tembaga,

    maka keberadaan TKO pada

    modus ini berada pada posisi RK.

    Dari RK, pengguna dihubungkan

    dengan kabel tembaga sekunder

    sampai ke KP dan disambung

    dengan kabel tembaga lagi

    sampai ke pengguna-pengguna.

    Pada umumnya, jarak sambung

    tembaga pengguna ke TKO

    adalah sebesar 3-5 Km.

    Gambar 2.5 Modus Aplikasi FTTZ[1]

    b. Fiber To The Cube (FTTC) Konsep FTTC adalah membawa

    akses fiber optik sampai ke suatu

    perumahan yang ruang

    lingkupnya lebih kecil

    dibandingkan FTTZ. Peletakan

    TKO pada FTTC dapat

    dianalogikan seperti fungsi KP

    pada jaringan akses tembaga.

    TKO diletakan pada suatu titik di

    area tersebut dan setiap terminal

    pengguna pada area tersebut

    terhubung dengan TKO

    menggunakan kabel tembaga

    sepanjang 200 sampai dengan 500

    meter.

  • Gambar 2.6 Modus Aplikasi FTTC[1]

    c. Fiber To The Build (FTTB) FTTB merupakan suatu alternatif

    modus aplikasi yang disediakan

    jaringan lokal akses fiber optik

    kepada gedung-gedung yang

    menginginkan koneksi ke

    jaringan akses menggunakan fiber

    optik. Pada modus FTTB, TKO

    diletakkan didalam bangunan atau

    dengan kata lain perangkat fiber

    optic seperti ONU terletak

    didalam bangunan tersebut. Pada

    umumnya FTTB digunakan pada

    kondisi dimana suatu bangunan

    besar dan tinggi dengan jumlah

    Satuan Sambungan Telepon

    (SST) yang cukup banyak

    tersambung didalamnya.

    Peletakkan TKO atau ONU

    tersebut biasanya didalam

    ruangan gedung. Banyaknya titik

    merupakan TKO pada gedung

    tersebut dapat bervariasi

    tergantung dengan jumlah

    pengguna, dan kebutuhan

    pengguna yang berada pada

    gedung tersebut.

    Gambar 2.7 Modus Aplikasi FTTB[1]

    d. Fiber To The Home (FTTH) Pada dasarnya modus aplikasi

    FTTH memiliki prinsip yang

    sama dengan modus aplikasi

    FTTB. Perbedaannya hanya pada

    TKO terletak didalam rumah

    pengguna dimana didalamnya

    terdapat satu atau lebih satuan

    sambungan telepon. Setiap

    terminal yang terhubung dengan

    saluran fiber optik akan

    terhubung dengan TKO tersebut

    menggunakan kabel tembaga.

    Gambar 2.8 Modus Aplikasi FTTH[1]

    2.2. KONSEP JARINGAN FTTH Jaringan dapat membentuk Active Optical

    Network (AON) maupun Passive Optical Network

    (PON)[8]

    .

    a. Active optical network Implementasi dari AON lebih dikenal

    sebagai Active Node, penggunaan teknologi ini

    terbatas karena biayanya sangat tinggi.

    Peralatan-peralatan aktif yang digunakan dalam

    jaringan AON termasuk optical switch,

    memerlukan tenaga listrik. Keuntungan yang

    didapatkan dengan sistem AON adalah sebagai

    berikut:

    a) Biaya infrastruktur yang relatif murah untuk jangka

    panjang.

    b) Cakupan daerah pelayanan yang relatif lebih luas

    dibandingkan dengan sistem

    tembaga.

    c) Daerah cakupan yang luas, bisa dilayani dengan

    distribusi yang merata. Bagi

    pelanggan yang terletak jauh

    dari node, active splitter

    memberikan daya optik yang

    lebih besar, sehingga layanan

    yang diberikan untuk semua

    pelanggan relatif sama.

    d) Dapat menempuh jarak yang lebih jauh dari PON.

    b. Passive Optical Network (PON) Passive Optical Network mendasarkan

    pada bentuk arsitektur point-to-multipoint.

    PON merupakan sistem akses fiber optik yang

    memiliki biaya efektif dan menyediakan

    layanan broadband, suara, video, data, dan

    servis lainya yang biasanya disebut dengan

    Next Generation Play Network (NGPN). PON

    menggunakan fiber optik dan spliter untuk

    menghubungakn OLT di Central Office dengan

    ONU yang terletak pada sisi pelanggan. Splitter

    pasif diletakan untuk keperluan downstream

    dari CO dan dapat membagi sinyal fiber sampai

    64 dengan maksimum jarak 20 km. Arsitektur

    ini disebut pasif karena semua splitter dan

    perlatan yang berada diantara CO dan ONU

    merupakan perangkat pasif, sehingga tidak ada

    komponen elektronik aktif, tidak membutuhkan

    power, dan mengurangi biaya pemeliharaan

    peralatan. Perangkat optik pasif yang dipakai

    adalah konektor, pasif splitter dan fiber optik

    itu sendiri. Sistem OLT berfungsi untuk

  • pengumpulan dan men-switch fungsi antara

    jaringan kabel dengan interface PON serta

    untuk fungsi manajemen. Sedangkan ONU

    berfungsi sebagai akses kepada pengguna.

    Perbedaan panjang gelombang digunakan

    dalam proses upstream dan downstream. PON

    memudahakan dalam hal operasional dan

    perawatannya serta biaya yang lebih rendah

    dibandingakan AON.

    2.3. TOPOLOGI JARINGAN FTTH

    Gambar 2.12 Topologi Jaringan FTTH[6]

    Terdapat 4 macam segmen pada struktur

    jaringan FTTH dimana ke empat segmen

    tersebut terdiri dari beberapa bagian catuan

    kabel beserta perangkat aktif didalamanya.

    Diantaranya adalah:

    a. Segmen A : Catuan kabel Feeder b. Segmen B : Catuan kabel Distribusi c. Segmen C : Catuan kabel

    Penanggal / Drop

    d. Segmen D : Catuan kabel Rumah/ Gedung

    Ke empat segmen tersebut memiliki fungsi

    dan peranan tersendiri dalam membentuk suatu

    topologi jaringan FTTH.Dimana tiap segmen

    akan berhubungan erat satu dengan lainnya jika

    salah satu komponen pada tiap segmen tidak

    sesuai maka akan terjadi gangguan. Berikut

    penjelasan serta ulasan untuk tiap

    segmennya[6]

    :

    a. Segmen A (Catuan Kabel Feeder) Pada Segmen A terdapat beberapa

    perangkat aktif yang terdiri dari

    ODF+FMS,Feeder FO+ODC+Spliter.

    Pada segmen A berpusat pada pencatuan

    kabel feeder yang berasal dari ODF

    menuju ODP. Menggunakan kapasitas

    yang berbeda untuk setiap kabel FO

    yang digunakan sebagai feeder seperti

    untuk kabel tanah digunakan kapasitas

    48 hingga 264 core, lalu pada kabel

    udara menggunakan kapasitas 48 hingga

    96 core.

    Gambar 2.13 ODF dan FTM Pada

    Segmen A[6]

    b. Segmen B (Catuan Kabel Distribusi) Pada Segmen B terdapat beberapa

    perangkat aktif seperti

    FO+ODP+Spliter.Di segmen ini lebih

    menekan pada distribusi kabel FO

    dimana memiliki fungsi yang sama

    dengan kabel fiber optic feeder dimana

    akan meneruskan informasi berupa

    sinyal optik mulai dari ODC hingga

    ODP, dengan menggunakan kabel fiber

    optic Single Mode tipe G652D.Kapasitas

    yang dimiliki kabel fiber optic untuk

    distribusi hanyalah berkisar 6 core

    hingga 48 core menyesuaikan dengan

    jenis kabel apa yang digunakan.

    Gambar 2.14 Instrumen OSP (Outside

    Plant) Pada Segmen B[6]

    c. Segmen C (Catuan Kabel Penanggal /. Drop)

    Pada Segmen C terdapat perangkat aktif

    berupa OTP serta drop cable FO

    sebelum masuk ke rumah-rumah.Kabel

    drop memilki fungsi untuk meneruskan

    sinyal optik dari ODP ke rumah-rumah

    pelanggan, tibe kabel drop yang

    digunakan adalah G657 dengan maksud

    untuk menanggulangi lokasi instalasi

    yang berlikuk likuk sehingga digunakan

    optik yang memiliki sifat bending

    insensitive, kabel ini umumnya memiliki

    kapasitas sebesar 1,2 dan 4 ore.Untuk

    OTP (Optical Terminal Premises)

    adalah perangkat pasif yang dipasang

    dirumah-rumah pelanggan yang

    memiliki fungsi sebagai titik terminasi

    terakhir dari kabel drop dan tempat

    sambungan core optik ataupu peralihan

    daripada kabel outdoor dengan indoor.

    Gambar 2.15 Perangkat Indoor Pada

    Segmen C[6]

    d. Segmen D (Catuan Kabel Rumah) Untuk Segmen D terdapat perangkat

    aktif berupa Indoor FO dan Roset. Di

    segmen terakhir ini adalah titik terminasi

    terakhir pada jaringan FTTH menuju

    perangkat elektronik yang terhubung

    dengan jaringan fiber optik seperti

    telepon rumah,tv kabel, dan lain lain.

    Gambar 2.16 Perangkat Outdoor

    Pada Segmen D[6]

  • 2.4. DESAIN FTTH Desain berasal dari kata Desaino

    dalam bahasa Itali yang artinya adalah

    suatu gambar yang mengandung arti atau

    bermakna, jadi dalam bahasan disini

    desain merupakan suatu seni yang

    dituangkan dalam bentuk gambar dan

    mengandung arti, tentu didalamnya

    terdapat Keterangan - keterangan seperti

    dimensi, symbol-symbol yang digunakan,

    penamaan, spesifikasi, ukuran dan lain-lain

    tergantung desain apa yang ditampilkan.[7]

    2.4.1. Survey[13] Survey adalah proses kegiatan

    yang dilakukan untuk mengumpulkan

    data informasi dengan tujuan untuk

    perencanaan jaringan.Survei dibagi

    menjadi 2 jenis berdasarkan lokasinya,

    On Desk Survey dan On Site Survey.

    On Desk Survey memiliki fungsi

    dalam mempelajari peta lokasi yang

    akan diaplikasikan FTTH,mempelajari

    skema kabel feeder

    eksisting,mempelajari skema kabel

    distribusi eksisting, Menginput data

    hasil survey pada google earth

    ataupun autocad. Lalu pada On Site

    melakukan survey lapangan untuk

    melihat kondisi area yang akan di

    gunakan,membuat dokumentasi foto,

    melakukan pengukuran dan

    pencatatan.

    Ketika akan merancang suatu

    design jaringan FTTH terdapat micro

    demand survey dimana pada micro

    demand survey meliputi survei untuk

    Feeder Network lalu survey untuk

    Distribution Network. Survey micro

    demand dilakukan untuk mengetahui

    kebutuhan kebutuhan apa saja yang

    harus dipersiapkan untuk merancang

    suatu jaringan FTTH.Pada survey

    untuk feeder network dilakukan untuk

    menentukkan boundary area ODC,

    sedangkan pada survei untuk

    distribution network dilakukan untuk

    menentukkan boundary area

    ODP.Berikut adalah pembahasannya :

    A. Survey untuk Micro Demand.

    a. Kawasan Perumahan b. Ruko/Rukan c. High Rise

    Building/Gedung

    bertingkat meliputi

    apartement,hotel,office

    dan mall.

    d. Demand potensial untuk pemasangan akses point.

    B. Survey untuk Design Feeder Network. a. Menentukkan Boundary Area

    ODC

    b. Penempatan ODC c. Rute dan Panjang Kabel Feeder d. Jumlah Rumah atau Bangunan

    dalam 1 boundary ODC

    e. Menentukkan titik koordinat untuk ODC, MH/HH, Tiang.

    C. Survey untuk Design Distribution Network.

    a. Hitung jumlah rumah atau bangunan

    b. Tentukkan Boundary dan ploting posisi ODP

    c. Hitung jmlah tiang eksisting serta kebutuhan untuk tiang

    baru

    d. Melakukan survey untuk rute dan panjang kabel distribusi

    e. Menentukan titik koordinat ODP dengan memperhatinkan

    kapasitas ODP harus mampu

    mengcover seluruh jumlah

    rumah atau bangunan yang ada

    dan mengatisipasi jika demand

    tumbuh dalam area ODP

    tersebut.

    2.5. KMLCSV CONVERTER KMLCSV Converter adalah perangkat

    lunak bebas open source yang memungkinkan

    Anda untuk mengkonversi KML file ke file

    CSV diformat, dan sebaliknya. File CSV ini

    kemudian dapat di-upload ke dalam Garmin

    GPS dengan menggunakan Garmin POI

    Loader, yang dapat didownload secara gratis.

    Hal ini memungkinkan dengan mudah

    merencanakan semua titik kebiasaan

    kepentingan (POI) melalui Google Earth atau

    Google Maps terlebih dahulu sebelum

    mentransfer ke dalam GPS Garmin.

    2.6. GOOGLE EARTH Google Earth merupakan suatu perangkat

    lunak yang dikembangkan untuk representasi

    permukaan bumi menggunakan data citra

    digital satelit yang dibuat oleh keyhole, Inc.

    Salah satu aplikasi dari google earth adalah

    identifikasi kenampakan land use dan land

    cover di permukaan bumi. Google earth

    menampilkan kenampakan permukaan bumi

    menggunakan beberapa sumber hasil

    pengambilan gambar citra dari berbagai satelit.

    Spesifikasi google earth (Rina, 2010)[5]

    :

    a. Sistem dan Proyeksi Koordinat Sistem koordinat internal google earth

    merupakan koordinat geografis dalam

    system world geodetic system 1984 (WGS

    84). Google earth menampilkan dunia

    dalam tampilan orthogonal.

  • b. Resolusi Dasar Amerika Serikat: 1,5 m (beberapa Negara

    bagian 1 m atau lebih baik). Andorra,

    Belanda, Britania Raya, Denmark, Jerman,

    Liechtenstein, Luksemburg, San Marino,

    Swiss, Vatikan : 1 m atau lebih baik.

    Seluruh dunia : umumnya 15 m (beberapa

    area, sperti Antartika resolusinya sangat

    rendah), tetapi ini bergantung pada kualitas

    satelit/fotografi udara yang diunggah.

    Indonesia umumnya 15 m

    c. Resolusi Tinggi Amerika Serikat : 1 m, 0.6 m, 0.3 m, 0.15

    m (sangat jarang). Eropa : 0.3 m, 0.15 m

    (contohnya Berlin, Hamburg, Zurich).

    d. Resolusi Ketinggian Resolusi ketinggian permukaan berfariasi

    menurut Negara, sedangkan resolusi

    kedalaman laut tidak tersedia.

    e. Tahun Pengambilan Data Google Earth merupakan software yang

    menggabungkan beberapa citra yang

    diunggah untuk menampilkan kenampakan

    bumi. Kenampakan bumi suatu wilayah

    pada software bergantung pada tahun

    pengambilan foto atau citra pada wilayah

    tersebut. Google Earth memberikan

    informasi tahun pengambilan citra pada

    setiap citraanya.

    Gambar 2.28 Contoh Tampilan Google

    Earth

    2.7. LINK BUDGET Perhitungan link budget dibutuhkan setiap kali

    merancang suatu jaringan baru, salah satunya

    adalah menghitung link budget pada hasil

    rancangan design jaringan FTTH, guna mengetahui

    performansi Jaringan Lokal Akses Fiber, mulai dari

    perangkat OLT (titik pengirim) hingga perangkat

    ONU (titik penerima), maka dari itu perlu diketahui

    parameter performansi pada Desain Jaringan Lokal

    Akses Fiber yang akan digunakan seperti panjang

    kabel FO yang dibutuhkan dalam satuan KM,

    Jumlah splitter untuk masing masing konfigurasi,

    Jumlah konektor, Jumlah Sambungan pada kabel

    feeder, distribusi serta pada drop. Berikut adalah

    daftar parameter beserta besar redaman yang

    digunakan ketika akan menghitung suatu link

    budget pada salah satu jaringan FTTH. Ditunjukan

    pada tabel 2.2

    Tabel 2.2 Parameter Besar Redaman[7]

    No Network Element Batasan Ukuran

    1 Kabel FO MAX 0,35 dB/km

    2 Splicing MAX 0,1 dB

    3 Connector Loss MAX 0,25 dB

    4 Splitter 1:2 MAX 3.70 dB

    5 Splitter 1:4 MAX 7.25 dB

    6 Splitter 1:8 MAX 10.38 dB

    7 Splitter 1:16 MAX 14.10 dB

    8 Splitter 1:32 MAX 17.45 db

    9 Sambungan pada Kabel Feeder MAX 0.10 dB

    10 Sambungan pada Kabel Distribusi MAX 0.10 dB

    11 Sambungan pada Drop Kabel MAX 0.10 dB

    Pada tabel 2.2 dapat disimpulakan bahwa

    untuk maksimum penggunaan tidak terbatas,

    dengan catatan total redaman atau loss toleransi

    yang di dapat tidak lebih daripada 28 dB.

    Untuk contohnya dapat dilihat di tabel 2.3

    berikut.

    Tabel 2.3 Contoh Tabel Link Budget[7]

    Apabila hasil perhitungan didapat nilai

    redaman lebih besar dari nilai toleransi yang

    sudah diberikan seperti diatas, maka desain

    tersbut dapat dinyatakan tidak ideal,

    dikarenakan nilai redaman yang lebih besar

    akan menimbulkan noise yang dapat

    mengurangi kualitas daripada jaringan tersebut,

    namun apabila nilai redaman masih dibawah

    batas toleransi maka design jaringan tersebut

    layak untuk digunakan sebagai planningdesign

    jaringan.

    2.8. BILL OF QUALITY (BOQ) MATERIAL Bill of Quantity (BOQ) adalah dokumen

    kontrak yang biasanya disiapkan oleh quantity

    surveyor yang merupakan daftar rancangan

    pekerjaan yang terdiri dari perhitungan volume

    pekerjaan dan dapat memperinci biaya, baik

    dari segi material, peralatan, maupun tenaga

    kerja. BOQ digunakan ketika akan

    mengajukan penawaran harga kontrak kerja

    pada industri konstrusi, selain itu juga

    digunakan sebagai pengontrol dari volume

    yang diajukan oleh kontraktor dan memberikan

    evaluasi atas kemajuan pekerjaan yang telah

    dilakukan. Setelah selesai pembuatan design

    langkah selanjutnya adalah pembuatan Bill of

  • Quantuty / Rencana Anggaran dan Biaya.

    Hitung seluruh volume material dan jasa yang

    dibutuhkan yang terdiri dari [7]

    :

    1. Jaringan Feeder 2. Jaringan Distribusi 3. Jaringan Drop Cable Untuk

    memudahkan dalam penghitungan,

    gunakan alat bantu seperti :

    Diagram batang kabel

    Tabel jumlah demand, jenis layanan dan volume material yang

    disusun per lantai (untuk HRB)

    Ketika akan merancang suatu design

    jaringan FTTH, terlebih dahulu mengetahui

    jumlah kebutuhan perangkat sehingga

    perangkat yang sudah dihitung mampu

    mengcover keseluruhan homepass pada satu

    boundary.

    a. Menghitung kebutuhan perangkat ODP

    Untuk menghitung jumlah kebutuhan

    perangkat ODP pada satu

    boundary dapat menggunakan

    rumus dibawah ini :

    =

    ..(2.1)

    b. Menghitung kebutuhan core optik pada kabel distribusi

    . Untuk menghitung jumlah kebutuhan

    core optik pada kabel distribusi,

    mengikuti dengan jumlah ODP.

    Dikarenakan 1 core optik untuk satu

    ODP

    c. Menghitung kebutuhan core optik untuk feeder.

    . Untuk menghitung jumlah core optik

    untuk feeder digunakan rumus dibawah

    ini :

    =

    .. (2.2)

    d. Menghitung jumlah passive splitter di ODC

    Untuk jumlah passive splitter di ODC

    sama dengan jumlah core optik pada

    feeder. Karena satu core feeder untuk

    satu ODC

    e. Menghitung jumlah jalur distribusi

    Untuk menghitung jumlah jalur

    distribusi digunakan rumus dibawah ini.

    =

    (8,12,24) (2.3)

    III. PEMODELAN SISTEM

    3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN DATA

    Kegiatan survei dilakukan pada

    area kerja PT Telkom Akses Yogyakarta

    daerah Seturan, daerah Seturan merupakan

    salah satu daerah yang padat penduduk

    serta banyak terdapat beberapa universitas.

    Survei dilakukan mulai dari 3 Februari

    2014 sampai 3 Mei 2014 untuk

    mendapatkan hasil total homepass

    sebanyak 3.500. Hasil akhir data yang

    homepass yang didapat sebanyak 3.505

    homepass. Kegiatan survey ini dilakukan

    pada jam kerja yaitu pukul 08.00 pagi

    sampai dengan 16.00 sore.

    3.2 TAHAPAN PENGAMBILAN DATA Dalam penulisan tugas akhir ini,

    proses kegiatan pengambilan data

    dilakukan untuk mendapatkan sebuah data

    valid dan informasi tentang area kerja yang

    akan dilakukan pergantian dan

    pemasangan jaringan lokal akses tembaga

    menjadi jaringan lokal akses fiber optik.

    Kegiatan survei terbagi dalam dua team

    yaitu team on site dan team on desk. Untuk

    melakukan survey micro demand, tidak

    sembarang area untuk dijadikan bahan

    surei. Pemilihan area dilakukan oleh team

    on site dengan melihat demand pada area

    tersebut. Jika sudah dipertimbangkan maka

    team on site akan turun untuk melakukan

    survey micro demand.

    Gambar 3.1 Contoh Tampilan Polygon

    Sebelum survey berlangsung,

    terdapat beberapa hal yang harus

    diperhatikan oleh surveyor. Diantaranya

    adalah memperhatikan point point penting

    seperti alamat rumah, tipe rumah,

    pelanggan telpon kabel atau bukan,

    menggunakan tv kabel atau tidak dan yang

    terakhir apakah dihuni atau tidak. Point

    point tersebut diperhatikan ketika sedang

    melakukan survey. Dibawah ini adalah

    tabel yang digunakan selama survey

    berlangsung.

  • Tabel 3.1 Tabel Survey Homepass

    Dalam tabel tersebut terdapat 6 macam element

    mewakili kebutuhan untuk pengambilan data

    homepass, diantaranya

    1. Alamat

    Tabel alamat diisikan dengan alamat jalan

    ataupun nama area yang sedang dilakukan

    survey.

    2. Tipe Rumah

    Tabel pada Tipe Rumah dibagi menjadi 3

    golongan, yaitu R1, R2, dan R3. Untuk

    mengetahui rumah yang sedang disurvey

    termasuk golongan yang mana, dilakukan

    identifikasi terhadap rumah yang akan

    disurvey. Sebagai contoh untuk golongan R1

    dilihat apakah rumah tersebut memiliki ukuran

    rumah besar dan tanah yang luas atau tidak,

    lalu melihat apakah pada rumah tersebut

    memiliki kendaraan pribadi atau tidak.

    3. Telkom

    Tabel Telkom diisi apakah rumah yang

    sedang disurvey menggunakan layanan Telkom

    atau tidak. Untuk mengetahui apakah rumah

    yang sedang disurvey menggunakan layanan

    telpon atau tidak, dengan cara melihat apakah

    terdapat kabel Telkom masuk kedalam rumah

    atau tidak. Jika terdapat maka rumah tersebut

    menggunakan jasa layanan Telkom, namun

    apabila tidak maka rumah tersebut tidak

    menggunakan jasa layanan Telkom.

    4.Huni

    Pada tabel huni berisikan, apakah rumah

    yang sedang di survey ditempati atau tidak.

    Rumah yang tidak dihuni nampak jelas dari

    luar, seperti kondisi rumah yang kotor, atau

    rusak. Sedangkan rumah yang dihuni terlihat

    sebaliknya.

    5.TV Kabel Telkom

    Untuk mengetahui apakah rumah yang

    sedang di survey menggunakan layanan tvkabel

    Telkom yaitu denganmelihat apakah terdapat

    perangkat parabola yang bertuliskan Telkom

    jika tidak maka rumah tersebut tidak

    menggunakan layanan tersebut.

    6.Kabel Lain

    Pada tabel TV Kabel lain untuk

    mengidentifikasinya hampir sama dengan

    identifikasi TV kabel telkom hanya saja untuk

    tabel ini yang dilihat adalah bukan pengguna

    layanan TV Kabel Telkom.

    3.3 PERHITUNGAN LINK BUDGET Langkah pertama adalah membuka

    hasil survey microdemand yang sudah di

    olah datanya kedalam bentuk google earth.

    Sebagai contoh disini data yang digunakan

    adalah boundary BBS-FAJ dengan kapasitas

    homepass sebanyak 195 homepass.

    Pada boundary tersebut terdapat letak

    perangkat ODC yang akan digunakan untuk

    mencatu homepass sebanyak 195 pelanggan.

    Namun sebelum melakukan design jaringan

    FTTH, dihitung terlebih dahulu kebutuhan

    core distribusi yang digunakan untuk

    mendesign jaringan pada Boundary ODC

    BBS-FAJ. Perhitungan sebelum melakukan

    design jaringan FTTH sangat penting agar

    perancang tahu jumlah perangkat dan

    kebutuhan yang diperlukan untuk mengcover

    wilayah yang akan di design, sehingga tidak

    terdapat kekurangan ataupun kelebihan

    perangkat.

    Berikut adalah perhitungan untuk

    menentukkan jumlah kebutuhan perangkat,

    pada boundary ODC BBS-FAJ:

    Dengan jumlah homepass sebanyak

    195 pelanggan, pertama perhitungan

    menggunakan konfigurasi one stage yaitu

    menggunakan passive splitter 1:32 di ODC.

    Untuk mengetahui jumlah passive splitter di

    ODC hanya satu buah dan keluaranya

    sebanyak 32 jadi satu pelanggan

    menggunakan satu kabel feeder. Sedangkan

    pada ODP bisa menggunakan satu ODP, 2

    ODP dengan masing-masing ODP sebanyak

    16 core, 4 ODP dengan masing-masing ODP

    sebanyak 8 core.

    Kedua perhitungan dilakukan dengan

    menggunakan two stage yaitu menggunakan

    passive splitter 1:4 di ODC dan 1:8 di ODP.

    Untuk mengetahui jumlah passive splitter di

    ODP digunakan perhitungan sebagai berikut:

    =195

    8= 25

    Sehingga dapat disimpulkan dari

    perhitungan diatas jumlah ODP yang

    dibutuhkan adalah sebanyak 25 buah.

    Selanjutnya adalah menghitung jumlah core

    optik feeder, perhitungan kebutuhan untuk

    core optik untuk feeder didapat dengan cara

    sebagai berikut :

    = 25

    4= 7

    Dengan melihat perhitungan diatas,

    maka didapat jumlah passive splitter yang

    dibutuhkan pada ODC yaitu sebanyak 7.

    Setelah itu dilanjutkan untuk menghitung

    kebutuhan akan kabel distribusi. Untuk

    N

    O

    ALAMAT TIPE RUMAH TELKOM HUNI TV

    KABEL

    TELKOM

    TV

    KABEL

    LAIN R1

    R2

    R3

  • perhitungan kabel distribusi nilai pembagai

    bervariasi melihat dengan kapasitas yang

    digunakan yaitu 8 core, 12 core, ataupun 24

    core. Untuk Boundary BBS-FAJ digunakan

    kabel distribusi dengan kapasistas 12 core.

    Maka perhitungannya sebagai berikut:

    = 25

    12= 3

    Dengan demikian didapat jumlah kebutuhan

    akan kabel distribusi untuk boundary ODC

    BBS-FAJ adalah sebanyak 3 buah.

    IV. HASIL DAN ANALISA

    4.1. HASIL KMLCSV CONVERTER Hasil dari converter keseluruhan boundary

    pada area seturan daerah istimewa

    Yogyakarta. Dimana didalamnya terdapat

    lima boundary. Hasil keseluruhan

    adalah sebanyak 3505 homepass

    ditunjukan pada lingkaran hitam dan

    tanda panah pada gambar 4.1 Hasil

    Converter keseluruhan boundary.

    Gambar 4.1 Hasil Converter keseluruhan boundary

    4.2. KEBUTUHAN PERANGKAT Dalam menganalisis kebutuhan perangkat

    digunakan satu boundary dari 5 boundary yang

    sudah ada, dengan 3 macam jenis konfigurasi

    yang digunakan diantaranya adalah one stage

    dengan Passive Splitter 1:32, Dan Two Stage

    1:2 -> 1:16 serta 1:4 -> 1:8, dengan kebutuhan

    3505 homepass untuk keseluruhan boundary.

    Penulis memilih boundary BBS-FAJ untuk

    wilayah Seturan Yogyakarta, dengan jumlah

    homepass yang didapat sebanyak 3505

    homepass.

    Gambar 4.7 Keseluruhan Boundary.

    Sebanyak 3505 rumah tersebut terbagi

    menjadi 5 area boundary, dengan masing

    masing boundary memiliki jumlah homepass

    bervariasi sehingga kebutuhan akan perangkat

    menyesuaikan dengan jumlah homepass untuk

    masing masing boundary. Diantarnya adalah

    sebagai berikut

    1. Boundary BBS-FAJ (3 Konfigurasi) a. Splitter yang digunakan adalah

    1:4 di ODC dan 1:8 di ODP

    (Two Stage)

    Jumlah Homepass sebanyak 195

    unit.

    Passive Splitter di ODP = 195/8

    = 25

    Jumlah Core Optik untuk kabel

    distribusi adalah = 25 core

    Jumlah Core Optik untuk feeder

    adalah = 25/4 = 7 core

    Jumlah Passive Splitter pada

    ODC adalah sebanyak 7

    Kapasitas ODC yang dibutuhkan

    adalah tipe 144

    Jumlah kebutuhan ditribusi

    sebanyak = 25/12 = 3 kabel

    distribusi

    4.3. LINK BUDGET Boundary BBS-FAJ (Konfigurasi 1:4 ->

    1:8)

    Konfigurasi pertama yang dilakukan uji coba

    adalah menggunakan konfigurasi 2 stage dengan

    Passive Splitter pada ODC 1:4 dan di ODP 1:8.

    Jumlah homepass pada boundary yang digunakan

    adalah sebanyak 195. Pada konfigurasi ini didapat

    jumlah ODP sebanyak 25. Untuk menetukkan ODP

    mana yang mendekati, menengah serta menjauhi

    ODC dilakukan perhitungan dengan melihat jumlah

    ODP, apabila jumlah genap maka dibagi dengan 2,

    jika bernilai ganjil maka dicari nilai tengahnya.

    Pada boundary ini dipilih 3 ODP yang memenuhi

    syarat diatas. Berikut adalah perhitungan

    menggunakan sistem Two stage 1:4 -> 1:8.

    Tabel 4.2 Tabel Link budget Konfigurasi 1:4 -> 1:8

  • Penjabaran Perhitungan

    Boundary BBS-FAJ (Konfigurasi 1:4 -> 1:8)

    a. Kondisi Terjauh, Distribusi jalur ke 2, ODP ke 21

    Pelanggan 1 :ODF Ke ONT = 2,77 km

    Passive Splitter 1:4 = 7,25 dB

    1:8 = 10,38 dB

    Loss Connector = 0.25*11 = 2,75 dB

    Kabel FO = 0,35*2,77 = 0,96 dB

    Total keseluruhan redaman = 21.34 Db

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    1. Semakin jauh jarak homepass ke sentral maka akan semakin besar redamanya

    dibuktikan pada hasil perhitungan link

    budget pada boundary BBS-FAJ yaitu

    terjauh sebesar 20,61 dB,menengah

    sebesar 20,27 dB dan yang terdekat

    sebesar 19.95 dB. .

    2. Dalam design perencanaan FTTH melakukan pada perhitungan link budget

    memenuhi syarat. Hal ini dibuktikan

    bahwa nilai redaman total pada semua

    perhitungan tidak lebih dari 28 dB.

    3. Hasil perhitungan BOQ menunjukan bahwa desain menggunakan one stage

    lebih banyak membutuhkan material pada

    kabel distribusi yaitu sebanyak 2645.55

    meter dibandingkan dengan yang lainya.

    5.1. SARAN

    1. Dalam mendesain penulis mengharapkan agar lebih teliti pada saat perhitungan.

    2. Untuk melakukan perencanaan yang lebih baik maka penulis menyarankan untuk

    memilih metode two stage dikarenakan

    dalam proses design perencanaan lebih

    mudah dilakukan.

    3. Untuk pemilihan passive splitter disarankan menggunakan passive splitter

    1:4 pada ODC dan 1:8 pada ODP,

    dikarenakan dengan menggunakan passive

    splitter ini lebih meminimalisir

    penggunaan material dan redaman yang

    tidak begitu besar.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk (2004). PL 1.1- Dasar Sistem

    Komunikasi Optik. Bandung:

    TELKOMRISTI (R & D Center)

    2. Auzaiy, (2008), Analsisi Power Budget Jaringan Komunikasi Serat Optik

    PT.TELKOM di STO Jatinegara,

    Dokumen PDF

    3. Maulana, Angga Julian, (2012), Perencanaan Desain Jaringan Metro

    FTTH di Universitas Indonesia, Dokumen

    PDF

    4. Praja, Fajar Guntara, (2013), Analisis Perhitungan dan Pengukuran Transmisi

    Jaringan Serat Optik Telkomsel Regional

    Jawa tengah, Dokumen PDF

    5. Putra, Egi Kharisma, (2012), Pemanfaatan SIG untuk Analisis Karakteristik Pola

    Perubahan Landuse dan Landcover di

    Jawa barat, Dokumen PDF

    6. PT. Telkom Akses Indonesia, Overview FTTx, Overv. FTTx, pp. 138, 2013, Dokumen PDF

    7. PT. Telkom Akses Indonesia, MODUL-3 DESIGN FTTx, pp. 199, 2013. Dokumen PDF

    8. Anonymous, Perancangan Dan Desain Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf)

    Dengan Teknologi Pon Konfigurasi

    Jaringan Fiber To The Home (Ftth). pp. 145.

    9. Optical Distribution Box (GPXX C48) - China Electronic and Digital Products

    Wholesale Center. [Online]. Available: http://www.o-digital.com/wholesale-

    products/2244/2247-2/Optical-

    Distribution-Box-GPXX-C48-

    141719.html. [Accessed: 14-Juli-2014].

    10. D. Akses, Panduan Desain FTTH, Pandu. Desain FTTH, pp. 158, Dokumen PDF

    11. Panditamoyo, Instalasi Perangkat FTTH Pada Area Public, Instal. Perangkat FTTH Pada Area Public, pp. 113, 2011.

    12. P. Rigby, FTTH Handbook, FTTH Handb., pp. 1100, 2011.

    13. P. T. A. Indonesia, Survey micro demand, Surv. MICRO DEMAND, pp. 154, 2011.