perencanaan geometrik

531
PERENCANAAN GEOMETRIK, TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RUAS JALAN KRASAK – PRINGAPUS) KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Upload: adang-trikoswara

Post on 10-Apr-2016

329 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ugoujds

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN GEOMETRIK

PERENCANAAN GEOMETRIK,

TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN

BIAYA (RUAS JALAN KRASAK – PRINGAPUS)

KOTA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun Oleh :

Page 2: PERENCANAAN GEOMETRIK

HARTANTO EDY PRASTYO

I 8207006

PROGRAM DIPLOMA III

TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

PERENCANAAN GEOMETRIK,

TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN

BIAYA (RUAS JALAN KRASAK – PRINGAPUS)

KOTA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Page 3: PERENCANAAN GEOMETRIK

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun Oleh :

HARTANTO EDY PRASTYO

I 8207006

Surakarta, Juli 2010

Telah disetujui dan diterima oleh :

Dosen Pembimbing

Page 4: PERENCANAAN GEOMETRIK

Ir. SANUSI

NIP. 19490727 198303 1 001

PERENCANAAN GEOMETRIK,

TEBAL PERKERASAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

(RUAS JALAN KRASAK – PRINGAPUS)

KOTA SALATIGA

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

HARTANTO EDY PRASTYO

I 8207006

Disetujui :

Dosen Pembimbing

Ir. Sanusi, MT T T

Page 5: PERENCANAAN GEOMETRIK

NIP. 19490727 198303 1 001

Dipertahankan didepan Tim Penguji

Ir. Djumari, MT ..................................................................

NIP. 195710201987021001

Slamet Jauhari Legowo, ST,MT ..................................................................

NIP. 19670413 199702 1 001

Mengetahui : Disahkan :

Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Program D-III Teknik Sipil

Fakultas Teknik UNS Jurusan Teknik Sipil FT UNS

Ir. Bambang Santoso, MT T Ir. Slamet Prayitno, MT T

NIP. 19590823 198601 1 001 NIP. 19531227 198601 1 001

Mengetahui

a.n Dekan

Pembantu Dekan I

Fakultas Teknik UNS

Page 6: PERENCANAAN GEOMETRIK

Ir. Noegroho Djarwanti, MT

NIP 19561112 198403 2 007

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

œ MOTTO

œ Time is Money.

– Berusaha menjadi orang yg detail,teliti dalam segala aspek

– Selalu semangat melakukan pekerjaan.

– Hargai sesuatu PENCAPAIAN itu pasti ada proses dan jalan.

– Selalu ingat akan kebesaran ALLAH, jangan lupa slalu

Bersyukur.

œ PERSEMBAHAN

Page 7: PERENCANAAN GEOMETRIK

› Allah SWT

› Ibuku tercinta yang sangat hebat sebagai single parent

dalam mendidikxu dan mengarahkanxu

› Ayahku tercinta yang tenang disisi ALLAH,Semoga

ditempatkan di JANNAH.AMIN.

› Keluarga, kakak – kakakxu dan keponakanxu tercinta

› Buat ababngku di SOLO(mas MOKO) terimakasih semua

dukungan,saran,petuahmu dan bantuanmu..Jasa printer

dan komputermu sangat besar buatku. Semoga cepet

dapet jodoh&Proyek lancar terus.

› Buat temen- temen 07 makasih dukungane.Terutama

Rizal&embah makasih bantuane serta Almamaterku.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Page 8: PERENCANAAN GEOMETRIK

rahmat, hidayah serta inayahnya-Nya, sehingga Tugas Akhir “PERENCANAAN

GEOMETRIK DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN KRASAK –

PRINGAPUS KOTA SALATIGA” dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih

gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan adanya Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman mengenai perencanaan jalan bagi penulis maupun pembaca.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini. Secara khusus

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir.Mukahar, MSCE, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Page 9: PERENCANAAN GEOMETRIK

Surakarta.

2. Ir.Noegroho Djarwanti , MT, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ir.Bambang Santoso, MT, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ir.Sanusi, Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

5. Endah Safitri, ST;MT Selaku Dosen Pembimbing Akademik

6. Rekan – rekan DIII Teknik Sipil Transportasi dan semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Dalam Penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan, maka diharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun. Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, amin.

Page 10: PERENCANAAN GEOMETRIK

Surakarta, MARET 2011

Penyusun

HARTANTO EDY PRASTYO

Page 11: PERENCANAAN GEOMETRIK

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………..i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………..ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………iv

KATA PENGANTAR …………………………………………………………v

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..vii

Page 12: PERENCANAAN GEOMETRIK

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………x

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..xii

DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………………xiii

DAFTAR NOTASI ……………………………………………………………xiv

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………...2

1.3 Tujuan …………………………………………………………….2

1.4 Teknik Perencanaan ………………………………………………2

1.4.1 Perencanaan Geometrik Jalan …………………………….3

1.4.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur ……………………4

1.4.3 Perencanaan Anggaran Biaya dan Jadwal Waktu

Page 13: PERENCANAAN GEOMETRIK

Pelaksanaan (Time Schedule). ……………………………..4

1.5 Bagan Alir / Flow Chart Perencanaan …………………………..5

Halaman

BAB II DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka …………………………………………………9

2.2 Klasifikasi Jalan …………………………………………………10

2.3 Perencanan Geometri Jalan ………………………………………11

2.3.1 Alinemen Horisontal ………………………………11

2.3.2 Bagian Lurus…………………………………………………11

2.1.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Time Schedule ………XX

BAB III METODOLOGI

3.1 Umum …………………………………………………………….XX

3.2 Diagram Alir ……………………………………………………...XX

BAB IV PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN, TEBAL PERKERASAN

Page 14: PERENCANAAN GEOMETRIK

LENTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

4.1 Perencanaan Geometrik Jalan …………………………………….XX

4.1.1 Perbesaran Peta ……………………………………………..XX

4.1.2 Perhitungan Trace Jalan …………………………………….XX

4.1.2.1 Perhitungan Azimuth………………………………..XX

4.1.2.2 Perhitungan Sudut PI………………………………..XX

4.1.2.3 Perhitungan Jarak antar PI…………………………..XX

4.1.2.4 Perhitungan Kelandaian Melintang …………………XX

4.1.3 Perhitungan Tikungan ………………………………………XX

4.1.3.1 Tikungan PI1………………………………………...XX

4.1.3.2 Tikungan PI2………………………………………...XX

4.1.3.3 Tikungan PI3 ………………………………………XX

Halaman

Page 15: PERENCANAAN GEOMETRIK

4.1.3.4 Perhitungan Stationing ……………………………..XX

4.1.3.5 Kontrol Overlapping ………………………………XX

4.1.4 Perencanaan Alinemen Vertikal ……………………………XX

4.1.4.1 Perhitungan Kelandaian Memanjang ……………….XX

4.1.4.2 Perhitungan Alinemen Vertikal …………………….XX

4.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan ……………………………..XX

4.2.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan jalan ………………….XX

4.2.2 Perhitungan Volume Lalu Lintas …………………………...XX

4.2.3 Perhitungan Angka Ekivalen (E) Masing-masing

Kendaraan …………………………………………………..XX

4.2.4 Penentuan CBR Desain Tanah Dasar ………………………XX

4.2.5 Penentuan Daya Dukung Tanah (DDT) …………………….XX

4.2.6 Penentuan ITP (Indeks Tebal Perkerasan) ………………….XX

4.3 Rencana Anggaran Biaya …………………………………………XX

Page 16: PERENCANAAN GEOMETRIK

4.3.1 Analisa Perhitungan Pekerjaan ……………………………..XX

4.3.1.1 Perhitungan Volume Pekerjaan Tanah ……………...XX

4.3.1.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan ….XX

4.3.2 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek …………..XX

4.3.3 Rencana Anggaran Biaya dan Time Shcedule ………………XX

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek ……………………………………………..XX

Page 17: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.1 Miring Alinemen Horizontal ……………………………………XX

Gambar 2.2 Lengkung Full Circle …………………………………………...XX

Gambar 2.3 Diagram Super Elevasi Full Circle …………………………….XX

Gambar 2.4 Lengkung Spiral – Circle - Spiral ……………………………..XX

Gambar 2.5 Diagram Super Elevasi Spiral – Circle – Spiral ………………..XX

Gambar 2.6 Lengkung Spiral Spiral …………………………………………XX

Gambar 2.7 Diagram Super Elevasi Spiral Spiral …………………………...XX

Gambar 2.8 Jarak Pandang pada Lengkung Horizontal untuk Jh < Lt ………XX

Gambar 2.9 Jarak Pandang pada Lengkung Horizontal untuk Jh > Lt ………XX

Gambar 2.10 Pelebaran Perkerasan pada Tikungan …………………………..XX

Gambar 2.11 Kontrol Overlapping…………………………………………….XX

Gambar 2.12 Sationing ………………………………………………………..XX

Gambar 2.13 Peta Azimuth ……………………………………………………XX

Gambar 2.14 Lengkung Vertikal Cembung …………………………………...XX

Page 18: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.15 Lengkung Vertikal Cekung ……………………………………..XX

Gambar 2.16 Susunan Lapis Konstruksi Perkerasan Lentur ………………….XX

Gambar 2.17 Tebal Lapis Perkerasan Lentur………………………………….XX

Gambar 3.1 Diagram Alir Perencanaan Alinemen Horizontal ………………XX

Gambar 3.2 Diagram Alir Perencanaan Alinemen Vertikal …………………XX

Gambar 3.3 Diagram Alir Perencanaan Tebal Perkerasan …………………..XX

Halaman

Gambar 3.4 Diagram Alir Perencanaan Rencana Anggaran Biaya dan

Time Schedule …………………………………………………..XX

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Page 19: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 4.5

Gambar 4.6

Gambar 4.7

Gambar 4.8

Gambar 4.9

Gambar 4.10

Gambar 4.11

Gambar 4.12

Gambar 4.13

Gambar 4.14

Gambar 4.15

Gambar 4.16

Gambar 4.17

Gambar 4.18

Page 20: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 4.19

Gambar 4.20

Gambar 4.21

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Panjang Bagian Lurus Maksimum ………………………………..XX

Tabel 2.2 Panjang Garis Minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10%…………XX

Tabel 2.3 Jari-jari Tikungan yang tidak memerlukan Lengkung Peralihan …XX

Tabel 2.4 Kelandaian Maksimum yang diijinkan……………………………XX

Tabel 2.5 Prosentase Kendaraan Berat dan yang Berhenti serta Iklim

(Curah Hujan)……………………………………………..............XX

Tabel 2.6 Koefisien Distribusi Kendaraan ………………………………….XX

Page 21: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 22: PERENCANAAN GEOMETRIK

DAFTAR GRAFIK

Page 23: PERENCANAAN GEOMETRIK

DAFTAR NOTASI

a : Koefisien Relatif

a` : Daerah Tangen

A : Perbedaan Kelandaian (g1 – g2) %

: Sudut Azimuth

B : Perbukitan

C : Perubahan percepatan

Page 24: PERENCANAAN GEOMETRIK

Ci : Koefisien Distribusi

CS : Circle to Spiral, titik perubahan dari lingkaran ke spiral

CT : Circle to Tangen, titik perubahan dari lingkaran ke lurus

d : Jarak

D : Datar

D` : Tebal lapis perkerasan

: Sudut luar tikungan

h : Perbedaan tinggi

Dtjd : Derajat lengkung terjadi

Dmaks : Derajat maksimum

DDT : Daya dukung tanah

e : Superelevasi

E : Daerah kebebasan samping

Page 25: PERENCANAAN GEOMETRIK

Ec : Jarak luar dari PI ke busur lingkaran

Ei : Angka ekivalen beban sumbu kendaraan

em : Superelevasi maksimum

en : Superelevasi normal

Eo : Derajat kebebasan samping

Es : Jarak eksternal PI ke busur lingkaran

Ev : Pergeseran vertical titik tengah busur lingkaran

f : Koefisien gesek memanjang

fm : Koefisien gesek melintang maksimum

Fp : Faktor Penyesuaian

g : Kemiringan tangen ; (+) naik ; (-) turun

G : Pegunungan

h : Elevasi titik yang dicari

i : Kelandaian melintang

Page 26: PERENCANAAN GEOMETRIK

I : Pertumbuhan lalu lintas

ITP : Indeks Tebal Perkerasan

Jd : Jarak pandang mendahului

Jh : Jarak pandang henti

k : Absis dari p pada garis tangen spiral

L : Panjang lengkung vertikal

Lc : Panjang busur lingkaran

LEA : Lintas Ekivalen Akhir

LEP : Lintas Ekivalen Permulaan

LER : Lintas Ekivalen Rencana

LET : Lintas Ekivalen Tengah

Ls : Panjang lengkung peralihan

Ls` : Panjang lengkung peralihan fiktif

Page 27: PERENCANAAN GEOMETRIK

Lt : Panjang tikungan

O : Titik pusat

p : Pergeseran tangen terhadap spiral

: Sudut busur lingkaran

: Sudut lengkung spiral

PI : Point of Intersection, titik potong tangen

PLV : Peralihan lengkung vertical (titik awal lengkung vertikal)

PPV : Titik perpotongan tangen

PTV : Peralihan Tangen Vertical (titik akhir lengkung vertikal)

R : Jari-jari lengkung peralihan

Rren : Jari-jari rencana

Rmin : Jari-jari tikungan minimum

SC : Spiral to Circle, titik perubahan spiral ke lingkaran

S-C-S : Spiral-Circle-Spiral

Page 28: PERENCANAAN GEOMETRIK

SS : Spiral to Spiral, titik tengah lengkung peralihan

S-S : Spiral-Spiral

ST : Spiral to Tangen, titik perubahan spiral ke lurus

T : Waktu tempuh

Tc : Panjang tangen circle

TC : Tangen to Circle, titik perubahan lurus ke lingkaran

Ts : Panjang tangen spiral

TS : Tangen to Spiral, titik perubahan lurus ke spiral

Tt : Panjang tangen total

UR : Umur Rencana

Vr : Kecepatan rencana

Xs : Absis titik SC pada garis tangen, jarak lurus lengkung peralihan

Y : Factor penampilan kenyamanan

Page 29: PERENCANAAN GEOMETRIK

Ys : Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak

lurus ke titik

DAFTAR LAMPIRAN

Page 30: PERENCANAAN GEOMETRIK

LAMPIRAN A LEMBAR KOMUNIKASI dan PEMANTAUAN

LAMPIRAN B DAFTAR HARGA SATUAN (Upah, Bahan dan Peralatan)

LAMPIRAN C ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

LAMPIRAN D GAMBAR AZIMUT

LAMPIRAN E GAMBAR TRACE JALAN

LAMPIRAN F GAMBAR LONG PROFIL

LAMPIRAN G GAMBAR CROSSECTION

LAMPIRAN H GAMBAR PLAN PROFIL

LAMPIRAN I DAFTAR ANGKA EKIVALEN (E) BEBAN SUMBU

KENDARAAN

LAMPIRAN J GAMBAR KORELASI DDT DAN CBR

LAMPIRAN K BATAS – BATAS MINIMUM TEBAL LAPIS PERKERASAN

LAMPIRAN L NOMOGRAM

Page 31: PERENCANAAN GEOMETRIK

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Page 32: PERENCANAAN GEOMETRIK

Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan

kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karena itu

jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu

tujuan daerah yang ingin dituju ataupun dilalui.

Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu

tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah

yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah

semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan

bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.

Pembuatan Jalan yang menghubungkan Desa Krasak – Desa Pringapus Kota

Madya Salatiga yang bertujuan untuk memberikan kelancaran, keamanan, dan

kenyamanan bagi pemakai jalan serta di harapkan dapat meningkatkan

Page 33: PERENCANAAN GEOMETRIK

perekonomian masyarakat di sekitar jalur jalan.

2

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana merencanakan geometrik jalan yang menghubungkan Desa Krasak –

Desa Pringapus agar memperoleh jalan yang sesuai dengan fungsi dan kelas

Page 34: PERENCANAAN GEOMETRIK

jalannya?

Bagaimana merencanakan Tebal Perkerasan Jalan, Anggaran Biaya, dan Time

Schedule yang di butuhkan untuk membuat jalan tersebut?

1.3 Tujuan

Dalam perencanaan pembuatan jalan ini ada tujuan yang hendak dicapai yaitu :

a. Merencanakan bentuk geometrik dari jalan kelas fungsi kolektor

b. Merencanakan tebal perkerasan pada jalan tersebut.

c. Merencanakan anggaran biaya dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk

pembuatan jalan tersebut.

1.4 Teknik Perencanaan

Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan

Page 35: PERENCANAAN GEOMETRIK

disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan

kelas jalan. Hal yang akan disajikan dalam penulisan ini adalah :

3

Page 36: PERENCANAAN GEOMETRIK

1.4.1 Perencanaan Geometrik Jalan

Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Tata

Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota ( TPGJAK ) Tahun 1997 dan

Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya Tahun 1970 yang dikeluarkan oleh

Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan geometrik

ini akan membahas beberapa hal antara lain :

a. Alinemen Horisontal

Alinemen (Garis Tujuan) horisontal merupakan trase jalan yang terdiri dari :

v Garis lurus (Tangent), merupakan jalan bagian lurus.

v Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu :

a.) Full – Circle

b.) Spiral – Circle – Spiral

c.) Spiral – Spiral

Page 37: PERENCANAAN GEOMETRIK

v Pelebaran perkerasan pada tikungan.

v Kebebasan samping pada tikungan

b. Alinemen Vertikal

Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau

proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi

rendahnya jalan terhadap muka tanah asli.

c. Stationing

d. Overlapping

4

Page 38: PERENCANAAN GEOMETRIK

1.4.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur

Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan

dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan

Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode

Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang

dipakai adalah sebagai berikut :

1. Lapis Permukaan (Surface Course) : Laston MS 744

2. Lapis Pondasi Atas (Base Course) : Batu Pecah Kelas A CBR 100%

3. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course) : Sirtu Kelas A CBR 70 %

1.4.3 Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Waktu Pelaksanaan ( Time Schedule)

Menghitung rencana anggaran biaya yang meliputi :

Page 39: PERENCANAAN GEOMETRIK

1. Volume Pekerjaan

2. Harga satuan Pekerjaan, bahan dan peralatan

3. Alokasi waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan.

Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan

perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan No. 028 / T / BM /

2008 Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.

Page 40: PERENCANAAN GEOMETRIK

5

1.5. Bagan Alir / Flow Chart Perencanaan

Untuk lebih jelasnya, perencanaan jalan ini dapat dilihat pada bagan alir/Flow

Chart dibawah ini :

a. Alinemen Horisontal

Page 41: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 42: PERENCANAAN GEOMETRIK

Mulai

Data :

· Jari – jari rencana (Rr)

· Sudut luar

· Kecepatan Rencana (Vr)

Dicoba Tikungan Full

circle

Rr ³ Rmin

FC

Page 43: PERENCANAAN GEOMETRIK

· Perhitungan data tikungan

· Perhitungan Pelebaran perkerasan

· Perhitungan daerah kebebasan

samping

Dicoba Tikungan S – C - S

· Perhitungan data tikungan

· Perhitungan Pelebaran perkerasan

· Perhitungan daerah kebebasan

samping

Lc ³ 20 m

Lc < 20 m

· Perhitungan data tikungan

· Perhitungan Pelebaran

perkerasan

· Perhitungan daerah kebebasan

samping

Selesai

Dicoba Tikungan S - S

Page 44: PERENCANAAN GEOMETRIK

YA

YA

YA

Tidak

Tidak

Gambar 1.1 Diagram Alir Perencanaan Alinemen Horisontal

6

b. Alinemen Vertikal

Page 45: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 46: PERENCANAAN GEOMETRIK

Mulai

Data :

· Stationing PPV

· Elevasi PPV

· Kelandaian Tangent (g)

· Kecepatan Rencana (Vr)

· Perbedaan Aljabar Kelandaian (A)

Page 47: PERENCANAAN GEOMETRIK

Perhitungan Panjang Lengkung Vertikal

Berdasarkan

· Syarat kenyamanan pengemudi

· Syarat drainase

· Syarat keluwesan bentuk

· Pengurangan goncangan

Perhitungan :

· Pergeseran vertikal titik tengah busur

lingkaran (Ev)

· Perbedaan elevasi titik PLV dan titik

yang ditinjau pada Sta (y)

· Stationing Lengkung vertikal

· Elevasi lengkung vertikal

Selesai

Gambar 1.2. Diagram Alir Perencanaan Alinemen Vertikal

7

Page 48: PERENCANAAN GEOMETRIK

c. Perencanaan Tebal Perkerasan

Page 49: PERENCANAAN GEOMETRIK

Mulai

Page 50: PERENCANAAN GEOMETRIK

Data :

· LHR

· Pertumbuhan Lalu lintas (i)

· Kelandaian Rata – rata

· Iklim

· Umur rencana (UR)

· CBR Rencana

Menghitung Nilai LER

Berdasarkan LHR

Penentuan Nilai DDT

Berdasarkan Korelasi CBR 90%

Penentuan Faktor Regional (FR)

berdasarkan berdasarkan tabel 2.13

Menentukan ITP berdasarkan nilai LER dan

DDT dengan nomogram yang sesuai

Penentuan tebal perkerasaan

Selesai

Menentukan IPt

berdasarkan LER

Menentukan IPo

berdasarkan daftar VI

Page 51: PERENCANAAN GEOMETRIK

SKBI 2.3.26.1987

Menentukan nomor

nomogram berdasarkan IPt

dan IPo

Menentukan ITP berdasarkan

ITP dan FR dengan nomogram

Gambar 1.3. Diagram Alir Perencanaan Tebal Perkerasaan

8

d. Perencanaan Rencana Anggaran Biaya dan Time schedule

Page 52: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 53: PERENCANAAN GEOMETRIK

Mulai

Data Rencana Anggaran

· Gambar Rencana

· Daftar Harga Satuan Bahan ,

Upah Pekerja, dan Peralatan

Perhitungan

· Volume Perkerasaan

· Harga Satuan Pekerjaan

Rencana Anggaran Biaya

Time schedule

Selesai

Gambar 1.4. Diagram Alir Perencanaan Rencana Anggaran

Biaya dan Time Schedule

9

Page 54: PERENCANAAN GEOMETRIK

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara

lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data

dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan telah

dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku (Shirley L. Hendarsin,

2000)

Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu

tempat ke tempat lain. Lintasan tersebut menyangkut jalur tanah yang diperkuat

(diperkeras) dan jalur tanah tanpa perkerasan. Sedangkan maksud lalu lintas diatas

menyangkut semua benda atau makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik

Page 55: PERENCANAAN GEOMETRIK

kendaraan bermotor, gerobak, hewan ataupun manusia (Edy Setyawan, 2003)

Perencanaan geometrik secara umum menyangkut aspek-aspek perencanaan

bagian-bagian jalan tersebut baik untuk jalan sendiri maupun untuk pertemuan

yang bersangkutan agar tercipta keserasian sehingga dapat memperlancar lalu

lintas (Edy Setyawan).

Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar

(subgrade) yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas (Shirley L.

Hendarsin, 2000)

10

Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas

tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk

menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya. Beban

kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan melalui bidang kontak roda beban

berupa beban terbagi rata. Beban tersebut berfungsi untuk diterima oleh lapisan

Page 56: PERENCANAAN GEOMETRIK

permukaan dan disebarkan ke tanah dasar menjadi lebih kecil dari daya dukung

tanah dasar ( Silvia Sukirman, 1999 ).

2.2. Klasifikasi Jalan

Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan

Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) No 038/T/BM/1997, disusun pada tabel

berikut:

Tabel 2.1 Ketentuan klasifikasi : Fungsi, Kelas Beban, Medan

FUNGSI JALAN ARTERI KOLEKTOR LOKAL

KELAS JALAN I II IIIA IIIA IIIB IIIC

Muatan Sumbu

Terberat, (ton)

> 10 10 8 8 8 Tidak

Page 57: PERENCANAAN GEOMETRIK

ditentukan

TIPE MEDAN D B G D B G D B G

Kemiringan

Medan, (%)

<3 3-25 >25 <3 3-25 >25 <3 3-25 >25

Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Administratif) sesuai PP.

No. 26 / 1985 : Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya,

Jalan Desa dan Jalan Khusus

Keterangan : Datar (D), Perbukitan (B) dan Pegunungan (G)

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

11

2.3. Perencanaan Geometrik Jalan

2.3.1. Alinemen Horisontal

Pada perencanaan alinemen horisontal, umumnya akan ditemui dua bagian jalan,

Page 58: PERENCANAAN GEOMETRIK

yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri

dari 3 jenis tikungan yang digunakan, yaitu :

· Lingkaran ( Full Circle = F-C )

· Spiral-Lingkaran-Spiral ( Spiral- Circle- Spiral = S-C-S )

· Spiral-Spiral ( S-S )

2.3.2. Bagian Lurus

Panjang maksimum bagian lurus harus dapat ditempuh dalam waktu

(Sesuai VR), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari kelelahan.

Tabel 2.2 Panjang Bagian Lurus Maksimum

Fungsi Panjang Bagian Lurus Maksimum ( m )

Datar Bukit Gunung

Arteri

Kolektor

3.000 2.500 2.000

Page 59: PERENCANAAN GEOMETRIK

2.000 1.750 1.500

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

2.3.3. Tikungan

2.3.3.1. Jari-jari Minimum

Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan

melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan

melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban

kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang.

12

Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien

gesekan melintang (f).

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat

dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan

Page 60: PERENCANAAN GEOMETRIK

maksimum.

Rumus penghitungan lengkung horizontal dari buku TPGJAK :

fmaks = 0,192 – (0,00065 x VR) ......................................................................... (1)

Rmin = ) f e ( 127

V

maks maks

2

R

+ ............................................................................... (2)

Dmaks = 2

R

maks maks

V

) f e ( 53 , 181913 + ................................................................... (3)

Keterangan : Rmin : Jari-jari tikungan minimum, (m)

VR : Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)

Page 61: PERENCANAAN GEOMETRIK

emaks : Superelevasi maksimum, (%)

fmaks : Koefisien gesekan melintang maksimum

D : Derajat lengkung

Dmaks : Derajat maksimum

Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel

Tabel 2.3 panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10%

VR(km/jam) 120 100 90 80 60 50 40 30 20

Rmin (m) 600 370 280 210 115 80 50 30 15

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192

80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24

13

Menghitung derajat kelengkungan terjadi dan superelevasi terjadi dengan rumus :

Page 62: PERENCANAAN GEOMETRIK

Dtjd =

r R

39 , 1432 .............................................................................................(4)

max

max

2

max

2

max 2

D

D e

D

D e e

tjd tjd

tjd

´ ´ + ´ - = ....................................................................(5)

Keterangan :

Dtjd = Derajat kelengkungan terjadi

Page 63: PERENCANAAN GEOMETRIK

e tjd = Superelevasi terjadi, (%)

Rr = Jari-jari tikungan rencana, (m)

emaks = Superelevasi maksimum, (%)

Dmaks = Derajat kelengkungan maksimum

2.3.3.2. Lengkung Peralihan (Ls)

Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S.

panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik

Jalan Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan

di bawah ini :

1. Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung

peralihan, maka panjang lengkung :

Ls = 6 , 3

VR x T....................................................................................................... (6)

2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt:

Page 64: PERENCANAAN GEOMETRIK

Ls = 0,022 x C Rr

VR

´

3

- 2,727 x C

ed VR ´ ............................................................ (7)

14

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

Ls =

e

n m

r

e e

´

-

6 , 3

) ( xVR............................................................................................. (8)

Page 65: PERENCANAAN GEOMETRIK

4. Sedangkan Rumus Bina Marga

Ls = m e e W

tjd n ´ + ´ ) ( 2 ................................................................................... (9)

Keterangan :

T = Waktu tempuh = 3 detik

Rr = Jari-jari busur lingkaran (m)

C = Perubahan percepatan 0,3-1,0 disarankan 0,4 m/det2

re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, sebagai berikut:

Untuk Vr £ 70 km/jam Untuk Vr ³ 80 km/jam

re mak = 0,035 m/m/det re mak = 0,025 m/m/det

e = Superelevasi

em = Superelevasi Maksimum

en = Superelevasi Normal

m = Seperlandai Maksimum (Tabel 2 PPGJR 1970 hal 16)

Page 66: PERENCANAAN GEOMETRIK

15

Gambar 2.1. Lengkung Full Circle

2.3.4. Jenis Tikungan

2.3.4.1. Bentuk busur lingkaran Full Circle (F-C)

Page 67: PERENCANAAN GEOMETRIK

Keterangan :

= Sudut Tikungan

O = Titik Pusat Tikungan

TC = Tangen to Circle

CT = Circle to Tangen

Rc = Jari-jari Lingkaran

Tc = Panjang tangen (jarak dari TC ke PI atau PI ke TC)

Page 68: PERENCANAAN GEOMETRIK

Lc = Panjang Busur Lingkaran

Ec = Jarak Luar dari PI ke busur lingkaran

Tc

TC CT

DPI

Rc Rc

Ec

Lc

PI

DPI

16

FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu

Page 69: PERENCANAAN GEOMETRIK

lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar agar

tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang

besar.

Tikungan FC ( Full Circle ) biasa digunakan pada sudut tikungan ( DPI ) kecil

( < 100 ) , dan R Rencana > R min tanpa ls ,dengan syarat Lc > 20 m

Tabel 2.4 Jari-jari minimum tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan

VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

Rmin 2500 1500 900 500 350 250 130 60

Sumber TPGJAK 1997

Tc= Rc tan ½ DPI..............................................................................................(10)

Ec = Tc tan ¼ DPI ........................................................................................... (11)

Lc = o

PI Rc

360

2 . p D .............................................................................................. (12)

Page 70: PERENCANAAN GEOMETRIK

17

2.3.4.2. Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)

Page 71: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.2 Lengkung Spiral-Circle-Spiral

Page 72: PERENCANAAN GEOMETRIK

Keterangan gambar :

Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC

Ys = Jarak tegak lurus garis tangen (garis dari titik PI ke titik TS) ke titik SC

Ls = Panjang spiral (panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST )

Lc = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)

Tt = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST

TS = Titik dari tangen ke spiral

SC = Titik dari spiral ke lingkaran

Et = Jarak dari PI ke busur lingkaran

qs = Sudut lengkung spiral terhadap tangen

Rr = Jari-jari lingkaran

18

Page 73: PERENCANAAN GEOMETRIK

p = Pergeseran tangen terhadap spiral

k = Absis dari p pada garis tangen spiral

Fs = Sudut lentur spiral terhadap tangen

A = Titik absis dari p pada garis tangen spiral

B = Titik singgung garis tangen dari titik PI ke titik TS dengan busur

lingkaran sebelum mengalami p

C = Titik potong Xs dengan Ys

Tpa = Panjang tangen dari TS ke B

Tbs = Panjang tangen dari TS ke SC

Tpc = Panjang tangen dari B ke SC

Tikungan S-C-S biasa digunakan pada lengkung dengan sudut tikungan ( DPI )

sedang ( antara 100 - 300 ) dengan syarat D c > 0 , Lc ³ 20 m

Rumus-rumus yang digunakan :

Page 74: PERENCANAAN GEOMETRIK

1. Xs = Ls ÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ

´ - 2

2

40 1 Rr

Ls ...................................................................(13)

2. Ys = ÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ

xRr

Ls

6

Page 75: PERENCANAAN GEOMETRIK

2

...................................................................................(14)

3. qs = Rr

Ls x p

90 .................................................................................(15)

4. Dc = ( ) s PI Q - D . 2 .........................................................................(16)

5. Lc = Rr x x c p ÷ ø

ö ç è

æ D

180 ........................................................................(17)

6. p = ) cos 1 ( 6

2

s Rr Rr x

Ls Q - - ...........................................................(18)

19

7. k = s x Rr Rr x

Ls Ls Q - ÷ ÷

ø

ö

Page 76: PERENCANAAN GEOMETRIK

ç ç

è

æ - sin 40 .................................................(19)

8. Tt = k x p Rr PI + D + 2 1 tan ) ( .......................................................(20)

9. Et = Rr x p Rr PI - D + 2 1 sec ) ( .....................................................(21)

10. Ltot = Lc + 2Ls .................................................................................(22)

2.3.4.3. Tikungan Spiral-Spiral (S-S)

Page 77: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.3 Lengkung Spiral-Spiral

20

Page 78: PERENCANAAN GEOMETRIK

Keterangan gambar :

Tt = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST

Xs = Absis titik SS pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SS

Ys = Jarak tegak lurus garis tangen dari titik PI ke titik TS ke titik SS

Ls = Panjang dari titik TS ke SS atau SS ke ST

TS = Titik dari tangen ke spiral

Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran

qs = Sudut lengkung spiral

Rr = Jari-jari lingkaran

p = Pergeseran tangen terhadap spiral

k = Absis dari p pada garis tangen spiral

Fs = Sudut lentur spiral terhadap tangen

A = Titik absis dari p pada garis tangen spiral

Page 79: PERENCANAAN GEOMETRIK

B = Titik singgung garis tangen dari titik PI ke titik TS dengan lengkung

spiral sebelum mengalami p

C = Titik potong Xs dengan Ys

Tpa = Panjang tangen dari TS keB

Tbs = Panjang tangen dari TS ke SS

Tpc = Panjang tangen dari B ke SS

Tikungan S - S biasa digunakan pada sudut tikungan ( DPI ) besar ( > 300 )

dengan syarat Lc < 20

21

Rumus-rumus yang digunakan :

1. Rr

Page 80: PERENCANAAN GEOMETRIK

Ls s 2 2

360

1 ´

´ = Q p ........................................................................................(23)

2. ( ) 1 2 s c PI Q ´ - D = D .................................................................................(24)

3. 180

Rr c Lc ´ ´ D = p ................................................................................(25)

4. 2

2

PI s D = Q ...................................................................................(26)

5. 90

2 Rr s Ls ´ ´ Q = p ....................................................................................(27)

6. ( )

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ

Page 81: PERENCANAAN GEOMETRIK

´ = 2

2

40 Rr

Ls Ls Xs .................................................................................. (28)

7. Ys = ÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ

Rr

Ls

. 6

2

.........................................................................................(29)

8. p = ( ) s Rr s Q - - U cos 1 ........................................................................(30)

9. k = s x Rr s Q - C sin ...........................................................................(31)

10. Ts = k x p Rr PI + D + 2 1 tan ) ( ...............................................................(32)

Page 82: PERENCANAAN GEOMETRIK

11. Es = Rr x p Rr PI - D + 2 1 sec ) ( ..............................................................(33)

12. Ltot= 2 x Ls ...............................................................................................(34)

22

Kemiringan normal pada bagian jalan lurus

Kanan = ka - Kiri = ki -

e = - 2% h = beda tinggi e = - 2%

Kemiringan melintang pada tikungan belok kanan

Page 83: PERENCANAAN GEOMETRIK

As Jalan

Kanan = ka -

Kiri = ki +

emin h = beda tinggi

emaks

Kemiringan melintang pada tikungan belok kiri

As Jalan Kanan = ka +

Kiri = ki -

emaks

h = beda tinggi

emin

As Jalan

2.3.5. Diagram Super elevasi

Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan pada daerah tikungan. Untuk

Page 84: PERENCANAAN GEOMETRIK

bagian jalan lurus, jalan mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut

lereng normal atau Normal Trawn yaitu diambil minimum 2 % baik sebelah kiri

maupun sebelah kanan AS jalan. Hal ini dipergunakan untuk sistem drainase aktif.

Harga elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap sumbu jalan di

beri tanda (+) dan yang menyebabkan penurunan elevasi terhadap jalan di beri

tanda (-).

Page 85: PERENCANAAN GEOMETRIK

23

Sisi dalam tikungan

Bagian lengkung penuh

Sisi luar tikungan

Sedangkan yang dimaksud diagram superelevasi adalah suatu cara untuk

menggambarkan pencapaian super elevasi dan lereng normal ke kemiringan

Page 86: PERENCANAAN GEOMETRIK

melintang (superelevasi). Diagram superelevasi pada ketinggian bentuknya

tergantung dari bentuk lengkung yang bersangkutan.

a) Diagram Superelevasi pada Full-Circle

Page 87: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 88: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.4 Diagram Superelevasi Full-Circle

en= -2%

As Jalan

As Jalan As Jalan

As Jalan

en= -2% en= -2%

e = 0 %

en= -2%

e = +2%

e min

i

Page 89: PERENCANAAN GEOMETRIK

iv iii

ii

e maks

TC

emax

Lc

Ls’

e =

en= -2%

CT

Ls’

1/3

2/3

Page 90: PERENCANAAN GEOMETRIK

1/3

2/3

Emin

e = 0%

en= -2%

24

III II

Tikungan Luar

Tikungan Dalam

e maks

e mins

Untuk mencari kemiringan pada titik x :

Page 91: PERENCANAAN GEOMETRIK

x

Ls = y

e en max) ( + ...................... ................................................................(35)

Jika x diketahui maka kemiringan pada titik x adalah y – en ; sebaliknya juga

untuk mencari jarak x jika y diketahui.

b) Diagram superelevasi pada Spiral – Cricle – Spiral menurut Bina Marga.

Page 92: PERENCANAAN GEOMETRIK

As Jalan

en = -2% en = -2%

As Jalan

en = -2%

Page 93: PERENCANAAN GEOMETRIK

0 %

I II

I

Ts

II III IV

Cs

Lc

en = - 2 % en = - 2 %

IV I

Ts

0 % 0 %

Ls Ls

SC TS CS ST

25

Page 94: PERENCANAAN GEOMETRIK

III I II

Tikungan Luar

Gambar 2.5 Diagram Super Elevasi Spiral-Cirle-Spiral.

c) Diagram superelevasi pada Spiral –Spiral menurut Bina Marga.

Page 95: PERENCANAAN GEOMETRIK

- 2%

TS

Page 96: PERENCANAAN GEOMETRIK

0% 0%

en = - 2%

ST emin

emak

I II III

Ls Ls

As Jalan

-2%

+2%

e min

As Jalan e maks

IV III

26

garis pandang

Page 97: PERENCANAAN GEOMETRIK

E

Lajur

Dalam Lajur

Luar

Jh

Penghalang

Pandangan

R R' R

Lt

Page 98: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.6. Diagram Superelevasi Spiral-Spiral

2.3.6. Daerah Bebas Samping Di Tikungan

Jarak Pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah

pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah

bebas samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut :

2.3.6.1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).

Page 99: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.7. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt

As Jalan

en = -2% en = -2%

As Jalan

en = -2%

0 %

As Jalan

-2%

+2%

Page 100: PERENCANAAN GEOMETRIK

I

e mins

As Jalan

e maks

IV III

II

27

PENGHALANG PANDANGAN

R

R'

R

Lt

LAJUR DALAM

LAJUR LUAR Jh

Lt

Page 101: PERENCANAAN GEOMETRIK

GARIS

PANDANG

E

Keterangan :

Jh = Jarak pandang henti (m)

Lt = Panjang tikungan (m)

E = Daerah kebebasan samping (m)

R = Jari-jari lingkaran (m)

Maka E = R ( 1 – cos R

Jh o

.

90

p ) ......................................................(36)

2.3.6.2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)

Page 102: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.8. Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh > Lt

Keterangan:

Jh = Jarak pandang henti

Jd = Jarak pandang menyiap

Lt = Panjang lengkung total

Page 103: PERENCANAAN GEOMETRIK

R = Jari-jari tikungan

R’ = Jari-jari sumbu lajur

Maka E = R (1- cos R

Jh

.

. 90

P ) + ( ( ) R

Jh Sin Lt Jh .

. 90 . 2 1

P - .)......................(37)

28

2.3.7. Pelebaran Perkerasan

Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar

kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah

disediakan.

Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

Page 104: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.9 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan

Page 105: PERENCANAAN GEOMETRIK

Rumus yang digunakan :

B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z ......................................................(38)

b’ = b + b” ......................................................(39)

b” = Rr2 - 2 2 p Rr - ......................................................(40)

Td = ( ) R A p A Rr - + + 2 2 ......................................................(41)

29

Z = ÷

ø

ö ç

è

æ ´

R

V 105 , 0 ......................................................(42)

e = B - W ......................................................(43)

Keterangan:

B = Lebar perkerasan pada tikungan

n = Jumlah jalur lalu lintas

Page 106: PERENCANAAN GEOMETRIK

b = Lebar lintasan truk pada jalur lurus

b’ = Lebar lintasan truk pada tikungan

p = Jarak As roda depan dengan roda belakang truk

A = Tonjolan depan sampai bumper

W = Lebar perkerasan

Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Z = Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi

c = Kebebasan samping

e = Pelebaran perkerasan

Rr = Jari-jari rencana

Page 107: PERENCANAAN GEOMETRIK

30

2.3.8. Kontrol Overlapping

Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi Over

Lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman

untuk digunakan sesuai kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi Over

Lapping : aI > 3V

Dimana : aI = Daerah tangen (meter)

V = Kecepatan rencana

Contoh :

Page 108: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.10. Kontrol Over Lapping

Vr = 120 km/jam = 33,333 m/det.

Page 109: PERENCANAAN GEOMETRIK

Syarat over lapping a’ ³ a, dimana a = 3 x V detik = 3 x 33,33 = 100 m

bila aI d1 – Tc ³ 100 m aman

aII d2 – Tc – Tt1 ³ 100 m aman

aIII d3 – Tt1 – Tt2 ³ 100 m aman

aIV d4 – Tt2 ³ 100 m aman

a3

d1 d2

d3

d4

ST CS

SC

TS

ST TS

TC

Page 110: PERENCANAAN GEOMETRIK

CT

PI-1 PI-2

PI-3

A

B

a1

a2

a4

31

2.3.9. Perhitungan Stationing

Stasioning adalah dimulai dari awal proyek dengan nomor station angka sebelah

kiri tanda (+) menunjukkan (meter). Angka stasioning bergerak kekanan dari titik

awal proyek menuju titik akhir proyek.

Page 111: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 112: PERENCANAAN GEOMETRIK

2.11. Stasioning

StaTs

PI2

Ts3

Ls2

Page 113: PERENCANAAN GEOMETRIK

Lc1

PI3

PI1

Sta Cs

Sta Sc

Sta Ts

Sta St

Lc3

Ls3

Ls3

Ls2

Sta St

Sta Tc

Tc1

Page 114: PERENCANAAN GEOMETRIK

Ts2

d1

d2

Ls1

d3

Sta Ct

Ls1

Sta B

Sta A

d4

32

Contoh perhitungan stationing :

Page 115: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 116: PERENCANAAN GEOMETRIK

STA A = Sta 0+000m STA Sc3 = Sta Ts3 + Ls3

STA PI1 = Sta A + d 1 STA Cs3 = Sta Sc3 + Lc3

STA Tc1 = Sta PI1 – Tc1 STA St3 = Sta Cs3 + Ls3

STA Ct1 = Sta Tc1 + Lc1 STA B = Sta Ct3 + d4 – Ts3

STA PI2 = Sta Ct1 + d 2 – Ts2

STA Ts2 = Sta PI2 – Ts2

STA St2 = Sta PI2 – Ls2

Page 117: PERENCANAAN GEOMETRIK

STA PI3 = Sta St2 + d 3 – Ts3

33

v Flow Chart Perencanaan Lengkung Horisontal

Page 118: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 119: PERENCANAAN GEOMETRIK

Tidak

Mulai

Data :

§ Sudut luar tikungan (D PI)

§ Kecepatan rencana (Vr)

§ Superelevasi maksimum (e maks)

Perhitungan :

Page 120: PERENCANAAN GEOMETRIK

§ Jari-jari minimum (Rmin)

§ Derajat lengkung maksimum (D maks )

Tikungan S-C-S

Gambar.2.12 Diagram alir perencanaan tikungan Full Circle

Perhitungan Data Tikungan FC :

§ Lengkung peralihan fiktif (Ls¢)

§ Panjang tangen (Tc)

§ Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Ec)

§ Panjang busur lingkaran (Lc)

Daerah Kebebasan samping

Checking : 2 Tc > Lc….ok

Selesai

Pelebaran Perkerasan

Diagram superelevasi

Ya

Page 121: PERENCANAAN GEOMETRIK

Perhitungan Dtjd dan etjd

Dicoba Tikungan FC

Jh dan Jd

Rr tanpa Ls

34

Page 122: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 123: PERENCANAAN GEOMETRIK

Mulai

Data :

§ Sudut luar tikungan (DPI)

§ Kecepatan rencana (Vr)

§ Superelevasi maksimum (e maks)

Syarat : Lc ³ 20m, Dc > 0

Perhitungan :

§ Superelevasi terjadi (etjd)

§ Panjang Lengkung peralihan (Ls)

§ Sudut lengkung spiral (qs)

§ Sudut busur lingkaran (Dc)

§ Panjang Busur Lingkaran (Lc)

Perhitungan Data Tikungan S-C-S :

§ Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys)

§ Pergeseran Tangen terhadap spiral (p)

§ Absis dari p pada garis tangen spiral (k)

Page 124: PERENCANAAN GEOMETRIK

§ Panjang tangen total (Tt)

§ Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Et)

Tikungan S-S

Checking : 2Tt > Lc + 2Ls….ok

Tidak

Perhitungan :

§ Jari-jari minimum (Rmin)

§ Derajat lengkung maksimum (D maks )

Dicoba Tikungan S-C-S

Daerah Kebebasan samping

Selesai

Pelebaran Perkerasan

Diagram superelevasi

Jh dan Jd

Gambar.2.13. Diagram alir perencanaan tikungan S-C-S

Page 125: PERENCANAAN GEOMETRIK

Rmin tanpa Ls > Rr dengan Ls > Rmin dengan Ls

35

Page 126: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 127: PERENCANAAN GEOMETRIK

Mulai

Data :

§ Sudut Luar Tikungan (DPI)

§ Kecepatan Rencana (Vr)

§ Superelevasi maksimum (e maks)

Perhitungan :

§ Superelevasi terjadi (etjd)

§ Panjang Lengkung peralihan (Ls)

§ Sudut Lengkung spiral (qs)

§ Sudut busur lingkaran (Dc)

§ Panjang Busur Lingkaran (Lc)

Perhitungan Data Tikungan S-S :

§ Panjang Lengkung peralihan (Ls), Lt = 2 Ls

§ Absis titik SC (Xs) dan Ordinat titik SC (Ys)

§ Pergeseran Tangen terhadap spiral (p)

§ Absis dari p pada garis tangen spiral (k)

§ Panjang tangen (Ts)

§ Jarak luar dari PI ke busur lingkaran (Es)

qs = DPI /2

Checking : Ts > Ls ….ok

Perhitungan :

Page 128: PERENCANAAN GEOMETRIK

§ Jari-jari minimum (Rmin)

§ Derajat lengkung maksimum (D maks )

Rmin tanpa Ls > Rr dengan Ls > Rmin dengan Ls

Syarat : Lc = 0 m, Dc = 0

Diagram superelevasi

Selesai

Daerah Kebebasan samping

Pelebaran Perkerasan

Jh dan Jd

Gambar.2.14. Diagram alir perencanaan tikungan S - S

36

2.4. Alinemen Vertikal

Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang

ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat

Page 129: PERENCANAAN GEOMETRIK

kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga

kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua

lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (datar).

Rumus-rumus yang digunakan dalam alinemen Vertikal :

1. g = (elevasi awal – elevasi akhir ) % 100 ´ ……………….. (44)

Sta awal- Sta akhir

2. A = g1 – g2…………………………………………………… (45)

3. Jh = gf

Vr

T Vr

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

ö ç

è

Page 130: PERENCANAAN GEOMETRIK

æ

+ ……………….……………....………… (46)

4. Ev = 800

Lv A´ ………………………………………………….. (47)

5. x = Lv 4 1 ………...…………………………………………… (48)

6. y =

( )

Lv

Lv A

´

´

200

4 1

2

……………………………………………… (49)

7. Panjang Lengkung Vertilkal (Lv) :

Page 131: PERENCANAAN GEOMETRIK

a. Syarat keluwesan bentuk

Lv = 0,6 x V …………………………………………….... (50)

b. Syarat drainase

Lv = 40x A ……………………………………………….. (51)

c. Syarat kenyamanan

Lv = 390

2 A V ´ ……………………………………………… (52)

37

d. Syarat Jarak pandang, baik henti / menyiap

- Cembung

· Jarak pandang henti :

Jh < Lv

Lv = 2

2 1

Page 132: PERENCANAAN GEOMETRIK

2

) 2 2 ( 100 h h

AxJh

+ …………………………...... (53)

Jh > Lv

Lv = A

h h xJh

2

2 1 ) ( 200 2 + -

…………………………. (54)

· Jarak pandang menyiap :

Jh < Lv

Lv = 2

2 1

2

) 2 2 ( 100 h h

Page 133: PERENCANAAN GEOMETRIK

AxJh

+ ……………………………… (55)

Jh > Lv

Lv = A

h h xJh

2

2 1 ) ( 200 2 + -

…………………………. (56)

- Cekung

· Jarak pandang henti

Jh < Lv

Lv = ) 5 , 3 ( 150

2

xJh

AxJh

+ …………………………………… (57)

Page 134: PERENCANAAN GEOMETRIK

· Jarak pandang menyiap

Jh > Lv

Lv = ÷ ø

ö ç è

æ + - A

Jh S 5 , 3 150 2

……………………………….. (58)

38

1.) Lengkung vertical cembung

Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas

permukaan jalan

Page 135: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar. 2.15. Lengkung Vertikal Cembung

2.) Lengkung vertical cekung

Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas

permukaan jalan

Gambar 2.16. Lengkung Vertikal Cekung.

Keterangan :

PLV = titik awal lengkung parabola.

Page 136: PERENCANAAN GEOMETRIK

PPV = titik perpotongan kelandaian g1 dan g2

PTV = titik akhir lengkung parabola.

g = kemiringan tangen ; (+) naik; (-) turun.

= perbedaan aljabar landai (g1 - g2) %.

EV = pergeseran vertikal titik tengah busur lingkaran (PV1 - m) meter.

PL

V

d1 d2

g2 EV

m

g1

h2 h1

Jh

L PTV

PPV

PL

Page 137: PERENCANAAN GEOMETRIK

EV

g2

g1 Jh PTV

LV

39

Lv = Panjang lengkung vertikal

V = kecepatan rencana (km/jam)

Jh = jarak pandang henti

f = koefisien gesek memanjang menurut Bina Marga, f = 0,35

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal

1) Kelandaian maksimum.

Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh

mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula

tanpa harus menggunakan gigi rendah.

Page 138: PERENCANAAN GEOMETRIK

Tabel 2.5 Kelandaian Maksimum yang diijinkan

Landai maksimum % 3 3 4 5 8 9 10 10

VR (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

2) Kelandaian Minimum

Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat

kelandaian minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping,

karena kemiringan jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air

kesamping.

3) Panjang kritis suatu kelandaian

Panjang kritis ini diperlukan sebagai batasan panjang kelandaian maksimum

agar pengurangan kecepatan kendaraan tidak lebih dari separuh Vr.

Page 139: PERENCANAAN GEOMETRIK

40

Tabel 2.6 Panjang Kritis (m)

Kecepatan pada awal

tanjakan (km/jam)

Kelandaian (%)

4 5 6 7 8 9 10

80 630 460 360 270 230 230 200

60 320 210 160 120 110 90 80

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

v Flow Chart Perencanaan Alinemen Vertikal

Page 140: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 141: PERENCANAAN GEOMETRIK

Data :

· Stationing PPV

· Elevasi PPV

· Kelandaian Tangent (g)

· Kecepatan Rencana (Vr)

· Perbedaan Aljabar Kelandaian (A)

Page 142: PERENCANAAN GEOMETRIK

Perhitungan Panjang Lengkung Vertikal

Berdasarkan

· Syarat jarak pandang henti

· Syarat penyinaran lampu besar

· Syarat lintasan bawah

· Pengurangan goncangan

· Syarat keluwesan bentuk

· Syarat kenyamanan pengemudi

· Syarat drainase

Perhitungan :

· Pergeseran vertikal titik tengah busur

lingkaran (Ev)

· Perbedaan elevasi titik PLV dan titik

yang ditinjau pada Sta (y)

· Stationing Lengkung vertikal

· Elevasi lengkung vertikal

Selesai

Gambar 2.17. Diagram Alir Perencanaan Alinemen Vertikal

41

Page 143: PERENCANAAN GEOMETRIK

2.5. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur

Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan

Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI –

2.3.26. 1987. Adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman Istilah-istilah

sebagai berikut :

2.5.1. Lalu lintas

1. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)

Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal

umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-

masing arah pada jalan dengan median.

- Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHRP)

( )

1

1 1

Page 144: PERENCANAAN GEOMETRIK

n

S P i LHR LHR + ´ = ................................................................................(59)

- Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHRA)

( )

2

2 1

n

P A i LHR LHR + ´ = ...............................................................................(60)

2. Rumus-rumus Lintas ekuivalen

- Lintas Ekuivalen Permulaan (LEP)

E C LHR LEP

n

mp j

Pj ´ ´ = å

=

...............................................................................(61)

- Lintas Ekuivalen Akhir (LEA)

E C LHR LEA

Page 145: PERENCANAAN GEOMETRIK

n

mp j

Aj ´ ´ = å

=

...............................................................................(62)

42

- Lintas Ekuivalen Tengah (LET)

2

LEA LEP LET + = .........................................................................................(63)

- Lintas Ekuivalen Rencana (LER)

Fp LET LER ´ = .............................................................................................(64)

10

2 n Fp = ...........................................................................................................(65)

Page 146: PERENCANAAN GEOMETRIK

Dimana: i1 = Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi

i2 = Pertumbuhan lulu lintas masa layanan

J = jenis kendaraan

n1 = masa konstruksi

n2 = umur rencana

C = koefisien distribusi kendaraan

E = angka ekuivalen beban sumbu kendaraan

Fp = Faktor Penyesuaian

2.5.2. Angka Ekuivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan

Angka Ekuivalen (E) masing-masing golongan beban umum (Setiap kendaraan)

ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut:

-

Page 147: PERENCANAAN GEOMETRIK

4

8160 . ÷ ø

ö ç è

æ = kg dlm tunggal sumbu satu beban Tunggal Sumbu E ....................(66)

-

4

8160 . ÷ ø

ö ç è

æ = kg dlm ganda sumbu satu beban Ganda Sumbu E .........................(67)

43

2.5.3. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR)

Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan

Page 148: PERENCANAAN GEOMETRIK

CBR.

2.5.4. Faktor Regional (FR)

Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan

perbedaan kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan

lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung

tanah dan perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini

Faktor Regional hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( Kelandaian dan Tikungan)

Tabel 2.7 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (Curah hujan)

Kelandaian 1 (<6%) Kelandaian II (6–10%) Kelandaian III (>10%)

% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat

>30% >30% >30%

Iklim I

Page 149: PERENCANAAN GEOMETRIK

< 900 mm/tahun

0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5

Iklim II

1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987

2.5.5. Koefisien Distribusi Kendaraan

Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat

pada jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini:

44

Tabel 2.8 Koefisien Distribusi Kendaraan

Page 150: PERENCANAAN GEOMETRIK

Jumlah jalur

Kendaraan ringan *) Kendaraan berat **)

1 arah 2 arah 1 arah 2 arah

1 Jalur

2 Jalur

3 Jalur

4 Jalur

5 Jalur

6 Jalur

1,00

0,60

0,40

-

-

Page 151: PERENCANAAN GEOMETRIK

-

1,00

0,50

0,40

0,30

0,25

0,20

1,00

0,70

0,50

-

-

-

Page 152: PERENCANAAN GEOMETRIK

1,00

0,50

0,475

0,45

0,425

0,40

*) Berat total < 5 ton, misalnya : Mobil Penumpang, Pick Up, Mobil Hantaran.

**) Berat total

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987

2.5.6. Koefisien kekuatan relative (a)

Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis

permukaan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai Marshall Test

(untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang distabilisasikan dengan

Page 153: PERENCANAAN GEOMETRIK

semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi atau pondasi bawah).

45

Tabel 2.9 Koefisien Kekuatan Relatif

Koefisien

Kekuatan Relatif

Page 154: PERENCANAAN GEOMETRIK

Kekuatan

Bahan Jenis Bahan

A1 a2 a3 Ms

(kg)

Kt

kg/cm2

CBR

%

0,4 744

LASTON 0,35 590

0,32 454

0,30 340

0,35 744

Asbuton 0,31 590

0,28 454

0,26 340

0,30 340 HRA

0,26 340 Aspal Macadam

0,25 LAPEN (mekanis)

0,20 LAPEN (manual)

0,28 590

LASTON ATAS 0,26 454

0,24 340

0,23 LAPEN (mekanis)

Page 155: PERENCANAAN GEOMETRIK

0,19 LAPEN (manual)

0,15 22 Stab. Tanah dengan

semen 0,13 18

0,15 22 Stab. Tanah dengan

kapur 0,13 18

0,14 100 Pondasi Macadam

(basah)

0,12 60 Pondasi Macadam

0,14 100 Batu pecah

0,13 80 Batu pecah

0,12 60 Batu pecah

0,13 70 Sirtu/pitrun

0,12 50 Sirtu/pitrun

0,11 30 Sirtu/pitrun

0,10 20 Tanah / lempung

kepasiran

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987

Page 156: PERENCANAAN GEOMETRIK

46

2.5.7. Analisa komponen perkerasan

Penghitungan ini didstribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan

perkerasan jangka tertentu (umur rencana) dimana penetuan tebal perkerasan

dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

Rumus:

3 3 2 2 1 1 D a D a D a ITP + + = .......................................................................(68)

D1,D2,D3 = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)

Page 157: PERENCANAAN GEOMETRIK

Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi

bawah

47

Page 158: PERENCANAAN GEOMETRIK

v Flow Chart Perencanaan Tebal Perkerasan

Page 159: PERENCANAAN GEOMETRIK

Mulai

Data :

LHR

Pertumbuhan lalu lintas (i)

Page 160: PERENCANAAN GEOMETRIK

Kelandaian rata-rata

Iklim

Umur rencana (UR)

CBR

Penentuan nilai DDT

berdasarkan CBR dan DDT

Diperoleh nilai ITP dari

pembacaan nomogram

Selesai

Menghitung nilai LER

berdasarkan LHR

Penentuaan Faktor

Regional (FR) berdasarkan

Page 161: PERENCANAAN GEOMETRIK

Tabel

Diperoleh nilai ITP dari

Pembacaan nomogram

Penentuan tebal Perkerasan

Gambar 2.18. Diagram Alir Perencanaan Tebal Perkerasaan

48

2.6. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Untuk menentukan besarnya biaya yang diperlukan terlebih dahulu harus

diketahui volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada umumnya pembuat

jalan tidak lepas dari masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian dan

timbunan yang akan dibuat dapat dilihat pada gambar Long Profile. Sedangkan

volume galian dapat dilihat melalui gambar Cross Section.

Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari

volume dari pekerjaan lainnya yaitu:

Page 162: PERENCANAAN GEOMETRIK

1. Volume Pekerjaan

a. Pekerjaan persiapan

- Peninjauan lokasi

- Pengukuran dan pemasangan patok

- Pembersihan lokasi dan persiapan alat dan bahan untuk pekerjaan

- Pembuatan Bouplank

b. Pekerjaan tanah

- Galian tanah

- Timbunan tanah

c. Pekerjaan perkerasan

- Lapis permukaan (Surface Course)

- Lapis pondasi atas (Base Course)

- Lapis pondasi bawah (Sub Base Course)

Page 163: PERENCANAAN GEOMETRIK

- Lapis tanah dasar (Sub Grade)

49

d. Pekerjaan drainase

- Galian saluran

- Pembuatan talud

e. Pekerjaan pelengkap

- Pemasangan rambu-rambu

- Pengecatan marka jalan

- Penerangan

2. Analisa Harga Satuan

Analisa harga satuan diambil dari harga satuan tahun 2007.

3. Kurva S

Page 164: PERENCANAAN GEOMETRIK

Setelah menghitung Rencana Anggaran Biaya dapat dibuat Time Schedule

dengan menggunakan Kurva S.

Page 165: PERENCANAAN GEOMETRIK

50

Page 166: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 2.19 Bagan Alir Penyusunan RAB dan Time Schedule

Page 167: PERENCANAAN GEOMETRIK

Mulai

Pekerjaan tanah

Selesai

Pekerjaan

drainase

Pekerjaan

perkerasan

§ Rekapitulasi RAB

§ Time Schedule

Pekerjaan persiapan

dan pelengkap

§ Galian tanah

§ Timbunan

tanah

§ Galian

saluran

§ Pembuatan

mortal/pasan

Page 168: PERENCANAAN GEOMETRIK

gan batu

§ Sub grade

§ Sub base course

§ Base course

§ Surface course

§ Pembersihan lahan

§ Pengukuran

§ Pembuatan

bouwplank

§ Pengecatan marka

jalan

§ Pemasangan

rambu

§ RAB pekerjaan

tanah

§ Waktu

pekerjaan

tanah

§ RAB pekerjaan

drainase

§ Waktu

pekerjaan

drainase

Page 169: PERENCANAAN GEOMETRIK

§ RAB pekerjaan

perkerasan

§ Waktu

pekerjaan

perkerasan

§ RAB pekerjaan

persiapan

§ Waktu

pekerjaan

pesiapan

51

BAB III

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

3.1 Penetapan Trace Jalan

Page 170: PERENCANAAN GEOMETRIK

3.1.1 Gambar Perbesaran Peta

Peta topografi skala 1: 50.000 dilakukan perbesaran pada daerah yang akan dibuat

Azimut 1:10.000 dan diperbesar lagi menjadi 1: 5.000, menjadi trace jalan

digambar dengan memperhatikan kontur tanah yang ada, (Gambar Trace dapat

dilihat pada lampiran ).

3.1.2 Penghitungan Trace Jalan

Dari trace jalan (skala 1: 5.000) dilakukan penghitungan-penghitungan azimuth

(skala 1:10.000), sudut tikungan dan jarak antar PI (lihat gambar 3.1).

Page 171: PERENCANAAN GEOMETRIK

52

Page 172: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 173: PERENCANAAN GEOMETRIK

53

3.1.3 Penghitungan Azimuth:

Diketahui koordinat:

A = (0; 820)

PI – 1 = (610; 1050)

PI – 2 = (1340 ; 820)

B = (2410 ; 0)

" ' 0

1

1

Page 174: PERENCANAAN GEOMETRIK

27 20 69

820 1050

0 610

1

=

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ

-

- =

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ

Page 175: PERENCANAAN GEOMETRIK

-

- = -

ArcTg

Y Y

X X ArcTg A

A

A a

" ' 0

0

1 2

1 2

16 29 107

180 40 670

610 1340

Page 176: PERENCANAAN GEOMETRIK

2 1

=

+ ÷ ø

ö ç è

æ

-

- =

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ

-

- = -

ArcTg

Y Y

X X ArcTg a

Page 177: PERENCANAAN GEOMETRIK

" ' 0

0

1 2

1 2

53 27 127

180 820 0

1340 2410

2

=

+ ÷ ø

ö ç è

æ

-

- =

÷ ÷

ø

Page 178: PERENCANAAN GEOMETRIK

ö

ç ç

è

æ

-

- = -

ArcTg

Y Y

X X ArcTg B a

3.1.4 Penghitungan Sudut PI

" ' 0

" ' 0 0

2 1 1 1

26 7 58

27 20 69 " 53 ' 27 127

Page 179: PERENCANAAN GEOMETRIK

=

- =

- = D - - a a A PI

54

" ' 0

" ' 0 0

2 1 2 2

37 58 19

16 29 107 " 53 ' 27 127

=

- =

- = D - - a a B PI

3.1.5 Penghitungan Jarak Antar PI

1. Menggunakan rumus Phytagoras

Page 180: PERENCANAAN GEOMETRIK

m

Y Y X X d A A A

37 , 651

) 820 1050 ( ) 0 610 (

) ( ) (

2 2

2

1

2

1 1

=

- + - =

- + - = -

m

Y Y X X d

Page 181: PERENCANAAN GEOMETRIK

37 , 765

) 1050 820 ( ) 610 1340 (

) ( ) (

2 2

2

1 2

2

1 2 2 1

=

- + - =

- + - = -

m

Y Y X X d B B B

07 , 1348

) 820 0 ( ) 1340 2410 (

) ( ) (

Page 182: PERENCANAAN GEOMETRIK

2 2

2

2

2

2 2

=

- + - =

- + - = -

m

d d d d B A

2770

07 , 1348 37 , 765 651

) ( 2 2 1 1

=

+ + =

+ + = å - - -

Page 183: PERENCANAAN GEOMETRIK

2 Menggunakan rumus Sinus

m

Sin

Sin

X X d

A

A

A

92 , 651

" 27 ' 20 69

0 610

0

1

1

1

=

÷ ÷

Page 184: PERENCANAAN GEOMETRIK

ø

ö

ç ç

è

æ - =

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ - =

-

-

a

m

Sin

Sin

Page 185: PERENCANAAN GEOMETRIK

X X d

37 , 765

" 16 ' 29 107

610 1340

0

2 1

1 2

2 1

=

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ - =

÷ ÷

ø

Page 186: PERENCANAAN GEOMETRIK

ö

ç ç

è

æ - =

-

-

a

55

m

Sin

Sin

X X d

B

B

B

07 , 1348

" 53 ' 27 127

Page 187: PERENCANAAN GEOMETRIK

1340 2410

0

2

2

2

=

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ - =

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

Page 188: PERENCANAAN GEOMETRIK

æ - =

-

-

a

m

d d d d B A

2770

07 , 1348 37 , 765 92 , 651

) ( 2 2 1 1

=

+ + =

+ + = å - - -

1. Menggunakan rumus Cosinus

m

Page 189: PERENCANAAN GEOMETRIK

Cos

Cos

Y Y d

A

A

A

92 , 651

" 27 ' 20 69

820 1050

0

1

1

1

=

÷ ÷

ø

ö

Page 190: PERENCANAAN GEOMETRIK

ç ç

è

æ - =

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ - =

-

-

a

m

Cos

Cos

Y Y d

Page 191: PERENCANAAN GEOMETRIK

37 , 765

" 16 ' 29 107

1050 820

0

2 1

1 2

2 1

=

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ - =

÷ ÷

ø

ö

Page 192: PERENCANAAN GEOMETRIK

ç ç

è

æ - =

-

-

a

m

Cos

Cos

Y Y d

B

B

B

07 , 1348

" 53 ' 27 127

1050 820

0

Page 193: PERENCANAAN GEOMETRIK

2

2

2

=

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ - =

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ - =

-

Page 194: PERENCANAAN GEOMETRIK

-

a

m

d d d d B A

2770

07 , 1348 37 , 765 92 , 651

) ( 2 2 1 1

=

+ + =

+ + = å - - -

56

3.1.6 Penghitungan Kelandaian Melintang

Page 195: PERENCANAAN GEOMETRIK

Untuk menentukan jenis medan dalam perencaan jalan raya, perlu diketahui jenis

kelandaian melintang pada medan dengn ketentuan :

1. Kelandaian dihitung tiap 50 m

2. Potongan melintang 100 m dihitung dari as jalan ke samping kanan

dan kiri

Contoh perhitungan kelandaian melintang trace Jalan yang akan direncanakan

pada awal proyek, STA 0+200 m

a. Elevasi Titik Kanan

b. Elevasi Titik Kiri

Page 196: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 3.2 Cara Menghitung Trace Jalan

m

b

a

730

5 , 12 5 , 1

6 . 0 725

Page 197: PERENCANAAN GEOMETRIK

5 , 12 1

1 725 kanan titik elevasi

=

´ ÷

ø

ö ç

è

æ + =

´ ÷ ø

ö ç è

æ + =

725 m

737,5m

a1

b1

12,5 m

Page 198: PERENCANAAN GEOMETRIK

(Beda tinggi

antara 2 garis

kontur)

m

b

a

57 , 703

5 , 12 7 , 0

2 , 0 700

5 , 12 2

2 700 kiri titik elevasi

=

´ ÷

ø

ö ç

è

æ + =

´ ÷

ø

Page 199: PERENCANAAN GEOMETRIK

ö ç

è

æ + =

700m

712.5 m

a2

b2

12,5 m

(Beda tinggi

antara 2 garis

kontur)

703,57 m

57

Tabel 3.1 Perhitungan Kelandaian Melintang

No STA Elevasi Beda

Page 200: PERENCANAAN GEOMETRIK

Tinggi

(Dh)

Lebar Pot

Melintang

(L)

Kelandaian

Melintang

(%)

Klasifikasi

Medan Kiri Center Kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

0 0+000 700,00 734,03 768,06 68,06 200 34,03 Bukit

1 0+050 700,00 728,91 757,81 57,81 200 28,91 Bukit

2 0+100 703,57 726,79 750,00 46,43 200 23,22 Bukit

3 0+150 705,68 721,59 737,50 31,82 200 15,91 Bukit

4 0+200 703,57 716,37 730 25,6 200 12,80 Bukit

5 0+250 696,43 709,46 722,50 26,07 200 13,04 Bukit

Page 201: PERENCANAAN GEOMETRIK

6 0+300 687,50 706,02 712,50 25 200 12,50 Bukit

7 0+350 685,42 701,71 750,00 64,58 200 32,29 Bukit

8 0+400 675,00 700 712,50 37,5 200 18,75 Bukit

9 0+450 692,31 706,02 718,75 26,44 200 13,22 Bukit

10 0+500 696,88 710,94 725,00 28,12 200 14,06 Bukit

11 0+550 695,19 715,5 737,50 42,31 200 21,16 Bukit

12 0+600 700,00 714,5 737,50 37,5 200 18,75 Bukit

13 0+650 687,50 712,5 737,50 50 200 25,00 Bukit

14 0+700 687,50 712,5 737,50 50 200 25,00 Bukit

15 0+750 687,50 714 740,50 53 200 26,50 Bukit

16 0+800 687,50 715,91 744,32 56,82 200 28,41 Bukit

17 0+850 687,50 71591 744,32 56,82 200 28,41 Bukit

18 0+900 705,00 724,38 743,75 38,75 200 19,38 Bukit

19 0+950 700,00 725 750,00 50 200 25,00 Bukit

Page 202: PERENCANAAN GEOMETRIK

20 1+000 703,95 726,97 750,00 46,05 200 23,03 Bukit

21 1+050 705,21 727,6 750,00 44,79 200 22,40 Bukit

22 1+100 708,04 730,52 755,00 46,96 200 23,48 Bukit

23 1+150 712,50 731,5 762,50 50 200 25,00 Bukit

24 1+200 712,50 732 755,15 42,65 200 21,33 Bukit

25 1+250 712,50 731,2 750,00 37,5 200 18,75 Bukit

26 1+300 712,50 725 737,50 25 200 12,50 Bukit

27 1+350 712,50 725 737,50 25 200 12,50 Bukit

28 1+400 705,47 721,48 737,50 32 200 16,00 Bukit

29 1+450 712,50 726,95 741,41 28,91 200 14,46 Bukit

30 1+500 709,66 723,58 737,50 27,84 200 13,92 Bukit

31 1+550 712,50 725 737,50 25 200 12,50 Bukit

32 1+600 710,29 723,9 737,50 27,21 200 13,61 Bukit

Page 203: PERENCANAAN GEOMETRIK

33 1+650 700,00 713.9 768,06 68,06 200 34,03 Bukit

58

Sambungan dari Tabel 3.1 Perhitungan Kelandaian Melintang

No STA Elevasi Beda

Tinggi

(Dh)

Lebar Pot

Melintang

(L)

Kelandaian

Melintang

(%)

Klasifikasi

Medan Kiri Center Kanan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

34 1+700 701,25 717 725,00 23,75 200 11,88 Bukit

Page 204: PERENCANAAN GEOMETRIK

35 1+750 712,50 723,50 725,00 12,5 200 6,25 Bukit

36 1+800 713,75 726,54 733,33 19,58 200 9,79 Bukit

37 1+850 716,30 727,50 737,50 21,2 200 10,60 Bukit

38 1+900 716,38 730,50 737,50 21,12 200 10,56 Bukit

39 1+950 720,38 733,58 740,79 20,41 200 10,21 Bukit

40 2+000 723,57 728,5 747,12 23,55 200 11,78 Bukit

41 2+050 719,09 729,3 737,50 18,41 200 9,21 Bukit

42 2+100 722,12 742,2 739,29 17,17 200 8,59 Bukit

43 2+150 736,05 740,9 755,21 19,16 200 9,58 Bukit

44 2+200 740,28 740,9 753,13 12,85 200 6,43 Bukit

45 2+250 737,50 743,9 752,68 15,18 200 7,59 Bukit

46 2+300 737,50 746,5 754,73 17,23 200 8,62 Bukit

47 2+350 743,75 748,5 756,55 12,8 200 6,40 Bukit

48 2+400 743,48 749,9 758,33 14,85 200 7,43 Bukit

Page 205: PERENCANAAN GEOMETRIK

49 2+450 750,00 750 753,13 3,13 200 1,57 Datar

50 2+500 750,00 750 750,00 0 200 0,00 Datar

51 2+550 737,50 751,25 762,50 25 200 12,50 Bukit

52 2+600 737,50 750 765,00 27,5 200 13,75 Bukit

53 2+650 742,50 750 762,50 20 200 10,00 Bukit

Dari perhitungan kelandaian melintang, didapat:

Dari 53 titik didominasi oleh medan bukit, maka menurut tabel II.6 TPGJAK,

Hal 11 dipilih klasifikasi fungsi jalan arteri dengan kecepatan antara 60 – 80

km/jam. Diambil kecepatan 60 km /jam.

Page 206: PERENCANAAN GEOMETRIK

59

Data dan klasifikasi desain:

Vr = 60 km/jam

emax = 10 %

en = 2 %

Lebar perkerasan ( w ) = 2 x 3,5 m

m = 200

(sumber TPGJAK tahun 1997)

15 , 0

) 60 00065 , 0 ( 192 , 0 max

=

- = x f

( )

Page 207: PERENCANAAN GEOMETRIK

( )

m

f e

Vr R

263 , 112

15 , 0 1 , 0 127

60

127

2

max max

2

min

=

+ =

+ =

( )

Page 208: PERENCANAAN GEOMETRIK

( )

0

2

2

max max

max

63 , 12

60

15 , 0 1 , 0 53 , 181913

53 , 181913

=

+ =

+ =

x

Vr

f e x D

Page 209: PERENCANAAN GEOMETRIK

60

3.2.Perhitungan Alinemen Horisontal

3.2.1. Tikungan PI 1

Diketahui :

PI1 = 580 7’26”

Vr = 60 km/jam

Page 210: PERENCANAAN GEOMETRIK

Rmin = 112,263 m ( R min dengan Ls )

Dicoba Tikungan S – C – S

Digunakan Rr = 250 m

(Sumber Buku TPGJAK th.1997)

3.2.1.1 Menentukan superelevasi terjadi:

0 73 , 5

250

4 , 1432

4 , 1432

=

=

= Rr Dtjd

Page 211: PERENCANAAN GEOMETRIK

% 7 ~ % 01 , 7

0701 , 0

63 , 12

73 , 5 10 , 0 2

63 , 12

73 , 5 10 , 0

2

2

2

max

max

2

max

2

max

=

=

´ ´ + ´ - =

Page 212: PERENCANAAN GEOMETRIK

´ ´ + ´ - = D

D e

D

D e e

tjd tjd

tjd

3.2.1.2 Penghitungan lengkung peralihan (Ls)

a. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung

peralihan, maka panjang lengkung:

61

m

T Vr Ls

50

3 6 , 3

60

6 , 3

Page 213: PERENCANAAN GEOMETRIK

=

´ =

´ =

b. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:

m

c

etjd Vr

c Rr

Vr Ls

84 , 7

4 , 0

097 , 0 60 727 , 2 4 , 0 250

60 022 , 0

727 , 2 022 , 0

3

3

Page 214: PERENCANAAN GEOMETRIK

=

´ - ´ ´ =

´ - ´ ´ =

c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:

( ) Vr re

e e Ls n m ´ ´

- = 6 , 3

dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk

Vr = 60 km/jam, re max = 0,035 m/m/det.

( )

m

Ls

09 , 38

Page 215: PERENCANAAN GEOMETRIK

60 035 , 0 6 , 3

02 , 0 1 , 0

=

´ ´

- =

d. Berdasarkan Bina Marga:

( )

( ) ( )

m

e e m w Ls tjd n

4 , 50

07 , 0 02 , 0 160 2

50 , 3 2

2

Page 216: PERENCANAAN GEOMETRIK

=

+ ´ ´ ´ =

+ ´ ´ =

Syarat kenyamanan dipakai nilai Ls terbesar yaitu 50,4 m ~ 70 m

62

3.2.1.3 Penghitungan besaran-besaran tikungan

m

Rr

Ls Ls Xs

Page 217: PERENCANAAN GEOMETRIK

86 , 69

250 40

70 1 70

40 1

2

2

2

2

=

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ

´ - =

Page 218: PERENCANAAN GEOMETRIK

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ

´ - =

m

Rr

Ls Ys

266 , 3

250 6

70

6

2

2

=

´ =

Page 219: PERENCANAAN GEOMETRIK

´ =

" ' 0 72 , 31 1 8

250

70 90

90

=

´ =

´ = Q

p

p Rr

Ls s

( )

( )

" 56 , 22 ' 4 40

Page 220: PERENCANAAN GEOMETRIK

72 , 31 1 8 2 " 26 ' 7 58

2

0

" ' 0 0

1

=

´ - =

Q ´ - D = D s c PI

( )

( )

m

Rr c Lc

76 , 174

250 14 , 3 180

56 , 22 4 40

180

" ' 0

Page 221: PERENCANAAN GEOMETRIK

=

´ ´ =

´ ´ D = p

Syarat tikungan

ok Lc ...... 20 76 , 174 > =

Tikungan S-C-S bisa dipakai

( )

( )

m

s Rr Rr

Ls p

818 , 0

72 , 31 1 8 cos 1 250 250 6

Page 222: PERENCANAAN GEOMETRIK

70

cos 1 6

" ' 0

2

2

=

- - ´ =

Q - - ´ =

63

m

s Rr Rr

Ls Ls k

963 , 34

72 , 31 1 8 sin 250 250 40

Page 223: PERENCANAAN GEOMETRIK

82 82

sin 40

" ' 0

2

3

2

3

=

´ - ´ - =

Q ´ - ´ - =

( )

( )

m

k PI p Rr Tt

Page 224: PERENCANAAN GEOMETRIK

35 , 174

963 , 34 26 7 58 / tan 818 , 0 250

/ tan

" ' 0

2

1

1 2

1

=

+ ´ + =

+ D ´ + =

m

Rr PI

p Rr Et

99 , 35

250 " 26 ' 7 58 / cos

818 , 0 250

/ cos

Page 225: PERENCANAAN GEOMETRIK

0

2

1

1 2

1

=

- ÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ + =

- ÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ

D

Page 226: PERENCANAAN GEOMETRIK

+ =

( )

( )

m

Ls Lc Ltotal

76 , 314

70 2 76 , 174

2

=

´ + =

´ + =

2Tt > Ltot

2.174,76 > 314,76 ( Tikungan S – C – S bisa digunakan)

349,52> 314,76 ( Tikungan S – C – S bisa digunakan)

Page 227: PERENCANAAN GEOMETRIK

3.2.1.4 Penghitungan pelebaran perkerasan di tikungan

Dengan rumus nomor 38 – 43 dapat dihitung pelebaran perkerasan di tikungan PI1

yaitu dengan ketentuan :

Jalan rencana kelas IIA (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton maka

kendaraan rencananya menggunakan kendaraan sedang.

b = 2,6 m (lebar lintasan kendaraan truck pada jalur lurus)

p = 7,6 m (jarak as roda depan dan belakang)

A = 2,1 m (tonjolan depan sampai bumper)

64

Vr = 60 km/jam

Pelebaran tikungan pada PI 1

* Secara Analisis

Vr = 60 km/jam

R = 250 m

Page 228: PERENCANAAN GEOMETRIK

m

P R R b

12 , 0

6 , 7 250 250

"

2 2

2 2

=

- - =

- - =

m

b b b

72 , 2

12 , 0 6 , 2

Page 229: PERENCANAAN GEOMETRIK

" '

=

+ =

+ =

( )

( )

m

R A P A R Td

073 , 0

250 1 , 2 6 , 7 2 1 , 2 250

2

2

2

=

- + ´ + =

- + + =

Page 230: PERENCANAAN GEOMETRIK

m

R

V Z

398 , 0

250

60 105 , 0

105 , 0

=

´ =

´ =

( ) ( )

( ) ( )

m

Z Td n c b n B

Page 231: PERENCANAAN GEOMETRIK

71 , 6

398 , 0 073 , 0 1 2 4 , 0 72 , 2 2

1 '

=

+ - + + =

+ - + + =

Lebar pekerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m

Ternyata B < 7

6,71 < 7

Sehingga tidak perlu dibuat pelebaran perkerasan

65

3.2.1.5 Penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 1

Data-data:

Page 232: PERENCANAAN GEOMETRIK

Vr = 60 km/jam

R = 250 m

Lebar perkerasan, = 2 x 3,5m = 7m

Lt = 345,76 m

Jh minimum, menurut TPGJAK 1997 hal 21 = 115 m

Jd menurut TPGJAK 1997 hal 22 = 520 m

a. Kebebasan samping yang tersedia (Eo):

Eo = 0,5 (lebar daerah pengawasan – lebar perkerasan)

= 0,5 (40 – 7)

= 16,5 m

b. Berdasarkan jarak pandangan henti (Jh)

Jh = gf

Vr

T Vr

Page 233: PERENCANAAN GEOMETRIK

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+ = ( ) 35 , 0 8 , 9 2

6 , 3

60

3 6 , 3

60

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+

Page 234: PERENCANAAN GEOMETRIK

=90,49 m

c. Kebebasan samping yang diperlukan (E).

Jh = 90,49 m

Lt = 345,76 m

Karena Jh < Lt dapat digunakan rumus :

m

R

Jh R E

087 , 4 250 14 , 3

90 49 , 90 cos 1 250

90 cos 1

= ÷

ø

ö ç

è

æ

´

Page 235: PERENCANAAN GEOMETRIK

´ - =

÷ ø

ö ç è

æ

´

´ - = p

66

Nilai E < Eo (4,087 < 16,5)

Kesimpulan :

Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.

3.2.1.6 Hasil perhitungan

a. Tikungan PI1 menggunakan tipe Spiral – Circle – Spiral dengan hasil

penghitungan sebagai berikut:

PI1 = 580 7’26”

Rr = 250 m

Page 236: PERENCANAAN GEOMETRIK

Lc = 174,76 m

Ls = 70 m

Tt = 174,35 m

Et = 35,99 m

Xs = 69,86 m

Ys = 3,266 m

p = 0,818

k = 34,963 m

emax= 10 %

etjd = 7 %

en = 2 %

b. Hasil penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 1. nilai E < Eo maka

daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.

Page 237: PERENCANAAN GEOMETRIK

67

Page 238: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 3.3 Tikungan PI 1

Page 239: PERENCANAAN GEOMETRIK

68

I

Sc

II III IV

I II III IV

Ts

e = 0 %

e n = -2 %

e max = +9,97 % (kanan)

e max = -9,97 % (kiri)

I

Cs

Page 240: PERENCANAAN GEOMETRIK

II III IV

St

e = 0 %

e n = -2 %

I II III IV

Ls = 34 m Lc = 32,849 m Ls = 34 m

Potongan I-I Potongan II-II Potongan III-III Potongan IV-IV

-2 % -2 % -2 % -2 %

+2 % 0 % +9,97 %

-9,97 %

Page 241: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 3.4 Diagram Superelevasi tikungan PI1 (610 ; 1050)

( Spiral – Circle – Spiral )

Contoh perhitungan potongan :

a : 70 = x : Y

a : 70 = 2 : 9

Page 242: PERENCANAAN GEOMETRIK

a = 140 : 9

a = 15,55

a1 : 70 = x : Y

a1 : 70 = 4 : 9

a1 = 280 : 9

a1 = 31,1 m

Ls=70m Ls=70m Lc=174,76

e maks=7%

kanan

e maks=7% kiri

+7%

- 7 %

Y = 7+ 2 = 9

=7

Page 243: PERENCANAAN GEOMETRIK

III

IV

II

I

a

Ls = 70

y

x

a1

7 %

69

3.2.2 Tikungan PI 2

Diketahui :

PI2 = 190 58’ 37”

Vr = 60km/jam

Page 244: PERENCANAAN GEOMETRIK

Rmin = 112,263 m

Dmax = 12,63

Dicoba Tikungan Full Circle

Digunakan Rr = 1000 m

(Sumber Buku TPGJAK th.1997)

3.2.2.1 Menentukan superelevasi terjadi:

0 43 , 1

1000

4 , 1432

4 , 1432

=

=

= Rr Dtjd

Page 245: PERENCANAAN GEOMETRIK

% 3 , 2

023 , 0

63 , 12

43 , 1 10 , 0 2

63 , 12

43 , 1 10 , 0

2

2

2

max

max

2

max

2

max

=

=

Page 246: PERENCANAAN GEOMETRIK

´ ´ + ´ - =

´ ´ + ´ - = D

D e

D

D e e

tjd tjd

tjd

70

3.2.2.2 Penghitungan lengkung peralihan (Ls’) fiktif

a. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung

Page 247: PERENCANAAN GEOMETRIK

peralihan, maka panjang lengkung:

m

T Vr Ls

50

3 6 , 3

60

6 , 3

=

´ =

´ =

b. Berdasarkan rumus modifikasi Shortt:

m

c

etjd Vr

c Rr

Page 248: PERENCANAAN GEOMETRIK

Vr Ls

47 , 2

4 , 0

023 , 0 60 727 , 2 4 , 0 1000

60 022 , 0

727 , 2 022 , 0

3

3

=

´ - ´ ´ =

´ - ´ ´ =

c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:

( ) Vr re

e e Ls n msx ´ ´

- = 6 , 3

Page 249: PERENCANAAN GEOMETRIK

dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk

Vr = 60 km/jam, re max = 0,035 m/m/det.

( )

m

Ls

09 , 38

60 035 , 0 6 , 3

02 , 0 1 , 0

=

´ ´

- =

d. Berdasarkan Bina Marga:

( )

( ) ( )

Page 250: PERENCANAAN GEOMETRIK

m

e e m w Ls tjd n

92 , 31

037 , 0 02 , 0 160 2

50 , 3 2

2

=

+ ´ ´ ´ =

+ ´ ´ =

Syarat kenyamanan dipakai nilai Ls terbesar yaitu 50 m

71

3.2.2.3 Penghitungan besaran-besaran tikungan

Page 251: PERENCANAAN GEOMETRIK

m

R Lc r PI

48 , 348 360

1000 2 " 37 ' 58 19

360

2

0

0

0

2

= ´ ´ =

´ ´ D =

p

p

m

Rr Tc PI

12 , 176 " 37 ' 58 19 2 1 tan 1000

2 1 tan

Page 252: PERENCANAAN GEOMETRIK

0

2

= ´ ´ =

D ´ =

m

Tc Ec PI

39 , 15 " 37 ' 58 19 4 1 tan 12 , 176

4 1 tan

0

2

= ´ ´ =

D ´ =

2Tc > Lc

352,24 > 348,48 ( Tikungan F-C bisa digunakan )

3.2.2.4 Penghitungan pelebaran perkerasan di tikungan

Dengan rumus nomor 38 – 43 dapat dihitung pelebaran perkerasan di tikungan PI2

yaitu dengan ketentuan :

Page 253: PERENCANAAN GEOMETRIK

Jalan rencana kelas IIA (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton maka

kendaraan rencananya menggunakan kendaraan sedang.

b = 2,6 m (lebar lintasan kendaraan truck pada jalur lurus)

p = 7,6 m (jarak as roda depan dan belakang)

A = 2,1 m (tonjolan depan sampai bumper)

Vr = 60 km/jam

72

Pelebaran tikungan pada PI 2

Page 254: PERENCANAAN GEOMETRIK

* Secara Analisis

Vr = 60 km/jam

R = 1000 m

m

P R R b

028 , 0

6 , 7 1000 1000

"

2 2

2 2

=

- - =

- - =

m

Page 255: PERENCANAAN GEOMETRIK

b b b

628 , 2

028 , 0 6 , 2

" '

=

+ =

+ =

( )

( )

m

R A P A R Td

017 , 0

1000 1 , 2 6 , 7 2 1 , 2 1000

2

2

2

Page 256: PERENCANAAN GEOMETRIK

=

- + ´ + =

- + + =

m

R

V Z

19 , 0

1000

60 105 , 0

105 , 0

=

´ =

´ =

Page 257: PERENCANAAN GEOMETRIK

( ) ( )

( ) ( )

m

Z Td n c b n B

167 , 7

19 , 0 017 , 0 1 2 8 , 0 628 , 2 2

1 '

=

+ - + + =

+ - + + =

Lebar pekerasan pada jalan lurus 2 x 3,5 = 7 m

Ternyata B > 7

7,167 > 7

= 0,167 m

Sehingga dibuat pelebaran perkerasan sebesar: 0,167 m

Page 258: PERENCANAAN GEOMETRIK

73

3.2.2.5 Penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 2

Data-data:

Vr = 60 km/jam

R = 1000 m

Lebar perkerasan, = 2 x 3,5m = 7 m

Lc = 686,7 m

Jh minimum, menurut TPGJAK 1997 hal 21 = 115 m

Jd menurut TPGJAK 1997 hal 22 = 520 m

a. Kebebasan samping yang tersedia (Eo):

Eo = 0,5 (lebar daerah pengawasan – lebar perkerasan)

= 0,5 (40 – 7)

= 16,5 m

b. Berdasarkan jarak pandangan henti (Jh)

Page 259: PERENCANAAN GEOMETRIK

Jh = gf

Vr

T Vr

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+ = ( ) 35 , 0 8 , 9 2

6 , 3

60

3 6 , 3

60

2

÷

ø

ö ç

Page 260: PERENCANAAN GEOMETRIK

è

æ

+

= 90,49 m

c. Kebebasan samping yang diperlukan (E).

Jh = 90,49 m

Lc = 686,7 m

Karena Jh < Lt dapat digunakan rumus :

E = R ( 1 – cos R

Jh o

.

90

p )

( ÷ ÷

ø

ö

Page 261: PERENCANAAN GEOMETRIK

ç ç

è

æ - = 1000 14 , 3

49 , 90 90 cos 1 1000 x

x o

= 1,02 m < 16,5 m ( Nilai E < Eo )

74

Kesimpulan :

Karena nilai E < Eo maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.

3.2.2.6 Hasil perhitungan

a. Tikungan PI2 menggunakan tipe Full Circle dengan hasil penghitungan

sebagai berikut:

PI2 = 190 58’ 37”

Rr = 1000 m

Tc = 176,12 m

Page 262: PERENCANAAN GEOMETRIK

Ec = 15,38 m

Lc = 348,48 m

Ls’ = 50 m

emax = 10 %

etjd = 2,3 %

en = 2 %

b. Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan yaitu sebesar 0,167 m

c. Hasil penghitungan kebebasan samping pada tikungan PI 2. Nilai E < Eo

maka daerah kebebasan samping yang tersedia mencukupi.

Page 263: PERENCANAAN GEOMETRIK

Tc

TC CT

D

Rc Rc

Ec

Lc

Gambar 3.5 Tikungan PI2

75

Page 264: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 3.6 Diagram Superelevasi Tikungan PI2 Full Circle ( 1330;670 )

Potongan I – I Potongan II – II Potongan III – III Potongan IV – IV

Page 265: PERENCANAAN GEOMETRIK

-2% -2%

0%

-2% -1,999 %

+1,999 %

+2,3%

-2,3%

2/3 Ls 1/3 Ls

en = - 2% en = - 2%

emaks = + 2,3% ( kiri )

emin = - 2,3% (kanan)

Ls = 50m

Lc = 348,48 m

Ls = 50m

e = 0% e = 0%

IV I III II

2/3 Ls 1/3 Ls

Page 266: PERENCANAAN GEOMETRIK

IV I III II

IV III II I

TC2 CT2

IV III II I

1,999% 1,999%

76

Contoh Perhitungan Potongan :

II x1

I x

a

Ls= 50

a : 50 = x : Y

Page 267: PERENCANAAN GEOMETRIK

a : 50 = 2 : 4,3

a = 100 : 4,3

a = 23,25 m a1 = 23,25 x 2 = 46,5 m

Jadi kemiringan di potongan III adalah :

a1 : b = x1: y

46,5 : 50 = x1 : 4,3

x1 = 199,95 : 50

x1 = 3,999 – 2

x1 = 1,999 %

Tabel 3.2 Rekapitulasi hasil perhitungan tikungan PI1 dan PI2

Tikungan PI1

etjd

(%)

Page 268: PERENCANAAN GEOMETRIK

Rr Ls Xs Ys Lc p k Tt Et

(meter)

PI1 (S-C-S) 580 7’26” 7 250 70 69,86 3,266 174,76 0,818 34,963 174,35 35,99

Tikungan PI2

etjd

(%)

Rr Ls Xs Ys Lc p k Tc Ec

(meter)

PI2 (F-C) 190 58’ 37” 2,3 1000 50 - - 348,48 - - 176,12 15,38

IV

547,57

Y = 2,3+2 = 4,3

2,3%

547,57 547,57 547,57

Page 269: PERENCANAAN GEOMETRIK

a1

III

2 %

77

3.3. Perhitungan Stationing

Data : ( Perhitungan jarak dari peta dengan skala 1: 10.000 )

d 1 : 651,92 m

d 2 : 765,37 m

d 3 : 1348,07 m

1. Tikungan PI1 ( S - C - S )

Page 270: PERENCANAAN GEOMETRIK

Tt1 = 174,35 m

Ls1 = 70 m

Lc1 = 174,76 m

2. Tikungan PI2 ( F- C )

Tc2 = 176,12 m

Lc2 = 348,48 m

Sta A = 0+000

Sta PI1 = Sta A + d 1

= (0+000) + 651,92

= 0+651,92

Sta TS1 = Sta PI1 – Tt1

Page 271: PERENCANAAN GEOMETRIK

= (0+651,92) – 174,35

= 0+477,5

78

Sta SC1 = Sta TS1 + Ls1

= (0+477,57)+ 70

= 0+547,57

Sta CS1 = Sta SC1 + Lc1

= (0+547,57) + 174,76

= 0+722,33

Sta ST1 = Sta CS1 + Ls1

= (0+722,33) + 70

= 0+792,33

Sta PI2 = Sta ST1+ d 2 – Tt1

= (0+792,33) + 765,37 – 174,35

Page 272: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 1+383,35

Sta TC2 = Sta PI2– Tc2

= (1+383,35) – 176,12

= 1+207,23

Sta CT2 = Sta TC2 + Lc2

= (1+207,23) + 348,48

= 1+555,71

Sta B = Sta CT2 + d 3 –Tc2

= (1+555,71) + 1348,07 – 176,12

= 2+727,66<

= 2+727,66<

2770.........ok

79

Page 273: PERENCANAAN GEOMETRIK

80

3.4 Kontrol Overlaping

Diketahui:

Diketahui :

det / 66 , 16

3600

60000

/ 60

m

jam

km

ren V

=

=

=

Page 274: PERENCANAAN GEOMETRIK

Syarat overlapping

m

xV a ren

50

66 , 16 3

3

=

´ =

=

d > a è Aman

d > 50 m è Aman

Koordinat :

A = (0; 0)

Sungai1 = (370;960)

Page 275: PERENCANAAN GEOMETRIK

PI – 1 = (610 ; 1050)

PI – 2 = (1340 ; 820)

Sungai 2 = (1600; 630)

Jalan1 = (1760; 500)

Sungai 3 = (1880;410)

Sungai 4 = (2290;10)

B = (2 230 ; 1470)

81

Jarak PI 1 – Sungi 1 = ( ) ( ) m 32 , 256 960 1050 370 610

2 2 = - + -

Jarak PI 2 – Sungai 2 = ( ) ( ) m 02 , 322 820 630 1340 1600

2 2 = - + -

Page 276: PERENCANAAN GEOMETRIK

Jarak PI 2 – Jalan Kolektor 1 = ( ) ( ) m 02 , 528 820 500 1340 1760

2 2 = - + -

Jarak PI 2 – Sungai 3 = ( ) ( ) m 01 , 678 820 410 1340 1880

2 2 = - + -

Jarak PI 2 – Sungai 4 = ( ) ( ) m 44 , 1248 820 10 1340 2290

2 2 = - + -

Tt1 = 180,39 m

Tc2 = 176,12 m

STA Sungai 1 = STA PI 1 - (Jarak PI 1 Sungai 1)

= (0+651,92) – 256,32

= 0+395,6

STA Sungai 2 = STA PI 2 + (Jarak PI2 Sungai 2)

= (1+390,58) + 322,02

= 1+712,6

Page 277: PERENCANAAN GEOMETRIK

STA Jalan 1 = STA PI 2 + (Jarak PI2 Jalan Kolektor1)

= (1+390,58) + 528,02

= 1+918,59

STA Sungai 3 = STA PI 2 + (Jarak PI2 Sungai 3)

= (1+390,58) + 678,01

= 2+068,59

STA Sungai 4 = STA PI 2 + (Jarak PI2 Sungai 4)

= (1+390,58) + 1248,44

= 2+639,02

82

Sehingga agar tidak over laping dn > 50 m

1. Awal proyek dengan Tikungan 1

d 1 = ( Jarak A - PI1 ) - Tt1

= 651,92 – 180,39

Page 278: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 471,53 m > 50 m è Aman

2. Tikungan 1 dengan Tikungan 2

d 3 = (STA CT2) - (STA ST1)

= (1563,06) - (805,6)

= 757,46 m > 50 m è Aman

3. Tikungan 1 dengan Jembatan 1

d 2 = (Jarak PI 1– Sungai 1) –Tt1 – ( ½ Asumsi Panjang Jembatan )

= (256,32) –– 180,39 ( ½ x 50 )

= 50,93 m > 50 m è Aman

4. Tikungan 2 dengan Jembatan 2

d 3 = (STA Sungai 2) – CT2 - ( ½ Asumsi Panjang Jembatan )

= (1+712,6) – 1+563,06 - ( ½ x 50 )

= 124,59 m > 50 m è Aman

Page 279: PERENCANAAN GEOMETRIK

5. Tikungan 2 dengan Jalan Arteri

d 4 = ( Jarak PI2 – Jalan Arteri ) – CT2 –( ½ lebar jalan lokal)

= ( 1918,59) – 1+563,06 – ( ½ x 6 )

= 352,53 m > 50 m è Aman

83

6. Tikungan 2 dengan Jembatan 3

d 4 = (STA Sungai 3 ) – CT2 - ( ½ Asumsi Panjang Jembatan )

= (2+068,59) – 1+563,06 - ( ½ x 50 )

= 480,59 m > 50 m è Aman

7. Tikungan 2 dengan Jembatan 4

d5 = (STA Sungai 3 ) – CT2 - ( ½ Asumsi Panjang Jembatan )

Page 280: PERENCANAAN GEOMETRIK

= (2+639,02) – 1+563,06 - ( ½ x 50 )

= 1050,96 m > 50 m è Aman

Page 281: PERENCANAAN GEOMETRIK

84

3.5 Perhitungan Alinemen Vertikal

Tabel 3.3 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan

Titik STA Elevasi Tanah Asli (m)

Elevasi Rencana As Jalan

(m)

A 0+000 734,03 732

1 0+050 728,91 728

2 0+100 726,79 724

3 0+150 721,59 720

4 0+200 716,37 715,40

5 0+250 709,46 712,50

Page 282: PERENCANAAN GEOMETRIK

6 0+300 706,02 708

7 0+350 701,71 708

8 0+400 700 708

9 0+450 706,02 708

10 0+500 710,94 709,60

11 0+550 715,5 721

12 0+600 714,5 722,90

13 0+650 712,5 714,50

14 0+700 712,5 716

15 0+750 714 717,90

16 0+800 715,91 719,60

17 0+850 71591 721

18 0+900 724,38 722,90

19 0+950 725 724

20 1+000 726,97 725,90

21 1+050 727,6 727,50

22 1+100 730,52 729

23 1+150 731,5 730

24 1+200 732 729,90

25 1+250 731,2 729

Bersambung ke halaman berikutnya

85

Sambungan Tabel 3.3 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Rencana AS Jalan

Titik STA Elevasi Tanah Asli

Page 283: PERENCANAAN GEOMETRIK

(m)

Elevasi Rencana As Jalan

(m)

26 1+300 725 728

27 1+350 725 727,50

28 1+400 721,48 726,80

29 1+450 723,65 722,90

30 1+500 723,58 725

31 1+550 725 724,50

32 1+600 723,9 723,50

33 1+650 713.9 723

34 1+700 717 723

35 1+750 723,50 723

36 1+800 726,54 725,90

37 1+850 727,50 728,20

38 1+900 730,50 731

39 1+950 733,58 733,50

40 2+000 728,5 735

41 2+050 729,3 735

42 2+100 742,2 736

43 2+150 737,50 737,90

Page 284: PERENCANAAN GEOMETRIK

44 2+200 740,50 739,50

45 2+250 743,50 741,50

46 2+300 746,20 743,50

47 2+350 748,20 745

48 2+400 749,9 746,90

49 2+450 750 747,50

50 2+500 750 750,50

41 2+550 751,25 751,50

52 2+600 750 751,50

53 2+650 750 751,50

86

Page 285: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 286: PERENCANAAN GEOMETRIK

87

3.5.1. Perhitungan Kelandaian memanjang

Contoh perhitungan kelandaian g ( A – PVI1)

Elevasi A = 732 m STA A = 0+000

Elevasi PVI1 = 708 m STA PVI1 = 0+300

% 7

100 ) 000 0 ( ) 300 0 (

732 708

100

1

1

1

- =

´ + - +

Page 287: PERENCANAAN GEOMETRIK

- =

´ -

- = A STA PVI STA

A Elevasi PVI Elevasi g

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4Data Titik PVI

No. Titik STA

Elevasi

(m)

Jarak

(m)

Kelandaian

Memanjang (%)

1 A 0+000 732

Page 288: PERENCANAAN GEOMETRIK

2 PVI1 0+300 708

3 PVI2 0+450 708

4 PVI3 1+150 730

5 PVI4 1+625 723

6 PVI5 1+750 723

7 PVI6 1+975 735

8 PVI7 2+075 735

9 PVI8 2+525 751.5

10 B 2+650 751.5

300

Page 289: PERENCANAAN GEOMETRIK

150

g1 = -7 %

g2 = 0 %

700

475

125

225

100

450

g3 = 3.2 %

g4 = 1.5%

g5 = 0 %

g6 = -5.3%

Page 290: PERENCANAAN GEOMETRIK

g7 = 0 %

g8 = 3.6 %

125 g9 = 0 %

88

PVI 1

y

Ev y

3.5.2. Penghitungan lengkung vertikal

3.5.1.1 PVI1

Page 291: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 3.10 Lengkung Vertikal PV-1

Perhitungan Lv :

% 6 , 7 % 6 , 7 % 0

1 2

= - =

- = g g A

Jh = gf

Vr

T Vr

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

ö ç

è

æ

Page 292: PERENCANAAN GEOMETRIK

+ = ( ) 35 , 0 8 , 9 2

6 , 3

60

3 6 , 3

60

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+

= 90,49 m

Syarat keluwesan bentuk

m

V Lv

36 60 6 , 0

6 , 0

= ´ =

´ =

Page 293: PERENCANAAN GEOMETRIK

Syarat drainase

m

A Lv

304 6 , 7 40

40

= ´ =

´ =

Syarat kenyamanan

m

A V Lv

15 , 70 390

6 , 7 60

390

2

2

= ´ =

Page 294: PERENCANAAN GEOMETRIK

´ =

g2= 0 %

g1= -7,6%

A

B

C D E

X

Z

Lv

89

Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap

· Jarak pandang henti

Jh < Lv

Page 295: PERENCANAAN GEOMETRIK

Lv = ) 5 , 3 ( 150

2

xJh

AxJh

+

= ) 49 , 90 5 , 3 ( 150

49 , 90 6 , 7 2

x

x

+ = 133,3 m (memenuhi)

· Jarak pandang menyiap

Jh > Lv

Lv = ÷ ø

ö ç è

æ + - A

Jh 5 , 3 150 Jh 2

= ( )÷

ø

ö ç

Page 296: PERENCANAAN GEOMETRIK

è

æ + - 6 , 7

49 , 90 5 , 3 150 49 , 90 2 x x = 119,57 m (tidak memenuhi)

Diambil Lv 140 m

m Lv A Ev 33 , 1 800

140 6 , 7

800 = ´ = ´ =

x = Lv 4

1

= 140 4

1 = 35 m

( )

140 200

35 3 , 3

200

2

2

´

Page 297: PERENCANAAN GEOMETRIK

´ =

´

´ = Lv

x A y

= 0,144 m

90

Stationing lengkung vertikal PVI1

Sta A = Sta PVI1 – 1/2 Lv

= (0 + 300) - 1/2 140

= 0 + 230 m

Sta B = Sta PVI1 – 1/4 Lv

= (0 + 300) - 1/4 140

= 0 + 265 m

Page 298: PERENCANAAN GEOMETRIK

Sta C = Sta PVI1

= 0 + 300 m

Sta D = Sta PVI1 + 1/4 Lv

= (0 +300) + 1/4 140

= 0 + 335 m

Sta E = Sta PVI1 + 1/2 Lv

= (0 + 300) + 1/2140

= 0 + 370 m

Elevasi Lengkung vertical:

Elevasi A = Elevasi PVI1 + ( ½Lv x g1 )

= 708 + (½ 140 x 7,6 %)

= 713,32 m

Page 299: PERENCANAAN GEOMETRIK

Elevasi B = Elevasi PVI1 + ( ¼ Lv x g1) + y

= 708 + ( ¼ 140 x 7,6 % ) + 0,144

= 710,80 m

91

Elevasi C = Elevasi PVI1+ Ev

= 708 + 1,33

= 709,33 m

Elevasi D = Elevasi PVI1 + ( ¼ Lv x g2) + y

= 708 + ( ¼ 140 x 0 %) + 0,144

= 708, 144 m

Elevasi E = Elevasi PVI1 + ( ½Lv x g2)

= 708 + ( ½140 x 0 % )

= 708m

Elevasi X(0+250) = Elevasi A - ( 250 – 230 x g1) + y

Page 300: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 713,32 - ( 20 x 7,6 % ) + Ev x

Lv

x

÷ ÷

÷

ø

ö

ç ç

ç

è

æ

2 1

= 713,32 - ( 20 x 7,6 % ) + 33 , 1 70

20 x ÷ ø

ö ç è

æ

= 713 – 1,52 – 0,18

Page 301: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 711,69

Elevasi Z (0+350) = Elevasi E - ( 370 – 350 x g2) + y

= 708 - ( 20 x 0 % ) + Ev x

Lv

x

÷ ÷

÷

ø

ö

ç ç

ç

è

æ

2 1

= 708 - ( 20 x 0% ) + 33 , 1 70

20 x ÷ ø

Page 302: PERENCANAAN GEOMETRIK

ö ç è

æ

= 708 – 0 + 0,18

= 708,18

92

PVI 2

3.5.1.2 PVI – 2

Page 303: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 3.11 Lengkng Vertikal PVI-2

Perhitungan Lv:

% 2 , 3 % 0 % 2 , 3

2 3

= - =

- = g g A

Jh = gf

Vr

T Vr

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+ = ( ) 35 , 0 8 , 9 2

6 , 3

Page 304: PERENCANAAN GEOMETRIK

60

3 6 , 3

60

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+

= 90,49 m

Syarat keluwesan bentuk

m

V Lv

36 60 6 , 0

6 , 0

= ´ =

´ =

Page 305: PERENCANAAN GEOMETRIK

Syarat drainase

m

A Lv

128 2 , 3 40

40

= ´ =

´ =

g2= 0 %

g3= 3,2

%

y

Ev y

Page 306: PERENCANAAN GEOMETRIK

E

A

D

C

B

Lv

93

Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap

· Jarak pandang henti

Jh < Lv

Lv = ) 5 , 3 ( 150

2

xJh

AxJh

+

= ) 49 , 90 5 , 3 ( 150

Page 307: PERENCANAAN GEOMETRIK

49 , 90 2 , 3 2

x

x

+ = 90,98 m (memenuhi)

· Jarak pandang menyiap

Jh > Lv

Lv = ÷ ø

ö ç è

æ + - A

Jh 5 , 3 150 Jh 2

= ( )÷

ø

ö ç

è

æ + - 2 , 3

49 , 90 5 , 3 150 49 , 90 2 x x = 56,38 m (tidak memenuhi)

Diambil Lv 36 ~ 40 m

m Lv A Ev 16 , 0 800

Page 308: PERENCANAAN GEOMETRIK

40 2 , 3

800 = ´ = ´ =

x = Lv 4

1

= 40 4

1 = 10 m

( )

40 200

10 2 , 3

200

2

2

´

´ =

´

´ = Lv

x A y

= 0,04 m

Page 309: PERENCANAAN GEOMETRIK

94

Stationing lengkung vertikal PVI2

Sta A = Sta PVI2 - 1/2 Lv

= (0+450) - 1/2 40

= 0+430 m

Sta B = Sta PVI2 – 1/4 Lv

= (0+450) - 1/4 40

= 0+435 m

Sta C = Sta PVI2

= 0+450 m

Sta D = Sta PVI2 + 1/4 Lv

= (0+450)+ 1/4.40

= 0+460 m

Page 310: PERENCANAAN GEOMETRIK

Sta E = Sta PVI2 + 1/2 Lv

= (0+450) + 1/2 40

= 0+470 m

Elevasi Lengkung vertical:

Elevasi A = Elevasi PVI2+( ½Lv x g2)

= 708 + ( ½ 40 x 0% )

= 708 m

Elevasi B = Elevasi PVI2 + ( ¼ Lv x g2 ) + y

= 708+ ( ¼ 40x 0% ) + 0,04

= 708,04 m

95

Elevasi C = Elevasi PVI2 + Ev

Page 311: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 708 + 0,16

= 708,16 m

Elevasi D = Elevasi PVI2 + (¼ Lv x g3) +y

= 708 + (¼ 40 x 3,2%) + 0,04

= 708,36 m

Elevasi E = Elevasi PVI2 + (½Lv x g3)

= 708 + (½ 40 x 3,2%)

= 708,64 m

.5.1.3 PVI – 3

.

Page 312: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 3.12 Lengkung Vertikal PVI-3

Perhitungan Lv:

% 7 , 1 % 2 , 3 % 5 , 1

3 4

= - =

- = g g A

Jh = gf

Vr

T Vr

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

Page 313: PERENCANAAN GEOMETRIK

ö ç

è

æ

+ = ( ) 35 , 0 8 , 9 2

6 , 3

60

3 6 , 3

60

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+

= 90,49 m

Syarat keluwesan bentuk

m

V Lv

36 60 6 , 0

Page 314: PERENCANAAN GEOMETRIK

6 , 0

= ´ =

´ =

Syarat drainase

m

A Lv

68 7 , 1 40

40

= ´ =

´ =

Syarat kenyamanan

m

A V Lv

69 , 15 390

7 , 1 60

390

2

2

Page 315: PERENCANAAN GEOMETRIK

= ´ =

´ =

g3= 3,2 %

A

y Ev y

E

PVI3

g4= 1,5%

C

B D

Lv

Page 316: PERENCANAAN GEOMETRIK

Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap

· Jarak pandang henti

Jh < Lv

Lv = 2

2 1

2

) 2 2 ( 100 h h

AxJh

+

= 2

2

) 15 , 0 2 05 , 1 2 ( 100

49 , 90 5 , 1

x x

x

+

= 409,5 m (memenuhi)

Page 317: PERENCANAAN GEOMETRIK

Jh > Lv

Lv = A

h h xJh

2

2 1 ) ( 200 2 + -

= 5 , 1

) 15 , 0 05 , 1 ( 200 49 , 90 2

2 + - x = -217 m (tidak memenuhi)

· Jarak pandang menyiap

Jh < Lv

Lv = 2

2 1

2

) 2 2 ( 100 h h

AxJh

Page 318: PERENCANAAN GEOMETRIK

+

= 2

2

) 05 , 1 2 05 , 1 2 ( 100

49 , 90 5 , 1

x x

x

+

= 28,43 m (tidak memenuhi)

Jh > Lv

Lv = A

h h xJh

2

2 1 ) ( 200 2 + -

= 5 , 1

) 05 , 1 05 , 1 ( 200 49 , 90 2

2 + - x = -93,56 m (memenuhi)

Diambil Lv 68 ~ 70 m

Page 319: PERENCANAAN GEOMETRIK

m Lv A Ev 15 , 0 800

70 0

800 = ´ = ´ =

x = Lv 4

1

= 70 4

1 = 17,5 m

( )

70 200

5 , 17 0

200

2

2

´

´ =

´

Page 320: PERENCANAAN GEOMETRIK

´ = Lv

x A y

= 0,04 m

Stationing lengkung vertikal PVI3

Sta A = Sta PVI3 – 1/2 Lv

= (1 + 150) - 1/2 70

= 1+115 m

Sta B = Sta PVI3 – 1/4 Lv

= (1 + 150) - 1/4 70

= 1+132,5 m

Sta C = Sta PVI3

= 1 + 150 m

Sta D = Sta PVI3 + 1/4 Lv

Page 321: PERENCANAAN GEOMETRIK

= (1 + 150) + 1/470

= 1 + 167,5 m

Sta E = Sta PVI3 + 1/2 Lv

= (1 + 150) + 1/270

= 1 + 185 m

Elevasi Lengkung vertical:

Elevasi A = Elevasi PVI3-( ½Lv x g3)

= 730,5 - (½ 70 x 3,2%)

= 729,38 m

Elevasi B = Elevasi PVI3-( ¼ Lv x g3 ) -y

= 730,5 - (¼ 70 x 3,2%) - 0,04

= 729,9 m

Page 322: PERENCANAAN GEOMETRIK

Elevasi C = Elevasi PVI3 - Ev

= 730,5 - 0,15

= 730,35 m

Elevasi D = Elevasi PVI3+ ( ¼ Lv x g4) - y

= 7730,5 + ( ¼ 70 x1,5%) - 0,04

= 730,72 m

Elevasi E = Elevasi PVI3 +( ½Lv x g4)

= 7730,5 + (½ 70 x1,5%)

= 731,02 m

Page 323: PERENCANAAN GEOMETRIK

3.5.1.4 PVI – 4

.

Gambar 3.13 Lengkung Vertikal PVI-4

Page 324: PERENCANAAN GEOMETRIK

Perhitungan Lv:

% 5 , 1 % 5 , 1 % 0

4 5

= - =

- = g g A

Jh = gf

Vr

T Vr

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+ = ( ) 35 , 0 8 , 9 2

6 , 3

60

Page 325: PERENCANAAN GEOMETRIK

3 6 , 3

60

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+

= 90,49 m

Syarat keluwesan bentuk

m

V Lv

36 60 6 , 0

6 , 0

= ´ =

´ =

Syarat drainase

Page 326: PERENCANAAN GEOMETRIK

m

A Lv

60 5 , 1 40

40

= ´ =

´ =

g4= 1,5 % A

y Ev

y E

PVI4

g5= 0 % C

Page 327: PERENCANAAN GEOMETRIK

B

D

X

Z Lv

Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap

· Jarak pandang henti

Jh < Lv

Lv = ) 5 , 3 ( 150

2

xJh

AxJh

+

= ) 49 , 90 5 , 3 ( 150

Page 328: PERENCANAAN GEOMETRIK

49 , 90 2 , 3 2

x

x

+ = 28,43 m (tidak memenuhi)

· Jarak pandang menyiap

Jh > Lv

Lv = ÷ ø

ö ç è

æ + - A

Jh 5 , 3 150 Jh 2

= ( )÷

ø

ö ç

è

æ + - 2 , 3

49 , 90 5 , 3 150 49 , 90 2 x x = -217 m (memenuhi)

Diambil Lv 60 m

m Lv A Ev 075 , 0 800

Page 329: PERENCANAAN GEOMETRIK

60 1

800 = ´ = ´ =

x = Lv 4

1

= 60 4

1 = 15

( )

60 200

15 5 , 1

200

2

2

´

´ =

´

´ = Lv

x A y

= 0,028 m

Page 330: PERENCANAAN GEOMETRIK

Stationing lengkung vertikal PVI4

Sta A = Sta PVI4 – 1/2 Lv

= (1+625) - 1/2 60

= 1 + 595 m

Sta B = Sta PVI4 – 1/4 Lv

= (1+625) - 1/4 60

= 1 + 610 m

Sta C = Sta PVI4

= 1+625m

Sta D = Sta PVI4 + 1/4 Lv

= (1+625) + 1/4 60

Page 331: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 1 + 640 m

Sta E = Sta PVI4 + 1/2 Lv

= (1+625) + 1/2 60

= 1+655 m

Elevasi Lengkung vertical:

Elevasi A = Elevasi PVI4+(½Lv x g4)

= 723 +(½ 60 x 1,5 %)

= 723,45 m

Elevasi B = Elevasi PVI4 + (¼ Lv x g4) + y

= 723 + (¼ 60 x 1,5%) + 0,028

= 723,25 m

Page 332: PERENCANAAN GEOMETRIK

Elevasi C = Elevasi PVI4 +Ev

= 723 + 0,075

= 723,075 m

Elevasi D = Elevasi PVI4 +( ¼ Lv x g5 ) - y

=723 + (¼ 60 x 0% ) + 0,028

= 723,028 m

Elevasi E = Elevasi PVI4 +( ½Lv x g5)

= 723 + (½ 60 x 0%)

= 723 m

Elevasi X (1+600) = Elevasi A - ( 1600 – 1595 x g4) + y

= 723,45 - ( 5 x 1,5 % ) + Ev x

Lv

x

÷ ÷

Page 333: PERENCANAAN GEOMETRIK

÷

ø

ö

ç ç

ç

è

æ

2 1

= 723,45 - ( 5 x 1,5 % ) + 075 , 0 30

5 x ÷ ø

ö ç è

æ

=723,45 – 0,075 + 0,002

= 723,37

Elevasi Z (1+650) = Elevasi E - ( 1650 – 1655 x g5) + y

Page 334: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 723 - ( 5 x 0 % ) + Ev x

Lv

x

÷ ÷

÷

ø

ö

ç ç

ç

è

æ

2 1

= 723 - ( 5 x 0 % ) + 02 , 0 30

5 x ÷ ø

ö ç è

æ

= 723 – 0 + 0,002

Page 335: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 723,002

g6 = -5,3 %

g5= 0%

PVI5

3.5.1.5 PVI – 5

`

.

Page 336: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 3.14 Lengkung Vertikal PVI-5

Perhitungan Lv:

% 3 , 5 % 0 % 3 , 5

5 6

= - =

- = g g A

Jh = gf

Vr

T Vr

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

ö ç

è

Page 337: PERENCANAAN GEOMETRIK

æ

+ = ( ) 35 , 0 8 , 9 2

6 , 3

60

3 6 , 3

60

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+

= 90,49 m

Syarat keluwesan bentuk

m

V Lv

36 60 6 , 0

6 , 0

= ´ =

Page 338: PERENCANAAN GEOMETRIK

´ =

Syarat drainase

m

A Lv

212 3 , 5 40

40

= ´ =

´ =

A

y Ev

y

E

Page 339: PERENCANAAN GEOMETRIK

B

C

D

Lv

Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap

· Jarak pandang henti

Jh < Lv

Lv = ) 5 , 3 ( 150

2

xJh

AxJh

+

= ) 49 , 90 5 , 3 ( 150

Page 340: PERENCANAAN GEOMETRIK

49 , 90 2 , 3 2

x

x

+ = 56,14 m (tidak memenuhi)

· Jarak pandang menyiap

Jh > Lv

Lv = ÷ ø

ö ç è

æ + - A

Jh 5 , 3 150 Jh 2

= ( )÷

ø

ö ç

è

æ + - 2 , 3

49 , 90 5 , 3 150 49 , 90 2 x x = 35,13 m (memenuhi)

Diambil Lv 35,13 ~ 40 m

m Lv A Ev 265 , 0 800

40 3 . 5

800 = ´ = ´ =

Page 341: PERENCANAAN GEOMETRIK

x = Lv 4

1

= 40 4

1 = 10 m

( )

40 200

10 3 , 5

200

2

2

´

´ =

´

´ = Lv

x A y

= 0,066 m

Page 342: PERENCANAAN GEOMETRIK

Stationing lengkung vertikal PVI5

Sta A = Sta PVI5 – 1/2 Lv

= (1+750) - ½ 40

= 1 +730 m

Sta B = Sta PVI5 – 1/4 Lv

= (1+750) - 1/4 40

= 1 + 740 m

Sta C = Sta PVI5

= 1+750 m

Sta D = Sta PVI5 + 1/4 Lv

= (1+750) + 1/4 40

Page 343: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 1+760 m

Sta E = Sta PVI5 + 1/2 Lv

= (1+750) + 1/2 40

= 1+770 m

Elevasi Lengkung vertical:

Elevasi A = Elevasi PVI5 + (½Lv x g5)

= 723+( ½ 40 x 0%)

= 723 m

Elevasi B = Elevasi PVI5 +(¼ Lv x g5) + y

=723 + (¼40 x 0% ) + 0,066

= 723,066 m

Page 344: PERENCANAAN GEOMETRIK

Elevasi C = Elevasi PVI5 + Ev

=723+ 0,265

= 723,265 m

Elevasi D = Elevasi PVI5 +( ¼ Lv x g6) + y

= 723 + ( ¼ 40 x 5,3% ) + 0,066

= 723,596 m

Elevasi E = Elevasi PVI5 + (½Lv x g6)

= 723 + ( ½ 40 x 5,3%)

= 724,06 m

Page 345: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 346: PERENCANAAN GEOMETRIK

3.5.1.6 PVI – 6.

.

Gambar 3.15 Lengkung Vertikal PVI-6

Perhitungan Lv:

% 3 , 5 % 3 , 5 % 0

6 7

= - =

- = g g A

Jh = gf

Page 347: PERENCANAAN GEOMETRIK

Vr

T Vr

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+ = ( ) 35 , 0 8 , 9 2

6 , 3

60

3 6 , 3

60

2

÷

ø

ö ç

è

Page 348: PERENCANAAN GEOMETRIK

æ

+

= 90,49 m

Syarat keluwesan bentuk

m

V Lv

36 60 6 , 0

6 , 0

= ´ =

´ =

Syarat drainase

m

A Lv

212 3 , 5 40

40

= ´ =

´ =

Syarat kenyamanan

Page 349: PERENCANAAN GEOMETRIK

m

A V Lv

9 , 48 390

3 , 5 60

390

2

2

= ´ =

´ =

y Ev

y

g6= 5,3%

A

C E

Page 350: PERENCANAAN GEOMETRIK

PVI6

g7= 0% B

D

Lv

Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap

· Jarak pandang henti

Jh < Lv

Lv = 2

2 1

2

) 2 2 ( 100 h h

AxJh

+

Page 351: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 2

2

) 15 , 0 2 05 , 1 2 ( 100

49 , 90 3 , 5

x x

x

+

= 70 m (tidak memenuhi)

Jh > Lv

Lv = A

h h xJh

2

2 1 ) ( 200 2 + -

= 3 , 5

) 15 , 0 05 , 1 ( 200 49 , 90 2

2 + - x = 105,75 m (tidak memenuhi)

Diambil Lv 36 ~ 40 m

Page 352: PERENCANAAN GEOMETRIK

m Lv A Ev 26 , 0 800

40 3 , 5

800 = ´ = ´ =

x = Lv 4

1

= 40 4

1 = 10 m

( )

40 200

10 3 , 5

200

2

2

´

´ =

´

´ = Lv

x A y

= 0,06 m

Page 353: PERENCANAAN GEOMETRIK

Stationing lengkung vertikal PVI6

Sta A = Sta PVI6 – 1/2 Lv

= (1 + 975) - 1/2 40

= 1 + 955 m

Sta B = Sta PVI6 – 1/4 Lv

= (1 + 975) - 1/4 40

= 1 + 965 m

Sta C = Sta PVI6

= 1 + 975 m

Page 354: PERENCANAAN GEOMETRIK

Sta D = Sta PVI6 + 1/4 Lv

= (1 + 975) + 1/4 40

= 1+985 m

Sta E = Sta PVI6 + 1/2 Lv

= (1 + 975) + 1/2 40

= 1 + 995 m

Elevasi Lengkung vertical:

Elevasi A = Elevasi PVI6-(½Lv x g6)

= 735 - (½ 40 x 5,3%)

= 733,9 m

Elevasi B = Elevasi PVI6 - (¼ Lv x g6 ) - y

= 735 -(¼ 40 x 5,3%) - 0,06

= 734,5 m

Page 355: PERENCANAAN GEOMETRIK

g8 = 3,6 %

g7= 0%

PVI7

Elevasi C = Elevasi PVI6 - Ev

= 735 – 0,26

= 734,7 m

Elevasi D = Elevasi PVI6 +( ¼ Lv x g7)- y

= 735 + (¼10 x 0%) - 0,06

= 734,9 m

Elevasi E = Elevasi PVI6 +( ½Lv x g7)

= 735 + (½40 x 0%)

Page 356: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 735 m

3.5.1.7 PVI – 7

`

.

Gambar 3.16 Lengkung Vertikal PVI-7

Perhitungan Lv:

% 6 , 3 % 0 % 6 , 3

7 8

= - =

- = g g A

Page 357: PERENCANAAN GEOMETRIK

Jh = gf

Vr

T Vr

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+ = ( ) 35 , 0 8 , 9 2

6 , 3

60

3 6 , 3

60

2

÷

ø

Page 358: PERENCANAAN GEOMETRIK

ö ç

è

æ

+

= 90,49 m

A

y Ev

y

E

B

B

C

D B Lv

Syarat keluwesan bentuk

Page 359: PERENCANAAN GEOMETRIK

m

V Lv

36 60 6 , 0

6 , 0

= ´ =

´ =

Syarat drainase

m

A Lv

144 6 , 3 40

40

= ´ =

´ =

Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap

· Jarak pandang henti

Page 360: PERENCANAAN GEOMETRIK

Jh < Lv

Lv = 2

2 1

2

) 2 2 ( 100 h h

AxJh

+

= 2

2

) 15 , 0 2 05 , 1 2 ( 100

49 , 90 3 , 5

x x

x

+

= 70,9 m (tidak memenuhi)

Jh > Lv

Lv = A

h h xJh

Page 361: PERENCANAAN GEOMETRIK

2

2 1 ) ( 200 2 + -

= 3 , 5

) 15 , 0 05 , 1 ( 200 49 , 90 2

2 + - x = 100.21 m (tidak memenuhi)

Diambil Lv 36 ~ 40 m

m Lv A Ev 18 , 0 800

40 6 , 3

800 = ´ = ´ =

x = Lv 4

1

= 40 4

1 = 10 m

( )

40 200

10 6 , 3

Page 362: PERENCANAAN GEOMETRIK

200

2

2

´

´ =

´

´ = Lv

x A y

= 0,045 m

Stationing lengkung vertikal PVI7

Sta A = Sta PVI7 – 1/2 Lv

= (2+075) - 1/2 40

= 2 +055 m

Sta B = Sta PVI7 – 1/4 Lv

= (2+075) - 1/4 40

= 2 + 065 m

Page 363: PERENCANAAN GEOMETRIK

Sta C = Sta PVI7

= 2+075 m

Sta D = Sta PVI7 + 1/4 Lv

= (2+075) + 1/4 40

= 2+085 m

Sta E = Sta PVI7 + 1/2 Lv

= (2+075) + 1/2 40

= 2+095 m

Elevasi Lengkung vertical:

Elevasi A = Elevasi PVI7 + (½Lv x g7)

= 735+( ½ 40 x 0%)

= 735 m

Page 364: PERENCANAAN GEOMETRIK

Elevasi B = Elevasi PVI7 +(¼ Lv x g7) + y

=735 + (¼40 x 0% ) + 0,045

= 735,045 m

Elevasi C = Elevasi PVI7 + Ev

=735+ 0,18

= 735,18 m

Elevasi D = Elevasi PVI7 +( ¼ Lv x g8) + y

= 735 + ( ¼ 40 x 3,6% ) + 0,045

= 735,405 m

Elevasi E = Elevasi PVI7 + (½Lv x g8)

= 735 + ( ½ 40 x 3,6%)

Page 365: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 735,72 m

3.5.1.8 PVI – 8

.

Gambar 3.17 Lengkung Vertikal PVI-8

Perhitungan Lv:

% 6 , 3 % 7 , 3 % 0

8 9

= - =

- = g g A

Jh = gf

Vr

Page 366: PERENCANAAN GEOMETRIK

T Vr

2

6 , 3

6 , 3

2

÷

ø

ö ç

è

æ

+ = ( ) 35 , 0 8 , 9 2

6 , 3

60

3 6 , 3

60

2

÷

ø

ö ç

è

æ

Page 367: PERENCANAAN GEOMETRIK

+

g8= 3,6 %

A

y

Ev y

E PVI8

g9= 0%

E

C

B D

X

Lv

Z

= 90,49 m

Page 368: PERENCANAAN GEOMETRIK

Syarat keluwesan bentuk

m

V Lv

36 60 6 , 0

6 , 0

= ´ =

´ =

Syarat drainase

m

A Lv

144 6 , 3 40

40

= ´ =

´ =

Berdasar jarak pandang, baik henti / menyiap

· Jarak pandang henti

Page 369: PERENCANAAN GEOMETRIK

Jh < Lv

Lv = 2

2 1

2

) 2 2 ( 100 h h

AxJh

+

= 2

2

) 15 , 0 2 05 , 1 2 ( 100

49 , 90 6 , 3

x x

x

+

= 105,18 m (memenuhi)

Jh > Lv

Lv = A

h h xJh

Page 370: PERENCANAAN GEOMETRIK

2

2 1 ) ( 200 2 + -

= 6 , 3

) 15 , 0 05 , 1 ( 200 49 , 90 2

2 + - x = 73,21m (memenuhi)

· Jarak pandang menyiap

Jh < Lv

Lv = 2

2 1

2

) 2 2 ( 100 h h

AxJh

+

= 2

2

Page 371: PERENCANAAN GEOMETRIK

) 15 , 0 2 05 , 1 2 ( 100

49 , 90 6 , 3

x x

x

+

= 80,18 m (tidak memenuhi)

Jh > Lv

Lv = A

h h xJh

2

2 1 ) ( 200 2 + -

= 6 , 3

) 15 , 0 05 , 1 ( 200 49 , 90 2

2 + - x = 73,21m (memenuhi)

Diambil Lv 80 m

m Lv A Ev 36 , 0 800

Page 372: PERENCANAAN GEOMETRIK

80 6 , 3

800 = ´ = ´ =

x = Lv 4

1

= 80 4

1 = 20 m

( )

80 200

20 6 , 3

200

2

2

´

´ =

´

´ = Lv

x A y

= 0,09 m

Stationing lengkung vertikal PVI7

Page 373: PERENCANAAN GEOMETRIK

Sta A = Sta PVI8 – 1/2 Lv

= (2+525) - 1/2 80

= 2 +485 m

Sta B = Sta PVI8 – 1/4 Lv

= (2+525) - 1/4 80

= 2 + 505 m

Sta C = Sta PVI8

= 2+525 m

Sta D = Sta PVI8 + 1/4 Lv

= (2+525) + 1/4 80

Page 374: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 2+535 m

Sta E = Sta PVI8 + 1/2 Lv

= (2+525) + 1/2 80

= 2+565 m

Elevasi Lengkung vertical:

Elevasi A = Elevasi PVI8 - (½Lv x g8)

= 751,5-( ½ 80 x 3,6%)

= 750,06 m

Elevasi B = Elevasi PVI8 -(¼ Lv x g8) - y

=751,5 - (¼80 x 3,6% ) - 0,09

= 750,87 m

Elevasi C = Elevasi PVI8 - Ev

Page 375: PERENCANAAN GEOMETRIK

=751,5 – 0,36

= 751,14 m

Elevasi D = Elevasi PVI8 +( ¼ Lv x g9) - y

= 751,5 + ( ¼ 150 x 0% ) - 0,09

= 751,41 m

Elevasi E = Elevasi PVI8 + (½Lv x g9)

= 751,5+ ( ½ 150 x 0%)

= 751,5 m

Elevasi X (2+500) = Elevasi PVI8 - ( 2525 – 2500 x g8) - y

= 751,5 - ( 25 x 3,6 % ) - Ev x

Lv

x

÷ ÷

Page 376: PERENCANAAN GEOMETRIK

÷

ø

ö

ç ç

ç

è

æ

2 1

= 751,5 - ( 25 x 3,6 % ) – 0,075

=750,68 m

Elevasi X (2+550) = Elevasi PVI8 - ( 2525 – 2500 x g8) - y

= 751,5 - ( 25 x 3,6 % ) - Ev x

Lv

x 2

Page 377: PERENCANAAN GEOMETRIK

2 1 ÷ ÷

÷

ø

ö

ç ç

ç

è

æ

= 751,5 - ( 25 x 3,6 % ) – 0,14

=751,31 m

119

Page 378: PERENCANAAN GEOMETRIK

BAB IV

PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN

4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan

Jalan dibuka pada tahun = 2012

Pertumbuhan lalu lintas (i1) selama pelaksaaan = 2 %

Pertumbuhan lalu lintas (i2) selama umur rencana = 6 %

Umur rencana (UR) = 10 tahun

Curah hujan rata-rata = 850 mm/th

Kelandaian = < 6% (2,81%)

Susunan lapis perkerasan Surface course = Laston MS 340

Base course = Laston MS 340

Sub base course = Sirtu (kelas B)

Page 379: PERENCANAAN GEOMETRIK

Roughness diharapkan = 1500 mm/km

C = (Koefisien distribusi kendaraan) didapat dari jumlah 2 jalur 2 arah

Data lalu lintas yang digunakan diperoleh dari referensi Dosen Pembimbing dengan

pendekatan pada lokasi Kerja Praktek ( KP ) yang telah dilaksanakan :

Tabel 4.1 Nilai LHRS

No Jenis Kendaraan S LHR

Kendaraan / hari / 2 jalur

1. Mobil Penumpang 2 ton 2500

2. Bus 8 ton 200

3. Truck 2 As 13 ton 150

4. Truck 3 As 20 ton 100

5. Truck 5 As 30 ton 60

STotal 2010

120

4.2 Perhitungan Volume Lalu – Lintas

4.2.1. LHR2012 (Awal Umur Rencana), i1 = 2 %

Page 380: PERENCANAAN GEOMETRIK

Rumus : LHR2009 (1 + i) n

Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Hal. 11

Penghitungan :

- Mobil Penumpang 2 ton = 2000 (1+0,02)3 = 2653,02 kendaraan

- Bus 8 ton = 200 (1+0,02)3 = 212,24 kendaraan

- Truck 2 As 13 ton = 100 (1+0,02)3 = 159,18 kendaraan

- Truck 3 As 20 ton = 50 (1+0,02)3 = 106,12 kendaraan

- Truck 5 As 30 ton = 20 (1+0,02)3 = 63,67 kendaraan

4.2.2. LHR2022 (Akhir Umur Rencana), i2 = 6 %

Rumus : LHR2012 (1 + i2) n2

Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Page 381: PERENCANAAN GEOMETRIK

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Hal. 11

Penghitungan :

- Mobil Penumpang 2 ton = 2653,02 (1+0,06)10 = 4751,15 kendaraan

- Bus 8 ton = 212,24 (1+0,06)10 = 380,09 kendaraan

- Truck 2 As 13 ton = 159,18 (1+0,06)10 = 285,07 kendaraan

- Truck 3 As 20 ton = 106,12 (1+0,06)10 = 190,04 kendaraan

- Truck 5 As 30 ton = 63,67 (1+0,06)10 = 114,02 kendaraan

121

4.2.3. Angka Ekivalen (E) Masing-Masing Kendaraan

Angaka Ekivalen (E) dari suatu sumbu kendaraan adalah angka yang menyatakan

perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu

tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan

Page 382: PERENCANAAN GEOMETRIK

beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb).

Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.

Tabel Daftar Angaka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Hal. 10.

Penghitungan :

- Mobil Penumpang 2 ton (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004

- Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593

- Truck 2 As 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648

- Truck 3 As 20 ton (6+7.7) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375

- Truck 5 As 30 ton (6+7.7) + (5+5) = 1,0375 + 2(0,1410) = 1,3195

4.2.4. Penghitungan LEP (Lintas Ekivalen Permulaan)

Rumus = LEP = C x E x LHR2010

Page 383: PERENCANAAN GEOMETRIK

C = Koefisien distribusi kendaraan

Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.

Tabel Daftar Koefisien Distribusi Kendaraan (C) Hal. 9

122

Penghitungan :

- Mobil Penumpang 2 ton (1+1) = 0,5 x 0,0004 x 2653,02 = 0,53

- Bus 8 ton (3+5) = 0,5 x 0,1593 x 212,24 = 16,90

- Truck 2 As 13 ton (5+8) = 0,5 x 0,10648 x 159,18 = 84,74

- Truck 3 As 20 ton (6+7.7) = 0,5 x 1,0375 x 106,12 = 55,04

Page 384: PERENCANAAN GEOMETRIK

- Truck 5 As 30 ton (6+7.7) + (5+5) = 0,5 x 1,3195 x 63,67 = 42,01 +

LEP = 199,21

4.2.5. Penghitungan LEA (Lintas Ekivalen Akhir)

Rumus : LEA = C x E x LHR2022

C = Koefisien distribusi kendaraan

E = Angka ekivalen

Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.

Tabel Daftar Koefisien Distribusi Kendaraan (C) Hal. 9 dan Tabel Angka

Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan Hal.10

Penghitungan :

- Mobil Penumpang 2 ton (1+1) = 0,5 x 0,0004 x 4751,15 = 0,95

Page 385: PERENCANAAN GEOMETRIK

- Bus 8 ton (3+5) = 0,5 x 0,1593 x 380,09 = 30,27

- Truck 2 As 13 ton (5+8) = 0,5 x 0,10648 x 285,07 = 15,18

- Truck 3 As 20 ton (6+7.7) = 0,5 x 1,0375 x 190,04 = 98,58

- Truck 5 As 30 ton (6+7.7) + (5+5) = 0,5 x 1,3195 x 114,02 = 75,22 +

LEP = 220,20

123

4.2.6 Penghitungan LET (Lintas Ekivalen Tengah)

Rumus : LET = ½ (LEP + LEA)

= ½ (199,21+ 220,20)

= 209,70 ~ 210

4.2.7. Penghitungan LER (Lintas Ekivalen Rencana)

Rumus : LER = LET x 10

UR

Page 386: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 210 x 10

10 = 210

4.3. Penentuan CBR Desain Tanah Dasar

Harga CBR digunakan untuk menetapkan daya dukung tanah dasar (DDT),

berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang dimaksud harga CBR disini adalah

CBR lapangan atau CBR laboratorium.

Jika digunakan CBR lapangan, maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan

dengan tabung (undisturb), kemudian direndam dan diperiksa harga CBR-nya. Dapat

juga mengukur langsung di lapangan (musim hujan / direndam).

Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.

Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan CBR Hal.12

Page 387: PERENCANAAN GEOMETRIK

124

Dari pengujian DCP didapat data sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data CBR Tanah Dasar

STA 0+000 0+050 0+100 0+200 0+300 0+400 0+500

CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7

STA 0+550 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100

CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7

Page 388: PERENCANAAN GEOMETRIK

STA 1+200 0+300 1+400 1+500 1+600 1+700 1+800

CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7

STA 1+900 2+000 2+100 2+200 2+300 2+400 2+500

CBR (%) 7 7 6 8 7 6 7

STA 2+600 2+700 2+800

CBR (%) 7 7 6

Tabel 4.3 Penghitungan Jumlah dan Prosentase CBR yang Sama Atau Lebih

Besar

No CBR Jumlah yang sama atau lebih

besar

Persen yang sama atau lebih besar

1 6 31 31/31 x 100 % = 100 %

Page 389: PERENCANAAN GEOMETRIK

2 7 22 22/31x 100 % = 70,97 %

3 8 4 4/31 x 100 % = 12,90 %

125

Yang selanjutnya akan dibuat grafik penentuan CBR, antara CBR tanah dasar dengan

persen yang sama atau lebih besar. Sehingga akan didapatkan nilai CBRnya. Yaitu

nilai CBR 90%.

Gambar 4.1 Grafik hubungan CBR Tanah Dasar dengan Prosentase CBR yang sama

atau lebih besar.

Sehingga didapat CBR tanah dasar adalah 6,5%

Dalam perencanaan tebal perkerasan ini, berdasarkan data dari Kerja Praktek (KP)

diambil nilai CBR 6,5 %.

Page 390: PERENCANAAN GEOMETRIK

CBR Tanah Dasar

126

4.4. Penentuan Daya Dukung Tanah (DDT)

Page 391: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 4.2 Korelasi DDT dan CBR

Page 392: PERENCANAAN GEOMETRIK

Hubungan nilai CBR dengan garis mendatar kesebelah kiri diperoleh nilai

DDT = 5,3

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode

Analisa Komponen SKNI 2.3.26.1987. Gambar Korelasi DDT Dan CBR

Hal 13

CBR DDT

100

90

80

70

60

50

40

30

Page 393: PERENCANAAN GEOMETRIK

20

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

10

9

8

7

6

Page 394: PERENCANAAN GEOMETRIK

5

4

3

2

1

127

4.5 Perhitungan Faktor Regional (FR)

1. Berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR diperoleh nilai DDT = 5,3

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal perkarasan lentur jalan raya dengan

metode analisa komponen SKBI 2.3.2.6.1987.

2. Jalan Raya kelas II, klasifikasi jalan arteri dengan medan Datar

3. Penentuan nilai Faktor Regional (FR)

Page 395: PERENCANAAN GEOMETRIK

· % kelandaian berat = % 100 2007 LHR

berat kend. ´ Jumlah

= % 100 3010

510 ´

= 16,94 % £ 30 %

· Curah hujan berkisar 850 mm / tahun

Sehingga dikategorikan < 900 mm/ tahun, termasuk pada iklim I

· Kelandaian = % 100 B - A Jarak

B titik Elevasi - A titik Elevasi ´

= % 100 2921,56

715,42 - 803,02 ´

= 2,99 % < 6 %

Dengan mencocokan hasil perhitungan tersebut pada SKBI 2.3.26.1987. maka

diperoleh nilai FR = 0,5

Page 396: PERENCANAAN GEOMETRIK

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode

Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Tabel Daftar Faktor Regional (FR).

Hal 14

128

4.6 Penentuan Indeks Permukaan (IP)

4.6.1. Indeks Permukaan Awal (IPo)

Direncanakan jenis lapisan Laston dengan Roughness 1500 mm/km, Maka

disesuaikan tabel indeks permukaan pada awal rencana diperoleh IPo = 3,9 – 3,5

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal perkarasan lentur jalan raya dengan metode

analisa komponen SKNI 2.3.26.1987. Tabel Daftar Indeks Permukaan Pada Awal

Umur Rencana (IPo) Hal 16

Page 397: PERENCANAAN GEOMETRIK

4.6.2. Indeks Permukaan Akhir (IPt)

Dari data klasifikasi manfaat Jalan Arteri dan hasil perhitungan LER yaitu didapat

nilai LER = 210, maka berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal perkarasan

lentur jalan raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar V

Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) maka diperoleh IPt = 2,0 – 2,5

Page 398: PERENCANAAN GEOMETRIK

129

4.7 Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

Data :

IPo = 3,9 – 3,5

IPt = 2,0 – 2,5

LER = 210

DDT = 5,3

FR = 0,5

Page 399: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 4.3 Grafik Penentuan Nilai Indek Tebal Perkerasan (ITP)

130

Dengan nomogram no.4 didapat nilai ITP = 6,7

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode

Analisa Komponen SKNI 2.3.26.1987. Gambar Nomogram Lampiran 1 (4)

Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut :

· Lapisan permukaan (Surface Course), D1 = 7,5 cm ; a1 = 0,30 (LASTON MS

340)

Page 400: PERENCANAAN GEOMETRIK

· Lapisan pondasi atas (Base Course), D2 = 10 cm ; a2 = 0,24 (LASTON MS340)

· Lapisan pondasi bawah (Sub Base Course) D3 = …cm ; a3 = 0,12 (Sirtu Kelas B

Dimana

a1, a2, a3 = Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)

D1, D2, D3 = Tebal masing – masing lapis permukaan

ITP = (a1 x D1) + (a2 x D2) + (a3 x D3)

6,7 = (0,30 x 7,5) + (0,10 x 20) + (0,12 x D3)

6,7 = 2,25 + 2,4 + (0,12 x D3)

6,7 = 4,65 + 0,13 D3

D3 = 13 , 0

65 , 4 7 , 6 -

D3 = 17 cm

Page 401: PERENCANAAN GEOMETRIK

131

2% 2% 4% 4%

A

A

100 cm

60 cm

Lebar Perkerasan Drainase Bahu

Jalan

Bahu

Jalan

2 x 350 cm 150 cm 100cm 150 cm

20 cm

Page 402: PERENCANAAN GEOMETRIK

100 cm

60 cm

20 cm

Drainase

100cm

Susunan Perkerasan :

Gambar 4.4 Potongan A-A,Susunan Perkerasan

Page 403: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 4.5 Typical Cross Section

Page 404: PERENCANAAN GEOMETRIK

LASTON MS 340

7,5 cm

10 cm

17 cm Sirtu / Pitrun Kelas A

(CBR 70 %)

LASTON MS 340

CBR tanah dasar = 6,5 %

132

132

BAB V

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN

TIME SCHEDULE

Page 405: PERENCANAAN GEOMETRIK

5.1 Typical Potongan Melintang

Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan

5.2 Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan

5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah

1. Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah.

Luas =10 m x(Panjang jalan – Bentang Jembatan – Lebar persimpangan)

+ Lalur pendakian

= 10 m x (2770 – 200 – 6) + (542,5)

Page 406: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 26.182,5 m²

2. Persiapan Badan Jalan ( m² ).

Luas = Lebar lapis pondasi bawah x (Panjang jalan – Bentang Jembatan

– Lebar persimpangan) + Lalur Pendakian

= 7,77 m x (2770 – 200 – 6) + (542,5)

= 20.454,78 m²

133

3. Galian Tanah Biasa ( m³ )

Contoh penghitungan : STA 0+600

Page 407: PERENCANAAN GEOMETRIK

Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 0+600

H1 = 717,24 – 712,85

= 4,39

H2 = 717,70 – 712,84

= 4,86

H3 = 718,09 – 712,92

= 5,17

H4 = 718,75 - 713

= 5,75

H5 = 719,40 – 712,93

= 6,47

H6 = 719,76 – 712,83

Page 408: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 6,93

H7 = 720,23 – 712,83

= 7,4

¤ Perhitungan Luas

( )

2 82 , 4

1 2 1

m

H alas a Luas

=

´ ´ =

2 56 , 11

Page 409: PERENCANAAN GEOMETRIK

5 , 2 2

2 1

m

H H b Luas

=

´ ÷

ø

ö ç

è

æ + =

2 03 , 10

2 2

3 2

m

H H c Luas

=

´ ÷

Page 410: PERENCANAAN GEOMETRIK

ø

ö ç

è

æ + =

2 11 , 19

5 , 3 2

4 3

m

H H d Luas

=

´ ÷

ø

ö ç

è

æ + =

2 38 , 21

5 , 3 2

5 4

Page 411: PERENCANAAN GEOMETRIK

m

H H e Luas

=

´ ÷

ø

ö ç

è

æ + =

2 4 , 13

2 2

6 5

m

H H f Luas

=

´ ÷ ø

ö ç è

æ + =

Page 412: PERENCANAAN GEOMETRIK

134

2 91 , 17

5 , 2 2

7 6

m

H H g Luas

=

´ ÷

ø

ö ç

è

æ + =

2 69 , 13

7 2

Page 413: PERENCANAAN GEOMETRIK

7

2

1

m

H H h Luas

=

÷

ø

ö ç

è

æ C C =

å = 2 m 111,9 Galian Total L

Page 414: PERENCANAAN GEOMETRIK

4. Timbunan Tanah Biasa ( m³ )

Contoh penghitungan : STA 0 + 700

Gambar 5.3 Tipical Cross Section STA 0 + 700

H1 = 715,71 – 711,17

= 4,54

H2 = 715,79 – 711,65

= 4,14

Page 415: PERENCANAAN GEOMETRIK

H3 = 716 – 712,50

= 3,5

H4 = 715,80 – 713,32

= 2,48

H5 = 715,72 – 713,80

= 1,92

135

Page 416: PERENCANAAN GEOMETRIK

¤ Perhitungan Luas

( )

2 15 , 5

1 2 1

m

H alas a Luas

=

´ ´ =

2 68 , 8

2 2

2 1

m

H H b Luas

=

Page 417: PERENCANAAN GEOMETRIK

´ ÷

ø

ö ç

è

æ + =

2 37 , 13

5 , 3 2

3 2

m

H H c Luas

=

´ ÷

ø

ö ç

è

æ + =

2 47 , 10

5 , 3 2

4 3

Page 418: PERENCANAAN GEOMETRIK

m

H H d Luas

=

´ ÷

ø

ö ç

è

æ + =

2 4 , 4

2 2

5 4

m

H H e Luas

=

´ ÷

ø

ö ç

Page 419: PERENCANAAN GEOMETRIK

è

æ + =

( )

2 92 , 0

5 2 1 6

m

H alas Luas

=

´ ´ =

å = 2 m 42,99 timbunan L

Page 420: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 421: PERENCANAAN GEOMETRIK

136

Page 422: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 423: PERENCANAAN GEOMETRIK

137

Page 424: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 425: PERENCANAAN GEOMETRIK

138

5.2.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Drainase

1. Galian Saluran

Gambar 5.4 Sket volume galian saluran

Page 426: PERENCANAAN GEOMETRIK

1 1 2

5 , 0 5 , 1 x Luas ú û

ù

ê ë

é ´ ÷ ø

ö ç è

æ + =

2 1 m =

Volume galian saluran (kanan dan kiri)

( ) [ ] drainase galian Panjang Luas V ´ =

[ ]

3 5140

2570 2

m =

´ =

2. Pasangan Batu Dengan Mortar

I

Page 427: PERENCANAAN GEOMETRIK

II

I

0.2 m 0.2 m

1.5 m

0.3 m

1.5 m

0.2 m

0.8 m

Gambar 5. 5 Sket volume pasangan batu

1,5 m

0,5 m

1 m

Page 428: PERENCANAAN GEOMETRIK

0,5 m

139

÷ ÷

ø

ö

ç ç

è

æ ÷ ø

ö ç è

æ + ´ ´ = 2

2 , 0 2 , 0 1 2 I uas L

= 0,4 m2

2 , 0 2

3 , 0 1 , 0 ´ ÷ ø

ö ç è

æ + = II uas L

= 0,04 m2

Page 429: PERENCANAAN GEOMETRIK

40 , 0 04 , 0 + = total uas L

= 0,44 m2

Volume = 2 x luas x panjang drainase

= (2 x 0,44) x 2570

= 2.261,6 m3

3. Plesteran

Gambar 5.6 Detail Pot A – A pada drainase

Page 430: PERENCANAAN GEOMETRIK

Luas = (0,25 + 0,1 + 0,05) x 2570 x 2

= 2.056 m2

4. Siaran

Luas = 1,1 x 2570

= 2.827 m2

10 cm 5 cm

Pasangan batu

25 cm

Page 431: PERENCANAAN GEOMETRIK

140

A A

H

(H/5)+0,3

25 cm

(H/6)+0,3

5.2.3. Penghitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan

Page 432: PERENCANAAN GEOMETRIK

5.7 Sket volume pasangan batu pada dinding penahan

1. Galian Pondasi

a. Ruas Kiri

Sta 0+000 s/d 0+100

· Sta 0+000

H Sta 0+000 = 0 m

(H/5)+0,3 = 0,3 m

(H/6)+0,3 = 0,3 m

Luas galian pondasi = 0,3 x 0,3 = 0,09 m2

· Sta 0+100

H Sta 0+100 = 0 m

Page 433: PERENCANAAN GEOMETRIK

(H/5)+0,3 = 0,3 m

(H/6)+0,3 = 0,3 m

Luas galian pondasi = 0,3 x 0,3 = 0,09 m2

141

· Volume ( Sta 0+000 s/d 0+100 ) = 100 2

09 , 0 09 , 0 ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 9 m³

a. Ruas Kanan

Sta 0+000 s/d 0+100

Page 434: PERENCANAAN GEOMETRIK

· Sta 0+000

H Sta 0+000 = 0 m

(H/5)+0,3 = 0,3 m

(H/6)+0,3 = 0,3 m

Luas galian pondasi = 0,3 x 0,3 = 0,09 m2

· Sta 0+100

H Sta 0+100 = 0 m

(H/5)+0,3 = 0,3 m

(H/6)+0,3 = 0,3 m

Luas galian pondasi = 0,3 x 0,3 = 0,09 m2

· Volume ( Sta 0+000 s/d 0+100 ) = 100 2

09 , 0 09 , 0 ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

Page 435: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 9 m³

142

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.2 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan

Page 436: PERENCANAAN GEOMETRIK

Sta jarak

KIRI KANAN

H (H/5)+0,3 (H/6)+0,3 Luas Volume H (H/5)+0,3 (H/)+0,3 Luas Volume

0+000 1.99 0.70 0.63 0.44 2.18 0.74 0.66 0.49

100 47.49 52.94

0+100 2.26 0.75 0.68 0.51 2.49 0.80 0.72 0.57

100 25.44 33.42

0+200 - 0.07 0.31 0.31 0.10

- -

0+400 - 0.77 0.45 0.43 0.19

100 12.84 27.29

0+500 1.13 0.53 0.49 0.26 1.60 0.62 0.57 0.35

93.67 12.03 22.36

0+593.67 - 0.30 0.36 0.35 0.13

15.33 1.32 2.75

0+609.00 0.63 0.43 0.41 0.17 1.00 0.50 0.47 0.23

15.33 3.03 4.16

0+624.33 0.94 0.49 0.46 0.22 1.40 0.58 0.53 0.31

59.34 12.05 19.60

0+683.67 0.70 0.44 0.42 0.18 1.60 0.62 0.57 0.35

sta jarak

Page 437: PERENCANAAN GEOMETRIK

KIRI KANAN

H (H/5)+0,3 (H/6)+0,3 Luas Volume H (H/5)+0,3 (H/)+0,3 Luas Volume

23.77 3.72 6.60

707.44 0.33 0.37 0.36 0.13 0.83 0.47 0.44 0.20

58.54 10.63 13.07

765.98 1.00 0.50 0.47 0.23 1.05 0.51 0.48 0.24

15.33 4.60 4.62

781.31 1.67 0.63 0.58 0.37 1.64 0.63 0.57 0.36

16.53 6.06 5.83

797.84 1.67 0.63 0.58 0.37 1.57 0.61 0.56 0.34

2.16 0.82 0.76

0+800 1.80 0.66 0.60 0.40 1.63 0.63 0.57 0.36

100.00 50.87 47.12

0+900 2.67 0.83 0.75 0.62 2.54 0.81 0.72 0.58

100.00 47.88 45.83

1+000 1.53 0.61 0.56 0.34 1.51 0.60 0.55 0.33

- -

143

1+500 0.19 0.34 0.33 0.11 0.10 0.32 0.32 0.10

Page 438: PERENCANAAN GEOMETRIK

100.00 17.10 15.70

1+600 0.98 0.50 0.46 0.23 0.88 0.48 0.45 0.21

100.00 24.99 22.03

1+700 1.20 0.54 0.50 0.27 0.97 0.49 0.46 0.23

100.00 23.14 20.18

1+800 0.76 0.45 0.43 0.19 0.65 0.43 0.41 0.18

100.00 16.34 14.51

1+900 0.36 0.37 0.36 0.13 0.21 0.34 0.34 0.11

JUMLAH 320.37 JUMLAH 358.76

Volume total = 320,37 + 385,76 = 706,13 m³

Page 439: PERENCANAAN GEOMETRIK

144

Page 440: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 441: PERENCANAAN GEOMETRIK

145

Page 442: PERENCANAAN GEOMETRIK

2. pasangan Batu untuk Dinding Penahan

a. Ruas Kiri

Sta 0+000 s/d 0+100

· Sta 0+000

Lebar atas = 0,25 m

H Sta 0+000 = 0 m

(H/5)+0,3 = 0 m

(H/6)+0,3 = 0 m

Luas pasangan batu = ( ) 0 0 10 2

0 25 , 0 ´ +

þ ý ü

î í ì ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 0 m2

· Sta 0+ 100

Page 443: PERENCANAAN GEOMETRIK

Lebar atas = 0,25 m

H Sta 0+100 = 0 m

(H/5)+0,3 = 0 m

(H/6)+0,3 = 0 m

Luas pasangan batu = ( ) 0 0 0 2

0 25 , 0 ´ +

þ ý ü

î í ì ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 0 m2

Volume = 100 2

0 0 ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 0 m³

Page 444: PERENCANAAN GEOMETRIK

146

a. Ruas Kanan

Sta 0+000 s/d 0+100

· Sta 0+000

Lebar atas = 0,25 m

H Sta 0+000 = 2,18 m

(H/5)+0,3 = 0,74 m

(H/6)+0,3 = 0,66 m

Luas pasangan batu = ( ) 66 , 0 74 , 0 18 , 2 2

66 , 0 25 , 0 ´ +

Page 445: PERENCANAAN GEOMETRIK

þ ý ü

î í ì ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 1,48 m2

· Sta 0+100

Lebar atas = 0,25 m

H Sta 0+100 = 2,49 m

(H/5)+0,3 = 0,80 m

(H/6)+0,3 = 0,72 m

Luas pasangan batu = ( ) 72 , 0 80 , 0 49 , 2 2

72 , 0 25 , 0 ´ +

þ ý ü

î í ì ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 1,78 m2

Volume = 100 2

Page 446: PERENCANAAN GEOMETRIK

78 , 1 48 , 1 ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 163 m³

147

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.3:

Tabel 5.3 Perhitungan Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan

Sta jarak

KIRI KANAN

Page 447: PERENCANAAN GEOMETRIK

H (H/5)+0,3 (H/6)+0,3 Luas Volume H (H/5)+0,3 (H/)+0,3 Luas Volume

0+000 1.99 0.70 0.63 1.32 2.18 0.736 0.66 1.48

100 143.71 162.79

0+100 2.26 0.75 0.68 1.56 2.49 0.798 0.72 1.77

100 77.80 94.48

0+200 - 0.07 0.314 0.31 0.12

- -

0+400 - 0.77 0.454 0.43 0.46

100 33.70 73.01

0+500 1.13 0.53 0.49 0.67 1.60 0.62 0.57 1.00

93.67 31.57 57.17

0+593.67 - 0.30 0.36 0.35 0.22

15.33 2.90 6.19

0+609.00 0.63 0.43 0.41 0.38 1.00 0.5 0.47 0.59

15.33 7.16 11.11

0+624.33 0.94 0.49 0.46 0.55 1.40 0.58 0.53 0.86

59.34 28.83 55.26

0+683.67 0.70 0.44 0.42 0.42 1.60 0.62 0.57 1.00

23.77 7.68 17.76

707.44 0.33 0.37 0.36 0.23 0.83 0.466 0.44 0.49

58.54 24.04 32.57

765.98 1.00 0.50 0.47 0.59 1.05 0.51 0.48 0.62

15.33 12.65 12.71

781.31 1.67 0.63 0.58 1.06 1.64 0.628 0.57 1.04

16.53 17.49 16.67

797.84 1.67 0.63 0.58 1.06 1.57 0.614 0.56 0.98

Page 448: PERENCANAAN GEOMETRIK

2.16 2.40 2.17

0+800 1.80 0.66 0.60 1.16 1.63 0.626 0.57 1.03

100 155.53 142.41

0+900 2.67 0.83 0.75 1.95 2.54 0.808 0.72 1.82

100 145.09 137.90

1+000 1.53 0.61 0.56 0.95 1.51 0.602 0.55 0.94

- -

1+500 0.19 0.34 0.33 0.17 0.10 0.32 0.32 0.13

2.18

(Bersambung ka halaman berikutnya)

148

Sta jarak

KIRI KANAN

Page 449: PERENCANAAN GEOMETRIK

H (H/5)+0,3 (H/6)+0,3 Luas Volume H (H/5)+0,3 (H/)+0,3 Luas Volume

100 37.34 32.44

1+600 0.98 0.50 0.46 0.58 0.88 0.476 0.45 0.52

100 64.97 54.62

1+700 1.20 0.54 0.50 0.72 0.97 0.494 0.46 0.57

100 58.50 48.14

1+800 0.76 0.45 0.43 0.45 0.65 0.43 0.41 0.39

100 34.69 28.28

1+900 0.36 0.37 0.36 0.24 0.21 0.342 0.34 0.18

JUMLAH 886.04 JUMLAH 985.67

Volume total = 886.04 + 985.67= 1871,71 m³

Page 450: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 451: PERENCANAAN GEOMETRIK

149

Page 452: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 453: PERENCANAAN GEOMETRIK

150

25 cm

30 cm 10 cm

H - 0,3

3. Plesteran

Gambar 5.8 Detail potongan A-A pada Dinding Penahan

Page 454: PERENCANAAN GEOMETRIK

· Ruas kiri

Luas=(0,1+0,3+0,25)x(100+13,65+13,65+54,69+166,99+54,69+13,66+13,66+94,

47+100+100+81,07+16,66+16,66+16,66+315,16+16,66+16,66+16,66+

3,81+100+100)

= 0,65 x 1.325,47

= 861,55 m2

· Ruas kanan

Luas=(0,1+0,3+0,25)x(100+13,65+13,66+54,69+166,99+54,69+13,66+13,66+94,4

7+81,07+16,66+16,66+16,66+315,16+16,66+16,66+16,66+3,81+100+100+

100)

= 0,65 x 1.325,47

Page 455: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 861,55 m2

Luas total = 861,55 + 861,55

= 1.723,11 m2

151

3. Siaran

· Ruas kiri

Sta 0+200 s/d 0+300

H Sta 0+200 = 0 m H – 0.3 Sta 0+200 = 0 m

H Sta 0+300 = 8,59 m H – 0,3 Sta 0+300 = 8,29 m

Page 456: PERENCANAAN GEOMETRIK

Luas = 100 2

29 , 8 0 ´ ÷ ø

ö ç è

æ + = 414,5 m2

· Ruas kanan

Sta 0+900 s/d 1+000

H Sta 0+900 = 0,63 m H – 0.3 Sta 0+000 = 0,33 m

H Sta 1+000 = 0 m H – 0,3 Sta 0+100 = 0 m

Luas = 100 2

33 , 0 0 ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 16,35 m2

Page 457: PERENCANAAN GEOMETRIK

152

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan

Sta Jarak KIRI KANAN

Page 458: PERENCANAAN GEOMETRIK

H H- 0,3 Luas H H-0,3 Luas

0+000 1.99 1.69 2.18 1.88

100 182.50 203.50

0+100 2.26 1.96 2.49 2.19

100 98.00 109.50

0+200 - 0.07 0.00

- -

0+400 - 0.77 0.47

100 41.50 88.50

0+500 1.13 0.83 1.60 1.30

93.67 38.87 60.89

0+593.67 - 0.30 0.00

15.33 2.53 5.37

0+609.00 0.63 0.33 1.00 0.70

15.33 7.44 13.80

0+624.33 0.94 0.64 1.40 1.10

59.34 30.86 71.21

0+683.67 0.70 0.40 1.60 1.30

23.77 5.11 21.75

707.44 0.33 0.03 0.83 0.53

58.54 21.37 37.47

765.98 1.00 0.70 1.05 0.75

15.33 15.87 16.02

781.31 1.67 1.37 1.64 1.34

16.53 22.65 21.57

Page 459: PERENCANAAN GEOMETRIK

797.84 1.67 1.37 1.57 1.27

2.16 3.10 2.81

0+800 1.80 1.50 1.63 1.33

100 193.50 178.50

0+900 2.67 2.37 2.54 2.24

100 180.00 172.50

1+000 1.53 1.23 1.51 1.21 0.00

- -

1+500 0.19 0.10

153

Page 460: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 461: PERENCANAAN GEOMETRIK

154

5.2.4. Penghitungan Volume Pekerjaan Perkerasan

Page 462: PERENCANAAN GEOMETRIK

1. Lapis Pondasi Bawah

Gambar 5.9. Sket lapis pondasi bawah

L = 17 , 0 2

69 , 7 35 , 7 ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 1,278 m²

V = 1,278 x 2.570 + volume lajur pendakian(92,225)

= 3.376,68 m³

2. Lapis Pondasi Atas

Page 463: PERENCANAAN GEOMETRIK

5.10. Sket lapis pondasi atas

L = 10 , 0 2

35 , 7 15 , 7 ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 0,725 m²

V = 0,725 x 2.570 + volume lajur pendakian(54,25)

= 1.917,5 m³

0,17m

0,17 m 7,35 m 0,17 m

0,10 m

Page 464: PERENCANAAN GEOMETRIK

0,10 m 7,15m 0,10 m

155

3. Lapis Resap Pengikat (prime Coat)

Luas = Lebar pondasi atas x Panjang jalan + Luas Lajur Pendakian

= 7,15 x 2.770 + 542,5

= 20.348 m²

4. Lapis Permukaan

Gambar 5.11. Sket lapis permukaan

Page 465: PERENCANAAN GEOMETRIK

L = 075 , 0 2

15 , 7 7 ´ ÷ ø

ö ç è

æ +

= 0,53 m²

V = 0,53 x 2.770 + volume lajur pendakian(40,68)

= 1.508,78 m³

5.2.5. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap

1. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan

Ukuran marka

Gambar 5.12 Sket marka jalan

a. Marka ditengah (putus-putus)

Jumlah = Panjang jalan – Panjang Tikungan (PI1+PI2)

Page 466: PERENCANAAN GEOMETRIK

5

=2770 - (1.364,55)

5

= 281,09 buah

0,10m 0,10m

2 m 3 m 2 m

0,075m 7 m 0,075m

0,075m

156

Luas = 281,09 x (0,1x 2)

= 56,218 m²

b. Marka Tikungan (menerus)

Page 467: PERENCANAAN GEOMETRIK

Luas = Panjang tikungan (PI1+PI2) x lebar marka

= (1.364,55) x 0,1

= 136,455 m²

c. Luas total marka jalan

Luas = 56,218 + 136,455

= 192,673 m²

2. Rambu Jalan

Digunakan 1 rambu jalan setiap memasuki tikungan. Jadi total rambu yang

dugunakan adalah = 2 x 2 = 4 rambu jalan

3. Patok Jalan

Digunakan 27 buah patok setiap 100 m.

Digunakan 2 buah patok kilometer.

5.3 Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek

Page 468: PERENCANAAN GEOMETRIK

5.3.1. Pekerjaan Umum

1. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 4 minggu.

2. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama

4 minggu.

3. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 minggu.

4. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 2 minggu.

5. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi diperkirakan selama 16 minggu.

157

5.3.2. Pekerjaan Tanah

Page 469: PERENCANAAN GEOMETRIK

1. Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah :

Luas = 2.6182,5 m²

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja tenaga kerja

diperkirakan 900 m²

Kemampuan pekerjaan per minggu = 900 m² x 6 hari = 5400 m²

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan

tanah = minggu 5 85 , 4 5400

26182,5 » =

2. Pekerjaan persiapan badan jalan :

Luas = 20.454,78 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller

adalah 249 m²/jam x 7 jam =1743 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 1743 m2 x 6 hari = 10458 m2

Misal digunakan 2 Vibratory Roller maka waktu yang dibutuhkan untuk

Page 470: PERENCANAAN GEOMETRIK

pekerjaan pembersihan :

minggu 4 98 , 0 10458 2

20454,78 » = ´ =

3. Pekerjaan galian tanah :

Volume galian = 75.260,589 m3 + volume lajur pendakian = 187,16 m3 =

75.447,75 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah

18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3

158

Misal digunakan 10 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk

pekerjaan galian :

Page 471: PERENCANAAN GEOMETRIK

= = ´ 56 , 784 10

75447,75 9,99 10 minggu

4. Pekerjaan timbunan tanah setempat :

Volume timbunan = 15.274,472 m3 + volume lajur pendakian = 187,16 m3 =

15.461,632 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader

diperkirakan = 56,03 m³/jam x 7 jam = 392,21 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,21 m3 x 6 hari = 2353,26 m3

Misal digunakan 2 buah Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk

pekerjaan timbunan :

= = 26 , 2353 2

15461,632

x 3,28 4 minggu

Page 472: PERENCANAAN GEOMETRIK

5.3.3. Pekerjaan Drainase

1. Pekerjaan galian saluran drainase :

Volume galian saluran = 5.140 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah

18,68 m³/jam x 7 jam = 130,76 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3

Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk

pekerjaan galian :

159

= = 56 , 784 2

5140

x 3,2 4 minggu

Page 473: PERENCANAAN GEOMETRIK

2. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar :

Volume pasangan batu = 2.261,6 m3

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m3

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu :

= minggu 3 5 , 2 900

2261,6 » =

3. Pekerjaan plesteran :

Volume plesteren = 2.056 m2

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan plesteran :

= minggu 3 2,28 900

2056 » =

Page 474: PERENCANAAN GEOMETRIK

4. Pekerjaan siaran

Volume siaran = 2827 m2

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran :

= minggu 3 3,14 900

2827 » =

160

Page 475: PERENCANAAN GEOMETRIK

5.3.4. Pekerjaan Dinding Penahan

1. Pekerjaan Galian Pondasi

Volume galian pondasi = 1.505,53 m³

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kualitas kerja Excavator adalah

18,68m³/jam x 7 jam = 130,76m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3 x 6 hari = 784,56 m3

Misal digunakan 2 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk

pekerjaan galian :

= = 56 , 784

1.505,53 1,9 2 minggu

2. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar

Volume galian pondasi = 2.261,6 m³

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2

Page 476: PERENCANAAN GEOMETRIK

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:

= 51 , 2 900

2.261,6 = 3 minggu

3. Pekerjaan Plesteran

Luas plesteran= 1723,11 m2

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:

= 9 , 1 900

1723,11 = 2 minggu

161

Page 477: PERENCANAAN GEOMETRIK

4. Pekerjaan Siaran

Luas siaran= 2148,53 m2

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu:

= 38 , 2 900

2148,53 = 3 minggu

5.3.5. Pekerjaan Perkerasan

1. Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah) :

Volume = 3.376,68 m³

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader

diperkirakan = 56,03 m³ x 7 jam = 392,18 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 392,18 m3 x 6 hari = 2353,08 m3

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPB :

Page 478: PERENCANAAN GEOMETRIK

= minggu 4 minggu 44 , 1 08 , 2353

3376,68 » =

2. Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas) :

Volume = 1.917,5 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader

diperkirakan = 16,01 m³ x 7 jam = 112,07 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 112,07 m3 x 6 hari = 672,42 m3

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPA :

= minggu 3 85 , 2 42 , 672

1917,5 » =

162

Page 479: PERENCANAAN GEOMETRIK

3. Pekerjaan Prime Coat :

Luas volume perkerjaan untuk Prime Coat adalah 20.348 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Sprayer

diperkirakan 2324 l/m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 2324 x 6 = 13944 l/m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan prime coat :

= minggu 3 5 , 1 13944

20348 » =

4. Pekerjaan LASTON :

Volume = 1.508,78 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Finisher

diperkirakan 14,43 x 7 jam = 101,01 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 101,01 x 6 = 606,06 m3

Misal digunakan 3 unit Asphalt Finisher maka waktu yang dibutuhkan untuk

Page 480: PERENCANAAN GEOMETRIK

pekerjaan LASTON = minggu 3 5 , 2 06 , 606

1508,78 » =

5.3.6. Pekerjaan Pelengkap

1. Pekerjaan marka jalan :

Luas = 192,673 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja diperkirakan

93,33 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 93,33 x 6 = 559,98 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian bahu :

= 2 34 , 0 98 , 559

192,673 » = minggu

163

Page 481: PERENCANAAN GEOMETRIK

2. Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 minggu.

3. Pembuatan patok kilometer diperkirakan selama 1 minggu.

5.4. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

Perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dengan cara mengalikan volume

dengan upah atau harga tenaga /material dan peralatan,kemudian dijumlah

dikalikan 10 % (Overhead dan Profit).Hasil dari jumlah biaya ditambah dengan

hasil Overhead dan Profit dinamakan Harga Satuan Pekerjaan.

Contoh perhitungan pekerjaan penyiapan badan jalan:

Diketahui :

a. Tenaga

1. Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 5.500,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,0161 x 5.500,00

Page 482: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 88,55

2. Mandor (jam) ; Volume 0,004 ; Upah Rp 9.000,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,004 x 9.000,00

= 36

Total biaya tenaga = 124,55

164

Page 483: PERENCANAAN GEOMETRIK

b. Peralatan

1. Motor Grader (jam) ; Volume 0,0025 ; Harga Rp 220.000,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,0025 x 220.000,00

= 550

2. Vibro Roller (jam) ; Volume 0,004 ; Harga Rp 170.000,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,004 x 170.000,00

= 680

3. Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 108.000,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,0105 x 108.000,00

Page 484: PERENCANAAN GEOMETRIK

= 1.134

4. Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 150,00

Biaya = Volume x Upah

= 1 x 150,00

= 150,00

Total biaya peralatan = 2514

Total biaya tenaga dan peralatan = 2638,55 (A)

Overhead dan Profit 10 % x (A) = 263,85 (B)

Harga Satuan Pekerjaan (A + B) = 290

Page 485: PERENCANAAN GEOMETRIK

165

5.5. Analisa Perhitungan Bobot Pekerjaan

Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan membandingkan harga tiap

pekerjaan dengan jumlah harga pekerjaan (dalam persen).

Bobot = % 100 pekerjaan harga Jumlah

pekerjaan tiap arga ´ h

Contoh perhitungan :

Bobot pekerjaan pengukuran = % 100 pekerjaan harga Jumlah

pekerjaan tiap arga ´ h

= % 100 40.154 Rp.9.071.0

00,00 Rp.5.000.0 ´

= 0,06 %

Page 486: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 487: PERENCANAAN GEOMETRIK

166

Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan

No. Uraian Pekerjaan Volume

Pekerjaan

Kemampuan

Kerja

per hari

Kemampuan

Kerja

per minggu

Waktu

Pekerjaan

(minggu)

1 Umum :

a). Pengukuran Ls - - 4

b). Mobilisasi dan Demobilisasi Ls - - 4

c). Pembuatan papan nama proyek Ls - - 1

d). Pekerjaan Direksi Keet Ls - - 2

Page 488: PERENCANAAN GEOMETRIK

e). Administrasi dan Dokumentasi Ls - - 16

2 Pekerjaan Tanah :

a). Pembersihan semak dan

pengupasan tanah

24.440 m2 900 m2 5400 m2 5

b). Persiapan badan jalan 18.989,88 m2 1743 m2 10.458 m2 4

c). Galian tanah (biasa) 75.260,59 m3 130,76 m3 784,56 m3 10

d). Timbunan tanah (biasa) 15.274,47 m3 392,21 m3 2.353,26 m3 4

3 Drainase :

a). Galian saluran 4.300 m3 130,76 m3 784,56 m3 4

b). Pasangan batu dengan mortar 1.892 m3 150 m3 900 m3 3

c). Plesteran 1.720 m2 150 m2 900 m2 3

c). Siaran 2365 m2 150 m2 900 m2 3

Page 489: PERENCANAAN GEOMETRIK

5. Dinding penahan

a). Galian pondasi 1.505,53 m3 130,76 m3 784,56 m3 2

b). Pasangan batu dengan mortar 2.059,87 m3 150 m3 900 m3 3

c). Plesteran 1.723,11 m2 150 m2 900 m2 2

c). Siaran 2.148,5 m2 150 m2 900 m2 3

4 Perkerasan :

a). Lapis Pondasi Bawah (LPB) 1.644,75 m3 392,18 m3 2.353,08 m3 4

b). Lapis Pondasi Atas (LPA) 3.160,5 m3 112,07 m3 672,42 m3 3

c). Prime Coat 18.947,5 m2 2.324 m2 13.944 m2 3

d). Lapis Laston 1.404,5 m3 101,01 m3 606,06 m3 3

5 Pelengkap

a). Marka jalan 187,87 m2 93,33 m2 559,98 m2 2

b). Rambu jalan Ls - - 1

c). Patok kilometer Ls - - 1

Page 490: PERENCANAAN GEOMETRIK

167

Dari hasil analisis perhitungan waktu pelaksanaan, analisis harga satuan pekerjaan

dan perhitungan bobot pekerjaan, maka dapat dibuat Rencana Anggaran Biaya

(RAB) dan Time Schedule pelaksanaan proyek dalam bentuk Bar Chard dan

Kurva S.

Page 491: PERENCANAAN GEOMETRIK
Page 492: PERENCANAAN GEOMETRIK

168

5.6. REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

PROYEK : PEMBANGUNAN JALAN RAYA KRASAK - PRINGAPUS

PROPINSI : JAWA TENGAH

TAHUN ANGGARAN : 2010

PANJANG PROYEK : 2650 m

Tabel 5.6. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

NO. URAIAN PEKERJAAN KODE

ANALISA VOLUME SATUAN HARGA

SATUAN (Rp.)

JUMLAH

HARGA (Rp.) BOBOT

Page 493: PERENCANAAN GEOMETRIK

1 2 3 4 5 6 7 = 4 x 6

BAB I : UMUM

1 Pengukuran - 1 Ls 5.000.000,00 5.000.000,00 0,07

2 Mobilisasi dan demobilisasi - 1 Ls 20.000.000,00 20.000.000,00 0,22

3 Papan nama proyek - 1 Ls 500.000,00 500.000,00 0,006

4 Direksi Keet - 1 Ls 1.000.000,00 1.000.000,00 0,01

5 Administrasi dan dokumentasi - 1 Ls 2.200.000,00 2.200.000,00 0,02

JUMLAH BAB 1 : UMUM 28.700.000,00

BAB II : PEKERJAAN TANAH

1 Pembersihan semak dan

pengupasan tanah K-210 2.6182,5 M2 1853,500 48.529.263,75 0,53

2 Persiapan badan jalan EI-33 20.454,78 M2 10987,350 224.743.827 2,48

3 Galian tanah (biasa) EI-331 75.447,75 M3 41127,955 3.103.011.667 34,2

4 Timbunan tanah (biasa) EI-321 15.461,632 M3 66999,460 1.035.920.995 11,42

JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH

4.412.205.753

BAB III : PEKERJAAN DRAINASE

1 Galian saluran EI-21 5.140 M3 41338,110 212.477.885,4 2,34

2 Pasangan batu dengan mortar EI-22 2.261,6 M3 255752,145 578.409.051,1 6,38

3 Plesteran G-501 2.056 M2 21669,568 44.552.631,81 0,49

Page 494: PERENCANAAN GEOMETRIK

4 Siaran EI-23 2.827 M2 14525,385 41.063.263,4 0,45

JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE 876.502.831,7

BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN

1 Galian pondasi EI-21 1.505,53 M3 41338,110 62.235.764,75 0,69

2 Pasangan batu dengan mortar EI-22 2.261,6 M3 255752,145 526.816.170,9 5,80

3 Plesteran G-501 1.723,11 M2 21669,568 37.339.049,32 0,41

4 Siaran EI-23 2.148,53 M2 14525,385 31.208.225,43 0,34

JUMLAH BAB 4: PEKERJAAN DINDING PENAHAN 657.599.210,4

BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN

1 Konstruksi LPB kelas A EI-521 3.376,68 M3 150400,475 507.854.275,9 5,59

2 Konstruksi LPA kelas A EI-512 1.917,5 M3 237370,991 455.158.875,2 5,02

3 Pekerjaan Prime Coat EI-611 20.348 M2 8834,364 179.761.638,7 1,98

4 Pekerjaan LASTON EI-815 1.508,78 M3 1277343,595 1.927.230.469 21,24

JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN 3.070.005.259

BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAP

1 Marka jalan LI-841 192,673 M2 125647,750000 24.208.928,94 0,27

2 Pekerjaan rambu jalan LI-842 4 Buah 324995,000000 1.299.980,00 0,01

3 Patok kilometer LI-844 2 Buah 259095,320000 518.190,64 0,006

JUMLAH BAB 6 : PEKERJAAN PELENGKAP 26.027.099,58 100

REKAPITULASI

BAB I : UMUM 28.700.000,00

BAB II : PEKERJAAN TANAH 4.412.205.753

BAB III : PEKERJAAN DRAINASE 876.502.831,7

Page 495: PERENCANAAN GEOMETRIK

BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN 657.599.210,4

BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN 3.070.005.259

BAB V I : PEKERJAAN PELENGKAP 26.027.099,58

JUMLAH 9.071.040.154

PPn 10% 907.104.015,4

JUMLAH TOTAL 9.978.144.169

Dibulatkan = (Rp.) 9.978.144.200

SEMBILAN MILYAR SEMBILAN RATUS TUJUPULUH DELAPAN JUTA SERATUS EMPAT PULUH EMPAT RIBU DUA

RATUS RUPIAH

169

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Jenis jalan dari Desa Krasak – Desa Pringapus merupakan jalan arteri

dengan spesifikasi jalan kelas II, lebar perkerasan m 5 , 3 2´ , dengan

kecepatan rencana Jam Km 60 , direncanakan 2 tikungan (1 tikungan Spiral

- Circle - Spiral dan 1 tikungan Circle – Circle ) .

Page 496: PERENCANAAN GEOMETRIK

a. Pada 1 PI dengan jari-jari lengkung rencana 250 m, sudut 1 PI sebesar

" ' 0 26 7 58

b. Pada 2 PI dengan jari-jari lengkung rencana 1000 m, sudut 2 PI

sebesar " ' 0 37 58 19 .

2. Pada alinemen vertical jalan Desa Krasak – Desa Pringapus terdapat 8

PVI .

3. Perkerasan jalan Desa Krasak – Desa Pringapus menggunakan jenis

perkerasan lentur berdasarkan volume LHR yang ada dengan :

a. Jenis bahan yag dipakai adalah :

1) Surface Course : LASTON ( MS 340 )

2) Base Course : LASTON Atas ( MS 340 )

3) Sub Base Course : Sirtu / Pitrun Kelas A (CBR 70 %)

b. Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masing-

Page 497: PERENCANAAN GEOMETRIK

masing lapisan :

170

1) Surface Course : 7,5 cm

2) Base Course : 10 cm

3) Sub Base Course : 17 cm

4 Perencanaan jalan Desa Krasak – Desa Pringapus dengan panjang 2770 m

memerlukan biaya untuk pembangunan sebesar Rp. 9.978.144.200 dan

dikerjakan selama 4 bulan.

6.2 Saran

1. Perencanaan jalan diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian

di wilayah tersebut, sehingga kedepannya kesejahteraan masyarakat dapat

terangkat.

2. Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan

Page 498: PERENCANAAN GEOMETRIK

keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah

pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.

3. Koordinasi antar unsur-unsur proyek sebaiknya ditingkatkan agar mutu

pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

4. Pelaksanaan lapangan harus sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar

rencana maupun dokumen kontrak.