perencanaan drainase

9
PERENCANAAN DRAINASE PERUMAHAN di Jl. ARJUNA PAMULANG TANGERANG

Upload: nunu-maulliidauul-nurul

Post on 18-Dec-2014

50 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

saluran

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN DRAINASE

PERENCANAAN DRAINASE PERUMAHAN

di

Jl. ARJUNA PAMULANG

TANGERANG

Page 2: PERENCANAAN DRAINASE

1

DAFTAR ISI

halaman

I. PENDAHULUAN 1

II. METODE PERHITUNGAN 2

II.1. METODE RASIONAL 2

II.2. ALIRAN DALAM SALURAN 2

III. PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN

DAN SUMUR RESAPAN 4

Page 3: PERENCANAAN DRAINASE

1

I. PENDAHULUAN

Sistem Drinase yang disampaikan disini adalah yang diperuntukkan bagi Rencana

Perumahan di Jl Arjuna Pamulang Tangerang . Dari topografi lahan , terlihat

bahwa permukaan tanah lebih tinggi dan miring kearah wilayah perumahan lain yang

sudah ada. Dengan demikian masalah drainasi penting untuk diperhatikan agar hujan

maupun air limbah rumah tangga tidak mengalir ke wilayah perumahan tersebut dan

juga menghindari terjadi genangan air didaerah yang lebih rendah pada tembok

perbatasan.

Dalam perencanaan drainase ini system pembuangan air hujan dibuat menjadi satu

dengan system pembuangan air rumah tangga. Dalam kaitannya dengan kondisi

lahan rencana perumahan ini yang miring kearah perumahan lain yang lebih

rendah , agar aliran drainase tidak mengalir ke perumahan lain , maka untuk itu

aliran drainase diarahkan ke sebuah sumur resapan.

Dengan demikian sumur resapan disini berfungsi sebagai penampung aliran air

hujan dan rumah tangga yang kemudian diresapkan kedalam tanah. Disamping itu

manfaat dari sumur resapan ini adalah dapat membantu penembahan air tanah.

Berdasarkan uraian diatas, selanjutnya akan disampaikan analisa tentang

system drinase untuk Rencana Perumahan di Jl Arjuna Pamulang Tangerang.

Page 4: PERENCANAAN DRAINASE

2

II. METODE PERHITUNGAN

II.1. METODE RASIONAL Metode ini digunakan untuk memperkirakan debit puncak aliran permukaan, umumnya menggunakan metode Rasional USSCS (1973) dan hanya digunakan untuk DAS-DAS yang ukurannya kurang dari 300 ha (Goldman et.al., 1986). II.1.1. Koefisien aliran permukaan [C]. Koefisien aliran permukaan (C) , adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara banyaknya air hujan yang mengalir di permukaan tanah dengan banyaknya hujan yang turun, dan berharga 0 ≤ C ≤ 1. Bila C = 0 berarti tidak ada aliran permukaan karena air hujan tertahan sempurna , bila C bernilai antara 0 dan 1 berarti ada aliran permukaan tetapi tidak semua air hujan yang turun menjadi aliran permukaan, karena ada yang meresap kedalam tanah dan bila C = 1 berarti semua air hujan yang turun menjadi aliran permukaan , tidak ada yang hilang meresap. II.I.2. Debit Puncak pada metode Rasional dinyatakan sbb.:

0,002778 . C . I . A di mana : laju aliran permukaan (debit) puncak dalam m 3 / detik, C = koefisien aliran permukaan 10 C I = intensitas hujan dalam mm/jam A = luas DAS dalam Hektar II.2. ALIRAN DALAM SALURAN Untuk mengetahui debit pada saluran digunakan rumus : Chezy : Q = F. c √ R.I , atau Manning : Q = F . k . R⅔

Dimana : Q = debit dalam m3/dt. F = luas penampang basah dalam m2 R = jari-jari hidrolik dalam meter = F/P , P = keliling basah = kedalaman rata-rata untuk sungai yang besar dalam meter = F/B , B = lebar air sungai dalam meter.

Page 5: PERENCANAAN DRAINASE

3

I = kemiringan dasar sungai. I ½

k = kekasaran dasar sungai = , n n = koefisien kekasaran Manning. c = koefisien kekasaran Chezy = 18 log[ 12 R / ( k+ (2/7 ) . d ) ] ,

d = ketebalan lapisan aliran laminar dalam m. Harga n untuk rumus Manning :

No.

Kondisi Alur Sungai

n

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Bersih , lurus , keadaan penuh , tidak ada cekungan. Seperti no. 1 dengan gulma dan batu. Berbelok-belok , cekungan dangkal , bersih Seperti no. 1 pada keadaan air rendah. Berbelok-belok , cekungan dangkal , gulma dan batu. Seperti no. 1 pada keadaan air rendah , batu-batu besar. Aliran tidak lancar , gulma , kedung-kedung yang dalam. Banyak sekali gulma dan aliran tidak lancar.

0,029

0,035

0,039

0,047

0,042

0,052

0,065

0,112

Yang umum digunakan dalam perhitungan debit aliran pada saluran adalah rumus debit Manning

Page 6: PERENCANAAN DRAINASE

4

III. PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN DAN SUMUR RESAPAN

A

BC E

D

F GF G

F GF G

F G

H

22.0000

36.0000

139.

0000

10.0

000

SumurResapan

Di asumsikan ketebalan air hujan yang mengalir di permukaan tanah mencapai h = 2 cm

ALIRAN HUJAN DI PERMUKAAN TANAH: Lebar (B=) 36 m Tinggi (h=) 0.02 m luas basah (F=) 0.72 m2 keliling basah (P=B+2.h=) 36.04 m jari2 hidrolis (R=F/P=) 0.019978 m koef manning (n=) 0.047 panjang lintasan air (S=) 139 m beda tinggi (dt=) 6 m kemiringan dasar aliran (I=dt/S=) 0.043165 kekasaran dasar aliran (k= I ½ /n=) 4.42049

Page 7: PERENCANAAN DRAINASE

5

Dengan menggunakan Rumus Manning , debit aliran di permukaan tanah :

Q = F . k . R⅔ = (0.72).(4.42049). (0.019978)⅔ = 0.234334 m3/dtk

PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN

Q= 0.234333659 m3/dtk luas lahan (A=) 3717.0141 m2

c.I = 6.30435E-05 m/dtk Saluran A-B dan C-E

luas lahan (A=) 916.7119 m2 Q=c.I.A= 0.057793 m3/dtk Lebar (B=) 0.35 m Tinggi (h=) 0.2 m luas basah (F=) 0.07 m2 keliling basah (P=B+2.h=) 0.75 m jari2 hidrolis (R=F/P=) 0.093333 m koef manning (n=) 0.047 kemiringan dasar aliran (I=dt/S=) 0.043165 kekasaran dasar aliran (k= I ½ /n=) 4.42049

Q = F . k . R⅔ = 0.063669 m3/dtk > 0.057793 m3/dtk Tinggi jagaan = 10 cm Dimensi saluran A-B dan C-E, segi empat = 0.35 m x 0.30 m Saluran D-E

luas lahan (A=) 964.5767 m2 Q= 0.06081 m3/dtk Lebar (B=) 0.35 m Tinggi (h=) 0.2 m luas basah (F=) 0.07 m2 keliling basah (P=B+2.h=) 0.75 m jari2 hidrolis (R=F/P=) 0.093333 m koef manning (n=) 0.047 kemiringan dasar aliran (I=dt/S=) 0.043165 kekasaran dasar aliran (k= I ½ /n=) 4.42049

Q = F . k . R⅔ = 0.063669 m3/dtk > 0.06081 m3/dtk Tinggi jagaan = 10 cm Dimensi saluran D-E, segi empat = 0.35 m x 0.30 m

Page 8: PERENCANAAN DRAINASE

6

Saluran E-H

luas lahan (A=) 3717.0141 m2 Q= 0.234334 m3/dtk Lebar (B=) 0.4 m Tinggi (h=) 0.5 m luas basah (F=) 0.2 m2 keliling basah (P=B+2.h=) 1.4 m jari2 hidrolis (R=F/P=) 0.142857 m koef manning (n=) 0.047 kemiringan dasar aliran (I=dt/S=) 0.043165 kekasaran dasar aliran (k= I ½ /n=) 4.42049

Q = F . k . R⅔ = 0.241603 m3/dtk > 0.234334 m3/dtk Tinggi jagaan = 10 cm Dimensi saluran E-H, segi empat = 0.40 m x 0.60 m Saluran F-G

luas lahan (A=) 234 m2 0.014752184 m3/dtk Lebar (B=) 0.3 m Tinggi (h=) 0.2 m luas basah (F=) 0.06 m2 keliling basah (P=B+2.h=) 0.7 m jari2 hidrolis (R=F/P=) 0.085714 m koef manning (n=) 0.047 kemiringan dasar aliran (I=dt/S=) 0.01 kekasaran dasar aliran (k= I ½ /n=) 2.12766

Q = F . k . R⅔ = 0.024817 m3/dtk > 0.014752184 m3/dtk Tinggi jagaan = 10 cm Dimensi saluran E-H, segi empat = 0.30 m x 0.30 m SUMUR RESAPAN : panjang resapan = 22 m lebar resapan = 10 m kedalaman resapan = 5 m luas bidang resapan = 540 m2 volume resapan = 1100 m3

Page 9: PERENCANAAN DRAINASE

7

Data Hasil Uji Lab Rencana Perumahan Jl Arjuna Pamulang Tangerang Janis Uji Satuan 1,5-2,00 3,5-4,0

Kadar Air % 46 43.17 Berat Isi t/m3 1.68 1.63 Gs 2.54 2.45 Angka pori 1.21 1.15

Indek Propertis

Derajat Kejenuhan % 96.77 91.82 Kerikil % 0.17 1.32 Pasir % 4.45 5.56 Lanau % 31.06 36.97

Distribusi Butir

Lempung % 64.32 56.16 Melihat dari distribusi butir dimana kandungan lempung berkisar (56,16 - 64,32) %, maka koefisien rembesar (k) < dari 10-9 cm/det

k = 1E-10 cm/dtk = 1E-12 m/dtk Q resapan = 5.4E-10 m3/dtk

Lambat , kecil sehingga tidak berpengaruh LAMA HUJAN , MEDIA DAN KEMAMPUAN SUMUR RESAPAN

Apabila sumur resapan diisi pasir , maka porositasnya 30% Dengan itu kemampuan sumur resapan menampung air hujan = 11000 x 30% : 0.234333659 = 1408 detik = 23.47 menit