perencanaan dan perancangan interior java international food
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER DI SURAKARTA
(Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh :
MEGAN EKO SAPUTRO C 0801026
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER DI SURAKARTA
(Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)
Disusun oleh
MEGAN EKO SAPUTRO C 0801026
Telah Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Lulu’ Purwaningrum, SSn, MT I’ik Endang S W, S.Sn, M.Ds
NIP. 19770612 20012 2003 NIP. 19771027 200112 2002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Desain Interior
Drs. Rahmanu Widayat, MSn.
NIP. 19621221 199201 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR
JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER DI SURAKARTA (Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)
Disahkan oleh
Telah disetujui oleh Tim Penguji Tugas Akhir Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Tanggal 13 Mei 2009
Jabatan Nama
Ttd
1. Ketua Sidang Anung B Studyanto, S.Sn, M.T. 132 312 874
1. ___________
2. Sekretaris Drs. Rahmanu Widayat, MSn NIP: 19621221 199201 1001
2. ___________
3. Penguji I Lulu’ Purwaningrum SSn, MT NIP: 19770612 20012 2003
3. ___________
4. Penguji II I’ik Endang S W, S.Sn, M.Ds NIP. 19771027 200112 2002
4. ___________
Dekan
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret,
Drs. Sudarno, M.A.
NIP. 19530314 198506 1001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Megan Eko Saputro
NIM : C 0801026
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Kolokium berjudul Perencanaan dan
Perancangan Interior “Java International Food Center Di Surakarta” adalah betul-betul
karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya,
dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam
Daftar Pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang diperoleh dari
Tugas Akhir tersebut.
Surakarta, Februari 2009
Yang membuat pernyataan,
Megan Eko Saputro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“ Semua perkara besar dapat kau tanggung
dalam DIA “
“ Barangsiapa yang menempuh suatu jalan
untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Tuhan.
akan memudahkan baginya jalan menuju Surga
“
“ Niat, Manajemen Waktu, dan Komunikasi “
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Ibu dan Bapak tercinta yang telah mencurahkan
segala kasih sayangnya guna menjadikan anaknya
seorang yang berbakti bagi Bangsa dan Negara,
teman dan keluarga
3. Teman-temanku yang telah memberikan perhatian
dan dukungan serta semangat
4. Civitas Akademika Jurusan Desain Interior,
Universitas Sebelas Maret Surakarta
5. Semua sahabat dan teman yang telah membantu
penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada
akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Konsep Perencanaan dan
Perancangan Interior Java International Food Center Di Surakarta ini dengan baik,
sebagai salah satu syarat kelengkapan tugas mata kuliah Kolokium ini dan sebagai
persyaratan menempuh mata kuliah Tugas Akhir.
Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan moril dalam penyelesaian tugas ini, dan
pernyataan rasa terima kasih ini juga penulis haturkan kepada :
1. Orang tua, Adik dan Sahabat yang telah mendukung dalam dorongan semangat
dan do’a selama ini.
2. Bapak Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Desain Interior.
3. Ibu Lulu’ Purwaningrum, SSn, MT, selaku pembimbing Kolokium, dan Tugas
Akhir.
4. Ibu I’ik Endang S W, S.Sn, M.Ds, selaku pembimbing Tugas Akhir.
5. Rekan-rekan di Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS, khususnya Jurusan Desain
Interior yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, yang telah banyak
memberikan dukungan, semangat dan perhatian terhadap penulis.
Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan oleh seluruh pihak
akan mendapat balasan dari Tuhan. Akhir kata, dalam penulisan dan penyusunan
Kolokium ini, masih banyak kekurangan yang penulis lakukan. Oleh karena itu, segala
saran dan kritik yang berguna untuk melengkapi kesempurnaan Kolokium ini, sangat
penulis harapkan. Dan semoga penulisan laporan ini berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.
Surakarta, Mei 2009
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR “JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER” (Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)
ABSTRAKSI
Megan Eko Saputro. C0801026. 2009. Perencanaan dan Perancangan Interior Java International Food Center. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan yang akan dibahas dalam perencanaan dan perancangan interior Java International Food Center ini, yaitu (1) Bagaimana menciptakan konsep perencanaan dan perancangan “Java International Food Center” (2) Bagaimana merancang interior “Java International Food Center” sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai wadah berbagai macam tempat makan di kota Solo? (3) Bagaimana menghadirkan suasana interior yang sesuai pada “Java International Food Center” dengan tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan serta nilai estetika sebagai ciri khas utamanya, sehingga orang yang berada didalamnya merasa terkesan? (4) Bagaimana menciptakan fasilitas penunjang sebagai daya tarik pengunjung pada “Java International Food Center”.
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu: (1) Data Reduksi adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. (2) Data Display, Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. (3) Concludeing Drawing, Dari awal penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Perencanaan dan Perancangan interior Java International Food Center memerlukan proses desain yang matang, mulai dari berbagai pertimbangan dan analisa studi literature maupun studi lapangan hingga terwujud adanya konsep perancangan desain untuk selanjutnya diterapkan dalam perancangan. (2) dalam perancangan interior Java International Food Center, tema perancangan memiliki peran penting didalam memecahkan suatu masalah yang mana ide gagasan bisa bermula dari sebuah tema yang diangkat. Tema yang dihadirkan dalam perancangan ini adalah “Jawa” dengan penerapan atmosfir gaya “Keraton Mangkunegaran”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN .……………………………………………. iii
PERNYATAAN …………………………………………………………... iv
MOTTO …………………………………………………………………… v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..
ABSTRAKSI……………………………………………………………….
vii
vii
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... x
DAFTAR TABEL ….……………………………………………………... xi
DAFTAR BAGAN ………………………………………………………... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ……………………………………….. 1
B. BATASAN MASALAH …………………………................... 2
C. RUMUSAN MASALAH …….………………………............ 2
D. TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN..…….……… 3
E. PENGERTIAN JUDUL…....…………………………............. 3
F. METODOLOGI PENELITIAN ………………………............ 4
G. MANFAAT…………………………………………………...
H. POLA PIKIR PERANCANGAN ………………………….....
6
7
I. IDE GAGASAN……………………………………………… 8
BAB II TINJAUAN TENTANG JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER
A. Pengertian Umum Tentang JIFC……………………………. 9
B. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang...………............................... 9
C. Fungsi dan Perencanaan Interior…………............................ 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
1. FASILITAS UTAMA :
a. RESTORAN
1) Pengertian Restoran……………….....................
2) Tinjauan Umum Resatoran……………………...
3) Formal Restoran…………………………………
4) Informal restoran………………………………..
5) jenis menu……………………………………….
9
10
20
21
21
D. Tinjauan Khusus Java International Food Center
1. Pengertian Java International Food Center.......................
a. Java Restaurant
1) Pengertian Restoran Jawa.....................................
2) Jenis masakan yang dijual.....................................
3) cara pelayanan.......................................................
4) Interior Restoran Jawa..........................................
5) Faktor-Faktor pembentuk Interior Restoran
Indonesia...............................................................
2. Organisasi Ruang .............................................................
a. Terpusat......................................................................
b. Linear..........................................................................
c. Radial..........................................................................
d. Cluster........................................................................
e. Grid.............................................................................
3. Pola Sirkulasi
a. sirkulasi pelayanan/staff.............................................
b. Sirkulasi tamu/ pengunjung/ costumer.......................
c. Sirkulasi bahan baku menjadi makanan.....................
4. Pertimbangan Desain
a. Bentuk........................................................................
b. Unsur-Unsur Desain
1) Garis.....................................................................
34
34
35
35
36
36
38
39
39
39
39
39
39
40
43
46
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2) Motif..................................................................
3) Tekstur...............................................................
4) Ruang..................................................................
c. Warna.......................................................................
d. Prinsip Desain
1) Harmoni dan Keselarasan..................................
2) Proporsi..............................................................
3) Keseimbangan atau Balance...............................
4) Irama..................................................................
e. Tema........................................................................
5. Unsur Pembentuk Ruang
a. Lantai.......................................................................
b. Dinding....................................................................
c. Ceiling.....................................................................
6. Sistem Interior
a. Sistem Pencahayaan...............................................
b. Sistem Penghawaan................................................
c. Akustik..................................................................
7. Sistem Keamanan
a. Manusia..................................................................
b. Fisik bangunan........................................................
c. Peralatan dan Suasana.............................................
d. alam dan lingkungan................................................
8. Pengisi Ruang
a. Pengertian Furnitur................................................
b. Persyaratan Furnitur Lingkungan............................
c. Jenis Furnitur Restoran...........................................
9. Bentuk dan Susunan Penataan Furnitur
a. Terpusat.................................................................
b. Linear.....................................................................
c. Radial....................................................................
47
47
48
48
51
52
52
52
52
54
54
55
56
60
61
64
64
64
65
65
66
68
70
70
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
d. Cluster.......................................................................
e. Grid...........................................................................
10. Elemen Estetis.................................................................
71
71
72
E. STUDY LAPANGAN
1. DIAMOND RESTORAN .........…………………........
a. Sejarah Singkat..........................................................
b. Lokasi........................................................................
c. Fasilitas......................................................................
1) Hall dan Convention Center................................
2) Restoran dan Bar.................................................
3) VIP Room...........................................................
4) Segmentasi Pasar................................................
5) Status Usaha.......................................................
6) Sistem Pelayanan................................................
7) Struktur Organisasi Kepengelolaan....................
8) Organisasi Ruang...............................................
9) Elemen Pembentuk Ruang.................................
a) Hall..............................................................
b) Restoran dan Bar.........................................
c) VIP Room....................................................
10) Sistem Interior...................................................
a) Pencahayaan................................................
b) Penghawaan.................................................
c) Akustik.........................................................
11) Elemen Estetis..................................................
12) Furnitur............................................................
2. Resto NBA ………………….....................................
a. Lokasi.....................................................................
b. Sejarah Singkat.......................................................
c. Menu NBA Steak....................................................
d. NBA steak GERAI MAKAN Keluarga..................
73
73
74
74
74
75
75
76
76
76
77
78
78
78
79
79
80
80
81
81
81
81
82
82
82
83
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
e. Kendala NBA steak.................................................
BAB III ANALISIS DESAIN
84
A. Programming Java International Food Center di Surakarta
1. Pengertian tentang Java International Food Center……
2. Analisa Lokasi dan Status Kelembagaan………………
3. Struktur Organisasi……………………………………...
4. Pelaku Kegiatan…………………………………………
a. Aktivitas Pengunjung………………………………..
b. Aktivitas Pengelola………………………………….
5. Sistem Operasional……………………………………
6. Program kegiatan/aktivitas dan Kebutuhan Ruang……..
7. Program Ruang………………………………………….
8. Kapasitas Besaran Ruang………………………………..
9. Sistem Sirkulasi Pengunjung…………………………....
10. Sistem Sirkulasi Ruang………………………………….
11. Hubungan Antar Ruang…………………………………
12. Zooning dan Grouping…………………………………..
B. KONSEP PERANCANGAN
1. Ide Gagasan……………………………………………..
2. Tema…………………………………………………….
3. Suasana Ruang………………………………………….
4. Penataan Ruang…………………………………………
5. Aspek Pembentuk Ruang……………………………….
6. Aspek, Bentuk, Warna dan Penataan Bahan……………
7. Aspek Interior Sistem…………………………………..
8. Aspek keamanan………………………………………..
BAB IV KESIMPULAN
A. PERENCANAAN JAVA INTERNATIONAL FOOD
CENTER…………………………………………………….
1. Definisi Food Center……………………………………
2. Definisi Java International Food Center………………..
85
85
87
88
88
88
89
89
90
91
92
93
94
95
95
96
96
97
97
98
10
3
10
4
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
B. Konsep Perancangan Java Interior Food Center…………….
1. Tema Interior…………………………………………….
2. Organisasi Ruang………………………………………..
3. Program Ruang………………………………………….
4. Hubungan Antar Ruang…………………………………
5. Sistem Sirkulasi………………………………………….
6. Zonnng Grouping………………………………………..
7. Komponen Pembentuk Ruang…………………………..
8. Interior Sistem…………………………………………..
9. Sistem Keamanan……………………………………….
C. SARAN……………………………………………………...
5
10
5
10
6
10
6
10
6
10
7
10
8
10
9
10
9
11
1
11
1
11
2
11
3
11
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan1 Skema Pola Pikir 7
Bagan 2 Ide Gagasan 8
Bagan 3 Standar Operasional Pelayanan 24
Bagan 4 Skema pendekatan sirkulasi pengunjung /tamu/customer 43
Bagan 5 Skema sirkulasi bahan baku sampai menjadi makanan 45
Bagan 6 Struktur Organisasi Kepengelolaan 77
Bagan 7 Organisasi Ruang 78
Bagan 8 Struktur Organisasi 87
Bagan 9 Skema Aktivitas Pengunjung 88
Bagan 10 Aktifitas pengelola pelayan 88
Bagan 11 Aktifitas pengelola Security 89
Bagan 12 Skema Aktivitas Pengelola Cleaning Service 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang……………………………… 9
Tabel 2 Sirkulasi Radial dan Spiral..………………….......................... 42
Tabel 3 Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai.................................. 45
Tabel 4 Tabel Karakteristik Warna dan Efek Warna.............................. 83
Tabel 5 Program Kegiatan/Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ………….. 90
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Analisa pendekatan besaran ruang............................................. 92
Aspek Pembentuk Ruang Restaurant ……………..………….. 95
Aspek Pembentuk Ruang coffe shop ………………………….. 98
Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai.................................. 101
Tabel karakteristik warna dan efek warna................................... 103
Aspek Interior Sistem Lobby...................................................... 103
Aspek Interior Sistem Restoran.................................................. 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Aspek Interior Coffe Shop.......................................................... 104
Komponen Pebentuk Ruang lobby……………………………. 111
Aspek Pembentuk Ruang Coffe Shop ………………………... 112
Aspek Interior Sistem Lobby..................................................... 113
Aspek Interior Sistem Restoran................................................. 113
Aspek Interior Coffe Shop......................................................... 113
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pola Sirkulasi ………………………………………………… 42
Gambar 2 Pola Sirkulasi..…………………............................................... 43
Gambar 3 Furniture Restoran……………………….................................. 68
Gambar 4 Bentuk dan skema penataan furniture……................................ 70
Gambar 5 Bentuk dan Skema Penataan Furniture ………………………. 70
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar10
Gambar11
Gambar12
Bentuk dan Skema Penataan Furniture...................................... 71
Bentuk dan Skema Penataan Furniture ……………..……… .. 71
Bentuk dan Skema Penataan Furniture ………………..……… 72
Site Plan..................................................................................... 86
Organisasi Ruang Terpusat........................................................ 94
Hubungan Antar Ruang............................................................. 94
Zooning Grouping...................................................................... 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Gambar13
Gambar14
Gambar15
Gambar16
Gambar17
Organisasi Ruang Mengelompok.............................................. 107
Hubungan Antar Ruang ……………………………………. 109
Pola Sirkulasi Radial ………………...………………………... 109
Sirkulasi...................................................................................... 110
Zonning Grouping...................................................................... 111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR “JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER” (Lobby, Restauran, Café, Fast food, dan Souvenir Corner)
ABSTRAKSI
Megan Eko Saputro. C0801026. 2009. Perencanaan dan Perancangan Interior Java International Food Center. Pengantar Tugas Akhir: Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan yang akan dibahas dalam perencanaan dan perancangan interior Java International Food Center ini, yaitu (1) Bagaimana menciptakan konsep perencanaan dan perancangan “Java International Food Center” (2) Bagaimana merancang interior “Java International Food Center” sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai wadah berbagai macam tempat makan di kota Solo? (3) Bagaimana menghadirkan suasana interior yang sesuai pada “Java International Food Center” dengan tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan serta nilai estetika sebagai ciri khas utamanya, sehingga orang yang berada didalamnya merasa terkesan? (4) Bagaimana menciptakan fasilitas penunjang sebagai daya tarik pengunjung pada “Java International Food Center”.
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu: (1) Data Reduksi adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. (2) Data Display, Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. (3) Concludeing Drawing, Dari awal penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi.
Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Perencanaan dan Perancangan interior Java International Food Center memerlukan proses desain yang matang, mulai dari berbagai pertimbangan dan analisa studi literature maupun studi lapangan hingga terwujud adanya konsep perancangan desain untuk selanjutnya diterapkan dalam perancangan. (2) dalam perancangan interior Java International Food Center, tema perancangan memiliki peran penting didalam memecahkan suatu masalah yang mana ide gagasan bisa bermula dari sebuah tema yang diangkat. Tema yang dihadirkan dalam perancangan ini adalah “Jawa” dengan penerapan atmosfir gaya “Keraton Mangkunegaran”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Food center adalah sebuah pusatnya untuk makanan dan minuman atau tempat
segala macam,aktifitas makan dan minum. Di Food center dapat ditemui berbagai macam
bentuk makanan/minuman, semuanya disediakan dalam satu tempat dan satu kesatuan
bangunan. Masih minimnya pusat rumah makan di kota Solo juga mendukung latar
belakang masalah dari perencanaan Java International Food Center ini, lebih efisien cepat
praktis nyaman dan lengkap menjadi salah satu kelebihan dari food center.
Food center adalah tempat yang menggabungkan berbagai fasilitas kegiatan
makan dan minum seperti restoran, coffe shop, fast food ataupun yang lainnya. Di dalam
food center ini terjadi berbagai macam kegiatan atau aktifitas makan baik cara
makan/minum, cara penyajian yang beragam dan ada bermacam-macam pula jenis menu
yang ditawarkan. Dan dengan nuansa dan desain ruang yang menarik food center adalah
salah satu pilihan one stop food shoping yang menawarkan kepraktisan dan keefisienan.
Jawa mempunyai kekayaan jenis makanan dan minuman dengan resep yang sudah
tercipta oleh nenek moyang orang Jawa sejak dulu ketika kebudayaan Jawa terbentuk.
Khususnya di daerah Solo dan Jogja,makanan-makanan dari daerah ini bahkan sudah
,menyebar ke seluruh dunia. Saat ini di kota Solo maupun Jogja masih jarang sekali akan
keberadaan food center dan di Java International Food Center ini menawarkan berbagai
keunikan sajian menu khas JAVA secara utama dan menu-menu atau sajian eropa sebagai
pelengkap, pada restoranya dan di coffe shopnya menawarkan minuman-minuman dan
makanan cepat saji khas jawa lalu pada loobynya menawarkan kenyamanan ditambah life
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 | P a g e
music untuk menghibur para pengunjung, dan semuanya dikemas dalam satu kesatuan
ruang dengan cita rasa nuansa Jawa pada desain interior, menu dan pelayanannya.
Kepraktisan adalah motto dari Java International food center. Apalagi di era
globalisasi ini kepraktisan akan berbelanja makanan atau one stop food shoping bagi
masyarakat masa kini adalah suatu pilihan. Satu tempat tujuan menawarkan berbagai
macam menu dan fasilitas makan khas nuansa Jawa. Dan semua pilihan itu ada di Java
International Food Center.
B. BATASAN MASALAH
Batasan masalah yang akan di bahas ditekankan pada perancangan interior yang
memenuhi kebutuhan para pengguna JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE, yaitu :
1. Perancangan interior ruangan berdasarkan nuansa JAWA.
2. Penyajian makanan lebih diutamakan pada masakan-masakan Jawa walaupun juga
disediakan beberapa makanan luar JAWA.
3. Jawa yang dimaksudkan disini lebih cenderung ke kota Solo dan Jogkakarta.
4. Pada perancangan interior lebih ditonjolkan di ruang lobby dan restorannya.
5. Perencanaan dan perancangan interior yang meliputi perencanaan program ruang,
pembentukan ruang, maupun perancangan komponen interior dan interior system,
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun kebutuhan dari para penikmat
makanan/seni di kota solo dan sekitarnya Sebagai orientasi perancangan perencanaan
interior.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari perencanaan” Java International Food Centre” maka ditemukan masalah-
masalah yang perlu dipecahkan yaitu antara lain adalah :
1. Bagaimana mewujudkan Perancangan interior berdasarkan nuansa JAWA.
2. Bagaimana menyajikan makanan dalam kesan dan nuansa JAWA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 | P a g e
D. TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN
1. Tujuan dari perencanaan JIFC adalah:
a. Memberikan tempat pusat makan yang praktis dan efisien.
b. Memberikan fasilitas dari berbagai sarana untuk makan, minum, santai dan
hiburan bagi masyarakat kota solo dan wisatawan.
c. Membuat satu wadah untuk menampung berbagai macam restoran, café shop, fast
food dan ditambah show room, souvenir corner, seating area di kota Solo.
d. Membangkitkan kembali cita rasa ruang dengan nuansa Jawa.
2. Sasaran dari perencanaan JIFC adalah:
a. Sasaan prancangan :
1) Perencanaan Java International Food Center direncanakan di Kota Solo.
2) Perencanaan Java International Food Center lebih ditekankan pada masalah
perancangan interiornya yang bernuansa Jawa.
b. Sasaran pengunjung :
1) Sasaran konsumen atau pengunjung secara umumnya adalah seluruh
wisatawan asing dan domestik sedang secara khusus adalah masyarakat kota
Solo sendiri.
2) Seluruh masyarakat kota Solo dan para wisatawan asing/domestik.
E. PENGERTIAN JUDUL
Java : Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat
penerintahan ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya.
Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih.
Food : Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya
adalah makanan/masakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 | P a g e
Centre : Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya
adalah pusat/poros. ( wojowasito,1980 )
Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE adalah
pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya disini
adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang bernuansa
JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma dan standarisasi
internasional.
Kesan jawa pada JIFC ini di aplikasikan pada detail intreriornya antara lain pada:
1. Lantai
Tampilan warna-warna soft seperti coklat, magenta, krem, dan warna-warna
soft yang lainya dan pemilihan ornament/tekstur Jawa pada lantai.
2. Tembok
Selain menggunakan bahan beton pada tembok juga digunakan kayu, triplex
dan bambu.
3. Ceiling
Pada atap nuansa Jawa diaplikasikan denan tanpa penggunaan internit
dibiarkan apa adanya hanya memainkan lightingnya saja, seperti pada pendopo pada
umumnya.
F. METODELOGI
Metodologi untuk penulisan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Metodologi Penulisan
a. Metode Observasi
Suatu kegiatan observasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
studi lapangan atau pengamatan, wawancara, studi literatur ( buku, koran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5 | P a g e
majalah) serta media lainnya yang berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai
sehingga mampu untuk meyelesaikan masalah.
b. Analisa
Kegiatan menganalisa data data yang diperoleh dari hasil observasi
disertai pertimbangan dari kajian teori. Setelah mendapatkan hasil analisa,
selanjutnya dibuat alternatif. Pada tahap akhir ditarik sebuah kesimpulan.
2. Sistematika Pembahasan
a. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupaan paparan awal terhadap masalah yang akan
dipecahkan. terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan serta Sasaran.
b. BAB II LANDASAN TEORI DAN STUDI LAPANGAN
Landasan Teori berisikan kajian teori mengenai perencanaan dan
perancangan sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan. Sumber kajian
berasal dari buku, majalah , koran serta media media lain yang relevan serta
mendukung teori dalam pemecahan masalah yang dihadapi.
Studi Lapangan merupakan laporan hasil observasi langsung dari
lapangan.Laporan serta data data hasil studi lapangan ini akan digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk melakukan analisa
c. BAB III ANALISA
Merupakan analisa berdasarkan hasil kajian teori serta data data dari
observasi di lapangan.Hasil analisa ini merupakan dasar dari konsep perencanaan
dan perancangan yang ingin dicapai.
d. BAB IV KESIMPULAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6 | P a g e
Berisi kesimpulan dari hasil analisa yang merupakan konsep dari
perencanan dan perancangan yang akan dilaksanakan.
G. MANFAAT
Manfaat dari perancangan Java International Food Center ini adalah :
1. Bagi disainer penelitian ini bermanfaat untuk membantu disainer dalam melakukan
perancangan interior, dan dapat mempermudah dalam menganalisa permasalahan
yang ada sebelum melangkah dalam perancangan dan perencanaan proyek yang
sebenarnya.
2. Bagi masyarakat dapat berguna untuk menambah pengetahauan dan pandangan
mengenai hal yang berkaitan interior, sehingga mereka dapat ikut berperan serta dan
berpendapat dalam usaha perancangan food center.
3. Bagi dunia pendidikan dapat bermanfaat sebagai penambah ilmu pengetahuan, dan
wawasan bagi para pengajar maupun mahasiswanya terutama dalam
bidang arsitektur ataupun interior.
H. SKEMA POLA PIKIR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7 | P a g e
Bagan 1. Skema Pola Pikir.
I. IDE GAGASAN
Ide / Gagasan
Kajian Teori Permasalahan Data Lapangan
Asumsi perancangan Analisa Norma desain
Alternatif Desain
Kesimpulan Desain
Penerapan desain
Perancangan
Obyek perancangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8 | P a g e
Ide gagasan dari Java International Food Center adalah Jawa sebagai gagasan
umumnya dan mengambil ragam hias dan aspek suasana dari Keraton Mangkunegaran
Surakarta sebagai ide gagasan pada intinya.
Bagan 2. Skema Ide Gagasan.
BAB II
JAWA
SOLO JOGJA
MANGKUNEGARAN
RAGAM HIAS DAN ASPEK
SUASANA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9 | P a g e
TINJAUAN TENTANG JAVA INTRNASIONAL FOOD CENTRE
A. PENGERTIAN UMUM TENTANG JIFC Java Di Indonesia dikenal dengan nama jawa yaitu nama salah satu
pulau di Indonesia yang beriklim tropis. Internasional Kumpulan dari dua Negara atau lebih.
Food Istilah bahasa inggris yang artinya dalam bahasa Indonesia
adalah makanan.
Centre Istilah bahasa inggris yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah pusat/tengah
B. AKTIVITAS DAN KEBUTUHAN RUANG
Tabel 1. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
C. FUNGSI DAN PERENCANAAN INTERIOR
1. FASILITAS UTAMA :
a. RESTORAN
1) Pengertian Restoran :
a) Resto berasal dari kata “restaurant” yang berarti rumah makan untuk
umum. ( Hoeve Kolokium,Lalita )
Pelaku
Macam Kegiatan
Kebutuhan Ruang
Pengunjung
Mencari informasi Memesan menu atau masakan Memesan tempat duduk membayar Makan/minum Ke toilet Duduk menunggu
Front Desk (resceptionist)
Kasir Resto/coffe shop/fast food Toilet Seating area
Pengelola
Memasak Melayani Membersihkan Administrasi
Dapur Seluruh JIFC
Kantor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10 | P a g e
b) Bahwa sesungguhnya restaurant dapat digolongkan ke dalam pengertian
pertokoan, dimana restoran dalam bentuk apapun merupakan perdagangan
khusus dalam bidang makanan dan minuman.
c) Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang di organisasikan secara
komersial yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik berupa makan
maupun minum.
d) Penggabungan dari beberapa resto dan café dalam satu area akan
memberikan daya tarik yang lebih dari pada berdiri sendiri.
e) Diambil dari bahasa Inggris : restaurant, artinya menurut Webster’s new
world, college dictionary a place where eals can be bought and eaten and
eating house. (suatu tempat dimana makanan dapat dibeli dan dimakan dan
rumah makan)
f) Menurut Marsum WA. Kolokium,Lalita restaurant adalah suatu tepat atau
bangunan yang diorganisasikan secara komersil mennyelenggarakan
pelayanan dengan baik berupa makan maupun minum.
g) Menurut Lawson Kolokium,Lalita restauran adalah suatu bangunan yang
didalamnya terdapat kegiatan memberi atau untuk pelayanan kepada
pengunjung atau langganan.
h) Restoran adalah rumah makan. KBBI edisi ke 2 hal 838.
2) Tinjauan umum restoran
a) Sejarah restoran :
Pertama kali muncul di Denmark pada tahun 12000 SM ruangan
dapur besar suku bangsa Denmark yang digunakan untuk memasak dan
menyiapkan hidangan bagi sekelompok orang guna menikmati hidangan
secara bersama-sama. Tahun 4000 SM berdiri cabaret pertama yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11 | P a g e
digunakan untuk menjual minuman keras, kemudian tumbuh dan
berkembang.
Tahun 1200 SM di London terdapat beberapa warung yang
menyediakan makanan matang untuk dibawa pulang dan 200 tahun
kemudian warung-warung berkebang menjadi restoran dengan fasilitas dan
pelayanan yang semakin meningkat.
Pada abad 16, ketika Chetrine Dere Eideis menikah dengan Henry
II, ia membawa juru masak dari Italia untuk memperbaiki keahlian
memasak di lingkungan istana. Begitu juga Oliver de Serres, dia
membawa perubahan dalam seni pengolahan makanan kepada staff para
ahli masak Raja Louis XIV.
Tahun 1765 onsier Boulanger membuka restoran soup di kota
bertuliskan “ venite admes ons qui stomacho laboratoratis el egao
restaurabu vos “ yang artinya datanglah anda semua kepada saya, bagi
perutnya keroncongan karena lapar saya akan memulihkan kondisi anda.
Tulisan ini mampu menarik perhatian orang-orang yang lewat untuk
masuk ke restoran soupnya yang diberi nama “ le restayrant divin”
b) Tujuan restoran
Dari berbagai penjelasan tentang pengertian restoran, terdapat
empat aspek dasar keberadaan restoran, antara lain :
(1) Perdagangan, keperluan yang terutama dari bangunan adalah
penjualan dan pelayanan kepada pelanggan dari jenis produknya.
(2) Keuangan, kelancaran dari belangsungnya kegiatan merupakan
perputaran dari biaya penanaman modal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 | P a g e
(3) Kedudukan, pengoperasian yang utama adalah menyajikan
berbagai jenis makanan dan penapilan suasana ruang restoran.
(4) Kepraktisan, penyusunannya menarik perhatian, penyajian dan
pelayanan dari jenis usaha tersebut diharapkan dapat memberikan
kepuasan.
c) Klasifikasi restoran
Pengklasifikasian jenis-jenis restoran ini berdasarkan 4 unsur yang
memegang peranan utama, yaitu :
1) Jumlah konsumen/orang
(a) Restoran kecil
1) Kurang dari 10 orang.
2) Perorangan.
(b) Restoran sedang
1) Antara 10-30 orang
2) Perorangan
3) Kolektif
(c) Restoran besar
1) Lebih dari 30 orang
2) Kolektif
2) System pelayanan
(a) Sistem pelayanan dan jenis masakan menurut Lawson 1973:31
1) Snack bar service
Terbatas pada makanan dan minuman yang disediakan
di etalase dan dibawa pembeli ke meja atau makan di bar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13 | P a g e
Konsep dari snack bar ini dikembangkan untuk diadaptasi pada
situasi yang berbeda-beda, yaitu :
a) Public bar catering
b) Sandwich bar catering
c) Coffe bar
2) Self service cafeteria
Self service menyediakan berbagai keuntungan antara
lain :
a) Efisiensi tenaga pelayanan.
b) Pelayanan terhadap pesanan pengunjung yang datang
bersamaan dapat dipercepat.
c) Mudah untuk memilih makanan dan counter service jadi
alat untuk memamerkan makanan.
Dan kerugiannya adalah ruang yang dibutuhkan dan
sirkulasi cukup besar.
3) Counter service
Menyediakan pilihan makanan yang lebih beragam dan
lebih mahal yang telah siap dihadapan pengunjung untuk
dipesan. Tujuannya untuk menghemat tenaga pegawai serta
tidak memerlukan dapur luas, karena bahan-bahan makanannya
telah disiapkan terlebih dahulu.
4) Coffee shop service
Coffee shop pada umumnya menyediakan pelayanan
pada meja dengan berbagai pilihan makan ringan dan minuman
yang diantarkan dengan berbagai pilihan makanan ringan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14 | P a g e
minuman yang diantarkan dengan menggunakan trolley. Coffee
shop termasuk dalam pelayanan cepat, Dimana kegiatannya
dimulai dari pagi hingga malam hari, atau bahkan di buka 24
jam.
5) Buttery bar service
Jenis ini adalah pengembangan dari konsep counter
service. Restoran ini dibuka satu atau dua kali dalam sehari
pada waktu siang dan malam hari. Pada buttery bar, makanan
dapat diambil pada meja pelayanan tapi umumnya diantar ke
meja.
6) Speciality restaurant
Dalam speciality restaurant ditekankan pada :
a) Gaya penyiapan dan penyiapan makanan yang diambil dari
karakter suatu daerah tertentu.
b) Spesialisasi pada bahan makanannya.
Perancangannya disesuaikan dengan ke-spesial-an
restoran tersebut.
7) Traditional restaurant
Masakan pada traditional restaurant disajikan dari
dapur ke meja pengunjung oleh pelayan. Meja-meja ditata
menyebar dengan kapasitas untuk berdua, berempat atau
kelompok yang lebih besar.
Ragam dari masakan yang disediakan biasanya sangat
banyak dan dapurnya besar walaupun sebenarnya dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15 | P a g e
dihemat dengan menyederhanakan metode penyiapan masakan
dan pemilihan peralatan.
8) Banquet service
Adapun syaratnya sebagai berikut :
a) Fleksibilitas tata ruang pada ruang makan.
b) Kemampuan untuk menampung dan melayani pengunjung
yang datang dalam jumlah besar pada saat yang sama.
c) Memiliki akustik, pencahayaan, air conditioning yang baik.
d) Peralatan khusus untuk menyediakan makanan dan
minuman secara cepat dan baik.
9) Entertainment dinning
Restoran sekaligus tempat hiburan. Interior ruangan
diancang untuk menciptakan suasana tertentu dengan
menggunakan kombinasi dari tata letak kursi dan meja, lampu,
warna dan dekorasi. Kursi dan meja ditata secara berkelompok
untuk menjaga privasi. Penyediaan perlengkapan untuk
hiburan, termasuk panggung dan dance floor, akan berpengaruh
pada tata letak furniture. Data juga disediakan lantai
mezzanine.
10) International restaurant
International memiliki mutu dan kualitas tinggi dalam
pengelolaannya, sehingga pada proses pengolahan dan
penyiapan makanan serta pemilihan bahan dan
penyimpanannya, kesemuannya harus memperhatikan standar
kesehatan (hygienis) demikian juga dengan sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16 | P a g e
manajemennya yang harus terkoordinir dengan baik.
International restaurant dilihat dari :
a) Internasional dalam jenis menu
Menu-menu yang disajikan adalah menu-menu dari
bebagai manca negara.
b) Internasional dalam sistem pelayanan
Menetapkan standar pelayanan bagi pengunjung
sama setingkat seperti pelayanan hotel berbintang lima
(standar internasional) sehingga para pelayan restoran ini
pun tidak sembarangan, melainkan harus mengikuti training
terlebih dahulu untuk bisa memberikan pelayanan yang
maksimal bagi kepuasan pengunjung. Pada umumnya
bentuk pelayanan restoran internasional membutuhkan
cukup banyak pelayan untuk melayani pengunjung.
c) Internasional dalam besaran skala kapasitas pengunjung
Dilihat dari bentuk restoran yang tentu saja harus
berskala besar untuk menampung banyak pengunjung
sekaligus dalam saat yang besamaan. Biasanya restoran ini
juga meiliki fungsi ganda sekaligus tepat untuk
mengadakan pesta / pertemuan, dll.
d) Internasional dalam kualitas
Memiliki kualitas tinggi pengelolaannya. Sehingga
pada proses pengolahan dan penyiapan makanan serta
pemilihan bahan dan penyimpanannya, kesemuannya harus
memperhatikan standar kesehatan (hygienis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17 | P a g e
Pada umumnya restoran semacam ini menyediakan
hiburan bagi pengunjung untuk pengelolaan restoran seperti ini
memiliki sistem manajemen yang terkoordinir.
(b) Sistem pelayanan dasar restoran menurut Marum WA, yaitu:
1) Table service
Table service adalah suatu pelayanan makanan diatas
meja. Jenis pelayanan banyak ragamnya yang besifat resmi
hingga tidak resmi. Jenis pelayanan yang ditawarkan akan
ditentukan oleh jenis menu yang ada dengan keahlian dan
keterampilan karyawan dalam penyajian, suasana dan
keeksklusifannya serta pangsa pasar yang akan diraih.
Macam-macam table service:
a) English service/Family service
English service/familiy service dapat juga disebut
butler-style service. Kekhasan yang menonjol dari
pelayanan ini adalah bahwa makanan sudah dipersiapkan
dan dibawa ke meja dengan serving platters atau serving
bowls. Host yang bertanggung jawab (incharge) pada
pelayanan, host/waiters yang memotong daging, mengatur
hidangan di piring, kemudian mengedarkan hidangan itu di
piring, kemudian mengedarkan hidangan tersebut kesemua
atau hanya mengambil sendiri. (Menurut team BPLP
1993:32)
b) French service
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18 | P a g e
Sifatnya formal dengan pelayaran mewah
penyajiannya dengan kereta dorong (gueridon).
Penyajiannya:
(1) Captain waiter menyerahkan learan order kepada waiter
kemudian ke juru masak agar menyiapkan bahan
mentah / setengah jadi.
(2) Captain waiter memasak, mengatur ke piring panas,
memberi garnish dan menata hidangan hingga siap di
hidangan.
(3) Setelah makanan disajikan pada piring panas, segera
dihidangkan ke tamu oleh waiter dari sebelah kanan
pelanggan dengan tangan kanan.
(4) Clear up peralatan makan dilakukan dari sebelah kanan
tamu kecuali untuk B & B plate, finger bowl dan salad
bowl diambil dari sebelah kiri dengan tangan kiri.
(5) Service semua minuman dari sebelah kanan dengan
sedangkan tangan kiri membawa nampan.
(6) Clean up gelas dari sebelah kanan dengan tangan kanan
(Soekresno, Manajemen Food & Beverage Service
Hotel. Kolokium,Lalita)
c) Russian service
Merupakan modifikasi dari French service.
Penyajiannya :
(1) Menggunakan dinner plate kosong yang sudah
dipanaskan dan dibawa oleh pramusaji dan diletakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19 | P a g e
diatas meja dan sebelah kamar pemesanan dengan
tangan kanan.
(2) Makanan yang telah siap, dibawa oleh pramusaji dari
dapur ke side stand dengan menggunakan piring oval.
(3) Pramusaji membawa makanan yang disajikan dalam
piring oval dengan tangan kiri. Sementara tangan kanan
membawa sevice set untuk menyajikan.
(4) Clear up peralatan akan dan minum dilakukan dari
sebelah kanan dengan tangan kanan.
d) American atau plate service
Biasa digunakan di amerika, pemorsian makanan
sudah dilakukan waktu di dapur. Para pelayan mengambil
makanan di piring yang sudah diporsi tersebut lalu disajikan
kepada tamu. Jenis pelayanan ini mudah dan praktis, tidak
melibatkan banyak personil dan tidak memerlukan banyak
tempat yang luas. American atau plate service data
digunakan ada restoran yang berskala kecil, sedang dan
besar. (Martinus A. Kolokium,Lalita)
2) Counter service
Suatu sistem pelayanan restoran dimana para tamu yang
datang terus duduk di counter. Apabila makanan dan minuman
yang dipesannya sudah siap makan akan disajikan kepada tamu
di atas counter oleh waiter, waitress atau oleh juru masaknya
sendiri.
3) Formal restoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20 | P a g e
Industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola
secara komersial dan professional dengan ciri pelayanan uang
eksklusif. Ciri-cirinya adalah :
(a) Pelanggan diterima dengan system pemesanan tempat telebih
dahulu.
(b) Pelanggan yang datang biasanya datang dengan pakaian yang
formal.
(c) Menu yang disediakan adalah menu-menu klasik / menu spesial
eropa.
(d) System yang dipakai adalah Russian service French service atau
modifikasi dari kedua table service tersebut.
(e) Disediakan ruangan cocktail selain ruangan jamuan makan.
(f) Pelayanan untuk makan malam atau makan siang.
(g) Menyediakan berbagai minuman bar secara lengkap.
(h) Hiburan life music dan dance floor dengan suasana yang eksklusif.
(i) Harga relative tinggi dibandingkan dengan restoran informal.
(j) Penataan bangku dan kursi lebih luas untuk dapat dilewati
gueridon.
(k) Tenaga relative lebih banyak, satu pramusaji untuk melayani 4-8
pelanggan.
(l) Contohnya antara lain : members restaurant, super club, main
dining room, executive restaurant, dll.
4) Informal restoran
Industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola
secara komersial dan profesional dengan lebih mengutamakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21 | P a g e
kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih
berganti pelanggan.
Ciri-cirinya adalah :
(a) Harga relative murah.
(b) Penerimaan pelanggan tanpa pemesanan tempat.
(c) Pakaian yang digunakan para pelanggan biasanya tidak formal.
(d) System penyajiaannya menggunakan American service, bahkan self
service ataupun counter service.
(e) Tidak menyediakan life music.
(f) Penatan meja dan kursi cukup rapat.
(g) Daftar menu oleh pramusaji tidak di presentasikan keadaan tamu
atau pelanggan namun diamang di counter / langsung di setiap
meja makan untuk mepercepat proses pelayanan.
(h) Membatasi menu kepada menu yang relative cepat selesai dimasak.
(i) Tenaga yang digunakan relative standar, satu orang pramusaji
untuk melayani 12-16 pelanggan.
(j) Contohnya adalah : café, fast food restaurant.
5) Jenis menu
Ada beberapa jenis menu yang dipergunakan di dalam
restaurant antara lain :
(a) Ala carte’
A la carte’ adalah daftar makanan di dalam menu yang
mana masing-masing jenis makanan dapat diorder, dipersiapkan
dan diberi harga yang terpisah. Pada jenis menu seperti ini tersedia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22 | P a g e
daftar makanan yang dari makanan pembangkit selera, makanan
utama, dan makanan penutup dan juga jenis-jenis minuman
lainnya. (Dennis R & Jhon A, Kolokium,Lalita)
(b) Table d’ hote
Table d’ hote adalah makanan dengan harga tetap. Suatu
makan lengkap yang digambarkan sebagai satu set menu. Sebagai
perbandingan adalah bahwa menu ala carte’ harganya permasing-
masing makanan yang dipesan. Pada table d hote’ ini satu set
lengkap makanan. Dimulai dari makanan pembuka, makanan
utama dan makanan penutup. Dari masing-masing bagian tersebut,
terdapat beberapa pilihan hidangan, biasanya ada tiga atau empat
macam hidangan. Tamu dapat memilih masing-masing kelompok
dari table d hote’ menu tersebut.
(c) Set menu
Set menu adalah menu pilihan yang biasanya bukan untuk
diner, hanya menawarkan sedikit pilihan set menu biasanya
diadakan pada
(d) Plate de Jour / Special to Day
Plate de Jour / Special to Day adalah menu yang disediakan
oleh restaurant sebagai menu utama pada hari itu. Jenis hidangan
ini tidak tercantum dalam menu pada setiap harinya. Hal ini
bertujuan untuk menimbulkan suasana baru dan menghilangkan
rasa bosan tamu terhadap menu-menu yang ada.
(e) Buffet menu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23 | P a g e
Daftar beberapa paket makanan dipilih. Setiap paket terdiri
dari beberapa macam appetizer, satu atau dua macam soup,
beberapa macam main course dan beberapa dessert. Makanan
disajikan diatas meja panjang dengan dekorasi menarik dan para
tamu dipersilahkan mengambil sendiri makanan yang disukai,
harga yang dikenakan dihitung rata-rata per orang tanpa
memperhitungkan banyak sedikitnya porsi makanan yang diambil.
d) Standar Operasional Pelayanan
COSTUMER
PROCESS
COSTUMER
PROCESS
COSTUMER
PROCESS
DECISION OPENING PURCHASING &
PREPARIN STORING & ISSUING
ARRIVING GRETING SCO G
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24 | P a g e
Bagan 3. Skema Standar Operasional Pelayanan
e) Pelaku Kegiatan
(1) Pengunjung / Tamu
Ada beberapa macam pengunjung / tamu dalam restoran, yaitu :
(a) On a Budget (Budgeting Guest) yaitu tamu dengan uang pas-pasan.
(b) On a Diet (Dieting Guest), yaitu tamu yang sedang diet baik
disebabkan penyakit ataupun karena sebab lain.
(c) The Hurried Guest, yaitu tamu yang terburu-buru dan hanya
mempunyai sedikit waktu untuk makan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25 | P a g e
(d) The Guest Hwo Is Alone, tamu yang dating sendiri / Kesepian.
(e) The Undecided Guest, yaitu tamu yang segan-segan menentukan
pilihannya, karena merasa tidak yakin apa yang akan dipesan.
(f) Young Couples Guest, yaitu pasangan tamu yang masih muda.
(g) Fixed Couples Guest, yaitu pasangan campuran dimana umurnya
tidak sama dan dari tingkatan yang berbeda.
(h) Mature Couples, yaitu pasangan tamu yang umurnya sudah tua.
(i) Female Guest, yaitu tamu wanita dan biasanya macam-macam
kesukaannya. Pada dasarnya tamu wanita tamu wanita terbagi
menjasi 3 golongan menurut kesukaannya : Slim Girl, Tailored
Girl, frill/Fancy Girl.
(j) Ma’e guest, yaitu tamu laki-laki.
(k) Not Hungry Guest, yaitu tamu yang tidak begitu lapar.
(l) The Timed or Unsure Guest, yaitu tamu yang malu atau kesepian.
(m) The Druken or Slightly Old Guest, yaitu tamu pemabuk.
(n) Over familiar Guest, yaitu tamu yang terlalu familiar.
(o) The Gruff Guest, yaitu tamu yang kasar.
(p) The Noisy Trouble Maker, yaitu tamu yang suka membuat
keributan.
(q) The Blind Guest, yaitu tamu yang buta.
(r) The Handicaped Guest, yaitu tamu yang cacat.
(s) The Late Customer, yaitu tamu langganan yang dating terlalu
terakhir.
(t) The Early Customer, yaitu tamu langganan yang datang terlalu
awal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26 | P a g e
(u) Guest With Children, yaitu tamu-tamu bersama anak-anak.
(v) Animals Pets, yaitu binatang kesayangan.
(Marsum WA, Kolokium,Lalita)
(2) Pengelola
(a) Restaurant Manager, memimpin kegiatan dan bertanggung jawab
atas kelancaran operasional restoran secara keseluruhan.
(b) Head Waiter, bekerja sama dan membantu pekerja Manager dan
bertindak mewakili manager apabila berhalangan hadir.
(c) Captain, mengawasi dan membagi tugas pengoperasian kepada
para waiter serta memimpin para Waiters melakukan tugas
penyajian makanan dan minuman secara baik, benar dan
professional.
(d) Bartender, mengelola area pengoperasian bar mulai dari persiapan,
penyajian minuman, pengiventarisan stok dan peralatan sampai
dengan pembersihan.
(e) Cashier, mengelola area kasir, menerima pembayaran,
pengembaian uang, mencatat transaksi, meneliti dan membuat
laporan.
(f) Greeter, menerima dan mencatat pemesanan tempat serta
memasang tanda pada meja yang telah dipesan. Menyambut
kedatangan pelanggan dan membantu memilihkan tempat duduk
serta melayani pelanggan, kemudian menginformasikannya kepada
Captain.
(g) Waiter, mengatur layout dan seting meja makan, melayani
pelanggan serta melakukan tugas operasional yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27 | P a g e
(h) Operator, mengelola kegiatan operasional sehubungan dengan
sound system.
(i) Lighting Man, mengatur kegiatan operasional pencahayaan,
mengganti dan memperbaiki lampu serta membuat laporan secara
berkala.
(j) Housmen, menjaga kebersihan area restoran dan area service,
menyiapkan meja dan kursi yang tidak di pakai di gudang serta
melakukan pengecekan apabila ada kerusakan dan mengirimnya ke
bagian perbaikan, membuat laporan secara berkala.
(k) Chef de Partie, bertanggung jawab pengoperasian dapur restoran
kepada executive chef dan bekerja sama dengan head waiter dalam
pengawasan dan pengendalian staf service maupun staf produksi.
(l) Assistant chef de Partie, membantu tugas chef de partied an
menggantikan fungsi chef de partie pada saat tidak di tempat.
(m) Cook, mengontrol, mengatur, mengolah makanan sesuai order.
(n) Assistant Cook, membantu tugas cook.
(o) Steward Supervisor, memimpin bekerja sama dengan dishwasher
dalam melakukan tugas menyediakan, merawat, dan menyimpan
peralatan restoran.
(p) Diswasher, membersihkan dan menjaga area dapur serta
menyediakan peralatan yang diperlukan.
f) Standar tata ruang
Tata ruang restoran sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang
memadai agar dapat memberikan dukungan pengelola maupun pengunjung
dalam melakukan aktivitasnya. Tata ruang restoran dirancang sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28 | P a g e
dengan mempertimbangkan aktivitas atau siklus kegiatan operasional
mulai dari penerimaan sampai penyajian.
(1) Komponen Utama Restoran
(a) Restaurant Area
(b) Kitchen Area
(c) Area bar
(d) Steward Area
(e) Parking Area
(f) Employee Area
(g) Store Room
(h) Garbage Area
(i) Toilet
(j) Area Ibadah
(2) Persyaratan Ruang Restoran
(a) Ruang Depan (Front Area)
Ruang depan adalah ruang-ruang yang mempunyai fungsi
dan kegiatan yang diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai
daerah pelayanan, seperti restoran, bar, cooktail louge, ruang
parkir, tempat ibadah, dan lain sebagainya.
Persyaratan ruang restoran meliputi :
1) Luas area memenuhi standar.
2) Penyekat antara restoran dan dapur tahan terhadap api.
3) Tersedianya pintu dan tangga darurat.
4) Terpasang alat deteksi kebakaran
5) Pintu masuk pelanggan terpisah dengan pintu masuk pegawai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29 | P a g e
6) Cukup penerangan
7) Sirkulasi udara memadai
8) Bersih, rapi dan memenuhi syarat kesehatan.
9) Lay out ruangan mudah dirubah.
10) Mudah dalam perawatan.
(b) Ruang Belakang (Back Area)
Ruang belakang adalah ruang-ruang yang mempunyai
fungsi dan kegunaan sebagai area penyimpanan, penyiapan,
pengolahan produk makanan dan minuman yang mana ditentukan
oleh perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk kain
disekelilingnya.
(3) Pedoman furniture
Karena desain dari perabot merupakan satu usaha kreatif yang
giat, pemilihan, penyusunan atau grouping ini sedikit keselarasan
disamping keindahan satu desain ruang. (Dorothy S. Devan,
Kolokium,Lalita)
Adapun furniture yang uimum digunakan pada ruang makan adalah
(a) Meja dan kursi makan
Yaitu meja dan kursi makan yang disediakan untuk tamu
yang dating berkunjung. Contoh ukuran meja dan kursi makan
sebagai berikut :
1) Bentuk dan Ukuran Meja dan Kursi
Bentuk dan ukuran meja empat sisi (Sumber: Soekresno,
Kolokium,Lalita)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30 | P a g e
Bentuk dan ukuran meja bundar (Sumber: Soekarno,
Kolokium,Lalita)
Bentuk Meja dan Sofa Bar (Sumber: Soekresno,
Kolokium,Lalita)
a) Untuk ditempatkan di ruang tunggu atau untuk ditempatkan
di cocktail lounge area berfungsi hanya untuk pelayanan
minum saja.
b) Untuk dipakai 4 s/d 6 pelanggan, bukan untuk meja makan.
Meja dan Kursi Restoran Informal (Sumber: Soekresno,
Kolokium,Lalita)
c) Meja ini dipakai untuk tempat makan dan minum di
restoran informal.
d) Untuk 4 orang
e) Panjang meja 1200 mm
f) Lebar meja 700 mm
g) Tempat duduk lain yang membelakangi di rapatkan seperti
gambar
h) Penyajian makan dan minum dari samping kanan dan kiri
meja. (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita)
2) Tata letak Meja dan Kursi (Sumber: Soekresno,
Kolokium,Lalita)
a) Jalur pelayanan
b) Antara tempat duduk yang satu dengan yang membelakangi
merupakan gang atau disebut jalur pelayanan dengan jarak
1350 mm, panjang meja untuk dua pengunjung 850 mm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31 | P a g e
c) Tinggi kursi keseluruhan sampai dengan sandaran 900 mm.
d) Tinggi kursi keseluruhan sampai bagian yang diduduki 450
mm.
e) Panjang dan lebar kaki kursi 450x450 mm.
f) Tinggi meja makan 730 mm.
g) Luas meja relative, dapat disesuaikan dengan banyak atau
sedikitnya jumlah tempat duduk.
h) Jarak kursi satu dengan yang membelakangi 1350 mm
sebagai jalur 2 pramusaji atau 900 mm untuk 1 pramusaji.
i) Pergeseran maju mundur kursi antara 100-200 mm untuk
kebutuhan duduk.
j) Pergeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm.
Meja Kotak dengan Tata Letak Simetris (Sumber:
Soekresno, Kolokium,Lalita)
a) Jumlah tempat duduk 24 kursi
b) Luas ruangan 35 , panjang : 7500mm, lebar: 4600mm
c) Luas meja 0, 72
d) Luas kursi 0, 20
e) Kepadatan 1,4 pertamu termasuk jalur pelayanan pramusaji
Meja Kotak dengan Tata Letak Diagonal (Sumber:
Soekresno, Kolokium,Lalita)
a) Jumlah tempat duduk 24 kursi
b) Luas ruangan 27 , panjang: 7500 mm, lebar: 3600 mm
c) Luas meja 0,72
d) Luas kursi 0,20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32 | P a g e
e) Kepadatan 0,92 pertamu termasuk jalur pelayanan
pramusaji
Meja Bundar dengan Tata Letak Diagonal (Sumber:
Soekresno, Kolokium,Lalita)
a) Jumlah tempat duduk 24 kursi
b) Luas ruangan 18,81 , panjang: 6000mm, lebar: 3300mm
c) Diameter meja 900mm
d) Luas kursdi 0,20
e) Kepadatan 0,82 pertamu termasuk jalur pelayanan
pramusaji
Meja Panjang (Sumber: Soekresno, Kolokium,Lalita)
a) Jumlah tempat duduk 10 kursi
b) Luas ruangan 8,57 , panjang: 3650mm, lebar: 800mm
c) Luas kursi 0,20
d) Kepadatan 0,86 pertamu termasuk jalur pelayanan
pramusaji
e) Untuk meja dan orang kepadatannya 1,1 pertamu
Jarak Antar Meja Empat Sisi (Sumber: Soekarso,
Kolokium,Lalita)
a) Jumlah tempat duduk 28 kursi
b) Luas ruangan 21,28
c) Kepadatan 0,76 pertamu termasuk jalur pelayanan
pramusaji
d) Dengan jalur pelayanan utama dan jalur kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33 | P a g e
e) Jarak tempat duduk yang saling membelakangi 900mm.
(Sumber:Soekresno, Kolokium,Lalita)
Jarak Antar Meja Bundar (Sumber: Soekresno,
Kolokium,Lalita)
a) Jumlah tempat duduk 50 kursi
b) Diameter meja 1550 mm untuk 10 tempat duduk
c) Jarak tempat duduk yang saling membelakangi 900mm
sebagai jalur pelayanan
d) Luas ruangan 48,8
e) Kepadatan 0,98 pertamu pelayanan pramusaji
3) Bar Counter dan Bar Stool
Bar Counter adalah kursi khusus ditempatkan di muka
bar counter, kursi tinggi dan dapat diputar. Bar stool adalah
meja penyekat antara working area dengan guest star.
Bar Conter
Tinggi : 1100mm
Lebar : 500 mmm
Bar Stool
Tinggi Keseluruhan :1150mm
Tinggi sampai alas duduk : 800 years
Tinggi sandaran duduk 350mm
Panjang alas duduk : 380 nm
Tampak Samping Bar counter dan Bar Stool (Sumber:
Soekresno, Kolokium,Lalita)
Bar Counter Sempit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34 | P a g e
a) Jalur pelanggan : 600mm
b) Jalur Pelayaan : 2100 mm
c) Jalur Bar Counter pada jalur pengunjng 1300 m
d) Lebar Bar Conter 500mm
D. Tinjauan khusus Java International Food Center.
1. Pengertian Java International Food Center.
Java : Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat
penerintahan ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya.
Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih.
Food : Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya
adalah makanan/masakan.
Centre : Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya
adalah pusat/poros. ( wojowasito,1980 )
Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE adalah
pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya
disini adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang
bernuansa JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma
dan standarisasi intrnasional.
a. Java restaurant
1) Pengertian restoran Jawa
Restoran Jawa atau Java Restaurant biasanya termasuk dengan restoran
tradisional, namun dapat juga menjadi restoran formal. Restoran ini biasanya
mempunyai ciri khas yang terbias tampil secara fisik maupun non fisik.
Bentuk fisik yaitu berupa arsitektur / interior restoran yang penuh dengan
nuansa bentuk arsitektur/interior adat budaya dari Jawa pada khususnys Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35 | P a g e
dan Jogjakarta, sedangkan bentuk nonfisik mencakup dalam hal jenis menunya
yang juga dari resep asli Indonesia. Beragam atau system pelayanan yang
memiliki standar internasional dan biasanya memakai pakaian adat Jawa.
Restoran ini juga memiliki kualitas dan mutu yang tinggi dalam
pengelolaannya. Demikian pula dengan manajemennya yang harus
terkoordinasi dengan baik.
Jadi Restoran Jawa adalah tempat untuk memperdagangkan makanan
dan minuman yang sesuai dengan resep asli Jawa yang didukung dengan
bentuk fisik dan non fisik pada restoran ini.
2) Jenis Masakan yang dijual
Jenis-jenis makanan yang dijual antara lain adalah makanan masakan
Jawa pada umumnya dan pada khususnya makanan khas Solo-Jogja.
3) Cara Pelayanan
Sistem pelayanannya adalah system pelayanan yang memiliki ciri-ciri
antara lain :
(a) Table Service
Table service adalah system pelayanan makanan diatas meja. Jenis
pelayanan banyak ragamnya yang bersifat resmi hingga tidak resmi. Jenis
pelayanan yang ditawarkan akan ditantukan oleh jenis menu yang ada
dengan keahlian dan ketrampilan karyawan dalam penyajian, suasana dan
keeklusivannya serta pangsa pasar yang akan diraih (Marsum WA).
(b) Dengan memberikan pakaian khas / tradisional Jawa kepada seluruh
pelayan.
(c) Pada saat pengunjung yang datang selesai memesan makanan, pelayan
kemudian memberikan makanan ringan khas Jawa, sehingga sementara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36 | P a g e
menunggu makanan datang pengunjung dapat menikmati dan mencoba
makanan ringan khas Jawa.
(d) Kecepatan dan kesigapan dalam melayani.
(e) Cara penyajian makanan dengan khas Jawa.
4) Interior Restoran Jawa
Dasar arsitektur / interior Jawa banyak terdapat pada bentuk arsitektur
/interior pada rumah-rumah Jawa atau yang lebih dikenal dengan JOGLO.
Menentukan tema dari restoran dimaksudkan untuk menciptakan atau
menghasilkan suatu ilusi yang diinginkan dengan cara mengungkapkan
penampilan tertentu di dalam desainnya. Hal ini mempunyai hubungan erat
dengan corak dan desain interiornya, sehingga dengan mudah ditangkap
maknanya oleh pengunjung /tamu.
Desain interior Restoran Jawa adalah perkembangan dari temanya
yaitu dengan mengungkapkan penampilan interiornya melalui penggambaran
suasana yang sangat kental dari budaya Jawa.
5) Factor-faktor Pembentuk Interior Indonesia
(a) Lantai
Lantai berfungsi sebagai bidang dasar yang digunakan untuk
aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan di atasnya dan sebagai alas
dari suatu ruang.
Konstruksi lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai
dipasang . bagaimana menempel pada dasaran lantai sehingga tidak
menimbulkan kelembaban atau menimbulkan panas yang berlebihan dan
sebagainya.
Macam letak lantai :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37 | P a g e
1) Basement
Untuk menghindari pecahan akibat lantai melengkung, maka
digunakan tulangan tegak lurus arah pecah. Sisi bawah tulangan lebih
sedikit daripada atas.
2) Ground Floor
Jika lantai langsung di atas tanah, maka timbul kemungkinan lantai
akan bergelombang. Untuk menghindari hal tersebut, maka dibawah
lantai diberikan pengerasan. Biasanya digunkaan pasir untuk,
meratakan gaya yang tidka sama.
(Drs. Joko Panuwun, Kolokium,Lalita)
Lantai yang digunakan pada Restoran Jawa terbuat dari kayu atau
Parquete, dan menggunakan marmer pada detail-detail yang lain.
(b) Dinding
Dinding sebagai pembatas ruang, baik visual maupun akustik amat
berhubungan dengan pemilihan bahan., sedangkan dinding sebagai
pemikul beban dari atas berhubungan dengan konstruksi / teknik. Dan
sebagai pelindung menghadap alam luar, hal ini sangat penting bagi
kebutuhan keamanan kesehatan di ruang di dalamnya.
Secara konstruksi ada tiga macam dinding yaitu :
1) Dinding pemikul, ialah suatu dinding dimana dinding tersebut
menerima beban atap atau beban lantai, maka dinding berfungsi
sebagai struktur pokok.
2) Dinding penahan adalah suatu dinding yang menahan gaya-gaya
horizontal. Biasanya dibuat untuk menjaga kemungkinan dari pengaruh
air, dingin, tanah dsb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38 | P a g e
3) Dinding pengisi, ialah suatu dinding yang fungsinya mengisi bagian-
bagian diantara struktur pokok.
Dinding pada interior Jawa juga bergama, banyak menggunakan
penutup dinding antara lain gebyok, kayu, bamboo (gedek), kain, dll.
(c) Ceiling
Langit-langit mempunyai fungsi sebagai penutup ruang, juga dapat
dimanfaatkan untuk pengaturan udara panas atau ventilasi, pengaturan
lampu dan elemen-elemen mekanikal (Drs. Joko Panuwun,
Kolokium,Lalita)
Visual dan tampak permukaan pada langit-langit menjadi penting
pada penurunan tinggi ruang atau pada penaikan ceiling (missal pada hall)
Pada ruang pertemuan dan Hall langit-langit yang tinggi dianjurkan, untuk
mengatur penyebaran cahaya dan untuk menghindari kontras cahaya.
Langit-langit haruslah dapat menghindari pemantulan cahaya dari benda-
benda lain missal proyeksidan pencahayaan panggung.
(Fred Lawson Kolokium,Lalita)
Ceiling asli dengan adat Jawa kebanyakan menggunakan kayu dan
mengekpose balok rangka atap.
2. Organisasi Ruang
a. Terpusat
Pusat : suatu ruangan dominan dimana pengelompokan sejumlah ruang
sekunder ditiadakan
b. Linier
Linier : suatu urutan linier dari ruang –ruang yang berulang
c. Radial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39 | P a g e
Radial : sebuah ruang terpusat yang menjadi acuan organisasi-organisasi
ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari.
d. Cluster
Cluster : Ruang-ruang dikelompokkan berdasarkan adanya hubungan atau
bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.
e. Grid
Grid : ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid structural atau grid tiga
dimensi lain.
(francis, D.K. Ching, Kolokium,Lalita)
3. Pola Sirkulasi
Membahas masalah sirkulasi, berarti berkaitan dengan manusia yang terjadi
dalam satu ruang gerak. Gerak manusia dalam ruang melibatkan arah gerak, intensitas
gerak dan jumlah manusia yang bergerak. Unsur-unsur tersebut menentukan bentuk,
dimensi dan proporsi ruang (Widagdo, Kolokium,Lalita)
a. Sirkulasi pelayanan/ staff
Sirkulasi pelayanan harus memperhatikan factor keamanan dan
kenyamanan. Jhon Ormsbee Simond menguraikan bahwa manusia menyukai
pergerakan menuju atau melalui suatu ruang, mengitari atau melewati suatu
obyek. Manusia juga menyukai untuk bergerak dari satu ruang ke ruang lain,
dengan pengalaman perubahan yang berurutan dari satu ruang ke ruang lain.
(1987 hal. 28)
Sirkulasi pelayanan tidak hanya memerhatikan factor kenyamanan tetapi
juga memperhatikan pengaturan atau layout yaitu pengaturan furniture.
Beberapa pola jenis pelayanan yang dikerjakan pelayan /staff di restoran
kepada tamunya, oleh fred Lawson dikemukakan sebagai berikut, circulation for
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40 | P a g e
the staff including arrangements for table service, counter service if used and
service of drinks. (1976 hal. 10)
Lalu lintas atau sirkulasi yang memenuhi syarat, perlu diperhatikan
kebutuhan-kebutuhannya. Dalam suatu bidang horizontal dibutuhkan adanya
sirkulasi yang langsung, aman, sedikt mungkin belokan dan jarak yang pendek
seperti dalam ketentuan perencanaan (Fakultas Teknik Universitas Parahyangan,
1980 hal. 132)
Dengan demikian sirkulasi pelayanan /staff haruslah jelas dan mudah
dicapai. Apabila ada pelayanan oleh staff, maka arah masuk pembeli dan pelayan
di ruang makan harus dipisah jauh dari counter, hal ini untuk menghindari
terjadinya sirkulasi silang.
b. Sirkulasi tamu/pengunjung /customer
Pola sirkulasi pengunjung dalam restoran, seperti yang ada pada setiap
restoran pada umumnya, ditentukan oleh aturan-aturan tertentu yang harus
dipenuhi pengunjung sebelum menikmati hidangan. Aturan-aturan tersebut
mengarahkan pengunjung secara langsung maupun tidak langsung pada suatu
kegiatan yang diperlukan untuk dilakukan secara berurutan. Desain yang baik
tergantung pada perencanaan system pengaturan perlengkapan yang seksama.
Proses dapat dijalankan tanpa sedikit gangguan, mengurangi sirkulasi silang
layanan terdekat dengan keterpaduan kegiatan seerat mungkin.
(Pamudji Suptandar 1982 hal. 53)
Sirkulasi tamu tidaklah jauh berbeda dengan sirkulasi pelayan. Hal ini
dituntut pula system sirkulasi secara langsung, baik lancar dan tidak terganggu
lalu lintas dalam ruang. Sehingga tidak terjadi lagi adanya sirkulasi silang yang
dapat menghambat aktivitas dalam ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41 | P a g e
Dalam kaitannya dengan sirkulasi pelayanan di dalam restoran, Hattrel
menjelaskan bahwa Restaurant circulation must be ale to find his way easily from
entrance to dinning room with lavatories, cloackroom and possibly bar easily
accessible from this route. (Hattrel, 1962 hal. 33).
Tamu harus mudah mencapai ruang makan dari jalan masuk sampai ke
tempat simpan mantel dan minum. Dengan kata lain jalur tersebu tancar untuk
dilalui. Sirkulasi tamu juga dituntut untuk aman, nyaman, serta mudah dicapai.
Menurut Francis d.K. Ching pola dasar sirkulasi dibagi menjadi :
Radial
− Pengunjung dapat
memilih
alternative ruang
yang dituju
− Arah sirkulasi jelas
− sirkulasi monoton karena
setiap ruang kembali ke titik
yang sama
− Pengunjung harus mengerti
arah dan fungsi ruang
Spiral
− Pengunjung
dihadapkan pada
banyaknya
alternative ruang
− Pola sirkulasi jelas
− Sirkulasi dapat melelahkan
pengunjung
− Kurang efektif karena
pengunjung yang akan suatu
ruang di ujung area harus
melewati ruang yang lain
Tabel. 2. Sirkulasi Radial dan Spiral
Jarak Pelayanan dan Sirkulasi (Julius Panero dan Martin Zelnik, 1979 : 226)
Tempat duduk bangket /jarak bersih yang dirrekomendasikan untuk
mendapatkan keleluasaan pribadi secara akustik dan visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42 | P a g e
Gambar 1. Pola Sirkulasi.
Agar sirkulasi tersebut lancar, nyaman, haruslah diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1) Perubahan arah harus diekspresikan dengan jelas.
2) Titik-titik llau lintas yang berkumpul diekspresikan dengan jelas
3) Pengekspresian ketinggian lantai dapat dilakukan dengan perubahan tinggi
langit-langit atau pengolahannya tipe penerangan khusus, atau kemiringan
langit-langit ruang tangga.
4) Penerangan cukup, merupakan keharusan, untuk semua sirkulasi dengan
sendirinya kebutuhan udara jangan dilupakan.
(Sri Purwaningsih, 1985)
Dengan demikian pencapaian dari ruang luar ke ruang dalam hendaknya
mempunyai identitas yang jelas dan pencapaian semacam ini berhubungan erat
dengan system organisasi ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43 | P a g e
Gambar 2. Pola Sirkulasi
Bagan 4. Skema pendekatan sirkulasi pengunjung /tamu/customer (Sri
Purwaningsih Kolokium,Lalita)
c. Surkulasi bahan baku menjadi masakan
Bahan baku untuk makanan dan minuman mempunyai sirkulasi yang
cukup panjang, bahan baku tersebut diolah dari mulai bahan mentah sampai
menjadi masakan yang sudah siap saji.
Disini Fred Lawson mengungkapkannya secara umum, yaitu :
1) Daerah penerimaan barang (receiving area)
Fungsi utama baris pertama bahan baku restoran, bahan bakudatang
dari pasar diturunkan di tempat penurunan barang (loading platform),
pada tempat ini bahan baku makanan diteliti beratnya dan banyaknya,
ME EXIT
AREA TAMU
Ruang Bar
Buffet Self Service
Service Ruang cuci tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44 | P a g e
dinilai kembali berapa yang harus disimpan atau berapa yang akan dikirim
langsung ke kamar potong.
2) Gudang makanan kering ( dry foof storage)
Adalah ruangan yang digunakan untuk menyimpan bahan baku
makanan yang berbentuk makanan kering, bumbu-bumbu. Bahan-bahan ini
berasal dari penyeleksian di ruang penerimaan barang (receiving area),
ruang ini berhawa sejuk tetapi tidak lembab, supaya bahan baku tidak
berjamur dan rusak.
3) Ruang pendingin (refrigerated food storage)
Bahan baku yang berbentuk daging, ikan dan sayur disimpan di
ruang ini supaya tahan lama.
4) Dapur
Bahan baku yang akan diolah diambil dari gudang kering atau
dari ruang pendingin dan pada dapur ini bahan baku diolah pada bagian
pertama (prelimary preparation), dibersihkan, mulai dari potong –
memotong, masak,menggoreng atau memanggang. Setelah masakan selesai
kemudian dikirim pada pengerjaan terakhir ( final food preparations),
menghias makanan dan minuman, juga diteliti kebersihan dan berapa besr
porsinya. Dari sini makanan dikirim ke bagian pelayanan (service) dan
akan menerukan ke pengunjung,
5) Area pelayanan (service area)
Pada bagian ini makanan diletakkan pada bagian counter dan palayan
akan mengambilnya, kemudian dihidangkan pada pengunjung di ruang
makan, jadi pembatas antara ruang makan dan area pelayanan hanya pada
counter saja. Akan lebih jelas lagi dengan skema 2, tahapan kerja mulai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45 | P a g e
bahan baku sampai masakan yang siap dihidangkan kepada pengunjung
yang memesan masakan tersebut (Fred Lawson, 1973, Kolokium,Lalita)
Bagan 5. Skema Sirkulasi Bahan Baku Sampai Menjadi Makanan.
4. Pertimbangan Desain
a. Bentuk
Ciri-ciri visual bentuk dapat dijelaskan memvisualkan sebagai berikut :
1) Wujud adalah ciri-ciri pokok yang menvisualkan bentuk.
Wujud ialah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan dan sisi suatu
bentuk
2) Dimensi adalah panjang, lebar dan tinggi.
Dimensi –dimensi ini memerlukan adanya proporsi.
Daerah Penerimaan
barang
Gudang Makanan kering
Dapur
Ruang pendingin
daging, sayuran dan laut
Pengolahan
Potong-memotong
Memasak, menggoreng
dan Memanggang
Pengunjung Restoran
Bagian Pelayanan Counter
Pekerjaan Terakhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46 | P a g e
3) Warna dan corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu benda atau
bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu
bentuk.
4) Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk, tekstur mepengaruhi baik
perasaan kita pada waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya
menimpa permukaan bentuk tersebut.
5) Posisi adalah letak relative suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau
medan visual.
6) Orientasi adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata
angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya.
7) Intersia Visual adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk
tergantung pada geometrid an orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan
garis pandangan kita. (Ching Francis, D.K. 1996. ARSITEKTUR BENTUK
RUANG DAN SUSUNANNYA, Jakarta : penerbit Erlangga)
b. Unsur-unsur Desain
1) Garis
Garis digunakan untuk meghasilkan arah gerak suatu obyek dan kesan
lebih panjang maupun tinggi tentang obyek tersebut.
a) Garis lurus
Garis yang memberikan kesan dingin, keras, dan lugas. Garis ini
dibedakan menjadi :
(1) Garis vertical, garis ini memberi rasa aktif dan memberikan kesan
mengarah ke atas.
(2) Garis Horizontal, garis ini membawa kesan tenang, mempunyai hubungan
erat dengan bumi, dan memberikan kesan melebar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47 | P a g e
(3) Garis Diagonal, garis ini terasa mengarah kebawah dan ke atas. Dengan
demikian garis ini memberikan kesan hidup dan tidak tenang.
(4) Garis patah-patah, garis ini memberikan kesan keras. Dan kalau
pematahan itu berulang kali terjadi akan timbul kesan ramai.
b) Garis lengkung
Garis lengkung terasa lunak dan memberikan kesan lemah gemulai.
(Fritz Wilkening, Kolokium,Lalita)
2) Motif
Motif merupakan titik tolak atau pangkal dari sebuah pola. Motif
menciptakan suatu kesenian atau tema suatu gambaran.
(RA. Tiwi Bina A & Drs. Sanusi Kolokium,Lalita)
3) Tekstur
Tekstur adalah kasar halusnya permukaan benda atau mater. Tekstur kasar
menimbulkan kesan kuat, maskulin, sedangkan tekstur adalah karakter permukaan
suatu bentuk tekstur mempengaruhi baik perasaan kita pada waktu menyentuh
maupun kualitas pemantulan cahaya.
4) Ruang
Ruang dapat dirasakan dengan adanya jarak antara benda-benda. Ruang
dan bentuk berhubungan karena bentuk terdapat di dalam ruang tetapi sekaligus
membentuk ruang.
c. Warna
Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk, warna
merupakan atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap
lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk yang mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48 | P a g e
memberikan penekanan kontras. Warna mempunyai peranan yang sangat besar dalam
tata ruang, terutama dalam pembentukan suasana keseluruhan dari ruang.
Warna adalah kekuatan yang berpengaruh terhadap manusia dan memberikan
rasa sehat atau rasa lesu. Pengaruh warna terhadap manusia terjadi secara tidak
langsung melalui pengaruh fisiologis. Pengaruh tersebut terjadi secara langsung
melalui kekuatan pengaruh impuls.
Beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh sifat warna :
a) Warna yang hangat dan terang, dari atas kelihatan merangsang kejiwaan dari
samping menghangatkan, mendekatkan, dari bawah meringankan, meningkatkan.
b) Warna yang hangat dan gelap, dari atas tampak menyendiri, anggun, dari samping
melingkari, dari bawah sentuhan dan injakan yang nyaman.
c) Warna yang dingin dan terang, dari atas mengendorkan syaraf, dari samping
menggiring, dari bawah licin, merangsang untuk berjalan.
d) Warna yang dingin dan gelap, dari atas berbahaya, dari samping dingin dan sedih,
dari bawah membebani, menarik ke bawah.
(Ernst Neufert Kolokium,Lalita)
Warna pada suatu ruangan dapat mempengaruhi penerangan dalam ruang dan
suhu dalam ruang, sehingga dalam pemilihan warna yang harus mempertimbangkan
dua hal tersebut, disamping itu warna juga mempengaruhi keadaan psikologi manusia
yang berada dalam ruangan. Berikut ini table efek warna terhadap psikologi manusia
(Sri Purwaningsih, 1987 : 15) dan table karakteristik warna dan efek warna (Joseph
De Chiara, Kolokium,Lalita)
Gb. Tabel efek warna terhadap psikologi pemakai.
Warna Absorbsi
Radiasi
Daya
Pantul
Kesan Psikologis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49 | P a g e
Warna terang
− putih
− hijau kebiruan
− gading
− Biru pastel
− Kuning
kecoklatan
− Abu-abu
Warna sedang
− Biru kehijauan
− Kuning
− Kuning
kecoklatan
− Abu-abu
Warna Tua
− biru
− Coklat
− Hijau
0,5
0,7
0,9
88%
76%
81%
65%
76%
83%
54%
65%
63%
61%
8%
10%
7%
Ringan
Dingin
Gembira, cerah
Formil, mulia
Gembira, cerah
Lembut, formil
Mulia
Gembira, cerah
Gembira, cerah
Lembut, formil
Jauh, mulia
Terang
Segar
Tabel 3. Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai
Setiap warna memberi kesan tersendiri. Perasaan hangat ditimbulkan oleh
warna-warna matahari , diantaranya warna kuning, merah, kuning kemerahan, dan
warna serumpun lainnya. Kesan dingin diperoleh dari warna-warna musim semi
seperti kuning muda, hijau daun muda, merah jambu, dan coklat cerah memberi kesan
hangat dan berjiwa remaja. Warna musim gugur yang bercampur abu-abu dan hitam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50 | P a g e
terasa tenang dan hangat. Kesan lain yang ditimbulkan oleh warna, adalah kesan
menonjol dan menjauh. Kesan dekat dan jauh dapat dimanfaatkan untuk
menimbulkan kesan ruang yang lebih luas atau lebih sempit, menonjolkan atau
mendesakkan dinding, langit-langit, atau perabot.
(Fritz Wilkening. Kolokium,Lalita)
Gb. Tabel karakteristik warna dan efek warna (Joseph De Chiara, 2001 : 1003-1012)
No Kelompok
warna
Karakteristik Efek
1 Merah Hangat, atraktif dalam
memberi semangat,
dramatis
Membuat obyek terlihat
lebih besar, sebagai warna
latar membuat ruang
tampak kecil,
memfokuskan pandangan
2 Orange Hangat, akrab dengan
warna merah dalam
memberi warna lembut.
Sebagai komplemen
atau campuran yang
baik
Ringan, menghangatkan
ruangang yang berkesan
dingin
3 Kuning Hangat, agak semangat,
warna cahaya matahari
Menghamburkan dan
menambah terang dengan
refleksi membuat ruangan
lebih cerah
4 Hijau Dingin, kecuali saat
dicampur dengan
Ruangan tampak lebih
luas, jauh membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51 | P a g e
warna hangat, terang,
segar
suasana rileks.
5 Biru Lebih dingin, warna
penuh cinta, lebih
menekan
Membuat ruangan lebih
luas. Obyek tampak kecil.
Membuat lebih terang
warna kontras
6 Ungu Dingin. Tidak memberi
tekanan
Menambah tekanan ruang,
menghasilkan ketenangan,
suasana tenang jika
digunakan dalam tingkatan
lembut
Table 4. Tabel Karakteristik Warna dan Efek Warna.
d. Prinsip Desain
1) Harmoni dan keselarasan
Suatu bentuk bias dinilai harmonis bila telah menampilkan kesatuan ide.
Dengan demikian setiap unsure mendapatkan tingkat dan nilai dalam rangka
komposisi keseluruhan. Semakin berbeda dan kontras unsure-unsure dalam suatu
bentuk keseluruhan, semakin kuatlah harmoni yang tercapai.
2) Proporsi
Proporasi dan skala mengacu pada hubungan antara bagian dari suatu
desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Hubungan benda-benda
dari berbagai ukuran dengan ruangan menentukan skala. Ukuran dan bentuk
ruangan menentukan jumlah dan ukuran perabotan di dalamnya.
3) Keseimbangan atau balance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52 | P a g e
Menyangkut keteraturan dan menimbulkan ketenangan bobot visual
perabot dan benda-benda di dalam ruang ditentukan oleh ukuran, bentuk, warna
dan tekstur yang harus dipertimbangkan dalam menentukan keseimbangan.
4) Irama
Suatu keteraturan dengan sendirinya sudah merupakan sesuatu yang
monoton dan statis. Dengan memasukkan unsur irama ke dalamnya barulah suatu
rencana kelihatan hidup. Irama dapat dicapai dengan garis yang tidak terputus.,
gradasi, radiasi, pergantian (irama yang dicapai dengan bergantian dan berulang-
ulang ).
e. Tema
Dalam suatu perancangan desain interior, tema memegang peranan penting,
karena dapat memberikan suatu suasana tertentu dan membentuk karakter ruangan
tertentu. Sebuah tema harus dapat menjawab dan memberikan pemecahan bagi
permasalahan desain, sehingga tampilan desain yang menghasilkan dapat memenuhi
tuntutan kegiatan dan fungsi ruang yang sesungguhnya.
Dalam buku Interior Design in the 20 th Century disebutkan bahwa tema yang
sesungguhnya adalah elemen utama yang memberikan arah desain. Elemen itu
mungkin berupa cara untuk memperlakukan isi, elemen tertentu untuk mempengaruhi
ukuran atau cara untuk meningkatkan sirkulasi. Setiap interior yang baik tersusun satu
atau lebih garis, bentuk dan warna yang membangun konsep sebagai temanya. Yang
perlu kita ketahui pula bahwa pada dasarnya tema dalam desain interior terdiri dari
dua bentuk yaitu tema sebagai konsep dan tema sebagai dekoratif tema.
Konsep adalah suatu ide, gagasan, pengertian yang ada didalam pikiran
manusia, betapapun konsep tersebut kecil, belum lengkap ataupun kurang detail,
namun konsep bagaimanapun juga merupakan serangkaian pikiran yang paling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53 | P a g e
pertama dalam suatu proyek. Dapat dikatakan pula bahwa konsep itu adalah suatu
gagasan yang sering muncul secara spontan dan mungkin diterima secara ringkas. Ini
adalah suatu generalisasi yang dilihat dalam mata pikiran secara keseluruhan tanpa
bagian-bagian khususnya.
Dalam konsep desain interior seharusnya dicari sesuatu yang ideal, tetapi
hanya dalam bentuk-bentuk batasan yang dihasilkan dan kenyataan-kenyataan dalam
syarat-syarat program atau tuntutan dari permasalahan-permasalahan rencana ruang
yang ada. Konsep desain interior yang valid tidak dapat muncul jika tidak dari
tuntutan program dan juga dari rencana program yang ada. Sehingga konsep desain
interior yang dapat memenuhi tuntutan dan menjawab permasalahan-permasalahan
ruang adalah konsep interior yang benar. Adapun suatu bahaya yang menganggap
penggunaan tema sebagai pengganti untuk konsep, karena konsep sering dimaksudkan
dan diartikan sebagai tema dekoratif saja. Seperti contohnya dalam tema tropis, tema
ini bisa timbul sebagai akibat dari cerita-cerita klise beragam varietas tanaman yang
menghiasi sudut-sudut ruang interior , batu alam dimana-mana, dinding dari batu
alam. Lantai dengan warna batu alam yang natural.
Klien semacam itu diterapkan dalam suatu ruangan, ketika usaha seseorang
untuk menciptakan kembali suatu suasana tropis daripada untuk membangkitkan
karakteristik yang ada di dalam gagasan tentang sebuah alam tropis tujuan dari konsep
ruang tropis tersebut telah disalah artikan. (Allen Tate & C Ray Smith. Interior
Design in the 20 Century, New york, Harper & Row Publisher).
5. Unsur pembentukan Ruang
a. Lantai
Pengertian atau batasan lantai adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54 | P a g e
1) Lantai merupakan bagian bangunan yang berada di bawah sebagai tempat
yang berjalan.
2) Sebagai pembagi dan batas ruang antar tingkat satu dengan tingkat lainnya.
3) Lantai merupakan bidang datar dan dijadikan sebagai alas dari ruang dimana
aktivitas manusia dilakukan di atasnya dan mempengaruhi sifat atau fungsi
ruang.
Lantai tidak licin dan ekonomis dalam pemasangan maupun perawatan.
Warna yang mengkilat akan memantulkan cahaya, permukaan yang gelap akan
menyerap cahaya dan akan mengkontraskan kecemerlangan yang nantinya
mempengaruhi penglihatan. Demikian juga jika permukaan terlalu terang. Lantai
harus sedikit gelap dari pada dindingkurang lebih 30%. Sebaga contoh linoleum
coklat (12 %) terlalu gelap, marmer putih (50%) terlalu terang. Warna-warna yang
berfariasi untuk setiap ruang sangatlah baik (Pamudji Suptandar. Desain Interior.
1999).
b. Dinding
Dinding adalah bidang datar mementuk ruang-ruang di dalam bangunan.
Sebagai suatu unsure desain, dinding dapat disatukan dengan lantai dan langit-langit
(Joko Panuwun. Kolokium,Lalita)
Sebagai pembatas ruang, dinding dilihat dari segi fisika bangunan mengemban
beberapa fungsi atau kombinasi sebagai berikut.
1) Sebagai pemikul beban di atasnya
2) Sebagai penutup atau pembatas ruangan baik visual maupun akustik
3) Menghadapi alam luar dan ruangan dalam :
a) Radiasi cahaya dan sinar kalor dari matahari
b) Radiasi sumber-sumber kalor dari dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55 | P a g e
c) Isolasi atau penghalang kalor yang datang dari luar
d) Pemeliharaan suhu yang diminta dalam ruangan
e) Perlindungan terhadap hempasan hujan dan kelembaban dari luar
f) Pengatur ventilasi di dalam ruangan
(YB. Mangunwijaya. Kolokium,Lalita)
Dari keterangan di atas bahwa dinding sebagai pembatas ruang, baik visual
maupun akustik amat berhubungan dengan pemilihan bahan. Sedangkan dinding
sebagai pemikul beban dari atas berhubungan dengan konstruksi / teknik. Dan sebagai
pelindung menghadapi alam luar hal ini sangat penting bagi kebutuhan keamanan
kesehatan ruang di dalamnya.
c. Celling
Celling atau plafon berasal dari kata ceil yang berarti melindungi dengan suatu
bahan penyekat antara kain dengan atap sehingga terbentuklah suatu ruang. Celling
adalah bagian dari suatu bangunan, maka ia tidak lepas dari fungsi, bentuk dan
karakter bangunan tersebut (Pamudji Supandar, Kolokium,Lalita). Fungsi celling,
yaitu sebagai berikut :
1) Sebagai bidang penutup, pembatas, pembentuk pada bagian atas ruang.
2) Langit-langit mempengaruhi pembentuk suasana dan karakter ruang
3) Tinggi rendahnya langit-langit memberikan kesan luas dan sempitnya ruangan.
4) Untuk menempatkan titik pencahayaan suatu ruangan
5) Sebagai peredam suara / akustik dengan ditunjang oleh lantai dan dinding. Missal
pada teather, dengan pemasangan bidang-bidang gema dapat meningkatkan
pemantulan yang secara langsung.
6) Merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagai instalasi ducting AC,
kabel listrik, gantungan armature, loundspeaker, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56 | P a g e
Jadi pada dasarnya dengan keterangan di atas fungsi celling tidak begitu berbeda
dengan lantai dan dinding yaitu sebagai pembatas ruang juga yang lebih khusus
adalah fungsi akustik. Selanjutnya metode pembentukan struktur ruang dari langit-
langit, dinding, dan lantai dapat disimpulkan bahwa fungsi dan karakteristiknya
sangat berperan terhadap pemakai
6. Sistem Interior
a. Sistem Pencahayaan
Penerangan / pencahayaan dalam suatu ruang dan terutama pada suatu
public space menjadi suatu persyaratan utama dalam merancang maupun
merencanakan suatu bangunan. Namun jika dalam suatu ruang terjadi terang yang
sangat berlebihan kita menjadi tidak nyaman di dalamnya karena menjadi silau
dan gerah, maka dari itu perlu adanya daerah maksimum dan minimum untuk
melihat dengan sehat dan nyaman.
Sumber pencahayaan dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Pencahayaan alami
Sistem pencahayaan alami ini hanya menghandalkan cahaya matahari saja.
2) Pencahayaan buatan
Sistem pencahayaan seperti ini menggunakan energi listrik dan memakai
lampu, namun adapun pencahayaan buatan tradisional yaitu misalkan
menggunkan lilin, obor, dll.
Untuk mencapai pencahayaan yang diinginkan dalam suatu ruang dapat
dicapai dengan beberapa system yaitu :
a) Direct Ligting (Pencahayaan langsung)
b) Semi Direct lighting ( Pencahayaan semi lansung)
c) General Diffuse Lighting (Pencahayaan menyebar)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57 | P a g e
d) Semi indirect lighting (Pencahayaan semi tidak langsung )
e) Indirect Lighting (Pencahayaan tidak langsung)
Sedangkan untuk metode penyinaran / pencahayaan terdapat beberapa
metode yang mampu memberikan efek-efek tertentu pada pengamat, beberapa
metode pencahayaan tersebut adalah : (Donald e. Hepler, Kolokium,Lalita)
a) General Lighting (Pencahayaan Umum)
Pencahayaan umum dapat dicapai oleh direct lighting atau indirect lighting
untuk penyebaran cahaya. Dapat juga dibentguk oleh lampu-lampu
portable, lampu-lampu plafon atau pencahayaan yang memanjang pada
dinding.
b) Special / local lighting (Pencahayaan local /khusus)
Pencahayaan ini bertugas untuk menciptakan penghamatan atau efek
khusus dari cahaya langsung pada area yang ditonjolkan. Pencahayaan ini
merupakan cahaya yang ditambahkan dari tingkat pencahayaan umum.
c) Decorative lighting
Pencahayaan decorative dipakai untuk suasana dan perhatian khusus
bilamana aktivitas didalam ruang tidak membutuhkan banyak persyaratan
cahaya. Cahaya-cahaya yang cemerlang memberi kesan yang
menggairahkan, tingkat cahayanya yang rendah mengesankan suatu
ketenangan atau kesepian. Pencahayaan decorative berusaha untuk
menciptakan efek-efek yang luar biasa.
Dari tata cara peletakan sumber cahaya terdapat berbagai cara, antara lain :
(Dorothy Stepant Devan, 82-85)
a) Valance Lighting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58 | P a g e
Adalah sumber cahaya yang menempel pada dinding yang mana ia
menyinari langit-langit secara langsung dan sebagian bawah mengenai
dinding. Pemakaian dengan lampu fluorescent dengan instansi di balik
frame.
b) Cornice Lighting
Dapat dipakai untuk memberikan cahaya umum. Pemakaian biasanya
dapat dengan Fluorescent tube yang diletakkan di samping perhiasan
bagian atas dinding (cornice) dengan kedalaman lebih kurang 6 inchi.
Dipasang pada pertemuan antar dinding dan langit-langit. Untuk
menghasilkan pantulan cahaya yang baik permukaan papan dicat dengan
warna putih datar.
c) Cove Lighting
Perletakan sumber cahaya di dekat langit-langit dengan cahaya mengarah
ke atas. Memberikan satu efek yang mengesankan keterbukaan dan
suasana ketenangan. Kualitas cahaya adalah lembut.
d) Brackets lighting.
Tinggi perletakan lebih rendah daripada vaiance dan tidak perlu
berhubungan dengan jendela.
e) Soffit
Soffit adalah pencahayaan yang sering digunakan pada lekukan dinding,
cermin, rak-rak, dll.
f) Recessed Lighting
Pada pencahayaan ini terpasang ke dalam panel peralatan build in dan
perlatan ini berbentuk deretan, silang, seperangkat kotak segi empat pada
dinding atau langit-langit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59 | P a g e
g) Skylight
Skylight adalah atap kaca terbuka dimana akan memberikan cahaya alami
kedalam ruang.
h) Translucent panels
Merupakan suatu rangkaian permukaan yang memantulkan cahaya.
Sumber-sumber tersembunyi di bawah suatu panel, yang mana dapat
terletak pada lantai. Atau langit-langit atau berdiri sendiri (free-standing)
sebagai uniy dekorasi.
i) Track lighting
Efek yang ditimbulkan oleh cahaya ini sama dengan pencahayaan
arsitektural pemasangannya dengan menempatkan lampu-lampu silinder
pada rel yang fleksibel (dapat di ubah-ubah posisinya)
Fungsi pencahayaan buatan pada restoran selain sebagai penerangan juga
sebagai pemberian visual terhadap barang dagangan dan tempat agar dapat
menarik perngunjung untuk singgah, sebab pencahayaan dalam toko dan restoran
adalah alat penjualan. ( Delbert J. Duncan & Stanley D. Hollander,
Kolokium,Lalita)
b. System penghawaan
1) Penghawaan alami
Ruangan dikatakan segar apabila didalam ruangan terjadi sirkulasi uadara
dengan baik dan terus menerus. Untuk mendapatkan sirkulasi uadara yang
baik, dapat dicapai dengan menggunakan ventilasi dengan system continous
ventilation atau cross ventilation yang mempunyai perbandingan 1:3 dari
volume ruang.
2) Penghawaan buatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60 | P a g e
Penghawaan buatan ioni menggunakan alat mekanis seperti AC, kipas angin /
van ataupun exhouse agar suhu udara dapat dikontrol dan tetap terjaga.
Berdasarkan pengoperasiannya AC dapat diatur secara :
1) Central System
Pengaturan kondisi udara dari pusat, dimana udara yang sudah diinginkan,
kemudian dialirkan ke ruang yang dikehendaki. System ini dilakukan secara
terpisah dari daerah yang dialiri, sehingga dapat dilakukan control yang baik
terhadap kelembaban, suhu, aliran uadara dan bau pengap.
2) Dual Duet System
Pengaturan kondisi udara yang mempunyai persediaan uadara panas dan
udara dingin yang terpisah, yang digunakan untuk distribusi udara melalui
pelemah aliran (attenuation) dan kotak-kotak mixer. Dengan menggunakan system
ini, kita dapat mengatur suhu udara sesuai keinginan kita.
3) Induction System
Pengaturan udara yang hanya menggunakan distribusi primer untuk
kebutuhan ventilasi dan pengaturan sirkulasi pemanas dan pendingin. System ini
hanya memasukan udara sekunder melalui aliran alat pemanas atau pendingin
untuk pengaturan lokal.
4) Fan Coil Units
Pengaturan kondisi udara yang memiliki kipas sirkulasi penambah suhu,
untuk keperluan penambahan panas atau dingin.
Beberapa persyaratan kenyamanan udara ( air conditioning ) menurut
edgar lion, 1977:143 )
a) System direncanakan untuk pengoperasian sepanjang tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61 | P a g e
b) System harus memenuhi syarat dengan temperature rendah alam sekitar
memakai control efektif sebesar 10 Fahrenheit.
c) System harus dapat mereduksi temperature interior sebesar 15 fahrenheit
dibawah kondisi temperature eksterior.
d) System diisi dengan udara segar sebesar 15%
e) Beberapa pipa saluran yang melindungi tembok mati harus memiliki
persyaratan dengan perpaduan rangkaian pengaturan api.
f) Ruangan langit-langit tidak boleh diisi sebagai kamar penuh ( plenums
chambers )
c. Akustik
Pengertian akustik disebutkan dalam ensiklopedia Indonesia adalah sebagai
berikut, “ akustik adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari atau berhubungan
dengan ilmu fisika yang mempelajari atau berhubunagan dengan produksi,
perambatan, penerimaan dan penggunaan bunyi. Kata akustik berasal dari yunani
akuostikos yang berarti yang berhubungan dengan pendengaran “. (Zainoel Iksan,
Kolokium,Lalita)
Dijelaskan oleh fred Lawson bahwa, “ Di dalam restoran seperti ruang masak
dan ruang cuci atau peracikan haruslah separation, screening from view. Control of
noise and light penetration, artinya terpisah atau tertutup dari pandangan
diformulasikan dengan suara dan cahaya yang baik “ ( fred Lawson. Kolokium,Lalita)
Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bunyi diantaranya dengan
pemilihan bahan yang kurang kepadatannya. Dapat diklafisikasi bahan penyerap
bunyi, diantaranya adalah:
1) Bahan berpori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62 | P a g e
Karakter bahan berpori adalah penyerapan bunyi lebih efisien pada
frekuensi tinggi dibanding rendah, efisisensi akustiknya membaik dengan
bertambah tebalnya dan jarak dengan lapisan penahan. Contoh papan serat (fiber
board), mineral wood, dan plester lembut (soft plestyer)
2) Penyerap panel
Tiap bahan kedap yang dipasang pada lapisan penunjang yang padat tapi
terpisah oleh suatu rongga udara, akan berfungsi sebagai penyerap panel dan akan
bergetar bila tertumbuk oleh gelombang bunyi dan mengubahnnya menjadi energi
panas. Karakteristiknnya merupakan penyerap bunyi yang efisien pada frekuensi
rendah. Contoh : panel kayu, plastic board, langit-langit, plesyeran yang
digantung, lantai kayu, plat logam.
3) Resonator rongga
Resonator rongga terdiri dari sejumlah udara yang dibatasi oleh celah
sempit dan dihubungkan dengan ruang disekitarnya. Karakteristik dari resonator
rongga adalah penyerap bunyi pada frekuensi rendah yang sempit. Contoh :
resonator rongga individual ( balok beton standar scund blox ). Resonator
berlubang, lembar baja / alumunium, dan resonator celah ( batasan beton berongga
khusus )
Pemilihan bahan akustik juga perlu diperhatikan, yaitu :
a) Keawetan dan penampilan bahan ( ukuran tepi, warna, sambungan ).
b) Daya tahan terhadap api, kelembaban, suhu dan kondisi ruang.
c) Biaya dan kemudahan instalasi.
d) Mudah dalam perawatan.
e) Kesatuan dengan elemen-elemen ruang.
f) Pemantulan cahaya dan berat / ketebalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63 | P a g e
g) Penempilan bahan ( ukuran tepi, warna, sambungan ).
Pendengaran manusia terhadap suara dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Suara yang diinginkan
b) Suara yang tidak diinginkan
Kebisingan sangatlah kenyamanan manusia dalam beraktifitas.
Penanggulangann kebisingan adalah paling baik ditanggulangi pada sumber bunyi
itu sendiri dengan penggunaan bahan-bahan yang menyerap bunyi atau dengan
membuat sekat-sekat pada ruang. Pada dasarnya pemberantasan gangguan
dilakukan dengan cara :
a) Secara aktif
Dengan cara penanggulangan langsung ke sumber bunyi agar tidak menyebar
kemana-kemana.
b) Secara pasif
Dengan cara mngurangi gangguan yang dating dari sumber bunyi.
7. System keamanan
Ada beberapa factor pengamanan yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Manusia, meliputi :
1) Banyaknya pengunjung yang akan dating.
2) Adanya tindak kejahatan, sabotase ataupun terorisme.
3) Sirkulasi keluar masuknya pengunjung.
b. Fisik bangunan, meliputi :
Pemilihan serta penentuan bahan bangunan sebaiknya memilih bahan yang tidak
mudah rusak / tergores.
c. Peralatan dan Suasana, meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64 | P a g e
1) Tersedianya alat pemadam kebakaran manual, sehingga bila timbul bahaya
kebakaran tidak akan berakibat fatal.
2) System alarm untuk mengetahui sumber api.
Dapat befungsi secara otomatis jika ada api atau temperature mencapai suhu
135 derajat celcius sampai 160 derajat celcius. Dipasang pada tempat tertentu
dengan jumlah yang memadai.
3) Pemasangan smoke detector, untuk mengetahui lokasi asap kebakaran. Alat ini
bekerja pada suhu 70 derajat celcius.
4) Gas extinguisher CO2. / automatic sprinkler, berupa tabung yang dapat
dibawa-bawa serta ditunjang dengan system springkle pada langit-langit.
5) Fire Hydrant, yaitu system yang menggunakan daya semprot air melalui
selang sepanjang 30 meter yang yang diletakan dalam kotak dengan penutup
yang diletakan dalam kotak dengan penutup yang diletakan pada ditempat
yang strategis.
6) Tangga darurat, dengan konstruksi yang tahan api.
7) Means of escape routes, yaitu jalur darurat dimana paling sedikit dua jalan
keluar harus tersedia untuk masing-masing lantai yang berjauhan.
8) Fire Estinghuiser, yaitu alat pemadam kebakaran portable ini mempunyai
jarak 30 meter yang diletakanj dalam kotak dengan penutup yang strategis.
9) CCTV (Close Circuit Television). Yaitu alat yang berfungsi untuk monitor
suatu ruangan melalui layer televise monitor, yang menampilkan gambar dari
rekaman kamera yang dipasang disetiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi)
yang diinginkan oleh bagian keamanan. Biasanya diletakan pada toko yang
terdapat pada security.
d. Alam dan lingkungan, meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65 | P a g e
1) Udara setempat sangat lembab, sehingga bisa merusak koleksi busana dan
furniture.
2) Gangguan binatang atau hewan sejenis serangga yang menyerang dan merusak
display dari kayu.
Terjadinya bencana alam secara tiba-tiba dan tidak terduga yang bisa
mengakibatkan rusaknya bangunan beserta isinya.
8. Pengisi Ruang
Salah satu bagian dari perencanaan dan perancangan interior adalah pengisi
ruang. Sedangkan pengisi ruang yang utama adalah furniture serta pelengkap lainya
sebagai tambahan pengisi ruang.
a. Pengrtian Furniture
Menurut The Encyclopedia Of Furniture, tertulis sebagai berikut.
Furniture in American usage limits the world to moveable articles, equivalent to the
French meuble or german meuble. In England the term is more inclusive, embracing
every type of equipment, whether portable or built in. this chimney furniture includes
the accessory furnishing of the fireplaces : fender, andirons,tools,etc. the room
paneling and built in fiting are also furniture. (Joseph Aronson, Kolokium,Lalita)
Furniture dalam Bahasa prancis ataupun Jerman adalah sama dengan furniture
menurut pengertian Orang Amerika, yaitu obyek-obyek yang di dalam ruang yang
bersifat bebas (tidak terikat). Sedangkan kata furniture menurut pengertian orang
inggris mengandung arti yang lebih luas lagi yang meliputi semua obyek di dalam
ruang yang bersifat bebas, maupun yang menyatu dengan elemen ruang (built-in)
serperti misalnya : almari atau penyekat ruang yang menyatu dengan langit-langit atau
kursi yang menyatu dengan lantai. Lebih lanjut diterangkan oleh Arnold fredman
bahwa. All furniture should be functioned, comfortable and of appropriate character
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66 | P a g e
and scale for a particular situation, but each situation turn out to have little
deerences that make the best objek foot it a complex matter (1997,hal.215)
Semua furniture fungsional nyaman dipakai memiliki ketahanan yang baik,
memiliki sifat dan skala yang tetap sesuai dengan keadaan tertentu mempunyai
perbedaan yang lain, sehingga pemilihan objek yang terbaik untuk situasi tertentu
menjadi hal yang harus dicari jalan keluarnya.
b. Persyaratan Furniture Restoran
Pada suatu retoran, efisiensi pelayanan makanan sirkulasi pelayanan
merupakan hal yang penting. Persyaratan furniture dalam restoran secara langsung
harus memenuhi tuntutan kegiatan tersebut.
The furniture must complement the theme and décor of restaurant. Alternative from
free standing items chosen from manufacture’s standart cataloges to built unit
designed specifically to suit the deimensions and characteristics of the room. (Fred
Lawson. Kolokium,Lalita)
Furniture harus melengkapi tema dengan dekorasi restoran. Pilihan-pilihannya
mulai dari bagian yang berdiri sendiri yang dipilih dari katalog standart perusahaan
sampai ke unit-unit built in yang khusus di desain untuk menyesuaikan dimensi ruang
dan ciri-ciri khas ruangan.
Dan lebih lanjut Fred Lawson menguraikan bahwa pada prinsipnya bahwa
persyaratan furniture restoran harus :
1) Lightweight but strong.
2) Fitted with protective ends to legs ( to reduce floor damage ).
3) Stackable in to mobile carries if possible.
4) Rewplaceable.
5) Linkable to forms rows (linked must be simple and safe )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67 | P a g e
6) Durable, resisting scraping and impact.
7) Styled to suit character of room and hotel.
Ringan tetapi kuat, bagian-bagian kaki harus dilengkapi dengan perlindungan (
untuk mengurangi kerusakan pada lantai ) bila mungkin mudah ditumpuk dan
dimaksudkan alat pengangkutan yang bergerak. Mudah diganti misalnya daun meja
dan kerangka. Mudah diperbaiki, mudah digabungkan untuk membentuk deretan (
Penggabungan harus sederhana dan aman ). Tahan lama, tahan goresan dan benturan
diberi corak yang sesuai dengan ruangan hotel. (Fred Lawson, 1973 Kolokium,Lalita)
Dari keterangan diatas dapat ditarik pengertian bahwa selain masalah teknis
persyaratan furniture tidak lepas dari suatu tema yang diinginkan.
Gambar 3. Furnitur Restoran
c. Jenis furniture Restoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68 | P a g e
Pembahasan mengenai jenis furniture yang ada pada restoran agar lebih
mudahnya perlu diadakan klasifikasi jenis ruang kegiatan yang ada. Ada dua ruang
pokok yaitu, ruang makan / minum dan ruang produksi dengan kriteria berikut, lokasi
ruang utama dan ruang aktifitas lain harus diutamakan, sedangkan ruang produksi
harus ada hubungannya dengan daerah ruang makan.
Untuk ruang pengunjung seharusnya diusahakan sebagai berikut, in additions
to chair and table, furniture requirements for dining will include serving trolleys and
mobile side board which can be used as stations or as food and bavarage display
counters ( Joseph de Chiara and Jhon Hancoock Callender, 1980,hal. 755)
Selain kursi-kursi dan meja-meja, perlengkapan furniture untuk makan akan
termasuk pula meja dorong untuk melayani dan buffet yang berpindah-pindah yang
biasa digunakan sebagai counter tempat peragaan makanan dan minuman.
Dari keterangan di atas, jenis furniture yang ada di ruang makan adalah tempat
duduk dan meja makan. Counter, perlengkapan perabot untuk makan, buffet, meja
dorong untuk melayani barang-barang yang dapat berpindah-pindah.
Sedangkan dapur atau ruang produksi makanan diterangkan oleh Fred Lawson
sebagai berikut. The kitchen and anciliary room are designed to profit the widest
range of dishes and the public rooms are designed so that these dihes, may be surved
in a setting sometimes nostalgic (Fred Lawson, 1979, Kolokium,Lalita)
Dapur dan kamar-kamar pembantu direncanakan untuk memberikan tempat
bagi bermacam-macam piring atau hidangan, di ruangan tempat minum di desain
sehingga hidangan ini dapat dihidangkan dalam suasana yang kadang-kadang
menimbulkan nostalgia.
Dari keterangan di atas dapat diambil pengertian bahwa, jenis furniture yang
ada pada restoran yang pokok adalah peralatan makan, tempat-tempat duduk dan meja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69 | P a g e
makan, counter makanan, kasir dan sebagainya. Adapun furniture lain sebagai benda
hiasan.
9. Bentuk dan Susunan Penataan Furniture
Bentuk suatu benda akan menghasilkan nilai-nilai dan emosi bagi pengamatnya
dan dinilai pihak bentuk tersebut adalah ungkapan dari berbagai kekuatan yang
dicetuskan oleh penciptanya, dalam hal ini arsiteknya atau desainernya. Seperti dijelaskan
oleh A Benjamin Handler bahwa : bentuk mempunyai peran yang lahir dari fungsi, selain
itu bentuk mengikuti fungsinya. Bentuk juga harus dipikirkan sebagai proses. Raut-raut
luar adalah semata-mata sebagai tanda atau symbol dari fungsi suatu aktifitas. Sehingga
bentuk dapat dikatakan dari fungsi keseluruhan. (A Benjamin Handler, Kolokium,Lalita)
Bentuk juga merupakan hubungan timbal balik dari bagian-bagiannya saling
beraksi, beraksi timbal balik dan beraksi sama-sama. Dari system penyusunan dan
penambahannya tidak semata-mata berturut-turut dengan penjajaran yang sederhana.
Dalam penyusunan komponen-komponennya Francis D K Ching adalah sebagai
berikut :
a. Terpusat
Organisasi terpusat bersifat stabil, merupakan komposisi terpusat yang terdiri
dari sejumlah barang-barang sekunder yang dikelompokan mengelilingi sebuah ruang
pusat yang besar dan dominan. Bentuk ini dapat menjadi symbol tempat suci atau
penuh penghormatan atau menjadi peringatan.
Gambar 4. Bentuk dan skema penataan furniture
b. Linier
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70 | P a g e
Organisasi linear terdiri dari beberapa deretan ruang yang berhubungan
langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier biasanya terdiri
dari ruang-ruang yang berulang, mirip dalam hal ukuran, bentuk, dan fungsinya.
Gambar 5. Bentuk dan Skema Penataan Furniture
c. Radial
Organisasi ruang jenis radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat
maupun linear. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan, dari mana
sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya.
Organisasi radial adalah sebuah bentuk ekstrovert yang mengembang ke luar
lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dan
menggabungkan dirinya pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan
lainnya.
Gambar 6. Bentuk dan Skema Penataan Furniture
d. Cluster
Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan sebagai
dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. Seringkali
penghubungnya terdiri dari sel-sel ruang yang berulang dan memiliki fungsi-fungsi
serupa dan memiliki persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan orientasi. Suatu
organisasi cluster dapat juga menerima ruang-ruang yang berkelainan ukuran, bentuk,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71 | P a g e
dan fungsinya tetapi tetap berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan
penempatan dan ukuran visual seperti simetri atau menurut sumbu.
Gambar 7. Bentuk dan Skema Penataan Furniture
e. Grid
Grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posisi-posisinya
dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola grid tiga dimensi atau bidang.
Suatu grid dibentuk dengan menetapkan sebuah pola teratur dari titik-titik yang
menentukan pertemuan-pertemuan dari dua pasang garis sejajar. Suatu organisasi grid
dapat memiliki hubungan bersama, walaupun berbeda dalam ukuran, bentuk, atau
fungsi.
Gambar 8. Bentuk dan Skema Penataan Furniture
(Francis DK Kolokium,Lalita)
Sedang dalam hubungannya dengan desain interior, Arnold freidman mengatakan
bahwa, “ The bacic form of the space was determine by the architecture of the
building. As is the case in most interiors. The function of the space is clearly
expressed in the form of furnishing. (1976. hal. 42)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72 | P a g e
Bentuk dasar dari suatu ruang akan menetukan diantaranya bangunan
arsitektur, seperti dalam interiornya. Fungsi dari suatu ruang adalah peryataan yang
menyatakan suatu dalam bentuk furniturenya.
10. Elemen estetis
Di dalam proses perencanaan tata ruang dalam, banyak unsur-unsur pendukung.
Salah satu diantaranya adalah unsur dekorasi karena tanpa dekorasi keindahan ruang akan
berkurang. Seperti dijelaskan oleh Pamudji Suptandar dalam Interior Design bahwa, “
Dalam perencanaan suatu ruang hubungan antara unsur-unsur dekorasi dalam ruang
harus terus terpadu dengan eksteriornya. Unsur-unsur dekorasi interior ini antara lain
meliputi warna, proporsi, tekstur, keseimbangan dan lain sebagainya termasuk juga
unsur-unsur penghias sepeti : perabot, lukisan, pot bunga, dan lain-lain. (Pamudji
Suptandar, Kolokium,Lalita)
Dengan pengertian diatas dalam perencanaan permainan tekstur, pola, perhatian
diarahkan pada keindahan dan keseimbangan. Seperti dijelaskan kembali oleh Pamudji
Suptandar dalam Interior Design sebagai berikut.
a. Garis horizontal dalam sebuah ruang akan memberikan kesan lebih luas.
b. Garis vertical akan memberikan kesan sempit / panjang.
c. Garis lengkung akan bersifat asimetris dan garis yang tidak beraturan menjadikan
kesan tidak formil atau kesan garis akan menguasai ruang. Semua bentuk dapat
dikurangi peranannya dengan membuat garis-garis dominan.
d. Tekstur yang ringan, tipis, dan halus akan memberikan ruang berkesan lebih besar.
e. Tekstur tebal, berat akan memberi kesan ruang menjadi lebih sempit.
f. Pada pemakaian motif / pola, warna atau garis yang berirama dengan gaya yang
berulang-ulang akan membantu mengekspresikan ritme dan menjaga kesatuan dengan
proporsi secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73 | P a g e
(Pamudji Suptandar, Kolokium,Lalita)
Penerapan elemen hias di dalam interior restoran mempunyai fungsi yang penting
untuk mendukung penciptaan suasana. Mengenai fungsi elemen hias ini dijelaskan oleh
Dodi Widodo bahwa, pemakaian elemen hias sebagai daya tarik visual dan penciptaan
suasana / interior tematis dapat tercapai secara optimal apabila penerapannya pada
dinding mampu menjalankan fungsi sebagai elemen estetis dan elemen pembentukan
identitas.
(Dodi Widodo, Kolokium,Lalita)
E. Study Lapangan
1. Restaurant
a. Sejarah singkat
Pada tahun 1984 restoran ini mengembangkan pelayanan, fasilitas dan
kapasitas maka dibangun lah lantai dua selesai pada tahun 1989. pada taun 1998
kota Solo mengalami kerusuhan yang menjadi titik awal perindahan masa orde
barumenuju masa reformasi, banyak gedung-gedung milik orang cina dan
keturunan tionghoa menjadi sasaran amukan massa. Tidak terkecuali gedung
Diamond Internasinal Restaurant mengalami kerusakan parah yang menyebabkan
restoran ini tidak beroperasi dalam jangka waktu tertentu.
Setelah beberapa tahun restoran tidak beroperasi maka pada tahun 2000
pemilik restoran melakukan renovasi kembali yang pada waktu itu termotifasi
karena keinginan pemilik mengelar acara pernikahan anaknyasecara besar-besaran
dengan memakai tempat restoran Diamond. Renovasi tersebut diikuti dengan
perubahan menu Chinese Food menjadi Moslem Chinese Food.
Diamond restoran mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak
pergantian menu menjadi Moslem Chinese food hingga sekarang. Restoran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74 | P a g e
bertaraf internasional ini sampai dengan penulis mengadakan survey sudah
melakukan perluasan pembangunan gedung yang terletak di sebelah utara gedung
yang beroperasi sebagai Diamond Convention Center, di tempat ini dapat
menampung kurang lebih 5000 orang.
b. Lokasi
Diamond International Restaurant terletak di jalan Slamet Riyadi No. 392
Surakarta jawa Tengah Indonesia.
c. Fasilitas
1) Hall dan Diamond Covention Center
a) Fungsi
Hall utama yang terletak di lantai dua bangunan restoran digunakan
untuk keperluan pesta dalam skala besar, misalnya acara ulang tahun,
pernikahan, pergelaran musik/kesenian dan lain-lain. Pada ruangan ini
disediakan panggung dan lantai dansa.
Sedangkan Diamond Convention Center mempunyai skala yang
lebih banyak kapasitanya namun difungsikan sama dengan hall.
b) Keluasan dan kapasitas.
Hall utama memiliki keluasan kurang lebih 1250 m2 dengan
kapasitas maksimal 750 orang. Sedangkan Diamond International
Restaurant memiliki kapasitas kurang lebih dapat menampung 5000 orang.
2) Restaurant dan Bar
a) Fungsi
Restoran yang berfungsi untuk melayani pengunjung buka mulai
pukul 06.30-23.00 bagi yang ingin menikmati hidangan yang disediakan
restoran sehari-hari. Unutk Bar tidak menyediakan minuman beralkohol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75 | P a g e
karena konsep restoran ini Moeslem Chinese Food. Pada ruangan ini juga
disediakan panggung dan lantai dansa.
b) Keluasan dan Kapasitas
Luas ruangan ini sekitar 800 m2 dan mampu menampung
maksimal 200 orang.
3) VIP Room
a) Fungsi
Ruangan VIP ini mempunyai akses dengan restoran dan bar tetapi
tidak berhubungan secara langsung. Seperti pada ruangan VIP yang
biasanya, ruangan ini berfungsi untuk menyediakan ruangan yang lebih
bersifat privat dan eksklusif.
b) Keluasan dan Kapasitas
Ruangan VIP terbagi dalam 3 ruang yang masing-masing
mempunyai keluasan ruang 50 m2 dengan kapasitas 20 orang per ruangan.
Salah satu ruangan VIP ini menyediakan perangkat audio visual.
4) Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar sudah dapat terlihat dari konsep restoran ini yang
bertaraf internasinal. Kalangan masyarakat menegah keatas lokal dan
mancanegara adalah sasaran utama Diamond Restaurant.
5) Status usaha
Status usaha dari pengelolaan Diamond Restaurant adalah swasta
perorangan dengan pemilik H. Lukminto yang merupakan komisaris utama
PT. Sri Rejeki Isman (SRITEK).
6) Sistem Pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76 | P a g e
System pelayanan pada Diamond Restaurant ini menggunakan Table
Service yaitu suatu pelayanan makanan di tas meja. Jenis pelayanan yang
ditawarkan akan ditentukan oleh jenis menu yang ada, dengan keahlian dan
ketrampilan karyawan dalam penyajian, suasana dan ke exclusive-annya serta
pangsa pasar yang akan diraih.
7) Struktur Organisasi Kepengelolaan
GENERAL MANAGER
Head dept. acounting
Head dept. purchasing
Head dept. Public Relation
Head dept. maintenance
Head dept. Kitchen
security
Staff Account
Staff
Staff
Staff
Captain waitres
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77 | P a g e
Bagan 6. Struktur Organisasi Kepengelolaan.
.
8) Organisasi Ruang
Head dept. House Keeping
Cleaning service
FLOYER
LOBBY RECEPTIONIST
KONTROL RESTAURANT. BAR. R VIP
HALL DAN ATAU DCC
PERSIAPAN
KONTROL KONTROL
DAPUR
GUDANG MAKANAN
GUDANG PERLENGKAPAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78 | P a g e
Bagan 7. Organisasi Ruang.
9) Elemen Pembentuk Ruang
a) Hall
Lantai
Sebagaian besar lantai pada Hall adalah karpet, dengan
penggunaan karpet menjadikan kenyamanan dalam ruangan dan
getaran lantai. Pada bagian lantai dansa menggunakan lantai kayu
untuk mendukung irama suara hentakan kaki ketika berdansa dan
beberapa bagian kecil menggunakan marmer.
Dinding
Pilihan material pada dinding ruangan Hall dengan banyak
penggunaan elemen kaca yang ditempel pada panel kayu. Penggunaan
elemen kaca semakin memberikan kesan lias pada ruangan tersebut.
Langit-langit
Sangat terlihat trap atau penaikan dan penurunan langit-langit
pada ruanagn Hall. Langit-langit pada ruangan ini menggunakn
gypsum board warna putih yang dibingkai dengan profil warna emas.
b) Restoran dan Bar
Lantai
Lantai restoran dan bar menjadi satu. Lanati menggunakan
bahan marmer dan kemudian dilapisi dengan karpet.seperti pada
ruangan Hall pada bagian lantai dansa menggunakan bahan kayu.
Terdapat trap penaikan lantai untuk panggung yang terbuat dari papan
yang dilapisi dengan karpet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79 | P a g e
Dinding
Dinding pada restoran dipenuhi dengan panel kayu dan
kterdapat sebagian elemen kaca yang dipasanag supaya ruangan
terlihat lebih luas. Warna lapisan kayu adalah natural sehingga
memeberikan kesan mewah dan klasik. Dinding backdrop pada
panggung dilapisi karpet warna merah tua.
Langit-langit
Langit-langit pada restoran masih menggunakan bahan gypsum
board warna putih dibingkai dengan profil kayu finishing natural. Trap
langit-langit juga terlihat pada ruangan ini secara merata dan simetris.
c) VIP Room
Lantai
Pilihan bahan lantai ruangan VIP adalah karpet wall to wall
yang mengutamakan kenyamanan dan privasi untuk sebuah ruangan
kecil.
Dinding
Dinding ruangan VIP agak berbeda dengan ruangan yang
lainnya. Pemakaian bahan kaca hanya terdapat satu sisi saja. Dominasi
dinding denagn pengguaan panel kayu yang difinishing natural.
Langit-langit
Bahan gypsum board masih dipakai pada ruangan VIP. Langit-
langit gypsum warna putih yang dibingkai dengan profil gypsum pula
dengan kombinasi warna putih dan emas.
10) Sistem Interior
a) Pencahayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80 | P a g e
Hall
System pencahayaan pada Hall menggunakan sisitem
pencahayaan buatan. Pemasanagn down light perata pada langit-langit
memberikan kesan yang hangat pada malam hari. Selain itu pada titik-
titik tertentudiletakkan lampu gantung yang memberikan kesan
mewah. Terdsapat juga lampau khusus untuk keperluaan pertunjukan
yang ada pada panggung. Pada ruangan ini sangat terlihat
menggunakan sisitem pencahayaan langsung dari lampu yang nampak.
Restoran dan Bar
Ruangan yang mempunyai anatomi yang hamper sama dengan
Hall juga mempunyai penataan lampu yang hamper sama pula. Down
light dan lampu gantung juga menjadi pilihan untuk restoran. Pada area
bar penataan lampu tampak lebih redup karena menggunakan sistem
pencahayaan tidak langsung (indirect lamp).
VIP Room
Pada dasarnya sama dengan ruangan yang lain pencahayaan
ruangan VIP ini dengan ruang yang lainnya hanya saja ada
penambahan lampu dinding.
b) Penghawaan
Sistem penghawaan ruang public pada Diamond International
Restaurant menggunakan system penghawaan buatan yaitu denagn air
conditioner (AC). Pada ruangn Hall, Restaurant dan Bar menggunaknm
AC split yang diletakkan pada sudut-sudut ruangan. Untuk ruangan VIP
menggunakan Ac central.
c) Akustik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81 | P a g e
Untuk sebuah fasilitas makan Diamond International Restaurant
tidak banyak memperhatikan masalah akustik, mengingat kebutuhan tata
suara untuk sebuah restoran tidak begitu berarti. Panel kayu pada dinding
dan lantai karpet merupakan bahan-bahan yang dapat difungsikan sebagai
peredam suara.
11) Elemen Estetis
Sesuai dengan konsep restoran ini adalah Moeslem Chinese Food
maka elemen-elemen estetis yang ada pada restoran ini berupa barang-barang
yang bersal dari China, antara lain: keramik, lukisan-lukisan khas China yang
diletakkan pada ruangan-ruangan restoran.
12) Furniture
Kebutuhan furniture yang terbanyak adalah pada Hall. Furniture pada
ruangan ini menggunakan desain fabrikasi yang sederhana dan hanya
mengutamakan fungsional saja. Kursi dan meja menggunbakn jenis stacking
yang bersifat ringan dan dapat disusun ketika tidak digunakan.
Penggunaan cover untuk furniture pada ruangan-ruangan besar. Desain
khusus juga ada untuk furniture yang ditempatkan pada ruangan VIP.
2. Resto NBA
a. lokasi
Lokasi dari resto NBA terletak di belakang sriwedari dan alamat detail nya adalah:
Jln Kebangkitan nasional no 46 Surakarta
b. Sejarah singkat
NBA Steak,gerai makan yang terletak di jl. Kebangkitan Nasional No. 46
Solo,yang beroperasi aktif hingga saat ini.
Pendiri NBA Steak :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82 | P a g e
- R . M . A . Christyansyah
- B . R . Aj. Emmy Ismiati . Z
Berdomisili di jl. Kebangkitan Nasional No. 46
NBA Steak dalam perjalanan usaha. Gerai makan ini , sering menerima
acara makan bersama antara lain ultah, syukuran, arisan, buka bersama rata-rata
20 orang – 30 orang ( karena tempat terbatas ).
NBA Steak punya khas/taste tersendiri . Terutama steak, dan menu yang
ada di NBA Steak dengan cara penyajian taraf hotel berbintang. Juga didukung
oleh suasana Etnik Jawa Bali, Garden, alunan musik ( memakai CD ). Irama
JAZZ, BLUES, COUNTRY, SAMBA. Dan menciptakan suasana romantis,
familiar, sopan.
c. Menu NBA Steak :
1) Daftar Menu NBA Steak mudah dimengerti konsumen dan bervariasi
2) Produk – produk NBA Steak tampil beda dari yang lain.
3) Penyajian untuk menu bandeng khususnya disajikan ala tradisional.
4) Semua menu yang tersaji diolah langsung secara mentah/segar dimasak
langsung.
5) Menu yang ditampilkan memenuhi syarat kesehatan yaitu empat sehat lima
sempurna.
6) Menu makanan dan minuman NBA Steak memenuhi gizi dan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk sehat.
d. NBA Steak GERAI MAKAN Keluarga
1) NBA Steak bukanlah CAFE, akan tetapi GERAI MAKAN, Namun begitu
NBA Steak menciptakan suasana, alunan musik, penyajian ala Cafe yang
sebanding dengan hotel berbintang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83 | P a g e
2) Pelanggan NBA Steak dari kalangan keluarga, kawula muda, executive muda,
professional muda.
3) Pada hari Valentine ( Valentine Day ), NBA Steak menjadi pilihan utama bagi
kawula muda, sering kami menolak pelanggan karena tempat terbatas. Pada
Valentine Day ini kami membagi – bagikan souvenir kepada pelanggan tanda
cinta kasih berupa bunga mawar/tulip. Karena itulah maka kami NBA Steak
banyak dikenang oleh mereka kawula muda.
4) Pada hari Ramadhan/Puasa, kami juga banyak menerima makan bersama atau
buka bersama. Sering pelanggan mengeluhkan, apabila pelanggan keluarga
besar atau pelanggan dari kantor/Departemen, kami tidak bisa menampung
atau menerima. Satu hal yang jadi kendala tempat terbatas.
e) Kendala NBA Steak :
1) Tempat kurang luas, bising karena area makan dekat sekali dengan jalan
raya.
2) Personil 3 orang. Cooker, Beverage, Waiter.
3) Tempat parker ( Mobil & Motor )
Mobil 4 buah
Motor 10 buah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84 | P a g e
BAB III
ANALISIS DESAIN
A Programming Java International Food Center di Surakarta.
1. Pengertian tentang Java International Food Center
Java : Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat penerintahan
ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya.
Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih.
Food : Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya adalah
makanan/masakan.
Centre : Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah
pusat/poros. ( wojowasito,1980 )
Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE adalah
pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya
disini adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang
bernuansa JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma
dan standarisasi intrnasional.
2. Analisa lokasi dan Status Kelembagaan
Lokasi yang dipilih untuk Java International Food Center ini adalah kota
Surakarta, tepatnya di jalan Slamet Riyadi, dengan pertimbangan :
a. Solo merupakan kota transit berskala internasional yang mempunyai akses
langsung dari luar negeri.
b. Solo sebagai salah satu kota tujuan wisata yang perlu dikembangkan, khususnya
untuki bidang hiburan dan rekreasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85 | P a g e
c. Solo sebagai salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dan
itu akan betrdampak pada berbagai bidang kehidupan khususnya bidang hiburan
dan rekreasi.
Status kelembagaan dari Java International Food Center ini adalah milik
swasta, dimana pengelolaannya secara penuh didukung oleh departemen Pariwisata
dan dengan perijinan dari PERDA serta surat gubernur perihal perijinan daerah
tentang usaha rekreasi dan hiburan.
a. Site plan
Gambar 9. Site Plan.
Java International Food Center terletak tepat di lokasi yang sekarang ini menjadi
LP Surakarta. Dengan pertimbangan lokasi LP yang berada di tengah-tengah kota adalah
tidak etis sebagaimana mestinya. Maka dengan pertimbangan yang sudah diatas Java
International Food Center mamilih lokasi tersebut.
LP SURAKARTA
LOKASI TEPILIH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86 | P a g e
3. Struktur organisasi
Bagan 8. Struktur Organisasi.
GENERAL MANAGER
MANAGER OPERATIONAL
CHIEF KOKI
Asisten-asisten koki
JAVA RESTO MANAGER
Supervisior
Waitress
Kapten-kapten
JAVA CAFÉ MANAGER
Supervisior
Kapten-kapten
Waitres
FAST FOOD MANAGER
Supervisior
Waitres
Kapten-kapten security
Office boy
Front office /
receptionist
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87 | P a g e
4. Pelaku Kegiatan
a. aktifitas pengunjung.
Bagan 9. Skema Aktivitas Pengunjung.
b. Aktifitas pengelola
1) Pelayan
Bagan 10. Aktifitas pengelola pelayan
Lobby
Telepon Umum
Receptionis
Seating area
Toilet
Mencari informasi
Kasir
Memesan menu
Duduk
Ke kamar mandi
Show Room Melihat/membeli
Restoran/coffe shop Makan/minum
Fast Food Makan/minum
Souvenir Corner Belanja
DATANG Melayani tamu Mengontrol perlengkapan
Lavatory
Istirahat Pulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88 | P a g e
2) Security
Bagan 11. Aktifitas pengelola Security
3) Cleaning Service
Bagan 12. Skema Aktivitas Pengelola Cleaning Service
5. Sistem Operasional
a. Java Resto
1. Pengunjung
- Senin - Minggu : Jam 08.00 – 23.00 WIB.
2. Pengelola
- Senin - Minggu : Jam 07.30 – 23.00 WIB.
b. Coffe Shop
1. Pengunjung
- Senin - Minggu : Jam 08.00 – 00.00 WIB.
2. Pengelola
- Senin - Minggu : Jam 07.30 – 00.00 WIB.
6. Program kegiatan/Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
Pelaku Macam kegiatan Kebutuhan ruang
DATANG Menjaga keamanan Lavatory
Istirahat Pulang
DATANG Mempebaiki kerusakan Melaksanakan kebersihan
Lavatory
Istirahat Pulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89 | P a g e
Pengunjung
Pengelola
Barang
- Datang
- Mencari informasi
- Membayar tagihan
- Duduk menunggu
- Makan/minum
- Belanja/melihat-lihat
- Buang air besar/kecil
- Datang
- Ganti seragam
- Absen
- Rapat
- Melakukan tugas
- Pembelian
- Penerimaan
- Penyimpanan
- Persiapan
- Pengolahan
- Penyajian
- Lobby
- Receptionis
- Kasir
- Seating area
- Restoran
- Fast food
- Coffe shop
- Show room
- Souvenir corner
- Toilet pria/ wanita
- Lavatory
- R. Ganti
- R. Pegawai
- Kantor
- R. Maintenance/R. service
- Gudang
- Pantry
- Dapur
- Dinning area
Tabel 5. Program Kegiatan/Aktifitas dan Kebutuhan Ruang
7. Program Ruang
a. Kelompok ruang public :
1) Looby
2) Restoran
3) Coffe shop
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90 | P a g e
4) Fast food area
5) Show room
6) Souvenir corner
b. Kelompok ruang semi public :
1) Lavatory
2) Gudang makanan
a. Kelompok ruang privat :
1) Ruang kasir
2) Ruang untuk pegawai
3) Kantor
4) Ruang ganti pegawai (lockers)
5) Toilet
d. Kelompok ruang servis
1) Dapur
2) Pantry
8. Kapasitas Besaran Ruang
Data arsitek analisa pendekatan besaran ruang.
Ruang Kapasitas Standart Luasan Keterangan
Front public
area
Lobby dan front hall,
reseptionis, lounge
seating
1.0 x 300 300 1.0/kamar
Food and
baverage
area
Café
Main restaurant
Spesiality restaurant
Coctail restaurant
50 org
150 org
300 org
100 org
1.6 x 50
2.0 x 150
1.8 x 300
1.5 x 100
80
300
540
150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91 | P a g e
T
a
b
e
Tabel 6 Analisa pendekatan besaran ruang.
9. System Sirkulasi Pengunjung
a. Sirkulasi pelayanan/ staff
Sirkulasi pelayanan harus memperhatikan factor keamanan dan
kenyamanan. Jhon Ormsbee Simond menguraikan bahwa manusia menyukai
pergerakan menuju atau melalui suatu ruang, mengitari atau melewati suatu
obyek. Manusia juga menyukai untuk bergerak dari satu ruang ke ruang lain,
dengan pengalaman perubahan yang berurutan dari satu ruang ke ruang lain.
(1987 hal. 28)
Sirkulasi pelayanan tidak hanya memerhatikan factor kenyamanan tetapi
juga memperhatikan pengaturan atau layout yaitu pengaturan furniture.
Beberapa pola jenis pelayanan yang dikerjakan pelayan /staff di restoran
kepada tamunya, oleh fred Lawson dikemukakan sebagai berikut, circulation for
the staff including arrangements for table service, counter service if used and
service of drinks. (1976 hal. 10)
Entertaiment
Sirkulasi
200 org 1.6 x 200
+25%
320
347.5
Administrasi
Area
Front office
Executive
Sales dan catering
Accounting
0,4 x 300
0,2 x 300
0,35
0,25
120
60
100
80
0.4/kamar
0.2/kamar
Area
persiapan
makanan
Dapur utama
Pantry
Gudang
Sirkulasi
0.8
0.2
0,2
+20%
360
60
100
104
0.8/kursi
0,2/kursi
0.2/kursi
Total 3111,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92 | P a g e
Lalu lintas atau sirkulasi yang memenuhi syarat, perlu diperhatikan
kebutuhan-kebutuhannya. Dalam suatu bidang horizontal dibutuhkan adanya
sirkulasi yang langsung, aman, sedikt mungkin belokan dan jarak yang pendek
seperti dalam ketentuan perencanaan (Fakultas Teknik Universitas Parahyangan,
1980 hal. 132)
Dengan demikian sirkulasi pelayanan /staff haruslah jelas dan mudah
dicapai. Apabila ada pelayanan oleh staff, maka arah masuk pembeli dan pelayan
di ruang makan harus dipisah jauh dari counter, hal ini untuk menghindari
terjadinya sirkulasi silang.
b. Sirkulasi tamu/pengunjung /customer
Pola sirkulasi pengunjung dalam restoran, seperti yang ada pada setiap
restoran pada umumnya, ditentukan oleh aturan-aturan tertentu yang harus
dipenuhi pengunjung sebelum menikmati hidangan. Aturan-aturan tersebut
mengarahkan pengunjung secara langsung maupun tidak langsung pada suatu
kegiatan yang diperlukan untuk dilakukan secara berurutan. Desain yang baik
tergantung pada perencanaan system pengaturan perlengkapan yang seksama.
Proses dapat dijalankan tanpa sedikit gangguan, mengurangi sirkulasi silang
layanan terdekat dengan keterpaduan kegiatan seerat mungkin.
(Pamudji Suptandar 1982 hal. 53)
Sistem sirkulasi yang diterapkan pada desain Java International Food
Center ini adalah pola sirkulasi radial.
10. System Organisasi Ruang
Sistem organisasi ruang yang diterapkan pada perancangan Java International
Food Center ini adalah Organisasi ruang terpusat, dimana merupakan merupakan
komposisi terpusat yang terdiri dari sejumlah ruang – ruang sekunder yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93 | P a g e
dikelompokkan mengeliligi sebuah ruang yang besar dan dominant. Ruang pusat
sebagi pemersatu dari organisasi terpusat. Ruang sekunder dapat mempunyai fungsi,
bentuk, ukuran yang sama, tetapi juga dapat berbeda antara satu dengan yang lain
sesuai dengan tingkat kebutuhannya
Berikut ini adalah bentuk gambaran organisasi ruang terpusat :
Gambar 10. Organisasi Ruang Terpusat
11. Hubungan Antar Ruang
HUBUNGAN ANTAR RUANG
Gambar 11. Hubungan Antar Ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94 | P a g e
12. Zoning dan Grouping
Gambar 12. Zooning Grouping
B. KONSEP PERANCANGAN
1. Ide Gagasan
Ide gagasan dari Java International Food Center adalah Jawa sebagai gagasan
umumnya dan mengambil ragam hias dan aspek suasana dari Keraton
Mangkunegaran Surakarta sebagai ide gagasan pada intinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95 | P a g e
Bagan 13. Skema Ide Gagasan.
2. Tema
Tema pada perancangan Java International Food Center adalah JAWA pada
umumnya Solo Jogja pada khususnya.
3. Suasana Ruang
Untuk mewujudkan suasana dari tema yang diinginkan, yaitu Jawa maka
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Untuk penyambutan tamu pada lobby terdapat permainan alat yang tidak asing
lagi di Jawa, yaitu gamelan. Alasan memilih gamelan, karena gamelan sangatlah
khas dengan ciri musik Jawa. Dan nuansa yang ditimbulkan sangatlah hangat dan
nyaman.
b. Para pegawai dan pengelola mengenakan seragam berwarna coklat, karena coklat
sangat identik dengan tradisi Jawa.
c. Pada penyajian makanan di restaurant dan coffee shop menggunakan peralatan
makanan yang terbuat dari bahan alam, yaitu tembikar dan juga bubutan kayu
JAWA
SOLO JOGJA
MANGKUNEGARAN
RAGAM HIAS DAN ASPEK
SUASANA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96 | P a g e
glugu. Untuk menambah suasana alami dilapisi dengan daun pisang yang masih
hijau segar.
d. Pada lobby, restaurant, coffee shop, souvenir corner menggunakan Penghawaan
alami sehingga akan banyak terdapat bukaan pintu dan jendela. Dengan adanya
bukaan-bukaan itu maka suasana dalam ruangan akan menyatu dengan lingkungan
food center yang terdapat banyak taman.
4. Penataan Ruang ( Layout )
Dalam penataan ruang pada Java International Food Center, direncanakan
dengan dasar pertimbangan : Organisasi ruang, zoning, grouping, fungsi ruang,
besaran ruang dan macam ruang, letak struktur kolom, potensi ruang, kapasitas dan
daya tampung ruang, aktifitas serta efisiensi. Penataan ruang ditekankan pada
kenyamanan sirkulasi dari pengunjung maupun pengelola.
5. Aspek Pembentuk Ruang
a. Lobby
Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tahan gesek,
tidak licin, menarik, mendukung
tema, mozaik dipilih warna terang
sebagai point of interest.
Marmer, batu-batuan
alam dan parquete.
Dinding Mudah dalam perawatan,
mendukung tema, banyak alternative
warna
Cat tembok, batu alam
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik,
mendukung tema, kaya desain, motif
dan warna, bagian pintu depan diberi
penurunan untuk kesan mengundang
tamu.
Gibsum board, kayu,
multiplek, triplek,
lambersering
Tabel. 6 Aspek Pembentuk Ruang lobby
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97 | P a g e
b. Restaurant
Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tidak licin,
menarik, mendukung tema, mudah
untuk dibersihkan
Marmer, batu-batuan
alam, kayu
Dinding Mudah dalam perawatan,
mendukung tema, kaya desain, motif
dan warna, tampak dari luar ruangan
Cat tembok, batu-batuan
alam, kaca
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik,
mendukung tema, kaya desain, motif
dan warna
Gibsum board, kayu
Tabel. 7 Aspek Pembentuk Ruang Restaurant
c. Coffe shop
Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tidak licin, menarik,
mendukung tema, mudah untuk dibersihkan
Kayu/parquete, batu-
batuan alam
Dinding Mudah dalam perawatan, mendukung tema,
kaya desain, motif dan warna, tampak dari
luar ruangan
Cat tembok, batu-
batuan alam, murel
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik,
mendukung tema, kaya desain, motif dan
warna
Triplek, kayu
Tabel 8. Aspek Pembentuk Ruang coffe shop
6. Aspek Bentuk, Warna dan Bahan
a. Bentuk
Ciri-ciri visual bentuk dapat dijelaskan memvisualkan sebagai berikut :
1) Wujud adalah ciri-ciri pokok yang menvisualkan bentuk.
Wujud ialah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan dan sisi suatu
bentuk
2) Dimensi adalah panjang, lebar dan tinggi. Dimensi –dimensi ini
memerlukan adanya proporsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98 | P a g e
3) Warna dan corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu benda atau
bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu
bentuk.
4) Tekstur adalah karakter permukaan suatu bentuk, tekstur mepengaruhi baik
perasaan kita pada waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya
menimpa permukaan bentuk tersebut.
5) Posisi adalah letak relative suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau
medan visual.
6) Orientasi adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata
angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya.
7) Intersia Visual adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk
tergantung pada geometrid an orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan
garis pandangan kita. (Ching Francis, D.K. 1996. ARSITEKTUR BENTUK
RUANG DAN SUSUNANNYA, Jakarta : penerbit Erlangga)
b. Warna
Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk,
warna merupakan atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk
terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk
yang mampu memberikan penekanan kontras. Warna mempunyai peranan yang
sangat besar dalam tata ruang, terutama dalam pembentukan suasana keseluruhan
dari ruang.
Warna adalah kekuatan yang berpengaruh terhadap manusia dan
memberikan rasa sehat atau rasa lesu. Pengaruh warna terhadap manusia terjadi
secara tidak langsung melalui pengaruh fisiologis. Pengaruh tersebut terjadi secara
langsung melalui kekuatan pengaruh impuls.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99 | P a g e
Beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh sifat warna :
1) Warna yang hangat dan terang, dari atas kelihatan merangsang kejiwaan dari
samping menghangatkan, mendekatkan, dari bawah meringankan,
meningkatkan.
2) Warna yang hangat dan gelap, dari atas tampak menyendiri, anggun, dari
samping melingkari, dari bawah sentuhan dan injakan yang nyaman.
3) Warna yang dingin dan terang, dari atas mengendorkan syaraf, dari samping
menggiring, dari bawah licin, merangsang untuk berjalan.
4) Warna yang dingin dan gelap, dari atas berbahaya, dari samping dingin dan
sedih, dari bawah membebani, menarik ke bawah.
(Ernst Neufert Kolokium,Lalita)
Warna pada suatu ruangan dapat mempengaruhi penerangan dalam ruang
dan suhu dalam ruang, sehingga dalam pemilihan warna yang harus
mempertimbangkan dua hal tersebut, disamping itu warna juga mempengaruhi
keadaan psikologi manusia yang berada dalam ruangan. Berikut ini table efek
warna terhadap psikologi manusia (Sri Purwaningsih, 1987 : 15) dan table
karakteristik warna dan efek warna (Joseph De Chiara, Kolokium,Lalita)
Gb. Tabel efek warna terhadap psikologi pemakai.
Warna Absorbsi
Radiasi
Daya
Pantul
Kesan Psikologis
Warna terang
− putih
− hijau kebiruan
− gading
− Biru pastel
0,5
88%
76%
81%
65%
Ringan
Dingin
Gembira, cerah
Formil, mulia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100 | P a g e
− Kuning
kecoklatan
− Abu-abu
Warna sedang
− Biru kehijauan
− Kuning
− Kuning
kecoklatan
− Abu-abu
Warna Tua
− biru
− Coklat
− Hijau
0,7
0,9
76%
83%
54%
65%
63%
61%
8%
10%
7%
Gembira, cerah
Lembut, formil
Mulia
Gembira, cerah
Gembira, cerah
Lembut, formil
Jauh, mulia
Terang
Segar
Tabel 9. Efek Warna Terhadap Psikologi Pemakai.
Setiap warna memberi kesan tersendiri. Perasaan hangat ditimbulkan oleh
warna-warna matahari , diantaranya warna kuning, merah, kuning kemerahan, dan
warna serumpun lainnya. Kesan dingin diperoleh dari warna-warna musim semi
seperti kuning muda, hijau daun muda, merah jambu, dan coklat cerah memberi
kesan hangat dan berjiwa remaja. Warna musim gugur yang bercampur abu-abu
dan hitam terasa tenang dan hangat. Kesan lain yang ditimbulkan oleh warna,
adalah kesan menonjol dan menjauh. Kesan dekat dan jauh dapat dimanfaatkan
untuk menimbulkan kesan ruang yang lebih luas atau lebih sempit, menonjolkan
atau mendesakkan dinding, langit-langit, atau perabot.
(Fritz Wilkening. Kolokium,Lalita)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101 | P a g e
Gb. Tabel karakteristik warna dan efek warna (Joseph De Chiara, 2001 : 1003-1012)
No Kelompok
warna
Karakteristik Efek
1 Merah Hangat, atraktif dalam
memberi semangat,
dramatis
Membuat obyek terlihat
lebih besar, sebagai warna
latar membuat ruang
tampak kecil,
memfokuskan pandangan
2 Orange Hangat, akrab dengan
warna merah dalam
memberi warna lembut.
Sebagai komplemen
atau campuran yang
baik
Ringan, menghangatkan
ruangang yang berkesan
dingin
3 Kuning Hangat, agak semangat,
warna cahaya matahari
Menghamburkan dan
menambah terang dengan
refleksi membuat ruangan
lebih cerah
4 Hijau Dingin, kecuali saat
dicampur dengan
warna hangat, terang,
segar
Ruangan tampak lebih
luas, jauh membuat
suasana rileks.
5 Biru Lebih dingin, warna
penuh cinta, lebih
menekan
Membuat ruangan lebih
luas. Obyek tampak kecil.
Membuat lebih terang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102 | P a g e
warna kontras
6 Ungu Dingin. Tidak memberi
tekanan
Menambah tekanan ruang,
menghasilkan ketenangan,
suasana tenang jika
digunakan dalam tingkatan
lembut
Tabel 10. Tabel karakteristik warna dan efek warna
c. Bahan
Bahan yang digunakan di Java Internayional Food Center adalah bahan-
bahan dari kayu dan stainless steel.
7. Aspek Interior Sistem
a. Lobby
Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, spot light,
down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu, jendela dan
ventilasi
-
Akustik Diterapkan pada komponen
pembentuk ruang dan pengisi ruang
Elemen estetis tanaman,
kayu
Tabel 11. Aspek Interior Sistem Lobby.
b. Restaurant
Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, wall lamp,
spot light, down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu, jendela dan
ventilasi
-
Akustik Diterapkan pada elemen pembentuk
ruang dan pengisi ruang.
Elemen estetis tanaman,
kayu
Tabel 12. Aspek Interior Sistem Restoran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103 | P a g e
c. Coffee shop
Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, spot light,
down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu,
jendela dan ventilasi
-
Akustik Diterapkan pada elemen
pembentuk ruang dan
pengisi ruang
Elemen estetis tanaman,
kayu
Tabel 13. Aspek Interior Coffe Shop.
8. Aspek Keamanan
Pengamanan merupakan bagian yang penting dan terpadu. Pengamanan yang
dimaksud adalah untuk pengamanan fisik manusia, fisik bangunan, serta lingkungan.
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran dipilihlah Fire Alarm System dimana
system ini dapat berfungsi mencegah bahaya kebakaran yang mungin terjadi melalui
alarm tanda bahaya, sedangkan untuk penangan awal menggunakan tabung pemadam
api dengan jenis dry chemical extinguisher yang ditempatkan pada setiap ruang
museum.
Sedangkan dalam penanggulangan bahaya pencurian dan tangan-tangan jahil,
maka dipasang CCTV di setiap sudut ruang pamer serta akan ditempatkan pos-pos
keamanan di beberapa titik. Selain itu pada pintu masuk dan keluar akan ditempatkan
alat sensor pendeteksi logam yang dapat berbunyi secara otomatis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN
A. PERENCANAAN JAVA INTERNATIONAL FOOD CENTER
1. Definisi Food Center adalah :
Food center adalah sebuah pusatnya untuk makanan dan minuman atau tempat
segala macam,aktifitas makan dan minum. Di Food center dapat ditemui berbagai macam
bentuk makanan/minuman, semuanya disediakan dalam satu tempat dan satu kesatuan
bangunan. Masih minimnya pusat rumah makan di kota Solo juga mendukung latar
belakang masalah dari perencanaan Java International Food Center ini, lebih efisien cepat
praktis nyaman dan lengkap menjadi salah satu kelebihan dari food center.
Food center adalah tempat yang menggabungkan berbagai fasilitas kegiatan
makan dan minum seperti restoran, coffe shop, fast food ataupun yang lainnya. Di dalam
food center ini terjadi berbagai macam kegiatan atau aktifitas makan baik cara
makan/minum, cara penyajian yang beragam dan ada bermacam-macam pula jenis menu
yang ditawarkan. Dan dengan nuansa dan desain ruang yang menarik food center adalah
salah satu pilihan one stop food shoping yang menawarkan kepraktisan dan keefisienan.
Jawa mempunyai kekayaan jenis makanan dan minuman dengan resep yang sudah
tercipta oleh nenek moyang orang Jawa sejak dulu ketika kebudayaan Jawa terbentuk.
Khususnya di daerah Solo dan Jogja,makanan-makanan dari daerah ini bahkan sudah
,menyebar ke seluruh dunia. Saat ini di kota Solo maupun Jogja masih jarang sekali akan
keberadaan food center dan di Java International Food Center ini menawarkan berbagai
keunikan sajian menu khas JAVA secara utama dan menu-menu atau sajian eropa sebagai
pelengkap, pada restoranya dan di coffe shopnya menawarkan minuman-minuman dan
makanan cepat saji khas jawa lalu pada loobynya menawarkan kenyamanan ditambah life
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105 | P a g e
music untuk menghibur para pengunjung, dan semuanya dikemas dalam satu kesatuan
ruang dengan cita rasa nuansa Jawa pada desain interior, menu dan pelayanannya.
Kepraktisan adalah motto dari Java International food center. Apalagi di era
globalisasi ini kepraktisan akan berbelanja makanan atau one stop food shoping bagi
masyarakat masa kini adalah suatu pilihan. Satu tempat tujuan menawarkan berbagai
macam menu dan fasilitas makan khas nuansa Jawa. Dan semua pilihan itu ada di Java
International Food Center.
2. Definisi Java International Food Center adalah :
Java : Java/Jawa adalah nama pulau di Indonesia dimana pusat penerintah
ada di tempat ini dan bebagai macam kebudayaan terdapat di dalamnya.
Internasional : Kerja sama antara dua Negara atau lebih.
Food : Istilah bahasa inggris yang di dalam bahasa indonesia artinya adalah
makanan/masakan.
Centre : Isilah bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah
pusat/poros. ( wojowasito,1980 )
Jadi dapat diartiakan bahwa JAVA INTERNASIONAL FOOD CENTRE adalah
pusat atau wadah yang menampung bebagai sarana makan/minum dalam artianya disini
adalah restoran, café shop, fast food ke dalam satu tempat atau ruangan yang bernuansa
JAWA pada interiornya tapi tidak meninggalkan kualitas, estetika, norma dan standarisasi
internasional.
B. Konsep Perancangan Interior Java International Food Center
1. Tema Interior
Tema yang diterapkan dalam perencanaan dan perancangan interior Java
International Food Center ini berkaitan langsung dengan judul proyek perancangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106 | P a g e
yaitu “Java” dengan penerapan atmosfir gaya / Ide Gagasan dari aspek interior dan
Unsur Desain Kraton Mangkunegaran Surakarta.
Sedangkan “Java” disini berarti secara umumnya adalah kebudayaan
masyarakat orang Jawa, dari individu Jawa sampai dengan Keraton Jawa.
Keraton di Jawa yang diambil adalah Mangkunegaran denga mengambil dari
segi perwarnaan, ornamen, ragam hiasnya.
Unsur-unsur yang diambil dari Mankunegaran antara lain adalah :
a. Warna
1) Hijau pareanom : hijau padi muda
2) Hijau Sayur Pare : hijau tua pekat
3) Ornamen
4) Ragam hias.
b. Interior
1) Gebyok : penyekat ruang
2) Furnitur : furniture gaya mangkunegaran.
2. Organisasi Ruang
Organisasi ruang yang digunakan dalam perancangan Solo Hot Rod Club ini
adalah organisasi ruang mengelompok
Organisasi ruang mengelompok
Gambar 13. Organisasi Ruang Mengelompok
(Sumber : J. Pamudji Suptandar. 1999. hal 112)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107 | P a g e
Karakteristik dari organisasi ruang mengelompok ini adalah :
• Organisasi ini merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama, tetapi
komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
• Pembuatan sumbu membantu susunan organisasi.
3. Program Ruang
a. Kelompok ruang public :
1) Looby
2) Restoran
3) Coffe shop
4) Fast food area
5) Show room
6) Souvenir corner
b. Kelompok ruang semi public :
1) Lavatory
2) Gudang makanan
c. Kelompok ruang privat :
1) Ruang kasir
2) Ruang untuk pegawai
3) Kantor
4) Ruang ganti pegawai (lockers)
5) Toilet
e. Kelompok ruang servis
1) Dapur
2) Pantry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108 | P a g e
4. Hubungan Antar Ruang
HUBUNGAN ANTAR RUANG
Gambar. 14 Hubungan Antar Ruang
5. Sistem Sirkulasi
Pola sirkulasi yang digunakan adalah radial yaitu sirkulasi pola radial atau
menyebar. Pengunjung dapat langsung memilih alternatif ruang yang akan dituju.
Pola sirkulasi radial
Sirkulasi ini melibatkan konvergensi pada suatu titik pusat
yang fungsional dan memudahkan pencapaian sepanjang
titik-titik tersebut yang merupakan tujuan bagi pengunjung.
Gambar 15 Pola Sirkulasi Radial
(Aris Sulistiyo, 2006)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109 | P a g e
Gambar 16. Sirkulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110 | P a g e
6. Zonning Grouping
Gambar. 17 Zonning Grouping
7. Komponen Pembentuk Ruang.
a. Lobby
Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tahan gesek,
tidak licin, menarik, mendukung
tema, mozaik dipilih warna terang
sebagai point of interest.
Marmer, batu-batuan
alam dan parquete.
Dinding Mudah dalam perawatan,
mendukung tema, banyak alternative
warna
Cat tembok, batu alam
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik,
mendukung tema, kaya desain, motif
dan warna, bagian pintu depan diberi
penurunan untuk kesan mengundang
tamu.
Gibsum board, kayu,
multiplek, triplek,
lambersering
Tabel. 13 komponen Pebentuk Ruang lobby
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111 | P a g e
b. Restaurant
Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tidak licin,
menarik, mendukung tema, mudah
untuk dibersihkan
Marmer, batu-batuan
alam, kayu
Dinding Mudah dalam perawatan,
mendukung tema, kaya desain, motif
dan warna, tampak dari luar ruangan
Cat tembok, batu-batuan
alam, kaca
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik,
mendukung tema, kaya desain, motif
dan warna
Gibsum board, kayu
Tabel. 14 komponen Pebentuk Ruang Restaurant
c. Coffe shop
Persyaratan Alternatif
Lantai Kuat menahan beban, tidak licin, menarik,
mendukung tema, mudah untuk dibersihkan
Kayu/parquete, batu-
batuan alam
Dinding Mudah dalam perawatan, mendukung tema,
kaya desain, motif dan warna, tampak dari
luar ruangan
Cat tembok, batu-
batuan alam, murel
Langit-langit Mudah dalam perawatan, menarik,
mendukung tema, kaya desain, motif dan
warna
Triplek, kayu
Tabel 15. Aspek Pembentuk Ruang Coffe Shop
8. Interior Sistem
a. Lobby
Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, spot light,
down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu, jendela dan
ventilasi
-
Akustik Diterapkan pada komponen
pembentuk ruang dan pengisi ruang
Elemen estetis tanaman,
kayu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112 | P a g e
Tabel 16. Aspek Interior Sistem Lobby.
b. Restaurant
Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, wall lamp,
spot light, down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu, jendela dan
ventilasi
-
Akustik Diterapkan pada elemen pembentuk
ruang dan pengisi ruang.
Elemen estetis tanaman,
kayu
Tabel 17. Aspek Interior Sistem Restoran.
c. Coffee shop
Alami Buatan
Pencahayaan Sinar matahari Hanging lamp, spot light,
down light
Penghawaan Dengan bukaan pintu,
jendela dan ventilasi
-
Akustik Diterapkan pada elemen
pembentuk ruang dan
pengisi ruang
Elemen estetis tanaman,
kayu
Tabel 18. Aspek Interior Coffe Shop.
9. Sistem Keamanan
Pengamanan merupakan bagian yang penting dan terpadu. Pengamanan yang
dimaksud adalah untuk pengamanan fisik manusia, fisik bangunan, serta lingkungan.
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran dipilihlah Fire Alarm System dimana
system ini dapat berfungsi mencegah bahaya kebakaran yang mungin terjadi melalui
alarm tanda bahaya, sedangkan untuk penangan awal menggunakan tabung pemadam
api dengan jenis dry chemical extinguisher yang ditempatkan pada setiap ruang
museum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113 | P a g e
Sedangkan dalam penanggulangan bahaya pencurian dan tangan-tangan jahil,
maka dipasang CCTV di setiap sudut ruang pamer serta akan ditempatkan pos-pos
keamanan di beberapa titik. Selain itu pada pintu masuk dan keluar akan ditempatkan
alat sensor pendeteksi logam yang dapat berbunyi secara otomatis.
C. SARAN
Perencanaan dan perancangan interior Java International Food Center ini
diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para pembaca pada umumnya serta dapat
dijadikan sebagai tolak ukur ataupun pertimbagan-pertimbangan dalam meningkatkan
perkembangan apresiasi desain interior. Khususnya yang berkaitan dengan proyek
perancangan pada tempat hiburan kafe-resto, lounge dan karaoke. Namun, bukan berarti
karya ini adalah sempurna adanya dan tak ada kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan
ini.