perencanaan dan pengembangan materi ... · web view... baik sebagai efek langsung maupun efek...

30
PERANCANGAN DAN LANGKAH DALAM PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN INOVATIF Oleh Dwi Purnomo PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Upload: hoangthuy

Post on 30-May-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

PERANCANGAN DAN LANGKAH DALAM PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN INOVATIF

OlehDwi Purnomo

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN

KEOLAHRAGAAN IKIP BUDI UTOMO MALANG

Januari 2010

Page 2: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

HALAMAN PENGESAHAN

Makalah ini telah disajikan pada Kegiatan Pelatihan Inovasi Pembelajaran

Di IKIP Budi Utomo Malang pada tanggal 8-9 Januari 2010

Malang, 10 Januari 2010Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan Keolahragaan

IKIP Budi Utomo Malang D e k a n

Drs. Sulikan, MS.

2

Page 3: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

PERANCANGAN DAN LANGKAH DALAM PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN INOVATIF1

Oleh:Dwi Purnomo2

Abstrak:: Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa dalam mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran sehingga memungkinkan peristiwa belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu proses belajar secara efektif. Model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran yang memiliki landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif, berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran yang sedehana, mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang dituju. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas koheren dengan hakikat pendidikan bidang studi tersebut. Namun, secara filosofis tujuan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi siswa dalam penumbuhan dan pengembangan kesadaran belajar, sehingga mampu melakukan olah pikir, rasa, dan raga dalam memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata. Model-model pembelajaran yang dapat mengakomodasikan tujuan tersebut adalah yang berlandaskan pada paradigma konstruktivistik sebagai paradigma alternatif. Dalam hal ini dikenal Model problem solving and reasoning, model inquiry training, model problembased instruction, model conceptual change instruction, dan model group investigation. Model-model tersebut menitikberatkan pada pembelajaran alternative dan partisipatif sehingga sesuai dengan hakikat pembelajaran humanis populis yang bersifat inovatif

Kata Kunci : Rencana Pembelajaran, Kompetensi, Ketuntasan, Konseptual.

A. Pendahuluan Kurikulum merupakan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, sehingga kurikulum yang berlaku selalu mengalami perubahan. Untuk tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah telah diberlakukan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang fleksibel. Dengan demikian pembelajaran yang berlangsung pada tiap tingkatan satuan pendidikan tertentu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menerima konsep. Penerimaan konsep siswa dapat diukur berdasarkan tujuan yang dirumuskan, baik dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang dalam silabus dan selanjutnya

1 Disajikan pada Pelatihan Inovasi Pembelajaran di IKIPBU Malang tanggal 8-9 Januari 2010.2 Lektor Kepala di Jurusan Pendidikan MIPA IKIP Budi Utomo Malang.

3

Page 4: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

dijabarkan oleh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangang guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik pembelajaran di dalam kelas, laboratorium, atau di luar kelas untuk setiap mata palajaran. Oleh karena itu apa-apa yang tertuang dalam RPP memuat hal-hal yang langsung terkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar.

Penyusunan RPP yang dilakukan oleh guru pada umumnya mencatumkan standar kompetensi yang memayungi kompetensi dasar yang akan disusun, sehingga secara lebih terinci rencana pelaksanaan pembelajaran yang merupakan suatu “skenario” guru dan siswa selama pembelajaran dan didalamnya memuat indikator, alokasi waktu, tujuan, materi pembelajaran, metode yang digunakan, langkah-langkah kegiatan belajar mengajar, sumber belajar, dan penilaian. Penjabaran masing-masing bagian dari RPP tersebut adalah sebagai berikut:Standar KompetensiStandar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan kererampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari standar isi yang meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar masing-masing mata pelajaran. Menurut peraturan pemerintah nomot 74 tahun 2008 kompetensi diartikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasi oleh guru, calon guru atau lulusan tingkat satuan pendidikan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Mengacu pada pernyataan tersebut, maka dalam penentuan standar kompetensi hendaknya guru memperhatikan urutannya berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan atau SK dan KD, keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran, Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran, standar kompetensi dituliskan di atas matrik silabus di bawah tulisan semester.Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam standar isi. Sebelum menentukan atau memilih kompetensi dasar, seorang guru terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan SK, keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran, dan keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.Indikator

Indikator merupakan suatu kriteria dan ukuran untuk menentukan kesesuaian antara standar kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh karena itu dalam penentuan indikator memerlukan kriteria-kriteria sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik, berkaitan dengan SK dan KD, memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari, harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik secara utuh, baik dari sisi kognitif, afektif maupun psikomotor, memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan, dapat diukur, diamati, dikuantifikasikan, dan menggunakan kata kerja operasional. Kata kerja operasional yang digunakan disesuaikan dengan ranahnya, misalnya untuk ranah kognitif kata kerja operasional menyebutkan, meghitung, membedakan, mendeskripsikan dstnya, ranah afektif misalnya membentuk,

4

Page 5: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

menggambarkan, mengubah, melengkapi dst.nya, dan ranah psikomotor misalnya menggerakkan, menyusun, membentuk, memindahkan dstnya. Alokasi WaktuAlokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian satu KD tertentu dengan memperhatikan minggu efektif persemester, alokasi waktu mata pelajaran, jumlah kompetensi per semesterTujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran berisikan penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan dan dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional maka rumusan tersebut yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan tergantung pada cakupan materi yang diberikan, dan indikator.. Materi PembelajaranDalam mengidentifikasi materi pelajaran hendaknya mempertimbangkan relevansi materi pokok dengan SK dan KD, tingkat perkembangan fisik, inetelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, struktur keilmuan, kedalaman dan keluasan materi, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan alokasi waktu. Selain hal tersebut, juga harus memperhatikan kesahihan (validitas) : materi memang benar-benar teruji kebenaran kesahihannya, tingkat kebermaknaan (signifikansi) : materi yang diberikan dalam pembelajaran memang benar-benar diperlukan oleh peserta didik, kebermanfaatan (utility) : materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya, layak dipelajari (learnability) : materi layak dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat, menarik minat (interest) : materinya menarik minat peserta didik dan memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.Metode yang Digunakan Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode misalnya metode tanya jawab, inkuiri, ekpositori, diskusi. Metode dalam RPP dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran misalnya model kooperatip tipe jigsaw, TGT, NHT, TPS, artikulasi,. Hal ini tergantung pada karakteristik pendekatan dan atau strategi yang dipilih. Langkah-langkah Kegiatan Belajar MengajarUntuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan atau pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan sesuai denga karakteristik model yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuanSumber Belajar Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran yang dalam hal ini dapat berupa: buku teks, media cetak, media elektronika, nara sumber, lingkungan alam sekitar dan atau yang lainnya.Penilaian

5

Page 6: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Didalam kegiatan penilaian ini terdapat komponen-komponen penting yaitu teknik penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah dirumuskan. Berdasarkan hal tersebut, maka teknik penilaian dapat diartikan sebagai suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.Terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian. Secara garis besar dikelompokkan dalam bentuk tes dan non-tes. Teknis tes merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah, sedangkan teknik non-tes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban benar atau salah.Penilaian yang dilaksanakan hendaknya memperhatikan: 1) pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai

sehingga memudahkan dalam penyunan soal.2) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.3) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang dapat dilakukan

peserta didik setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

4) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Artinya semua indikator ditagih dan hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

5) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan berupa program remidi. Jika peserta didik belum memiliki kemampuan untuk KD yang dirumuskan, maka ia harus diberi tugas pengayaan.

6) Peserta didik yang telah menguasai semua atau hampir semua KD dapat diberi tugas untuk mempelajari KD berikutnya.

7) Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.

8) Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran yang meliputi afektif, kognitif dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian baik formal atau non-formal yang berkesinambungan.

9) Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.

10) Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasi belajar peserta didik.

11) Penilaian selalu berorientasi pada SK, KD dan indikator. Dengan demikian hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.

12) Penilaian dilakukan secara berkesinambungan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan

6

Page 7: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

penguasaan kompetensi peserta didik, baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran.

13) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses pembelajaran, misalnya jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka sebaiknya penilaian diberikan baik pada proses misalnya dengan wawancara maupun hasil dengan melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yag dibutuhkan.

Urutan susunan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut diharapkan dapat mengetahui ketercapaian tujuan, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang dirumuskan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian ketuntasan belajar dapat diketahui. Ketuntasan belajar sebagai ukuran dan tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mengetahui tingkat ketuntasan belajar. Sitti Rahmawaty (2007) menyatakan bahwa daya serap siswa sebagai ukuran ketuntasan belajar individu minimal 70 % sedangkan penguasaan klasikal minimal 60 %. Ketuntasan minimal diperlukan melalui cara-cara dan aktivitas yang dapat dilakukan sehingga tujuan pembelajaran tercapai, dan jika memungkinkan skor siswa bertambah rata-ratanya. (http://www.oke.or.id). Sejalan dengan pelaksanaan Kurikulum terbaru, maka merupakan kewajiban para guru untuk menyelenggarakan pembelajaran yang bervariasi di kelas. Pembelajaran variatif dapat dilakukan dengan pendekatan PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, Efektif dan menyenangkan. Kondisi ini dapat tercipta jika para guru menguasai beberapa model pembelajaran baik secara teoritis maupun dari segi praktis. Adanya pembelajaran yang bervariasi diharapkan dapat lebih membangkitkan semangat dan aktivitas siswa dalam belajar, dengan demikain kompetensi yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran kurikulum dapat tercapai. . B. Model Pembelajaran Inovatif dan Peran Guru

Gunter (1990) mendefinisikan model pembelajaran sebagai an instructional model is a step-by-step procedure that leads to specific learning outcomes. Sedangkan Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran. An instructional strategy is a method for delivering instruction that is intended to help students achieve a learning objective (Burden & Byrd, 1999:85).

Selain memperhatikan rasional teoretik, tujuan, dan hasil yang ingin dicapai, model pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil (1980), yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5) instructional dan nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang disasar (nurturant effects).

Berdasarkan sifat-sifat model pembelajaran yang digunakan, maka guru tidak lagi cenderung bersifat sebagai penyampai konsep, akan tetapi lebih sesuai sebagai

7

Page 8: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

fasilitator dan tidak selalu mendominasi proses sebagaimana dalam proses pembelajaran konvensional. Secara umum model pembelajaran inovatif dapat dikelompokkan dalam model Reasoning and problem solving, model inquiry training, model, model problem-based instruction, dan model pembelajaran perubahan konseptual. Berikut ini diberikan beberapa contoh model pembelajaran yang bersifat inovatif dan sifat-sifatnya.1. Koperatif (Cooperative Learning).

Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok dan pelaporan kelompok,danpelaporan.2. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbgai aspek dengan berbagai cara. 3. Pembelajaran Matematika Realistik (Realistik Mathematics Education)

Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan

8

Page 9: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan matakognisi).

Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal dalam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-interkoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan) .4. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi. 5. Problem Posing dan Problem Promting.

Problem posing yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, mencari alternatif, menyusun soal-pertanyaan.

Probing-prompting. Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan sikap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi6. Pembelajaran Bersiklus (Cycle Learning)

Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat, eksplanasi berarti

9

Page 10: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.

7. Teams Games Tournament (TGT)Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap

kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan, siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesepakatan kelompok. Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi.

8. Examples dan Non-Examples, Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan

kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, visualisasi dan refleksi.

C. Langkah-langkah Pembelajaran inovatif Untuk dapat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran inovatif, maka diperlukan langkah-langkah. Langkah-langkah tersebut merupakan panduan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan langkah yang ditetapkan, diharapkan proses yang terjadi lebih dan hasilnya mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan dalam model pembelajaran inovatif yang ditentukan.

No. Model Pembelajaran Langkah-langkahnya

1. Jigsaw 1) Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan tiap

10

Page 11: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

kelompok beranggotakan 4-5 anak.2) Tiap anak dalam tim diberi bagian materi yang berbeda sesuai

dengan yang ditugaskan.3) Anggota dari tim yamg berbeda yang telah mempelajari bagian

atau sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) dan mendiskusikan sub bab mereka.

4) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok masing-masing dan tiap anggota lainnya mendengarkan penjelasan dari tim ahli.

5) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.6) Guru memberi evaluasi, 7) Penutup.

2. Think Pairs Share

1) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Siswa secara perorangan diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.

3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebangku (1 kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

4) Masing-masing pasangan membentuk kelompok baru (tiap kelompok 4 siswa).

5) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

6) Berawal dari kegiatan tersebut mengarah pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan siswa.

7) Guru memberi kesimpulan. 8) Penutup

3. Student Teams Achievments Divisions (STAD)

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 siswa secara heterogen (campuran menurut prestasi).

2) Guru memberikan penjelasan tentang suatu materi. 3) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan

oleh anggota-anggota kelompok. 4) Anggota kelompok yang mengerti tentang materi menjelaskan

materi kepada anggota yang lain dalam kelompok itu sendiri sampai anggota yang lain mengerti.

5) Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. 6) Pada saat menjawab kuis tidak ada boleh bekerja sama 7) Guru memberi evaluasi. 8) Kesimpulan

4. Number Heads Togheter (NHT)

1) Siswa dibagi dalam kelompok.2) Tiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.3) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.4) Kelompok mendiskusikan jawabannya yang benar dan

memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

5) Guru memenggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil mempresentasikan hasil kerjasama mereka Kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi siswa yang maju.

11

Page 12: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

6) Guru menunjuk nomor yang lain.7) Kesimpulan

5. Role Playing 1) Guru menyusun atau menyiapkan skenario pembelajaran yang akan ditampilkan

2) Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario 2 hari sebelum KBM

3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang akan dicapai 5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan

skenario yang sudah dipersiapkan. 6) Masing-masing siswa duduk di kelompoknya dan

memperhatikan skenario yang sedang ditampilkan 7) Setelah selesai, masing-masing siswa diberikan selembar kertas

untuk membahas apa yang sudah ditampilkan 8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulan 9) guru memberikan kesimpulan secara umum 10) evaluasi 11) Penutup

6. Picture and Picture

1) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai 2) Guru menyajikan materi sebagai pengantar 3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan

yang berkaitan dengan materi 4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7) Kesimpulan7. Examples non

Examples 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui

OHP/LCD 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa

untuk menganalisis gambar 4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusin dari

analisa ganbar tersebut dicatat pada kertas 5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya 6) Berdasarkan hasil diskusi, guru mulai menjelaskan materi sesuai

dengan tujuasn yang hendak dicapai 7) Kesimpulan

8. Artikulasi 1) Guru menyampaikan tujusan pembelajaran yang ingin dicapai 2) Guru menyajikan materi 3) Untuk mengetahui daya serap siswa, guru membentuk

kelompok berpasangan 2 orang 4) Salah satu dari pasangan itu menceritakan materi yang baru

diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan kecil kemudian berganti peran. Begitu juga dengan kelompok yang lainnya

5) Seluruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil

12

Page 13: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

wawancaranya dengan teman pasangannya. 6) Guru mengulangi penjelasannya mengenai materi yang belum

dimengerti siswa 7) Kesimpulan/penutup

9. Mind Mapping 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan

ditanggapi oleh siswa . Sebaiknya permasalahan yang diutarakan guru memiliki alternatif jawaban

3) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang 4) Tiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi 5) Tiap kelompok membacakan hasi diskusinya dan guru

memcatat dipapan dengan mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan guru

6) Dari data-data di papan siswa diminta menarik suatu kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

10. Make a Match (Mencari Pasangan)

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satun bagian kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban

2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu 3) Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang

dipegangnya 4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang

cocok dengan kartunya 5) Setiap siswa yang dapat memcocokkan kartunya sebelum batas

waktu diberi poin 6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya 7) Demikian seterusnya 8) Kesimpulan/penutup

11. Group Investigation

1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen 2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok 3) Guru memanggil ketua dari masing-masing kelompok dan

membagikan materi yang berbeda tiap kelompok 4) Masing-masing kelompok membahas materi yang diberikan

guru secara kooperatifberisi penemuan 5) Setelah diskusi selesai, lewat juru bicara, tiap-tiap kelompok

menyampaikan hasil diskusinya 6) Guru memberikan penjelasan singkat serta menarik kesimpulan 7) Evaluasi 8) Penutup

12. Bertukar Pasangan

1) Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjukkan pasangan atau siswa menunjuk pasangannya sendiri)

2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya

3) Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan pasangnan yang lain

4) Kedua pasangan tersebut saling bertukar pasangan, masing-masing pasangan baru saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka

5) Temuan baru yang didapat darim pertukaran pasangan

13

Page 14: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

kemudian dibagikan kepada pasangan yang semula. 13. Snowball

Throwing 1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan 2) Guru membentuk kelompok dan memanggil masing-masing

ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi 3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya

masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada anggota kelompoknya

4) Masing-masing siswa siberikan selembar kertas untuk menuliskan satu pertanyaan yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan olehn ketua kelompok

5) Kemudian kertas tersebut bibuat seperti bola dan dilemparkan dari siswa sari ke siswa lain selama 15 menit.

6) Setelah siswa mendapat satu bola/satu pertanyaan, mereka diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yangn ada paa kertas tersebut secara bergantian

7) Evaluasi 8) Penutup

14. Inside-outside Circle

1) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar

2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama, menghadap ke dalam

3) Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan

4) Siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempat sedangkan siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam

5) Kemudian giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang berbagi informasi.

15. Course Review Horary

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Guru mendemonstrasikan/menyampaikan materi 3) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya 4) Untuk meguji pemahaman, siswa diminta untuk membuat kotak

9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi dengan angka sesuai ddengan selera masing-masing siswa

5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menilis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung mendiskusikannya,kalau jawaban siswa benar diisi tanda (Ö ) dan jika jawaban siswa salah maka diisi tanda (X)

6) Siswa yang mendapay tanda Ö vertikal atau horizontal, atau diagonal harus berteriak ”hore” atau yel-yel yang lainnya

7) Nilai siswa dihitung dari jumlah jawaban yang benar 8) Penutup

16. Cooperative Integreted Reading and Compositions (CIRC)

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen

2) Guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran

3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas

4) Tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok

14

Page 15: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

5) Guru bersama siswa membuat kesimpulan 6) Penutup

17. Student Facilitator and Explaining

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi 3) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menjelaskan

pada siswa lain baik melalui bagan/peta konsep atau melalui media yang lainnya

4) Guru menyimpulkan pendapat siswa 5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu 6) Penutup

18. Talking Stik 1) Guru menyiapkan sebuah tongkat 2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,

kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca atau mempelajari materi pada buku panduan

3) Kemudian siswa diminta untuk menutup buku panduan 4) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah

itu guru memberikan pertanyaan pada siswa yang memegang tongkat dan siswa tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai semua siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

5) Guru memberikan kesimpulan 6) Evaluasi 7) Penutup

19. Multi Level 1) Menentukan siswa yang berada pada level 1,2,dan 3. Misalnya dari nilai ulangan harian, atau melalui pre test

2) Membentuk kelompok, banyaknya kelompok sesuai dengan banyaknya siswa pada level 1

3) Guru memberikan materi secara keseluruhan dan memberikan soal (LKS) untuk dikerjakan secara individu

4) Sementara siswa yang lain mengerjakan soal, guru mengumpulkan siswa level 1 untuk diberikan materi secara langsung dengan membahas soal yang telah diberikan sebelumnya

5) Siswa level 1 kembali pada kelompoknya dan memberikan pembelajaran pada siswa level 2

6) Dengan dibantu siswa level 1, siswa level 2 memberikan pembelajaran pada siswa level 3 dengan membahas soal yang sama

7) Guru mementau dan mengevaluasi proses kegiatan pembelajaran dan memberikan bantuan secukupnya pada masing-masing kelompok

8) Guru memberikan penghargaan bagi kelompok atau individu yang berhasil

20. Pesan berantai 1) Guru memberikan informasi tentang materi secara umum 2) Membentuk kelompok yang beranggotakan 5 orang 3) Setiap anggota kelompok diberikan nomor 1-5 4) Guru memberikan pesan materi kepada anggota nomor 1 secara

berbisik untuk disampaikan kepada nomor 2,3,4 dan 5 5) Anggota nomor 5 menyampaikan pesan tersebut pada guru 6) Kelompok yang berhasil menyampaikan pesan dengan benar

diberi point

15

Page 16: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

7) Pembahasan materi oleh guru bersama siswa. 8) Kesimpulan

21. Debat 1) Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok yang satu pro dan yang lain kontra

2) Guru membagi tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas

3) Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok yang pro untuk berbicara dan ditanggapi oleh kelompok yang kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mengemukakan pendapatnya

4) Sementara siswa menyampaikan gagasan, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicara di papan tulis.

5) Guru menambahkann konsep/ide yang belum terungkap 6) Dari data-data yang ada di papan, guru mengajak siswa

membuat kesimpulan yang mengacu pada topik yang dibahas. 22. Problem Based

Introductions (PBI)

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktifitas pemecahan masalah yang dipilih

2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan lain-lain)

3) Guru mendorongn siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis dan pemecahan masalah

4) Guru membantu siswa dalam merencanakan, menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

23. Exsplicit Instruction

Yaitu pengajaran langsung khusus yang dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.Langkah-langkah pembelajaran:1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa 2) Mendemonstrasikan pengetahian dan keteram pilan 3) Membimbing pelatihan 4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 5) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.

D. Perencanaan dalam Pembelajaran Inovatif Berdasarkan beberapa contoh di atas, tampak bahwa model pembelajaran

inovatif yang digunakan berorientasi pada proses yang melibatkan penuh siswa untuk memperlajari konsep. Hal ini tampak dari langkah-langkah yang dilakukan. Langkah-langkah tersebut dapat dirumuskan dalam Rencana Pelaksannan Pembelajaran dengan alokasi waktu yang sesuai. Selanjutnya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih yaitu model pembelajaran inovatif maka perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru adalah:

16

Page 17: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

1. Menentukan topik, topik yang diberikan mengacu pada silabus yang berlaku untuk tiap-tiap tingkat satuan pendidikan. Tiap rentang waktu dalam semester sudah dijelaskan topic apa yang akan diberikan.

2. Merencanakan model pembelajaran yang digunakan, Pemilihan model pembelajaran inovatif mengacu situasi dan kondisi pembelajaran.

3. Menyiapkan langkah pembelajaran model yang dipilih4. Melakukan evaluasi dan merefleksikan dengan indicator dan tujuan pembelajaran

yang dirumuskan dalam RPP yang dibuat guru.

E. Rumusan Kegiatan Pembelajaran.Rumusan kegiatan disajikan dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran

dalam RPP dan lakukan evaluasi sesuai dengan rencana yang ada.

Contoh RPP Model Pembelajaran Inovatif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP : .................. Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII Semester : Ganjil

Standar Kompetensi : ..Kompetensi Dasar : ..Indikator : ..Alokasi Waktu : ..Tujuan Pembelajaran : ..Materi Pokok : ..Metode Pembelajaran : ..Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan Pertama : (.... menit)Pendahuluan : ( ....menit)Kegiatan Inti : : (.....menit)Kegiatan Penutup: : (.....menit)

Pertemuan kedua : (..... menit)Pendahuluan : (......menit)Kegiatan Inti : (......menit)Penutup : (......menit) dst.

Sumber Belajar : ..Penilaian : ..

Teknik : TesBentuk Istrumen : Tes tertulis uraian

Malang, .............................. 20 ....Mengetahui Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah

17

Page 18: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

_____________________ _______________________

F. DAFTAR PUSTAKA

Dwi Purnomo. 2009. Pengertian Pendekatan, Metode, Teknik, Takik dan Model dalam Pembelajaran. (online), (http://dwipurnomoikipbu.wordpress.com)

____________, 2009. Pembelajaran Remedial dengan Tutor Sebaya. Jurnal PARADIGMA tahun XIV Nomor 27 Januari-Juni 2009.

____________. 2008. Pembentukan Konsep melalui Pendidikan Matematika Realistik. Jurnal PARADIGMA tahun XIII Nomor 25 Januari-Juni 2008.

____________. 2008. Pembelajaran Kontekstual Berpandu Konstruktivis dan Pelaksanaan di Kelas. Jurnal PARADIGMA tahun XIII Nomor 26 Juli-Desember 2008.

____________. 2009. Model-model Pembelajaran. (Online) (http://dwipurnomoikipbu.wodpress.com)

Ardhana, W. 2000. Reformasi pembelajaran menghadapi abad pengetahuan. Makalah. Disajikan dalam Seminar dan Diskusi Panel Nasional Teknologi Pembelajaran

V, tanggal 7 Oktober 2000, di UM.

Fatoni. 2009. Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Inovtif (Online), (http://fatoniPGSD.wordpress.com. Diakses tanggal 7 Januari 2010)

I Wayan Santyasa. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif (Online), (http://www.freewebs.com. Diakses tanggal 5 Januari 2010

Sitti Rahmawati. 2008. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII IPA.7 terhadap Redoks dan Elektrokimia dengan Menggunakan Sistem Tutor Sebaya. (online), (http://oke.or.id, diakses tanggal 5 Mei 2008).

Suharsimi Arikunto, 1988. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukir. 2008. Model-model Pembelajaran. (Online), (http://ngawieducation.blogspot.com. Diakses tanggal 6 Januari 2010).

________________, 2006. Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan, Panduan Silabus,

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran.

________________, 2008. Paraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru

18

Page 19: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

Abstract: Learning plan is very important to help teachers and students in creatingi, arranging, and organizing learning to enable learning event occurs in order to achieve learning objectives. Learning model is needed to guide the learning process effectively. Model for effective learning is the learning model that has a theoretical basis for the humanistic, flexible, adaptive, present-oriented, has a learning syntax's simple, easy to do, to achieve the objectives and the intended learning outcomes. Learning model that can be applied toin the packed field of study should be coherent with the nature of the study field of education . However, philosophically objective is to facilitate student learning in the growth and development of learning awareness, so that they can do if the thought, feeling, and exercise in solving the problems of life in the real world. Learning models that can accommodate these objectives is based on constructivist paradigm as an alternative paradigm. In this known model problem solving and reasoning, inquiry models of

19

Page 20: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MATERI ... · Web view... baik sebagai efek langsung maupun efek pengiring dari proses pembelajaran. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan

training, instruction problembased model, model of conceptual change instruction, and the model of group investigation. These models focus on alternative learning and participatory so that according to the nature of learning that is innovative populist humanist

Abstrak:: Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa dalam mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran sehingga memungkinkan peristiwa belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu proses belajar secara efektif. Model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran yang memiliki landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif, berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran yang sedehana, mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang dituju. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas koheren dengan hakikat pendidikan bidang studi tersebut. Namun, secara filosofis tujuan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi siswa dalam penumbuhan dan pengembangan kesadaran belajar, sehingga mampu melakukan olah pikir, rasa, dan raga dalam memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata. Model-model pembelajaran yang dapat mengakomodasikan tujuan tersebut adalah yang berlandaskan pada paradigma konstruktivistik sebagai paradigma alternatif. Dalam hal ini dikenal Model problem solving and reasoning, model inquiry training, model problembased instruction, model conceptual change instruction, dan model group investigation. Model-model tersebut menitikberatkan pada pembelajaran alternative dan partisipatif sehingga sesuai dengan hakikat pembelajaran humanis populis yang bersifat inovatif

20