perencanaan agregat

38
Perencanaan Agregat Teknik perencanaan agregat adalah sebuah metodologi yang dibutuhkan oleh departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi untuk membuat jadwal induk. Agregat berarti penjadwalan dilakukan secara keseluruhan dari semua produk yang menggunakan sumberdaya terbatas yang sama. Perencanaan agregat ditujukan agar mendapatkan utilisasi maksimal sumberdaya manusia dan peralatan. Proses penetapan tingkat output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produks Berikut diberikan contoh untuk memberikan gambaran awal perencanaan agregat. Pabrik kecil membuat beberapa model video player. Untuk menjadwalkan sebuah produk, diperlukan data berapa pekerja yang dibutuhkan, kapasitas produksi, kelompok produk, dan lainnya. Pada intinya, dibutuhkan sebuah jadwal yang dapat memenuhi demand yang berfluktuasi dari waktu ke waktu. Sebagai gambaran, terdapat beberapa pilihan, misalnya yang pertama adalah dengan memproduksi lebih banyak produk daripada demand pada waktu demand rendah, dan bekerja sesuai standar pada waktu demand tinggi. Pendekatan ini menghasilkan tingkat produksi yang relatif konstan tetapi memerlukan biaya penyimpanan. Salah satu pilihannya adalah dengan mempekerjakan dan menghentikan karyawan tepat sesuai dengan demand saat tersebut. Shift dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Dengan pendekatan ini, biaya penyimpanan rendah, tetapi biaya karyawan menjadi tinggi. Pendekatan lainnya adalah dengan menggunakan lembur. Tetapi ada peraturan yang membatasi waktu lembur. Pilihan lainnya adalah melakukan subkontrak pada saat demand tinggi dengan biaya lebih mahal daripada membuat sendiri. Seorang penjadwal produksi dapat menggunakan kombinasi pendekatan ini untuk dapat membuat sebuah perencanaan agregat yang baik Kapasitas pabrik adalah 38 produk per hari. Setiap unit yang tidak dikirim dikenai biaya penyimpanan $10 per bulan. Setiap unit back-order dikenai biaya $25 per bulan hingga unit tersebut dikirimkan. Biaya produksi adalah $800 per unit pada waktu regular dan $1000 dengan menggunakan lembur. Tabel berikut menggambarkan satu perencanaan agregat yang dapat digunakan untuk memenuhi

Upload: dyla-witdhh-dyand

Post on 12-Jan-2016

87 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

perencanaaan

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Agregat

Perencanaan Agregat    Teknik perencanaan agregat adalah sebuah metodologi yang dibutuhkan oleh departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi untuk membuat jadwal induk. Agregat berarti penjadwalan dilakukan secara keseluruhan dari semua produk yang menggunakan sumberdaya terbatas yang sama. Perencanaan agregat ditujukan agar mendapatkan utilisasi maksimal sumberdaya manusia dan peralatan. Proses penetapan tingkat output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produks

   Berikut diberikan contoh untuk memberikan gambaran awal perencanaan agregat. Pabrik kecil membuat beberapa model video player. Untuk menjadwalkan sebuah produk, diperlukan data berapa pekerja yang dibutuhkan, kapasitas produksi, kelompok produk, dan lainnya. Pada intinya, dibutuhkan sebuah jadwal yang dapat memenuhi demand yang berfluktuasi dari waktu ke waktu. Sebagai gambaran, terdapat beberapa pilihan, misalnya yang pertama adalah dengan memproduksi lebih banyak produk daripada demand pada waktu demand rendah, dan bekerja sesuai standar pada waktu demand tinggi. Pendekatan ini menghasilkan tingkat produksi yang relatif konstan tetapi memerlukan biaya penyimpanan. Salah satu pilihannya adalah dengan mempekerjakan dan menghentikan karyawan tepat sesuai dengan demand saat tersebut. Shift dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Dengan pendekatan ini, biaya penyimpanan rendah, tetapi biaya karyawan menjadi tinggi. Pendekatan lainnya adalah dengan menggunakan lembur. Tetapi ada peraturan yang membatasi waktu lembur. Pilihan lainnya adalah melakukan subkontrak pada saat demand tinggi dengan biaya lebih mahal daripada membuat sendiri. Seorang penjadwal produksi dapat menggunakan kombinasi pendekatan ini untuk dapat membuat sebuah perencanaan agregat yang baik

    Kapasitas pabrik adalah 38 produk per hari. Setiap unit yang tidak dikirim dikenai biaya penyimpanan $10 per bulan. Setiap unit back-order dikenai biaya $25 per bulan hingga unit tersebut dikirimkan. Biaya produksi adalah $800 per unit pada waktu regular dan $1000 dengan menggunakan lembur. Tabel berikut menggambarkan satu perencanaan agregat yang dapat digunakan untuk memenuhi demand yang telah diramalkan untuk produk tersebut. Demand ramalan terlihat pada kolom 2, bervariasi dari 400 hingga 1500 unit per bulan. Kolom 3 merupakan demand kumulatif bulanan. Jumlah hari produksi yang tersedia untuk waktu reguler dan lembur terdapat pada kolom 4 dan 5. Kapasitas produksi bervariasi bergantung kepada panjang bulan. Pada bulan Agustus, kapasitas rendah karena terdapat hari libur. Satu perencanaan agregat yang mungkin diberikan pada kolom 6 dan 7.

Page 2: Perencanaan Agregat

     Pada bulan Januari, untuk memproduksi 836 unit dibutuhkan waktu produksi reguler sebanyak 38 unit per hari selama 22 hari. Pada bulan Oktober, November dan Desember, jadwal memproduksi lebih sedikit dari waktu produksi regular, yang berimplikasi pada penghentian beberapa orang karyawan pada bulan-bulan tersebut. Produksi kumulatif jadwal produksi diberikan pada kolom 8. jika produksi kumulatif pada suatu bulan melebihi demand kumulatif, kelebihan unit disimpan dan menghasilkan biaya penyimpanan. Jika demand kumulatif melebihi produksi, maka demand yang tidak dapat terpenuhi tersebut harus di back-order. Kolom 9 dan 10 memperlihatkan jumlah unit yang disimpan dan back order pada setiap bulan. Lima kolom terakhir memberikan gambaran biaya, dalam ribuan dollar, yang digunakan untuk mengevaluasi jadwal potensial ini. Kolom 11 adalah biaya produksi regular. Untuk bulan Januari, biaya waktu regular adalah $668,800 yang dihasilkan dari 836 unit dikalikan $800 per unit. Kolom 12 adalah biaya lembur. Kolom 13 adalah biaya penyimpanan yang terjadi, yang sama dengan $10 untuk setiap unit yang disimpan. Kolom 14 memberikan biaya back-order, yang sama dengan $25 dikalikan dengan unit yang harus di back-order. Kolom terakhir memberikan biaya produksi total untuk setiap bulan. Total biaya untuk jadwal ini adalah $7,814,270. 

Page 3: Perencanaan Agregat

     Jadwal dibuat dengan cara memetakan demand kumulatif sebagai garis terputus. Kapasitas waktu regular ditambah dengan waktu lembur digambarkan sebagai garis tebal. Setiap jadwal yang berada di bawah garis kapasitas ini feasible untuk dilaksanakan. Salah satu dari jadwal feasible yang ada adalah garis bertitik, yang mewakili sebuah jadwal untuk memproduksi pada kapasitas maksimum hingga bulan Agustus dan kemudian lebih rendah dari kapasitas regular dan lebih rendah lagi selama bulan Desember.

    Pertanyaan yang timbul: apakah ada jadwal lain yang memberikan biaya lebih rendah? Apakah ada model lain yang menghasilkan solusi berbiaya minimum? Apakah ada pendekatan heuristic yang sederhana yang mudah digunakan dan akan menghasilkan solusi yang mendekati biaya minimum? Terdapat beberapa pendekatan. Misalnya pendekatan secara grafis/tabel seperti yang ditunjukkan di atas. Menggunakan analisis empiris model yang disederhanakan, yang kemudian dapat diselesaikan dengan teknik yang telah diketahui seperti pemrograman linier. Menggunakan model yang lebih realistis dan lengkap yang diuji menggunakan computer untuk mengevaluasi solusi alternatif yang sangat banyak.

    Tidak ada jaminan bahwa yang terbaik yang ada dalam sampel merupakan solusi optimal. Walaupun demikian, jika hasil mendekati optimal, pendekatan tersebut sangat mungkin dapat berjalan dengan baik pada dunia nyata.Manufaktur seperti GE, Yamaha, dsb menghadapi keputusan yang berat ketika berusaha untuk menjadwalkan produk seperti alat pendingin, jet ski, dsb. di mana permintaan sangat bergantung pada variasi musiman. Jika perusahaan meningkatkan output dan pada saat tersebut musim panas lebih

Page 4: Perencanaan Agregat

hangat daripada biasanya, maka mereka dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar. Bagaimanapun, jika musim panas agak dingin, maka bisa jadi banyak produk mahal yang tertahan tidak terjual. Mengembangkan rencana yang dapat memperkecil biaya yang berkaitan dengan peramalan adalah satu fungsi utama manajer produksi.

B. Tujuan Perencanaan Agregat    Perencanaan agregat memperhatikan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah, biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan. Para manajer produksi berusaha untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diramalkan dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Pada umumnya, tujuan perencanaan agregat adalah memperkecil biaya pada perioda perencanaan. Bagaimanapun, terdapat isu strategis lain yang mungkin lebih penting daripada biaya rendah. Strategi tersebut mungkin untuk memperlancar tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa tujuan perecanaan agregate antara lain:

Sebagai langkah awal untuk menentukan aktifitas produksi Sebagai masukan perencanaan sumber daya Stabilisasi produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan

Perencanaan agregat menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan rencana produksi. Ada empat hal yang diperlukan untuk perencanaan agregat:

Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur output dan penjualan, seperti unit alat pendingin pada GE. Peramalan permintaan untuk suatu perioda perencanaan jangka menengah yang layak pada selang waktu agregat tersebut. Metoda untuk menentukan biaya yang didiskusikan. Model yang mengkombinasikan peramalan dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk perioda perencanaan.

Dalam keputusan perencanaan agregat, ditunjukkan bagaimana rencana agregat berhubungan dengan perencanaan proses keseluruhan, dan dijelaskan beberapa teknik yang digunakan para manajer ketika mengembangkan sebuah rencana agregat. 

C. Fungsi Perencanaan Agregat

Page 5: Perencanaan Agregat

    Fungsi perencanaan agregat  antara lain

1. Alat  komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur2. Pegangan untuk merancang jadwal induk produksi3. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan4. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi5. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi6. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian7. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana strategis8. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi

D. Karakteristik Perencanaan Agregat    Berikut ini beberapa karakteristik yang menjadi cirri dari perencanaan agregat, yakni:

1. Dinyatakan dalam kelompok produk atau famili (aggregate)2. Satuan unit tergantung jenis produk (ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang)3. Satuan unit dikonversikan ke bentuk satuan rupiah4. Setelah satuan unit ditetapkan maka factor konversi juga harus ditetapkan5. Horizon perencanaan cukup panjang  (5 tahun)

E. Proses Perencanaan Agregat    Peramalan permintaan menjawab permasalahan pada jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Peramalan jangka panjang membantu para manajer berhadapan dengan isu kapasitas dan strategis dan menjadi tanggung jawab manajemen puncak, sebagaimana ditunjukkan pada gambar. Manajemen puncak merumuskan pertanyaan yang terkait dengan kebijakan, seperti perluasan dan penempatan fasilitas, pengembangan produksi baru, pembiayaan riset, dan investasi dalam perioda beberapa tahun. Perencanaan jangka menengah dimulai setelah keputusan kapasitas jangka panjang dibuat. Perencanaan tersebut menjadi pekerjaan seorang manajer produksi. 

    Penjadwalan keputusan mengatasi permasalahan dalam menyesuaikan produktivitas terhadap permintaan yang berubah-ubah. Rencana tersebut harus konsisten dengan strategi jangka panjang manajemen puncak dan bekerja dengan sumberdaya yang dialokasikan oleh keputusan strategis

Page 6: Perencanaan Agregat

sebelumnya. Perencanaan jangka menengah dapat dipenuhi dengan membuat sebuah rencana produksi agregat.

    Perencanaan jangka pendek dapat diperpanjang hingga satu tahun tetapi pada umumnya kurang dari 3 bulan. Rencana tersebut adalah juga merupakan tanggung jawab karyawan produksi, yang bekerja dengan para penyelia dan mandor untuk "menguraikan" perencanaan jangka menengah menjadi jadwal mingguan, harian, dan jam-an. Taktik untuk berhadapan dengan perencanaan jangka pendek meliputi pemuatan, pengurutan, percepatan, dan pengiriman.Pada gambar ditunjukkan horison waktu dan fitur untuk perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. 

F. Sifat Alami Perencanaan Agregat

    Sebagaimana tersirat pada istilah agregat, perencanaan agregat berarti mengkombinasikan sumberdaya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan peramalan permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan, perencana harus memilih tingkat output untuk suatu fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Rencana tersebut dapat digunakan mungkin bagi perusahaan manufaktur seperti GE, Whirpool, dan sebagainya.

    Contoh perusahaan komputer yang masing-masing memproduksi model komputer mikro yang berbeda. Mereka membuat (1) laptop (2) desktop (3) komputer notebook, dan (4) mesin teknologi unggul dengan chip berkecepatan tinggi. Untuk setiap bulan pada tiga triwulan yang akan datang, perencanaan agregat untuk "keluarga" komputer mikro  mungkin memiliki output berikut (dalam unit produksi):

Triwulan 1Triwulan 2 Triwulan 3

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep

150,00

0

120,00

0

110,00

0

100,00

0

130,00

0

150,00

0

180,00

0

150,00

0

140,00

0

G. Hubungan Tugas Perencanaan Agregat dan Tugas Tanggungjawab

Page 7: Perencanaan Agregat

 Eksekutif puncak memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal:

Perencanaan jangka panjang (lebih dari satu tahun) Penelitian & Pengembangan Rencana produk baru Penanaman modal Lokasi/perluasan fasilitas

Manajer produksi memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal:

Perencanaan Jangka Menengah (3 hingga 18 bulan)

Page 8: Perencanaan Agregat

Perencanaan penjualan Perencanaan produksi dan anggaran Menentukan tingkat ketenagakerjaan, persediaan, level subkontrak Menganalisis rencana produksi

Lain dari itu Manajer produksi juga bertugas dan bertanggung jawab layaknya para penyelia dan mandorTugas dan tanggung jawab dari para penyelia, mandor antara lain ádalah sebagai berikut:

Rencana jangka pendek (hingga 3 bulan) Penugasan pekerjaan Pemesanan Penjadwalan kerja Pengiriman Lembur Bantuan paruh waktu Tanggung jawab Perencanaan tugas dan horizon

        Perhatikan bahwa rencana produksi dalam agregat, tidak diuraikan per produk. Demikian juga, sebuah rencana agregat untuk GM menunjukkan pada pabrik berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil dua-pintu atau empat-pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau hijau. Hal tersebut menunjukkan pada Nucor Steel berapa banyak ton baja yang akan diproduksi, tetapi tidak membedakan kelas bajanya.

        Perencanaan agregat menjadi bagian dari suatu sistem perencanaan produksi yang lebih besar. Oleh karena itu sangat bermanfaat untuk dapat memahami hubungan antara rencana dan beberapa faktor internal dan eksternal. Manajer produksi tidak hanya menerima input dari peramalan permintaan bagian pemasaran, tetapi harus pula berhadapan dengan data keuangan, personil, kapasitas, dan ketersediaan bahan baku, sebagaimana ditunjukkan pada gambar. Di dalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan rencana agregat secara lebih terinci disebut disagregasi. Disagregasi menghasilkan sebuah master production schedule, yang menyediakan input bagi sistem perencanaan kebutuhan material (MRP). Master production schedule menangani pembelian atau memproduksi komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir. Jadwal

Page 9: Perencanaan Agregat

rencana kerja yang terinci bagi orang-orang dan penjadwalan prioritas bagi produk menghasilkan tahap akhir sistem perencanaan produksi

 

Berikut contoh elemen-elemen dalam perencanaan agregate untuk komputer. Elemen-elemen yang tersebut antara lain:a)    Pasar Komputerb)    Pasar dan permintaanc)    Keputusan produkd)    Riset dan Teknologie)    Peramalan permintaan, pesananf)    Keputusan perencanaan proses dan kapasitasg)    Rencana agregat untuk produksih)    Tenaga kerjai)    Ketersediaan bahan mentahj)    Kapasitas eksternal (subkontraktor)k)    Persediaanl)    Master production schedule dan sistem MRP

Page 10: Perencanaan Agregat

m)    Jadwal kerja terinci. (Hendra Poerwanto G)

Perencanaan Agregat & Contoh Soal Metode Grafik dan Transportasi Christophel Pratanto   2 comments

Page 11: Perencanaan Agregat

Pengertian Perencanaan Agregat

Perencanaan Agregat (agregat planning) juga dikenal sebagai Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan

olehpara manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan).

Perencanaan agregat dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai

produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak, danvariabel lain yang dapat dikendalikan.

Keputusan Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dankuartalan yang mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas

dengan permintaan yang fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana jangka menengah.

Tujuan Perencanaan Agregat

Pada dasarnya tujuan dari perencanaan agregat adalah berusaha untuk memperoleh suatu pemecahan yang optimal dalam biaya atau

keuntungan pada periode perencanaan. Namun bagaimanapun juga, terdapat permasalahan strategis lain yang mungkin lebih penting daripada biaya

rendah. Permasalahan strategis yang dimaksud itu antara lain mengurangi permasalahan tingkat ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau

memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Bagi perusahaan manufaktur, jadwal agregat bertujuan menghubungkan sasaran strategis perusahaan

dengan rencana produksi, tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja.Ada empat

hal yang diperlukan dalam perencanaan agregat antara lain:

         Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan output

         Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang layak pada waktu agregat.

         Metode untuk menentukan biaya

         Model yang mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk periode perencanaan

Sifat Perencanaan Agregat

Page 12: Perencanaan Agregat

Perencanaan agregat menurut istilah agregat berarti mengombinasikan sumber daya yang sesuai ke dalam jangka waktu keseluruhan.

Dengan prediksi permintaan, kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling berhubungan, perencana harus

memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak

menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan jenis dari produk tersebut.

Sebagai contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa banyak mobil

dua pintu atau empat pintu atau berapa banyak mobil berwarna merah atau biru.

Hubungan Input dan Output Perencanaan Agregat

Page 13: Perencanaan Agregat

Gambar di atas memperlihatkan bahwa dalam membuat rencana agregat untuk produksi, manajer operasi tidak hanya menerima input

mengenai prediksi permintaan dari bagian pemasaran, tetapi harus pulaberhadapan dengan data keuangan, personel (tenaga kerja), persediaan

kapasitas eksternal (subkontraktor), dan ketersediaan bahan baku/mentah. Didalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan

rencana agregat secara lebih terinci disebut disagregasi (disagregation). Disagregasi menghasilkan sebuah jadwal produksi induk (master production

schedule),yang menyediakan input bagi system perencanaan kebutuhan material(material requirement planning-MRP system). Master production

schedule menangani pembelian atau produksi komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir. Jadwal kerja yang terinci bagi orang-orang

dan prioritas penjadwalan bagi produk menghasilkan tahap akhir system perencanaan produksi

Page 14: Perencanaan Agregat

Biaya yang Terlibat Dalam Perencanaan Agregat

Biaya-biaya yang terlibat dalam perencanaan agregat antara lain :

         Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja)

Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan, proses seleksi dan training. Biaya training merupakan biaya yang besar apabila

tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang belum berpengalaman.

         Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja)

Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin rendahnya permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat produksi

menurun dengan drastic. Pemberhentian ini mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang pesangon bagi karyawan yang di-PHK,

menurunnya moral kerja dan produktivitas karyawan yang masih bekerja, dan tekanan yang bersifat social. Semua akibat ini dianggap sebagai biaya

pemberhentian tenaga kerja yang akan ditanggungperusahaan.

         Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya menganggur)

Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output produksi, tetapi konsekwensinya perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan

lembur yang biasanya 150% dari biaya kerja regular.Disamping biaya tersebut, adanya lembur akan memperbesar tingkat absen karyawan karena

capek. Kebalikan dari kondisi diatas adalah bila perusahaan mempunyai kelebihan tenaga kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang

Page 15: Perencanaan Agregat

dibutuhkan untuk kegiatan produksi. Tenaga kerja berlebih ini kadang-kadang bisa  dialokasikan untuk kegiatan lain yang produktif meskipun tidak

selamanya efektif. Bila tidak dapat dilakukan alokasi yang efektif, maka perusahaan dianggap menanggung biaya menganggur yang besarnya

merupakan perkalian antara jumlah jam kerja yang tidak terpakai dengan tingkat upah dan tunjangan lainnya.

         Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan persediaan)

Persediaan mempunyai fungsi mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada saat-saat tertentu. Konsekwensi dari kebijaksanaan persediaan

bagi perusahaan adalah timbulnya biaya penyimpanan(inventory cost/holding cost) yang berupa biaya tertahannya modal,pajak, asuransi, kerusakan

bahan, dan biaya sewa gudang. Kebalikan dari kondisi diatas, kebijaksanaan tidak mengadakan persediaan seolah-olah menguntungkan, tetapi

sebenarnya dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk biaya kehabisan persediaan. biaya kehabisan persediaan ini dihitung berdasarkan berapa

barang diminta yang tidak tersedia. Kondisi ini pada system MTO(Make to order =Memproduksii berdasarkan pesanan) akan mengakibatkan jadwal

jadwal penterahan order terlambat, sedangkan pada system MTS (make to stock =Memproduksi untuk memenuhi persediaan) akan mengakibatkan

beralihnya pelanggan pada produk lain. Kekecewaan pelanggan karena tidak tersedianya barang yang diinginkan akan diperhitungkan sebagai

kerugian bagi perusahaan, dimana kerugian tersebut akan dikelompokkan sebagai biaya kehabisan persediaan. Biaya kehabisan persediaan ini sama

nilainya dengan biaya pemesanan kembali bila konsumen masih bersedia menunggu.

         Subcontract Cost (biaya subkontrak)

Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular,biasanya perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak bisa

ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain. Konsekuensi dari kebijaksanaan ini adalah timbulnya biaya subkontrak, dimana biasanya biaya

mensubkontrakan ini lebih mahal dibandingkan memproduksi sendiri dan adanya resiko terjadinya kelambatan penyerahan dari kontraktor.

Page 16: Perencanaan Agregat

Strategi Perencanaan Agregat.

Terdapat delapan pilihan secara lebih terinci. Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas (capacity option) atau disebut strategi perencanaan agregat

secara murni (Pure Strategy) sebab pilihan ini tidak berusaha untuk mengubah permintaan tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan. Tiga

pilihan yang terakhir adalah pilihan permintaan (demand option) dimana perusahaan berusaha untuk mengurangi perubahan pola permintaan selama

periode perencanaan. Strategi-strategi ini melibatkan manipulasi persediaan, nilai produksi, tingkat tenaga kerja,kapasitas, dan variabel lain yang

dapat dikendalikan 

      Pilihan Kapasitas / Pure Strategy

Sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas dasar(produksi) berikut:

1.       Mengubah tingkat persediaan

Para manajer dapat meningkatkan persediaan selama periode permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa

mendatang. Jika strategi ini dipilih, maka biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan, asuransi, penanganan, keusangan, pencurian, dan modal

yang diinvestasikan akan meningkat. (Biaya-biaya ini pada umumnya berkisar 15% hingga 40% dari nilai sebuah barang setiap tahunnya). Pada sisi

lain, ketika perusahaan memasuki masa dimana permintaan meningkat, maka kekurangan yang terjadi dapat mengakibatkan tidak terjadinya

penjualan yang disebabkan waktu tunggu yang lebih panjang dan pelayanan pelanggan yang lebih buruk.

2 .       Meragamkan jumlah tenaga kerja

 Dilakukan dengan cara mengkaryakan atau memberhentikan.Salah satu cara untuk memenuhi permintaan adalah dengan mengkaryakan

atau memberhentikan para pekerja produksi untuk menyesuaikan tingkat produksi. Bagaimanapun, sering karyawan baru memerlukan pelatihan, dan

Page 17: Perencanaan Agregat

produktivitas rata-rata menurun untuk sementara karena mereka menjadi terbiasa. Pemberhentian atau PHK, tentu saja, menurunkan moral semua

pekerja dan dapat mendorong ke arah produktivitas yang lebih rendah.

3.       Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong

Terkadang tenaga kerja dapat dijaga tetap konstan dengan meragamkan waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan

rendah dan menambah jam kerja pada saat permintaan naik. Sekalipun begitu, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan seberapa

banyak lembur yang dapat dilakukan. Upah lembur membutuhkan lebih banyak uang, dan terlalu banyak lembur dapat membuat titik produktivitas

pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya overhead yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dapat

tetap berjalan.Pada sisi lain, disaat permintaan menurun, perusahaan harus mengurangi waktu kosong pekerja-yang biasanya merupakan proses

yang sulit.

4.       Subkontrak

Sebuah perusahaan dapat memperoleh kapasitas sementara dengan melakukan subkontrak selama periode permintaan tinggi.Bagaimana

pun, subkontrak, memiliki beberapa kekurangan antaralain :

-          Mahal

-          Membawa resiko dengan membuka pintu klien bagi pesaing

-          Seringkali susah mendapatkan pemasok subkontrak yang sempurna, yang selalu dapat mengirimkan produk bermutu tepat waktu.

5.       Penggunaan karyawan paruh waktu

Page 18: Perencanaan Agregat

Terutama di sector jasa, karyawan paruh waktu dapat mengisi kebutuhan tenaga kerja tidak terampil. Praktik ini umum dilakukan direstoran, toko

eceran, dan supermarket.

    Pilihan Permintaan

Pilihan permintaan dasar adalah sebagai berikut :

6.       Mempengaruhi permintaan.

Ketika permintaan rendah, sebuah perusahaan dapat mencoba untuk meningkatkan permintaan melalui iklan, promosi, kewiraniagaan, dan

diskon. Perusahaan penerbangan dan hotel telah lama menawarkan diskon akhir pekan dan tarif musim sepi; perusahaan telepon membebankan

biaya yang lebih murah pada malam hari; beberapa perguruan tinggi member diskon bagi warga senior; dan pendingin udara dijual lebih murah pada

waktu musim dingin. Bagaimana pun, bahkan iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu mampu menyeimbangkan

permintaan dengan kapasitas produksi.

Page 19: Perencanaan Agregat

7.       Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi.

Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan tetapi tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi

pada saat itu. Jika pelanggan mau menunggu tanpa kehilangan kehendak baik mereka maupun pesanannya, tunggakan pesanan adalah strategi

yang mungkin dijalankan. Banyak perusahaan menggunakan tunggakan pesanan,tetapi pendekatan ini sering mengakibatkan hilangnya penjualan.

8.       Perpaduan produk dan jasa yang counterseasonal (dengan musimyang berbeda).Sebuah teknik

pelancar masalah aktif yang secara luas digunakan para pengusaha manufaktur adalah mengembangkan sebuah produk yang merupakan

perpaduan dari barang counterseasonal. Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan pendingin ruangan atau mesin pemotong

rumput dan penyingkir salju. Bagaimanapun, perusahaan yang menerapkan pendekatan ini mungkin mendapati diri mereka terlibat dengan produk

atau jasa di luar area keahlian atau target pasar mereka.

  Strategi  Campuran ( mixed Strategy )

Page 20: Perencanaan Agregat

Walupun setiap lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat menghasilkan sebuah jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi

diantara pilihan kapasitas dan pilihan permintaan mungkinakan lebih baik

Kebanyakan pengusaha manufaktur berasumsi bahwa penggunaan pilihan permintaan telah diteliti secara menyeluruh oleh bagian

pemasaran dan pilihan-pilihan yang layak itu digabungkan dengan prediksi permintaan. Manajer operasi lalu membuat rencana agregat berdasarkan

pada prediksi itu. Bagaimanapun, dengan menggunakan lima pilihan kapasitas dalam otoritasnya, manager operasi masih memiliki banyak

kemungkinan rencana. Rencana ini dapat terdiri dari :

         strategi perburuan (chase strategy)

Sebuah strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat output bagi setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode

tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi dengan berbagai jalan. Sebagai contoh, manager operasi dapat memvariasikan tingkat tenaga kerja dengan

merekrut atau menghentikan karyawan , atau dapat memvariasikan produks idengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu,atau

subkontrak.

         strategi penjadwalan bertingkat (level-scheduling strategy).

Sebuah rencana agregat di mana produksi harian tetap samadari periode ke periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan

mempertahankan tingkat produksi pada tingkatan yang seragam dan mungkin membiarkan persediaan barang jadi naik atau turun untuk menopang

perbedaan permintaan dan produksi atau menemukan pekerjaan alternatif bagi karyawan. Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika

permintaan stabil.

Page 21: Perencanaan Agregat

Keuntungan dan Kerugian Masing-Masing Strategi Perencanaan Agregat

Pilihan Keunggulan Kerugian Beberapa Komentar

Mengubah tingkat persediaan

Perubahan sumber daya manusia terjadi secara bertahap atau tidak ada perubahan produksi secara tiba-tiba

Biaya penyimpanan persediaan dapat meningkat. Kekurangan persediaan dapat menyebabkan kehilangan pernjualan

Diterapkan terutama untuk produksi dan operasi, bukan jasa

Meragamkan jumlah tenaga kerja dengan merekrut atau memberhentikan karyawan

Menghindari biaya alternative lain

Biaya perekrutan, PHK, dan pelatihan mungkin berjumlah besar.

Digunakan di mana jumlah angkatan kerja besar

Meragamkan tingkat produksi melalui waktu lembur atau waktu kosong

Menyesuaikan fluktuasi musiman  tanpa biaya perekrutan / pelatihan

Upah lembur mahal; karyawan lelah; mungkin tidak dapat memenuhi permintaan

Memungkinkan fleksibilitas dalam rencana agregat

Subkontrak Membolehkan adanya fleksibilitas dan memuluskan output perusahaan

Kehilangan pengendalian mutu; mengurangi keuntungan; kehilangan bisnis di masa datang

Diterapkan terutama dalam penentuan produksi

Page 22: Perencanaan Agregat

Menggunakan karyawan paruh waktu

Lebih murah dan lebih fleksibel daripada karyawan penuh waktu

Biaya perputaran karyawan/ pelatihan tinggi; sulit membuat penjadwalan

Baik untuk pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan di wilayah dengan jumlah tenaga kerja sementara yg bnyak

Mempengaruhi permintaan

Mencoba untuk menggunakan kapasitas berlebih; diskon menarik pelanggan baru

Ketidakpastian permintaan, sulit untuk menyesuaikan permintaan pada pasokan ssecara tepat

Menciptakan ide-ide pemasaran, sering digunakan overbook ( permintaan melebihi pasokan) dalam beberapa jenis usaha

Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi

Dapat menghindari lembur, menjaga kapasitas tetap konstan

Pelanggan harus mau menunggu, tetapi kehendak baik akan hilang

Banyak perusahaan melakukan tunggakan pesanan

Perpaduan produk dan jasa counterseasonal

Sumber daya yang dimanfaatkan secara penuh; memungkinkan tenaga kerja stabil

Mungkin membutuhkan keahlian atau peralatan diluar keahlian perusahaan

Sangat berisiko untuk menemukan produk atau jasa dengan pola permintaan yang berlawanan

Page 23: Perencanaan Agregat

Metode – Metode Perencanaan Agregat.

Banyak metode yang telah dikembangkan untuk perencanaan agregatini tetapi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:

a. Dengan pendekatan Optimasi :

– progamma linier

– aturan HMMS (Linier Decision Rule)

– search Decision Rule, dll

b. Dengan pendekatan Heuristik :

– metode grafik

– metode koefisien manajemen

– metode parametric, dll

Tidak semua metode ini akan dijelaskan pada buku ini Namun pada prinsipnya semua metode yang ada akan menghasilkan kecepatan

produksi pada periode perencanaan yang dibuat, jumlah tenaga kerja yang digunakan, serta tingkat persediaan yang terjadi.

Page 24: Perencanaan Agregat

1         Metode grafik dan diagram (graphical and charting techniques)

Metode ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan digunakan. Pada dasarnya, rencana ini menggunakan beberapa variable

secara bersamaan agar perencana dapat membandingkan permintaan yang diproyeksikan dengan kapasitas yang ada.

Pendekatan yang digunakan adalah “ trial and error “ yang tidak menjamin terciptanya rencana produksi yang optimal, tetapi penghitungan

yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf yang palingdasar pekerjaannya (karyawan administrasi).

Tahapan dalam metode ini adalah:                                                                                                          

A.   A. Tentukan permintaan pada tiap periode.

B.      B.  Tentukan berapa kapasitas pada waktu biasa, waktu lembur, dan tindakan subkontrak untuk tiap periode

C.      C. Tentukan biaya tenaga kerja, biaya rekrutmen dan biaya pemberhentian karyawan serta biaya penahanan persediaan.

D.      D. Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para pekerja dan tingkatan persediaan.

E.   E.     Kembangkan rencana alternative dan amati biaya totalnya.

2.       Pendekatan Matematis Dalam Perencanaan

Beberapa pendekatan matematis terhadap perencanaan agregat telah banyak dikembangkan diantaranya:

A.       A. Metode Transportasi Dalam Program Linear Jika masalah perencanaan agregat dipandang sebagai masalah alokasi kapasitas operasi untuk

memenuhi permintaan yang diperkirakan, maka rencana agregat dapat dirumuskan dalam format program linear.

B.      B. Linear Decision Rule Merupakan model perencanaan agregat yang berupaya untuk mengoptimalkan tingkat produksi dan tingkat jumlah tenaga

kerja sepanjang periode tertentu.

Page 25: Perencanaan Agregat

Contoh Perhitungan Metode Grafik dan Diagram

1.       Gambarkan histogram permintaan dan tentukan kecepatan produksi (Pt) rata-rata yang diperlukan untuk memenuhi permintaan.

2.       Gambarkan grafik permintaan kumulatif terhadap waktu serta grafik permintaan rata-rata kumulatif terhadap waktu. Identifikasikan periode

– periode tempat terjadinya kekurangan barang (back order) dan periode-periode adanya kelebihan barang (inventory).

3.        Tentukan strategi yang akan digunakan untuk menanggulangi kekurangan dan kelebihan   barang tersebut.

4.        Hitung ongkos yang ditimbulkan oleh setiap strategi dan pilih yang memberikan ongkos terkecil.

Contoh berikut ini akan memberikan gambaran metode grafis ini.

Perusahaan ABC telah meramalkan permintaan akan produknya secara

agregat yang dapat diliihat pada Tabel sebagai berikut :

Periode Permintaan Kumulatif Permintaan

1 220 220

2 170 390

3 400 790

4 600 1.390

5 380 1.770

6 200 1.970

7 130 2.100

8 300 2.400

Page 26: Perencanaan Agregat

Kecepatan Produksi

Histogram dan kumulatif permintaan di atas menggambarkan bagaimana permintaan menyimpang dari rata-rata kebutuhan. Dengan menggunakan strategi murni beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu :

1.       Alternatif 1  : Mengendalikan jumlah tenaga kerja

Alternatif ini melibatkan penambahan dan pengurangan jumlah tenagakerja sesuai dengan kebutuhan. Laju produksi akan sama dengan permintaan. Biaya rencana ini yaitu Rp 138.000,-

Periode Permintaan Biaya Penambahan Tenaga Kerja

Biaya Pengurangan Tenaga Kerja

Biaya Total

1 220 - - -

2 170 - 500 500

3 400 23.000 - 23.000

4 600 20.000 - 20.000

5 380 - 33.000 33.000

6 200 - 27.000 27.000

7 130 - 10.500 10.500

8 300 17.000 - 17.000

Total 138.000

Page 27: Perencanaan Agregat

2.       Alternatif 2 : Mengendalikan jumlah persediaan

Jika perusahaan tidak ingin melakukan perubahan jumlah tenaga kerja,maka strategi yang dapat dilakukan yaitu memproduksi dengan laju

rata rata permintaan dan fluktuasi permintaan dipenuhi menggunakan persediaan. Rencana ini dihitung pada tabel berikut dan berdasarkan

perhitungan di bawah, kekurangan maksimum sebesar 270 unit terjadi pada periode 5. Karena adanya ketidakpastian dalam peramalan maka

kekurangan ini dipenuhi mulai dari periode pertama. Biaya rencana total Rp.96.500,-,

Periode Permintaas Kumulatif

Permintaan

Kecepatan

Produksi

Kumulatif

Produksi

Persediaa

n

Penyesuaia

n

Persediaan

(270 unit)

Biaya

Persediaan

1 220 220 300 300 80 350 17.500

2 170 390 300 600 210 480 24.000

3 400 790 300 900 110 380 19.000

4 600 1.390 300 .200 -190 80 4.000

5 380 1.770 300 1.500 -270 0 0

6 200 1.970 300 1.800 -170 100 5.000

7 130 2.100 300 2.100 0 240 13.500

8 300 2.400 300 2.400 0 270 13.500

Page 28: Perencanaan Agregat

Total 96.500

3.        Alternatif 3: Subkontrak

Perusahaan menginginkan memproduksi sejumlah permintaan minimum dan sisa permintaan dipenuhi dengan subkontrak.Biaya rencana total Rp.108.000,-

Periode Permintaan Kecepatan Produksi Subkontrak Biaya Total

1 220 130 90 7.200

2 170 130 40 3.200

3 400 130 270 21.600

4 600 130 470 37.600

5 380 130 250 20.000

6 200 130 70 5.600

7 130 130 0 0

8 300 130 170 13.600

Total 108.300

Page 29: Perencanaan Agregat

4.       Alternatif 4 : Strategi Hibrid

Strategi hibrid dilakukan dengan menggabungkan beberapa strategi murni dengan kebijaksanaan sebagai berikut :

1.        Laju produksi konstan sebesar 200 unit/3 bulan dan dimungkinkan untuk melakukan lembur sebesar 25 % jika permintaan melebihi laju produksi.

2.   Jika dengan lembur belum terpenuhi, penambahan-pengurangan tenaga kerja akan dilakukan.

Perhitungan setiap langkah kebijaksanaan diatas dapat dilhat pada tabel berikut,:

Periode Permintaan

Produksi jam

normal

Kebutuhan tambahan

setelah jam

normal

Produksi jam

lembur

Kebutuhan jam

normal + jam

lembur

Biaya persediaa

n

Biaya lembur

Biaya perubahan

tenaga kerja

Total Biaya

1 220 200 20 50 -30 1.500 1.000 0 2.500

2 170 200 -30 - -30 3.000 0 0 3.000

3 400 200 200 50 150 0 1.000 9.000 10.000

4 60 200 400 50 350 0 1.000 26.000 27.000

5 380 200 180 50 30 0 1.000 33.000 34.000

6 200 200 0 - - 0 0 19.500 19.500

7 130 200 -70 - -70 3.500 0 0 3.500

8 300 200 100 50 50 1.000 1.000 0 2.000

Page 30: Perencanaan Agregat

Total 101.500

Strategi Biaya Total

Mengendalikan jumlah tenaga kerja

138.000

Mengendalikan jumlah persediaan

96.500

Subkontrak 108.300

Strategi Hibrid 101.500

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel diatas, biaya rencana total Rp 101500,-. Jika dilakukan analisa, alternative 2 yaitu mengendalikan

jumlah persediaan ternyata lebih murah dibandingkan melakukan penambahan pengurangan tenaga kerja, subkontrak, maupun strategi hibrid.

Berdasarkan hasil diatas, beberapa kombinasi strategi murni masih dapat dilakukan. Walaupun metode grafik tidak memberi solusi optimum, tetapi

sangat membantu sebagai pegangan untuk melakukan operasi harian.

Contoh Perencanaan Agregat Metode Tabular ( model transportasi )

Page 31: Perencanaan Agregat

Metode transportasi digunakan untuk model program linier. Berikut ini akan dibahas suatu kasus menggunakan model transportasi dengan data-data :

Permintaan :

Periode 1 2 3 4

Permintaan 500 800 1700 900

Kapasitas :

Pasokan Yang Ada

Periode Jam Normal Jam Lembur Subkontrak

1 700 250 500

2 800 250 500

3 900 250 500

4 500 250 500

         Persediaan Awal                                                                              : 100 unit

         Persediaan akhir yang diinginkan                                              : 150 unit

         Biaya lembur                                                                                      :Rp 125/unit

Page 32: Perencanaan Agregat

         Biaya Subkontrak                                                                             :Rp 150/unit

         Biaya jam Normal                                                                             :Rp 100/unit

         Biaya Persediaan                                                                              :Rp 20/unit/periode

Penyelesaian :

Keterangan :

1.       Total Cost : 400(100) + 300 (140) + 800(100) + 250(145) + 900(100) + 250(125) + 500(100) + 350(125)

=  445.750

2.       Yang diproduksi adalah :

Periode Rencana Produksi Permintaan

1 700 500

2 1.050 800

3 1.150 1.700

4 1.250 900

Berarti yang diproduksi ≠ ∑ Permintaan

System produksi tidak Back Order sehingga kebutuhan pada periode I tidak mungkin dipenuhi oleh periode 2.

Jadwal produksi induksinya adalah :

Kwartal           I  700 unit

II  1.050 unit

Page 33: Perencanaan Agregat

III  1.150 unit

IV  1.250 unit