perekonomian indonesia

19
3/19/2015 1 PEREKONOMIAN INDONESIA Dosen: Susyanti, S.E., M.Si pi@feunwidha ADITYA PUTRI W 1422100876 TATAP MUKA 1 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia Era Sebelum 1966 Masa Peralihan 1966-1968 Era Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I Era Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II & Globalisasi pi@feunwidha

Upload: adityaputriwibowo

Post on 03-Oct-2015

79 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Perekonomian Indonesia Bab 1 nihh..

TRANSCRIPT

  • 3/19/2015

    1

    PEREKONOMIAN INDONESIA Dosen: Susyanti, S.E., M.Si

    pi@feunwidha

    ADITYA PUTRI W

    1422100876

    TATAP MUKA 1

    Gambaran Umum Perekonomian Indonesia

    Era Sebelum 1966

    Masa Peralihan 1966-1968

    Era Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I

    Era Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II &

    Globalisasi

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    2

    PENDAHULUAN

    Sejak merdeka Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman

    politik & ekonomi.

    Pengisian kemerdekaan semasa orde lama bertumpu pada urusan

    politik, sedang pada masa orde baru beralih ke urusan ekonomi.

    Perekonomian Indonesia berdasarkan substansinya- dipilah-pilah

    menjadi beberapa babakan sejarah sbb:

    1) Masa Sebelum Terjajah (sebelum tahun 1600)

    2) Masa Penjajahan (1600-1945)

    3) Masa sebelum 1966 (sejak merdeka)

    4) Masa sesudah 1966 (sejak orde baru)

    pi@feunwidha

    ERA SEBELUM 1966: DEFISIT ANGGARAN

    Selama sekitar 20 tahun pertama merdeka, perekonomian

    Indonesia berkembang kurang menggembirakan.

    Mengikuti pergantian-pergantian kabinet yg selalu tdk stabil,

    sistem & kebijakan ekonomi berubah sepanjang waktu.

    Ketidakstabilan kehidupan politik berdampak tdk

    menguntungkan bagi kehidupan ekonomi.

    Pertumbuhan ekonomi dengan laju 6,9% dlm periode 1952-1958,

    turun drastis menjadi hanya 1,9% dlm periode 1960-1965.

    Defisit anggaran belanja pemerintah terus membengkak

    disebabkan defisit-defisit tsb terutama dibiayai dg percetakan

    uang baru, tingkat harga tak henti-hentinya membumbung &

    mencapai puncaknya pada tahun 1966.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    3

    ERA SEBELUM 1966: INFLASI BERAT

    Perilaku kenaikan harga secara agresif telah terlihat sejak tahun

    1955.

    Saat itu laju inflasi, diukur dengan Indeks Biaya Hidup di

    Jakarta, naik 33% & mencapai 40% pada tahun 1958.

    Laju inflasi tahunan selama periode 1955-1960 rata-rata 23,5%.

    Menjelang tahun 1960 terlihat tanda-tanda inflasi akan mereda,

    namun ternyata kembali meningkat pada tahun 1961 & berlanjut

    hingga tahun 1966.

    Tahun terakhir orde lama, Indonesia menggoreskan catatan

    penting dlm sejarah perekonomiannya: laju inflasi sekitar 650%.

    pi@feunwidha

    ERA SEBELUM 1966: NASIONALISASI PERUSAHAAN

    Dilihat dari kacamata ilmu ekonomi, masa orde lama ditandai dg

    fenomena ekonomi yg tdk menyenangkan.

    Seperti: nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing, kekurangan

    kapital, kebijakan anti-investasi asing, hilangnya pangsa pasar

    sejumlah komoditas dlm perdagangan internasional, & tekanan

    atas neraca pembayaran yg mengakibatkan depresiasi rupiah.

    Nasionalisasi perusahaan asing (terutama milik Belanda) dimulai

    1951, namun pelaksanaannya terjadi secara besar-besaran pada

    tahun 1958.

    Kelanjutan pemberlakuan UU No.78/1958 tentang Investasi Asing

    yg intinya berisikan kebijakan anti-investasi asing.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    4

    ERA SEBELUM 1966: PENUTUPAN BURSA EFEK DJAKARTA

    Salah satu dampak aksi nasionalisasi adalah tutupnya Bursa Efek

    Djakarta (Djakarta Stock Exchange) pada tahun 1958.

    Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan yang tercatat

    di bursa tsb sebagian besar adalah perusahaan asing.

    Penarikan diri perusahaan & investor asing mengakibatkan

    pelarian kapital yg sangat substansial.

    pi@feunwidha

    ERA SEBELUM 1966: BANK INDONESIA

    Rejim orde lama membawa kejanggalan sistem moneter.

    Bank-bank pertama yg membentuk sistem moneter Indonesia

    adalah bank-bank asing hasil nasionalisasi, kecuali Bank Negara

    Indonesia (BNI 46).

    Bank Indonesia juga merupakan produk nasionalisasi, sebelumnya

    bernama De Javasche Bank (milik Belanda) diambilalih tahun

    1953.

    Awal tahun 1950-an berdiri sekitar 100 bank swasta, namun

    peranan mereka sangat tdk berarti; peranan tsb dimainkan oleh

    bank-bank pemerintah.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    5

    ERA SEBELUM 1966: BANK INDONESIA

    Berdasarkan UU Bank Indonesia tahun 1953 Bank Indonesia

    ditetapkan sebagai bank sentral, memiliki tugas atau kewajiban:

    1) menstabilkan nilai mata uang,

    2) mengatur sirkulasi uang,

    3) mengawasi serta mengembangkan perbankan & kredit.

    Bank Indonesia memegang monopoli peredaran uang kartal dg

    kewajiban memelihara cadangan minimum sebesar 20% dlm

    bentuk emas, koin emas atau valuta asing yg dpt dipertukarkan.

    Kejanggalan, UU tsb mewajibkan bank sentral utk memasok

    kredit atau premi kepada pemerintah sebanyak 30% dari

    penerimaan pemerintah pada tahun sebelumnya.

    pi@feunwidha

    ERA SEBELUM 1966: BANK INDONESIA

    Kejanggalan lain, tahun 1965 Menteri Urusan Bank Sentral -yg

    juga Gubenur Bank Indonesia- menggabungkan semua bank milik

    pemerintah (termasuk BI) dlm satu wadah tunggal yg dijuluki

    Bank Berjuang.

    Tujuannya ialah utk mengelola & mengendalikan langsung

    aktivitas dan sistem perbankan oleh hanya satu tangan yaitu

    pemerintah, sekaligus dlm rangka melaksanakan gagasan

    ekonomi terpimpin yg dilancarkan pemerintah ketika itu.

    Sistem perbankan Indonesia tak lain sekedar pemasok dana

    proyek-proyek pemerintah melalui percetakan uang.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    6

    MASA PERALIHAN 1966-1968

    Menyusul kudeta komunis yg gagal pada September 1965, sebuah

    pemerintahan baru tampil sejak Maret 1966 yg mewarisi keadaan

    perekonomian yg porak peranda:

    1) Ketidakmampuan memenuhi kewajiban utang luar negeri sebesar lebih

    dari US$2 miliar;

    2) Penerimaan ekspor yg hanya setengah dari pengeluaran utk impor

    barang & jasa;

    3) Ketidakberdayaan mengendalikan anggaran belanja & memungut

    pajak;

    4) Laju inflasi secepat 30-50% per bulan;

    5) Buruknya kondisi prasarana perekonomian serta penurunan kapasitas

    produktif sektor industri & ekspor.

    pi@feunwidha

    MASA PERALIHAN 1966-1968

    Bebarapa langkah prioritas kebijakan ekonomi berupa upaya:

    1) Memerangi hiperinflasi;

    2) Mencukupkan stok bahan pangan, khususnya beras;

    3) Merehabilitasi prasarana perekonomian;

    4) Meningkatkan ekspor;

    5) Menyediakan/menciptakan lapangan kerja;

    6) Mengundang kembali investasi asing.

    Program ekonomi pemerintahan orde baru ini dibagi menjadi dua

    jangka waktu yg saling berkaitan, yaitu:

    1) Program ekonomi jangka pendek

    2) Program ekonomi jangka panjang

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    7

    MASA PERALIHAN 1966-1968

    Program ekonomi jangka pendek terdiri atas:

    1) Tahap penyelamatan (Juli-Desember 1966)

    2) Tahap rehabilitasi (Januari-Juni 1967)

    3) Tahap konsolidasi (Juli-Desember 1967)

    4) Tahap stabilisasi (Januari-Juni 1968)

    Program jangka pendek ini diikuti dg program jangka panjang,

    terdiri atas rangkaian Rencana Pembangunan Lima Tahun

    (Repelita) yg dimulai April 1969.

    pi@feunwidha

    MASA PERALIHAN 1966-1968

    Dlm mendukung kebijakan jangka pendek pemerintah

    memperkenalkan kebijakan anggaran berimbang (balanced budget

    policy).

    Terkait beban utang luar negeri, terbentuk konsorsium negara-

    negara donatur bernama Inter-Governmental Group on Indonesia

    (IGGI).

    Indonesia membuka peluang bagi masuknya investasi asing &

    menaruh kepercayaan yg lebih besar pada kekuatan pasar.

    Di sektor moneter, dilakukan reformasi besar atas sistem

    perbankan.

    Indonesia kembali menjadi anggota International Monetary Fund

    (Indonesia keluar dari keanggotaan IMF Agustus 1965)

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    8

    MASA PERALIHAN 1966-1968

    Tiga UU baru ttg perbankan diberlakukan:

    1) UU ttg Perbankan tahun 1967

    2) UU ttg Bank Sentral 1968

    3) UU ttg Bank Asing tahun 1968

    Ketiganya menjadi basis legal bagi pelaksanaan & pengaturan

    kerangka sistem moneter.

    Peranan bank-bank & lembaga-lembaga keuangan lain sebagai

    agen pembangunan diperbesar yg diharapkan memobilisasi

    tabungan masyarakat guna mendukung pertumbuhan ekonomi

    dan memainkan peranan penting dlm pembangunan pasar uang &

    pasar modal.

    pi@feunwidha

    ERA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG I

    Setelah berhasil memulihkan stabilitas perekonomian dlm waktu

    relatif singkat, dilancarkan kebijakan pembangunan jangka

    panjang yg dimulai sejak 1 April 1969.

    Program pembangunan jangka panjang dibagi menjadi tahapan-

    tahapan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).

    Pelaksanaan pembangunan (Repelita) senantiasa diarahkan pada

    pencapaian 3 sasaran pembangunan, meskipun prioritasnya

    berubah-ubah sesuai dg masalah & situasi yg dihadapi. Tiga

    sasaran tsb sbb:

    1) Stabilitas ekonomi

    2) Pertumbuhan ekonomi

    3) Pemerataan hasil-hasil pembangunan

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    9

    POTRET KRONOLOGIS PER PELITA

    Pelita I (1969-1974), priorotas pertama diarahkan pada sasaran

    pemeliharaan stabilitas perekonomian, disusul sasaran

    pencapaian pertumbuhan ekonomi & pemerataan hasil

    pembangunan.

    Pelita II, sasaran pertumbuhan menempati prioritas pertama,

    kemudian sasaran pemerataan & sasaran stabilitas.

    Pelita III (1979-1984) hingga Repelita VI (1994-1999) urutan

    prioritas menjadi pemerataan, pertumbuhan & stabilitas.

    pi@feunwidha

    POTRET KRONOLOGIS PER PELITA

    Kinerja perekonomian (economic performance) selama 2 pelita

    pertama sangat memuaskan.

    Perekonomian tumbuh 7 % rata-rata per tahun.

    Investasi meningkat dg laju dari 11% menjadi 24% PDB selama 10

    tahun.

    Kontribusi tabungan pemerintah dibandingkan bantuan luar

    negeri dlm anggaran pembangunan, membesar; naik dari 23%

    pada tahun fiskal 1969/70 menjadi 55% pada tahun fiskal 1973/74.

    Sumber utama penerimaan devisamIndonesia (minyak)

    menyumbang sekitar 80% nilai penerimaan ekspor total.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    10

    POTRET KRONOLOGIS PER PELITA

    Gambaran perekonomian selama dasarwarsa 1970-an adalah

    perekonomian yg gemilang berkat kejutan-kejutan minyak, yaitu

    boom minyak tahun 1073 & 1979, yg dibuntuti resesi global.

    Resesi pertama berlangsung relatif lebih singkat & lebih lunak

    dibandingkan dg yg kemudian.

    Kejutan minyak pertama mengundang ekspansi produksi, selama

    kejutan kedua produksi justru diciutkan.

    Namun keseluruhan, keuntungan yg diperoleh berkat kejutan

    minyak berdampak menguntungkan di segi dasar tukar

    perdagangan (terms of trade).

    pi@feunwidha

    POTRET KRONOLOGIS PER PELITA

    Sejak kenaikan-kenaikan harga minyak di pasar internasional,

    anggaran pemerintah menjadi semakin tergantung pada

    penerimaan pajak minyak serta bantuan & utang luar negeri.

    Sekitar 2/3 pernerimaan domestik pemerintah bersumber dari

    minyak.

    Tahun 1982/83, terkadi kemelut minyak dunia & resesi melanda

    negara-negara industri menyebabkan OPEC pada Maret 1983

    memutuskan memotong baik harga maupun produksi minyak.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    11

    POTRET KRONOLOGIS PER PELITA

    Surplus neraca berjalan (current account) sebesar US$2 miliar pada tahun 1980/81 menjadi defisit sebesar US$2,7 miliar pada tahun 1981/82 & US$6,7 miliar pada tahun 1982/83.

    PDB hanya tumbuh 2,24% pada tahun 1982; padahal selama dasawarsa sebelumnya PDB tumbuh rata-rata7-8% per tahun.

    Pendapatan per kapita Indonesia mengalami stagnasi.

    Selama masa Pelita III, pemerintah menempuh kebijakan makroekonomi yg drastis & tegas.

    Anggaran belanja dihemat. Utk mengimbangi penurunan penerimaan ekspor, pemerintah menambah pinjaman luar negeri, menggalakkan ekspor komoditas-komoditas nonmigas, membatasi impor barang mewah, mengurangi perjalanan luar negeri & menggalakkan penggunaan produk dalam negeri.

    pi@feunwidha

    POTRET KRONOLOGIS PER PELITA

    Di sektor moneter, dilakukan deregulasi parsial sistem perbankan.

    Tingkat bunga pada bank-bank umum milik pemerintah tdk lagi

    didasarkan pada ketetapan Bank Indonesia selaku bank sentral,

    namun diserahkan sendiri pada masing-masing bank.

    Sistem pagu kredit dihapuskan pula.

    Selama Pelita IV berbagai langkah deregulasi & debirokrasi

    diteruskan, yg menyiratkan kehendak politis pemerintah utk

    mengurangi campur tangan dlm perekonomian, yg dimaksudkan

    utk mengundang peranserta yg lebih besar dari kalangan swasta,

    merangsang lagi investasi asing, & menekan ekonomi biaya tinggi

    (high cost economy).

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    12

    POTRET KRONOLOGIS PER PELITA

    Pelita V, situasi umum perekenomian jauh lebih baik.

    Pertumbuhan rata-rata 6,70% per tahun, dibandingkan rata-rata

    5,32% dlm Pelita sebelumnya.

    Ekspor komoditas nonmigas meningkat pesat, yg mengantarkan

    Indonesia menjadi sebuah negara industri baru (a newly

    industrialized country, NIC).

    Paket deregulasi yg diluncurkan sejak Pelita V bukan hanya

    berstatus hukum peraturan pemerintah, namun lebih dari itu

    seperti:

    1) UU No. 25/1990 ttg koperasi

    2) UU No. 7/1992 ttg Perbankan

    3) UU No. 9-12/1994 ttg Perpajakan

    pi@feunwidha

    POTRET UMUM PER ASPEK

    Sepanjang era PJP I, inflasi sangat terkendali. Lajunya sekitar

    650% dlm 1966 menukik drastis menjadi rata-rata 17% per tahun

    dlm dasawarsa 1970-an, kemudian turun lagi menjadi rata-rata 9

    % per tahun dlm dasawarsa berikutnya.

    Pertumbuhan ekonomi selama era PJP I mencapai rata-rata 6,8%

    per tahun, sehingga pendapatan per kapita hanya sekitar US$70

    pada awal PJP I meningkat mencapai US$770 pada akhir era tsb.

    Penduduk miskin pada tahun 1970 berjumlah 70 juta orang (60%

    jumlah penduduk), berkurang menjadi 25,9 juta orang atau sekitar

    13,7% jumlah penduduk pada tahun 1993.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    13

    POTRET UMUM PER ASPEK

    Struktur perekonomian jauh lebih kokoh & seimbang, dari sisi:

    penerimaan negara; perolehan devisa atau penerimaan ekspor;

    maupun dari sisi tertentu: investasi.

    Penerimaan negara, ketergantungan penerimaan dalam negeri

    dari sektor migas semakin berkurang, tergantikan khususnya oleh

    penerimaan dari sektor perpajakan.

    Struktur perolehan devisa, sebagian besar (65-70%) bersumber

    dari ekspor komoditas nonmigas.

    Investasi kian berkembang dg peranan sektor swasta sbg sumber

    utama investasi.

    pi@feunwidha

    POTRET UMUM PER ASPEK

    Dlm bidang fiskal, prinsip anggaran berimbang yg dinamis

    senantiasa dianut.

    Berimbang dlm arti jumlah seluruh pengeluaran, yaitu

    pengeluaran rutin & pengeluaran pembangunan, selalu sama dg

    jumlah seluruh penerimaan negara.

    Dinamis artinya jika penerimaan lebih rendah dari yg

    direncanakan semula, maka pengeluaran akan disesuaikan agar

    keseimbangan tetap terjaga; sebaliknya jika realisasi penerimaan

    melebihi rencana semula, mak pengeluaran dpt ditingkatkan agar

    keseimbangan tetap terpelihara.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    14

    POTRET UMUM PER ASPEK

    Tabungan pemrintah diupayakan terus meningkat shg porsinya

    dlm membiayai pembangunan senantiasa dpt meningkat pula.

    Sayangnya, harapan tersebut tdk terpenuhi. Peranan tabungan

    pemerintah dlm dana pembangunan dari Pelita I ke Pelita V

    fluktuatif, masing-masing 44,5%; 63,7%; & 69,5% dlm tiga Pelita I.

    Porsi tsb turun menjadi 43,1% dlm Pelia IV, naik lagi dlm Pelita V

    menjadi 50,7%.

    Dlm bidang moneter terjadi perubahan struktur secara mendasar.

    Setelah diluncurkannya paket deregulasi kebijakan 27 Otober

    1988 (Pakto 27-88), jumlah bank sebanyka 111 dg 1.728 kantor

    pada tahun 1988, melonjak menjadi 239 bank dg 6.022 kantor

    pada tahun 1994.

    pi@feunwidha

    POTRET UMUM PER ASPEK

    Lembaga keuangan nonbank mengalami perkembangan signifikan.

    Bidang perasuransian, jumlah perusahaan asuransi & reasuransi bertambah dari 102 menjadi 151 perusahaan antara 1987-1994.

    Jumlah premi bruto meningkat menjadi Rp4,6 triliun pada tahun 1993 dari Rp1,4 triliun pada 6 tahun sebelumnya.

    Perkembangan jumlah lembaga pembiayaan lebih pesat lagi.

    Selama 5 tahun, periode 1988-1993, jumlahnya membengkak dari 83 menjadi 178 buah.

    Nilai investasi meningkat 4 kali lipat, sekitar Rp10 triliun pada 1993

    Pasar modal berkembang mengesankan sampai November 1994, sekitar 272 perusahaan telah go public dg jumlah dana yg terhimpun mencapai Rp32,2 triliun sejak diaktifka kembali pada tahun 1977.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    15

    POTRET UMUM PER ASPEK

    Dalam hal utang luar negeri, pembayaran kembali angsuran pokok & bunga utang kian membengkak, baik jumlah mutlak maupun peranan relatifnya thd seluruh pengeluaran rutin.

    Selama PJP I, pembayaran kembali angsuran pokok & bunga utang luar negeri meningkat rata-rata 33,6% per tahun.

    Dlm Pelita I, II, & III, pelunasan utang masih merupakan porsi kecil dari seluruh pengeluran rutin, masing-masing 9,3%; 11,8%; & 17,3%.

    Mulai Pelita IV beban pelunasan utang memberat, memakan porsi 41,2% dari seluruh pengeluaran rutin. Memberatnya pelunasan utang disebabkan oleh:

    1) Membesarnya jumlah pembayaran utang yg jatuh tempo

    2) Apresiasi nilai Yen Jepang thd Dollar Amerika Serikat (yendaka).

    pi@feunwidha

    ERA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG II & GLOBALISASI

    Sesungguhnya saat ini, Indonesia berada dlm era Pembangunan

    Jangka Panjang tahap II, yakni kurun waktu 1994-2019.

    Era yg secara administratif akan berakhir pada tahun 2019 tsb

    merupakan era berat, tdk saja bagi Indonesia tapi juga negara

    berkembang pada umumnya.

    Bagi negara berkembang, tahun jelang 2020 merupakan masa

    penuh tantangan krn globalisasi perekonomian (khususnya

    perdagangan internasional) akan semakin liberal & absah.

    Mulai tahun tsb, sesuai dg kesepakatan Putaran Uruguay

    (Uruguay Round), segala bentuk proteksi dlm perdagangan

    antarnegara termasuk sektor jasa- hrs dihapuskan.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    16

    ERA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG II & GLOBALISASI

    Indonesia kini, dilihat dari struktur kontribusi sektoral dlm

    pembentukan PDB, bukan lagi negara agraris, tapi sudah menjadi

    sebuah negara industri baru.

    Sumbangan sektor industri pengolahan (manufacturing) dlm

    membentuk PDB sudah melampaui sumbangan sektor pertanian,

    masing-masing 21,10% & 17,60% pada tahun 1993 (berdasarkan

    tingkat harga konstan tahun 1993).

    pi@feunwidha

    GLOBALISASI

    Globalisasi ekonomi didefinisikan sbg mendunianya kegiatan & keterkaitan perekonomian.

    Kegiatan ekonomi tdk lagi mengenal batas-batas kenegaraan, bukan lagi sekadar internasional tapi bahkan transnasional.

    Transnasionalisasi kegiatan perekonomian bukan hanya terbatas pada aspek eprdagangan & keuangan, tapi meluas ke aspek produksi & pemasaran, bahkan sumber daya manusia.

    Keunggulan bisnis & perekonomian bukan lagi berdasarkan pada strategi keunggulan komparatif (comparative advantage) melainkan strategi keunggulan kompetitif (competitive advantage).

    Perusahaan transnasional bukan lagi mengejar keuntungan sebesar-besarnya berdasarkan pertimbangan skala usaha (economies of scale) melainkan merebut pangsa pasar seluas-luasnya berdasarkan pertimbangan cakupan area (economies of scope).

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    17

    GLOBALISASI

    Dampak globalisasi thd kegiatan perekonomian:

    1) Meningkatnya peredaran uang & modal secara global,

    2) Pesatnya alih teknologi,

    3) Cepatnya distribusi hasil-hasil produksi (khususnya produk industri),

    4) Munculnya aliansi strategis antarperusahaan sejenis,

    5) Bermunculan produk berstandar global (dlm arti dpt diproduksi &

    dipasarkan dimana saja)

    pi@feunwidha

    GLOBALISASI

    Globalisasi mengubah struktur perekonomian dunia secara fundamental.

    Interdependensi (kesalingtergantungan) perekonomian antarnegara

    semakin erat, baik negara antarnegara maju maupun antarnegara

    berkembang & negara maju.

    Globalisasi bukan hanya mengharuskan adanya kerja sama

    internasional, tapi juga menuntut kemampuan bersaing setiap bangsa

    agar tercipta kemitraan yg setara.

    Globalisasi arus barang-uang-orang menyebabkan negara-negara di dunia

    semakin terjalin & saling tergantung atau membutuhkan.

    Agar tdk tertelan arus globalisasi tsb tiap negara perlu memiliki

    keunggulan kompetitif.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    18

    GLOBALISASI

    Misal: Cina, menawarkan berbagai kemudahan bagi investasi asing

    & pasar domestik negeri yg demikian besar.

    Malaysia & Thailand, segala urusan dpt diselesaikan dg relatif lebih

    lancar & cepat, tdk menimbulkan ekonomi biaya tinggi (high cost

    economy)

    Dlm percaturan ekonomi internasional di masa mendatang, agaknya

    tiap negara tdk cukup hanya memiliki kemandirian nasional, tetapi

    juga identitas regional.

    Tantangan pembangunan ekonomi bukan lagi sekadar masalah

    efisiensi produksi & peningkatan ekspor nonmigas, melainkan

    adalah pemgembangan SDM & kemajuan teknologi.

    pi@feunwidha

    GLOBALISASI

    Dlm konteks manajemen pembangunan, perencanaan pembangunan

    yg sentralistis hrs dikurangi menjadi lebih desentralistis.

    Demokratisasi ekonomi perlu dikembangkan.

    Perencanaan & pelaksanaan pembangunan di masa datang

    haruslah melibatkan lebih banyak lapisan masyarakat dg otonomi

    daerah yg lebih berarti.

    Dlm konteks politik-ekonomi internasional, dituntut ketangguhan

    ekonomi nasional agar siap menghadapi kompetisi global.

    pi@feunwidha

  • 3/19/2015

    19

    TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT YAAA..