perekat dari karet siklo
TRANSCRIPT
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 1/87
- ,
MEMPELAJARI PENGARUH PERBANDINGAN KAREY SIKLO DARI
LATEI<S DAN KAREl' ALAM DALAM PEMBUATAN PEREKAT
ELASnS
Oil'll
NUNING RETNO PURWANDARI
FVJ49903S
200l
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 2/87
MEMPELAJARI PENGARUH PERBANDINGAN KARET SIKLO DARI
LATEKS DAN KARET ALAM DALAM PEMBUATAN PEREKAT
ELASTIS
SKRIPSI
S eb ag ai sa la h sa tu sy ara t u ntu k m em pero ie h g ela r
SARJANA TEKNOWGI PERTANIAN
P ad a J uru sa n T ek no lo gi ln du stri P erta nia nFaku lt as T ek no lo gi P e rt an ia n
Institut Pe rt an ia n Bogo r
Oleh
NUNING RETNO PURW ANDARI
F03499035
2003
FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 3/87
~S~PEBT~BOGOR
FAKULTASTEKNOL~IPERt~
ME~ELAJARI PENGARUH PERBAND~~AN, K4aET SIKLO DARI
~TEKSDANKARETALAM DALAM PE~V4'f4N PEREKAT
ELASTIS
SKRIP~J
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA Tt:fOMOLqCI PERTANIAN
Pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oim
NUN~G RETNOPURWANDARI
F03499035
Dilahirkan pada tanggalll Juni 1981
Di Ngawi
Tanggallulus :
~
D r. Ir.1\ Ill~ ~ailah. MS
Pembimbing I
lr.My~ Alfa MSi
Pembimbing II
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 4/87
Nuning Retno P. F03499035. Studi Pembuatan Perekat Berbasis Karet AJam
dengan Karet Siklo Berprotein Rendah sebagai Peningkat Daya Rekat. Dibawahb ir nb in gan I lla h Sailah dan Ary Achyar Alfa.2003
RINGKASAN
Karet alam mempunyai keunggulan daya pantul, elastisitas, daya lengket
dan daya cengkeram yang balk serta kemudahan digiling. Namun dernikian, karet
alam memiliki beberapa kekurangan yaitu sifat-sifatnya tidak konsisten dan
wamanya bervariasi dari kuning hingga eoklat gelap, serta tidak tahan terhadap
panas, oksidasi, OZOn, dan pelarut hidrokarbon. Kekurangan ini dapat diatasi
melalui modifikasi struktur molekulnya. Karet siklo merupakan salah satu produk
modifikasi karet alam yang memiliki sifat rekat (adhesive) yang baik, terhadap
logam dan pennukaan licin Iainnya. Hal ini membuka peluang untuk
memanfaatkan karet siklo sebagai tackifier perekat karet. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui komposisi karet siklo dan karet aIam dalam pembuatan perekat
meJaiui karakterisasi sifat fisiko
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan perekat dari masterbat siklo yangmerupakan campuran dari karet siklo DPNR (Deproteinized Natural Rubber)
dengan lateks pekat. Masterbat yang dibuat meliputi perbandingan 50:50, 40:60,
30:70, 20:80, dan 10:90. Semua perbandingan ini selanjutnya di tambahkan
bahan-bahan kimia perekat seperti lanolin, ionol, silika, ZoO, Asaro stearat,
pencepat, toluena, dan belerang. Kelima formula ini akan dibandingkan dengan
perekat yang menggunakan karet alam dengan karet siklo PTPN III sebagai
peningkat daya rekat dengan perbandingan 50:50 dan 10:90, dan juga
dibandingkan dengan salah satu perckat komersil. Perekat yang terbentuk
selanjutnya dicoba untuk merekatkan karet-karet, karet-kulit dan kulit-kulit.
Parameter uji perekat yang dilakukan meliputi berat jenis perekat, viskositas
Brookfield perekat, serta kekuatan tarik geser dan kekuatan tarik kelupas untuk
mengetahui daya rekatnya. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian
ini adalah rancangan acak lengkap yang terdiri dari satu faktor perlakuan dan dua
kali ulangan.
Hasil analisis sidik ragam pada kekuatan tarik geser dan kelupas perekat
pada masing-masing bahan menunjukkan bahwa penambahan karet siklo
memberikan pengaruh yang. nyata. Jika dibandingkan dengan perekat yang
menggunak.an karet siklo PTPN III sebagai peningkat daya rekat, maka daya rekat
perekat dengan karet siklo DPNR lebih tinggi nilainya. Sedangkan jika
dibandingkan dengan perekat komersil temyata daya rekatnya masih Iebih rendah.
Prinsip pernbuatan perekat karet aIam meliputi pencampuran karet siklo
DPNR dengan lateks pekat, penggumpalan, penggilingan, pengeringan masterbat
siklo, pengomponan, dan pelarutan. Komposisi masterbat karet siklo terbaikdalam pembuatan perekat ini adalah 30:70. Formula ini menghasilkan perekat
yang mempunyai sifat fisika yang bagus. Berat jenis perekat adalah 0,895 9/cm3,
viskositasnya adalah 4.658 cP, kekuatan tarik geser pada karet-karet rata -rata
10,10 kglin2 dan kekuatan tariknya 2,15 kg/in. Pada kulit-kulit kekuatan tarik
gesemya rata-rata 13,45 kg/in2 sedangkan kekuatan tarik kelupasnya 0,575 kg/in.
Sedangkan pada karei-kulit kekuatan tarik geser rata-rata 9,85 kg/in2dan kekuatan
tarik kelupas 0,85 kg/in.
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 5/87
Nuning Retno Purwandari. F03499035. Study on Natural Rubber Base Adhesive
Production by Using Deproteinized Cyclised Rubber as Tacldfier. Under guidance
Illah sailah and Ary Achyar A1fa . 2003
SUMMARY
Natural rubber ha s some advantages such as in reliance, elasticity,
adhesion, friction, and easy to mill. On the other side natural rubber ha s some
disadvantages such as inconsistent characteristic, varied colours from yellow to
dark brown, inresistent against heat, oxidation, ozone, and hydrocarbon solvent.
The disadvantages of natural rubber can be overcome by molecule structure
modification. Cyclised rubber is a modification product of natural rubber which
has good adhesive characteristic to metal and other smooth surfaces. The cyclised
rubber can be used as tackifier in adhesive production. The aim of this study are to
determine cyclised and natural rubber compotition in producing adhesive by
analyzing its physical characteristics.In this study, adhesive was made from cyclised master batch which has
made from mixed deproteinized cyclised rubber (DPCR) and viscous latex. The
master batch ratio were 50:50, 40:60, 30:70, 20:80, 10:90. The master batches
were added with other adhesive chemical reagent such as lanolin, ionol, silica,
ZnO, stearic acid, accelerator, toluene, and sulphur. All of the formula were
compared with adhesive that made from the mixed of natural rubber and PTPN III
cyclised rubber as tackifier, with 50:50 and 10:90 ratio, also compared with
commercial adhesive. The adhesive product would be used for bonding between
rubber to rubber, rubber to leather, and leather to leather. The adhesive analyze
parameter include the adhesive density, Brookfield viscosity also shear strength
and peel strength to find out the best adhesion. The experimental design used in
this study was complete randomize were consisted two factor and two repetitive.According to the analysis of variance on shear and peel strength, DPCR
addition had significant influence on the adhesion. Commercial adhesive ha s
better performance than DPCR adhesive on adhesion and DPCR adhesive showed
better performance than cyclised rubber form PTPN III adhesive.
The principle of DPCR adhesive production are mixing of DPCR with
viscous latex, coagulation, milling, cyclised rubber master batch drying,
compounding and solving. The best formula art: gained from. the ratio of
DPCR : natural rubber of 30:70. That formula produce the adhesive with good
physical characteristics. Its density equal to 0,895 g/cnr', viscosity of 4.658 cP,
the mean of the shear strength on rubber to rubber bonding was 10,10 kg/irr' and
the peel strength was 2,15 kg/in. The mean of the shear strength on leather to
leather bonding was 13,45 kg/in2 and the peel strength was 0,575 kg/in. Mean
while, the mean or the shear strength on rubber to leather bonding was 9,85 kglin2
and the peel strength was 0,85 kg/in.
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 6/87
RIWAYATHIDUP
Nuning Retno Purwandari, lahir di Ngawi, tanggal 11 Juni 1981 merupakan
anak terakhir dari 7 bersaudara, buah hati dar i ayahanda, Mach. Awi dan Ibunda,
Sriyatun,
Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Dinden I (1987- 1993),
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Ngawi (1993-1996), dan Sekolah Menengah
Urnurn Negeri 2 Ngawi (1990-1999), Propinsi Jawa Timur.
Pada tahun 1999 diterima di Perguruan Tinggi Institut Pert anian Bogor
melalui jalur VSM[ masuk di Fakultas Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi
Industri Pertanian, lulus tahun 2003 dengan skripsi yang berjudul .. Mempelajari
Pengaruh Perbandingan Karet Siklo dari Lateks dan Karet Alam dalam
Pembuatan Perekat Elastis ".
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 7/87
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karma atas limpahan
rahmat dan bidayah-Nya skripsi ini dapat disusun dan diselesaikan. Skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk rnenyelesaikan tugas akademik pada Jurusan
teknologi industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Pada Kesempatan lID penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besamya kepada :
l. Ibu Dr. Ir.Hj. lIIah Sailah selaku pembimbing Utama yang telah
membimbing, memberikan dorongan, dan memberikan arahan selama
kuliah, penelitian dan skripsi kepada penulis.
2. Bapak Ir. Ary Achyar Alfa, Msi selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama penelitian dan
penyusunan skripsi.
3. Bapak Prayoga Suryadarma, STP, MT selaku dosen penguji yang bersedia
menguji dan meml-erikan arahan dalam penyelesaian skripsi.
4. Bapak dan Ibu yang telah mernberikan kasih sayangnya sehingga penulis
marnpu menyelesaikan kuliah.
5. Seluruh Karyawan BPTK terutama Mas Dani, Pak Aos, Mbak Vera, Pak
Santo yang telah membantu penulis selama penelitian
Demikian Skripsi ini disusun semoga dapat bennanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya
Bogor, September 2003
Penulis
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 8/87
DAFfAR lSI
KATA PENGANTAR .
DAFTAR 151......................................................................................................... 11
DAFTAR TABEL................................................................................................. IV
DAFTAR GAMJ\AP.................. V
DAI7TAR LAl\tIPlRAN vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B.Tujuan............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 4
A. Perekat 4
B . Carel Perekatan............................................................................... 5
C. \lekanisme Perekatan................................................................... 6
LJ. Bahan Kimia Perekat d~~~ •••••• ~~~h~Hu ••••••••• ~•••••• ~•• ~d .. HU u .~~ i
E. Resin Karet Sik!o............................................................................ 1 ]
F.Cara Pernbuatan Karet Siklo......................................................... 13
G . Karet Alarn 14-H. Lateks............................................................................................. 15
I. Karet Alam Berprotein Rendah
iD ep rc te in iz ed N atu ra l R ub be r) 17
BAB1]! MFTOJ)OLCGI 19
A. Kerangka Pemikiran..................................................................... 19
B. Alat dan Bahan 19
C. Metode Penelitian _...... 19
BAB IV HASIL DAN PThIBAHASAN......................................................... 27
,\. Karakteristik Lateks DPNR iD cp ro tc in iz cd N atu ra l R ub 11 cr ) 27
D. r<araktenstik Masterbat Siklo 30
B.1. Viskositas Mooney..................................................................... 30
1 1
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 9/87
B.2. Kadar Abu............................................................................. 31
B.3. Kadar Kotoran 32
B.4 . PRJ (Plasticity Retention fndex)......................................... 33
B .S . Warna Lovibond... 34
B .6. A SH T (A~ce le ra ted S torage Hardening Te st )/ 6P "(1".. 35
C. Mastikasi........................................................................................ 36
D. Pengkomponan dan Pelarutan 38
E. Implementasi Perekat.................................................................... 39
E.1. Daya Rekat Karet-Karet 41
E.2. Daya Rekat Kulit-Kulit........................................................ 43
E.3. Daya Rekat Karet-Kulit .. 45
E.4. Viskositas Perekat......... 47
E.S . Bobot [enis Perekat.............................................................. 49
E.6. Ringkasan Pembahasan 50
BAB V KESIl\1PULAN DAN SARAN......................................................... 52
DAFfAR PUSTAKA........................................................................................... 53
LAMPlRAN.......................................................................................................... 56
III
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 10/87
DAFfAR TABEL
Tabel 1. Spesifikasi Karet Alam Berprotein Rendah (DPNR)..................... 18
Tabel 2. Kornposisi Masterbat Siklo ... _.. ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... ...... . 22
Tabel 3. Komposisi Kimia Perekat....... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... ....... .. 23
Tabel4. Karakteristik Lateks _................ 27
Tabel5. Wama Lovibond Mesterbar Siklo................................................. 35
Tabel6. Viskositas Mooney Karet Mastikasi dan Kompon Perekat............ 38
Tabel 7. Hasil Uji Kekuatan Tarik Kelupas (Peel Strength) pada Karet
dengan Karet _ _........ 43
Tabel8. Hasil Uji Kekuatan Tarik Kelupas (Peel Strength) pada Karet
dengan Karel 45
Tabel 9. Hasil Uji Kekuatan Tarik Kelupas (Peel Strength) pada karet
dengan Kulit _.............................................. 47
Tabel 10. Viskositas Perekat _.................................................... 48
c
'"
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 11/87
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Molekul Kare t Siklo 14
Gambar 2. Rumus Bangun Karet Alam -................... 15c
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pernbuatan Masterbat Siklo 21 (
Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Perekat, _...... 24
Gambar 5. Hasil Uji Viskositas Mooney Masterbat Siklo . 31
Gambar 6. Hasil Uji Kadar Abu Masterbat Sildo . .. 32
Gambar 7. Hasil Uji Plasticity Retention Index _ __ 34
Gambar 8. Ionisasi Rantai Molekul dalam Mastikasi Karet Alam _.. 36
Gambar 9. Perekat Karet Sildo DPNR _ _ .-............ 40
Gambar 10. Hasil Uji Kekuatan Tarik Oeser (Shear strength) pada
Karet dengan Karet. _ 42
Gambar 11. Hasil Uji Kekuatan Tarik Geser (Shear strength) pada
Kulit dengan Kulit. 44
Gambar 12. Hasil Uji Kekuatan Tarik Oeser (Shear strength) pada
Karet dengan Kulit. _...... .. 46
"
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 12/87
DAFfAR LAMPlRAN
Lampiran 1. Pengukuran Kadar Karet Kering 57
Lampiran 2. Pengukuran Kadar Jumlah Padatan........................................ 58Lampiran 3. Penetapan Wama Lovibond 59
Lampiran 4. Penetapan Kadar Nitrogen (SNI 06 1903-1990) 60
Lampiran 5. Pengujian Viskositas Mooney 61
Lampiran 6. P en etap an K a da r Abu 62
Lampiran 7. Penetapan Kadar Kotoran 63
Lampiran 8.Penetapan Plasticity Retention Index.................. 64
Lampiran 9. PenetapanAccelerated Storage Hardening Test (ASHf)....... 65
Lampiran 10. Pengujian Kekuatan Tarik Geser (Shear Strength) (ASTM
429-1993) 66
Lampiran 11. Pengujian Kekuatan Tarik Kelupas (Peel Strength)
(ISOIR 36-1969) _._..... 67
Lampiran 12. Pengujian Viskositas Perekat (ASTM D 1084-(3) 68
Larnpiran 13. Pengujian Bobot Jenis Perekat (ISO, 1984).......................... 69
Lampiran 14. Data Pengujian Masterbat Siklo __ 70
Lampiran 15. Hasil Uji KeIruatan Tarik Geser (Shear Strength)................. 71
Lampiran 16. Hasil Uji Kekuatan Tarik Kelupas (Peel Strength) 72
Lampiran 17. Hasi l Uji Bobot Jenis Perekat ..
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 13/87
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang sangat
penting karena memiliki peranan yang nyata dalam menunjang
perekonomian I~onesia. Lateks yang ada di Indonesia dihasilkan oleh
Perkebunan Rakyat (84%), Perkebunan Besar Swasta (9%), dan
Perkebunan Besar Negara (12%). Perkebunan karet memiliki total luas
areal 3.742.000 ha, dirnana produktivitas Perkebunan Rakyat 600
kglhaltahun sedangkan Perkebunan Besar Swasta dan Perkebunan Besar
Negara 1200"kg/haltabun ( Ditjenbun,2000 ). Pada tahun 2000, Indonesiamengekspor 1,45 juta ton karet alam dari total produksi sebesar 1,6 juta
ton (BPS,2000). Jumlah ini setara dengan US$ 888,6 juta. Nilai jual karet
ini dapat ditingkatkan dengan pengoIahan karet alam lebih Ianjut.
Pemanfaatan karet aJam sangat banyak. sekali, salah satunya adalah
sebagai perekat, Sejak tahun 1930-an, perekat elastis (Rubbery adhesive)
semakin banyak digunakan dengan ditemukannya polimer sintetis.
Perekat mecupakan bah an y an g apabila digunakan pada pennukaan yang
terpisah mampu untuk menyambungkan atau menyatukan kedua
permukaan benda-benda tersebut agar mempunyai kekuatan yang
memadai apabiIa dikenai beban tertentu (Solomon dan Sconlau, 1951).
Berdasarkan bahan bakunya perekat dapat dibuat dari bahan alami dan
bahan sintetik. Perekat aIami berasaI dari bahan hewani (albumen, kasein,
shellac), nabati (resin alam, gum arab, gum tragakan, minyak, protein),
mineral (bahan organik, silikat, magnesium fosfat, belerang, parafin) , dan
elastomer (karet alam dan turunannya). Perekat sintetis dibagi ke dalam
dua golongan, yaitu perekat termoplastik (seperti turunan selulosa, polimer
vinil, ko po lirner, poliester jenuh, poliakrilat, poliester, polisulfon) dan
perekat tennoset (seperti plastik amino, epoksi, resin fenolik, poliester tak
jenuh, poli aromat, furan) (Hartorno et al., 1992).
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 14/87
Pemakaian perekat semakin meningkat, apalagi setelah teknik-
teknik penyambungan lainnya (paku, solder, sekrup, dan sebagainya)
menimbulkan distorsi, korosi dan efek-efek negatif lainnya, Saat ini
perekat digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri
rnaupun keperluan rumah tangga, seperti bidang konstruksi, instrumentasi,
kendaraan, alat Iistrik, pernbuatan kertas, pabrik sepatu, pengolahan kayu,
dan optik.
D i Indonesia beredar berbagai jenis dan tipe perekat, untuk
berbagai macam penggunaan. Selama ini perekat yang digunakan.
kebanyakan merupakan produk impor atau berbahan baku impor dan
berasal dari karet sintetis dengan harga yang cukup mahal . Berdasarkan
data statistik Indonesia mengimpor perekat sebanyak 4.482.777 kg pertahun atau senilai 1.582.043 US$ (BPS,2000). Pemanfaatan karet a1am
sebagai perekat alternatif masih belum memenuhi harapan karena daya
rekatnya lebih lemah dari pada perekat impor atau yang berbahan baku
impor.
Karet alam digolongkan ke da1am kelompok elastomer untuk •
penggunaan umum dan penggunaannya sebagai bahan baku barang jadi
karet sangat tinggi mengingat keunggulan sifat-sifatnya, seperti daya
pantul, elastisitas dan daya lengket yang baik, serta daya cengkeramnya
yang baik dan kemudahannya untuk digiling. Namun demikian, karet
a lam memiliki beberapa kekurangan diantaranya tidak tahan tcrhadap
panas, oksidasi, OZOll, dan pelarut hidrokarbon (~1989). Daya
rekatnya juga relatif lemah, sehingga hanya digunakan untuk merekatkan
benda yang ringan.
Kelemahan ini disebabkan karena karet mempunyai beberapa
ikatan rangkap dalam struktur molekulnya, disamping juga mengandung
sejumlah bahan non karet. Untuk mengatasi kelemahan karet alam perlu
dilakukan modifikasi sehingga ikatan rangkap dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan. Dengan modifikasi diharapkan kelemahan karet alam dapat
diminimalisasi tanpa mengurangi keunggulannya, Balai Penelitian
Teknologi K.aret Bogor telah berhasil membuat karet siklo yang
2
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 15/87
merupakan turunan karet alam yang diperoleh dari pemanasan lateks
dengan katalis asam, berupa resin atau bahan termoplastik yang keras
tetapi rapuh.
Karet siklo keras atau kaku dan mem ilik i sifat rekat (adhesive)
yang baik: terhadap logam dan permukaan licin lainnya. Hal ini membuka
peluang untuk memanfaatkan karet siklo sebagai tackifier perekat e1astis
(Rubbery adhesive) dari karet alarn yang biasanya menggunakan tackifier
sintetis.
Penggunaan perekat baik: pada karet atau kulit dikehendaki
mempunyai elastisitas atau fleksibilitas yang tinggi, sedangkan komposisi
karet siklo yang terlalu banyak, maka perekat akan lebih keras. Dengan
demikian maka kornposisi optimal karet siklo dan karet alam perIu diteliti
lebih lanjut. Penggunaan karet siklo dan karet a lam sebagai bahan baku
perekat sangat diperlukan mengingat sifat karet a lam yang bersifat elastis
dan karet siklo yang ringan, kaku, tahan terhadap daya gesek, serta
m ernpunyai day a rekat yang baik terhadap, kayu, karet, kulit, tekstil da n
kertas.
B. Tujuan
Penelitian in i bertujuan untuk menentukan komposisi karet sikloyang pal ing baik dalam pembuatan perekat elastis dari karet alam ditinjau
dari karakterisasi sifat fisik perekat yang meliputi uji bobot jenis,
viskositas, serta uji kekuatan tarik geser (shear strength) dan kekuatan
tarik kelupas (peel strength) dari rekatan.
3
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 16/87
IL TlNJAUANPUSTAKA
A. Perekat
Sekitar 5 % dari produksi karet dunia digunakan sebagai bahan
perekat. Perekat karet dapat digunakan baik dalam bentuk larutan dengan
penambahan pelarut maupun sebagai suspensi lateks. Kedua tipe bahan ini
baik bila digunakan dalam bentuk vulkanisasi ( Le Brass, 1968). Perekat
adalah bahan yang mampu mempersatukan bahan sejenis atau tidak sejenis
dengan melalui ikatan atau sentuhan permukaan (Ruhendi, 1986).
Berdasarkan cara mengerasnya, perekat dapat digolongkan atas dua
golongan, yaitu perekat thermoplastik dan perekat thermoset. Perekat
thermoplastik adalah perekat yang mengeras dalam keadaan dingin dan
akan rnelembek jika dipanaskan, sedangkan perekat thermoset adalah
perekat yang mengeras bila dipanaskan dan akan tetap keras jika
d.dinginkan, (Shields, 1970).
Perekat thermoplastik rneliputi perekat resin thermoplastik dan
perekat karet thermoplastik. Perekat in i dapat dilebur, dilarutkan, melunak
bila dipanaskan serta mengalami pemelaran (jalaran) bila dikenai beban,
perekat ini tidak mengalami perubahan kimia saat terbentuknya ikatan dan
hanya berguna untuk beban ringan dalam merekatkan logam, plastik, karet,
gelas, keramik dan bahan berpori seperti kertas, kayu, kulit, kain dan lain-
lain ( Hartomo et aI., 1992).
Manfaat perekaran pads dasarnya adatah penyambungan,
menyatukan bahan-bahan satu sarna lainnya agar memadai bila dikenai
beban tertentu. Pemilihan jenis perekatnya dilakukan dengan melihat
beberapa hal, diantara informasi perihal bahan yang hendak disambung,
beban-beban pada ikatannya, prasyarat perr::rosesan, kcndisi pcmakaian
dan lain-lain bahan yang akan disambungkan ini hams sesuai dengan
perekat yang akan digunakan, terutama bagi kekuatan kohesi dan
adhesinya (Shields, 197U).
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 17/87
B. Cara Perekatan
Perekatan tidak hanya bergantung pada kohesif perekat dan barang
yang disambung, melainkan juga pada derajat adhesi ke permukaan
sambungan, karena ini berdimensi lapisan molekul saja, adanya kotoran
dapat mengganggu efektifitas rekatan. Kontak antara perekat dan substrat
harus baik, permukaan harus bersih benar (Hartomo, et al., 1992).
Menurut Ruhendi (1986), empat faktor utama yang menentukan mutu
perekatan yaitu mutu sirekat. mutu perekat, proses perekatan, dan kondisi
penggunaan produk.
Untuk perekatan terbaik. permukaan sirekat dibersihkan atau
dirubah sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan sebelum direkatkan
Bermacam-macam metode penyiapan pennukaan tersedia dan pilihan
metode tergantung pada bahan yang direkatkan, kondisi perekatan, jenis
perekat, muatan, kondisi perlakuan, umur simpan, dan biaya proses.
Biasanya ampelas dan pelarut digunakan untuk rnenghilangkan
kontaminasi pada permukaan yang mungkin menghalangi pembasahan
pennukaan oleh perekat. Lebih seksama perJakuan permukaan seperti
pengasaran perrnukaan mengakibatkan perekatan rnekanis, dimana
perlakuan secara kimiawi mengubah keadaan sifat fisik dan kimia untuk
menambah perekatan spesifik. Perekatan mekanik digunakan ketika
rnetode secara kirniawi tidak dapat digunakan. Metode mekanik meliputi
pengasaran dengan sand blasting, ampelas dan lain-lain. Pada metode
kimiawi penghilangan lemak pada perrnukaan tergantung pada solusi
reagen yang sesuai, yang kadang-kadang panas, disertai dengan pencucian
dan pengeringan. Pennukaan karet juga membutuhkan penghilangan
lemak, pengasaran dengan sikat, ampelas, dan terkadang perlakuan asam.
Benang, tekstile, kulit, kertas, serat karbcn, asbes dan lain-lain tergolong
bahan-bahan berserat. Semuanya dihilangkan lemaknya dengan aseton,
methanol atau trichloroethylene dan lain-lain ( SBp Board of Consultants
and engineers).
5
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 18/87
c. Mekanisme Perekatan
Peristiwa perekatan tidak terlepas dari adanya pengaruh gaya
elektron pada benda-benda yang merekat. Gaya yang paling penting dalam
peristiwa ini adalah gaya Van der Waals. Menurut Wake (1976), elektron-
elektron dari suatu molekul (A) memiliki konfigurasi tertentu yang
memungkinkannya seketika memiliki momen dipol (meskipun molekul A
tidak memiliki mornen listrik yang permanen. Mornen dipol i n i
menyebabkan terbentuknya suatu momen dipol pada molekul yang lain
(molekul 8). Interaksi dua dipol ini menghasilkan suatu gaya tarik menarik
antara dua molekul tadi. Inilah prinsip yang melandasi gaya Van der
Waals.
Wake (1976) menyatakanjika dua benda bersentuhan langsung dan
memiliki temperatur yang sarna maka dibutuhkan suatu gaya untuk
membelahnya karena diantara dua benda itu terjadi gaya Van der Waals.
Akan tetapi apabila benda tersebut tersusun dari materi yang berbeda
seperti rase cair dan fase padat maka akan terdapat gaya elektron statik
disarnping gaya Yen der Waalls tersebut. Gaya elektro statik dibangkitkan
oleh suatu mekanisme elektric charge (pengisian listrik) pada kedua sisi
daerah persentuhan meskipun kedua benda tersebut tidak mengalami
pengisian listrik sebelum persentuhan terjadi. Pengisian ini ditimbulkan
oleh elektron-elektron seperti halnya pada gaya Van der Waalls dan
dibawa ke dalam molekul oleh adanya perbedaan potensial electron pada
kedua sisi benda tersehut (Wake, 1976).
Solomon dan Schounlau (1951), menekankan pada aspek tegangan
perrnukaan sebagai fenomena rnolekaler pada peristiwa perekatan.
Fenomena perekatan tergantung kepada struktur dan atau energi bebas dari
suatu permukaan. Perekatan terjadi jika ada energi adhesion yang
diperoleh pada saat dua daerah permukaan yang bebas seluas 1cm2 baik
solid rnaupun liquid disatukan ke dalarn daerah 1crrr', Daerah bebas seluas
1cm2 tersebut diperoleh dari energi permukaan liquid (perekatj yang juga
disebut sebagai tegangan permukaan.
6
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 19/87
Salomon dan Scounlau (1951), menyatakan tegangan permukaan
akan menyebabkan terjadinya penetrasi liquid ke dalam. lubang-lubang
kapiler yang ada pada permukaan solid. Dan agar menghasilkan perekatan
yang baik, cairan perekat harns dapat membasahi permukaan, dimana
pembasahan dapat terjadi bila gaya-gaya interfasial antara cairan perekat
dengan permukaan yang direkat adalah lebih besar atau sarna dengan gaya
kohesi dari perekat itu sendiri. Pembasahan (wetting) merupakan
fenomena kasat mata yang menunjukkan peristiwa perekatan yang
disebabkan oleh gaya tarik-menarik antar molekul, gaya vander waals,
sekaligus jarak yang cukup untuk menghitung kekuatan perekatan yang
tengah diamati (Salomon dan Scounlau, 1951).
Sedangkan menurut Brown et al.(1952), berpendapat bahwa proses
perekatan terjadi karena dua hal, yaitu :
1. Perekatan mekanis (Mechanical adhesion) yaitu perekatan yang
terjadi karena rnengerasnya cairan perekat yang masuk ke dalam
benda yang direkat.
2. Perekatan spesifik (Specific adhesion) yaitu perekatan yang terjadi
karena adanya ikatan antar rnolekul perekat dan antara molekul
perekat dengan molekul sirekat,
D. Bahan Kimia Perekat
Bahan kimia yang diperlukan untuk pembuatan kompon perekat
dianraranya yaitu :
1. Bahan PeningkatIPenguat daya rekat (Tackifier)
Tackif ier merupakan suatu bahan yang ditambahkan kepada
suatu bahan lain (polimer) unruk meningkatkan daya rekat dati bahantersebut Tackif ier konvensional berbasis resin alam yang kebanyakan
bersifat terpenoid, dibuat dalam bentuk yang keras (liat) dati residu
isoprene, materi berantai lurus atau siklik (Wake, 1976).
7
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 20/87
__L
2. Bahan pelunak (plasticizer)
SNI (1999) menambahkan bahwa plasticizer merupakan bahan
yang tergabung dalam perekat untuk meningkatkan kelenturan,
pengerjaan, atau distensibilitas, Wake (1976) menyatakan, temperatur
dimana polimer-polimer linear memperlihatkan sifat seperti karet
(rubbery) dapat diatur dan dimodifikasi dengan
penambahanlpencampuran plasticizer pada polimer, Plasticizer
berfungsi sebagai peiarut bagi polimer yang menyebabkan pemisahan
rantai-rantai dan memungkinkan terjadinya deformasi sehingga lebih
mudah untuk disesuaikan dan disempumakan sesuai dengan yang
diinginkan (Wake, 1976).
. Plasticizer mungkin bukan petarut· yang sempuma seperti
pelarut sesungguhnya, akan tetapi interaksi dan hubungannya dengan
polimer sebanding dengan pelarut. Yang membedakan antara
plasticizer dengan pelarut adalah bahwa plasticizer memiliki tekanan
uap yang sangat rendah sehingga tidak memungkinkan terjadinya
penguapan, dan kalaupun terjadi penguapan hal itu berlangsung
dengan sangat lambat dan permukaan polimer (Wake, 1976).
3. Bahan pengisi (filler)
Bahan pengisi ditambahkan ke dalam kompon karet dalam
jumlah besar dengan tujuan untuk meningkatkan sifat fisik,
memperbaiki karakteristik pengolahan dan menurunkan biaya (Balai
Penelitian Teknologi Karet, 2(03) Menurut Alfa (2001), bahan
pengisi dibagi atas dua golongan, yaitu golongan bahan pengisi tidak
aktif dan golongan bahan pengisi aktif atau bahan pengisi penguat.
Bahan pengisi penguat akan meningkatkan kekerasan, ketahanan
sobek, ketahanan kikis, dan tegangan putus pada produk karetnya.
Penambahan pengisi tidak aktif hanya akan meningkatkan kekerasan
dan kekakuan barang jadi karet, sedangkan kekuatan dan sifat lainnya
akan berkurang.
Pada jumiah optimum penamoahan bahan pengisi penguat, akan
meningkatkan kekerasan, modulus ketahanan sobek ketahan kikis dan
8
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 21/87
tegangan putus barang jadi karet. Sernakin kecil ukuran partikel
bahan pengisi yang digunakan, maka penambahan dengan jumlah
berat yang sarna akan meningkatkan kekerasan kekuatan tarik dan
pampatan tetap barang jadinya (Alfa, 2003) .
4. Bahan anti degradasi ( antioksidan)
Bahan antioksidan memiliki banyak jenis dan dapat
dikelompokkan ke dalam golongan sebagai berikut; fenil naftilamin
( contoh : PAN, PBN ), kodensat aldehide-amina (contoh : agerite
resin), kondensat keton-amina (contoh : fleetol H), turunan difenil-
amina (eontoh: NONOX 00 ), fenil sulfida (contoh: santowhite
crytah, turunan fenol ( contoh :montaclere, 1 0 1 1 0 1 ) .
Untuk melindungi barang karet dari kerusakan yang disebabkankarena oksigen dan ozon dan udara, maka ke dalam kompon karet
perlu ditambahkan bahan oksidan dan antiozon ( Alfa ,200 I). Anti
oksidan umumnya dalam jumlah yang kecil, yaitu antara 1-2 bagian
perseratus bagian karet ( Alfa, 1001).
5. Pelarut
Menurut Hall (1981), pengaruh dari pelarut tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap perubahan kimiawi pada bahan
polimer. Akan tetapi, keberadaan pelarut menyebabkan terjadinya
perubahan fisik yang terjadi sebagai akibat dari sifat mendasar
kimiawi pelarut dan bahan polimer itu sendiri.
Energi bebas merupakan gabungan dari konsep entalpi (yang
tergantung dari gaya-gaya Vander Waals yang terjadi di antara
sejumlab molekul) dan konsep entropi (tergantung dari derajat
ketidakteraturan molekul-molekul dan bagian intinya). Jika gaya-gaya
antar molekul pelarut dengan molekul polimer lebih kuat dibanding
gaya-gaya yang terjadi diantara molekul polimer yang berdekatan,
maka kelarutan kan terjadi Hal ini terkait dengan parameter 0
Parameter kelarutan 0 mer.ipakan ukuran sifat kohesi antarmolekul,
baik pada pelarut seja rnaupun pada nahan rerlarur saja, Nilai c S pada
pelarut diperoleh dari energi penguapan, sedangkan pada polimer
9
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 22/87
(bahan terlarut diperkirakan dari struktur rantai molekul utama
(Hall,1981). Hal yang paling mendasar dalam konsep kelarutan adalah
bahwa suatu polimer banya akan larut di dalam pelarut yang memiliki
nilai&yang sarna (Hall, 1981).
6. Pemvulkanisasi
Vulkanisasi adalah proses untuk merubah molekul linear
polimer menjadi bent uk riga dimensi melalui ikatan silang.
Vulkanisasi merubah bahan plastis menjadi bahan elastis dengan
penggunaan bahan tambahan yang dibutuhkan untuk memvulkaniasi
elastomer (Whelan and Lee, 1979). Bahan pemvulakanisasi adalah
sejenis bahan kimia karet yang dapat bereaksi dengan gugus aktif
molekul karet pada proses pernvulkanisasi, membentuk ukatan silang
antar molekul karet, sehingga terbentuk jaringan tiga dimensi.
Belerang adalah bahan kimia yang pertama kali ditemukan sebagai
bahan pemvukanisasi dan paling banyak digunakan pada berbagai
jenis karet (Alfa, 2003) . Jumlah belerang yang ditambankan pada
proses pembuatan kompon berpengaruh terhadap karakteristik
vulkanisasi serta sifat-sifat vulkanisatnya. Peningkatan jumlah
belerang akan menurunkan waktu vulkanisasi. meningkatkan derajat
vulkanisasi, meningkatkan kuat tarik pada tingkat tertentu dan
selanjutnya turun, meningkatkan resilience, menurunkan
perpanjangan putus, dan meningkatkan ketahanan sobek yang
selanjutnya turun (Alfa, 2003)
7. Penggiat
Penggiat adakalanya disebut pengaktif adalah bahan kirnia yang
ditanbahkan .ke dalam system vulkanisasi, guna menggiatkan proses
vulkanisasi yang berjalan sangat lambat jika hanya menggunakan
belerang. dalarn system vulkanisasi c!engan bahan pcncepat, bahan ia:
berfungsi sebagai pengaktif kerja bahan pencepat karena pada
umurnnya bahan pencepat crganik tidak akan berfungsi seeara efisien
tanpa adanya balta" pengaktif Penggiat yang paling umum digunakan
adalah kombinasi antara ZnO dengan asam stearat (Alfa, 2003) ./»: . - J ~ : > .~~>~
\ < i * . ~ r JY
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 23/87
8. Pencepat
Pencepat, umurrmya berupa senyawa organik, adalah bahan
yang biasanya ditambahkan dalam jumlah sedikit untuk mempercepat
reaksi vulkanisasi kompon oleh belerang. Dalam sistem vulkanisasi
belerang bahan pencepat membantu meningkatkan laju vulkanisasi
kompon yang biasanya berlangsung lambat jika hanya mengandung
belerang. pencepat yang digunakan dapat berupa satu atau kombinasi
dari dua atau lebihjenis pencepat ( Alfa, 2003)
Pencepat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok
berdasarkan golongan senyawa, respon terhadap vulkanisasi dan
fungsinya. ditinjau dari fungsinya pencepat dikelompokkan ke dalam
pencepat primer yang berfungsi memberikan pravulkanisasi lambat,
serta pencepat sekunder yang berfungsi memberikan pravulkanisasi
yang singkat, Berdasarkan golongan senyawanya bahan pencepat
digolongkan atas aldehid arnin, guanidin, thiazol, sulfenamida,
dithiofosfat, thiuram dan dithiokarbamat. Berdasarkan responnya
terhadap vulkanisasi bahan pencepat dikelompokkan atas pencepat
lambat, sedang, cepat, dan sangat cepat (Alfa, 2003).
E. Resin Karet Siklo
Karet siklo adalah turunan dari karet alam yang telah berubah
menjadi resin atau bahan termoplastik yang keras tapi rapuh, yang
dihasilkan dari pemanasan karet alam dengan adanya katalis asam. Karet
siklo pertama kali dibuat pada tabun 1920 dan sejak itu banyak hasil-hasil
penelitian tentang karet siklo yang dikembangkan, baik dari karet alam
maupun karet sintetik, dengan menggunakan katalis asam para toluensulfonik, asam sulfat dan asam stannit (Goonetileke et (1 / , !93).
II
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 24/87
Karet sildo dapat dibuat dengan empat metode yang berbeda, yaitu
dengan cara sebagai berikut (Naunton, 1961)
] . Memperlakukan karet denga n panas
2. Mereduksi karet hidroklorida dengan eara pengurangan
hidrohalogen (reductive dehydrohalogenatiom.
3. Memperlakukan karet dengan senyawa halida dari logam-Iogam
amfoter.
4. Memperlakukan karet dengan katalis bersifat asam pada suhu
antara 50°-150°C.
Keempat metode di atas menghasilkan produk dengan titik leleh berkisar
antara 90°-120°C, bobot jenis sekitar 0,992 g/em3 dan indeks refraksi
antara 1,53-1,54.
Dalam proses siklisasi, pengurangan ikatan rangkap dalam
struktur molekul karet alam berhubungan dengan pembentukan struktur
einein (Goonetileke et ai,1993). Siklisasi yang ideal akan menghasilkan
struktur einein karet siklo yang tidak lagi memiliki ikatan rangkap dalam
struktur molekulnya. Pada kenyataannya, keadaan tersebut sulit tercapai,
karena pada s.ruktur molekul karet siklo yang diperoleh dari berbagai
penelitian masih terdapat ikatan rangkap.
Beberapa sifat karet siklo antara lain adalah :
1. Ringan, kaku, tahan terhadap daya gosok.
2. Mempunyai daya rekat yang baik terhadap logam, kayu,
karet, kulit, tekstil dan kertas.
3. Mempunyai sifat yang hampir sarna dengan kulit hewan.
4. Mempunyai sifat adesi yang baik, termasuk terhadap logam
dan permukaan licin lainnya.
s . Tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut karet.
6. Bersifat non polar.
7. Merupakan polimer non kristalin yang rantai-rantai
molekulnya telah dikeraskan oleh fonnasi eincin.
12
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 25/87
F. CaraPembuatan Karet Siklo
'.
Karet siklo dengan struktur polisiklik adalah produk akhir dari
reaksi siklisasi karet alamo Reaksi siklisasi termasuk kategori modifikasi
karet alam tanpa memasukkan senyawa lain ke dalam molekul karet. Bila
karet dipanaskan dengan katalis yang bersifat asam seperti aS81!l sulfat,
maka ikatan rangkap karet akan berkurang karena struktur molekulnya
mengalami perubahan dari rantai lurus menjadi rantai siklik, seperti yang
terlihat pada Gambar I. (Goonetilleke et al., 1993). Ikatan rangkap pada
karet bersifat labil dan mudah diputus oleh kataiis. Dengan adanya reaksi
protonasi maka ikatan rangkap akan terbuka dan salah satu atom C yang
berada pada ikatan rangkap akan menjadi C, Atom C~ mudah berikatan
dengan atom lain dan akan berikatan dengan CH dari monomer lain
sehingga akan terbentuk rantai siklik. Reaksi protonasi tersebut terjadi
terns menerus selama proses siklisasi sehingga rantai siklik yang terbentuk
seruakin banyak (Baker, 1988).
Siklisasi karet atau pembuatan karet siklo dapat dilakukan dengan
empat cara, yaitu : perlakuan panas, dehidrohalogenasi reduktif dari
hidrohalida karet, perlakuan karet dengan senyawa halida dari logam
amfoter dan yang terakhir adalah pemberian katalis yang bersifat asam
pada suhu sekitar 50~150°C (Naunton, 1961).
Variasi sifat produk karet siklo disebabkan karena derajat siklisasi
produk dan bukan karena cara pembuatannya. Tetapi reaksi samping dari
cara yang digunakan, misalnya oksidasi atau pengikaran silang, juga dapat
mempengaruhi sifat dari karet siklo yang dihasilkan. lumlah ikatan
rangkap yang tersisa dalam produk yang telah disiklisasi mempengaruhi
sifat karet siklo yang diperoleh, termasuk kemudahan larutnya. Selain
jumlah ikatan rangkap, bobor rnolekul juga berpengaruh terhadap sifa,
karet siklo termasukjuga kemudahan larutnya (Alfa, 2000).
13
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 26/87
Gambar 1. Struktur molekul karet siklo
I
G. Karet Alam
Karet alam merupakan senyawa hidrokarbon yang dihasilkan
melalui penggumpalan getah dari hasil penyadapan tanaman tertentu.
Getah tersebut kemudian dikenal dengan lateks, yaitu suatu cairan putih
seperti susu yang keluar dari batang tanarnan yang disadap. Hasil
penelitian membuktikan bahwa gerah karet yang dihasilkan oleh Hevea
brasiliensis lebih baik dari getah karet yang dihasilkan oleh tanaman
lainnya. Sehingga sampai saat ini getah karet Hevea brasiliensis banyak
digunakan untuk berbagai keperluan industri (Le Brass, 1::>68).
Strukrur dasar karet alam rnerupakan rantai linear dari unit isopren
(C5Hg) yang bobot molekulnya 10.000 - 40.000. Nama kimia dan karet
a1am adalah cis-Ls-pol.isopren dengan rumus bangun seperti terlihat pada
'" , ~VCir.1Ual .J.
14
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 27/87
< ; H : >
i
C
/
H
Ic
- .CH~
n
L
Gambar 2. Rumus bangun karet alam (Morton, 1963)
Goutara et al. (1985), menyatakan bahwa susunan ruang demikian
menyebabkan karet memiliki sifat kenyal (elastis). Sifat kenyal tersebut
berhubungan dengan kekentalan atau plastisitas karet.
H. Lateks
Lateks Kebun merupakan suatu larutan koloid dari partikel karet
dan bukan karet yang tersuspensi dalam suatu media cair. Sedangkan
menurut Utami dan Siswantoro (1989). Lateks yang didapat dengan
menyadap baian antara kambium dan kulit pohon Hevea brasiliensis,
adalah suatu cairan berwama putih atau putih kekuning-kuningan.
Menurut Tanaka (1998), karet a1am tidak seluruhnya terdiri dari
hidrokarbon, tetapi juga mengandung sejumlah kecil bagian bukan karet
seperti lemak, glikolipida, fosfolipida, protein, karbodidrat, bahan organik
dan lain-lain.
Karet kebun rata-rata memiliki kadar karet kering (KKK) 35 %,sedangkan varietas KKK-nya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
umur tanaman, musim dan tenggang waktu setelah penyadapan. Tanaman
yang lebih tua menghasilkan lateks dengan KKK yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman muda pada rnusim penghujar. lateks
cenderung lebih eneer (Utami dan Siswantoro, 1989).
15
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 28/87
Pemekatan lateks kebun menjadi lateks pekat dilakukan karena
alasan ekonomi, yaitu kadar karet kebun yang relatif rendah (±30%),
menyebabkan biaya pengangkutan dan penyimpanan per satuan bobot
karet menjadi tinggi. Selain itu, beberapa proses pembuatan barang jadi
asal lateks memerlukan lateks yang yang memiliki K I < . K sedikitnya 60%.
Pengurangan sebagian bahan bukan karet selama proses pemekatan, juga
menyebabkan lateks pekat merniliki mutu yang lebih baik dibandingkan
dengan lateks kebun (Utami dan Siswantoro, 1989).
Prinsip pembuatan lateks pekat berdasarkan pada perbedaan bobot
jenis antara partikel karet dengan serum. Serum mempunyai bobot jenis
lebih besar daripada partikel karet, bobot jenis serum 1,204 g/cnr'
sedangkan partikel karet hanya 0,904 g/crrr'. Akibatnya. partikel karet akan
naik ke pennukaan dan serum akan terkumpul dilapisan bawah dalam
proses pembuatan lateks pekat (Nazaruddin dan Paimin, 1994).
Menurut Utami dan Siswantoro (1989), lateks terdiri atas partikel
karet dan bukan karet yang terdispersi dalam air. Bahan bukan karet
jumlahnya relatif kecil, sebagian besar terlarut dalam air, lainnya
terdispersi dalam pada pennukaan partikel karet.susunan dari lateks adalah
sebagai berikut :
Bahan penyusun %
Karet 35,62
Damar 1,65
Proteina 2,05
Abu 0,75
Gula 0,34
Air 59,64
Sifat-sifat mekanik karet alam menyebabkan karet dapat digunakan
untuk bcrbagai keperluan. Pada umumnys karet alam pada suhu karnar
tidak berbentuk kristal padat, tetapi juga tidak berbentuk cairan. Dengan
meuggunakan karet alam sebagai bahan dasar pembuatan berbagai produk,
dapat disimpulkan kepegasan pantulnya kurang baik, tegangan putus
tinggi, fleksibilitas pada suhu rendah baik, daya lengket "fabrik" dan
1 6
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 29/87
logam yang baik. Kekurangannya adalah tidak tahan panas, asam, cahaya
matahari, dan minyak (Arizal,1989).
I. Karet Alam Berprotein Rendah (Deproteinised Natural Rubber)
Yapa dan Yapa (1984) melaporkan bahwa protein pada karet alarn
berpengaruh terhadap sifat fisik dan sifat kimia karet alamo Penghilangan
protein pada karet alam akan meningkatkan sifat fisik dan kimianya.
Menurut Yapa dan Lionel (1980), adanya protein dalam karet.alam~~-.
dapat menghambat reaksi siklisasi, sehingga agar reaksi siklisasi dapat
berialan dengan optimal perlu dilakukan penurunan kadar protein pada
karet alam. DPNR baik digunakan sebagai bahan baku pernbuatan karet
siklo karena kandungan proteinnya rendah. Bila proses siklisasi berjalan
dengan baik maka akan dihasilkan karet siklo yang mudah larut.
Berdasarkan hal-hal di atas, beberapa percobaan telah dilakukan
untuk me=iperendah kadar p.otein karet, baik dalam lateks maupun karet
padat. Untuk mengetahui kadar protein, maka cara yang digunakan adalah
dengan mengukur kadar nitrogennya. Karet dengan kadar protein yang
rendah ini dikenal dengan nama DPNR (Deproteinized Natural Rubber)
atau LNNR (Low Nitrogen Natural Rubber) (Yapa dan Yapa, 1984).
.Menurut Whelan dan Lee (1979), karet dengan kandungan nitrogen di
bawah 0,15% termasuk jenis karet alam berprotein rendah (DPNR),
sedangkan menurut Nakade et aI., (1997). yaitu karet yang memiliki kadar
nitrogen antara 0.06% sampai 0.1%. Spesifikasi karet DPI\"R menurut
Whelan dan Lee (1979) dapat dilihat pada Tabel I.
17
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 30/87
Tabel I. Spesifikasi Karet Alam Berprotein Rendah (DPNR)
Komponen Standar
Kadar kotoran (% berat) maksimal0,015
Kadar abu (% berat) maksimal 0,15
Kadar nitrogen (% berat) maksimal 0,15
Kadar zat menguap (% berat) maksimal 0,5
PRI (Plasticity Retention Index) (% ) minimal 60
Viskositas Mooney (ML 1 + 4. 100 DC ) 50 ± 5
Sumber: Whelan dan Lee (1979)
Beberapa keuntungan dari karet DPNR adalah mempunyai kadar
nitrogen yang rendah, tahan terhadap air, mengurangi reaksi alergi, mudah
untuk diproses, mempunyai stabilitas mekanis yang tinggi, mempunyai
sifat mekanis dan sifat dinamis yang baik (Tanaka et 0/., 1996 dan Nakade
et al., 1997).
)8
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 31/87
m. METODOLOGI PENELITIAN
A. KERANGKA PEMIKIRAN
Karet siklo berbentuk tepung dan rnernpunyai wama yang berbeda-
beda dari putih sampai coklat. Dalam pembuatan perekat dengan
penambahan karet siklo sebagai peningkat daya rekat (tackifie:'),
kemungkinan akan mempengaruhi kualitas perekat yang dihasilkan.
B. ALAT DAN BAHAN
Bahan yang digunakan yaitu lateks yang berasal dari Perkebunan
karet Ciomas Bogor, kulit dari PT. Manunggal Dwihara Laju, karet
vulkanisat, sedangkan bahan kimia yang digunakan rneliputi . lanolin
sebagai pelunak (plasticizer), lonol sebagai antioksidan, silika sebagai
pengisi (filler), ZnO dan Asam Stearat sebagai penggiat (akl[falor), TMTD
dan ZDEC sebagai peneepat (accelerator) dan pelarut karet (Toluena),
belerang sebagai pernvulkanisasi, karet siklo sebagai (tack~fie,.). amoma,
enzim papain., surfaktan KAO-E, dan terpentin.
Alat yang digunakan yaitu open mill, agitator, neraea analitis,
gunting, ember, saringan., penggilingan krep, oven, sentrifuse, saringan
325 mesh, muffle furnace, wallace punch, open roll mill, timbangan,
desikator, erlenmeyer, cawan porselin, cawan alumunium, peralatan gelas,
pipet, wama standar Lovibond, wallace rapid plastimeter, disk rheometer
toyosaiki, tensiometer.
C. METODE PENELITIAN
1. Penelitian pendahuluan
Pada penehtian pendahuluan dilakukan pembuatan rnasterbat
siklo dengan bahan baku lateks pekat DPNR (Deproteinised Natural
RUbber). Sebelum pembuatan lateks pekat DPNR, lateks kebun diuji
karakteristiknya. Uji karakteristik in i meliputi pengujian Kadar Karet
Kering (KKK) dan kadar jurnlah padatan (KJP). Pengujian KKK ini
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 32/87
bertujuan untuk mengetahui persen bobot zat padat karet yang
terkandung di dalam lateks karena semua penambahan bahan kimia
berdasarkan bobot karet kering. Sedangkan pengujian KlP bertujuan
untuk menghitung jumlah bahan karet dan non karet yang terdapat
dalam lateks.
Setelah pengujian K K K dan K JP maka ke dalam lateks
ditambahkan emal 2 bsk untuk mencegah penggumpalan lateks. Lateks
kemudian diencerkan sampai mencapai KKK 10 % laiu ditambahkan
enzim papain sebanyak 0,06 bsk yang akan menghidrolisis protein
yang terkandung dalam lateks, Lateks kemudian diperam selama ± 24
jam sebelum disentrifuse. Tujuan sent rifuse ini adalah untuk
memekatkan karet DPNR. Lateks DPNR hasil sentrifuse ditentukan
karakteristiknya dengan penentuan KKK., KJP, Viskositas Mooney,
kadar nitrogen dan warna lovibond.
Menu rut Alfa (2002), Langkah selanjutnya dalam pembuatan
masterbat siklo adalah siklikasi lateks DPNR dengan menggunakan
asam sulfat teknis 95 %. Sebelum dilakukan pencampuran, ke dalam
lateks harus ditambahkan emulgen 2 bsk untuk mencegah koagulasi
saat terjadi kontak lang sung dengan asam sulfat.
Campuran lateks dengan asam sulfat selanjutnya dipanaskan
selama 2 jam agar terjadi pemutusan rantai pada lareks. Lateks yang
sudah tersiklikasi didispersikan ke dalam air panas, kemudian
dinetralkan dengan Amonia (pH 6-9). Setelah itu dilakukan pencucian
dengan air panes.
Masterbat siklo dibuat dengan mencampurkan karet siklo dengan
lateks pekat dengan perbandingan 50:50. Campuran karet siklo
dengan lateks pekat ini kemudian digurnpa!kan dengan asam format.
r: I· . di "I" 1 1 dik inzk d I.. 80 or D· 1·.;urilpa an iru 19: !ng .aiu I.enng tan pa a . SU!I'.J ~. iagram a I;"
proses pembuatan masterbat siklo dapat dilihat pada Gambar 3.
sedangkan kornposisi masterbat siklo yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 2. Masterbat yang dihasiikan kemudian ditarnbah dengan
karet untuk merubah perbandingan,
20
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 33/87
Enzim Papain00'; h<:l
[- ,
! Inkubasi 24 jamI~ . -____.__,...-----.--
!I
c-- -_ I ... _
Pemekatan"- ---~-----
Emulgen 2 bsk,Asam Sulfat
---~
i
"- - P em a n aS a n - _
_ fliamJ __
ir - - . - _ _L.___Pencucian
j
1- i
, _Pencampu~
I-__t _
: Penggumpalanj
Lateks Pekat
Asam Format---------,~-~
Ic-____t____. ~
i Pengeringan 1
-- --,-.--------
•Masterbat Siklo
Gambar 3. Diagram alir proses pembuatan masterbat siklo (Alfa, 2002)
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 34/87
Tabel 2. Kornposisi masterbat siklo
Jenis masterbat siklo IJumlah Karet Jumlah
Siklo l°/fJl Karet Alam el/o)
Masterbat siklo 1_(Nl) 50 50
Masterbat siklo II (N2)40
60
Masterbat siklo III (N3) i 30 70
Masterbat siklo IV (N4) 20 80
Masterbat siklo V (N5),
-10 901
Masterbat yang sudah jadi selanjutnya dilakukan uji sifat-sifat
teknis masterbat yang meliputi penetapan kadar abu, kadar kororan,
PRl (Plasticity retension Index), ASHT (Accelerated Storag»
Hardening Test), warna lovibond, dan viskositas Mooney.
Penetapan kadar abu bertuiuan untuk rnengetahui jumlah bahan-bahan organik yang terdapat dalam masterbat. Analisa kadar abu
diperlukan untuk menjamin bahwa karet yang dihasilkan tidak terlalu
banyak mengandung bahan kimia yang biasa digunakan dalam
;Jengolahannya.
Selain itu pada penelitian pendahuluan juga dilakukan pengujian
kalarutan karet siklo pada klorofonn dan toluena. Hal hi ditujukan
untuk menentukan pelarut yang digunakan dalarn pembuatan perekat.
2. Penelitian Lanjutan
Pada penelitian lanjutan akan dilakukan pembuatan perekat karet
alam dengan berbagai komposisi perbandingan antara karet siklo dengan
karet alam.
Sebanyak tiga ratus bsk masterbat ( Dengan perbandingan karet alam
dan karet siklo 50 : 50, 40 : 60, 30 : 70, 20 : 80, 10 :90) terlebih dahulu
digiling (dimastikasi ) di dalam penggiling open mill selama I jam dengan
suhu 58°C, sehingga karet mencapai konsistensi (viskositas Mooney karet
antara 20 sampai 30) dan pemendekatan ikatan kimia yang cukup untuk
proses selanjutnya. 50 bsk (bagian per seratus karet) gram diambil untuk
diukur viskositas Mooney. Sebanyak 250 bsk (bagian per seratus karet)
karet padat atau masterbat tersebut dicampur dengan komponen lainnya.
Komposisi kimia perekat dapat dilihat pada Tabel3.
22
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 35/87
Setelah pencampuran dengan open mill, maka selanjutnya kompon
dilarutkan dalam toluena dengan konsentrasi 30%. Pengadukan dilakukan
sampai campuran bersifat homogen. Diagram alir proses pembuatan perekat
dapat dilihat pada Gambar 4.
Tabei 3. Komposisi Kimia Perekat
~
Nt N2 N3 N4 N5 KNt KN2
(bsk) (bsk) (bsk) (bsk) (bsk) (bsk) (bsk)
Masterbat 300 240 180 120 60 0 0
siklo 50;50
Karet alam 0 60 120 180 240 150 270
Karet Siklo 0 0 0 0 0 150 30lndosil I S 15 15 I S 15 I S 15
ZoO I S 15 I S 15 15 15 15
lonol . . . .3
. . . .3
. . . .3 3) .) .)
ZDEC 2,1 2,I 2,1 2,1 2,I 2,1 2, I
TMTD 1,5 1,5 1.5 1,5 1,5 1,5 1,5
Belerang 12 12 1 2 I 12 12 12 12
Lanolin 75 75 75 75 75 75 75
Asarn Stearat 6 6 6 6 6 6 6
Keterangan:
N 1 ____ ,.. Perekat dengan perbandingan Karet Alam : Karet Siklo DPNR
= 50:50
N2 ____,.. Perekat dengan perbandingan Karet Alam : Karet Siklo DPNR
= 40:60
N3 ____,.. Perekat dC!1g~:1perbandingan Karet Alam : Karet Siklo D!lNR
= 30:70
N4 ---.. Perekat dengan perbandingan Karet Alam : Karet Siklo DPNR
= 20:80
N5 -;.. Perekat dengan perbandingan Karel Ala..1 : Karet Siklo DFl'rR.
= 10:90
KNI ____,.. Kontrol perekat dengan perbandingan Karet Alam : Karet Siklo
PTPN III = 50:50
KN2 ____,.. Kontrol perekat dengan perbandingan Karet Alam : Karet Siklo
PTPN III = 10:90
23
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 36/87
Masterbat
Mastifikasi awal
Qivator~ 1~Ant· k·d~ -. /C,,!%,:: : ; '~ toSI a;, ~I r-r- --------. ~ -=-
=2 /. Pencampuran I " . c : : : Pdunak>
P:=~'If ~ • ':" '$1 ~
.. Aktivator I
Gambar 4. Diagram Alir Pembuatan Perekat
Prosedur In! kemudian digunakan untuk perekat dengan
perbandingan masterbat yang berbeda-beda ( 50:50, 40:60, 30:70, 20:80,
10:90).
3. Penguj ian
Pengujian terhadap perekat terutama dilakukan
daya rekat yaitu kekuatan tarik geser (Shear strength
kelupas (Peel strength), viskositas dan bobot jenis.
dilakukan terhadap kulit dengan kulit, karet dengan
karet,
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 37/87
a. Pengujian Daya Rekat geser (Shear strength) (ASTM 0429-1993)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan perekat
dengan cara mememisahkan aderen yang direkatkan melalui penarikan
geser. Prosedur pengujian dapat dilihat pada Lampiran 10.
b. Pengujian Daya Rekat Kelupas (Peel Strength) (lSOIR 36-1969)
Peel stre~lgth adalah uji untuk mengukur ketahanan kelupas
bahan fleksible yang direkatkan. Distribusi tekanan pada peel test dan
kekuatan yang dihutuhkan untu k mengukur ketahanan kelupas sangat
dipengaruhi oleh lebar bahan yang direkatkan dan kekuatan perekat.
Prosedur pengujian dapat dilihat pada Lampiran 1 1 .
c. Pengujian Viskositas Perekat (ASD:I 0 1084-63)
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan
viscometer Brookfield dengan satuan cl'. Viskositas perekar
berpengaruh terhadap kemapuan penyebaran dan penetrasi perekat
pada aderen. Semakin kental perekat maka akan semakin besar pula
nilai viskositas yang terbaca pada alat berarti kemampuan penyebaran
dan penetrasinya semakin rendah. Dan sebaliknya semakin encer
perekat maka akan semakin mudah menyebar dan meresap pada
aderen. Prosedur pengujian dapat dilihat pada Lampiran 12.
d. Bobot Jenis Perekat (ISO, 1984)
Prinsip penentuan bobot jenis adalah menimbang contoh uji di
udara dan menimbang kembali di dalam air. Berat contoh uji di dalam
air akan lebih kecil dibandingkan di udara karena contoh uji rnendapat
tekanan ke atas yang besamya sarna dengan air yang dipindahkan.
Karena hobot jenis air 1 gr/cnr', maka berat air yang dipindahkan
sama dengan volume contoh uji. Prosedur pengujian dapat dilihat
pada Lampiran 1 2 .
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 38/87
e. Rancangan Percobaan
Model rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan.~
Acak Lengkap dengan menggunakan satu faktor perlakuan, yaitu
komposisi karet siklo dalam bsk (berat perseratus karet) sebagai
tackifier.
Pada percobaan terdapat lima taraf perlakuan, yaitu masterbat
dengan perbandingan karet alam dan karet siklo rnasing-masing 50:50,
40:60,30:70, 20:80, 10:90 dan dua kali ulangan.
Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002), Model matematika yang
digunakan:
Yij = ~ + ri+ £.(ij)
Dimana:
Yij : Pengamatan pada perlakukan ke-i dan ulangan ke-j
J . l : Rataan umurn
tt :Pengaruh perlakuan ke-i, J . l i - ~
E (ij) : Pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j
/
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 39/87
IV. BASIL DAN PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK LATEKS DPNR (Deproteinized Natural Rubber)
Lateks merupakan salah satu hasil pertanian yang memegang peranan
yang cukup strategis dalam sistem perekonomian. Lateks kebun dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam bahan olah diantaranya digunakan untuk
pembuatan lateks DPNR (Deproteinized Natural Rubbery yang akan
digunakan sebagai bahan baku untuk membuat karet siklo (Cyclised rubber).
Sebelum lateks kebun mendapat periakuan, terlebih dahulu dilakukan uji
karakteristik. Hasil uji dapat dilihat pada tabel4.
Tabel 4. Karakteristik lateks
N o Parameter Lateks Lateks I Lateks
KebuB Pekat DPNR
1 KKK (%) 37 62 56
:2 KJP(%) 40 63 i 58. ,
Warna Putih Putih i Putih j.J
I susu I
4 Warna Lovibond I 5,0 3,0 ! 3,07
(LAU)
5 Kadar Nitrogen (%) 0,45 0,22 0,07
6 Viskositas Mooney 70,0 84,2 47,0(ML I + 4, 100°C)
Dan hasil pengamatan lateks kebun yang digunakan sesuai dengan
syarat mutu lateks. Menurut Utami dan Siswantoro (1989), Lateks yang
didapat dengan rnenyadap bagian antara kambiu:n dar. !(UI;~pchon Hevcc
brasiliensis, adalah suatu cairan berwarna putih atau putih kekuning-kuningan.
Sedangkan menurut Honggokusumo (1978), lateks Hevea yang baru disadap
umumnya berwama putih atau kuning pucat dengan kadar karet kering (KKK)
di dalarn lateks kebun biasanya berkisar antara 2'i - 40 % dari total oerat.
Artinya lateks yang digunakan sebagai bahan percobaan sudah memenuhi
syarat mutu lateks kebun yang baik.
Partikel karet memiliki muatan negatif dan dilapisi oleh koloid hidrofihk
yang bermuatan positif sehingga menghasilkan suatu sistem koloid yang
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 40/87
stabil. Jika salah satu sistem dari faktor penstabil tersebut berubah, maka
partikel karet dalarn lateks akan menggumpal. Menurut Clathe (1959),
penggumpalan atau koagulasi yang merupakan perubahan fase sol ke fase gel
dapat terjadi karena perubahan muatan listrik dan dehidrasi. Penyimpanan
lateks sebelum pemakaian akan menyebabkan lateks kebun menggumpal jika
tidak dilakukan pengolahan, Untuk menghindari penggumpalan lateks kebun
ini, rnaka dilakukan perlakuan terhadap lateks yaitu dengan penambahan
surfaktan dan pemekatan lateks. Menurut SNI 06 - 3139 - 1992, lateks pekat
mempunyai kadar karet kering min 60-62 % dan kadar jumlah padatan
berkisar antara 61,5-64 %. Pemekatan akan menyebabkan biaya pengangkutan
dan penyimpanan per satuan bobot karet menjadi rendah karena kadar karet
kering yang tinggi. Selain itu, beberapa proses pernbuatan barang jadi asal
lateks mernerlukan lateks yang memiliki KKK sedikitnya 60%. Pengurangan
sebagian bahan bukan karet selama proses pernekatan, juga menyebabkan
lateks pekat memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan dengan lateks kebun
(Utarni dan Siswantoro, 1989).
Warna lovibond merupakan uji untuk mengetahui tingkat kecerahan
karet mentah. J:asil uji menunjukkan bahwa karet mentah dari lareks pekat
dan lateks pekat DPNR mempunyai tingkat warna lovibond lebih rendah dari
lateks kebun artinya mempunyai tingkat warna yang lebih cerah. Pemekatan
dan penambahan enzim papain telah meningkatkan kecerahan warna karet
mentah karena telah mengurangi sebagian warna yang terkandung dalarn
lateks. SNI 06-1903-1990 menetapkan spesifikasi untuk SIR 3L harus
rnempunyai warna lovibond maksimal 6.0 amber dengan demikian warna
karet mentah dari latek kebun, lateks pekat dan lateks pekat DPNR telah
memenuhi spesifikasi SIR.3L.
Dalam pembuatan karet siklo, lateks yang digunakan harus disiapkan
scdernikian rupa sehingga siklikasi dapat berjalan dcngan sempurna. Semakin
rendah kadar nitrogen yang terkandung dalam protein maka semakin mudah
proses siklikasi berlangsung. Adanya protein dalam dalam karet alam juga
dapat mengnambat reaksi sikiikasi. Oleh kaiena itu untuk meningkatkan mutu
karet perlu dilakukan penurunan kadar nitrogen sehingga diperoleh karet yang
28
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 41/87
stabil. Jika salah satu sistem dari faktor penstabil tersebut berubah, maka
partikel karet dalam lateks akan menggumpal. Menurut Clathe (1959),
penggumpalan atau koagulasi yang merupakan perubahan fase sol ke fase gel
dapat tetjadi karena perubahan muatan listrik dan dehidrasi, Penyimpanan
lateks sebelum pemakaian akan menyebabkan lateks kebun menggumpal jika
tidak dilakukan pengolahan. Untuk menghindari penggumpalan lateks kebun
ini, maka dilakukan perlakuan terhadap lateks yaitu dengan penambahan
surfaktan dan pemekatan lateks. Menurnt SNI 06 - 3139 - 1992, lateks pekat
mempunyai kadar karet kering min 60-62 % dan kadar jumlah padatan
berkisar antara 61,5-64 %. Pemekatan akan menyebabkan biaya pengangkutan
dan penyimpanan per satuan bobot karet menjadi rendah karena kadar karet
kering yang tinggi. Selain itu, beberapa proses pembuatan barang jadi asal
lateks memerlukan lateks yang memiliki KKK sedikitnya 60010. Pengurangan
sebagian bahan bukan karet selama proses pemekatan, juga menyebabkan
lateks pekat memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan dengan lateks kebun
(Utami dan Siswantoro, 1989).
Warn a lovibond mernpakan uji untuk mengetahui tingkat kecerahan
karet mentah. Ilasi! uji menunjukkan bahwa karet mentah dari lareks pekat
dan lateks pekat DPNR mempunyai tingkat warna lovibond lebih rendah dari
lateks kebun artinya mempunyai tingkat warna yang Iebih cerah. Pemekatan
dan penambahan enzim papain telah meningkatkan kecerahan warna karet
mentah karena telah mengurangi sebagian warna yang terkandung dalam
lateks. SNI 06-1903 -1990 menetapkan spesifikasi untuk SIR 3L harus
mempunyai wa rna lovibond rna ksirna 1 6 0 amber. den ga n demikian warna
karet mentah dari latek kebun, lateks pekat dan lateks pekat DPNR telah
memenuhi spesifikasi SIR 3L.
Dalam pembuatan karet siklo, lateks yang digunakan harus disiapkan
scdemikian rupa sehingga siklikasi dapat bcrjaian dcngan sempurns. Semakin
rendah kadar nitrogen yang terkandung dalam protein maka semakin mudah
proses siklikasi berlangsung. Adanya protein dalam dalam karet alam juga
dapat mengnambat reaksi siklikasi, Oleh ka i ena itu untuk meningkatkan rnutu
karet perlu dilakukan penurunan kadar nitrogen sehingga diperoleh karet yang
28
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 42/87
kandungan proteinnya rendah atau karet DPNR (Yapa and Lionel, 1980)
Waktu dan suhu yang dibutuhkan untuk siklikasi dapat diturunkan dengan
menggunakan karet berprotein rendah yang dipersiapkan dengan koagulasi
papain dari fraksi lateks, yang tidak mengandung sodium sulfit dan sodium
bisulfit (Nadarajah, et al., 1975).
Proses pembuatan karet siklo dengan metode yang digunakan di Balai
Penelitian Teknologi Bogor dari bahan baku lateks dilakukan dengan terlebih
dahulu menurunkan kadar nitrogen yang terkandung dalam karet yaitu dengan
pemekatan dan penambahan enzim papain. Berdasarkan hasil uji, kadar
nitrogen mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa protein yang
terkandung dalam karet berkurang, dengan demikian peluang pernbentukan
ikatan sila ng o le h gugus amida dapat diminimalisasikan, Pada Tabel 4 . Kadar
nitrogen lateks biasa 0,45%, kemudian turun menjadi 0,22% karena
pernekatan dan setelah dilakukan perlakuan deproteinase dengan
menggunakan enzirn papain kadar nitrogen turun menjadi 0,07%.
Pemekatan akan rnenghilangkan sebagian protein dari perrnukaan karet
yang terpisah dan keluar bersama serum yang merupakan hasil samping
pemusingan lateks kebun. Sedangkanenzim papain akan menghidrolisis
protein sehingga menurunkan kadar nitrogennya. Selama proses katalisis
hidrolisa gugus-gugus amida mula-mula, gugus sistein (Cys-25) yang bersifat
sangat reaktif berikatan dengan substrat pada sisi aktif papain sehingga
dihasilkan ikatan kovalen substrat dengan enzim yang berbentuk tetrahedral.
Kemudian, gugus histidin (His-I 59) terprotonasi sehingga berikatan dengan
nit regen yang terdapar di dalam substrat. Akibatnya, gugus amin pada
substrat terdifusi dan kedudukannya digantikan oleh molekul-molekul air yang
pada akhirnya menghidrolisa hasil intermediat sehingga mengembalikan
enzim ke dalarn bentuk dan fungsinya seperti semula (Beveridge, 1996)Viskositas karet mentah dinyatakan sebagai viskositas Mooney Y(lng
menunjukkan panjangnya rantai molekul atau berat molekul dan derajat
pengikatan silang rautai rnolekulnya. Dengan pengolahan lateks kebun
menjadi lateks DPNR temyata mampu menurunkan nilai viskositas Mooney
sebesar 32,86% dari 70 ML (1 + 4) 100°C menjadi 47 ML (1 + 4) 100°C.
29
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 43/87
Dengan berkurangnya nilai viskositas mooney ini maka panjang rantai atau
berat molekul dan derajat pengikatan silang rantai molekulnya menjadi rendah
sehingga siklikasi sebagai tahap berikutnya dalam pembuatan karet siklo
menjadi lebih mudah.
B. KARAKTERISTIK MASTERBAT SlKLO
Karet siklo adalah turunan dari karet alam yang telah berubah menjadi
resin atau bahan termoplastik yang keras tapi rapuh, yang dihasilkan dari
pemanasan karet alam dengan adanya katalis asam. Pada penelitian ini karet
siklo yang digunakan bukanlah karet siklo serbuk tetapi karet siklo yang
terdispersi dalam air kemudian dicampur dengan karet alam sehingga
terbentuk masterbat siklo.
Saat siklikasi dengan penambahan asam sulfat dan pemanasan selama 2
jam terjadi pemutusan ikatan rangkap pada lateks sehingga terbentuk karet
siklo. Ikatan rangkap yang terputus selanjutnya akan membentuk ikatan siklik
dengan molekul karet lainnya, Ikatan siklik inilah yang menjadikan karet
siklo mempunyai sifat-sifat yang .dapat digunakan sebagai tackifier
diantaranya adalah mempunyai sifat adesi yang baik, termasuk terhadap logam
dan permukaan liein lainnya, bersifat non polar dan mempunyai daya rekat
yang baik terhadap logam, kayo, karet, kulit, tekstil dan kertas.
B. 1 Viskositas Mooney
Viskositas karet mentah dinyatakan sebagai viskosiras Mooney
yang menunjukkan panjangnya rantai molekullberat molekul dan derajat
pengikatan silang rantai molekulnya. Dalam pembuatan kompon
diperlukan nilai viskositas Mooney tertentu supaya proses pencampuran
antara dua jenis karet atau lebih yang berbeda dapat dilakukan dengan
mudah dan tidak memerlukan energi banyak. Masterbat siklo sebelum
dicarnpur dengan bahan kimia lainnya dalam pembuatan kompon perekat
hams mempunyai nilai viskositas mooney yang rendah untuk menghemat
energi selama proses mastikasi, Nilai viskositas Mooney yang tinggi
30
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 44/87
berarti karet keras dan kurang plastis yang menghasilkan tahanan kuat
akibatnya rotor Mooney viscometer berputar lambat dan memerlukan
tenaga yang besar.
Viskositas Mooney masterbat siklo bertambah dengan
meningkatnya karet siklo yang ditambahkan. Hal ini bisa terjadi karena
penarnbahan karet siklo yang bersifat kaku dan tahan terhadap daya
gosok akan meningkatkan kekerasan masterbat. Dari hasil pengukuran
ni lai viskositas Mooney tertinggi diperoleh pada masterbat N I ( karet
siklo : karet alam = 50:50) yaitu pada masterbat dengan kadar siklo
tertinggi. Selain itu viskositas karet juga berhuhungan dengan perubahan
berat molekul karet, yang mungkin dapat memberikan perubahan pada
sifat fisika karet. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 5.
KS : KA ----... NI = 50:50. N2 =40:60, N3 = 30:70, N-t = 20:80, N5 = 10:1)0
Gambar 5.Hasil Uji Viskositas Mooney Masterbat Siklo
B.2 Kadar Abu
Kadar abu menunjukkan banyaknya baban anorganik yang
terkandung dalam suatu bahan uji. Menurut Tanaka (1998), karet alam
memiliki kadar bahan anorganik sebesar 0,2 %.
31
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 45/87
Dari basil pengamatan kadar abu semakin kecil dengan
meningkatnya siklo yang ditambahkan. Kadar abu yang terukur berasal
dari bahan anorganik yang terdapat dalam kare t alamo Dalam kornposisi
masterbat, jika kadar siklo diperbesar secara otomatis jumlah karet alam
yang ditambahkan dalam masterbat berkurang akibatnya kandungan
bahan organik yang terdapat didalamnya lebih sedikit dibandingkan
dengan masterbat yang mempunyai komposisi karet alam lebih banyak.
Hal inilah yang menyebabkan masterbat N5 rnempunyai kadar abu
tertinggi karena siklo yang terdapat didalamnya merupakan perbandingan
terkecil diantara kelima komposisi masterbat (Iihat Gambar 6).
KS : KA ~ NI =50:50.N2:: 40:60, N3:: 30:70, N~:: 20:80. N5 '" 10:90
Gambar 6. Hasil Uji Kadar Abu Masterbat siklo
B.3 Kadar kotoran
Kadar kotoran yang dihasilkan sangat tergantung dengan kualitas
bahan baku yang digunaka=. Saat penyadapan terkadang lateks akan
kemasukan kotoran dan luar berupa rontokan daun atau batang. Selain itu
pada saat proses pengolahanpun kotoran dapat masuk ke dalam lateks
akibat kurang bersihnya alat yang digunakan.
32
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 46/87
Karet siklo merupakan modifikasi karet alamo Modifikasi ini
mengakibatkan karet siklo mengalami perubahan sifat fisika dan kimia.
Salah satunya adalah pembentukan gel saat karet siklo dilarutkan dalam
pelarut organik. Dalam penghitungan kadar kotoran digunakan pelarutterpentin untuk melarutkan karet sehingga kotoran yang terkandung
dapat tersaring karena tidak dapat larut. Masterbat yang diuji merupakan
campuran antara karet alam dan karet siklo. Keberadaan karet .siklo ini
menyebabkan terbentuknya gel sehingga kadar kotoran masterbat tidak
dapat diukur karena tarutao masterbat dalam terpentin membentuk gel
sehingga kotorannya tidak clapat disaring. Berdasarkan pengamatan
secara visual kadar kotoran tidak terlalu berpengaruh terhadap warna
atau tekstur kompon perekat yang dihasilkan.
B.4 PRl (Plasticity Retention Index;
Plasticity Retention Index merupakan analisa untuk mengetahui
keadaan molekul karet sebagai akibat pemanasan yang dapat memecah
molekul karet sehingga karet menjadi lunak. Proses ini berhubungan,
dengan oksidasi. Karet yang memiliki nilai PRI tinggi berarti
mempunyai ketahanan terhadap oksidasi pada suhu tinggi, Dan
sebaliknya jika nilai PRJ nya rendah maka karet akan mudah menjadi
lunak karena mudah teroksidasi dan tidak tahan suhu tinggi.
PRI merupakan nitai perbandingan antara plastisitas sebelum
pengusanganlplastisitas wallace (Po) dan sesudah pengusangan (Pa).
Nilai plastisitas wallace (Po) dan viskositas mooney mempunyai
hubungan linier seperti dilaporkan oleh S. Nair (1970), sedangkan
menurut Triwijoso dan Ingrid Sumual (1974), nilai PRJ berbanding
terbalik dengan nilai Po, oleh sebab itu nilai PRI menurun dengan
meningkatnya nilai viskositas mooney. Hat ini dapat kita lihat pada
Gambar 7.
. . . . ..:U
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 47/87
KS : KA - - - t o - Nl = 50:50. N2 =40:60, NJ = 30:70, N4 = 20:80. N5 = 10:90-
G ambar 7. Hasil Uji Plasticity Retention Index
8. 5 Warn a Lovibond
Dalam pembuatan perekat tentunya diinginkan wama yang bagus
pada hasil akhirnya. Basil uji wama lovibond menunjukkan bahwa warna
masterbat berada pada kisaran 14 - >16. Ja di m as ih tergolong warna yang
gelap. Wama pada karet dipengaruhi oleh jenis klon lateks yang
digunakan, bahan pengawet lateks kebun, perendaman koagulum dan
remah di dalam air, pencucian, dan suhu pengeringan.
Gelapnya warna masterbat yang dihasilkan dimungkinkan karena
koagulum masterbat terlambat direndam dalam air .sebelum pengeringan
dalam oven yang kapasitasnya lebih kecil daripada jumlah masterbat
yang harus dikeringkan. Persentuhan antara koagulum dengan udara
akan menyebabkan terjadinya oksidasi enzimatik yang dapat
mengakibatkan wama meniadi gelap. Selain itu suhu pengeringan juga
akan mempengaruhi wama akhir masterbat. Menurut Solichin (1989),
Dalam pengolahan SIR untuk pengeringan digunakan suhu antara 1oo~
I !oC aga r dihasilkan w arna yang cerah dan waktu yang efisien.
34
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 48/87
Pada proses pegeringan masterbat digunakan subu 100°C namun
warna yang dihasilkan masih gelap hal ini dimungkinkan karena waktu
pengeringan yang cukup lama.
Tabel5. Warna Lovibond Masterbat siklo
Jenis Masterbat Intensitas WarnaI---
Masterbat 50;50 (Nt) > 16
Masterbat 40:60 (N2) >16
Masterbat 30:70 (N3) 16
Masterbat 20:80 (N4) 16
Masterbat 10:90 (NS) 14
B.6 ASHT (Accelerated Storage Hardening Test) 16.P
Nilai 6.P menunjukkan selisih plastisitas karet sebelum dan sesudah
pengerasan sebagai akibat penyimpanan yang dipercepat. Pengukuran
ASHT akan menuojukkan tingkat kemantapan viskositas karet.
Selama pengolahan dan penyimpanan viskositas Mooney masterbat
mengalami peningkatan secara spontan dan irreversible sehingga
masterbat menjadi lebih keras. Gejala ini disebut storage hardening atau
pengerasan selama penyimpanan yang terjadi karena ikatan silang antara
gugus aldehida pada rantai poliisoprene dengan gugus aldehida
terkondensasi yang ada dalam bahan bukan karet atau yang ada pada
rantai polimer karet (RRIM, 1982; Sekhar, 1%2). Jadi storage
hardening dapat terjadi karena interaksi antara molekul karet dengan
bahan nOI1 rubber atau antara molekul-molekul karet itu sendiri,Dari hasil uji menunjukkan bahwa N S mempunyai nilai ASHT
tertinggi, artinya masterbat jenis in i lebih tahan lama disimpan daripada
jenis masterbat yang lain. Nilai ASHT masing-masing jenis masterbat
berada pada rentang 12,5-] 1/). Nilai ASHT dari Nl sarnpai N5
cenderung nail. Nilai ASHT yang tinggi disebabkan adanya ikatan
silang antara gugus aldehida pada rantai isoprene deugan gugus aldehida
35
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 49/87
terkondensasi yang ada di dalam bahan bukan karet atau yang terdapat
pada rantai poliisoprene yang lain.
C. Mastikasi•
Mastikasi merupakan suatu proses perlakuan pendahuluan terhadap karet
yang bertujuan untuk melunakkannya hingga mudah bercampur dengan
bahan-bahan kimia lainnya. Pelunakan in i diakibatkan oleh pemutusan rantai
molekul polirner, sehingga diperoleh berat molekul yang lebih rendah. Sebagai
contoh pada proses mastikasi karet alam terjadi penurunan berat molekul dari
orde 106 hingga mencapai 10 kali lebih rendah (Bristow and Watson, 1963).
Mastikasi yang digunakan pada percobaan kali in i adalah rnastikasi
dingin karena menggunakan suhu 59°C_ Pelunakan digolongkan dalam
mastikasi dingin jika mastikasi dilakukan pada suhu dibawah suhu 100°C
(Amir, 1990).
Seperti dihipotesakan oleh Staudinger dan Bondy serta oleh Kautman
dan Eyring (Bristow dan Watson, 1963), bahwa yang berperan dalam
pemutusan rantai molekul pada mastikasi dingin adalah tenaga mekanis yang
berasal dari gaya geser antara permukaan gilingan dengan balok karet (The
bulk rubber). Lokasi pemutusan ikatan karbon-karbon rantai utama polimer
dapat dilihat pada Gambar 8. Pemutusan terjadi pada ikatan karbon-karbon
dari rantai utama polimer (backbone) yaitu -CH2-CH2- (untuk karet alarn).
CH~
ICH~
I"" CH2 -c= C- CH2-
~IH
<,
Lokasi Pemutusan rantai molekul
\ H)\.._-~-----y-----------
Polimer
Gambar 8. lonasi rantai molekul dalam mastikasi karet alam
36
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 50/87
Pemutusan rantai molekul oleh tenaga mekanik akan menghasilkan
radikal-radikal bebas yang akan mengikat oksigen dari udara, sehingga
terbentuk molekul-molekul yang stabil. Mekanisme pemutusan rantai ini
adalah sebagai berikut (Kartowardojo, 1980):
• Mula-mula rantai molekul karet diputuskan oleh tenaga mekanis
rnenjadi radikal-radikal bebas.
Tenaga
R-R ---- .... 2R
Mekanis
• Dengan adanya oksigen di udara maka sebagian besar radikal bebas
akan mengikat oksigen sehingga terbentuk molekul yang mantap.
R +O2 ... R02
• Sisa radikal yang bebas akan bergabung kembali :
R+R ... R-R
Proses pemutusan rantai molekul selama rnastikasi selain dipengaruhi
oleh suhu juga dipengaruhi oleh tenaga mesin mastikasi itu sendiri, Pada
mastikasi masterbat siklo selama I jam telah menunmkan nilai viskositas
mooney masterbat. Sebelum mastikasi viskositas Mooney masterbat berkisar
antara 84-110 ML (1+4) 100°C sedangkan setelah mastikasi nilainya berkisar
antara 5,5-37 ML (1+4) 100°C Hasil uji viskositas Mooney dapat dilihat pada
Tabel 6. N6 dan N7 adalah campuran antara karet alam dengan karet siklo
PTPN yang digunakan sebagai pembanding. Dari hasil uji viskositas Mooney
menunjukkan bahwa visko sitas Mooney masterbat yang berasal dari
penambahan karet siklo PTPN II I lebih rendah, Hal ini menuniukkan bahwa
berat molekulnya lebih rendah dari masterbat 'karet siklo DPNR Nilai
mastikasi < 10 berarti karet mastikasi sangat lunak.
37
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 51/87
Tabel 6. Viskositas Mooney Karet Mastikasi dan Kompon Perekat
Jenis Karet MastikasiKeterangan
Nl N2 N 3 N4 N5 KNI KN2
Mastikasi ML 37 31 1 8 10,5 9,5 8 5,5(1+4) 100°C
Kompon ML (1 +4) 8,5 7,5 4,5 2,0 2,0 1,5 1,0
100°C J I
Dengan turunnya nilai viskositas Mooney ini berarti berat molekul masterbat
setelah mastikasi turun dan rantai molekul semakin pendek maka proses
pengomponan akan sernakin mudah.
D . Pengkomponan dan Pelarutan
Menurut Abednego (1990), pembuatan kompon karet adalah ilmu dan
seni untuk menseleksi dan mencampur jenis karet mentah dan jenis bahan
kimia karet, sehingga diperoleh kompon karet yang setelah dimasak, dapat
dihasilkan barang jadi karet dengan sifat fisik yang dibutuhkan. Kompon
karet pada umunmya mengandung 8 atau lebih jenis bahan kimia karet. Semua
jenis bahan kimia tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda atau spesifik
dan mempunyai pengaruh terhadap sifat, karakteristik pengolahan dan harga
kompon yang dihasilkan. Pembuatan kompon karet membutuhkan waktu ± 30
menit.
Gahan kiruia yang dimasukkan mempunyai urutan tertentu, jika
urutannya tidak benar maka kompon yang dihasilkan kemungkinan besar tidak
homogen. Pada pengomponan in i selain terjadi blending juga terjadi reaksi
kimia. Blending akan memutuskan rantai-rantai molekul karet sedangkan
penainbahan bahan kimia akan menyebabkan terjadinya reaksi kirnia.
Misalkan saja pada penembahan belerang yang akan menyebabkan
terbentuknya ikatan silang sehingga menambah sifat keras kompon.
Pelunak merupakan bahan yang pertama kali dicampurkan. Bahan ini
berfungsi untuk memudahkan pencampuran bahan pengisi ke dalam karet.
38
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 52/87
Penambahan lanolin sebagai bahan pelunak dan penggilingan karet mastikasi
dengan bahan kimia perekat yang lain menyebabkan kompon mempunyai nilai
viskositas semakin rendah. Panas yang dihasilkan akibat gesekan antara
permukaan gilingan menyebabkan kompon perekat semakin lembek.Penarnbahan bahan pengisi sebagai peningkat kekerasan ternyata tidak
meneukupi sehingga nilai viskositas kompon rendah sekali. Akibatnya
perekat yang dihasilkan sulit untuk mengering.
Untuk mernbah sifat masterbat dari plastis ke elastis maka ditambahkan
belerang namun sebelumnya hams ada aktivator yang akan mengaktifkan
pencepat sehingga reaksi vulkanisasi dapat berlangsung dengan cepat.
Perekat yang dibuat merupakan perekat solvent based atau berbasis
pelarut. Syarat suatu kelarutan maka antara bahan terlarut dengan pelarut
hams rnempunyai indeks 0 yang sarna atau mendekati. Menurut Hall (1981),
karet alam memiliki indeks 0 8,1 - 8,3 ca ll21cm
32, dan pelarut yang
digunakan dalam komposisi perekat memiliki indeks 0 sebesar 8,9 call2lcm32
Dengan kedekatan nilai indeks 0 tersebut, homogenisasi yang dilakukan untuk
bahan-bahan penyusun karet lebih optimal. Kompon perekat dilarutkan dalam
toluena dengan konsentrasi 30% sehingga terbentuk perekat.
Kompon hasil penggilingan pada Tabel 3. rnempunyai nilai viskositas
Mooney yang rendah kurang dari 10 ~1L (1+4) 100°C. Hal ini berarti berat
molekulnya juga rendah. Suatu bahan akan mudah larnt apabila mempunyai
berat molekul yang keeil karena rantai molekulnya pendek-pendek dan rnudah
berikatan dengan molekul pelarut.
E. Implementasi Perekat
Jenis perekat pada penelitian in i termasuk perekat berbasis pelarut
(solvent base adhesives yang dibuat dengan melarutkan kompon ke dalam
toluena dengan konsentrasi 30%. Karet alarn rnempunyai daya rekat namun
mutunya rnasih kurang bagus dan tidak tahan lama. Menurut Hartomo el
at.(1992), bila karet saja yang digunakan sebagai perekat .naka sifat lekat
itackinesss, kohesi dan adhesinya kurang baik. Bila digabungkan antara karet
39
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 53/87
dengan resin, penggunaannya meluas untuk tekstil, kayu.logam, karpet, tile
dan lain-lain keperluan industri maupun rumah tangga. Oleh sebab itu sifat
rekatoya harus diperbaiki dengan penambahan tackifier. Karet siklo
mempunyai daya rekat yang bagus terutama pada permukaan yang lido,
namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan karet siklo sebagai
tackifier dalam pembuatan perekat.
Perekat ini dioleskan pada kedua permukaan aderen kemudian dibiarkan
selama ± 5 menit agar pelarut menguap sehingga perekat berada dalam kondisi
kering sentuh. Jadi perekatan dilakukan dengan sistem open assembly.
Setelah diberi tekanan dengan dipukul menggunakan palu, bahan yang
direkatkan dibiarkan dalam suhu ruang agar proses vulkanisasi dapat berjalan
dengan sempurna dan perekat mengering,
Secara visual perekat yang dihasilkan mempunyai warna putih
kekuningan_ Semakin sedikit kandungan siklo yang ditambahkan warna
perekat semakin cerah. Hasil uji lovibcnd pada masterbat siklo sebagai bahan
utama juga menunjukkan bahwa rnasterbat dengan perbandingan 10:90 (NS)
mempunyai warna paling cerah dim menghasilkan perekat paling cerah (lihat
Tabel S dan Garnbar 12).
Hasil pengamatan saat pelarutan menunjukkan bahwa perekat Nl paling
kental terbukti dengan nilai viskositas paling tinggi (lihat Tabel 7). Karet
siklo. jika dilarutkan dalam pelarut organik akan membentuk gel sehingga
perekat dengan kadar siklo tinggi akan lebih kental. Perekat yang dibuat dapat
dilihat pada Gambar 9.
Gambar.9. Perekat Karet Siklo DPNR
40
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 54/87
Kualitas perekat diuji dengan mengukur kekuatan geser da n kekuatan
kelupas perekat terhadap aderen, kemudian pengukuran berat jenis dan
viskositas perekat. Aderen yang digunakan pada penelitian ini adalah karet
dan kulit.
E. 1. Daya Rekat Karet- Karet
Teori perekatan menerangkan bahwa perekatan dapat terjadi
karena adhesi mekanik dan adhesi spesifik. Karet merupakan bahan
yang berpori-pori keeil dan mempunyai permukaan licin. Karet yang
digunakan merupakan karet vulkanisat karena secara aplikatif karet ini
banyak digunakan di pasaran.
Sebelum direkatkan ada perlakuan khusus pada aderen agar
perekatan dapat menghasilkan kualitas yang baik. Permukaan karet
sebelum direkatkan hams dibersihkan terlebih dahulu dari minyak
pelumas (grease) atau kotoran lainnya. Penghilangan bahan-bahan yang
tidak dikehendaki in i dari permukaan karet dapat dilakukan dengan
pengkasaran permukaan menggunakan ampelas atau gerinda dan
pelarutan dalam pelarut organik untuk menghilangkan lemak.
Permukaan karet dibuat kasar sehingga adesi antara karet dengan
perekat semakin besar. Sebelum dioleskan perekat, karet direndam
sebentar dalam pelarut TeE (Tncloroetanai untuk menghilangkan
minyak atau lemak yang masih menempel.
Berdasarkan analisis sidik ragam ternyata kadar siklo yang
ditambahkan memberikan pengaruh nyata dengan tingkat signifikansi
0.05. Daya rekat terbaik dihasilkan oleh perekat dengan perbandingan
antara karet siklo dan karet alam 30:70 (N3). Jika dibandingkan dengan
perekat karet alam dengan karet siklo PTPN sebagai tackifier (KNI =
50:50, KN2 = 10:90) dengan komposisi sarna, daya rekat perekat dengan
tackifier karet siklo DPNR lebih tinggi (Iihat Garnbar 13). Sedangkan
jika dibandingkan dengan perekat yang sudah beredar di pasaran (KN3),
daya rekatnya masih dibawah KN3.
41
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 55/87
Pada pengujian shear strength seluruh area perekatan memberikan
konstribusi terhadap kekuatan perekatan. Daya rekat mencapai titik
optimum pada formula N3 dengan nilai kekuatan tarik gesemya 10,2
kg/in2
. Pada Gambar. 10 dapat dilihat bahwa perekat karet siklo DPNRformula NI-N3 Shear Streng/hnya naik dan selanjutnya turon mulai N3-
1'5. Jadi penambahan karet siklo lebih dari 30 bsk (bagian perseratus
karet) akan menurunkan daya rekat karena karet siklo mempunyai rantai
siklik sehingga diduga molekulnya lebih besar dari molekul karet.
Bentuk siklik ini akan mengurangi daya rekat karena karet siklo tidak
dapat tercampur dengan baik dan teksturnya seperti pasir. Sedangkan
penambahan kurang dari 30 bsk maka daya rekatnya kurang ...
DUlangan 1
IlJUlangan 2 !
N1 N2 N3 N4 N5 KN1 KN2 KN3
Jenis Perekat
KA: KS _...,.. Nl =50:50, N2 =..1-0:60,N3 = = 30:70, N4 = 20:80. N5 = = 10:90
KNl = = 50:50 (PTPN), KN2 = 10:90 (PTPN). KN3 = = Perekat komersil
Gambar 10. Hasil uji kekuatan tarik geser (Shear Strength) pada
Karet dengan Karet
Peel Strength adalah pengukuran ketahanan kelupas bahan
tleksibel yang digabungkanldirekatkan pada bahan fleksibel maupunrigid. Distribusi tekana n pada peel tes kompleks dan tenaga yang
dibutuhkan untuk mempertahankan rekatan dan kelupasan dipengaruhi
oleh lebar bahan uji dan kekuatan ikatan perekat (Caster, 1981). Pada
uji kekuatan tarik kelupas, formula perekat perbandingan KS:KA adalah
30:70 (N3) mempunyai nilai tertinggi. Berdasarkan hasil uji lanjut
42
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 56/87
duncan dapat disimpulkan bahwa perekat perbandingan KS:KA adalah
30:70 (N3) berbeda nyata dengan perekat lainpada tingkat signifikansi
0,05. Sedangkan perekat N2, N3, N4, N5, KNt, dan KN2 tidak berbeda
nyata. Hasil pengujian disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji kekuatan tarik kelupas (Peel Strength) pada
k are t d en ga n k are t
No KodeKekuatan tarik Kdu)!8.s {Peel Stre'!K!h)_
Ulangan 1 (kg/in) Ulangan 2 (kg/in)
1 N l 0,75 0,85
2 N2 0,90 0,90. .
N3 1,70 2,60)
: 4 N4 0,95 0,95
5 N5 0,75 0,80
6 K N I 0,90 0,90
7 KN2 0,70 1 ,25
8 KN3 1,00 2,15
E,:2, Daya Rekat K ulit -Kulit
Kulit adalah bahan berpori-pori dimana perekat dapat berpenetrasi
masuk ke dalam pori-pori. Pada aderen jenis ini daya rekat dipengaruhi
oleh adesi spesifik maupun adesi mekanik.
Perekat paling baik adalah formula N3 dengan nilai daya rekat 14,1
kg/ern" Daya rekat antara kulit dengan kulit mempunyai nilai tertinggi
jika dibandingkan dengan aderen lain. Jika dilihat dari nilai
viskositasnya maka perekat N3 nilainya sesuai karena terbukti
memberikan nilai daya rekat tertinggi. Selain itu hasil analisis sidik
ragarn menunjukkan bahwa kadar karet sikJo berpengaruh nyata
terhadap peningkatan daya rekat. Setelah kadar siklo ditingkatkan lebih
t inggi dari formula N3 temyata daya rekatnya semakin turun. Sarna
halnya dengan perekatan pada karet dengan karet. Hasil uji disajikan
dengan lengkap pada Gambar 11. Setelah dilakukan uji lanjut Duncan
menunjukkan bahwa formula N3 tidak berbeda nyata dengan formula
Nl Dan N2, tetapi berbeda nyata dengan formula N4,NS. KNI, KN2
dan KN3.
43
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 57/87
. .I
I :e""_CN• C,_ -CD.~. .::I
- =II:
EllUlangan 1
:IUlangan 2 ,
N1 N2 N3 N4 N5 KN1 KN2 KN3
Jenis Pereka!
KA: KS _....,. Nl = = 50:50. N2 = = 40:60. N3 = 30:70. N~ '" 20:80. N5 = 10:90
KNI '" 50:50 (PTPN), KN2 = 10:90 (PTPN). KN3 =Perekat komersil
Gambar 11. Hasil uji kekuatan tarik geser (Shear Strength) pada
Kulit dengan Kulit
Setelah dilakukan peel lest ternyata perekatan pada kulit-kulit
mempunyai nilai kerekatan tertinggi 0,65 kg/in, lebih rendah dan nilai
kekuatan tank kelupas perekat pada karet-karet. Hal ini disebabkan oleh
sulitnya penguapan pelarut perekat yang telah masuk ke dalam pori-pori
kulit.
Setelah dilakukan uji kelupas perekat yang telah senunggu
direkatkan pada bahan kulit-kulit temyata belum kering. Perekat yang
belum kering mengakibatkan tenaga yang dibutuhkan untuk mengelupas
bahan yang direkatkan rendah sekali. Perekat yang belum kering in i
diduga disebabkan oleh penggunaan plasticizer yang terlalu banyak
Jika dilihat dari viskositas Money kompon perekat yang sangat rendah
sekali berarti menunjukkan bahwa kompon sangat lunak (lihat tabel 6).
Yang membedakan antara plasticizer dengan pelarut adalah bahwa
jAJ,j1ic:zer memiliki iekauan uap yang sangat rendah sehingga tidak
mcmungkinkan terjadinya penguapan, dan ka!aupun terjadi penguapan
hal itu berlangsung dengan sangat lambat dari permukaan polimer
(Wake, 1976). Selain itu pori-pori kulit yang lebih besar dan pori-pori
karet juga sangat berpengaruh terhadap daya rekat.
44
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 58/87
Berdasarkan analisis sidik ragam penambahan karet siklo pada
perekat masterbat siklo DPNR dengan kontrol berbeda sangat nyata
terhadap kekuatan tarik kelupas. Formula N 3 sebagai perekat terbaik
setelah diuji . lanjut temyata berbeda nyata jika dibandingkan dengan
perekat lainnya baik yang menggunaka karet siklo DPNR maupun
kontrol. Jika dibandingkan dengan perekat karet siklo PTPN III
kekuatan kelupas perekat ini lebih tinggi (Ii hat Tabel 8). Hal ini dapat
dipahami karena karet siklo PTPN III mempunyai berat molekul lebih
kecil dibandingkan dengan berat molekul karet siklo DPNR Ikatan
rangkap pada karet siklo PTPN HI lebih sedikit jika dibandingkan karet
siklo DPNR dengan demikian saat vulkanisasi sedikit terbentuk ikatan
silang akibatnya kekakuan perekat berkurang sehingga daya rekatnya
juga berkurang.
Tabel 8. Hasil Uji kekuatan tarik kelupas (Peel .)'Ireff[:fh) pada kulit
dengan kulit
Kekuatan tarik kelupas (PeelIo Kode Strength)
(JIangan 1 (kg/in) Ulangan 2 (kg/in)
1 Nl 0,50 0,63 !
2 N2 0,45 0,503 N3 0,50 0,65
4 N4 0,40 0,58
5 N S 0,25 0,35
6 KNl 0,23 0,28
7 KN2 0,20 0,23
8 KN3 3,00 3,20 I
E,3. Daya Rekat Karet -Kulit
Secara aplikatif sering kita jumpai penggunaan perekat untuksepatu yang berbahan kulit dengan sol karet. Jadi perekatan dilakukan
antara aderen yang berpori besar dengan aderen berpori kecil.
Hasil uji kekuatan tarik geser sarna halnya dengan kedua aderen
yang terdahulu bahwa formula N3 memiliki kua litas paling hagus. Data
pengamatan dapat dilihat pada Gambar 12.
45
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 59/87
Berdasarkan analisis ragam penambahan karet siklo memherikan
pengaruh yang nyata terhadap kekuatan tarik geser. lila dibandingkan
dengan perekat yang berada dipasaran (KN3), kekuatan tank masih jauh,
Perekat N3 sebagai perekat terbaik mempunyai daya rekat 10,1 kg/irr'
sedangkan perekat KN3 mempunyai daya rekat 15,0 kg/in'. Hal ini
berarti karet siklo dan lateks DPNR kualitasnya masih lebih rendah
dibandingkan dengan kloropren atau tackifier yang digunakan oleh
perekat yang beredar dipasaran.
Berdasarkan hasil uj i lanjut Duncan N3 berbeda nyata dengan
perekat yang lain. Sedangkan perekat N2 tidak berbeda nyata dengan
perekat N4, demikian halnya antara perekat N5 dengan NI dan KN2.
,-------------------_--------------
i14.00
!II 12.00CJ.:JII.~ 10.00-eN
1 \ ' 1 . . 5 8.00--ell
i~ 6.001&
4.00. : J I I .
III 2.00: . : :
0.00
[ ] L Ja ng an 1 ,
IILlangan 2 :
N1 N2 N3 N4 N5 KN 1 KN2 KN3
Jenls Perekat
KA: KS ____,.Nl =50:50, N2 =4060. ~~3=30:70. N4 =20:80. N5 = 10:90
KN I = 50:50 (PTPN), KN2 = 10:9(1(PTPN), KN3 =Perekat komersil
Gainbar 12. Hasil uj i kekuatan ta.ik geser iSheur Sir.!lIg,it) pada Karet
dengan Kulit
Sedangkan kekuatan tarik kelupas pada perekatan karet dengan
kulit hasilnya tidak jauh berbeda dengan kedua bahan uji di atas
Berdasarkan analisis sidik ragam penambahan karet siklo pada perekat
karet siklo DPNR berpengaruh nyata jika dibandingkan dengan kontro!'
Hasil 'Jji lanjut Duncan menunjukkan bahwa f0ir.111:"'_ N3 bcrbeda
dengan formula lainnya. Formula N2 tidak berbeda dengan N4 dan
46
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 60/87
KN2. Sedangkan formula Nl tidak berbeda dengan formula NS. Hasil
uji dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil uji kekuatan tarik kelupas (Peel Strength) padakaret dengan kulit
No KodeKekuatan tank kdupas lP e el S tr en .. K !_ h l
ulangan 1(kg/in) ulangan 2 (kgIin)
I N l 0,23 0,40
2 N2 0,50 0,55
3 I N3 0,75 0,95 I
4 N4 0,60 0,68
5 N5 0,40 0,50
6 KNI 0,13 0,15
7 KN2 0.33 0,508 KN3 2,45 2,90
Dari hasil uji semua bahan kekuatan tarik kelupas masih tergolong
sangat rendah sekali, apalagi kalau dibandingkan dengan perekat yang
beredar dipasaran. Sedangkan untuk kekuatan tarik gesernya sudah
mendekati perekat yang beredar di pasaran. Menurut Hartomo 1'1 al.
(1992), ada perekat berkekuatan kelupas rendah tetapi geserannya kuat,
begitu seterusnya.
EA. Viskositas Perekat
Fenomena melekatnya suatu bahan dengan bahan lainnya masih
belum sepenuhnya diketahui. Adesi selain melibatkan pengikatan
mekanik juga pengikatan secara kimiawi dan fisik. Jika sebagian
perekat cair mengalir dan masuk ke dalam pori-pori kedua bahan dan
mengeras maka disebut adesi mekanik. Namun, jika melekatnya suatu
bahan dengan bahan lain lebih disebabkan oleh daya kimia dan daya
fisik, sarna halnya dengan bergabungnya atom membentuk molekul dan
bergabungnya rnolekul rnembentuk benda, maka adesi semacam ini
disebut adesi spesifik.
Viskositas perekat menunjukkan kemampuan perekat untuk
meresap atau melakukan penetrasi melalui pori-pori bahan yang
47
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 61/87
direkatkan. Pengukuran viskositas perekat dengan meoggunakan
viscometer Brookfield dimaksudkan untuk mengetahui perekat yang
dapat menyebar dengan baik pada bahan sehingga menghasilkan daya
rekat yang baik. Perekat yang mempuoyai viskositas terlalu tinggi
kurang bagus dalam aplikasi karena perekat tidak dapat teroles merata
atau cepat mongering. Sebaliknya jika perekat terlalu kecil viskositasnya
maka daya rekatoya kurang. Viskositas perekat untuk semua formula
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Viskositas Perekat
.lenis Viskositas
Perekat Brookfiled (cP)
Nt 57.675,0
N2 18.153,3
N3 4.658,0
N4 3.237,4
N5 2.561,5
KN I 554,7
KN 2 755,0
KN3 7.870,0
Pada tabel di atas perekat N1 mempunyai viskositas paling tinggi,
8x: lebih kental jika dibandingkan dengan perekat komersil. Kadar siklo
pada perekat Nl merupakan perbandingan terbesar yaitu 50:50. Karet
siklo mempunyai sifat membentuk gel saat dilarutkan dalam pelarut
organik hal inilah yang menyebabkan perekat yang mempunyai kadar
karet siklo tertinggi mempunyai viskositas tinggi. Pada saat aplikasi
perekat in i lebih sulit meresap karena padatan yang terlalu banyak
sehingga tidak dapat masuk ke dalam bahan yang direkatkan, Dapat
dilihat bahwa dengan berkurangnya kadar siklo semakin menurun
viskositas perekat yang dihasilkan.
48
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 62/87
E.5. Bobot Jenis Perekat
Dalam penggunaan secara masal tentunya konsumen
menginginkan perekat yang tidak terlalu menambah berat barang yang
direkatkan, karena penambahan berat akan menambah biaya
pengangkutan .•Bobot jenis rnerupakau perbandingan antara massa suatu benda
dengan volume benda tersebut pada suhu kamar. Pengukuran bobot jenis
dimaksudkan untuk rnelihat sejauh mana pengaruh perekat terhadap
penambahan bobot dan benda yang direkatkan. Pada pnnsrpnya
penentuan bobot jenis adalah menimbang contoh uji di udara dan
menimbang kembali di dalam air. Berat contoh uji di dalam air akanlebih kecil dibandingkan di udara karena contoh uji mendapat tekanan
ke atas yang besarnya sarna dengan air yang dipindahkan. Berat jenis
yang diukur adalah berat jenis kompon perekat sebelum dilarutkan
karen a belurn bercampur dengan pelarut.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa berat jenis kompon antar
formula perekat tidak berbeda nyata yaitu berkisar antara 0,883-0,951
g/cm'. Sedangkan perekat pembanding yaitu KNI dan KN2 yang
menggunakan siklo PTPN mempunyai berat jenis antara 0,874-0,907
g/cm3. Perekat dengan nilai bobot jenis dibawah 1 g/cm' akan
mengurangi kerugian penambahan bobot yang berlebihan tersebut.
Penambahan resin karet siklo tidak memberikan pengaruh yang
besar terhadap perubahan bobot jenis perekat. Pencampuran dan
pelarutan terhadap resin karet siklo rnengubah tekstur fisik karet siklo,
dari resin amorf menjadi larutan karet siklo. Sebagian kecil dan
komponen larutan tersebut akan menguap bersarna-sama dengan
menguapnya pelarut toluena. Hal ini akan mempengaruhi kesetimbangan
bobot jenis perekat.
49
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 63/87
E.6. Ringkasan Pembahasan
Parameter penting untuk menentukan mutu perekat sang.at
ditentukan oleh penggunaannya atau fungsi bahan yang akan direkatkan.
Misalkan pada aplikasi perekat untuk sepatu parameter yang terpenting
adalah shear strengthnya, sedangkan pada roll mesin lebih
rnenginginkan peel strengthiwe lebih tinggi. Suatu perekat terkadang
mempunyai nilai peel strength lebih baik sedangkan nilai shear
streng/hnya jelek atau sebaliknya. Dalam hal ini maka dalam pemilihan
perekat yang terbaik tergantung ketahanan apa yang harus dipenuhi
untuk bahan yang digunakan apakah kekuatan tarik geser atau kekuatan
tank kelupas.
Perekat salven/hosed merupakan perekat yang berbasis pada
penggunaan pelarut. Pada pembuatan perekat ini banyak sekali faktor
yang akan mempengaruhi daya rekatmya. Selain mutu dari perekat itu
sendiri, eara perekatan dan penyiapan bahan sebelum direkatkan akan
mempengaruhi daya rekat perekat yang dihasilkan.
Parameter uji yang digunakan unruk menentukan mutu perekat
meliputi peneotuan kekuatan tarik geser (shear strength). penentuan
kekuatan tarik kelupas (peel strength), berat jenis, dan viskositas
perekat.
Berdasarkan hasil uji shear strength formula perekat terbaik
adalah perekat dengan karet alam : karet siklo adalah 30:70 untuk semua
bahan yang direkatkan, meskipun daya rekatnya masih lebih rendah jika
dibandingkau dengan perekat kornersil, Komposisi karet siklo yang
lebih besar dan lebih kecil dari 30 bsk (bagian perseratus karet)
menyebabkan shear strengthoya rendah. Penambahan karet siklo 10 bsk
dan 20 bsk temyata tidak mencukupi untuk membuat perekat yang
mempunyai daya rekat tinggi, sedangkan pada penambahan karet siklo
40 bsk dan 50 bsk daya rekatnya menurun diduga karena struktur karet
siklo yang berbentuk siklik akan membentuk perekat yang tidak
homogen seperti berpasir.
s o
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 64/87
Peel strength perekat yang dihasilkan yaitu berkisar 0,23-2,6 kg/in
untuk perekat karet siklo DPNR masih rendah lebih rendah jika
dibandingkan dengan perekat komersil yang mampu meneapai 3,20
kg/in. Rendahnya nilai peel strength ini disebabkan karena kurang
kerasnya perekat yang dihasilkan. Hal ini dibuktikan dengan keadaan
perekat yang masih basah saat diuji. Perekat sulit rnengering diduga
karena saat mastikasi nilai mastikasi sudah rendah kemudian
ditambahkan lagi bahan pelunak saat pengomponan. Penambahan bahan
pengisi dan karet siklo sebagai bahan peningkat kekerasan pada kompon
perekat ternyata belum menghasilkan kekerasan yang dibutuhkan untuk
perekat sehingga dihasilkan kompon yang terlalu lembek (Iihat nilai
viskositas Mooney kompon perekat pada tabeI6.)
Perekat dengan perbandingan 10:90, 20:80, 30:70 mcmpunyai
viskositas masing-masing sebesar 2.561,5eP, 3.237,4 cP, 4.658,0 cP,
jika diamati secara visual saat dioleskan perekat dapat tersebar merata
pada •.deren. Berbeda deogan perekat perbandingao 50:50 dan 40:60.
Keduaoya rnempunyai viskositas masing-masing 18.153.3 cP dan
57.675,;; cPo Hasil peugamatan perekat menunjukkan bahwa perekat in i
kental sekali dan sulit menyebar pada aderen. Kekentalan ini
diakibatkan karena kemampuan karet siklo untuk membentuk gel saat
dilarutkan dalam pelarut organik sehingga kompon perekat yang
mengandung karet siklo lebih banyak akan rnembentuk perekat yang
kental sekaJi. Nilai viskositas lebih rendah dari 1000 eP ternyata encer
dan kurang mengandung bahan perekat dalam saruan luasan perekatan
yang sama sehingga daya rekatnya lebih rendah. Hal in i dapat dilihat
dari hasil uji daya rekat pada perekat KNI dan KN2.
Hasil Uji bobot jenis perekat masih kurang dad 1 g/cm' yaitu
berkisar anrara O,S!83-0,951 g/cnr'. Penarnbahan karet sik!o sebagai
peningkat daya rekat tidak berpengaruh nyata terhadap bobot jenis
perekst. Seeara aplikatif penggunaan perekat tidak merugikan karena
tidak terialu menambah berat aderen yang direkatkan sehingga biaya
angkut yang dibutuhkan tidak terlalu mahal.
51
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 65/87
v. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uji sifat fisik perekat yang meliputi uji hobot jenis,
viskositas, shear strength, dan peel strength, perbandingan karet siklo dengan
karet a1am terbaik sebagai bahan perekat adalah 30:70,Perlakuan tersebut
menghasilkan hobot jenis 0.895 g/cm3, viskositas 4,658 cP, shear strength
9,850-13,450 kg/irr', peel strength 0,575-2,150 kg/in,
Sarnpel yang diujikan diarahkan untuk perekatan pada sepatu. Pada
sepatu pengujian rekatan yang lebih diutamakan adalah shear strength. karena
sepatu lebih sering mengalami tarikan saat digunakan. Pengujian peel
strength biasanya diperlukan untuk mengetahui apakah perekat yang
dihasilkan dapat digunakan untuk produk yang taban terhadap daya kelupas.
Dari hasil pengujian temyata nilai shear strength masih sedikit di bawah nilai
shear strength hasil rekatan dengan perekat komersil yang dibuat dari karet
sintetis impor.
B.SARAN
Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pemakaianplastisizer pada komposisi yang digunakan baik jenis maupun jumlahnya dan
perlu atau tidaknya penambahan akrilat untuk meningkatkan kekuatan karet
alam. Jika tetap menggunakan bahan pengisi silika maka sebaiknya digunakan
silane sebagai zat pengaktif silika.
Perekat solvent based pa::;ti akan mengalami penguapan selama
penyimpanan karena itu perlu juga dilakukan penelitian umur simpan (self
life) perekat. Konsumen tentunya lebih memilih perekat yang tahan l ama
dalam penyimpanan dengan mutu tetap terjamin.
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 66/87
DAFTAR PUSTAKA
Abednego, IG. 1990. Pembuatan Kompon Karet. Diberikan dalam Kursus
Teknologi Barang Jadi Karet Pusat Penelitian Teknologi Karet. BPTK.
Bogor
Alfa, A.A. 2000. Pengembangan Karet Alam Berprotein Rendah sebagai Bahan
Baku Industri Karet Siklo di PTP Nusantara III. Laporan Akhir Penelitian.
BPTK. Bogor.
2001. Pengembangan Proses Pembuatan Karet Alam Berprotein
Sangat Rendah. Laporan Hasil Penelitian. BPTK. Bogor.
____ 2002. Pengembangan Pengolahan Karet Siklo dan Masterbat Siklo
dari Lateks Karet Alam. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian
Teknologi Karet, Bogor.
____ 2003. Bahan Kimia untuk Kompon Karet. Kursus Teknologi Barang
Jadi Karet PadatBPTK. Bogor.
Amir, Eddy. 1. 1990. Teori Mastikasi Karet. Diberikan dalam Kursus Teknologi
Barang Jadi Karet, Pusat Penelitian Perkebunan Bogor
Arizal, R. 1989. Bahan Elastomer untuk Industri Barang Jadi Karet ( Karet Alam
dan Karet Sintetis) : Latihan Teknologi Barang Jadi Karel. BPP. Boger.
ASTM. 1997. Standard spesification for Rubber Concentrated, Ammonia
preserved, Creamed and Centrifuged Natural Lateks. ASTM. DIO. 76-97.
Beveridge, A . 1 . 1996. A Iheoritical Study of The Active sites of Papain S 195C
rat Tripsin : Implications for The Low Reactivity AlII/anI Serine
Proteinases. Journal of Protein Science vol 5 13j5-1365. Cambridge
Univercity Press.
BPS. 2000. Statistika Indonesia, Biro Pusat Statistik. Jakarta
Bristow, G.M. & W. F. Watson. 1963. Mastication and Mechanochemical
Reaction of Polymers. Dalam : The Chemistry and Physics of Rubber like
substances ( Bateman, L, ed.), Maclaren & Sons LTD. London.
Brown, H. p. A. S, Panshin dan C. C. Forsaith, 1952. Text Book of \\,oori
technology, vol II,Mc. Graw Hill Book Company, New York.
Caster, Dick. 1981. Testing and Evaluation of Adhesive and bonded product.
Dalam Adhesive Bonding of Wood and Other Struktural Materials.
Acompilation of educational modules especially prepared for engineers
and architects at the third clark Heritage Memorial workshop on wood,
Madison.
53
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 67/87
Clathe. 1959. Tentang Kemantapan Lateks Hevea. Majalah Karet, 10 (I): 2
Direktorat Jendral Perkebunan. 2000. Statistik Perkebunan Indonesia. 1998-2000.
karet. Ditjenbun. Jakarta.
Goonetileke, P., .M.C.E. Silva, L.P. Witharana, dan Indra Denawaka.1993.
Propertion of Soluble Cyc1ised Rubber for Natural Rubber Latex.
Proceedings International Rubber Technology Conference. 429-438
Hall, Christoper. 1981. Polymer Material. An Introduction for Technologist and
Scientist. The Macmillan PressLtc., London.
Hartomo, AJ., A Rusdiharsono, D. Hardjanto 1992. Memahami Polimer dan
perekat. Penerbit Andi Offset. Jakarta.
Honggokusumo, S. 1978. Pengetahuan Lateks. Direktorat Standarisasi,Normalisasi dan Pengendalian Mutu. Departemen Perdagangan dan
Koperasi.
ISO. 1984. ISO Standard Handbook 22: Rubber Mixes and Vulcanized Rubber.
International Organization of standardization of Switzerland. Vol 2 .
Kartowardoyo, S. 1980. penggunaan " Wallace- plastimeter untuk Penentuan
Karakteristik-karakteristik Pematangarnn Karet Alam Disertasi Doktor,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Le Brass, Jean. 1968. Introduction to Rubber. Maclaren and Sons Ltd. london
Mattjik, Ahmad Ansori dan I Made Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan
dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Percetakan Jurusan Statistika F-MTPA
IPB. Bogor.
Nadarajah, M et al. 1975. Recent Developments in Cyclised Rubber and Latex
Crepe Production in Srilanka. Dalam Proceedings of The international
RUbber Conference, Kuala Lumpur.
Nakade, S., A. Kuga, M. Hayashi. Y. Tanaka. 1997. Highly Purified Natural
Rubber IV : Preparation and Characteristic of Glovest and 'Condoms. The
New Rubber Material Research Consorsium. Tokyo, Japan.
Naunton, W.J.S. 1961. The Applied Science of Rubber. Edward Arnold
(Pubblisher) Ltd, London.
Nazaruddin dan F.B. Paimin. 1998. Karet. Penebar Swadaya. Boger.
54
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 68/87
Rubber Research Institut of Malaysia. 1982, Viscosity stabilised Rubber. In
Rubber Processing. Leet. Not. For Dipt . Of Nat. Rubb. Proc. Rubb. Res.
Inst. Malaysia, Kuala Lumpur. 166-178,
Ruhendi, S. 1986. Ringkasan Bahan Kuliah Perekat dan Perekatan JurusanTeknologi Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan IPS, Bogar.
Spb Board of Consultants and Engineers. Hand Book of Adhesives. Small
Business Publilcation. Delphi. 110007
Sekhar, B_C_ 1962. Abnormal groups in Rubber and Microgel. Proc. Fourth Rubb.
Technol. Conf. London. 1962. 460
Shield, J. \970. Adhesives Handbook British. IIIiffeBook.
Solichin, M, 1989. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Warna dalam
Pengolahan SIR 3L. Lateks, vol. 4, No.2.
Solomon, G and Schonlau. 1951. Rubbery Adhesive. /1 1 De Brune, N.A. and R.
Houwink. Adhesion and Adhesives. Elsevier Publishing Company,
Amsterdam. 386-425.
SNI 06-1 ClI)3-1990. 1990. Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi
Nasional, Jakarta.
SNI. 1999. Istilah dan Definisi pada Perekatan Kayu dan Produk Kayu Badan
Standardisasi Nasional . Jakarta.
Tanaka, Yasuyuki. 1998. A New Approach to produce Highly Deproteinized
Natural Rubber. Disampaikan pada kuliah khusus mengenai karet alam
pada tanggal 19 Januari 1998, di Balai PeneJitian Teknologi Karet Bogor,
Bogar
Wake, C.W. 1976. Adhesion and the Formulation of Adhesive. Applied Science
Publisher, London.
Whelan, K and KS. Lee. 1979. Developments in Rubber Technology-l
Improving Product Performance. National collage of Rubber Technology,
Holloway, London, Uk.
Yaoa. P.A.J and W.A Lionel. 1980. Some studies 011 cyclization of bromealin
treated rubber. JI, Rubb. Res. Ins. Srilanka, 57. 7-12
5S
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 69/87
Lampi ran
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 70/87
Lampiran 1.Pengukuran Kadar Karet Kering
Kadar karet kering lateks adalah % bobot karet dari lateks yang telah
digumpalkan dan ditipiskan serta dikeringkan. Prosedur yang harus dilakukao untuk
pengujian ini adalah sebagai berikut,
Botol timbang yang telah berisi contoh lateks ditirnbang (Wd, selanjutnya
lateks dituangkan ke dalam cawan porselm dan botol timbang ditimbang kembah
(W2). Selisih antara WI dan W2 adalah bobot contoh (W). Air suling ditarnbahkan
hingga KJP ± 25 % dan diaduk agar homogen.
Asam asetat 2% ditambahkan sambil diaduk hingga terbentuk gumpalan
sempuma ditandai dengan terbentuknya serum yang jernih. Untuk mempercepat
penggumpalan dapat dilakukan cawan yang berisi lateks dipanaskan pada penangas
air selama I S~30 menit. Jika serum masih keruh ulangi pengerjaan dari awal.
Gumpalan digiling 5 kali hingga terbentuk krep, penggilingan dilakukan agar
ketebalan krep maksirnum 2 mm. Keringkan krep dalam lemari pengenng pada suhu
70 ± 2"C jika terjadi oksidasi maka pengenngan dilakukan pada suhu 55 :: t 2"C. Krep
yang telah kering kemudian didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang,
Ulangi pengeringan dan penimbangan sampai bobot tetap (Wk) dengan perbedaan
bobot tidak lebih dari I mg. Penetapan ini dikerjakan dua kali dengan perbedaan hasil
tidak boleh lebih 0,2%. Hasil kadar kering adalah rata-rata dari 2x pengerjaan
(AST\,f, 1997).
P h· I
cr ltunun K>X % :w~ J 00 . 1
)7
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 71/87
Lampiran 2. Pengukuran Kadar Jumlah Padatan
Kadar jumlah padatan adalah persen bobot zat karet dan bukan karet dari
lateks yang dikeringkan (Honnggokusumo, 1978). Menurut Handoko dan Kosasih
(19Q5), lateks mengandung partikel bukan karet dan bahan-bahan terlarut dalam air
seperti gula, ion-ion logam dan lain-lain disamping partikel karet. Perbedaan kadar
jumlah padatan dengan kadar karet kering lateks pekat maksimum 2%.
Sejumlah lateks dimasukkan ke dalam botol timbang kemudian ditimbang
dengan ketelitian I mg (WI). Lateks sebanyak 2,5 ± 0,5 g dituangkan dan botol
timbang ke dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobotnya (W2) kemudian
diratakan dengan goyangan.
Botol timbang berisi sisa lateks ditimbang kembali (W3). Perbedaan bobot
kedua penimbangan adalah bobot contah. Air suling 1 cm3 ditambahkan lalu
panaskan cawan alumunium hingga terbentuk film. Cawan berisi film kering
ditimbang hingga bobot tetap dengan perbedaan bobot tidak lebih dari I mg (W~).
Penetapan ini dilakukan 2 kali dengan perbedaan hasil tidak lebih dari 0,15 %. KJP
adalah rata-rata hasil 2 kaJi pengerjaan (ASTM, 1997).
KJP(%)= W4 - W2 x 100
W3-Wl
58
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 72/87
Lampiran 3. Penetapan Wama Lovibond
Penetapan kadar abu dilakukan untuk mengetahui tingkat kecerahan wama karet
rnentah. Pengujian dilakukan dengan mengambil contoh uji untuk digiling sebanyak
15-25 gram dan digiling 3x dengan gilingan laboratoriurn dingin sehingga lembaran
akhir karet mempunyai ketebalan 1,6-1,8 mrn, Lembaran karet (tidak boleh ada yang
bolong) dilipat dua dan tekan perlahan dengan telapak tangan, Ukur tebal harus
diantara 3,2-3,6 mm. Contoh uji dipotong dengan Wallace punch sebanyak dua buah
dan pipihkan perlahan dengan jari.
Potongan contoh uji diletakkan di dalam lubang cetakan di antara dua lembarantipis seiopan dan dimasukkan ke dalam mesin kempa dengan tekanan ± 500 psi, suhu
150 ± 3°e selama 5 ±_ 0,5"C menrt. Potongan uji yang telah berupa film dan
mempunyai ketebalan 1,6 ±_O,2 mm serta bebas dari benda lain yang berwama
dikeluarkan dari cetakan
\Varna potongan uji kemudian dibandingkan dengan kaea berwarna standar
yang paling rnendekati. Hasil pembahasan warna ditentukan dengan angka skala
Lovibond. Warna = LAU (Lovibond Amber Unit).
59
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 73/87
Lampiran 4. Penetapan Kadar Nitrogen (SNI 06 1903-1990)
Contoh uji ditimbang sebanyak 0, I gram (A) kemudian dimasukkan ke dalam
labu mikrokjeldahl, setelah itu ditambahkan ± 0,65 gram kataJis selenium dan 2,5
ml H2S0~pekat. Contoh didestruksi sekitar dua jam atau sampai timbul warna
hijau, setelah itu didinginkan dan diencerkan dengan 10 ml aquades. Larutan
dipindahkan ke dalam alat destilasi dan dibilas dua atau tiga kati dengan 3 ml air
suling. Tambahkan 5 ml NaOH 76 persen.
Alirkan air melewati alat destilasi dan tampung destilat ke dalam erlenmeyer
berisi 10 ml asam borat dua persen dan 2 tetes indikator nitrogen. Destilat dititrasidengan larutan H2S0~0,01 N_Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna
dari hijau menjadi ungu muda (Vc), Lakukan hal serupa terhadap blanko (Vb).
Kadar nitrogen dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Kadar nitrogen ( 0 /'0 ) " "(Vc.Vb) x 0,01 x 14 x 100%
A (rngr)
60
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 74/87
Lampiran 5, Pengujian Viskositas Mooney (ISO 289)
rContoh sebanyak ± 25 gram diletakkan di atas rotor dan di bawah rotor,
kemudian ditutup. Sebelumnya alat dipanaskan hingga suhu toO °C, setelah
pernanasan selarna 1 menit, rotor dijalankan, Tenaga untuk memutar rotor dibaca
pacta skala setelah 4 men it, sehingga persamaanya menjadi :
ML (I' + 4') 100°C
Keterangan :
M = Angka viskositas mooney karet
L = Ukuran rotor
=Waktu pemanasan pendahuluan yang dinyatakan dalam menit (l')
4 = Waktu pengujian yang dinyatakan dalam menit
61
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 75/87
Lampiran 6. Penetapan Kadar Abu
Contoh uji ditimbang 5 gram (A), dengan ketelitian 0,1 mg. Kemudian contoh
uJ! digunting, lalu dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui
bobotnya (B).
Tanur listrik dipanaskan sesuai petunjuk operasional alat. Cawan berisi contoh
karet dipanaskan di atas pembakar listrik selama 15 menit dengan hati-hati sampai
tidak berasap. Kemudian dipijarkan di dalam tanur listrik pada suhu 5500 ± 2Y'C
selama 2 jam samapai tidak mengandung jelaga. Cawan didinginkan di dalam
desikator, lalu timbang dengan ketelitian 0.1 mg (C)
Kadar Abu = C - B x 100 %
A
62
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 76/87
Lampiran 7. Penetapan Kadar Kotoran
Contoh uji sebanyak 20-25 gram digiling 2x dengan celah rol 0,35 mm lalu
dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu ditimbang sebanyak 10 gram dengan
ketel itian 0,1 mg (A) dan dipotong kecil-kecil sebanyak 12-15 potongan.
Contoh uji dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 500 ml yang telah berisi 250 ml
terpentin mineral dan I m2 Cureo TS / RPA No.3. Erlenmeyer kemudian dipanaskan
di atas peruanas inframerah pada suhu 120°C sampai larut sempuma.
Contoh uji disaring melalui saringan 325 mesh yang telah diketahui bobotnya
(8) sambil dicuci 2x dengan 30-50 ml terpentin panas setiap kali. Saringan berisi
kotoran dikeringkan di dalam oven pada suhu 90° - 100°C selama I jam. Saringan
berisi kotoran kemudian didinginkan di dalam desikator selama 30 menit dan timbang
dengan ketelitian 0,1 mg (C)
Kadar kotoran dihitung dengan rumus sebagai berikut _
Kadar Kotoran = C-B x 100 % I}A _
63
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 77/87
Lampiran 8. Penetapan Plasticity Retension Index (PRI)
Gilingan laboratoriurn dihidupkan sesuai dengan petunjuk operasional alat.
Contoh uji di giling sebanyak 15-25 gram 2x dengan gilingan laboratoriurn dingin
sehingga Iernbaran akhir karet mempunyai ketebalan 1,6 - 1,8 mm. Le:nbaran karet
(tidak boleh ada yang bolong) dilipat dua dan tekan perlahan dengan telapak tangan,
UkUT tebal, harus diantara 3,2 - 3,6 mm, Contoh uji dipotong dengan Wallace punch
sebanyak 6 buah dengan posisi sebagai berikut.
G)08! '18,80}~..., . . . . . ,. ,.. , .. , -" ,. , " " ' , ' ; . , , . , ; ; - , . . . " " " ' - " - " " " .
Potongan uji kemudian diletakkan diantara dua lembar kertas sigaret (TST) laIu
ukur plastisitas awal (Po) sesuai dengan operasional alat plastirneter Wallace.
Potongan uji 2 disimpan di atas piringan (rak) lalu disimpan di dalam oven pada suhu
140 ±_ 0,2 °C selama 30 menit (gunakan timer). Potongan uj i 2 d iukur nilai plasti sitas
setelah pengusangan (Pa) sesuai dengan operasionai alat dengan menggunakanplastimeter wallace.
PRI dihitung dengan rum us :
PRJ ~ P o - x 100 I. .. : ,) :: ;: ~: : : -: :. : :: :: :: :: :: :/ :; :; :; :: :- -: : . .• :w ..: ;. .- . . /; :.
64
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 78/87
Lampiran 9. Penetapan Accelarated Storage Hardening (ASHT )
Contoh uji digiling sebanyak 15-25 gram 2x dengan gilingan laboratorium
dingin sehingga lembaran akhir karet mempunyai ketebalan 1,6-1,8 mm. Lembaran
karet (tidak boleh ada yang bolong) dilipat dua dan teksn perlahan dengan telapak
tangan. Ukur tebal harus diantara 3,2-3,6 mm. Contoh uji dipotong dengan Wallace
punch sebanyak 6 buah dengan posisi sebagai berikut :
Contoh uji 1 diletakkan diantara dua lembar kertas TST lalu plastisitas awal (Po)
diukur dengan plastimeter sedangkan potongan uji 2 diletakkan di atas kasa 40 mesh
di dalam pinggan gelas berisi (6-8 gram P~:)5) kemudian disimpan di dalam oven
pada suhu 60"C ± I"C selama 24 jam. Plastisitas setelah penyimpanan (PH) diukur
dengan plastisimeter.
Nilai pengerasan se1amapenyimpanan (ASHT) dihitung dengan menggunakan rumus
! ASHT= ~~-PO t , :. .. . . . • : : ' ; ~ : .: : _ - : - i: . .: _ : : : : :: : : : : :: : : : :: : : : .: : - .- . .
65
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 79/87
Lampiran 10. Pengujian Kekuatan Tarik Geser (Shear strength) (ASTM D 429-
1993)
Sampel dengan ukuran 25 mm x 100 mm 21embar direkatkan. Bagian yang
akan direkatkan seluas 25 x 25 mm ' pada salah satu ujung dari kedua bahan yang
direkatkan. Selanjutnya perekat dioleskan pada bagian perekatan sampai ketebalan
film 0.2 mm atau sesuai dengan kebutuhan dan setelah perekat kering sentuh, kedua
lembaran bahan yangdirekatkan dirapatkan kernudian dipukul-pukul dengan palu lalu
dibiarkan di dalam suhu ruang. Saat pengujian kedua ujung karet atau kulit ditarik
horizontal dan berlawanan arah. Kekuatan maksimum yang dibutuhkan untuk
memisahkan dua lembar bahan uji dicatat sebagai Adhesion value (daya rekat) dan
dinyatakan dalam Kg/inci'. Cara penarikan dapat dilihat pada Gambar 5,
__ . ." , .' .r~_ .~_ "' _~" "" .· .
; :'}£Am l'.,d-- L . ; _ __~> ~.~_J
j.~.$
SH E/\P
Garnbar. Fengujian Shear Strength ( Caster, 1981)
66
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 80/87
Lampiran ll. Pengujian Kekuafan Tarik Kelupas (Peel Strength) (ISOIR
36-1969)
Sampel dengan ukuran 25 nun x 100 mm, 2 lembar direkatkan, Perekat
dioleskan pada kedua sisi sarnpel yang akan direkatkan. Lembaran bahan uji
disisakan seluas 25mm2untuk penjepitan saat dikelupas. Kekuatan maksimum yang
dibutuhkan untuk memisahkan dua lembar bahan uji dicatat sebagai Adhesion value
(daya rekat) dan dinyatakan dalam Kg/inci. Cara penarikan dalam pengujian ini
dapat dilihat pada Gambar 6.
PEEL
Gambar. Penguiian Peel Strength (Caster, 1981)
67
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 81/87
Lampiran 12. Pengujian Viskositas Perekat (ASTM D 1084-63)
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer
Brookfield dengan satuan cPo Spindle dan kecepatan yang digunakan dalam
pengukuran ditentukan oleh kekentalan bahan, Bila spindle dan kecepatan yang
digunakan uotuk pengukuran tidak sesuai maka nilai viskositas tidak akan terbaca.
Besarnya kecepatan dan faktor pengali tiap spindle pada pengukuran viskositas dapa
dilihat pada tabel dibawah ini. Pengujian dilakukkan dengan cara memasukkan
spindle ke dalam perekat. Langkah selanjutnya adalah menghidupkan viskometer
Brookfield.
Kecepatan dan faktor Pengali pada viskomete .. Brookfield
FaktorKecepatan
Spindle I Spindle II Spindle III Spindle IV
0,3 200 1M 4M 20M
0,6 1 00 5 00 2M 10M
1,5 40 200 800 4M
3 20 1 00 400 2M
6 1 0 5 0 200 1 M
1 2 5 25 1 00 5 00
;l(l 2 I e 40 200
60 1 5 20 1 00
Ket: M = 1000
68
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 82/87
Lampiran 13. Pengujian Bobot Jenis Perekat (ISO, 1984)
Berat contoh uji minimum 2,5 gram, pennukaannya halus dan bebas debu
atau kotoran. Penentuan bobotjenis dimulai dengan menimbang contoh uji di udara
(a g), kemudian rnenimbang pernegang di dalam .. ir (b g). Selanjutnya contoh uji
ditusuk dengan pemegang dan kemudian ditimbang di daJam air (c g). Sebelum
ditirnbang di dalam air, contoh uji dicelupkan ke dalam alkohol absolut, hal iru
bertujuan untuk menghindari pembentukan gelembung pada contoh uji
Bobot jenis dihitung berdasarkan rumus :
Bobotjenis (g/cm) =
a
a-te-b)
69
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 83/87
Lampiran 14. Data Pengujian Masterbat Sildo
Hasil Uji Masrerbat SikJo
Jenis MasterbatJenis Uji
Nl I N2 : N 3 N4 N 5I ,
-i 84iskositas Mooney 110 103 ! 94 86
, ML (l+4) 100°Ci
Kadar Abu (%) 0,10 10,16 0,18 0,27 : 0,34
Kadar Kotoran (%) - I' -- - -
: PRJ 46.7 157,6 60,0 66,4 77,8
, ASHT113,0 ! 12,5
i
: 29,5 26,5 i 31,0
70
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 84/87
Lampiran 1S.Basil Uji Kekuatan tarik geser (Sltear Strength)
Hasil Uji Kekuatan Tarik Geser (Shear Strengtlt) Karet dengan Karet
No KodeKekuatan tarik geser (Shea, strength)
Utangan 1 (kglinz) Ulangan 2 (kglin)
1 Nl 6,55 740
2 N2 7,65 8,30
3 N3 9,60 10,10
4 N4 7,40 9,40
5 NS 6,55 7,50
6 KN 1 4,15 6,00
7 KN2 6,85 7,65-
B KN3 14,00 15,00
Hasil Uji Kekuatan Tarik Geser (Shear Strength) Kulit dengan Kulit
I N O : Kode! Kekuatan tarik _geserjShear strenJl!!J_
I Ulangan 1 (kglinZ, Ulangan 2 (k_glinl)
1 Nl : 7,80 0 7,80
2 N2 ! 8,70 9,10
3 N3 I 10,00 10,20
4: N4 j 8,40 9,60
5: N5 I 7,70 7,80
6 KN1 I 560 6,007, KN2 I 7,40 8,70
8 KN3 i 12,20 12,80
Hasil Uji Kekuatan Tarik Geser (Shear Strength) Karet dengan KuHt
I N O KodeKeki.latan tarik geser (Shea, strenflth} :
Ulangan 1 (kglinz) Ulangan 2 (kglin2') I
1 N1 12,00 12,20 I2 N2 11,80 13,80 I
i 3 N3 12,80 14,10 I14 N4 10,20 10,40 I
_ 5N5 8,50 9,9(i i
6 KN1 5,10 9,70 I
7 KN2 3,40 7,60
8 KN3 15,00 17,50
71
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 85/87
Lampiran 16.Hasil Uji Kekuatan Tarik Kelupas (Peel strellgtll)
Hasil Uji Kekuatan Tarik Kelupas (Peel strength) Karet-karet
N ! K d I Kekuatan tarik kelupas (Peel strength)O ! 0 e I ulangan l' (kg/in) ulangan 2!kgrmj i
1 N1 I 0,75, 0,85
2' N2 ! 0,90 0,90
3' N3 1 1,70 2,60
4' N4,
0,95 0,95
5 N5 I 0,75 0,80
6 KN1,
0,90 0,90
7 : KN21 0,70 1,25
I 8 KN3,
1,00 2,15
Hasil Uji Kekuatan Tank Kelupas (Peel sl1'engt/') Kulit-Kulit
f'
i N O ! Kode IKekuatan tarik kelupas (Peel strength)
ulangan 1(kg/in) ulangan 2 (kg/in)
1 Nl i 0,50 0,63
12 N2 0,45 0,50
3 N3 I 050 0,6514 N4 i 0,40 0,58
5 N5 i 0,25 0,356'
KNl , 0,23 0,28
7 KN2 I 020 0,23
[8 KN3 3,00 3,20
Hasil Uji Kekuatan Tarik Kelupas (Peel sl1'enl!th) Karet-Kulir
l N OK d : Kekuatan tarik kelupas (Peel strength)o e :
: ulangan 1(kglin) i ulangan 2 (kglin)I 1 N1 \ 0,23 I 0,40
i2 N2 1 0,50 I 0,553 N3 0.75 0,95
1 4 N4 I 0,60 I 0,68
5 N5 i 0,40 1 0,50
6 KN 1 0,13 1 0,15
7 KN2 0,33 ! 0,50
8 KN3 _2,45 I 2,9
72
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 86/87
Lampiran 17. Hasil Uji Bobot Jenis Perekat
. . .
,I
N O · 1
Hasil Pengukuran Rata-Rata I
Pengujian Ulangan Ii Ulangan 2 Bobot Jenis i
I B. cth. di udara (gr) 2,7700 I 2,5967
I. eth + pmg. dim. Air (gr) 2,2764 I 2,2669
B. pmg, dlm air {gr) 2,4081 I 2,4136 I
B. eth. dim air (gr) 0,1317 I 0,1467i!
!i Volume (ern") 2,9017 ! 2,7434
l ! Bobot Jenis (gr/crrr') 0,955 I 0,947 0,951 i
2 I B. cth. di udara (sr) 2,5500 , 2,8928
i B. cth + pmg dim. Air (gr) 2,1386 ; 2,1527
B. pmg. dIm air (gr) 2,4125 . 2,4150
B. cth. dim air (gr) 0,2739 : 0,2623
Volume (ern") 2,8239
;
3,1551Bobot Jenis (gr/crn") 0,903 i 0,917 0.910
3 B. eth. di udara (gr) 2,7422 2,6164
B. cth + prng. dim. Air (gr) 2,0999 ; 2,0823. I
B. pmg. dim air (gr) 2,4035 ! 2,4048
I. cth. dim air (gr) 0,3036;
0,3225
, Volume (em") 3,0458 2,9389 i
Bobot Jenis (gr/crrr') 0.900 0,890 0.895 i4 B. cth. di udara (gr) 2,7568 2,7440 I
B. crh + pmg. dim. Air (gr) 2,0344 I 2,0450
B. pmg. dim air (gr) 2,4049 , 2,4044
B. cth. dim air (gr) 0,3705 i 0,3594Volume (crrr') 3,1273 ! 3,1034
, Bobot Jenis (gr/cm") 0,882 I 0,884 0,883
5 B. cth. di udara (gr) 2,5151 2,8051 J
,i
B. eth + pmg. dIm. Air (gr) 2,1434 i 2,1171 i
B. pmg. dim air (gr) 2,4009 I 2,4077 II B. eth. dim air (gr) 0,2575 I 0,2906
Iume(cm-') 2,7726 I 3,0957I
-
! !Bobot Jenis (gr/cm") 0,907 0,906 0,907i ,I6 B. eth. di udara (gr) 2,7172
;
2,8519
B. cth + pmg. dim. Air(gr) 2,0994 i 2,1437I
B._pmg. dim air (gr) 2,4094 2,40S0
r
IB. cth. dim air (gr) 0,3100 0,2649 I. -
r ~\~ol~u_m~e~(~em~-1~~ +-_3~,f~J~~)7~2~~_ ~3,~1_1_68_ ~~ ~
~----,,---B_o_b_o_t_Je_n_is_(=g,---rl_em---,,3),--_0.898 0,915 0907
73
5/14/2018 Perekat Dari Karet Siklo - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/perekat-dari-karet-siklo 87/87
Lampiran 18. Lanjutan Basil Uji Pengukuran Bobot Jenis Perekat
No. PengujianHasil Pengukuran Rata-Rata
Ulangan 1 ! Ulangan 2 Bobot Jenis
7 B. eth. di udara (gr] 2,6128 ! 2,6913
B. eth + pmg. dlm. Air (gr) 2,0280 2,0213
B. pmg. dim air (gr) 2,4088 2,4076
B. eth. dim air (gr)._ .. _ _ ----_
0,3808 0,3863
Volume (ern") 2,9936 3,0776
Bobot Jenis (gr/cm") 0,873 0,874 0,874
7- 1