perdarahan retina flame shape

12
Perdarahan Flame Shape Retina Perdarahan retina terjadi karena proses diapedesis dari vena atau kapiler dan gambaran morfologiknya tergantung pada ukuran, tempat, dan luas kerusakan pembuluh darah. Perdarahan dapat disebabkan oleh keadaaan apa pun yang menggangu integritas sel-sel endotel. Perdarahan biasanya mengisyaratkan adanya beberapa kelainan pada retina, dan harus di pertimbangkan faktor-faktor sistemik yang berkaitan dengan penyakit dinding pembuluh (hipertensi, diabetes melitus), gangguan darah (leukemia, polisitemia), dan penurunan perfusi (fistula sinus kavernosa-arteri karotis, perdarahan akut). Kedalaman perdarahan retina dapat ditentukan melalui tampilan perdarahan yang tampak pada hasil pemeriksaan fundus retina. Perdarahan subretina cenderung menyebabkan terakumulasi sejumlah besar darah sehingga biasanya berwarna lebih gelap. Perdarahan intraretina profunda yang disebut juga sebagai perdarahan "dot and blot shape" karena perdarahan ini melingkupi bagian fotoreseptor dan sel retina tengah. Perdarahan intraretina superficial cenderung berbentuk corakan api (flame shape hemorrhage) karena perdarahan tersebar di lapisan serat saraf. 1

Upload: rillaaa

Post on 02-Jan-2016

318 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

flame shapeanatomi retina patofisiologi retinaanatomi retinaretinipati dianetikretinopati hipertensiretinopati leukimiapatofisiologinya

TRANSCRIPT

Page 1: Perdarahan Retina Flame Shape

Perdarahan Flame Shape Retina

Perdarahan retina terjadi karena proses diapedesis dari vena atau kapiler dan

gambaran morfologiknya tergantung pada ukuran, tempat, dan luas kerusakan pembuluh

darah. Perdarahan dapat disebabkan oleh keadaaan apa pun yang menggangu integritas

sel-sel endotel. Perdarahan biasanya mengisyaratkan adanya beberapa kelainan pada

retina, dan harus di pertimbangkan faktor-faktor sistemik yang berkaitan dengan penyakit

dinding pembuluh (hipertensi, diabetes melitus), gangguan darah (leukemia, polisitemia),

dan penurunan perfusi (fistula sinus kavernosa-arteri karotis, perdarahan akut).

Kedalaman perdarahan retina dapat ditentukan melalui tampilan perdarahan yang

tampak pada hasil pemeriksaan fundus retina. Perdarahan subretina cenderung

menyebabkan terakumulasi sejumlah besar darah sehingga biasanya berwarna lebih gelap.

Perdarahan intraretina profunda yang disebut juga sebagai perdarahan "dot and blot shape"

karena perdarahan ini melingkupi bagian fotoreseptor dan sel retina tengah. Perdarahan

intraretina superficial cenderung berbentuk corakan api (flame shape hemorrhage) karena

perdarahan tersebar di lapisan serat saraf.

Gambar : a) fundus retina normal, b) fundus dengan perdarahan flame shape retina

1

Page 2: Perdarahan Retina Flame Shape

Anatomi retina

Retina adalah lembaran tipis jaringan saraf berlapis yang semitransparan, dan

melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retina membentang ke

depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare, dan berakhir di tepi ora serata.

Retina dibentuk dari lapisan neuroektoderma sewaktu proses embriologi. Retina

berasal dari divertikulum otak bagian depan (proencephalon). Pertama-tama vesikel optic

terbentuk kemudian berinvaginasi membentuk struktur mangkuk berdinding ganda, yang

disebut optic cup. Dalam perkembangannya, dinding luar akan membentuk epitel pigmen

sementara dinding dalam akan membentuk sembilan lapisan retina lainnya. Retina akan

terus melekat dengan proencephalon sepanjang kehidupan melalui suatu struktur yang

disebut traktus retinohipotalamikus. Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang

menerima rangsangan cahaya. Retina berbatasan dengan koroid dan sel epitel pigmen

retina. Retina terdiri atas 2 lapisan utama yaitu lapisan luar yang berpigmen dan lapisan

dalam yang merupakan lapisan saraf. Lapisan saraf memiliki 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel

batang yang berguna untuk melihat cahaya dengan intensitas rendah, tidak dapat melihat

warna, untuk penglihatan perifer dan orientasi ruangan sedangkan sel kerucut berguna

untuk melihat warna, cahaya dengan intensitas inggi dan penglihatan sentral.

Lapisan-lapisan retina dari luar ke dalam :

1. Epitel pigmen retina.

2. Lapisan fotoreseptor, terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping dan

sel kerucut merupakan sel fotosensitif.

3. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.

4. Lapisan nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus kerucut dan batang.

5. Lapisan pleksiform luar, yaitu lapisan aseluler yang merupakan tempat sinapsis

fotoreseptor dengan sel bipolar dan horizontal.

6. Lapisan nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal, dan sel Muller.

Lapisan ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.

7. Lapisan pleksiform dalam, merupakan lapisan aseluler tempat sinaps sel bipolar, sel

amakrin dengan sel ganglion.

8. Lapisan sel ganglion yang merupakan lapisan badan sel dari neuron kedua.

2

Page 3: Perdarahan Retina Flame Shape

9. Lapisan serabut saraf merupakan lapisan akson sel ganglion menuju ke arah saraf

optik. Di dalam lapisan ini terdapat sebagian besar pembuluh darah retina.

10. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan

kaca.

Vaskularisasi retina

Retina menerima darah dari dua sumber, yaitu arteri retina sentralis yang

merupakan cabang dari arteri oftalmika dan khoriokapilari yang berada tepat di luar

membrana Bruch. Arteri retina sentralis memvaskularisasi dua per tiga sebelah dalam dari

lapisan retina (membran limitans interna sampai lapisan inti dalam), sedangkan sepertiga

bagian luar dari lapisan retina (lapisan plexiform luar sampai epitel pigmen retina)

mendapat nutrisi dari pembuluh darah di koroid. Arteri retina sentralis masuk ke retina

melalui nervus optik dan bercabang-cabang pada permukaan dalam retina. Cabang-cabang

dari arteri ini merupakan arteri terminalis tanpa anastomose. Lapisan retina bagian luar

tidak mengandung pembuluh-pembuluh kapiler sehingga nutrisinya diperoleh melalui difusi

3

Page 4: Perdarahan Retina Flame Shape

yang secara primer berasal dari lapisan yang kaya pembuluh darah pada koroid. Pembuluh

retina mepunyai lapisan endotel yang tak belubang, yang membentuk sawar darah retina.

Lapisan endotel pembuluh koroid berlubang-lubang.

Arteri retina yang merupakan endarterial, keluar menuju retina perifer dalam lapisan

serat saraf. Arteriol kecil membentuk dua jenis sistem kapiler: cabang horizontal

memperdarahi lapisan serat saraf superfisial , sementara cabang yang lebih dalam

memasuki retina untuk membentuk kapiler di dalam lapisan retina yang sesuai dengan

ketebalan retina.

4

Page 5: Perdarahan Retina Flame Shape

Berdasarkan letak anatomis pembuluh darah retina maka perdarahan pada retina

akan memberikan gambaran morfologik yang berbeda sesuai dengan letak, ukuran dan luas

kerusakan pembuluh darah yang terkena. Perdarahan retina akibat pecahnya pembuluh

darah kapiler superfisialis retina akan memberikan bentukan flame shape (nyala api) karena

darah yang keluar tersebar secara horizontal di lapisan serat saraf retina. Hal tersebut

berbeda dengan perdarahan dot ataupun blot shape pada retina karena perdarahan berasal

dari pembuluh kapiler retina yang lebih dalam sehingga hanya melingkupi bagian

fotoreseptor dan lapisan retina bagian tengah.

Gambar letak anatomis : a) perdarahan flame shape retina, b) perdarahan dot dan blot shape retina

Patofisiologis

Kondisi atau penyakit-penyakit yang dapat mengganggu vaskularisasi retina dapat

menyebabkan terjadinya perdarahan pada pembuluh darah retina. Adanya kerusakan

pembuluh darah kapilar retina dapat disebabkan oleh beberapa penyakit sistemik,

(terutama diabetes melitus dan hipertensi), penyakit gangguan darah (leukemia,

polisitemia) maupun akibat gangguan perfusi. Berikut dijelaskan mengenai patofisiologi

penyakit (terutama retinopati) terkait terjadinya perdarahan flame shape retina :

Retinopati diabetik

Diabetes melitus merupakan penyakit endokrin yang dapat menimbulkan

manifestasi pada mata berupa retinopati diabetika. Retinopati diabetika adalah suatu

5

Page 6: Perdarahan Retina Flame Shape

mikroangiopati yang ditandai oleh kerusakan dan penyumbatan pembuluh darah halus

meliputi arteriol prekapiler , vena maupun kapiler-kapiler retina. Kelainan ini berkaitan

dengan lamanya terpapar hiperglikemia yang akan menyebabkan perubahan fisiologis dan

biokimia sehingga terjadi kerusakan endotel pembuluh darah.

Adanya hiperglikemia memicu terbentuknya reactive oxygen intermediates (ROIs)

dan advanced glycation endproducts (AGEs). ROIs dan AGEs merusak perisit dan endotel

pembuluh darah serta merangsang pelepasan faktor vasoaktif seperti nitric oxide (NO),

prostasiklin, insulin-likevgrowth factor-1 (IGF-1), dan endotelin yang akan memperparah

kerusakan. Selain itu, hiperglikemia kronik mengaktivasi jalur poliol yang meningkatkan

glikosilasi dan ekspresi aldose reduktase sehingga terjadi akumulasi sorbitol. Glikosilasi dan

akumulasi sorbitol kemudian mengakibatkan kerusakan endotel pembuluh darah dan

disfungsi enzim endotel. Keadaan hiperglikemia juga dapat mengaktivasi transduksi sinyal

intraseluler protein kinase C (PKC). Vascular endothelial growth factor (VEGF) dan faktor

pertumbuhan lain diaktivasi oleh PKC. VEGF menstimulasi ekspresi intracellular adhesion

molecule-1 (ICAM-1) yang memicu terbentuknya ikatan antara leukosit dan endotel

pembuluh darah. Ikatan tersebut menyebabkan kerusakan sawar darah retina, serta

trombosis dan oklusi kapiler retina.

Keseluruhan jalur tersebut menimbulkan gangguan sirkulasi, hipoksia, dan inflamasi

pada retina. Hipoksia menyebabkan ekspresi faktor angiogenik yang berlebihan sehingga

merangsang pembentukan pembuluh darah baru yang memiliki kelemahan pada membran

basalisnya, defisiensi taut kedap antarsel endotelnya, dan kekurangan jumlah perisit.

Akibatnya, terjadi kebocoran protein plasma dan perdarahan di dalam retina dan vitreous.

Perdarahan retina pada retinopati diabetika dapat berupa flame shape, dot and blot

shape, tergantung letak maupun ukuran pembuluh darah yang terkena. Biasanya selain

perdarahan retina, terdapat juga adanya soft atau hard exudates, maupun daerah iskemik

yang tampak sebagai cotton wool spot.

Retinopati hipertensif

Retinopati hipertensif merupakan kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat

tekanan darah tinggi. Respon pembuluh darah pada hipertensi yaitu berupa vasospasme,

6

Page 7: Perdarahan Retina Flame Shape

selain itu pada adanya ateroskerosis juga menjadi penyebab sekunder dari penebalan

dinding pembuluh darah sehingga ukurannya menjadi tidak teratur.

Perdarahan retina dapat terjadi primer akibat oklusi primer arteri atau sekunder

akibat arteroskerose yang mengakibatkan oklusi vena. Pada hipertensi yang berat dapat

terlihat perdarahan retina pada lapisan dekat papil dan sejajar dengan permukaan retina.

Perdarahan retina akibat diapedesis biasanya kecil dan berbentuk lidah api (flame shaped).

Retinopati leukemia

Retinopati leukemia merupakan kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat

adanya neoplasma ganas sel darah putih. Retinopati leukemia ini dapat terjadi akibat

leukemia jenis apapun seperti akut-kronik, limfoid-mieloid, dengan tanda yang khusus

seperti vena melebar, berkelok-kelok, dan memberi refleks yang mengkilat sehingga susah

dibedakan arteri dengan vena. Terdapat perdarahan tersebar dengan bagian di tengah

berintik putih akibat penimbunan leukosit, dapat terjadi eksudat kecil, mikroaneurisma dan

pada stadium lanjut fundus berwarna pucat dan jingga. Sel darah putih menyerbuki retina

yang tertimbun di daerah perivaskuler. Terdapat perdarahan dan eksudat subretina dan

edema papil.

Pada pembuluh darah vena dapat terlihat adanya mikroaneurisma. Kelainan ini

disusl dengan edema polus posterior yang mengenai retina dan papil. Kelainan yang lanjut

tampak sebagai perdarahan berbentuk nyala api dengan bintik putih di tengah (Roth’s spot).

7

Page 8: Perdarahan Retina Flame Shape

Daftar pustaka

Apte, B and Hollyfield, J., 2010, Developmental Anatomy of the Retinal and Choroidal

Vasculature, Elsevier Ltd. All rights reserved.

Asbury, Vaughan. 2007, Oftalmologi Umum, Seventeenth Edition, EGC, Jakarta

Hildebrand, G., Fielder, A. 2011, Anatomy and Physiology of the Retina, Department of

Optometry and Visual Science, City University,Northampton Square, London.

Ilyas, S. 2012. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Keempat . FKUI : Jakarta.

Levin, A., 2009, Retinal Hemorrhages: Advances in Understanding, Pediatr Clin N Am 56 ;

333–344.

Sitompul, R., 2011, Retinopati Diabetik, J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 8.

8