perdagangan internasional dan investasi

Upload: ray-saragih

Post on 18-Oct-2015

93 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • BAHAN KULIAH

    HUKUM PERDAGANGAN BEBAS MULTILATERALPerdagangan Internasional dan Investasi

  • PERDAGANGAN INTERNASIONALDAN INVESTASI ASINGKesepakatan Perdagangan Multilateral WTO terkait dengan Kebijakan Investasi AsingURUGUAY ROUNDAGREEMENT ON TRADE RELATED INVESTMENT MEASURES (TRIMS)GENERAL AGREEMENT ON TRADE IN SERVICES (GATS) PASCA PUTARAN DOHA??MULTILATERAL AGREEMENT ON INVESTMENT

  • Adakalanya Peraturan FDI Menghambat Perdagangan InternasionalPRINSIP DASARNational treatmentGeneral prohibitionOn Quantitative restrictionINSTRUMENT PELARANGANAgreement on TRIMsINSTRUMENT PELARANGANGeneral Agreement on Trade in ServicesBENTUK KEBIJAKAN YANG DILARANGLocal content requirementTrade balancing policyForeign exchange limitationExport limitation BENTUK KEBIJAKAN YANG DILARANGPerlakuan yang berbeda antara pemasok jasa asing dan pemasok jasa domestik2. Pembatasan jumlah pemasok3. Pembatasan nilai transaksi4. Pembatasan jumlah out put jasa5. Pembatasan jumlah personil6. Perijinan yang tidak wajar Sistim Pelarangan :Pelarangan Umum (Demi Hukum) jika dicantumkan sebagai syarat FDISistim Pelarangan :Progresif (bertahap), dibatasi olehKomitmen sepesifik dan schedule of commitment, tidak seluruhnya berlaku terhadap FDI sektor jasa

  • AGREEMENT ON TRADE RELATED INVESTMENT MEASURESLatar Belakang

    Peningkatan arus modal asing mendorong banyak negara untuk memanfaatkan kehadiran modal asing untuk mempercepat pembangunan nasionalnya, terutama pembangunan industri dalam negeri. Pola pemanfaatan modal asing dilakukan dengan menetapkan persyaratan-persyaratan penanaman modal sesuai kebutuhan pembangunan, antara lain persyaratan pembatasan bidang usaha, penguasaan saham, persyaratan divestasi, pembatasan transfer devisa, alih teknologi, pembatasan penggunaan tenaga asing dan persyaratan lain terkait dengan proses produksi (persyaratan kandungan lokal, keseimbangan perdagagangan,Keseimbangan nilai tukar, pembatasan hasil produksi, persyaratan ekspor, dll.) PERUNDINGAN PUTARAN URUGUAY

    Persetujuan tentang Perdagangan yang Terkait dengan Peraturan Penanaman Modal (Agreement on Trade Related Investment Measures).Perundingan ini melarang pemerintah host country menetapkan persyaratan penanaman modal (performance requirement) yang tidak konsisten dengan prinsip national treatment dan general prohibition on quantitative restriction, antara lain persyaratan kandungan lokal, kebijakan keseimbangan perdagangan, pembatasan akses devisa dikaitkan dengan jumlah ekspor, dan pembatasan impor bahan baku dikaitkan dengan jumlah eksporPerkembangan lebih lanjut mengarah pada pembentuk multilateral framework on investmentFIRA CASE (USA Vs. Canada)SCREWDRIVER CASE (JEPANG Vs. EC)

  • PERSYARATAN PENANAMAN MODAL YANG MENDISTORSIPERDAGANGAN INTERNASIONALArticle 2 Agreement on TRIMSNATIONAL TREATMENTArticle III.4 GATTGENERAL PROHIBITIONON QUANTITATIVE RESTRICTIONArt. XI.1 GATTLocal Content RequirementTrade Balancing PolicyTrade Balancing PolicyForeign Exchange LimitationExport Limitation

  • Local Content Requirement (LCR)Kasus :Canada vs USA dalam perkara perubahan UUPM Canada (FIRA Case)Indonesia vs EC, Jepang dalam perkara MobnasIndia vs USA dalam perkara perubahan UUPM India, 1997

    Bentuk PersyaratanAkibat yang ditimbulkan Pembelian atau penggunaan barang-barang buatan dalam negeri jumlah kandungan lokal yang dipergunakan dalam proses produksi ditentukan secara pastimerupakan syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan kegiatan investasi asing (FDI)Diskriminasi terhadap barang imporpemaksaan terselubung untuk membeli produk dalam negeripemilik modal kehilangan kesempatan untuk menentukan pilihan kebijakan dalam menjalankan usahapelaku usaha domestik tidak kompetitif dalam jangka panjang

  • Trade Balancing PolicyKasus :India vs USA dalam perkara perubahan UUPM India, 1997Brazil vs USA dalam perkara otomotif (Brazil mengkombinasikan LCR dan Trade Balancing policy dan insentif investasi

    Bentuk PersyaratanAkibat yang ditimbulkan Pembatasan penggunaan atau pembelian barang imporimpor dan pembelian barang impor masih dibenarkan sepanjang jumlahnya atau nilainya sebanding dengan produk domestik yang diekspor oleh perusahaan tersebut.merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan kegiatan investasi asing (FDI)Diskriminasi terhadap barang imporpemaksaan terselubung untuk membeli produk dalam negeripemilik modal dibatasi kesempatannya untuk menentukan pilihan kebijakan dalam menjalankan usahapelaku usaha domestik tidak kompetitif dalam jangka panjang

  • Trade Balancing Policy dalam bentuk pembatasan impor langsung

    Bentuk PersyaratanAkibat yang ditimbulkan Pembatasan kegiatan impor langsung

    merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan kegiatan investasi asing (FDI)produk impor terhambat secara langsung untuk memasuki pasar domestikpemilik modal dibatasi kesempatannya untuk menentukan pilihan kebijakan dalam menjalankan usahapelaku usaha domestik tidak kompetitif dalam jangka panjang

  • Foreign Exchange LimitationKasus :Kebijakan otomotif Filipina

    Bentuk PersyaratanAkibat yang ditimbulkan Pembatasan impor langsung dan penggunaan/pembelian barang impor dengan cara membatasi akses terhadap devisa asingdevisa asing untuk kegiatan impor/ penggunaan atau pembelian barang impor dibatasi sampai sebesar jumlah devisa yang dimasukkan oleh perusahaanmerupakan syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan kegiatan investasi asing (FDI)menghambat secara kuantitatif masuknya barang impor pemilik modal dibatasi kesempatannya untuk menentukan pilihan kebijakan dalam menjalankan usahapelaku usaha domestik tidak kompetitif dalam jangka panjang

  • Export LimitationKasus :Kebijakan investasi perikanan di Kanada

    Bentuk PersyaratanAkibat yang ditimbulkan Larangan ekspor bahan mentahbahan mentah wajib terlebih dahulu diolah oleh perusahaan domestik menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melakukan kegiatan investasi asing (FDI)menghambat secara kuantitatif kegiatan eksporproteksi terhadap industri domestik dalam bentuk perolehan nilai tambah

    pelaku usaha domestik tidak kompetitif dalam jangka panjang

  • Situasi KhususBOPDKesulitan neraca pembayaranSangat seriusRekomendasi IMFDampak penanggulanganSeminimal mungkinMisalnya : Bea MasukTambahan Transparan

  • Pengelaman Beberapa Negara Berkembang dalam Menerapkan Persyaratan FDI Berdasarkan Agreement on TRIMs* Khusus untuk kasus Mobnas, Panel WTO menghentikan kebijakan tersebut bukan berdasarkan larangan kandungan lokal, akan tetapi karena adanya diskriminasi pajak internalAntara barang produk domestik dan produk impor sejenis. Kemudahan pajak impor hanya diberikan pada PT. TPN. Kebijakan ini juga dinilai sebagai bentuk penambahan subsidi.

    No.Nama NegaraBentuk KebijakanSektor PembangunanHasil Akhir1.BrazilKombinasi penurunan tariff dengan local content requirement dan trade balancingIndustri otomotifDihentikan oleh Panel Penyelesaian Sengketa WTO atas keberatan Jepang (Honda)2.RRCKombinasi insentif investasi (penurunan pajak) dengan penggunaan kandungan lokal, keseimbangan perdadaganganBervariasi, Tidak menimbulkan legal action karena RRC langsung melakukan notifikasi dan penghapusan3.Indonesia*Kombinasi insentif investasi (pembebasan pajak) dengan local content requirement, keseimbangan perdagangan Industri otomotif, utility boiler, kue kacang kedelai, susu segardinotifikasi4.IndiaLocal content requirement, trade balancing policy, Industri otomotifDihentikan oleh Panel Penyelesaian Sengketa WTO atas keberatan Amerika Serikat5.MalaysiaLocal content requirementIndustri otomotifNotifikasi dan penghapusan6.ThailandLocal content requirementIndustri otomotifNotifikasi dan penghapusan7.FilipinaLocal content requirement dan foreign exchange limitation Industri otomotifNotifikasi, namun mengajukan perpanjangan transisi tetapi ditentang oleh USA dan Jepang

  • GENERAL AGREEMENT ON TRADE IN SERVICESBentuk-bentuk perdagangan jasa

    1.Konsumen berpindah (ke luar negara) untuk mendapatkan suatu pelayanan jasa, misalnya jasa biro wisata, dll

    2.Konsumen tidak berpindah (tetap di negaranya) demikian pula penyedia jasa tetap di negara asalnya, misalnya jasa telekomunikasi internasional

    3.Penyedia jasa berpindah/ bergerak ke tempat konsumen, misalnya praktek dokter

    4.Penyedia jasa hadir ke negara lain melalui kehadiran komersial (dengan cara membentuk badan usaha) untuk memberikan jasa kepada konsumen (commercial presence), misalnya jasa rumah sakit, perbankan, pendidikan, dll

  • MOST-FAVOURED NATION TREATMENTPerlakuan sama non discrimanation

    Setiap pelaku usaha jasa dari negara anggota lain harus diperlakukan sama dengan pelaku usaha domestik.

    Tidak dibenarkan adanya perlakuan khusus dan lebih baik terhadap pelaku usaha domestik dibandingkan dengan perlakuan yang diberikan kepada pemasok jasa asing

    NATIONAL TREATMENT

    Tidak dibenarkan adanya perlakuan khusus atau diskriminasi yang didasarkan pada negara asal pemasok jasa ;Dikecualikan terhadap negara-negara yang terikat pada suatu perjanjian internasional, misalnya perjanjian perdagangan bebas kawasan seperti AFTA, APEC, dll

  • MARKET ACCESS

    Dilarang mengeluarkan kebijakan yang memiliki tujuan untuk:

    1. Pembatasan jumlah pemasok jasa (misalnya dalam bentuk kebijakan kuota, monopoli, pemasok jasa ekslusuif, dll)

    2.Pembatasan nilai nilai transaksi jasa atau aset

    3.Pembatasan jumlah jasa atau kuantitas out put

    4.Pembatasan jumlah personil yang dipekerjakan dalam sektor jasa tertentu atau pembatasan jumlah pekerja yang dipekerjakan oleh pemasok jasa yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan penyediaan jasa secara khusus.Hanya terikat padaMarket access commitmentYang telah diberikanNegara anggota

  • KOMITMEN LIBERALISASILiberalisasiprogressifTerikat padaSchedule of commitmentDibatasi olehSpecific of commitmentPositive listapproachNegara anggota hanya terikat pada specific Of commitment yang diberikan. Negara anggota masih dibenarkan memberikanSejumlah batasan-batasan pada pemasok jasaasing sepanjang secara tegas hal tersebut Dicantumkan dalam komitmen spesifik yang Diberikan oleh negara tersebut

  • Contoh Pembatasan berdasarkan spesific of commitmentIndonesia tidak melarang berdirinya universitas asing (pemasok jasa pendidikan), akan tetapi tetap diberikan sejumlah pembatasan terhadap universitas asing yang akan berdiri di Indonesia, misalnya :Wajib mempergunakan bentuk usaha patungan ; wajib mempergunakan kurikulum nasional ;wajib mempergunakan staff pengajar nasional/ lokal (WNI)

    Indonesia tidak melarang berdirinya rumah sakit asing (pemasok jasa kesehatan), akan tetapi tetap ada pembatasan, misalnya :

    Wajib dalam bentuk usaha patungan ;wajib mempergunakan tenaga medis/ dokter Warga Negara Indonesiadokter asing hanya dibenarkan sebagai tenaga konsultan

  • PENGECUALIAN Pengecualian umum, semua pengecualian yang disediakan GATT ; Pengecualian untuk alasan keamanan ; BOPD (balance of payment difficulties) government procurrement tindakan pengamanan darurat

  • PERSYARATAN / PEMBATASAN TERHADAP FDI DAN PERKEMBANGANNYA PERSYARATAN / PEMBATASANTERHADAP FDI

    Pembatasan bidang usahaPembatasan waktu dan lokasi usahaPembatasan pemilikan sahamPembatasan penggunaan tenaga asingPembatasan hak atas tanahPembatasan jumlah minimum investasiPersyaratan alih teknologi dan pengembangan R & DPersyaratan divestasiPersyaratan terkait kinerja- kewajiban kandungan lokal- keseimbangan perdagangan- pembatasan ekspor bahan baku- pembatasan akses valuta asing terkait devisa yang dihasilkan dari eksporKewajiban eksporNasionalisasi PERKEMBANGANINTERNASIONALKEARAH REJIM INVESTASI YANG LEBIH BEBAS

    Havana Charter 1948- GATT 1947- FIRA Case- Screwdriver case- Agreement on TRIMsGeneral Agreement onTrade in Services (GATS)

    Multilateral Agreement on InvestmentDi bawah rejim WTO Pelarangan PersyaratanFDI yang menimbulkanDiskriminasi perlakuanTerhadap barang/jasa impor(Article I, II dan III GATTDan GATS)

    Pelarangan persyaratan LCR, keseimbangan Perdagangan, pembatasanvaluta asing, pembatasanEkspor (Art. III.4, XI.1 GATT,Agreement on TRIMs)

    Pelarangan bertahap dan terbatas terhadap pembatasan bidang Usaha, pembatasan pemilikanSaham, dan penggunaan tenaga asing di sektor jasa(GATS)Ditujukan untuk melarang Pembatasan yang tidak Tercakup dalam GATT, TRIMs,Dan GATS

  • HUBUNGAN ERAT ANTARA PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN INVESTASIVOLUME PERDAGANGANDUNIA2/3 Kontribusi MNC1/3 Kontribusi Non - MNC1/3 intra MNC1/3 MNC Supplier di Luar NgeriSemakin besar peluang yang diberikan pada MNC untuk melakukan FDI, maka semakin besar peluang meningkatnya volume perdagangan duniaLIBERALISASIREJIM FDI

  • HUBUNGAN ERAT ANTARA PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN INVESTASIPola Internalisasi MNC

    MNCKEGIATANPERDAGANGAN[EKSPOR]MENDIRIKAN KANTORPERWAKILANPRODUKSI LANGSUNG(FDI)Home CountryHost Country

  • MATERI PERUNDINGAN

    DEFINISIenterprised based definition Asset based definitionIMPLEMENTASI NATIONAL TREATMENTpre-establishment stagepost-establishment stagePENDEKATAN LIBERALISASIprogesif (positive list approach)agresif (negative list approach) LARANGAN INVESTMENT MEASURESpelarangan umum secara luas (meliputi seluruh persyaratan investasi yang menghambat perdagangan)mempertahankan agreement on TRIMs dan GATSFLEKSIBILITAS HOST COUNTRYperbedaan waktu transisidevelopment clause, BOPD, capacity buildingKOMITMENLuas, agresifBerdasarkan schedule of commitment dan specific of commitment HAK DAN KEWAJIBANHak dan kewajiban MNC, host country dan home country

  • SEJUMLAH KRITIK kewenangan WTO mengatur masalah investasi

    kewenangan asal WTO adalah pada masalah perdagangan, meskipun investasi terkait erat dengan perdagangan internasional, tetapi masalah perdagangan hanya aspek kecil saja dari kebijakan investasi.kebijakan investasi lebih terkait pada persoalan ekonomi (makro dan mikro), sosial, politik, hankam dan budaya, yang tidak termasuk dalam area WTO.-pengaturan investasi menyangkut masalah kedaulatan negara yang tidak bisa dicampuri oleh WTO

    efektifitas pengawasan WTO

    -WTO sudah terlalu banyak dibebani oleh kesepakatan baru, padahal hasil kesepakatan yang sudah ada perlu lebih disempurnakan ;organisasi WTO terlalu dibebani masalah-masalah yang belum jelas bagi sebagian besar negara ;organisasi WTO tidak efektif untuk mengawasi masalah investasi, karena lingkup cakupannya yang sangat kompleks.

  • SEJUMLAH KRITIK krisis kepercayaan terhadap WTO

    -WTO rentan terhadap tuduhan sebagai agen negara maju/ kaya karena menerima agenda-agenda baru yang tidak kuasai oleh negara sedang berkembang-krisis kepercayaan terhadap WTO bisa berakibat tidak efektifnya peran dan fungsi WTO di masa yang akan datang-tujuan pembentukan WTO sulit tercapai karena semakin besarnya penolakan masyarakat internasional terhadap WTO

    rejim investasi tunggal tidak menjamin masuknya modal ke negara sedang berkembang

    -rejim investasi tunggal yang benar-benar liberal belum tentu menjamin masuknya arus modal secara signifikan ke negara-negara sedang berkembang.;-masuknya aliran modal justru sangat dipengaruhi oleh faktor dominan seperti ukuran pasar(market size), tingkat pendapatan, geografis, kedekatan dengan pasar, ketersediaan sumber bahan baku/ mentah, stabilitas keamanan dan politik serta faktor budaya.