perda inisiatif dan legal drafting

64
PERDA INISIATIF DAN LEGAL DRAFTING Disampaikan dalam Seminar dan Diskusi Panel DPRD Kota Padang, Sumatera Barat Bukit Tinggi, 28 Januari 2012 Tri Widodo W. Utomo Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan, LAN-RI

Upload: tri-widodo-w-utomo

Post on 21-May-2015

3.630 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Disampaikan dalam Seminar dan Diskusi Panel DPRD Kota Padang, Sumatera BaratBukit Tinggi, 28 Januari 2012

TRANSCRIPT

Page 1: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

PERDA INISIATIF DAN LEGAL DRAFTING

Disampaikan dalam Seminar dan Diskusi Panel DPRD Kota Padang, Sumatera Barat

Bukit Tinggi, 28 Januari 2012

Tri Widodo W. UtomoKepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan, LAN-RI

Page 2: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

DATA PRIBADI

Nama : Tri Widodo W. Utomo, SH.,MATTL : Yogyakarta, 15-07-1968NIP : 19680715 199401 1 001Jabatan : Kepala Pusat Kajian Manajemen Kebijakan/

Peneliti Utama Bidang Administrasi PublikGol/Pangkat : IV-c / Pembina Utama MudaAlamat Ktr : Jl. Veteran No. 10 Jakarta

Telp. 021-3868202 ext. 179;Fax. 021-3800187Alamt Rmh : Villa Melati Mas Blok M6/12A, Serpong

Tangerang Selatan, HP. 0819-503-4500

Page 3: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

1. Pengantar: Fenomena Empirik Per-UU-an di Indonesia;

2. Teori Dasar Peraturan Per-UU-an;3. PERDA Dalam Kerangka Otonomi Daerah & NKRI;4. Jenis & Bentuk Produk Hukum Daerah

(Permendagri No. 15/2006) serta Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah (Permendagri No. 16/2006);

5. Perda Inisiatif;6. Legal Drafting.

SISTEMATIKA PENYAJIAN

Page 4: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

FENOMENA EMPIRIK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

1

Page 5: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Sumber: Kompas, 29 Januari 2007

Survei Persepsi thd DPRD

Page 6: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Sumber: Kompas, 29 Januari 2007

Survei Persepsi thd DPRD

Page 7: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Perda Bermasalah

2001-2008, Kementerian Keuangan telah mengevaluasi 1.121 Raperda, dan 67% di antaranya dibatalkan (Kompas, 12/12/2008).

Perda yg dibatalkan sebagian besar soal pungutan. Dari 11.401 perda, 15% di antaranya di sektor perhubungan, 13% pertanian, 13% industri & perdagangan, dan 11% kehutanan (Kompas, 12/12/2008).

Di salah satu Kabupaten di Kalsel: Perda No. 12 Tahun 2003 tentang Pajak Kendaraan di Atas Air, namun isinya mengatur tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Atas Air.

SOTK dinas diatur lebih dahulu dibanding Perda pembentukan dinas yg bersangkutan. Misal: pembentukan Dinas Pariwisata Jabar (Perda No. 5 tahun 1983) dan SOTK Dinas Pariwisata Jabar (Perda No. 5 tahun 1981).

Page 8: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Pembatalan Perda 2011 (Kemendagri)

Sumut: Kab. Deli Serdang (19)

Jawa Tengah: Kab. Blora (14)

Riau: Kab Indragiri Hulu (11) Jawa Timur: Kab. Sumenep (16)

Sumsel: Kota Palembang (11)

Sulawesi Utara: Kota Menado (11)

Jambi: Kab. Batanghari (16) Sulawesi Tengah: Kab. Donggala (22)

Kaltim: Kab. Kutai Kartanegara (15)

Sulawesi Selatan: Kab. Tana Toraja (13)

Kalteng: Kota Palangkaraya (29)

Gorontalo: Kota Gorontalo (16)

Kalsel: Kota Banjarbaru (14) Maluku Utara: Kota Ternate (14)

Banten: Kota Serang (11) Maluku: Kab. Maluku Tenggara Brt (12)

Jabar: Kab. Sukabumi (13) Papua Barat : Kota Sorong (13)

Page 9: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Diskoneksi Tujuan dan Isi (Konsistensi Pasal): 3,1%. Ketidakjelasan Obyek dan Subyek: 7,9%. Ketidakjelasan Hak dan Kewajiban Wajib Pungut: 7,9%. Ketidakjelasan Standar Waktu, Biaya, Prosedur & Struktur

Tarif: 22,7%. Kelengkapan Yuridis: 5,6%. Relevansi Yuridis: 2,9%. Acuan Yuridis tidak uptodate: 15,7% Ketidaktepatan Filosofi dan Prinsip Pungutan: 4,5% Menimbulkan Dampak Ekonomi Negatif: 9,2%.

Sumber: PKKOD (2003)

Perda Bermasalah

Page 10: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Mahfud MD: 1) pemahaman thd legal drafting dan aturan ketatanegaraan rendah; 2) UU/Perda yg disusun adalah produk permainan politik; 3) UU/Perda tdk mampu mengikuti perkembangan masyarakat.

Kurangnya pengetahuan dan minat anggota legislatif dalam tugasnya (Jan Michiel Otto dkk, Using Legislative Theory to Improve Law and Development Projects, 2004).

Mengapa Kapasitas Legislasi Rendah?

Page 11: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Mengapa Kapasitas Legislasi Rendah?

Kualitas rata-rata anggota DPR belum bisa diharapkan menghasilkan UU yg baik;

DPR belum sepenuhnya memiliki sistem yg baik dalam menyerap aspirasi masyarakat dan belum memberikan informasi thd perkembangan pembahasan sebuah RUU;

DPR tidak mendapatkan dukungan teknis yg memadai, terutama dukungan tim ahli, akses data dan informasi serta dukungan teknis lainnya; (Lukman Hakim Saifuddin, 2007)

Page 12: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

TEORI DASAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

2

Page 13: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

UUD

REGELING

BESCHIKKING

TATA HUKUM

Melaksanakan suatuperaturan ke dalamsuatu hal yg nyata (konkrit)

GENERAL NORM“Hukum In abstracto”

INDIVIDUAL NORM“Hukum Inconcreto”

Hans Kelsen: General theory of law and state (teori tangga/stufenbau)Psl 3 UU 10/2004: UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam Per-UU-an.

GRUND NORM

Stufenbau Hans Kelsen

Page 14: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Peraturan (Regeling) Keputusan (Beschikking)

Bersifat mengatur (regulatory) Bersifat menetapkan (declaratory, executory)

Bersifat umum, baik substansi / materi maupun subyeknya.

Bersifat konkrit (materinya), dan individual (subyeknya)

Bertingkat (Tata Urut) Tidak Bertingkat

Judicial Review ke MK (untuk UU), atau MA (dibawah UU)

Gugatan ke PTUN atau Upaya Administratif melalui Atasan.

Regeling v.s. Beschikking - 1

Page 15: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Regeling v.s. Beschikking - 2

Sejak berlakunya UU No. 10/2004, maka:

Ada penegasan antara Beschikking dengan Regeling Keputusan tidak dpt lagi bersifat regulatory / regulerend, tapi hanya declaratoir atau penetapan.

Adanya quasy reglementaire berupa Peraturan Kebijaksanaan, yakni Keputusan2 yg tidak mendapatkan atribusi dari peraturan per-UU-an yg lebih tinggi (Ermessen – discretionary power).

Page 16: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Lex Superiori derogat legi Inferiori

Inferior

Superior

Lama BaruLex Posteriori derogat

legi Priori/Anteriori

Lex Specialis derogat legi Generalis

Generalis Specialis

Relasi Antar Tingkat Per-UU-an

Page 17: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Tap MPRS No. XX/1966

Tap MPR No. III/2000

UU No. 10/2004

UU No. 12/2011

UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945TAP MPR TAP MPR UU/PERPU TAP MPR

UU UU PP UU/PERPUPERPU PERPU PERPRES PP

PP PP PERDA PERPRESKEPRES KEPRES/INPRES PERDA Prov.

PERDA PERDA Kab.

Sejarah Tata Urut/Hirarki Per-UU-an

Page 18: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Mengapa Perda muncul dalam hirarki (2000)? Mengapa Tap MPR dan Kepres/Inpres hilang

(2004)? Mengapa Tap MPR yg sudah hilang (2004) muncul

kembali (2011)? Mengapa Perda yang setingkat (2004) menjadi

berjenjang (2011)?

Problematika & Tafsir Yuridis …

Page 19: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Tap MPR No. 1/2003 (Peninjauan thd Materi & Status Hukum TAP MPRS & MPR 1960-2002)

Pasal 1: TAP yg dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (8 TAP).Pasal 2: TAP yg dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan (3 TAP).Pasal 3: TAP yg dinyatakan tetap berlaku s/d terbentuknya Pemerintahan Hasil Pemilu 2004 (8 TAP).Pasal 4: TAP yg dinyatakan tetap berlaku s/d terbentuknya UU (11 TAP).Pasal 5: TAP yg dinyatakan masih berlaku s/d ditetapkannya Peraturan Tata Tertib baru oleh MPR Hasil Pemilu 2004 (5 TAP).Pasal 6: TAP yg dinyatakan tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat final (einmalig), telah dicabut, maupun telah selesai dilaksanakan (104 TAP).

Page 20: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

PERDA DALAM KERANGKA OTDA & NKRI

3

Page 21: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

PRESIDEN

Pemerintahan Daerah

KEMENDAGRI

Kementerian/LPNK

Koordinator dlm penyeleng. urusan

pem. di daerah

Pemegang kekuasaan pemerintahan – Psl 4

(1) UUD 1945

KoordinasiKoordinasi Sebagian Urusan

Tanggung jawab

PUSAT

DAERAH

Otonomi Seluas-luasnya Ps 18 (5) UUD ‘45

Psl 17 UUD 1945

Kekuasaan Pemerintahan

DPRD

Pemda

Page 22: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

PERDARPJPD - RPJMD

RAPERDA APBD

ADA MASALAH ?

KEPALA DAERAH

MELAKSANAKAN

L K P J & LPJ.KEU

PERDA APBD

PROSES PEMBERHE

NTIAN ?

D P R D

FUNGSI LEGISLASI

FUNGSI PENGANGGARAN

FUNGSI PENGAWASAN

- Hak Interpelasi- Hak Angket- Hak Menyatakan

Pendapat

Hubungan KDH – DPRD

Page 23: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

PERDA adalah Peraturan Per-UU-an yg dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan Kepala Daerah.

UU No. 32/2004 Pasal 136 menyebutkan:(1) PERDA ditetapkan oleh Kepala Daerah setelah mendapat

persetujuan bersama DPRD.(2) PERDA dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi

daerah provinsi/kabupaten/kota.(3) PERDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

penjabaran lebih lanjut dari peraturan per-UU-an yg lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah.

(4) PERDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang bertentangan dengan kepentingan umum dan /atau peraturan per-UU-an yg lebih tinggi.

PERDA & Otonomi Daerah

Page 24: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Tetap dalam bingkai pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yg tetap menjaga keutuhan NKRI;

Sejalan dengan tujuan negara yaitu mewujudkan kemakmuran masyarakat setempat dan kesejahteraan rakyat Indonesia secara keseluruhan;

Mempercepat perwujudan pemerataan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;

Memperkuat demokratisasi lokal/kedaulatan rakyat setempat;

Mampu mewujudkan tujuan otonomi daerah.

Batasan Pengaturan PERDA

Page 25: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

TUJUAN KONTRA TUJUAN

Mewujudkan Keadilan Bersifat VICTIMOGENIK

Mewujudkan Kepastian Hukum

Mewujudkan Kemanfaatan Sosial

Bersifat KRIMINOGENIK

Mewujudkan Ketentraman dan Ketertiban

Tujuan & Kontra Tujuan Peraturan

Page 26: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Persoalan Penyelenggaraan Pemerintahan dan Urusan Rumah Tangga Daerah (Otonomi Daerah & Tugas Pembantuan);

Permasalahan kondisi khusus daerah ybs; Penjabaran lebih lanjut thd peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi.

Muatan Substantif PERDA

Page 27: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Kejelasan Tujuan; Kelembagaan atau Organ

Pembentuk yg Tepat/Berwenang; Kesesuaian Antara Jenis dan Materi

Muatan; Dapat Dilaksanakan; Kedayagunaan dan Kehasilgunaan; Kejelasan Rumusan; Keterbukaan.

Asas-Asas Pembentukan PERDA

Page 28: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Mengikat masyarakat umum, membebankan kewajiban tertentu kepada penduduk, mengurangi kebebasan warga negara, atau memuat keharusan & larangan tertentu.

Ada penyebutan secara limitatif dari peraturan perundangan yg lebih tinggi (UU, PP, Kepres) bahwa suatu aspek tertentu harus / dapat diatur dengan Perda.

Untuk melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam peraturan perundangan yg lebih tinggi yg tidak disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki bobot kepentingan yg luas untuk daerah ybs dan masyarakatnya.

Melaksanakan peraturan perundangan dalam bidang legislatif (UU Kepartaian, UU Pemilu, UU Susduk MPR/DPR/DPRD, dsb).

Kriteria “PERDA”

Page 29: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perda yg disebutkan secara limitatif-enunsiatif.

Melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam Perda yg tidak disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki bobot kepentingan yg umum dan luas untuk daerah ybs.

Menjalankan fungsi sebagai kepala pemerintahan di daerah (executive pouvoir) yang bersifat regulatory/ regulerend.

Kriteria “Peraturan KDH”

Page 30: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perda yg disebutkan secara limitatif.

Melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam Perda yg tidak disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki kepentingan yg bersifat individual, konkrit, dan spesifik untuk pihak tertentu.

Menjalankan fungsi sebagai kepala pemerintahan di daerah (executive pouvoir) yang bersifat declaratory.

Kriteria “Keputusan KDH”

Page 31: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Perda dapat memuat ketentuan tentang pembebanan biaya paksaan penegakan hukum, seluruhnya atau sebagian kepada pelanggar sesuai dengan peraturan perundangan.

Perda dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 bulan atau denda paling banyak Rp 50 juta.

Perda dapat memuat ancaman pidana atau denda selain yg dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan yg diatur dalam peraturan perundangan lainnya.

(Pasal 143)

Sanksi Hukum Dalam PERDA

Page 32: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Perda disampaikan kepada Pemerintah paling lama 7 hari setelah ditetapkan.

Perda yg bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan per-UU-an yg lebih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah.

Keputusan pembatalan tsb ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 hari sejak diterimanya Perda.

Paling lama 7 hari setelah keputusan pembatalan, KDH harus memberhentikan pelaksanaan Perda dan selanjutnya DPRD bersama KDH mencabut Perda dimaksud.

Apabila provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusan pembatalan dengan alasan yg dapat dibenarkan, KDH dapat mengajukan keberatan kepada MA.

Apabila keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, putusan MA tsb menyatakan Perpres menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum.

Penyampaian & Pembatalan PERDA (Pasal 145)

Page 33: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Raperda APBD Prov. yg telah disetujui bersama, sebelum ditetapkan oleh Gubernur, paling lambat 3 hari disampaikan kpd Mendagri untuk dievaluasi.

Hasil evaluasi disampaikan Mendagri kpd Gubernur paling lambat 15 hari terhitung sejak diterimanya rancangan tsb.

Apabila Mendagri menyatakan hasil evaluasi Raperda APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundangan yg lebih tinggi, Gubernur menetapkan menjadi Perda.

Apabila sebaliknya, Gubernur bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7 hari terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Gubernur dan DPRD, dan Gubernur tetap menetapkan Raperda APBD menjadi Perda, Mendagri membatalkan Perda dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya.

Evaluasi Raperda APBD (Pasal 185)

Page 34: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Proses penetapan Raperda yg berkaitan dengan pajak daerah, retribusi daerah, dan tata ruang

daerah menjadi Perda, berlaku Pasal 185 & Pasal 186, BUKAN pasal 145 !!

Pasal 189

Page 35: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Sejak lama kita menganut prinsip hukum sipil Romawi (Roman civil law) bahwa “undang-undang tidak dapat diganggu-gugat” (onschendbaarheid van de wet).

Baru thn 2003 dibentuk Mahkamah Konstitusi yg memiliki tugas / wewenang untuk menguji UU thd UUD 1945 (UU No. 24/2003).

Ada 2 tingkatan Judicial review: Tingkat UU kompetensi MK Tingkatan dibawah UU kompetensi MA

Bagaimana dengan Executive Review?

Pengujian Peraturan Per-UU-an

Page 36: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Kategori Judicial Review Executive ReviewBentuk Review Permohonan Keberatan. 1. Pengawasan preventif terhadap

Raperda bermuatan APBD, pajak dan retribusi daerah serta tata ruang

2. Pengawasan represif terhadap semua Perda yang dihasilkan daerah.

Lembaga yang melakukan review

Mahkamah Agung. Depdagri dibantu dengan Depkumham dan instansi terkait (kementerian teknis).

Sifat kewenangan lembaga yg mereview

Pasif, menunggu datangnya permohonan.

Aktif melakukan pengawasan, evaluasi terhadap seluruh Perda

Kapasitas Lembaga Menyelesaikan sengketa peraturan perundangan yg timbul dibawah undang-undang terhadap undang-undang (konflik norma).

Dalam rangka pengawasan dan pembinaan terhadap pemerintah daerah.

Standar pengujian 1. Bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi

2. Pembentukannya tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.Bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi.

2.Bertentangan dengan kepentingan umum.

Juducial vs. Executive Review

Page 37: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Jenis & Bentuk, serta Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah

4

Page 38: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Permendagri No. 15 Tahun 2006 ttg Jenis & Bentuk Produk Hukum Daerah

Jenis Produk Hukum Daerah terdiri atas:

Peraturan Daerah; Peraturan Kepala Daerah; Peraturan Bersama Kepala Daerah; Keputusan Kepala Daerah; dan Instruksi Kepala Daerah.

1-3 bersifat Pengaturan; 4-5 bersifat Penetapan.

Page 39: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Permendagri No. 16 Tahun 2006 ttg Dur Sun Produk Hukum Daerah

Penyusunan produk hukum daerah yg bersifat pengaturan dilakukan berdasarkan Prolegda, yakni instrumen perencanaan pembentukan produk hukum daerah yg disusun secara terencana, terpadu & sistematis.

Penyusunan rancangan produk hukum daerah dilakukan oleh SKPD, dan dapat didelegasikan kpd Biro / Bagian Hukum.

Dibentuk Tim Antar SKPD diketuai oleh Pimpinan SKPD pemrakarsa atau pejabat yg ditunjuk oleh KDH dan Kepala Biro / Bagian Hukum sbg sekretaris.

Pembahasan rancangan produk hukum daerah dititik-beratkan pada permasalahan yg bersifat prinsip mengenai: objek yg diatur, jangkauan, dan arah pengaturan.

Page 40: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Pasal 8 -13 Rancangan produk hukum daerah yg telah dibahas

harus mendapatkan paraf koordinasi Kepala Biro/Bag. Hukum dan pimpinan SKPD ybs. Selanjutnya rancangan tsb diajukan kpd KDH via Sekda.

Sekda dapat melakukan perubahan / penyempurnaan thd rancangan tsb & mengembalikan kpd pimpinan SKPD terkait. Hasil penyempurnaannya, diajukan kembali kpd Sekda dengan memberikan paraf koordinasi.

Produk hukum daerah yg berupa rancangan Perda atas prakarsa KDH disampaikan kepada DPRD untuk dilakukan pembahasan. Untuk itu dibentuk Tim Asistensi yg diketuai oleh Sekda atau pejabat yang ditunjuk oleh KDH. Sekretariat Tim ini adalah Biro / Bagian Hukum.

Pembahasan rancangan Perda atas inisiatif DPRD dikoordinasikan oleh Sekda atau Pimpinan SKPD terkait.

Page 41: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Pasal 14 -16

Penyusunan produk hukum daerah yg bersifat penetapan dilakukan oleh Pimpinan SKPD berdasarkan Tupoksinya.

Produk hukum tsb diajukan kpd Sekda setelah mendapat paraf koordinasi dari Kepala Biro / Bagian Hukum.

Produk hukum daerah yg bersifat penetapan ditandatangani oleh KDH, atau dapat didelegasikan kepada Sekda.

Penomoran produk hukum daerah yg bersifat pengaturan menggunakan nomor bulat.

Penomoran produk hukum daerah yg bersifat penetapan mengggunakan nomor kode klasifikasi.

Page 42: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

PERDA INISIATIF

5

Page 43: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

1. Perencanaan;

2. Persiapan (Penyusunan & Perumusan);

3. Pembahasan;

4. Pengesahan;

5. Pengundangan;

6. Penyebarluasan.

Tahapan Pembentukan PERDA

Page 44: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

1. Perencanaan

Page 45: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

1. Perencanaan (contoh)

Page 46: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

2. Persiapan

Page 47: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

2. Persiapan Penyusunan Perda Inisiatif

Page 48: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

2. Persiapan Penyusunan Perda Inisiatif (Contoh di DPRD Bali)

Page 49: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

3. Pembahasan

Page 50: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

3. Pembahasan

Page 51: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

3. Pembahasan

Page 52: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

3. Pembahasan (Contoh di DPRD Bali)

Page 53: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

4. Penetapan

Page 54: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

5. Pengundangan

Page 55: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

6. Penyebarluasan

Page 56: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

Kerangka PERDA

Page 57: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

LEGAL DRAFTING

6

Page 58: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

JUDUL Judul Perda dirumuskan tidak sesuai atau tidak

mencerminkan materi Perda yg dibentuk. Judul Perda ditulis dengan menggunakan akronim.

KONSIDERANS (Menimbang) Seringkali tidak memuat aspek filosofis, yuridis, dan

sosiologis yg menjadi latar belakang pembentukan Perda.

Konsiderans yg terdiri atas lebih dari satu pokok pikiran, tiap rumusan pokok pikiran sering merupakan pokok pikiran yg mandiri, sehingga tidak merupakan satu kesatuan pengertian dalam alur pikir yg runtut.

Kesalahan Umum Legal Drafting PERDA

Page 59: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

DASAR HUKUM (Mengingat) Sering mencantumkan tidak hanya dasar kewenangan

pembentukan Perda dan Peraturan Per-UU-an yg memerintahkan pembentukan Perda, tetapi juga peraturan yg tidak terkait, atau sederetan peraturan yg tidak relevan dengan materi Perda yg dibentuk.

DIKTUM Penulisan kata “MEMUTUSKAN” ditulis tidak

menggunakan huruf kapital atau ditulis dengan memakai spasi, bahkan ada yg ditulis dengan huruf cetak miring.

Kesalahan Umum Legal Drafting PERDA

Page 60: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

KETENTUAN UMUM Istilah yg dimuat sering istilah yg tidak digunakan berulang-

ulang dalam pasal-pasal, bahkan istilah tersebut tidak terdapat dalam materi muatan Perda.

KETENTUAN PIDANA Tidak ditempatkan dalam bab tersendiri atau tidak

ditempatkan dalam pasal yg terletak sebelum bab atau sebelum pasal-pasal yg berisi Ketentuan Peralihan.

Rumusan Ketentuan Pidana tidak menyebut secara tegas norma larangan atau perintah yg dilanggar (pada pasal berapa).

Masih sering merumuskan subjek pelaku tindak pidana dengan menggunakan frase “Barang siapa” (seharusnya “setiap orang”).

Kesalahan Umum Legal Drafting PERDA

Page 61: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

PENUTUP Pejabat yg menandatangani penetapan Perda masih

banyak yg mencantumkan gelar akademisnya / nomor induk kepegawaiannya.

PENJELASAN Penjelasan Umum Perda sering hanya mengulang isi

Penjelasan Umum peraturan yg menjadi dasar hukum pembentukan Perda tsb.

PENDELEGASIAN WEWENANG Pendelegasian kewenangan sering dirumuskan sebagai

delegasi blangko dan kurang tepat dalam penentuan instrumen pengaturannya yakni seharusnya “Peraturan” ditulis “Keputusan”.

Contoh: Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur.

Kesalahan Umum Legal Drafting PERDA

Page 62: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

1. Tulislah kalimat secara singkat;2. Letakkan setiap bagian dari kalimat pada urutan yg

logis;3. Hindari penggunaan frasa & klausula yg rancu;4. Uraikan kondisi yg kompleks;5. Gunakan kalimat aktif sejauh memungkinkan:6. Gunakan klausula kata kerja & kata sifat dari pada

kata benda;7. Gunakan kata positif walaupun anda ingin

menjelaskan yg sifatnya negatif;8. Gunakan struktur yg pararel;9. Hindari kemaknagandaan dalam kata & kalimat;10. Pilihlah perbendaharaan kata secara cermat;11. Hindari penggunaan kata benda yg sambung-

menyambung;12. Kurangi kata-kata yg tumpang tindih & asing

(tak ada hubungannya).

Petunjuk Merumuskan Norma Hukum PERDA Secara Jelas

Page 63: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Tri Widodo W. Utomo - PKMK LAN-RI

1. Lugas & eksak (pasti) karena menghindari kesamaan arti/kerancuan;

2. Bercorak hemat, hanya kata yg diperlukan yg dipakai;

3. Obyektif & tidak emosi dalam mengungkapkan tujuan/maksud;

4. Membakukan makna kata-kata, ungkapan, atau istilah yg digunakan secara konsisten;

5. Memberikan definisi secara cermat tentang nama, sifat atau kategori hal yg didefinisikan;

6. Untuk tunggal & jamak selalu dirumuskan tunggal.

Ciri Bahasa Per-UU-an

Page 64: Perda Inisiatif dan Legal Drafting

Semoga Bermanfaat …

Terima kasih

Tri Widodo W. Utomohttp://pkmk-lanri.org/; http://triwidodowutomo.blogspot.com/

http://www.slideshare.net/triwidodowutomo/[email protected]