percobaan ttkti

29
MAKALAH BAHASA INDONESIA PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA MULAI EJAAN OPHUSYEN HINGGA EYD Dosen pembimbing : Drs. Hurmaini, M.Pd. Oleh : Arif Ridiawan N I M : TE 110551 JURUSAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDIN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam mengarungi kehidupan ini. Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka berada. Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari Nyalah, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami beri judul “Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia Mulai Ejaan Ophusyen Hingga EYD. Dalam makalah dijelaskan tentang Menjelaskan pengertian ejaan, menjelaskan fungsi ejaan dalam bahasa Indonesia, menjelaskan bagaimana perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia. Dengan penjelasan dalam makalah ini diharapkan kepada para pembaca lebih memahami tentang pengertian ejaan, fungsi

Upload: ezhar-savero-roman

Post on 16-Dec-2015

242 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

vrw

TRANSCRIPT

MAKALAHBAHASA INDONESIAPERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA MULAI EJAAN OPHUSYEN HINGGA EYDDosen pembimbing : Drs. Hurmaini, M.Pd.Oleh : Arif RidiawanN I M : TE 110551JURUSAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERISULTAN THAHA SAIFUDINJAMBI2012KATA PENGANTARSegala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada daya dan upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia Nya dalam mengarungi kehidupan ini.

Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di manapun mereka berada.

Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari Nyalah, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami beri judulPerkembangan Ejaan Bahasa IndonesiaMulai Ejaan Ophusyen Hingga EYD. Dalam makalah dijelaskan tentangMenjelaskan pengertian ejaan, menjelaskan fungsi ejaan dalam bahasa Indonesia, menjelaskan bagaimana perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia.Dengan penjelasan dalam makalah ini diharapkan kepada para pembaca lebih memahami tentang pengertian ejaan, fungsi ejaan dalam bahasa Indonesia, perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan gambaran tentang materi yang harus selesaikan dan juga semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini.

Terakhir, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini lebih sempurna pada masa yang akan datang.

Jambi,Januari 2012

PenyusunDAFTAR ISIHALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BABIPENDAHULUAN

A.Latar Belakang..............................................................................1

B.Rumusan Masalah.........................................................................2

C.Tujuan Penulisan...........................................................................2

D.Pembatasan Masalah.....................................................................2

E.Metode Penulisan..........................................................................2

F.Sistemtika Penulisan......................................................................3

BABIIPEMBAHASAN

A.Pengertian Ejaan............................................................................4

B.Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia.............................................4

C.Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia.........................................5

1.Ejaan van Ophusyen...............................................................5

2.Ejaan Republik.......................................................................7

3.Ejaan Pembaharuan................................................................8

4.Ejaan Melindo........................................................................9

5.Ejaan Baru (Ejaan LBK)........................................................10

6.Ejaan yang Disempurnakan.....................................................11

BABIIIPENUTUP

A.Kesimpulan...................................................................................14

B.Saran............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................16

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangSejak penggunaannya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 1990Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakantelah berusia delapan belas tahun. Namun kurun waktu selama itu ternyata belum menjadi jaminan bahwa seluruh kaidah ejaan yang terdapat di dalam pedoman itu telah diterapkan dengan baik. Dalam beberapa hal kita memang dapat melihat perkembangan yang cukup menggembrikan. Paling tidak, jika dibandingkan dengan masa-masa awal pemberlakuannya, pemakaian ejaan pada saat ini jauh lebih meningkat. Sungguhpun demikian, kita juga masih sering menjumpai beberapa kekeliruan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika para pemakai bahasa telah memahami penerapan kaidah ejaan itu dengan tepat.

Terlepas dari permasalahan tersebut, penyusunan makalah ini dilatarbelakangi oleh pentingnya ejaan itu sendiri di dalam pemakaian bahasa. Jika berbicara tentang ejaan, tentu ruang lingkup kita adalah ragam bahasa tulis. Dalam hal ini, sesuatu yang dapat kita lakukan dalam penggunaan bahasa secara lisan tidak selalu dapat kitarealisasikan dalam ragam bahasa tulis. Penghentian sementara atau jeda, misalnya, tidak dapat diwujudkan di dalam ragam tulis. Oleh karena itu, kita memerlukan ejaan, khususnya tanda koma, sebagai pelambangnya. Walaupun tidak semua penghentian sementara harus dilambangkan dengan tanda koma, paling tidak penggunaan tanda koma itu dapat membantu memperjelas komunikasi yang disampaikan secara tertulis. Demikian pula halnya dengan tanda-tanda baca yang lain.

B.Rumusan MasalahBerdasarkan uraian singkat dalam latar belakang, pemakalah mengajukan permasalahan sebagai berikut:

1.Apa pengertian Ejaan?

2.Apa fungsi ejaan dalam bahasa Indonesia?

3.Bagaimana perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia?

C.Tujuan PenulisanAdapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1.Menjelaskan arti dari Ejaan.

2.Menjelaskan fungsi ejaan dalam bahasa Indonesia.

3.Menjelaskan perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia.

D.Pembatasan MasalahPembatasan Masalah dipaparkan dengan maksud untuk menghindari kesalahpahaman dan kekaburan pengertian serta memberikan gambaran mengenai ruang lingkup dalam penulisan, meliputi :Pengertian Ejaan,fungsi ejaan dalam bahasa Indonesiadanperkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia.E.Metode PenulisanMetode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data dalam penulisan makalahiniberdasarkan pengumpulan data yang bersifat deskriptif kualitatif, maka data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis secara induktif, yaitu proses analisis dengan tekhik analisis fakta-fakta yang terpisah-pisah menjadi suatu rangkaian hubungan atau suatu generalisasi, maksudnya, setelah mengumpulkan data yang berasal dari buku-buku referensi, kemudian dikumpulkan dan dirangkai sesuai dengan tujuan penulisandan analisis untuk menarik kesimpulan.

F.Sistematika PenulisanUntuk mempermudah pokok permsalahan, maka penulis menysun makalah ini dengan sistematika sebagai berikut:

BABIPENDAHULUANA.Latar Belakang

B.Rumusan Masalah

C.Tujuan Penulisan

D.Pembatasan Masalah

E.Metode Penulisan

F.Sistematika Penulisan

BABIIPEMBAHASANA.Pengertian Ejaan

B.Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia

C.Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

1.Ejaan van Ophusyen

2.Ejaan Republik

3.Ejaan Pembaharuan

4.Ejaan Melindo

5.Ejaan Baru (Ejaan LBK)

6.Ejaan yang Disempurnakan

BABIIIPENUTUPA.Kesimpulan

B.Saran

DAFTAR PUSTAKABAB IIPEMBAHASANA.Pengertian EjaanEjaan merupakan keseluruhan aturan atau tata cara tuntuk menulis suatu bahasa baik yang menyangkut lambang bunyi, penulisan kata, penulisan kalimat, maupun penggunaan tanda baca. Ejaan bahasa Indonesia yang kita pakai sekarang ini adalah menganut sistem tulisan fonemis. Yang dimaksud dengan sistemtulisan fonemis adalah bentuk suatu ejaan yang menginginkan serta berusaha untuk melambangkan sebuah fonem itu hanya dengan satu huruf saja. Namun demikian dalam kenyataan masih kitadapatkan satu huruf untuk melambangkan dengan dua huruf.

Adanya hal-hal tersebut yang ada dalam bahasa Indonesia, maka kita selalu berusaha untuk menyempurnakan ejaan-ejaan yang kita pakai. Ini tampak jelas dari perkembangan ejaan bahasa Indonesia yang pernah kita pakai, yaitu dari sebelum tahun 1947 maupun sesudah tahun 1972.

B.Fungsi Ejaan dalam Bahasa IndonesiaDalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa maupun kosa kata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang cukup penting. Oleh karena itu, pembakuan ejaan perlu diberi prioritas lebih dahulu. Dalam hubungan itu, ejaan, antara lain, berfungsi sebagai :

1.Landasan pembakuan tata bahasa.

2.Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.

3.Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.

Apabila pembakuan ejaan telah dalam dilaksanakan, pembakuan aspek kebahasaan yang lain pun dapat ditunjang dengan keberhasilan itu, terutama jika segenap pemakai bahasa yang bersangkutan telah menaati segala ketentuan yang terdapat di dalam buku pedoman.

Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan di atas, ejaan sebenarnya juga mempunyai fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat dicapai jika segala ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik.

C.Perkembangan Ejaan Bahasa IndonesiaEjaan bahasa Indonesia yang telah kita kenal ternyata mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah mempunyai tujuan untuk penyempurnaan.

Adapun ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam bahasa Indonesia adalah :

1.Ejaan van OphuysenEjaan van Ophuhysen atau yang juga dikenal dengan ejaan Balai Pustaka dipergunakan sejak tahun 1901 hingga bulan Maret 1947. Disebut Ejaan van Ophuysen karena ejaan itu merupakan hasil karya dari Ch. A. van Ophuysen yang dibantu oleh Engku Nawawi. Ejaan ini dimuat dalamKitabLogat Melayu. Disebut dengan Ejaan Balai Pustakan karena pada waktu itu Balai Pustaka merupakan suatu lembaga yang terkait dan berperan aktif serta cukup berjasa dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia.

Beberapa hal yang cukup menonjol dalam ejaan van Ophusyen antara lain :

a.Hurufyditulis denganj.Misalnya:

EYDEjaan van Ophusyen

SayangYakin

SayaSajang

Jakin

Saja

b.Hurufuditlus denganoeMisalnya:

EYDEjaan van Ophusyen

Umum

Sempurna

SuratOemoem

Sempoerna

soerat

c.Hurufkpada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma di atas.

Misalnya:

EYDEjaan van Ophusyen

Rakyat

BapakMakmurRayat

Bapa

Mamoer

d.Hurufjdi tulis dengandj.

Misalnya:

EYDEjaan van Ophusyen

Jakarta

Raja

JanganDjakarta

Radja

Djangan

e.Hurufcditulis dengantj.Misalnya:

EYDEjaan van Ophusyen

Pacar

Cara

CurangPatjar

Tjara

Tjurang

f.Gabungan konsonankhditulis denganch.Misalnya:

EYDEjaan van Ophusyen

Khawatir

Akhir

KhazanahChawatir

Achir

Chazanah

2.Ejaan RepublikEjaan Republik adalah merupakan hasil penyederhanaan dari padaEjaan van Ophuysen. Ejaan Republik mulai berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Pada waktu itu yang menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan KebudayaanRepublik Indonesia adalah Mr. Suwandi, maka ejaan tersebut dikenal pula atau dinamakan juga denganEjaan Suwandi.

Ejaan Repulik ini merupakan suatu usaha perwujudan dari Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah, tahun 1938 dan yang menghasilkan suatu keputusan penyusunan kamus istilah.

Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan ejaanOphusyen dapat diperhatikan dalam uraian di bawah ini:

a.Gabungan hurufoedalam ejaan van Ophusyen digantikan denganudalam Ejaan Republik.

b.Bunyi hamzah()dalam Ejaan van Ophusyen diganti dengankdalam Ejaan Republik.

c.Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.

d.Hurufetaling danepepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.

e.Tanda trema()dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan Republik.

Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberi beberapa contoh.

Ejaan van OphusyenEjaan Republik

Oemoer

Koeboer

MaloemUmur

Kubur

Maklum

3.Ejaan PembaharuanEjaan pemabahruan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Republik. Penyusunan itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.

Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu dikenal sebuah nama yang diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitian ejaan itu. YaituProfesor PrijonodanE. Katoppo.Pada tahun 1957 panitia dilanjutkan itu berhasil merumuskan patokan-patokan ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan.

Salah satu hal yang menarik dalam konsep Ejaan Pembaharuan ialah disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal. Hal itu, antara lain tampak dalam contoh di bawah ini.

a.Gabungan konsonandjdiubah menjadijb.Gabungan konsonantjdiubah menjaditsc.Gabungan konsonanngdiubah menjadid.Gabungan konsonannjdiubah menjadie.Gabungan konsonansjdiubah menjadiKecuali itu, gabungan vokalai, au,danoi,atau yang lazim disebutdiftongditulis berdasarkan pelafalannya yaitu menjadiay, aw,danoy.Misalnya:

EYDEjaan Pembaharuan

SantaiGulaiHarimauKalauAmboiSantayGulayHarimawKalawamboy

4.Ejaan MelindoEjaan Melindo (Melayu- Indonesia), merupakan suatu hasil perumusan ejaan Melayu dan Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini diawali dengan diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di Medan, Sumatera Utara. Bentuk rumusan Ejaan Melindo adalah merupakan bentuk penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Tetapi Ejaan Melindo ini belum sempat dipergunakan, karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara kita Republik Indonesia dengan pihak Malaysia.

Hal yang berbeda ialah bahwa di dalam Ejaan Melindo gabungan konsonantj, seperti pada katatjinta, diganti dengancmenjadicinta,juga gabungan konsonannjsepertinjonja, diganti dengan hurufnc,yang sama sekali masih baru. Dalam Ejaan Pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengantsdan.5.Ejaan Baru (Ejaan LBK)Ejaan baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no.062/67,tanggal 19 september 1967.

Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK, antara lain :

a.Gabungan konsonandjdiubah menjadij.

Misalnya :

EYDEjaan Baru

Remaja

Jalan

PerjakaRemadja

Djalan

Perdjaka

b.Gabungan konsonantjdiubah menjadijMisalnya:

EYDEjaan Baru

Cakap

Baca

CiptaTjakap

Batja

Tjipta

c.Gabungan konsonannjdiubah menjadinyMisalnya:

EYDEjaan Baru

Sunyi

Nyala

BunyiSunji

Njala

Bunji

d.Gabungan konsonansjdiubah menjadisyMisalnya:

EYDEjaan Baru

Syarat

Isyarat

SyukurSjarat

Isjarat

Sjukur

e.Gabungan konsonanchdiubah menjadikhMisalnya:

EYDEjaan Baru

Takhta

Makhluk

IkhlasTachta

Machluk

Ichlas

6.Ejaan Yang DisempurnakanPada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdakan Republik Indonesia yang ke XXVII, tanggal 17 Agustus 1972 diresmikanlah pemakaikan ejaan baru untukbahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan namaEjaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan(EYD). Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh kerja panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan dari pada Ejaan Suwandi atau ejaan Republik yang dipakai sejak dipakai sejak bulan Maret 1947.

Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:

a.Perubahan Huruf

Ejaan LamaEYD

Djika

Tjakap

Njata

Sjarat

Achir

SupajaJika

Cakap

Nyata

Syarat

Akhir

Supaya

b.Huruff, v,danzyang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.

Misalnya:

KhilafFisik

Valuta

Universitas

Zakat

khazanah

c.Hurufqdanxyang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kataFurqan, danxenon.

d.Penulisandi-sebagai awalan dibedakan dengandi-yang merupakan kata depan. Sebagai awalan,di-ditulis sering kali dengan unsur yang menyertainya, sedangkandi-sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh:AwalanKata Depan

Dicuci

Dibelikan

Dicium

Dilatar belakangiDikantor

Disekolah

Disamping

Ditanah

e.Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan:

Misalnya:

Anak-anak, bukananak2Bermain-main, bukanbermain2Bersalam-salaman, bukanbersalam2anSecara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:

1)Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.

2)Penulisan kata.

3)Penulisan tanda baca.

4)Penulisan singkatan dan akronim.

5)Penulisan angka dan lambang bilangan.

6)Penulisan unsur serapan.

BAB IIIPENUTUPA.KesimpulanYang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana atar hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tangda baca.

Beberapa fungsi ejaan di dalam bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :

1.Landasan pembakuan tata bahasa.

2.Landasan pembakuan kosakata dan peristilahan.

3.Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.

Ejaan bahasa Indonesia yang telah kita kenal ternyata mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah mempunyai tujuan untuk penyempurnaan.

Adapun ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam bahasa Indonesia adalah :

1.Ejaan van Ophusyen

2.Ejaan Republik

3.Ejaan Pembaharuan

4.Ejaan Melindo

5.Ejaan Baru (EjaanLBK)

6.Ejaan yang Disempurnakan

B.SaranDengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempuraan. Saran kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah sehingga akan lebih bernanfaat kontibusinya bagi hazanah keilmuan.Wallahu alam.DAFTAR PUSTAKAUti Darmawati,dkk: 2010.Buku Panduan Pendidik Bahasa Indonesia Kelas XII.Klaten.PT Intan Pariwara.

Endah Tri Priyatni,dkk: 2008.Bahasa dan Sastra Indonesia KELAS XII.Jakarta.PT Bumi Aksara.

Mustakim:1992.Tanya Jawab Bahasa Indonnesia Untuk Umum.Jakarta.PT Gramedia Pustaka Utama.

Chaer Abdul: 2006.Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.Jakarta.PT Rineka Cipta.

Muslich Masnur:2008.Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara

Waridah Ernawati: 2010.EYD Dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan.Jakarta. Kawan Pustaka.

Arifin.E Zaenal: 1988.Cermat Berbahasa Indonesia.Jakarta. Mediyatama Sarana Perkasa.

Soetarman. Bharoto:1988.Sari Tatabahasa Indonesia.Surabaya. INDAH.http://ridiawan.blogspot.com/2012/02/perkembangan-ejaan-bahasa-indonesia.htmlEjaan Yang Disempurnakan

Ejaan Yang Disempurnakan(EYD) adalah ejaanbahasa Indonesiayang berlaku sejak tahun1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,Ejaan RepublikatauEjaan Soewandi..

Daftar isi

1Sejarah 1.1Revisi 1987 1.2Revisi 2009 2Perbedaan dengan ejaan sebelumnya 3Referensi 4Pranala luarSejarah[sunting|sunting sumber]Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat Bahasa), pada tahun1967mengeluarkanEjaan Baru(Ejaan LBK). Ejaan Baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh panitiaEjaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no.062/67, tanggal19 September1967.[1]Pada23 Mei1972, sebuah pernyataan bersama ditandatangani oleh Menteri PelajaranMalaysiaTun Hussein OnndanMenteri Pendidikan dan KebudayaanIndonesia,Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru danEjaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal16 Agustus1972, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin bagibahasa Melayu("Rumi" dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) danbahasa Indonesia. Di Malaysia, ejaan baru bersama ini dirujuk sebagaiEjaan Rumi Bersama(ERB). Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdakan Republik Indonesia yang ke XXVII, tanggal17 Agustus1972diresmikanlah pemakaikan ejaan baru untuk bahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Ejaan tersebut merupakan hasil yang dicapai oleh kerja panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah dibentuk pada tahun1966. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan ini merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan dari pada Ejaan Suwandi atau ejaan Republik yang dipakai sejak dipakai sejak bulanMaret1947.[1]Selanjutnya pada tanggal12 Oktober1972, Panitia Pengembangan Bahasa IndonesiaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaanmenerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah".

Revisi1987[sunting|sunting sumber]Pada tahun1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan". Keputusan menteri ini menyempurnakan EYD edisi1975.

Revisi2009[sunting|sunting sumber]Pada tahun2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan PeraturanMenteriPendidikan Nasional Nomor 46 Tahun2009tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi1987diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi.[2]Perbedaan dengan ejaan sebelumnya[sunting|sunting sumber]Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain:[1] "tj" menjadi "c": tjutji cuci

"dj" menjadi "j": djarak jarak

"j" menjadi "y": sajang sayang

"nj" menjadi "ny": njamuk nyamuk

"sj" menjadi "sy": sjarat syarat

"ch" menjadi "kh": achir akhir

Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:[1] Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.

Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada katafurqan, danxenon.

Awalan "di-" dan kata depan "di" dibedakan penulisannya. Kata depan "di" pada contohdi rumah,di sawah, penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara "di-" padadibeliataudimakanditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan

Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:

1. Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.

2. Penulisan kata.

3. Penulisan tanda baca.

4. Penulisan singkatan dan akronim.

5. Penulisan angka dan lambang bilangan.

6. Penulisan unsur serapan.

Sebelumnya "oe" sudah menjadi "u" saatEjaan Van Ophuijsendiganti denganEjaan Republik. Jadi sebelum EYD, "oe" sudah tidak digunakan.

Untuk penjelasan lanjutan tentang penulisantanda baca, dapat dilihat padaPenulisan tanda baca sesuai EYDhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_DisempurnakanEjaan Yang Disempurnakan (EYD)Diposkan oleh Jamal Abdul MatSelasa, 15 Desember 2009Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan.Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB).Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul "Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan".Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas.Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah".Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah: 'tj' menjadi 'c' : tjutji cuci 'dj' menjadi 'j' : djarak jarak 'oe' menjadi 'u' : oemoem -> umum 'j' menjadi 'y' : sajang sayang 'nj' menjadi 'ny' : njamuk nyamuk 'sj' menjadi 'sy' : sjarat syarat 'ch' menjadi 'kh' : achir akhir awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elipsis, dan tanda garis miring.1. Penggunaan Huruf Besar atau Huruf Kapitala. Huruf pertama kata ganti "Anda"- Ke mana Anda mau pergi Bang Toyib?- Saya sudah menyerahkan uang itu kepada Anda setahun yang lalu untuk dibelikan PS3.

b. Huruf pertama pada awal kalimat.- Ayam kampus itu sudah ditertibkan oleh aparat pada malam jumat kliwon kemarin.- Anak itu memang kurang ajar.- Sinetron picisan itu sangat laku dan ditonton oleh jutaan pemirsanya sedunia.

c. Huruf pertama unsur nama orang- Yusuf Bin Sanusi- Albert Mangapin Sidabutar- Slamet Warjoni Jaya Negara

d. Huruf pertama untuk penamaan geografi- Bunderan Senayan- Jalan Kramat Sentiong- Sungai Ciliwunge. Huruf pertama petikan langsung- Pak kumis bertanya, "Siapa yang mencuri jambu klutuk di kebunku?"- Si panjul menjawab, "Aku tidak Mencuri jambu klutuk, tetapi yang kucuri adalah jambu monyet".- "Ngemeng aja lu", kata si Ucup kepada kawannya si Maskur.

f. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang atau instansi.- Camat Pesanggrahan- Profesor Zainudin Zidane Aliudin- Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan Nasional

g. Huruf Pertama pada nama Negara, Pemerintahan, Lembaga Negara, juga Dokumen (kecuali kata dan).- Mahkamah Internasional- Republik Rakyat Cina- Badan Pengembang Ekspor Nasional2. Tanda Koma (,)a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko. Satu, dua, ... tiga!b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan. Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.Misalnya: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari hujan. Dia lupa akan janjinya karena sibuk. Dia tahu bahwa soal itu penting.e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.Misalnya: ... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. ... Jadi, soalnya tidak semudah itu.f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.Misalnya: O, begitu? Wah, bukan main! Hati-hati, ya, nanti jatuh.

g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya: Kata Ibu, "Saya gembira sekali." "Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus."h. Tanda koma dipakai di antara(i) nama dan alamat,(ii) bagian-bagian alamat,(iii) tempat dan tanggal, dan(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.Misalnya: Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta. Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor Surabaya, 10 mei 1960 Kuala Lumpur, Malaysiai. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya: Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.

j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Misalnya: W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.

k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A.

l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya: 12,5 m Rp12,50

m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali. Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih. Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma: Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.n. Tanda koma dapat dipakaiuntuk menghindari salah bacadi belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Misalnya: "Di mana Saudara tinggal?" tanya Karim. "Berdiri lurus-lurus!" perintahnya.

3. Tanda Titik (.)a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.Misalnya: Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana. Dia menanyakan siapa yang akan datang. Hari ini tanggal 6 April 1973. Marilah kita mengheningkan cipta. Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini.b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya:a. III. Departemen Dalam NegriA. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat DesaB. Direktorat Jendral Agrariab. 1. Patokan Umum1.1 Isi Karangan1.2 Ilustrasi1.2.1 Gambar Tangan1.2.2 Tabel1.2.3 Grafik

Catatan:Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Misalnya: pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

d. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Misalnya: 1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik) 0.0.30 jam (30 detik)

e. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.Misalnya: Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.Misalnya: Desa itu berpenduduk 24.200 orang. Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Lihat halaman 2345 dan seterusnya. Nomor gironya 5645678.

g. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Misalnya: Acara Kunjungan Adam Malik Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD'45) Salah Asuhan

h. Tanda titik tidak dipakai di belakang(1) alamat pengirim dan tanggal surat atau(2) nama dan alamat penerima surat.Misalnya:Jalan Diponegoro 82Jakarta (tanpa titik)1 April 1985 (tanpa titik)Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)Jalan Arif 43 (tanpa titik)Palembang (tanpa titik)Atau:Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)Jalan Cikini 71 (tanpa titik)Jakarta (tanpa titik)

4. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu! Bersihkan kamar itu sekarang juga! Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya! Merdeka!

5.Tanda Hubung ()a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris. Misalnya: Di samping cara-cara lama itu ada ju-ga cara yang baru.

Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.Misalnya:Beberapa pendapat mengenai masalah itutelah disampaikan ....Walaupun sakit, mereka tetap tidak mauberanjak ....atauBeberapa pendapat mengenai masalahitu telah disampaikan ....Walaupun sakit, mereka tetap tidakmau beranjak ....bukanBeberapa pendapat mengenai masalah i-tu telah disampaikan ....Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma-u beranjak ....

b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.Misalnya: Kini ada cara yang baru untuk meng-ukur panas. Kukuran baru ini memudahkan kita me-ngukur kelapa. Senjata ini merupakan alat pertahan-an yang canggih.Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.

c. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.Misalnya: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan.Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

d. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.Misalnya:p-a-n-i-t-i-a8-4-1973

e. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas(i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.Misalnya: ber-evolusi dua puluh lima-ribuan (20 x 5000) tanggung jawab-dan kesetiakawanan-sosialBandingkan dengan: be-revolusi dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000) tanggung jawab dan kesetiakawanan socialf. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan(i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,(ii) ke- dengan angka,(iii) angka dengan -an,(iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan(v) nama jabatan rangkapMisalnya se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara

g. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.Misalnya:di-smash, pen-tackle-an

6. Tanda Titik Koma (;)a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

b. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya: Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran "Pilihan Pendengar".

7. Tanda Tanya (?)a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya. Misalnya: Kapan ia berangkat? Saudara tahu, bukan?

b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya:Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

8. Tanda Petik ("...")a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!" Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."

b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo. Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.

c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja. Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".

d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.Misalnya: Kata Tono, "Saya juga minta satu."

e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Misalnya: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam". Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

Catatan:Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

9. Tanda Titik Dua (:)a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari. Hanya ada dua pilihan bagi pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.

Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan.

b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.Misalnya:a. KetuaSekretarisBendahara ::: Ahmad WijayaS. HandayaniB. Hartawanb. Tempat SidangPengantar AcaraHariWaktu :::: Ruang 104Bambang S.Senin09.30

c. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.Misalnya:Ibu : (meletakkan beberapa kopor) "Bawa kopor ini, Mir!"Amir : "Baik, Bu." (mengangkat kopor dan masuk)Ibu : "Jangan lupa. Letakkan baik-baik!" (duduk di kursi besar)

d. Tanda titik dua dipakai:(i) di antara jilid atau nomor dan halaman,(ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci,(iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta(iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.Misalnya:Tempo, I (1971), 34:7Surah Yasin:9Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara membina Bahasa Persatuan Kita?, Djakarta: Eresco, 1968.

10. Tanda Kurung ((...))a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.Misalnya: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.Misalnya: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962. Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.Misalnya: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a). Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.Misalnya: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

11. Tanda Elipsis (...)a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.Misalnya: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.Catatan:Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.Misalnya:Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....

12. Tanda Garis Miring (/)a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.Misalnya:No. 7/PK/1973Jalan Kramat III/10tahun anggaran 1985/1986b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.Misalnya:dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut)harganya Rp25,00/lembar (harganya Rp25,00 tiap lembar)

http://keranggan.blogspot.com/2009/12/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html