percobaan 35.pdf

Upload: ardiyan-farmansyah

Post on 06-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    1/13

     

    PERCOBAAN 35

    POPULASI MIKROBA DI TANAH : ENUMERASI

    I. TUJUAN

    1. Mengetahui flora mikroba di dalam tanah

    2. Menentukan jumlah bakteri, actinomycetes, dan jamur dalam sampel tanah

    II. PRINSIP PERCOBAAN

    Tanah mengandung banyak jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, protozoa, alga, dan

    virus. Bakteri jenis actinomycetes dan jamur paling sering ditemukan di tanah. Untuk menentukan

     jumlahnya, metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metoda pengenceran. Setelah

    sampel tanah di encerkan, diinokulasikan ke tiga jenis medium yaitu agar  yeast glycerol   yang

    mendukung pertumbuhan actinomyetes, agar Saboraud atau PDA untuk isolasi jamur, dan agar

    nutrisi untuk bakteri. Pada agar  yeast glycerol dan agar saboraud/PDA ditambahkan 10 μg

    Aureomycin (klortetrasiklin) untuk menghambat pertumbuhan bakteri.

    III. TEORI DASAR

    Pada tanah terdapat banyak sekali mikroba, yang sebagian besar mikroba tersebut adalah

     bakteri, fungi, dan mikroalga. Kandungan organik dalam tanah berbanding lurus dengan jumlah

    mikroba yang terdapat pada tanah tersebut, semakin banyak kandungan organiknya maka semakin

     banyak pula jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat pada tanah tersebut.

    Istilah pertumbuhan umumnya dipergunakan bakteri dan mikroorganisme yang lainnya

    dan biasanya lebih mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel dan bukanlah dilihat. Dari

     pertambahan jumlah individu mikroorganisme tersebut. Suatu proses pertumbuhan menyatakan

     pertambahan jumlah atau massa yang melebihi dari yang ada di dalam inokulum asalnya (Volk,

    1985).

    Tersedia banyak teknik di dalam laboratorium untuk mengukur pertumbuhan bakteri

    tersebut. Alat- alat yang ada tersebut berkisar dari peralatan yang masih sederhana seperti sebuah

    kaca objek dengan olesan yang diwarnai. Selain itu terdapat pula metode- metode yang lain dalam

     pengukuran pertumbuhan bakteri, misalnya dengan metode hitung cawan, pengukuran kekeruhan

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    2/13

    dari suatu suspensi, pengukuran dengan menggunakan membran atau filter molekuler dan

     penentuan berat (Volk, 1985).

    Suatu bakteri dapat dihitung secara elektronik yaitu dengan cara memasukkan biakan

    melalui lubang yang sangat kecil pada alat penghitung partikel counter. Alat penghitung yang

    semacam ini dapat dipakai secara rutin memecah sel darah, namun dapat pula disesuaikan untuk

    memecah bakteri (Volk, 1985).

    Akan tetapi, bukanlah laju pertumbuhan bakteri yang tepat melainkan ada atau tidaknya

     pertumbuhan bakteri yang akan menjadi perhatian. Adapun cara yang dilakukan untuk

    menentukannya, yaitu hanyalah dengan melihat biakan. Suatu medium cair akan berubah menjadi

    keruh sedangkan medium yang padat paada umumnya akan memperlihatkan pertumbuhan, baik

    itu pada permukaan dari medium maupun di dalam medium tersebut (Hadioetomo, 1996).

    Untuk menentukan jumlah bakteri yang ada di dalam suatu medium maka dapat digunakan

     beberapa cara sebagai berikut (Lay, 1994):

    • Jumlah bakteri secara keseluruhan (total cell counts). Pada cara ini di hitung semua bakteri yang

    ada di dalam suatu medium biakan baik yang hidup maupun yang mati.

    • Jumlah bakteri  yang hidup (Viable count). Cara ini hanya menggambarkan jumlah sel yang

    hidup saja, sehingga lebih tepat jika dibandingkan dengan cara yang pertama tadi.

    Dalam perhitungan jumlah mikroorganisme ini seringkali digunakan pengenceran. Di

    dalam laboratorium, pengenceran di lakukan dengan botol pengenceran seperti lazimnya pada

    SPC, namun dapat pula menggunakan tabung reaksi. Pada pengenceran dengan menggunakan

     botol cairan terlebih dahulu dikocok dengan baik sehingga kelompok sel dapat terpisah.

    Pengenceran sel dapat membantu untuk memperoleh perhitungan jumlah mikroorganisme yang

     benar. Namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan jumlah

    koloni yang umumnya relatif rendah (Hadioetomo, !996).

    Pada metode perhitungan cawan dilakukan pengenceran yang bertingkat yang mana

    ditujukan untuk membentuk konsentrasi dari suatu suspensi bakteri. Sampel yang telah di encerkan

    ini di hitung ke dalam cawan baru kemudian di tuang ke mediumnya (metode tuang). Kemudian

    setelah diinkubasi selama 24- 48 jam, amati koloni yang tumbuh dan koloni yanng diamati

    hanyalah koloni yang berjumlah 30- 300 koloni (Gobel, 2008).

    Adapun prinsip dari metode hitung cawan ini adalah jika sel jasad renik yang masih hidup

    ditumbuhkan pada suatu medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak dan

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    3/13

    membentuk koloni yang dapat di lihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan

    alat bantu seperti mikroskop dan sebagainya. Metode hittung cawan ini merupakan cara yang

     paling sensitif untuk menentukan jumlah jassad renik karena beberapa hal yaitu (Ferdiaz, 1992):

    • Hanya sel yang masih hidup yang dihitung 

    • Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus  

    • Dapat digunakan untuk mengisolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang terbentuk

    mungkin berasal dari suatu jassad renik yang mempunyai penampakan yang spesifik.

    Untuk metode MPN (Most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa

    tabung reaksi, perhitungan di lakukan bwerdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang

    mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya

    gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk

    tiga seri pengenceran, yang pertama 10 ¹, 10 ², dan 10 ³. Kemudian dari hasil perubahan tersebut

    dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus

    (Gobel, 2008):

    Bakteri = nilai MPN x 1/pengenceran tengah

    Selain dengan cara tidak langsung seperti yang telah dijelaskan di atas, perhitungan jumlah

    mikroorganisme di dalm suatu medium dapat juga dilakukan secara langsung, dimana dengan

    metode ini jumlah mikroorganisme tersebut dapat ditentukan langsung dengan menggunakn alat

     bantu berupa mikroskop, Colony counter dan hemasitometer. Adapun keuntungan penggunaan

    hemasitometer adalah penggunaannya yang tidak memakan waktu banyak dan juga biaya.

    Sedangkan kelemahan dari penggunaan hemasitometer adalah tidak dapat membedakan antara sel

    hidup dan sel mati, kesulitan dalam perhitungan bakteri yang berukuran kecil karena tidak dapat

    dibantu dengan minyak imersi, hanya dapat dibantu dengan tween 80% (bahan anti gumpal (Gobel,

    2008).

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    4/13

    IV. ALAT DAN BAHAN 

      Alat:

    -  Pembakar bunsen

    -  Colony counter

    -  3 buah Pipet steril 1 ml

    -  Pipet mekanik 1 buah

    -  Batang gelas berbentuk L 1 buah

      Bahan

    -  4 cawan petri berisi agar yeast

    glycerol

    -  1 buah 95% alkohol pada beaker

    glass 500 mL

    -  4 cawan petri agar Saboraud

    -  4 cawan petri agar nutrisi

    -  2 erlenmeyer berisi 99 ml air steril

    -  Satu gram sampel tanah dari

    kebun yang subur dimasukkan

    dalam erlenmeyer berisi 99 ml air

    steril

    V. HASIL PENGAMATAN

    Pengamatan Senin 7 Maret 2016 

    Keterangan Foto Hasil pengamatan Deskripsi

    Bakteri (medium

     NA)

    Setelah diinkubasi

    selama 72 Jam

    Gambar 5.1 Pengenceran 10-4 pada Medium NA

    Sumber : Kelompok 27

    Pengenceran 10-4 

    Jumlah koloni :

    Bakteri : 16

    Jamur : 17

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    5/13

    Gambar 5.2 Pengenceran 10-5 pada Medium NA

    Sumber : Kelompok 27 

    Pengenceran 10-5 

    Jumlah koloni :

    Bakteri : 6

    Jamur : 5

    Gambar 5.3 Pengenceran 10-6 pada Medium NA

    Sumber : Kelompok 26 

    Pengenceran 10-6

     Jumlah koloni :

    Bakteri : 2

    Gambar 5.4 Pengenceran 10-7 pada Medium NA

    Sumber : Kelompok 26 

    Pengenceran 10-7 

    Jumlah koloni :

    Bakteri : 18

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    6/13

    Pengamatan Kamis 10 Maret 2016

    Keterangan Foto Hasil pengamatan Deskripsi

    Actinomycetes

    (Medium Agar

    Yeast

    Glycerol)

    Setelah

    diinkubasi

    selama 4 hari.

    Gambar 5.5 Pengenceran 10-3 pada Medium Agar Yeast

    Glycerol

    Sumber : Kelompok 31 

    Pengenceran 10-3

     

    Jumlah koloni

    Actinomycetes : 85

    Jamur : 4

    Gambar 5.6 Pengenceran 10-4 pada Medium Agar Yeast

    Glycerol

    Sumber : Kelompok 32 

    Pengenceran 10-4 

    Jumlah koloni

    Merah : 2

    Putih : 17

    Oranye : 2

    Jamur : 1

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    7/13

     

    Gambar 5.7 Pengenceran 10-5 pada Medium Agar Yeast

    Glycerol

    Sumber : Kelompok 32 

    Pengenceran 10-5 

    Jumlah koloni

    Actinomycetes : 13

    Jamur : 1

    Gambar 5.8 Pengenceran 10-6 pada Medium Agar Yeast

    Glycerol

    Sumber : Kelompok 33 

    Pengenceran 10-6 

    Jumlah koloni

    Kuning : 10

    Jamur : 6

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    8/13

    Jamur

    (medium

    Saburoud)

    Setelah

    diinkubasi

    selama 4 hari.

    Gambar 5.9 Pengenceran 10-2 pada Medium Saburoud

    Sumber : Kelompok 29 

    Pengenceran 10-2.

    Jumlah koloni

    Jamur : 39

    Gambar 5.10 Pengenceran 10-3 pada Medium Saburoud

    Sumber : Kelompok 30 

    Pengenceran 10-3.

    Jumlah koloni

    Jamur : 13

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    9/13

     

    Gambar 5.11 Pengenceran 10-4 pada Medium Saburoud

    Sumber : Kelompok 28 

    Pengenceran 10-4.

    Jumlah koloni

    Jamur : 48

    Gambar 5.12 Pengenceran 10-5 pada Medium Saburoud

    Sumber : Kelompok 28 

    Pengenceran 10-5

    Tidak ada Koloni

    Tabel Hasil Pengamatan (data yang tidak valid dihitung)

    MikroorganismeJumlah Koloni

    Sel (CFU)

    Rata-

    rata

    Jumlah

    Kolonisel

    (CFU)

    Faktor

    Pengenceran

    (1/mL)

    Konsentrasi

    sel (CFU/

    mL)

    Rata-rata

    konsentrasi

    sel (CFU/mL)

    Bakteri (Medium NA)

    16

    10.5

    1 x 104  160000 

    45690000 6 1 x 105  600000 

    2 1 x 106  2000000 

    18 1 x 107  1.8 x 10-8 

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    10/13

    Actinomycetes(Medium Agar

    Yeast Glycerol)

    85

    32.25 

    1 x 103  85000 

    289875021 1 x 104  210000 

    13 1 x 105  1300000 

    101 x 106  10000000

    Jamur (Medium

    Saburoud)

    39

    25 

    1 x 102  3900 

    12422513 1 x 103  13000 

    48 1 x 104  480000 

    0 1 x 105  0 

    Tabel Hasil Pengamatan (data yang tidak valid tidak dihitung)

    MikroorganismeJumlah Koloni

    Sel (CFU)

    Rata-

    rata

    Jumlah

    Kolonisel

    (CFU)

    Faktor

    Pengenceran

    (1/mL)

    Konsentrasi

    sel (CFU/

    mL)

    Rata-rata

    konsentrasi

    sel (CFU/mL)

    Bakteri (Medium NA)

    16 (tidak valid)

    10.5

    1 x 104  (tidak valid)

    (tidak valid)6 (tidak valid) 1 x 105  (tidak valid)

    2 (tidak valid) 1 x 106  (tidak valid)

    18 (tidak valid) 1 x 107  (tidak valid)

    Actinomycetes

    (Medium Agar

    Yeast Glycerol)

    85

    32.25 

    1 x 103  85000 

    8500021 (tidak valid) 1 x 104  (tidak valid)

    13 (tidak valid) 1 x 105  (tidak valid)

    10 (tidak valid) 1 x 106

      (tidak valid)

    Jamur (Medium

    Saburoud)

    39

    25 

    1 x 102  3900 

    24195013 (tidak valid) 1 x 103  (tidak valid)

    48 1 x 104  480000 

    0 (tidak valid) 1 x 105  (tidak valid)

    VI. ANALISIS

    Pada percobaan ini dicari tiga jenis mikroorganisme yang terdapat dalam tanah, yaitu

     bakteri, actinomycetes, dan jamur. Untuk mengetahui ketiga jenis mikroorganisme tersebut,

    dilakukan metoden pengenceran secara bertahap yang kemudian ditanamkan pada tiga jenis

    medium, medium NA untuk mengetahui bakteri, medium agar  yeast glycerol untuk mengetahui

    actinomycetes, dan medium agar Saburoud untuk mengetahui jamur. Pengenceran yang dilakukan

    menggunakan aquades steril dengan tujuan supaya tidak terjadi kontaminasi sampel tanah dengan

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    11/13

    mikroorganisme yang terdapat pada zat pengencer, serta untuk menjaga pH agar tetap netral, pH

    yang netral akan meminimalisir tekanan osmotik yang terjadi antara cairan sel mikroorganisme

    dangan larutan tempat mikroorganisme tersebut terlarut, apabila perbedan tekanan osmotik yang

    terjadi ialah besar, maka mikroorganisme yang terlarut akan mengalami lisis. Jumlah

    mikroorganisme didapatkan dengan mengalikan jumlah koloni yang terdapat pada masing masing

    medium dalam cawan petri yang telah diinkubasi dengan koefisien keencerannya. Perhitungan

    koloni yang dilakukan ialah yang terdapat koloni antara 30 sampai 300 koloni,angka ini digunakan

    karena apabila terdapat mikroorganisme lebih dari 300 ada kemungkinan pertumbuhan padat pada

    cawan petri telah menghambat beberapa mikroba untuk tumbuh. Sedangkan jika kurang dari 30

    ini dianggap meragukan karena mungkin mikroba yang ada mengalami kekurangan nutrisi saat

     pertumbuhan.

    Inokulasi dilakukan dalam keadaan steril dengan dilakukannya pemijaran terhadap jarum

    oose dan mulut tabung, penggunaan pipet mekanik yang selalu mengganti ujungnya setiap kali

    digunakan,hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi sehingga perhitungan jumlah

    mikroorganisme yang ada akurat.

    Pada saat inkubasi, cawan petri diletakkan dalam keadaan terbalik dengan tujuan untuk

    menghindari kondensasi yang dapat terbentuk pada cawan, apabila diletakkannya tidak terbalik,

     pada tutup cawan akan terbentuk uap air yang nantinya akan jatuh ke medium yang terdapat pada

    cawan petri tersebut sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat

     pada medium. Inkubasi yang dilakukan pada percobaan ini terdapat dua durasi, yaitu 2-3 hari untuk

    inkubasi bakteri, dan 4-7 hari untuk inkubasi jamur dan actinomycetes, hal ini disebabkan oleh

    waktu pertumbuhan mikroorganisme yang berbeda-beda sehingga diberlakukan waktu inkubasi

    yang berbeda pula untuk beberapa jenis mikroorganisme.

    Pada medium NA setelah diinkubasi, didapatkan data koloni per pengenceran yang masing

    masing jumlahnya kurang dari 30 yang berarti hasil ini tidak valid, hal ini dapat disebabkan oleh

    kesalahan praktikan saat menginokulasikan sampel tanah ataupun saat pengenceran dilakukan,

    sehingga pada setiap tabung pengenceran didapatkan data yang kurang dari 30. Namun hal tersebut

     juga bias disebabkan oleh kurang idealnya sampel tanah yang digunakan, bisa dikatakan bahwa

     jumlah bakteri yang terdapat pada tanah tersebut memang nyaris tidak ada, sehingga pengenceran

    yang dilakukan pun menghasilkan jumlah koloni yang kurang dari 30.

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    12/13

      Pada medium Saburoud   setelah diinkubasi, didapatkan data koloni per pengenceran

    dimana pada data pengenceran 10-3 dan 10-5 tidak valid. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan

     praktikan saat pengenceran ataupun saat sampling. Kesalahan lain yang dapat terjadi ialah jamur

    tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh pada media Saburoud dan menyatunya koloni

     pada media yang ada, sehingga perhitungan jumlah koloni menjadi kecil sedangkan luas area yang

    ditumbuhi jamur menjadi semakin besar. Pada pengenceran 10-2 dan 10-4 data masih valid akan

    tetapi jumlah jamur pada pengenceran 10-4 lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah jamur

     pada pengenceran 10-2, hal ini tidak sesuai dengan prinsip pengenceran, dimana pengenceran

    dilakukan dengan tujuan untuk mengecilkan jumlah mikroorganisme yang ada pada sampel

    sebelumnya.

    Pada medium Agar Yeast Glycerol, didapatkan data yang valid pada pengenceran 10-3 saja,

    sedangkan pada data yang lainnya didapatkan jumlah bakteri actinomycetes dengan jumlah

    tertentu kurang dari 30. Terdapat perbedaan warna pada koloni yang ada pada media yang

    diencerkan 10-4, yaitu warna merah, putih, dan oranye. Perbedaan warna pada koloni tersebut

    menggambarkan adanya beberapa jenis bakteri actinomycetes dalam sampel.

    Berdasarkan data yang didapat dari proses pengenceran ini banyaknya data yang

    menunjukkan jumlah koloni yang kurang dari 30, sehingga dapat diperkirakan bahwa sampel tanah

    yang digunakan memiliki kandungan organik yang kecil, sehingga mikroorganisme yang terdapat

     pada sampel tanah sedikit. Menurut literatur, kandungan organik yang terkandung dalam tanah

     berbanding lurus dengan jumlah mikroorganisme yang terdapat pada tanah tersebut. Apabila

     perhitungan tetap dilakukan meskipun data tidak valid, didapatkan bahwa jumlah bakteri lebih

     banyak jika dibandingkan dengan actinomycetes dan jamur.

    VII. KESIMPULAN

    1.  Berdasarkan percobaan ini didapatkan bahwa di dalam sampel tanah terbukti terdapat bakteri,

    actinomycetes, dan jamur.

    2. 

    Jika data yang tidak valid tetap dimasukkan dalam perhitungan mikroorganisme, maka

     jumlah dari masing masing mikroorganisme adalah :

    - Bakteri : 45690000 CFU/ mL 

    - Actinomycetes : 2898750 CFU/ mL 

    - Jamur : 124225 CFU/ mL

  • 8/18/2019 PERCOBAAN 35.pdf

    13/13

    Apabila data yang valid saja yang dimasukkan dalam perhitungan, maka jumlah dari masing

    masing mikroorganisme adalah

    - Bakteri : Tidak ada karena data tidak valid

    - Actinomycetes : 85000 CFU/ mL 

    - Jamur : 241950 CFU/ mL

    VIII. DAFTAR PUSTAKA

    Gobel, Risco, B., dkk., 2008, Mikrobiologi Umum Dalam Praktek , Universitas Hasanuddin,

    Makassar.

    Hadioetomo, R., 1990, Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek , Gramedia, Jakarta.

    Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

    Volk, dan Wheeler., 1993, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Erlangga, Jakarta.