percobaan 10 - saponifikasi
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
1/12
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
PERCOBAAN X
PEMBUATAN SABUN DENGAN METODE SAPONIFIKASI
OLEH :
NAMA : ABDUL AZIS MARSUKI PUTRA
STAMBUK : F1C1 13 001
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : HERDIANTO
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
2/12
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan sabun sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari.
Pada perkembangannya seperti sekarang, semakin banyak jenis sabun yang
beredar di pasaran, mulai dari yang bersifat khusus untuk kecantikan maupun
umum untuk membersihkan kotoran salah satunya adalah sabun cuci piring.
Sabun cuci piring mempunyai dua bentuk, yaitu sabun cuci piring krim dan sabun
cuci piring cair. Faktor kepraktisan dan kecepatan larut sabun dalam air pada
sabun cair menyebabkan banyak orang lebih memilih menggunakannya daripada
sabun krim cuci piring. Selain itu pula disebabkan aroma sabun krim lebih
menempel pada peralatan dapur serta kurang lembut di tangan.
Sabun secara umum merupakan senyawa natrium atau kalium yang
mempunyai rangkaian karbon yang panjang dan direaksikan dengan asam lemak
khususnya trigliserida dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun dihasilkan
oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol
dalam kondisi basa. Pada perkembangannya bentuk sabun menjadi bermacam-
macam, yaitu sabun padat, sabun lunak, sabun cair, dan sabun bubuk. Jika basa
yang digunakan adalah NaOH, maka produk reaksi berupa sabun keras (padat),
sedangkan bila basa yang digunakan berupa KOH, maka produk reaksi berupa
sabun cair. Oleh karena itu dilakukan percobaan pembuatan sabun dengan metode
saponifikasi untuk mengetahui cara pembuatan sabun dengan metode saponifikasi
untuk mengetahui cara pembuatan sabun dengan metode saponifikasi dan
mengetahui sifat-sifat sabun.
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
3/12
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana proses pembuatan sabun dengan metode saponifikasi?
2. Bagaimana sifat-sifat sabun?
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses pembuatan sabun dengan metode saponifikasi.
2. Mengetahui sifat-sifat sabun.
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
4/12
II.TINJAUAN PUSTAKA
Sabun adalah garam Natrium atau garam Kalium dari asam stearat atau
asam lemak lainnya. Mereka dibuat dengan proses saponifikasi, yaitu mereaksikan
minyak atau lemak yang mengandung trigliserida dengan soda kaustik (NaOH)
untuk memberikan sabun dan gliserol, dengan mengunakan jumlah soda kaustik
yang digunakan serta minyak yang digunakan. Sabun disiapkan kemudian
dianalisis dan dibandingkan sifatnya dengan beberapa sabunn komersial yang
dipilih (Petrucci, 1987).
Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan
alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak
hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut. Pada saat ini teknologi
sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi
dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik
untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang
digunakan dalam industri. Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga
bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun. Larutan alkali yang digunakan
dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang
biasa yang digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan
alkali yang biasa digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH)
(Naomi dkk., 2013).
Minyak goreng merupakan salah satu bahan penting yang dibutuhkan
masyarakat sehari-hari. Meskipun bahan dasar minyak goreng beragam, secara
kimia tidak jauh berbeda, yaitu terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
5/12
tidak jenuh. Sterol terdapat dalam jumlah kecil, asam lemak bebas, pigmen larut
lemak dan hidrokarbon (Hardian dkk., 2014).
Saponifikasi pada dasarnya adalah proses pembuatan sabun yang
berlangsung dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali
yang menghasilkan gliserol dan garam karboksilat (sejenis sabun). Sabun
merupakan garam (natrium) yang mempunyai rangkaian karbon yang panjang.
Reaksi dibawah ini merupakan reaksi saponifikasi tripalmitin/trigliserida selain
dari reaksi diatas sabun juga bisa dihasilkan dari reaksi netralisasiFatty Acid(FA),
namun disini hanya didapat sabun tanpa adanya gliserin (Glycerol), karena saat
proses pembuatanFatty Acid, gliserin sudah dipisahkan tersendiri (Bailey, 1950).
Sabun merupakan salah satu surfaktan (bahan surface active), yaitu
senyawa yang berperan untuk menaikkan tegangan air. Sifat ini menyababkan
larutan sabun dapat mmasuki serat, menghilangkan dan mengusir kotoran dan
minyak. Sabun merupakan hasil hidrolisa asam lemak dan basa. Peristiwa ini
dikenal dengan peristiwa safonifikasi. Safonifikasi adalah proses penyabunan
yang mereaksikan suatu lemak atau gliserida dengan basa. Lemak dan sabun dari
asam lemak jenuh dan rantai jenuh panjang (C16
-C18
) menghasilkan sabun keras
dan minyak dari asam lemak tak jenuh dengan rantai pendek (C 12-C14)
menghasilkan sabun yang lebih lunak dan lebih mudah larut. Sabun yang dibuat
dari natrium hidroksida lebih sukar larut dibandingkan dengan sabun yang dibuat
dari kalium hidroksida. Sabun sekarang dicampur untuk mendapatkan sifat-sifat
yang diinginkan. Sabun mandi megandung minyak wangi, zat warna, dan bahan
obat (Sari dkk., 2010 ).
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
6/12
III.METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan sabun dengan metode saponifikasi dilaksanakan
pada hari Kamis, 4 Desember 2014 pukul 07.3010.00 WITA dan bertempat di
Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 250 mL,
gelas ukur 25 mL, hot plate, batang pengaduk, termometer dan corong.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah minyak, akuades,
kalium hidroksida 5 N, soda kue, asam cuka dan kertas saring.
C. Prosedur Kerja
1.
KOH 5 N diambil sebanyak 5 mL.
2.
15 mL minyak dimasukan dalam gelas kimia 250 mL kemudian
dipanaskan dengan menggunakanHot Plate.
3. Larutan KOH dimasukan dalam gelas kimia berisi minyak sedikit demi
sedikit menggunakan pipet tetes sambil diaduk dalam gelas kimia 250 mL
selama 1 jam
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
7/12
4.
Lapisan sabun dipisahkan dengan cara disaring kemudian ditambahkan
dengan 2 mL larutan pelembut (campuran 10 gram soda kue dengan 5 mL
asam cuka).
5. Sabun siap dicetak.
- ditambah 10 gram soda kue
- dipipet 2 mL
- diaduk selama 1 jam
- didinginkan
- disaring
- dipipet 15 mL
- dipanaskan dalam gelas
kimia 250 mL
- dipipet 5 mL
- dimasukan dalam gelas kimia
berisi minyak goreng secara
perlahan-lahan sambil diaduk
Minyak Kelapa
15 mL minyak panas
Filtrat (gliserol)
- diaduk
- disiapkan
cetakan sabun
-disimpan selama
24 jam
Sabun
KOH 5 N
Residu sabun
5 mL asam
cuka
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
8/12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Data Pengamatan
Perlakuan Hasil Pengamatan
15 mL minyak kelapa + 5 mL KOH 5
N yang dipanaskan pada suhu 105C
larutan berwarna kunuing,
berbusa/berbuih dan terbentuk
endapan
campuran didinginkan dan disaring terpisah antara sabun dan
gliserol
2 mL soda kue dalam asam cuka,
campuran diaduk
campuran semakin halus dan
mengental
Persamaan reaksi
3C17H33COO + 3KOH 3C17H33COOK + C3H8O3
Lemak Minyak Kalium Hidroksida Garam karboksilat Gliserol
B. Pembahasan
Sabun merupakan garam alkali karboksilat (RCOONa). Gugus R bersifat
hidrofobik karena bersifat nonpolar dan COONa bersifat hidrofilik (polar). Sabun
dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali
membebaskan gliserol. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun
bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan
pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa
digunakan pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).
Safonifikasi adalah proses penyabunan yang mereaksikan suatu lemak atau
gliserida dengan basa. Lemak dan sabun dari asam lemak jenuh dan rantai jenuh
panjang (C16
-C18
) menghasilkan sabun keras dan minyak dari asam lemak tak
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
9/12
jenuh dengan rantai pendek (C12
-C14
) menghasilkan sabun yang lebih lunak dan
lebih mudah larut. Sabun yang dibuat dari natrium hidroksida lebih sukar larut
dibandingkan dengan sabun yang dibuat dari kalium hidroksida.
Proses pembuatan sabun dengan metode saponifikasi pada percobaan ini
dilakukan dengan mencampurkan minyak dengan kalium hidroksida sehingga
menghasilkan sabun lunak. Proses pembuatan sabun diawali dengan pemanasan
minyak yang bertujuan untuk menguapkan molekul air yang ada pada minyak.
Setelah itu, larutan kalium hidroksida dicampurkan dengan minyak yang telah
dipanaskan tersebut secara perlahan dan kemudian diaduk. Proses pencampuran
minyak dengan kalium hidroksida dilakukan pada suhu tinggi agar proses
terbentuknya endapan sabun akan lebih cepat. Suhu yang tinggi tersebut juga
membantu untuk memutuskan ikatan dalam molekul minyak. Penambahan larutan
kalium hidroksida bertujuan untuk menghasilkan busa pada sabun. Pada tahap
selanjutnya, campuran minyak dan kalium hidroksida akan terbentuk fasa antara
gliserol dan garam karboksilat yang merupakan hasil reaksi dari minyak dan
kalium hidroksida. Setelah kurang lebih satu jam proses pengadukan, campuran
kemudian didinginkan dan disaring. Pada proses penyaringan, terdapat filtrat yang
berupa gliserol dan residu berupa garam karboksilat. Garam karboksilat tersebut
yang dikenal dengan nama sabun. Tahap terakhir dari proses pembuatan sabun
adalah pemberian pewarna, pelembut dan pewangi pada sabun tersebut. Pada
praktikum ini pelembut yang digunakan adalah asam cuka yang dicampurkan
dengan soda kue dan diberi warna.
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
10/12
Sabun yang dihasilkan pada percobaan ini belum dapat digunakan. Sabun
yang layak digunakan harus melewati tahapan-tahapan pengujian agar tidak
berbahaya pada kulit jika digunakan. Salah satu tahapan pengujian tersebut adalah
pengukuran pH. Sabun yang dihasilkan pada percobaan ini juga belum diberi
pengharum, sehingga bau dari hasil reaksi minyak dan kalium hidroksida serta
pelembut yang digunakan masih tercium. Sabun memiliki bagian yang bersifat
hidrofilik (polar) dan hidrofobik (nonpolar). Bagian dari sabun yang dapat
mengangkat kotoran adalah bagian hidrofobik. Kotoran yang menempel akan
dilarutkan dengan bagian sabun yang bersifat hidrofobik dan kemudian pada saat
dibilas dengan air, bagian hidrofilik berperan untuk membawa bagian yang
bersifat hidrofobik bersama dengan kotorannya.
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
11/12
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada percobaan ini, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembuatan sabun dengan metode saponifikasi dilakukan dengan mereaksikan
minyak dengan larutan alkali menghasilkan gliserol dan garam karboksilat
(sabun). Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun keras adalah
Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakan pada sabun
lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).
2. Sabun memiliki bagian yang bersifat hidrofiliki (polar) dan hidrofobik
(nonpolar). Sehingga, sabun dapat membersihkan kotoran yang bersifat polar
maupun bersifat nonpolar.
-
8/10/2019 PERCOBAAN 10 - SAPONIFIKASI
12/12
DAFTAR PUSTAKA
Bailey, A.E. 1950.Industrial Oil And Fat Product. Intersholastic Publishing Inc:
New York.
Hardian, K., Ali, A., dan Yusmarini. 2014. Evaluasi Mutu Sabun Padat
Transparan Minyak Goreng Bekas Dengan Penambahan SLS Dan Sukrosa.
Jurnal Sains. Vol. 1. No.2. Hal. 1-11.
Naomi, P., Anna, M., Gaol, L., dan Toha, M.Y. 2013. Pembuatan Sabun Lunak
Dari Minyak Goreng Bekas Ditinjau Dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal
Teknik Kimia. Vol. 19. No. 2. Hal. 42-48.
Petrucci, 1987.Kimia Dasar Modern. Erlangga: Jakarta.
Sari, T.I., Kasih, J.P., dan Sari, T.J.N. 2010. Pembuatan Sabun Padat dan Sabun
Cair dari Minyak Jarak.Jurnal Teknik Kimia. Vol. 17. No. 1. Hal. 28-33.