perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan … · perbedaan volume perdagangan saham sebelum...

80
SKRIPSI PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 - 2013 BALDIAH DENGAGI JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 10-Mar-2020

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN STOCK SPLIT PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 - 2013

BALDIAH DENGAGI

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2015

ii

SKRIPSI

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN STOCK SPLITPADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 - 2013

disusun dan diajukan oleh

BALDIAH DENGAGI A211 11272

kepada

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2015

iii

SKRIPSI

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN STOCK SPLIT PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 - 2013

Disusun dan diajukan oleh

BALDIAH DENGAGI

A21111272

telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Makassar, 29 April 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Mursalim Nohong, S.E., M.Si. Dr. Musran Munizu, S.E., M. Si.

NIP.19710619200003 1 001 NIP. 197509092000121 001

Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, SE.,M.Agr

NIP. 19600503 1986012 001

iv

SKRIPSI

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN STOCK SPLIT PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 - 2013

disusun dan diajukan oleh

BALDIAH DENGAGI

A21111272

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi Pada tanggal, 29 April 2015 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Panitia Penguji

No. Nama Jabatan Tanda Tangan

1. Dr. Mursalim Nohong.,SE.M.Si Ketua 1. ...................

2. Dr. Musran Munizu, SE., M.Si Sekretaris 2. ...................

3. Prof. Dr. Nurdin Brasit.,SE.,M.Si Anggota 3. ...................

4. Dr. H. M. Sobarsyah.,SE.M.Si Anggota 4. ...................

5. Nur Alamsyah.,SE.M.Si Anggota 5. ...................

Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Nurdjanah Hamid, SE.,M.Agr

NIP. 19600503 1986012 001

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Baldiah Dengagi

NIM : A21111272

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN STOCK SPLIT PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 - 2013

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, Maret 2015

Yang membuat pernyataan, Baldiah Dengagi

vi

ABSTRAK

Perbedaan Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Sesudah KebijakanStock Split Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam BursaEfek

Indonesia Tahun 2009 – 2013

The Difference of Trading Volume Before and After The Stock Split Policy on Company Listed in Indonesia Stock Exchange Year 2009-2013

Baldiah Dengagi

Mursalim Nohong

Musran Munizu

Pemecahan saham (stock split) yang menjadikan harga saham lebih murah diharapkan akan mampu menjaga tingkat perdagangan saham dalam rentang yang optimal dan menjadikan saham lebih liquid sehingga akan meningkatkan volume perdagangan saham. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah kebijakan stock split pada perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek indonesia tahun 2009 - 2013. Penelitian ini menggunakan trading volume activity (TVA) sebagai alat ukur volume perdagangan saham dengan desain penelitian berbentuk event study populasi sampel terdiri dari 30 emiten yang terdaftar di BEI peride tahun 2009-2013. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan teknik pengumpulan data studi dokumentasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stock split (X) dan volume perdagangan saham (Y). Penganalisaan data menggunakan software SPSS 20 dan uji beda (wilcoxon) untuk pengujian hipotesis. Hasil uji beda (wilcoxon) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata volume perdagangan saham selama lima hari sebelum dan lima hari sesudah stock split.

Kata kunci: Saham, Pemecahan saham, Volume perdagangan saham, Trading volume activity (TVA).

Stock split which makes the stock price cheaper is expected to be able to maintain the level of stock trading in the optimal range and make the stock more liquid, so it will increase the volume of stock trading. This study aim to analyze the difference of trading volume before and after the stock split policy on company listed in Indonesia stock exchange year 2009-2013. This study uses the trading volume activity (TVA) as a measure of the volume of stock trading with the form event study research design, sample population consisted of 30 issuers listed Indonesia stock exchange year period 2009-2013. The data used is secondary data with method of collecting documentation data. Variables use in this study arestock split (x) and trading volume (y). The analyzing data uses SPSS 20 software and different test (Wilcoxon) for hypothesis testing. The results of different test (Wilcoxon) shows that there are significant differences between the average trading volume during five days before and five days after the stock split.

Keywords: stock, stock splits, stock trading volume, trading volume activity (TVA).

vii

PRAKATA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil Alamin. Puji serta syukur tak henti saya panjatkan

kehadirat Allah SWT atas Taufik, Rahmat,Hidayah dan Kasih-Nya sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Volume Perdagangan

Saham Sebelum Dan Sesudah Kebijakan Stock Split Pada Perusahaan

Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2013”. Salam dan

shalawat juga tak lupa saya curahkan kepada Rasulullah Muhammad bin

Abdullah SAW., beserta kepada keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan kasih sayang

banyak orang. Dan semuanya tak akan berjalan mulus tanpa adanya bantuan

dari berbagai pihak, maka dengan ini penulis berterima kasih tak terhingga

kepada bapak/ ibu/saudara(i)/ kawan/ kanda dan mereka yang telah membantu

dalam skripsi ini, baik itu dalam penelitian maupun dalam penyusunan skripsi,

serta kepada mereka yang mengisi tiap proses pencarian jati diri penulis , maka

dengan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Kedua Orang tua ku, Ir. Syarifuddin, M.T. dan Badarah S,Sos. dengan

kasih sayang maupun kesabaran melimpah, serta bimbingan, dukungan

moril maupun materil, dan segala doa yang mereka panjatkan.

Saudara terbaik, kakak ku tercinta Alfarandy dan adik kesayangan

Talsyachmar terimakasih telah menjadi saudara yang paling baik,

menjengkelkan dan selalu mendukung ku.

viii

Pembimbing Ter-the best Bapak Dr. Mursalim Nohong.,SE.M.Si selaku

pembimbing I dan Bapak Dr. Musran Munizu., SE.M.Si selaku

pembimbing II.

Kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Brasit.,SE.,M.Si, Bapak Dr. H. M.

Sobarsyah.,SE.M.Si dan Bapak Nur Alamsyah.,SE.M.Si selaku penguji.

Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

atas kebijaksanaan ilmu pengetahuannya yang diberikan kepada penulis

selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Hasanuddin, serta seluruh staf Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin.

Kepada sahabat yang lebih dari sekedar sahabat, Lidya, Kak Yhana,

Ziqra, Ryma, Pitto, Waty, Amel, Enn, Vieka, Cici, Rayhna. Terimakasih

atas persahabatan dan dukungan kalian selama ini. Kalian telah membuat

masa-masa kuliah ku lebih indah.

Kepada Fiqy, Titi, Uni,Nurul Annisa, Evi, Inna, Kikicin, Anggi, Mita, dan

Imam. Makasih atas bimbingan, pembelajaran, masukan, kesabaran dan

kekocakan kalian.

Kepada teman-teman ku Baje, Fheby, Pute, Ima, Tari, Puput , Dani,

Nina, Leya, Tria, Alfi, Toyyib, Adi, Idu, Abi, Debo, Adam, Rahman, Angel,

Thasya, Daus, Ogi, Alya, Ade, Citra, Suci, Umi, Tuti, Renita, Nurul

Azizah,Ipul, Khusnul, Kak Irma, Fitrah, Rahma, Mulya, Tika, Fitri, Farabi,

Surya, Tri, Romi, Rendi, Agung, Sam, Rifqi Wahyudi, Budi, Gery, Rahma,

Adit,Akbar, Fikar, Eston, Nizar, Ade, Jaka, Abdi, Rifqiawanto, Frr, Uccang,

Hasan, Husen, dan segenap teman-teman GalaXI yang tidak sempat

saya tulis satu persatu. Terima kasih karena telah menjadi teman yang

baik, kompak, dan seru .

ix

Kepada Desta, Ayu, Kiki, Kikoy, Yhana, Hanan, Tuti dan Ade. Terimaksih

atas doa dan dukungannya.

Kepada kak Hadi, kak Aliq, kak Mita dan Kak Zul. Terimakasih atas info

dan bantuan-bantuannya.

Kepada seluruh keluarga besar ku yang tak henti-hentinya menanyakan

kapan selesai dan memberikan segala bentuk dukungan.

Kepada Semua sahabat dan teman-teman yang tidak bisa saya tulis satu

persatu.

Serta terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu

penulis, semoga segala kebaikan-kebaikan saudara(i)ku diterima sebagai

ibadah disisiNya.

Akhirnya dengan segala kekurangan yang penulis miliki, penulis

mempersembahkan skripsi ini dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak.

Makassar, Maret 2015

Penulis

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

PRAKATA ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6

1.4.1 Kegunaan Teoretis ..................................................................... 6

1.4.2 Kegunaan Praktis ....................................................................... 6

1.4.3 Kegunaan Kebijakan .................................................................. 6

1.5 Sistematika Penulisan ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8

2.1 Pasar Modal ......................................................................................... 8

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar Modal .......... 9

2.3 Saham .................................................................................................. 10

2.3.1 Pengertian Saham .................................................................... 10

2.3.2 Nilai Saham .............................................................................. 11

2.3.3 Jenis-jenis Saham ................................................................... 12

xi

2.4 Jenis- jenis kebijakan Perusahaan di Pasar Modal ............................... 13

2.4.1 Right issue ................................................................................. 13

2.4.2 Bonus share ............................................................................... 13

2.4.3 Dividen ...................................................................................... 13

2.4.4 Stock split ................................................................................... 15

2.4.4.1 Trading Range Theory ................................................. 17

2.4.4.2 Signaling Theory ......................................................... 18

2.5 Jenis- jenis stock split ............................................................................ 20

2.6 Tujuan stock split ................................................................................... 21

2.7 Manfaat stock split ................................................................................. 22

2.8 Reaksi Pasar Terhadap Pemecahan Saham ........................................ 23

2.9 Volume Perdagangan Saham ............................................................... 24

2.10 Hubungan Stock Split dan Volume Perdagangan Saham .................... 26

2.11 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 27

2.12 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 29

2.13 Hipotesis ............................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 31

3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 31

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 32

3.4 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 33

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data ................................................................. 34

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 35

3.7 Analisis Data ........................................................................................ 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 39

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................... 39

4.2 Analisis Trading Volume Activity (TVA) ................................................... 42

4.3 Diskripsi Hasil Analisis Statistik .............................................................. 47

4.3.1 Pengujian Hipotesis (Uji t) ............................................................ 47

xii

4.3.1.1 Uji Beda (Wilcoxon) ..................................................... 47

4.4 Pembahasan ......................................................................................... 50

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 54

5.1 Kesimpulan............................................................................................ 54

3.2 Saran ..................................................................................................... 54

3.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56

LAMPIRAN ................................................................................................... 59

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian terdahulu.................................................................... 26

4.1 Kode Saham,Tanggal Pengumuman Stock Split dan Nilai nominal.................................................................................. 40

4.2 Gambaran Perusahaan Sampel Yang Melakukan Stock Split Tahun 2009 Sampai Dengan Tahun 2013.................................... 41

4.3 Data Beda Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Tahun 2009 - 2013...................... 45

4.4 Hasil Descriptive Statistic Data Skala Ratio Trading Volume Activity (TVA) Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Tahun 2009 - 2013........................................................................ 48

4.5 Hasil Wilcoxon Signed Ranks TestData Skala Ratio Trading Volume Activity (TVA) Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Tahun 2009 - 2013............................................................... 49

4.6 Hasil Wilcoxon Signed Test Statistics Data Skala Ratio Trading Volume Activity (TVA) Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Tahun 2009 - 2013....................................................... 49

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 28

4.1 Nilai Grafik Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Tahun 2009 – 2013......................... 43

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar emiten yang memenuhi syarat sebagai sampel ................ 60

2 Volume saham harian yang diperdagangkan 2009-2013.............. 61

3 Saham beredar harian yang diperdagangkan 2009-2013............. 62

4 Perhitungan volume perdagangan saham (TVA).......................... 63

5 Output Wilcoxon Signed Ranks Test Data Skala Ratio Trading Volume Activity (TVA) Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Tahun 2009 - 2013....................................................... 64

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu perusahaan go public memerlukan dana investasi yang tidak

sedikit untuk tetap membangun perusahaanya agar dapat meningkatkan daya

saing serta penguasaan pangsa pasarnya. Hal ini dilakukan supaya perusahaan

tersebut mampu bertahan dalam dunia bisnis yang semakin berkembang ini.

Disinilah kehadiran Pasar Modal merupakan salah satu alternative untuk

dimanfaatkan perusahaan go public dalam memenuhi kebutuhan dananya untuk

jangka waktu yang panjang. Pasar Modal berfungsi sebagai wadah perusahaan

go public agar bertemu dengan para investor baik itu investor pemula maupun

para investor yang telah lama melanglang buana di bidang ini.

Pasar modal juga tidak hanya memberikan keuntungkan bagi

perusahaan yang membutuhkan dana (emiten) saja, tetapi juga merupakan

tempat dan alat untuk memperoleh informasi tentang keadaan pasar efek agar

menjadi pertimbangan investasi bagi investor yang kelebihan dana, untuk dapat

menginvestasikan uangnya dengan harapan memperoleh return. Pasar modal

menawarkan berbagai dana jangka panjang yang dapat menjadi alternatif bagi

perusahaan untuk mendapatkan dana serta para investor yang ingin

mengivestasikan dana mereka antara lain surat-surat berharga yang biasa

disebut dengan istilah efek, obligasi dan saham.

Saham (stock) merupakan salah satu alternative yang paling popular dan

paling banyak diperdagangkan di pasar modal. Hal ini di sebabkan para Investor

lebih banyak memilih saham sebagai instrument investasi mereka karena mampu

2

memberikan tingkat return yang menarik serta nilai saham juga dapat meningkat

sejalan dengan bertambahnya kekayaan perusahaan emiten dalam jangka waktu

tertentu. Selain itu saham merupakan asset yang likuid, jadi para investor dapat

dengan mudah untuk menjualnya lagi. Terdapat berbagai keuntungan-keuntungan

lain yang di tawarkan oleh pembelian saham. Akan tetapi terdapat pula

kemungkinan kerugian yang akan dialami sebagai risiko yang harus di tanggung

oleh pihak investor. Untuk itulah investor sebaiknya lebih cermat memprediksi

apakah perusahaan emiten tersebut mempunyai prospek yang bagus atau tidak.

Dan dalam mengambil sebuah keputusan investasi saham yang cermat, investor

dapat mempergunakan informasi yang terdapat dalam pasar modal. Informasi

inilah, yang akan menjadi keputusan investor apakah masih ingin melakukan atau

tidak jadi melakukan penanaman modal pada perusahaan emiten tersebut.

Ada banyak sekali informasi tentang saham yang dapat disajikan oleh

pasar modal. Salah satu informasi tersebut adalah informasi mengenai

pemecahan saham (stock split). Pemecahan saham (stock split) adalah

pemecahan nilai nominal saham yang terlalu tinggi kedalam nilai nominal yang

lebih kecil. Selaras hal tersebut, jumlah saham per lembarnya akan menjadi lebih

banyak sesuai dengan total pemecahan saham yang dilakukan emiten. Dengan

demikian, menjadikan jumlah saham yang beredar akan meningkat tetapi dengan

harga yang lebih rendah secara proporsional.

Harga saham yang menunjukkan hasil yang memuaskan dengan

mengalami kenaikan yang cukup tinggi membuat perusahaan emiten

memutuskan untuk mengumumkan pemecahan saham (stock split). Dengan

kenyataan bahwa rasio harga ataupun laba dan juga nilai perusahaan mengalami

peningkatan sebelum terjadinya pemecahan saham. Selain itu, para pendukung

stock split kerap menyatakan bahwa pemegang saham mendapatkan manfaat

3

kunci karena harga saham tidak akan turun persis sesuai proporsi dengan

kenaikan lembar. Ini merupakan sebuah informasi positif yang seharusnya sangat

bagus bagi perusahaan untuk dapat menarik para investor.

Setiap perusahaan pasti menginginkan nilai perusahaannya meningkat,

hal tersebut akan menjadi kenyataan apabila harga sahamnya juga mengalami

peningkatan. Tetapi apabila harga sahamnya meningkat terlalu tajam, akan

berakibat penurunan kemampuan investor dalam menjangkau harga saham

tersebut dan hal ini dapat mengakibatkan penurunan volume perdagangan

saham. Nah pada kondisi inilah, perusahaan mengumumkan pemecahan saham

(stock split) untuk menjaga kestabilan volume perdagangan sahamnya.

Agar mengetahui kestabilan volume perdagangan saham, peneliti

menggunakan TVA (TradingVolume Activity), sebagai indikator dalam menilai

reaksi investor di pasar modal. TVA digunakan sebagai salah satu indikator untuk

melihat likuid atau tidak likuidnya suatu saham di pasar modal yangmerupakan

cerminan dari keadaan perusahaan. Volume perdagangan saham sering kali

menjadi salah satu factor yang dipertimbangkan dalam memprediksi harga suatu

saham. Volume merupakan alat ukur dari kuantitas saham yang mengubah

kepemilikannya dengan menjual atau membeli sekuritas. Jumlah volume harian

sekuritas dapat berfluktuasi tergantung pada jumlah informasi baru yang tersedia

tentang perusahaan. Dari sekian banyak elemen yang mempengaruhi volume

perdagangan saham, salah satu yang paling berpengaruh pada penilaian

fundamental dari sekuritas adalah ketersediaan informasi baru. Oleh karena itu,

pemecahan saham yang menjadikan harga lebih murah diharapkan akan mampu

menjaga tingkat perdagangan saham dalam rentang yang optimal dan

menjadikan saham lebih likuid. Harga saham yang murah diharapkan dapat

4

menarik minat investor untuk membelinya sehingga di harapkan akan

meningkatkan volume perdagangan saham.

Putri (2012), menganalisis pengaruh pemecahan saham (stock split)

terhadap return dan Trading Volume Activity (TVA) saham perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode penelitian 2006-2010. Hasil analisis

dengan uji wilcoxon signed ranks test pada Trading Volume Activity 10 hari

sebelum dan 10 hari sesudah tanggal pengumuman stock split menunjukkan ada

perbedaan yang signifikan, sehingga dapat disimpulkanbahwa Trading Volume

Activity sebelum stock split berbeda dengan Trading Volume Activity sesudah

stock split.

Begitu pula dengan Haris (2012), menganalisis Pengaruh pengumuman

pemecahan saham (stock split) terhadap harga saham dan volume perdagangan

saham pada perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2006-2011.

Penelitian yang menggunakan desain penelitian asosiatif ini, memiliki populasi

yang berjumlah 35 perusahaan.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang cukup signifikan antara sebelum pengumuman pemecahan

saham (stock split) dengan setelah pengumuman pemecahan saham (stock split)

terhadap volume perdagangan saham.

Berbeda dengan hasil penelitian dari Putri (2012) dan Haris (2012) yang

mendapatkan hasil bahwa kebijakan stock split berpengaruh pada volume

perdagangan saham, Sitompul (2011), yang menganalisis pengaruh pemecahan

saham terhadap harga saham dan volume perdagangan saham (studi kasus:

perusahaan yang go public di BEI). Penelitian ini menggunakan harga saham dan

volume perdagangan saham sebagai variabel dependen sedangkan stock split

sebagai variabel independennya. Dengan periode tahun sample penelitiannya

yaitu 2006-2009. Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan

5

antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukannya stock

split pada perusahaan size kecil maupun size besar.

Mengacu pada persamaan serta perbedaan hasil dari ketiga penelitian

yang telah dilakukan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak

stock split tersebut baik sebelum maupun sesudah pengumuman kebijakan

pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham.

Berdasarkan uraian tersebut, maka melalui penelitian ini akan dianalisis:

“Perbedaan Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Sesudah Kebijakan

Stock Split Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia

Tahun 2009 - 2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya,

pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : “Apakah

terdapat penurunan volume perdagangan saham sesudah kebijakan stock split

pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang

ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya

Perbedaan Volume Perdagangan Saham Sebelum Dan Sesudah Kebijakan

Stock Split Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Tahun

2009 - 2013.

6

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

Memberikan kontribusi bagi perkembangan Ilmu Manajemen

Keuangan khususnya mengenai kajian perusahaan tentang

investasi saham dalam pasar modal. Selain itu, penelitian ini

diharapkan bisa menjadi refrensi bagi mahasiswa didalam

melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Menjadi bahan informasi, kontribusi,dan masukan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan dengan investasi pasar modal.

1.4.3 Kegunaan kebijakan

Sebagai bahan pertimbangan perusahaan ketika akan melakukan

kebijakan perusahaan khususnya pemecahan saham (stock split).

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini akan disusun berdasarkan sistematika

sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah mengenai keputusan pemecahan saham.

Dengan latar belakang tersebut dilakukan perumusan masalah penelitian.

Selanjutnya dibahas mengenai tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Berisi teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian. Di

dalamnya terdapat penelitian-penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan

7

hipotesis penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian. Dibahas

pula rancangan penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode

pengumpulan data dan bagaimana analisis dari data yang diperoleh serta definisi

operasional variabel.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian meliputi perkembangan

pasar modal Indonesia, keadaan PT. Bursa Efek Indonesia, gambaran

umum perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian, dan analisis

data disertai dengan pembahasannya.

Bab V : Penutup

Berisi kesimpulan penelitian serta keterbatasan penelitian. Untuk

mengatasi keterbatasan penelitian tersebut, disertakan saran untuk penelitian

yang akan dilanjutkan selanjutnya.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasar Modal

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pasar Modal adalah

seluruh kegiatan yang mempertemukan penawaran dan permintaan atau

merupakan aktivitas yang memperjual belikan surat-surat berharga. Sedangkan

pengertian Pasar modal menurut UU Pasar modal no.8 tahun 1995 pasal 1

angka 13 adalah kegiatan yang berkenaan dengan penawaran umum dan

perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkan, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.

Menurut Anoraga dan Pakarti (2001), pasar modal pada hakikatnya

adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang,

penambahan financial assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan

investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi (melalui pasar

sekunder).

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pasar modal mempunyai

peranan penting dalam akses pertemuan investor dan emiten. Dalam sudut

pandang ekonomi makro, pasar modal berlaku sebagai suatu piranti untuk

melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimaldalam menunjang

pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pengarahan dana masyarakat ke

sektor produktif akan meningkatkan produksi dan memperluas kegiatan lembaga-

lembaga lain yang terkait serta memberikan penambahan pendapatan Negara

terutama dari segi pendapatan pajak (tax income). Selain itu, pasar modal juga

dapat menjadi salah satu acuan untukmelihat tingkat kegairahan maupun

dinamisnya bisnis suatu Negara dalam menggerakkan kebijakan fiskal dan

9

moneter.

Kehidupan pasar modal di Indonesia telah di mulai pada tahun 1912 ketika

pemerintah Hindia Belanda mendirikan bursa efek di Jakarta. Pada saat itu yang

diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan milik Belanda di Indonesia.

Setelah adanya pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda, pada tahun 1950

pemerintah mengawali kebangkitan kembali pasar modal dengan penerbitan

obligasi Pemerintah Republik Indonesia. Tetapi pada tahun 1958 kegiatan pasar

modal dihentikan, karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Pada tahun 1977,

kembali diaktifkan secara resmi oleh presiden Soeharto yang sampai hari ini masih

aktif seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar Modal

Husnan (2001) dalam Anwar (2008) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan pasar modal, yaitu :

1. Permintaan sekuritas

Faktor ini berarti harus ada anggota masyarakat yang memiliki jumlah

dana yang cukup besar untuk digunakan membeli sekuritas yang

ditawarkan.

2. Penawaran sekuritas

Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan

sekuritas di pasar modal.

3. Politik dan Ekonomi

Faktor ini mempengaruhi supply dan demand atas sekuritas. Kondisi

politik yang stabil akan membantu pertumbuhan ekonomi yang pada

akhirnya mempengaruhi supply dan demand sekuritas.

10

4. Hukum dan Peraturan

Pasar modal yang terorganisasi dengan baik dan didukung oleh peraturan

perundang-undangan yang baik dan penegakkan hukum yang kokoh

akan dapat mengundang minat investor dalam dan luar negeri untuk

datang.

5. Peran Lembaga-lembaga pendukung pasar modal.

Lembaga-lembaga seperti BAPEPAM, Bursa Efek, notaris, konsultan

hukum dan lain-lain. Perlu bekerja dengan proporsional dan bisa

diandalkan sehingga kegiatan emisi dan transaksi di Bursa Efek bisa

berlangsung dengan cepat, efisien dan bisa dipercaya.

2.3 Saham

2.3.1 Pengertian Saham

Nasaruddin (2004) mengemukakan bahwa saham merupakan

instrumen penyertaan modal seseorang atau lembaga dalam suatu

perusahaan. Warren dkk (2006) mengemukakan bahwa modal perseroan

disebut modal saham atau modal sero. Dalam akuntansi sering disebut

modal dasar. Modal perseroan adalah jumlah modal yang disebut dalam

akta pendirian perusahaan dan merupakan jumlah maksimum yang

diotorisasi (authorized) atas penerbitan surat-surat saham. Tan (2009)

mengemukakan bahwa saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan

suatu perseroan terbatas (PT) atau biasanya disebut sebagai emiten.

Sedangkan Fahmi (2009) mendefinisikan saham sebagai berikut :

a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu

perusahaan.

11

b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama

perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan

pada setiap pemegangnya.

c. Persediaan yang siap dijual.

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa

pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat

berharga. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan

saham yang ditanamkan di perusahaan tersebut, sehingga dengan

memiliki saham investor mempunyai hak terhadap pendapatan kekayaan

perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban

perusahaan.

2.3.2 Nilai Saham

Menurut Hidayat (2010), surat berharga adalah suatu yang memiliki

nilai dan dapat diperjual belikan. Saham sebagai salah satu efek atau

surat berharga dengan begitu juga memiliki nilai. Berdasarkan fungsinya,

nilai suatu saham terdiri dari tiga jenis yaitu nilai nominal, nilai dasar, dan

nilai pasar:

a. Par Valeu/Face Valeu (nilai nominal)

Perusahaan menerbitkan saham dengan tujuan untuk

mendapatkan tambahan modal yang berasal dari masyarakat atau

investor. Beberapa jumlah modal yang akan disetor dapat dilihat

dari harga nominal saham dikalikan dengan banyaknya saham

yang dikeluarkan suatu perusahaan. Untuk itu, pada lembar saham

tersebut akan tercantum nilai nominal yang akan digunakan untuk

mencatat modal penuh tersebut.

12

b. Base Value (nilai dasar)

Base value merupakan hasil perkalian antara base price (harga

dasar) dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding

shares).

c. Market Value (nilai pasar)

Market value atau kapitalisasi pasar adalah hasil perkalian antara

harga pasar (market shares) suatu saham saat itu dengan jumlah

saham yang diterbitkan (ounstanding shares). Market price itu

sendiri adalah harga saham pada saat pasar berlansung di pasar

sekunder atau bursa efek.

2.3.3 Jenis-jenis Saham

Menurut Nasaruddin (2004), jenis saham berdasarkan cara peralihan

terdapat dua jenis saham:

a. Saham atas unjuk (bearer stock), adalah saham yang tidak mempunyai

nama pemilik saham tersebut.

b. Saham atas nama (registered stock), adalah saham yang ditulis

dengan jelas siapa pemiliknya

Sedangkan jenis saham berdasarkan hak tagihan :

1) Saham biasa (common stock), adalah saham yang menempatkan

pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal pembagian dividen, hak

atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan apabila

perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalam likuidasi.

2) Saham preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan

(preferred stock) kepada pemegangnya.

13

3) Saham istimewa, pemegang saham istimewa (golden share)

mempunyai hak lebih dibandingkan pemegang saham lainnya.

2.4 Jenis – jenis kebijakan perusahaan di pasar modal

2.4.1 Right issue

Right issue adalah salah satu hak bagi pemegang saham yang ada

untuk membeli terlebih dahulu saham baru yang akan diterbitkan oleh

emiten (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Dengan kata lain, pemegang

saham memiliki preemptive rights atau Hak Memesan Efek Terlebih dahulu

atas saham-saham yang diterbitkan tersebut.

2.4.2 Bonus share

Bonus share atau saham bonus merupakan bonus pembagian saham

baru untuk para pemegang saham, dimana pembagian bonus ini ditujukan

sebagai bentuk reward (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Saham yang

diberikan secara cuma-cuma tersebut dapat berasal dari kapitalisasi atas

saham (paid up capital) atau dari selisih surplus revaluasi aktiva tetap yang

diperbolehkan.

2.4.3 Dividen

Dividen adalah nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak

dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang disimpan sebagai

cadangan bagi perusahaan (Robert Ang, 1997). Perusahaan yang menjual

sahamnya kepada masyarakat akan menerbitkan laporan keuangan.

Dalam laporan keuangan, tertulis beberapa keuntungan perusahaan pada

tahun bersangkutan, kemudian dalam rapat umum pemegang saham

14

(RUPS) akan diputuskan besarnya dividen yang akan diterima oleh para

pemegang saham.

Copeland (1979) dalam Astuti (2012) mengemukakan kebijakan

dividen menentukan pembagian laba antara pembayaran kepada

pemegang saham dan investasi kembali perusahaan. Kebijakan

dividen melibatkan keputusan apakah akan membagikan laba atau

menahannya untuk diinvestasikan kembali didalam perusahaan. Dalam

pembagian dividen perusahaan mempertimbangkan proporsi pembagian

antara pembayaran kepada pemegang saham dan reinvestasi dalam

perusahaan. Disatu sisi, laba ditahan (retained earning) merupakan salah

satu sumber pendanaan yang sangat signifikan bagipertumbuhan

perusahaan, tetapi di sisi lain dividen merupakan aliran kas (atau asset)

yang dibagikan pada pemegang saham.

Berdasarkan bentuk dividen yang dibayarkan, (Robert Ang, 1997)

dividen dibedakan atas 2 jenis yaitu :

a. Dividen Tunai (cash dividend)

Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk

tunai. Nilai suatu dividen sesuai dengan nilai tunai yang diberikan.

Tujuan emiten untuk memberikan dividen dalam bentuk tunai

adalah untuk memacu kinerja saham di bursa efek, yang juga

merupakan return kepada para pemegang saham.

b. Dividen Saham (stock dividend)

Dividen saham merupakan dividen yang dibayarkan dalam

bentuk saham dengan proporsi tertentu. Dividen yang

diberikan dalam bentuk saham, disamping tujuan yang sama

dengan dividen tunai juga bertujuan untuk meningkatkan

15

likuiditas perdagangan saham di bursa efek. Disamping itu

pemberian dividen dalam bentuk saham kadang-kadang juga

diberikan karena memperhatikan likuiditas keuangan

perusahaan. Direksi menilai bahwa likuiditas keuangan

perusahaan tidak memungkinkan pembayaran dividen dalam

bentuk tunai sehingga diputuskan dibayarkan dalam bentuk saham

baru (dividen saham).

2.4.4 Stock split

Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau

pemecahansaham merupakan pemecahan jumlah saham yang beredar

dari suatu perusahaan tanpa penambahan apapun dalam ekuitas

pemegang saham. Darmaji dan Fakhrudin (2001) mengemukakan stock

split pada umumnya dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan agar

perdagangan saham menjadi lebih liquid, karena jumlah saham yang

beredar menjadi lebih banyak dan harganya lebih murah.

Menurut Hartono (2000) “pemecahan saham (stock split) adalah

memecah lembar saham menjadi n lembar saham, dimana harga per

lembar saham setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga

sebelumnya.” Adapun menurut Halim (2003), stock split adalah pemecahan

jumlah saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan

menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembarnya secara

proposional.

Selanjutnya menurut Sunariyah (2006), mengemukakan pemecahan

saham adalah menambah jumlah saham yang beredar dengan diikuti oleh

pengurangan harga nominal saham yang tertera pada lembar saham.

16

Secara umum, stock split merupakan kebijakan perusahaan dalam

memengaruhi jumlah saham yang beredar serta nilai nominal per lembar

sahamnya. Perubahan dalam jumlah lembar saham yang beredar yang

sebanding dengan perubahan nilai nominal per lembar saham

tidakmengakibatkan adanya perubahan struktur modal perusahaan pada

saat keputusan pemecahan saham.

Namun, Kieso dkk (2008) yang diterjemahkan oleh Emil Salim

memandang bahwa “manajemen dari banyak perusahaan merasa yakin

bahwa untuk menjalin hubungan masyarakat yang lebih baik diperlukan

kepemilikan yang lebih luas, oleh karena itu manajer perusahaan ingin

memiliki harga pasar yang cukup rendah sehingga berada dalam

kemampuan mayoritas calon investor.”

Dalam rangka mengurangi nilai pasar saham perusahaan, tindakan

stock split merupakan cara yang dipakai oleh banyak perusahaan. Stock

split dapat mengakibatkan likuiditas saham perusahaan yang semakin baik.

“Meningkatnya likuiditas saham setelah stock split dapat muncul akibat

semakin besarnya kepemilikan saham dan jumlah transaksi” (Yuliastari,

2008). Hal tersebut didasarkan pada alasan saham dengan nilai nominal

yang lebih kecil lebih mudah dijangkau oleh investor kecil. Ketika

melakukan pengumuman stock split, dari sudut pandang akuntansi tidak

memiliki ayat jurnal dalam pencatatannya akan tetapi dibuat suatu catatan

memorandum untuk menggambarkan perubahan nilai nominal per lembar

saham dan jumlah saham yang beredar. Jadi stock split merupakan

corporate action yang menarik untuk dianalisis. “Walaupun pengumuman

pemecahan saham tidak memengaruhi arus kas perusahaan, akan tetapi

17

reaksi yang kemudian muncul dari pasar adalah reaksi positif” (Huang dkk.,

2007)

2.4.4.1 Trading Range Theory

Trading range theory menyatakan harga saham yang terlalu

tinggi (over priced) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut

diperdagangkan” (Mulyanto, 2006). Gejala yang ditimbulkan dari

harga pasar saham yang yang terlalu tinggi akan menyebabkan

likuiditas saham tersebut untuk diperdagangkan menjadi rendah,

sehingga satu corporate action yang dapat dilakukan manajemen

adalah dengan melakukan stock split. Ikenberry dkk (1996) dalam

penelitiannya berpendapat bahwa “stock split mengakibatkan

terjadinya penataan kembali harga saham pada rentang yang lebih

rendah”. Dengan mengarahkan harga saham pada rentang tertentu,

diharapkan semakin banyak pelaku dalam pasar yang akan terlibat

dalam perdagangan dan akan meningkatkan likuiditas saham di

bursa. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan dari trading range

theory bahwa keputusan stock split dilatar belakangi adanya tingkat

kemahalan harga saham yang tinggi serta memiliki tujuan untuk

membuat saham lebih aktif diperdagangkan / likuiditas meningkat.

Harga saham yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang

aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Dengan adanya stock split,

harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga makin banyak

investor bertransaksi (Marwata, 2001). Dengan kata lain, harga

saham yang terlalu tinggi mendorong perusahaan melakukan

stock split. Namun Copeland (1979) dalam Rohana (2003)

melaporkan pendapat yang berlawanan dengan pendapat di atas.

18

Ia menemukan bahwa likuiditas saham akan menurun setelah

stock split karena meningkatnya biaya transaksi perlembar saham.

Dengan nilai transaksi lebih kecil investor harus membayar biaya

transaksi yang sama.

2.4.4.2 Signaling Theory

Menurut Fahmi dan Hadi (2009), signaling theory adalah

teori yang melihat tanda-tanda tentang kondisi yang menggambarkan

suatu perusahaan. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa

kebijakan suatu perusahaan yang melakukan stock split adalah

menggambarkan tentang kondisi suatu perusahaan yang sehat

terutama dari segi keuangang perusahaan.

Signaling theory menyatakan stock split memberikan sinyal

yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan

prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang

belum mengetahuinya” (Rohana, 2003). Manajemen adalah pihak

yang mengetahui informasi perusahaan secara akurat dan prospek

perusahaan di masa akan datang, sehingga berusaha

memaksimalkan penyampaian informasi kepada publik agar tidak

terjadi asimetri informasi. Oleh karena itu, signaling theory

memandang pengumuman stock split sebagai sinyal baik yang ingin

disampaikan kepada publik. Adanya sinyal baik yang ingin

disampaikan perusahaan melalui stock split menurut Copeland

(1979) dalam Astuti (2012) didasarkan pada alasan bahwa “stock

split memerlukan biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang

mempunyai prospek bagus yang mampu melakukannya, apabila

perusahaan berada dalam kondisi yang tidak baik, maka perusahaan

19

tidak akan melakukan stock split”. Pasar akan merespon sinyal

secara positif jika pemberi sinyal kredibel. Oleh karena itu

perusahaan harus menunjukkan kredibilitasnya.

Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal yang

diberikan manajemen bahwa perusahaan memiliki prospek bagus di

masa depan. Manajemen mempunyai informasi lebih tentang

prospek perusahaan dibanding dengan investor. Stock split

merupakan upaya manajemen untuk menarik perhatian investor.

Stock split memerlukan biaya dan hanya perusahaan berprospek

baguslah yang sanggup melakukannya. Sebaliknya jika

perusahaan yang tidak mempunyai prospek yang baik mencoba

memberikan sinyal tidak valid lewat stock split, akan tidak mampu

menanggung biaya tersebut, sehingga bukannya stock split akan

meningkatkan harga sekuritasnya tetapi akan menurunkannya jika

pasar cukup canggih untuk mengetahuinya (Jogiyanto, 1998). Pasar

akan merespon sinyal yang positif jika pemberi sinyal kredible. Sinyal

yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja masa lalunya tidak

bagus tidak akan dipercaya pasar.

Dalam model signaling yang dikembangkan oleh Copeland

(1979) dalam Astuti (2012), stock split memerlukan biaya yang

cukup tinggi, namun merupakan sinyal yang efektif untuk

menyampaikan prospek masa depan perusahaan. Stock split

menjadi mahal karena meningkatkan biaya administrasi

penerbitan saham dan biaya transaksi investor.

20

2.5 Jenis-jenis Stock Split

Split (pemecahan) saham dilakukan dengan beberapa alasan, tergantung

pada tujuan split apakah untuk memperbanyak jumlah saham (split-up) atau

memperkecil jumlah saham beredar yang biasa disebut dengan split-down

(Samsul, 2006).

a. Split-Up (Pemecahan Naik)

Tindakan split-up akan meningkatan jumlah saham yang beredar

dengan menurunkan nominal per lembar saham di pasar sehingga

terjangkau oleh investor. Split 1:2 berarti satu saham lama ditarik dari

peredaran dan diganti dengan 2 saham baru tetapi nilai nominal saham

baru itu lebih kecil, yaitu ½ dari nominal sebelum pemecahan saham.

b. Split-Down (Pemecahan Turun)

Split-down atau reverse split adalah tindakan menurunkan jumlah saham

beredar. Tujuan split-down adalah untuk meningkatkan harga saham di

pasar agar image perusahaan meningkat. Split-down dilakukan dengan

menarik kembali sejumlah saham beredar dan diganti dengan satu

saham baru yang nominalnya lebih tinggi akan tetapi tidak mengubah

total modal disetor dan total ekuitas. Split-down 5:1 berarti 5 saham

lama diganti dengan 1 saham baru.

Bagi perusahaan yang melakukan stock split tindakan split-up hanya akan

menaikkan jumlah saham perusahaan yang beredar dan menurunkan nilai

nominal saham, akan tetapi tidak terdapat perubahan dalam jumlah modal

maupun ekuitas, begitu pula sebaliknya terhadap tindakan split-down.

21

2.6 Tujuan Stock Split

Husnan dan Pudjiastuti (2004) menjelaskan bahwa “ tujuan utama dari

pemecahan saham (stock split) sebenarnya adalah membuat saham tersebut

lebih likuid dalam perdagangan (artinya lebih sering diperdagangkan)”.

Ketidaklikuidnya saham seringkali disebabkan oleh dua unsur,yaitu :

1. Harga saham terlalu mahal

2. Jumlah saham yang beredar terlalu sedikit.

Menurut Fahmi dan Hadi (2009), suatu perusahaan melakukan stock split

bertujuan untuk:

a. Menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan

publik untuk membeli / memiliki saham tersebut.

b. Mempertahankan tingkat likuiditas saham.

c. Menarik investor yang berpotensi besar guna lebih banyak memiliki

saham tersebut.

d. Menarik investor kecil untuk memiliki saham tersebut karena jika terlalu

mahal maka kepemilikan dana dari investor kecil tidak akan terjangkau.

e. Menambah jumlah saham yang beredar.

f. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin

memiliki saham dengan harga saham yang rendah.

g. Menerapkan diversifikasi investasi.

Secara umum stock split bertujuan mengendalikan harga saham. Dengan

demikian saham lebih mudah dimiliki oleh investor kecil serta adanya

peningkatan likuiditas saham perusahaan di pasar modal.

22

2.7 Manfaat Stock Split

Beberapa pelaku pasar khususnya emiten berpendapat bahwa aktivitas

split dapat memberikan manfaat besar bagi perusahaan. Harga saham setelah stock

split akan menjadi lebih rendah sehingga menambah daya tarik bagi investor.

McGough dalam Indriantoro (1999) mengemukakan bahwa manfaat yang pada

umumnya diperoleh dari stock split yaitu :

a. Menurunnya harga saham yang kemudian akan membantu

meningkatkan daya tarik investor.

b. Membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan.

c. Mengubah para investor odd lot (investor yang membeli saham

dibawah 1 lot/500 lembar) menjadi investor round lot (investor yang

membeli saham minimal 1 lot/500 lembar).

Stock split dianggap memberikan sinyal positif bagi pasar. Pengumuman

stock split mengindikasikan bahwa perusahaan menyampaikan prospek yang baik

yang akan meningkatkan kesejahteraan investor. Stock split membutuhkan biaya

yang besar sehingga tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya

perusahaan berprospek baiklah yang mampu melakukannya. Karena itu sinyal ini

dianggap valid. Meskipun stock split tidak memiliki nilai ekonomis, sinyal positif

yang mengiringi pengumuman stock split membuat pasar memberikan reaksi

positif terhadap pengumuman tersebut.

Selain bagi perusahaan, stock split juga dipercaya beberapa pihak

membawa keuntungan bagi investor, baik itu investor lama maupun investor baru.

Keuntungan stock split bagi investor adalah (http://swisscash-net.blogspot.com):

a. Bagi investor lama:

Secara tidak langsung investor lama yang jumlah sahamnya belum

banyak akan berkesempatan untuk memperoleh bonus tambahan

23

karena untuk memperoleh bonus tambahan diperlukan minimal 1000

saham.

b. Bagi investor baru:

Jika sebelumnya calon investor belum mampu membeli saham emiten,

dengan adanya stock split yang mengakibatkan saham menjadi lebih

murah maka calon investor jadi mampu membelinya.

2.8 Reaksi Pasar Terhadap Stock Split

Reaksi pasar terhadap stock split dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang. Aktifitas stock split dapat memengaruhi pasar dalam bentuk harga

saham, likuiditas saham, keuntungan pemegang saham, sinyal yang informatif,

dan resiko saham. Penelitian-penelitian tentang pengaruh stock split telah

banyak dilakukan dan menunjukkan hasil yang variatif. Penelitian tentang

pengaruh stock split terhadap harga saham pernah dilakukan oleh Ye (1999)

dalam Eko dan Ruliyati (2007) yang menguji kemungkinan kejutan laba dan

keakuratan perkiraan laba dapat diprediksi dengan menggunakan informasi stock

split. Stock split diharapkan menjadi prediktor yang baik karena attention effects.

Attention hypothesis adalah bentuk khusus dari teori sinyal. Attention hypothesis

menyarankan bahwa ketika perusahaan memecah sahamnya, banyak analisis

mulai menelusurinya. Hasilnya adalah kesalahan perkiraan laba menurun

setelah stock split, dan sinyal perkiraan laba lebih informatif untuk

perusahaan yang memecah sahamnya daripada yang tidak memecah

sahamnya. Attention effect yang diberikan adalah perusahaan mengumumkan

stock split karena mereka dinilai terlalu rendah oleh pasar. Implikasinya adalah

kejutan laba yang positif lebih mungkin untuk perusahaan yang memecah saham.

24

Barker (1956) dan Lamoureux dan Poon (1987) dalam Sri Farmawati dan

Marwan Asri (1999) menyimpulkan bahwa jumlah pemegang saham menjadi

lebih banyak setelah stock split. Kenaikan tersebut disebabkan karena

dengan menurunnya harga, maka menarik investor untuk memperbanyak

jumlah saham yang dipegang. Dengan demikian likuiditas saham meningkat

akibat semakin banyak investor yang dapat menjual atau membeli saham.

Bertolak belakang dengan penelitian tersebut, Copeland (1979) dalam Astuti

(2012) menemukan adanya penurunan likuiditas setelah stock split dengan

masing-masing menggunakan volume perdagangan.

Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan

bereaksi pada waktu pengumuman diterima. Reaksi pasar ini ditunjukkan dengan

adanya perubahan harga sekuritas yang bersangkutan. Meskipun stock split

dinyatakan tidak memiliki nilai ekonomis, kandungan informasi didalamnya

mendorong pasar untuk bereaksi pada pengumuman stock split.

2.9 Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar

saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang

beredar pada waktu tertentu (Suad Husnan dkk., 2005). Jumlah saham yang

diterbitkan tercermin dalam jumlah lembar saham saat perusahaan tersebut

melakukan emisi saham.

Menurut Bamber (1996) dalam Wahyudi (2001), pendekatan volume

perdagangan saham dapat digunakan sebagai proksi reaksi pasar. Argumen

yang dikemukakan adalah bahwa volume perdagangan saham lebih

25

merefleksikan aktivitas investor karena adanya suatu informasi baru melalui

penjumlahan saham yang diperdagangkan.

Abdul dan Nasuhi (2000), mengartikan volume perdagangan saham

sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu. Volume

perdagangan saham adalah banyaknya lembar saham dari suatuemiten atau

perusahaan yang diperjualbelikan di pasar modal setiap harinya dengan tingkat

harga yang telah disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui

broker (perantara) perdagangan saham.

Semakin meningkatnya volume perdagangan saham menandakan bahwa

saham tersebut semakin diminati oleh masyarakat sehingga akan membawa

pengaruh terhadap naik atau turunnya harga atau return saham tersebut

(Marwan Asri dan Faizal., 1998). Volume perdagangan saham ini juga dapat

digunakan untuk melihat gambaran tentang kondisi efek yang diperjual belikan di

pasar modal. Volume perdagangan saham yang besar mencerminkan

perdagangan suatu saham yang aktif, atau dengan kata lain saham tersebut

digemari oleh para investor dan dapat cepat diperdagangkan.

Besarnya variabel volumeperdagangan dapat diketahui dengan cara

mengamati kegiatan perdagangan saham di pasar modal melalui indikator

aktivitas volumeperdagangan (Trading Volume Activity). Menurut Sustrisno

(2000), Trading Volume Activity (TVA) atau aktivitas volume perdagangan adalah

suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal

terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di

pasar.

Sedangkan menurut McDowell (2008), Trading Volume Activity (TVA)

adalah jumlah saham atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal

selama periode yang telah ditentukan. Trading Volume Activity (TVA) merupakan

26

salah satu variabel dari harga, karena menunjukkan aktivitas dari volume

perdagangan saham. Menggunakan volume perdagangan bersama dengan

harga memungkinkan investor mengetahui apa sebenarnya sedang terjadi di

pasar modal.

Trading Volume Activty (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat

digunakan untuk melihat sejauh mana respon atas reaksi pasar terhadap suatu

informasi melalui parameter volume perdagangan, hal ini disebabkan oleh nilai

TVA yang berbanding lurus dengan likuiditas saham, semakin tinggi nilai TVA

atas sebuah saham memberikan arti bahwa suatu saham tersebut dapat dijual

dengan mudah karena banyak yang bersedia membeli saham tersebut sehingga

saham tersebut mudah dikonversikan, dengan kata lain saham tersebut memiliki

tingkat likuiditas yang tinggi.

2.10 Hubungan Stock Split dan Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang

digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang

berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan

aktifitas volume perdagangan saham dengan menggunakan Trading Volume

Activity (TVA). TVA adalah perbandingan antara jumlah saham yang

diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang

beredar pada periode tertentu. Weston dan Copeland (1997) dalam Putri (2012)

mengemukakan bahwa besar kecilnya perubahan rata-rata TVA antara sebelum

dan sesudah pemecahan saham merupakan ukuran besar kecilnya akibat yang

ditimbulkan oleh adanya pemecahan saham terhadap volume perdagangan

saham. Pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga

27

sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mampengaruhi kamampuan investor untuk

membelinya akan mempunyai nilai jika terdapat perubahan dalam volume

perdagangan sahamnya. Besar kecilnya pengaruh pemecahan saham terlihat

dari besar kecilnya jumlah saham yang diperdagangkan.

Sehubungan dengan adanya pemecahan saham maka harga saham

akan menjadi lebih murah sehingga volatilitas harga saham menjadi lebih besar

dan akan menarik investor untuk memiliki saham tersebut atau menambah

jumlah saham yang diperdagangkan. Menurut Copeland (1979), semakin banyak

investor yang melakukan transaksi terhadap saham tersebut maka volume

perdagangan sahamnya akan meningkat.

Stock split dapat mempengaruhi volume perdagangan dan jumlah

pemegang saham yang dalam hal ini adalah semakin meningkat. Hal ini

disebabkan karena jika harga saham yang ditawarkan tidak terlalu tinggi (rendah)

maka banyak investor yang tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga

volume perdagangannya pun akan meningkat karena saham tersebut aktif

diperdagangkan (Susanti et. Al., 2005).

2.11 Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh

pemecahan saham (Stock Split) terhadap volume perdagangan saham antara

lain :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Sitompul (2011)

Analisis pengaruh pemecahan saham terhadap harga saham

1. Stock split(X)

2. Harga saham(Y1)

3. Volume perdagang

Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap harga saham sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan ukuran kecil, sedangkan harga saham pada perusahaan ukuran besar tidak

28

Lanjutan Tabel 2.1

dan volume perdagangan saham (studi kasus : perusahaan yang go publik di BEI)

an saham (Y2)

terdapat perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah stock split. Hasil uji beda paired t-test pada volume perdagangan saham menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya stock split.

2 Putri

(2012)

Pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap return dan trading volume activity (TVA) saham perusahaanyang terdaftar di bursa efek indonesiaperiode penelitian 2006−2010

1. Stock split(X)

2. Return(Y1) 3. Trading

Volume Activity (Y2)

Adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumumanpemecahan saham (stock split). Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t hitungsebesar 2,626 dengan nilai signifikansi 0,013, dimana nilai ini lebih kecil darinilai yang disyaratkan sebesar 0,05 pada t-4 dan t hitung sebesar -13,943 dengannilai signifikansi 0,000 pada t=0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapatabnormal return yang signifikan di seputar tanggal pengumuman stock split padat-4 dan t=0. Dengan demikian hipotesis alternatif pertama terdukung. Berdasarkanhasil analisis dengan uji Wilcoxon, diketahui adanya kenaikan rata-rata volumeperdagangan saham setelah stock split sebesar 0,0009, dimana kenaikannyatersebut signifikan, yang ditunjukkan dengan nilai z hitung sebesar -2,861 dansignifikansi 0,004. Sehingga dapat disimpulkan bahwa trading volume activitysebelum dan setelah pengumuman stock split memiliki perbedaan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis alternatif kedua terdukung.

3 Faris

(2012)

Pengaruh pengumuman pemecahan saham (stock split) terhadap harga saham dan volume perdagangan saham pada perusahaan go public

4. Stock split(X)

5. Harga saham(Y1)

6. Volume perdagangan saham (Y2)

Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara sebelum pengumuman pemecahan saham (stock split) dengan setelah pengumuman pemecahan saham (stock split) terhadap harga saham dan volume perdagangan saham. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pengumuman pemecahan saham (stock split) memiliki pengaruh

29

Sumber: Berbagai penelitian ilmiah terdahulu.

2.12 Kerangka Pemikiran

Pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga

sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor untuk

membelinya akan mempunyai nilai jika terdapat perubahan terhadap volume

perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan salah satu

indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau

informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan

diukur dengan Trading Volume Activity (TVA).

TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang

diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang

beredar pada periode tertentu. Besar kecilnya perubahaan rata-rata (TVA) antara

sebelum dan sesudah pemecahan saham merupakan ukuran besar kecilnya

akibat yang ditimbulkan oleh adanya pemecahan saham terhadap volume

perdagangan saham. Disinilah dapat dilihatnya apakah stock split berpengaruh

terhadap volume perdagangan saham. Berdasarkan uraian tersebut serta

tinjauan penelitian terdahulu maka peneliti menggambarkan kerangka pemikiran

sebagai berikut :

Lanjutan Tabel 2.1

yang terdaftar di BEI tahun 2006-2011

yang signifikan terhadap harga saham dan volume perdagangan saham.

30

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Hubungan diatas dapat dijelaskan bila terdapat perbedaan yang

signifikan maka pengumuman pemecahan saham mempengaruhi volume

perdagangan saham. Bila tidak terdapat perbedaan yang signifikan maka

pengumuman pemecahan saham tidak mempengaruhi volume perdagangan

saham.

2.13 Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka

pikir, maka penelitian dapat dirumuskan dengan hipotesis yaitu terdapat

perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham pada periode

sebelum dan sesudah pengumuman kebijakan stock split pada perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Stock Split

Uji beda Rata-Rata TVA

sesudah Stock Split

Rata-Rata TVA

sebelum Stock Split

Volume Perdagangan Saham

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena

dalam bentuk hubungan antar variabel. Sementara tujuan khususnya yaitu

menguji bagaimana hubungan antara stock split terhadap volume perdagangan

saham perusahaan. Sehingga dapat dikategorikan bahwa penelitian ini termasuk

ke dalam jenis penelitian dasar yaitu penelitian yang bertujuan untuk

mengembangkan hipotesis melalui pengungkapan fakta dalam bentuk hubungan

antar variabel (Indriantoro dan Supomo, 1999).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada suatu lembaga terkait dengan

kegiatan pasar modal yaitu Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang

merupakan kuasa perwakilan PT. Bursa Efek IndonesiaBEI yang berpusat di

Kawasan Niaga Sudirman Jl.Jendral Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan.Yang memiliki kantor perwakilan yang berlokasi di Jalan

AP. Pettarani Makassar. Dengan objek penelitian pada perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan

yang terdaftar di BEI yang melakukan stock split selama periode tahun 2009-

2013. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama 3 bulan yakni

Desember 2014–Februari 2015.

32

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) yang melakukan stock split antara tahun 2009 – 2013 yaitu

sebanyak 30 perusahaan. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan

untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008). Menurut Erlina (2008),

secara umum ada dua metode pengambilan sampel yang digunakan, yaitu:

a. Probability sampling, metode pengambilan sampel dimana setiap elemen

populasi mempunyai peluang atau kemungkinan yang sama untuk terpilih

sebagai sampel. Metode ini dibedakan atas:

1) Simple random sampling

2) Complex random sampling

b. Non probability sampling, metode pengambilan sampel dimana tidak

semua elemen populasi mempunyai kemungkinan atau peluang untuk

terpilih sebagai sampel penelitian. Metode ini terdiri atas:

1) Convenience sampling, yaitu pengambilan sampel secara nyaman

dimana peneliti mengambil sampel sekehendak hatinya.

2) Purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu

kriteria tertentu.

3) Judgment sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu

pertimbangan tertentu.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling. Adapun kriteria yang ditentukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara

berturut-turut selama tahun 2009 – 2013.

2. Perusahaan tersebut melakukan pemecahan saham (stock split) dan

33

selama pengamatan tidak melakukan corporate action lain seperti

mengumumkan saham bonus, warrant, additional shares, pengumuman

dividen, dan pengumuman lainnya.

3. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI minimal 5 hari sebelum dan 5 hari

setelah pemecahan saham (stock split).

4. Perusahaan yang diteliti selama pengamatan adalah perusahaan yang

memiliki data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian.

Berdasarkan kriteria yang ditentukan tersebut, terdapat 30

perusahaan/emiten yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Adapun

populasi dan sampel dari penelitian ini tercantum pada Lampiran 1.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

berasal dari data historik dari Bursa Efek Indonesia, melalui pengutipan data dan

keterangan dari pihak yang berkompeten.

Data-data tersebut meliputi :

a. Nama Perusahaan yang melakukan stock split selama periode

penelitian yaitu tahun 2009-2013

b. Tanggal pengumuman dari emiten yang melakukan aktifitas

stock split

c. Nilai nominal harga per lembar saham harian sebelum dan setelah

pengumuman stock split

d. Closing Volume harian tiap emiten yang melakukan stock split

selama 5 hari sebelum dan 5 hari setelah pengumuman stock split

e. Nilai nominal saham beredarharian sebelum dan setelah pengumuman

34

stock split

f. Sumber data penelitian diperoleh dari :

Indonesian Capital Market Directory tahun 2009-2013

Bursa Efek Indonesia

Literatur-literatur yang terkait dengan penelitian stock split.

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

dokumentasi. Teknik dokumentasi ini dapat dilakukan dengan cara

menggunakan dan mempelajari data-data sekunder serta mencatat dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan stock split seperti nama emiten yang

melakukan stock split, tanggal pengumuman stock split, kode saham emiten,

volume saham emiten selama event window, dan nilai nominal saham

emiten sebelum maupun sesudah pemecahan saham, serta data-data

yang berhubungan dengan karakteristik masing-masing perusahaan yang

menjadi sampel penelitian maupun data-data pendukung lain.

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui media

internet lewat situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id,

www.ksei.co.id serta www.sahamok.com dan memeriksa tanggal jadwal

pemecahan saham (stock split) yang juga dapat diperoleh dari situs resmi BEI

tersebut. Dari tanggal jadwal pelaksanaan tersebut kemudian peneliti

mengumpulkan data volumesaham dan saham beredar (penutupan harian) 5 hari

sebelum dan 5 hari sesudah pemecahan saham (stock split)

melaluiwww.finance.yahoo.com dan www.icamel.id.

35

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik

perhatian. Variabel dibedakan menjadi dua yaitu X dan Y. Dalam penelitian ini

variabel yang digunakan penulis adalah:

1) Stock Split (X)

Variabel X yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemecahan

saham (stock split). Pemecahan saham (stock split) adalah memecah

selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru

setelah pemecahan saham (stock split) adalah sebesar 1/n dari harga

sebelumya.

2) Volume Perdagangan Saham (Y)

Volume Perdagangan Saham merupakan jumlah saham yang

diperdagangan pada waktu tertentu dibagi jumlah saham perusahaan

yang beredar (listing). Untuk menghitung perubahan aktivitas

perdagangan saham dengan menggunakan ukuran trading volume

activity (TVA) masing-masing saham untuk periode pengamatan 5 hari

diseputar tanggal pengumuman, menurut Hikmah (2007) Volume

Perdagangan Saham dihitung dengan rumus :

TVAit=

( )

Keterangan:

TVAit = Trading Volume Activity perusahaan i pada waktu t

i = Nama perusahaan/emiten

t = Waktu

36

Skala pengukurannya adalah skala rasio

Setelah TVA masing-masing saham diketahui, lalu dihitung rata-

rata volume perdagangan untuk masing-masing sampel dengan rumus

sebagai berikut :

Rata-rata sebelum stock split:

Rata-rata sebelum stock split:

Keterangan :

TVAit = Volume perdagangan saham perusahaan i pada waktu t

TVA = Rata-rata TVA seluruh sampel pada hari t.

3.7 Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan analisis

statistik dan menggunakan software SPSS 20. Metode analisis yang digunakan

adalah:

1. Uji hipotesis (Uji t), yaitu :

Uji Beda (Wilcoxon)

Setelah melakukan uji normalitas data, maka dilakukan pengujian

statistik untuk menguji hipotesis dari penelitian ini. Pengujian statistik

yang digunakan adalah Uji Wilcoxon. Uji wilcoxon termasuk dalam uji

statistika non-paramentrik yang dapat juga dipakai untuk menguji dua

37

sampel berhubungan, dimana yang dimaksud berhubungan adalah subjek

yang diukur sama namun diberi dua macam perlakuan. Pada penelitian

ini, pemecahan saham (stock split) dikenai 2 perlakuan yang berbeda

yaitu perubahan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah

dilakukannya stock split. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

kandungan informasi dari pengumuman stock split selama periode

pengamatan.

Pengujian semua hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji

wilcoxon. Menurut Santoso (2012), adapun dasar pengambilan

keputusan pada uji wilcoxon yaitu sebagai berikut :

1) Dengan membandingkan angka zhitung dan ztabel, apabila: jika

zhitung< ztabel, maka H0 diterima dan jika zhitung> ztabel, maka H0

ditolak.

2) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan bahwa

apabila: probabilitas (p) > 0,05, maka H0 diterima dan probabilitas

(p) < 0,05, maka H0 ditolak.

Dimana :

Ho : volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split

adalah sama, artinya tidak terdapat perbedaan antara volume

perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.

Ha : volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split

adalah berbeda, artinya terdapat perbedaan antara volume

perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split.

Hipotesis diterima atau tidak ditentukan dengan uji wilcoxon. Jika

nilai probabilitas yang didapat lebih besar dari 5% maka Ho diterima

dan Ha ditolak menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan. Jika

38

nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5% maka Ha diterima dan Ho

ditolak, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan.

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Pemilihan sampel

dilakukan dengan kriteria bahwa perusahaan yang memenuhi syarat sebagai

sampel penelitian adalah perusahaan yang melakukan stock split antara tahun

2009 hingga 2013, data perusahaan tersedia secara lengkap untuk keperluan

analisis, serta perusahaan tersebut tidak melakukan kebijakan saham lainnya

seperti dividen saham, right issue, serta saham bonus yang berdekatan dengan

waktu keputusan stock split. Dalam kurun waktu tahun 2009 hingga tahun 2013

terdapat 36 perusahaan yang melakukan stock split, namun perusahaan yang

memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30

perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini:

40

Tabel 4.1 Kode Saham,Tanggal Pengumuman Stock Split dan Nilai nominal

NILAI NOMINAL SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM

NO KODE NAMA PERUSAHAAN TANGGAL STOCK SPLIT

NILAI NOMINAL

SEBELUM SESUDAH

(Nt) (Nt+1) (Nt/Nt+1)

1 CTBN Citra Tubindo 12-Jan-09 1000 100 10

2 ARNA Arwana Citramulia 11-Sep-09 100 50 2

3 KKGI Resource Alam Indonesia 18-Mar-10 200 50 4

4 CTRA Ciputra Development 15-Jun-10 500 250 2

5 TURI Tunas Ridean 17-Jun-10 100 25 4

6 CPIN Charoen Pokphand Indonesia

08-Des-10 50 10 5

7 BBRI Bank Rakyat Indonesia 11-Jan-11 500 250 2

8 LSIP PP London Sumatera Tbk 25-Feb-11 500 100 5

9 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional

28-Mar-11 100 20 5

10 INTA Intraco Penta Tbk 06-Jun-11 250 50 5

11 MAIN Malindo Feedmill 15-Jun-11 100 20 5

12 AUTO Astra Otoparts Tbk 24-Jun-11 500 100 5

13 SSIA Surya Semesta Internusa 07-Jul-11 500 125 4

14 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa 26-Jul-11 100 20 5

15 MTSM Metro Realty 18-Okt-11 1000 250 4

16 PTRO Petrosea 06-Mar-12 500 50 10

17 PWON Pakuwon Jati 30-Mar-12 100 25 4

18 ASII Astra International 05-Jun-12 500 50 10

19 IMAS Indomobil Sukses International

07-Jun-12 500 250 2

20 MDRN Modern International 03-Jul-12 500 100 5

21 KLBF Kalbe Farma 08-Okt-12 50 10 5

22 ACES Ace Hardware Indonesia 02-Nov-12 100 10 10

23 JPFA Japfa Comfeed 19-April-13 1000 200 5

24 ARNA Arwana Citra Mulia 08-Jul-13 50 12,5 4

25 TOWR Sarana Menara Nusantara 22-Jul-13 500 50 10

26 AMRT Sumber Alfaria Trijaya 29-Jul-13 100 10 10

27 JRPT Jaya Real Properti 01-Agu-13 100 20 5

28 TLKM Telekomunikasi Indonesia 28-Agus-13 250 50 5

29 BATA Sepatu Bata 04-Sep-13 1000 10 100

30 JKON Jaya Kontruksi 26-Sep-13 100 20 5

Sumber: Data sekunder diolah dari www.ksei.co.id, 2015.

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 terdapat

paling banyak sampel perusahaan yaitu 9 perusahaan yang melakukan stock

41

split. Sementara tahun 2009 merupakan tahun dimana sampel penelitian paling

sedikit yaitu hanya terdapat 2 perusahaan. Lalu pada tahun 2010 terdapat 4

sampel perusahaan, pada tahun 2012 terdapat 7 perusahaan,dan di tahun 2013

terdapat 8 perusahaan yang melakukan stock split.

Berdasarkan jenis sektor perusahaan, sampel dari periode pengamatan

dapat dikelompokkan berdasarkan jenis perusahaan seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Gambaran Perusahaan Sampel Yang Melakukan Stock Split Tahun 2009 Sampai Dengan Tahun 2013

NO. SEKTOR PERUSAHAAN JUMLAH PERSENTASE

(%)

1 Pertanian 3 10,00%

2 Industri dasar dan kimia 4 13,33%

3 Pertambangan 1 3,33%

4 Real estate dan properti 6 20,00%

5 Aneka Industri 5 16,67%

6 Keuangan 2 6,67%

7 Perdagangan, jasa dan investasi 5 16,67%

8 Industri barang konsumsi 1 3,33%

9 Berbagai industri 1 3,33%

10 Infrastruktur, utilitas dan transportasi 2 6,67%

Total 30 100% Sumber: Data diolah, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, sampel penelitian pada periode

pengamatan dapat diklasifikasikan dalam 10 sektor usaha. Komposisi terbesar

perusahaan yang melakukan stock split berasal dari Sektor Real estate dan

properti sebesar 22,00% dari total sampel penelitian. Pada posisi kedua terdapat

Sektor Aneka industri dan Sektor Perdagangan, jasa dan investasi yang sama-

sama memiliki nilai persentase sebesar 16,67%. Sektor industri dasar dan kimia

sebesar 13,33% sampel perusahaan yang melakukan stock split dan Sektor

Pertanian sebesar 10,00 %. Selanjutnya, Sektor Keuangan dan Sektor

Infrastruktur, utilitas dan transportasi berada diperingkat kelima terbanyak yang

melakukan stock split dengan komposisi masing-masing 6,67%. Perusahaan

42

sampel di Sektor Berbagai industri dan Sektor Industri barang konsumsi

merupakan sektor yang paling sedikit memiliki komposisi sampel perusahaan

stock split yaitu sebesar 3,33 % dari total sampel perusahaan stock split.

4.2 Analisis Trading Volume Activity (TVA)

Volume perdagangan saham dapat diukur dengan melihat indikator

aktivitas volume perdagangan saham. Trading Volume Activity (TVA) merupakan

suatu instrumen yang dapatdigunakan untuk melihat reaksi pasar modal

terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan

pada pasar.

Berdasarkan data volume perdagangan saham masing-masing

perusahaan sampel selama lima hari sebelum sampai lima hari sesudah stock

split yang dapat dilihat pada lampiran 2, nilai nominal saham beredar masing-

masing perusahaan sampel selama lima hari sebelum sampai lima hari sesudah

stock split yang dapat dilihat pada lampiran 3, maka besarnya Trading Volume

Activity (TVA) saham perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman stock

split yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TVAit=

( )

Hasil perhitungan Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah stock

split dapat dilihat dalam lampiran 4. Berdasarkan hasil pengamatan dari lampiran

4 tersebut, maka terbentuklah sebuah grafik yang dapat menggambarkan laju

dari perhitunganTrading Volume Activity (TVA) selama lima hari sebelum sampai

43

lima hari sesudah stock splitsebagai berikut:

Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Sebelum Dan Sesudah Stock

Split Pada Tahun 2009 – 2013.

Grafik diatas menjelaskan bahwa, nilai tertinggi dari rata-rata Trading

Volume Activity (TVA) terjadi pada hari -5 sebelum dilakukannya stock split

dengan nilai sebesar 0,011723848. Namun pada hari selanjutnya yaitu hari -4, -3

dan -2 terjadi penurunan yang cukup drastis. Meskipun pada hari -1 sebelum

dilakukannya stock split terjadi kenaikan sebesar kurang lebih 0,001. Hal tersebut

tidak mempengaruhi para emiten untuk melakukan kebijakan stock split pada hari

0 dengan hasil terjadinya penurunan volume perdagangan saham yang sangat

drastis yaitu sebesar 0,005 yang pada hari -1 TVA sebesar 0,007006288 menjadi

0,002490538 pada hari 0.

0

0,002

0,004

0,006

0,008

0,01

0,012

0,014

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Grafik Rata-Rata TVA 2009-2013

Total Rata-Rata

44

Pada hari 1 sesudah dilakukannya kebijakan stock split dapat dilihat

bahwa masih terjadi penurunan nilai dari volume perdagangan saham tersebut

namun tidak sebesar penurunan sebelumnya. Selanjutnya pada hari 2 dapat

dilihat adanya kenaikan nilai volume perdagangan saham yang terus terjadi pada

hari 3, 4 dan 5 sesudah dilakukannya kebijakan stock split. Meskipun kenaikan

tersebut tidak begitu besar namun dapat dilihat bahwa kenaikan volume

perdagangan saham pada hari 2,3,4 dan 5 terjadi dengan cukup stabil.

Setelah mendapatkan hasil perhitungan dari Trading Volume Activity

(TVA) sebelum dan sesudah stock split tersebut, maka perhitungan dilanjutkan

dengan melakukan pengukuran menggunakan skala rasio, yang mempunyai rumus

sebagai berikut:

Rata-rata sebelum stock split:

Rata-rata sebelum stock split:

Berdasarkan data beda perhitungan rata-rata Trading Volume Activity (TVA)

selama lima hari sebelum sampai lima hari sesudah stock split dengan

pengukuran yang menggunakan skala rasio maka didapatkan hasil seperti tabel di

bawah ini:

45

Tabel 4.3 Data Beda Rata-Rata Trading Volume Activity (TVA) Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Tahun 2009 - 2013.

NO KODE NAMA

PERUSAHAAN

TANGGAL STOCK SPLIT

Sebelum (-1 s/d -5 hari)

Sesudah (+1 s/d +5 hari)

Persentase Kenaikan / penurunan

keterangan

1 CTBN Citra Tubindo 12-Jan-09 0 0,000000125 400% Naik

2 ARNA Arwana Citramulia 11-Sep-09 0,00207676 0,001795127 -14% Turun

3 KKGI Resource Alam Indonesia

18-Mar-10 0,0050928 0,0000407 -99% Turun

4 CTRA Ciputra Development

15-Jun-10 0,00202376 0,001591626 -21% Turun

5 TURI Tunas Ridean 17-Jun-10 0,01034351 0,00523371 -49% Turun

6 CPIN Charoen Pokphand Indonesia

08-Des-10 0,02352932 0,001345038 -94% Turun

7 BBRI Bank Rakyat Indonesia

11-Jan-11 0,00735548 0,001839773 -75% Turun

8 LSIP PP London Sumatera Tbk

25-Feb-11 0,02139681 0,002598923 -88% Turun

9 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional

28-Mar-11 0,00197745 0,000215642 -89% Turun

10 INTA Intraco Penta Tbk 06-Jun-11 0,09204389 0,008678447 -91% Turun

11 MAIN Malindo Feedmill 15-Jun-11 0,01808997 0,002928437 -84% Turun

12 AUTO Astra Otoparts Tbk 24-Jun-11 0,00053001 0,000225946 -57% Turun

13 SSIA Surya Semesta Internusa

07-Jul-11 0,0200933 0,011037141 -45% Turun

14 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa

26-Jul-11 0,0359161 0,00479663 -87% Turun

15 MTSM Metro Realty 18-Okt-11 0,00010307 7,73036E-06 -93% Turun

16 PTRO Petrosea 06-Mar-12 0,00110767 0,004593969 315% Naik

17 PWON Pakuwon Jati 30-Mar-12 0,00105248 0,000351805 -67% Turun

18 ASII Astra International 05-Jun-12 0,001063 0,000805265 -24% Turun

19 IMAS Indomobil Sukses International

07-Jun-12 0,00095875 0,000981529 2% Naik

20 MDRN Modern International

03-Jul-12 0,00038714 0,001179148 205% Naik

21 KLBF Kalbe Farma 08-Okt-12 0,00113891 0,00066816 -41% Turun

22 ACES Ace Hardware Indonesia

02-Nov-12 0,00068484 0,000572974 -16% Turun

23 JPFA Japfa Comfeed 19-April-13 0,00043652 0,000539495 24% Naik

24 ARNA Arwana Citra Mulia

08-Jul-13 0,00083918 0,001249579 49% Naik

25 TOWR Sarana Menara Nusantara

22-Jul-13 3,1266E-05 1,7642E-05 -44% Turun

46

Lanjutan Tabel 4.3

26 AMRT Sumber Alfaria Trijaya

29-Jul-13 0,0002209 1,04001E-05 -95% Turun

27 JRPT Jaya Real Properti 01-Agu-13 1,3491E-05 1,14255E-05 -15% Turun

28 TLKM Telekomunikasi Indonesia

28-Agus-13 0,00127579 0,000945128 -26% Turun

29 BATA Sepatu Bata 04-Sep-13 0,00314615 0,000557308 -82% Turun

30 JKON Jaya Kontruksi 26-Sep-13 4,559E-05 0,000101401 122% Naik

Total TVA yang mengalami kenaikan 0,00377485 0,008645246

Rata-rata 0,00053926 0,001235035 129% Naik

Total TVA yang mengalami penurunan 0,24919907 0,046274977

Rata-rata 0,01083474 0,002011956 (81%) Turun

Total keseluruhan 0,25297391 0,054920223

Rata-rata 0,01137401 0,003246991 (71%) Turun

Sumber: Data diolah, 2015.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa total keseluruhan Trading

Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah stock split adalah 0,25297391

dan 0,054920223. Sedangkan nilai total rata-rata Trading Volume Activity

(TVA) sebelum dan sesudah stock split adalah 0,01137401 dan 0,003246991.

Dengan hasil akhir bahwa Trading Volume Activity (TVA) mengalami penurunan

sebesar -71%.

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat pula bahwa total Trading Volume

Activity (TVA) sebelum dan sesudah stock split pada saham yang mengalami

kenaikan saja adalah 0,00377485 dan 0,008645246. Sedangkan nilai rata-rata

Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah stock split pada saham

yang mengalami kenaikan adalah 0,00053926 dan 0,001235035 dan diikuti

dengan persentase kenaikan sebesar 129%.

Pada tabel 4.3 juga dapat dilihat bahwa total Trading Volume Activity

(TVA) sebelum dan sesudah stock split pada saham yang mengalami

penurunan saja adalah 0,24919907 dan 0,046274977. Diikuti oleh nilai rata-

47

rata Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah stock split pada

saham yang juga mengalami penurunan adalah 0,01083474 dan 0,054920223

dan dengan penurunan persentase sebesar -81%.

Untuk kajian lebih lanjut pada tabel 4.3 diatas juga telah dicantumkan

rasio kenaikan dan penurunan Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan

sesudah stock split. Apabila diamati masing masing perusahaan, nilai rata-rata

Trading Volume Activity (TVA) sesudah dan rata-rata Trading Volume Activity

(TVA)sebelum stock split yang mengalami kenaikan hanya ada 7 perusahaan

saja sedangkan yang mengalami penurunan ada 23 perusahaan. Perusahaan

yang mengalami kenaikan terbesar dengan persentase kenaikan sebesar 350%

adalah PT. Petrosea Tbk yang merupakan perusahaan publik yang bergerak

dalam bidang konstruksi sedangkan yang mengalami penurunan terbesar

adalah PT. Resource Alam Indonesia Tbk dengan persentase penurunan

sebesar 99% merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi

berbagai macam-macam bahan kimia.

Stock split merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh

manajemen atau strategi perusahaan, dengan tujuan dan harapan agar stock

split dapat direspon positif oleh pasar yang dapat dilihat dari kestabilan volume

perdagangan saham sesudah stock split bahkan adanya peningkatan volume

perdagangan saham tersebut.

4.3 Deskripsi Hasil Analisis Statistik

4.3.1 Pengujian Uji Hipotesis (Uji t).

4.3.1.1 Uji Beda (Wilcoxon)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

48

signifikan antara volume perdagangan saham pada saat sebelum dan sesudah

terjadinya pengumuman pemecahan saham.

Data yang diujibedakan adalah skala ratio Trading Volume Activity (TVA)

lima hari sebelum dan lima hari sesudah stock split. Analisa data

menggunakan uji beda Wilcoxon Signed Rank Test. Adapun hasil pengujian

dapat dilihat pada pada tabel 4.4, 4.5, dan 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Descriptive Statistic Data Skala Ratio Trading Volume Activity (TVA) Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Tahun 2009 - 2013.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

sebelum 30 0E-9 ,092043894 ,00843246387 ,018184591877

sesudah 30 1,25E-7 ,011037141 ,00183067413 ,002635590749

Valid N (listwise) 30

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2015.

Dari hasil pengujian dari tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah data

yang tedapat dalam pengujian ini untuk sebelum dan sesudah yaitu 30 emiten.

Selanjutnya nilai minimum Trading Volume Activity (TVA) lima hari sebelum

stock split adalah 0E-9 dan nilai maximumnya sebesar 0,092043894. Rata-

rata (mean) Trading Volume Activity (TVA) lima hari sebelum stock split adalah

0,00843246387 dengan standar devisiasi 0,018184591877.

Dapat dilihat juga nilai minimum Trading Volume Activity (TVA) lima hari

sesudah stock split adalah 1,25E-7 dan nilai maximumnya sebesar

0,011037141. Rata-rata (mean) Trading Volume Activity (TVA) lima hari

sesudah stock split adalah 0,00183067413 dengan standar devisiasi

0,002635590749.

49

Tabel 4.5 Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test Data Skala Ratio Trading Volume Activity (TVA) Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Tahun 2009 - 2013.

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

sesudah - sebelum

Negative Ranks 23a 17,17 395,00

Positive Ranks 7b 10,00 70,00

Ties 0c

Total 30

a. sesudah < sebelum

b. sesudah > sebelum

c. sesudah = sebelum

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2015.

Pada hasil pengujian dari tabel 4.6, dapat diketahui bahwa terdapat 23

sampel emiten yang terdapat pada kelompok negative ranks dengan nilai rata-

rata peringkatnya sebesar 17,17 dan nilai jumlah peringkatnya sebesar 395,00.

Sedangkan pada kelompok positive ranks terdapat 7 sampel emiten saja

dengan nilai rata-rata peringkatnya sebesar 10,00 dan 70,00 untuk nilai jumlah

peringkatnya.

Tabel 4.6 Hasil Wilcoxon Signed Test Statistics Data Skala Ratio Trading Volume Activity (TVA) Sebelum Dan Sesudah Stock Split Pada Tahun 2009 -

2013.

Test Statisticsa

sesudah - sebelum

Z -3,342b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Sumber: Data diolah dengan SPSS, 2015.

Tabel test statistics menunjukkan hasil akhir pada pengujian wilcoxon sign

rank test.

Dimana hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split adalah

sama, artinya tidak terdapat perbedaan antara volume perdagangan saham

50

sebelum dan sesudah stock split

Ha : volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split adalah

berbeda, artinya terdapat perbedaan antara volume perdagangan saham

sebelum dan sesudah stock split.

Uji tersebut menghasilkan nilai Z sebesar -3,342 dengan signifikansi

sebesar 0,001. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (5%), maka

dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa stock split

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap naik turunnya volume

perdagangan saham.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan output SPSS, hasil uji beda skala ratio volume perdagangan

saham selama lima hari sebelum dan lima hari sesudah stock split terhadap

30 sampel emiten diketahui bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan

saham selama lima hari sebelum dan lima hari sesudah stock split. Dengan

dilihat dari nilai Z sebesar sebesar -3,342 dengan signifikansi sebesar 0,001.

Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (5%), maka dapat dikatakan Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-

rata volume perdagangan saham selama lima hari sebelum dan lima hari

sesudah stock split.

Hal ini dikarenakan jumlah emiten yang rata-rata volume perdagangan

saham yang mengalami penurunan sebanyak 23 emiten lebih besar

dibandingkan rata-rata volume perdagangan saham yang mengalami kenaikan

yaitu sebanyak 7 emiten dari total jumlah 30 emiten yang menjadi sampel

pengujian. Dari penggambaran tersebut telah dapat dilihat dengan jelas bahwa

51

terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham selama

lima hari sebelum dan lima hari sesudah stock split.

Stock Split merupakan salah satu bentuk kebijakan yang

dilakukan perusahaan, dengan tujuan utamanya adalah untuk membuat

saham likuid dalam perdagangan. Dengan cara memecah harga saham

menjadi beberapa bagian dengan penurunan harga saham secara

proporsional, sehingga saham tersebut lebih sering diperdagangkan.

Penurunan harga saham inilah yang diharapkan dapat menjadi daya

tarik investor sehingga jumlah saham yang diperdagangkan akan bertambah

yang kemudian dibarengi dengan volume perdagangan saham yang semakin

stabil bahkan bisa saja meningkat. Kebijakan perusahaan mengenai stock split

sering dikaitkan dengan Signaling Theory dan Trading Range Theory.

Signaling Theory memandang bahwa kebijakan stock split yang dilakukan

perusahaan memberikan sinyal atau informasi positif kepada investor mengenai

prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini dilakukan perusahaan

agar para investor dapat menerima informasi positif ini dan para investor dengan

tanpa ragu membeli saham perusahaan yang melakukan kebijakan ini. Bila

dikaitkan dengan volume perdagangan saham, apabila semakin meningkatnya

jumlah volume perdagangan saham secara stabil setelah terjadinya kebijakan

stock split, maka hal ini merupakan suatu informasi positif bagi investor

mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, jika dilihat dari uji beda

dari skala ratio Trading Volume Activity (TVA) terdapat perbedaan yang

signifikan antara skala ratio Trading Volume Activity (TVA) lima hari sebelum dan

lima hari sesudah stock split. Namun jika dikaji lebih lanjut, hasil keseluruhan

yang menunjukkan terdapat perbedaan dikarenakan jumlah perusahaan

52

yang volume perdagangan sahamnya mengalami penurunan lebih besar

dibandingkan volume perdagangan saham yang mengalami kenaikan. Hal ini

tidak konsisten dengan Signaling Theory.

Sedangkan menurut Trading Range Theory, kebijakan stock split

dilakukan perusahaan agar tingkat harga saham yang terlalu mahal dipecah

menjadi beberapa bagian dibarengi dengan penurunan harga saham secara

proporsional menjadi lebih terjangkau. Dengan kata lain, harga saham yang

terlalu tinggi mendorong perusahaan melakukan stock split. Hal ini dilakukan

untuk meningkatkan daya beli investor sehingga membuat saham lebih aktif

diperdagangkan dan likuid, yang menyebabkan volume perdagangan sahamnya

konsisten dan bahkan meningkat.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap uji beda dari skala ratio Trading

Volume Activity (TVA), menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara

skala ratio Trading Volume Activity (TVA) lima hari sebelum dan lima hari

sesudah stock split. Hasil yang menunjukkan terdapat perbedaan dikarenakan

jumlah perusahaan yang volume perdagangan sahamnya mengalami

penurunan lebih besar dibandingkan volume perdagangan saham yang

mengalami kenaikan.Hal ini tidak konsisten dengan Trading Range Theory.

Namun jika dilihat pada hasil perhitungan Trading Volume Activity (TVA)

sebelum dan sesudah stock split yangdapat dilihat dalam lampiran 4, terdapat

beberapa emiten yang sama sekali tidak memiliki transaksi jual beli saham pada

beberapa hari sebelum terjadinya kebijakan stock split. Dapat juga dilihat pada

gambar 4.1 yang memperlihatkan sebuah grafik yang menggambarkan laju dari

perhitungan Trading Volume Activity (TVA) selama lima hari sebelum sampai

lima hari sesudah stock split, terjadi penurunan-penurunan tajam yang tidak

stabil pada Trading Volume Activity (TVA) selama lima hari sebelum stock split.

53

Dan meskipun pada Trading Volume Activity (TVA) selama lima hari setelah

stock split menunjukkan saham 30 emiten tersebut sangat turun pada hari

pertama namun pada hari selanjutnya merangkak naik dengan sedikit stabil dan

secara perlahan-lahan pada volume perdagangan saham 30 emiten tersebut

walaupun memang tidak sebanyak pada saat Trading Volume Activity (TVA)

selama lima hari sebelum stock split.

Uraian di atas dapat menjelaskan bahwa stock split yang dilakukan oleh

emiten meskipun menurut Trading Range Theory dapat membuat saham lebih

likuid dan menurut Signaling Theory merupakan suatu sinyal ataupun informasi

yang positif, akan tetapi tidak serta merta membuat pasar akan langsung

bereaksi positif pada waktu pengumuman diterima. Sebagian besar para investor

terlebih dahulu menelaa kinerja dan prospek perusahaan tersebut, apakah

informasi stock split yang bernilai ekonomis ini dapat memberikan keuntungan

pada mereka atau tidak. Faktor inilah yang diyakini lambatnya reaksi positif yang

pasar berikan.

54

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap 30 emiten selama

lima hari sebelum sampai lima hari sesudah stock split dengan periode

pengamatan antara tahun 2009-2013 di Bursa Efek Indonesia dapat disimpulkan

bahwa:

a. Terdapat 23 emiten yang mengalami penurunan rata-rata volume

perdagangan saham lebih besar dibandingkan rata-rata volume

perdagangan saham yang mengalami kenaikan yaitu sebanyak 7 emiten

dari total jumlah 30 emiten yang menjadi sampel pengujian.

b. Hasil analisis dengan uji beda Wilcoxon Signed Rank Test pada volume

perdagangan saham 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah tanggal

pengumuman kebijakan stock split menunjukkan terdapat perbedaan

yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa volume perdagangan

saham sebelum stock split berbeda dengan volume perdagangan saham

sesudah stock split.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar

mendapatkan hasil yang lebih baik adalah sebagai berikut:

a. Bagi para investor, sebaiknya dapat mempertimbangkan kebijakan stock

split yang dilakukan perusahaan sebagai acuan dalam mengambil

keputusan untuk berinvestasi karena kebijakan ini dapat memberikan

55

informasi yang valid tentang prospek perusahaan. Selain itu, investor juga

sebaiknya mempertimbangkan nilai ekonomis dari kebijakan stock split ini

karena jika volume perdagangan saham perusahaan yang melakukan

kebijakan ini meningkat hal itu dapat membuat harga saham emiten ini

menjadi naik kembali.

b. Bagi emiten, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan kebijakan

stock split sebaiknya para emiten harus mempertimbangkan dengan

cermat apakah dampak-dampak ataupun keuntungan-keuntungan

maupun kerugian-kerugian yang akan didapatkan oleh emiten setelah

terjadinya kebijakan stock split ini. Karena tidak selamanya kebijakan ini

akan berdampak positif bagi emiten.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang efek

stock split terhadap volume perdagangan saham. Meskipun demikian, penelitian

ini masih memiliki beberapa keterbatasan, antara lain :

a. Penelitian ini hanya menampilkan volume perdagangan saham sebagai

satu-satunya variabel dalam penelitian. Untuk penelitian selanjutnya

diharapkan peneliti dapat menguji kembali dengan berbagai variabel-

variabel lain seperti harga saham, profitabilitas perusahaan, deviden per

share, earning per share, abnormal return, maupun rasio keuangan

lainnya, yang dapat dipengaruhi oleh stock split untuk lebih membuktikan

kebenaran teori.

b. Periode pengamatan volume perdagangan saham yang relatif singkat,

yaitu lima hari sebelum sampai dengan lima hari sesudah stock split.

56

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambah periode waktu

pengamatan menjadi lebih lama agar dapat melihat dengan lebih

pengaruh yang ditimbulkan stock split terhadap volume perdagangan

saham.

57

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, dan Nasuhi Hidayat. 2000. “Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan dan Return Terhadap Bid-Ask Spread Industri Rokok di Bursa Efek Jakarta dengan Model Koreksi Kesalahan”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Anoraga, Pandji, dan Pakarti Piji. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. PT

Asdi Mahasatya. Jakarta. Astuti, An Ras Try. 2012. Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham

Perusaahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Copeland, Thomas E. 1979. Liquidity Change Following Stock Splits. Journal of

Finance, Vol. XXXIV, No.1 (march), p.115-141. (http://www.jstor.org/, diakses tanggal 17 November 2014).

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia.

Jakarta: Salemba Empat. Darmadji dan Fakhruddin. 2006.Pasar modal di Indonesia. Edisi kedua. Jakarta:

Salemba empat.

Eko dan Ruliyanti. 2007. Kandungan Informasi Laba dan Dividen Kas Terhadap Pengumuman Pemecahan Saham. Jurnal Keuangan Dan Perbankan. Tahun XI, No.1.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.

Fahmi, Irham., dan Hadi, Yovi Lavianti. 2009. Teori Portofolio dan Analisis

Investasi, Bandung: Alfabeta. Faris, Hadiyan. 2011. Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap

Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusaahaan Go Public Yang Terdaftar di B EI Tahun 2006-2011. Fakultas EkonomiUniversitas Sumatra Utara.

Fatmawati, Sri., dan Asri, Marwan. 1999. Pengaruh Stock Split terhadap

Likuiditas Saham yang Diukur dengan Besarnya Bid – Ask Spread di Bursa Efek Jakarta.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. XIV, No. 4.

Hartono. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta: BPFE. Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Hidayat, Taufik. 2010. Buku Pintar Investasi. Media Karta. Jakarta.

58

Hikmah, Khoirul. (2007). “Analisis Abnormal Return Dan Trading Volume Activity Terhadap Pasar Modal Indonesia Berkaitan Dengan Peledakan Bom Di Kedutaan Besar Australia.” Jurnal Karisma,Vol.2, No.1.

Huang, Gow Cheng., Liano, Kartono., dan Pan, Ming Shiun. 2007. Liquidity

Changes Around Stock Splits. (http://69.175.2.130/~finman/Orlando/ Papers/, diakses tanggal 18November 2014).

Husnan, Suad. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan

Jangka Pendek) Buku 2 Edisi 4 Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE. Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi

kelima, Yogyakarta : BPFE. Indriantoro, Nur., dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis

Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta:

BPFE. Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., dan Warfield, Terry D. 2008. Akuntansi

Intermediate. Terjemahan oleh Salim, Emil. Jakarta: Erlangga.

Marwata. 2001. Kinerja Keuanagan, Harga Saham dan Pemecahan Saham,”

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 4, No.2.

McDowell, Bennett A. 2008. The Art of Trading: Combining The Science of

Technical Analysis with The Art of Reality-Based Trading. New York : John Wiley & Sons, Inc.

Mulyanto, Widodo Hari. 2006. Analisis Kinerja Saham Di Seputar Pengumuman

Pemecahan Saham. Tesis diterbitkan. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. (http://eprints.undip.ac.id/, diakses tanggal 18 November 2014).

Nasarudin, M Irsan dan Indra Surya. 2004. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Prenada Media Jakarta.

Putri, Frety Asih Rumanti Ika. 2012. Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split)

Terhadap Return Dan Trading Volume Activity (TVA) Saham Perusaahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Penelitian 2006-2010. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Robert, Ang. 1997. Pasar Modal Indonesia. Media Soft Indonesia.

Rohana, Jeannet, dan Mukhlasin. 2003. Analisis Faktor-faktor yang

mempengaruhi stock split dan dampak yang ditimbulkannya. Simposium Nasional Akuntansi VI, hal 601-613. (http://blog.umy.ac.id/, diakses tanggal 19November 2014).

Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:

Erlangga.

59

Santoso, Singgih. 2004. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan

SPSS.Jakarta : Elex Media Komputindo. Sitompul, Edward Fedryca. 2011. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham

Terhadap Harga Saham Dan Volume Perdagangan Saham (Studi Kasus: Perusaahaan Yang Go Public di B E I). Fakultas EkonomiUniversitas Sumatra Utara.

Suiyawijaya, Marwan Asri, dan Faisal Arief Setiawan, 1998, “Reaksi Pasar ModalIndonesia terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa27 Juli 1996)”, KELOLA No. 18.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Sutrisno, Wang. 2000. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, September, Vol.2.

Tan, Lee. 2009. Advanced Financial Accounting Updated Edition. McGraw-Hill

Education (Asia). Tim Penyusun. 1995.Undang Undang No.8 /1995 Pasar Modal. Badan

Pengawas Pasar Modal. Jakarta. Warren, Carls S, dkk. 2006. Accounting. Jakarta : Salemba Empat. Yuliastari, Tanti. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bid-Ask

Spread Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2005. Tesis diterbitkan . Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. (http://eprints.undip.ac.id/, diakses tanggal 18 November 2014).

www.finance.yahoo.com www.icamel.id http://www.idx.co.id http://www.sahamok.com

60

61

Lampiran 1. Daftar Emiten Yang Memenuhi Persyaratan Sebagai Sampel

Sumber : IDX Statistics dan www.sahamok.com2009-2013 (diolah peneliti 2014).

NO

KODE

NAMA PERUSAHAAN TANGGAL

STOCK SPLIT KLASIFIKASI

SEKTOR / SUB SEKTOR

1 CTBN Citra Tubindo 12 Januari 2009 Industri dasar dan kimia / logam dan

kapal

2 ARNA Arwana Citramulia 11 September 2009 Industri dasar dan kimia /Keramik

porselin dan kaca

3 KKGI Resource Alam Indonesia 18 Maret 2010 Pertambangan / logam dan mineral

4 CTRA Ciputra Development 15 Juni 2010 Real estate dan properti/real estate

5 TURI Tunas Ridean 17 Juni 2010 Aneka Industri / otomotif dan

komponen

6 CPIN Charoen Pokphand Indonesia 08 Desember 2010 Pertanian / peternakan

7 BBRI Bank Rakyat Indonesia 11 januari 2011 Keuangan / perbankan

8 LSIP PP London Sumatera 25 februari 2011 Pertanian / perkebunan

9 BTPN Bank Tabungan Pensiunan

Nasional 28 Maret 2011 Keuangan / perbankan

10 INTA Intraco Penta 06 Juni 2011 Perdagangan dan jasa/perdagangan

besar barang produksi

11 MAIN Malindo Feedmill 15 Juni 2011 Pertanian / peternakan

12 AUTO Astra Otoparts 24 Juni 2011 Industri / otomotif dan komponen

13 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa 26 Juli 2011 Aneka Industri / Percetakan

14 MTSM Metro Realty 18 Oktober 2011 Real estate dan properti/real estate

15 PTRO Petrosea 06 Maret 2012 Real estate dan properti/ konstruksi

16 PWON Pakuwon Jati 30 Maret 2012 Real estate dan properti/real estate

17 ASII Astra International 05 Juni 2012 Aneka Industri / Otomotif dan

komponen

18 IMAS Indomobil Sukses International 07 Juni 2012 Aneka Industri / Otomotif dan

komponen

19 MDRN Modern International 03 Juli 2012 Perdagangan, jasa, & investasi /

perdagangan besar barang produksi

20 KREN Kresna Graha Sekurindo 07 Agustus 2012 Keuangan / perusahaan efek

21 KLBF Kalbe Farma 08 Oktober 2012 Industri barang konsumsi / farmasi

22 ACES Ace Hardware Indonesia 02 November 2012 Perdagangan, jasa, & investasi /

perdagangan eceran

23 JPFA Japfa Comfeed 19 April 2013 Industri dasar dan kimia / Pakan

ternak

24 ARNA Arwana Citra Mulia 08 Juli 2013 Industri dasar dan kimia / keramik,

porselen & kaca

25 TOWR Sarana Menara Nusantara 22 Juli 2013 Infrastruktur, utilitas, & transportasi /

konstruksi non bangunan

26 AMRT Sumber Alfaria Trijaya 29 Juli 2013 Perdagangan, jasa, & investasi /

perdagangan eceran

27 JRPT Jaya Real Properti 01 Agustus 2013 Real estate dan properti/real estate

28 TLKM Telekomunikasi Indonesia 28 Agustus 2013 Infrastruktur, utilitas, & transportasi /

telekomunikasi

29 BATA Sepatu Bata 04 September 2013 Aneka industry / alas kaki

30 JKON Jaya Kontruksi 26 September 2013 Perdagangan, jasa, & investasi /

perdagangan besar barang produksi

62

No

Ko

de

Em

ite

n-5

-4-3

-2-1

01

23

45

1C

TB

N0

00

00

00

50

00

00

2A

RN

A3

00

00

28

75

50

03

26

85

00

77

35

00

25

81

50

01

22

38

00

04

85

10

00

73

25

00

32

16

50

01

07

45

00

65

99

00

0

3K

KG

I3

00

00

00

30

00

00

01

22

00

01

22

00

01

22

00

03

05

00

30

50

03

05

00

30

50

03

05

00

81

50

0

4C

TR

A4

85

00

00

85

19

00

02

29

86

00

02

15

50

00

01

88

25

00

01

24

74

50

04

57

05

00

18

62

85

00

56

53

45

00

20

77

10

00

20

18

70

00

5T

UR

I2

41

64

00

01

14

40

00

08

50

20

00

91

16

00

01

89

24

00

01

66

38

50

09

16

10

00

74

81

50

04

85

95

00

38

05

50

01

20

71

30

00

6C

PIN

29

30

55

00

02

00

62

50

03

05

20

00

02

26

12

50

02

01

67

50

02

06

78

50

01

88

18

50

03

50

43

50

01

33

30

50

01

77

22

50

02

55

31

50

0

7B

BR

I5

56

97

00

04

75

98

00

04

33

09

00

01

20

91

40

00

18

17

89

00

09

35

18

50

05

31

44

50

06

23

44

00

03

81

67

50

04

57

38

00

02

52

65

00

0

8L

SIP

35

45

75

00

20

88

25

00

20

86

50

00

38

20

50

00

30

57

75

00

76

81

00

07

57

90

00

14

39

90

00

13

14

25

00

28

79

15

00

24

74

85

00

9B

TP

N1

25

00

88

75

00

10

75

00

05

95

00

00

31

62

50

03

07

25

00

26

03

50

01

72

60

00

73

25

00

65

35

00

33

00

00

10

INT

A5

19

40

00

05

64

95

00

04

57

47

50

02

72

97

50

01

73

37

50

02

24

59

00

01

53

47

00

02

21

60

00

02

49

59

00

01

35

85

00

01

76

77

50

0

11

MA

IN6

31

75

00

62

50

00

05

65

75

00

49

17

50

07

52

00

00

87

14

50

04

08

55

00

48

98

00

03

42

95

00

74

36

00

04

96

95

00

12

AU

TO

49

50

09

90

00

10

94

00

64

91

00

11

36

60

05

75

00

02

25

20

03

20

60

01

32

58

00

16

60

10

08

24

30

0

13

SS

IA2

46

66

00

02

37

68

00

02

64

26

00

01

34

40

00

02

98

80

00

04

51

12

50

01

89

40

50

02

62

05

00

03

11

97

00

01

41

65

20

00

41

66

80

00

14

JT

PE

11

76

75

00

18

41

25

00

16

54

25

00

63

50

00

01

04

87

50

02

47

21

00

01

02

24

00

06

24

95

00

15

73

90

00

54

12

00

04

81

80

00

15

MT

SM

60

00

60

00

60

00

60

00

60

00

15

00

15

00

15

00

20

00

20

00

20

00

16

PT

RO

17

75

00

12

85

00

22

35

00

23

45

00

70

00

01

03

20

00

03

84

95

00

36

02

50

07

02

20

00

41

95

00

04

49

85

00

17

PW

ON

15

85

30

00

57

47

00

01

98

21

00

01

01

84

00

01

17

54

00

03

43

28

50

04

05

18

00

01

87

83

50

04

72

40

00

94

23

00

01

12

65

50

0

18

AS

II2

67

80

00

35

24

50

06

34

10

00

45

59

50

04

41

40

00

27

01

45

00

41

96

90

00

45

21

80

00

14

55

05

00

43

66

75

00

17

59

50

00

19

IMA

S1

41

15

00

11

81

00

01

25

60

00

11

40

50

01

63

90

00

21

13

00

01

36

25

00

33

45

00

03

60

65

00

31

02

50

02

15

45

00

20

MD

RN

55

00

14

30

00

32

95

00

34

00

00

42

05

00

12

85

50

09

35

00

02

07

00

01

37

94

00

02

43

80

00

14

87

00

0

21

KL

BF

21

55

90

00

10

39

90

00

61

65

50

01

01

02

00

09

60

85

00

37

79

45

00

32

86

00

00

63

94

65

00

28

47

70

00

24

28

00

00

20

08

25

00

22

AC

ES

45

55

00

24

00

00

42

70

00

12

36

00

03

51

40

00

12

71

95

00

40

05

50

04

84

10

00

19

42

65

00

12

75

40

00

81

05

50

0

23

JP

FA

12

43

00

04

98

50

02

44

00

01

25

60

00

14

12

00

01

60

20

00

01

11

41

50

07

58

35

00

38

43

00

02

05

45

00

41

34

00

0

24

AR

NA

56

10

00

33

70

00

02

78

35

00

39

50

00

59

15

00

59

75

00

03

51

70

00

42

33

50

04

20

95

00

56

23

00

02

82

85

50

0

25

TO

WR

50

03

80

00

10

90

00

01

20

00

90

00

04

83

00

02

15

00

14

55

00

22

80

00

22

00

0

26

AM

RT

25

00

40

28

50

01

32

00

01

50

05

00

01

52

00

07

20

00

31

00

03

79

00

01

80

00

01

30

10

00

27

JR

PT

06

00

05

00

70

00

17

20

00

20

00

50

05

64

50

03

50

05

00

21

65

00

28

TL

KM

40

44

90

00

29

13

05

00

16

93

70

00

16

34

45

00

25

73

85

00

14

01

14

00

01

09

44

65

00

63

65

55

00

50

20

70

00

10

56

64

50

01

47

37

10

00

29

BA

TA

00

00

20

45

00

26

60

00

20

65

00

17

76

50

09

58

50

05

04

50

01

76

50

0

30

JK

ON

74

15

00

05

00

10

00

50

01

92

50

03

63

60

00

30

45

00

08

09

00

01

94

00

05

84

50

0

Lam

pir

an

2.

Vo

lum

e S

ah

am

Hari

an

Yan

g D

iperd

ag

an

gkan

2009-2

013

Sum

ber

ww

w.idx.c

o.id,

ww

w.f

inance.y

ahoo.c

om

dan w

ww

.icam

el.id

(d

iola

h p

eneliti 2

015)

63

No

Ko

de E

mit

en

-5-4

-3-2

-10

12

34

5

1C

TB

N80000000

80000000

80000000

80000000

80000000

800000000

800000000

800000000

800000000

800000000

800000000

2A

RN

A917678872

917678872

917678872

917678872

917678872

1835357744

1835357744

1835357744

1835357744

1835357744

1835357744

3K

KG

I250000000

250000000

250000000

250000000

250000000

1000000000

1000000000

1000000000

1000000000

1000000000

1000000000

4C

TR

A7582907997

7582907997

7582907997

7582907997

7582907997

15165815994

15165815994

15165815994

15165815994

15165815994

15165815994

5T

UR

I1395000000

1395000000

1395000000

1395000000

1395000000

5580000000

5580000000

5580000000

5580000000

5580000000

5580000000

6C

PIN

3284561408

3284561408

3284561408

3284561408

3284561408

16422807040

16422807040

16422807040

16422807040

16422807040

16422807040

7B

BR

I12216933950

12216933950

12216933950

12216933950

12216933950

24422470380

24422470380

24422470380

24422470380

24422470380

24422470380

8LS

IP1364572793

1364572793

1364572793

1364572793

1364572793

6822863965

6822863965

6822863965

6822863965

6822863965

6822863965

9B

TP

N1121396194

1121396194

1121396194

1121396194

1121396194

5606980970

5606980970

5606980970

5606980970

5606980970

5606980970

10

INT

A432005844

432005844

432005844

432005844

432005844

2160029220

2160029220

2160029220

2160029220

2160029220

2160029220

11

MA

IN339000000

339000000

339000000

339000000

339000000

1695000000

1695000000

1695000000

1695000000

1695000000

1695000000

12

AU

TO

771157280

771157280

771157280

771157280

771157280

3855786400

3855786400

3855786400

3855786400

3855786400

3855786400

13

SS

IA1176312360

1176312360

1176312360

1176312360

1176312360

4705249440

4705249440

4705249440

4705249440

4705249440

4705249440

14

JTP

E353936000

353936000

353936000

353936000

353936000

1769680000

1769680000

1769680000

1769680000

1769680000

1769680000

15

MT

SM

58212000

58212000

58212000

58212000

58212000

232848000

232848000

232848000

232848000

232848000

232848000

16

PT

RO

1008605000

1008605000

100860500

100860500

100860500

1008605000

1008605000

1008605000

1008605000

1008605000

1008605000

17

PW

ON

12039900600

12039900600

12039900600

12039900600

12039900600

48159602400

48159602400

48159602400

48159602400

48159602400

48159602400

18

AS

II4048355314

4048355314

4048355314

4048355314

4048355314

40483553140

40483553140

40483553140

40483553140

40483553140

40483553140

19

IMA

S1382639206

1382639206

1382639206

1382639206

1382639206

2765278412

2765278412

2765278412

2765278412

2765278412

2765278412

20

MD

RN

639817902

639817902

639817902

639817902

639817902

3199089510

3199089510

3199089510

3199089510

3199089510

3199089510

21

KLB

F10156014422

10156014422

10156014422

10156014422

10156014422

50780072110

50780072110

50780072110

50780072110

50780072110

50780072110

22

AC

ES

1715000000

1715000000

1715000000

1715000000

1715000000

17150000000

17150000000

17150000000

17150000000

17150000000

17150000000

23

JPF

A2132104582

2132104582

2132104582

2132104582

2132104582

10660522910

10660522910

10660522910

10660522910

10660522910

10660522910

24

AR

NA

1835357744

1835357744

1835357744

1835357744

1835357744

7341430976

7341430976

7341430976

7341430976

7341430976

7341430976

25

TO

WR

1020292500

1020292500

1020292500

1020292500

1020292500

10202925000

10202925000

10202925000

10202925000

10202925000

10202925000

26

AM

RT

3774954700

3774954700

3774954700

3774954700

3774954700

37749547000

37749547000

37749547000

37749547000

37749547000

37749547000

27

JRP

T2750000000

2750000000

2750000000

2750000000

2750000000

13750000000

13750000000

13750000000

13750000000

13750000000

13750000000

28

TLK

M20159999280

20159999280

20159999280

20159999280

20159999280

1,0

08E

+11

1,0

08E

+11

1,0

08E

+11

1,0

08E

+11

1,0

08E

+11

1,0

08E

+11

29

BA

TA

13000000

13000000

13000000

13000000

13000000

1300000000

1300000000

1300000000

1300000000

1300000000

1300000000

30

JKO

N3261703972

3261703972

3261703972

3261703972

3261703972

16308519860

16308519860

16308519860

16308519860

16308519860

16308519860

La

mp

iran

3.

Sah

am

Bere

da

r H

ari

an

Yan

g L

isti

ng

Di

BE

I 2009-2

013

Sum

ber

ww

w.idx.c

o.id d

an w

ww

.ica

mel.id

(d

iola

h p

enelit

i 2015)

64

No

Kod

e E

mite

n-5

-4-3

-2-1

01

23

45

1C

TBN

00

00

00

00,

0000

0062

50

00

2A

RN

A3,

2691

2E-0

50,

0031

3344

90,

0035

617

0,00

0842

890,

0028

1307

60,

0066

6791

0,00

2643

081

0,00

0399

105

0,00

1752

519

0,00

0585

444

0,00

3595

484

3K

KG

I0,

012

0,01

20,

0004

880,

0004

880,

0004

880,

0000

305

0,00

0030

50,

0000

305

0,00

0030

50,

0000

305

0,00

0081

5

4C

TRA

0,00

0639

596

0,00

1123

448

0,00

3031

290,

0028

4192

0,00

2482

557

0,00

0822

541

0,00

0301

369

0,00

1228

322

0,00

3727

759

0,00

1369

593

0,00

1331

086

5TU

RI

0,01

7321

864

0,00

8200

717

0,00

6094

620,

0065

3477

0,01

3565

591

0,00

2981

810,

0016

4175

60,

0013

4077

10,

0008

7087

80,

0006

8198

90,

0216

3315

4

6C

PIN

0,08

9221

958

0,00

6108

121

0,00

9291

960,

0068

8448

0,00

6140

089

0,00

1259

133

0,00

1145

876

0,00

2133

831

0,00

0811

707

0,00

1079

140,

0015

5463

7

7B

BR

I0,

0045

590,

0038

9606

80,

0035

450,

0098

9725

0,01

4880

084

0,00

3829

199

0,00

2176

049

0,00

2552

731

0,00

1562

803

0,00

1872

784

0,00

1034

498

8LS

IP0,

0259

8432

30,

0153

0332

40,

0152

905

0,02

7997

770,

0224

0811

20,

0011

2577

40,

0011

1082

40,

0021

1040

40,

0019

2624

40,

0042

1985

50,

0036

2728

9

9B

TPN

1,11

468E

-05

0,00

0791

424

0,00

0958

630,

0053

0589

0,00

2820

145

0,00

0547

978

0,00

0464

332

0,00

0307

831

0,00

0130

641

0,00

0116

551

5,88

552E

-05

10IN

TA0,

1202

2985

50,

1307

7369

40,

1058

9556

0,06

3187

80,

0401

3255

90,

0103

9754

50,

0071

0499

60,

0102

5912

0,01

1554

936

0,00

6289

267

0,00

8183

917

11M

AIN

0,01

8635

693

0,01

8436

578

0,01

6688

790,

0145

059

0,02

2182

891

0,00

5141

298

0,00

2410

324

0,00

2889

676

0,00

2023

304

0,00

4387

021

0,00

2931

858

12A

UTO

6,41

892E

-05

0,00

0128

378

0,00

0141

860,

0008

4172

0,00

1473

889

0,00

0149

127

5,84

057E

-05

8,31

478E

-05

0,00

0343

847

0,00

0430

548

0,00

0213

783

13S

SIA

0,02

0968

920,

0202

0551

80,

0224

6512

0,01

1425

540,

0254

0141

60,

0095

8769

60,

0040

2539

80,

0055

6931

20,

0066

3025

40,

0301

0509

90,

0088

5564

1

14JT

PE

0,03

3247

536

0,05

2022

117

0,04

6738

680,

0179

411

0,02

9631

063

0,01

3969

192

0,00

5777

316

0,00

3531

429

0,00

8893

698

0,00

3058

180,

0027

2252

6

15M

TSM

0,00

0103

072

0,00

0103

072

0,00

0103

070,

0001

0307

0,00

0103

072

6,44

197E

-06

6,44

197E

-06

6,44

197E

-06

8,58

929E

-06

8,58

929E

-06

8,58

929E

-06

16P

TRO

0,00

0175

986

0,00

0127

404

0,00

2215

930,

0023

2499

0,00

0694

028

0,01

0231

954

0,00

3816

658

0,00

3571

765

0,00

6962

091

0,00

4159

210,

0044

6012

1

17P

WO

N0,

0013

1670

50,

0004

7733

0,00

1646

280,

0008

4585

0,00

0976

254

0,00

0712

807

0,00

0841

328

0,00

0390

026

9,80

905E

-05

0,00

0195

662

0,00

0233

92

18A

SII

0,00

0661

503

0,00

0870

60,

0015

6632

0,00

1126

260,

0010

9031

90,

0006

6729

60,

0010

3669

30,

0011

1694

70,

0003

5941

80,

0010

7864

80,

0004

3462

1

19IM

AS

0,00

1020

874

0,00

0854

164

0,00

0908

410,

0008

2487

0,00

1185

414

0,00

0764

118

0,00

0492

717

0,00

1209

643

0,00

1304

209

0,00

1121

949

0,00

0779

126

20M

DR

N8,

5962

E-0

60,

0002

2350

10,

0005

1499

0,00

0531

40,

0006

5721

80,

0004

0183

30,

0002

9227

16,

4705

9E-0

50,

0043

1185

20,

0007

6209

20,

0004

6482

21K

LBF

0,00

2122

782

0,00

1023

925

0,00

0607

080,

0009

9468

0,00

0946

090,

0007

4427

80,

0006

4710

40,

0012

5928

30,

0005

6079

10,

0004

7814

0,00

0395

48

22A

CE

S0,

0002

6559

80,

0001

3994

20,

0002

4898

0,00

0720

70,

0020

4898

0,00

0741

662

0,00

0233

557

0,00

0282

274

0,00

1132

741

0,00

0743

673

0,00

0472

624

23JP

FA0,

0005

8299

20,

0002

3380

70,

0001

1444

0,00

0589

090,

0006

6225

60,

0015

0274

10,

0010

4511

80,

0007

1136

30,

0003

6048

90,

0001

9272

0,00

0387

786

24A

RN

A0,

0003

0566

20,

0018

3615

40,

0015

166

0,00

0215

220,

0003

2228

0,00

0813

874

0,00

0479

062

0,00

0576

659

0,00

0573

390,

0007

6592

70,

0038

5285

9

25TO

WR

4,90

056E

-07

3,72

442E

-05

0,00

0106

830

1,17

613E

-05

8,82

1E-0

64,

7339

4E-0

52,

1072

4E-0

61,

4260

6E-0

52,

2346

5E-0

52,

1562

4E-0

6

26A

MR

T6,

6226

E-0

70,

0010

6716

53,

4967

E-0

53,

9736

E-0

71,

3245

2E-0

64,

0265

4E-0

61,

9073

1E-0

68,

2120

2E-0

71,

0039

9E-0

54,

7682

7E-0

63,

4464

E-0

5

27JR

PT

02,

1818

2E-0

61,

8182

E-0

72,

5455

E-0

66,

2545

5E-0

51,

4545

5E-0

73,

6363

6E-0

84,

1054

5E-0

52,

5454

5E-0

73,

6363

6E-0

81,

5745

5E-0

5

28TL

KM

0,00

2006

399

0,00

1444

965

0,00

0840

130,

0008

1074

0,00

1276

711

0,00

1390

020,

0010

8577

90,

0006

3150

30,

0004

9808

50,

0010

4825

90,

0014

6201

4

29B

ATA

00

00

0,01

5730

769

0,00

0204

615

0,00

0158

846

0,00

1366

538

0,00

0737

308

0,00

0388

077

0,00

0135

769

30JK

ON

0,00

0227

335

01,

5329

E-0

73,

0659

E-0

71,

5329

4E-0

71,

1803

6E-0

50,

0002

2295

10,

0001

8671

24,

9606

E-0

51,

1895

6E-0

53,

5840

2E-0

5

0,01

1723

848

0,00

9352

143

0,00

8153

870,

0059

2617

0,00

7006

288

0,00

2490

538

0,00

1309

934

0,00

1461

822

0,00

1908

010,

0021

7359

90,

0023

0000

5T

otal

Rat

a-R

ata

Lam

pira

n 4.

Per

hitu

ngan

Vol

ume

Per

daga

ngan

Sah

am (T

VA

)

Sum

ber d

iola

h pe

nelit

i 201

5

65

Lampiran 5

OUTPUT WILCOXON SIGNED RANKS TEST

DATA SKALA RATIO TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) SEBELUM

DAN SESUDAH STOCK SPLIT TAHUN 2009-2013

1. Tabel Hasil Perhitungan Descriptive Statistic

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

pretest 29 ,008721666 ,0184361223 0E-7 ,0920439

posttest 30 ,001830674 ,0026355907 1E-7 ,0110371

2. Tabel Hasil Perhitungan Ranks

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

sesudah - sebelum

Negative Ranks 23a 17,17 395,00

Positive Ranks 7b 10,00 70,00

Ties 0c

Total 30

a. sesudah < sebelum

b. sesudah > sebelum

c. sesudah = sebelum

3. Tabel Hasil Perhitungan Test Statistics

Test Statisticsa

posttest -

pretest

Z -3,384b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,001

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.