perbedaan sistem pendidikan di negara maju-share

29
Perbedaan Sistem Pendidikan di Negara Maju Pengantar Pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang sulit dipisahkan satu sama lain dalam mengembangkan potensi manusia. Pendidikan membentuk pengetahuan dan pola pikir, sedangkan kebudayaan membentuk watak dan karakter. Manusia terdidik namun tidak berwatak, malah akan mempergunakan pengetahuannya untuk sesuatu yang salah. Sedangkan manusia berwatak namun tidak berpengetahuan, tidak memiliki produktivitas. Oleh karena itu, pengetahuan/keahlian dan watak harus dikembangkan pada diri manusia secara proporsional. Dalam artikel ini saya ingin meberikan gambaran perbedaan sistem pendidikan dan kebudayaan di tiap negara maju, dengan harapan bisa memberikan inspirasi kepada para pendidik untuk menciptakan sistem pendidikan yang baik. Jepang Beberapa poin penting tentang pendidikan di Jepang adalah: Hak Seorang Profesor Seorang profesor diberikan hak penuh untuk mengurusi lembaga pendidikan, yang menentukan arah perkembangan pendidikan forum profesor. Bahkan profesor juga yang mengurusi laboratorium, kemahasiswaan, dan kurikulum. Di sana segala kebutuhan rumah tangga dijamin negara, hingga profesor hanya fokus pada peningkatan pendidikan. Nilai Luhur Budaya Nilai luhur budaya masih dipertahankan. Misalnya tentang kedisiplinan dan harga diri.

Upload: perdalam418651

Post on 24-Jun-2015

868 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Perbedaan Sistem Pendidikan di Negara Maju

PengantarPendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang sulit dipisahkan satu sama lain dalam mengembangkan potensi manusia. Pendidikan membentuk pengetahuan dan pola pikir, sedangkan kebudayaan membentuk watak dan karakter. Manusia terdidik namun tidak berwatak, malah akan mempergunakan pengetahuannya untuk sesuatu yang salah. Sedangkan manusia berwatak namun tidak berpengetahuan, tidak memiliki produktivitas. Oleh karena itu, pengetahuan/keahlian dan watak harus dikembangkan pada diri manusia secara proporsional. Dalam artikel ini saya ingin meberikan gambaran perbedaan sistem pendidikan dan kebudayaan di tiap negara maju, dengan harapan bisa memberikan inspirasi kepada para pendidik untuk menciptakan sistem pendidikan yang baik.

JepangBeberapa poin penting tentang pendidikan di Jepang adalah:

Hak Seorang ProfesorSeorang profesor diberikan hak penuh untuk mengurusi lembaga pendidikan, yang menentukan arah perkembangan pendidikan forum profesor. Bahkan profesor juga yang mengurusi laboratorium, kemahasiswaan, dan kurikulum. Di sana segala kebutuhan rumah tangga dijamin negara, hingga profesor hanya fokus pada peningkatan pendidikan.

Nilai Luhur BudayaNilai luhur budaya masih dipertahankan. Misalnya tentang kedisiplinan dan harga diri.

Metode PembelajaranPada umumnya metode pengajaran yang digunakan di sekolah-sekolah di Jepang adalah kombinasi dari:

1. Penjelasan dari dan tanya jawab dengan guru, 2. Diskusi antar murid, dan 3. Eksplorasi oleh murid sendiri dengan menggunakan alat pembelajaran.

Di awal biasanya murid memberikan penjelasan sebagai pengantar, kemudian murid melakukan diskusi sesama mereka dan atau mengeksplorasi menggunakan alat pembelajaran seperti multimedia, laboratorium, dll. sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhan. Hasil diskusi dan atau eksplorasi tersebut lalu dipresentasikan di depan kelas dengan bimbingan guru.

Nilai hasil belajar tinggi yang mereka peroleh di kelas akan menjadi mubazir apabila mereka tidak bisa menerjemahkannya dalam lingkungan sosial mereka sehari-hari. Oleh sebab itu, atas kerjasama dengan pemerintah, sekolah dan dengan berbagai perusahaan serta lembaga setempat, anak-anak sekolah

Page 2: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

dalam waktu-waktu tertentu dilibatkan dalam proses produksi suatu usaha atau layanan jasa. Melalui keterlibatan tersebut, siswa diminta untuk melakukan observasi dan terbuka dengan berbagai pertanyaan kritis. Hasil penelitian itu selanjutnya akan mereka catat dan presentasikan sebagai kesimpulan dari proses belajar.

Poin yang ingin digarisbawahi melalui program ini, bahwa proses belajar tidak hanya terbatas dalam lingkup sekolah saja. Memang sekolah diakui sebagai tempat pertama pengembangan aspek kognitif siswa, namun lingkungan di luar sekolah pun sama pentingnya, terutama sebagai ajang pembelajaran dan pengembangan aspek psikomotorik serta afektif mereka. Kesinambungan antar semua proses belajar ini akan membawa para siswa untuk memiliki “kemampuan baru” dan hal ini oleh kementerian pendidikan dijadikan batu pijakan reformasinya menuju suatu visi pendidikan ke depan.

Wiliam K. CummingsMenurut Wiliam K. Cummings, Jepang berhasil merombak masyarakat melalui pendidikan melalui beberapa faktor antara lain :

1. Perhatian pada pendidikan datang dari pelbagai macam pihak2. Sekolah Jepang tidak mahal3. Tidak ada diskriminasi terhadap sekolah4. Kurikulum sekolah Jepang amat berat5. Sekolah sebagai unit pendidikan6. Guru terjamin tidak akan kehilangan jabatan7. Guru Jepang penuh dedikasi8. Guru Jepang merasa wajib memberi pendidikan “manusia seutuhnya”9. Guru Jepang bersikap adil

Jika kita bandingkan dengan fenomena yang terjadi di negara kita, beberapa hal tersebut di atas tampak sangat bertolak belakang.

DanasasmitaMenurut Danasasmita ada beberapa karakteristik yang mendorong bangsa Jepang maju. Ini dibuktikan dengan beberapa ucapan

1. Arigatoo [terima kasih]. Orang Jepang menghargai jasa orang lain2. Otsukaresamadeshita [maaf, Anda telah bersusah payah]. Orang Jepang menghargai hasil

pekerjaan orang lain3. Ganbatte kudasai [berusahalah!]. Perlunya setiap orang harus berusaha4. Semangat bushido [semangat kesatria]. Orang Jepang punya semangat yang tidak pernah luntur,

tahan banting, dan tidak mau menyerah

Yang paling penting, pendidikan tidak hanya sekedar proses belajar-mengajar saja, tetapi proses penyadaran untuk menjadikan manusia seutuhnya. Bukan hanya menjadikan manusia sebagai produk keluaran dari sebuah lembaga pendidikan. Pendidikan adalah sebuah sarana untuk menjadikan manusia sebagai "manusia yang sadar diri" dalam sebuah generasi, yaitu manusia yang mengerti apa yang seharusnya dilakukan atau tidak, apa yang baik dan jelek serta mengetahui mana yang hak atau kewajiban. Melahirkan manusia yang seperti ini adalah hakikat dari sebuah pendidikan.

Page 3: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Mesir

Pendidikan dan Al-Qur’an1. Budaya hafalan sangat kental. Pelajar muslim diwajibkan untuk menghafal Al-Quran. 18% warga

mesir hafal al-qur’an. Di Universitas Al-Azhar, misalnya, bagi mahasiswa Mesir program S-1 diwajibkan menghafal 15 juz (setengah Al-Quran), program S-2 diwajibkan menghafal seluruh Al-Quran. Adapun program S-3, tinggal diuji hafalan sebelumnya.

2. Pendidikan yang terjangkau dan dekat dengan Al-quran, akan menghasilkan produk yang unggul.

Amerika

Pendidikan dikelola oleh masyarakatSangat berbeda dengan di Indonesia, pengelolaan pendidikan di AS lebih banyak ditangani oleh masyarakat sendiri ketimbang oleh pemerintah, sangat desentralistik sekali. Ternyata sudah menjadi kultur budaya yang sangat mengakar dalam sejarah AS bahwa pendidikan menjadi tugas bagi keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu masyarakat tidak mau kalau pendidikan diatur oleh pemerintah pusat, bahkan oleh pemerintah negara bagian, bahkan oleh pemerintah lokal sekalipun. Masyarakat merasa memiliki hak yang sangat kuat untuk menentukan sistem pendidikan seperti apa yang paling tepat untuk masyarakat mereka. Mereka menganggap tantangan yang dihadapi oleh setiap komunitas tidaklah sama, jadi sistem pendidikan juga tidak boleh atau tidak perlu disamakan antara satu kota dengan kota lain, antara satu state dengan state lain. Namun, sistem yang ada tidak melihat ras atau golongan, sehingga semua anak diperlakukan sama.

Sistem pemerintahan di tiap lapis juga hampir mirip dengan di Indonesia. Ada lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Lembaga legislatif ditingkat pusat menggunakan sistem bikameral atau sistem dua kamar, sama dengan di Indonesia ada DPR dan DPD, jumlah DPR plus DPD sama dengan MPR, disini MPR disebut Congress beranggota sebanyak 535 orang yang terdiri dari House (semacam DPR-RI) beranggota 435 orang dan Senate (semacam DPD)beranggota sebanyak 100 orang. Ditingkat state atau negara bagian atau provinci juga terdiri dari Representative (=House) dan Senate. Sedangkan ditingkat lokal hanya ada representative. Ditingkat lokal disetiap 200 orang penduduk ada 1 orang representatif, jadi contohnya ditempat kami tinggal di kota Amherst penduduknya ada 22.000 orang, maka wakil rakyatnya (representatif) ada 110 orang. Wakil rakyat ini kemudian memilih perwakilan mereka lagi atau bisa juga disebut tim formatur atau disini disebut selectman atau Selectboard sebanyak kurang lebih 5 orang yang mempunyai tugas memilih walikota (Mayor) atau Bupati (Town manager).

Tidak terkait dengan itu, masyarakat juga memilih melalui pemilu lokal yang disebut wakil-wakil mereka yang akan mengurus urusan pendidikan, yaitu yang disebut school commitee atau komite sekolah. Bedanya dengan di Indonesia komite sekolah adanya ditiap sekolah, tapi di AS komite sekolah adanya di tingkat kota/kabupaten. Jadi mungkin mirip dengan Dewan Pendidikan di Indonesia, hanya bedanya komite sekolah di AS dipilih langsung oleh rakyat.

Page 4: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Komite sekolah ini berjumlah berkisar 5-7 orang tergantung jumlah penduduk, dan mereka akan memilih yang disebut Super Intendants sebanyak 1 orang. Maka untuk urusan pendidikan komite sekolah berfungsi sebagai legislatifnya dan super intendant sebagai eksekutifnya atau kepala dinasnya. Jadi semacam ada 2 pemerintahan ditingkat lokal, yaitu pemerintahan yang mengurus pendidikan, dan pemerintahan yang mengurus selain pendidikan. Eksekutif yang mengurus pendidikan disebut super intendant dan eksekutif yang mengurus selain pendidikan disebut mayor atau town manager. Pendapatan pemerintah lokal berasal dari pajak property yang dipungut dari masyarakat, uang ini dipegang oleh mayor/town manager dan 60% dari uang ini diserahkan kepada Super Intendant.

Tugas dari Komite Sekolah adalah:

1. Mengurus anggaran pendidikan2. Mengangkat Super Intendant (SI)3. Membuat kebijakan pendidikan termasuk kurikulum4. Melaporkannya ke publik (masayarakat)

Tugas SI adalah:

1. Mengangkat Principals atau Kepala Sekolah2. Mengangkat staf dan direktur-direktur pendidkan (subdin-subdin)3. Melaksanakan pengelolaan pendidikan4. Melaporkannya ke komite sekolah

Tugas dari Principals adalah:

1. Sebagai manager di sekolah2. Mengangkat guru-guru3. Melaksanakan kurikulum4. Melaporkannya ke SI

Tugas guru adalah:

1. Membuat draft kurikulum2. Menentukan buku yang digunakan (tapi tidak boleh menjual)3. Mengajar4. Melaporkannya ke principals

Keuangan untuk pendidikan yang diberikan ke SI melalui komite sekolah berasal dari 60% kekayaan pemerintah lokal, 40% kekayaan pemerintah state dan 10% kekayaan pemerintah pusat. Tetapi ketika pemerintah state dan pusat memberikan kekayaannya ke komite sekolah, maka komite sekolah wajib menerima kebijakan-kebijakan pendidikan pemerintah pusat dan state yang terkait dengan jumlah uang yang diberikannya itu.

Page 5: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Wajib BelajarDi Indonesia kita mengenal wajib belajar SD dan SMP. Di Amerika kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh warga sudah lama diberlakukan. Wajib belajar di AS mulai dari SD sampai SMA. Tapi pemerintah menggratiskan biaya sekolah sejak TK sampai SMA untuk sekolah-sekolah negeri. Untuk sekolah swasta, pemerintahan dipusat sampai lokal tidak memberikan anggaran apapun, dan sebaliknya sekolah itu pun tidak diwajibkan mengikuti seluruh kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.

No Child Left BehindPada tahun 2001 pemerintah pusat melakukan Reformasi di bidang pendidikan dengan meluncurkan kebijakan NCLB atau No Child Left Behind atau Tak ada satupun anak yang tertinggal dibelakang. Kebijakan ini terkait dengan mutu atau kualitas anak didik. Negara bagian Massachusetts yang selalu terbaik dalam pendidikan telah lebih dulu mengawali kebijakan ini pada tahun 1993.

Kebijakan NCLB ini antara lain dilakukan dalam bentuk penciptaan standar-standar mutu hasil didik dan pelaksanaan Ujian Nasional. Pemerintah pusat memerintahkan pemerintah negara bagian untuk membuat standar pendidikan, membuat kurikulum, membuat soal Ujian nasional dan menyelenggarakan Ujian nasional. Materi yang diujikan samapai saat ini baru Matematik dan Bahasa Inggris, tapi tahun depan akan ditambah Sejarah AS dan IPA.

Intervensi pemerintah pusat dalam pendidikan dilakukan karena melihat kualitas pendidikan anak-anak SMA sangat menurun. Angka Drop Out (tidak meneruskan sekolah) sebesar rata-rata 50%, dari 50% yang ikut Ujian nasional lulus 90%, dari yang lulus ini sebagian meneruskan kuliah dan sebagian lagi bekerja. Sebelum masuk perguruan tinggi atau bekerja mereka juga di tes, dan hanya 50% dari yang ikut tes lulus masuk perguruan tinggi atau bekerja. akibatnya banyak pengangguran atau bekerja ditempat yang dibayar murah, dan akibatnya angka kemiskinan makin meningkat, seterusnya pembayar pajak semakin sedikit dan pendapan negara semakin berkurang.

Sumber: http://hendronurprasetyo.blogspot.com/2007/07/sistem-pendidikan-di-amerika-serikat.html

Tahapan PendidikanTahapan-tahapan pendidikan di Amerika Serikat adalah sebagai berikut:

Sekolah Menengah Atas (Secondary Education) di Amerika Serikat

1. Dihitung dari grade 9 sampai grade 12, biasanya siswa berumur 14/15 tahun sampai 17/18 tahun.

2. Setelah lulus dari grade 12, siswa diberikan ijazah sekolah menengah atas (high school diploma).3. Siswa yang belum menerima ijazah sekolah menengah atas dapat mengambil ujian General

Education Development (GED), yang merupakan sertifikasi kemampuan akademik untuk tingkat sekolah menengah atas.

Page 6: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Post Secondary Education di Amerika Serikat

Siswa harus mempunyai ijazah sekolah menengah atas atau GED untuk kuliah S1 di college atau universitas Amerika. Siswa akan mendapatkan gelar S1 setelah kuliah 4 tahun atau mendapatkan gelar Associate setelah kuliah 2 tahun.

Gelar Associate

Gelar Associate dapat merupakan program transfer (dua tahun pertama program S1) atau memang merupakan program 2 tahun untuk mempersiapkan siswa untuk karir tertentu.

1. Kuliah 2 tahun di community college atau college swasta.2. Jenis gelar: Associate of Arts (AA) atau Associate of Science (AS).3. Siswa dapat melanjutkan kuliah dengan transfer ke college atau universitas dengan program

kuliah S1 yang berdurasi 4 tahun.

Community college, dapat merupakan college publik atau swasta, merupakan institusi community-based yang juga dikenal dengan county colleges, junior colleges, technical colleges atau city colleges.

Gelar S1Gelar S1 di Amerika Serikat sangat fleksibel dimana siswa dapat memilih beragam program.

1. Kuliah 4 tahun jurusan tertentu di college atau universitas.2. Sebagai bagian dari proses penerimaan, kebanyakan universitas memerlukan nilai SAT atau ACT

siswa.3. Umumnya gelar S1 dibagi menjadi 2 tahap: Tahap pertama fokus kepada program foundation,

dimana siswa mengikuti kuliah pelajaran utama seperti matematika, bahasa Inggris, ilmu pengetahuan sosial dan lainnya. Tahap kedua fokus kepada pelajaran jurusan yang dipilih oleh siswa.

4. Jenis gelar S1: Bachelor of Arts (BA), Bachelor of Science (BS) dan lainnya.5. Gelar diberikan setelah melengkapi jumlah kredit yang diminta (1 pelajaran biasanya dihitung

mempunyai 3 atau 4 kredit) dan persyaratan utama lainnya.

College atau universitas di Amerika Serikat dapat merupakan milik pemerintah atau swasta; college pemerintah disubsidi oleh pemerintah sedangkan college swasta dibiayai oleh swasta dan biasanya lebih kecil. Perbedaan antara college dan universitas adalah college biasanya lebih kecil dan hanya menawarkan gelar S1, sedangkan universitas juga menawarkan gelar graduate (S2).

Gelar Graduate di Amerika SerikatSiswa yang telah mempunyai gelar S1 dapat melanjutkan pendidikan mereka ke gelar S2 atau S3 (PhD). Program Graduate di Amerika Serikat lebih terfokus dan berat dibandingkan dengan program S1 dan universitas menganggap bahwa siswa telah mengetahui penegtahuan dasar bidang S3 yang akan mereka pelajari.

Page 7: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Gelar S2Gelar S2 ditawarkan dalam 2 jenis, Akademik atau Profesional. Program gelar S2 tersedia di bidang yang beragam.

1. Program S2 biasanya berlangsung selama 2 tahun di bidang tertentu.2. Gelar S2 Akademik termasuk: Master of Arts (MA) dan Master of Science (MS).3. Gelar S2 Profesional antara lain: Master of Business Administration (MBA), Master of Education

(MeD), Master of Social Work (MSW) dan lainnya.4. Sebagai salah satu syarat penerimaan program S2, siswa harus lulus ujian GRE. Siswa yang ingin

mengambil program MBA harus lulus ujian GMAT.

Gelar jurusan Hukum dan Medicine hanya ditawarkan di tingkat S2 di Amerika Serikat. Siswa harus sudah menyelesaikan gelar S1 sebelum mendaftar untuk mengikuti program tersebut.

Gelar HukumJurusan Hukum mengajarkan kemampuan praktikal kepada siswa yang ingin menjadi pengacara. Gelar A J.D. dibutuhkan untuk penerimaan di seluruh negara bagian Amerika Serikat.

1. Gelar Hukum adalah program 3 tahun di universitas. 2. Sebagai salah satu syarat penerimaan, siswa harus lulus ujian Law School Admissions

Test (LSAT) 3. Setelah menyelesaikan kuliah, siswa akan mendapatkan sertifikat Juris Doctor (J.D.).

Gelar Medicine1. Jurusan Medicine mempunyai durasi kuliah minimum 4 tahun di universitas.

2. Sebagai salah satu syarat penerimaan, siswa harus lulus ujian Medical College Admissions Test (MCAT).

3. Setelah berhasil lulus dari program ini, siswa akan mendapatkan gelar Doctor of Medicine (MD) atau Doctor of Osteopathic Medicine (DO).

Gelar S3Program S3 meliputi proses belajar lanjutan di tingkat yang lebih tinggi, mengikuti seminar, menulis skripsi, untuk melatih siswa menjadi ahli riset yang kemudian akan mengajar disiplin ilmu tertentu di college atau universitas.

1. Minimum durasi untuk program ini adalah 3 tahun.2. Sebagai salah satu syarat penerimaan, siswa harus lulus ujian GRE untuk mengikuti program

graduate.3. Setelah berhasil lulus dari program ini, siswa akan mendapatkan gelar Doctor of Philosophy

(PhD).

Sumber: http://www.kaplaninternational.com/ind/resources/education-sistem/usa-guide.aspx

Page 8: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Pengambilalihan Anak BermasalahJika ada anak yang tidak bersekolah, maka pemerintah akan “mengambil alih” hak asuh anak tersebut dan memasukkannya ke yayasan pendidikan khusus.

Sumber: novel anak-anak karya Jacqueline Wilson

India1. Pembelajaran mandiri. Setiap siswa rata-rata membaca 12-20 jam perhari2. Pendidikan murah. Untuk mengambil master misalnya, hanya 6 jutaan setahun3. Bahasa Inggris menjadi bahasa pengantar4. Dosen dan profesor fokus pada pendidikan, tidak sibuk ‘ngobjek’5. “Berpikir adalah kemajuan. Tidak berpikir merupakan stagnasi bagi individu, organisasi, dan

negara. Berpikir mengarahkan pada tindakan. Pengetahuan tanpa tindakan tidak ada gunanya dan tidak relevan. Pengetahuan dengan tindakan mengubah kesengsaraan menjadi kesejahteraan.” Dr Abdul Kalam, Pakar Aeronautika yang Presiden India.

JermanPada bagian ini akan diberikan gambaran singkat tentang sistem pendidikan di Jerman serta perbedaan-perbedaannya dibandingkan dengan sistem pendidikan di Indonesia, baik pada level pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.

Pendidikan Pra Perguruan TinggiBerbeda dengan di Indonesia yang menganut sistem pendidikan tiga jenjang SD-SLTP-SLTA, Jerman hanya memiliki dua jenjang pendidikan Pra Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dasar (Grundschule) dan pendidikan lanjutan (Gymnasium, Realschule atau Berufschule).

Jenjang Pendidikan Pra Perguruan Tinggi di Jerman memerlukan waktu tempuh normal selama 13 tahun (berbeda dengan di Indonesia, dimana pendidikan SD-SLTP-SLTA bisa diselesaikan hanya dalam waktu 12 tahun). Pendidikan sekolah dasar (Grundschule) diberikan dari kelas 1 – 6, dan setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk memilih melanjutkan ke Gymnasium, Realschule atau Berufschule.

Gymnasium diperuntukkan bagi siswa-siswa pandai yang dianggap mampu melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Jenjang ini ditempuh mulai dari kelas 7 – 13, dan setelah lulus mereka diberi ijazah yang dikenal sebagai “Abitur”. Jadi sebelum masuk ke perguruan tinggi, seorang siswa menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah selama 13 tahun. Berufschule diperuntukkan bagi siswa-siswa yang langsung dipersiapkan memasuki dunia kerja dan tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan Realschule ada di tengah-tengah keduanya. Kalau dianggap bagus, siswa dari Realschule bisa meneruskan ke Gymnasium untuk mendapatkan Abitur, atau bisa juga langsung memasuki dunia kerja.

Pendidikan TinggiSetelah mendapatkan Abitur, siswa langsung bisa mendaftarkan diri ke Perguruan Tinggi. Berbeda dengan calon mahasiswa di Indonesia yang harus mengikuti ujian tertulis (UMPTN), di sini calon siswa sama sekali tidak perlu mengikuti ujian seleksi. Calon mahasiswa tinggal mengirimkan berkas

Page 9: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

lamarannya, dan universitas akan langsung memutuskan berdasarkan nilai Abitur. Hal tersebut bisa dilakukan karena pendidikan di seluruh Jerman, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi, memiliki kualitas yang bisa dikatakan sama.

Untuk menjamin kualitas yang merata di semua sekolah, setiap anak wajib masuk ke sekolah terdekat yang telah ditunjuk oleh pemerintah (bila memilih untuk belajar di sekolah selain yang telah ditunjuk, maka orang tuanya harus mengajukan permintaan khusus disertai dengan alasan-alasannya). Sebaliknya, pemerintah pun menyediakan guru-guru dan fasilitas pendidikan yang merata di semua sekolah, baik di kota besar maupun di pelosok yang jauh dari kota.

Universitas dan FachhochschuleAda dua jenis pendidikan tinggi di Jerman, yaitu Universität (universit, selanjutnya disingkat UNI) dan Fachhochschule (applied university, selanjutnya disingkat FH).

Perbedaan antara UNI dan FH diantaranya bisa disebutkan sebagai berikut:

1. Materi perkuliahan. UNI lebih menekankan ke teori dan kepadanya diberikan tanggung jawab dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Komposisi antara teori dan praktek di UNI berkisar 60:40. Sebaliknya, FH (sesuai dengan namanya) lebih menitik beratkan ke aspek terapan, dengan komposisi teori dan terapan 40:60.

2. Jadwal perkuliahan. Jadwal perkuliahan di UNI adalah Okt-Maret untuk musim dingin (Winter Semester) dan April-September untuk musim panas (Sommer Semester). Sebaliknya untuk FH perkuliahan dimulai lebih dini, yaitu Agustus-Januari untuk musim dingin (WS) dan Februari-Juli untuk musim panas (SS).

3. Waktu melamar. Karena perbedaan waktu kuliah sebagaimana disebutkan pada 2), maka jadwal untuk proses seleksi pun juga berbeda. Pendaftaran di FH ditutup lebih cepat dibandingkan dengan di UNI. 

Program-program Pendidikan yang ditawarkana) Program klasik

Berbeda dengan di Indonesia dan sistem 3 jejang (Sarjana-Magister-Doktor), sampai saat ini Jerman masih menganut pendidikan tinggi dengan dua jenjang, yaitu Diplom (Dipl.) dan Doktor (Dr).

Dalam jenjang Diplom ini, pada tahun-tahun pertama mahasiswa diwajibkan mengikuti serangkaian mata kuliah dasar (dikenal dengan nama Grundstudium). Setelah menyelesaikan semua mata kuliah di Grundstudium mahasiswa diberi sertifikat Vordiplom, akan tetapi sertifikat ini bukanlah gelar kesarjanaan. Untuk menyelesaikan Vordiplom, mahasiswa memerlukan waktu sekitar 2,5 tahun. Setelah mendapatkan Vordiplom, barulah mahasiswa diijinkan mengambil mata kuliah keahlian pada level yang lebih tinggi (dikenal dengan Hauptstudium). Setelah menyelesaikan semua mata kuliah Hauptstudium, barulah mahasiswa diijinkan menulis tugas akhir (dikenal dengan nama Diplomarbeit) sebagai syarat kelulusan Diplom. Jadi, Diplom adalah gelar resmi pertama yang diperoleh setelah seseorang menyelesaikan studinya di UNI atau FH.

Antara Diplom UNI dan Diplom FH memiliki perbedaan-perbedaan, diantaranya:

1. Diplom FH bisa diselesaikan dalam waktu 4,5 tahun sedangkan Diplom UNI baru bisa diselesaikan dalam waktu 5 tahun.

Page 10: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

2. Diplom FH memiliki muatan terapan yang lebih besar (60% perkuliahan) dibandingkan dengan Diplom UNI (40% perkuliahan).

3. Diplom FH tidak dirancang untuk melanjutkan ke jengang Doktor. Apabila pemegang Diplom UNI ingin melanjutkan ke program Doktor, maka yang bersangkutan harus mengikuti proses persamaan terlebih dahulu. Dalam fase ini, kepadanya diwajibkan mengikuti serangkaian mata kuliah pada level Hauptstudium. Bisa juga ia mengikuti program Master terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke program Doktor. Sebaliknya, pemilik gelar Diplom UNI bisa langsung melanjutkan studi ke jenjang Doktor.

b) Program Baru

Berdasarkan Kesepakatan Bologna tahun 1999, semua negara EU bersepakat untuk menyesuakan sistem pendidikan antara satu negara dengan negara lainnya di kawasan EU. Hal ini perlu dilakukan karena Kesepakatan Maastricht tahun 1992 menjamin bahwa semua negara EU harus mengakui kesamaan gelar dan keprofesian yang diberikan oleh Universitas maupun lembaga profesi di negara-negara EU lainnya.

Dari Kesepakatan Bologna 1999 tersebut, salah satu isinya adalah semua negara EU akan mengkonversi sistem pendidikan tingginya menjadi tiga jenjang Bachelor-Master-Doktor. Disepakati pula bahwa Bachelor (dengan waktu tempuh 3-4 tahun) adalah gelar kesarjanaan pertama yang diberikan oleh Universitas, dimana pemilik gelar tersebut diyakini telah siap memasuki dunia kerja. Program pendidikan Master adalah pendidikan lanjutan setelah bachelor dan diberikan selama 2 tahun.

Juga berdasarkan kesepakatan Bologna 1999 tersebut, UNI dan FH di Jerman telah mulai mengkonversi sistem lamanya Diplom-Doktor ke sistem baru Bachelor-Master-Doktor. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika saat ini telah ada jengang Bachelor-Master di hampir semua UNI dan FH. Paling lambat tahun 2010 semua UNI dan FH di Jerman harus sudah mengadopsi sistem Bachelor-Master-Doktor seratus persen. Di Feie Universität Berlin dan Humboldt Universität zu Berlin bahkan sistem ini sudah akan diadopsi penuh paling lambat tahun 2007.

Biaya kuliah sangat murah, hampir gratis

Berawal dari semangat bangkit yang tinggi, setelah jerman kalah pada perang dunia ke II

Singapore

Dengan pendapatan per kapita lebih dari 24.000 dollar AS per tahun, Singapura termasuk paling kaya di dunia. Namun, Singapura tidak menyamaratakan bahwa semua warga pasti mampu. Biaya sekolah di Singapura relatif murah. Yang diperlukan adalah biaya di luar uang sekolah seperti penunjang kelancaran sekolah, transportasi, buku-buku, dan lainnya.

Untuk keluarga yang tidak mampu, pemerintah menyediakan beasiswa jika perlu. Itu disediakan untuk memastikan bahwa kemiskinan bukan hambatan untuk mengenyam pendidikan.

Page 11: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Meski mobil bukan persoalan bagi kebanyakan warga di Singapura, untuk kelancaran transportasi anak-anaknya tersedia berbagai mode transportasi, mulai dari MRT, dipadu dengan rangkaian bus kota yang memiliki akses ke semua sekolah. Untuk transportasi ke dan dari Nanyang Technological University (NTU), misalnya, tersedia berbagai jalur bus yang membelah masuk ke kompleks universitas di Jurong.

Akses internet hingga ke ruang-ruang kelas juga tersedia dan gratis hanya dengan mendaftar untuk mendapatkan ID dari sekolah dan universitas. Hal itu memang sengaja dilakukan untuk membuat murid memiliki akses yang mudah mendapatkan informasi. Terkadang bahan pelajaran juga sudah dipajang di situs internet yang membuat mahasiswa bisa mengakses secara on-line.

Dosen-dosen dan guru di Singapura juga tidak kalah profesionalnya. Dengan gaji yang tergolong memadai, orang- orang terangsang menjadi guru. Tidak semua guru berasal dari Singapura sendiri.

Dengan jumlah penduduk yang sedikit, hanya 4 juta jiwa lebih, Singapura memerlukan pasokan guru. Untuk itu terkadang guru didatangkan dari negara lain. Untuk level universitas, misalnya, NTU dan National University of Singapore (NUS) tak segan menawarkan gaji yang tinggi menyamai gaji di Harvard Business School.

Sumber:http://f4ni.wordpress.com/2008/08/20/pendidikan-di-singapura-ditata-seperti-sebuah-orkestra

Selain itu, saya juga melampirkan beberapa pembahasan tentang negara yang sistem pendidikannya dianggap paling baik.

FinlandiaPeringkat pertama untuk kualitas pendidikan adalah Finlandia. Peringkat I dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survey internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, Matematika, dan Pemecahan Masalah. Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.

Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa negara lainnya. Finlandia tidaklah mengenjot siswanya dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking kedua setelah Finnlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam perminggu.

Kuncinya memang terletak pada kualitas gurunya. Guru-guru Finlandia boleh dikata adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru

Page 12: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima, lebih ketat persaingainnya ketimbang masuk ke fakultas bergengsi lainnya seperti fakultas hukum dan kedokteran.

Dengan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan dan pelatihan guru yang berkualitas tinggi tak salah jika kemudian mereka dapat menjadi guru-guru dengan kualitas yang tinggi pula. Dengan kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justru percaya bahwa ujian itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak ujian membuat kita cenderung mengajar siswa untuk lolos ujian. Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian.

Pada usia 18 tahun, siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK. Ini membantu siswa belajar bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri. Dan kalau mereka bertanggung jawab mereka akan bekeja lebih bebas. Guru tidak harus selalu mengontrol mereka. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Kita tidak belajar apa-apa kalau kita tinggal menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Di sini guru tidak mengajar dengan metode ceramah, Kata Tuomas Siltala, salah seorang siswa sekolah menengah. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan, sambungnya.

Siswa yang lambat mendapat dukungan yang intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan "Kamu salah" pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukankesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing.

Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui tanggung jawab pribadi.

Page 13: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, maka guru akan merasa bahwa yang salah adalah sistem pengajaran yang ia terapkan.

Diambil dari Top of the Class - Fergus Bordewich Original message: 1001Buku.org

Sumber: http://ianaja.multiply.com/reviews/item/22

Finlandia menggunakan filsafat pendidikan yang menyatakan setiap orang memiliki sesuatu untuk disumbangkan dan mereka yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu semestinya tidak ditinggalkan.

Suatu taktik yang diterapkan dalam hampir setiap mata pelajar adalah pengerahan guru bantu yang ditugasi untuk membantu murid yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu. Meski demikian, siswa ditempatkan dalam ruang kelas yang sama, tanpa memandang kemampuan mereka dalam pelajaran tersebut.

Persekolahan tingkat dasar dan menengah digabung, sehingga murid tidak perlu berganti sekolah pada usia 13. Dengan cara ini, mereka terhindar dari masa peralihan yang bisa menganggu dari satu sekolah ke sekolah lain.

Anak-anak di Finlandia baru mulai menjalani sekolah utama pada usia tujuh tahun. Gagasan bahwa sebelum itu mereka belajar paling efektif ketika bermain dan menjelang mereka akhirnya bersekolah mereka juga bersemangat untuk mulai belajar.

Jasa orang tua

Para orang tua Finlandia jelas memiliki andil atas prestasi sekolah yang mengesankan. Ada budaya membaca di kalangan anak-anak di rumah dan keluarga harus mengadakan kontak berkala dengan guru anak mereka.

Mengajar adalah karir prestisius di Finlandia. Guru sangat dihargai dan standar pengajaran tinggi.

Keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia tampaknya juga ditunjang budaya. Anak-anak belajar dalam suasana yang santai dan informal.

Finlandia mencatat arus imigrasi kecil. Jadi, ketika murid mulai belajar di sekolah, sebagian besar adalah penutur asli bahasa Finlandia dan ini menyisihkan hambatan yang sering dihadapi oleh masyarakat lain.

Sumber: http://pandjiwinoto.co.cc/2010/04/16/firlandia-negara-yang-memiliki-sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia/

Finlandia juga dicatat sebagai negara ter-tidak korup sedunia.

Page 14: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Kuba

Universitas Untuk Semua Di negeri yang terkenal karena produk cerutunya itu, tingkat melek huruf penduduknya sangat tinggi. 97 persen dari penduduk yang berusia di atas 15 tahun bisa membaca dan menulis. Dari komposisi itu, jumlah laki-laki yang melek huruf mencapai 97, 2 persen, sedangkan perempuan mencapai 96,9 persen. Sebagai perbandingan, sebelum revolusi pada 1959, angka buta huruf sebesar 30 persen. Kini penduduk yang buta huruf nol persen. Kuba juga merupakan negara dengan tenaga guru terbesar dan tersukses dalam bidang pendidikan. Dari segi komposisi jumlah guru-murid, untuk tingkat sekolah dasar dari setiap 20 murid dilayani oleh satu orang pengajar. Untuk tingkat sekolah menengah, satu orang pengajar melayani 15 murid. Keadaan ini menyebabkan hubungan antara guru-murid berlangsung secara intensif.

Setiap guru di Kuba adalah lulusan universitas dan memperoleh pelatihan yang sangat intensif dan berkualitas selama masa karirnya. Yang unik dari sistem pendidikan Kuba, adalah hubungan guru-murid-orang tua yang tampak dikelola secara kolektif. Seluruh staf pendidikan (pengajar dan pegawai administrasi) tinggal di dekat sekolah, sehingga mereka mengenal satu sama lain. Bersama murid dan orang tuanya, para guru ini bekerja bersama dan menyelesaikan secara bersama masalah-masalah menyangkut bidang pendidikan dan kesehatan. Metode ini merupakan pengejawantahan dari nilai hidup yang diwariskan oleh Che Guevara, tentang solidaritas kelas. Dengannya, pendidikan tidak hanya bermakna vertikal, dimana semakin terdidik orang peluangnya untuk berpindah kelas semakin terbuka. Tapi, juga bermakna horisontal, bahwa pendidikan juga bertujuan untuk memupuk dan mengembangkan solidaritas antar sesama, penghargaan terhadap alam-lingkungan dan kemandirian.

Menurut Juan Casassus, anggota tim dari the Latin American Laboratory for Evaluation and Quality of Education at UNESCO Santiago, prestasi tinggi Kuba dalam pendidikan ini merupakan hasil dari komitmen kuat pemerintahan Kuba yang menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas teratas selama 40 tahun sesudah revolusi. Pemerintah Kuba memang menganggarkan sekitar 6,7 persen dari GNP untuk sektor ini, dua kali lebih besar dari anggaran pendidikan di seluruh negara Amerika Latin.

Dengan anggaran sebesar itu, pemerintah Kuba berhasil membebaskan seluruh biaya pendidikan, mulai dari level sekolah dasar hingga universitas. Bebas biaya pendidikan juga untuk sekolah yang menempa kemampuan profesional. Kebijakan ini menjadikan rakyat Kuba sebagai penduduk yang paling terdidik dan paling terlatih di seluruh negara Amerika Latin. Saat ini saja ada sekitar 700 ribu tenaga profesional yang bekerja di Kuba.

Tetapi, kebijakan menggratiskan biaya pendidikan ini tampaknya kurang mencukupi. Sejak tahun 2000, pemerintah Kuba mencanangkan program yang disebut “University for All.” Tujuan dari program ini adalah untuk mewujudkan mimpi menjadikan Kuba sebagai “a nation become a university.”

Melalui program ini seluruh rakyat Kuba (tua-muda, laki-perempuan, sudah berkeluarga atau bujangan) memperoleh kesempatan yang sama untuk menempuh jenjang pendidikan universitas. Caranya, pihak

Page 15: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

universitas bekerjasama dengan Cubavision and Tele Rebelde, menyelenggarakan program pendidikan melalui televisi. Perlu diketahui, saat ini media televisi Kuba menyediakan 394 jam untuk program pendidikan setiap minggunya. Jumlah ini sekitar 63 persen dari total jam tayang televisi Kuba. Dalam kerjasama ini, pihak universitas menyediakan paket kurikulum pendidikan dan tenaga pengajar dan pemikir yang berkualitas. Sebagai contoh, salah satu mata acara yang disuguhkan adalah sejarah filsafat, yang diasuh oleh Miguel Limia, seorang profesor filsafat dari institut filsafat.

Demikianlah, sejak program ini on-air pada 2 Oktober 2000, ada sekitar 775 profesor yang datang dari universitas-universitas besar di Kuba yang aktif terlibat dalam program ini.

Hasil dari komitmen dan kerja keras pemerintah Kuba dalam membangun sektor pendidikan ini, nampak dari hasil kajian perbandingan yang dilakukan oleh UNESCO, terhadap siswa dari 13 negara Amerika Latin di bidang matematika dan bahasa. Dari studi itu diperoleh hasil, prestasi siswa Kuba jauh di atas prestasi siswa dari negara lainnya yakni, sekitar 350 point. Bandingkan dengan Argentina, Chile, dan Brazil yang nilainya mendekati 250 poin.

Sumber: http://coenpontoh.wordpress.com/2005/11/01/pendidikan-di-kuba/

Korea Selatan

Kini di seantero Korea Selatan terdapat 19.258 sekolah negeri maupun swasta, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, dengan 11.951.298 pelajar. Di antaranya terdapat 218 perguruan tinggi, yang menampung 2.357.881 mahasiswa.

Secara tradisional orang Korea Selatan menekankan pentingnya pendidikan sebagai jalan untuk memuaskan diri sendiri dan juga untuk menunjukkan kemajuan sosial, dan kemajuan negaranya. Bertolak dari situ, Pemerintah Korea Selatan merumuskan tujuan pendidikan, yang dalam kalimat singkat dapat dituliskan sebagai berikut: Membangun karakter masyarakat, kemampuan hidup mandiri, menuju kemakmuran bersama berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan.

Apabila pendirian sekolah dijadikan titik awal pendidikan, maka sejarah pendidikan Korea Selatan bermula pada masa Kerajaan Goguryeo (37 SM-669), ketika sekolah formal pertama Taehak didirikan tahun 372. Jauh sebelumnya, tahun 286, Wang In dari Kerajaan Baekje (18 SM-660) telah menyebarluaskan buku-buku teks beraksara China sampai ke Jepang (Kerajaan Wae).

Sekolah modern diperkenalkan pada masa pemerintahan Raja Gojong, ditandai dengan pendirian Paichai Academy (1885) dan kemudian Ewha Girls School (1886). Kala itu di Indonesia tengah berkecamuk Perang Aceh (1874-1904).

Dari pemerintahan Raja Gojong, kemajuan pendidikan di Semenanjung Korea itu semakin pesat, hingga akhirnya datang Jepang menganeksasi Korea tahun 1910. Jepang keluar pada tahun 1945 menyusul penyerahannya kepada Sekutu dalam Perang Dunia II. Akan tetapi, tidak lama berselang, tahun 1950, pasukan Korea Utara di bawah penguasaan Uni Soviet menyerbu ke Korea Selatan.

Page 16: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Krisis demi krisis ternyata tidak menyurutkan semangat bangsa Korea Selatan untuk tetap menyelenggarakan pendidikan. Selama Perang Korea, mereka belajar tanpa kelas, duduk tanpa alas di atas tanah beratap langit. Papan tulis disangkutkan di pohon.

Orang Korea Selatan menggambarkan krisis dalam dua karakter China, bahaya di satu sisi dan kesempatan di sisi yang lain. Mereka mencoba mentransformasikan sisi bahaya dari krisis ke dalam kesempatan. Itulah yang sebetulnya dilakukan Korea Selatan dalam 40 tahun terakhir, menurut Lee Chong-jae, Presiden Korean Educational Development Institute (KEDI).

Sistem pendidikan di Korea Selatan dibagi menjadi enam tahun sekolah dasar, tiga tahun sekolah menengah pertama, tiga tahun sekolah menengah atas, dan empat tahun perguruan tinggi. Selebihnya untuk jenjang pendidikan pascasarjana. Dengan demikian, orang Korea Selatan menghabiskan paling tidak 23 tahun dari usianya dalam pendidikan formal.

Seiring dengan didirikannya Republik Korea tahun 1948, pemerintah mulai menyusun sistem pendidikan modern. Lima tahun kemudian, 1953, pemerintah mewajibkan menyelesaikan sekolah dasar selama enam tahun pada usia antara 6 dan 11 tahun. Jumlah anak yang terdaftar pada tingkat dasar ini mencapai 99,8 persen, dan tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah. Tahun 2001 mulai diterapkan pendidikan wajib pada jenjang sekolah menengah.

Tidak berlebihan jika sekarang Korea Selatan dipuji sebagai salah satu negara yang angka melek hurufnya tertinggi di dunia. Dan ini menjadi fakta bahwa orang Korea Selatan yang berpendidikan menjadi modal utama utama percepatan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai negara itu selama tiga dekade silam.

Menteri Pendidikan dan Sumber Daya Manusia Korea Selatan Ahn Byung-young menjelaskan, tahun 2004 ini Pemerintah Korea Selatan menjabarkan tujuan pendidikan dalam tiga sasaran utama, yakni pengembangan sumber daya manusia, penguatan pada kesejahteraan pendidikan, serta pembangunan sistem desentralisasi dan reformasi daerah.

Pengembangan sumber daya manusia diyakini akan memperkuat negara itu memasuki persaingan di dunia internasional.

Melalui penguatan kesejahteraan pendidikan bisa diatasi kesenjangan pendidikan dan meningkatkan integrasi sosial. Sementara untuk memperluas pembangunan negara dan daya saing daerah yang merata, dipersiapkan desentralisasi sektor pendidikan dan reformasi sistem pendidikan daerah yang terarah.

Perguruan tinggi pun diberi peran dalam pengembangan pendidikan, melalui program "Brain Korea 21" atau BK21. Program ini bertujuan meningkatkan derajat sumber daya manusia Korea Selatan memasuki persaingan dalam komunitas internasional abad ke-21. Dimulai sejak tahun 1999 dan direncanakan berlangsung selama tujuh tahun, hingga tahun 2005. Melalui program ini pemerintah mengucurkan dana sebesar 1,4 triliun won (sekitar Rp 11,2 triliun), untuk mendanai perguruan tinggi dengan titik berat pada kegiatan penelitian. BK21 menjadi semacam unit riset unggulan dalam pendidikan tinggi Korea Selatan.

Page 17: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

Pemerintah Korea Selatan memang tidak pelit mengeluarkan dana untuk sektor pendidikan. Tahun 2004, pendidikan mendapat 16,5 persen dari total anggaran negara. Dari budget itu, pendidikan dasar mendapat porsi terbesar dibandingkan dengan pendidikan tinggi.

Seiring dengan kebijakan pendidikan wajib yang diperpanjang menjadi sembilan tahun (sekolah dasar hingga sekolah menengah), pemerintah menjaring sumber dana tambahan dengan menarik pajak pendidikan daerah, pajak pendapatan, dan pajak konsumsi rokok.

Di balik kisah sukses pendidikan Korea Selatan, ada keresahan yang merebak di tengah masyarakat. Akibat persaingan yang ketat, setiap siswa berjuang sekuat tenaga untuk membuktikan kemampuannya menembus perguruan tinggi idaman. Materi pelajaran yang didapat di bangku sekolah dianggap masih kurang memadai sehingga dibutuhkan pelajaran tambahan melalui les privat.

Sebagaimana lazimnya dalam masyarakat Korea Selatan, pendidikan yang bermutu merupakan ambisi tertinggi, maka orangtua rela membayar berapa pun biaya demi keberhasilan anak-anaknya dalam pendidikan. Bahkan sering kali mereka mengorbankan waktu dan uang yang banyak demi memenangi persaingan ketat itu.

Menurut Lee, sebagian besar keluarga terpaksa mengeluarkan 1/3 pendapatannya untuk membiayai les privat anak-anaknya. Akibatnya, banyak keluarga yang frustrasi jika anaknya gagal dalam pendidikan, meski sang anak pun telah merelakan sebagian besar waktunya untuk belajar.

Upaya pemerintah mengatasi masalah itu dengan membuka saluran pendidikan di jaringan televisi pendidikan milik pemerintah, Educational Broadcasting Sistem (EBS), agaknya belum dapat sepenuhnya membendung hasrat anak untuk mengikuti les privat. EBS menayangkan siaran pendidikan dengan berbagai materi pelajaran.

Ada prinsip yang ditanamkan sejak kecil kepada orang-orang Korea Selatan agar selalu berada selangkah di depan.

"Ketika orang lain sedang tidur, kamu harus bangun. Ketika orang lain bangun, kamu harus berjalan. Ketika orang lain berjalan, kamu harus berlari. Dan ketika orang lain berlari, kamu harus terbang."

Sumber: http://dyanrositawati.blogspot.com/2009/03/semangat-menjadi-kata-kunci-yang.html

ChinaBiaya pendidikan di negara tersebut baik untuk kuliah atau sekolah juga lebih rendah dari AS maupun Eropa. Selain itu mahasiswa berkesempatan mendapatkan bea siswa, berupa pemondokan secara cuma-cuma.

Sumber: http://chinmi.wordpress.com/2007/07/30/kualitas-pendidikan-di-china-tak-kalah-dengan-as/

Dalam upaya melihat bahwa teori dan kehidupan praktis tidak dapat dipisahkan, kita perlu melihat bagaimana orang Cina memahami hubungan antara teori dan praktek dalam suatu pemikiran yang bersifat falsafah. Kita juga perlu mengetahui bagaimana teori dihubungkan dengan kehidupan nyata. Ada dua perkara yang harus dikaji dan ditelusuri secara mendalam: Pertama, konsep umum tentang

Page 18: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

‘kebenaran’ dalam falsafah Cina; kedua, kemanusiaan yang dilaksanakan dalam kehidupan nyata dan kemanusiaan yang diajarkan para filosof Cina dalam sistem falsafah mereka. Secara umum pula pemahaman terhadap dua perkara tersebut ditafsirkan dari Konfusianisme, yaitu ajaran falsafah yang dikembangkan dari pemikiran Konfusius. Konfusianisme sendiri berkembang menjadi banyak aliran, di antaranya kemudian dikembangkan menjadi semacam agama, dengan kaedah dasar dari ajaran etikanya yang dirujuk pada pandangan atau ajaran Konfusius. Sebagai ajaran falsafah pula, Konfusianisme telah berperan sebagai landasan falsafah pendidikan di Cina selama lebih kurang 2000 tahun lamanya. Karena itu ia benar-benar diresapi oleh bangsa Cina secara turun temurun selama ratusan generasi. Konfusisnismelah yang mengajarkan bahwa antara teori dan praktek tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan individu atau masyarakat. Dalam Konfusianisme, seperti dalam banyak falsafah Cina yang lain, pemikiran diarahkan sebagai pemecahan masalah-masalah praktis. Karena itu falsafah Cina cenderung menolak kemutlakan atau pandangan hitam putih secara berlebihan. Kebenaran harus diuji dalam peristiwa-peristiwa aktual dalam panggung kehidupan, dan baru setelah teruji ia dapat diakui sebagai kebenaran.

Masyarakat Cina yang menganggap pendidikan sejalan dengan filsafat, bahkan menjadi alat bagi filsafat, yang mengutamakan etika. Anggapan ini membuat pendidikan di Cina mengiringi kembalinya popularitas aliran filsafat Kung Fu Tse di dalam masyarakat Cina. Pada masa Dinasti Han banyak melahirkan para sarjana-sarjana yang kelak akan memimpin negara dan telah membuat Dinasti Han sebagai salah satu dinasti yang besar dalam sejarah Cina. Sistem pendidikan yang dikembangkan oleh bekas pengikut-pengikut Kung Fu Tse ini telah melahirkan sebuah golongan yang terkenal dalam sejarah Cina dan menentukan perjalanan kekuasaan Dinasti Han, yaitu Kaum Gentry. Kaum gentry merupakan suatu komunitas orang-orang terpelajar yang telah menempuh pendidikan dan sistem ujian Negara. Sistem pendidikan yang diterapkan oleh pihak pemerintahan pada saat itu pada awalnya bertujuan untuk mencari calon-calon pejabat pemerintahan yang beraliran konfusius. Jenjang pendidikan didasarkan atas tingkatan daerah administrative pemerintahan. Setiap distrik memiliki sekolah-sekolah, sampai pada akademi di ibukota kerajaan. Setiap jenjang tersebut diharuskan melewati sistem ujian yang terbagi ke dalam tiga tahapan. Sistem ujian ini dinilai sangat berat, dikarenakan dari banyak orang yang ikut ujian ini hanya beberapa yang berhasil lulus. Kekaisaran dinasti han telah memberikan dasar-daar pada sistem ujian di daratan Cina, walaupun selanjutnya ada perubahan dan penambahan. Sistem pendidikan ini juga membawa perubahan pada stratifikasi masyarakat dan pola prestise dalam masyarakat. Sistem pendidikan yang menghasilkan lulusan-lulusan pelajar secara alami membentuk kelas baru, yang pada akhirnya menggeser posisi bangsawan dalam stratifikasi masyarakat Cina. Dan pola prestise dalam masyarakat, dimana masyarakat tidak lagi sepenuhnya memandang orang dari kepemilikan harta atau keturunananya, tetapi masyarakat memandang seseorang dari jenjang pendidikan yang telah ditempunya. Disamping itu, kaum gentry ini diberikan penghormatan dan penghargaan berupa hak-hak istimewa dari pemerintahan dan masyarakat.

Pada masa Dinasti Han sudah terdapat sebuah sistem pendidikan yang ketat. Para pegikut-pengikut konfusius yang berada di beberapa daerah distrik mendirikan sekolah-sekolah yang bersifat informal. Disebut sekolah informal dikarenakan proses belajar mengajar yang dilakukan tidak terikat oleh tempat atau waktu. Dengan menggunakan gambar yang tertera dalam pembelajaran dapat diketahui metode mengajar yang digunakan para guru dalam menyampaikan bahan materi pelajaran. Jadi dari gambar dan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru pada saat itu ialah metode ekspositori (ceramah). Penyimpulan ini dikarenakan yang dilakukakan serupa dengan metode ekspositori, dimana guru lebih aktif disini dalam mentransfer ilmu kepada para murid. Setelah tahapan belajar mengajar, maka melangkah kepada tahapan evaluasi atau sistem ujian. Sistem ujian yang berlaku pada masa Dinasti Han merupakan suatu hal yang unik dalam sistem pendidikan Cina. Pada

Page 19: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

masa itu sudah berkembang suatu sistem evaluasi yang sangat kompleks. Menurut Rochiati Wiriaatmadja, A. Wildan, dan Dadan Wildan (2003: 144 – 145) mengatakan bahwa ujian ini dibagi ke dalam tiga tahap atau jenjang. Tiga tahap ujian tersebut antara lain: Ujian tingkat pertama diadakan di beberapa ibukota prefektur (kabupaten). Calon pegawai yang dapat melewati ujian tahap pertama ini diberi gelar Hsui-Tsai, bila diartikan yaitu “bakat yang sedang berkembang”. Selanjutnya, ujian tingkat dua yakni ujian tingkat provinsi untuk mencapai gelar Chu-Jen, yakni “orang yang berhak mendapatkan pangkat”. Orang-orang yang berhak mengikuti tahapan ujian ini yaitu orang-orang yang telah mendapatkan gelar Hsui-Tsai. Para peserta ujian tidak langsung mengikuti ujian, tetapi mereka diharuskan mengikuti latihan di akademi prefektur dalam rangka menghadapi persiapan ujian Chu Jen. Ujian provinsi ini diadakan tiga tahun sekali. Mereka yang dapat lulus dari ujian ini dengan nilai tertinggi akan mendapatkan tunjangan belajar. Pada tahap akhir yaitu ujian tahap tiga yang diadakan di ibukota kerajaan. Ujian ini diadakan setiap tiga tahun sekali, dilaksanakan setahun setelah ujian provinsi. Tahapan ujian bertujuan untuk mendapatkan gelar Chih Shih, yakni “Sarjana naik pangkat”.

Ujian tersebut dilaksanakan di ruang dalam bangunan-bangunan yang sangat panjang dan lurus. Bangunan panjang tersebut terdiri dari kamar-kamar kecil yang disekat (dapat dilihat dalam lampiran 2 & 3). Calon pegawai tersebut tinggal di dalam kamar selama sehari untuk ujian tahap pertama, tiga hari untuk ujian tahap kedua, dan lebih lama lagi untuk ujian tahapan ketiga. Output-output yang dikeluarkan dari sistem pendidikan ini disalurkan menjadi pegawai-pegawai pemerintahan dan mereka yang gagal dalam mengikuti ujian ini akan menjadi tenaga-tenaga pengajar di daerah asalnya.

Pada tahun 1993, tercatat, guru memiliki gaji yang rendah dan disadari, kondisi ini akan berpengaruh terhadap kinerja dan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya. Bagaimana dapat menuntut guru melaksanakan tugas dengan optimal, kalau dirinya menghadapi masalah dengan kesejahteraan diri dan keluarganya. Pada tahun 1989, dana dari negara untuk pendidikan hanya 9,4 milyar yuan. Dengan dana sebesar itu, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dunia pendidikan, yang harus melayani masyarakat lebih dari satu milyar orang. Li Lanqing memandang bahwa yang bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang layak adalah pemerintah. Pendidikan dasar, khususnya untuk wajib belajar, sangat tergantung pada alokasi dana dari pemerintah. Demikian juga dengan pembiayaan pengembangan infrastruktur untuk pendidikan keterampilan dan pendidikan tinggi, sangat bergantung pada dukungan dana dari pemerintah. Hanya permasalahannya adalah semua itu harus diatur dengan undang-undang.

Beberapa inovasi lain telah digulirkan Cina adalah, diberlakukannya wajib pendidikan dasar 9 tahun dan penghapusan buta huruf bagi anak muda dan setengah baya. Inovasi ini berhasil meningkatkan tingkat pendidikan nasional secara berarti. Pendidikan tinggi dikembangkan secara cepat dengan beberapa perubahan awal, diantaranya pembelajaran dikembangkan dengan menekankan pada peningkatan kualitas siswa, seperti mengembangkan karakter siswa sebagaimana penguasaan pengetahuan (kognisi). Penggunaan teknologi informasi dalam pendidikan juga telah berhasil mendorong mempercepat moderinisasi. Kompensasi, kesejahteraan dan status sosial guru telah banyak dikembangkan, dan membuat profesi tersebut mendapat respek dan penghormatan dari masyarakat. Pendidikan swasta berkembang dengan cepat. Hal ini ditandai dengan banyak jenis sekolah dibangun. Pertukaran pendidikan dan kerja sama dengan negara lain secara aktif dan luas telah memperkuat daya saing/kompetisi di dunia.

Pada dekade terakhir, sejumlah permasalahan besar telah terpecahkan. Total dana pendidikan nasional telah mencapai rata-rata 20% per tahun, dan mencapai 548 milyar yuan pada tahun 2002, lima kali lebih banyak dibanding tahun 1993. Di akhir abad 20, wajib pendidikan dasar 9 tahun telah mendekati

Page 20: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

universal dan remaja dan orang-orang setengah baya telah bebas dari buta huruf, sementara pendidikan menengah telah meningkat dengan sangat pesat. Sejak tahun 1999, institusi pendidikan tinggi telah mengerahkan banyak siswa setiap tahunnya hingga tahun 2002. Terdapat 16 juta siswa di jenis pendidikan tinggi yang berbeda. Berdasarkan statistik UNESCO terakhir skala pendidikan tinggi Cina adalah terbesar di dunia. Selama sepuluh tahun perubahan dan pengembangan secara keseluruhan telah menciptakan suatu pemandangan pendidikan baru di Cina.

Untuk mengembangkan pendidikan karakter tersebut, maka Li Lanqing melakukan reformasi pada kurikulum, buku teks, dan sistem evaluasi dan testing. Kurikulum sekolah dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki anak; kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi semua potensi yang dimiliki anak agar berkembang secara optimal, melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada siswa melalui diskusi, mendorong pada pengembangan berfikir inovatif, dan pembelajaran yang berkualitas.

Sumber: http://ideguru.wordpress.com/2010/05/19/potret-pola-pendidikan-di-china/

Liechtenstein???

KesimpulanDapat disimpulkan bahwa poin-poin penting yang menjadi penentu kemajuan bangsa-bangsa di atas dilihat dari sisi pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Biaya pendidikan yang terjangkau, sehingga kesempatan belajar dimiliki oleh semua orang.2. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan, mulai dari penyediaan fasilitas, pelatihan guru,

pendanaan, beasiswa, hingga kurikulum. Pemerintah juga memberikan tambahan ‘jam belajar’ melalui siaran televisi.

3. Perhatian lebih masyarakat sekitar terhadap pendidikan. Sehingga pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah.

4. Kerjasama antara orang tua-guru-murid.5. Keinginan untuk maju yang tinggi dari murid, guru, maupun masyarakat.6. Kurikulum pendidikan dibuat oleh para ahlinya.7. Keseimbangan antara pemberian teori dan praktik.8. Penjaminan kesejahteraan guru. Profesi sebagai guru seharusnya menjadi profesi yang

prestisius. Hanya orang terbaik yang telah menempuh pendidikan terbaik yang dapat menjadi guru.

9. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter manusia seutuhnya.10. Pendidikan yang dekat dengan sumber utama pendidikan (Al-Qur’an).11. Tidak ada pembeda-bedaan siswa, baik dalam hal ras, golongan, kemampuan ekonomi,

kemampuan akademik, dan lain-lain.12. Pemerintah melaksanakan program wajib belajar. Anak-anak yang tidak bersekolah (padahal

seharusnya bersekolah) akan ditindaklanjuti. Pemerintah juga mencanangkan program untuk menghapus buta huruf.

Page 21: Perbedaan Sistem Pendidikan Di Negara Maju-share

13. Pembelajaran mandiri. Siswa mencari informasi dan mengevaluasi dirinya sendiri.14. Penjaminan kualitas pendidikan yang merata di seluruh sekolah.15. Akses informasi dan akomodasi yang mudah diperoleh.16. Mengurangi jumlah ujian, yang dapat menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak ujian

membuat guru cenderung mengajar siswa untuk lolos ujian.17. Dukungan yang intensif bagi mereka yang terlambat mengerti.18. Guru sangat menghindari kritik bagi siswa yang bersifat kurang membangun.19. Guru memiliki kompetensi, kesabaran, tanggung jawab, dan komitmen tinggi untuk memajukan

siswa dan negaranya.20. Prinsip untuk selalu menjadi selangkah di depan.21. Sekolah fleskibel.22. Penguasaan teknologi informasi.23. Kurikulum diarahkan untuk memfasilitasi semua potensi yang dimiliki anak secara optimal.