perbedaan pendidikan di negara maju dan negara berkembang
TRANSCRIPT
PERBEDAAN PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU
DAN NEGARA BERKEMBANG
Oleh:
Seniti
PERBEDAAN PENDIDIKAN DI NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
1. Perbandingan pendidikan negara Jepang dan Indonesia
Beberapa puluh tahun yang lalu salah satu tokoh nasional dan tokoh pendidikan Ki
Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan itu harus terpenuhi atau dilaksanakan dalam
tiga hal yaitu; Keluarga, Sekolah, dan Pemerintah. Beliau berpendapat bahwa ketiga hal tadi
harus bersama-sama mendukung terselenggaranya pendidikan yang ideal bukan hanya satu
atau diantaranya.
Hal ini juga dikarenakan kesemuanya saling terkait dan saling mendukung ibaratnya
jika salah satunya saja tidak mendukung maka cita-cita kita tentang pendidikan yang ideal
akan sulit tercapai. Tetapi seiring perjalanan waktu pola pendidikan dibangsa kita hanya
menempatakan sekolah sebagai yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan. Dan
saat ini paradigma pendidikan kita membentuk seperti itu. Ini justru kesalahan pola pikir yang
berlebihan dan keinginan pemerintah untuk lepas tangan dari tanggung jawabnya.
Landasan Filosofis dan Kebijakan Sistem Pendidikan
Untuk memahami perbedaan yang ada antara sistem pendidikan Jepang dan sistem
pendidikan Indonesia, akan sangat baik bila kita terlebih dahulu melihat landasan filosofis
yang mendasari kedua sistem pendidikan tersebut. Membicarakan sistem pendidikan dari sisi
filosofis akan cenderung terkait dengan nilai ideal yang dijadikan landasan bagi pengambilan
keputusan dan pelaksanaan kinerja. Sebagai contoh, Pancasila yang dijadikan landasan
filosofis bangsa Indonesia diharapkan menjadi salah satu pedoman hidup dari bangsa yang
terdiri atas beragam latar belakang agama dan suku bangsa ini.
Kurikulum adalah cerminan filsafat yang dipercayai oleh masyarakatnya (Alwasilah
2007:16). Dengan demikian, penyusunan kurikulum akan senantiasa berkaitan dengan tiga
bidang filsafat, yaitu ontology yang berkaitan dengan hakikat realita, epistemology yang
membahas hakikat pengetahuan, dan axiology, bidang filsafat yang mengkaji permasalahan
nilai.
Sistem Pendidikan Jepang
Peraturan pendidikan di Jepang dapat dibedakan dalam dua periode, yaitu sebelum
dan sesudah perang Dunia II. Sebelum perang, kebijakan pendidikan yang berlaku adalah
Salinan Naskah Kekaisaran tentang Pendidikan (Imperial Rescript on Education). Dinyatakan
bahwa para leluhur Kaisar terdahulu telah membangun Kekaisaran dengan berbasis pada nilai
yang luas dan kekal, serta menanamkannya secara mendalam dan kokoh. Materi pelajarannya
dipadukan dalam bentuk kesetiaan dan kepatuhan dari generasi ke generasi yang
menggambarkan keindahannya.
Itulah kejayaan dari karakter Kaisar, dan ia juga telah mengendalikannya dengan
sumber-sumber berpendidikan. Pendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang
kepada orang tuanya, suami isteri secara harmoni, sebagai sahabat sejati, menjadi diri sendiri
yang sederhana dan moderat, mencurahkan kasih sayang kepada semua pihak, serta menuntut
ilmu dan memupuk seni.
Dari situlah pendidikan tersebut dapat mengembangkan daya intelektual dan kekuatan
moralnya yang sempurna, selalu menghormati konstitusi, dan menjalankan hukum. Dalam
kondisi darurat sekalipun, diharapkan dapat mempersembahkan keberanian demi negara,
melindungi dan menjaga kesejahteraan istana Kaisar seusia langit dan bumi. Maka, tidaklah
menjadi orang yang baik dan setia semata, melainkan mampu melanjutkan tradisi leluhur
yang amat mulia.
Sesudah perang, mulai 3 November 1946, konstitusi baru Jepang menetapkan
kebijakan pendidikannya atas dasar hak asasi manusia, jaminan kebebasan berfikir, dan hati
nurani, kebebasan beragama, kebebasan akademik, dan hak bagi semua orang untuk
mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuan mereka. Pada Maret 1947, melalui
Peraturan Pendidikan Nasional (School Education Law) ditetapkan susunan dasar pendidikan
keseluruhan atas dasar 6-3-3-4 beserta tujuan khusus pada tiap jenjangnya.
Pada Maret 1947 juga berlaku Hukum Dasar Pendidikan (Fundamental Law of
Education) yang pada hakekatnya merupakan statement filsafat pendidikan demokratis yang
dalam banyak hal berbeda dengan Imperial Rescript on Education. Misalnya, dalam
hubungan antara warga dengan negara, dalam Imperial Rescript on Education disebutkan
bahwa, Citizens have the duty to develop their intellectual and moral faculties, observethe
laws, and offer themselves courageously to the State in order the quard and maintain the
prosperity of Imperial throne (Imam Barnadib, 1986: 53), (setiap warga memiliki kewajiban
untuk mengembangkan daya intelektual dan moral mereka, melaksanakan hukum dan
mempersembahkan keberaniannya demi negara untuk melindungi dan menjaga kesejahteraan
istana Kaisar).
Sedangkan dalam Fundamental Law of Education disebutkan bahwa, Citizen have the
right to equal opportunity or receving education according to their ability; freedom from
discrimination on acaount of race, cree sex, social status, economic position, or family origin;
financial assistance, to the able needy, academin freedom, and the responsibility to build a
peaceful State and society (Imam Banrnadib, 1986: 53), (Setiap warga memiliki kesempatan
yang sama menerima pendidikan menurut kemampuan mereka, bebas dari diskriminasi atas
dasar ras, jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi, asal usul keluarga, bantuan finansial,
bagi yang memerlukan, kebebasan akademik, dan tanggung jawab untuk membangun negara
dan masyarakat yang damai).
Perbedaan yang lain adalah mengenai tujuan pendidikan. Dalam Imperial Rescript on
Education disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesetiaan dan
ketaatan bagi Kaisar agar dapat memperoleh persatuan masyarakat di bawah ayah yang sama,
yakni Kaisar. Adapun tujuan pendidikan menurut Fundamental Law of Education adalah
untuk meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai individu,
dan menanamkan jiwa yang bebas.
Pendidikan Wajib di Indonesia
Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6 sampai 15 tahun, tetapi kebanyakan anak
bersekolah lebih lama dari yang diwajibkan. Tiap anak bersekolah di SD pada usia 6 tahun
hingga 12 tahun, lalu SMP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini bersifat cuma-cuma
bagi semua anak, khususnya biaya sekolah dan buku. Untuk alat-alat pelajaran, kegiatan di
luar sekolah, piknik dan makan siang di sekolah perlu membayar sendiri. namun bagi anak-
anak dari keluarga yang tidak mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat dan
daerah.
Di samping itu ada juga bantuan untuk kebutuhan belajar, perawatan kesehatan, dan
lain-lain. Seorang anak yang telah tamat SD diwajibkan meneruskan pendidikannya ke
jenjang SMP. Dengan demikian, sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun; 6 tahun di SD dan 3
tahun di SMP.
Hampir semua siswa di Jepang belajar bahasa Inggris sejak tahun pertama SMP, dan
kebanyakan mempelajarinya paling tidak selama 6 tahun. Mata pelajaran wajib di SMP
adalah bahasa Jepang, ilmu-ilmu sosial, matematika, sains, musik, seni rupa, pendidikan
jasmani, dan pendidikan kesejahteraan keluarga. Berbagai mata pelajaran tersebut diberikan
pada waktu yang berlainan setiap hari selama seminggu sehingga jarang ada jadwal pelajaran
yang sama pada hari yang berbeda (Abd. Rachman Assegaf, 2003: 177-178).
Pendidikan Menengah Atas di Indonesia
Ada tiga jenis SMA, yaitu: full time, part time terutama malam hari), dan tertulis.
Sekolah menengah yang full time berlangsung selama 3 tahun, sedangkan kedua jenis
sekolah lainnya menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa mendapat
pendidikan menengah atas di SMA full time. Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke dalam
beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian,
teknik, perdagangan, perikanan, home economic dan perawatan. Untuk masuk ke salah satu
jenis sekolah tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari
SMP tempat ia lulus sebelumnya.
Hampir semua SMP dan SMA serta Universitas swasta menentukan penerimaan siswa
melalui ujian masuk, dan setiap sekolah menyelenggakan ujian masuk sendiri. Siswa yang
ingin masuk sekolah yang bersangkutan harus mengikuti ujian. Karena ujian masuk sangat
sulit, siswa kerap mengikuti les tambahan (bimbingan belajar) pada akhir pekan atau pada
sore/malam hari biasa, selain pelajaran sekolahnya (Abd Rachman Assegaf, 2003: 178-179).
Pendidikan Tinggi di Indonesia
Ada tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu: universitas, junior college (akademi),
dan technical college akademi teknik). Di universitas terdapat pendidikan sarjana (S-) dan
pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1 berlangsung selama 4 tahun, menghasilkan
sarjana bergelar Bachelor’s degree, kecuali di fakultas kedokteran dan kedokteran gigi yang
berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan pascasarjana dibagi dalam dua kategori, yakni
Master’s degree S-2) ditempuh selama 2 tahun sesudah tamat S-1dan Doctor’s degree S-3)
ditempuh selama 5 tahun.
Junior college memberikan pendidikan selama dua atau tiga tahun bagi para lulusan
SMA. Kredit yang diperlukan di junior college dapat dihitung sebagai bagian dari kredit
untuk memperoleh gelar Bachelor’s degree S-1). Lulusan sekolah menengah (setingkat SMP)
dapat masuk ke technical college akademi teknik). Pendidikan di lembaga ini berlangsung
selama 5 tahun (full time) untuk mencetak tenaga teknisi.
Universitas dan junior college memilih mahasiswanya berdasarkan hasil ujian masuk
serta hasil prestasi belajar dari SMA. Untuk sekolah negeri dan umum daerah, sejak tahun
1979 diberlakukan “tes gabungan kecakapan” yang seragam, sebagai tahap pertama dari
sistem ujian masuk. Tahap kedua berupa ujian masuk universitas yang bersangkutan sebagai
seleksi final.
Pendidikan tinggi di Jepang berada di bawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi
yang bisa dipilih mahasiswa asing di negara Jepang ini, yaitu: program sarjana, pascasarjana,
diploma (non gelar), akademi, dan sekolah kejuruan. Program sarjana menerima tiga macam
mahasiswa, yaitu: mahasiswa reguler, mahasiswa pendengar, dan mahasiswa pengumpul
kredit.
Mahasiswa reguler adalah mereka yang belajar selama 4 tahun, kecuali jurusan
kedokteran yang harus menempuh 6 tahun. Mahasiswa pendengar adalah mahasiswa yang
diijinkan mengambil mata kuliah tertentu dengan syarat dan jumlah kredit yang berbeda di
setiap universitas tetapi kredit itu tidak diakui. Adapun mahasiswa pengumpul kredit hampir
sama dengan mahasiswa pendengar, tetapi kreditnya diakui.
Sedangkan program pascasarjana terdiri atas program Master, Doktor, Mahasiswa
Peneliti, Mahasiswa Pendengar, dan Pengumpul Kredit. Mahasiswa Peneliti adalah
mahasiswa yang diijinkan melakukan penelitian dalam bidang tertentu selama 1 semester
atau 1 tahun tanpa tujuan mendapatkan gelar. Program ketiga adalah diploma, yang lama
pendidikannya 2 tahun. Enam puluh persen dari program ini diperuntukkan bagi pelajar
perempuan dan mengajarkan bidang-bidang seperti kesejahteraan keluarga, sastra, bahasa,
kependidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Akademi atau special training academy adalah lembaga pendidikan tinggi yang
mengajarkan bidang-bidang khusus, sepertiketerampilan yang diperlukan dalam pekerjaan
atau kebidupan sehari-hari dengan lama pendidikan antara 1 sampai 3 tahun. Adapun sekolah
kejuruan adalah program khusus untuk lulusan SMP dengan lama pendidikan 5 tahun dan
bertujuan membina teknisi yang mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Abd. Rachman Assegaf, 2003: 179-180).
2. Perbandingan pendidikan di negara Inggris dan Indonesia
Sistem Pendidikan di Inggris
Inggris dikenal dengan standar pendidikannya yang tinggi, sistem pendidikan Inggris
telah banyak mempengaruhi banyak negara dan adalah rumah untuk beberapa universitas
terkenal.
Pendidikan Wajib
Pendidikan wajib di Inggris meliputi sekolah dasar dan sekolah menengah. Sekolah
dasar di mulai dari usia 5 sampai 11 tahun dalam kurun waktu 6 tahun. Tahun pertama dan
kedua disebut infants dan tahun ketiga sampai ke enam disebut Junior. Pada level sekolah
dasar ini tidak di adakan ujian bagi siswa mulai dari kelas satu sampai dengan kelas enam,
kecuali ujian kemampuan yang dilaksanakan ketika anak berusia tujuh tahun. Penekanan ada
pada belajar secara praktikal dibandingkan menghafal. Siswa belajar mata pelajaran inti
seperti Bahasa Inggris, matematika dan sains, juga pelajaran dasar seperti sejarah, geografi,
musik, seni dan olahraga.
Sekolah menengah dimulai dari umur 11 sampai 16 tahun dalam kurun waktu normal
5 tahun. Di setiap jenjang siswa memperdalam pelajaran mereka pada mata pelajaran inti dan
ditambah setidaknya satu pelajaran bahasa asing. Pada tahun ke-4 barulah mereka
mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian-ujian yang disebutGeneral Certificate of
Secondary Education atau GCSE. Setelah menyelesaikan ujian GCSE, siswa sekolah
menengah dapat meninggalkan sekolah untuk bekerja, mengikuti program training di sekolah
kejuruan atau teknik, atau melanjutkan 2 tahun lagi untuk menyiapkan diri bagi ujian masuk
universitas, yang dikenal dengan "A-Levels."
Pendidikan Pilihan
a. A levels
A Levels adalah lanjutan dari sekolah menengah atas jika mereka ingin masuk ke
bangku universitas. Ditempuh selama 2 tahun. Dalam jenjang ini siswa akan belajar 3
sampai 4 subjek untuk ujian A Levels
b. Program Sarjana
Ditingkat sarjana, siswa di Inggris dapat memilih jurusan art dan sciences.Program ini
biasanya berlangsung selama tiga tahun dimana selama itu siswa dapat menyelesaikan
pelajaran dan tutorial di bidang masing-masing. Siswa yang akan lulus biasanya harus
mengikuti ujian akhir.
c. Pasca Sarjana dan Doktoral
Jenjang ini dilaksanakan 1 sampai 2 tahun. Gelar yang mereka peroleh adalah master
arts (MA) atau master science (MSc) dan Master in Business Administration (MBA)
setelah mereka menyelesaikan studinya. Seperti di Indonesia, di jenjang ini siswa harus
menyelesaikan semua studinya, membuat tesis dan mengikuti ujian akhir. Siswa pasca
sarjana juga dapat meneruskan program doktoral atau PhD.
Sistem Pendidikan di Indonesia
Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan terdiri atas:
1. pendidikan formal,
2. nonformal, dan
3. informal.
Jalur Pendidikan Formal
Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
1. Pendidikan dasar,
2. pendidikan menengah,
3. dan pendidikan tinggi.
Jenis pendidikan mencakup:
1. pendidikan umum
2. kejuruan
3. akademik
4. profesi
5. vokasi
6. keagamaan, dan
7. khusus.
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya
wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan
dasar tanpa memungut biaya.
Pendidikan dasar berbentuk:
1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat;
serta
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk
lain yang sederajat.
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah
terdiri atas:
1. Pendidikan menengah umum, dan
2. Pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA)
2. Madrasah Aliyah (MA)
3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk:
1. Akademi
2. Politeknik
3. Sekolah Tinggi
4. Institut
5. Universitas.
Universitas berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi,
dan/atau vokasi.
Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan
penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan
sikap dan kepribadian profesional.
Pendidikan nonformal meliputi:
1. Pendidikan kecakapan hidup
2. Pendidikan anak usia dini
3. Pendidikan kepemudaan
4. Pendidikan pemberdayaan perempuan
5. Pendidikan keaksaraan
6. Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja
7. Pendidikan kesetaraan, serta
8. Pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas:
1. Lembaga kursus
2. Lembaga pelatihan
3. Kelompok belajar
4. Pusat kegiatan belajar masyarakat, dan
5. Majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.
Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk
oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan
pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar
nasional pendidikan.
Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal,
dan/atau informal.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk:
1. Taman Kanak-kanak (TK),
2. Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk:
1. Kelompok Bermain (KB)
2. Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan
keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh
departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan kedinasan berfungsi
meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi
pegawai dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah
nondepartemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan
nonformal.
Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok
masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendidikan
keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan keagamaan berbentuk:
1. Pendidikan Diniyah
2. Pesantren
3. Pasraman
4. Pabhaja Samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada
kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang
didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan
sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan
layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau
terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana
sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.
**Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perbandingan Sistem Pendidikan di Inggris dengan Indonesia
a. Biaya pendidikan di Indonesia sudah gratis tapi bayar sampai saat ini sedangkan di
Inggris biaya sekolah sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah.
b. Kalau di Indonesia siswa SD baru diperkenalkan dengan komputer itupun belum
semuanya, di Negeri Putri Diana ini anak SD sudah diharuskan belajar jejaring sosial
seperti twitter dan ensiklopedia online wikipedia.
c. Biaya pendidikan di Inggris lebih terjangkau bahkan sampai jenjang pascasarjana di
banding negara eropa lainnya seperti jerman dan prancis
d. Di negara Eropa khususnya negara sepak bola (Inggris), sistem pendidikan menganut
pola press shcematic (maksudnya tidak terlalu banyak yang dipelajari tetapi terfokus
dan lebih terspesialisasi, sehingga kepakaran ilmunya sangat dalam). Sedangkan di
Indonesia salah satunya menganut pola breadth schematicsehingga tidak mengakar
karena otak otak siswa sudah overloading, kebanyakan pelajaran.
3. Perbandingan pendidikan di negara Singapura dan Indonesia
Sistem Pendidikan di Singapura
Dunia mengenal Singapura sebagai salah satu negara anggota Four Tigers of Asia.
Pertumbuhan negara ini sangat cepat, khususnya dalam perekonomian, perdagangan dan
industri. Selain sebagai salah satu pusat keuangan terpenting Asia dan pusat penyulingan dan
distribusi minyak utama dunia, Singapura juga merupakan pemasok utama komponen
elektronik dan pemimpin dalam bidang pembuatan dan reparasi kapal. Negara yang pernah
melarang penjualan dan konsumsi permen karet ini juga memiliki lebih dari 130 bank
Negara tetangga Indonesia ini adalah sebuah negara kota yang luasnya hanya sekitar
700 km2. Meskipun ukurannya termasuk mini, Singapura terletak di lokasi yang sangat
strategis di salah satu titik persilangan dunia. Hal ini juga yang menjadikannya sebagai
pelabuhan tersibuk di dunia, dengan lebih dari 600 jalur pelayaran. Pesatnya perkembangan
dan pertumbuhan ekonomi negara yang memiliki simbol singa (The Merlion) ini,
menjadikannya sebagai satu-satunya negara maju di kawasan Asia Tenggara.
Berada di antara Indonesia dan Malaysia, negara Singapura beriklim sama yaitu iklim
tropis, hangat dan lembab sepanjang tahun, suhu rata-rata sekitar 23°C-32°C. Musim hujan
biasanya dimulai dari bulan November hingga Januari. Perbedaan waktu antara Singapura
dan Indonesia adalah 1 jam (WIB+1), atau secara internasional adalah GMT+8.
Pemerintah Singapura menjalankan sistem pemerintahan republik parlementer, di
mana kekuasaan pemerintahan berada di tangan perdana menteri. Perdana menteri Singapura
saat ini adalah Lee Hsien Loong, yang adalah anak dari Lee Kuan Yew, perdana menteri
sebelumnya yang menjabat sejak tahun 1959 hingga 1990.
Ada lebih dari 80.000 siswa mancanegara yang datang dari 120 negara pada saat ini
menempuh pendidikan di berbagai level dan institusi di Singapura, mulai dari sekolah negri,
swasta hingga perguruan tinggi negeri, politeknik dan juga beberapa sekolah swasta lainnya
di Singapura. Berikut bagan sistem pendidikan di Singapura
– Kindergartens ( Taman Kanak-kanak )
Sekolah dengan program masa pendidikan 3 tahun untuk anak-anak mulai umur 4
hingga 6 tahun. Program pendidikan 3 tahun ini terdiri dari Nursery, Kindergarten 1 dan 2.
Kindergartens beroperasi setiap hari, lima hari perminggu, dengan waktu belajar selama 3
hingga 4 jam perharinya.
– Primary Education ( Sekolah Dasar )
Ini adalah program sekolah wajib di Singapura dengan masa tempuh pendidikan
selama 6 tahun yang terdiri dari 4 tahun pendidikan dasar dari kelas 1 hingga 4 dan
dilanjutkan dengan 2 tahun masa orientasi mulai kelas 5 hingga 6. Keseluruhan dari program
pendidikan ini adalah untuk memberikan bekal kepada para siswa dalam mata pelajaran
Bahasa Inggris, Bahasa Ibu dan Matemarika. Pada tahun terakhir (kelas 6), para siswa akan
menjalani ujian nasional bernama PSLE (Primary School Leaving Examination), yang akan
sangat menentukan masa depan pendidikan mereka.
– Secondary Education ( SMP + SMA )
Program pendidikan kursus dengan masa tempuh 4-5 tahun di khususkan pada
beberapa pilihan Special, Express, Normal (Academic) atau Normal (Technical), sesuai
dengan hasil yang mereka dapatkan pada saat ujian akhir nasional (PSLE). Kurikulum yang
berbeda didesain untuk para siswa sesuai dengan kemampuan belajar dan juga minat dari
pribadi para siswa tersebut.
Di akhir program pendidikan ini, para siswa kembali harus menjalani ujian nasional,
baik GCE ‘O’ Levels (untuk Special/Express courses) ataupun GCE ‘N’ Levels (untuk
Normal/ Technical course – siswa yang mendapatkan hasil bagus pada ujian GCE ‘N’ Levels
mereka bisa melanjutkan ke tahun kelima untuk mengambil GCE ‘O’ Levels).
– Pre-University Education (Pendidikan Pra-Universitas)
Ini adalah program pendidikan 2 tahun untuk mempersiapkan para siswa untuk
menempuh ujian GCE ‘A’ Levels. Tergantung dari jurusan yang mereka tempuh dan nilai
akhir, para siswa yang lulus bisa melanjutkan pendidikan mereka ke level Universitas di
Universitas Lokal Singapura. Program ini hanya untuk mereka yang ingin melanjutkan
pendidikan mereka ke salah satu dari tiga Universitas lokal di Singapura (NTU, NUS dan
SMU)
– Polytechnics (Politeknik)
Institusi ini dibentuk dengan misi untuk melatih para profesional level menengah
untuk mendukung pembangunan ekonomi dan teknologi di Singapura. Memberikan banyak
pilihan jurusan kepada para siswanya, politeknik ditujukan untuk melatih para siswa untuk
mengembangkan diri sesuai dengan minat dan keahlian mereka masing-masing sehingga bisa
mendapatkan tempat di dunia kerja kelak setelah lulus nanti.
Saat ini, lulusan politeknik dihargai karena memiliki pengalaman praktek dan
pengetahuan yang baik untuk level menengah profesional. Ada lima politeknik di Singapura
saat ini, semuanya menawarkan program diploma lokal dengan berbagai jurusan seperti
engineering, business studies, info-communications dan mass communications. Siswa pilihan
yang memiliki nilai baik pada tahun ketiga mereka bisa memiliki pilihan untuk melanjutkan
pendidikan mereka ke tahap universitas untuk mengejar gelar sarjana.
– Singapore Universities (Universitas Singapura)
Pendidikan Universitas di Singapura memiliki misi untuk mempersiapkan para siswa
tidak untuk dunia kerja saat ini tapi untuk mempersiapkan mereka pada saat masuk ke dunia
kerja setelah mereka lulus nanti. Singapura memiliki tiga universitas lokal, Nanyang
Technological University (NTU), National University of Singapore (NUS) dan Singapore
Management University (SMU), semua menawarkan program sarjana yang diakui oleh dunia
internasional.
Perbandingan Jenjang Pendidikan Negara Singapura dan Indonesia
Jenjang Pendidikan di Singapura
• Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang dilakukan untuk anak-anak berusia 3
sampai dengan 6 tahun
• Pendidikan Dasar
Seorang anak di Singapura menjalani pendidikan dasar selama 6 tahun, terdiri dari
empat tahun tahap dasar pertama yaitu Sekolah Dasar kelas 1 sampai 4 dan tahap orientasi
tahun ke dua yaitu Sekolah Dasar kelas 5 sampai 6. Pada akhir kelas 6 SD, siswa mengikuti
Ujian Kelulusan Sekolah Dasar (Primary School Leaving Examination).
• Pendidikan Menegah
Para siswa melaksanakan pendidikan lanjutan selama 4 atau 5 tahun melalui program
spesial, cepat ataupun normal. Program spesial dan cepat mempersiapkan siswa untuk
mengikuti ujian GCE 'O' (Singapore-Cambridge General Certificate of Education 'Ordinary')
pada tingkat empat. Siswa pada program normal dapat memilih jurusan akademik atau teknik,
yang keduanya mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE 'N' (Singapore-Cambridge
General Certificate of Education 'Normal') pada tingkat empat dan jika hasilnya memuaskan,
maka siswa akan mengikuti ujian GCE 'O' pada tingkat lima.
• Pendidikan Pra Perguruan Tinggi
Setelah menyelesaikan ujian tingkat GCE 'O', para siswa diperbolehkan mendaftar
untuk mengikuti program akademi selama dua tahun masa pelajaran pada pra-universitas atau
institut terpadu selama tiga tahun masa pelajaran pada pra-universitas, yang keduanya
merupakan dasar untuk masuk ke universitas. Kurikulum terdiri dari dua mata kuliah wajib,
yaitu General Paper dan Mother Tongue, dan maksimum empat subyek Singapore-
Cambridge General Certificate of Education 'Advanced' (GCE 'A') dari tingkat seni, ilmu
pengetahuan dan pelajaran tentang perniagaan. Di akhir masa pelajaran pada pra universitas
siswa mengikuti ujian tingkat GCE 'A'.
• Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Jenjang Pendidikan di Indonesia
Berdasarkan Undang-undang Pendidikan Nasional tahun 2003. Jalur, jenjang dan
jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. Adapun jenjang pendidikan
tersebut antara lain:
• Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pada
PAUD ini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non formal dan/atau inforamal.
Pendidikan anak usia dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul
Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
non formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk
lain yang sederajat.
• Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan MAdrasah Ibtidayah (MI)
atau bentuk yang sederajatserta Sekolah MEnengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs). Akhir kelas enam siswa harus mengikuti Ujian Nasional sebagai syarat
untuk mengikuti SMP/MTs.
• Pendidikan Menengah
Pendidikan menegah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah
terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan
menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menegah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang
sederajat.
• Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Terdapat beberapa perbedaan antara jenjang pendidikan Negara Indonesia dan
Singapura, antara lain:
a. Pendidikan Dasar
Pada pendidikan Dasar ini, Pendidikan Dasar Singapura hanya 6 tahun. sementara itu,
Pendidikan Dasar di indonesia membutuhkan waktu 9 tahun, dengan rincian 6 tahun SD dan
3 tahun SMP
b. Jenjang Pendidikan Menengah
Pada jenjang ini Pendidikan di Singapura membutuhkan waktu 4 tahun dan 5 tahun,
semenara itu pendidikan menengah di Indonesia hanya 3 tahun. Pada jenjang ini, pendidikan
di Singapura mengklasifikasikan kemampuan siswa menjadi Express, Normal Academic dan
Normal Technical. Sementara itu pendidikan menengah di Indonesia tidak melakukan sistem
tersebut. Akan tetapi hanya melakukan program akselerasi pada sekolah-sekolah tertentu.
c. Pendidikan Pra Universitas/Junior College
Pada jenjang ini peserta didik dipersiapkan untuk memasuki jenjang perguruan
universitas ataupun pendidikan kejuruan atau yang sejenisnya. Sementara itu di Indonesia
tidak terdapat jenjang pra Universitas/Junior College