perbedaan keterampilan hubungan interpersonal antara siswa kelas olimpiade dan siswa kelas reguler...

2

Click here to load reader

Upload: indoamaterasu

Post on 05-Jul-2015

75 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan keterampilan hubungan interpersonal antara siswa kelas olimpiade dan siswa kelas reguler di sman 5 malang

i

ABSTRAK

Desianti, Fifi Setia. 2010. Perbedaan Keterampilan Hubungan Interpersonal

antara Siswa Kelas Olimpiade dan Siswa Kelas Reguler di SMAN 5

Malang. Skripsi, Bimbingan Konseling dan Psikologi FIP Universitas

Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. Blasius Boli Lasan, M.Pd.

(2) Drs. Hariadi Kusumo.

Kata kunci: Hubungan interpersonal, kelas olimpiade, kelas reguler.

Keterampilan hubungan interpersonal merupakan kecakapan sosial yang

perlu dimiliki oleh setiap siswa baik siswa kelas olimpiade maupun siswa kelas

reguler. Kecakapan itu diperlukan untuk dapat melakukan interaksi dengan

lingkungan sekitar. Sekolah merupakan lingkungan untuk mengembangkan

keterampilan hubungan interpersonal karena siswa banyak menghabiskan waktu

dan kesempatan untuk berinteraksi dengan sesama siswa, guru dan pihak sekolah

lain.

Tujuan penelitian adalah untuk: (1) Mengetahui tingkat keterampilan

hubungan interpersonal siswa kelas olimpiade di SMAN 05 Malang, (2)

Mengetahui tingkat keterampilan hubungan interpersonal siswa kelas reguler di

SMAN 05 Malang, (3) Mengetahui adanya perbedaan keterampilan hubungan

interpersonal antara siswa kelas olimpiade dan siswa kelas reguler di SMAN 05

Malang.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparatif.

Populasi penelitian adalah siswa kelas olimpiade dan siswa kelas reguler SMAN 5

Malang. Sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas olimpiade dengan jumlah

65 siswa dan siswa kelas reguler kelas X dan XI berjumlah 127 siswa. Teknik

pengambilan sampel menggunakan total sampling untuk siswa kelas olimpiade

dan Stratified Random Sampling untuk siswa kelas reguler. Pengumpulan data

menggunakan inventori keterampilan hubungan interpersonal dengan skala

selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Teknik analisis yang digunakan

adalah persentase dan uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) 8% siswa kelas olimpiade memiliki

keterampilan hubungan interpersonal sangat tinggi, 82% tinggi, 10% sedang dan

tidak ada siswa yang memiliki keterampilan hubungan interpersonal kurang dan

sangat kurang, 2) 3% siswa kelas reguler memiliki keterampilan hubungan

interpersonal sangat tinggi, 83% tinggi, 18% sedang dan tidak ada siswa yang

memiliki keterampilan hubungan interpersonal kurang dan sangat kurang, 3)

berdasarkan hasil analisis uji-t, nilai t tabel adalah sebesar 1,980 dan nilai t hitung

sebesar 0,045 dengan signifikansi (Sig) = 0,964. Karena nilai t hitung (0,045) < t

tabel (1,980), dengan demikian hipotesis nihil diterima dan hipotesis alternative

ditolak pada taraf signifikansi 95%. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan keterampilan hubungan interpersonal antara siswa kelas olimpiade dan

siswa kelas reguler.

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan kepada berbagai

pihak: 1) Kepala Sekolah: meninjau ulang kebijakan mengenai kurikulum untuk

kelas olimpiade dan reguler dan memberikan kebijakan untuk penataan kurikulum

kembali bagi siswa kelas olimpiade, 2) Konselor: hendaknya mengembangkan

keterampilan hubungan interpersonal siswa kelas olimpiade dan siswa kelas

Page 2: Perbedaan keterampilan hubungan interpersonal antara siswa kelas olimpiade dan siswa kelas reguler di sman 5 malang

ii

reguler, meninjau hasil keterampilan hubungan interpersonal siswa kelas

olimpiade dan siswa kelas reguler untuk memperbaiki aspek keterampilan

hubungan interpersonal siswa yang masih kurang khususnya sikap percaya dan

keterbukaan diri siswa kelas olimpiade, 3) Orang tua: hendaknya banyak

berinteraksi dan komunikasi dengan anaknya agar anak terbiasa untuk berinteraksi

dengan orang lain, dan 4) Peneliti lanjut: hendaknya memperluas populasi

penelitian, mengembangkan instrumen penelitian supaya mampu mengungkap

informasi yang ingin diperoleh secara lebih dalam, dan menggunakan teknik

pengumpulan data lain, seperti wawancara dan observasi.