perbedaan efek perawatan luka dengan … dewi.pdf · hewan coba marmut (cavia porcellus), untuk...
TRANSCRIPT
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 235
PERBEDAAN EFEK PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN GETAH
POHON YODIUM DIBANDINGKAN DENGAN MENGGUNAKAN POVIDON
IODINE 10% DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA BERSIH PADA
MARMUT (Cavia porcellus)
Christina Dewi, S. Kep., Ns., M. Kep
Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri
Email : [email protected]
ABSTRACT
Indonesia is a country with a good land, it present natural and cheap ingriedients.
One of plants that can be used as a traditional medicine is iodium tree (Jatropha multifida
L). The iodium latex of the tree consist of : amirin, kampesterol, diol, stigmaterol,
sitosterol, and HCN while the trunk of the tree consist of : alkaloid, saponin, flavonoid,
and tanin. The purpose of this study was to find the differences between the effects of
wound care using iodium tree compared with povidon iodine 10% to accelerate wound
healing in guinea pigs (Cavia porcellus). The design of this study was true experiment with
post group only, the samples re 21 guinea pigs that divided into 3 groups, each groups are
7 guinea pigs, the study used the simple random sampling. The first group use the tree
latex, second group use the povidon iodine 10%, and the third group use the aquadest for
the wound care. The variables of this study are the average of the wound healing on each
group. The result of this study showed that there is a significant differences between the
treatment use iodium tree latex, povidon iodine 10%, and aquadest, it was proved by the
value of p, it is 0,005.
Keywords : wound care, iodium tree latex, povidon iodine 10%, wound healing
ABSTRAK Alam Indonesia yang subur ini sudah menyediakan bahan alami dan
ekonomis yang berasal dari tanaman. Salah satunya tanaman yang bisa digunakan
sebagai pengobatan tradisional adalah pohon yodium (Jatropha multilafida L). Berbagai
kandungan yang terdapat dalam getah pohon yodium (Jatropha multifida L)
diantaranya : amirin, kampesterol, diol, stigmaterol, sitosterol, dan HCN sedangkan
batangnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan efek perawatan luka dengan menggunakan getah pohon
yodium dibandingkan dengan povidon iodine 10% dalam mempercepat penyembuhan luka
bersih. Desain penelitian ini adalah true experiment dengan post test group only dengan
sampel terdiri dari 21 ekor marmut yang dibagi kedalam 3 kelompok perlakuan masing-
masing 7 ekor marmut yang dipilih dengan simple random sampling. Variabel yang diukur
dalam penelitian ini adalah rata-rata kesembuhan luka pada perlakuan perawatan luka
menggunakan getah pohon yodium, povidon iodine 10%, dan kontrol yang hanya
dibersihkan menggunakan aquadest dengan menggunakan uji statistik one way anova.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa p=0,005 sehingga terdapat perbedaan yang
signifikan antara perlakuan perawatan luka menggunakan getah pohon yodium, povidon
iodine 10% dan control.
Kata kunci : perawatan luka, getah pohon yodium, povidon iodine 10%, penyembuhan
luka
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 236
Pendahuluan
Luka merupakan masalah yang
sering dialami tiap orang dan sering kali
dianggap ringan, padahal luka itu dapat
menimbulkan infeksi. Luka adalah
terputusnya kontinuitas suatu jaringam
(Sudjatmiko, 2009). Luka dapat
digambarkan sebagai gangguan dalam
kontinuitas sel – sel kemudian diikuti
dengan penyembuhan luka yang
merupakan pemulihan kontinuitas
tersebut (Smeltzer, 2001). Sedangkan
luka bersih adalah luka bedah tidak
terinfeksi dimana tidak terdapat
inflamasi dan kontaminasi dari saluran
pernafasan, percernaan, genital atau
saluran kemih (Smeltzer, 2001).
Penyembuhan luka merupakan
suatu proses yang kompleks namun
sistematik. Proses penyembuhan luka
meliputi peradangan, reepitelisasi,
kontraksi luka, dan metabolisme
kolagen (Kalangi, 2006). Pada proses
penyembuhan luka ada banyak faktor
yang mempengaruhi lambatnya
penyembuhan luka diantaranya infeksi,
gizi buruk, daya tahan tubuh tertekan,
obat – obatan, diabetes, radiasi,
penyakit,merokok,stres. Sehingga dalam
proses penyembuhan luka hal ini perlu
dihindari (Macruf, 2006). Dalam
perawatan luka untuk mempercepat
penyembuhan luka secara medis bisa
diolesi preparat antibiotik atau gel
penutup luka. Sebelum gel penutup
luka dan cairan antiseptik dengan
berbagai merek dipasaran, secara
tradisional sejumlah tanaman dan
hewan telah digunakan untuk mencegah
peradangan dan penyembuhan luka.
Alam Indonesia yang subur ini
sudah menyediakan bahan alami dan
ekonomis yang berasal dari tanaman.
Salah satunya tanaman yang bisa
digunakan sebagai pengobatan
tradisional adalah pohon yodium
(Jatropha multilafida L) (Hariana,2008).
Terdapat berbagai macam kegunaan
pohon yodium (Jatropha multifida L)
dalam kehidupan sehari – hari
diantaranya getah pada pohonnya bisa
digunakan untuk mengobati luka baru
dan bengkak dengan cara oleskan
getah batang dan daun pada luka baru
(Hariana, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian
para ilmuwan sebelumnya, dalam pohon
yodium mengandung kandungan kimia
dan efek farmakologis : memiliki rasa
agak pahit dan bersifat netral. Beberapa
bahan kimia yang terkandung dalam
Pohon yodium (Jatropha multifida L) di
antaranya : amirin, kampesterol, diol,
stigmaterol, sitosterol, dan HCN.
Batangnya mengandung alkaloid,
saponin, flavonoid, dan tannin (Wijoyo,
2008).
Berbagai kandungan yang
terdapat dalam Getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) diperkirakan
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 237
sebagai antiinflamasi adalah flavanoid.
Sementara lektin berfungsi
menstimulasi pertumbuhan sel kulit
(Priosoeryanto, 2006).
Antibiotik yang terkandung
dalam saponin dapat mempercepat
penyembuhan luka karena menghambat
pertumbuhan bakteri (Priosoeryanto,
2006). Agar memperoleh sampel luka
bersih yang homogen dan dalam
penelitian ini peneliti tidak
menggunakan sampel manusia
melainkan hewan coba yaitu marmut.
Berdasarkan fenomena dan teori
di atas, peneliti sangat tertarik untuk
mengkaji lebih lanjut untuk
mengetahui perbandingan kecepatan
penyembuhan luka bersih dengan
menggunakan getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) dan povidon
iodine 10 %
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian True Eksperimental
yang dikerjakan dengan menggunakan
hewan coba marmut (Cavia porcellus),
untuk mengetahui efek perawatan luka
dengan menggunakan getah pohon
yodium (Jatropha multifida L)
dibandingkan dengan povidone iodine
10% dalam mempercepat penyembuhan
luka bersih pada marmut ( Cavia
porcellus ). Penelitian ini dilakukan di
laboratorium anatomi Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Pemilihan sampel menggunakan
random sampling dimana sampel dalam
penelitian ini terbagi dalam 3 kelompok.
Jumlah sampel tiap kelompok perlakuan
sebanyak 6, sehingga jumlah sampel
secara keseluruhan dibutuhkan minimal
18 dan setiap kelompok diberi 1
tambahan sampel sebagai cadangan
sehingga sampel secara keseluruhan yang
dibutuhkan sebanyak 21 sampel.
Dari hasil penelitian ada tidaknya
tanda peradangan luka bersih bekas insisi
yang dilakukan dalam penelitian ini
didapatkan data rata-rata lama
penyembuhan dari luka insisi tersebut.
Analisa yang akan digunakan adalah
Parametric Test yaitu One way anova
dengan uji komparasi.
Hasil penelitian
Dari serangkaian percobaan yang
telah dilakukan pada 21 ekor marmut
(Cavia porcellus) untuk mengetahui
perbedaan efek perawatan luka dengan
menggunakan getah pohon yodium
dibandingkan dengan meenggunakan
Povidon iodine 10% dalam mempercepat
penyembuhan luka bersih pada marmut
(Cavia porcellus). Dari 21 ekor marmut
(Cavia porcellus) tersebut dibagi dalam
tiga kelompok yaitu pada kelompok I
dilakukan perawatan luka dengan getah
pohon yodium, kelompok II dilakukan
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 238
perawatan luka menggunakan Povidon
iodine 10%, dan pada kelompok III hanya
dilakukan perawatan menggunakan
aqudest (kelompok kontrol). Adapun
hasil dari penelitian tersebut dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1 : Lama penyembuhan tiap kelompok
Kelompok Perawatan Ulangan
Lama
penyembuhan
luka bersih
(Hari)
Rata-rata ±
SD
( Hari )
I
Getah Pohon Yodium
Marmut 1 6
6 ± 0,816a
Marmut 2 7
Marmut 3 6
Marmut 4 6
Marmut 5 5
Marmut 6 5
Marmut 7 7
II
Povidon Iodine 10%
Marmut 1 7
7,4 ± 0,787b
Marmut 2 6
Marmut 3 8
Marmut 4 7
Marmut 5 8
Marmut 6 8
Marmut 7 8
III
Kontrol
Marmut 1 9
9,3 ± 1,506c
Marmut 2 8
Marmut 3 12
Marmut 4 10
Marmut 5 9
Marmut 6 -
Marmut 7 8
Dari tabel dan diagram di atas
terlihat bahwa untuk kelompok perlakuan
dengan getah pohon yodium
menunjukkan rata-rata lama
penyembuhan yaitu 6 dan SD 0,816
dengan lama penyembuhan terbanyak
pada hari ke 6. Pada Kelompok perlakuan
dengan povidon iodine 10%
menunjukkan rata-rata lama
penyembuhan yaitu 7,4 dan SD 0,787
dengan lama penyembuhan terbanyak
pada hari ke 8. Sedangkan untuk kontrol
rata-rata lama penyembuhan yaitu 9,3 dan
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 239
SD 1,506 dengan lama penyembuhan
terbanyak pada hari ke 8 dan 9.
Untuk uji normalitas data
digunakan one-sample kolmogorov-
Smirnov Test dengan kepercayaan sebesar
0,05 atau 95%. Dari pengujian
didapatkan nilai p>0,05 dengan kata lain
data tersebut berdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas
data menggunakan Lavene test. Hasilnya
didapatkan nilai signifikansi 0,268 yang
menunjukkan data tersebut homogen.
Tabel 2 : Hasil analisis one way anova
n Mean SD
95% confidence p
Lower Upper
Getah pohon
yodium
7 6,00 0,816 5,24 6,76
0.000
Povidon iodine 10% 7 7,43 0,787 6,70 8,16
Kontrol (Aquadest) 6 9,33 1,506 7,75 10,91
Tabel 3 : Hasil analisis post hoc LSD
Mean
95% CI p
Lower Upper
Getah pohon yodium vs povidone
iodine 10%
-1,429 -2,62 -0,23 0.022
Getah pohon yodium vs kontrol -3,333 -4,58 -2,09 0.000
Povidone iodine 10% vs kontrol -1,905 -3,15 -0,66 0.005
Berdasarkan tabel 2 dari uji statistik
dengan uji one way anova didapatkan
nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada
perbedaan efek perawatan luka dengan
menggunakan getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) dibandingkan
dengan povidone iodine 10% dalam
mempercepat penyembuhan luka bersih
pada marmut (Cavia porcellus).
Uji Test Post Hoc
Post Hoc dilakukan untuk mengetahui
kelompok mana yang berbeda dan mana
yang tidak. Hal ini dapat dilakukan bila F
hitungnya menunjukkan ada perbedaan,
dari tabel diatas dapat dilihat bahwa.
a. Perbedaan mean getah pohon yodium
dengan povidon iodine10% adalah -
1,429, getah pohon yodium lebih kecil
1,429 poin dibanding povidon iodine
10%. Perbedaan mean getah pohon
yodium dengan kontrol adalah -3,333,
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 240
getah pohon yodium lebih kecil 3,333
poin dibanding kontrol
b. perbedaan mean povidon iodine10%
dengan Getah pohon yodium adalah
1,429, (povidon iodine 10% lebih
besar 1,429 poin dibanding getah
pohon yodium). Perbedaan mean
povidon iodine 10% dengan kontrol
(aquadest) adalah -1,905, povidon
iodine 10% lebih kecil 1,905 poin
dibanding
c. Perbedaan mean kontrol dengan getah
pohon yodium adalah 3,333 Kontrol
lebih besar 3,333 poin dibanding getah
pohon yodium). Perbedaan mean
control dengan povidon iodine 10%
adalah 1,905 kontrol lebih besar 1,905
poin dibanding povidon
iodine 10%.
Pembahasan
Perawatan luka menggunakan getah
pohon yodium
Dari analisa statistik menunjukkan,
perbandingan antara getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) dan kontrol adalah
p = 0,000. Hasil ini dikarenakan getah
pohon yodium (Jatropha multifida L)
mempunyai sifat-sifat yang sangat
menguntungkan dan sangat bagus untuk
perawatan luka. Dari berbagai literatur
telah disebutkan bahwa penggunaan
getah pohon yodium dapat mempercepat
proses penyembuhan luka , dengan cara
mengoleskan getah pohon ini pada luka,
darah akan berhenti mengalir dan lukanya
akan mengering (Hariana, 2008).
Mengutip para ilmuwan sebelumnya,
kemampuan menyembuhkan luka diduga
akibat alkaloid, saponin, flovanoid dan
tannin. Saponin berfungsi sebagai
antibiotik dan penghilang rasa sakit.
Sementara kandungan flovanoid sebagai
anti inflamasi dan alkaloid sebagai
penggumpal darah (Sutomo, 2006).
Seperti halnya dalam penelitian ini
kelompok perlakuan yang diberikan getah
pohon yodium juga mengalami proses
inflamasi, yang terjadi pada raata-rata
hari ke-2 , hal ini terjadi karena proses
dari penyembuhan luka itu sendiri.
Penyembuhan luka merupakan respon
dasar terhadap luka jaringan yang
menyebabkan pemulihan integritas kulit
(Kalangi, 2004). Dari proses biologik
utama dalam perbaikan jaringan ada
tahap-tahap antara lain eritema dan
pembentukan jaringan granulasi.
Eritema itu sendiri dapat diartikan
sebagai peradangan, sedangkan istilah
granulasi berasal dari pengamatan
patologi makro bahwa pada waktu
jaringan tersebut diinsii,kelihatan banyak
sekali mengandung granula yang
sebenarnya merupakan pembuluh darah
yang baru dibentuk (Hetharia, 2009).
Dari hasil penelitian 7 ekor marmut
dengan menggunakan getah pohon
yodium rata-rata mengalami eritema pada
hari ke-2 dan eritema menghilang pada
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 241
hari ke-6, sedangkan granulasi terbentuk
rata-rata pada hari ke-4 diikuti sampai
tepi luka menyatu.
Perawatan luka menggunakan
Povidon iodine 10%
Kecepatan penyembuhan luka
bersih pada perawatan luka menggunakan
povidon iodine 10% dibanding kontrol
terjadi perbedaan yang bermakna yaitu p
= 0,005. Penggunaan povidon iodine 10%
saat ini sangat meluas dan paling banyak
digunakan sebagai antiseptik utama baik
untuk perawatan luka maupun untuk
melakukan prosedur bedah yang lain.
Povidon iodine 10%, mampu membunuh
semua mikroorganisme penyabab infeksi
nosokomial baik bakteri gram positif
maupun gram negative, termasuk
mikroorganisme yang resistan terhadap
antibiotik, spora bakteri maupun bakteri.
Ada dua mekanisme yang mendasari efek
antimikroba dari povidon iodine 10%.
Pertama povidon iodine 10% mampu
mengoksidasi enzime untuk respirasi dan
kedua melalui iodinasi asam amino
(Ratnaningsih, 2007). Tetapi disisi lain
memiliki efek samping yang perlu
dipertimbangkan dalam pemakaiannya.
Efek samping ini bisa berupa iritasi,
reaksi toksik dari iodine, kulit terbakar
dan perubahan warna kulit karena zat
warna yang ada dalam povidon iodine
10%. Kemampuan antimikroba juga
ditunjukkan oleh povidon iodine 10%
dengan mengoksidasi enzim respirasi dari
bakteri seperti tyrosine (Boyle, 2008).
Melihat ada senyawa iodine yang
bergabung dalam kegiatan tersebut diatas
maka cara lain dari povidon iodine 10%
untuk membunuh mikroba yaitu melalui
iodinasi asam amino. Adanya iodine akan
meracuni sehingga tidak dapat
membentuk protein dan akan
menyebabkan mikroorganisme akan
hancur (Boyle, 2008). Seperti yang
diterangkan pada poin sebelumnya
perbedaan kecepatan yang bermakna ini
dipengaruhi oleh bahan-bahan yang
terkandung dalam povidon iodine 10%.
Dari hasil penelitian 7 ekor marmut
dengan menggunakan povidon iodine
10% rata-rata mengalami eritema pada
hari ke-2 dan eritema menghilang pada
hari ke-8, sedangkan granulasi terbentuk
rata-rata pada hari ke-5 diikuti sampai
tepi luka menyatu. Dan sesuai teori
sebelumnya proses penyembuhan luka
dari fase inflammatory sampai fase
maturasi Dibutuhkan waktu 21 hari,
disini penggunaan Povidon iodine 10%
lebih cepat dibandingkan dengan proses
penyembuhan luka secara normal, hal ini
terjadi karena kandungan yang ada dalam
Dilihat dari lembar observasi pada
kelompok perawatan luka menggunakan
aquadest paling lama penyembuhan luka
yaitu 12 hari. Hal ini dikarenakan pada
aquadest tidak terdapat bahan antibiotik
apapun yang terkandung di dalamnya,
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 242
sehingga dibutuhkan waktu
penyembuhan lebih lama dibanding
dengan bahan lain. Disamping itu karena
sifat aqudest yang netral sehingga luka
mengalami infeksi. Akan tetapi menurut
teori sebelumnya waktu tersebut lebih
cepat dibandingkan dengan proses
penyembuhan luka secara normal yang
membutuhkan waktu 21 hari sampai luka
sembuh.
Dari ke-7 marmut pada kelompok
dengan menggunakam Povidon iodine
10% mampu mempercepat proses
penyembuhan luka.
Perawatan luka menggunakan
aquadest (kelompok kontrol)
Dengan aquadest rata-rata eritema
muncul pada hari ke-2 dan eritema
menghilang pada hari ke-8, kemudian
rata-rata mulai terdapatnya granulasi pada
hari ke-6 dan granulasi masih terlihat
sampai tepi kulit menyatu
Perbedaan kecepatan penyembuhan
luka antara perawatan menggunakan
getah pohon Yodium dibandingkan
povidon iodine 10%
Dari hasil percobaan diperoleh
hasi penilaian lama penyembuhan luka
bersih. Pada hari pertama sampai hari-
hari berikutnya terlihat bahwa terdapat
jarak maksimal eritema kulit dari tepi
luka bersih yang dirawat dengan getah
pohon yodium menunjukkan lebar yang
minimal dibandingkan dengan luka yang
dirawat povidon iodine 10% dan luka
bersih yang tidak dirawat dengan
menggunakan bahan apapun. Dari tabel
4.1 tentang lama penyembuhan tiap
kelompok juga dapat dilihat bahwa
kelompok perlakuan dengan getah pohon
yodium (Jatropha multifida L)
menunjukkan rata-rata lama
penyembuhan yaitu 6. Dengan lama
penyembuhan terbanyak pada hari ke-6
nilai itu lebih kecil dibandingkan pada
kelompok perlakuan yang menggunakan
povidon iodine 10% yaitu sebesar 7,4
dengan lama penyembuhan terbanyak
pada hari ke8. Dari hasil penjelasan
tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
getah pohon yodium (Jatropha multifida
L) dapat mempercepat proses
penyembuhan luka bersih. Begitu juga
dengan hasil analisa one way anova
menunjukkan p=0,022 sehingga tidak
terdapat perbedaan yang bermakna antara
kelompok perlakuan dengan getah pohon
yodium (Jatropha multifida L) dengan
povidon iodine 10%. Hasil ini dapat
dikarenakan pengamatan yang hanya
menggunakan mata telanjang sehingga
tidak bisa mengamati secara detail. Bisa
juga karena prosedur yang perlu
disempurnakan. Selain itu povidon iodine
10% dan getah pohon yodium (Jatropha
multifida L) sama-sama mempunyai
kandungan yang bisa mempercepat
penyembuhan luka sehingga perbedaan
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 243
kecepatan penyembuhan tidak begitu
mencolok.
Walaupun tidak signifikan,hasil
analisa di atas menunjukkan bahwa
kemampuan getah pohon yodium terbukti
dapat mempercepat penyembuhan luka
dibandingkan povidon iodine 10%.
Kemampuan dari getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) tersebut
diakibatkan karena getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) mempunyai sifat-
sifat yang sangat menguntungkan bila
dipakai untuk perawatan luka. Getah
pohon yodium (Jatropha multifida L)
mempunyai kemampuan untuk
mengurangi proses inflamasi pada luka
dibandingkan dengan kelompok povidon
iodine 10% yang disebabkan oleh
kandungan dari masing-masing bahan
seperti yang dijelaskan diatas tadi.
Meskipun inflamasi adalah sebuah bagian
vital dari respon normal untuk luka atau
adanya infeksi, akan tetapi ketika
inflamasi menjadi lebih luas dan lama hal
itu dapat memperlambat proses
penyembbuhan atau bisa menyebabkan
luka yang lebih berbahaya (Boyle, 2008).
Sebelum gel penutup luka dan
cairan antiseptik dengan berbagai merek
beredar di pasaran, secara tradisional
sejumlah tanaman dan hewan telah
digunakan masyarakat ubtuk mencegah
peradangan dan penyembuhan
luka.diantaranya getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) (Hariana, 2008).
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
kebiasaan masyarakat itu memang benar
dan dapat dikembangkan lagi.
Dengan demikian, penelitian ini
dapat digunakan sebagai dasar ilmiah
penggunaan getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) sebagai bahan
alternatif untuk bahan perawatan luka
bersih disamping Povidon iodine 10%
yang masih sering digunakan sampai saat
ini. Namun masih diperlukan penelitian
yang lebih lanjut dengan cara yang lebih
terkontrol untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat mengingat penelitian ini
masih banyak kekurangan yang menurut
peneliti hal itu bisa mempengaruhi hasil
penelitian ini.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
a. Efek perawatan luka bersih dengan
menggunakan getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) dapat
mempercepat penyembuhan luka
bersih dengan rata – rata
penyembuhan 6 dengan lama
penyembuhan terbanyak pada hari
ke-6
b. Efek perawatan luka bersih dengan
Povidon iodine 10% dapat
mempercepat penyembuhan luka
bersih dengan rata – rata
penyembuhan 7,4 dengan lama
penyembuhan terbanyak pada hari
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 244
ke-8
c. Efek perawatan luka bersih dengan
kelompok kontrol rata – rata
penyembuhan 9,3 dengan lama
penyembuhan terbanyak pada hari
ke- 9 dan 8
d. Efek perawatan luka bersih
menggunakan getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) memiliki
perbedaan yang bermakna
dibandingkan dengan Povidon
iodine 10%
e. Efek perawatan luka bersih
menggunakan getah pohon yodium
(Jatropha multifida L) juga memiliki
perbedaan yang bermakna
dibandingkan dengan kelompok
kontrol
Saran
a. Diperlukan penelitian yang lebih
akurat tentang pemberian dosis dalam
proses perawatan luka
b. Diperlukan penelitian yang lebih
akurat tentang pemberian dosis
lidocain dalam proses insisi luka
c. Diperlukan penelitian yang lebih
akurat untuk mengetahui efek
samping dari getah pohon yodium
(Jatropha multifida L)
d. Perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui perubahan – perubahan
yang terjadi secara mikroskopis
pada perawatan luka yang
menggunakan getah pohon yodium
(Jatropha multifida L)
e. Diperlukan uji toksisitas, untuk
mengetahui efek bahan yang
terdapat pada getah pohon yodium
(Jatropha multifida L)
f. Masyarakat dapat menggunakan
getah pohon yodium (Jatropha
multifida L) sebagai alternatif dalam
mempercepat penyembuhan luka
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elisabeth J. 2009. Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta : EGC
Boyle,M. 2008. Pemulihan luka. Jakarta :
EGC.
Gaylene, A.B. 2000. Delmar’s
Fundamental and Advenced
Nursing Skill. Thompson Learn,
Canada.
Hariana, H. Arief. 2008. Tanaman Obat
dan Khasiatnya Seri 1. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Hetharia, R. 2009. Asuhan keperawatan
gangguan sistem integumen.
Jakarta : Trans Info Media.
Kalangi, Sony R. 2004. Peran Kolagen
pada Penyembuhan Luka. Dexa
Media, No.4 Vol.17.
Macruf. 2006. Luka dan Perawatannya.
http//www.Luka dan
perawatannya.com. Diakses
tanggal 4 Maret 2011. Pukul 08.00
WIB
Priosoeryanto B. 2006. Penyembuhan
Luka. http//www.Kompas.com.
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 245
Diakses tanggal 6 Maret 2011.
Pukul 15.00 WIB
Ratnaningsih, Eko. 2007. Perbedaan
Kecepatan Penyembuhan Luka
Bersih Antara Perawatan Luka
Dengan Menggunakan Getah
Batang Pisang Dengan Povidon
Iodine 10% Pada Marmut (Cavia
porcellus), Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Kedokteran
, Universitas Brawijaya, Malang
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Vol
1. Jakarta : EGC
Sudjatmiko, Gentur.d.k.k. 2009. Menjahit
Luka “Supaya Bekasnya Susah
Dicari”. Jakarta : Sagung Seto.
Suriadi. 2004. Perawatan Luka Edisi 1.
Jakarta : CV. Sagung Seto.
Sutomo, B. 2006. Saponin. http//Manfaat
Saponin dalam Penyembuhan
Luka.com. Diakses tanggal 6 Maret
2011.Pukul 15.00 WIB
Wijoyo, Padmiarso M. 2008. Sehat
Dengan Tanaman Obat Seri
Keempat. Jakarta : Bee Media
Indonesia.
Lampiran
Gambar A. Peralatan perawatan luka
Gambar B. Anestesi sampel
Gambar C. Pembuatan luka insisi
Gambar D. Jahit luka
Jurnal Wiyata : Volume 1. Nomor 2, Desember 2014 246
Gambar E. Lepas jahitan
Gambar F. Luka sembuh