perbandingan pemungutan pajak air tanah (pat) …/per... · perpustakaan.uns.ac.id...

116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 (STUDI KASUS DPPKAD KABUPATEN KARANGANYAR) TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan Oleh: Arthur Novita Sagitarisma NIM F3409011 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: vandiep

Post on 14-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT)

SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009

(STUDI KASUS DPPKAD KABUPATEN KARANGANYAR)

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh:

Arthur Novita Sagitarisma NIM F3409011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

MOTTO

من جّد وجد Barang siapa yang bersungguh – sungguh maka ia akan dapat

�URAKARTA �Barang siapa yang bersabar akan beruntung

Page 5: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini saya persembahkan kepada :

Allah SWT yang selalu memberikan petunjuk dan

jalan yang terbaik bagi hamba-Nya . .

Babe, Umi, dan Adeg yang selalu memberikan

kasih sayang, dukungan dan doa untuk yang terbaik buatku . .

Teman – teman seperjuangan DIII Perpajakan 09 . .

Almamaterku . .

Page 6: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini dengan judul “PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK

AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA

UNDANG – UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2009 (STUDI KASUS DPPKAD

KABUPATEN KARANGANYAR)”. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat kelulusan Program Diploma III Perpajakan pada Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa

bantuan, bimbingan, dukungan dan bantuan yang bersifat materi maupun non

materi dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut memberikan

dorongan dan bimbingan dalam penyusunan Tugas Akhir ini kepada:

1. Dr. Wisnu Untoro, M. S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret,

2. Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi DIII

Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret,

3. Ibu Juliati, SE, Ak selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah memberi

masukan, bimbingan serta motivasi kepada penulis,

Page 7: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang

telah bersedia berbagi ilmu pengetahuan kepada penulis,

5. Bapak dan Ibu Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

yang telah membatu kelancaran pengurusan ijin penelitian untuk penulisan

Tugas Akhir,

6. Seluruh pimpinan dan karyawan DPPKAD dan UP3AD Kabupaten

Karanganyar yang telah bersedia memberikan informasi serta bantuannya

sehingga penulis dapat meperoleh data untuk penulisan Tugas Akhir,

7. Pimpinan dan karyawan Badan Kesbanglinmas Bidang II Ketahanan

Bangsa Propinsi Jawa Tengah yang telah bersedia membantu kelancaran

pengurusan ijin penelitian untuk penulisan Tugas Akhir,

8. Ibu Fatma, Karyawan Dipenda Propinsi Jawa Tengah yang telah bersedia

membantu kelancaran pengurusan ijin penelitian untuk penulisan Tugas

Akhir,

9. Babe, Umi, Adek, dan keluarga besarku yang selalu memberi kasih

sayang, doa dan dukungan,

10. Temen – temen kos putri Nurhidayah ; Wulan, Sertia, Mbak Asih,

Mbak Monik, Mbak Diah, Mbak Pantes, Mbak Faya, dan Elank yang

selalu tiada henti memberi semangat kepadaku,

11. Temen – temen seperjuangan Pajak 09, terimakasih atas kebersamaan

selama 3 tahun ini,

12. Mas Epe, Mbak Ajeng, dan Tante Dika, terimakasih atas kebersamaan dan

tiada henti memberi semangat kepadaku,

Page 8: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

13. Tika Muryka dan keluarga, yang telah bersedia memberiku tempat singgah

selama pengurusan surat ijin penelitian ini,

14. Lepi “pus meong” dan Canon MP258, yang selalu mempermudah dan

mempelancar dalam penulisan ini,

15. Si Kuning, yang selalu setia menemani dan menghantarkanku kemana

saja, dan

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu

dalam penyelesaian laporan ini baik moril maupun material.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan

yang ada pada diri penulis. Untuk itu segala kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap mudah-mudahan Tugas Akhir ini bermanfaat

bagi pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 9: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv

MOTTO .................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD)

Kabupaten Karanganyar ........................................... 1

Page 10: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

1. Sejarah Pendirian .............................................. 1

2. Kedudukan ........................................................ 2

3. Visi ................................................................... 3

4. Misi .................................................................. 3

5. Tujuan .............................................................. 4

6. Sasaran ............................................................. 5

7. Struktur Organisasi .......................................... 6

8. Deskripsi Jabatan ............................................ 9

B. Latar Belakang Masalah ...................................... 27

C. Perumusan Masalah ............................................ 30

D. Tujuan Penelitian ................................................ 31

E. Manfaat Penelitian .............................................. 31

F. Metode Penelitian ................................................ 32

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka ............................................... 35

1. Pengertian Pajak Secara Umum ................. 35

2. Ciri – ciri yang melekat pada

pengertian pajak ........................................ 37

3. Fungsi Pajak .............................................. 37

4. Syarat Pemungutan Pajak ......................... 38

5. Teori yang mendukung pemungutan

pajak ......................................................... 39

6. Sistem Pemungutan Pajak ......................... 41

Page 11: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

7. Penggolongan Jenis Pajak ........................ 42

8. Tarif Pajak ................................................ 43

B. Pajak Daerah .................................................... 44

C. Pajak Air Tanah (PAT) ..................................... 48

1. Dasar Hukum ........................................... 48

2. Pengertian Pajak Air Tanah ..................... 49

3. Dasar Pengenaan dan Tarif

Pajak Air Tanah ....................................... 49

4. Objek dan Subjek Pajak Air Tanah ......... 50

5. Tata Cara Penghitungan

Pajak Air Tanah ....................................... 51

6. Masa Pajak ............................................... 51

7. Klasifikasi volume Pajak Air Tanah ........ 51

8. Klasifikasi Peruntukan dan Penggolongan

Air Tanah ................................................. 52

9. Penetapan Pajak ....................................... 53

10. Contoh perhitungan Pajak Air Tanah ...... 54

D. Pembahasan ...................................................... 55

1. Pemungutan Pajak Air Tanah sebelum

Diberlakukannya Undang – Undang

Nomor 28 Tahun 2009 ............................ 55

2. Pemungutan Pajak Air Tanah sesudah

Diberlakukannya Undang – Undang

Page 12: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Nomor 28 Tahun 2009 ............................ 83

3. Dampak yang ditimbulkan dari

pemungutan Pajak Air Tanah setelah

diberlakukannya Undang – Undang

Nomor 28 Tahun 2009 ............................ 111

BAB III TEMUAN

A. Kelebihan ..................................................................... 119

B. Kelemahan ................................................................... 120

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ..................................................................... 121

B. Rekomendasi ............................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

II.1 Harga Dasar Air sesuai Klasifikasi Peruntukan Air Tanah ........... 54

II.2 Harga Dasar menurut Peruntukan dan Volume Pengambilan

Air Bawah Tanah .......................................................................... 62

II.3 Target dan Realisasi Pendapatan Pajak Daerah pada UP3AD

Kabupaten Karanganyar ................................................................ 112

II.4 Daftar Potensi Pendataan Pajak Air Tanah pada DPPKAD

Kabupaten Karanganyar Periode Januari – Desember 2011 ........ 114

II.5 Daftar Potensi Pendataan Pajak Air Tanah pada DPPKAD

Kabupaten Karanganyar Periode Januari – April 2012 ............... 115

II.6 Target dan Realisasi Pendapatan Pajak Daerah pada DPPKAD

Kabupaten Karanganyar ............................................................... 116

Page 14: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

II.1 Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar .................. 8

II.2 Prosedur Pendaftaran Obyek Pajak ............................................... 74

II.3 Prosedur Pendataan Obyek Pajak .................................................. 74

II.4 Prosedur Lanjutan Pendaftaran dan Pendataan Obyek Pajak ........ 75

II.5 Prosedur Penetapan Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah .......... 76

II.6 Prosedur Pembayaran Pajak Terutang ........................................... 77

II.7 Prosedur Lanjutan Penetapan Pajak .............................................. 78

II.8 Prosedur Penyetoran ...................................................................... 78

II.9 Prosedur Pembukuan dan Pelaporan ............................................. 79

II.10 Prosedur Penagihan Pasif ............................................................. 80

II.11 Prosedur Penagihan Aktif ............................................................. 81

II.12 Prosedur Tindak Lanjut Penagihan Aktif ..................................... 82

II.13 Prosedur Pendaftaran Obyek Pajak .............................................. 95

Page 15: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

II.14 Prosedur Lanjutan Pendaftaran Obyek Pajak ............................... 96

II.15 Prosedur Penelitian SSPD ............................................................ 97

II.16 Prosedur Penagihan Pajak yang tidak/kurang bayar .................... 97

II.17 Prosedur Lanjutan Penelitian SSPD ............................................. 98

II.18 Prosedur Lanjutan Penelitian SSPD ............................................. 99

II.19 Prosedur Pembayaran Pajak ......................................................... 100

II.20 Prosedur Pelaporan Pajak ............................................................. 101

II.21 Prosedur Lanjutan Pelaporan Pajak melalui Bank ....................... 101

II.22 Prosedur Pelaporan Pajak melalui Bank yang ditunjuk ............... 102

II.23 Prosedur Lanjutan Pelaporan Pajak .............................................. 103

II.24 Prosedur Penagihan Pajak ............................................................ 104

II.25 Prosedur Lanjutan Penagihan Pajak ............................................. 105

II.26 Prosedur Lanjutan Penagihan Pajak ............................................. 106

II.27 Perbandingan pemungutan Pajak Air Tanah sebelum dan

sesudah diberlakukaannya Undang – Undang Nomor 28

Tahun 2009 .................................................................................. 107

Page 16: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Tugas Akhir

2. Surat Perizinan Magang dari DPPKAD Kabupaten Karanganyar

3. Surat Keterangan Selesei Magang

4. Formulir Penilaian Magang

5. Surat Rekomendasi Survey/Riset dari Badan Kesbangpol dan

aa Linmas Propinsi Jawa Tengah

6. Surat Ijin Penelitian dari DPPAD Propinsi Jawa Tengah

7. Surat Keterangan Selesei Penelitian dari UP3AD Kabupaten

aa Karanganyar

Page 17: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

ABSTRACT

THE COMPARISON OF GROUND WATER TAX COLLECTION BEFORE AND AFTER enactment- LAW NUMBER 28 OF 2009

(Case Study of DPPKAD Karanganyar)

Arthur Novita Sagitarisma

NIM F3409011

Tax is a source of revenue obtained through levies collected and managed by local goverments to finance their own local needs. One of the tax levied by the District Government is a Ground Water Tax. Formerly, Ground Water Tax is the type of Provincial Tax set out in the Act Number 34 of 2000 and Government Regulation Number 65 of 2001 with the nomenclature of Ground Water Withdrawal Tax. With the enactement of Law Number 28 of 2009, the authority of Ground Water Withdrawal Tax collection with nomenclature of Ground Water Tax shift in to District Government. With the shift of authority, the realization of the Ground Water Tax revenues increased dramatically than in previous years. On this thesis, the author tries to compare the collection of Ground Water Tax, before and after the enactment of Law Number 28 of 2009 and the impact of the Ground Water Tax collection authority shift from the Provincial to the District Government. The collection of Ground Water Withdrawal Tax in Karanganyar is managed by UP3AD Karanganyar who cooperate with the BPPE of Mines Departement of The Central Java Province. In this case, the BPPE of Mines Departement in charge of registration and tax objects collection periodically in each month.The collection of Ground Water Tax in Karanganyar is managed by DPPKAD Karanganyar. In this case, DPPKAD prepares the required function include : service functions; functions of data and information; functions od accounting and reporting; and billing functions. From the data analysis above, it can be concluded that the authors want to deliver the differences of Ground Water Tax collection permormed by UP3AD and DPPKAD Karanganyar. Those differences are seen in the related function and documents used in the collection. With the shift of collecting authority, there are some impact felt by UP3AD, namely : (1) the decrease of the tax revenue realization percentage against the targets set; and (2) the responsibility the carried little lighter. While the impact felt by DPPKAD, among others : (1) the authority flexibility given to seek to the tax potentials; (2) an increase in local tax revenues; and (3) the rate increase at the Regent. The impact felt by the taxpayer, among others : (1) the ease of collection process in DPPKAD; (2) the taxpayer is more active in reporting the use ground water in each month; and (3) the existence of a clear proof of payement. Key words : ground water tax, the collection of ground water tax, the collection of ground water withdrawal tax.

Page 18: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan

Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Karanganyar

1. Sejarah Pendirian

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintah Daerah, bahwa pemberian otonomi kepada daerah

Kabupaten dan Kota didasarkan atas asas desentralisasi dalam wujud

otonomi yang luas, nyata, dan bertanggungjawab. Berdasarkan asas

desentralisasi tersebut, pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar

selaku pelaksana daerah otonom, mempunyai hak dan kewajiban

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya dalam rangka

menggali potensi daerah dan meningkatkan sumber daya yang ada

secara optimal, termasuk sumber-sumber pendapatan daerah guna

meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat

sekaligus sebagai upaya peningkatan stabilitas politik dan kesatuan

bangsa.

Page 19: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Untuk melaksanakan pengelolaan sumber-sumber pendapatan

daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka pemerintah

daerah Kabupaten Karanganyar membentuk Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) yang berdasarkan

peraturan Daerah Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 tentang

“Organisasi dan Tata Kerja Daerah Kabupaten Karanganyar”. Tujuan

dibentuk DPPKAD Kabupaten Karanganyar adalah untuk menjadikan

perencanaan anggaran keuangan daerah, meningkatkan upaya

perbaikan terhadap mutu pelayanan di bidang keuangan daerah,

menjadikan mutu pertanggung jawaban anggaran daerah sebagai

bentuk akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah yang transparan, dan

meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di bidang

keuangan. DPPKAD Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu

dari salah satu dari Dinas Daerah yang membantu Kepala Daerah

dalam hal ini Bupati Karanganyar untuk melaksanakan tugas

pembantuan dalam bidang pendapatan pengelolaan keuangan dan aset

daerah.

2. Kedudukan

Kedudukan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keangan dan Aset

Daerah Kabupaten Karanganyar adalah sebagai pengelola sumber

pendapatan daerah yang bertanggungjawab kepada Bupati

Karanganyar. Dibentuk berdasarkan ketetntuan pasal 9 Peraturan

Page 20: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 9 Tahun 2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar.

3. Visi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan tentang kemana

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Karanganyar akan diarahkan atau dibawa agar dapat eksis dan apa

yang akan dicapai pada masa depan. Visi Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah “ menjadi dinas yang

professional di bidang pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah

melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi dalam rangka

mendukung Kabupaten Karanganyar menuju tingkat pendapatan

terkemuka di Jawa Tengah”.

4. Misi

Dalam rangka mendukung atau mewujudkan misi yang telah

ditetapkan dan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, maka Misi Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Karnganyar dapat ditetapkan sebagai berikut :

a. meningkatkan sumber daya Pengelolaan Pendapatan Daerah

yang professional,

b. meningkatan fungsi pelayanan ketatausahaan/administrasi

pengelolaan Pendapatan Daerah sesuai sistem manajemen

keuangan atau pendapatan daerah yang berlaku,

c. meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang pendapatan,

Page 21: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

d. meningkatkan pendapatan setiap tahun anggaran, dan

e. meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang harmonis

dengan semua pihak yang terkait dalam upaya peningkatkan

pendapatan daerah.

5. Tujuan

Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan

merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun

waktu tertentu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun ke depan. Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Karanganyar menetapkan tujuan sebagai berikut :

a. meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola

sumber-sumber pendapatan daerah yang professional melalui

pembinaan pendidikan pelatihan teknis maupun fungsional,

b. meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen keuangan atau

pendapatan secara efektif dan efisien,

c. meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat di bidang

pendapatan daerah dan meningkatkan ke sasaran membayar

pajak daerah maupun retribusi daerah sesuai dengan ketentuan

dan prosedur,

d. meningkatkan sarana dan prasarana sumber-sumber pendapatan

dalam menunjang pelayanan prima dan peningkatan

pendapatan daerah,

Page 22: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

e. meningkatkan penerima pendapatan daerah tiap tahun

khususnya intensifikasi pengelolaan PAD dari sektor pajak,

dana penimbangan retribusi daerah dan penerimaan lain-lain,

f. meningkatkan upaya peningkatan pendapatan daerah

khususnya ekstensifikasi sumber-sumber baru pendapatan

daerah yang yang potensial, dan

g. meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang harmonis

dengan semua pihak yang terkait dalam upaya peningkatan

pengelolaan pendapatan.

6. Sasaran

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang

akan dicapai secara nyata dalam jangka waktu tertentu. Sasaran

merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis dalam

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

Berdasarkan pengertian tersebut Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah menetapkan sasaran sebagai berikut :

a. tersedia data potensi sumber-sumber pendapatan daerah

khusunya pajak dan retribusi daerah melalui pendataan,

penelitian dan pengkajian,

b. terbangun dan terpeliharanya sarana dan prasarana sumber-

sumber pendapatan daerah yang memadai,

c. makin efektif dan efisien pengelolaan sumber-sumber

pendapatan daerah,

Page 23: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

d. meningkatkan penerima pendapatan daerah setiap tahun

anggaran,

e. terjalin hubungan atau kerja sama yang harmonis dengan

semua pihak yang terkait dalam pengelolaan pendapatan

daerah, dan

f. terselenggaranya koordinasi yang mantap antar unit kerja

pengelolaan pendapatan daerah dan dengan daerah tetangga di

bidang pendapatan daerah.

7. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2

Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, terdiri dari :

a. Kepala Dinas,

b. Sekretraiat, membawahi :

1) Sub Bagian Perencanaan,

2) Sub Bagian Keuangan,

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Pendaftaran dan Pendataan, membawahi :

1) Seksi Pendaftaran,

2) Seksi Pendataan.

d. Bidang Penetapan dan Penagihan, membawahi :

1) Seksi Penetapan,

Page 24: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

2) Seksi Penagihan.

e. Bidang Anggaran, membawahi :

1) Seksi Pengendalian Anggaran,

2) Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran.

f. Bidang Perbendaharaan dan Kas, membawahi :

1) Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas,

2) Seksi Penerimaan dan Pengeluaran.

g. Bidang Akuntansi dan Aset Daerah, membawahi :

1) Seksi Akuntansi,

2) Seksi Aset Daerah.

h. Unit Pelaksana Teknis,

i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 25: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Gambar I.1 Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah

Kabupaten Karanganyar

Sumber : www.dppkad.karanganyar.go.id

SUBAG PERENCANAAN

KEPALA

SEKRETARIS

SUBAG KEUANGAN

BIDANG ANGGARAN

SUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG AKUNTANSI DAN

ASET DAERAH

BIDANG PERBENDAHARAAN DAN

KAS

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

BIDANG PENDAFTARAN DAN PENDATAAN

BIDANG PENETAPAN DAN PENAGIHAN

SEKSI PENETAPAN SEKSI PENDAFTARAN

SEKSI PENAGIHAN SEKSI PENDATAAN

SEKSI PERENCANAAN DAN PENYS. ANGGARAN

SEKSI PENGENDALIAN ANGGARAN

SEKSI PERBENDAHARAAN

DAN PENGENDALIAN KAS

SEKSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN

SEKSI ASET DAERAH

SEKSI AKUNTANSI

UPTD

Page 26: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

8. Deskripsi Jabatan

Berdasarkan keputusan Bupati Kepala Daerah Nomor 307

Tahun 2001 ditetapkan uraian tugas pokok dan fungsi jabatan

struktural pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Karanganyar sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam perumusan

kebijakan di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah. Uraian tugas Kepala Dinas sebagai berikut :

1) merumuskan program kegiatan dinas berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang

tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan,

2) mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik

secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan

tugas.

Untuk pelaksanaan tugas pokok, Kepala Dinas Pendapatan

Pengelolalaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi

sebagai berikut :

1) penyusun kebijakan bidang pendapatan, pengelolaan keuangan

dan aset daerah serta kesekretariatan,

Page 27: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

2) pengkoordinasian, fasilitas dan pembinaan kegiatan pada

bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah serta

kesekretariatan,

3) pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang

pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah serta

kesekretariatan.

b. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam

perumusan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan

mengendalikan kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi,

keuangan, umum, dan kepegawaian. Uraian tugas Sekretaris

sebagai berikut :

1) merumuskan program kegiatan Sekretariat berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data

yang tersedia sebagai pedoman kegiatan,

2) mempersiapkan rumusan program kegiatan berdasarkan hasil

rangkuman rencana kegiatan Bidang - Bidang dan Sekretariat

dalam rangka penyusunan anggaran pendapatan dan belanja

Dinas.

Untuk pelaksanaan tugas, Sekretaris mempunyai fungsi sebagai

berikut :

1) melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang di lingkungan

dinas secara langsung maupun tidak langsung untuk

Page 28: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi

permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal,

2) melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Sekretaris terdiri atas :

1) Kepala Sub Bagian Perencanaan

Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas membantu

Sekretaris dalam hal :

a) menyusun program kegiatan Sub Bagian Perencanaan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan,

b) menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian

permasalahan dan peraturan perundang-undangan agar

pelaksanaan tugas sesuai dengan ketemtuan yang berlaku.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Sub Bagian Perencanaan

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) menyiapkan konsep naskah dinas bidang perencanaan

sesuai dengan ketentuan berlaku,

b) menyusun rencana Kegiatan dan Anggaran

(RKA)/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau

Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Page 29: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

2) Kepala Sub Bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas membantu

Sekretaris dalam hal :

a) menyusun program kegiatan Sub Bagian Keuangan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman

pelaksanaan kegiatan,

b) membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang

tugasnya, memberi petunjuk dan arahan secara lisan

maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran

pelaksanaan tugas.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Sub Bagian Keuangan

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Menyiapkan proses pencairan dana dan pengelolaan

administrasi keuangan,

b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran

dengan cara membandingkan laporan perkembangan

realisasi belanja dengan rencana pembiayaan yang telah

disusun untuk bahan laporan kepada atasan.

3) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas membantu

Sekretaris dalam hal :

Page 30: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

a) menyusun program kegiatan Sub Bagian Umum dan

kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai

pedoman pelaksanaan kegiatan,

b) menyiapkan konsep naskah dinas bidang administrasi

umum dan kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Melaksanakan pengendalian dan verifikasi serta pelaporan

keuangan di lingkungan dinas,

b) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

dasar pengambilan kebijakan.

c. Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan

Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas

membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di

bidang pendaftaran dan pendataan. Uraian tugas Kepala Bidang

Pendaftaran dan Pendataan sebagai berikut :

1) merumuskan rencana kerja dan program kegiatan bidang

pendaftaran dan pendataan obyek dan subyek pajak dan retribusi

daerah serta pendataan PBB,

Page 31: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

2) melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang

di lingkungan dinas baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang

optimal.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Pendaftaran dan

Pendataan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) merumuskan rencana kerja dan program kegiatan bidang

pendaftaran dan pendataan obyek dan subyek pajak dan

retribusi daerah serta pendataan PBB,

2) merumuskan rencana kerja dan program kegiatan pendataan

ijin HO, ijin bangunan dan ijin perumahan.

Bidang Pendaftaran dan Pendataan terdiri atas :

1) Kepala Seksi Pendaftaran

Kepala Seksi Pendaftaran mempunyai tugas membantu Kepala

Bidang Pendaftaran dan Pendataan di bidang pendaftaran.

Uraian tugas Kepala Seksi Pendaftaran sebagai berikut :

a) melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan seksi

pendaftaran,

b) mendistrubusikan dan menerima kembali formulir

pendaftaran yang telah diisi oleh wajib pajak dan retribusi

daerah, membuat laporan tentang formulir pendaftaran

Page 32: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

wajib pajak dn retribusi daerah yang belum diterimanya

kembali, mencatat nama dan alamat calon wajib pajak dan

retibusi daerah, menetapkan Nomor Pokok Wajib Pajak

Daerah (NPWPD).

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Seksi Pendaftaran

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan pendaftaran wajib

pajak dan wajib retribusi kepada atasan,

b) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

dasar pengambilan kebijakan.

2) Kepala Seksi Pendataan

Kepala Seksi Pendataan mempunyai tugas membantu Kepala

Bidang Pendaftaran dan Pendataan di bidang pendataan. Uraian

tugas Kepala Seksi Pendataan sebagai berikut :

a) melaksanakan pendataan pajak dan retribusi daerah,

kegiatan pemeriksaan lapangan dan melaporkan hasilnya

serta membuat daftar mengenai formulir Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD),

b) menghimpun, mengelola, dan mencatat data obyek dan

subyek pajak dan retribusi daerah.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Seksi Pendataan mempunyai

fungsi sebagai berikut :

Page 33: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

a) Melaksanakan pendataan ijin HO, ijin bangunan, ijin

perumahan,

b) Melaksanakan kegiatan pendataan Notaris/PPAT dan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

d. Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan

Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan mempunyai tugas pokok

sebagai berikut :

1) melaksanakan penetapan jumlah pajak dan retribusi daerah

yang terhutang serta penghitungan besarnya angsuran atas

permohonan wajib pajak dan wajib retribusi daerah serta

menetausahaan jumlah ketetapan PBB yang penagihannya

dilimpahkan kepada Daerah berdasarkan SPPT dan DHKP

PBB,

2) melaksanakan tugas penagihan pajak daerah dan retibusi

daerah yang telah melampaui batas waktu jatuh tempo,

melayani keberatan dan permohonan banding serta

pengumpulan dan mengolah data sumber penerimaan daerah

lainnya di luar pajak dan retribusi daerah.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) menyusun rencana kegiatan di bidang penetapan, penghitungan

dan penetapan pajak dan retribusi daerah yang terhutang serta

Page 34: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

penghitung besarnya angsuran atas permohonan wajib pajak

dan wajib retribusi daerah,

2) menyusunan rencana kegiatan di bidang penagihan pajak

daerah dan retribusi daerah yang telah jatuh tempo.

Bidang Penetapan dan Penagihan terdiri atas :

1) Kepala Seksi Penetapan

Kepala Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan dalam hal :

a) menghitung besarnya pajak/retribusi yang akan dikenakan,

penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP), Surat Ketetapan

Retribusi (SKR), Surat Perjanjian Angsuran dan Surat

Ketetapan lainnya, pendistribusian dan penyampaian arsip

perpajakan dan retribusi daerah, membantu Direktorat

Jendral Pajak dalam pelaksanaan penyampaian arsip SPT

PBB serta dokumen PBB lainnya,

b) menyiapkan laporan periodik mengenai realisasi

penerimaan dan tunggakan pajak dan retribusi daerah serta

PBB.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Seksi Penetapan mempunyai

fungsi sebagai berikut :

a) menyerahkan surat ketetapan kepada wajib pajak dan wajib

retribusi untuk membayar pajak dan retribusi kepada

bendahara,

Page 35: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

b) melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi

kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui

sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan

penampilan kerja.

2) Kepala Seksi Penagihan

Kepala Seksi Penagihan mempunyai tugas pokok membantu

Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan dalam hal :

a) Mempersiapkan dan mendistribusikan surat menyurat dan

dokumentasi yang berhubungan dengan penagihan,

b) Menerima dan melayani surat keberatan dan surat

permohonan banding atas materi penetapan pajak dan

retribusi daerah.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Seksi Penagihan mempunyai

fungsi sebagai berikut :

a) Menyusun rencana kegiatan di bidang penagihan,

menyiapkan dan mendistribusikan surat menyurat serta

dokumentasi yang berhubungan dengan penagihan,

b) Menyiarkan keputusan menerima atau menolak keberatan

dan meneruskan penyelesaian permohonan banding ke

mahkamah pertimangan pajak.

Page 36: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

e. Kepala Bidang Anggaran

Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas membantu Kepala

Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan,

membina, dan mengendalikan kegiatan di bidang anggaran. Uraian

tugas Kepala Bidang Anggaran sebagai berikut :

1) menyusun program kegiatan kegiatan bidang anggaran

berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun lalu sesuai

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang

tersedia sebagai bahan pedoman kerja,

2) mempersiapkan penyusunan rancangan APBD dan Perubahan

APBD beserta lampirannya dan hasil pembahasan TAPD

dikirim ke Dewan untuk pembahasan lebih lanjut.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Anggaran mempunyai

fungsi sebagai berikut :

1) melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang

di lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang

optimal,

2) memonitor dan mengevaluasi atas pelaksanaan APBD dan

perubahan APBD perkembangan dan sebagai bahan rumusan

kebijakan atasan.

Page 37: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Bidang Anggaran terdiri dari :

1) Kepala Seksi Pengendalian Anggaran

Kepala Seksi Pengendalian Anggaran mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Anggaran dalam melaksanakan

penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan,

dan pengendalian kegiatan di bidang Pengendalian Anggaran.

Uraian tugas Kepala Seksi Pengendalian Anggaran sebagai

berikut :

a) melaksanakan pemantauan, monitoring dan evaluasi

terhadap fisik aset daerah,

b) otorisasi atas transaksi dan kejadian penting kegiatan

APBD terhadap SKPD.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Seksi Pengendalian

Anggaran mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala

Sub Bagian di lingkungan Dinas baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,

informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar

diperoleh kerja yang optimal,

b) menyelenggarakan pengendalian APBD sesuai dengan

ukuran, kompleksitas dan sifat dari tugas dan fungsi sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 38: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

2) Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran

Kepala Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran

mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Anggaran dalam

melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan di bidang

Perencanaan dan Penyusunan Anggaran. Uraian tugas Kepala

Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran sebagai berikut :

a) menyusun program kegiatan di bidang Perencanaan dan

Penyusunan Anggaran berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia

sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan,

b) membuat Surat Edaran Usulan Program dan Kegiatan

sesuai dengan PPA dan KUA yang telah ditetapkan

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Seksi Perencanaan dan

Penyusunan Anggaran mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) melaksanakan koordinasi dengan Kepala Seksi dan Kepala

Sub Bagian di lingkungan Dinas baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,

informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar

diperoleh kerja yang optimal,

b) menyiapkan anggaran kas terhadap SKPD dan SPD.

Page 39: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

f. Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas

Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas mempunyai tugas

membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di

Bidang Perbendaharaan dan Kas. Uraian tugas Kepala Bidang

Perbendaharaan dan Kas sebagai berikut :

1) menyusun konsep peraturan, keputusan, edaran serta petunjuk

pelaksanaan dan petunjuk teknis bupati dalam rangka

pelaksanaan APBD,

2) merumuskan petunjuk teknis tentang perbendaharaan dan kas

untuk dasar pelayanan bagi para petugas dan bawahan.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) pengenventarisasi permasalahan bidang perbendaharaan dan

ganti rugi serta mengkoordinasikan penyelesaiannya,

2) melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan Kepala Bidang

di lingkungan Dinas baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk

mengevaluasi permasalahan agar diperoleh kerja yang optimal.

Bidang Perbendaharaan dan Kas terdiri :

1) Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas

Kepala Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas

mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perbendaharaan

Page 40: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

dan Kas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan,

membina dan mengendalikan kegiatan di bidang

Perbendaharaan dan Pengendalian Kas. Uraian tugas Kepala

Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas sebagai berikut :

a) menyusun program kegiatan Seksi Perbendaharaan dan

Pengendalian Kas berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun

lalu sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sumber data yang tersedia sebagai pedoman kerja,

b) memantau transfer uang sampai pada Kas Umum Daerah.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Seksi Perbendaharaan dan

Pengendalian Kas mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) melaksanakan penjagaan likuiditas kas daerah,

b) memeriksa dan/atau meneliti surat tanda setoran

penerimaan dari masing-masing Satuan Perangkat Daerah

yang melaksanakan setoran pada kas umum daerah.

2) Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran

Kepala Seksi Penerimaan dan Pengeluaran mempunyai tugas

membantu Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas dalam

melaksanakan penyiapan bahan perumuskan kebijakan,

koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan di bidang

Penerimaan dan Pengeluaran. Uraian tugas Kepala Seksi

Penerimaan dan Pengeluaran sebagai berikut :

Page 41: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

a) menyusun program kegiatan di Seksi Penerimaan dan

Pengeluaran berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun lalu

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan,

b) membuat advis Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Belanja.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Seksi Penerimaan dan

Pengeluaran mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) membuat petunjuk penyusunan Anggaran Kas, Dokumen

Pelaksanaan Anggran (DPA), Dokumen Pelaksanaan

Perubahan Anggran (DPPA) dan Konsep Keputusan Bupati

tentang Bendaharawan, Surat Keputusan Leassion Officer

sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan,

b) membuat laporan realisasi gaji PNS setiap bulan.

g. Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah

Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah mempunyai tugas

membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,

mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di

bidang Akuntansi dan Aset Daerah. Uraian tugas Kepala Bidang

Akuntansi dan Aset Daerah sebagai berikut :

1) menyusun program kegiatan bidang Akuntansi dan Aset

Daerah berdasarkan hasil evaluasi tahun lau sesuai peraturan

Page 42: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang

tersedia sebagai pedoman kegiatan,

2) menyusun laporan berkala/ realisasi anggaran semesteran,

tahunan, neraca, aliran kas, dan catatan atas laporan keuangan

Daerah serta laporan aset daerah.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Bidang Akuntansi dan Aset

Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) melaksanakan pengawasan pembukuan secara sistematis dan

kronologis realisasi penerimaan pendapatan, belanja dan

pembiayaan serta pencatatan aset daerah,

2) mempersiapkan bahan untuk penyusunan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ke DPRD kabupaten

Karanganyar.

Bidang Akuntansi dan Aset Daerah terdiri dari :

1) Kepala Seksi Akuntansi

Kepala Seksi Akuntansi mempunyai tugas membantu Kepala

Bidang Akuntansi dan Aset Daerah dalam melaksanakan

penyiapaan bahan perumuskan kebijakan, koordinasi,

pembinaan, pengendalian dan bimbingan di bidang Akuntansi.

Uraian tugas Kepala Seksi Akuntansi sebagai berikut :

a) menyusun laporan bulanan, triwulan, dan tahunan

pendapatan dan belanja serta pembiayaan daerah

Page 43: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

berdasarkan catatan akuntansi sebagai bahan penyajian data

kepada atasan maupun penyusunan laporan kinerja daerah,

b) membuat laporan/ umpan balik pendapatan Daerah

berdasarkan rekapitulasi penerimaan sebagai laporan

kepada SKPD bersangkutan.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Seksi Akuntansi mempunyai

fungsi sebagai berikut :

a) melaksanakan pengawasan terhadap pencatatan

pendapatan daerah sesuai jenis penerimaan untuk tertib

administrasi,

b) melaksanakan penelitian/ pemeriksaan terhadap Surat

Tanda Setoran (STS) penerimaan daerah.

2) Kepala Seksi Aset Daerah

Kepala Seksi Aset Daerah memunyai tugas membantu Kepala

Bidang Akuntansi dan Aset Daerah dalam melaksanakan

penyiapaan bahan perumuskan kebijakan, koordinasi,

pembinaan, pengendalian dan bimbingan di bidang Aset.

Uraian tugas Kepala Seksi Aset Daerah sebagai berikut :

a) menyusun program kegiatan Seksi Aset berdasarkan hasil

evaluasi kegiatan tahun lalu sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia

sebagai pedoman kerja,

Page 44: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

b) mempersiapkan bahan penyusunan laporan sesuai catatam

akuntansi.

Untuk pelaksanaan tugas, Kepala Seksi Aset Daerah

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) melaksanakan pencatatan aset baik manual atau dengan

komputer secara sistematis dan kronologis mengenai

belanja langsung,

b) melaksanakan pengawasan pembukuan secara sistematis

dan kronologis mengenai aset.

B. Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan sumber utama penerimaan Pemerintah Republik

Indonesia disamping sektor migas dan ekspor barang-barang non migas.

Sebagai salah satu penerimaan Pemerintah, pajak dapat dipergunakan

untuk membiayai kegiatan pemerintah (budgeter), maupun untuk

meningkatkan kegiatan masyarakat. Alokasi pajak untuk pembangunan

prasarana dan perbaikan kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif

terhadap kegiatan ekonomi masyarakat (Sugianto,1996).

Pembangunan tersebut dilaksakan secara berkesinambungan dan

ditujukan untuk kemakmuran rakyat. Dalam hal ini Pemerintah Pusat

melalui otonomi daerah memberi wewenang kepada Pemerintah Daerah

untuk sepenuhnya mengatur pemerintahannya sendiri termasuk dalam hal

pengelolaan keuangan untuk membiayai keperluan daerah. Termasuk

Page 45: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

pelaksanaan pembangunan yang ada pada daerah masing-masing yang

meliputi pelaksanaan dan pembiayaan.

Untuk pembiayaannya didapat dari sumber penerimaan daerah,

salah satunya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pendapatan yang

diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai

peraturan perundang-undangan. Salah satu Pendapatan Asli Daerah adalah

pajak daerah.

Sehubungan dengan pajak, Pemerintah Daerah dapat memperoleh

pendapatan dari sektor pajak melalui pungutan-pungutan yang

dikumpulkan dan dikelola oleh Pemerintah Daerah sendiri. Dasar

hukumnya (kewenangannya) ditetapkan berdasarkan ketentuan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah. Di dalam Undang-undang tersebut terdapat jenis-jenis pajak yang

dapat dipungut oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota salah satunya adalah

Pajak Air Tanah (PAT).

Sesuai Undang-Undang tersebut, Pajak Air Tanah (PAT)

diperuntukkan untuk wajib pajak sebagai berikut; orang pribadi atau badan

yang melakukan pengambilan dan atau pemanfaaatan air tanah. Dengan

objek pajaknya adalah kegiatan pengambilan dan pemanfaatan air tanah

dengan pengecualian untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan

pertanian dan perikan rakyat serta peribadatan.

Dahulunya Pajak Air Tanah adalah jenis Pajak Provinsi yang diatur

dengan Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000 dengan nomenklatur

Page 46: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah. Dan pemungutan Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah di Kabupaten Karanganyar dikelola oleh

Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD)

Kabupaten Karanganyar. Hasil bagi penerimaan Pajak Pengambilan Air

Bawah Tanah yang diatur dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah

Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah adalah

sebesar 30% untuk Daerah dan diserahkan kepada Kabupaten/ Kota

sebesar 70%. Dengan diberlakukannya Undang – Undang Nomor 28

Tahun 2009, Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah dengan nomenklatur

Pajak Air Tanah kewenangan pemungutannya beralih ke Kabupaten/ Kota.

Untuk Kabupaten Karangnyar dikelola oleh Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten

Karanganyar.

Berikut ini sekilas data prosentase realisasi penerimaan Pajak Air

Tanah di Kabupaten Karanganyar sebelum pengalihan (rentang waktu 3

tahun) dan setelah pengalihan adalah sebagai berikut; pada tahun 2008

prosentase realisasi penerimaan Pajak Air Tanah sebesar 87,85%. Tahun

2009 prosentasenya sebesar 94,72%. Dan pada tahun 2010 prosentasenya

sebesar 100,71%. Setelah terjadi pengalihan kewenangan di tahun 2011,

prosentase realisasi penerimaan Pajak Air Tanah mengalami kenaikan

daripada tahun sebelumnya yaitu menjadi 125,50%. Dengan data di atas

dapat diketahui bahwa prosentase realisasi penerimaan Pajak Air Tanah

Kabupaten Karanganyar di tahun 2008 dan 2009 belum bisa mencapai

Page 47: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

target yang telah ditetapkan, tapi pada tahun 2010 telah berhasil mencapai

target yang ditetapkan, dan setelah terjadinya pengalihan kewenangan di

tahun 2011 membawa dampak positif terhadap pencapaian target dari

prosentase realisasi Pajak Air Tanah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis sangat

berkeinginan untuk mengangkat judul “PERBANDINGAN

PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN

SESUDAH DIBERLAKUKANNYA UNDANG – UNDANG

NOMOR 28 TAHUN 2009”.

C. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

dijadikan pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat

dan tepat sesuai dengan prinsip - prinsip penelitian ilmiah. Berdasarkan

latar belakang masalah di atas agar lebih jelas mengenai pokok

permasalahn, maka penulis menetapkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pemungutan Pajak Air Tanah sebelum dan sesudah

diberlakukannya Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009?

2. Apa dampak yang ditimbulkan dari pemungutan Pajak Air Tanah

setelah diberlakukannya Undang – Undang Nomor 28 Tahun

2009?

Page 48: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Tujuan Operasional

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

perbandingan pemungutan Pajak Air Tanah sebelum dan sesudah

pengalihan, dan dampak yang ditimbulkan dengan adanya

pengalihan kewenangan pemungutan Pajak Air Tanah.

2. Tujuan Fungsional

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai tambahan dan bahan

masukan kepada para pembaca tentang pemungutan Pajak Air

Tanah di Kabupaten Karanganyar.

3. Tujuan Individual

Penelitian yang dilakukan ini dengan tujuan sebagai persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Akuntansi

Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi DPPKAD Kabupaten Karanganyar

Merupakan sumbangan pikiran yang diharapkan bisa membantu

mengetahui kelemahan sistem yang telah ada tersebut guna

Page 49: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

menciptakan efisiensi yang lebih baik, dalam upayanya untuk

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak.

2. Bagi Pihak Lain

Dapat dijadikan tambahan wawasan bagi para pembaca serta dijadikan

sumber informasi atau bahan masukan guna pembuatan laporan

selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Sebagai tambahan wawasan serta pengetahuan tentang pengelolaan

Pajak Air Tanah sebelum dan sesudah pengalihan, dan perbandingan

terapan ilmu di bidang perpajakan yang telah diperoleh selama proses

perkuliahan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi di lapangan

mengenai Pajak Air Tanah.

F. Metode Penelitian

1. Objek penelitian menurut Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar

Nomor 9 Tahun 2010 adalah Pajak Air Tanah, air tanah adalah air

yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan.

Pajak Air Tanah yang selanjutnya dapat disebut dengan Pajak adalah

kontribusi wajib kepada Daerah atas pengambilan dan/ atau

pemanfaatan air tanah. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar 20%.

Page 50: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar yang menjadi tempat

pemungutan Pajak Air Tanah di Kabupaten Karanganyar.

3. Sumber Data

a. Data Primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari objek

yang diteliti mengenai pemungutan Pajak Air Tanah di Kabupaten

Karanganyar.

b. Data Sekunder yang digunakan oleh data yang diperoleh

mempelajari buku-buku terkait, literature, makalah-makalah,

Undang – Undang Pajak dan Surat Keputusan Bupati. Data

sekunder bersifat melengkapi data primer dan digunakan sebagai

landasan teori untuk memecahkan masalah.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode wawancara

Metode pengupulan data dengan melakukan wawancara secara

langsung dengan Kepala Seksi Pendaftaran DPPKAD Kabupaten

Karanganyar dan Wajib Pajak Air Tanah.

b. Metode Pustaka

Metode pengumpulan data atau informasi dengan cara membaca

buku serta referensi sumber data lainnya yang berhubungan guna

mendukung penulisan Tugas Akhir ini.

Page 51: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

c. Metode Observasi

Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap obyek penelitian.

5. Teknik Pembahasan

Teknik pembahasan yang digunakan dengan pembahasan deskriptif,

yaitu teknik untuk membuat gambaran atau deskripsi secara akurat

mengenai suatu obyek yang diteliti.

Page 52: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pajak Secara Umum

Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengertian pajak daerah,

maka terlebih dahulu membicarakan mengenai pengertian pajak itu

sendiri. Banyak ahli memberikan batasan tentang pajak diantaranya

adalah :

a. Adriani, yang telah diterjemahkan oleh Brotodiharjo dalam

Waluyo (2007 : 2)

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan)

yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut

peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi-kembali,

yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan

dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.

b. Soemitro dalam Mardiasmo (1998 : 1)

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

Undang – Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada

mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung

Page 53: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum.

c. Feldmann dalam Ilyas (2001 : 4)

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan

terhutang kepada Penguasa, (menurut norma – norma yang

ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontra – prestasi dan

semata – mata digunakan untuk menutup pengeluaran –

pengeluaran umum.

d. Smeets dalam Suandy (2005 : 10)

Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui

norma – norma umum, dan yang dapat ditunjukkan dalam hal

yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai

pengeluaran pemerintah.

e. Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 perubahan

ketiga atas Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983

Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badab yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang – Undang dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Page 54: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

2. Ciri – ciri yang melekat pada pengertian pajak

Dalam pengertian – pengertian tersebut, Suandy (2005 : 11)

menyimpulkan bahwa ciri – ciri yang melekat pada pengertian pajak

adalah :

a. pajak peralihan kekayaan dari orang/badan ke pemerintah,

b. pajak dipungut berdasarkan/ dengan kekuatan undang – undang

serta aturan pelaksanaannya, sehingga dapat dipaksakan,

c. dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya

kontraprestasi langsung secara individual yang diberikan oleh

pemerintah,

d. pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah,

e. pajak diperuntukkan bagi pengeluaran – pengeluaran

pemerintah, yang bila dari pemasukannya masi terdapat

surplus, dipergunakan untuk membiayai investasi publik,

f. pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan

tertentu dari pemerintah, dan

g. pajak dapat dipungut secara langsung atau tidak langsung.

3. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui ciri – ciri yang melekat pada

pengertian pajak dari berbagai definisi, terlihat beberapa fungsi pajak

dalam Ilyas (2001 : 8), yaitu :

Page 55: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

a. Fungsi budgeter

Fungsi yang letaknya di sektor publik yaitu fungsi untuk

mengumpulkan uang pajak sebanyak – banyaknya sesuai

dengan undang – undang yang berlaku yang pada waktunya

akan digunakan untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran

negara, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan

dan bila ada sisa (surplus) akan digunakan sebagai tabungan

pemerintah untuk investasi pemerintah.

b. Fungsi regulerend

Suatu fungsi bahwa pajak – pajak tersebut akan digunakan

sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu yang

letaknya di luar bidang keuangan.

c. Fungsi demokrasi

Suatu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau

wujud sistem gotong – royong, termasuk kegiatan

pemerintahan dan pembangunan demi kemaslahatan manusia.

d. Fungsi distribusi

Fungsi yang lebih yang lebih menekankan pada unsur

pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.

4. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan, maka

pemungutan pajak harus memenuhi syarat dalam Nugraheni (2009)

sebagai berikut :

Page 56: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

a. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan), bahwa dalam

mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan

dengan kemampuan masing-masing wajib pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat

yuridis), hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan

keadilan, baik bagi negara maupun warganya.

c. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomi),

pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran

kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak

menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil), sesuai

dengan fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat

ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pungutan.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana, dengan adanya

penyederhanaan prosedur-prosedur akan memudahkan dan

mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya.

5. Teori yang mendukung pemungutan pajak

Dalam Resmi (2004 : 5) ada beberapa teori yang mendukung

hak negara untuk memungut pajak dari rakyatnya adalah :

a. Teori Asuransi

Termasuk dalam tugas negara untuk melindungi rakyat dan

segala kepentingannya, keselamatan dan keamanan jiwa, dan

Page 57: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

juga harta bendanya. Seperti halnya dalam perjanjian asuransi

(pertanggungan), untuk melindungi orang dan kepentingan

tersebut diperlukan pembayaran premi. Dalam hubungan

negara dengan rakyatnya, pajak inilah yang dianggap sebagai

preminya yang sewaktu-waktu harus dibayar oleh masing –

masing .

b. Teori Kepentingan

Semula hanya memperhatikan pembagian beban pajak yang

dipungut dari seluruh penduduk. Pembagian beban ini harus

didasarkan atas kepentingan orang masing – masing dalam

tugas – tugas pemerintah, termasuk perlindungan atas jiwa

orang – orang itu beserta harta bendanya. Oleh karena itu,

sudah sewajarnyalah jika biaya – biaya yang dikeluarkan oleh

negara dibebankan kepada mereka.

c. Teori Gaya Pikul

Bahwa dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada jasa –

jasa yang diberikan oleh negara kepada warganya, yaitu

perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. Untuk kepentingan

tersebut diperlukan biaya – biaya yang harus dipikul oleh

segenap orang yang menikmati perlindungan itu, yaitu dalam

bentuk pajak. Teori ini menekankan pada asas keadilan,

bahwasanya pajak haruslah sama beratnya untuk setiap orang.

Page 58: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

6. Sistem Pemungutan Pajak

Waluyo (2007 : 17) membagi sistem pemungutan pajak

menjadi :

a. Official Assessment System

Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang. Ciri – ciri Official Assessment System :

1) wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang

berada pada fiskus,

2) wajib Pajak bersifat pasif, dan

3) utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan

pajak oleh fiskus.

b. Self Assessment System

Merupakan pemungutan pajak yang memberi wewenang,

kepercayaan, tanggungjawab kepada Wajib Pajak untuk

menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan

senidri besarnya pajak yang harus dibayar.

c. Withholding System

Merupakan system pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau

memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Page 59: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

7. Penggolongan Jenis Pajak

Ilyas (2001 : 17) menggolongkan jenis – jenis pajak menjadi 3

golongan, yaitu :

a. Menurut Sifatnya

1) Pajak langsung adalah pajak – pajak yang bebannya harus

dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat

dilimpahkan kepada orang lain serta dikenakan secara

berulang – ulang pada waktu – waktu tertentu .

Contoh : Pajak Penghasilan

2) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat

dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada

hal – hal tertentu atau peristiwa – peristiwa tertentu saja.

Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.

b. Menurut Sasaran/ Objeknya

1) Pajak Subjektif adalah jenis pajak yang dikenakan dengan

pertama-tama memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak.

Contoh : Pajak Penghasilan

2) Pajak Objektif adalah jenis pajak yang dengan pertama –

tama memperhatikan/ melihat objeknya baik berupa

keadaan perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan

timbulnya kewajiban membayar pajak.

Contoh : Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Page 60: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

c. Menurut Lembaga Pemungutnya

1) Pajak Pusat adalah jenis pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan

oleh Departemen Keuangan cq. Direktorat Jenderal Pajak.

Contoh : Pajak penghasilan, PPN dan PPnBM

2) Pajak Daerah adalah jenis pajak yang dipungut oleh

pemrintah daerah yang dalam pelaksanaannya sehari – hari

dilakukan oleh Dinas pendapatan Daerah. Pajak Daerah

terdiri dari Pajak Propinsi (contoh : Pajak Kendaraan

Bermotor ) dan Pajak Kabupaten/ Kota (contoh : Pajak

Hotel, Pajak Air Tanah).

8. Tarif Pajak

Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang diperlukan 2

unsur, yaitu tarif pajak dan dasar pengenaan pajak. Tarif pajak dapat

berupa angka atau persentase tertentu. Dalam Resmi (2004 : 13)

membedakan jenis - jenis tarif pajak menjadi :

a. Tarif tetap

Tarif berupa jumlah atau angka yang tetap, berapa pun

besarnya dasar pengenaan pajak

Contoh : di Indonesia tarif tetap diterapkan pada bea materai.

Pembayaran dengan menggunakan cek atau bilyet giro untuk

berapa pun jumlahnya dikenakan pajak Rp 6.000.

Page 61: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

b. Tarif Proporsional

Tarif berupa presentase tertentu yang sifatnya tetap terhadap

berapa pun dasar pengenaan pajaknya. Semakin besar dasar

pengenanaan pajak maka akan semakin besar pula jumlah pajak

yang terutang dengan kenaikan yang proporsional atau

sebanding.

Contoh : Pajak Air Tanah sebesar 20% dari Nilai Perolehan

Air.

c. Tarif Progresif

Tarif berupa presentase tertentu yang semakin meningkat

dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.

Contoh : Pajak Penghasilan (Tarif Pasal 17 UU PPh)

d. Tarif Degresif

Tarif berupa presentase tertentu yang semakin menurun dengan

semakin meningkat dasar pengenaan pajak.

B. Pajak Daerah

Dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, disebutkan bahwa Pajak daerah yang

selanjutnya disebut Pajak adalah adalah kontribusi wajib kepada Daerah

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang – Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

Page 62: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Dalam acara orasi ilmiah dengan tema “Strategi meningkatkan

kemampuan Keuangan Daerah Melalui Penggalian Potensi Daerah Dalam

Rangka Otonomi Daerah”, Sidik (2002)1 menyampaikan prinsip – prinsip

umum perpajakan daerah yang baik pada umumnya tetap sama, yaitu

harus memenuhi kriteria umum tentang perpajakan daerah sebagai berikut:

1. prinsip memberikan pendapatan yang cukup dan elastis, artinya

dapat mudah naik turun mengikuti naik/ turunnya tingkat

pendapatan masyarakat;

2. adil dan merata secara vertikal artinya sesuai dengan tingkatan

kelompok masyarakat dan horizontal artinya berlaku sama bagi

setiap anggota kelompok masyarakat sehingga tidak ada yang

kebal pajak;

3. administrasi yang fleksibel artinya sederhana, mudah dihitung,

pelayanan memuaskan bagi si wajib pajak;

4. secara politis dapat diterim oleh masyarakat, sehingga timbul

motivasi dan kesadara pribadi untuk membayar pajak;

1 Sidik, Machfud. “Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah” disampaikan dalam Acara Orasi Ilmiah dengan tema “Strategi Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah Melalui Penggalian Potensi Daerah Dalam Rangka Otonomi Daerah” Acara Wisuda XXI STIA LAN Bandung Tahun Akademik 2001/2002 di Bandung, 10 April 2002.

Page 63: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

5. non – distorsi terhadap perekonomian : implikasi pajak atau

pungutan yang hanya menimbulkan pengaruh minimal terhadap

perekonomian. Pada dasarnya setiap pajak atau pungutan akan

menimbulkan suatu beban baik bagi konsumen maupun produsen.

Jangan sampai suatu pajak atau pungutan menimbulkan beban

tambahan (extra burden) yang berlebihan, sehingga akan

merugikan masyarakat secara menyeluruh.

Menurut Sidik (2002)2, untuk mempertahankan prinsip-prinsip

Pajak Daerah maka perpajakan daerah harus memiliki ciri-ciri tertentu.

Adapun ciri-ciri yang dimaksud sebagai berikut:

1. pajak Daerah secara ekonomis dapat dipungut, berarti

perbandingan antara penerimaan pajak harus lebih besar

dibandingkan ongkos pemungutannya;

2. relatif stabil, artinya penerimaan pajaknya tidak berfluktuatif

terlalu besar, kadang-kadang meningkat secara drastis dan

adakalanya menurun secara tajam.;

3. tax base-nya harus merupakan perpaduan antara prinsip

keuntungan (benefit) dan kemampuan untuk membayar (ability to

pay).

2 Sidik, Machfud. “Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah” disampaikan dalam Acara Orasi Ilmiah dengan tema “Strategi Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah Melalui Penggalian Potensi Daerah Dalam Rangka Otonomi Daerah” Acara Wisuda XXI STIA LAN Bandung Tahun Akademik 2001/2002 di Bandung, 10 April 2002.

Page 64: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Sesuai dengan pembagian administrasi daerah dan Undang –

Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, pajak daerah dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu sebagi

berikut :

1. Pajak Propinsi, terdiri atas :

a. Pajak Kendaraan Bermotor,

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,

d. Pajak Air Permukaan, dan

e. Pajak Rokok.

2. Pajak Kabupaten/ Kota, terdiri atas :

a. Pajak Hotel,

b. Pajak Restoran,

c. Pajak Hiburan,

d. Pajak Reklame,

e. Pajak Penerangan Jalan,

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan,

g. Pajak Parkir,

h. Pajak Air Tanah,

i. Pajak Sarang Burung Walet,

j. Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan

k. Bea Peolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Page 65: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

C. Pajak Air Tanah (PAT)

Dahulunya Pajak Air Tanah adalah jenis pajak daerah yang

dipungut oleh Propinsi yang diatur dalam Undang – Undang Nomor 34

Tahun 2000 dan PP pendukungnya, yaitu PP Nomor 65 Tahun 2001

tentang Pajak Daerah dengan nomenklatur Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah. Dengan diberlakukannya Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang memberikan perbaikan

dalam hal penyempurnaan sistem pemungutan pajak daerah dan retribusi

daerah, maka Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah dengan nomenklatur

Pajak Air Tanah kewenangan pemungutannya beralih ke Kabupaten/ Kota.

1. Dasar Hukum

a. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

b. Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 9 Tahun

2010 tentang Pajak Air Tanah.

c. Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 73 Tahun 2010 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten

Karanganyar Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Pajak Air Tanah.

d. Keputusan Bupati Karanganyar Nomor 616/285 Tahun 2011

tentang Penetapan Harga Dasar Air Tanah (HDA) Untuk

Menghitung Pajak Air Tanah.

e. Keputusan Bupati Karanganyar Nomor 690/428 Tahun 2011

tentang Harga Dasar Air Tanah (HDA) Untuk Menghitung

Page 66: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Pajak Air Tanah Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar.

f. Keputusan Bupati Karanganyar Nomor 9731/633 Tahun 2011

tentang Harga Dasar Air Tanah (HDA) Untuk Menghitung

Pajak Air Tanah Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirta Dharma Kota Surakarta.

g. Keputusan Bupati Karanganyar Nomor 900/608 Tahun 2011

tentang Harga Dasar Air Tanah (HDA) Untuk Menghitung

Pajak Air Tanah Pada Perusahaan Pariwisata Tawangmangu.

2. Pengertian Pajak Air Tanah

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar

Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pajak Air Tanah, Pajak Air Tanah

adalah kontribusi wajib kepada Daerah atas pengambilan dan/ atau

pemanfaatan air tanah. Sedangkan pengertian air tanah itu sendiri

adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah

permukaan tanah.

3. Dasar pengenaan dan Tarif Pajak Air Tanah

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar

Nomor 9 Tahun 2010, dasar pengenaan dan tarif Pajak Air Tanah

adalah :

a. Dasar pengenaan Pajak adalah Nilai Perolehan Air Tanah.

Page 67: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

b. Nilai Perolehan Air Tanah dinyatakan dalam Rupiah yang

dihitung dengan mempertimbangkan sebagian atau seluruh

faktor – faktor berikut :

1) Jenis sumber air,

2) Lokasi sumber air,

3) Tujuan pengambilan dan/ atau pemanfaatan air,

4) Volume air yang diambil dan/ atau dimanfaatkan,

5) Kualitas air, dan

6) Tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh

pengambilan dan/atau pemanfaatan.

c. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar 20 %.

4. Objek dan Subjek Pajak Air Tanah

Objek Pajak Air Tanah adalah kegiatan pengambilan dan

atau pemanfaatan air tanah. Yang dikecualikan dari objek Pajak

adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan Air Tanah untuk

keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan

rakyat, serta peribadatan. Subjek Pajak Air Tanah adalah orang

pribadi atau badan yang melakukan pengambilan dan/atau

pemanfaatan Air Tanah. Wajib Pajak Air Tanah adalah orang

pribadi atau badan yang melakukan pengambialn dan/atau

pemanfaatan Air Tanah.

Page 68: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

5. Tata Cara Penghitungan Pajak Air Tanah

Sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 73

Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah

Kabupaten Karanganyar Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Pajak Air

Tanah, tata cara penghitungan Pajak Air Tanah sebagai berikut :

a. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan sebesar 20% dan

besarannya pokok pajak dihitung dari tarif pajak dikalikan

dengan Nilai Perolehan Air (NPA), dinyatakan dengan

rumus : Pokok Pajak Air Tanah = 20% x NPA.

b. Nilai Perolehan Air (NPA) besarnya sama dengan volume

air yang diambil (V) dikalikan Harga Dasar Air (HDA)

dinyatakan dengan rumus : NPA = V x HDA.

c. Harga Dasar Air (HDA) untuk menghitung besarnya Pajak

Air Tanah didasarkan pada Keputusan Bupati yang

mengatur tentang Penetapan Harga Dasar Air Untuk

Menghitung Pajak Air Tanah. Harga Dasar Air dapat dilihat

pada tabel II.1.

6. Masa Pajak

Masa Pajak Air Tanah ditetapkan 1 bulan.

7. Klasifikasi volume Pajak Air Tanah berdasarkan besarnya volume

pengambilan Air Tanah dalam satu bulan. Semakin besar volume

pengambilan Air Tanah akan semakin besar pula resiko

Page 69: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

kerusakannya. Oleh karena itu, besarnya jumlah pengambilan Air

Tanah ditentukan secara progresif sebagai berikut:

a. s/d 100 m³

b. 101 s/d 500 m³

c. 501 s/d 1.000 m³

d. 1.001 s/d 2.500 m³

e. 2.501 s/d 5.000 m³

f. Lebih dari 5.000 m³

8. Klasifikasi Peruntukan dan Pengelolaan Air Tanah dikelompokkan

menjadi 5 kelas, yaitu :

a. Kelas I, peruntukan Sosial/non niaga meliputi : asrama,

lembaga pendidikan swasta, terminal bus, pasar, Real Estate

dan kelompok usaha lain yang sejenis.

b. Kelas II, peruntukan Niaga Kecil meliputi : warung/rumah

makan, kantor swasta, rumah sakit swasta, poliklinik,

laboratorium, penginapan/ mes/ apartemen, kolam renang,

tempat hiburan, usaha peternakan, pergudangan dan kelompok

usaha lain yang sejenis.

c. Kelas III, peruntukan Niaga Besar meliputi : hotel berbintang,

restoran, mall/pasaraya, pelabuhan, jalan tol dan kelompok

usaha lain yang sejenis.

Page 70: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

d. Kelas IV, peruntukan Industri Kecil dan Menengah meliputi :

industri rumah tangga, pabrik es, perakitan, pengepakan,

furniture dan kelompok usah lain yang sejenis.

e. Kelompok V, peruntukan Industri Besar meliputi : instri tekstil,

makanan, minuman, garmen, rokok, kertas, cat, kosmetik dan

kelompok usaha lain yang sejenis.

Untuk menentukan pengguna Air Tanah dalam kelas didasarkan

dari klasifikasi jenis usaha yang tertulis pada dokumen perjanjian

usaha yang berlaku.

9. Penetapan Pajak

a. Setiap wajib pajak/ kuasanya, wajib menandatangani Kartu

Catatan Penggunaan Air Tanah (KCPAT) setelah petugas

DPPKAD mencatat penggunaan air tanah dengan jelas, benar,

dan lengkap dalam Daftar Induk Wajib Pajak berdasarkan

nomor urut yang dihunakan sebagai NPWPD.

b. KCPAT disampaikan petugas DPPKAD kepada Kepala

DPPKAD selambat – lambatnya 15 hari kerja seteah

berakhirnya masa pajak.

c. Berdasarkan KCPAT, Kepala DPPKAD atas nama Bupati

menetapkan Pajak terhutang dengan menerbitkan SKPD atau

dokumen lain yang dipersamakan.

Page 71: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

10. Contoh perhitungan Pajak Air Tanah :

Perusahaan Tekstil A ketegori Industri Besar. Dalam bulan April,

penggunaan air tanah yang tercatat dalam KCPAT sebesar 880 m3.

Maka perhitungan Pajak Air Tanah yang terutang adalah sebagai

berikut :

Tabel II.1

Harga Dasar Air sesuai Klasifikasi Peruntukan Air Tanah

Sumber : Keputusan Bupati Karanganyar

Berdasarkan Keputusan Bupati Karanganyar untuk Harga Dasar

Air pada PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar sebesar

Rp 135/m3, PDAM Tirta Dharma Kota Surakarta ditetapkan

Peruntukan

Air

Volume Pengambilan Air (Dalam m3)

0 -

100

(Rp)

101 -

500

(Rp)

501 -

1000

(Rp)

1001-

2500

(Rp)

2501-

5000

(Rp)

> 5000

(Rp)

Sosial/Non

Niaga

480 488 496 504 512 520

Niaga kecil 544 552 560 568 576 584

Indutri Kecil

dan Menengah

616 624 632 640 648 656

Niaga besar 688 696 704 712 720 728

Industri Besar 752 760 768 776 784 792

Page 72: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

sebesar Rp 140/m3, dan Perusahaan Pariwisata Tawangmangu

sebesar Rp 250/m3.

Maka perhitungan Pajak Air Tanah dengan rumus sebagai berikut:

Pajak Air Tanah = Tarif (20%) x NPA

NPA = Volume x HDA

Jadi rumus tersebut dapat digabungkan menjadi :

Pajak Air Tanah = Volume x HDA x Tarif

Dengan penggunaan air tanah dengan ketegori industri besar

sebesar 880 m3, maka dapat dilihat pada Tabel II.1 untuk Harga

Dasar Air untuk industri besar. Maka pajak terutangnya adalah :

Pajak Air Tanah = Volume x HDA x Tarif

= 100 x 752 x 20% = Rp 15. 040

= 400 x 760 x 20% = Rp 60.800

= 380 x 768 x 20% = Rp 58.368

Jumlah Pajak Air Tanah yang terutang Rp 132.208

Jadi Perusahaan Tekstil A harus membayar Pajak Air Tanah bulan

April sebesar Rp 132.208.

D. Pembahasan

1. Pemungutan Pajak Air Tanah sebelum diberlakukannya Undang –

Undang Nomor 28 Tahun 2009

Sebelum diberlakukannya Undang – Undang Nomor 28 Tahun

2009, Pajak Air Tanah dengan nomenklatur Pajak Pengambilan Air

Page 73: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Bawah Tanah adalah jenis pajak daerah yang dipungut oleh Propinsi

yang diatur dalam Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000, Peraturan

Pemerintah pendukungnya, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 65

Tahun 2001 tentang Pajak Daerah, dan Pearaturan Daerah Propinsi

Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pajak Pengambilan Air

Bawah Tanah. Pemungutan Pajak Air Bawah Tanah di Kabupaten

Karanganyar dikelola oleh Unit Pelayanan Pendapatan dan

Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) Kabupaten Karanganyar yang

dahulunya bernama Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD).

a. Pengertian Objek Pajak

Sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah

Propinsi Jawa Tengah Nomor 973/9267 tentang Petunjuk Teknis

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2002 Tentang Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah, Air Bawah Tanah yang untuk

selanjutnya disebut dengan ABT adalah semua air yang terdapat di

dalam lapisan pengandung air di bawah permukaan tanah termasuk

mata air yang muncul secara alamiah di atas permukaan tanah.

Pengambilan Air Bawah Tanah adalah setiap kegiatan

pengambilan Air Bawah Tanah yang dilakukan dengan berbagai

cara untuk dimanfaatkan airnya atau tujuan lain. Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah adalah pajak yang dikenakan atas

setiap Pengambilan Air Bawah Tanah.

Page 74: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

b. Pelaksanaan pemungutan Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah

Sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah

Propinsi Jawa Tengah Nomor 973/9267 tentang Petunjuk Teknis

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2002 Tentang Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah, maka pelaksanaan pemungutan

pajak Pengambilan Air Bawah Tanah sebagai berikut :

1) Penatausahaan

a) Pendataan

(1) BPPE Dinas Pertambangan Propinsi Jawa Tengah

berkewajiban melakukan pendataan dan perhitungan

volume pengambilan Air Bawah Tanah secara periodik

setiap bulan dengan menggunakan Surat pemberitahuan

Pajak Daerah (SPTPD) sebagaimana blangko ABT 01.

(2) Apabila sampai dengan tanggal 5 pada bulan berikutnya

UPPD Dinas Pertambangan tidak dapat melakukan

pendataan bersama, maka ketetapan Pajak Pengambilan

Air Bawah Tanah untuk bulan bersangkutan ditetapkan

sama dengan bulan lalu, dan pada bulan berikutnya

didapati bahwa pemakaian Air Bawah Tanah

sebagaimana tercatat dalam meter air terdapat

kekurangan atau kelebihan pemakaian, maka ketetapan

pajaknya diperhitungkan pada bulan berikutnya, sesuai

hasil pemeriksaan meteran air.

Page 75: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

(3) Apabila sampai dengan 2 bulan berturut – turut BPPE

Dinas Pertambangan tidak dapat melakukan pendataan

bersama, maka pendataan dilakukan oleh UPPD Dinas

Pendapatan Daerah dan hasil pendapatan dipergunakan

sebagai dasar penetapan Pajak.

(4) Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah

(SPTPD) maka BPPE Pertambangan membuat Daftar

Nilai perolehan Air Tanah (Daftar NPA) yang

kemudian akan diserahkan kepada UPPD Dinas

Pendapatan untuk ditetapkan pajak terutangnya.

(5) Ketetapan besarnya jumlah/ volume pemakaian Air

Bawah Tanah pada dasarnya mempergunakan meter air

(water meter). Sedangkan yang belum mempergunakan

meter air, didasarkan pada taksiran dengan berpedoman

pada data pendukung yang ada di lapangan, antara lain

berupa :

(a) kapasitas pompa,

(b) lamanya penggunaan pompa,

(c) konversi penggunaan air terhadap hasil produksi,

(d) dan alat ukur lainnya.

(6) Apabila meter air, atau alat pengukur air rusak,

besarnya jumlah pemakaian air berpedoman pada rata-

rata pemakaian air selama 3 bulan terakhir.

Page 76: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

(7) Setiap obyek pengambilan Air Bawah Tanah wajib

memperoleh ijin. Bagi yang belum memperoleh ijin

diminta mengajikan ijin sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, dan selama proses pengajuan ijin Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah tetap harus dipungut.

(8) Apabila pengambilan Air Bawah Tanah dihentikan

sementara atau selamanya, maka wajib pajak

diharuskan melaporkan kepada UPPD Dipenda Propinsi

Jawa Tengah setempat.

b) Pendaftaran

(1) Setiap pengambilan Air Bawah Tanah wajib didaftarkan

di UPPD Dipenda Propinsi Jawa Tengah setempat,

dengan mempergunakan blangko Surat Pemberitahuan

Pajak Daerah (SPTPD) form ABT 01 selambat –

lambatnya :

(a) 14 (empat belas) hari sejak tanggal penerbitan ijin

baru,

(b) 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya ijin bagi

pengambilan Air Bawah Tanah yang telah memiliki

ijin.

Page 77: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

(2) Pendaftaran dilampiri dengan :

(a) Surat Ijin pengambilan Air Bawah Tanah atau yang

sejenis, yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang;

(b) Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Tanda Jati diri

lain yang sah;

(c) Salinan/ fotokopi akte pendirian dan keterangan

domisili bagi Badan Hukum; dan

(d) Surat Kuasa yang bermaterai cukup untuk

pendafataran yang tidak diurus sendiri oleh

pemiliknya.

(3) Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) harus diisi

dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani

oleh wajib pajak atau kuasanya.

(4) Jika kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) tidak dipenuhi/

lebih dari batas waktu yang telah ditetapkan maka akan

ditambah sanksi administrasi sebesar 25% dari pajak

terutang.

c) Pemberkasan

Kepala UPPD berkewajiban melaksanakan pemberkasan

terhadap seluruh obyek Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah.

Page 78: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

(1) Setiap obyek Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah

diberi identitas dalam bentuk Nomor Berkas yang

sekaligus berlaku sebagai Nomor Pokok Wajib Pajak.

(2) Nomor Berkas obyek Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah dimulai dengan nomor 01 dan diberi kode

Kabupaten/ Kota serta tahun pendaftaran.

Contoh :

01/ ABT / PWR / 2003

01 = Nomor urut berkas

ABT = Jenis Pajak

PWR = Kode Kabupaten/ Kota (Purworejo)

2003 = Tahun Pendaftaran

(3) Nomor tersebut tidak berubah selama obyek Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah masih tetap terdaftar.

2) Penetapan

a) Dasar pengenaan

(1) Dasar pengenaan Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah

adalah Nilai Perolehan Air (NPA) yang merupakan

perkalian antara Volume Pengambilan Air Bawah

Tanah dengan Harga Dasar Air (HDA).

Rumus : NPA = VOL x HDA

(2) Harga Dasar Air untuk menghitung besarnya Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah didasarkan pada

Page 79: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Keputusan Gubernur yang mengatur tentang Ketetapan

Besarnya Harga Dasar Air Bawah Tanah.

Tabel II.2

Harga Dasar Air Menurut Peruntukan dan Volume

Pengambilan Air Bawah Tanah

Sumber : Lampiran Keputusan Gubernur Jawa Tengah

(3) Tarif Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah adalah

20%.

(4) Besarnya Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah yang

terutang adalah perkalian antara NPA dan tarif.

Rumus : Pajak terutang = NPA x Tarif.

Peruntukan

Air

Volume Pengambilan Air (Dalam m3)

0 -

100

(Rp)

101 -

500

(Rp)

501 -

1000

(Rp)

1001-

2500

(Rp)

2501-

5000

(Rp)

> 5000

(Rp)

Sosial/Non

Niaga

1200 1220 1240 1260 1280 1300

Niaga kecil 1360 1380 1400 1420 1440 1460

Indutri Kecil

dan Menengah

1540 1560 1580 1600 1620 1640

Niaga besar 1720 1740 1760 1780 1800 1820

Industri Besar 1880 1900 1920 1940 1960 1980

PDAM 125 125 125 125 125 125

Page 80: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

(5) Dalam rangka sosialisasi Peraturan Daerah Propinsi

Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2002 dan guna

mendorong pengembangan dunia usaha yang

mengambil Air Bawah Tanah baik dalam proses

produksi maupun sebagai bahan baku pengenaan Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah diberikan keringanan

70% sehingga pengenaan pajaknya sebesar 30% kecuali

untuk PDAM dan Industri Pertambangan Minyak dan

Gas Bumi.

(6) Contoh perhitungan Perhitungan Pajak Pengambilan

Air Bawah Tanah :

Perusahaan Tekstil A ketegori Industri Besar. Dalam

bulan April, penggunaan air bawah tanah yang tercatat

sebesar 880 m3. Maka perhitungan Pajak Air Tanah

yang terutang adalah sebagai berikut :

Pajak terutang = Tarif (20%) x NPA

NPA = VOL x HAD

Jadi rumus tersebut dapat digabungkan menjadi :

Pajak terutang = VOL x HDA x Tarif

Dengan penggunaan air tanah dengan ketegori industri

besar sebesar 880 m3, maka dapat dilihat pada

Tabel II.2 Harga Dasar Air untuk industri besar. Maka

pajak terutangnya adalah :

Page 81: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Pajak terutang = VOL x HDA x Tarif

= 100 x 1880 x 20% = Rp 37.600

= 400 x 1900 x 20% = Rp 152.000

= 380 x 1920 x 20% = Rp 145.920

Jumlah Pajak Rp 355.520

Pemberian keringanan 70% (Rp 234.864)

Jadi Pajak yang terutang Rp 100.650

Jadi Perusahaan Tekstil A harus membayar Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah bulan April sebesar

Rp 100.650.

b) Ketetapan Pajak Pengambilan Pajak Air Tanah

(1) Ketetapan Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah dengan

mempergunakan blanko Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD) Form ABT 02.

(2) Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah dilaksanakan selambat-

lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.

(3) Khusus terhadap Pemakaian ABT untuk Pertanian/

Perkebunan yang tidak dibebaskan pajaknya, penetapan

dilaksanakan pada waktu panen.

Page 82: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

(4) Nomor kohir Pajak

Penggunaan Nomor Kohir berdasarkan Bulan dan

Tahun Pajak. Setiap tahun dimulai dengan nomor urut

01. Contoh : 456/ 23/ ABT/ PWR / VII/ 2003

456 = Nomor urut bulan yang bersangkutan

23 = Nomor berkas

ABT = Kode jenis pajak

PWR = Kode Kabupaten/ Kota

VII = Bulan yang bersangkutan

2003 = Kode tahun

(5) Penggunaan Nomor Kohir Pajak untuk pemakaian Air

Bawah Tanah bulan lalu yang ditetapkan bulan

bersangkutan, menggunakan Nomor Kohir Pajak Bulan

lalu dan tahun bersangkutan.

Contoh : Pengambilan Air Bawah Tanah bulan

Desember 2003 dan ditetapkan tanggal 10 Januari 2004.

Nomor Kohir Pajak : 12/ 23/ ABT/ PWR/ I/ 2004

12 = Nomor urut tahun yang bersangkutan

23 = Nomor berkas

ABT = Kode jenis pajak

PWR = Kode kabupaten/ kota

I = Kode bulan Januari

2004 = Kode tahun

Page 83: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

(6) Jumlah dan banyaknya Ketetapan setiap hari dibuatkan

Daftar Pengantar Penetapan (DPD.1.010) dicatat dalam

register sebagaimana bahan pembukuan Ikhtisar

Bulanan.

(7) Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah saat terutang

Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah, Kepala UPPD

dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah

Kurang Bayar (SKPDKB) :

(a) apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau

keterangan lain, Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah yang terutang kurang atau tidak bayar,

(b) apabila Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

tidak disampaikan kepada Kepala UPPD dalam

jangka waktu tertentu dan setelah ditegur secara

tertulis, dan

(c) apabila kewajiban mengisi Surat Pemberitahuan

Pajak Daerah (SPTPD) tidak dipenuhi, pajak yang

terutang dihitung secara jabatan.

(8) Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah saat terutang

Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah, Kepala UPPD

dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah

Kurang Bayar Terutang (SKPDKBT) apabila

ditemukan data baru dan atau data yang semula belum

Page 84: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah

pajak terutang.

(9) Jumlah kekurangan Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak

Daerah (SKPD) dikenakan sanksi administrasi berupa

kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah tersebut.

(10) Kenaikan jumlah pajak yang terutang, tidak dikenakan

apabila wajib pajak melaporkan sendiri sebelum

dilakukan tindakan pemeriksaan.

3) Pembayaran dan Penyetoran

a) Tempat Pembayaran

Pembayaran Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah

dilakukan pada Bendaharawan Khusus Penerima (BKP)

UPPD setempat.

b) Batas Waktu Pembayaran

Pembayaran Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah

dilakukan paling lambat 30 hari sejak tanggal

diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

c) Pelaksanaan Pembayaran

(1) Pajak terutang berdasarkan Surat Ketetapan Pajak

Daerah

Page 85: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

(2) Pembayaran Pengambilan Air Bawah Tanah dilakukan

sekaligus

(3) Terhadap pembayaran Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah diberikan Tanda Bukti Pembayaran (TBP) form

ABT 03 rangkap 4 diperuntukkan :

(a) lembar pertama untuk Wajib Pajak,

(b) lembar kedua untuk BKP,

(c) lembar ketiga untuk arsip UPPD, dan

(d) lembar keempat untuk laporan.

(4) Jatuh tempo pembayaran selambat-lambatnya 1 bulam

sejak diterbitkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD,

SK Pembetulan, SK Keberatan dan putusan banding

yang menyebabkan jenis pajak yang harus dibayar

bertambah.

d) Sanksi administrasi keterlambatan membayar

Atas keterlambatan membayar dikenakan sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dihitung dari

Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah terutang, untuk

jangka waktu paling lambat 24 bulan atau paling banyak

48%.

e) Penyetoran

(1) BKP berkewajiban menyetorkan penerimaan Pajak

Pengambilan Air Bawah Tanah ke Kas Daerah pada pos

Page 86: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

ayat dan rekening yang sudah ditentukan, yang

dilaksanakan selambat – lambatnya dalam waktu 1 x 24

jam setiap hari.

(2) Khusus untuk hasil penerimaan Pajak Pengambilan Air

Bawah Tanah pada hari/ tanggal terakhir setiap bulan,

disetor ke Kas Daerah hari itu juga bersama dengan

setoran hasil/ penerimaan Pajak Pengambilan Air

Bawah Tanah hari sebelumnya.

(3) Apabila hari berikutnya jatuh pada hari Minggu atau

hari libur nasional maka setoran dapat dilakukan pada

hari berikutnya sesudah hari libur tersebut.

(4) BKP wajib menghimpun semua bukti setor disusun

menurut jenis/ kode anggarannya dan blangko bukti

setor yang telah ditentukan.

(5) BKP wajib melakukan pembukuan atas semua

penerimaan dan penyetoran sesuai ketentuan yang

berlaku.

(6) BKP setiap bulan selambat – lambatnya tanggal 5 bulan

berikutnya wajib melaporkan semua hasil penerimaan

dan penyetoran Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah

kepada Gubernur Jawa Tengah c.q. Kepala Kantor Kas

Daerah pada Setwilda Propinsi Jawa Tengah dengan

Page 87: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

tembusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi

Jawa Tengah dengan dilampiri bukti-bukti setor.

4) Penagihan

a) Penagihan Pasip

(1) Ketetapan yang belum dibayar sampai dengan jatuh

tempo pembayaran yang telah ditentukan, agar

dipisahkan dan diinventarisir serta dibuatkan daftar

tersendiri untuk dilakukan penagihan.

(2) Apabila sampai dengan 7 hari terhitung sejak tanggal

jatuh tempo pembayaran, ketetapan yang tercantum

dalam SKPD, SKPDKB dan SKPDKBT atau yang

dipersamakan dengan itu belum dibayar lunas oleh

Wajib Pajak, maka Kepala UPPD menerbitkan Surat

Tagihan Pajak Daerah.

(3) Surat Tagihan Pajak Daerah dibuat rangkap 2, dengan

peruntuk :

(a) lembar kesatu untuk Wajib Pajak,

(b) lembar kedua untuk arsip UPPD.

(4) Apabila sampai dengan 14 hari terhitung sejak tanggal

jatuh tempo pembayaran, ketetapan yang tercantum

dalam SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan atau STPD

atau yang dipersamakan dengan itu belum dibayar

Page 88: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

lunas, maka Kepala UPPD menerbitkan Surat Teguran

kepada Wajib Pajak.

b) Penagihan Aktip

(1) Hasil kegiatan penagihan pasip tersebut, maka untuk

Wajib Pajak yang belum juga melaksanakan

pembayaran ditindak lanjuti dengan melakukan

kegiatan penagihan secara aktif dengan mengadakan

operasional secara langsung.

(2) Hasil dari kegiatan operasional langsung tersebut untuk

masing – masing obyek dituangkan dalam Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) dengan kemungkinan-

kemungkinan temuan :

(a) pengambilan Air Bawah Tanah sudah berhenti,

(b) pengambilan Air Bawah Tanah beralih tangan/

wajib pajak, dan lain-lain.

(3) Untuk mendukung kelancaran jalannya kegiatan

operasional, dimaksud hendak diperhatikan hal – hal

sebagai berikut :

(a) menyusun jadwal kegiatan yang dibuat secara

periodik dan berlanjut misalnya terbagi dalam

setiap semester,

(b) persiapan sarana administratif,

(c) dukungan personal,

Page 89: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

(d) dukungan sarana mobilitas, dan

(e) koordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten/

Kota dengan melibatkan aparat dijajarannya

(Kelurahan/ Desa).

c) Tindak lanjut

Berdasarkan temuan yang tertuang dalam Berita Acara

Pemeriksaan, kemudian dikelompokkan kasus perkasus dan

ditindak lanjuti dengan serangkaian kegiatan penyelesaian

sebagai berikut :

(1) pengambilan Air Bawah Tanah yang sudah berhenti

diminta untuk mengembalikan ijin Pengambilan Pajak

Air Tanah, sehingga yang bersangkutan bebas dari

beban membayar Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah

serta dapat mengurangi potensi obyek tunggakan,

(2) pengambilan Air Bawah Tanah yang sudah berganti

Wajib Pajaknya, agar didata/ didaftar ulang dan

tunggakan pajak yang lalu tetap ditagih kepada Wajib

Pajak yang lama.

5) Pembukuan dan Pelaporan

a) Pembukuan

Kepala UPPD berkewajiban melaksanakan :

(1) pembukuan data obyek dan subyek Pajak Pengambilan

Air Bawah Tanah, dilaksanakan dengan buku register

Page 90: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

berkas yang sekurang – kurangnya memuat : Nomor

urut, Nomor berkas, Nama Subyek, Alamat,

Peruntukan, Lokasi Obyek dan keterangan;

(2) pembukuan penetapan Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah, dilaksanakan secara harian berdasar Tahun

Pajak di Buku Penetapan;

(3) pembukuan pembayaran Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah, dilaksanakan secara harian berdasarkan Tahun

Pajak di Buku Penerimaan;

(4) pembukuan tunggakan Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah, dilakukan dengan mengkompilasi antara

Penetapan dan Pembayaran di Buku Tunggakan.

b) Pelaporan

Kepala UPPD berkewajiban membuat laporan yang

disampaikan ke Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Jawa

Tengah selambat – lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya,

meliputi :

(1) laporan data penetapan Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah,

(2) laporan data penerimaan Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah,

(3) laporan data tunggakan Pajak Pengambilan Air Bawah

Tanah.

Page 91: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Flowchart Pemungutan Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah di

UP3AD Kabupaten Karanganyar

BPPE Dinas Pertambangan Propinsi Jawa Tengah

WP Datang

ke BPPE

Gambar II.3 Prosedur Pendataan OB 3

Gambar II.2 Prosedur Pendaftaran Obyek Pajak

3 Keterangan : SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah), ABT (Air Bawah Tanah).

BPPE Dinas Pertambangan

Melakukan pendataan & menghitung volume ABT setiap bulan

Mengisi SPTPD

3 2

SPTPD 1

Wajib Pajak

1

N

Mulai

WP membawa persyaratan pendaftaran

Fotokopi Akte Pendirian

KTP Surat ijin pengambilan ABT

3 2

SPTPD 1

Mengisi SPTPD

Wajib Pajak

1 N

A

Page 92: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

BPPE Dinas Pertambangan Propinsi Jawa Tengah

4

Gambar II.4 Prosedur Lanjutan Pendaftran dan Pendataan Obyek Pajak

4 Keterangan : Daftar NPA (Daftar Nilai Perolehan Air).

1

SPTPD 2

Membuat Daftar NPA

3 2

Daftar NPA 1

2

T

Untuk Laporan

N

Page 93: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

UP3AD Kabupaten Karanganyar

Gambar II.5 Prosedur Penetapan Pajak Pengambilan Air Bawah Tanah 5

5 Keterangan : SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah).

2

Daftar NPA 1

Menetapkan Pajak

3 2

SKPD 1

4

3

5

T

Page 94: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

BKP UP3AD Kabupaten Karanganyar

Gambar II.6 Prosedur Pembayaran Pajak Terutang 6

6 Keterangan : BKP (Bendahara Khusus Penerima), TBP (Tanda Bukti Pembayaran).

3

SKPD 1

WP membayar pajak terutang

Mengecek kesesuaian jumlah uang yang

dibayarkan dengan jumlah pajak terutang yang tercantum di SKPD

Membuat TBP kemudian ditandatangi

oleh BKP dan WP

4 3

2 TBP 1

Bersama Uang

Wajib Pajak

6 N

7

Page 95: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

BKP UP3AD Kabupaten Karanganyar

Gambar II.7 Prosedur Lanjutan Penetapan Pajak

4

SKPD 2

Membuat Daftar Pengantar Penetapan

Mencatat ke Register Pembukuan Ikhtisar

Bulanan

Daftar Pengantar Penetapan

Register Pembukuan Ikhtisar Bulanan

N

Bersama Uang

6

TBP 2

Setiap hari maks 1 x 24 jam

Menyetor Pajak ke Kas Daerah

Menerima Bukti Setor

Bukti Setor

8

Gambar II.8 Prosedur Penyetoran

Page 96: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

BKP UP3AD Kabupaten Karanganyar

Gambar II.9 Prosedur Pembukuan dan Pelaporan

8

SKPD 3

5

Bukti Setor

7

TBP 4

Melakukan pembukuan atas

semua penerimaan penyetoran

Laporan Penerimaan

Laporan Penetapan

Laporan Tunggakan

Maksimal tgl 5 bulan berikutnya Dilampiri

Laporan kepada DPPAD Jawa Tengah

Selesai

N

Page 97: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

UP3AD Kabupaten Karanganyar

Gambar II.10 Prosedur Penagihan Pasif

Mulai

Memisahkan SKPD yang belum bayar

Membuat Surat Tagihan

7 hari sejak jatuh tempo

2 Surat Tagihan 1

Membuat Surat Teguran

14 hari sejak jatuh tempo

2 Surat Teguran 1

WP membayar tunggakan pajak

N

Selesai

Page 98: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

UP3AD Kabupaten Karanganyar

Gambar II.11 Prosedur Penagihan Aktif 7

7 Keterangan : BAP (Berita Acara Pemeriksaan).

Mulai

Mengadakan

operasional

langsung

Jika dengan penagihan pasif, WP belum

melakukan pembayaran

Membuat BAP atas kegiatan operasional langsung

BAP

Kemungkinan-kemungkinan temuan

Pengambilan ABT sudah berhenti

Pengambilan ABT beralih tangan

9

Page 99: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

UP3AD Kabupaten Karanganyar

Gambar II.12 Prosedur Tindak Lanjut Penagihan Aktif

9

Pengambilan ABT beralih tangan

Pengambilan ABT sudah berhenti

WP diminta untuk mengembalikan Ijin Pengambilan ABT

Ijin Pengambilan ABT

WP bebas beban membayar pajak

Mengurangi Potensi Obyek Tunggakan

Selesai

Didata / didaftar ulang

Tunggakan pajak bulan lalu ditagih ke WP yang lama N

Page 100: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

2. Pemungutan Pajak Setelah diberlakukannya Undang – Undang Nomor 28

Tahun 2009

Dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

Dan Retribusi Daerah yang telah disahkan dan mulai berlaku pada tanggal 1

Januari 2010 menyebutkan bahwa Pajak Air Bawah Tanah dengan nomenklatur

Pajak Air Tanah adalah jenis pajak daerah yang dipungut oleh Kabupaten/

Kota. Tapi dalam Ketentuan Penutup Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009

tersebut menyebutkan bahwa Peraturan Daerah Propinsi tentang Pajak

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan tetap

berlaku paling lama 1 tahun sejak diberlakukannya Undang – Undang ini,

sepanjang Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota tentang Pajak Air Tanah belum

diberlakukan berdasarkan Undang – Undang ini. Dan dalam Pasal 184 Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 ini menyebutkan bahwa Peraturan pelaksanaan

atas Undang – Undang ini ditetapkan paling lambat 1 tahun sejak Undang -

Undang ini diundangkan. Jadi pemungutan Pajak Air Bawah Tanah pada tahun

2010 masih menjadi jenis pajak daerah yang dipungut oleh Propinsi. Dan

terhitung mulai 1 Januari 2012 pemungutan Pajak Air Bawah Tanah menjadi

kewenangan Pemerintah Kabupaten Karanganayar dengan nomenklatur Pajak

Air Tanah.

Pemungutan pajak mencakup seluruh rangkaian proses yang harus

dilakukan dalam menerima, menatausakan, dan melaporkan penerimaan pajak.

Untuk melaksanakan pemungutan pajak, Satuan Kerja Pengelola Keuangan

Daerah (DPPKAD) harus mempersiapkan fungsi yang dibutuhkan, meliputi :

Page 101: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

a. fungsi pelayanan bertugas melakukan interaksi dengan wajib pajak

dalam tahapan-tahapan pemungutan pajak seperti dalam proses

penelitian Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD),

b. fungsi data dan informasi bertugas untuk mengelola database terkait

objek pajak,

c. fungsi pembukuan dan pelaporan bertugas untuk menyiapkan Laporan

Realisasi Penerimaan Pajak berdasarkan data dan laporan dari pihak-

pihak lain yang ditunjuk, dan

d. fungsi penagihan.

Sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganayar Nomor 73 Tahun 2010

tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar

Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Pajak Air Tanah, maka tata cara pemungutan

Pajak Air Tanah sebagai berikut :

a. Pendaftaran Objek Pajak

Pendaftaran Objek Pajak merupakan proses pengajuan

pembuatan NPWPD sebagai dokumen legal penerimaan objek pajak

yang dilakukan oleh wajib pajak kepada DPPKAD dengan cara

memeriksa kebenaran dan kelengkapan dokumen terkait objek pajak.

Berikut langkah – langkah teknisnya :

1) wajib pajak (selaku pemilik objek pajak) menyiapkan dokumen

pendukung terkait objek pajak, yaitu dapat berupa surat perijinan

yang terkait objek pajak atau lainnya;

Page 102: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

2) wajib pajak kemudian mengajukan permohonan pengurusan

objek pajak kepada DPPKAD;

3) DPPKAD menerima permohonan pengrusan NPWD dan

dokumen pendukung objek pajak dari wajib pajak, dan

selanjutnya DPPKAD memeriksa kelengkapan dokumen

pendukung yang diterima;

4) setelah kelengkapan dokumen dan kebenaran data objek pajak

terpenuhi, maka DPPKAD menghitung penggunaan Air Tanah

berdasarkan Kartu Catatan Penggunaan Air Tanah (KCPAT)

yang telah ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya;

5) setelah diperoleh data penggunaan Air Tanah, DPPKAD

menghitung nilai pajak dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD);

6) berdasarkan SKPD tersebut, wajib pajak atau kuasanya

membayar kewajibannya dengan Surat Setoran Pajak Daerah

(SSPD);

7) SSPD terdiri dari 4 lembar, dengan perincian sebagai berikut :

a) lembar 1 : untuk wajib pajak,

b) lembar 2 : untuk Fungsi Pelayanan sebagaimmmmm

aaaaaaaaaaaaaaa lampiran permohonan penelitian SSPD,

c) lembar 3 : untuk Bank yang ditunjuk/Bendahara

mmmmmmmmm Penerimaan sebagai arsip,

Page 103: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

d) lembar 4 : untuk Bank yang ditunjuk/Bendaharawan

mmmmmmmmm Penerimaan sebagai laporan kepada Fungsi

aaaaaaaaaaaaaaaaPembukuan/ Pelaporan.

b. Pembayaran

Pembayaran pajak oleh wajib pajak merupakan proses

pembayaran yang dilakukan wajib pajak atas objek pajak terutang

melalui Bank yang ditunjuk/ Bendahara Penerima. Wajib pajak dapat

memilih untuk melakukan pembayaran dengan melakukan penyetoran

ke rekening Kas Daerah melalui Bank yang ditunjuk atau secara tunai

melalui Bendahara Penerima. Berikut langkah – langkah teknisnya :

1) berdasarkan tata cara sebelumnya, wajib pajak akan menerima

SSPD yang telah diisi;

2) wajib pajak menyerahkan SSPD dan saat bersamaan

membayarkan pajak terutang kepada Bank yang ditunjuk/

Bendahara Penerima;

3) Bank yang ditunjuk/ Bendahara Penerima menerima SSPD dan

uang pembayaran pajak terutang dari wajib pajak;

4) Bank yang ditunjuk/ Bendahara Penerima memeriksa

kelengkapan pengisian SSPD dan kesesuaian besaran nilai Pajak

terutang dengan uang pembayaran yang diterima wajib pajak;

5) Bank yang ditunjuk/ Bendahara Penerima menandatangani

SSPD selanjutnya lembar ke 1 diserahkan kepada wajib pajak,

Page 104: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

lembar ke 2 dan ke 4 diserahkan kepada DPPKAD, dan lembar

ke 3 untuk arsip Bank yang ditunjuk/ Bendahara Peneriman.

c. Penelitian SSPD

Penelitian SSPD merupakan proses verifikasi kelengkapan

dokumen dan kebenaran data terkait objek pajak yang tercantum dalam

SSPD yang dilakukan Fungsi Pelayanan di DPPKAD setelah wajib

pajak melakukan pembayaran pajak terutang dengan menggunakan

SSPD melalui Bank yang ditunjuk/ Bendahara Penerima. Berikut

langkah – langkah teknisnya :

1) wajib pajak selakun pemilik objek pajak menyiapkan dokumen

pendukung yang dibutuhkan untuk penelitian SSPD. Dokumen

pendukung terdiri atas :

a) SSPD disertai Bukti Penerimaan Daerah,

b) fotokopi identitas wajib pajak (dapat berupa Kartu Tanda

Penduduk/ Suat Izin Mengemudi / Paspor),

c) Surat Kuasa dari wajib pajak (dalam hal dikuasakan),

d) fotokopi identitas Kuasa Wajib Pajak (dalam hal

dikuasakan),

e) fotokopi Kartu NPWPD,

f) Surat Keterangan dari Kepala Desa yang diketahui oleh

Camat, dimana objek pajak tersebut terletak,

g) dokumen-dokumen lain yang diperlukan.

Page 105: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

2) Fungsi Pelayanan di DPPKAD menerima Formulir

Permohonan Penelitian SSPD (lembar 2) dan dokumen lainya

dari wajib pajak;

3) Fungsi Pelayanan di DPPKAD selanjutnya mengajukan

permintaan data terkait objek pajak dengan mengisi dan

menyampaikan Formulir Pengajuan Data 1 kepada Fungsi

Pengolahan Data dan Informasi;

4) Fungsi Pengolahan Data dan Informasi menerima Formulir

Pengajuan Data 1 kemudian menarik data yang dibutuhkan dari

sistem database objek pajak, dan selanjutnya mencantumkan

informasi objek pajak pada Formulir Pengajuan Data 2 dan

menyerahkan Formulir Pengajuan Data 2 kepada Fungsi

Pelayanan di DPPKAD;

5) Fungsi Pelayanan di DPPKAD menerima Formulir Pengajuan

Data 2, dan selanjutnya memeriksa kebenaran data yang

tercantum dalam SSPD dan dokumen pendukung SSPD

berdasarkan data objek pajak dari Fungsi Pengolahan Data dan

Informasi;

6) dalam kondisi tertentu, DPPKAD berhak melakukan penelitian

lapangan untuk mengecek kebenaran data secara riil;

7) setelah semua kebenaran informasi objek pajak dalam SSPD

dan kelengkapan dokumen pendukung terpenuhi, maka Fungsi

Page 106: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Pelayanan melakukan penghitungan kembali sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

d. Pelaporan Pajak

Pelaporan pajak merupakan proses yang dilakukan oleh Bank

yang ditunjuk/ Bendahara Penerima dalam melaporkan penerimaan

pembayaran pajak dari wajib pajak meliputi proses pelaporan yang

dilakukan DPPKAD atas setiap NPWD dan melibatkan Bank yang

ditunjuk atas penerimaan pembayaran pajak dari Wajib Pajak yang

melalui mekanisme penyetoran ke rekening penerimaan Kas Daerah.

Berikut langkah – langkah teknisnya :

1) Pelaporan Pajak yang diterima melalui Bank yang ditunjuk

a) berdasarkan tata cara sebelumnya, Bank yang ditunjuk

mengarsip SSPD lembar 3 dan lembar 4 atas setiap

penerimaan pembayaran pajak dari wajib pajak yang melalui

mekanisme penyetoran rekening penerimaan Kas Daerah;

b) berdasarkan SSPD lembar 3 dan lembar 4, Bank yang

ditunjuk menerbitkan Nota Kredit dan membuat Register

SSPD atas setiap penerimaan pembayaran pajak dari wajib

pajak dan kemudian Bank mengarsip SSPD lembar 3;

c) Bank yang ditunjuk kemudian menyerahkan Nota Kredit ke

Bendahara Penerima;

d) Bendahara Penerima menerima Nota Kredit kemudian

mencatat penerimaan pajak ke Buku Penerimaan dan

Page 107: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Penyetoran, dan mencatat penerimaan pajak ke dalam

Register STS;

e) Bank yang ditunjuk secara periodik menyampaikan Register

SSPD yang dilampiri dengan SSPD lembar 4 ke Fungsi

Pembukuan dan pelaporan.

2) Pelaporan pajak yang diterima melalui Bendahara Penerima

a) berdasarkan tata cara sebelumnya, Bendahara Penerima

mengarsip SSPD lembar 3 dan lembar 4 atas setiap

penerimaan pembayaran pajak dari wajib pajak secara tunai

melalui Bendahara Penerima;

b) berdasarkan SSPD lembar 3 dan lembar 4, Bendahara

Penerima mencatat penerimaan pajak dalam Buku

Penerimaan dan Penyetoran, mencatat SSPD ke dalam

Register SSPD, dan mengarsip SSPD lembar 3;

c) secara periodik, Bendahara Penerima menyampaikan

Register SSPD yang dilampiri SSPD lembar 4 , Buku

Penerimaan dan Penyetoran, beserta Register STS kepada

Fungsi Pembukuan dan Pelaporan;

d) Fungsi Pembukuan dan Pelaporan menerima Register SSPD

yang dilampiri SSPD lembar 4 , Buku Penerimaan dan

Penyetoran, beserta Register STS.

Page 108: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

3) Pelaporan Realisasi PAD

a) Fungsi Pembukuan dan Pelaporan menerima dokumen

berupa Register SSPD, SSPD lembar 4, Buku Penerimaan

dan Penyetoran, Register STS, dan Laporan Penerbitan

Pajak;

b) Berdasarkan dokumen - dokumen di atas Fungsi Pembukuan

dan Pelaporan menyusun Laporan Realisasi PAD.

e. Penagihan Pajak

Penetapan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) merupakan

proses yang dilakukan Fungsi Pelayanan dalam menetapkan tagihan

pajak terutang yang disebabkan karena pajak terutang menurut STPD,

tidak/kurang bayar, wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa

bunga dan/ atau denda. Penetapan Surat Teguran merupakan proses

yang dilakukan Fungsi Pelayanan dalam menindaklanjuti wajib pajak

yang belum melunasi pajak terutang hingga pada saat jatuh tempo.

Berikut langkah – langkah teknisnya :

1) Penetapan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)

a) berdasarkan tata cara pembayaran pajak sebelumnya, Fungsi

Penagihan menerima fotokopi SSPD lembar 2 dari Fungsi

Pelayanan yang telah dibayarkan oleh wajib pajak;

b) Fungsi Penagihan memeriksa setiap SSPD terutang yang

tidak/ kurang bayar, wajib pajak dikenakan sanksi

administratif berupa bunga dan/ atau denda;

Page 109: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

c) terhadap SSPD terutang yang tidak/ kurang bayar, dan kena

bunga/ denda, Fungsi Penagihan menerbitkan Daftar SSPD

Pajak yang tidak/ kurang dibayar wajib pajak dikenakan

sanksi administratif berupa bunga dan/ atau denda dan

kemudian mengarsipnya;

d) Fungsi Penagihan menerbitkan STPD rangkap 2 berdasarkan

Daftar SSPD yang tidak/ kurang bayar wajib pajak

dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/ atau denda

dan kemudian mengarsip STPD lembar 2;

e) Fungsi Penagihan mengirimkan STPD (lembar 1) kepada

wajib pajak;

f) Fungsi Penagihan memperbarui Daftar STPD atas setiap

STPD yang telah dikirimkan kepada wajib pajak;

g) wajib pajak menerima STPD dan membayar pajak terutang

sesuai dengan tata cara pembayaran pajak.

2) Penerbitan Surat Teguran

a) berdasarkan tata cara penetapan STPD, Fungsi Penagihan

menyimpan daftar STPD yang kemudian akan memantau

Surat Ketetapan Pajak yang akan mendekati jatuh tempo;

b) selama 7 hari sejak jatuh tempo, Fungsi Penagihan

menghubungi dan melakukan pendekatan persuasif kepada

wajib pajak agar melunasi pajak yang masih terutang dengan

Page 110: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

cara menghubungi wajib pajak melalui telepon dan/ atau

mengirimkan Surat Pemberitahuan dan Himbauan;

c) setelah 7 hari sejak jatuh tempo atas permintaan penundaan

atau pembayaran pajak secara mengangsur oleh wajib pajak

yang disetujui, maka Fungsi Penagihan terus melakukan

pendekatan persuasif kepada wajib pajak agar melunasi

pajak yang masih terutang;

d) setelah 7 hari sejak jatuh tempo atas permintaan penundaan

atau pembayaran pajak secara mengangsur oleh wajib pajak

yang tidak disetujui, maka Fungsi Penagihan menerbitkan

Surat Teguran (rangkap 2) dan kemudian mengarsip Surat

Teguran (lembar 2);

e) Fungsi Penagihan mengirimkan Surat Teguran (lembar 1)

kepada wajib pajak;

f) Fungsi Penagihan memperbarui Daftar Surat Teguran atas

setiap Surat Teguran yang dikirimkan kepada wajib pajak;

g) setelah proses penerbitan Surat Teguran, Bupati menetapkan

mengenai tata cara penerbitan berupa :

(1) Surat Paksa atas Surat Teguran yang telah jatuh tempo,

(2) Surat Penyitaan atas Surat Paksa yang telah jatuh tempo,

(3) Surat Keputusan Pembetulan atas permohonan

pembetulan atas Surat Ketetapan Pajak oleh wajib pajak,

Page 111: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

(4) Surat Keputusan Keberatan atas pengajuan keberatan

Surat Ketetapan Pajak oleh wajib pajak, dan

(5) Surat Keputusan Banding atas pengajuan banding

Ketetapan Pajak oleh wajib pajak.

Page 112: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Flowchart Pemungutan Pajak Air Tanah di DPPKAD Kabupaten

Karanganyar

Fungsi Pelayanan

Gambar II.13 Prosedur Pendaftaran Obyek Pajak

Mulai

WWP menyiapkan dokumen perijinan

obyek pajak

WP datang ke DPPKAD

WWP mengajukan permohonan

pengurusan obyek pajak

Dokumen Perijinan

1

Page 113: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Fungsi Pelayanan

8

Gambar II.14 Prosedur Lanjutan Pendaftaran Obyek Pajak

8Keterangan : KCPAT (Kartu Catatan Penggunaan Air Tanah), SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah), SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah).

2

KCPAT

Menghitung pajak

2 SKPD 1

3 N

2

3

SKPD 1

Membuat SSPD

4 3 2

SSPD 1

Wajib Pajak

A

1

Dokumen Perijinan

Memeriksa kelengkapan

Menghitung penggunaan air

KCPAT

2

Page 114: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Fungsi Pelayanan

Gambar II.15 Prosedur Penelitian SSPD

3

SSPD 2 Surat Ket. Kepdes

Fotokopi NPWD Fotokopi KTP

Dilampiri

Mengajukan permintaan

data OB

Mengisi Formulir

Pengajuan Data

Formulir Pengajuan Data 01

5

6

Gambar II.16

Prosedur Penagihan Pajak yang

tidak/ kurang bayarnagihan pajak

10

Memfotokopi SSPD

Fotokopi SSPD

11

SSPD 2

N

Page 115: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Fungsi Pelayanan

Gambar II.17 Prosedur Lanjutan Penelitian SSPD

A

7

Formulir Pengajuan Data 02

6

Surat Ket.Kepdes

Fotokopi NPWD

Fotokopi KTP

SSPD 2

Memeriksa kebenaran

data

Melakukan penghitungan

kembali

SSPD 2 Formulir

Pengajuan Data 02

10 N

Page 116: PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) …/Per... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH (PAT) SEBELUM DAN SESUDAH

Fungsi Pengolahan Data dan Informasi

Gambar II.18 Prosedur Lanjutan Penelitian SSPD

5

Formulir Pengajuan Data 01

Menarik database objek data yang dibutuhkan

Mengisi informasi objek

pajak pada formulir

Formulir Pengajuan Data 02

7

N