perbandingan latihan lob bulutangkis antara …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob...

43
PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA LATIHAN INDIVIDU DAN KELOMPOK TERHADAP HASIL LOB ATLET PEMULA PB.PENDOWO SEMARANG TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang Disusun oleh : Hendri Saputra NIM. 6102411112 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: truonghanh

Post on 20-Apr-2019

244 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA LATIHAN INDIVIDU DAN KELOMPOK TERHADAP HASIL LOB

ATLET PEMULA PB.PENDOWO SEMARANG TAHUN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1 untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Disusun oleh :

Hendri Saputra

NIM. 6102411112

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

ABSTRAK

Hendri Saputra. 2015. Perbandingan Latihan Lob Antara Latihan Individu Dan Kelompok Terhadap Hasil Latihan Lob Atlet Pemula PB.Pendowo Semarang Tahun 2016. Skripsi Jurusan PJKR (PGPJSD) Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.

Kata kunci : Hasil lob bulutangkis

Latar belakang 1) Latihan lob kurang efektif karena 2 lapangan untuk berlatih

16 atlit, 2) Keterbatasan pelatih, 3) Banyak atlit yang tidak aktif dan bermain sendiri, 4) Sarana prasarana kurang memadai. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana latihan pukulan lob individu terhadap ketrampilan lob? 2) bagaimana latihan pukulan lob kelompok terhadap ketrampilan lob? 3) bagaimana perbandingan latihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob (individu dan kelompok) yang sesuai untuk klub pembinaan? Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui latihan pukulan lob individu terhadap hasil lob 2) untuk mengetahui latihan pukulan lob kelompok terhadap hasil lob 3) untuk mengetahui perbandingan latihan lob individu dan kelompok teradap hasil lob

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet PB.Pendowo Semarang yang berjumlah 30 atlet. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu mengambil anggota populasi sebanyak 16 orang sebagai sampel penelitian. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini ada dua yaitu latihan individu dan latihan kelompok sebagai variable bebas serta hasil latihan lob sebagai variable terikat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimen. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji beda (t-test).

Berdasarkan data penelitian diatas 1) bahwa semua indikator mempunyai nilai r hitung> r tabel, 2) pengujian validitas butir tes pre dan post test menunjukan bahwa semua indikator mempunyai nilai r hitung> r tabel 3) ada perbandingan latihan individu dan kelompok terhadap hasil latihan lob PB Pendowo Semarang tahun 2016 dibuktikan dari hasil uji t hitung latihan individu =2,507 dan t hitung latihan kelompok =11,104, jadi t hitung latihan individu < t hitung latihan kelompok. Diantara latihan individu dan kelompok terhadap hasil lob atlet pemula PB.Pendowo Semarang yang memberikan hasil lebih baik adalah latihan kelompok

Saran 1) Dalam upaya meningkatkan kemampuan melakukan pukulan lob pada permainan bulutangkis dapat menggunakan metode latihan dengan kelompok, karena metode latihan lob kelompok lebih baik dibandingkan latihan lob individu. 2) Bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis diharapkan untuk mengambil metode latihan yang lain seperti pendekatan bermain sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pembanding untuk mendapatkan metode yang paling baik dalam meningkatkan latihan pukulan lob. Simpulan Hasil lob kelompok lebih baik dari pada lob individu.

ii

Page 3: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

iii

Page 4: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

iv

Page 5: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

v

Page 6: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

No Leader Just Together ( BCS x PSS 1976 )

Persembahan:

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Sadimin Hadi Saputro dan Alm.Ibu Idah

Tri Susianti)

Bapak dan ibu dosen yang sudah banyak memberi saya ilmu selama kuliah

di UNNES

Teman-teman seangkatan 2011

vi

Page 7: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan hidayah-

Nya sehingga skripsi yang berjudul” Perbandingan Latihan Lob Antara Latihan

Individu Dan Kelompok Terhadap Hasil Latihan Lob Atlet Pemula

PB.Pendowo Semarang Tahun 2016” dapat diselesaikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu

berupa bimbingan, saran maupun informasi yang sangat bermanfaat. Untuk itu,

penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis

menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani dan Rekreasi FIK UNNES yang telah

memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah

sabar dalam memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Dony Wira Yuda Kusuma S.Pd,M.Pd selaku dosen ahli penjasorkes yang telah

memberikan petunjuk, kritik, serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Seluruh pelatih di klub PB.Pendowo Semarang yang telah membantu kelancaran

penelitian dari awal sampai akhir.

vii

Page 8: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

7. Seluruh atlet di klub PB.Pendowo Semarang tahun 2016 yang telah bersedia

menjadi sampel penelitian.

8. Teman-teman angkatan 2011, teman seperjuangan selama kuliah di Universitas

Negeri Semarang.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini.

Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada

penulis dan penulis doakan semoga amal dan bantuan saudara mendapat

berkah yang melimpah dari Allah S.W.T.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, Juni 2016

Penulis

Hendri Saputra

Nim.6102411112

viii

Page 9: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….............. ABSTRAK……………………………………………………………………............. PERNYATAAN………………………………………………………………………. PENGESAHAN ........................……………………………………………………. MOTTO DAN PERSEMABAHAN…………………………………………............. KATA PENGANTAR………………………………………………………………… DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. DAFTAR TABEL……………………………………………………………………... DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………….. DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………...

BAB I PENDHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… 1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………….......... 1.3 Pembatasan Masalah …………………………………………………… 1.4 Rumusan Masalah ..………………………………………………...…… 1.5 Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 1.6 Manfaat Penelitian ………………………………………………............

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakekat olahraga bulutangkis ………………………………………….. 2.2 Hakekat latihan lob bulutangkis ..………………………………………. 2.3 Kerangka berfikir ………………………………………………............... 2.4 Hipotesis……….....……………………….............................................

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Peneltian Desain Penelitian……………………………............... 3.2 Variabel Penelitian ………………………………………....................... 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...…………………………………...... 3.4 Instrumen Penelitian ........………………………….............................. 3.5.Prosedur Penelitian ……………………………………………………… 3.6 Tempat dan waktu penelitian…………………………………………… 3.7 Teknik Analisis Data……………………………………………………...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ………………………………… 4.1.1 Tes Keterampilan Pre-Test ……………....……………………. 4.1.2 Tes Keterampilan Post-Tes…………………. ………………… 4.1.3 Tes Reliabilitas……… …………………………………………. 4.1.4 Data Analisis Latihan Individu da Kelompok ………………….

4.3 Pembahasan……………………………………………………………...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………

ix

i ii iii iv v vi vii ix x xi

1 5 5 5 6 6

8 17 24 25

26 26 26 27 27 30 30

34 34 35 36 37 40

41

Page 10: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

5.2 Saran ………………………………………………………………. 41

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 43 LAMPIRAN ..................................................................................................... 45

x

Page 11: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Latihan Individu dan Kelompok ………. ……………………………… 28 Tabel 3.2 Perhitungan Statistika Pola M-S …………………………………….… 32 Tabel 4.1 Hasil Pre-Test Tes Keterampilan ……………………………………… 34 Tabel 4.2 Hasil Post-Test Tes Keterampilan …………………………………… 35 Tabel 4.3 Hasil Pre-Test dan Post-Test Tes Keterampilan …………………..… 36 Tabel 4.8 Hasil Pre-Test dan Post-Test Individu ………………………………... 37 Tabel 4.9 Hasil Pre-Test dan Post-Test Kelompok …….…………………… ........................................................................................................................... 37 Tabel 4.10 Indek Gain Antara Individu dan Kelompok …………………………. 38

xi

Page 12: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Raket …………………………………………………………….. 15 Gambar 2.2. Lapangan Bulutangkis ………………………………………… 17 Gambar 2.3 Pegangan Raket Forehand Grip ………………………….…... 19 Gambar 2.4 Gerakan Ayunan Pergelangan Tangan …………………… ....... 20 Gambar 2.5 Gerakan Lanjutan pukulan Forehan Overhead Lob ………... 20 Gambar 2.6 Latihan Overhead Lob Dari sebelah Kanan Lapangan ……. 21 Gambar 2.7 Latihan Overhead Lob Dari Sebelah Kiri Lapangan ………... 23 Gambar 2.8 Latihan Overhead Lob Dari Tengah Lapangan ……………... 24 Gambar 2.9 Kerangka Berfikir Penelitian …………………………… 24 Gambar 3.0 Grafik Perbandingan Tes Keterampilan Antara Individu dan Kelompok ………………………………………………………………………. 39 Gambar 3.1 Grafik Perbandingan Tes Hasil Lob Antara Individu dan Kelompok ………………………………………………………………………. 39

xii

Page 13: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Usulan Topik Judul ………………………………………………… 46 Lampiran 2 SK Pembimbing …….. ……………………………...…………….. 47 Lampiran 3 Surat Penelitian …………………………………….……………… 48 Lampiran 4 Surat Bukti Penelitian ……………………………………………. 49 Lampiran 5 Formulir Bimbingan ......…………………………………………… 50 Lampiran 6 Daftar Sampel Peserta ...........................................……………. 52 Lampiran 7 Data Pre-Test .................................……………………………... 53 Lampiran 8 Pengelompokan Eksperimen 1 dan Eksperomen 2 ………… ....................................................................................................................... 54 Lampiran 9 Data Pre-Test Tes Keterampilan …………………………… ....................................................................................................................... 55 Lampiran 10 Data Post-Test .............................................………………….. 57 Lampiran 11 Data Post-Test Tes Keterampilan …......................…………… 58 Lampiran 12 Uji SPSS Pre-test Tes Keterampilan Individu …………………. 60 Lampiran 13 Uji SPSS Post-test Tes Keterampilan Kelompok …………….. 61 Lampiran 14 Uji SPSS Post-test Tes Hasil Lob Individu ....................................................................................................................... 62 Lampiran 15 Uji SPSS Pre-test Tes Hasil Lob kelompok ....................................................................................................................... 63 Dokumentasi ………………………………………………………………. ....................................................................................................................... 64

Page 14: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

xiii

Page 15: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari disukai

didunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur (usia dini, anak,

pemula, remaja, taruna, dewasa dan veteran), berbagai tingkat keterampilan, pria

maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau diluar ruangan untuk

rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Bulutangkis merupakan olahraga yang

dimainkan oleh dua orang atau empat orang menggunakan raket sebagai alat

pemukul dan shuttlecock sebagai obyek yang dipukul serta lapangan yang

berbentuk segi empat dan net yang memisahkan antara daerah permainan

sendiri dan daerah permainan lawan. (Sutono, 2008 ; Herman, 2004 ; Grice T,

2002)

Bulutangkis bukan hanya sebagai olahraga rekreasi melainkan telah

menjadi olahraga prestasi, maka tidak heran apabila dalam permainan

bulutangkis para pemain dituntut prestasi setinggi-tingginya. Pencapaian prestasi

bulutangkis dapat dikembangkan secara maksimal sebab pada hakikatnya setiap

manusia memiliki sifat bersaing dan berkompetisi untuk selalu berprestasi. Untuk

berprestasi, tak mungkin terlepas dari faktor-faktor yang menentukan, menurut

(Gunter Benhard 1986:10) faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi

adalah: 1) bakat, 2) bentuk gerakan dan latihan, 3) tingkat perkembangan

prestasi dan sifat-sifat yang berdaya gerak, seperti tenaga, stamina, kecepatan,

kelincahan, ketrampilan, dan 4) nilai-nilai positif dalam diri manusia. Lebih lanjut

M Sajoto, (1995:11-13), menyatakan bahwa peningkatan prestasi ditentukan oleh

faktor-faktor yang dikelompokkan menjadi 4 aspek, yaitu: 1) aspek biologis, 2)

1

Page 16: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

2

aspek psikologis, 3) aspek lingkungan, dan 4) aspek penunjang lainnya. Lebih

lanjut (Tohar, 1992:40), menyatakan bahwa untuk mencapai prestasi yang

optimal seorang pemain bulutangkis harus menguasai 5 macam aspek

penguasaan yaitu :

1) Teknik pukulan cara latihan yaitu :

1) latihan dengan drill (drill di umpan teman, drill di umpan raket)

2) Teknik langkah kaki model latihan langkah kaki antara lain :

1) langkah bulutangkis

2) penguasaan kaki

3) reaksi

4) akselerasi

5) kelincahan

6) kecepatan

7) koordinasi gerakan (Sapta Kunta Purnama,2010)

3) Strategi

4) Fisik

5) Mental

Pukulan lob sangat diperlukan dalam permainan bulutangkis, terutama

pada permainan tunggal (single). Pukulan lob biasanya dilakukan dengan tinggi

dan panjang. Gunanya untuk mendapatkan waktu kembali keposisi tengah

lapangan, kegunaan utama dari pukulan lob adalah membuat bola menjauh dari

lawan dan membuat bergerak dengan cepat. Pukulan lob dibedakan menjadi 2

yaitu : 1) deep lob / clear (shuttlecock tinggi hingga jatuh ke lapangan bagian

belakang (backcourt), 2) attacking lob / clear (shuttlecock melaju dengan cepat

dengan ketinggian sedang dan jatuh ke lapangan bagian belakang

Page 17: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

3

(backcourt).(Grice T, 2002) untuk melatih pukulan lob dapat dilakukan dengan

berbagai macam cara, yaitu : 1) dengan cara menggunakan shuttlecock di

gantung, 2) dengan cara menggunakan shuttlecock di umpan, 3) dengan cara

drill, 4) dengan cara berpasangan.

Di cabang bulutangkis ada beberapa usia yang di pertandingkan antara

lain pra usia dini, usia dini, anak, pemula, remaja, taruna, dewasa, dan veteran.

Pemula yang di maksud tidak sama dengan pemula yang di pertandingkan di

kejuaraan bulutangkis, pemula disini yaitu anak yang baru belajar atau berlatih

bulutangkis ( pra usia dini, usia dini dan anak adapun remaja, taruna maupun

dewasa). Bulutangkis pada usia dini adalah salah satu sarana bagi anak untuk

mendapatkan kesehatan dan kebahagiaan bermain bersama temanya. Inilah

sumbangan yang paling berharga dari olahraga bulutangkis untuk membantu

perkembangan anak-anak “ mengisi masa kini anak-anak dengan kegiatan

dan lingkungan yang sehat dan merangsang pertumbuhan”. (Subardjah H,

2000)

Dalam teknik bulutangkis khususnya teknik pukulan lob memiliki tujuan

menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis

lapangan.(Tohar, 1992) Begitu pula dalam teknik pukulan lob yang di lakukan atlit

pemula PB.Pendowo mempunyai tujuan yang sama, yaitu menerbangkan

shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan. Untuk

meningkatkan kualitas menerbangkang shuttlecock setinggi mungkin mengarah

jauh ke belakang garis lapangan, seorang pelatih harus memberikan latihan

teknik pukulan lob yang efektif dan menyenangkan. Apabila atlit merasa senang

dalam melakukan teknik pukulan lob maka latihan teknik pukulan lob akan

mudah di capai sehingga di harapkan atlit dapat menerbangkan shuttlecock

Page 18: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

4

setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan dengan baik dan

dapat berprestasi berdasarkan keterampilan yang di miliknya, agar di kemudian

hari atlit tersebut dapat mengubah taraf hidupnya berdasarkan keahlian yang di

milikinya. Namun harapan tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

kemampuan dan kemauan atlit dalam mengikuti latihan teknik pukulan lob.

Faktor tersebut seringkali menjadi masalah untuk menciptakan suatu latihan

teknik pukulan yang berkualitas, sehingga apabila proses latihan teknik pukulan

lob berkualitas dalam arti efektif dan menyenangkan, maka latihan tersebut akan

memberikan hasil yang maksimal. Kondisi latihan teknik pukulan lob tersebut

terjadi di PB.Pendowo dan sekaligus menjadi masalah yaitu sebagai berikut :

1. Kemampuan atlit dalam teknik dan latihan pukulan lob masih rendah

2. Pemahaman teknik dan latihan pukulan lob di anggap mudah oleh atlit yang

sebetulnya dalam praktiknya cukup sulit

3. Latihan pukulan lob kurang bervariasi

4. Konsentrasi atlit terganggu ketika melakukan latihan pukulan lob

PB.Pendowo merupakan salah satu perkumpulan bulutangkis dikota

Semarang yang mempunyai banyak atlet pemula potensial. Tetapi atlet-atlet

pemula masih kurang begitu memperhatikan teknik dan cara bermain bulutangkis

dengan baik dan benar khususnya dalam teknik lob. Dalam hal permainan

memang telah dilakukan dan dilaksanakan teknik ini namun kurang begitu

dimanfaatkan dan dioptimalkan sehingga teknik ini perlu diperhatikan. Oleh

sebab itu, teknik lob ini perlu diberikan suatu tindakan atau perlakuan dan

pelatihan yang khusus secara teratur dan teroganisir.

Latihan lob individu adalah bentuk latihan yang di lakukan dua orang

atau tiga orang untuk meningkatkan kemampuan lob secara maksimal dalam

Page 19: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

5

suatu klub bulutangkis, sedangkan latihan kelompok adalah latihan yang di

lakukan dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung dalam

memenuhi kebutuhan dan tujuan untuk meningkatkan kemampuan secara

bersama-sama dengan waktu yang terbatas. Dalam bulutangkis latihan individu

sering juga di sebut dengan latihan privat dan latihan kelompok di sebut dengan

klub. Perbedaan antara latihan individu dan latihan kelompok yaitu : 1) teknik, 2)

waktu, 3) konsentrasi, 4) semangat. Latihan lob individu dan kelompok sama

pentingnya untuk meningkatkan kualitas pukulan lob bagi atlet pemula.

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan melakukan penelitian dengan

judul “Perbandingan Latihan Lob antara Latihan Individu dan Kelompok Terhadap

Hasil Lob atlit Pemula PB.Pendowo Semarang Tahun 2015/2016”.

a. Identifikasi masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas maka terdapat indentifikasi

masalah bahwa teknik latihan lob dalam permainan bulutangkis masih beragam

dan ternilai kurang maksimal terutama pada atlit usia dini dan pemula

PB.PENDOWO SEMARANG.

b. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini ada pembatasan masalah supaya tidak keluar dari

ruang lingkup masalah pada penelitian yaitu teknik dan hasil lob untuk kelompok

pemula PB Pendowo Semarang Tahun 2015/2016.

c. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana latihan pukulan lob individu sebelum dan sesudah perlakuan?

2. Bagaimana latihan pukulan lob kelompok sebelum dan sesudah perlakuan?

Page 20: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

6

3. Bagaimana perbandingan latihan lob individu dan latihan lob kelompok

terhadap hasil lob?

d. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui latihan pukulan lob individu terhadap hasil lob

2. Untuk mengetahui latihan pukulan lob kelompok terhadap hasil lob

3. Untuk mengetahui perbandingan latihan lob individu dan latihan lob kelompok

terhadap hasil lob

4. Untuk mengetahui manakah bentuk latihan lob ( individu atau kelompok )

yang sesuai untk klub pembinaan

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pembinaan pelatih dalam

meningkatkan hasil latihan teknik pukulan lob bulutangkis untuk kelompok usia

dini dan pemula PB.PENDOWO SEMARANG

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pelatih

1. Memberikan masukan mengenai suatu bentuk latihan alternatif yang tidak

monoton sehingga atlet tidak mengalami kejebuhan berlatih.

2. Memberikan masukan mengetahui metode latihan lob yang efektif bagi para

atlet yang berada di bawah naungan PB Pendowo Semarang.

b. Bagi penulis

Page 21: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

7

1. Sebagai sarana mengimplementasikan hasil belajar di Universitas Negeri

Semarang.

2. Untuk menambah pengalaman langsung di lapangan mengenai efektifitas

metode Latihan Lob antara Latihan Individu dan Kelompok Terhadap Hasil Lob

atlit Pemula PB Pendowo Semarang.

3. Sebagai syarat pemenuhan tugas akhir penulisan skripsi untuk mencapai

gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Page 22: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Olahraga Bulutangkis

Bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok

olahraga permainan. Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam maupun

di luar lapangan, dengan lapangan yang dibatasi garis-garis dalam ukuran

panjang dan lebar tertentu (Nugraha, 2005).

Pengertian bulutangkis yang lain dikemukakan (Subardjah, 2000) bahwa

“bulutangkis adalah olahraga yang dimainkan menggunaka net, raket sebagai

alat pukul, schutllecock sebagai objek yang dipukul, dan berbagai keterampilan

yang paling kompleks. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi dua sama besar

dan dipisahkan faring/net yang tergantung di tiang net yang ditanam di tepi

lapangan. Alat yang digunakan adalah raket sebagai pemukul serta "shutlecock"

sebagai bola yang dipukul. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau

servis, yang memukul bola dari petak servis kanan ke petak servis kanan lawan,

sehingga jalannya bola menyilang.

Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan

shuttlecock di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat

memukul shuttlecock dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri

(Subardjah, 2000). Maka dalam permainan bulutangkis pemain harus berusaha

secepat mungkin mengembalikan shuttlecock ke daerah lapangan permainan

lawan dan menyulitkan lawan untuk mengembalikan shuttlecock. Kekhasan

permainan bulutangkis adalah pada objek permainan yang digunakan berupa

shuttlecock yang dipukul bolak-balik (rally) menggunakan raket tanpa menyentuh

8

Page 23: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

9

lantai lapangan. Angka diperoleh seorang pemain jika shuttlecock yang

dipukulnya melewati net dan jatuh pada daerah lapangan lawan atau lawan tidak

dapat mengembalikan shuttlecock dengan sempurna.

Permainan bulutangkis mula-mula menggunakan skor 15, artinya siapa

lebih dahulu mencapai angka 15 dinyatakan menang untuk set tersebut.

Permainan dilakukan dalam dua set, apabila masing-masing pemain

memenangkan satu dari dua set yang dimainkan maka ada game tambahan

yang dalam bulutangkis biasa disebut rubber set (Tony Grice, 2004:4).

Perkembangan selanjutnya peraturan permainan bulutangkis berubah.

Pernah dicoba dengan skor 7 artinya game hanya sampai pada angka 7,

kemudian pada tanggal 1 februari 2006 ditetapkan peraturan baru lagi ialah skor

21 artinya game selesai pada angka 21. sistem untuk mendapatkan angka juga

dirubah bila pada game 15 dulu setiap bola mati tidak mendapatkan nilai tetapi

menunggu bila pemegang servis yang dapat mematikan lawan baru

mendapatkan nilai, pada sistem game 21 diberlakukan sistem rally point. Artinya

siapa yang bisa mematikan permainan lawan langsung mendapatkan nilai.

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

mendapat perhatian, baik pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Munculnya

klub-klub bulutangkis dapat dijadikan bukti bahwa olahraga ini banyak diminati

oleh banyak masyarakat. Semakin banyaknya pusat pelatihan bulutangkis di

setiap daerah diharapkan dapat membina atlet pra usia dini, usia dini, anak,

pemula, remaja, taruna, dan dewasa agar berprestasi lebih baik. Pemula

yang di maksud tidak sama dengan pemula yang di pertandingkan di

kejuaraan bulutangkis, pemula disini yaitu anak yang baru belajar atau

berlatih bulutangkis ( pra usia dini, usia dini dan anak adapun remaja,

Page 24: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

10

taruna maupun dewasa yang masih belajar atau berlatih bulutangkis).

Sejalan dengan perkembangan olahraga bulutangkis, prestasi terbaik merupakan

dambaan untuk setiap atlet dan pelatih. Mewujudkan atlet yang berprestasi

tidaklah mudah karena untuk mencapai prestasi yang optimal membutuhkan

pembinaan dalam jangka waktu yang cukup lama antara lain :

1) Aspek fisik biologis, yakni hal-hal yang berkaitan dengan potensi atau

kemampuan atlit mengembangkan komponen fisik dan fungsi norgan

tubuh.

2) Aspek teknik, yang menyangkut ketrampilan dan kemampuan khusus

yang erat hubunganya dengan bakat atlit.

3) Aspek taktik dan strategi, penggunaan taktik dan strategi secara benar

memungkinkan atlit untuk memanfaatkan kodisi fisik dan kapasitas

psikologis secara maksimal.

4) Aspek uji kerja fisik, setelah berlatih dengan periode tertentu, selanjutnya

di lakukan pengujian latihan apakah latihan yang telah di lakukan berjalan

sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin di capai.

Tujuan pembinaan untuk mengembangkan atlit secara terencana, berjenjang,

dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi yang tinggi yaitu

juara.

Macam-macam piala beregu yang diperebutkan dalam permainan bulu

tangkis. Pertandingan-pertandingan internasional yang penting antara lain:

1) Kejuaraan All England.

2) Kejuaraan dunia yang resmi (World Badminton Championship).

3) Kejuaraan Asia (Asia Badminton Championship).

Page 25: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

11

4) Kejuaraan bulu tangkis di dalam Asian Games, Sea Games, dan lain-

lain.

5) Kejuaraan bulu tangkis beregu putra (Thomas Cup).

6) Kejuaraan bulu tangkis beregu putri (Uber Cup).

7) Kejuaraan bulu tangkis beregu campuran (Sudirman Cup).

Unsur kelengkapan seorang pemain bulutangkis yang baik dan

berprestasi dituntut untuk memahami dan menguasai salah satu komponen

dasar, yaitu teknik dasar permainan bulutangkis. Teknik dasar permainan

bulutangkis adalah penguasaan pokok yang harus dipahami dan dikuasai oleh

setiap pemain dalam melakukan kegiatan bermain bulutangkis (Tohar, 1992).

Teknik dasar bulutangkis merupakan suatu keterampilan khusus yang harus

dikuasai oleh seorang pemain bulutangkis dengan tujuan dapat mengembalikan

shuttlecock dengan sebaik-baiknya.Menurut Tohar (1992), teknik dasar dalam

olahraga bulutangkis yang harus dikuasai oleh pemain, antara lain:

1. Teknik Dasar Bulutangkis

Bermain bulutangkis tentu tidak sekadar membutuhkan teknik

permainan, tapi juga menyangkut sikap, posisi, grip, overhead lob, hitting

position, serta langkah kaki yang tepat sebagai dasar sebelum memulai aksi di

lapangan. Berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan, terkait dengan ketiga

hal tersebut.

1) Sikap dan Posisi

Sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga

berat badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan

tubuh. Tekuk kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap

tegak dan rileks. Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar

Page 26: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

12

atau salah satu kaki diletakkan di depan kaki lainnya. Senantiasa waspada dan

perhatikan jalannya kok selama permainan berlangsung.Dengan sikap yang baik

dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala penjuru lapangan

permainan.

2) Grip ( pegangan raket )

Menguasai pegangan raket yang betul, merupakan modal yang penting

untuk dapat bermain bulutangkis baik. Cara pegangan raket yang benar adalah

raket harus di pegang dengan menggunakan jari-jari tangan ( ruas jari tangan )

dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga saat memukul cock. Hindari

memegang raket dengan cara menggunakan telapak tangan. Cara memegang

raket ada 3 yaitu : 1) pegangan forehand ( pegangan dasar ), 2) pegangan

backhand, 3) pegangan pukul kasur

3) Teknik dasar overhead

Overhead atau pukulan lob merupakan teknik dasar permainan

bulutangkis yang di lakukan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin

mengarah jauh ke belakang garis lapangan. Pukulan lob dapat di lakukan

dengan dua cara yaitu overhead lob dan underhead lob. Ada 2 jenis pukulan lob

atau overhead yaitu Deep lob ( lob penangkis ) dan Attacking lob ( lob serang )

1. Deep lob atau lob penangkis : memukul tinggi shuttlecock hingga jatuh ke

lapangan bagian belakang lapangan.

2. Attacking lob atau lob serang : memukul dengan ketinggian sedang tapi

laju shuttlecock cepat menuju lapangan bagian belakang.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan pukulan overhead

adalah gunakan pegangan forehand, pada saat memukul shuttlecock melakukan

3 hal yaitu posisi siap, ( hitting position ), ayunan raket, dan pukul ( stroke).

Page 27: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

13

Lakukan posisi sebelum memukul shuttlecock badan menghadap ke kanan kaki

kanan di belakang dan setelah memukul shuttlecock badan menghadap ke kiri

kaki kanan berada di depan, posisi sebelum memukul shuttlecock, siku di tekuk

dan tangan di atas bahu dan tangan kiri mengarah pada shuttlecock, memukul

shuttlecock di atas kepala dengan tangan lurus, gerakan tangan saat memukul,

dari belakang ke depan dengan menggunakan pergelangan tangan.

4) Hitting position

Ini merupakan posisi memukul bola atau kerap disebut preparation.

Waktu sekian detik yang ada pada masa persiapan ini juga digunakan untuk

menentukan pukulan apa yang akan dilakukan. Karena itu posisi persiapan ini

sangat penting dilakukan dengan baik dalam upaya menghasilkan pukulan

berkualitas.

Hal yang perlu diperhatikan, meliputi overhead (atas) untuk right handed,

posisi badan menyamping dengan arah net, dan kaki kanan berada di belakang

kaki kiri. Pada saat memukul bola harus terjadi perpindahan beban berat badan

dari kaki kanan ke kaki kiri. Posisi badan harus selalu berada di belakang bola

yang akan dipukul. Untuk pukulan underhand (bawah)/net, posisi memukul

adalah kaki kanan selalu berada di depan dan kaki kiri di belakang. Jangan lupa,

lutut kaki kanan dibengkokkan, sehingga paha bagian bawah agak turun, sesuai

dengan ketinggian bola yang akan dipukul.

Kesalahan yang sering dilakukan pada tahap ini, biasanya pada saat

ready position, tumpuan kaki tidak berada di bagian depan atas kaki. Akibatnya

reaksi menjadi lambat. Selain itu, posisi lutut lurus, tidak bengkok.Atau pada

posisi memukul, kaki dan badan sejajar dengan net, akibatnya pukulan tidak

kuat.

Page 28: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

14

Tak kalah penting untuk dihindari, pada posisi underhand, kaki kiri berada

di depan, sehingga keseimbangan kaki tidak ada, dan sulit mengarahkan bola

dengan tepat. Begitupun jika lutut/paha tidak turun, yang berakibat jangkauan

kurang, lambat kembali ke bagian tengah lapangan.

5) Footwork ( langkah kaki )

Teknik pengaturan langkah kaki agar menjadi lebih efektif saat bermain

bulutangkis di lapangan.

2. Sarana dan Prasarana Bulutangkis

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam permainan bulu tangkis sebagai

berikut:

i. Raket (Pemukul)

Raket merupakan alas pemukul yang sangat ringan dan kuat.Beratnya

kurang dari 150 gram. Raket sebagai alat pemukul dalam olahraga bulutangkis

dapat diperoleh dengan harga yang bervariasi, pada masa awal

perkembangannya hingga tahun 1970an, dikenal raket yang rangkanya dari

kayu. Setelah itu, dikenal raket yang rangkanya terbuat dari almunium atau

logam-logam ringan lainnya. Saat ini, hampir semua raket yang beredar

dipasaran (di toko-toko olahraga) terbuat dari bahan campuran serat karbon dan

beberapa diantaranya campuran titanium. Pemanfaatan bahan campuran serat

karbon atau campuran titanium sebagai rangka raket, memiliki beberapa

keunggulan dibandingkan dengan bahan kayu, antara lain: Bentuknya tidak

mudah berubah (tidak mudah melengkung), sehingga tidak perlu menjepitnya

dengan rangka pengepres pada saat tidak digunakan, Lebih ringan, sehingga

Page 29: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

15

lebih mudah untuk diayunkan sesuai dengan jenis dan arah pukulan yang

diinginkan pemakainya.

Peraturan bulutangkis tidak menyebutkan persyaratan-persyaratan khusus

mengenai raket. Umumnya panjang raket 65-67 cm dan beratnya 100-200 gram

(untuk raket dari bahan campuran serat karbon atau titanium). Untuk tali (senar)

raket, dewasa ini umumnya terbuat dari bahan nilon kualitas tinggi dengan

diameter 0,650,70 mm. Pilih raket anda berdasarkan ukuran, keseimbangan,

macam pegangan, ayunan dan tegangan tali yang cocok karakteristik permainan.

Gambar 2.1. Raket

Jenis-jenis raket yang dipergunakan dalam bermain bulu tangkis, antara lain:

1. Raket yang berat di bagian atas (kepala).

2. Raket yang berat di bagian pegangan (handle).

3. Raket yang seimbang cocok untuk pemain (allround). Raket dan Shuttlecock

bulutangkis.

3. Shuttlecock (bola)

Shuttlecock terdiri atas bagian kepala dan bulu. Shuttlecock yang balk

menggunakan gabus sebagai kepala dan dibungkus dengan kulit yang tipis dan

kuat. Berat shuttlecock antara 73-85 grains (4,73-5,50 gram) dan harus

mempunyai 14-16 helai bulu yang ditancapkan ke dalam gabus yang bergaris 1-

1/8 inch atau 25-28 milimeter. Bulunya harus berukuran 64-74 mm dari ujung

Page 30: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

16

atas sampai ke bagian yang rata pada gabus. Garis tengah atau diameter bagian

atas shuttlecock 5456 mm dan harus diikat dengan benang secara kuat atau

bahan lain yang kuat.

Shuttlecock yang di Indonesia lazim disebut cock, biasanya terbuat dari

bulu angsa buatan pabrik, umumnya sudah memiliki standar yang ditentukan

IBF. Berat cock sekitar 5,67 gram. Bulu angsa yang menancap di gabus yang

dibungkus kulit berwarna putih berjumlah antara 14-16 buah, dan diikat dua tali

agar tidak mudah lepas.

Jenis inilah yang selalu dipakai untuk kejuaraan resmi. Di Luar negeri

banyak pula digunakan cock dari karet, baik untuk gabus maupun bulunya.

Bentuk, ukuran, dan besarnya harus sama dengan cock yang terbuat dari bulu

angsa, namun umumnya cock plastik hanya untuk latihan saja. Cock yang bagus

adalah kalau dipukul dengan raket dengan tangan di bawah pinggang meluncur

dengan lurus, tanpa gerakan ke arah kiri atau kanan saat mengudara.

4. Senar

Ketebalan senar 21 ukuran dan di untai dengan ketegangan 18 sampai 30+

Ib.

Bahan senar meliputi:

a) terbuat dari nilon

b) terbuat dari usus babi

c) terbuat dari bahan sintetis

5. Lapangan (court)

Bentuk lapangan dan ukurannya dapat dilihat pada gambar. Lantai lapangan

dapat dibuat dari bahan berikut:

a) Lantai tanah atau pasir (umumnya lapangan luar ruangan).

Page 31: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

17

b) Lantai kayu (wooden court).

c) Lantai dengan karpet sintetis (porta court).

d) Lantai semen atau tegel (hand court).

Gambar 2.2. Lapangan Bulutangkis

Pada prinsipnya, permainan bulutangkis dapat dilakukan didalam atau diluar

gedung. Meskipun demikian, semua turnamen resmi saat ini praktis di dalam

ruangan. Hal ini dikarenakan laju Shuttlecock tidak terlalu dipengaruhi oleh angin,

ruangan atau langit-langit gedung bulutangkis tinggi minimalnya 7,62 meter (25

kaki). Namun, dewasa ini hampir semua lapangan bulutangkis bertaraf

internasional mempunyai langit-langit diatas 9,14 meter (30 kaki). Penerangan

didalam ruangan diusahakan tidak menyilaukan. Semua garis batas lapangan

bukutangkis dibuat dengan ketebalan 3,8 cm (1,5 inci) garis lapangan bias

digunakan cat ataupun pita ditempelkan diatas lantai. Jaring yang melintang

ditengah lapangan yang membatassi kedua sisi lapangan, tebuat dari bahan

katun atau nilon. Tinggi jaring 155 cm (5 kaki 1 inci) dan tinggi tiangnya 152 cm

(5 kaki) ditengah lapangan.

2.2 Hakekat Latihan Lob Bulutangkis

Selain teknik dasar, dalam bermain bulutangkis juga memerlukan

adanya penguasaan teknik pukulan. Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan

Page 32: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

18

pukulan dalam permainan bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock

ke bidang lapangan lawan (Tohar, 1992: 40).

Teknik adalah keterampilan khusus atau skill yang harus dikuasai oleh

pemain bulutangkis dengan tujuan mengembalikan shuttlecock dengan cara

sebaik-baiknya. Menjadi seorang pemain bulutangkis yang baik dan berprestasi,

dituntut untuk menguasai teknik-teknik pukulan dalam permainan

bulutangkis. Dalam permainan bulutangkis ada berbagai teknik untuk

memukul shuttleckok sesuai dengan keadaan shuttlecock yang mengarah ke

bidang lapangan, kemudian mengembalikan ke bidang lapangan lawan

dengan benar dan efektif. Macam-macam teknik dasar pukulan dalam

permainan bulutangkis adalah servis, lob, smash, dropshoot, drive, dan

netting. Untuk dapat menguasai teknik dasar tersebut perlu kaidah-kaidah

yang harus dilaksanakan dalam latihan, sehingga menguasai tingkat

ketrampilan yang baik (Sapta Kunta Purnama, 2010:15).

Pukulan Lob dibagi menjadi dua yaitu (1) Overhead lob yaitu pukulan lob

yang dilakukan dari atas kepala dengan cara menerbangkan shuttle cock

melambung ke arah garis belakang, (2) Underhand lob yaitu pukulan dari

bawah, yang dilakukan dengan memukul shuttlecock yang berada dibawah

badan dan dilambungkan tinggi kebelakang menurut Tohar (1992:47).

2.2.1 Teknik Overhead Lob

a.) Forehand overhead lob

Forehand overhead lob adalah pukulan lob yang dilakukan dari atas

kepala dengan cara menerbangkan shuttle cock melambung kearah garis

belakang. Pukulan forhand overhead lob pada dasarnya memiliki kesamaan

dengan teknik smash dan dropshot. Forehand overhead lob dilakukan dengan

Page 33: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

19

memukul shuttlecock dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang dan

diarahkan ke atas pada pada bagian belakang lapangan lawan. Forehand

overhead lob ini digunakan untuk menetralisir serangan dari lawan, dan juga

digunakan untuk menggoyahkan posisi lawan. Ada empat hal yang perlu di

perhatikan dalam melakukan teknik forehand overhead lob yaitu :

1) Cara memegang raket, 2) Posisi kaki, 3) Gerakan ayunan tangan 4) Gerakan

lanjutan. Tahapan yang pertama yaitu cara memegang raket, pegangan

raket yang cocok untuk melakukan overhead lob adalah jenis pegangan forehand

grip.

Gambar 2.3. pegangan raket forehand grip.

Tahapan yang kedua yaitu posisi kaki, posisi kaki saat menanti

datangnya shuttlecock untuk pukulan forhand overhead lob, dengan cara berat

badan bertumpu pada kaki bagian depan dengan lutut dibengkokan kedepan dan

badan ditundukkan, posisi kedua kaki agak lebih lebar dari pada bahu,

tetapi tidak boleh terlalu lebar. Tahapan yang ke tiga yaitu gerakan ayunan

tangan, waktu lengan bergerak meraih shuttle cock, badan diputar dan

dibalikan kearah datangnya bola, pergelangan tangan dilentukan ke

belakang, melakukan forward swing untuk memukul, shuttle cock tinggi,

telungkupkan tangan bagian bahwa, dan kepala raket mengikiuti gerakan

(Tohar,1992:65).

Page 34: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

20

Gambar 2.4. Gerakan ayunan pergelangan tangan

Tahap yang ke empat yaitu gerakan berkelanjutan, setelah shuttlecock

dipukul yaitu melanjutkan gerakan lurus dengan arah shuttlecock. Pada

ujung ayunan lakukan ayunan ke arah net, dan tangan yang memegang raket

berputar, tubuh didorong kembali kebagian tengah lapangan, dan siap ditengah

lapangan siap untuk menerima shuttle cock kembali (James Poole,2008:30).

Gambar 2.5. gerakan lanjutan pukulan forehand overhead lob

b.) Backhand overhead lob

Backhand overhead lob adalah pukulan lob yang dilakukan dari atas

kepala dengan cara menerbangkan shuttlecock melambung kearah garis

belakang. Pukulan backhand overhead lob pada dasarnya memiliki kesamaan

dengan teknik smash dan dropshot. Backhand overhead lob dilakukan dengan

memukul shuttlecock dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang dan

Page 35: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

21

diarahkan ke atas pada pada bagian belakang lapangan lawan. Backhand

overhead lob ini digunakan untuk menetralisir serangan dari lawan, dan

juga digunakan untuk menggoyahkan posisi lawan.

2.1.2.2. Latihan Overhead Lob

Latihan overhead lob yang di lakukan di bidang lapangan sebelah kanan

dengan sasaran lurus dan menyilang Latihan overhead lob yang dilakukan

dengan setengah lapangan di bidang lapangan sebelah kanan yaitu posisi atlet

berada di dekat garis belakang dan pengumpan di belakang garis service

pendek. Untuk memberi umpan dapat dilakukan dengan service lob dan

diarahkan ke belakang lapangan dan pemberian umpan diusahakan seenak

mungkin kepada atlet supaya atlet saat melakukan overhead dropshot dengan

baik. Latihan overhead lob ini dilakukan secara berpasangan dan bergantian.

Dalam latihan ini ada dua sasaran yang harus di tuju yaitu : sasaran

lurus sebelah kanan dan menyilang di bagian belakang lapangan sebelah

kiri. Setiap sampel harus menyelesaikan model latihan pukulan yang

pertama terlebih dahulu yaitu overhead lurus di sebelah kanan, setelah

sampel menyelesaikan model latihan yang pertama, selanjutnya sampel

baru melakukan model latihan yang ke dua yaitu overhead lob menyilang ke

kiri.

Gambar 2.6. Latihan Overhead lob dari sebelah kanan lapangan

Page 36: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

22

Keterangan

1. Pengumpan

2. Teste

3. Sasaran Overhead Lob ( lurus kanan )

4. Sasaran overhead lob ( silang kiri )

5. Arah sasaran umpan untuk overhead lob

6. Arah sasaran untuk overhead lob

7. Arah sasaran untuk overhead lob

Latihan overhead lob yang di lakukan di bidang lapangan sebelah kiri

dengan sasaran lurus dan menyilang Latihan overhead lob yang dilakukan

dengan setengah lapangan di bidang lapangan sebelah kiri yaitu posisi atlet

berada di dekat garis belakang dan pengumpan di belakang garis service

pendek. Untuk memberi umpan dapat dilakukan dengan service lob dan

diarahkan ke belakang lapangan. Pemberian umpan diusahakan seenak

mungkin kepada atlet supaya atlet saat melakukan overhead lob bisa betul

dan melambung tinggi jauh ke garis belakang lapangan. Latihan pukulan

overhead lob ini dilakukan secara berpasangan dan bergantian. Dalam latihan

ini ada dua sasaran yang harus di tuju yaitu : sasaran lurus sebelah kiri dan

menyilang di bagian belakang lapangan sebelah kanan. Setiap sampel harus

menyelesaikan model latihan pukulan yang pertama terlebih dahulu yaitu

pukulan overhead lurus di sebelah kiri, setelah sampel menyelesaikan model

latihan yang pertama, selanjutnya sampel baru melakukan model latihan yang

ke dua yaitu pukulan overhead lob menyilang ke kanan. Setelah sampel

selesai melakukan ke dua model latihan, selanjutnya sampel melakukan

latihan forward dan backward handgrip sesuai dengan beban latihan

Page 37: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

23

Gambar 2.7. Latihan Overhead lob dari sebelah kiri lapangan

Keterangan

1. Pengumpan

2. Teste

3. Sasaran pukulan Overhead Lob ( lurus kiri )

4. Sasaran pukulan overhead lob ( silang kanan )

5. Arah sasaran umpan untuk pukulan overhead lob

6. Arah sasaran untuk pukulan overhead lob

7. Arah sasaran untuk pukulan overhead lob

Latihan overhead lob dengan menggunakan satu lapangan penuh

sebagai sasaran. Latihan overhead lob yang dilakukan dengan satu

lapangan penuh ini yaitu posisi atlet berada di tengah dekat dengan garis

belakang lapangan dan pengumpan di depan garis tengah dan di belakang

garis service pendek. Untuk memberi umpan dapat dilakukan dengan service lob

dan diarahkan ke belakang tengah lapangan. Pemberian umpan diusahakan

seenak mungkin kepada atlet supaya atlet saat melakukan overhead lob bisa

betul dan melambung tinggi jauh ke garis belakang lapangan. Cara ini dapat

dilakukan satu lapangan penuh, karena sasaran yang dituju atlet tidak hanya

satu arah, melainkan seluruh bagian garis belakang lapangan. Latihan

overhead lob ini dilakukan secara berpasangan dan bergantian,. Sasaran

Page 38: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

24

pukulan dalam latihan ini adalah satu lapangan penuh di bagian garis

lapangan paling belakang. Latihan bisa di lakukan secara bergantian dengan

satu menjadi pengumpan dan satunya lagi menerima umpan. Setelah sampel

selesai melakukan ke dua model latihan, selanjutnya sampel melakukan

latihan forward dan backward handgrip sesuai dengan beban latihan.

Gambar 2.8. Latihan Pukulan forhand Overhead lob dari tengah

lapangan

Keterangan

1. Pengumpan

2. Teste

3. Sasaran pukulan Overhead Lob

4. Arah umpan pukulan forehand overhead lob

2.3 Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berfikir pada penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Latihan Lob Individu (X1)

Latihan Lob Kelompok

(X2)

Hasil Latihan Lob

(Y)

Gambar 2.9 Kerangka Berfikir Penelitian

Page 39: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

25

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih

perlu dibuktikan kebenarannya (Sutrisno Hadi, 1994:257). Sedangkan menurut

Suharsini Arikunto (1998:67) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis

dari penelitian ini adalah :

1. Pengujian validitas butir tes pre test dan post test menunjukan bahwa semua

indikator mempunyai nilai r hitung> r tabel, maka semua indikator dinyatakan

valid

2. Pengujian validitas butir tes pre test dan post test menunjukan bahwa semua

indikator mempunyai nilai r hitung> r tabel, maka semua indikator dinyatakan

valid

3. Terdapat perbedaan yang signifikan latihan lob antara latihan individu dan

kelompok terhadap hasil lob atlit pemula PB Pendowo Semarang Tahun

2015/2016

4. Latihan lob kelompok lebih sesuai diterapkan di klub bulutangkis

Page 40: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian latihan lob individu mengalami perubahan mean (3.3750-

3.1062=0.2688; %7.96).

2. Hasil penelitian latihan lob kelompok mengalami perubahan mean

(3.5062-3.1188=0.3874; %11.4).

3. Hasil penelitian latihan lob individu dan kelompok diatas menunjukan

bahwa variabel keterampilan lob individu mean (3.3750-3.1062=0.2688;

%7.96), variabel hasil lob mean (9.25-13.25=4; %43.2) sedangkan

variabel keterampilan kelompok mean (3.5062-3.1188=0.3874; %11.4),

bariabel hasil lob (9.25-14.5-5; %54) sehingga lob kelompok lebih baik

daripada lob individu.

5.2 SARAN

Dari simpulan penelitian diatas, penulis mengajukan saran:

1. Dalam upaya meningkatkan kemampuan melakukan pukulan lob pada

permainan bulutangkis dapat menggunakan metode latihan dengan

kelompok, karena metode latihan lob kelompok lebih baik dibandingkan

latihan lob individu.

2. Bagi peneliti yang lainyang tertarik melakukan penelitian sejenis

diharapkan untuk mengambil bentuk latihan yang lain seperti pendekatan

bermain sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pembanding untuk

41

Page 41: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

42

medapatkan metode yang paling baik dalam meningkatkan latihan

pukulan lob.

Page 42: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

-----. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Grice, Tony. 2002. Bulutangkis Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut.

Jakarta : PT Raja Grafindo

-----. 2004. Bulutangkis Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut. Jakarta: PT Raja Grafindo

Harsono. 2008. Model-model Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Noer, A.H. 1990. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: FKIP UNS.

Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani:Prinsip- prinsip dan Penerapanya. Jakarta: Diknas Diknasnem Ditjen Olahraga

Purnama, S.K. 2010. Kepelatihan Bulutangkis Modern. Surakarta: YUMA

PUSTAKA.

Poole, James. 2008. Belajar Bulutangkis. Bandung: Pioner Jaya

PB. PBSI. 2001. Pedoma Praktis Bermain Bulutangkis. Jakarta: PB.P.B.S.I Jakarta

Sanjatka, A. 2015. Aplikasi SPSS untuk Analisis Data Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta : Nuha Medika

Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Olahraga. Semarang: Dahara Price

Sapta Kunta Purnama. 2010. Kepelatihan Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma

Pustaka

Subardjah, H. 2000. Bulutangkis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

-----. 2004. Pendekatan Ketrampilan Taktis dalam Pembelajaran Bulutangkis. Jakarta Pusat: Direktorat Jendral Olahraga, Depdiknas

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sutrisno Hadi. 1994. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset

-----. 2004. Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Andi Offset

43

Page 43: PERBANDINGAN LATIHAN LOB BULUTANGKIS ANTARA …lib.unnes.ac.id/27227/1/6102411112.pdflatihan lob individu dan latihan lob kelompok terhadap hasil lob? 4) manakah bentuk latihan lob

44

Tohar. 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Semarang: IKIP Semarang