perbandingan keragaan (performance) industri manisan...

86
PERBANDINGAN KERAGAAN ( PERFORMANCE ) INDUSTRI MANISAN PALA MENURUT SKALA USAHA Dl DESA DRANIAGA. KEGAMATAN DWAMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh SONNY LlSTON PANGARIBUAN A 22.0220 JURUSAN ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANlAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN EOFOR 1992

Upload: vuongmien

Post on 07-Feb-2018

244 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

PERBANDINGAN KERAGAAN ( PERFORMANCE ) INDUSTRI MANISAN PALA MENURUT SKALA USAHA Dl DESA

DRANIAGA. KEGAMATAN DWAMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

Oleh

SONNY LlSTON PANGARIBUAN

A 22.0220

JURUSAN ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANlAN

F A K U L T A S PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN EOFOR

1 9 9 2

Page 2: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

SONNY LISTON PANGARIBUAN. Perbandingan Keragaan (Per-

fonnance) Industri Manisan Pala Menurut Skala Usaha di Desa Dra-

maga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Diba-

wah bimbingan MANGARA TAMBUNAN).

Industri manisan pala merupakan salah satu agroindustri yang mengolah hasil

pertanian sebagai bahan baku @uah pala masak) yang berlokasi di pedesaan (idus-

txialisasi pedesaan).

Untuk m e l h a k a n industrialisasi pedesaan, perlu diiakukan pernilihan ska-

la usaha agroindustri yang sesuai untuk dikembangkan dengan membandingkan

ketiga skda usaha (rumahtangga, kecil, dan sedang dan besar) dalam hal keragaan

(efisiensi dan produktivitas) sehingga dapat diestimasi skala usaha yang mempunyai

potensi terbaik untuk diiembangkan.

Tujuan praktek lapangan adalah untuk melihat dan mengetahui secara lang-

sung keadaan industri manisan pala, rnenganalisis dan membandingkan keragaan

(efisiensi dan produktivitas) industri manisan pala menurut skala usaha, dan menga-

nalisis dan mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan

industri manisan pala di Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor.

Kegunaan praktek lapangan adalah memberikan informasi mengenai kera-

gaan (efisiensi dan produktivitas) masiog-masing skala usaha dan kendala-kendala

yang dihadapi dalam pengembangan industri manisan pala, sebagai pertimbangan da-

lam pengembangan industri manisan pala bagi pihak-pihak yang berkepentingan, dan

sebagai keterangan awal atau pembandiig bagi penelitian-penelitian lain yang berhu-

bungan dengan industri manisan pala.

Page 3: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Hipotesa yang diuji adalah : semakin besar skala usaha industri manisan pala

maka semakin tinggi keragaan atau pegomwlce (R-C rufio, efisiensi ekonomi, upah

rata-rata, produktivitas tenaga kerja dan modal tetap, dan intensitas faktor produksi),

clan skala usaha industri manisan pala yang mempunyai potensi terbaik untuk dikem-

bangkan di Kabupaten Daerah Tigkat 11 Bogor adalah skala usaha sedang dan besai.

Responden yang dipilih sebagai contoh dengan metode sensus adalah 38

pengusaha industri manisan pala yang terdii dari 10 pengusaha industri rumahtang-

ga, 24 pengusaha industri kecil, dan empat pengusaha industri sedang d m besar.

Industri manisan pala merupakan jenis sentra industri yang berdasarkan jum-

lah pekerja dikelompokkan menjadi skala usaha rumahtangga dengan tiga orang

peke rja, kecil dengan tujuh orang peke rja, dan sedang dan besar dengan 25 orang

pekerja.

R-C ratio industri manisan pala yang paling besar dirnililri skala usaha kecil,

kemudian berturut-turut adalah skala usaha sedang dan besar, dan ymg paling ren-

dah adalah skala usaha rumahtangga.

Semakin besar skala usaha industri manisan pala maka semakin rendah pemi-

likan efisiensi ekonomi dan intensitas faktor produksi.

Semakin besar skala usaha maka semakin tinggi pemilikan produktivitas dan

upah rata-rata tenaga kerja, dan produktivitas modal tetap.

Skala usaha industri manisan pala yang mempunyai potensi terbaik untuk di-

kembangkan di Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor tergantung pada tujuan yang

ingin dicapai, yaitu skala usaha rumahtangga untuk meningkatkan nilai tambah, kecil

untuk meningkatkan pendapatan, dan sedang dan besar untuk meningkatkan penye-

rapan dan produktivitas tenaga kerja.

Page 4: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan industri manisan pala

adalah kemampuan manajemen dan penguasaan modal yang rendah, dan perbedaan

tujuan antara p e m e ~ t a h setempat dengan pengusaha.

Melihat masing-masing skala usaha mempunyai potensi pengembangan terba-

ik, maka pengembangan industri manisan pala di Kabupaten Daerab Tingkat II Bo-

gor disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dibutuhkan peningkatan peranan koperasi sebagai lemhaga pemerintah yang

terdapat di desa, terutarna dalam penyediaan gula dan pemasaran produk (menggan-

tikan peranan pdagang perantara).

Agar tujuan pemerintah setempat dan pengusaha dapat sejalan, maka diperlu-

kan penyampaian informasi yang lebih baik dan lebih jelas dari pihak pemerintah

setempat kepada para pengusaha industri manisan pala.

Page 5: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

PERBANDINGAN KERAGAAN (PERFORMWC INDUSTRI a MANEAN PALA MENURUT SKALA USAHA I DESA DRAMAGA, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN

BOGOR, JAWA BARAT

Oleh :

SONNY LISTON PANGARIBUAN

A 22.0220

S K R I P S I

Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA PERTANXAN

P A D A

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKUETAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1 9 9 2

Page 6: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

P E R N Y A T A A N

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SRIPSI IN1 BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG

BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH

PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, 30 Se tember 1992 9

sonny ~isgon Pangaribuan

NRP. A 22.0220

Page 7: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Judul Skripsi : PERBANDINGAN KERAGAAN (PERFORHAI?CE) IN- DUSTRI MAHISAN PALA MENURUT SKALA USAHA DI DESA DRAMAGA, KECAMATAN D m G A , KA- BUPATEH BOGOR, JAWA BARAT

Nama Mahasiswa : Sonny Liston Pangaribuan

N R P : A 22.0220

Program Studi : Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya

DITERIMA SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR

SARJANA PERTANIAN

Bogor, 30 September 1992

Xengetahui : Menyetujui :

Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Mangara Tambunan

NIP. 130 345 010

Page 8: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Penulis dilahirkan di Perdagangan, Kabupateu Simalunyn, Sumatera

Utara pada tanggal 10 Maret 1967 dari Ayah Jones S. Pangaribuan dan Ihu

Anna Th. Hutapea.

Pada tahun 1979, lulus dari Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen

"WUAYA" Jakarta, tahun 1982 lulus dari Sekolah Menengah Pertama Yayasan

Pendidikan Kristen "WIJAYAn Jakarta, dan tahun 1985 lulus dari Sekolah

Menengah Atas Negeri 32 Jakarta.

Diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1985 melalui Seleksi

Penenmaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru), tahun 1987 memili Program Studi

Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi

Pertanian, Fakultas Pertanian, dan tahun 1992 dinyatakan lulus pada sidang

ujian tanggal 30 September 1992.

Page 9: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Dalam rangka perencanaan dan pembuatan skripsi ini,

penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini menyampaikan ucapan

terima kasih pang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Wangara Tambunan, selaku dosen pembim-

bing dan penguji.

2. Ibu Dr. Ir. Sri Utami Kuntjoro dan Bapak Ir. Hermanto

Siregar, M. Xc., selaku dosen penguji.

3. Prof. Dr. Ir. Rudolf sinaga dan Bapak Ir. T. Hana-

fiah, M. D.

4. Kepala Pemerintahan Kecamatan dan Desa Dramaga.

5. Orang tua dan adik-adik.

6 . Inang Hutadjulu, Tante Erika, Kak Tiur, Ida, Edu, dan

wi.

7. staf pengajar dan pegawai, dan rekan-rekan di Jurusan

Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.

8. Para sahabat.

Bogor, 30 September 1992

I

Sonny Liston Pangaribuan

NRP. A 22.0220

Page 10: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena berkat Kasih dan

Penyertaanhlya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :

"PERBANDINGAN =RAGAAN (PERFORMANCE) INDUSTRI

MANISAN PALA MENURUT SKALA USAEL4 DI DESA DRAMAGA,

KECAMATAN DRAMAGA, KABWATEN BOGOR, JAWA BARAT"

ini, yang merupakan syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Perta-

nian pada Jurusan Dmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogoc

Penulii menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

sehiigga kritik dan saran yang mernbangun sangat diharapan dari berbagai

pihak guna perbaikan pada turban-tulin lebii lanjut.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, 30 September 1992

sonny s is ton Pangaribuan

NRP. A 22.0220

Page 11: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

DAPTAR TABEL .................................... DAFTAR GAMBAR ................................... PFNDAWLUAN .....................................

Latar Belakang .............................. Perumusan Hasalah .......................... Tujuan dan Kegunaan Praktek Lapangan .......

KERANGKA PEEIIKIRAN .............................. Sektor Industri dalam Konsep Industrialisasi .............................. Pedesaan

........ Keragaan (Performance) Agroindustri

Biaya Produksi ............................. Intensitas Faktor Produksi ................. Produk dan Penerimaan ....................... Pendapatan dan Hilai Tambah ................ Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Pengem-

bangan Agroindustri ................... ................................... Hipotesa

METODE PRAKTEK LAPANGAN ......................... Waktu dan Lokasi Praktek Lapangan .......... Penarikan Contoh ........................... Pengumpulan Data ........................... Analisis Data .............................. Penqujian Hipotesa dan ~enarikan Kesimpulan

Halaman

ix

xii

Page 12: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

........... GAHBARAN UMUM L O W 1 PRAKTEK LAPANGAN

Keadaan Umum Desa Dramaga .................. Keadaan Alam .......................... Keadaan Penduduk ...................... Keadaan Pertanian ..................... Keadaan Industri Hanisan Pala .........

Keadaan Responden (Pengusaha Industri Uanis- .............................. an Pala)

................... Identitas Responden

... Proses dan Pamasaran Hasil Produksi

KASIL DAN PEWBAEASAN ............................ Jenis dan Skala Usaha ...................... Produk dan ~enerimaan ...................... Biaya Produksi ............................. ~endapatan.dan Hilai Tambah ................ Keragaan (Performance) Industri Uanisan Pala

Potensi Pengembangan dan Kendala yang Diha- dapi Industri Uanisan Pala ...........

KESIMPULAH DAN SARAN ............................. Kesimpulan ................................. saran ......................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................

viii

26

26

26

26

29

30

Page 13: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Halaman

Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja yang Terserap pada Sektor Industri di Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor ................... Sumbangan Industri Pengolahan menurut Skala Usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor Tahun 1984-1989 Atas Dasar Harga Ber- laku ...................................... Hatiks Potensi Pengembangan Agroindustri

Jumlah Penduduk Desa Dramaga Menurut Umur dan Jenis Kelamin ......................... Jumlah Penduduk Desa Dramaga menurut Mata Pencaharian ............................... Jumlah Penduduk Desa Dramaga menurut Ting- kat Pendidikan ............................ Luas dan Hasil Pemanfaatan Areal Pertanian di Desa dranaga ........................... Tempat Tinggal Respondan menurut Skala Usaha ..................................... Penerimaan Industri Manisan Pala menurut Skala Usaha ............................... Biaya Variabel Industri Manisan Pala menu- rut Skala Usaha ........................... Biaya Angkut Industri Manisan Pala menurut Skala Usaha ............................... Jumlah Tenaga Kerja Industri Manisan Pala menurut Skala Usaha ....................... Struktur Biaya Tenaga Kerja Industri Manis- ...... an Pala menurut Skala Usaha ;........ Biaya Langsung Industri Manisan Pala menu- rut Skala Usaha ...........................

Page 14: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

15. Nilai Modal eta^ Industri Manisan Pala me- nurut Skala Usaha .........................

16. Biaya Produksi Industri Manisan Pala menu- rut Skala Usaha ...........................

17. Pendapatan dan Nilai Tambah Industri Manis- an Pala menurut Skala Usaha ...............

18. Keragaan (Performance) Industri Manisan Pa- la menurut Skala Usaha ....................

19. Matriks Potensi Pengembangan Industri Ma- nisan Pala ................................

1. Data Identitas Responden Industri Rumah- tangga ....................................

2. Data Identitas Responden Industri Sedang dan Besar .................................

3. Data Identitas Responden Industri Kecil ... 4. Data Keadaan Responden Industri Rumahtangga

5. Data Keadaan Responden Industri Sedang dan Besar .....................................

6. Data Xeadaan Responden Industri Xecil ..... 7. Data Biaya Langsung Responden Industri Ru-

mahtangga ................................. 8. Data Biaya Langsung Responden Industri Be-

dang dan Besar ............................ 9. Data Biaya Langsung Responden ~ndustri

Xecil ...................................... lo. Data Nilai Modal Tetap Responden Industri

Rumahtangga ............................... 11. Data Nilai Modal Tetap Responden Industri

Sedang dan Besar ..........................

Page 15: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

12. Data Nilai nodal Tetap Responden Industri Kecil .....................................

13. Data Penerimaan Responden 1ndustr.i Rumah- tangga ....................................

1 Data Penerimaan Responden Industri Sedang dan Besar .................................

15. Data Penerimaan Responden Industri Kecil .. 16. Contoh Perhitungan ........................

Page 16: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Momor Teks

1. Skema Hasil Olahan Bagian Buah Pala ....... 2. Xurva Isoquant Pemakaian Hodal dan Tenaga

Xerja ..................................... LaroDil-an

1. Peta Desa Dramaga ................'.......-•

Page 17: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Latar Belakang

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) mengamanatkan

bahwa untuk mencapai struktur ekonomi yang seimbang dalam

meletakkan Landasan pembangunan ekonomi yang kuat menje-

lang era tinggal landas (pada Pelita VI) dimana terdapat

kemampuan dan kekuatan sektor industri yang maju didukung

kekuatan dan kemampuan pertanian yang tangguh, pada Peli-

ta V prioritas dititikberatkan pada :

a. sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan

dan meningkatkan produksi pertanian .l,ain, dan

b. sektor industri, khususnya industri yang menghasilkan

komoditi ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga

kerja, industri pengolahan hasil pertanian, dan indus-

tri yang dapat menghasilkan roesin-mesin industri.

Pada Pelita V sektor industri berkembang secara man-

tap dan tumbuh dengan lebih dari 12 persen dan peningkatan

produksi sektor pertanian sebesar 2.8 persen . Jumlah penduduk ~ndonesia terus meninqkat yaitu 90

juta orang (tahun 1961), 119 juta orang (tahun 1971) , 147

juta orang (tahun 1980) , dan 179 juta orang (tahun 1990) . Hal ini juga menunjukkan pertambahan angkatan kerja.

l) Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Repu- blik Indonesia, 16 Agustus 1991.

Page 18: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Menurut urutan dunia, dengan jumlah penduduk sebesar 179

juta orang (tahun 1990) dan laju pertumbuhan 1.97 persen

per tahun (tahun 1980-1990), Indonesia menempati urutan

kelima setelah Cina, India, Rusia, dan Amerika Serikat

(Biro Pusat Statistik, 1991).

Bertolak dari kenyataan bahwa industri dan penduduk

negara berkembang di Asia (Indonesia, India, Malaysia, dan

.Philipha) terkonsentrasi di pedesaan dan pertanian (Tam-

bunan, 1992), maka industri yang perlu dikembangkan adalah

yang berlokasi di pedesaan (industrialisasi pedesaan).

Pengembangan industrialisasi pedesaan akan mendorong

perluasan dan pemerataan kesempatan kerja, peningkatan ni-

lai ekspor dan nilai tambah, dan penyerapan tenaga kerja,

sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup ma-

syarakat pedesaan dan petani (Direktorat Jenderal Industri

Kecil, 1989).

Menurut Cabang Dinas Perindustrian Kabupaten Daerah

Tingkat I1 Bogor, tahun 1991 di Kabupaten Daerah Tingkat

I1 Bogor terdapat 6 372 unit usaha industri yang terkelom-

pok ke dalam lima kategori utama, yaitu : industri pa-

ngan, sandang dan kulit, bahan bangunan, kerajinan umum,

dan industri logam, yang mampu menyerap 16 257 orang

tenaga kerja (Tabel 1) . Salah satu industri pangan (pengolahan hasil pertani-

an) adalah industri manisan pala yang memiliki kegiatan

mengolah buah pala (Myristica sp.) sebagai bahan baku

Page 19: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

untuk menghasilkan produk-produk seperti yang disajikan

pada Gambar 1.

Tabel 1 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja yang Terserap pada Sektor Industri di Kabu- paten Daerah Tingkat I1 Bogor

J u m l a h No. Kategori jenis industri

Unit Usaha Tenaga Kerja

buah orang

1. Industri pangan 1 335 2 805 2. Industri sandang dan kulit 1 025 4 072 3. Industri bahan bangunan 712 2 846 4. Industri kerajinan umum 2 300 4 709 5. Industri logam 1 000 1 825

T o t a l 6 372 16 257

Sumber : diolah dari hasil data sentra industri Kabupaten Bogor tahun 1991. Cabang Dinas Perindustrian Kabupaten Daerah :~ingkat I1 Bogor (1992).

Diolah i a d i D a ~ a t membanaun

maniean .......... i n d u s t r i fruit sa lade ..... i n d u s t r i

. Daging buah s i m p ............ i n d u s t r i 'elli ............ i n d u s t r i i( e m .............. i n d u s t r i chutney .......... i n d u e t r i

...... P u l i 1- minyak f u l i i n d u s t r i ....... I ..... bungkilnya i n d u e t r i

o l eo res in ;... i n d u e t r i mentega f u l i ..... i n d u e t r i

..................... . B i j i t Tempurung i n d u s t r i

makanan makanan makanan makanan makanan makanan

makanan pakan makanan

kosmetik

..... ...... minyak pala i n d u s t r i makanan i n d u s t r i makban

o leores in ....... i n d u e t r i makanan menteaa ~ a l a .... i n d u s t r i koemetik

Sumber : Rismunandar (1990).

Gambar 1 Skema Hasil Olahan Bagian Buah Pala

Page 20: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Perurnusan Masalah

Agar sektor pertanian dan industri secara berkesinam-

bungan dapat mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan

kerja, peningkatan nilai tambah, dan penyerapan tenaga

kerja sehingga meningkatkan pendapatan dan taraf hidup

masyarakat pedesaan (Direktorat Jenderal Industri Kecil,

1989), maka diversifikasi perekonomian dalam bentuk agro-

industri yang mendukung industrialisasi pedesaan merupakan

keharusan untuk dilaksanakan (Simatupang, 1990).

Industri kecil dan rumahtangga memberikan sumbangan

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Daerah Tingkat I1 Bogor pada industri pengolahan yang le-

bih kecil daripada industri sedang dan besar (Tabel 2).

Hal ini berhFungan dengan efisiensi dan produktivitas.

Oleh sebab itu,.perlu penelaahan dengan membandingkan ke-

ragaan (efisiensi dan produktivitas) skala usaha rumah-

tangga, kecil, dan sedang dan besar tersebut dan meng-

identifikasi keqdala-kendala yang dihadapi, sehingqa dapat

diestimasi skala usaha yang berpotensi untuk dikembangkan.

Tuiuan dan Keeunaan Praktek La~anean

Tujuan praktek lapangan ini terbagi menjadi tujuan

umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum adalah untuk melihat dan mengetahui se-

cara langsung keadaan industri manisan pala.

Page 21: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 2 Sumbangan Industri Pengolahan menurut Skala Usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor Tahun 1984-1989 Atas Dasar Harga Berlaku

Skala Usaha Industri Pengolahan Tahun

Sedang dan Besar Keoil dan Rumah Tangga

............... juta rupiah ...............

Keterangan :

- angka di dalam kurung ) menunjukkan pelsen laju pertumbuhan

- *) angka sementara

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daarah (Bappeda) Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor (1990) .

Tujuan khusus adalah :

a. menganalisis dan membandingkan keragaan (efisiensi

dan produktivitas) industri manisan pala menurut skala

usaha, dan

b. menganalisis dan mengidentifikasi kendala-kendala yang

dihadapi dalam pengembangan industri manisan pala di

Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor.

Page 22: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Kegunaan praktek lapangan ini adalah :

a. memberikan informasi mengenai keragaan (efisiensi dan

produktivitas) masing-maeing ekala usaha dan kendala-

kendala yang dihadapi dalam pongembangan industri ma-

nisan pala,

b. sebagai pertimbangan dalam pengembangan industri ma-

nisan pala bagi pihak-pihak yang berkepentingan, dan

c. sebagai keterangan awal dan atau pembanding bagi pene-

litian-penelitian lain yang berhubungan dengan indus-

tri manisan pala.

Page 23: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

~ektor Industri dalam Konseo Industrialisasi Pedesaan

Berdasarkan jumlah pekerja, skala usaha sektor indus-

tri dikategorikan menjadi tiga kelompok (Biro Pusat Sta-

tistik, 1991), yaitu :

a. industri rumahtangga dengan 1-4 orang pekerja,

b. industri kecil dengan 5-19 orang pekerja, dan

c. industri sedang dan besar dengan lebih dari atau sama

dengan 20 orang pekerja.

Menurut kenyataan bahwa sebagian besar penduduk Indo-

nesia tinggal di pedesaan maka pengembangan ketiga katego-

ri sektor industri tersebut tidak terlepas dari konsep in-

dustrialisasi pedesaan yang berdasarkan kerangka pemikiran

Kuswartojo (1989), Mandagi (19891, Tambunan (1989), dan

White (1989), didefinisikan sebagai alat untuk mencapai

pembangunan pedesaan yang diselenggarakan dengan teknik,

cara, dan pola kerja pedesaan untuk menggerakkan pertum-

buhan ekonomi, meningkatkan daya serap tenaga kerja, dan

mengurangi jumlah penduduk miskin di pedesaan dengan me-

ngembangkan aktivitas-aktivitas ekonomi yang produktif da-

lam kelompok-kelompok ativitas basis (pertanian, pertam-

bangan, konstruksi (bangunan), listrik dan air minum,

transportasi dan komunikasi, pemerintah dan keamanan, dan

jasa) dan non-basis (industri manufaktur, perdagangan,

hotel dan restoran, bank dan lembaga keuangan lain, clan

Page 24: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

housing dan dwellings) yang saling berkaitan secara dina-

mis dan berkesinambungan.

Faktor penentu lokasi sangat penting dalam pengem-

bangan industrialisasi pedesaan yang berbeda untuk setiap

daerah yang dicirikan menurut jumlah dan etnik penduduk,

sumberdaya alam, budaya, tingkat pendidikan, sifat pereko-

nomian, dan prasarana yang dimiliki (Tambunan, 1989).

Berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut, dengan me-

makai kerangka pemikiran Saleh (1986) dan White (1989), .

dapat dibagi beberapa jenis industri yang dikembangkan un-

tuk industrialisasi pedesaan, yaitu :

a. industri lokal, yaitu jenis industri yang tergantung

pada pasar yang terbatas dan lokasi yang tersebar de-

ngan skala usaha kecil dan rumahtangga, dan mempergu-

nakan sebagian besar tenaga kerja keluarga dan sarana

transportasi sederhana,

b. industri mandiri, yaitu kelompok industri kecil dan

rumahtangga yang sudah mampu mengadopsi teknologi semi

modern,

c. sentra industri, yaitu jenis industri yang dari segi

satuan usaha mempunyai skala kecil tetapi membentuk

suatu pengelompokan yang terdiri dari kumpulan unit

usaha untuk menghasilkan barang sejenis,

d. industri yang mengandalkan pasaran lokal, yait.u jenis

industri yang ditentukan ketereediaan pasaran lokal

untuk produk-produk yang dihasilkan,

Page 25: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

e. industri yang berdasarkan sumberdaya baku lokal, yai-

tu jenis industri yang ditentukan ketersediaan bahan

baku, dan

f. industri yang mengandalkan tenaga kerja angkatan ker-

ja terampil dan semi terampil dengan upah murah.

Keraeaan (Performance) Aproindustri

Ukuran keragaan (performance) agroindustri terdiri

dari : R-C ratio, efisiensi ekonomi, upah rata-rata dan

produktivitas tenaga kerja, produktivitas modal tetap, dan

intensitas faktor produksi 2).

Semakin besar skala usaha, maka semakin tinggi R-C

ratio, efisiensi ekonomi, upah rata-rata dan produktivitas

tenaga kerja, produktivitas modal tetap, dan intensitas

faktor produks{ (Rahardjo, 1986).

Untuk memperoleh ukuran keragaan tersebut, diperlukan

infonuasi mengenai biaya produksi, produk dan penerimaan,

jumlah tenaga kerja, dan pendapatan dan nilai tambah.

Biaya produksi didefinisikan sebagai akibat yang

dikenakan dalam mengorganisir dan menyelenggarakan proses

produksi (Doll dan Orazem, 1984), ynng digolongkan menjadi

2 ) ~ . Tambunan dan Ekawati S . Wahyuni. 1992. Beberapa Konsepsi Keragaan (Performance) In- dustri. Sebuah Ringkasan. Hal. 5.

Page 26: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

biaya langsung (biaya variabel, biaya angkut, dan biaya

tenaga kerja) dan biaya tidak langsung atau nilai modal

tetap (tanah, bangunan, alat-alat dan mesin-mesin) (Doll

dan Orazem, 1984, Hernanto, 1989, dan Voerman, 1989).

Biaya variabel adalah biaya yang berubah bila produk

yang dihasilkan berubah, tergantung pada jumlah dan harga

masing-masing input variabel yang dipergunakan dalam pro-

ses produksi, dan terdiri dari biaya pembelian bahan baku

(bahan pokok dalam proses produksi) dan penolong (bukan

bahan pokok tetapi diperlukan dalam proses produksi) (Doll

dan Orazem, 1984, dan Voerman, 1989).

Biaya angkut adalah biaya yang dikeluarkan pengusaha

dalam penggunaan sarana transportasi pada pengiriman pro-

duk dari daerah penghasil ke pemakai (Voerman, 1989).

Biaya tenaga kerja adalah upah dan gaji yang dibayar-

kan pengusaha kepada para pekerja, baik yang berasal dari

dalam maupun luar keluarga (Doll dan Orazem, 1984, dan

Voerman, 1989).

Tenaga kerja (man-power) adalah penduduk usia kerja

(di Indonesia berumur lebih dari 10 tahun) yang dapat

memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap

tenaga kerja mereka dan berpartisipasi dalam aktivitas

tersebut (Biro Pusat Statistik, 1991).

Tenaga kerja diukur dengan Hari Orang Kerja (HOK),

yaitu lama orang bekerja dalam satu hari (Soekartawi,

Soeharjo, Dillon, dan Hardaker, 1986) yang terdiri dari :

Page 27: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

a. Hari ~erja Pria (HKP), yaitu lama pria dewasa (berumur

lebih dari atau sama dengan 17 tahun) bekerja dalam

satu hari, dengan konversi terhadap HOK adalah :

1 HKP = 1.0 HOK,

b. Hari Kerja Wanita (HKW), yaitu lama wanita dewasa

(berumur lebih dari atau sama dengan 17 tahun) bekerja

dalam satu hari, dengan konversi terhadap HOK adalah :

1 HKW = 0.8 HOK, dan

c. Hari Kerja Anak (HKA), yaitu lama anak-anak pria dan

wanita (berumur 10-16 tahun) bekerja dalam satu hari,

dengan konversi terhadap HOK adalah : 1 HKA = 0.5

HOK . Tenaga kerja sebagai faktor produksi (Soekartawi, et

dl, 1986) mempunyai ciri khusus yaitu tidak dapat hilang

atau berkurang'jika dipakai, bahkan bernilai semakin ting-

gi jika semakin sering dipakai' (Irawan dan Suparmoko,

1988), dan bertujuan untuk mendapatkan balas jasa berupa

upah atau gaji sebagai harga tenaga kerja tersebut sehing-

ga penawaran tenaga kerja tergantung pada tinggi rendah

tingkat upah dan gaji (semakin tinggi upah dan gaji maka

semakin tinggi jumlah penawaran tenaga kerja) (Saleh,

1986, dan Irawan dan Suparmoko, 1988).

Dilihat dari sudut nilai, upah dibedakan antara upah

nominal (berupa uang), upah tetapan, dan upah real (kemam-

puan upah nominal untuk membeli barang dan jasa) ; dan

dilihat dari cara pengupahan, dikelompokkan ke dalam tiga

Page 28: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

golongan, yaitu menurut waktu (per jam, per hari, per

minggu, dan per bulan) , upah borongan (per satuan kegiat-

an), dan upah premi (berdasarkan perbandingan tertentu,

misal persentase bagi hasil) (Hidayati, 1992).

Di Indonesia, upah rata-rata tenaga kerja sub sektor

industri pengolahan makanan, minuman, dan tembakau adalah

Rp 3 672/HKP dan Rp 1 621/HKW, dan industri pengolahan di

Jawa Barat Rp 2 976/Hl@ dan Rp 2 217/HKW (Biro Pusat Sta-

tistik, 1991).

Intensitas Faktor Produksi 3,

Untuk mengetahui bagaimana sifat perusahaan dalam pe-

makaian faktor produksi, dipergunakan ukuran intensitas

faktor produksi, yaitu perbandinqan relatif faktor produk-

si yang dipergdnakan dalam proses produksi yang diukur de-

ngan kemiringan garis melalui pusat sumbu pada kurva iso-

quant (kombinasi faktor produksi yang dapat dipilih untuk

menghasilkan produk yang sama). Kondisi optimal adalah

titik perpotongan antara garis isoquant dan i s o c o s t .

Jika faktor produksi yang dipergunakan adalah modal

(C) dan tenaga kerja (L) maka intensitas faktor produksi

adalah rasio antara penggunaan modal dan tenaga kerja

yang secara grafis disajikan pada Gambar 2.

3)~. Tambunan dan Ekawati S. Wahyuni. Op cit. Hal 3-4.

Page 29: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Capital

C2

0 1 L a Labour

Keterangan : Ic : garis isocost Iq : garis isoquant

Gambar 2 Kurva Isoquant Pemakaian Modal dan Te- naga Kerja

Dari Gambar 2 tersebut terlihat bahwa :

a. Proses produksi A1 lebih intensif modal (padat modal)

karena pemakaian modal (C1) relatif lebih besar diban-

dingkan tenaga kerja (L1), dan

b. Proses produksi A2 lebih intensif tenaga kerja (padat

karya) karena pemakaian tenaga kerja (L2) relatif le-

bih besar dibandingkan modal (C2).

Produk dan Penerimaan

Produk adalah barang dan jasa yang dihasilkan proses

produksi dalam suatu perode tertentu dengan mengalokasikan

semua faktor produksi yang dimiliki. Tidak,semua produk

Page 30: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

mempengaruhi penerimaan perusahaan. Penerimaan perusahaan

berasal dari produk yang dijual (Doll dan Orazem, 1984).

Hubungan antar produk dapat berupa produk yang bersa-

ing (jika jumlah produk Pang satu bertambah maka jumlah

produk yang lain akan berkurang), produk komplemen (jika

jumlah produk yang satu ditambah maka jumlah produk yang

lain juga bertambah) , produk suplemen ( j ika jumlah produk

yang satu bertambah tidak mengakibatkan perubahan jumlah

produk yang lain), produk bersama (jika produk-produk di-

produksi secara serentak dalam serangkaian proses produksi

atau proses gabungan) (Bishop dan Toussaint, 1964, dan

Doll dan Orazem, 1984), produk sampingan (produk-produk

yang secara relatif bernilai lebih rendah yang diproduksi

bersama produk lain yang secara relatif bernilai lebih

tinggi) dan kolproduk (produk-produk yang diproduksi pada

saat yang sama tetapi tidak dari opera'si pengolahan yang

sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama) (Voer-

man, 1989).

Berdasarkan sifat penggunaan, produk-produk dibagi

menjadi produk antara (produk suatu perusahaan digunakan

sebagai input pada proses produksi perusahaan lain) dan

produk akhir (produk yang langsung dapat dikonsumsi) (Doll

dan Orazem, 1984).

Page 31: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Penda~atan dan Nilai Tambah

Dalam melaksanakan proses produksi, tujuan yang ingin

dicapai suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain.

Secara umum, tujuan-tujuan tersebut meliputi kepuasan;

penjualan, dan pendapatan maksimum (Boulding, 1955, Bishop

dan Toussaint, 1964, dan Doll dan Orazem, 1984).

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan

biaya produksi, dan nilai tambah atau value added merupa-

kan selisih antara penerimaan dan biaya produksi diluar

biaya tenaga kerja (Simatupang, Pasandaran, Kasryno, dan

Zulham, 1990).

Pada pendapatan, terdapat tiga keadaan yang ditemui

(Doll dan Orazem, 1984 dan Voerman, 1989), yaitu :

a. jika nilai produk-produk yang dijual lebih besar dari-

pada biaya groduksi, disebut untung atau laba (pro-

fit), dan perusahaan terua berproduksi,

b. jika nilai produk-produk yang dijual sama dengan biaya

produksi , disebut impas (zero profit) , perusahaan da- pat tens berproduksi atau tutup, dan

c. jika nilai produk-produk yang dijual lebih kecil dari-

pada biaya produksi, disebut rugi (losses), dan peru-

sahaan disarankan untuk tutup.

Page 32: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Kendala-kendala vane Dihadapi dalam Pengemhanean Agroindustri

Tujuan industrialisasi pedesaan (termasuk agroindus-

tri) adalah meningkatkan kesempatan kerja, produktivitas

pekerja (tenaga kerja), nilai tambah, dan pendapatan (Di-

rektorat Jenderal Industri Kecil, 1989, White, 1989, dan

Sumodiningrat dan Kuncoro, 1990), sehingga skala usaha

agroindustri yang berpotensi untuk dikembangkan adalah

yang memenuhi tujuan-tujuan tersebut.

Menurut Rahardjo (1986), semakin besar skala usaha

maka semakin tinggi kemampuan menyerap tenaga kerja, sema-

kin tinggi dalam menghasilkan nilai tambah dan pendapatan,

dan pemilikan produktivitas tenaga kerja.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam,.,lingkup manajemen

dalam eng gem bang an sektor industri menurut Raharjo (1986)

terdiri dari :

a. dari segi penawaran, masalah utama adalah pengelolaan

produksi , dan

b. dari segi permintaan, masalah utama adalah pemasaran.

Kedua segi tersebut dapat dibagi menjadi dua lingkup

permasalahan, yaitu lingkup internal (permasalahan yang

mampu dipecahkan pengusaha), dan eksternal (permasalahan

yang disebabkan faktor luar yang tidak dapat diatasi atau

dipecahkan pengusaha).

Yang termasuk permasalahan internal dalam pengelolaan

produksi (dari segi penawaran) adalah masalah mutu tenaga

Page 33: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

kerja, teknik produksi, pengelolaan keuangan, pembukuan

dan administrasi, pengembangan dan penciptaan disain

atau model-model baru, pembagian kerja diantara pekerja,

pemilihan bahan baku dan produk yang dihasilkan dalam

berbagai kombinasi, memelihara dan memperbaiki barang-ba-

rang investasi, penggunaan barang investasi baru, penga-

turan tataruang kerja, menentukan harga dan menekan ongkos

produksi, dan mengatur persediaan dalam musim-musim yang

berganti, dan pemasaran (dari segi permintaan) adalah tek-

nik dan sarana pemasaran, disain produk, penentuan harga,

dan standar produk. Yang termasuk permasalahan eksternal

dalam pengelolaan produksi (dari segi penawaran) adalah

ketersediaan bahan baku, perkembangan teknologi, jumlah

dan komposisi angkatan kerja, dan perkreditan, dan pema-

saran (dari segi permintaan) adalah luas pasar, selera

Ironsumen, persaingan antar pengusaha, persaingan dengan

industri yang lebih besar, dominasi pedagang perantara,

sistem tataniaga, peraturan pemerintah, peraturan negara i lain, dan peraturan industri pemakai.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan

agroindustri adalah kemampuan manajemen (pengadaan bahan

baku dan penolong, pengelolaan perusahaan, dan pemasaran

produk) (Voerman, 1989), pehggunaan teknologi tradisional,

Clan penguasaan modal yang rendah (Daniarti, 1990).

Page 34: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Hipotesa yang akan diuji adalah :

a. Semakin besar skala usaha industri manisan pala maka

semakin tinggi keragaan atau performance (R-C ratio,

efisiensi ekonomi, upah rata-rata, produktivitas te-

naga kerja dan modal tetap, dan intensitas faktor pro-

duksi), dan

b. Skala usaha industri manisan pala yang mempunyai po-

tensi terbaik untuk dikembangkan di Kabupaten Daerah

Tingkat I1 Bogor adalah skala usaha sedang dan besar.

Page 35: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

METODE PRAKTEK LAPANGAN

Waktu dan Z,nkasi Prnktek La~anean

Praktek lapangan dilaksanakan tanggal 15 Juli 1992

sampai tanggal 3 gustu us 1992 di Desa Dramaga, Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive

technical sampling) berdasarkan pertimbangan bahwa indus-

tri manisan pala terbesar di Kabupaten Bogor adalah di De-

sa Dramaga yaitu 45 unit usaha (menurut Kantor Kecamatan

Dramaga) dibandingkan 88 unit usaha di Kabupaten Bogor

(menurut Cabang Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor).

Penarikan Contoh

Dari 45 u+t usaha industri manisan pala tersebut, 38

unit usaha kontinu berproduksi sepanjang tahun dan tujuh

unit usaha bersifat musiman yang hanya berproduksi pada

saat liburan dan hari raya.

Dari 38 unit usaha yang kontinu berproduksi sepanjang

tahun tersebut, semua dijadikan responden (metode sensus)

yang terbagi menurut skala usaha , yaitu 1 0 unit usaha

skala usaha rumahtangga, 24 unit usaha skala usaha kecil,

dan empat unit usaha skala usaha sedang dan besar.

Page 36: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Pengunladan Data . ;.

Data-data yang dikumpulkan dalam praktek lapangan ini

adalah data-data primer dan sekunder. Data-data primer

diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden

mempergunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah di-

persiapkan dan pengamatan langsung terhadap responden.

Data-data sekunder diperoleh dari instansi terkait seper-

ti Cabang Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor, kantor

Kecamatan Dramaga, kantor Desa Dramaga, dan kantor Statis-

tik Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor.

Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kuali-

tatif dengan mqmpergunakan tabulasi.

Analisis kuantitatif diperqunakan untuk menqhitung

biaya langsung, biaya variabel, nilai penyusutan, peneri-

maan (nilai produk-produk yang dijual) , pendapatan, nilai tambah, dan keragaan (performance) masing-masing skala

usaha industri manisan pala. Kemudian dari hasil perhi-

tungan (analisis kuantitatif) dilakukan analisis kualita-

tif dengan mempergunakan tabulasi.

Biaya langsung terdiri dari biaya variabel, biaya

angkut, dan biaya tenaga kerja (upah dan gaji) (Doll dan

- Orazem, 1984, Hernanto, 1989, dan Voerman, 1989) yang se- cara sederhana dituliskan :

Page 37: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

dimana :

DC : biaya langsung (Rp) , TVC : biaya variabel total (Rp), !R4rabC : biaya angkut total (Rp) , dan 'I'wL : biaya tenaga kerja total (Rp).

. ,

Secara sederhana, biaya variabel dituliskan :

TVC = TCxrm +

dimana :

TVC TCxrm TCxhm

biaya variabel total (Rp), nilai bersih bahan baku (Rp), biaya pembelian bahan penolong total (Rp), jumlah bahan baku yang diperguna- kan (satuan unit), harga bahan baku yang dipergunakan (Rp per satuan unit), jumlah masing-masing bahan peno- long yang dipergunakan (satuan unit), harga masing-masing bahan penolong yang dipergunakan (Rp per satuan unit), dan jenis- jenis bahan penolong yang dipergunakan, j = 1, 2, 3 , ..., m.

Tanah dan bangunan dinilai berdasarkan nilai sewa

yang berlaku. Peralatan dan mesin-mesin dinil~i ber-

dasarkan nilai penyusutan (Doll dan Orazem, 1984), menggu-

nakan metode garis lurus (stright line method) dengan

asumsi bahwa peralatan dan mesin-mesin tidak dapat diper-

gunakan setelah melampaui umur ekonomis. Dalam ha1 ini,

Page 38: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

rumus yang dipergunakan untuk menghitung penyusutan

adalah :

dimana :

D : nilai penyusutan (Rp per satuan wak- tu) r

Pt : harga beli (Rp) , Pa : harga akhir (Rp), dan T : umur ekonomis peralatan dan mesin-

mesin (satuan waktu) .

Penerimaan atau nilai produk yang dijual tergantung

pada jumlah dan harga masing-masing produk yang dijual

(Doll dan Orazem, 1984.). Secara matematis, penerimaan

dituliskan :

dimana :

"YS : nilai produk-produk yang dijual

atau penerimaan (Rp) , ysi : jumlah masing-masing produk yang

dijual (satuan unit) , Pysi : harga masing-masing produk yang

dijual (Rp per satuan unit), dan i : jenis-jenis produk yang dijual,

i = 1, 2, 3, ..., n.

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan

- biaya produksi yang secara sederhana dihitung dengan per-

samaan :

Page 39: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

dimana :

I : pendapatan (Rp), : n i l a i produk-produk yang d i j u a l a tau

'YS penerimaan (Rp), dan PC : biaya produksi (Rp) . ,....

N i l a i tambah (value added) merupakan s e l i s i h an ta ra

penerirnaan dan biaya produksi d i l ua r biaya tenaga ker ja ,

yang dihitung dengan persamaan :

VA = Vy8 - (PC - TWL)

dimana :

VA : n i l a i tambah (Rp) , : n i l a i produk-produk yang d i j u a l a tau

Vys penerimaan ( ~ p ) , PC : biaya produksi (Rp), dan TWL : biaya tenaga ker ja (Rp).

Keragaan iperformance) yang diukur 'adalah :

Penerimaan (Rp) R-C r a t i o =

Biaya produksi (Rp)

Ni la i Tambah (Rp) E f i s i e n e i Ekonomi ( % ) = x 100 %

Biaya Produkei (Rp)

Biaya Tenaga Kerja (Rp) Upah Rata-rata (Rp per HOK) =

Jumlah Tenaga Kerja (HOK)

N i l a i Tambah (Rp) Produktivitas Tenaqa Kerja (Rp per HOK) =

Jumlah Tenaga Kerja (HOK)

N i l a i Tambah (Rp) Produktivitas Modal Tetap =

N i l a i Modal Tetap (Rp)

Page 40: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Nilai Modal Tetap (Rp) In t ens i t a s Faktor Produksi (Rp per HOK) =

Jumlah Tenaga Kerja (HOK)

Skala usaha agroindustri yang mempunyai potensi ter-

baik untuk dikembangkan adalah memiliki kemampuan dalam

penyerapan tenaga kerja yang paling tinggi (paling rendah

dalam pemilikan intensitas fakor produksi), dan menghasil-

kan nilai tambah, pendapatan, dan produktivitas tenaga

kerja yang paling tinggi, yang dianalisis berdasarkan ma-

triks potensi pengembangan agroindustri (Tabel 3 ) .

Tabel 3 Matriks Potensi Pengembangan Agroindus- tri

S k a l a U s a h a No. K r i t e r i a -

Rumahtangga Kecil Sedang dan Besar n-10 n=24 n=4

I. Nila i Tambah (Xp/Kg) a b

2. Pendapatan (Rp/Kg) d e

3. Jumlah Tenaga Kerja (HOK) 9 h

4. In tens i tas Paktor Produksi

(RP/HOK) j k

5. Produktivitas Tenaga K e r j a m n

-- -

Keterangan :

a, b, c, ... , o adalah nilai masing-masing kriteria

Page 41: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Pen~uiian Hipotesa dan Penarikan Kesimuulan

Pengujian hipotesa dan penarikan kesimpulan berdasar-

kan hasil analisa kuantitatif dan kualitatif tersebut.

Hipotesa pertama, yaitu : semakin besar skala usaha

industri manisan pala maka semakin tinggi keragaan atau

performance (R-C ratio, efisiensi ekonomi, upah rata-rata,

produktivitas tenaga kerja dan modal tetap, dan intensitas

f aktor produksi) , diu j i dengan menganalisis dan memban-

dingkan keragaan (performance) masing-masing skala usaha

industri manisan pala.

Hipotesa kedua, yaitu : skala usaha industri manisan

pala yang mempunyai potensi terbaik untuk dikembangkan di

Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor adalah skala usaha se-

dang dan besar,, diuji dengan mempergunakan matriks potensi

pengembangan. .

Dari hasil dan pembahasan, dan pengujian hipotesa,

ditarik kesimpulan.

Page 42: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

GAMBARAN UMlUM LOKASI PRAK'IXK LAPANGAN

&eadaan Umum Desa Dramaeq

Desa Dramaga meliputi 3 dusun, 6 RW, dan 22 RT, mem-

punyai luas 120.50 Ha dengan topografi dataran yang terdi-

ri dari sawah dan ladang (67.40 Ha), perumahan dan peka-

rangan (46.50 Ha) , kuburan (3.00 Ha) , empang (2.00 Ha) , industri (1.50 Ha), dan tanah wakaf (0.10 Ha), dengan ba-

tas-batas wilayah sebelah Timur dengan Desa Margajaya dan

Ciherang, sebelah Selatan dan Barat dengan Desa Sinarsari,

dan sebelah Utara dengan Desa Babakan.

Letak Desa Dramaga dari pusat-pusat kota adalah ibu-

kota Kabupaten Bogor (Cibinong) : 30 Km, ibukota Kotama-

dya Bogor (~ogor) : 8 Km, ibukota Psopinsi Jawa Barat

(Bandung) : 128 Km, dan ibukota negara Republik Indone-

sia (Jakarta) : 60 Km.

Jumlah penduduk Desa Dramaga adalah 8 243 orang

(1 535 Kepala Keluarga) yang terdiri dari 4 177 orang

(50.67 persen) laki-laki dan 4 066 orang (49.33 persen)

perempuan (Tabel 4) dengan rasio seks 102.73. Jika diban-

dingkan luas wilayah, kepadatan penduduk adalah 68 orang/

Ha.

Page 43: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 4 Jumlah Penduduk Desa Dramaga menurut Umur dan Jenis Kelamin

- - -

U m u r Laki-laki Perempuan J u m l a h

tahun .................. orang ..................

Total 4 177 4 066 8 243 (50.67 %) (49.33 %) (100.00 %)

Sumber : Potensi Desa Dramaga (1991).

Penduduk angkatan ker ja (berumur 10-54 tahun) sebe- ..

sar 5 361 orang atau 65.04 persen dari jumlah penduduk,

dan penduduk yang memiliki pekerjaan adalah 1 461 orang

atau 27.25 persen dari angkatan kerja.

Dari 1 461 orang yang bekerja, 28.47 persen bekerja

sebagai karyawan (pegawai negeri sipil, pegawai negeri

ABRI, dan swasta), 20.67 persen bekerja sebagai buruh,

15.95 persen bekerja di sektor industri, 12.80 persen be-

kerja di sektor pertanian, 11.90 pers.en pedagang, 4.59

persen bekerja di bidang jasa dan angkutan, 3.08 persen

bekerja di bidang pertukangan, 2.40 persen pensiunan, dan

Page 44: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 5 Jumlah Penduduk Desa Dramaga menurut Mata Pencaharian

Nomor Mata Pencaharian Tenaga Kerja Persen

Karyawan : a. pegawai negeri sipil b. pegawai negeri ABRI c. swasta

Buruh

Industri

Pertanian

Pedagang

Jasa dan angkutan

Pertukangan

Pensiunan

~emulurig

orang

J u m l a h 1 461 100.00

Sumber : Potensi Desa Dramaga (1991).

Dari seluruh penduduk Desa Dramaga, 5 079 orang

(61.62 persen) mendapat pendidikan, 1 164 orang (14.12

persen) belum mendapat pendidikan, dan 2 000 orang (24.26

persen) tidak mendapat pendidikan (Potensi Desa Dramaga,

1991).

Dari 5 079 orang yang mendapat pendidikan, 39.95 per-

sen tidak tamat SD atau sederajat, 35.93 persen tamat SD

Page 45: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

atau sederajat, 18.00 persen tamat SMP atau sederajat,

5.63 persen tamat SMA atau sederajat, ddn 0.49 persen ta-

mat Akademi atau Universitas (Tabel 6).

Tabel 6 Jumlah Penduduk Desa Dramaga menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan J u m l a h Persen - -- -

. . orang . . Tidak tamat SD atau sederajat. 2 029 Tamat SD atau sederajat 1 825 Tamat SMP atau sederajat 9 14 Tamat SMA atau sederajat 286 Tamat Akademiatau Universitas 2 5

T o t a l 5 079 100.00

Sumber : Potensi Desa Dramaga (1991).

Keadaan Pertanlap

Areal pertanian di Desa Dramaga dimanfaatkan untuk

menanam empat jenis tanaman, yaitu padi dan palawija yang

terdiri dari padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat,

kacang tanah, dan kedelai, sayur-sayuran yang terdiri dari

tomat, kacang panjang, buncis, lombok, dan ketimun, buah-

buahan yang terdiri dari pisang dan papaya, clan perkebunan

yang terdiri dari kelapa dan cengkeh. Luas dan hasil pe-

manfaatan areal pertanian di Desa Dramaga, disajikan pada

Tabel 7.

Keadaan pertanian tersebut didukung oleh ketersediaan

irigasi setengah teknis yang mampu mengairi areal seluas

Page 46: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 7 Luas dan Hasil Pemanfaatan Areal Per- tanian di Desa Dramaga

No. Pemanfaatan L u a s H a s i l

hektar ton/musim panen

1. Padi dan palawija : a. padi 61.50 602.70 b. jagung 2.00 1.60 c. ketela pohon 3.00 45.00 d. ketela rambat 2.00 10.00 e. kacang tanah 1.00 0.80 f. kedelai 1-00 1.50

2. Sayur-sayuran : a. tomat 0.20 b. kacang panjang 1.00 c. buncis 0.30 d. lombok 0.15 e. ketimun 2.00

3. Buah-buahan : a. pisang b. pepaya

4 . Perkebunan : a. kelapa 0.50 2.00 b. cengkeh 0.50 0.25

Sumber : .Potensi Desa Dramaga (1991).

35.00 Ha, irigasi sederhana yang mampu mengairi areal se-

luas 28.00 Ha, dan irigasi tadah hujan yang mampu mengairi

areal seluas 3.00 Ha.

Keadaan Indnstri Mnnisnn P&

Desa Dramaga merupakan penghasil manisan pala terbe-

sar di Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor dimana terdapat

45 unit usaha (pengusaha) (menurut Kantor Kecamatan

Page 47: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Dramaga) dibandingkan 88 unit usaha yang terdapat di Kabu-

paten Daerah ~ingkat I1 Bogor (Cabang Dinas Perindustrian

Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor).

Pengusaha manisan pala di Desa Dramaga sudah ada

sejak jaman Belanda yang membuat manisan pala hanya pada

waktu tertentu (menjelang hari raya dan ada hajatan) (me-

nurut keterangan Cabang Dinas Perindustrian Kabupaten Dae-

rah Tingkat I1 Bogor).

Menurut beberapa keterangan yang diperoleh di Desa

Dramaga, industri manisan pala mulai dikomersialkan pada

tahun 1962 oleh Ibu Iyar dan Bapak Rojak, dimana bahan

baku dibeli di Pasar Anyar yang berasal dari Desa Ciapus,

Taman Sari, dan Ciawi, dan pemasaran hasil dilakukan de-

ngan mendatangi rumah-rumah penduduk. Sekitar tahun 1965,

pemasaran mula; memasuki toko . Akan tetapi , karena pemi- lik toko masih ragu terhadap permintaan manisan pala ter-

sebut, pemasaran dilakukan dengan sistem 'titip jual'.

Beberapa tahun kemudian, karena melihat prospek pemasaran

yang baik (permintaan terus meningkat) , maka pembayaran

mulai dilakukan secara kontan. Keberhasilan kedua pengu-

saha tersebut menyebabkan perkembangan industri manisan di

Desa Dramaga cukup pesat, hingga tahun 1991 mencapai 45

pengusaha (unit usaha).

Buah pala (sebagai bahan baku) berasal dan tumbuh di

lereng Gunung Salak yang berbuah sepanjang tahun tanpa me-

ngenal musim. Hal ini mendukung ketersediann bahiin baku

Page 48: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

industri manisan pala sehingga para pengusaha dapat mem-

pertahankan profesi tersebut, bahkan menjadi mata pencaha-

rian sebagian penduduk Desa Dramaga.

Melihat perkembangan jumlah unit usaha dan penyerapan

tenaga kerja industri manisan pala tersebut, Cabang Dinas

Perindustrian Kabupaten Daerah Tingkat 11 Bogor, pada ta-

hun 1984 memperkenalkan produk ini kepada pemerintah de-

ngan mengikutsertakan pengusaha pada pameran di berbagai

tempat, dan pada tahun 1986 melakukan pembinaan berupa

pendidikan dan latihan teknik produksi.

Keadaan Responden (Penpusaha Industri Manisan Pala)

Identitas Resaonden

Tempat tipggal responden terpusat di sekitar Pasar

Dramaga (terletak di 11TlO/RW03), yaitu': RT06/RW02 satu

orang pengusaha, RT07/RW03 sembilan orang pengusaha,

RT09/RW03 satu orang pengusaha, RT10/RW03 16 orang pengu-

saha), RT11/RW04 lima orang pengusaha, RT12/RW04 dua

orang pengusaha, dan RT13/RW04 tiga orang pengusaha

(Tabel 8).

Usaha industri manisan pala merupakan mata pencahari-

an pokok 31 orang pengusaha (81.58 persen) dan pakerjaan

sampingan untuk menambah penghasilan bagi tujuh orang

pengusaha (18.42 persen) dengan beban tanggungan bervaria-

si antara dua sampai delapan orang.

Page 49: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 8 Tempat Tinggal Responden menurut Skala Usaha

Tingkat pendidikan responden adalah delapan orang

pengusaha (21.05 persen) tidak bersekolah, 24 orang pengu-

saha (63.16 persen) SD atau sederajat, lima orang pengusa-

ha (13.16 persen) SMP atau sederajat, dan satu orang peng-

usaha (2.63 persen) SMA atau sederajat.

Dari seluruh responden, hanya 15 orang pengusaha

(39.47 persen) yang menjadi anggota (anggota biasa) kope-

rasi dan empat orang pengusaha (10.53 persen) yang berpar-

tisipasi dalam pemerintahan desa.

Skala Uaaha

Rumah Tangga Kecil Sedang dan B e s a r

J u m l a h

Proses dan Pemasaran Hasil Produksi

Buah pala yang sudah masak setelah dicuci dalam gen-

tong, dikupas dengan menggunakan pisau baja, kemudian di-

rendam dalam larutan garam 1.50 persen selama satu malam

agar daging buah pala menjadi lunak sehingga dapat dipi-

sahkan dari biji dan cempra.

Pada saat pemisahan dari biji dan cempra, daging

buah pala disayat dan dibentuk sesuai dengan keinginan

(misal : bentuk mawar) dengan menggunakan pisau baja.

n

10 24

4

38

RT / RW

06/02

1 - - 1

07/03

3 5 1

9

09/03

- - 1

1

10/03

4 12 - 16

11/04

1 2 2

5

12/04 13/04

2 -

3

Page 50: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Daging buah yang sudah dibentuk digunakan untuk mem-

buat manisan pala kering dan basah (produk akhir), sedang-

kan biji dan cempra dikumpulkan untuk dijual ke produsen

lain yang sudah mampu mengolah biji pala dan cempra (pro-

duk antara) . Untuk membuat manisan pala kering, mula-mula daging

buah pala yang sudah dibentuk direndam dalam larutan na-

trium bisulfit 0.035 persen dalam gentong selama 10 menit

sambil diaduk (pada saat mengaduk dipergunakan snrung ta-

ngan), kemudian dibilas dengan air bersih dalam bak cuci

untuk menghilangkan bau sulfit (juga mempergunakan sarung

tangan), lalu ditiriskan dengan mepergunakan tanggok.

Setelah bersih, dimasukkan ke dalam gentong yang berisi

larutan gula, diaduk hingga rata, dan direndam selama satu

malam agar cJula meresap.

Setelah direndam satu malam dalam larutan gula, da-

ging buah pala tersebut dijemur di atas tanggok yang sudah

ditadah nampan untuk menampung air gula. Setelah agak ke-

ring, dilumuri sepuhan yang telah diencerkan (jika meng-

inginkan manisan berwarna) , ditaburi gula , kemudian di j e-

mur kembali hinqga daging buah jenuh gula dan dilapisi

kristal-kristal gula. Jika tidak ada sinar matahari, pe-

ngeringan dilakukan dengan menempatkan daging buah yang

sudah ditaburi gula pada ebeg, kemudian dimasukkan ke da-

lam oven dan dibakar selama 1-2 hari. Setelah kering,

Page 51: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

manisan pala kering, dibungkus plastik berdasarkan berat

yang diinginkan pengusaha, dan siap dipasarkan.

Untuk membuat manisan pala basah, daging buah yang

sudah kering direndam dalam larutan gula 65 persen selama

satu malam, ditiriskan, kemudian direndam lagi dalam la-

rutan gula 65 persen selama satu malam hingga menjadi ma-

nisan pala basah. Setelah menjadi manisan pala basah, di-

bungkus plastik berdasarkan berat yang diinginkan pengusa-

ha, dan siap dipasarkan.

Biji dan cempra setelah terpisah dari daging buah,

dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari atau oven.

Proses pengeringan ini dilakukan bersama-sama dengan pro-

ses pengeringan pembuatan manisan pala. Setelah kering,

biji dan cempra dijual kepada produsen yang sudah mampu

mengolah lebih'lanjut biji dan cempra tersebut.

Untuk satu kali proses produksi manisan pala kering

dan basah, dibutuhkan waktu satu minggu yang dilakukan di

dalam dan halaman rumah, tidak mempergunakan bangunan khu-

sus. Modal usaha berasal dari modal sendiri dan pinjaman

dari Koperasi Simpan Pinjam.

Dari seluruh responden, 25 orang pengusaha memproduk-

si manisan pala kering, biji pala kering, dan cempra , dan

13 orang pengusaha memproduksi manisan pala kering, manis-

an pala basah, biji pala kering, dan cempra.

Pemasaran hasil produksi adalah 18 orang pengusaha

(47.37 persen) menjual sendiri ke toko-toko atau langsung

Page 52: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

ke konsumen di daerah Bogor, Jakarta, Tangerang, Ciawi,

Cisarua, Puncak, Cipanas, Cianjur, dan Bandung, dan pro-

duksi 20 orang pengusaha (52.63 persen) dibeli pedagang

pengumpul dengan datang langsung ke Desa Dramaga.

Page 53: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis dan Skala Usaha

Jenis usaha industri manisan pala adalah sentra in-

dustri yang dicirikan oleh pengelompokan unit-unit usaha

pada daerah yang berdekatan dalam menghasilkan produk-

produk yang sama (bersifat homogen).

Menurut jumlah pekerja, skala usaha industri manisan

pala dikategorikam ke dalam tiga kelompok, yaitu :

a. rumahtangga dengan tiga orang pekerja,

b. kecil dengan tujuh orang pekerja, dan

c. sedang dan besar dengan 25 orang pekerja.

Produk yang dihasilkan industri manisan pala adalah

produk utama sebagai produk akhir yaitu manisan pala ke-

ring dan basah, dan produk sampingan sebagai produk antara

yaitu biji pala kering dan cempra.

Manisan pala kering dan basah barhubbngan kompetisi

karena jika volume manisan pala kering ditingkatkan maka

volume manisan pala basah harus diturunkan, sedangkan pro-

duk utama dan sampingan berhubungan komplemen karena jika

volume pala kering dan basah ditingkatkan maka volume biji

pala kering dan cempra juga meningkat.

Harga penjualan produk-produk adalah manisan pala ke-

ring dan basah Rp 1 600-1 950(Kg jika dibeli pedagang

Page 54: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

perantara dan Rp 2 000-2 250/Kg jika dijual langsung ke

toko-toko, biji pala kering Rp 600-1 000/Kg, dan cempra

Rp 1 600-2 000/Kg. Volume penjualan produk per tahun in-

dustri manisan pala menurut skala usaha adalah industri

rumahtangga 1 961.85 Kg, industri kecil 7 325.67 Kg, dan

industri sedang dan besar 42 006.25 Kg.

Penerimaan industri manisan pala per tahun menurut

skala usaha adalah : rumah tangga Rp 4 033 305, kecil

Rp 13 698 896, dan sedang dan besar Rp 77 625 000 (Tabel

9). Jadi, semakin besar skala usaha maka semakin tinggi

penerimaan karena semakin besar volume penjualan produk.

Tabel 9 Penerimaan Industri Manisan Pala menu- rut Skala .Usaha

Penerimaan .

Manisan kering Manisan basah Biji kering C e m p r a

S k a l a U s a h a

T o t a l

- Rumahtangga

n = 10

3 607 500 385 000 33 725 7 080

4 033 305

.............. Rp/tahun ................ I I

K e c i 'i n = 24

13 297 396 269 271 109 373 22 856

- Sedang dan Besar

n = 4

70 093 750 6 718 750 675 000 137 500

13 698 896 77 625 000

Page 55: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Biaya variabel terdiri dari pembelian bahan baku (bu-

ah pala yang sudah masak) dan penolong (gula, garam, na-

trium bisulfit untuk pengawet, sepuhan untuk pewarna,

plastik untuk membungkus, dan minyak tanah untuk bahan

bakar mengoven) . Biaya variabel industri manisan pala per tahun

menurut skala usaha adalah : rumahtangga Rp 2 283 180,

kecil Rp 8 739 360, dan sedang dan besar Rp 53 288 438

(Tabel 10). Jadi, semakin besar skala usaha maka semakin

tinggi biaya variabel karena semakin tinggi biaya pembeli-

an bahan baku dan penolong.

Tabel 10 Biaya Variabel Industri Manisan Pala menurut Skala Usaha

Skala Usaha

Biaya angkut industri manisan pala per tahun menurut

skala usaha adalah : rumahtangga Rp 50 000, kecil

Rp 289 917, dan sedang dan besar Rp 2 125 000 (Tabel 11).

Jadi, semakin besar skala usaha maka semakin tinggi biaya

angkut karena semakin luas daerah pemasaran yang ditandai

Rumahtangga Kecil Sedang dan Besar

n

10 24 4

Bahan Baku I I .............. Rp/tahun .............. Bahan Penolong

2 283 180 8 739 360

53 288 438

311 250 1 062 917 6 187 500

Jumlah

1 971 930 7 676 443 47 100 938

Page 56: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 11 Biaya Angkut Industri Manisan Pala me- nurut Skala Usaha

oleh semakin mahal biaya angkut per volume penjualan

produk . Ada enam jenis kegiatan dalam proses produksi manisan

pala, yaitu mengupas, mengiris, membentuk, mengaduk, me-

ngeringkan dan membungkus. Mengupas, mengiris, dan mem-

bentuk, dilakukan tenaga kerja wanita yang berasal dari

dalam dan luar keluarga dengan upah borongan (untuk ketiga

kegiatan terse&t) bervariasi antara Rp 3.50-4.00/buah pa-

Skala Usaha

Rumahtangga Kecil Sedang dan Besar

la, dimana satu orang mampu melakukan kegiatan tersebut

untuk 200-300 buah pala per hari. Mengaduk, mengeringkan

dan membungkus dilakukan tenaga kerja dalam keluarga

dengan upah per hari yaitu pria Rp 3 000, wanita Rp 2 500,

dan anak-anak Rp 1 000, dan luar keluarga dengan upah

harian bervariasi antara Rp 1000-2 000 (tidak dibedakan

upah pria, wanita, atau anak-anak).

Pencurahan hari kerja per tahun industri manisan pala

menurut skala usaha adalah : rumahtangga 531 HOK (283 HOK

tenaga kerja dalam keluarga dan 248 HOK tenaga kerja luar

keluarga), kecil 813 HOK (250 HOK tenaga kerja dalam

n

10 24 4

Biaya Angkut

Rp/tahun %/Kg

50 000 25.49 289 917 39.58

2 125 000 50.59 -

Page 57: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

keluarga dan 563 HOK tenaga kerja luar keluarga), dan se-

dang dan besar 3 189 HOK (489 HOK tenaga kerja dalam kelu-

arga dan 2 700 HOK tenaga kerja luar keluarga) (Tabel 12).

Tabel 12 Jumlah Tenaga Kerja Industri Manisan Pala menurut Skala Usaha

Skala Usaha

Tenaga Kerja Rumahtangga K e c i 1 Sedang dan Besar

n=10 n=24 n=4

P r i a 135 (1) 113 (1) 350 ( 2 ) Wanita Dalam Keluarga Anak 140 (1) 103 (1) 120 ( 1)

34 (1 1.9 ( - ) Jumlah 2 8 1 250 (31 489 ( 3)

P r i a Wanita Luar Keluarga llnak 2 473 ( 4 1 800 (19

- -) - ( - Jumlah 248 (1) 563 (4) 2 700 {22)

P r i a 135 (1) 203 (1) 1 250 ( 5) Wanita T o t a l Anak 388 (2 ) 576 ( 5 ) 1 920 (20)

Jumlah 34 (1)

(-) 813 (7 ) 531 ( 3 )

~eteranga; :

Angka di dalam kurung ) menunjukkan banyak pekerja (orang) .

Biaya tenaga kerja industri manisan pala per ta-

hun menurut skala usaha adalah : rumahtangga Rp 943 730,

kecil Rp 1 503 024, dan sedang dan besar Rp 6 787 500

(Tabel 13). Jadi, semakin besar skala usaha maka semakin

tinggi biaya tenaga kerja karena semakin banyak tenaga

kerja yang dipergunakan.

Hal lain yang terlihat dari Tabel 12 adalah bahwa te-

naga kerja wanita mempunyai curahan kerja per tahun yang

paling besar, yaitu 1 920 HOK dibandingkan tenaga kerja

Page 58: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 13 Struktur Biaya Tenaga Kerja Industri Hanisan Pala menurut Skala Usaha

Tenaga K e r j a Rumahtangga K e c i 1 Sedang dan Besar n=lO n=24 n=4

P r i a 405 000 337 500 1 050 000 Wanita Dalam Xeluarga 350 000 241 667 318 750

15 000 57 813 37 500 Jumlah 770 000 636 980 1 406 250

P r i a - 72 917 1 737 500 Wanita Luar Keluarga hak 173 750 793 127 - 3 643 750 - - Jumlah 173 750 866 044 5 381 250

P r i a 405 000 410 417 2 787 500 Wanita T o t a 1 523 750 1 034 794 3 962 500

15 000 57 813 37 500 Jumlah 943 750 1 503 024 6 787 500

pria (1 250 HOK) dan anak (19 HOK), yang disebabkan tenaga

kerja wanita lebih teliti dalam melakukan proses produksi

dalam ha1 mengupas, mengiris, membentuk, dan membungkus

dibandingkan tenaga kerja pria dan anak sehingga permin-

taan terhadap tenaga kerja wanita lebJh tinggi,

Biaya langsung per tahun masing-masing skala usaha

industri manisan pala, yaitu : rumahtangga Rp 3 276 930,

kecil Rp 10 532 301, dan sedang dan besar Rp 62 200 938

(Tabel 14).

Biaya tidak langsung atau nilai modal tetap induatri.

manisan pala terdiri dari nilai tanah dan bangunan, dan

alat-alat yang dipergunakan. Tanah dan bangunan dinilai

berdasarkan harga sewa yang berlaku di Desa Dramaga.

Harga sewa tanah adalah Rp 1 500lmeter persegi/tahun.

Page 59: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 14 Biaya Langsung Industri Manisan Pala menurut Skala Usaha

Variabel Angkut Tenaga Kerja

T o t a l

Biaya Langsung

Harga sewa bangunan adalah Rp 50 000/tahun untuk luas

bangunan 0-50 meter persegi, Rp 75 000/tahun untuk luas

bangunan 50-75 meter persegi, Rp 100 000/meter persegi

untuk luas bangunan lebih dari 75-100 meter persegi, dan

Rp 150 000/tahun untuk luas bangunan lebih dari 100 meter

persegi. AlaD-alat yang dipergunakan adalah kompor

(Rp 6 000/buah dengan umur ekonomis satu tahun), oven

(biaya pembuatan Rp 75 000/buah dengan umur ekonomis 25

tahun), gentong besar (Rp 7 000/buah dengan umur ekonomis

15 tahun), gentong kecil (Rp 4 000/buah dengan umur ekono-

mis 10 tahun), bak cuci besar (Rp 5 000/buah dengan umur

ekonomis 10 tahun), bak cuci kecil (Rp 2 500/buah dengan

umur ekonomis 10 tahun), nampan (Rp 2 000/buah dengan umur

ekonomis satu tahun), tampah (Rp 500/buah dengan umur

ekonomis satu tahun), sarung tangan (Rp 1 500/buah dengan

umur ekonomis tiga bulan), timbangan (nilai dihitung

S k a l a U s a h a

Sedang dan Besar n = 4

Rumahtangga n = 10

X e c i.i n = 24

Page 60: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

berdasarkan nilai tera Rp 5 000/tahun), ebeg (Rp 350/buah

dengan umur ekonomis satu tahun), ayakan atau tanggok

(Rp 3 OOD/buah dengan umur ekonomis satu tahun), dan pi-

sau baja (Rp 200/buah dengan umur ekonomis dua bulan).

Nilai modal tetap industri manisan pala per tahun me-

nurut skala usaha adalah : rumahtangga Rp 233 390, kecil

Rp 274 513 dan sedang dan besar Rp 381 796 (Tabel 15).

Jadi, semakin besar skala usaha maka semakin tinggi nilai

modal tetap karena tanah dan bangunan semakin luas dan se-

makin banyak alat-alat yang dipergunakan dalam proses

produksi .

Tabel 15 Nilai Modal Tetap Industri Manisan Pa- la menurut Skala Usaha

Dari biaya langsung dan nilai modal tetap, dapat

dihitung biaya produksl industri manisan pala menu-

rut skala usaha per tahun, yaitu : rumahtangga

Rp 3 510 320, kecil Rp 10 806 814, dan sedang dan besar

Rp 62 582 734 (Tabel 16).

Skala Usaha,

Rumahtangga Kecil Sedang dan Besar

n Tanah Alat

10 24 4

Bangunan Total I I I ............. Rp/tahun .............

:.57 500 69 792 75 000

I 58 140 72 158 158 671

117 750 132 563 148 125

Page 61: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 16 Biaya Produksi Industri Manisan Pala menurut Skala Usaha

atan dan Nilai Tambah

Biaya Produksi

Biaya langsung Nilai modal

tetap

T o t a l

Pendapatan industri manisan pala per tahun menurut

skala usaha adalah : rumahtangga Rp 522 985, kecil

Rp 2 892 082, dan sedang dan besar Rp 15 042 266, dan ni-

lai tambah industri manisan pala per tahun menurut skala

usaha adalah : rumahtangga Rp 1 466 737, kecil

Rp 4 395 106, dan sedang dan besar Rp 21 829 766 (Tabel

17).

Pendapatan industri manisan pala pada ketiga skala

usaha mempunyai nilai lebih besar dari no1 (mendapat keun-

tungan) sehingga dapat terus berproduksi.

Kera~aan (Perfortnnrtce) Xndustri Manisan Pala

S k a l a U s a h a

Skala usaha kecil memiliki R-C ratio yang paling

tinggi, yaitu 1.27 (setiap rupiah biaya produksi skala

usaha kecil menghasilkan penerimaan 1.27 rupiah), skala

Rumahtangga n = 10

............... 3 276 930

233 390

3 510 320

K e c i 1 n = 24

Rp/tahun

10 532 301

274 513

10 806 814

Sedang dan Besar n = 4

................ 62 200 938

381 796

62 582 734

Page 62: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 17 Pendapatan dan Nilai Tambah Industri Manisan Pala menurut Skala Usaha

Skala Usaha I n 1 Pendapatan Nilai Tambah

usaha sedang dan besar memiliki R-C ratio 1.24 (setiap

rupiah biaya produksi skala usaha sedang dan besar mengha-

silkan penerimaap 1.24) rupiah, dan skala usaha rumahtang-

ga memiliki .R-C ratio yang terkecil, yaitu 1.15 (setiap

rupiah biaya produksi skala usaha rumahtangga menghasilkan

penerimaan 1.15 rupiah) . (Tabel 18). Jadi, skala usaha ke-

cil lebih mampu mengalokasikan faktor produksi yang dimi-

liki dalam bentuk biaya produksi sehingga dapat menghasil-

Rumahtangga 10 Kecil 2 4 Sedang dan Besar 4

kan penerimaan dengan R-C ratio yang paling tinggi, kemu-

dian berturut-turut skala usaha sedang dan besar dan skala

522 295 1 466 735 2 892 082 4 395 106 15 042 266 21 829 '766

usaha rumahtangga.

Efisiensi ekonomi terbesar dimiliki skala usaha ru-

mahtangga, yaitu 41.78 (setiap rupiah biaya langsung skala

usaha rumahtangga menghasilkan nilai tambah 41.78 rupiah),

skala usaha kecil memiliki efisiensi ekonomi 40.67 (setiap

rupiah biaya langsung skala usaha kecil menghasilkan nilai

tambah sebesar 40.67 rupiah), dan skala usaha sedang dan

besar memiliki efisiensi ekonomi terendah yaitu 34.88

(setiap rupiah biaya langsung skala usaha sedang dan besar

Page 63: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

menghasilkan nilai tambah sebesar 34.88 rupiah) (Tabel

18). Jadi, skala usaha rumahtangga lebih efisien memper-

gunakan input variabel dan tenaga kerja dalam proses

produksi dan alat transportasi dalam pemasaran produk

dibandingkan skala usaha kecil dan sedang dan besar.

Produktivitas tenaga kerja terbesar dimiliki skala

usaha sedang dan besar yaitu Rp 6 496.00/HOK (pencurahan

kerja setiap Hari Orang Kerja skala usaha sedang dan besar

menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 6 496.001, kemudian

skala usaha kecil Rp 5 454.18 (pencurahan kerja setiap

Hari Orang Kerja skala usaha kecil menghasilkan nilai

tambah sebesar Rp 5 454.00), dan yang paling rendah ada-

lah skala usaha rumahtangga Rp 2 769.001HOK (pencurahan

kerja setiap Hari Orang Kerja skala usaha rumahtangga

menghasilkan 2ilai tambah sebesar Rp 2 769.00) (Tabel

18). Hal ini disebabkan upah rata-rata yang diberikan

skala usaha sedang dan besar kepada setiap HOK adalah yang

paling besar yaitu Rp 2 019.751HOK sehingga memberikan

insentif bagi para pekerja, kemudian skala usaha kecil

Rp 1 865.18/HOK, dan yang paling rendah adalah skala usaha

rumahtangga Rp 1 781.671HOK (Tabel 18).

Upah rata-rata skala usaha sedang dan besar adalah

Rp 2 230/HKP, Rp 2 064/HKW, dan Rp 1 974/HKA, skala usaha

kecil Rp 2 021/HKP, Rp 1 7 9 7 / ~ ~ ~ , dan Rp 1 700/HKA, dan

skala usaha rumahtangga Rp 3 000/HKP, Rp 1 350/HKW, dan

Rp 1 700/HKA. Jika dibandingkan dengan upah rata-rata sub

Page 64: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

sektor industri pengolahan makanan, minuman, dan tembakau

di Indonesia (Rp 3 672/HKP dan Rp 1 621/HXW), hanya tenaga

kerja wanita pada skala usaha kecil dan sedang dan besar

yang memiliki upah lebih dari upah rata-rata tersebut.

Hal ini disebabkan permintaan terhadap tenaga kerja wanita

pada skala usaha sedang dan besar dan kecil sangat tinggi

karena lebih teliti dan tekun dalam kegiatan mengupas,

mengiris, membentuk, dan membungkus, sehingga upah tenaga

kerja juga lebih tinggi.

Jika dibandingkan dengan upah rata-rata industri

pengolahan di Jawa Barat (Rp 2 976/HKP dan Rp 2 217/HKW),

hanya tenaga kerja pria pada skala usaha rumahtangga yang

melebihi upah rata-rata tersebut. Hal ini disebabkan ska-

la usaha rumahtangga mayoritas mempergunakan tenaga kerja

dalam keluarga'dalam proses produksi, dan tenaga kerja

pria lebih berperan sehingga upah juga lebih tinggi.

Skala usaha industri manisan pala yang memiliki pro-

duktivitas modal tetap tertinggi adalah sedang dan besar

yaitu 57.17 (setiap rupiah nilai modal tetap skala usaha

sedang dan besar memberikan kontribusi 57.17 rupiah kepada

nilai tambah yang dihasilkan), produktivitas modal tetap

skala usaha kecil 16.01 (setiap rupiah nilai modal tetap

skala usaha kecil memberikan kontribusi 16.01 rupiah kepa-

da nilai tambah yang dihasilkan) dan rumahtangga 6.28

(setiap rupiah nilai modal tetap skala usaha rumahtangga

memberikan kontribusi 6.28 rupiah kepada nilai tambah yang

Page 65: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 18 Keragaan (Performance) ~ndustri Manis- an Pala menurut Skala Usaha

S k a l a U s a h a No. A s p e k

Rumahtangga K e c i 1 Sedang dan Besar n=10 n=24 n=4

1. Volume penjualan produk (Kgftahun)

2. Penerimaan (RpfKg)

3. Biaya Produksi (Rp/Kg)

4. Pemakaian tenaga k e r j a (HOKfKg)

5. Biaya tenaga k e r j a (RpfKg)

6. N i l a i modal t e t a p f R ~ f K 9 )

7. Pendapatan (RpfKg)

9. Keragaan (per- f ormance) :

- R-C r a t i o

- E f i s i e n s i ekonomi ( a )

- Produkt iv i tas tenaga k e r j a

(RPIHOK)

- Upah r a t a - r a t a (RPIHOK)

- Produkt iv i tas modal t e t a p

- I n t e n s i t a s f a k t o r ' produksi

(RpfHOK)

Page 66: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

dihasilkan) (Tabel 18). Jadi, semakin besar skala usaha

maka semakin tinggi kontribusi setiap rupiah nilai modal

tetap kepada nilai tambah yang dihasilkan yang disebabkan

semakin besar modal tetap yang dipergunakan dalam proses . .

produksi . Skala usaha industri manisan pala yang memiliki in-

tensitas faktor produksi tertinggi adalah rumahtangga

yaitu Rp 440.59/HOK. Hal ini berarti bahwa dalam proses

produksi, penggunaan satu HOK (Aari Orang Kerja) pada

skala usaha rumahtangga setara dengan modal tetap senilai

Rp 440.59. Skala usaha kecil memiliki intensitas faktor

produksi Rp 340.64/HOK (dalam proses produksi, penggunaan

satu HOK pada skala usaha kecil setara dengan modal tetap

senilai Rp 340.641, dan sedang dan besar Rp 113.63/HOK

(dalam proses'produksi, penggunaan satu HOK pada skala

usaha sedang dan besar setara dengan modal tetap senilai

Rp 113.63) (Tabel 18) . Jadi, semakin besar skala usaha

maka semakin rendah intensitas faktor produksi atau sema-

kin bersifat padat karya (semakin banyak tenaga kerja yang

dipergunakan daripada modal tetap).

Potensi Pengembanean dan Kendala vane dihadaai Industri Mullisan Pala

Dari matriks potensi pengembangan berdasarkan kemam-

puan dalam penyerapan tenaga kerja, menghasilkan nilai

tambah, pendapatan, dan produktivitas tenaga kerja, yang

disajikan pada Tabel 19, bahwa pada industri manisan pala,

Page 67: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel 19 Matriks potensi Pengembangan Industri Manisan Pala

Keterangan :

*) mqmpuny i potensi pengembangan yang pa- ling ba?k

No.

1.

2.

3.

4.

5 .

skala usaha rumahtangga mempunyai potensi pengembangan

terbaik jika bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah,

skala usaha kecil mempunyai potensi pengembangan terbaik

jika bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, dan skala

usaha sedang dan besar mempunyai potensi pengembangan ter-

baik jika bertujuan untuk meningkatkan penyerapan dan pro-

duktivitas tenaga kerja. Jadi, masing-masing skala usaha

mempunyai keunggulan sehingga skala usaha yang mempunyai

potensi terbaik untuk dikembangkan tergantung pada tujuan

yang ingin dicapai.

Kendala yang dihadapi dalam pengembangan industri

manisan pala adalah kemampuan manajemen yang rendah (di-

tandai oleh ketidakmampuan pengusaha dalam memasarkan pro-

duk sehingga produk dibeli oleh para pedagang perantara

Kri.ter i a

Nilai Tambah (Rp/Kg)

Pendapatan (Rp/Kg)

Jumlah Tenaga Kerja (HOK)

Intensitas Faktor Produksi (RP/HOK)

Produktivitas Tenaga Kerja (Rp/HOK)

S k a l a U s a h a

Rumahtangga n=10

747.63*)

266.58

531

440.59

2 769.00

K e c i 1 n=24

599.96

394.79*)

813

340.64

5 454.18

Sedang dan Besar n=4

519.68

358.10

3 189*)

113.63*)

6 496.00*)

Page 68: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

dan pengadaaan bahan penolong terutama gula) dan kemampuan

modal yang rendah (ditandai oleh penguasaan modal pada ke-

tiga skala usaha di bawah Rp 625 000 yang merupakan klasi-

fikasi industri skala usaha keail).

Pemerintah setempat (dalam ha1 ini pihak Kecamatan

Dramaga) telah berusaha untuk meningkatkan mutu produk de-

ngan pembentukan kelompok (satu kelompok terdiri dari 20

pengusaha) uji mutu dan pemberian label pada produk yang

dihasilkan. Tetapi langkah yang ditempuh pihak kecamatan

tersebut belum mendapat tanggapan dari para pengusaha,

bahkan menganggap ha1 tersebut sebagai tambahan biaya yang

harus dikeluarkan.

Page 69: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari praktek lapangan yang telah dilakukan, diperoleh

beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Industri manisan pala merupakan jenis sentra industri

yang berdasarkan jumlah pekerja dikelompokkan menjadi

skala usaha rumahtangga dengan tiga orang pekerja,

kecil dengan tujuh orang pekerja, dan sedang dan besar

dengan 25 orang pekerja.

2. R-C ratio industri manisan pala yang paling besar di-

miliki skala usaha kecil, kemudian berturut-turut ada-

lah skala usaha sedang dan besar, dan yang paling

rendah adalah skala usaha rumahtangga.

3. Semakin besar skala usaha industri manisan pala maka

semakin rendah pemilikan efisiensi ekonomi dan inten-

sitas faktor produksi.

4 . Semakin besar skala usaha maka semakin tinggi pemilik-

an produktivitas dan upah rata-rata tenaga kerja, dan

produktivitas modal tetap.

5. Skala usaha industri manisan pala yang mempunyai

potensi terbaik untuk dikembangkan di Kabupaten Daerah

~ingkat 11 Bogor tergantung pada tujuan yang ingin

dicapai, yaitu skala usaha rumahtangga untuk mening-

katkan nilai tambah, skala usaha kecil untuk mening-

katkan pendapatan, dan skala usaha sedang dan besar

Page 70: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

untuk meningkatkan penyerapan dan produktivitas tenaga

kerja.

6. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan in-

dustri manisan pala adalah kemampuan manajemen dan

penguasaan modal yang rendah, dan perbedaan tujuan an-

tara pemerintah setempat dengan pengusaha.

Melihat masing-masing skala usaha industri manisan

pala mempunyai potensi pengembangan terbaik maka

pengembangan industri manisan pala di Kabupaten Daerah

Tingkat I1 Bogor disesuaikan dengan tujuan yang ingin

dicapai.

Dibutuhkan peningkatan peranan koparasi sebagai lem-

baga pemerintah yang terdapat di desa, terutama dalam

penyediaan gula dan pemasaran produk (menggantikan peranan

pedagang perantara) . Agar tujuan pemerintah setempat dan pengusaha dapat

sejalan, maka diperlukan penyampaian informasi yang lebih

baik dan lebih jelas dari pihak pemerintah setempat kepada

para pengusaha industri manisah pala.

Page 71: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor. 1990. Produk Domestik Re- gional Bruto (PDRB) Kabupaten Bogor Tahun 1984-1989. Cabang Perwakilan Biro Pusat Statistik. Kantor Sta- tistik Kabupaten Bogor.

Biro Pusat Statistik. 1991. ~tatistika Indonesia 1990.

Bishop, C. E., and W. D. Toussaint. 1964. Agricultural Economic Analysis. John Willey and Sons, Inc. New Y ork .

Boulding, K. E. 1955. Economic Analysis. Harper and Brothers. New York.

Cabang Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor. 1992. Data Sentra Industri Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bogor Ta- hun 1991. Bogor.

Daniati, E. 1990. Keragaan Industri Kecil dan Rumah Tangga Kabupaten Daerah Tingkat I1 Bandung. Skripsi. Program Studi Ekonami Pertanian dan Sumberdaya. Ju- rusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Direktorat ~enderal Industri Kecil. 1989. Program Pe- ngembangan.1ndustri Pedesaan di Indonesia, Departemen Perindustrian. Jakarta.

Doll, J. P., and F. Orazem. 1984. Production Economics Theory with Applications. John Willey and Sons, Inc. New York.

Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hidayati, E. S. 1992. Analisa Ef isiensi Ekonomi dan Ke- ragaan Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Ci- anjur, Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Ilmtl-ilmu Sosi- a1 Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, 1nstitut Pertanian Bogor. Bogor.

Irawan dan Suparmoko. 1988. Ekonomi Pembangunan. Liber- ty. Yogyakarta.

Kantor Statistik Propinsi Jawa Barat. 1991. Penduduk Ja- wa Barat Hasil Sensus Penduduk 1990.

Page 72: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Kuswartoyo, T. 1989. Kebijaksanaan Perwilayahan Industri dan Aglomerasi Industrialisasi Pedesaan di Jawa Barat. Makalah Disampaikan pada Simposium Industri- alisasi Pedesaan 18-19 Desember 1989. Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor.

Mandagi, J. W. P. Mengkaji Sumber-sumber Pembanqunan Me- nuju Tahapan Lepas Landas di Wilayah Sulawesi Utara. Makalah Disampaikan pada Simposium Indusitrialisasi Pedesaan 18-19 Desember 1989. Pusat Studi Pembangun- an Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor.

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Rahardjo, M. D. 1986. Transformasi Pertanian, Industri- alisasi, dan Kesempatan Kerja. UI-Press. Jakarta.

Rismunandar. 1990. Budidaya dan Tataniaga Tanaman Pala. Penebar Swadaya. Jakarta.

Saleh, I. A. 1986. Industri Kecil, Sebuah Tinjauan dan Perbandingan. LP3ES. Jakarta.

Simatupang, P. 1990. Penelitian Menunjang Pengembangan Agroindustri di Indonesia. Pembahasan dan Penyusunan Program Badan Penelitian dan Pegembangan Pertanian, Sukabumi, '18-20 Juni 1990. Badan Penelitian dan Pe- ngembangari.pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.

., E. Pasandaran, F. Kasryno, dan A. Zulham. 1990. Agroindustri Faktor Penunjang Pembangunan Per- tanian di Indonesia. Pusat Penelitian Agro Ekonomi, Bidang Penelitian dan Pengembangan Pertanian, De- partemen Pertanian. Bogor.

Soekartawi, A. Soeharjo, J. L. Dillon, dan J. B. Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengem- bangan Petani Kecil. UI Press. Jakarta.

Sumodiningrat, G., dan M. Kuncoro. 1990. Strategi Pemba- ngunan Pertanian dan Industri : Mencari Pola Simbio- sis. Dalam Prisma No. 2, Tahun XIX. LP3ES. Jakar- ta.

Tambunan, M. 1989. Industrialisasi Pedesaan (IP) dalam Perspektif Ekonomi Nasional. Makalah Disampaikan pa- da Simposium Industrialisasi Pedesaan 18-19 Desember 1989. Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor.

Page 73: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

. 1992. Industrialisasi Pedesaan dalam Pemba- ngunan Jangka Panjang (PJP 11). Pusat Studi Pemba-

, ngunan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Voerman, C. M. 1989. Analisis Pendapatan Usaha Industri Kecil Manisan Pala (Studi Kasus pada Sentra Industri Kecil Manisan Pala Desa Dramaga, Kec. Ciomas, Kab. Bogor). Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

White, B. 1989. Agroindustri, Industrialisasi Pedesaan, dan Transformasi Pedesaan. Makalah Disampaikan pada Simposium Industrialisasi Pedesaan 18-19 Desember 1989. Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor.

Page 74: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan
Page 75: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

T a b e l Lampiran 1 Data Identitas Responden In- dustri Rumahtangga

T a b e l Lampiran z Data Identitas Responden In- dustri Sedang dan Besar

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Umur

tahun

65 50 75 60 50 45 55 36 48 49

Partisipasi d a l a Pererintahan Desa

1 2 3 4

No

Alamat

RIP/RW

06/02 07/03 07/03 07/03 10/03 10/03 10/03 10/03 11/04 12/04

Alamat Umur

tahun

33 40 42 39

Pendi- dikan

- SD - - SD SD SD SD SD SD

Partisipasi dalar Pererintahan Desa

- - - - - - - - - -

J d a h Tanggungan

orang

3 4 3 2 5 2 5 6 6 6

Pendi- dikan

RT/RW

07/03 09/03 11/04 11/04

Keanggotaan dalam KUD

- - biasa -

- biasa -

- - -

Jurlah Tanggungan

SHP SD

S W SD

Xeanggotaan dalam KUD

orang

5 6 3 6

biasa - biasa biasa

Page 76: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel Lampiran 3 Data Identitas Responden In- dustri Kecil

07/03 SD 07/03 - 07/03 SD 07/03 - 07/03 SD 10103 SPO 10/03 SUP 10/03 SD 10/03 SD 10/03 SD 10103 SD 10/03 SD 10/03 SUP 10/03 - 10/03 SD 10/03 SD 10/03 SUA 11/04 - 11/04 SD 12/04 SD 12/04 SD 13/04 SD 13/04 - 13/04 SD

orang

Keanggotaan Partisipani dalan dalam Parerintahan D e s a t-

biasa - - - -

biasa - - - -

biasa -

biasa biana - biasa biana - biasa -

- biasa biana -

- - - - - - - - - - - -

Sekretarix R T l O - - -

Ka. Eansip Desa - Anggota Eansip -

- - - -

Page 77: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel Lampiran 4 Data Keadaan Responden Indua- tri Rumahtangga

Pekerjaan Status 7: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1977 1978 1971 1973 1978 1976 1985 1991 1972 1980

- - - - - - - -

karpauan Xetua R!l'

orang

4 4 2 4 3 2 4 3 4 4

Jumlah pekerja

- pedagang pedagang petani pedagang - pegawai kenek karyawan supir

=P =P =P =P =P =P -P =P t p mp

Pemasarar

Keterangan :

400 635 360 400 320 360 260 390 380 400

mp = mata pencaharian tp = tambahan penghaailan pp = pedagang perantara

PP Bogor

PP PP PP

Jakar ta PP

Jakar ta PP PP

Tabel Lampiran 5 Data Xeadaan Responaen Indus- tri Bedang dan Besar

Didi- Pekerjaan Pekerjaan Status ["[rikanl sebelumnTa / lain 1 industrj

1

2

Jumlah pekerja Pemasaran I I

3 4

1987

1989

Ciawi, Puncak,

Jakarta Jakar ta

Cianjur,

,

1989 1980

Keterangan :

mp = mata pencaharian

orang

pedagang

supi r

HOK

supir pedagang

-

- mP

mP

- - mP mP

Page 78: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel Lampiran 6 Data Xeadaan Responden Indus- tri Kecil

Pekerjaan Pekerjaan Status Jumlah Pemasaran sebelurnpa I lain 1 indus t r i I I pedag-g pedagang - pedagang

supir gum - supir

pedagang karpawan

supir buruh

~edagang pedag-g

supir

karpawan kaqawan pedagang hansip ~edagang - pedagang hansip

buruh - - - 12~1198~ 1 bt* 1 I 1 23 1976 24 1991 supir supir

I

Keterangan :

orang

7 11 6 8 8 10 7 8 7 7 8 7 7 6 11.

9 8 6 7 6 9

7 7 7

mp = mata pencaharian tp = tambahan penghasilan pp = pedagang perantara

EOK 1 810 905 900 860 445 840 325 375 540 530

2 200 820 490 590

1 360

725 405 405 490 870

1 020

9 50 940

1 220

PP Bogor PP PP

Bogor Bogor PP

~ o g o r PP PP PP

Bogor Bogor

PP Bogor,

Jakar ta Bogor Bogor PP

Bogor PP

Jakarta, Tangerang

PP PP PP

Page 79: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel Lampiran 7 Data Biaya Langsung Responden Industri Rumahtangga

Tabel Lampiran 8 Data Biaya Langsung Responden Industri Sedang dan Besar

Yo

1 2 3

4

Biaya Anakut

Rpltahm

1 500 000 1 250 000 2 500 000 3 250 000

B i a y a V a r i a b a l B i n y e T e n s g o K e r j e

Wan baku J u m I a h Q l r m keiwrgn bahan penolong L w r kelusrgo

-

J u m I a h

84 846 250 29 960 000 38 602 500 59 745 000

I I

....................................+.. I

......................................... 10 000 000 3 500 000 3 750 000 7 500 000

7 925 000 5 900 000 5 275 000 8 050 000

825 000 400 000 750 000

3 650 000

74 846 250 26 460 000 34 852 500 52 450 000

7 100 000 5 500 000 4 525 000 4 400 000

Page 80: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel Lampiran 9 Data Biaya Langsung Responden Industri Xecil ,

Yo

2 100 000 662 000 200 000

400 000 400 000

1 200 000 550 000 625 000 400 000

500 000 200 000 500 000 650 000 500 000

2 200 000

400 000 525 000 575 000

1 050 000 600 000

450 000

I

I

800 000 m 000 950 000 530 000 500 000 240 000 187 500

1 750 000 800 000

2 150 000 1 600 000 525 000 600 000 a 0 000 490 000

375 000 687 500 175 000

1 400 000

1 050 000 1 300 000 1 050 000 2 450 000

B i a y a V a r i a b e L

........................................ Rp/tohm .......................................

-

Biaya Angkut

bahan baku

B i a y a T e n a g a K e r j a

I I

bahan penolcfq J u m I a h J u m L a h dalarn kcluarga

I I

Luar keluarga

Page 81: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel Lampiran 10 Data Nilai Modal Tetap Res- ponden Industri Rumahtangga

Tabel Lampiran 11 Data Nilai Modal Tetap Res- ponden Industri Sedang dan Besar

Page 82: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel Lampiran 12 Data ~ i l a i nodal Tetap Res- ponden Industri Kecil

Page 83: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel Lampiran 13 Data Penerimaan Responden In- dustri R-htangga

Tabel Lampiran 14 Data Penerimaan Responden In- dustri Bedang dan Besar .

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

Manisan pala kering

...-.-.............. 2 437 500 5 000 000 1 575 000 2 125 000 5 250 000 3 487 500 2 700 000 3 750 000 4 750 000 5 000 000

Jumlah

...................... 110 575 000

55 545 000 57 475 000 86 900 000

No

1 2 3 4

Manisan pala basah

1 9 5 0 000 - 1 050 000

850 000 - - - - - -

Wanisan pala kerinq

...................... 92 500 000 5 0 000 000 56 875 000 8 1 000 000

Biji pala kering

Rpltahun

16 000 5 0 000 25 000 25 000 50 000 25 000 2 1 250 25 000 50 000 50 000

Xanisan pala basah

16 875 000 5 000 000 - 5 000 000

cempra

..................... 3 800

10 000 5 000 5 000

10 000 5 000 7 000 5 000

10 000 10 000

Jumlah

4 407 300 5 060 000 2 655 000 3 050 000 5 310 000 3 517 500 2 728 250 3 780 000 4 810 000 5 060 000

Biji pala kering

Rpltahun

1 000 000 450 000 500 000 750 000

200 000 100 000 100 000 150 000

Page 84: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel Lampiran 15 Data Peneriaaan Responden In- dustri Kecil

No

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 0 11 12 1 3 14 1 5 1 6 17 1 8 1 9 2 0 2 1 22 23 24

ani is an pala kering

..................... 5 000 000

22 000 000 16 500 000 19 800 000 1 0 250 000

5 625 000 5 550 000 5 625 000

14 250 000 9 000 000

2 8 050 500 22 500 000 17 325 000

9 250 000 22 550 000 11 000 000

7 525 000 10 000 000

6 750 000 15 000 000' 22 500 000

9 500 000 11 400 000 12 187 500

Manisan pala basah

1 5 0 0 000 - - - - - - - - - - - 400 000

1 000 000 - - - - 1 125 000 - - 2 437 500 - -

Biji pala kering

Rpltahun

50 000 200 000 105 000 120 000

90 000 50 000 60 000 35 000

150 000 50 000

255 000 250 .000 105 000 100 000 135 000

75 000 50 000

150 000 50 000

135 000 160 000

80 000 80 000 90 000

cempra

1 0 000 40 000 27 000 30 000 19 500 1 0 000 1 0 200

8 500 30 000

8 500 59 100 5 0 000 30 000 20 000 29 250 15 000 1 0 000 15 000 1 0 000 30 000 32 000 i7 000 18 000 19 500

Jumlah

..................... 6 560 000

22 240 000 16 560 000 19 950 000 10 359 500

5 685 000 5 620 200 5 668 500

14 430 000 9 058 500

28 364 100 22 800 000 17 860 000 10 370 000 22 714 250 11 090 000

7 585 000 10 165 000

7 935 000 15 165 000 22 692 000 12 034 500 11 498 000 12 297 000

Page 85: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Tabel Lampiran 16 Contoh Perhitungan

W m Pengusaha : mi Skala Usaha : Runohtangaa

1. Peneriman (Rp/tohm) = (a) + (b) + ( c ) + (d) : 4 407 300 a. Manisan pala kering (Rpltahm) : 2 437 500 b. Manisan pala basah (Rp/tahm) : 1 950 000 c. B i j i pals kering (Rpltahm) : 16 WO d. C q r a (Rp/tahm) 3 800

3. Biaya produksi (Rp/tahm) = (e) + (f) + (9) + (h) : 2 984 117 e. Biaya variebel (Rp/tahm) : 1 679 550 f. Biaya angkut (Rp/tahm) 9. Biaya tenaga kerja (Rpltahm) : 1 000 000 h. Wilai nodal tetap (Rpltahm) : 304 567

4. Pendapatan : - (Rp/tahm) = (1) - (3) : 1423183

5. Biaya produksi d i Luar biaya tmaga kerja (Rp/tahm) = (3) - (9) : 1 984 117

6. Y i la i t h h : - (Rp/tahm) = (1) - (5) : 2423183

(1) 7. R-C ra t i o = -

',(3)

(6) 8. Efisiensi ek-i ( X ) = - x 100 X

(3)

9. Junlah tmaga kerja (HOYltahm)

(6) 10. Produktivitas tenaga kerja (Rp/tahm) = -

( 9 )

(6) 11. Produktivitas nodal tetap = -

(h)

(h) 12. lntensitas faktor produksi (RpIHOK) = -

( 9 )

(g) 13. Upah rata-rata (RplHOY) = -- : . 2 500

(9) I

Page 86: Perbandingan Keragaan (Performance) Industri Manisan …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30865/A92slp.pdf · perbandingan keragaan ( performance ) industri manisan

Skala 1 : 6 000 Desa Sinarsari /

Gambar Lampiran 1 Peta Desa Dramaga -