perbandingan jurnal

22
PAPER MATA KULIAH PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT “Tingkat Keefektifan Konseling Gizi di Rumah Sakit dalam Meningkatkan Status Gizi Pasien” OLEH: Annisa Rizky Malichati 101311233042 S1 ILMU GIZI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Upload: annisa-rizky-malichati

Post on 29-Sep-2015

229 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

efektivitas konseling gizi

TRANSCRIPT

PAPER MATA KULIAH PELAYANAN GIZI RUMAH SAKITTingkat Keefektifan Konseling Gizi di Rumah Sakit dalam Meningkatkan Status Gizi Pasien

OLEH:Annisa Rizky Malichati101311233042

S1 ILMU GIZIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS AIRLANGGA2015

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................11.1 Latar Belakang.........................................................................................................11.2 Tujuan................................................................................................................11.3 Manfaat.............................................................................................................2BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................32.1 Rangkuman Jurnal 1: Pengaruh Konseling Gizi dan Suplementasi Gizi Mikro Dua Kali Seminggu terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin dan Asupan Makanan Ibu Hamil........................................................................................................................32.2 Rangkuman Jurnal 2: Pengaruh Konseling Gizi terhadap Status Gizi Ibu Hamil KEK pada Program JPS-BK di Kota Palembang..............................................................42.3 Rangkuman Jurnal 3: Pengaruh Konseling Gizi dengan Buku Saku Diet pada Pasien Hiperurisemia Rawat Jalan di RSUD Noongan Provinsi Sulawesi Utara...............62.4 Rangkuman Jurnal 4: A Randomized Trial of the Effects of Dietary Counseling on Gestational Weight Gain and Glucose Metabolism in Obese Pregnant Women......72.5 Rangkuman Jurnal 5: Konseling Gizi Transtheoritical Model dalam Mengubah Perilaku Makan dan Aktivitas Fisik pada Remaja Overweight dan Obesitas: Suatu Kajian Literatur.....................................................................................................92.6 Bagan Matriks Rujukan.............................................................................................10BAB III SIMPULAN.........................................................................................................11DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS), konseling gizi digunakan sebagai salah satu pelayanan gizi pada terapi gizi yang berfungsi untuk menunjang penyembuhan penyakit pasien. Menurut buku pedoman PGRS 2013, Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang dilaksanakan oleh Ahli Gizi/Dietisien untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.Dalam mekanisme pelayanan gizi rumah sakit yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 983 Tahun 1998 tentang Organisasi Rumah Sakit dan Peraturan Menkes Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di lingkungan Departemen Kesehatan, Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit, meliputi:1. Asuhan Gizi Rawat Jalan; 2. Asuhan Gizi Rawat Inap; 3. Penyelenggaraan Makanan; 4. Penelitian dan Pengembangan.Konseling gizi sendiri termasuk dalam salah satu pelayanan Asuhan Gizi Rawat Jalan bersama dengan pelayanan penyuluhan.Konseling merupakan salah satu pelayanan yang penting bagi pasien, karena dapat membantu mempercepat kesembuhan pasien dengan memenuhi kecukupan gizi sesuai dengan kondisinya, dan sangat bermanfaat pula untuk pedoman pasien ataupun keluarganya dalam menjaga kondisi kesehatannya pasca penyembuhan. Untuk itu dalam paper ini akan dibahas mengenai efektifitas konseling gizi dalam meningkatkan status gizi pasien di Rumah Sakit.

1.2 TujuanTujuan dari penulisan paper ini adalah:a. Mengetahui apakah praktik konseling gizi dapat mempengaruhi status gizi pasien.b. Mengetahui peningkatan efektifitas konseling gizi dengan menggunakan media cetak.c. Mengetahui metode untuk meningkatkan efektifitas konseling gizi.

1.3 ManfaatSetelah membaca paper ini diharapkan pembaca dapat mengetahui tentang pentingnya konseling gizi dan tingkat efektifitas konseling gizi pada penyembuhan penyakit dan status gizi, sehingga dapat meningkatkan kesadaran individu untuk mengunjungi Poli Gizi khususnya di rumah sakit. Paper ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulisan-penulisan tulisan ilmiah lainnya dengan tema yang serupa.

BAB IIPEMBAHASAN2. 1 Rangkuman Jurnal 1:Pengaruh Konseling Gizi dan Suplementasi Gizi Mikro Dua Kali Seminggu terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin dan Asupan Makanan Ibu HamilOleh Hapzah, Veni Hadju, dan Saifuddin Sirajuddin (2013)Kejadian anemia pada ibu hamil masih banyak dijumpai di Indonesia. Salah satu upaya untuk mencegah masalah anemia gizi besi pada ibu hamil adalah dengan suplementasi gizi mikro dua kali seminggu untuk meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil yang disertai dengan konseling gizi. Penelitian oleh Hapzah,dkk (2013) dilakukan untuk mengukur efektifitas konseling dan suplementasi gizi mikro pada ibu hamil dalam peningkatan kadar hemoglobin dan asupan makanan.Penelitian oleh Hapzah,dkk (2013) ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Barandasi dan Puskesmas Mandai, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Desain penelitian yang digunakan menggunakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment) dengan non-randomized control group pretest-posttest dengan subjek ibu hamil sebanyak 60 orang (30 orang pada kelompok perlakuan dan 30 orang pada kelompok kontrol) selama 12 minggu. Selama penelitian berlangsung, pada kelompok perlakuan dilakukan konseling sebulan sekali dan pemberian suplemen gizi mikro yang terdiri dari zat besi, folat, vitamin C, dan RE vitamin A selama 2 kali seminggu. Sedangkan pada kelompok kontrol hanya dilakukan pemberian suplemen gizi mikro dua kali seminggu.Hasil dari penelitian ini, didapatkan peningkatan kadar Hb pada kedua kelompok perlakuan dan kontrol. Peningkatan kelompok perlakuan sebesar 0.350 g/dl (dari sebelumnya 11.32 g/dl menjadi 11.67 g/dl), sedangkan pada kelompok kontrol hanya sebesar 0.053 g/dl.

Sementara itu, terjadi pula peningkatan asupan makanan setiap bulan pada kedua kelompok. Hasil menunjukkan prosentase AKG pada bulan 1, 2, 3 penilitian di kelompok perlakuan sebesar 102% AKG, 97% AKG, dan 126% AKG. Sedangkan pada kelompok kontrol 80.6% AKG, 85% AKG, dan 94.6% AKG.

Perbedaan pola konsumsi makanan sumber zat besi dan heme juga terjadi pada kelompok perlakuan dan kontrol. Ibu hamil pada kelompok perlakuan didapat lebih banyak mengonsumsi daging, ayam, ikan, ataupun tempe daripada ibu hamil pada kelompok kontrol.Sehingga pada jurnal ini dapat disimpulkan bahwa konseling gizi efektif membantu ibu hamil pada kelompok perlakuan dalam meningkatkan pengetahuan gizi, status gizi, dan motivasi untuk mengonsumsi suplemen serta menerapkan pola makan sehat. Ibu hamil pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan kadar Hb, peningkatan asupan makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, dan mengalami perbaikan pola konsumsi makanan sumber besi dan heme dibandingkan dengan ibu hamil pada kelompok kontrol.

2.2 Rangkuman Jurnal 2:Pengaruh Konseling Gizi terhadap Status Gizi Ibu Hamil KEK pada Program JPS-BK di Kota PalembangOleh Hana Yuniarti, Dradjat Boediman, dan Totok Sudargo (2005)Ibu hamil merupakan kelompok rawan yang mudah terganggu status kesehatan dan gizinya. Pada tahun 1997 saat krisis moneter, data Unicef (dalam Yuniarti, dkk) menunjukkan sekitar 2 juta ibu hamil menderita kurang energi kronik (KEK). Pada tahun 2000 data Kanwil Kesehatan Sumatera Selatan menunjukkan 785 dari 4773 ibu hamil di Kota Palembang menderita KEK. Rendahnya kualitas dan kuantitas makanan serta pengetahuan tentang gizi menjadi penyebab timbulnya masalah-masalah kesehatan pada ibu hamil seperti anemia, daya tahan rendah, bayi BBLR, premature, hingga kematian. Salah satu upaya pemerintah untuk menanggulanginya yakni pemantauan kesehatan, pemberian tablet tambah darah (Fe) dan PMT melalui program Jaringan Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) di puskesmas. Pada penelitian oleh Yuniarti, dkk (2005) ini program JPS-BK diselaraskan dengan konseling agar lebih bermanfaat dengan subjek ibu hamil KEK.Penelitian ini dilakukan di dua Puskesmas di Kota Palembang dari bulan September hingga Januari 2001. Desain penelitian yang digunakan menggunakan penelitian quasi experimental dengan rancangan time series. Subjek yang diteliti merupakan ibu hamil trimester satu hingga trimester ketiga sebanyak 115 orang (57 orang pada kelompok yang diberikan konseling dan 58 orang pada kelompok kontrol). Pengumpulan data pada prapenelitian meliputi ukuran LILA, berat badan, recall konsumsi makanan, dan pretest pengetahuan ibu tentang gizi. Kemudian dilakukan konseling gizi secara individu selama 15-20 menit setiap 2 minggu sekali sebanyak 6 kali. Setiap kunjungan akan dilakukan pengambilan data penimbangan berat badan, konsumsi makanan, dan pengukuran LILA. Sedangkan postest pengetahuan gizi dilakukan saat akhir penelitian. Hasil dari data konsumsi makanan akan dibandingkan dengan angka kecukupan rata-rata zat gizi yang dianjurkan.Hasil dari penelitian ini, didapatkan peningkatan pengetahuan gizi pada ibu konseling antara praperlakuan dan setelah penelitian. Peningkatan pengetahuan pada kelompok konseling sebesar 6.26 sementara pada kelompok kontrol sebesar 3.52.

Sementara pada status KEK didapat penurunan status yang berarti mengarah ke status gizi yang lebih baik baik pada kelompok konseling maupun kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol didapat penurunan sebesar 57,9% setelah pemberian konseling, sementara pada kelompok kontrol terdapat penurunan sebesar 20.7%

Sehingga pada jurnal ini dapat disimpulkan bahwa konseling gizi meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan menurunkan prevalensi KEK pada kelompok konseling. Sehingga konseling dapat dikatakan efektif dalam menaikkan status gizi pada ibu hamil.

2.3 Rangkuman Jurnal 3:Pengaruh Konseling Gizi dengan Buku Saku Diet pada Pasien Hiperurisemia Rawat Jalan di RSUD Noongan Provinsi Sulawesi UtaraOleh Maxie Roudy Reppie, HAH Asdie, dan Herni Astutui (2007)Hiperurisemia merupakan kondisi dimana asam urat serum atau plasma >7 mg/dL pada laki-laki atau >6 mg/dL pada perempuan. Kunci dari terapi diet hiperurisemia adalah diet rendah purin dengan batas 200-400 mg/hari. Dengan dilakukannya konseling, diharapkan penderita atau pasien dapat mengetahui dan melakukan usaha sendiri agar tidak jatuh sakit. Salah satu alat bantu konseling adalah leaflet, buklet, poster, dan buku saku diet. Penelitian oleh Reppie,dkk (2007) dilakukan untuk mengetahui pengaruh buku saku diet terhadap kadar asam urat darah dan asupan pirin pasien hiperurisemia.Penelitian ini dilakukan di RSUD Noongan, Provinsi Sulawesi Utara. Desain penelitian yang digunakan menggunakan studi eksperimen semu (quasi experiment) dengan pre and post-test control group. Subjek yang diteliti merupakan pasien hiperurisemia yang berobat jalan di RSUD Noongan sebanyak 28 orang untuk kelompok intervensi dan 28 orang pada kelompok kontrol. Pengumpulan data berupa asupan purin diambil dengan metode FFQ pengelompokan makanan sumber purin, sedangkan kadar asam urat darah diambil melalui plasma vena. Intervensi yang dilakukan pada kelompok intervensi yakni pemberian buku saku diet yang berisi catatan dan informasi mengenai hiperurisemia dan diet rendah purin dan ukuran makanan sehari sesuai kebutuhan pasien.Hasil dari penelitian menunjukkan terjadi penurunan asam urat pada kelompok intervensi yang diberikan buku saku diet sebesar 1.62 mg/dL dan 0.85 mg/dL pada kelompok kontrol.

Asupan purin pada kelompok intervensi dan kontrol juga mengalami penurunan yang bermakna. Pada kelompok intervensi sebesar 53.78 sedangkan kelompok kontrol 35.39.

Sehingga pada penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh konseling gizi dengan buku saku diet terhadap penurunan asam urat darah dan asupan purin.

2.4 Rangkuman Jurnal 4:A Randomized Trial of the Effects of Dietary Counseling on Gestational Weight Gain and Glucose Metabolism in Obese Pregnant WomenOleh S Wolff, J Legarth, K Vangsgaard, S Toubro, dan A Astrup (2008)Obesitas pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang saat ini banyak terjadi dan dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti gestational diabetes mellitus (GDM), preeclampsia, kematian janin, makrosomia, dan kelahiran sesar. Namun obesitas sebelum masa kehamilan dan penambahan berat badan saat hamil yang berlebihan dapat dicegah lebih awal. Pada penelitian ini diselidiki apakah konseling gizi dapat menekan penambahan berat badan hamil dan mengurangi peningkatan insulin, leptin, dan glukosa.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pemberian konsultasi pada kelompok intervensi sebanyak 10 kali selama 1 jam pada setiap pertemuan. Ibu hamil obesitas diberikan konsultasi tentang diet sehat menurut rekomendasi diet Danish yakni lemak maksimal 30% dari total energi, protein 15-20 E%, dan karbohidrat 50-55 E%. Total energi intake dihitung berdasarkan estimasi kebutuhan energi individu dan pertumbuhan fetus. Kelompok kontrol tidak mendapatkan konsultasi dan tidak mendapat batasan asupan makanan. Penelitian dilakukan Hvidovre Hospital dan Herlev Hospital dengan total subjek 35 (dari 50) ibu hamil yang mengikuti penelitan hingga akhir. Hasil dari penelitian menunjukkan pada kelompok intervensi berhasil membatasi asupan energi dan mengikuti diet yang dianjurkan saat konseling. Pada kelompok intervensi prosentase asupan lemak dan karbohidrat menurun, namun protein E% bertambah dibanding dengan kelompok kontrol. Oleh karena itu, penambahan berat badan hamil pada kelompok intervensi dapat ditekan sebesar rata-rata 6.6 +- 5.5 kg, dibandingkan dengan kelompok kontrol yakni sebesar 13.3 +- 7.5 kg.

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konseling gizi dapat mencegahan penambahan berat badan pada ibu hamil obesitas pada kelompok intervensi.

2.5 Rangkuman Jurnal 5:Konseling Gizi Transtheoritical Model dalam Mengubah Perilaku Makan dan Aktivitas Fisik pada Remaja Overweight dan Obesitas: Suatu Kajian Literatur Oleh Iis Rosita, Dewi Marhaeni, dan Kuswandewi Mutyara.Obesitas saat ini merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan, khususnya di Indonesia yang saat ini mengalami masalah gizi buruk maupun gizi lebih. Obesitas pada remaja telah menjadi suatu momok terutama pada remaja putri karena berkaitan dengan penampilan. Selain itu jika tidak segera ditangani, obesitas akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada masa dewasanya kelak. Konseling gizi dapat dilakukan dengan pendekatan transtheoretical model (TTM) untuk menilai kesiapan individu dalam melakukan konseling agar proses konseling dapat berjalan lebih efektif. Penulisan artikel yang dilakukan oleh Rosita, dkk ini berupa kajian literatur dengan tujuan untuk mengetahui apakah konseling dengan pendekatan TTM dapat merubah perilaku makan dan aktivitas pada remaja obesitas. Tahapan TTM yakni precontemplation (tidak siap), contemplation (persiapan), preparation, action, maintenance dan relaps (kekambuhan). Konseling gizi pada remaja obesitas bertujuan untuk merubah pola dan kebiasaan makan makanan kalori tinggi, lemak jenuh tinggi, dan rendah serat, serta meningkatkan aktivitas fisik. Penelitian Podojoyo, dkk (dalam Rosita,dkk) membuktikan bahwa setelah konseling gizi dilakukan terdapat perubahan yang bermakna pada perbaikan asupan makanan dengan berat badan remaja obesitas. Kajian American Dietetic Association (ADA) antara Juli 2007 hingga Maret 2008 menyatakan bahwa teori perilaku berbasis kognitif efektif dalam membantu klien untuk memodifikasi diet dan menurunkan berat badan.Sehingga, dari kajian literatur yang dilakukan oleh Rosita,dkk dapat disimpulkan bahwa metode TTM efektif dalam merubah perilaku diet dan aktivitas fisik pada remaja obesitas karena lebih memperhatikan kesiapan klien dalam menerima informasi dan merubah perilaku makannya.

2.6 Bagan Matriks RujukanJudul JurnalTujuanMetodeHasil

Pengaruh Konseling Gizi dan Suplementasi Gizi Mikro Dua Kali Seminggu terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin dan Asupan Makanan Ibu Hamil (Hapzah dkk, 2013)Mengetahui efektivitas konseling gizi pada suplementasi untuk menaikkan Hb ibu hamil.Menggunakan quasi experiment dengan desain kontrol grup pretest-postest.Terjadi peningkatan kadar Hb dan perbaikan asupan makanan ibu hamil setelah dilakukan konseling.

Pengaruh Konseling Gizi terhadap Status Gizi Ibu Hamil KEK pada Program JPS-BK di Kota Palembang (Yuniarti dkk, 2005)Mengetahui efektivitas konseling gizi pada peningkatan status KEK ibu hamil.Menggunakan quasi experiment dengan non randomized control group pretest-postestSetelah konseling terjadi peningkatan pengetahuan, konsumsi energi, BB, dan LILA pada ibu hamil KEK.

A Randomized Trial of the Effects of Dietary Counseling on Gestational Weight Gain and Glucose Metabolism in Obese Pregnant Women (Wolff dkk, 2008)Mengetahui efektivitas konseling gizi pada penekanan kenaikan BB pada ibu hamil obesitas.Penelitian acak dengan pengukuran antropometri berkala, food record, dan pengambilan sampel darah.Setelah dilakukan konseling terjadi penekanan angka kenaikan BB pada ibu hamil obesitas.

BAB IIISIMPULAN

Dari rangkuman kelima jurnal diatas dapat diambil kesimpulan yakni konseling gizi secara efektif dapat membantu subjek atau pasien dalam meningkatkan status gizi pasien. Selain itu, konseling gizi juga dapat meningkatkan pengetahuan atau informasi terkait kesehatan dan gizi pada pasien. Penggunaan media bantu dalam konseling gizi juga secara signifikan dapat membantu pasien dalam mengatasi masalah kesehatannya, seperti terlihat pada hasil dari jurnal ke-tiga yang penelitiannya menggunakan buku saku diet untuk meningkatkan efektifitas dari konseling pasien hiperurisemia.Selain itu metode-metode yang digunakan untuk meningkatkan efektifitas konseling gizi dapat diperhatikan lebih lanjut seperti pada jurnal ke-lima. Dikarenakan kegiatan konseling perlu memperhatikan berbagai macam faktor yang dapat menghambat efektivitasnya, seperti kondisi dari pasien itu sendiri yang belum siap untuk menerima konseling. Sehingga salah satu pendekatan seperti transtheoretical model (TTM) dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas dari konseling gizi.Pada praktiknya, poliklinik gizi di rumah sakit yang memfasilitasi konseling gizi masih jarang dikunjungi jika dibandingkan dengan jumlah pasien berobat yang seharusnya mendapatkan penanganan gizi khusus. Oleh karena itu advokasi perlu dilakukan pada berbagai departemen dan dokter-dokter terkait di rumah sakit agar merekomendasikan pasien dengan kondisi-kondisi tertentu yang perlu untuk dilakukan penangan gizi lebih lanjut kepada poli gizi di rumah sakit tersebut (Mawarningsih, 2010). Selain itu penelitian konseling gizi pada rumah sakit di Indonesia masih jarang dilakukan, dikarenakan penulis masih kesusahan untuk menemukan referensi mengenai konseling gizi rumah sakit. Namun referensi untuk penelitian konseling gizi di puskesmas lebih mudah ditemukan dibandingkan penelitian konseling gizi di rumah sakit.

11

DAFTAR PUSTAKA

Hapzah, Veni Hadju, dan Saifuddin Sirajuddin. 2013. Pengaruh Konseling Gizi dan Suplementasi Gizi Mikro Dua Kali Seminggu terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin dan Asupan Makanan Ibu Hamil. Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.2, No.2, pp.64-70.Mawarningsih, Yayi Suryo Prabandari, R Dwi Budiningsari. 2008. Pengaruh Advokasi Pelayanan Gizi dan Penyuluhan terhadap Jumlah Kunjungan Pasien di Poliklinik Gizi Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol.4, No.3, pp.97-103.Reppie, Maxie Roudy, HAH Asdie, dan Herni Astutui. 2007. Pengaruh Konseling Gizi dengan Buku Saku Diet pada Pasien Hiperurisemia Rawat Jalan di RSUD Noongan Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol.4, No.1, pp. 35-42.Rosita, Iis, Dewi Marhaeni, dan Kuswandewi Mutyara. Konseling Gizi Transtheoritical Model dalam Mengubah Perilaku Makan dan Aktivitas Fisik pada Remaja Overweight dan Obesitas: Suatu Kajian Literatur. Universitas Padjadjaran. Bandung.Wolff, S, J Legarth, K Vangsgaard, S Toubro, dan A Astrup. 2008. A Randomized Trial of the Effects of Dietary Counseling on Gestational Weight Gain and Glucose Metabolism in Obese Pregnant Women. International Journal of Obesity, Vol., No.32, pp.495-501.Yuniarti, Hana, Dradjat Boediman, dan Totok Sudargo. 2005. Pengaruh Konseling Gizi terhadap Status Gizi Ibu Hamil KEK pada Program JPS-BK di Kota Palembang. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol.1, No.3, pp.103-107.