perbandingan hukum perdata

38
PERBANDINGAN HUKUM PERDATA MAKALAH TUGAS KELOMPOK SEJARAH PERBANDINGAN HUKUM PERDATA Dosen Pembimbing : Fauzul Aliwarman,SH,M.Hum Oleh : Nama : 1. Nyoman Ari Febrina Puspita (0871010014) 2. Nourma Dwi Wulandari (0871010048) 3. Margaretha Yolan (0871010029) Kelas : A / Semester VII

Upload: aris-erlangga

Post on 05-Jul-2015

3.572 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: perbandingan hukum perdata

PERBANDINGAN HUKUM PERDATA

MAKALAH TUGAS KELOMPOK

SEJARAH PERBANDINGAN HUKUM PERDATA

Dosen Pembimbing : Fauzul Aliwarman,SH,M.Hum

Oleh :

Nama : 1. Nyoman Ari Febrina Puspita (0871010014)

2. Nourma Dwi Wulandari (0871010048)

3. Margaretha Yolan (0871010029)

Kelas : A / Semester VII

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS HUKUM

SURABAYA 2010

Page 2: perbandingan hukum perdata

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………........................ I

DAFTAR ISI ………………………………………………….………………….. II

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………..…… 1

B. RUMUSAN MASALAH………………………….............................................. 3

C.PEMBAHASAN....................................................................................................

Bab I : Sejarah Perbandingan Hukum Perdata .................................. 4

Bab II : Macam macam perbandingan Hukum Perdata...................... 7

Bab III : Ruang Lingkup Perbandingan Hukum Perdata..................... 10

Bab IV : Perbandingan sistematika Hukum Perdata............................. 12

D. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 21

I

Page 3: perbandingan hukum perdata

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya , kami

dapat menyusun Makalah Tugas Kelompok Perbandingan Hukum Perdata ini dengan baik

dan sistematis.

Dalam penyusunan Tugas Perbandingan Hukum Perdata dengan judul “Sejarah

Perbandingan Hukum Perdata“ ini, tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih

kepada Bpk.Fauzul Aliwarman SH,M.Hum sebagai dosen pembimbing dan dosen pengajar

Perbandingan Hukum Perdata

Terima kasih pula kepada seluruh dosen pengajar Fakultas Hukum UPN karena telah

banyak membimbing kami selama di semester V dan kami berharap dapat menjadi calon

Sarjana Hukum yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa.

Surabaya, 1 Oktober 2010

Penulis

II

Page 4: perbandingan hukum perdata

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGa. Kondisi Global

Perbandingan Hukum sebagai metode penelitian dan sebagai ilmu pengetahuan usianya relatif masih

muda. Namun demikian manfaatnya sangat dirasakan, sehingga dimasukkan dalam kurikulum di semua

Fakultas Hukum Negeri maupun swasta. Perbandingan hukum mempunyai banyak kegunaan, manfaat

serta fungsinya tidak kecil bagi berbagai bidang antara lain: Berfungsi bagi pengembangan ilmu hukum

di Indonesia, Berfungsi bagi praktik pembinaan hukum, dan berfungsi dalam rangka perencanaan

hukum.

Hukum perdata Belanda berasal dari hukum perdata Perancis yaitu Code Napoleon yang disusun

berdasarkan hukum Romawi Corpus Juris Civilis yang pada waktu itu dianggap sebagai hukum yang

paling sempurna. Hukum Privat yang berlaku di Perancis dimuat dalam dua kodifikasi yang disebut

Code Civil (hukum perdata) dan Code de Commerce (hukum dagang). Sewaktu Perancis menguasai

Belanda (1806-1813), kedua kodifikasi itu diberlakukan di negeri Belanda yang masih dipergunakan

terus hingga 24 tahun sesudah kemerdekaan Belanda dari Perancis (1813)

Pada Tahun 1814 Belanda mulai menyusun Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Sipil) atau KUHS

Negeri Belanda, berdasarkan kodifikasi hukum Belanda yang dibuat oleh MR.J.M. KEMPER disebut

ONTWERP KEMPER namun sayangnya KEMPER meninggal dunia 1824 sebelum menyelesaikan

tugasnya dan dilanjutkan oleh NICOLAI yang menjabat sebagai Ketua Pengadilan Tinggi Belgia.

Keinginan Belanda tersebut terealisasi pada tanggal 6 Juli 1880 dengan pembentukan dua kodifikasi

yang baru diberlakukan pada tanggal 1 Oktober 1838 oleh karena telah terjadi pemberontakan di Belgia

yaitu :

1. Burgerlijk Wetboek yang disingkat BW [atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata-Belanda.

2. Wetboek van Koophandel disingkat WvK [atau yang dikenal dengan Kitab Undang-Undang

Hukum Dagang]

Kodifikasi ini menurut Prof Mr J, Van Kan BW adalah merupakan terjemahan dari Code Civil hasil

1

Page 5: perbandingan hukum perdata

jiplakan yang disalin dari bahasa Perancis ke dalam bahasa nasional Belanda

KUHPerdata

Yang dimaksud dengan Hukum perdata Indonesia adalah hukum perdata yang berlaku bagi seluruh

Wilayah di Indonesia. Hukum perdata yang berlaku di Indonesia adalah hukum perdata baratBelanda

yang pada awalnya berinduk pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang aslinya berbahasa

Belanda atau dikenal dengan Burgerlijk Wetboek dan biasa disingkat dengan B.W. Sebagian materi

B.W. sudah dicabut berlakunya & sudah diganti dengan Undang-Undang RI misalnya mengenai UU

Perkawinan, UU Hak Tanggungan, UU Kepailitan.

Pada 31 Oktober 1837, Mr.C.J. Scholten van Oud Haarlem di angkat menjadi ketua panitia kodifikasi

dengan Mr. A.A. Van Vloten dan Mr. Meyer masing-masing sebagai anggota yang kemudian

anggotanya ini diganti dengan Mr. J.Schneither dan Mr. A.J. van Nes. Kodifikasi KUHPdt. Indonesia

diumumkan pada tanggal 30 April 1847 melalui Staatsblad No. 23 dan berlaku Januari 1948.

Setelah Indonesia Merdeka berdasarkan aturan Pasal 2 aturan peralihan UUD 1945, KUHPdt. Hindia

Belanda tetap dinyatakan berlaku sebelum digantikan dengan undang-undang baru berdasarkan Undang

– Undang Dasar ini. BW Hindia Belanda disebut juga Kitab Undang – Undang Hukun Perdata

Indonesia sebagai induk hukum perdata Indonesia.

Isi KUHPerdata

KUHPerdata terdiri dari 4 bagian yaitu :

1. Buku 1 tentang Orang / Personrecht

2. Buku 2 tentang Benda / Zakenrecht

3. Buku 3 tentang Perikatan /Verbintenessenrecht

4. Buku 4 tentang Daluwarsa dan Pembuktian /Verjaring en Bewijs

b. Kondisi Sejarah Hukum Perdata di Indonesia

Adalah salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki  subyek hukum

dan hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil

sebagai lawan dari hukum publik.

2

Page 6: perbandingan hukum perdata

Hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti

misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta

benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.

Terjadinya hubungan hukum antara pihak-pihak menunjukkan adanya subyek sebagai pelaku dan

benda yang dipermasalahkan oleh para pihak sebagai obyek hukum.

Subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak

dalam hukum. Terdiri dari orang dan badan hukum.

Obyek hukum adalah segala sesuatu berguna bagi subyek hukum dan dapat menjadi pokok suatu

hubungan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum. Obyek hukum adalah benda.

Hak adalah kekuasaan, kewenangan yang diberikan oleh hukum kepada subyek hukum.

Kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang ataupun badan hukum.

Ada beberapa sistem hukum yang berlaku di dunia dan perbedaan sistem hukum tersebut juga

mempengaruhi bidang hukum perdata, antara lain:

a sistem hukum Anglo-Saxon (Common Law) yaitu sistem hukum yang berlaku di Kerajaan Inggris

Raya termasuk negara persemakmuran atau negara-negara yang terpengaruh oleh Inggris, misalnya

Amerika Serikat.

b. sistem hukum Eropa Continental, sistem hukum yang diterapkan di daratan Eropa.

Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di Belanda, khususnya hukum perdata

Belanda pada masa penjajahan.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPer.) yang berlaku di Indonesia tidak lain

adalah terjemahan dari ''Burgerlijk Wetboek'' (atau dikenal dengan BW) yang berlaku di kerajaan

Belanda dan diberlakukan di Indonesia berdasarkan azas konkordansi (azas persamaan hukum).

Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW diberlakukan mulai 1859. 

Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata yang berlaku di Perancis dengan

beberapa penyesuaian.

1.2RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah singkat Perbandingan Hukum perdata?

2. Apa saja macam – macam Perbandingan Hukum Perdata?

3. Apa saja ruang lingkup Perbandingan Hukum Perdata?

4. Bagaimana Sistematika Perbandingan Hukum Perdata?

3

Page 7: perbandingan hukum perdata

BAB I

SEJARAH SINGKAT PERBANDINGAN HUKUM PERDATA

Pada awalnya hukum yang berlaku di masing-masing negara di Eropa Kontinental adalah hukum

kebiasaan. Namun dalam perkembangan jaman hukum kebiasaan tersebut menjadi lenyap oleh

karena adanya penjajahan oleh bangsa Romawi dan adanya anggapan bahwa hukum Romawi lebih

sempurna daripada hukum asli negara mereka sendiri, sehingga diadakanlah resepsi

(perkawinan/percampuran) hukum.

Hukum Romawi dianggap lebih sempurna karena sejak abad ke-1 ahli hukum Yunani Gajus Ulpanus

telah menciptakan serta mempersembahkan suatu sistem hukum kepada bangsa dan negaranya,

bahkan pada abad ke-6, Kaisar Romawi Timur Justinian I dapat menyajikan kodifikasi hukum

Romawi dalam kitab yang diberi nama Corpus Juris Civils. Anggapan hukum Romawi sempurna

timbul atas hasil penelitian para Glossatoren (pencatat/peneliti) dalam abad pertengahan.

Faktor penyebab lainnya hukum Romawi diresepsi oleh negara-negara di Eropa Kontinental adalah

karena banyaknya mahasiswa dari Eropa Barat dan Utara yang belajar khususnya hukum Romawi di

Perancis Selatan dan di Italia yang pada saat itu merupakan pusat kebudayaan Eropa Kontinental.

Sehingga para mahasiswa tersebut setelah pulang dari pendidikannya mencoba menerapkannya

dinegaranya masing-masing walaupun hukum negara asalnya telah tersedia.Selain itu kepercayaan

pada Hukum alam yang asasi juga merupakan faktor yang mendukung diresepsinya hukum Romawi,

karena hukum alam dianggap sempurna dan selalu berlaku kapan saja dan di mana saja. Hukum

alam ini pada saat itu selalu disamakan dengan hukum Romaw

Sebelum adanya unifikasi hukum oleh Kaisar Napoleon Bonaparte, Hukum yang berlaku di Perancis

bermacam-macam yaitu hukum Germania (Jerman) dan hukum Romawi. Di bagian utara dan tengah

berlaku hukum lokal (pays de droit coutumier) yakni hukum kebiasaan Perancis kuno yang berasal

dari hukum Jerman, sedangkan pada daerah selatan yang berlaku adalah hukum Romawi (pays de

droit ecrit) yakni telah dikodifikasi dalam Corpus Juris Civils dari Kaisar Romawi Justinian I. Di

samping hukum perkawinan adalah hukum yang ditetapkan oleh Gereja Katolik ialah hukum

Kanonik dalam Codex Iuris Canonici dan berlaku di seluruh Perancis.

Dengan berlakunya berbagai hukum tersebut, maka di Perancis dirasakan tidak adanya kepastian

hukum dan kesatuan hukum. Oleh karena itu timbul kesadaran akan pentingnya kesatuan

4

Page 8: perbandingan hukum perdata

hukum/unifikasi hukum. Unifikasi hukum ini akan dituangkan ke dalam suatu buku yang bernama

Corpus de lois Gagasan unifikasi hukum ini sesungguhnya telah timbul sejak abad XV (Raja Louis

XI) yang kemudian dilanjutkan oleh berbagai parlemen propinsi pada abad XVI dan para ahli

hukum seperti Charles Doumolin (1500 – 1566), Jean Domat (1625 – 1696), Robert Joseph Pothier

(1699 – 1771), dan Francois Bourjon.Namun pada akhir abad XVIII dapat diterbitkan tiga buah

ordonansi mengenai hal-hal yang khusus dan yang diberi nama ordonansi daguesseau. Ordonansi

yang dimaksud adalah L’ordonance sur les donations (1731), L’ordonance sur les testaments

(1735), dan L’ordonance sur les substituions fideicommisaires (`1747).

Tanggal 21 Maret 1804 terwujudlah kodifikasi Perancis dengan nama Code Civil des Francais yang

diundangkan sebagai Code Napoleon pada tahun 1807. Kodifikasi hukum ini merupakan karya besar

dari Portalis selaku anggota panitia pembentuk kodifikasi hukum tersebut, selain itu kodifikasi

hukum ini merupakan kodifikasi hukum nasional yang pertama dan terlengkap serta dapat

diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Sehingga pada saat itu timbulah paham

Legisme dengan mottonya “Di luar undang-undang tidak ada hukum”.

Sumber hukum kodifikasi tersebut merupakan campuran asas-asas hukum Jerman dan hukum Greja

(hukum Kanonik) yaitu hukum kebiasaan (coutumes), terutama kebiasaan Paris (coutume de Paris),

ordonansi-ordonansi Daguesseau, tulisan-tulisan dari pakar hukum seperti Poithier, Domat, dan

Bourjon, serta hukum yang dibentuk sejak revolusi Perancis sampai terbentuknya kodifikasi hukum

tersebut.

Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa di negara Perancis yang semula memberlakukan

bermacam-macam hukum dengan berbagai tahap, akhirnya pada tahun 1807 dapat

memproklamirkan/diundangkan buku Code Civil des Francais atau Code Napoleon yang

merupakan kodifikasi hukum yang pertama di dunia.

Seperti halnya di Perancis, di negara Belanda, hukum yang mula-mula berlaku adalah hukum

kebiasaan yaitu hukum Belanda kuno. Namun akibat penjajahan Perancis (1806 – 1813) terjadilah

perkawinan hukum Belanda kuno dengan Code Civil.

Tahun 1814, setelah Belanda merdeka dibentuklah panitia yang dipimpin oleh J.M. Kemper untuk

5

menyusun kode hukum Belanda berdasarkan Pasal 100 Konstitusi Belanda. Konsep kode hukum

Belanda menurut Kemper lebih didasarkan pada hukum Belanda kuno, namun tidak disepakati oleh

Page 9: perbandingan hukum perdata

para ahli hukum Belgia (pada saat itu Belgia masih bagian dari negara Belanda), karena mereka

lebih menghendaki Code Napoleon sebagai dasar dari konsep kode hukum Belanda.

Setelah Kemper meninggal (1824), ketua panitia diganti oleh Nicolai dari Belgia. Akibatnya kode

hukum Belanda sebagian besar leih didasarkan pada Code Napoleon dibandingkan hukum Belanda

kuno. Namun demikian susunannya tidak sama persis dengan Code Napoleon, melainkan lebih

mirip dengan susunan Institusiones dalam Corpus Juris Civils yang terdiri dari empat buku.

Dalam hukum dagang Belanda tidak berdasar pada hukum Perancis melainkan berdasar pada

peraturan-peraturan dagang yang dibuat sendiri yang kemudian menjadi himpunan hukum yang

berlaku khusus bagi para golongan pedagang. Sejarah perkembangan hukum dagang Belanda ini

sangat dipengaruhi oleh perkembangan hukum dagang yang di Perancis Selatan dan di Italia.

Sampai meletusnya Revolusi Perancis, hukum dagang hanya berlaku bagi golongan pedagang saja

(kelompok gilde). Perkembangan hukum dagang ini cepat sekali yaitu sebagai berikut pada abad

XVI – XVII adanya Pengadilan Saudagar guna menyelesaikan perkara-perkara perniagaan, pada

abad XVII adanya kodifikasi hukum dagang yan belum sepenuhnya dilaksanakan, tahun 1673 dibuat

Ordonance du Commerce oleh Colbert, dan tahun 1681 lahir Ordonance du Marine. Sesudah

revolusi Perancis, kelompok gilde dihapus dan hukum dagang juga diberlakukan untuk yang bukan

pedagang, sehingga hukum dagang dan hukum perdata menjadi tida terpisah. Walau dalam

kenyataannya pemisahaan tersebut tetap terjadi.Mengenai kodifikasi dapat diketengahkan, bahwa

maksud dari kodifikasi adalah agar adanya kepastian hukum secara resmi dalam suatu sistem hukum

tertentu. Akan tetapi masyarakat terus berkembang, sehingga hukumnya dituntut untuk ikut terus

berkembang. Dengan metode kodifikasi dalam suatu sistem hukum yang terjadi adalah hukum selalu

tertinggal di belakang perkembangan masyarakat, karena banyak masalah-maslaah yang tak mampu

diselesaikan oleh kodifikasi hukum. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (dikenal KUHPer.) yang

berlaku di Indonesia tidak lain adalah terjemahan dari ''Burgerlijk Wetboek'' (atau dikenal dengan

BW) yang berlaku di kerajaan Belanda dan diberlakukan di Indonesia berdasarkan azas konkordansi

(azas persamaan hukum). Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda, BW

diberlakukan mulai 1859.Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata yang berlaku

di Perancis dengan beberapa penyesuaian

6

Page 10: perbandingan hukum perdata

BAB II

MACAM- MACAM PERBANDINGAN HUKUM PERDATA

1. PERBANDINGAN HUKUM KONTRAK

2. PERBANDINGAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM

3. PERBANDINGAN HUKUM BENDA

4. PERBANDINGAN HUKUM ORANG DAN KELUARGA

1. PERBANDINGAN HUKUM KONTRAK

A. SISTEM HUKUM KONTRAK

Sistem Hukum Kontrak

Kata sepakat, penawaran dan penerimaan penawaran

Masalah peralihan hak

Prinsip kebebasan berkontrak

Wanprestasi dan ganti rugi

Peristilahan “kontrak”

Contractus (Romawi)

Contract (Bld)

Contract (Inggris)

Contrat (Prancis)

Contrato (Spanyol)

Vertract (Jerman)

Pengaturan Hukum Kontrak:

1. Kode Hammurabi (18 SM)

Apabila debitur tdk dpt membayar utang, debitur dpt membayar dg cara

meminjamkan istri ato anak gadisny pd kreditur selam 3 th.

Jika pemilik kehilangan brg tdk dpt menunjkkan saksi maka dia berslah krn

menjatuhkan nama baik org lain dan mengakibtkan timbul percekcokn

sehingg hrs dihkm mati.

2. UU 12 Pasal (Twelve tables)/Hk dari Raja (450 SM)

450 SM; Th lahrnya Sistm HK Eropa Kontinentl

7

Page 11: perbandingan hukum perdata

Basis bg sistem Hk Eropa Kontinentl

“Jika utang diakui ato ditetapkan pengadilan, mak berlaku grace period selam 30 hr.

jk mash tdk dibayr,debitor dpt ditahan dg menangkp n membw ke pengadilan.jika

utang belum dibayr  ato tdk ada yg menjamin utangny, kreditor dpt mengambil dbitor

n menyanderanya n mengiktnya.jk dia mau debitor dpt hidup dg biaya sendri. Jk tdk

maka kreditor akan memberi makan dr jagung sebanyak 1 pon/hari.jk dlm 60 hari

disandera blm jg bayar, maka debitr dpt dijual ke luar negeri /hkm mati”.

Kontrak konsensual.kontrak yg langsg mengikt sejak dicapai sepakat.

Perbedaan prinsipal:

Anglo: perhatian penuh diberikan thd proses kontrak dari hulu ke hilir.

Cth.penawaran,penerimaan,prestasi balik.

Eropa: perhatian lebih ditekankan pd tahap hilir,dikenal kodifikasi hukum perdata.

Cth.wanprestasi, force mejeur,ganti rugi, pelaksanaan kontrak.

3. Hukum Islam

Lahir abad 7 M

Transaksi hrs dilakukn scara benar n tdk saling merugikan orang lain (an-Nisa’:29).

Eropa kontinental:

Kontrak diatur dlm KUHPerdata (umum/khusus)

Anglo:

Lahir th 1066 M. pada saat org2 normans mengalahkan org2 native di Hasting dan

menaklukkan Inggris.

Kekuatan yg fleksibel dalam pengembang diri

Hk kontrak berkembang tersendat2 di pengadilan common law

Asumsi awal kontrak tdk dg sendirinya dpt dipaksakan berlakunya, kcuali tuk

kontrak tertentu

Model gugatan yg kaku dan prosedural,shingga gugatan berdasar kontrak dpt

ditrima jika pengadilan menganggap sesuai dg model gugatn yg baku.

Tdk ada desakan agar pengadilan memaksakn berlaku kontrak dlm bisnis

Hukum kontrak lebh berkembang di Pengadilan equity.

Hukum kontrak merupakn hk yg bersifat keranjang sampah, artinya apapun yg tidk

diatur oleh UU di bidang bisnis dpt diatur dg kata sepakat diantara para pihak.

8

Page 12: perbandingan hukum perdata

B. KATA SEPAKAT, PENAWARAN DAN PENERIMAAN PENAWARAN 

1. Kode Hammurabi.

Kontrak sdh dianggap ada pd saat dicapai sepakat, tanpa perlu formalitas tertentu .

Cth.kontrak jual beli sejak tahun 200SM.

Kontrak lain:

Kontrak berbentuk verbal: cth ijab kabul

Kontrak berbentuk literal: kontrak yg dicatat dlm buku khusus

Kontrak berbentuk riil: kontrak baru ada stelah serh terima

2. Sistem Hk Islam

Kata sepakt dikenal sbg ijab kabul n mrupak salah satu rukun akad.

Akad a/

“Perikatan antara mujib dan qabil dg cara yg dibenarkan syariat.ijab a/ pernyataan

pihak pertam ttg isi perjanjian, kabul a/ pernyataan pihak kedua untk mnerima isi

perjanjian”

Akad yg tdk memenuhi unsur dan syarat akad dianggap tidak sah/batal

Akad tdk sah dibedakan 2:

Akad bathil, akad yg tdk memenuhi salah satu rukn dan syarat.

Akad fasid, akad yg sebenarny memenuhi persyaratan sbg akad tetapi ada yg tidak

jelas.

Formalitas ijab kabul dikenal dg sighat akad.

Sighat lisan

Sighat tulisan.

Sighat dlm bentuk isyarat

Sigaht dg perbuatan

3. Sistem Hk Eropa

Pada prinsipnya kontrak bersifat konsensual

Kontrak dlm anglo memilik prinsip yang hampir sama dg Eropa

3 kategori pembentukan kontrak

Kontrak formal. Kontrak dg segel n bth pencatatan

Kontrak nyata ttg utang

Kontrak simpel. Kontrak tanpa bentuk khusus

9

Page 13: perbandingan hukum perdata

BAB III

RUANG LINGKUP PERBANDINGAN HUKUM PERDATA

A. TRADISI HUKUM DUNIA

B. PERAN PERBANDINGAN HUKUM PERDATA

A. TRADISI HUKUM DUNIA

Tradisi hukum dasar dimulai dari Yunani

Plato mentakan bahwa tujuan hukum adalan keuntungan bagi seluruh masyarakat, untuk mencapai

tujuan menggunakan persuasi atau kekuatan untuk membuat semua orang menjadi bagian

masyarakat keseluruhan.

Aristoteles membagi hukum menjadi hukum dasar, yang universal dan tidak berubah, dan hukum

konvensional, yang berubah dari waktu ke waktu dan tempat berbeda.

Aristoteles membagi keadilan menjadi keadilan distributif, yang sekarang disebut keadilan sosial, dan

keadilan korektif, yang berkaitan dengan mengkoreksi ketidakadilan yang muncul ketika hukum

dilanggar.

Ahli teori Yunani tidak membahas masalah validitas hukum immoral, tetapi Antigone Sophocle

merupakan contoh utama.

Romawi kuno yang diwakili oleh Cicero memberikan ide bahwa hukum merupakan produk pikiran

manusia, karena semua hal memiliki sifat masing-masing, dan sifat manusia adalah rasional. Bagi

Cicero, hukum yang bukan demi keuntungan masyarakat bukan hukum hukum yang sebenarnya.

Di awal era kristen, St. Augustine memberikan jembatan intelektual antara era pra kristen dan kristen.

Arti sesungguhnya dari proposisinya bahwa ‘hukum yang tidak adil bukan hukum’ telah menjadi

problematika.

Di abad pertengahan, St Thomas Aquinas mengembangkan teori hukum dasar yang meneruskan tradisi

pikiran pra kristen sebagai dasar hukum. Teori ini mesih berpengaruh dalam gereja katolik Roma. Bagi

Aguinas, biasanya (tapi tidak selalu), tidak ada kewajiban untuk patuh kepada hukum positif yang

melanggar hukum dasar.

10

Page 14: perbandingan hukum perdata

Setelah Aquinas, teroi hukum dasar mulai menjadi sekuler dengan karya Grotius. Dengan karya

Menurut Hume, semua hukum dasar membuat kesimpulan dalam bentuk nilai dari proposisi dalam

bentuk fakta, sehingga tidak logis.

Hak fundamental diakui dan dilindungi oleh hukum Inggris dan hukum ME. UU HAM 1998

menaikkan profil Konvensi Eropa tentang HAM, tetapi tidak menggabungkan Konvensi dalam Hukum

Inggris.

B. PERAN PERBANDINGAN HUKUM PERDATA

Hukum Perdata sering juga disebut dengan Hukum Sipil dan Hukum Privat, yaitu ketentuan-

ketentuan hukum yang mengatur hal-hal yang bersifat keperdataan atau kepentingan pribadi.

Sedangkan menurut Subekti, kata Hukum Perdata mengandung dua istilah, yaitu: Pertama, Hukum

Perdata dalam arti luas, yaitu hukum yang meliputi seluruh hukum privat materil dan hukum

dagang. Kedua, Hukum Perdata dalam arti sempit, yaitu hukum yang meliputi hukum privat materil

saja.

Ada beberapa definisi Hukum Perdata yang dikemukakan para ahli hukum diantaranya Sukidno

Mertokusumo, menurut beliau Hukum Perdata adalah hukum antar perorangan yang mengatur hak

dan kewajiban orang perseorangan yang satu terhadap yang lain dari dalam hubungan kekeluargaan

dan di dalam pergaulan masyarakat yang pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing pihak

Adapun definisi Hukum Perdata manurut Salim H.S. adalah kaidah-kaidah hukum (baik

tertulis/tidak tertulis) yang mengatur hubungan antara subjek hukum satu dengan subjek hukum

yang lain dalam hubungan kekeluargaan dan di dalam pergaulan kemasyarakatan.

Beberapa Peran perbandingan Hukum Perdata, yaitu:

a. Sebagai kaidah hukum yaitu: (1) tertulis yang terdapat dalam perundang-undangan, traktat dan

yurisprudensi (2) tidak tertulis yang timbul, tumbuh dan berkembang dalam praktek kehidupan

masyarakat (kebiasaan);

b. Mengatur hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum lain;

c. Bidang hukum yang diatur dalam Hukum Perdata meliputi hukum orang, hukum keluarga, hukum

benda dan sebagainya

11

Page 15: perbandingan hukum perdata

2. PERBANDINGAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM

A.HUKUM TENTANG PERBUATAN MELAWAN HUKUM

Melawan Hukum adalah suatu perbuatan yang dilakukan seseorang atau lebih atau badan hukum

yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja sehingga menimbulkan kelalaian dan akan

memperoleh kewajiban hukum yang menimbulkan akibat hukum itu sendiri baik berupa sanksi dll.

TANGGUNG JAWAB MUTLAK

DELIK PUBLIK

Perbuatan Pidana

Perbuatan Melanggar Hukum

DELIK PRIVAT

Wanprestasi Kontrak

Perbuatan Melawan Hukum

Tanggungjawab Tanpa Kesalahan

Sistem Eropa Kontinental /Sistem Anglo Saxon

menganut doktrin positivisme

Karakteristiknya a/ adanya sanksi yg diancamkan penguasa thd pelanggar hkm krn tdk patuh.PMH

terjadi jika aturan hukm dilanggar, hak org lain dilanggar, perbuatan bertentangan dg kesusilaan.

menganut doktrin setiap orang berbuat atas resikonya sendiri Karena itu dia akan bertanggungjawab

jika tlah mlaksanakan kewajiban, sehingga unsur kewajiban a/ unsur utama suatu PMH.pelanggaran

kewajiban terjadi dg adanya kesengajaan ato kelalaian. Namun dlm hal terbatas, PMH bisa terjadi

dari perbuatan tanpa kesalahan, artinya seseorang tdk dpt dimintai tanggungjawab ats tdk berbuat

sesuatu kecuali sbg konsekuens dari kewajiban yg hrs dilakukannya.

B. UNSUR KESENGAJAAN DAN KELALAIAN

Suatu perbuatan dapat diminta pertanggungjawabannya di dalam hukum, salah satu syaratnya adalah

12

Page 16: perbandingan hukum perdata

adanya unsur kesalahan. Dalam hukum positif, yang dimaksud kesalahan dapat berbentuk 2 macam

yakni kesengajaan dan kelalaian atau ketidaksengajaan. Bentuk yang pertama kesengajaan, sudah

tentu merupakan perbuatan yang dapat diminta pertanggungjawabannya

C. TANGGUNG JAWAB MUTLAK/ STRICT LIABILITY

Adalah Suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh seseorang atau lebih karena kesengajaan atau

kelalaian yang harus dapat dipenugi melalui kewajiban hukum

contoh : tanggung jawab pemimpin perusahaan untuk membayar gaji karyawan

3.PERBANDINGAN HUKUM BENDA

A. KARAKTERISTIK HUKUM BENDA

PENGERTIAN BENDA . Prof.Mariam Darus dlm KUHPerdata ada 2 istilah:

Benda (Zaak) : benda dlm arti luas (ps 499 KUHPerdata)

Goed (barang)

“Zaak” adalah segala sesuatu yg “dpt” dikuasai manusia

“dpt”: membuka kemungkinan untuk memasukkan “sesuatu” yg sebelumnya → tdk

memenuhi kriteria sebagai objek hukum

Arti lain dari“Zaak” dlm KUHPerdata:

1.1).perbuatan Hukum pasal 1792 KUHPerdata

“Last Geving” (pemberian kuasa) :suatu perjanjian yg memberikan kuasa dari seseorang

pada seorang lainnya, dimana si penerima kuasa akan melakukan suatu “zaak” untuk

kepentingan pemberi kuasa.

1.2). Kepentingan pasal 1354 KUHPerdata → diatur tentang seseorang yg dgn sukarela akan

menyelenggarakan suatu “zaak” untuk kepentingan seseorang lainnya baik “diminta” dan “tdk”

1.3).Kenyataan Hukum pasal 1263 KUHPerdata → perikatan dgn syarat tangguh/menunda yaitu

perikatan yg digantungkan pada “suatu kejadian” yg akan datang dan belum pasti atau dari suatu

“zaak” yg sudah terjadi tetapi belum diketahui para pihak.

13

Page 17: perbandingan hukum perdata

B . ASAS – ASAS UMUM HUKUM BENDA

1.Merupakan hukum yg memaksa (dwigen recht) → tdk memberi kewenangan lain selain yg

ditentukan dlm undang – undang

2.Dapat dipindahkan

semua hak kebendaan dpt dipindahtangankan kecuali hak pakai dan hak mendiami.

3.Individualis

4.Asas Totalitas→ hak kebendaan selalu terdiri atas kesatuan objeknya

5.Asas prioritas → semua hak kebendaan memberi wewenang yg sejenis dgn  kewenangan dari

eigendom hanya luasnya berbeda.

C. MACAM MACAM HAK KEBENDAAN

Hak Kebendaan

Hak kebendaan adalah suatu hak yang memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda, yang

dapat dipertahankan terhadap tiap orang.

BEZIT. Bezit adalah suatu keadaan lahir, dimana seorang menguasai suatu benda seolah – olah

kepunyaannya sendiri, yang oleh hukum dilindungi dengan tidak mempersoalkan hak milik atas

benda itu sebenarnya ada pada siapa.

a.Bezit atas benda yang bergerak

Diperoleh dengan pengambilan barang tersebut dari tempatnya semula, sehingga secara terang atau

tegas dapat terlihat maksud untuk memiliki barang tersebut.

Bezit barang bergerak oleh bantuan orang lain, diperoleh dengan penyerahan barang itu dari tangan

bezitter lama ke tangan bezitter baru.

b.Bezit atas benda tak bergerak

Ditentukan oleh Undang – Undang bahwa, orang yang menduduki sebidang tanah harus selama satu

tahun terus menerus mendudukinya dengan tidak mendapat gangguan dari sesuatu pihak, barulah ia

dianggap sebagai bezitter tanah itu (Pasal 545 BW) oleh bantuan orang lain (pengoperan), terjadi

dengan suatu pernyataan, apabila orang yang menyatakan adalah bezitter.

14

Page 18: perbandingan hukum perdata

4.PERBANDINGAN HUKUM ORANG DAN KELUARGA

Hukum orang tercantum dalam buku I BW

Pada hakekatnya lembaga perkawinan untuk umat islam adalah Kantor Urusan Agama dan tercatat

dalam Surat nikah, Pengadilan Agama adalah lembaga yang mengurusi tentang permohonasn cerai

talak, gugat cerai selain itu wakaf dan waris

Di Indonesia Lembaga perkawinan non islam adalah Kantor Catatan Sipil

15

Page 19: perbandingan hukum perdata

BAB IV

PERBANDINGAN SISTEMATIKA HUKUM

A. Sistematika Hukum Diberbagai Negara

1. Sistem hukum civil law

sistem hukum eropa kontinental adalah suatu sistem hukum dengan ciri-ciri adanya berbagai

ketentuan-ketentuan dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang akan ditafsirkan lebih lanjut

oleh hakim dalam penerapannya hampir 60% dari populasi dunia tinggal di negara yang menganut

sistem hukum ini. sistem hukum yang juga dikenal dengan nama civil law ini berasal dari romawi

perkembangan diawali dengan penduduk romawi atas prancis pada masa itu sistem ini dipraktekan

dalam interaksi antara kedua bangsa untuk mengatur kepentingan mereka. proses ini berlangsung

bertahun-tahun, sampai-sampai negara prancis sendiri menagdopsi istem hukum ini untuk

diterapkan pada bangsanya sendiri. bangsa prancis membawa sistem ini ke negeri belanda, dengan

proses yang sama dengan masuknya ke prancis. selanjutnya sistem ini berkembang ke itali, jerman,

portugal, spanyol, dan sebagainya sistem ini pun berkembang ke seluruh daratan benua eropa. ketika

bagsa-bangsa eropa mulai mencari koloni di asia, afrika, dan amerika latin, sistem hukum ini

digunakan oleh bangsa-bangsa eropa tersebut untuk mengatur masyarakat pribumi didaerah

jajahannya. misalnya belanda menjajah indonesia pemerintah penjajah menggunakan sistem hukum

eropa kontinental untuk mengatur masyarakat di negeri jajahannya. apabila terdapat suatu peristiwa

hukum yang melibatkan orang belanda atau keturunannya dengan orang pribumi, sistem hukum ini

yang menjadi dasar pengaturanya selama kurang lebih empat abad di bawah kekuasaan portugis dan

seperempat abad pendudukan indonesia, sistem huium eropa kontinental yang berlaku.

2. Sistem hukum Common law

sistem huku anglo-saxon sitem adalah sutau sistem hukum yang d dasarkan pada yurisprudens, yaitu

keputusan-keputusan hakim yang terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim

selanjutnya sistem hukum ini diterapakan di irlandia, inggris, auastralia, selandia baryu. afrika

selatan, kanada (kecuali provinsi quebec) dan amerika serikat (walaupun negara bagian louisiana

mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan sistem hukum eropa kontinental napoleon).

selain negara-negara tersebut beberapoa negara lain juga menerapkan sitem hukum anglo-saxon

16

Page 20: perbandingan hukum perdata

campuran, misalnya pakistan, india, dan nigeria yangh menerapkan sebagian besar sistem hukum

anglo-saxon, namun juga memberlakukan hukum adat dan hukum agama. sistem hukum anglo-

saxon, sebenarnya penerapanya lebih mudah terutama pada masyarakat pada negara-negara

berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman. pendapat para ahli dan praktisi hukum

lebih menonjol digunakan oleh hakim, dalam memutuskan perkara.

di inggris unifikasi hukum dilaksanakan dan dilselesaikan oleh benc dan bar dari pengadilan bench

dan bar ini sangat di hormati oleh rakyat inggris, oleh karena mampu mewakili rasa keadilan dari

m,asyarakat selkalipun bench dan bar merupakan pegawai pemerintah selama periode revolusi

industri, para hakim dan penasehat hukum yang merupakan penjabaran dari hobeas, corpus,

centorari dan madamus tetap tidak memihak selama masa revolusi dan hukum yang dibentuk

pengadilan justru mendukung kekauatan-kekauatan sosial politik yang menghendaki perubahan dari

masyarakat agraris ke masayarakat industri. dengan demikian di inggris pada masa revolusi

lembaga-lembaga hukum tetap berada di tangan pengadilan yang beribawa

di negara-negara common law hukum kebiasaan berkembang ketika pemikiran manusia tentang

hukum masih bersifat kaku. tugas menciptaka hukum kebiasaan semula di tangani oleh the court of

chancery, the court of chancery ini digunakan oleh raja untuk menhadapai kekauasaan dari

pengadilan. perkembangan tersebut kemudian menghasilakan perbedaan antara apa yang disebut

dengan "law" dan "equity" di lai pihak. secara historis equity merupakan lembaga hukum terpisah

dari law dan merupakan reaksi terhadap ketidakmampuan hukum kebasaan yang dikembangkan

pengadilan dalam mengatasi adanya kerugian-kerugian yang di timbulkan oleh suatu pelanggaran

hukum.

di negara-negara yang menganut system common law hukum kebiasaan yang di kembangkan

melalui keputusan pengadilan telah berlangsung sejak lama dan tidak dipengarui oleh adanya

perbedaan antara hukum piblik dan hukum privat. berdasarka uraian diatas jelas terlihat bahwa

negara-negara yang menganut common law system bahwa hukum itu dibentuk oleh pengadilan satu-

satunya karakteristik yang sama dari kedua sistem hukum tersebut adalah sama

B. SISTEMATIKA HUKUM ADAT

Hukum Adat menurut Prof. H. Hilman Hadikusuma adalah aturan kebiasaan manusia dalam

hidup bermasyarakat. Kehidupan manusia berawal dari berkeluarga dan mereka telah mengatur

17

Page 21: perbandingan hukum perdata

dirinya dan anggotanya menurut kebiasaan, dan kebiasaan dibawa dalam bermasyarakat dan negara.

Kepribadian bangsa kita dapat dilihat dari keanekaragaman suku bangsa di negara ini yang ada pada

Lambang negara kita Garuda Pancasila dengan slogannya “Bhineka Tunggal Ika” (Berbeda –

Beda tetapi tetap satu jua).

Dengan mempelajari hukum adat di Indonesia maka kita akan mendapatkan wawasan

berbagai macam budaya hukum Indonesia, dan sekaligus kita dapat ketahui hukum adat yang

mana ternyata tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, dan hukum adat yang mana dapat di

konkordasikan dan diperlakukan sebagai hukum nasional.

Berkat hasil penelitian Prof. Mr. C. Vollenhoven di Indonesia yang membuktikan bahwa bangsa

Indonesia mempunyai hukum pribadi asli, dan dengan demikian bangsa Indonesia semenjak tanggal

17 Agustus 1945 melalui undang – undang dasarnya dapat mewujudkan tata hukum Indonesia.

Sifat dari hukum adat memiliki unsur elasitas, flesible, dan Inovasi, ini dikarenakan hukum adat

bukan merupakan tipe hukum yang dikodifikasi (dibukukan). Istilah Hukum adat Indonesia pertama

kali disebutkan dalam buku Journal Of The Indian Archipelago karangan James Richardson Tahun

1850.

Hukum Adat dan Hukum Indonesia

Masyarakat Indonesia memiliki kedinamikaan suku adat, yang pada prinsipnya hanya ada satu

tujuan yakni membangun dan mempertahankan negara Republik Indonesia. Kedinamikaan suku

merupakan kepribadian bangsa Indonesia, kepribadian ini adalah hukum adat yang ditransformkan

menjadi hukum nasioanal dan dicantumkan dalam UUD 1945.

Mempelajari hukum adat maka kita akan mudah memahami hukum Indonesia, karena hukum adat

dibentuk menurut kebiasaan masyarakat Indonesia yang memiliki sanksi dan diselaraskan dengan

hukum nasional. Hukum di Indonesia salah satunya bersumber dari costum, dimana sumber tersebut

mengikuti perkembangan zaman dan harus disesuaikan dengan azas – azas hukum yang berlaku dan

tidak boleh bertentangan dengan ideologi bangsa. Suatu peraturan yang telah diundangkan harus

disepakati dan dipatuhi bersama dengan tidak ada pengecualian

Masyarakat Hukum Adat Indonesia

Di Indonesia terdiri dari berbagai macam hukum adat yang diantaranya:

18

Page 22: perbandingan hukum perdata

1 Masyarakat Hukum Territorial

2. Masyarakat Hukum Genealogis

3. Masyarakat Hukum Territorial – Genealogis

4.Masyarakat Hukum Adat – Keagamaan

5. Masyarakat Adat di Perantauan

6. Masyarakat Adat lainnya.

Hubungan hukum adat Indonesia dengan pasal 28 (1)  adalah bahwa hakim memenuhi kekosongan

hukum, apabila hakim menambah peraturan - perundangan,  maka hal ini berarti bahwa hakim

memenuhi ruangan kosong dalam sistem hukum formal dari tata hukum yang berlaku.

Menurut Prof. Mr. Paul Scholten mengatakan, bahwa hukum itu merupakan suatu sistem yang

terbuka (Open System Van het Recht). Pendapat itu lahir dari kenyataan, bahwa dengan pesatnya

kemajuan dan perkembangan masyarakat, menyebabkan hukum menjadi dinamis, terus menerus

mengikuti proses perkembangan masyarakat.

Berhubung dengan itulah telah menimbulkan konsekwensi, bahwa hakim dapat dan bahkan harus

memenuhi kekosongan yang ada dalam sistem hukum, asalkan penambahan itu tidaklah membawa

perubahan prinsipiil pada sistem hukum yang berlaku.

Hukum di Indonesia berasal dari Hukum Eropa Kontinental, kebiasaan (Adat) dan hukum Islam, dan

melalui interprestasi hakim dapat menyelaraskan keputusan yang mungkin sulit diambil dalam

pengadilan.

C. SISTEMATIKA HUKUM ISLAM

Adalah Suatu sistem hukum yang mendasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh

Allah (kitab Al-qur’an) dan rasul-nya (kitab hadis) kemudian disebut dengan syari’at atau hasil

pemahaman ulama terhadap ketentuan di atas (kitab fiqih) kemudian disebut dengan ijtihad yang

menata hubungan manusia dengan allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan benda.

Sistem hukum Islam berasal dari Arab, kemudian berkembang ke negara-negara lain seperti negara-

negara Asia, Afrika, Eropa, Amerika secara individual maupun secara kelompok.

19

Page 23: perbandingan hukum perdata

Sumber Hukum

1) Qur’an, yaitu kitab suci kaum muslimin yang diwahyukan dari Allah kepada Nabi Muhammad

SAW melalui Malaikat Jibril.

2) Sunnah Nabi (hadist), yaitu cara hidup dari nabi Muhammad SAW atau cerita tentang Nabi

Muhammad SAW.

3) Ijma, yaitu kesepakatan para ulama besar tentang suatu hak dalam cara hidup.

4) Qiyas, yaitu analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan antara dua kejadian.

Sistem hukum Islam dalam ”Hukum Fikh” terdiri dari dua bidang hukum, yaitu :

1) Hukum rohaniah (ibadat), ialah cara-cara menjalankan upacara tentang kebaktian terhadap Allah

(sholat, puasa, zakat, menunaikan ibadah haji), yang pada dasarnya tidak dipelajari di fakultas

hukum. Tetapi di UNISI diatur dlm mata kuliah fiqh Ibadah.

2) Hukum duniawi, terdiri dari :

a) Muamalat, yaitu tata tertib hukum dan peraturan mengenai hubungan antara manusia dalam

bidang jual-bei, sewa menyewa, perburuhan, hukum tanah, perikatan, hak milik, hak kebendaan dan

hubungan ekonomi pada umumnya.

b) Nikah (Munakahah), yaitu perkawinan dalam arti membetuk sebuah keluarga yang tediri dari

syarat-syarat dan rukun-rukunnya, hak dan kewajiban, dasar-dasar perkawinan monogami dan

akibat-akibat hukum perkawinan.

c) Jinayat, yaitu pidana yang meliputi ancaman hukuman terhadap hukum Allah dan tindak pidana

kejahatan.

Sistem hukum Islam menganut suatu keyakinan dan ajaran islam dengan keimanan lahir batin secara

individual.

Negara-negara yang menganut sistem hukum Islam dalam bernegara melaksanakan peraturan-

peraturan hukumnya sesuai dengan rasa keadilan berdasarkan peraturan perundangan yang

bersumber dari Qur’an

20

Page 24: perbandingan hukum perdata

DAFTAR PUSTAKA

1. R. Soeroso, Perbandingan Hukum Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005).

2. H. Soenarjati, Kapita Selekta Perbandingan Hukum, (Bandung: Alumni, 1986

3. Munir Fuady, PERBANDINGAN HUKUM PERDATA, Citra Aditya, 2005

21

Page 25: perbandingan hukum perdata