perawatan mesin

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan penemuan benda-benda sejarah dapat diketahui bahwa teknik penyambungan logam telah diketahui sejak zaman prasejarah, misalnya pembrasingan logam paduan emas tembaga dan pematrian paduan timbal-timah. Menurut keterangan yang didapat telah diketahui dan dipraktekkan dalam rentang waktu antara tahun 3000 sampai 4000 SM. Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah alat tersebut digunakan dalam praktek oleh Benardes (1985). Dalam penggunaan yang pertama ini Benardes memakai elektroda yang dibuat dari batang karbon atau grafit. Karena panas yang timbul, maka logam pengisi yang terbuat dari logam yang sama dengan logam induk mencair dan mengisi tempat sambungan. Zerner (1889) mengembangkan cara pengelasan busur yang baru dengan dengan menggunakan busur listrik yang dihasilkan oleh dua batang karbon. Slavianoff (1892) adalah orang pertama yang menggunakan kawat logam elektroda yang turut mencair karena panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi. Kemudian Kjellberg menemukan 1

Upload: wahyu-anjar-setyo-l

Post on 13-Feb-2015

225 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: perawatan mesin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan penemuan benda-benda sejarah dapat diketahui bahwa

teknik penyambungan logam telah diketahui sejak zaman prasejarah, misalnya

pembrasingan logam paduan emas tembaga dan pematrian paduan timbal-timah.

Menurut keterangan yang didapat telah diketahui dan dipraktekkan dalam rentang

waktu antara tahun 3000 sampai 4000 SM.

Alat-alat las busur dipakai secara luas setelah alat tersebut digunakan dalam

praktek oleh Benardes (1985). Dalam penggunaan yang pertama ini Benardes

memakai elektroda yang dibuat dari batang karbon atau grafit. Karena panas yang

timbul, maka logam pengisi yang terbuat dari logam yang sama dengan logam

induk mencair dan mengisi tempat sambungan. Zerner (1889) mengembangkan

cara pengelasan busur yang baru dengan dengan menggunakan busur listrik yang

dihasilkan oleh dua batang karbon. Slavianoff (1892) adalah orang pertama yang

menggunakan kawat logam elektroda yang turut mencair karena panas yang

ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi. Kemudian Kjellberg menemukan

bahwa kualitas sambungan las menjadi lebih baik bila kawat elektroda logam

yang digunakan dibungkus dengan terak.

Di samping penemuan-penemuan oleh Slavianoff dan Kjellberg dalam las

busur dengan elektroda terbungkus seperti diterangkan di atas, Thomas (1886)

menciptakan proses las resistansi listrik, Goldschmitt (1895) menemukan las

termit dan tahun 1901 las oksi-asitelin mulai digunakan oleh Fouche dan Piccard. Baru

pada tahun 1926 ditemukannya las hidrogen atom oleh Lungumir, las busur logam

dengan pelindung gas mulia oleh Hobart dan Dener serta las busur rendam oleh

Kennedy (1935). Wasserman (1936) menyusul dengan menemukan cara

pembrasingan yang mempunyai kekuatan tinggi.

Dari tahun 1950 sampai sekarang telah ditemukan cara-cara las baru

antara lain las tekan dingin, las listrik terak, las busur dengan pelindung gas CO2, 1

Page 2: perawatan mesin

las gesek, las ultrasonik, las sinar elektron, las busur plasma, las laser, dan

masih banyak lagi lainnya.

Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan

metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam

keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, pengelasan adalah suatu proses

penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh

tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan

oleh gaya tarik menarik antara atom.

Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya

pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang

kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan

waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan

penggunaan konstruksi-konstruksi las merupakan hal yang umum di semua negara di

dunia.

Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas

ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan

konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini,

teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.

1.2 TUJUAN PEMBAHASAN

1. Mengetahui Dimensi las asetilin dan nama-nama bagian las asetilin.

2. Mengetahui cara kerja las asetilin.

3. Mengetahui perawatan rutin, perawatan berkala, perawatan besar pada las Asetilin.

4. Mengetahui cara penyimpanan yang benar pada las asetilin.

2

Page 3: perawatan mesin

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengelasan Oksi-asetilen (Las Karbit)

Pengelasan dengan oksi–asetilen atau yang lebih familiar disebut dengan Las

Karbit adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam

yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilen melalui

pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Dalam proses ini

digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya bisa mencapai

3500oC. Oksigen berasal dari proses hidrolisa atau pencairan udara. Oksigen disimpan

dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi

kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut :

C2H2 + 2 H2O Ca(OH)2 + C2H2

Kalsium Air Kapur tohor gas karbida asetilin

Gambar 1. Tabung Asetilen Dan Oksigen Untuk Pengelasan

(Sumber : www.las asetilin.com)

3

Page 4: perawatan mesin

Gas asetilen yang digunakan untuk pengelasan dapat diperoleh dengan

membeli pada tabung-tabung yang ada di pasaran atau dengan cara membuat sendiri.

Alat yang berfungsi sebagai pembuat dan penyimpan gas asetilen disebut generator

asetilen. Gas asetilen yang dibuat pada generator diperoleh dengan cara mereaksikan CaC2

( KalsiumKarbida ) dengan air.

2.1.1 Peralatan pada las asetilin

Untuk dapat mengelas atau memotong ataupun fungsi lainya dari proses las

gas maka diperlukan peralatan yang dapat menunjang fungsi-fungsi itu. Secara

umum, peralatan yang digunakan dalam gas iniadalah : 

1. Tabung gas Oksigen dan tabung gas bahan bakar,

2. Katup silinder/tabung,

3. Regulator,

4. Selang gas,

5. Torch,

6. Peralatan pengaman

1. Tabung Gas

Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi

bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah

banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas

tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung

ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga

jenis gas yang ditampung.

Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen,

Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu. 

4

Page 5: perawatan mesin

Gambar 1.1 Tabung las asetilin

(Sumber : www.las asetilin.com)

2. Katup Tabung

Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup.

Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen,

katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas

Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.

Gambar 1.2 Katub Tabung

(Sumber : www.las asetilin.com)

5

Page 6: perawatan mesin

3. Regulator

Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada

katub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekann hingga

mencapai tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan

besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika

tekanan dalam tabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap oleh

regulator.

Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup

pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat

pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang.

Gambar 1.3 Regulator

(Sumber : www.las asetilin.com)

4. Selang Gas

Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan

selang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan

tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan

berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan

selang Oksigen dan selang Asetilen maka cukup memperhatikan kode warna pada

selang.

6

Page 7: perawatan mesin

Gambar 1.4 Selang gas

(Sumber : www.las asetilin.com)

5. Torch (Pembakar)

Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur

didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas,

toch memiliki dua fungsi yaitu :

•Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.

Gambar 1.5 Torch ( Pembakar)

(www. perkakau.com)

•Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.

Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :

Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.

7

Page 8: perawatan mesin

Dibedakan atas :

•Injector⎫ torch (tekanan rendah)

Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari

tekanan gas oksigen.

•Equal pressure torch (torch⎫ bertekanan sama)

Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi

saluran masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang

pencampur berlangsung dalam tekanan yang sama.

Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :

• Toch normal

• Torch ringan/kecil

Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :

• Torch nyala api tunggal

• Torch nyala api jamak

Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :

• Torch untuk gas asetilen

• Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.

Menurut Aplikasi. Dibedakan atas :

• Torch manual

• Torch otomatik/semi otomatik

6. Pematik api Las

Alat yang berfungsi untuk menyalakan api las.

Gambar 1.6 Pemantik api las

(Sumber : www.las asetilin.com)

7. Tip Cleaner

8

Page 9: perawatan mesin

Alat ini berfungsi untuk membersihkan lubang mulut pembakar.

Gambar 1.7 Tip Cleaner

(Sumber : www.las asetilin.com)

2.2 Cara Kerja las asetilin

Pengelasan dengan oksi–asetilen atau yang lebih familiar disebut dengan Las

Karbit adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan logam

yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilen melalui

pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi. Dalam proses ini

digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya bisa mencapai

3500oC. Oksigen berasal dari proses hidrolisa atau pencairan udara. Oksigen disimpan

dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan oleh reaksi

kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut :

C2H2 + 2 H2O Ca(OH)2 + C2H2

Kalsium Air Kapur tohor gas karbida asetilin

9

Page 10: perawatan mesin

Gambar 2.1 Tabung Asetilen Dan Oksigen Untuk Pengelasan

(Sumber : www.las asetilin.com)

Cara kerja generator asetilen sistem lempar atau celup sederhana seperti terlihat pada

gambar berikut.

Gambar 2.2 Generator Asetilen System Lempar / Celup Sederhana

(Sumber : www.las asetilin.com)

10

Page 11: perawatan mesin

Karbit yang dicelupkan dalam air yang ditampung. Gas asetilen yang terjadi

bergerak naik, gas yang terjadi berkumpul dalam ruang gas terus kekunci air, dari kunci air

tersebut gas siap digunakan.

Cara kerja generator asetilen sistem tetes kebalikan dari generator asetilen

sistem celup, seperti pada gambar 3. Generator asetilen jenis ini air diteteskan

kepermukaan karbit yang terletak pada laci didalam rotor, gas asetilen yang

terbentuk kemudian masuk keruang gas, dari ruang gas masuk kekunci air dan siap

digunakan. Generator asetilen harus mendapatkan perawatan dan perhatian yang

khusus karena sistem ini menghasilkan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau

tetapi mudah terbakar dan mempunyai sifat racun bila dihirup dalam jumlah yang

banyak sehingga harus disimpan dengan baik .

Generator sistem tetes

Gambar 3. Generator Asetilen Sistem Tetes.

(Sumber : www.las asetilin.com)

11

Page 12: perawatan mesin

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100

kPa dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan

pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen.

Tabung asetilen mampu menahan tekanan sampai 1,7 MPa.

Gambar 5. Skema Nyala Las Oksi-asetilen Dan Sambungan Gasnya.

(Sumber : www.las asetilin.com)

Pada nyala gas oksi-asetilen bisa diperoleh 4 jenis nyala yaitu nyala netral,

karburasi, oksidasi dan nyala asitelin. Nyala netral diperlihatkan pada gambar 6. dibawah

ini.

Gambar 6. Nyala Netral Dan Suhu Yang Dicapai Pada Ujung Pembakar.

(Sumber : www.las asetilin.com)

12

Page 13: perawatan mesin

2.2.1 Proses Pengelasan Oksi Asetilin

A. Menentukan Nyala Api

1. Nyala Api Karburasi

Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen

yang digunakan maka di antara kerucut dalam

dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru

berwarna biru. Di antara kerucut yang menyala

dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan,

yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan

menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan

dalam pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam

bahan pengerasan permukaan non-ferous.

13

Page 14: perawatan mesin

2. Nyala Api Netral

Nyala ini terjadi bila perbandingan antara

oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri

atas kerucut dalam yang berwarna putih

bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru

bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini

berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500oC tercapai pada

ujung nyala kerucut.

3. Nyala Api Oksidasi

Bila gas oksigen lebih daripada yang

dibutuhkan untuk menghasilkan nyala

netral maka nyala api menjadi pendek

dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan

terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat

oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan

perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.

B . Teknik Pengelasan

1. Posisi pengelasan di bawah tangan

Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah

tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar

(brander) terletak diantara 60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan

sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut

sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan.

Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan

gerakannya adalah lurus.

2. Posisi pengelasan datar ( horizontal )

Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan

arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu

ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda

kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar, sedangkan

kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas garis mendatar.

Page 15: perawatan mesin

3. Posisi pengelasan tegak ( vertical )

Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau

ke bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan

yang bersudut 45°-60° dan sudut brander sebesar 80°.

4. Posisi pengelasan di atas kepala ( Overhead )

Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi

lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari

bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis

vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.

5. Pengelasan arah ke kiri ( maju )

Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri

dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan

sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak

digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang

sulit saat mengelas.

6. Pengelasan arah ke kanan ( mundur )

Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri.

Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5

mm ke atas.

7. Operasi Branzing ( Flame Brazing )

Yang dimaksud dengan branzing disini ada lah proses penyambunngan tanpa

mencairkan logaminduk yang disambung, hanya logam p eng isi saja. Misalnya

saja proses penyambungan pelat baja yang menggunakan kawat las dari

kuningan. Ingat bahwa titik cair Baja ( ± 1550 °C) lebih tinggi dari kuningan (

sekitar 1080°C). dengan perbedaan titik car itu, proses branzing, akan lebih

mudah dilaksanakan daripada proses pengelasan.

Page 16: perawatan mesin

8. Operasi Pemotongan Logam ( Flame Cut )

Kasus pemotongan logam sebenarnya dapat

dilakukan dengan berbagai cara. Proses

penggergajian (sewing) dan

menggunting (shearing)

merupakan contoh dari proses

pemotongan logam dan lembaran logam. Proses

( Sumber : www.las asetilin.com)

menggunting hanya cocok diterapkan pada lembaran logam yang ketebalannya

tipis. Proses penggergajian dapat diterapkan pada pelat yang lebih tebal tetapi

memerlukan waktu pemotongan yang lebih lama. Untuk dapat memotong pelat

tebal dengan waktu lebih singkat dari cara gergaji maka digunakan las gas ini

dengan peralatan khusus misalnya mengganti torchnya ( dibengkel-bengkel

menyebutnya brender ).

Pemotongan pelat logam dengan nyala api ini dilakukan dengan memberikan

suplai gas Oksigen berlebih. Pemberian gas Oksigen lebih, dapat diatur pada

torch yang memang dibuat untuk keperluan memotong.

9. Operasi Perluasan ( Flame Gauging )

Operasi perluasan dan pencukilan ini biasanya diterapkan pada produk/komponen

logam yang terdapat cacat/retak permukaannya. Retak/cacat tadi sebelum

ditambal kembali dengan pengelasan, terlebih dahulu dicukil atau diperluas untuk

tujuan menghilangkan retak itu. Setelah retak dihilangkan barulah kemudian alur

hasil pencungkilan tadi diisi kembali dengan

Logam las.

(Sumber : www.las asetilin.com)

10. Operasi Pelurusan ( Flame Straightening )

Page 17: perawatan mesin

Operasi pelurusan dilaksanakan dengan

memberikan panas pada komponen

dengan bentuk pola pemanasan tertentu.

Ilustrasi dibawah ini menunjukkan

prinsip dasar pemuaian dan pengkerutan

pada suatu logam batang.

Batang lurus dipanaskan dengan pola

pemanasan segitiga. Logam cenderung

memuai pada saat dipanaskan. Daerah

pemanasan tersebut menghasilkan

pemuaian yang besar. Logam mengkerut

pasa saat didinginkan. Daerah pemanasan terbesar.

(Sumber : www.las asetilin.com)

C. Keuntungan mengelas Asetilin

• peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.

• Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan

yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.

• Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di

bengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana

• Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan

alat ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.

2.3 Perawatan Las asetilin

2.3.1 Menjaga Kondisi Peralatan Las Asetilin

            Perawatan merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung

suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang

dibuat harus mempunyai kualitas yang baik dan hasil produksi diserahkan ke

konsumen dalam waktu yang cepat. Oleh karena itu proses produksi harus

didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk

mencapai hal itu peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu

dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.

Page 18: perawatan mesin

            Pada las asetilin terdapat beberapa item yang perlu diadakan perawatan,

yaitu:

1. Tabung gas oksigen, berisi gas oksigen yang berfungsi dalam proses

pembakaran.

2. Tabung gas asetilin, berisi gas asetilin sebagai bahan bakar utama dalam

proses pembakaran

3. Regulator, adalah alat untuk mengatur aliran gas dari masing-masing tabung

4. Selang penyalur gas oksigen dan asetilin dari masing-masing tabung ke

brander

5. Brander adalah alat yang berfungsi mengatur campuran gas oksigen dan

asetilin serta membakarnya

Tabung gas oksigen dan gas asetilin masing-masing dilengkapi dengan katup

atau kran pembuka dan penutup aliran gas dan dua alat pengukur tekanan, yaitu

yang satu untuk mengetahui tekanan gas di dalam tabung dan satunya lagi

untuk mengetahi tekanan gas di lubang pengeluarannya.

A. Perawatan rutin :

1. Membersihkan las asetilin dari debu-debu yang menempel.

2. Mengeraskan baut-baut yang longgar pada las asetilin.

3. Mengeraskan komponen-komponen yang longgar pada las asetilin.

B. Perawatan berkala:

1. Memeriksa selang oksigen dan selang asetilin.

2. Memeriksa regulator oksigen dan regulator asetilin

3. Membersihkan torch ( alat pembakar )

C. Perawatan besar (overhoel)

1. Mengganti selang oksigen dan selang asetilin jika selang tersebut bocor,

akan memicu terjadinya kebakaran besar.

Page 19: perawatan mesin

2. Mengganti regulator jika regulator tersebut sudah bocor atau jarum petunjuk

tidak berfungsi

3. Mengganti torch (alat pembakar) jika torch tersebut sudah tidak berfungsi

dengan baik.

2.4 Penanganan dan Penyimpanan Tabung Gas Asetilin

Penanganan dan Penyimpanan tabung gas asetilin:

Penyimpanan : Simpan dan gunakan dengan ventilasi yang memadai.

Tabung harus terpisah dari oksigen dan oksidator lainnya dengan jarak

minimum 20 kaki atau oleh barikade yang terbuat dari bahan yang tidak dapat

terbakar dengan tinggi sekurang-kurangnya 5 kaki yang memiliki rating tahan

api selama sekurang-kurangnya ½ jam. Penyimpanan lebih dari 2.500 kaki

kubik tidak boleh dilakukan pada bangunan yang dihuni. Tabung harus

disimpan dalam posisi tegak dengan tutup pelindung katup berada pada

tempatnya dan terpasang kencang agar tidak jatuh atau terbuka secara tak

disengaja. Pasang papan tanda “Dilarang merokok atau Menyalakan Api” di

daerah penyimpanan atau pemakaian. Tidak boleh ada sumber pengapian.

Semua peralatan listrik harus tahan ledakan di daerah penyimpanan. Daerah

penyimpanan harus memenuhi Peraturan Kelistrikan Nasional untuk daerah

berbahaya kelas 1. Jangan membiarkan temperatur penyimpanan melampaui

125 oF (52 oC). Tabung penuh dan tabung kosong harus dipisah. Gunakan

sistem inventori first-in first-out untuk mencegah agar kontainer penuh tidak

disimpan untuk jangka waktu lama.

Penanganan : Lindungi tabung dari kerusakan fisik; jangan

menyeret, menggulingkan, mendorong atau menjatuhkan tabung. Gunakan

hand truck yang sesuai yang dirancang untuk memindahkan tabung. Semua

sistem pipa asetilen dan peralatan yang terkait harus dibumikan. Peralatan

listrik harus terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan percikan api dan

tahan ledakan. Jangan menggunakan pipa tembaga untuk asetilen, hanya pipa

baja atau pipa besi tempa yang boleh digunakan. Katup tabung asetilen harus

dibuka secara minimal sebagaimana yang diperlukan untuk menghantarkan

Page 20: perawatan mesin

aliran dalam jumlah yang dapat diterima agar katup tersebut dapat ditutup

secepat mungkin dalam keadaan darurat. Jangan membuka katup tabung lebih

dari satu setengah putaran. Jangan menggunakan asetilen dengan tekanan

lebih dari 15 psig. Tabung asetilen lebih berat daripada tabung lainnya karena

tabung ini dikemas dengan material pengisi berpori dan aseton. Periksa

apakah ada kebocoran dengan menggunakan air sabun, jangan menggunakan

api. Jangan memasukkan benda apapun (misalnya, kunci inggris, obeng,

batang pengumpil, dll.) ke dalam celah tutup katup. Bila Anda melakukannya,

maka dapat menyebabkan kerusakan pada katup yang akan menimbulkan

kebocoran. Gunakan strap wrench yang dapat disesuaikan untuk melepas

tutup yang terlalu kencang atau berkarat. Jangan memercikkan bunga api

listrik pada tabung gas bertekanan atau menjadikan tabung sebagai bagian

daripada suatu sirkuit listrik. Gunakan sambungan CGA yang tepat,

JANGAN MENGGUNAKAN ADAPTER.

Langkah Pencegahan Khusus : Gunakan pipa dan peralatan yang

dirancang secara memadai untuk tahan terhadap tekanan yang akan ditemui.

Gunakan katup periksa atau peralatan pelindung lainnya pada sistem pipa

pada tabung untuk mencegah aliran balik.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan

Page 21: perawatan mesin

dan dari penyusunan makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa :

Pada akhirnya penulis mengetahui Pengertian las asetilin, alat-alat yang

digunakan pada proses pengelasan las asetilin, Posisi pengelasan las

asetilin, tingkat kesususahan dalam pengelasan las asetilin.

Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las asetilin, perlengkapan yang

digunakan pada praktik las asetilin, jenis-jenis nyala api, serta posisi

pengelasan pada proses las asetilin.

3.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini sebagai

berikut :

Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai

referensi agar makalah yang dibuat lebih baik.

Pelajari makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi.

Page 22: perawatan mesin

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998 .Petunjuk Praktek Las

Asetilin dan Las Listrik. Jakarta:Depatemen Pendidikaan

Nasional.

Las asetilin dan peralatan yang dibutuhkan.(online),

(htt p : / /la s asetilin .blogs p o t . c o m / 2009/ 0 6/.ht ml).diakses 27 Oktober

2012 .

Peralatan Praktek Las Asetilin.(online),

(http://kamissore.blogspot.com/2009/06/kerja-las-asetilin-).diakses 27

Oktober 2012 .

Petunjuk Praktek Las Asetilin.(online),

(http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html).diakses

27 Oktober 2012 .

Universitas Negeri Malang.2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,

Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan

Penelitian, Edisi Kelima. Malang: diterbitkan oleh Universitas

Negeri Malang.

Page 23: perawatan mesin