peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

50
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUAATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka lebih meningkatkan kegiatan investasi langsung guna mendorong pertumbuhan ekonomi, serta untuk pemerataan pembangunan dan percepatan pembangunan bagi bidang usaha tertentu dan/atau daerah tertentu, perlu mengubah Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu; Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4675), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4892); MEMUTUSKAN: 1/6

Upload: hatuyen

Post on 30-Dec-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

www.hukumonline.com

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 52 TAHUN 2011

TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITASPAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU

DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

a. bahwa dalam rangka lebih meningkatkan kegiatan investasi langsung guna mendorong pertumbuhanekonomi, serta untuk pemerataan pembangunan dan percepatan pembangunan bagi bidang usahatertentu dan/atau daerah tertentu, perlu mengubah Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentangFasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau diDaerah-daerah Tertentu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2008tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilanuntuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan PeraturanPemerintah tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang FasilitasPajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerahTertentu;

Mengingat:

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimanatelah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang PerubahanKeempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4893);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modaldi Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4675),sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2008 tentang Perubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modaldi Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4892);

MEMUTUSKAN:

1 / 6

Page 2: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

www.hukumonline.com

Menetapkan:

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1TAHUN 2007 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilanuntuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4675), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2008 tentang Perubahan atasPeraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal diBidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4892), diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 2 ayat (2) diubah dan di antara ayat (2) dan ayat (3) Pasal 2 disisipkan 1 (satu) ayat,yakni ayat (2a), sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 2

(1) Kepada Wajib Pajak badan dalam negeri berbentuk perseroan terbatas dan koperasi yangmelakukan penanaman modal pada:

a. bidang-bidang usaha tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I PeraturanPemerintah ini; atau

b. bidang-bidang usaha tertentu dan daerah-daerah tertentu sebagaimana ditetapkan dalamLampiran II Peraturan Pemerintah ini,

dapat diberikan fasilitas Pajak Penghasilan.

(2) Fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah PenanamanModal, dibebankan selama 6 (enam) tahun masing-masing sebesar 5% (lima persen) pertahun;

b. penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, sebagai berikut:

Kelompok Aktiva TetapBerwujud

Masa Manfaat Menjadi Tarif Penyusutan dan AmortisasiBerdasarkan Metode

Garis Lurus Saldo Menurun

I. Bukan Bangunan:

Kelompok I 2 tahun 50% 100%(dibebankansekaligus)

Kelompok II 4 tahun 25% 50%

Kelompok III 8 tahun 12,5% 25%

Kelompok IV 10 tahun 10% 20%

2 / 6

Page 3: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

www.hukumonline.com

II. Bangunan:

Permanen 10 tahun 10% -

Tidak permanen 5 tahun 20% -

c. pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen yang dibayarkan kepada subjek pajak luar negerisebesar 10% (sepuluh persen), atau tarif yang lebih rendah menurut PersetujuanPenghindaran Pajak Berganda yang berlaku; dan

d. kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh)tahun dengan ketentuan:

1) tambahan 1 tahun : apabila penanaman modal baru pada bidang usaha yangdiatur pada ayat (1) huruf a dilakukan di kawasan industridan kawasan berikat;

2) tambahan 1 tahun : apabila mempekerjakan sekurang-kurangnya 500 (limaratus) orang tenaga kerja Indonesia selama 5 (lima)tahun berturut-turut:

3) tambahan 1 tahun : apabila penanaman modal baru memerlukaninvestasi/pengeluaran untuk infrastruktur ekonomi dansosial di lokasi usaha paling sedikit sebesarRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);

4) tambahan 1 tahun : apabila mengeluarkan biaya penelitian danpengembangan di dalam negeri dalam rangkapengembangan produk atau efisiensi produksi palingsedikit 5% (lima persen) dari investasi dalam jangkawaktu 5 (lima) tahun; dan/atau

5) tambahan 1 tahun : apabila menggunakan bahan baku dan/atau komponenhasil produksi dalam negeri paling sedikit 70% (tujuhpuluh persen) sejak tahun ke 4 (empat).

(2a) Fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dimanfaatkan setelahWajib Pajak merealisasikan rencana penanaman modal paling sedikit 80% (delapan puluh persen).

(3) Menteri Keuangan menerbitkan keputusan pemberian fasilitas Pajak Penghasilan setelahmempertimbangkan usulan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.”

2. Di antara Pasal 4A dan Pasal 5 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 4B, yang berbunyi sebagai berikut:

“Pasal 4B

Bagi Wajib Pajak yang telah memiliki izin penanaman modal sebelum berlakunya Peraturan Pemerintahini, dapat diberikan fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sepanjang:

a. memiliki rencana penanaman modal paling sedikit Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah); dan

b. belum beroperasi secara komersial pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku.”

3. Di antara Pasal 7 dan Pasal 8 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 7A, yang berbunyi sebagai berikut:

3 / 6

Page 4: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

www.hukumonline.com

“Pasal 7A

Wajib Pajak yang telah mendapatkan keputusan pemberian fasilitas Pajak Penghasilan berdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modaldi Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu, sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 1Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang UsahaTertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, tidak berlakuketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2a).”

4. Lampiran I diubah menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

5. Lampiran II diubah menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Pasal II

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan Di Jakarta,

Pada Tanggal 22 Desember 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ttd

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan Di Jakarta,

Pada Tanggal 22 Desember 2011

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 133

4 / 6

Page 5: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

www.hukumonline.com

PENJELASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 52 TAHUN 2011

TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG FASILITASPAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU

DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU

I. UMUM

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 62 Tahun 2008 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal diBidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu, Wajib Pajak yang melakukanpenanaman modal di bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu dapat memperolehfasilitas Pajak Penghasilan.

Dalam rangka lebih meningkatkan kegiatan investasi langsung guna mendorong pertumbuhan ekonomi,pemerataan pembangunan dan percepatan pembangunan untuk bidang usaha tertentu dan/atau daerah-daerah tertentu yang sudah dilakukan oleh Wajib Pajak, perlu melakukan perubahan kedua PeraturanPemerintah Nomor 1 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62Tahun 2008 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang UsahaTertentu dan/atau di Daerah-daerah Tertentu dengan melakukan penyesuaian terhadap cakupan bidangusaha dan daerah tertentu.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Angka 1

Pasal 2

Cukup jelas.

Angka 2

Pasal 4B

Cukup jelas.

Angka 3

Pasal 7A

Cukup jelas.

Angka 4

5 / 6

Page 6: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Angka 5

Cukup jelas.

Pasal II

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5264

6 / 6

Page 7: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TANGGAL

BIDANG USAHA TERTENTU

NO BIDANG USAHA KBLI CAKUPAN PRODUK PERSYARATAN

1 2 3 4 5

PERTANIAN TANAMAN, PETERNAKAN, PERBURUAN DAN KEGIATAN YBDI

1 Pembibitan dan Budidaya Sapi Potong

01411 - Pembibitan sapi potong > 5000 ekor/tahun

- Budidaya penggemukan sapi lokal

> 5000 ekor/siklus

KEHUTANAN DAN PENEBANGAN KAYU

2

Pengusahaan Hutan Jati

02111 Kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran produk tanaman jati

Minimal 5.000 Ha

PERTAMBANGAN . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 8: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 2 -

PERTAMBANGAN BATU BARA DAN LIGNIT

3 Gasifikasi Batubara di Lokasi Penambangan

05102 Coal gasification Hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM DAN PANAS BUMI

4 Pengusahaan Tenaga Panas Bumi

06202 - Pencarian - Pengeboran - Pengubahan tenaga panas bumi menjadi tenaga listrik

INDUSTRI MAKANAN

5 Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula

10732 Mencakup usaha pembuatan segala macam makanan yang bahan utamanya dari bubuk kakao, mentega kakao, lemak kakao, minyak kakao

- Investasi ≥ Rp. 100 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang

untuk investasi baru, atau ≥ 200 orang untuk perluasan

- 50% menggunakan komponen lokal

- Minimal 50% produk yang dihasilkan mengandung coklat

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 9: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 3 -

6

Industri Makanan Bayi

10791

Mencakup usaha pembuatan makanan bayi, seperti formula bayi, susu lanjutan dan makanan lanjutan lainnya, makanan bayi dan makanan yang mengandung bahan yang dihomogenisasi.

- Investasi ≥ Rp. 100 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang

untuk investasi baru, atau ≥ 200 orang untuk perluasan

- Bermitra dengan UMKM/Koperasi

INDUSTRI TEKSTIL

7 Industri yang Menghasilkan Kain Keperluan Industri

13992 Industri kain untuk keperluan infrastruktur (termasuk kegiatan perluasan): geotextile.

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang

untuk investasi baru, atau untuk perluasan ≥ 50 orang.

- Melakukan alih teknologi

INDUSTRI PRODUK DARI BATU BARA DAN PENGILANGAN MINYAK BUMI

8 Industri Pemurnian dan Pengilangan Minyak Bumi

19211 Pemurnian pengilangan minyak bumi yang menghasilkan gas/LPG, avtur, avigas, naphta, minyak solar, minyak tanah, minyak diesel, minyak bakar, lubricant, waz, solvent/pelarut, residu dan aspal

- Prioritas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

9

Industri Pemurnian dan Pengolahan Gas Alam

19212

Kelompok ini mencakup usaha pemurnian dan pengolahan gas bumi menjadi Liqufied Natural Gas (LNG) dan Liqufied Petroleum Gas (LPG)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 10: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 4 -

10 Industri Pembuatan Minyak Pelumas

19213 *)

- Investasi ≥ Rp. 600 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang

INDUSTRI BAHAN KIMIA DAN BARANG DARI BAHAN KIMIA

11 Industri Kimia Dasar Anorganik Lainnya

20114 White carbon, asam sulfat, amonium sulfat, asam fosfat, hidrogen peroksida, ammonium nitrat, ammonium khlorat, ammonium perklorat, potassium nitrat, potassium khlorat

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang

12

Industri Kimia Dasar Organik yang Bersumber dari Hasil Pertanian

20115

Bahan organik lainnya dari hasil pertanian (natural flavour dan natural fragrance)

- Investasi > Rp. 500 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang

13

Industri Kimia Dasar Organik untuk Bahan Baku Zat Warna dan Pigmen, Zat Warna dan Pigmen

20116

Zat warna tekstil untuk proses mewarnai benang dan kain tekstil

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja > 100 orang

untuk investasi baru, atau untuk perluasan > 50 orang.

- Melakukan alih teknologi

14

Industri Kimia Dasar Organik yang Bersumber dari Minyak Bumi, Gas Alam dan Batubara

20117

- Hulu kelompok olefin: ethylene, propylene, butadien, buthane,

raffinate - Hulu kelompok aromatik: paraxylene, benzene, toluene,

orthoxylene - Hulu kelompok C1: methanol, amonia - Lain : carbon black

- Investasi > Rp. 900 M - Tenaga kerja > 100 orang

15

Industri Kimia Dasar Organik yang Menghasilkan Bahan Kimia Khusus

20118

- Bahan tambahan makanan (food additive) sebagai perasa dan

aroma (flavour) pada produk makanan / minuman

- Investasi > Rp. 500 M - Tenaga kerja > 100 orang

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 11: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 5 -

- Bahan kimia khusus yang ditambahkan sebagai aroma wangi-wangian (fragrance) pada produk-produk seperti parfum, kosmetik, sabun, deterjen, pembersih, pewangi ruangan dan lain-lain

- Terintegrasi dengan KBLI 20115

16

Industri Damar Buatan (Resin Sintetis) dan Bahan Baku Plastik

20131

Polycarbonate, polyacetal, nylon filament yarn, nylon tire cord, polyethylene, polypropylene, poly vinyl chloride, polyurethane, super absorbant polymer, polyester chip

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga kerja > 300 orang

17

Industri Karet Buatan

20132

Karet teknis buatan, styrene butadiene rubber (sbr), polychloroprene (neoprene), acrylonitrile butadine rubber (nitrile rubber), silicone rubber (polysiloxane), isoprene rubber

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja > 100 orang

18

Industri Bahan Kosmetik dan Kosmetik, Termasuk Pasta Gigi

20232

*)

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga kerja > 300 orang

19

Industri Serat/Benang/Strip Filamen Buatan

20301

Benang filament polyester

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja > 100 orang

20 Industri Serat Stapel Buatan 20302 Pembuatan serat stapel buatan, khususnya rayon viscose dan

poliester, untuk diolah lebih lanjut dalam industri tekstil. Serat stapel adalah serat buatan yang putus-putus

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja > 100 orang

untuk investasi baru, atau untuk perluasan > 50 orang

- Melakukan alih teknologi

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 12: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 6 -

INDUSTRI FARMASI, PRODUK OBAT KIMIA DAN OBAT TRADISIONAL

21 Industri Bahan Farmasi 21011 Senyawa derivat statin, para amino fenol, sefalosporin, rifampisin, kloramfenicol dan derivatnya, amoksisilin, ampisilin, vitamin a, vitamin b, vitamin c, bahan baku farmasi yang diperoleh dengan proses bioteknologi, paracetamol, pseudoefedrin, laktosa, asam folat, acetosal, anaesthesin

INDUSTRI KARET, BARANG DARI KARET DAN PLASTIK

22 Industri Ban Luar dan Ban Dalam

22111

Ban luar dan ban dalam untuk kendaraan bermotor, sepeda, kendaraan angkutan lainnya dan peralatan yang memakai ban

- Investasi > Rp. 500 M - Tenaga kerja > 100 orang

INDUSTRI LOGAM DASAR

23 Industri Besi dan Baja Dasar (Iron and Steel Making)

24101 - Pembuatan besi dan baja dalam bentuk dasar, khususnya pengolahan bijih besi (besi kasar/pig iron, besi sponge)

Melakukan alih teknologi

- Besi dan Baja Paduan (stainless steel slab dan stainles steel billet)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 13: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 7 -

INDUSTRI BARANG LOGAM, BUKAN MESIN DAN PERALATANNYA

24 Industri Barang dari Kawat 25951 Tali kawat logam (brass plated steel wire)

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja > 100 orang

untuk investasi baru, atau untuk perluasan > 50 orang

- Melakukan alih teknologi

INDUSTRI KOMPUTER, BARANG ELEKTRONIK DAN OPTIK

25 Industri Semi Konduktor dan Komponen Elektronik Lainnya

26120 *) termasuk silica ingot , perangkat sel, modul fotovoltaik dan optical pick up, panel TV LCD, Panel TV 3D, Panel TV OLED, IC, smart card

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja > 100 orang

untuk investasi baru, atau > 50 orang untuk perluasan

26

Industri Televisi dan/atau Perakitan Televisi

26410

TV 3D, TV LCD, TV LED dan TV OLED

- Investasi > Rp.50 M - Tenaga Kerja > 300 orang

untuk investasi baru, atau > 100 orang untuk perluasan

27

Industri Alat Ukur dan Alat Uji Elektronik

26513

Peralatan dan pelengkapan radar

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga Kerja > 100 orang

untuk investasi baru, atau > 50 orang untuk perluasan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 14: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 8 -

28

Industri Peralatan Fotografi

26710

*)

INDUSTRI PERALATAN LISTRIK

29 Industri Pengubah Tegangan (Transformator), Pengubah Arus (Rectifier) dan Pengontrol Tegangan (Voltage Stabilizer)

27113 Industri transformator - Investasi > Rp.100 M - Tenaga kerja > 100 orang

untuk investasi baru, atau > 50 orang untuk perluasan

- Di atas 500 KV - Melakukan alih teknologi

30 Industri Batu Baterai Kering (Batu Baterai Primer)

27201 *) Kecuali baterai silinder berbahan karbon zinc dan alkaline (semua ukuran)

- Investasi > Rp.50 M - Tenaga Kerja > 300 orang

untuk investasi baru, atau > 100 orang untuk perluasan

- Menggunakan teknologi ramah lingkungan

31

Industri Lampu Tabung Gas (Lampu Pembuang Listrik)

27402

Lampu compact berbahan LED

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga Kerja > 300 orang

untuk investasi baru, atau > 100 orang untuk perluasan

- Terintegrasi dengan komponennya

32

Industri Peralatan Listrik Rumah Tangga

27510

Air purifier

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga Kerja > 300 orang

untuk investasi baru, atau > 100 orang untuk perluasan.

- Menggunakan teknologi ramah lingkungan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 15: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 9 -

INDUSTRI MESIN DAN PERLENGKAPAN YTDL

33 Industri Mesin Uap, Turbin dan Kincir

28111 Industri turbin uap, turbin gas

34

Industri Mesin Fotocopi

28174

Mesin fotocopi dan perlengkapan mesin fotocopi

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga Kerja > 100 orang

untuk investasi baru, atau > 50 orang untuk perluasan

- Menggunakan teknologi ramah lingkungan

35 Industri Mesin Pendingin

28193

Evaporator dan kondensor untuk semua mesin pendingin

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga Kerja > 300 orang

untuk investasi baru, atau > 100 orang untuk perluasan

- Menggunakan teknologi ramah lingkungan

36

Industri Mesin dan Perkakas Mesin untuk Pengerjaan Logam

28221

Mesin perkakas pengerjaan logam : mould dan dies, jigs dan fixtures

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja > 100 orang

untuk investasi baru, atau > 50 orang untuk perluasan

- Melakukan alih teknologi

37

Industri Mesin Penambangan, Penggalian dan Konstruksi

28240

Industri alat besar (Track Type Tracktor/TTT dan sejenisnya)

- Investasi > Rp. 100M - Tenaga kerja > 100 orang

untuk investasi baru, atau > 50

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 16: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 10 -

orang untuk perluasan. - Penggunaan komponen lokal

40%

38

Industri Mesin Tekstil

28263

*)

Melakukan alih teknologi

39

Industri Mesin Keperluan Khusus Lainnya YTDL

28299

Injection Moulding Machine

INDUSTRI KENDARAAN BERMOTOR, TRAILER DAN SEMI TRAILER

40 Industri Suku Cadang dan Aksesori Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih

29300 - Engine dan engine part (keseluruhan engine secara utuh termasuk komponennya antara lain : karburator dan bagiannya, cylinder block, cylinder liner, cylinder head, dan head cover, piston, ring piston, dan crank case, crank shaft, connecting rod dan lain-lain)

- Brake system, axle & propeller sharft, transmission/clutch system, steering system

- Injector, water pump, oil pump, fuel pump - Forging component, die casting component, stamping part

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja > 100 orang

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 17: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 11 -

INDUSTRI ALAT ANGKUTAN LAINNYA

41 Industri Kapal dan Perahu 30111 Usaha pembuatan atau perakitan macam-macam kapal dan perahu komersil, yang terbuat dari baja, fibre glass, kayu atau ferro cement, baik yang bermotor maupun yang tidak bermotor, seperti kapal penumpang, kapal ferry, kapal kargo, kapal tanker, kapal penyeret, kapal layar untuk komersil, kapal perang, kapal untuk penelitian, kapal penangkap ikan dan kapal untuk pabrik pengolahan ikan.

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga kerja > 300 orang - Kapal diatas 50.000 DWT

42 Industri Komponen dan Perlengkapan Sepeda Motor Roda Dua dan Tiga

30912

- Engine dan engine part - Die casting component, brake system - Transmission system

- Investasi > Rp. 100 M - Tenaga kerja > 100 orang

JASA REPARASI DAN PEMASANGAN MESIN DAN PERALATAN

43 Jasa Reparasi Kapal, Perahu dan Bangunan Terapung

33151 Jasa reparasi dan perawatan alat angkutan dalam golongan 301, seperti jasa reparasi dan perawatan kapal, perahu, kapal pesiar, kapal atau perahu untuk keperluan rekreasi dan olahraga dan sejenisnya. Termasuk usaha jasa reparasi dan perawatan dan modifikasi bangunan lepas pantai.

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga Kerja > 300 orang - Kapal diatas 50.000 DWT

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 18: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 12 -

PENGADAAN LISTRIK, GAS, UAP/AIR PANAS DAN UDARA DINGIN

44 Pembangkitan Tenaga Listrik 35101 Pengubahan tenaga energi baru (hidrogen, CBM, batubara tercairkan atau batubara tergaskan) dan energi terbarukan (tenaga air dan terjunan air; tenaga surya, angin atau arus laut) menjadi tenaga listrik

45 Pengadaan Gas Alam dan Buatan 35201

− Regasifikasi LNG menjadi gas dengan menggunakan Floating Storage Regasification Unit (FSRU)

− Coalbed Methana (Non PSC)/gas metana batubara, shale gas, tight

gas sand dan methane hydrate

PENGADAAN AIR

46 Penampungan, Penjernihan dan Penyaluran Air Bersih

36001

Kelompok ini mencakup usaha pengambilan air bersih secara langsung dari mata air dan air tanah serta penjernihan air permukaan dari sumber air dan penyaluran air secara langsung dari terminal air, mobil tangki (asal mobil tangki tersebut masih dalam satu pengelolaan administratif dari perusahaan air minum tersebut) untuk dijual kepada konsumen atau pelanggan, seperti rumah tangga, instansi/lembaga/badan pemerintah, badan-badan sosial, badan usaha milik negara, perusahaan/usaha swasta antara lain hotel, industri pengolahan dan pertokoan

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga kerja > 300 orang - Air minum yang memenuhi

persyaratan (sesuai SNI)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 19: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 13 -

PENGOLAHAN SAMPAH DAN DAUR ULANG

47 Pengumpulan Sampah yang Tidak Berbahaya

38110 Kelompok ini mencakup pengumpulan sampah padat yang tidak berbahaya dalam suatu daerah, misalnya pengumpulan sampah rumah tangga dan usaha dengan menggunakan tempat sampah, tempat sampah beroda, kontainer sampah dan lain-lain yang meliputi campuran bahan-bahan yang dapat dipulihkan, pengumpulan bahan-bahan yang dapat didaur ulang dan pengumpulan sampah dari tempat sampah di tempat umum.

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga kerja > 300 orang

48

Pengelolaan dan Pembuangan Sampah yang Tidak Berbahaya

38211

Kelompok ini mencakup usaha pengopersian lahan untuk pembuangan sampah yang tidak berbahaya, pembuangan sampah yang tidak berbahaya melalui metode dengan atau tanpa menghasilkan produk berupa listrik atau uap, bahan bakar substitusi, biogas, abu atau produk ikutan lainnya untuk kegunaan lebih lanjut dan pengelolaan sampah organik untuk pembuangan.

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga kerja > 300 orang

KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL

49 Konstruksi Bangunan Pengolahan, Penyaluran dan Penampungan Air Minum, Air Limbah dan Drainase

42212

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan saluran air limbah dalam kota (jaringan pengumpul air limbah domestik/manusia dan air limbah industri) dan bangunan pengolahan air limbah, jaringan drainase pemukiman, retention basin, bangunan pompa dan konstruksi bangunan sejenisnya.

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga kerja > 300 Orang

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 20: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 14 -

ANGKUTAN DARAT DAN ANGKUTAN MELALUI SALURAN PIPA

50 Angkutan Perkotaan 49413

Angkutan darat bukan bus, seperti trem, streetcar, kereta bawah tanah, kereta gantung, kereta layang, monorel serta FloBus atau O-Bahn (Guided Bus) dan lain-lain, melalui rute yang telah ditetapkan, dengan perencanaan waktu yang tepat pada pemberhentian yang umumnya tepat.

- Investasi ≥ 50 M - Tenaga kerja ≥ 300 orang. - Kapasitas angkut ≥ 20.000

orang/hari - Tidak ada subsidi

KEGIATAN PEMROGRAMAN, KONSULTASI KOMPUTER DAN KEGIATAN YBDI

51 Kegiatan Pemrograman Komputer

62010 *)

REAL ESTATE

52 Kawasan Pariwisata 68120 *)

- Investasi ≥ Rp. 50 M - Tenaga kerja ≥ 300 orang

(labor intensive) atau - Investasi ≥ Rp. 100 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang

(capital intensive)

Keterangan : *) Semua cakupan produk yang termasuk dalam KBLI yang bersangkutan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 21: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL

BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

PERTANIAN TANAMAN, PETERNAKAN, PERBURUAN DAN KEGIATAN YBDI

1 Pertanian Tanaman Jagung 01111 - Benih Jagung Gorontalo, Lampung - >2000 ton/tahun

- Budidaya Jagung

Gorontalo, Lampung, Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua

- >3000 ha - Terintegrasi dengan industri

prosesingnya 10632

2. Pertanian . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 22: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 2 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6 2

Pertanian Tanaman Kedelai

01113

- Benih Kedelai

Jawa Timur, Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jambi

- >1000 ton/tahun

- Budidaya Kedelai

Jawa Timur, Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jambi

- >3000 Ha

3 Pertanian Padi 01120 - Benih Padi Papua, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan

- >2000 ton/tahun

- Budidaya Padi

Papua, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Lampung

- >3000 Ha, - Terintegrasi dengan

prosesingnya KBLI 10611

4 Pertanian Buah-Buahan Tropis 01220 - Budidaya Pisang Aceh, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Lampung

> 500 Ha

- Budidaya Nenas Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat

> 500 Ha

- Budidaya Mangga Jawa Timur

> 500 Ha

KEHUTANAN . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 23: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 3 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

KEHUTANAN DAN PENEBANGAN KAYU

5 Pengusahaan Hutan Pinus

02112

Kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran produk tanaman pinus

Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Papua, Papua Barat

Minimal 5.000 Ha

6 Pengusahaan Hutan Mahoni 02113

Kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran produk tanaman mahoni

Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Papua, Papua Barat

Minimal 5.000 Ha

7 Pengusahaan Hutan Sonokeling

02114

Kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran produk tanaman sonokeling

Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Papua, Papua Barat

Minimal 5.000 Ha

8. Pengusahaan . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 24: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 4 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

8

Pengusahaan Hutan Albisia/Jeunjing

02115

Kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran produk tanaman albisia/jeunjing

Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Papua, Papua Barat

Minimal 5.000 Ha

9 Pengusahaan Hutan Cendana

02116

Kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran produk tanaman cendana

Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Papua, Papua Barat

Minimal 5.000 Ha

10 Pengusahaan Hutan Akasia

02117

Kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran produk tanaman akasia

Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Papua, Papua Barat

Minimal 5.000 Ha

11 Pengusahaan Hutan Ekaliptus

02118

Kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran produk tanaman eukaliptus

Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Papua, Papua Barat

Minimal 5.000 Ha

12. Pengusahaan . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 25: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 5 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

12

Pengusahaan Hutan Lainnya

02119

Kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran produk tanaman sungkai, kayu karet, gmelina, dan/atau meranti.

Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Papua, Papua Barat

Minimal 5.000 Ha

PERIKANAN

13 Penangkapan Pisces/Ikan Bersirip di

Laut 03111 Semua jenis ikan (pisces)

kecuali hiu

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat.

- Bagi PMDN bermitra atau terpadu, bagi PMA terpadu, dengan minimal 1 KBLI diantara KBLI berikut: 10211, 10212, 10213, 10214, 10219, 10221

- Menggunakan kapal dengan ukuran minimal 60 GT atau menggunakan mesin berkekuatan minimal 180 DK

14. Penangkapan . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 26: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 6 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6 14

Penangkapan Crustacea di Laut

03112

Semua jenis crustacea

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua

- Bagi PMDN bermitra atau

terpadu, bagi PMA terpadu, dengan minimal 1 KBLI diantara KBLI berikut: 10293, 10299, 10221

- Menggunakan kapal dengan ukuran minimal 60 GT atau menggunakan mesin berkekuatan minimal 180 DK

15 Penangkapan Mollusca di Laut 03113 Semua jenis mollusca

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Sulawesi Tenggara

- Bagi PMDN bermitra atau terpadu, bagi PMA terpadu, dengan minimal 1 KBLI diantara KBLI berikut : 10293, 10299,10221

- Menggunakan kapal dengan ukuran minimal 60 GT atau menggunakan mesin berkekuatan minimal 180 DK

16. Pembesaran . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 27: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 7 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

16 Pembesaran Ikan Laut

03211

- Kerapu - Kakap putih - Rumput Laut - Bawal Bintang

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat

PERTAMBANGAN BATU BARA DAN LIGNIT

17 Pertambangan Batubara 05101 Pemanfaatan batubara untuk energi liquifaction

Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau, Nanggroe Aceh Darussalam

PERTAMBANGAN BIJIH LOGAM

18 Pertambangan Pasir Besi 07101 Pengolahan dan pemurnian logam pasir besi

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa Pembangunan dan perluasan smelter baru

19. Pertambangan . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 28: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 8 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

19 Pertambangan Bijih Besi

07102

Pengolahan dan pemurnian logam bijih besi

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa

Pembangunan dan perluasan smelter baru

20 Pertambangan Bijih Uranium dan Thorium

07210 Pengolahan dan pemurnian bijih logam uranium dan thorium

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa Pembangunan dan perluasan smelter baru

21 Pertambangan Bijih Timah 07291 Pengolahan dan pemurnian logam bijih timah

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa Pembangunan dan perluasan smelter baru

22 Pertambangan Bijih Timah Hitam 07292 Pengolahan dan pemurnian logam bijih timah hitam

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa Pembangunan dan perluasan smelter baru

23 Pertambangan Bijih Bauksit 07293 Pengolahan dan pemurnian logam bijih bauksit

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa Pembangunan dan perluasan smelter baru

24 Pertambangan Bijih Tembaga 07294 Pengolahan dan pemurnian logam bijih tembaga

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa Pembangunan dan perluasan smelter baru

25 Pertambangan Bijih Nikel 07295 Pengolahan dan pemurnian logam bijih nikel

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa Pembangunan dan perluasan smelter baru

26 Pertambangan Bijih Mangan 07296 Pengolahan dan pemurnian logam bijih mangan

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa Pembangunan dan perluasan smelter baru

27. Pertambangan . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 29: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 9 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

27

Pertambangan Bahan Galian Lainnya yang tidak Mengandung Bijih Besi

07299

Pengolahan dan pemurnian: - Bijih zink - Bijih zircon

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa

Pembangunan dan perluasan smelter baru

INDUSTRI MAKANAN

28 Industri Penggaraman/Pengeringan Ikan

10211 Semua jenis ikan (pisces) kecuali hiu

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat.

29 Industri Pengasapan/Pemanggangan Ikan

10212 Semua jenis ikan (pisces) kecuali hiu

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat.

30. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 30: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 10 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

30 Industri Pembekuan Ikan

10213

- Semua jenis ikan (pisces)

kecuali hiu

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat.

- Loin Tuna Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, Maluku, Gorontalo

- Kapasitas produksi minimal 20 ton/hari

31 Industri Pemindangan Ikan 10214 Semua jenis ikan (pisces) kecuali hiu

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat.

32. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 31: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 11 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

32 Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Ikan

10219

- Semua jenis ikan (pisces)

kecuali hiu

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat.

- Fillet ikan dasar (demersal

fish) Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Maluku

- Kapasitas produksi minimal 10 ton/hari

- Surimi dan surimi based product : - bakso - sosis - otak-otak - kaki naga - siomay - ekado - fish finger - crabmeat imitation - fish ball - nugget ikan

Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua

- Kapasitas produksi minimal 30 ton/hari

- fish stick . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 32: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 12 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6 - fish stick - crab stick - chikua - kamapoko

33 Industri Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota Air (Bukan Udang) dalam Kaleng

10221

- Semua jenis ikan (pisces)

kecuali hiu

Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat.

- Semua jenis crustacea Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua

- Semua . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 33: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 13 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

- Semua jenis mollusca

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Sulawesi Tenggara

- Ikan kaleng dan cooked loin (tuna atau cakalang kaleng)

Sulawesi Utara, Papua, Maluku, Bali, Sumatera Utara, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat

- Kapasitas produksi minimal 30 ton/hari

34 Industri Pengolahan dan Pengawetan Udang dalam Kaleng

10222

*) Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo

35 Industri Pembekuan Biota Air Lainnya 10293 - Semua jenis crustacea

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua

- Semua . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 34: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 14 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

- Semua jenis mollusca

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Sulawesi Tenggara

- Udang Beku dan/atau udang breaded

Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua

- Produksi minimum 10 ton/hari

36 Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya untuk Biota Air Lainnya

10299 - Semua jenis crustacea

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua

- Semua . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 35: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 15 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

- Semua jenis mollusca

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, Sulawesi Tenggara

- Udang Beku dan/atau udang breaded

Aceh, Sumatera Utara, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua

- Produksi minimum 10 ton/hari

- Pengolahan rumput laut : agar-agar, jelly, karagenan (alkali treated cottonii/ alkali treated cottonii chips, semi refined carrageenan, refined carrageenan), dan/atau chip

Aceh,Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Banten

- Investasi ≥ Rp. 50 M - Tenaga kerja ≥ 300 orang atau - Investasi ≥ Rp. 100 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang

37. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 36: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 16 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

37

Industri Pengolahan dan Pengawetan Buah-Buahan dan Sayuran dalam Kaleng

10320

Pengolahan dan pengawetan buah-buahan dan/atau sayuran melalui proses pengalengan

Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, Riau dan Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Timur

- Investasi ≥ Rp. 50 M - Tenaga Kerja > 100 orang

38

Industri Pengolahan Sari Buah dan Sayuran

10330

Pelumatan buah-buahan dan/atau sayuran

Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Riau, Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Barat

- Investasi ≥ Rp. 50 M - Tenaga Kerja ≥ 100 orang

39

Industri Margarine

10412

Industri margarine

Propinsi di Sumatera dan Kalimantan

- Investasi ≥ Rp. 70 M - Tenaga Kerja ≥ 100 orang - Industri yang terintegrasi

dalam satu wilayah, berbahan baku CPO, dan minyak nabati lainnya menjadi produk padatan

40

Industri Minyak Goreng Kelapa

10423

*)

Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo

Harus terintegrasi usaha budidaya KBLI 01261

41. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 37: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 17 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

41 Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

10432

Industri minyak goreng sawit curah dan/atau kemasan bermerk dan/atau kemasan sederhana

Propinsi di Sumatera dan Kalimantan

- Investasi ≥ Rp. 60 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang - Industri yang terintegrasi

dalam satu wilayah mulai dari proses pemurnian CPO, pemisahan, dan packing minyak goreng sawit (curah, kemasan bermerk dan/atau kemasan sederhana)

42 Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati dan Hewani Lainnya

10490

Shortening (vanaspati) dan speciality fats

Seluruh Propinsi kecuali Pulau Jawa

- Investasi ≥ Rp. 70 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang - Industri yang terintegrasi

dalam satu wilayah, berbahan baku CPO, CPKO dan minyak nabati lainnya menjadi produk padatan

43

Industri Pengolahan Susu Bubuk dan Susu Kental

10520

Susu bubuk, susu kental manis, susu cair

Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan

- Investasi ≥ Rp. 100 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang - ≥ 50 ton/tahun

44. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 38: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 18 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

44 Industri Berbagai Macam Tepung dari: Padi-Padian, Biji-Bijian, Kacang-Kacangan, Umbi-Umbian dan Sejenisnya

10618

Tepung dari ubi kayu, kedelai, gandum

Lampung, Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua

Teritegrasi/kemitraan dengan usaha budidaya 01135, 01113, 01112

45

Industri Gula Pasir

10721

Gula pasir dari tebu

Seluruh Propinsi kecuali Pulau Jawa

Kapasitas minimal 70.000 ton gula/tahun, terintegrasi usaha budidaya KBLI 0114

46

Industri Glukosa dan Sejenisnya

10623

Gula dari ubi kayu

Seluruh Propinsi kecuali Pulau Jawa

Harus terintegrasi dengan usaha budidaya KBLI 01135

47

Industri Tepung Beras dan Tepung Jagung

10633

Tepung dari beras dan jagung

Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, NTT, NTB

Terintegrasi/kemitraan dengan usaha budidaya KBLI 01111, 01120

48

Industri Kakao

10731

Bubuk kakao, mentega kakao, lemak kakao, dan/atau minyak kakao

Propinsi di Sulawesi

- Investasi ≥ Rp. 50 M - Tenaga Kerja > 100 orang

49. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 39: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 19 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

49 Industri pengolahan kopi dan teh

10761

Kopi bubuk, kopi ekstrak, dan/atau sari kopi

Aceh, Sulawesi Utara, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat, Sulawesi Barat

- Investasi ≥ Rp. 50 M - Tenaga Kerja ≥100 orang

INDUSTRI TEKSTIL

50

Industri Persiapan Serat Tekstil 13111 Serat kapas

Sulawesi Utara,Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

- Harus Terintegrasi usaha budidaya 01160

- Minimal 500 H

51 Industri Karpet dan Permadani

13930 Kelompok ini mencakup usaha pembuatan karpet dan permadani dan sejenisnya, baik yang dikerjakan dengan proses tenun (woven), tufting, braiding, flocking dan needle punching. Termasuk industri penutup lantai dari lakan atau bulu kempa yang dibuat dengan jarum tenun

Seluruh Propinsi kecuali Pulau Jawa

- Investasi ≥ Rp. 80 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang

untuk investasi baru, atau untuk perluasan ≥ 50 orang.

- Melakukan alih teknologi

52. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 40: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 20 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

52 Industri Non Woven (bukan tenunan)

13993

Mencakup industri kain kempa, kain felting dan kain laken.

Seluruh Propinsi kecuali Pulau Jawa

- Investasi ≥ Rp. 70 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang

untuk investasi baru, atau untuk perluasan ≥ 50 orang.

- Melakukan alih teknologi

INDUSTRI KULIT, BARANG DARI KULIT DAN ALAS KAKI

53 Industri Penyamakan Kulit 15112 *)

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa dan Bali - Investasi ≥ Rp. 50 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang - Khusus untuk kulit reptil

bahan kulit yang berasal dari Indonesia harus berasal dari penangkaran/budidaya

54

Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-hari

15201

*)

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa dan Bali

- Investasi ≥ Rp. 50 M - Tenaga Kerja ≥ 200 orang

55. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 41: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 21 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

55 Industri Sepatu Olah Raga

15202

*)

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa dan Bali

- Investasi ≥ Rp. 50 M - Tenaga Kerja >200 orang

56

Industri Sepatu Teknik Lapangan/ Keperluan Industri

15203

*)

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa dan Bali

- Investasi ≥ Rp. 50 M - Tenaga Kerja >200orang

INDUSTRI KERTAS DAN BARANG KERTAS

57 Industri Bubur Kertas (Pulp)

17011 *)

Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa

- Investasi ≥ Rp. 2 T - Tenaga kerja ≥ 200 orang - Terintegrasi dengan HTI

58

Industri Kertas Budaya

17012

*)

Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa

- Investasi ≥ Rp. 1,5 T - Tenaga kerja ≥ 200 orang - Terintegrasi dengan

Industri Bubur Kertas (Virgin Pulp) KBLI 17011

- Satu lokasi dengan industri pulpnya

59. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 42: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 22 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

59 Industri Kertas Berharga

17013

*)

Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa

- Investasi ≥ Rp. 250 M - Tenaga Kerja ≥ 100 orang - Terintegrasi dengan

Industri Bubur Kertas (Virgin Pulp) KBLI 17011

- Satu lokasi dengan industri pulpnya

60 Industri Kertas Khusus

17014

*)

Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa

- Investasi ≥ Rp. 250 M - Tenaga Kerja ≥ 100 orang - Terintegrasi dengan

Industri Bubur Kertas (Virgin Pulp) KBLI 17011

- Satu lokasi dengan industri pulpnya

61 Industri Kertas dan Papan Kertas Bergelombang

17021

*)

Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa

- Investasi ≥ Rp. 1 T - Tenaga kerja ≥ 200 orang - Terintegrasi dengan

Industri Bubur Kertas (Virgin Pulp) KBLI 17011

- Satu lokasi dengan Industri Pulpnya

62. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 43: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 23 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

62 Industri Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton

17022

*) Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa

63

Industri Kertas Tissue

17091

*)

Seluruh Propinsi Kecuali Pulau Jawa

- Investasi > Rp. 250 M - Tenaga kerja > 100 orang - Terintegrasi dengan

Industri Bubur Kertas (Virgin Pulp) KBLI 17011

- Satu lokasi dengan industri pulpnya

INDUSTRI BAHAN KIMIA DAN BARANG DARI BAHAN KIMIA

64 Industri Kimia Dasar Anorganik Khlor dan Alkali

20111

Garam

Nusa Tenggara Timur

65 Industri Kimia Dasar Organik yang Bersumber dari Hasil Pertanian

20115 - Industri oleokimia (fatty acids, fatty esters, fatty alcohol, fatty nitrogen compound, glycerine, methyl ester dan/atau turunannya)

Sumatera Utara, Riau, Jambi, Lampung, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Aceh, Papua dan Papua Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan

- Investasi ≥ Rp. 300 M - Tenaga kerja ≥ 100 orang - Industri yang terintegrasi

dalam satu wilayah dengan industri yang berbahan baku CPO, CPKO, dan minyak nabati lainnya

- Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 44: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 24 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6 - Industri Bioenergi (Industri

Biodiesel, Biooil, dan Bioetanol Anhidrat

- Industri Biolube

66

Industri Bahan Peledak

20292

Bahan pendorong roket (propellant), nitrogliserin/NG, nitroselulosa/NC, trinitrotoluen/TNT, pentaeritritol tetranitrat/PETN

Jawa Barat, Kalimantan Timur

- Investasi > Rp. 300 M - Tenaga kerja > 100 orang

INDUSTRI BARANG GALIAN BUKAN LOGAM

67 Industri Semen

23941 Bermacam semen (semen hidrolik dan arang atau kerak besi), seperti portland, natural, semen mengandung aluminium, semen terak dan semen superfosfat dan jenis semen lainnya

Seluruh Propinsi kecuali Pulau Jawa

- Investasi > Rp 300 M - Tenaga kerja >150 orang - Industri menyerap tenaga

kerja - Industri yang mendukung

pembangunan infrastruktur - Mendukung pengembangan

industri dan wilayah

INDUSTRI . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 45: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 25 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

INDUSTRI LOGAM DASAR

68 Industri Besi dan Baja Dasar (Iron and Steel Making)

24101 a. Besi (pig iron) dan baja dalam bentuk kasar (ingot, billet, round billet, bloom, dan/atau slab)

Provinsi di Kalimantan dan Banten

- Investasi > Rp. 400 M - Tenaga kerja > 100 orang

b. Baja Terintegrasi Proses Kontinyu : 1. Steel making sampai

dengan produk lembaran (plate/ sheet)

2. Steel making sampai dengan produk batangan (steel bar/wirerod/green pipe)

Provinsi di Kalimantan dan Banten - Investasi > Rp. 1 T - Tenaga kerja > 100 orang

69

Industri Pembuatan Logam Dasar Mulia

24201

Emas, dan/atau perak (logam mulia dalam bentuk dasar-ingot, billet, slab, batang, pellet block, sheet, pig, paduan, dan/atau bubuk)

Seluruh Provinsi Kecuali Pulau Jawa

- Investasi > Rp. 400 M - Tenaga kerja > 100 orang

70. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 46: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 26 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

70 Industri Pembuatan Logam Dasar Bukan Besi

24202

Ingot kuningan, ingot aluminium, ingot seng, ingot tembaga, ingot timah, billet kuningan, billet aluminium, slab kuningan, slab aluminium, batang (rod) kuningan, batang (rod) aluminium, pellet kuningan, pellet aluminium, paduan perunggu, dan/atau paduan nikel

Seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan, Papua, Maluku, Sulawesi.

- Investasi > Rp. 400 M - Tenaga kerja > 100 orang

71 Industri Penggilingan Logam Bukan Besi

24203 Pelat tembaga, pelat aluminium, sheet (lembaran) tembaga, sheet (lembaran) aluminium, strip (jalur) perak, strip seng, strip aluminium, sheet (lembaran) tembaga, sheet (lembaran) magnesium, tin foil, dan/atau strip platina. termasuk pembuatan kawat logam

Seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan, Papua, Sulawesi.

- Investasi > Rp. 400 M - Tenaga kerja > 100 orang

INDUSTRI . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 47: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 27 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

INDUSTRI ALAT ANGKUTAN LAINNYA

72 Industri Kapal dan Perahu

30111 Kelompok ini mencakup usaha pembuatan atau perakitan macam-macam kapal dan perahu komersil, yang terbuat dari baja, fibre glass, kayu atau ferro cement, baik yang bermotor maupun yang tidak bermotor, seperti kapal penumpang, kapal ferry, kapal kargo, kapal tanker, kapal penyeret, kapal layar untuk komersil, kapal perang, kapal untuk penelitian, kapal penangkap ikan dan kapal untuk pabrik pengolahan ikan.

Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga Kerja > 100 orang - Kapal diatas 500 DWT

73. Industri . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 48: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 28 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

73

Industri Peralatan, Perlengkapan dan Bagian Kapal

30113

Kelompok ini mencakup usaha pembuatan perlengkapan, peralatan dan bagian kapal, seperti: perlengkapan lambung, akomodasi kerja mesin gladak,alat kemudi,baling-baling, rantai kapal, jangkar kapal, dan alat bongkar muat

Provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga kerja > 100 orang

JASA REPARASI DAN PEMASANGAN MESIN DAN PERALATAN

74 Jasa Reparasi Kapal, Perahu dan Bangunan Terapung

33151 Kelompok ini mencakup jasa reparasi dan perawatan alat angkutan dalam golongan 301, seperti jasa reparasi dan perawatan kapal, perahu, kapal pesiar,kapal atau perahu untuk keperluan rekreasi dan olahraga dan sejenisnya. Termasuk usaha

Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

- Investasi > Rp. 50 M - Tenaga kerja > 100 orang - Kapal diatas 500 DWT

jasa reparasi . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 49: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 29 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6 jasa reparasi dan perawatan dan modifikasi bangunan lepas pantai.

PENGELOLAAN LIMBAH

75 Pengelolaan dan Pembuangan Sampah yang Tidak Berbahaya

38211 Pengelolaan limbah organik (sludge) pabrik kelapa sawit (PKS) untuk menghasilkan biogas sebagai bahan baku produksi listrik dan/atau gas hidrogen.

Seluruh Propinsi kecuali Pulau Jawa Mandiri atau terintegrasi dengan Industri PKS (KBLI 10431 yang terintegrasi dengan industri hilir KBLI 10432, 10490, 10412, dan/atau 20115)

KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL

76 Konstruksi Jalan Raya 42111 Usaha pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan jalan tol.

Seluruh Provinsi kecuali Pulau Jawa - Investasi > Rp. 1 T

- Tenaga kerja > 300 orang

PERGUDANGAN . . .

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 50: peraturan pemerintah republik indonesia nomor 52 tahun 2011

- 30 -

NO BIDANG USAHA

KBLI CAKUPAN PRODUK DAERAH/ PROVINSI PERSYARATAN

1 2 3 4 5 6

PERGUDANGAN DAN JASA PENUNJANG ANGKUTAN

77 Penanganan Kargo (Bongkar Muat barang)

52240

Kelompok ini mencakup usaha jasa pelayanan pelabuhan transshipment internasional (dermaga, gedung, penundaan kapal, pemanduan, jasa labuh, jasa tambat, jasa dermaga dan penumpukan barang/kontainer, terminal peti kemas, terminal curah cair, terminal curah kering)

Pulau Batam

Terintegrasi dengan KBLI 52101, 52102, 52109, 52221

Keterangan: *) Semua cakupan produk yang termasuk dalam KBLI yang bersangkutan. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Perekonomian,

SETIO SAPTO NUGROHO

www.djpp.kemenkumham.go.id