peraturan menteri kesehatan republik indonesia … · organisasi dan tata kerja . unit pelaksana...

32
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan kesehatan, perlu dilakukan penataan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; b. bahwa penataan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan telah mendapatkan persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui surat Nomor B/540/M.KT.01/10/2017 tanggal 24 Oktober 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 65 TAHUN 2017

    TENTANG

    ORGANISASI DAN TATA KERJA

    UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

    Menimbang : a. bahwa untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan

    fungsi penelitian dan pengembangan kesehatan, perlu

    dilakukan penataan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;

    b. bahwa penataan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan telah

    mendapatkan persetujuan Menteri Pendayagunaan

    Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui surat

    Nomor B/540/M.KT.01/10/2017 tanggal 24 Oktober

    2017;

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

    Peraturan Menteri Kesehatan tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan

    Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;

  • -2-

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem

    Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu

    Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4219);

    2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

    Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5063);

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang

    Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 67,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    3609);

    4. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem

    Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);

    5. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang

    Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);

    6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015

    tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

    Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

    Nomor 1508);

    7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2017

    tentang Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Berita

    Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 151);

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG ORGANISASI

    DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI

    LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    KESEHATAN.

  • -3-

    BAB I

    KEDUDUKAN DAN KLASIFIKASI

    Pasal 1

    (1) Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Penelitian

    dan Pengembangan Kesehatan yang selanjutnya disebut

    UPT Badan Litbangkes adalah unit pelaksana teknis di

    bidang penelitian dan pengembangan kesehatan yang

    berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

    (2) UPT Badan Litbangkes dipimpin oleh seorang Kepala dan

    dalam melaksanakan tugas secara administratif

    dikoordinasikan oleh Sekretaris Badan Penelitian dan

    Pengembangan Kesehatan dan secara teknis fungsional

    dikoordinasikan oleh Kepala Pusat di lingkungan Badan

    Penelitian dan Pengembangan Kesehatan sesuai dengan

    bidang tugasnya.

    Pasal 2

    (1) UPT Badan Litbangkes sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 1 dilakukan klasifikasi.

    (2) Klasifikasi UPT Badan Litbangkes sebagaimana dimaksud

    ayat (1) ditetapkan berdasarkan penilaian dari hasil

    evaluasi beban kerja dan kriteria klasifikasi sesuai

    dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (3) Klasifikasi UPT Badan Litbangkes sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) meliputi:

    a. Balai besar penelitian dan pengembangan

    kesehatan;

    b. Balai penelitian dan pengembangan kesehatan kelas

    I;

    c. Balai penelitian dan pengembangan kesehatan kelas

    II; dan

    d. Loka penelitian dan pengembangan kesehatan.

  • -4-

    Pasal 3

    UPT Badan Litbangkes terdiri atas:

    1. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

    berjumlah 2 (dua), yaitu:

    a. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor

    dan Reservoir Penyakit; dan

    b. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

    Obat dan Obat Tradisional.

    2. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kelas I

    berjumlah 3 (tiga) Balai;

    3. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kelas II

    berjumlah 4 (empat) Balai; dan

    4. Loka Penelitian dan Pengembangan Kesehatan berjumlah

    2 (dua) Loka.

    BAB II

    TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI

    Bagian Pertama

    Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

    Vektor dan Reservoir Penyakit

    Pasal 4

    Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan

    Reservoir Penyakit, yang selanjutnya disingkat B2P2VRP

    mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan

    pengembangan di bidang pencegahan dan pengendalian

    penyakit tular vektor, reservoir, dan zoonosis.

    Pasal 5

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 4, B2P2VRP menyelenggarakan fungsi:

    a. penyusunan rencana, program, dan anggaran kegiatan

    B2P2VRP;

    b. pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang pencegahan

    dan pengendalian penyakit tular vektor, reservoir, dan

    zoonosis;

  • -5-

    c. pelaksanaan pengembangan metoda, model, dan

    teknologi di bidang pencegahan dan pengendalian

    penyakit tular vektor, reservoir, dan zoonosis;

    d. pelaksanaan pelayanan uji pestisida vektor dan reservoir

    penyakit;

    e. pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan di

    bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tular

    vektor, reservoir, dan zoonosis;

    f. pelaksanaan diseminasi, publikasi, dan advokasi hasil-

    hasil penelitian dan pengembangan di bidang pencegahan

    dan pengendalian penyakit tular vektor, reservoir, dan

    zoonosis;

    g. pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi

    penelitian dan pengembangan di bidang pencegahan dan

    pengendalian penyakit tular vektor, reservoir, dan

    zoonosis;

    h. pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan

    pengembangan di bidang pencegahan dan pengendalian

    penyakit tular vektor, reservoir, dan zoonosis;

    i. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan

    j. pelaksanaan ketatausahaan Balai Besar.

    Pasal 6

    Dalam rangka penelitian dan pengembangan kesehatan,

    B2P2VRP ditetapkan sebagai UPT rujukan pelayanan

    laboratorium entomologi.

    Pasal 7

    B2P2VRP terdiri atas:

    a. Bagian Tata Usaha;

    b. Bidang Program, Kerja Sama, dan Jaringan Informasi;

    c. Bidang Layanan dan Sarana Penelitian; dan

    d. Kelompok Jabatan Fungsional.

    Pasal 8

    Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan

    ketatausahaan.

  • -6-

    Pasal 9

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 8, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

    a. pengelolaan urusan kepegawaian;

    b. pengelolaan urusan keuangan;

    c. pengelolaan barang milik negara dan administrasi

    pengadaan barang/jasa;

    d. penataan organisasi dan tata laksana;

    e. pengelolaan urusan kearsipan dan tata persuratan; dan

    f. pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan.

    Pasal 10

    Bagian Tata Usaha terdiri atas:

    a. Subbagian Umum; dan

    b. Subbagian Keuangan.

    Pasal 11

    (1) Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan

    pengelolaan urusan kepegawaian, penataan organisasi

    dan tata laksana, kearsipan, tata persuratan, rumah

    tangga, dan perlengkapan.

    (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan

    pengelolaan urusan verifikasi, perbendaharaan,

    akuntansi, barang milik negara, dan administrasi

    pengadaan barang/jasa.

    Pasal 12

    Bidang Program, Kerja Sama, dan Jaringan Informasi

    mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,

    program, anggaran, pemantauan, evaluasi, pelaporan, kerja

    sama, diseminasi, publikasi, dan advokasi, serta pengelolaan

    jaringan informasi penelitian dan pengembangan di bidang

    pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor, reservoir,

    dan zoonosis.

  • -7-

    Pasal 13

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 12, Bidang Program, Kerja Sama, dan Jaringan

    Informasi menyelenggarakan fungsi:

    a. penyusunan rencana, program, dan anggaran kegiatan

    B2P2VRP;

    b. pelaksanaan kerja sama dan kemitraan penelitian dan

    pengembangan di bidang pencegahan dan pengendalian

    penyakit tular vektor, reservoir, dan zoonosis;

    c. pelaksanaan diseminasi, publikasi, dan advokasi hasil-

    hasil penelitian dan pengembangan di bidang pencegahan

    dan pengendalian penyakit tular vektor, reservoir, dan

    zoonosis;

    d. pengelolaan jaringan informasi ilmiah penelitian dan

    pengembangan di bidang pencegahan dan pengendalian

    penyakit tular vektor, reservoir, dan zoonosis;

    e. pengelolaan perpustakaan; dan

    f. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

    Pasal 14

    Bidang Program, Kerja Sama, dan Jaringan Informasi terdiri

    atas:

    a. Seksi Program dan Evaluasi; dan

    b. Seksi Kerja Sama dan Jaringan Informasi.

    Pasal 15

    (1) Seksi Program dan Evaluasi mempunyai tugas

    melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana,

    program, anggaran, pemantauan, evaluasi, dan

    pelaporan.

    (2) Seksi Kerja Sama dan Jaringan Informasi mempunyai

    tugas melakukan penyiapan bahan kerja sama dan

    kemitraan, diseminasi, publikasi, advokasi, dan

    pengelolaan jaringan informasi ilmiah penelitian dan

    pengembangan serta perpustakaan di bidang pencegahan

    dan pengendalian penyakit tular vektor, reservoir, dan

    zoonosis.

  • -8-

    Pasal 16

    Bidang Layanan dan Sarana Penelitian mempunyai tugas

    melaksanakan penelitian, kajian, pengembangan metoda,

    model, teknologi, pelayanan uji pestisida vektor dan reservoir

    penyakit, dan bimbingan teknis, serta pengelolaan sarana

    penelitian dan pengembangan di bidang pencegahan dan

    pengendalian penyakit tular vektor, reservoir, dan zoonosis.

    Pasal 17

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 16, Bidang Layanan dan Sarana Penelitian

    menyelenggarakan fungsi:

    a. pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang pencegahan

    dan pengendalian penyakit tular vektor, reservoir, dan

    zoonosis;

    b. pelaksanaan pengembangan metoda, model, dan

    teknologi di bidang pencegahan dan pengendalian

    penyakit tular vektor, reservoir, dan zoonosis;

    c. pelaksanaan pelayanan uji pestisida vektor dan reservoir

    penyakit;

    d. pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan di

    bidang pencegahan dan pengendalian penyakit tular

    vektor, reservoir, dan zoonosis; dan

    e. pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan

    pengembangan di bidang pencegahan dan pengendalian

    penyakit tular vektor, reservoir, dan zoonosis.

    Pasal 18

    Bidang Layanan dan Sarana Penelitian terdiri atas:

    a. Seksi Pelayanan Teknis; dan

    b. Seksi Sarana Penelitian dan Pengembangan.

    Pasal 19

    (1) Seksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan

    penyiapan bahan penelitian, kajian, pengembangan

    metoda, model, dan teknologi, serta bimbingan teknis

    penelitian dan pengembangan di bidang pencegahan dan

  • -9-

    pengendalian penyakit tular vektor, reservoir, dan

    zoonosis.

    (2) Seksi Sarana Penelitian dan Pengembangan mempunyai

    tugas melakukan pengelolaan sarana penelitian dan

    pengembangan serta penyiapan bahan pelayanan uji

    pestisida vektor dan reservoir penyakit.

    Pasal 20

    Struktur Organisasi B2P2VRP tercantum dalam Lampiran I

    yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

    Menteri ini.

    Bagian Kedua

    Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

    Tanaman Obat dan Obat Tradisional

    Pasal 21

    Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan

    Obat Tradisional, yang selanjutnya disingkat B2P2TOOT

    mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan

    pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional.

    Pasal 22

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 21, B2P2TOOT menyelenggarakan fungsi:

    a. penyusunan rencana, program, dan angaran kegiatan

    B2P2TOOT;

    b. pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang tanaman

    obat dan obat tradisional;

    c. pelaksanaan pengembangan metoda, model, dan

    teknologi di bidang tanaman obat dan obat tradisional;

    d. pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis

    pelayanan di bidang tanaman obat dan obat tradisional;

    e. pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan di

    bidang tanaman obat dan obat tradisional;

  • -10-

    f. pelaksanaan diseminasi, publikasi, dan advokasi hasil-

    hasil penelitian dan pengembangan di bidang tanaman

    obat dan obat tradisional;

    g. pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi

    penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat

    dan obat tradisional;

    h. pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan

    pengembangan di bidang tanaman obat dan obat

    tradisional;

    i. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan

    j. pelaksanaan ketatausahaan Balai Besar.

    Pasal 23

    Dalam rangka penelitian dan pengembangan kesehatan,

    B2P2TOOT ditetapkan sebagai UPT rujukan pelaksanaan

    Saintifikasi Jamu.

    Pasal 24

    B2P2TOOT terdiri atas:

    a. Bagian Tata Usaha;

    b. Bidang Program, Kerja Sama, dan Jaringan Informasi;

    c. Bidang Layanan dan Sarana Penelitian; dan

    d. Kelompok Jabatan Fungsional.

    Pasal 25

    Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan

    ketatausahaan.

    Pasal 26

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 25, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

    a. pengelolaan urusan kepegawaian;

    b. pengelolaan urusan keuangan;

    c. pengelolaan barang milik negara dan administrasi

    pengadaan barang/jasa;

    d. penataan organisasi dan tata laksana;

    e. pengelolaan urusan kearsipan dan tata persuratan; dan

  • -11-

    f. pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan.

    Pasal 27

    Bagian Tata Usaha terdiri atas:

    a. Subbagian Umum; dan

    b. Subbagian Keuangan.

    Pasal 28

    (1) Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan

    pengelolaan urusan kepegawaian, penataan organisasi

    dan tata laksana, kearsipan, tata persuratan, rumah

    tangga, dan perlengkapan.

    (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan

    pengelolaan urusan verifikasi, perbendaharaan,

    akuntansi, barang milik negara, dan administrasi

    pengadaan barang/jasa.

    Pasal 29

    Bidang Program, Kerja Sama, dan Jaringan Informasi

    mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,

    program, anggaran, pemantauan, evaluasi, pelaporan, kerja

    sama, diseminasi, publikasi, dan advokasi serta pengelolaan

    jaringan informasi penelitian dan pengembangan di bidang

    tanaman obat dan obat tradisional.

    Pasal 30

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 29, Bidang Program, Kerja Sama, dan Jaringan

    Informasi menyelenggarakan fungsi:

    a. penyusunan rencana, program, dan anggaran kegiatan

    B2P2TOOT;

    b. pelaksanaan kerja sama dan kemitraan penelitian dan

    pengembangan di bidang tanaman obat dan obat

    tradisional;

    c. pelaksanaan diseminasi, publikasi, dan advokasi hasil-

    hasil penelitian dan pengembangan di bidang tanaman

    obat dan obat tradisional;

  • -12-

    d. pengelolaan jaringan informasi ilmiah penelitian dan

    pengembangan di bidang tanaman obat dan obat

    tradisional;

    e. pengelolaan perpustakaan; dan

    f. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

    Pasal 31

    Bidang Program, Kerja Sama, dan Jaringan Informasi terdiri

    atas:

    a. Seksi Program dan Evaluasi; dan

    b. Seksi Kerja Sama dan Jaringan Informasi.

    Pasal 32

    (1) Seksi Program dan Evaluasi mempunyai tugas

    melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana,

    program, anggaran, pemantauan, evaluasi, dan

    pelaporan.

    (2) Seksi Kerja Sama dan Jaringan Informasi mempunyai

    tugas melakukan penyiapan bahan kerja sama dan

    kemitraan, diseminasi, publikasi, advokasi, dan

    pengelolaan jaringan informasi ilmiah penelitian dan

    pengembangan serta perpustakaan di bidang tanaman

    obat dan obat tradisional.

    Pasal 33

    Bidang Layanan dan Sarana Penelitian mempunyai tugas

    melaksanakan penelitian, kajian, pengembangan metoda,

    model, teknologi, dan bimbingan teknis, serta pengelolaan

    sarana penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat

    dan obat tradisional.

    Pasal 34

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 33, Bidang Layanan dan Sarana Penelitian

    menyelenggarakan fungsi:

    a. pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang tanaman

    obat dan obat tradisional;

  • -13-

    b. pelaksanaan pengembangan metoda, model, dan

    teknologi di bidang tanaman obat dan obat tradisional;

    c. pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis

    pelayanan di bidang tanaman obat dan obat tradisional;

    d. pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan di

    bidang tanaman obat dan obat tradisional; dan

    e. pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan

    pengembangan di bidang tanaman obat dan obat

    tradisional.

    Pasal 35

    Bidang Layanan dan Sarana Penelitian terdiri atas:

    a. Seksi Pelayanan Teknis; dan

    b. Seksi Sarana Penelitian dan Pengembangan.

    Pasal 36

    (1) Seksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan

    penyiapan bahan penelitian, kajian, pengembangan

    metoda, model, teknologi, dan bimbingan teknis, serta

    pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis

    pelayanan di bidang tanaman obat dan obat tradisional.

    (2) Seksi Sarana Penelitian dan Pengembangan mempunyai

    tugas melakukan pengelolaan sarana penelitian dan

    pengembangan di bidang tanaman obat dan obat

    tradisional.

    Pasal 37

    Struktur Organisasi B2P2TOOT tercantum dalam Lampiran I

    yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

    Menteri ini.

    Bagian Ketiga

    Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kelas I

    Pasal 38

    Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kelas I yang

    selanjutnya disingkat Balai Litbangkes Kelas I mempunyai

  • -14-

    tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan

    kesehatan.

    Pasal 39

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 38, Balai Litbangkes Kelas I menyelenggarakan fungsi:

    a. penyusunan rencana, program, dan anggaran kegiatan

    penelitian dan pengembangan kesehatan;

    b. pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang kesehatan

    dan keunggulan tertentu;

    c. pelaksanaan pengembangan metoda, model, dan

    teknologi di bidang kesehatan dan keunggulan tertentu;

    d. pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis

    pelayanan;

    e. pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan

    kesehatan;

    f. pelaksanaan diseminasi, publikasi, dan advokasi hasil-

    hasil penelitian dan pengembangan kesehatan;

    g. pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi

    penelitian dan pengembangan kesehatan;

    h. pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan

    pengembangan kesehatan;

    i. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan

    j. pelaksanaan ketatausahaan Balai.

    Pasal 40

    Balai Litbangkes Kelas I terdiri atas:

    a. Subbagian Tata Usaha;

    b. Seksi Program dan Evaluasi;

    c. Seksi Kerja Sama dan Jaringan Informasi;

    d. Seksi Layanan dan Sarana Penelitian; dan

    e. Kelompok Jabatan Fungsional.

    Pasal 41

    (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan

    pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, dan umum.

  • -15-

    (2) Seksi Program dan Evaluasi mempunyai tugas

    melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana,

    program, anggaran, pemantauan, evaluasi, dan

    pelaporan.

    (3) Seksi Kerja Sama dan Jaringan Informasi mempunyai

    tugas melakukan penyiapan bahan kerja sama dan

    kemitraan, diseminasi, publikasi, advokasi, dan

    pengelolaan jaringan informasi ilmiah penelitian dan

    pengembangan kesehatan serta perpustakaan.

    (4) Seksi Layanan dan Sarana Penelitian mempunyai tugas

    melakukan penyiapan bahan penelitian, kajian,

    pengembangan metoda, model, teknologi, bimbingan

    teknis, dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan

    berbasis pelayanan serta pengelolaan sarana penelitian

    dan pengembangan kesehatan.

    Pasal 42

    Struktur Organisasi Balai Litbangkes Kelas I tercantum dalam

    Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

    Peraturan Menteri ini.

    Bagian Keempat

    Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kelas II

    Pasal 43

    Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kelas II yang

    selanjutnya disingkat Balai Litbangkes Kelas II mempunyai

    tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan

    kesehatan.

    Pasal 44

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 43, Balai Litbangkes Kelas II menyelenggarakan fungsi:

    a. penyusunan rencana, program, dan anggaran kegiatan

    penelitian dan pengembangan kesehatan;

    b. pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang kesehatan

    dan keunggulan tertentu;

  • -16-

    c. pelaksanaan pengembangan metode, model, dan

    teknologi di bidang kesehatan dan keunggulan tertentu;

    d. pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan

    kesehatan;

    e. pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis

    pelayanan;

    f. pelaksanaan diseminasi, publikasi, dan advokasi hasil-

    hasil penelitian dan pengembangan kesehatan;

    g. pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi

    penelitian dan pengembangan kesehatan;

    h. pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan

    pengembangan kesehatan;

    i. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan

    j. pelaksanaan ketatausahaan Balai.

    Pasal 45

    Balai Litbangkes Kelas II terdiri atas:

    a. Subbagian Tata Usaha;

    b. Seksi Program dan Kerja Sama;

    c. Seksi Layanan dan Sarana Penelitian; dan

    d. Kelompok Jabatan Fungsional.

    Pasal 46

    (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan

    pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, dan umum.

    (2) Seksi Program dan Kerja Sama mempunyai tugas

    melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana,

    program, anggaran, pemantauan, evaluasi, pelaporan,

    kerja sama dan kemitraan, diseminasi, publikasi,

    advokasi, dan pengelolaan jaringan informasi ilmiah

    penelitian dan pengembangan kesehatan serta

    perpustakaan.

    (3) Seksi Layanan dan Sarana Penelitian mempunyai tugas

    melakukan penyiapan bahan penelitian, kajian,

    pengembangan metoda, model, teknologi, dan bimbingan

    teknis, serta pengelolaan sarana penelitian dan

    pengembangan kesehatan.

  • -17-

    Pasal 47

    Struktur Organisasi Balai Litbangkes Kelas II tercantum

    dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan

    dari Peraturan Menteri ini.

    Bagian Kelima

    Loka Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

    Pasal 48

    Loka Penelitian dan Pengembangan Kesehatan yang

    selanjutnya disingkat Loka Litbangkes mempunyai tugas

    melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan.

    Pasal 49

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 48, Loka Litbangkes menyelenggarakan fungsi:

    a. penyusunan rencana, program, dan anggaran kegiatan

    penelitian dan pengembangan kesehatan;

    b. pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang kesehatan

    dan keunggulan tertentu;

    c. pelaksanaan pengembangan metoda, model, dan

    teknologi di bidang kesehatan dan keunggulan tertentu;

    d. pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan

    kesehatan;

    e. pelaksanaan diseminasi, publikasi, dan advokasi hasil-

    hasil penelitian dan pengembangan kesehatan;

    f. pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi

    penelitian dan pengembangan kesehatan;

    g. pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan

    pengembangan di bidang kesehatan;

    h. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan

    i. pelaksanaan ketatausahaan Loka.

    Pasal 50

    Loka Litbangkes terdiri atas:

    a. Urusan Tata Usaha; dan

    b. Kelompok Jabatan Fungsional.

  • -18-

    Pasal 51

    Urusan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan

    urusan keuangan, kepegawaian dan umum.

    Pasal 52

    Struktur Organisasi Loka Litbangkes tercantum dalam

    Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

    Peraturan Menteri ini.

    BAB III

    INSTALASI

    Pasal 53

    (1) Instalasi merupakan unit nonstruktural yang dipimpin

    oleh seorang kepala yang ditunjuk oleh Kepala UPT.

    (2) Instalasi merupakan fasilitas penunjang penyelenggaraan

    operasional teknis penelitian dan pengembangan

    kesehatan seperti Laboratorium dan instalasi lainnya

    sesuai dengan karakteristik keunggulan penelitian dan

    pengembangan.

    (3) Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Instalasi dibantu

    oleh Kelompok Jabatan Fungsional yang ditunjuk oleh

    Kepala Instalasi yang bersangkutan setelah mendapat

    persetujuan Kepala UPT.

    (4) Jumlah dan jenis instalasi ditetapkan sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    BAB IV

    KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

    Pasal 54

    Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan

    kegiatan jabatan fungsional masing-masing sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • -19-

    Pasal 55

    (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah

    jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok

    jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.

    (2) Setiap kelompok jabatan fungsional sesuai dengan

    bidang keahliannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior

    yang ditunjuk oleh Kepala UPT Badan Litbangkes.

    (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban

    kerja.

    (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 56

    (1) Dalam rangka pembinaan jabatan fungsional pada Unit

    Kerja sesuai dengan bidang tugasnya, masing-masing

    Unit Kerja pada UPT Badan Litbangkes melaksanakan

    penataan jabatan fungsional.

    (2) Penataan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

    BAB V

    TATA KERJA

    Pasal 57

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, UPT Badan

    Litbangkes harus menyusun peta bisnis proses yang

    menggambarkan tata hubungan kerja yang efektif dan efisien

    antar Unit Kerja dan Unit organisasi di lingkungan

    Kementerian Kesehatan.

  • -20-

    Pasal 58

    UPT Badan Litbangkes harus menyusun analisis jabatan, peta

    jabatan, dan analisis beban kerja, serta uraian tugas terhadap

    seluruh jabatan di lingkungannya.

    Pasal 59

    Dalam melaksanakan tugas Kepala UPT Badan Litbangkes,

    Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala

    Seksi, Kepala Urusan, Kepala Instalasi, dan Kelompok

    Jabatan Fungsional harus menerapkan prinsip koordinasi,

    integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-

    masing maupun dengan instansi lain di luar UPT Badan

    Litbangkes sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-

    masing.

    Pasal 60

    Setiap pimpinan Unit Kerja harus menerapkan sistem

    pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-masing

    untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas

    publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan

    pelaporan kinerja yang terintegrasi.

    Pasal 61

    Setiap pimpinan Unit Kerja dalam lingkungan UPT Badan

    Litbangkes bertanggung jawab memimpin dan

    mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan

    pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

    Pasal 62

    Setiap pimpinan Unit Kerja harus mengawasi pelaksanaan

    tugas bawahannya masing-masing dan apabila terjadi

    penyimpangan wajib mengambil langkah yang diperlukan

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • -21-

    Pasal 63

    Setiap pimpinan Unit Kerja harus mengikuti dan mematuhi

    petunjuk serta bertanggung jawab pada atasan masing-

    masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala

    tepat pada waktunya.

    Pasal 64

    Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan Unit Kerja dari

    bawahan, wajib diolah dan digunakan sebagai bahan untuk

    menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan

    petunjuk kepada bawahan.

    Pasal 65

    Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala

    Seksi, Kepala Urusan, Kepala Instalasi, dan Kelompok

    Jabatan Fungsional wajib menyampaikan laporan secara

    berkala kepada atasan masing-masing.

    BAB VI

    LOKASI

    Pasal 66

    (1) UPT Badan Litbangkes sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 3 berada di:

    a. B2P2VRP di Salatiga dan B2P2TOOT di

    Tawangmangu;

    b. Balai Litbangkes Kelas I di Magelang, Donggala, dan

    Banjarnegara;

    c. Balai Litbangkes Kelas II di Tanah Bumbu, Papua,

    Baturaja, dan Aceh; dan

    d. Loka Litbangkes di Pangandaran dan Waikabubak.

    (2) Klasifikasi, tempat kedudukan, dan pelayanan unggulan

    yang diberikan oleh UPT Badan Litbangkes sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II

    yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

    Menteri ini.

  • -22-

    BAB VII

    ESELON

    Pasal 67

    (1) Kepala Balai Besar Litbangkes yaitu jabatan struktural

    eselon II.b.

    (2) Kepala Balai Litbangkes Kelas I yaitu jabatan struktural

    eselon III.a.

    (3) Kepala Balai Litbangkes Kelas II, Kepala Bagian dan

    Kepala Bidang pada Balai Besar Litbangkes yaitu jabatan

    struktural eselon III.b.

    (4) Kepala Loka Litbangkes, Kepala Subbagian dan Kepala

    Seksi pada Balai Litbangkes Kelas I yaitu jabatan

    struktural eselon IV.a.

    (5) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi pada Balai

    Litbangkes Kelas II yaitu jabatan struktural eselon IV.b.

    (6) Kepala Urusan pada Loka Litbangkes yaitu jabatan

    struktural eselon V.a.

    BAB VIII

    KETENTUAN LAIN

    Pasal 68

    Perubahan atas susunan organisasi dan tata kerja UPT Badan

    Litbangkes ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat

    persetujuan tertulis dari Menteri yang menyelenggarakan

    urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur

    Negara.

    Pasal 69

    Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan peta bisnis

    proses, tata hubungan kerja, analisis jabatan, peta jabatan,

    analisis beban kerja, dan uraian tugas seluruh jabatan di UPT

    diatur dengan Peraturan Menteri.

  • -23-

    BAB IX

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 70

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku :

    1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    1351/Menkes/Per/IX/2005 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan

    Akibat Kekurangan Iodium di Kabupaten Magelang

    Provinsi Jawa Tengah sebagaimana telah diubah dengan

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    2350/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan atas

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    1351/Menkes/Per/IX/2005 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan

    Akibat Kekurangan Iodium di Kabupaten Magelang

    Provinsi Jawa Tengah;

    2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    1353/Menkes/Per/IX/2005 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor

    dan Reservoir Penyakit di Salatiga Provinsi Jawa Tengah

    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

    Kesehatan Nomor 2347/Menkes/Per/XI/2011 tentang

    Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    1353/Menkes/Per/IX/2005 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor

    dan Reservoir Penyakit di Salatiga Provinsi Jawa Tengah;

    3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    491/Menkes/Per/VII/2006 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

    Obat dan Obat Tradisional sebagaimana telah diubah

    dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    2346/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan atas

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    491/Menkes/Per/VII/2006 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

    Obat dan Obat Tradisional;

  • -24-

    4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    894/Menkes/Per/IX/2008 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian

    Penyakit Bersumber Binatang sebagaimana telah diubah

    dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    2362/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan atas

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    894/Menkes/Per/IX/2008 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian

    Penyakit Bersumber Binatang (Berita Negara Republik

    Indonesia Tahun 2011 Nomor 891);

    5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

    920/Menkes/Per/V/2011 tentang Organisasi dan Tata

    Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian

    Penyakit Bersumber Binatang; dan

    6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    2355/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Penelitian dan

    Pengembangan Biomedis (Berita Negara Republik

    Indonesia Tahun 2011 Nomor 884),

    dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

    Pasal 71

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

    diundangkan.

  • -25-

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

    pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

    dalam Berita Negara Republik Indonesia.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal 29 Desember 2017

    MENTERI KESEHATAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    NILA FARID MOELOEK

    Diundangkan di Jakarta

    pada tanggal 23 Januari 2018

    DIREKTUR JENDERAL

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

    KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    WIDODO EKATJAHJANA

    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 152

  • -26-

    LAMPIRAN I

    PERATURAN MENTERI KESEHATAN

    REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 65 TAHUN 2017

    TENTANG

    ORGANISASI DAN TATA KERJA

    UNIT PELAKSANA TEKNIS

    DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN

    DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

    STRUKTUR ORGANISASI

    BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    VEKTOR DAN RESERVOIR PENYAKIT

  • -27-

    STRUKTUR ORGANISASI

    BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL

  • -28-

    STRUKTUR ORGANISASI

    BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KELAS I

  • -29-

    STRUKTUR ORGANISASI

    BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KELAS II

  • -30-

    STRUKTUR ORGANISASI

    LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

    MENTERI KESEHATAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    NILA FARID MOELOEK

  • -31-

    LAMPIRAN II

    PERATURAN MENTERI KESEHATAN

    REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 65 TAHUN 2017

    TENTANG

    ORGANISASI DAN TATA KERJA

    UNIT PELAKSANA TEKNIS

    DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN

    DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

    NAMA, LOKASI, DAN KEUNGGULAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

    DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

    NO KLASIFIKASI UPT LOKASI KEUNGGULAN

    1 Balai Besar

    a. Balai Besar

    Penelitian Dan

    Pengembangan

    Vektor Dan Reservoir

    Penyakit (B2P2VRP)

    Salatiga,

    Jawa Tengah

    b. Balai Besar

    Penelitian Dan

    Pengembangan

    Tanaman Obat Dan

    Obat Tradisional

    (B2P2TOOT)

    Tawangmangu,

    Jawa Tengah

    2 Balai Penelitian Dan

    Pengembangan

    Kesehatan Kelas I

    a. Magelang,

    Jawa Tengah

    Gizi

    b. Donggala,

    Sulawesi

    Tengah

    Pengendalian

    Schistosomiasis

    c. Banjarnegara,

    Jawa Tengah

    Pengendalian

    Leptospirosis

    3 Balai Penelitian Dan

    Pengembangan

    a. Tanah Bumbu,

    Kalimantan

    Pengendalian

    Faschiolopsis

  • -32-

    Kesehatan Kelas II Selatan Buski

    b. Papua Pengendalian

    Kusta

    c. Baturaja,

    Sumatera

    Selatan

    Pengendalian

    Filariasis

    d. Banda Aceh,

    Aceh

    Pengendalian

    Tuberculosis

    Paru

    4 Loka Penelitian dan

    Pengembangan

    a. Pangandaran,

    Jawa Barat

    Pengendalian

    Malaria

    b. Waikabubak,

    Nusa Tenggara

    Timur

    Pengendalian

    Arbovirosis

    MENTERI KESEHATAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    ttd

    NILA FARID MOELOEK