peraturan kepala badan pusat statistik · hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan...
TRANSCRIPT
PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
NOMOR 109 TAHUN 2014
TENTANG
PEDOMAN LAPANGAN SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA
KOMODITI 2014
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,
Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Survei Pola
Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014, perlu
disusun Pedoman Lapangan Survei Pola Distribusi
Perdagangan Beberapa Komoditi 2014;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Pedoman Lapangan
Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi
2014 dengan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3683);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3854);
3. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan
Pusat Statistik;
4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 6 Tahun
2000 tentang Penyelenggaraan Statistik Dasar;
- 2 -
5. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121
Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan
Badan Pusat Statistik di Daerah;
6. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat
Statistik;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG
PEDOMAN LAPANGAN SURVEI POLA DISTRIBUSI
PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014.
Pasal 1
Pedoman Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan
Beberapa Komoditi 2014 merupakan acuan dan panduan
pelaksanaan Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan
Beberapa Komoditi 2014 di seluruh Badan Pusat Statistik,
Badan Pusat Statistik Provinsi, dan Badan Pusat Statistik
Kabupaten/Kota.
Pasal 2
Pedoman Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan
Beberapa Komoditi 2014 sebagaimana tersebut dalam
Lampiran Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini.
Pasal 3
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 April 2014
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,
SURYAMIN
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
NOMOR 109 TAHUN 2014
TENTANG
PEDOMAN LAPANGAN SURVEI POLA DISTRIBUSI
PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Pola distribusi perdagangan menggambarkan rantai distribusi suatu
barang mulai dari produsen hingga konsumen. Rantai ini mempunyai peran
penting dalam perekonomian masyarakat, karena selain merupakan
penghubung antara produsen dengan konsumen jugadapat memberikan nilai
tambah pada pelakunya. Rantai distribusi yang baik mampu menggerakkan
suatu barang dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendah-
rendahnya dan mampu memberikan pembagian yang adil dari keseluruhan
harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di
dalamnya.
Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat saat ini diduga masih
bermasalah. Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan
masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu,
rasa kepuasan yang belum merata antara produsen, lembaga-lembaga usaha
perdagangan (dalam tata niaga) dan konsumen juga menjadi masalah dalam
distribusi barang.
Untuk mengetahui dimana letak permasalahannya dipandang perlu untuk
dilakukan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi. Pada tahun
2014 Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengadakan Survei Pola Distribusi
(Survei Poldis) Perdagangan Beberapa Komoditi. Kegiatan ini sangat penting
dilakukan karena hasilnya bisa digunakan sebagai upaya untuk mendapatkan
gambaran pola distribusi perdagangan dalam negeri dan dapat dibangun
sistem pola distribusi perdagangan yang lebih baik. Selain itu, dapat diperoleh
margin perdagangan dan pengangkutan dari komoditi yang diteliti.
- 2 -
Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014
dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi,beberapa kota
SBH (70 kabupaten/kota). Secara keseluruhan survei ini mencakup 133
kabupaten/kota terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 100 kabupaten/kota
potensi komoditi terpilih.
Hasil Survei Poldis Perdagangan 2014 di 33 provinsi diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan data tentang pola distribusi perdagangan untuk
komoditi-komoditi terpilih dan sekaligus dapat digunakan sebagai masukan
untuk penyempurnaan Survei Pola Distribusi Perdagangan pada masa yang
akan datang.
Buku Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota dalam
kegiatan Survei Poldis Perdagangan 2014 merupakan pedoman bagi Kepala
BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota untuk melakukan pengawasan dengan
benar sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
1. Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2014 adalah:
a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Statistik;
c. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik;
d. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.
2. Tujuan
Survei Poldis Perdagangan 2014 di 33 provinsi mempunyai tujuan, yaitu:
a. Mendapatkan Pola Penjualan Produksi.
b. Mendapatkan Pola Distribusi Perdagangan.
c. Mendapatkan Peta Wilayah Penjualan Produksi.
d. Mendapatkan Peta Wilayah Distribusi Perdagangan.
e. Memperoleh data tentang margin perdagangan dan pengangkutan mulai
tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.
1) Cakupan Komoditi
Penentuan komoditi dalam survei ini adalah komoditi strategis, yaitu
komoditi-komoditi yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
- 3 -
a) Komoditi yang dalam Survei Biaya Hidup paling banyak dikonsumsi
masyarakat.
b) Komoditi yang dalam pembentukan inflasi cukup berperan.
c) Komoditi yang dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)
mempunyai kontribusi cukup besar.
d) Komoditi yang memiliki dampak cukup besar terhadap kebutuhan
masyarakat.
Berdasarkan 4 kriteria di atas, maka dipilih 4 komoditi dengan
jenis/kualitas komoditi seperti pada tabel berikut:
Tabel 1.1. Jenis Komoditi Terpilih
Komoditi Jenis Komoditi
(1) (2)
1. Minyak Goreng
2. Tepung Terigu
3. Garam 1. Garam Bata
2. Garam Halus
4. Susu Bubuk
2) Cakupan Wilayah
Cakupan wilayah survei meliputi 133 kabupaten/kota di 33 provinsi
dengan jumlah sampel sebanyak 3.500 perusahaan/usaha perdagangan dan
produsen. Untuk selengkapnya mengenai alokasi sampel menurut wilayah
dapat dilihat pada lampiran 3.
3) Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2014 adalah:
Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Minggu III Maret 2014
Pengiriman dokumen dari BPS RI ke Provinsi Minggu IV April2014
Pelaksanaan Lapangan Minggu II Mei – Minggu II Juni2014
Pemeriksaan oleh Daerah Minggu II Mei – Minggu II Juni2014
Revisit oleh Daerah Minggu III Mei – Minggu II Juni 2014
Pengiriman dokumen dari Provinsi ke BPS RI Minggu I – IV Juni 2014
Pengolahan di BPS RI Minggu II Juni – Minggu IV Juli2014
Persiapan Penyusunan Laporan Minggu I –IV Agustus2014
Penyusunan Laporan Minggu I – II September 2014
Penggandaan Laporan Minggu III –IV September 2014
- 4 -
4) Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman)
a. Jenis daftar dan kuesioner yang digunakan untuk pencacahan meliputi:
No Jenis
Daftar/Kuesioner Kegunaan
(1) (2) (3)
1. VPDP14-
DSP.PEDAGANG
VPDP14-
DSP.PRODUSEN
(Daftar Sampel
Perusahaan)
Petunjuk bagi petugas untuk
mengetahui nama dan alamat
perusahaan/usaha perdagangan dan
produsen yang akan dicacah
2. VPDP-14.PEDAGANG Kuesioner untuk mencacah
perusahaan/usaha perdagangan
3. VPDP-14.PRODUSEN Kuesioner untuk mencacah
perusahaan/usaha industri
pengolahan
b. Buku Pedoman yang digunakan meliputi:
No Buku Pedoman Kegunaan
(1) (2) (3)
1. Buku 1 Pedoman Teknis BPS
Provinsi/Kabupaten/Kota
2. Buku 2 Pedoman Pencacah
3. Buku 3 Pedoman Pengolahan
- 5 -
5) Arus Dokumen
BPS-RI
BPS Provinsi
BPS Kab/Kota
Pencacah/Peme
riksa
- VPDP14-DSP
- VPDP-
14.PEDAGANG
- VPDP-
14.PRODUSEN
- Buku 1
- Buku 2
- Buku 3
- VPDP14-DSP
- VPDP-
14.PEDAGANG
- VPDP-
14.PRODUSEN
- Buku 1
- Buku 2
- VPDP14-DSP
- VPDP-
14.PEDAGANG
- VPDP-
14.PRODUSEN
- Buku 1
- Buku 2
- VPDP14-DSP
- VPDP-
14.PEDAGANG
- VPDP-
14.PRODUSEN
- Buku 2
- VPDP-
14.PEDAGANG
- VPDP-
14.PRODUSEN
- VPDP14-DSP
- VPDP-
14.PEDAGANG
- VPDP-
14.PRODUSEN
- VPDP14-DSP
- VPDP-
14.PEDAGANG
- VPDP-
14.PRODUSEN
- VPDP14-DSP
- 6 -
BAB II
ORGANISASI LAPANGAN
A. Organisasi Lapangan
Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan serta seluruh kegiatan Survei
Poldis Perdagangan 2014 dibentuk organisasi lapangan mulai dari tingkat
pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan. Untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang organisasi ini dapat dilihat pada bagan
organisasi berikut ini:
Gambar 2.1. Organisasi Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan
Beberapa Komoditi 2014
B. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei
Tugas dan tanggung jawab organisasi lapangan Survei Poldis Perdagangan
2014 dari tingkat pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan sebagai
berikut:
BPS-RI
BPS PROVINSI
PENGAWAS
PENCACAH
BPS
KAB/KOTA
A
BPS
KAB/KOTA
A
BPS
KAB/KOTA
A
PENCACAH PENCACAH
- 7 -
Tabel 2.1. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei Pola Distribusi
Perdagangan Beberapa Komoditi 2014
No. Petugas Tugas dan Tanggung Jawab
(1) (2) (3)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BPS-RI
Tim VPDP14
BPS Provinsi
BPS Kabupaten/
Kota
Pengawas/Pemeriksa
Pencacah
Mengoordinasikan seluruh kegiatan baik di
pusat maupun di daerah
Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis
Perdagangan 2014 tingkat Nasional
Menyiapkan materi yang berkenaan dengan
Survei Poldis Perdagangan 2014
Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Provinsi
dan Kabupaten/Kota
Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis
Perdagangan 2014 tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Mengoordinasikan seluruh kegiatan di
Kabupaten/Kota
Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis
Perdagangan 2014 tingkat Kabupaten/Kota
Mengoordinasikan seluruh kegiatan di
Kabupaten/Kota/ Provinsi
Bertanggung jawab terhadap hasil pencacahan
Survei Poldis Perdagangan 2014
Bertanggung jawab melakukan pencacahan
Survei Poldis Perdagangan 2014
C. Petugas Pengawas/Pemeriksa (PMS)
1. Memahami isi buku pedoman PCS dan PMS Survei Poldis Perdagangan
2014.
2. Bersama dengan PCS mencermati daftar sampel perusahaan terpilih serta
- 8 -
jenis dokumen yang digunakan dan wilayah kerjanya sebelum melakukan
pencacahan.
3. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola/administrator di pusat
perkantoran, pusat perbelanjaan, jika responden berada di pusat
perkantoran/pusat perbelanjaan.
4. Melakukan pengawasan lapangan secara rutin dan melaporkan kepada
BPS Kabupaten/Kota/Provinsi apabila ada permasalahan yang perlu
segera diselesaikan.
5. Mengikuti pertemuan petugas yang dikoordinir oleh BPS
Kabupaten/Kota/Provinsi, kemudian membuat laporan tentang berbagai
permasalahan yang dihadapi di lapangan dan cara mengatasinya ke BPS
Kabupaten/Kota/Provinsi.
6. Mengisi laporan kemajuan pelaksanaan pencacahan secara berkala
kepada BPS Kabupaten/Kota/Provinsi.
7. Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pelaksanaan pencacahan dengan
cermat dan teliti serta menyerahkan hasilnya kepada BPS
Kabupaten/Kota/Provinsi.
8. Mengisi kode KBLI pada Blok II rincian 1 VPDP-14.PEDAGANG
berdasarkan uraian kegiatan utama perusahaan/usaha.
9. Menepati jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2014.
D. Petugas Pencacah (PCS)
1. Memahami isi buku pedoman PCS Survei Poldis Perdagangan 2014.
2. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan
VPDP14-DSP. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau
ganda cacah.
3. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola atau administrator di
pusat gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, atau aparat desa/lurah,
RW dan RT sebelum melakukan pencacahanpada wilayah tersebut.
4. Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha yang ada dalam
VPDP14-DSP yang terdapat pada wilayah kerjanya .
5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai
temuan/masalah di lapangan dan cara mengatasinya.
6. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai
pengawas.
- 9 -
7. Melaporkan hasil pengecekan lapangan ke pengawas/pemeriksa atas
keberadaan perusahaan yang tercatat dalam VPDP14-DSP, namun tidak
ditemui di lapangan, atau perusahaan/usaha yang ditemui di lapangan,
namun tidak memperdagangkan salah satu dari 4 jenis komoditi yang
dicakup.
8. Menepati jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang telah ditentukan.
- 10 -
BAB III
METODOLOGI
A. Ruang Lingkup
Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014
dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi, beberapa kota
SBH (70 kabupaten/kota) dan kabupaten/kota potensi komoditi terpilih.
Secara keseluruhan survei ini mencakup 133 kabupaten/kota terdiri dari 33
ibukota provinsi dan 100 kabupaten/kota potensi komoditi terpilih.
Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan perdagangan
menengah, besar, dan kecil baik sebagai distributor, subdistributor, agen,
subagen, pedagang grosir, eksportir, importir, maupun pengecer.
Komoditi yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 5 jenis, yaitu:
minyak goreng, tepung terigu, garam bata, garam halus dan susu bubuk.
Produsen komoditi yang diteliti didekati melalui industri skala besar dan
sedang.
Usaha yang dicakup dalam survei ini mengalami penyesuaian kode KBLI,
karena terjadi perubahan kode KBLI 2005 ke KBLI 2009. Secara lengkap,
perusahaan yang dicakup berdasarkan pengelompokkan KBLI-nya adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1. Cakupan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi
2014 Menurut Perubahan KBLI 2009
No Jenis Komoditi KBLI
2009
KBLI
2005 Uraian KBLI 2009
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Minyak Goreng 10423 15143 Industri minyak goreng kelapa
10432 15144 Industri minyak goreng kelapa sawit
46315
51220 Perdagangan besar minyak dan
lemak nabati 53220
54220
47111 52111
Perdagangan eceran berbagai
macam barang yang utamanya
makanan, minuman, atau
tembakau di
supermarket/minimarket
- 11 -
47112 52112
Perdagangan eceran berbagai
macam barang yang utamanya
makanan, minuman, atau
tembakau bukan di
supermarket/minimarket
(tradisional)
2 Tepung Terigu 10617 15321 Industri tepung terigu
46339
51220 Perdagangan besar makanan dan
minuman lainnya
53220
54220
47111 52111
Perdagangan eceran berbagai
macam barang yang utamanya
makanan, minuman, atau
tembakau di
supermarket/minimarket
47112 52112
Perdagangan eceran berbagai
macam barang yang utamanya
makanan, minuman, atau
tembakau bukan di
supermarket/minimarket
(tradisional)
3 Garam 10774 15499 Industri pengolahan garam
46339 51220 Perdagangan besar makanan dan
minuman lainnya
53220
54220
47111 52111
Perdagangan eceran berbagai
macam barang yang utamanya
makanan, minuman, atau
tembakau di
supermarket/minimarket
47112 52112
Perdagangan eceran berbagai
macam barang yang utamanya
makanan, minuman, atau
tembakau bukan di
supermarket/minimarket
- 12 -
(tradisional)
4 Susu Bubuk 10520 15201 Industri pengolahan susu bubuk
dan susu kental
46326 51220 Perdagangan besar susu dan produk
susu
53220
54220
47111 52111
Perdagangan eceran berbagai
macam barang yang utamanya
makanan, minuman, atau
tembakau di
supermarket/minimarket
47112 52112
Perdagangan eceran berbagai
macam barang yang utamanya
makanan, minuman, atau
tembakau bukan di
supermarket/minimarket
(tradisional)
B. Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang dibentuk ada dua, yaitu kerangka sampel
pedagang dan kerangka sampel produsen. Untuk produsen, kerangka sampel
berasal dari SE06-UMB kategori D (industri) dan direktori industri skala besar
dan sedang. Sedangkan pembentukan kerangka sampel pedagang berasal dari
berbagai macam sumber, yaitu dari:
1) SE06-UMB kategori G, yaitu perusahaan perdagangan menengah dan
besar hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel. Tahapan penggunaan
data SE06-UMB adalah:
a. Menentukan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha sebagai
distributor, subdistributor, agen, subagen, pedagang grosir, eksportir,
importir, dan pengecer dilakukan pendekatan berdasarkan hasil SE06-
UMB kategori G, yang bersumber dari kuesioner SE06-UMB Distribusi
Blok II.2 Rincian 6 (menurut asal barang) dan Rincian 8 (menurut
penjualan barang). Sedangkan untuk perusahaan SE06-UMB yang
nonresponse, tidak dapat dilakukan penentuan fungsi kelembagaan
perusahaan/usaha.
- 13 -
Tabel 3.2. Matriks Penentuan Fungsi Kelembagaan*) dalam
Perusahaan/Usaha Perdagangan UMB
No.
Asal barang
Penjualan
Luar
negeri
Produse
n
Pedagan
g
lainnya
Pemerin
tah
/swasta
Rumah
tangga/
peroran
gan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Melalui Importir 1 1 1 8
2 Impor Sendiri 7 7 7 8
3 Produsen non
pertanian 6 1 1 1 8
4 Distributor/penyal
ur/agen 6 2 4 4 8
5 Supermarket/swala
yan 6 4 8 8 8
6 Pedagang lainnya 6 4 8 8 8
*) Kode fungsi
kelembagaan:
1. Distributor
2. Subdistributor
3. Agen
4. Subagen
5. Pedagang Grosir
6. Eksportir
7. Importir
8. Pengecer
2) Direktori perusahaan perdagangan dari asosiasi untuk perusahaan
perdagangan.
3) Daftar nama perusahaan/usaha perdagangan eksportir.
4) Perusahaan perdagangan kecil hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus
Sampel yaitu SE06-UMK kategori G dengan nilai omset >500 juta rupiah.
5) Sumber lain: berasal dari internet.
Pada survei ini pencacahan perusahaan menggunakan pendekatan
fungsi kelembagaan perusahaan dan komoditi yang diperdagangkan. Fungsi
kelembagaan yang bersumber dari SE06-UMB merupakan proxy, sedangkan
perusahaan dari sumber lain berdasarkan pengakuan responden.
- 14 -
Gambar 3.1. Pembentukan Kerangka Sampel Pedagang
Gambar 3.2. Pembentukan Kerangka Sampel Produsen
*) Unique = tidak ganda
Tidak
Ya
SE06-UMB.G
Drop out perusahaan
Perusahaan unique?
Perusahaan
Perdagangan dari Asosiasi
Responden eksportir
Sumber lainnya
SE06-UMK, omset >
500 jt
4 Komoditi terpilih
Kerangka Sampel Pedagang
Proxy fungsi kelembagaan perusahaan Gabung
Ya
Tidak
SE06-UMB.D
4 Komoditi terpilih
Drop out perusahaan
Perusahaan unique?
Kerangka Sampel Produsen
Gabung
Direktori Industri Skala Besar dan
Sedang
Sumber lainnya
- 15 -
C. Jumlah Sampel
Banyaknya sampel perusahaan/usaha/pengusaha perdagangan
menengah dan besar serta produsen secara keseluruhan sebanyak 3.500
perusahaan. Rincian banyaknya sampel untuk setiap provinsi adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.3. Kabupaten/Kota Studi dan Banyaknya Sampel per Provinsi
No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah
Sampel
(1) (2) (3) (4)
1 (11) Aceh (1110) Bireuen, (1118) Pidie Jaya,
(1171) Banda Aceh 50
2 (12) Sumatera Utara (1208) Asahan, (1212) Deli Serdang,
(1219) Batu Bara, (1272) Tanjung Balai,
(1273) Pematang Siantar, (1274) Tebing
Tinggi, (1275) Medan, (1276) Binjai
125
3 (13) Sumatera Barat (1371) Padang, (1375) Bukittinggi 75
4 (14) Riau (1403) Indragiri Hilir, (1471) Pekanbaru,
(1473) Dumai 65
5 (15) Jambi (1502) Merangin, (1505) Muaro Jambi,
(1571) Jambi 45
6 (16) Sumatera
Selatan
(1607) Banyuasin, (1671) Palembang,
(1674) Lubuklinggau 75
7 (17) Bengkulu (1771) Bengkulu 50
8 (18) Lampung (1871) Bandar Lampung, (1872) Metro 70
9 (19) Kep. Bangka
Belitung
(1902) Belitung, (1971) Pangkal Pinang 40
10 (21) Kep. Riau (2171) Batam, (2172) Tanjung Pinang 40
11 (31) DKI Jakarta (3171) Jakarta Selatan, (3172) Jakarta
Timur,
(3173) Jakarta Pusat, (3174) Jakarta
Barat,
500
- 16 -
No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah
Sampel
(1) (2) (3) (4)
(3175) Jakarta Utara
12 (32) Jawa Barat (3201) Bogor, (3202) Sukabumi, (3203)
Cianjur, (3205) Garut, (3209) Cirebon,
(3211) Sumedang, (3212) Indramayu,
(3215) Karawang, (3216) Bekasi, (3272)
Sukabumi, (3273) Bandung,
(3275) Bekasi
450
13 (33) Jawa Tengah (3301) Cilacap, (3310) Klaten, (3313)
Karanganyar, (3317) Rembang, (3318)
Pati, (3321) Demak, (3329)
Brebes,(3374) Semarang
280
14 (34) DI Yogyakarta (3471) Yogyakarta 50
15 (35) Jawa Timur (3506) Kediri, (3514) Pasuruan, (3515)
Sidoarjo, (3517) Jombang, (3523)
Tuban, (3525) Gresik, (3526)
Bangkalan, (3527) Sampang, (3528)
Pamekasan, (3529) Sumenep, (3575)
Pasuruan, (3578) Surabaya
450
16 (36) Banten (3601) Pandeglang, (3603) Tangerang,
(3671) Tangerang, (3672) Cilegon,
(3673) Serang
125
17 (51) Bali (5108) Buleleng, (5171) Denpasar 100
18 (52) Nusa Tenggara
Barat
(5202) Lombok Tengah, (5203) Lombok
Timur, (5206) Bima,(5271) Mataram 55
19 (53) Nusa Tenggara
Timur
(5311) Ende, (5318) Nagekeo,(5371)
Kupang 40
20 (61) Kalimantan
Barat
(6112) Kubu Raya, (6171) Pontianak 70
21 (62) Kalimantan
Tengah
(6202) Kotawaringin Timur,(6271)
Palangkaraya 50
22 (63) Kalimantan
Selatan
(6309) Tabalong,(6371) Banjarmasin,
(6372) Banjar Baru 65
- 17 -
No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah
Sampel
(1) (2) (3) (4)
23 (64) Kalimantan
Timur
(6471) Balikpapan, (6472) Samarinda,
(6473) Tarakan 100
24 (71) Sulawesi Utara (7171) Manado, (7172) Bitung 65
25 (72) Sulawesi Tengah (7208) Parigi Moutong, (7271) Palu 45
26 (73) Sulawesi Selatan (7304) Jeneponto, (7306) Gowa, (7325)
Luwu Timur, (7371) Makassar, (7373)
Palopo
120
27 (74) Sulawesi
Tenggara
(7471) Kendari, (7472) Bau-Bau 50
28 (75) Gorontalo (7502) Gorontalo, (7571) Gorontalo 40
29 (76) Sulawesi Barat (7603) Mamasa, (7604) Mamuju 50
30 (81) Maluku (8171) Ambon, (8172) Tual 35
31 (82) Maluku Utara (8271) Ternate, (8272) Tidore
Kepulauan 45
32 (91) Papua Barat (9105) Manokwari, (9171) Sorong 40
33 (94) Papua (9401) Merauke, (9471) Jayapura 40
Jumlah 3.500
*) yang dicetak bergaris bawah dan miring adalah ibukota provinsi
a. Alokasi Sampel Per Komoditi Menurut Kabupaten/Kota
Jumlah produsen dan perusahaan perdagangan berkategori pedagang
besar dan eceran sudah dapat ditentukan dari hasil pembentukan kerangka
sampel. Yang termasuk dalam kategori pedagang besar adalah fungsi
kelembagaan perdagangan sebagai distributor, subdistributor, agen, subagen,
pedagang grosir, eksportir dan importir. Sedangkan kategori pengecer adalah
sisanya.
Alokasi sampel dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi dari
fungsikelembagaan dan jenis komoditi dalam satu provinsi. Sehingga secara
umum semua komoditi bisa terwakili untuk semua fungsi kelembagaan.
Penentuan suatu perusahaan dicacah untuk komoditi tertentu, sudah
dapat ditentukan pada awal penentuan sampel terpilih, baik untuk pedagang
- 18 -
besar dan eceran yang menjual komoditi spesifik maupun yang
memperdagangkan bermacam-macam komoditi yang akan dicacah. Oleh
karena itu, untuk menjaga agar sampel komoditi di pengecer tersebar secara
proporsional, maka perlu dilakukan alokasi sampel untuk menentukan berapa
jumlah perusahaan yang harus dicacah untuk suatu komoditi.Tahapan
pengalokasian sampel menurut komoditi untuk pengecer adalah sebagai
berikut:
Dari kerangka sampel dialokasikan sampel perusahaan yang
memperdagangkan komoditi tertentu.
Kemudian di alokasikan menurut distribusi fungsi kelembagaan dalam
satu provinsi.
b. Metode Pemilihan Sampel
Metode pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan komoditi
utama yang diperdagangkan berdasarkan 4 komoditi terpilih. Untuk
perusahaan yang bersumber dari SE06-UMB, seluruhnya diambil sebagai
perusahaan sampel, sedangkan sisanya dipilih secara sistematik pada setiap
komoditi. Jika jumlah perusahaan/usaha dalam kerangka sampel tidak
mencukupi, maka seluruh perusahaan/usaha akan dicacah.
Sedangkan sampel industri pengolahan dipilih dari kerangka sampel
industri pengolahan secara systematic sampling.
c. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih
dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden.
Untuk perusahaan-perusahaan yang relatif besar, pengumpulan data mungkin
lebih dari satu kali kunjungan.
- 19 -
Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari
pedagang ke produsen maka pengawas harus mencari
perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi dan fungsi
kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti
secara purposive.
Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari
produsen ke pedagang maka pengawas harus mencari
perusahaan/usaha yang memproduksi komoditi yang sama untuk
dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.
Jika pada saat pencacahan, komoditi dengan yang diperdagangkan
bukan merupakan komoditi seperti yang tercantum pada Daftar
VPDP14-DSP.PEDAGANG, maka pengawas
a. Jika perusahaan/usaha merupakan pedagang besar, harus
mencari perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi
dengan fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai
sampel pengganti secara purposive,
b. Jika Perusahaan/usaha merupakan pengecer, pengawas harus
memeriksa terlebih dahulu keterwakilan komoditi dalam satu
provinsi, bila sudah ada wakilnya maka cukup diganti komoditi
sesuai dengan yang dijual oleh pedagang (harus termasuk dalam
5 komoditi). Jika belum ada keterwakilan komoditi dengan
kualitas/merk/jenis seperti yang tercantum pada Daftar VPDP14-
DSP.PEDAGANG dalam satu provinsi maka harus mencari
perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi dengan
fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel
pengganti secara purposive.
Jika pada saat pencacahan, komoditi yang diproduksi bukan
merupakan komoditi seperti yang tercantum pada Daftar VPDP14-
DSP.PRODUSEN, maka pengawas harus mencari
perusahaan/usaha yang memproduksi komoditi yang sama untuk
dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.
Nomor urut perusahaan untuk sampel pengganti dimulai dari 8000
untuk setiap kabupaten/kota.
Untuk Perusahaan/usaha yang terpilih sampel secara purposive
nomor urutnya dimulai dari 9000 untuk setiap kabupaten/kota.
- 20 -
ALUR PENCACAHAN PEDAGANG
Ya
VPDP14-DSPU.PEDAGANG
KETEMU? PEDAGANG?
PENGAWAS MENGGANTI
SECARA PURPOSIVE
CACAH
KOMODITI
PEDAGANG BESAR?
CACAH
CACAH
PENGAWAS MENGGANTI
SECARA PURPOSIVE
PENGAWAS MENGECEK KETERWAKILAN KOMODITI
DALAM 1 PROVINSI
SUDAH TERWAKILI?
DICACAH SESUAI KOMODITI DARI YANG PEDAGANG JUAL
PENGAWAS MENGANTI SECARA PURPOSIVE
Tidak
YaYa
Ya
Ya
TidakTidak
Tidak
Tidak
ALUR PENCACAHAN PRODUSEN
VPDP14-DSPU.PRODUSEN
YaKETEMU? PRODUSEN?
PENGAWAS MENGGANTI
SECARA PURPOSIVE
KOMODITI SESUAI?
Tidak
YaYa
TidakTidak
CACAH
d. Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG dan VPDP14-DSP.PRODUSEN
Daftar VPDP14-DSP adalah daftar yang memuat nama
perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel untuk pedagang maupun
produsen. Berdasarkan daftar ini, PCS mengunjungi dan melakukan
pencacahan perusahaan/usaha yang menjadi beban tugasnya.
- 21 -
Keterangan rincian dan kolom Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG dan
VPDP14-DSP.PRODUSEN adalah sebagai berikut:
Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
provinsi.
Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan
namakabupaten/kota.
Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan
Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut.
Kolom (2) : Nomor Urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah
nomor urut perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel
dalam suatu kabupaten/kota.
Kolom (3) : Nama Lengkap Perusahaan/Usaha, yang tercantum pada kolom
ini adalah nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai
sampel.
Kolom (4) : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari
perusahaan/usaha yang tercantum pada kolom (3).
Kolom (5) : Kegiatan Utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan
utama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel.
Kolom (6) : KBLI - Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan
KBLI dari kegiatan utama.
Kolom (7) : Jenis komoditi yang diperdagangkan/dihasilkan
Kolom (8) : Fungsi kelembagaan yang diidentifikasi dari frame
Kolom (9) : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil
pencacahan perusahaan/usaha, yaitu:
1 = Ditemukan, dan jenis komoditi yang diperdagangkan/diproduksi
sesuai dengan daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP14-
DSP.PRODUSEN
2 = Ditemukan, namun jenis komoditi yang diperdagangkan/diproduksi
tidak sesuai dengan daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG atau daftar
VPDP14-PRODUSEN
3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang (Untuk VPDP14-
DSP.PEDAGANG) atau
Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen (Untuk VPDP14-
DSP.PRODUSEN)
4 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri
- 22 -
5 = Tutup
6 = Tidak Ditemukan
7 = Ganda/double
e. Penentuan nomor urut perusahaan pedagang
Nomor urut perusahaan dibangun per kabupaten berdasarkan tahapan
sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil penentuan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha dari
SE06-UMB-G, tentukan nomor urut perusahaan, dimulai dari fungsi
kelembagaan perusahaan perdagangan sebagai distributor, setelah selesai
memberi nomor urut seluruh perusahaan ”distributor”, kemudian
dilanjutkan untuk subdistributor, agen, subagen, dan seterusnya sampai
pengecer.
b. Untuk perusahaan yang bersumber dari selain SE06-UMB-G, nomor urut
perusahaan merupakan kelanjutan dari nomor urut pengecer.
Contoh :
Dari hasil pembentukan frame perusahaan perdagangan, dalam suatu
kabupaten ada 129 perusahaan dari SE06-UMB, dan 79 perusahaan dari
sumber lainnya. Pemberian nomor urut perusahaan seperti dibawah ini:
Sumber
Fungsi kelembagaan
perusahaan
perdagangan
Banyak
perusahaa
n
Nomor urut
SE06-UMB-
G
1.Distributor 8 1 8
2. Subdistributor 13 9 21
3. Agen 20 22 41
4. Subagen 39 42 80
5. Pedagang Grosir 13 81 93
6. Eksportir 11 94 104
7. Importir 4 105 108
8. Pengecer 21 109 129
Sumber lain 79 130 337
- 23 -
BAB IV
TEKNIK DAN ETIKA BERWAWANCARA
A. Teknik Berwawancara
Di dalam wawancara diperlukan kesediaan responden untuk
memberikan keterangan. Kesediaan responden tersebut dapat
dikondisikan dan biasanya sangat bergantung kepada sikap pewawancara
pertama kali bertemu. Sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata,
keramahan, kesabaran, dan keseluruhan penampilan pewawancara
sangat mempengaruhi kelanjutan/kelancaran wawancara. Penampilan
yang sopan dan ramah dengan sendirinya akan dapat mengurangi bahkan
menghilangkan perasaan dan sikap penerimaan responden yang negatif,
yang dapat merugikan pencacahan, seperti: rasa curiga, rasa takut, rasa
enggan, atau malu.
Beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menciptakan
hubungan baik dengan responden, antara lain:
a. Dalam membuat janji wawancara dengan calon responden, sebaiknya
memperhatikan waktu senggang dari responden tersebut, dan
berusaha jangan sampai mengganggunya dalam kesibukan sehari-hari.
b. Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh responden. Jika
responden lebih mengerti bahasa daerah daripada bahasa Indonesia,
maka gunakanlah bahasa daerah tersebut. Hal ini akan memperlancar
jalannya wawancara.
c. Sebelum memulai wawancara jangan lupa memperkenalkan diri,
menunjukkan kartu pengenal jika perlu, serta menyebutkan lembaga
atau badan yang menugaskannya. Kemudian menguraikan maksud
wawancara serta tujuan pencacahan yang dilakukan. Penting untuk
disampaikan bahwa wawancara yang dilakukannya bukan suatu ujian
atau test; tidak ada jawaban yang dibenarkan atau disalahkan dan
informasikan kepada responden bahwa semua pertanyaan yang
diajukan akan mudah dijawab karena berhubungan dengan
pengalaman, kehidupan, pikiran dan perasaan responden sendiri.
Sampaikanlah semuanya secara sederhana, tetapi cukup jelas.
d. Dalam “obrolan” awal yang merupakan “intro” untuk membangun
suasana yang kondusif ini jangan keluar dari konteks isi kuesioner.
Arahkan perbincangan tersebut ke dalam isi kuesioner, namun
demikian jangan menggunakan waktu terlalu lama.
- 24 -
e. Berilah perhatian terhadap hal-hal yang sedang dibicarakan oleh
responden selama berlangsungnya wawancara. Pewawancara dapat
berperan sebagai seorang yang ingin tahu dan ingin belajar dari
responden.
f. Bila pewawancara kurang memahami jawaban responden, maka dapat
meminta responden tersebut untuk mengulangi jawaban dari
pertanyaan yang diajukan. Sampaikan bahwa hal yang dikatakan
responden sangat menarik, sehingga perlu dicatat atau mencoba
mengulangi simpulan jawabannya guna meyakinkan bahwa yang
dikatakan responden tidak salah ditafsirkan.
g. Menjalankan tugasnya dengan penuh kepercayaan. Namun tidak
dengan rasa percaya diri yang berlebihan, sehingga dirinya merasa
lebih tinggi. Hal ini menimbulkan rasa antipati/rasa tidak suka dalam
diri responden.
h. Di dalam mengajukan pertanyaan yang bersifat sensitif, misalnya
menanyakan nilai pembelian dan penjualan, usahakan agar
pertanyaannya tidak menyinggung perasaan responden. Sebelum
mengajukan pertanyaan tentang ini, dapat didahului dengan kata
“maaf….”
i. Gunakanlah waktu untuk wawancara dengan efektif, artinya dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data yang sebanyak-
banyaknya dan sejelas-jelasnya.
j. Ucapkanlah terima kasih, bila wawancara tersebut telah selesai.
B. Etika Berwawancara
Beberapa prinsip dasar wawancara yang baik, yaitu:
a. Berikan kesan pertama dengan baik
Pada saat pertama kali mengunjungi responden, usahakanlah agar
responden merasa bebas/tidak tertekan. Pewawancara dapat memulai
dengan ucapan selamat pagi/siang/sore, lalu dilanjutkan dengan
memperkenalkan diri, misalnya: Nama saya ………… Saya adalah
petugas lapangan yang bertugas mengumpulkan keterangan mengenai
………………. guna …………………..
b. Usahakan selalu melakukan pendekatan positif
Jangan bersikap negatif dengan selalu meminta maaf atau jangan
- 25 -
mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
Apakah Anda terlalu sibuk?
Apakah Anda berkeberatan meluangkan sedikit waktu untuk
wawancara?
Apakah Anda sudi menjawab berbagai pertanyaan yang akan saya
ajukan?
Pertanyaan-pertanyaan seperti contoh di atas akan mengundang sikap
tidak baik dari responden.
Sebaiknya pewawancara bertanya seperti di bawah ini:
”Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bapak/Ibu”.
Kemudian mulailah mewawancarai responden.
c. Tekankan kerahasiaan jawaban
Sebelum pewawancara mengajukan pertanyaan, tekankan sekali
lagi akan kerahasiaan jawaban yang diberikan. Informasikan kepada
responden bahwa BPS tidak akan mencantumkan nama dalam laporan
hasil survei ini, dan petugas tidak akan menyebutkan nama responden
lain atau pewawancara lain di hadapan responden.
- 26 -
BAB V
PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR
Bab ini menjelaskan tentang tata cara pengisian, konsep dan definisi
umum, kuesioner VPDP-14.PRODUSEN dan VPDP-14.PEDAGANG. Secara
umum kedua kuesioner ini mempunyai karakteristik yang sama, perbedaannya
terletak hanya pada ciri-ciri spesifik dari masing-masing kegiatan usaha,
seperti nilai produksi pada perusahaan/usaha pertanian dan industri
pengolahan serta nilai penjualan pada perusahaan/usaha perdagangan.
Diharapkan dengan memahami pedoman ini petugas dapat melaksanakan
kegiatan Survei Poldis 2014 dengan mudah dan benar.
A. Petunjuk Pengisian Daftar
a. Semua isian di kuesioner harus menggunakan tulisan pensil warna
hitam.
b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan
kata-kata harus menggunakan huruf kapital (balok) serta tidak boleh
disingkat, kecuali satuan dan kata yang terlalu panjang boleh disingkat
dengan singkatan yang umum digunakan.Angka harus ditulis dengan
angka biasa (bukan angka romawi).
Contoh penulisan Daftar VPDP-14.PRODUSEN:
Rincian Penulisan yang
salah Penulisan yang benar
Blok V Rincian 1.c:
Kendala utama proses
produksi…
Bahan Baku BAHAN BAKU
c. Cara pengisian daftar:
1) Isikan keterangan/jawaban pada tempat yang disediakan.
2) Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan
kode jawaban ke kotak yang tersedia.
- 27 -
Contoh pengisian Daftar VPDP-14.PEDAGANG
Rincian Pengisian yang salah Pengisian yang benar
Blok II
Rincian
2:
Komoditi
yang
diteliti
Minyak Goreng 1
Tepung Terigu 2
Garam Bata 3
Garam Halus 4
Susu Bubuk 5
Minyak Goreng 1
Tepung Terigu 2
Garam Bata 3
Garam Halus 4
Susu Bubuk 5
3) Jika kode yang dilingkari lebih dari satu, jumlahkan kode yang
dilingkari dan tuliskan pada kotak yang tersedia.
Contoh:
4) Nilai pembelian, penjualan, hasil produksi dan biaya transportasi
ditulis dalam satuan rupiah.
B. Konsep dan Definisi Umum
a. Perusahaan/Usaha adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan
kegiatan usaha yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja
dan berkedudukan dalam wilayah Indonesia, untuk tujuan memperoleh
keuntungan atau laba (Direktorat Bina Pasar dan Distribusi,
Departemen Perdagangan).
b. Produsen adalah suatu usaha yang memproduksi suatu komoditi
untuk dijual.
c. Kegiatan Perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual barang,
baik barang baru maupun bekas untuk tujuan penyaluran/
pendistribusian tanpa merubah bentuk barang tersebut.
d. Perusahaan/usaha perdagangan adalah kegiatan ekonomi/lapangan
usaha di bidang perdaganganbesar dan eceran (yaitu penjualan tanpa
perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan
1. a. Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2013? 1
Ya 1 Tidak 2 ke rincian 2
b. Jika "Ya", jenis kendala: 1 0
Kelangkaan barang 1 Modal 16
Fluktuasi Harga 2 Lainnya 32
Transportasi 4 (tuliskan …………..…………………..)
Sarana dan prasarana 8
c. Kendala utama …………………………………………………………………………… 0 2
BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN(1) (2)
2 2
- 28 -
jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan
secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap
akhir dalam pendistribusian barang dagangan. (Buku KBLI 2009).
e. Perdagangan besar (wholesaler) adalah penjualan kembali (tanpa
perubahan teknis) baik barang baru maupun barang bekas kepada
pengecer, industri, komersial, institusi atau pengguna profesional, atau
kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak sebagai agen atau
broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik perorangan
maupun perusahaan. (Buku KBLI 2009).
f. Perdagangan eceran adalah adalah penjualan kembali (tanpa
perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada
masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan
maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-
order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi
konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya pedagang
pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang jualnya, tetapi
beberapa pedagang pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas
dasar konsinyasi atau komisi. (Buku KBLI 2009).
g. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan
klasifikasi baku mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di
Indonesia, yang dirinci menurut kategori. KBLI hanya mengelompokkan
unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit
produksi menurut kepemilikan, badan hukum, formal atau informal.
Kode KBLI yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS No.57 tahun
2009 tentang KBLI.
h. Kegiatan utama adalah kegiatan yang mempunyai nilai penjualan paling
besar di antara beberapa jenis kegiatan dalam suatu perusahaan/usaha.
Bila suatu perusahaan/usaha hanya melakukan satu jenis kegiatan
maka jenis kegiatan tersebut merupakan jenis kegiatan utama dari
perusahaan/usaha.
i. Komoditiutama adalah komoditiyang dijual oleh pedagangdan
memberikan nilai penjualan terbesar dari berbagai jenis komoditi yang
dijual.
Minyak goreng
- 29 -
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan
atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu
kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan
(wikipedia, 2014). Minyak goreng yang diteliti dalam survei ini
adalah minyak goreng yang berasal dari lemak tumbuhan seperti
kelapa sawit dan kelapa.
Contoh: Minyak goreng curah maupun kemasan
Gambar 5.1. Minyak Goreng
Sumber: 1. http://img.antaranews.com/new/2013/07/ori/20130713Harga-
Minyak-goreng-curah-100712-DDS-10.jpg
2. http://agunggedeyoga.files.wordpress.com/2011/11/sunco.jpg.
3. http://supermetroemall.com/Filma%20Cooking-Oil-2-L-pouch
4. http://www.supermarketjakarta.com/shop/minyak-goreng-avena-
2- liter-refill/
5. http://sembako140109.blogspot.com/2013/05/harga-minyak-
goreng-tropical.html
6. http://www.solobelanja.com/sania-minyak-goreng-refill-2lt.html
Tepung terigu
Tepung terigu adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus
atau sangat halus tergantung proses penggilingannya dan berasal
dari gandum (wikipedia, 2014)
Contoh: tepung terigu
1. 2.
3. 4. 5. 6.
- 30 -
Gambar 5.2. Tepung terigu
Sumber: 1. http://sashykitchendictionary.blogspot.com/2013/08/jenis-jenis-
tepung-terigu.html
2. http://www.bogasari.com/tentang-kami/seputar-tepung-terigu.aspx
.
Garam
Garam Bata adalah garam yang berbongkah-bongkah dicetak
berbentuk batu (www.kamusbesar.com).
Contoh: Garam bata
Gambar 5.3. Contoh garam bata
Sumber: 1. http://www.solopos.com/2013/10/03/8-manfaat-garam-di-dapur-
anda-452957
2. http://www.garamku.com/?p=705
1
.
2.
1.
2.
- 31 -
Garam halus adalah garam yang kristalnya sangat halus
menyerupai gula pasir.
Contoh: Garam halus
Gambar 5.4. Contoh Garam halus
Susu
Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid.
Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama daripada susu
cair dan tidak perlu disimpan di lemari es karena kandungan uap
airnya sangat rendah (wikipedia, 2014).
Contoh:
Gambar 5.5. Contoh susu bubuk
Sumber: 1. http://rumahsegar.com/minuman/minuman-susu?page=2
C. Pengisian DaftarVPDP-14.PEDAGANG
Pada DaftarVPDP-14.PEDAGANG di kanan atas terdapat lima kotak
kode KBLI.Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP14-DSP. PEDAGANG
1. 2.
- 32 -
1. Kegiatan utama perusahaan/usaha: Kode KBLI
PERDAGANGAN BESAR SUSU BUBUK
……………………………………………………………………………………………………………………. diisi oleh pemeriksa
kolom 6. Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum turun ke
lapangan.
BLOK I : PENGENALAN TEMPAT
Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan
alamat perusahaan sebagai responden. Tidak semua rincian disalin dari
Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG, sebagian dilengkapi pada saat
pencacahan di lapangan.
Rincian1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG.
Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANGatau dilengkapi
pada saat pencacahan di lapangan.
Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.
Rincian 5 s.d. Rincian 7: disalin dari DaftarVPDP14-DSP.PEDAGANG,
kolom (2) s.d. kolom (4).
Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai
dengan kondisi di lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi
sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.
BLOK II: KETERANGAN UMUM
Blok ini untuk mencatat kegiatanperusahaan/usaha, jenis komoditi, dan
informasi fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan.
Rincian 1: Kegiatan Utama Perusahaan/Usaha
Tuliskan secara lengkap dan jelas kegiatan utama yang dilakukan
perusahaan/usaha pada saat pencacahan.
Contoh:
Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk
ditinggal terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat
itu), maka Rincian 2 harus sudah dilingkari dan diisi oleh
pencacah.
Referensi waktu pada VPDP-14.PEDAGANG adalah setahun yang lalu
yaitu dari Januari s.d. Desember 2013.
- 33 -
Rincian 2: Komoditi yang diteliti:
Lingkari salah satu kode jenis komoditi yang diteliti sesuai dengan yang
ditentukan dalam VPDP14-DSP.
Contoh:
Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan
Lingkari salah satu kode fungsi perusahaan dalam lembaga usaha
perdagangan yang sesuai dengan komoditi yang diteliti.
Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor :
11/M-DAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan
Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan atau Jasa,
yang dimaksud dengan:
Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak
untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang
melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran
barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.
Subdistributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang
bertindak sebagai perantara untuk dan atas namanya sendiri
berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari distributor atau
distributor tunggal untuk melakukan pemasaran.
Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai
perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk
melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik
barang dan atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang
menunjuknya.
Subagen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak
sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan
penunjukan atau perjanjian dari agen atau agen tunggal untuk
melakukan pemasaran.
2. Komoditi yang diteliti: 5
Minyak Goreng 1
Tepung Terigu 2
Garam Bata 3
Garam Halus 4
Susu Bubuk 5
Pengisian Rincian 3 s.d. Blok VI, pertanyaannya
berhubungan/terkait dengan komoditi yang diteliti pada rincian 2
di atas
- 34 -
Prinsipal adalah perorangan atau badan usaha yang berbentuk
badan hukum atau bukan badan hukum diluar negeri atau didalam
negeri yang menunjuk agen atau distributor untuk melakukan
penjualan barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.
Perkulakan (Grosir), adalah perorangan atau badan usaha yang
membeli dalam partai besar berbagai macam barang dari berbagai
pihak dan menjual dalam partai besar barang tersebut sampai kepada
Subdistributor dan/atau Pedagang Eceran (KepMenPerindag
No.23/MPP/Kep/1/1998 Tentang Lembaga-Lembaga Usaha
Perdagangan).
Eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan (ekspor) dalam
wilayah hukum NKRI, baik sendiri maupun secara bersama-sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang
ekonomi yang mendapat pengakuan sebagai eksportir terdaftar dari
Menteri Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Buku
Kebijakan Umum Bidang Ekspor, Departemen Perdagangan RI,
2008).
Eksportir terdaftar adalah perusahaan/perorangan yang telah
mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor
barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Importir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan
kegiatan impor atau memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean
Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang
udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi
eksklusif dan landas kontinen. Importir yang dicakup pada penelitian
ini adalah yang memiliki Angka Pengenal Importir Umum/API-U.
(Buku Kebijakan Umum Bidang Impor, Departemen Perdagangan
RI, 2008).
API-U wajib dimiliki oleh setiap perusahaan dagang yang melakukan
impor.
Pedagang eceran adalah perorangan atau badan usaha yang
bertindak atas namanya sendiri dan/atau atas nama pihak lain yang
menunjuknya untuk menjalankan kegiatan dengan cara membeli,
menyimpan dan menjual barang dalam partai kecil secara langsung
- 35 -
kepada konsumen akhir.
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN
Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang distribusi asal
pembelian dan penjualan barang dagangan berdasarkan fungsi
perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan, serta wilayah pembelian
dan pemasaran/penjualan. Disamping itu juga untuk memperoleh
informasi mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan distribusi barang
dagangan.
Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2013
Isikan besarnya persentase pembelian/asal barang dagangan selama
Januari sampai dengan Desember 2013 menurut fungsi perusahaan
dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k. Jika
ada rincian yang kosong, pada kotak persentase dituliskan 0 (nol) atau
dikosongkan. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k harus 100 persen.
Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan
tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke
kotak yang tersedia.
Contoh:
Penjelasan:
Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh perusahaan/usaha
itu sendiri tanpa melalui pihak lain.
Perorangan adalah suatu bentuk usaha pribadi, dimana seluruh
kegiatan usaha serta resikonya merupakan tanggung jawab pribadi
pula.
Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir,
1. Pembelian barang dagangan selama tahun 2013:
No. Asal pembelian barang dagangan Persentase
(1) (2)
a. Impor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. %
b. Importir ………………………………………………………………………………………………………… b. %
c. Produsen ………………………………………………………………………………………………………… c. 5 0 %
d. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… d. 5 0 %
e. Sub distributor ………………………………………………………………………………………………………… e. %
f. Agen ………………………………………………………………………………………………………… f. %
g. Sub agen ………………………………………………………………………………………………………… g. %
h. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… h. %
i. Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… i. %
j. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… j. %
k. Perorangan ………………………………………………………………………………………………………… k. %
Jumlah 1 0 0 %
(3)
BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN
- 36 -
Pedagang pengumpul, dan Pedagang eceran dapat dilihat pada
penjelasan pengisian Daftar VPDP14-PEDAGANG Blok II Rincian 3.
Rincian 2:Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2013
Isikan nama kabupaten/kota/negara wilayah pembelian barang
dagangan, serta persentasenya. Jika lebih dari tujuh baris, makatuliskan
wilayah pembelian lainnya (kabupaten/kota/negara) beserta
persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan, kemudian coret
tulisan„lainnya‟ yang terdapat di rincian k dan nilai 100 yang terdapat
pada kolom (4).Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang
ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor
pengolahan.
Contoh pengisian yang benar adalah sebagai berikut:
Isian nama kabupaten/kota/negara wilayah pembelian barang dagangan
harus sesuai dengan nama resmi kabupaten/kota/negara. Isian tersebut
tidak boleh diisi dengan nama pulau atau bila berasal dari luar negeri
maka diisi secara jelas nama negara asal pembelian barang tersebut
sehingga tidak boleh diisi dengan „LUAR NEGERI‟.
Contoh pengisian yang salah adalah sebagai berikut:
2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2013:
No. Kabupaten/Kota/Negara Kode*) Persentase
(1) (2) (3) (4)
a. KOTA JAKARTA SELATAN 3 1 7 1 5 0 %
b. KOTA JAKARTA TIMUR 3 1 7 2 2 0 %
c. KOTA BEKASI 3 2 7 5 3 0 %
d. …………..……………..…………………………………………… %
e. …………..……………..…………………………………………… %
f. …………..……………..…………………………………………… %
g. …………..……………..…………………………………………… %
h. …………..……………..…………………………………………… %
i. …………..……………..…………………………………………… %
j. …………..……………..…………………………………………… %
k. Lainnya (diisi pada lampiran)
1 0 0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan
Jumlah
2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2013:
No. Kabupaten/Kota/Negara Kode*) Persentase
(1) (2) (3) (4)
a. LUAR NEGERI %
b. PULAU JAWA %
c. …………..……………..…………………………………………… %
d. …………..……………..…………………………………………… %
e. …………..……………..…………………………………………… %
f. …………..……………..…………………………………………… %
g. …………..……………..…………………………………………… %
h. …………..……………..…………………………………………… %
i. …………..……………..…………………………………………… %
j. …………..……………..…………………………………………… %
k. Lainnya (diisi pada lampiran)
1 0 0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan
Jumlah
- 37 -
Rincian 3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2013:
Isikan besarnya persentase penjualan barang dagangan menurut fungsi
perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 4.a
s.d Rincian 4.o. Jika ada rincian yang kosong beri tanda strip (-) dan pada
kotak tuliskan 0 (nol). Jumlah dari Rincian 4.a s.d Rincian 4.o harus 100
persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan
tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke
kotak yang tersedia.
Penjelasan:
Ekspor langsung adalah ekspor yang dilakukan oleh pedagang itu
sendiri tanpa melalui pihak lain. Contoh: Perusahaan eksportir
minyak goreng di Kota Jakarta Timur mengekspor minyak goreng ke
Malaysia dan Singapura.
Supermarket/swalayan dalam kegiatan ini meliputi
supermarket/swalayan itu sendiri, hypermarket dan minimarket.
Definisi dari ketiga jenis swalayan tersebut adalah sebagai berikut:
Hypermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan
penjualan barang-barang kebutuhan rumahtangga termasuk
sembilan bahan pokok secara eceran langsung kepada konsumen
akhir. Didalamnya terdiri dari pasar swalayan, toko serba ada yang
menyatu dalam satu bangunan dan pengelolaannya dilakukan
secara tunggal serta memiliki luaslantai usahanya lebih dari 4.000
m2 dan paling besar (maksimal) 8.000 m2. Seperti: Hypermart,
Carrefour, Giant, Lotte Mart, dan lain-lain.
Supermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan
penjualan barang-barang kebutuhan rumahtangga termasuk
kebutuhan sembako secara eceran dan langsung kepada konsumen
akhir dengan cara swalayan yang luas lantainya maksimal 4.000
m2. Seperti: Hero Supermarket, Tip Top, dan lain-lain.
Mini Swalayan/Mini Market adalah sarana/tempat usaha untuk
melakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari secara
eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara
swalayan yang luas lantai usahanya paling besar 200 m2. Seperti:
Alfa Mart, Indomaret, Super Indo, 7 Eleven, dan lain-lain.
Industri Pengolahan adalah kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan
mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan/atau dari barang yang
- 38 -
kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara
mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan. Termasuk
juga kegiatan jasa industri yang menerima upah maklon
(sumberPeraturan Kepala BPS RI No. 57 tahun 2009 tentang KBLI).
Definisidistributor, agen, dan pedagang grosir dapat dilihat pada
penjelasan Blok II Rincian 3.
Kegiatan Usaha Lainnya adalah kegiatan selain yang disebutkan di
atas,seperti: rumah makan, restoran,hotel, rumah sakit, dll.
Pemerintah dan Lembaga Nirlaba,
Pemerintah seperti panti asuhan pemerintah, rumah sakit
pemerintah, instansi.
Lembaga Nirlaba seperti: yayasan (panti asuhan, panti jompo) dan
rumah sakit non profit.Lembaga Nirlaba adalah lembaga non profit, jika
contoh tersebutsudah memperhitungkan keuntungan maka masuk ke
kegiatan usaha lainnya.
Rumah Tangga adalah konsumen akhir dan bukan merupakan
kegiatan usaha.
Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2013:
Isikan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada
wilayah penjualan barang dagangan. Jika ada sebelas wilayah penjualan
maka tulisan ‟lainnya (terlampir)‟ dicoret kemudian tuliskan nama
kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah
penjualan barang dagangan. Bila wilayah penjualan lebih dari sebelas
maka lanjutkan pengisian nama kabupaten/kota/negara beserta
persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan. Jumlah dari Rincian
4 harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada).Kode
kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan.
BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG
DAGANGAN
Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang
dialami perusahaan/usaha dalam pengadaandan pemasaran barang
dagangan.
Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan
selama tahun 2013?
- 39 -
Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam
pengadaan barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember
2013, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2,
pertanyaan langsung ke Rincian 2.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala
Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pengadaan barang
dagangan bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika
jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang
tersedia.
Penjelasan:
Kendala kelangkaan barang seperti: barang dagangan sulit untuk
diperoleh.
Kendala fluktuasi harga seperti: harga barang dagangan mahal.
Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi belum atau
kurang tersedia, belum ada jalan penghubung, bongkar muat di
pelabuhan lama, dsb.
Kendala sarana dan prasarana seperti: perbankan, birokrasi
perdagangan (perijinan), belum ada pasar, dsb.
Kendala modal seperti: kekurangan modal usaha,
Kendala lainnya seperti:mesin,pembayaran tidak lancar, faktor geografis
(jalan curam, terjal, dsb).
Rincian 1.c: Kendala utama
Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan
tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakansalah satu
kode yang dilingkari pada Rincian1.b.
Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan
selama tahun 2013?
Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam
pemasaran barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember
2013, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2,
pertanyaan langsung ke Blok V.
- 40 -
Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala:
Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pemasaran barang
dagangan bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika
jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang
tersedia.
Penjelasan:
Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditi
yang sama.
Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang jalur/rantai distribusi
barang sampai ke tujuan.
Kendala bencana alam seperti: gunung meletus, gempa bumi, tsunami,
tanah longsor dan lain sebagainya.
Kendala transportasi, kendala infrastruktur perdagangan,kendala
bencana alam, dankendala lainnyalihat penjelasan pada Rincian 1.b.
Rincian 2.c: Kendala utama:
Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan
tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah
satu kode yang dilingkari pada Rincian2.b.
BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN
Blok ini mencatat penjualan dan pembelian barang dagangan yang terjual
selama tahun 2013 (Januari sampai dengan Desember 2013).
Rincian 1: Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun
2013
Rincian 1.a
Kolom (1): Stok Awal (sisa 2012)
Isian Rincian 1.a adalah stok awal barang yaitu sisa stok dari barang
dagangan selama tahun 2012.
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) sisa volume barang selama tahun 2012.
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada
kolom (2) yaitu sisa barangselama tahun 2012. Satuan yang digunakan
- 41 -
harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kg.
Kolom (4): Harga Satuan
Isikan pada kolom (4) harga satuan dari sisa stok barang selama tahun
2012.
Kolom (5): Nilai (Rp)
Isikan pada kolom (5) nilai dari sisa stok barang selama tahun 2012.
Rincian 1.b
Kolom (1): Pembelian
Isian Rincian 1.b adalah pembelian dari barang dagangan selama tahun
2013.
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume barang yang dibeli selama tahun 2013.
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada
kolom (2) yaitu yang dibeli selama tahun 2013. Satuan yang digunakan
harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kilogram.
Kolom (4): Harga Satuan
Isikan pada kolom (4) harga satuan dari pembelian barang selama tahun
2013.
Kolom (5): Nilai (Rp)
Isikan pada kolom (5) nilai dari pembelian barang selama tahun 2013.
Rincian 1.c
Kolom (1): Dikonsumsi sendiri termasuk yang berikan ke pihak lain:
Isian Rincian 1c. adalah barang dagangan yang digunakan sendiri oleh
perusahaan/ usaha selama tahun 2013. Termasuk juga barang dagangan
yang diberikan kepada karyawan atau pihak lain (hibah).
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume barang yang dikonsumsi sendiri selama
tahun 2013.
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang dikonsumsi sendiri selama
tahun 2013.
- 42 -
Rincian 1.d
Kolom (1): Rusak/hilang:
Isian Rincian 1d. adalah barang dagangan yang rusak/hilang selama
tahun 2013.
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume barang yang rusak/hilang selama tahun
2013.
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang rusak/hilang selama tahun
2013.
Rincian 1.e:
Kolom (1): Penjualan:
Isian Rincian 1.e adalah penjualan barang dagangan selama tahun 2013.
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume barang yang terjual selama tahun 2013.
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang terjual selama tahun 2013.
Kolom (4): Harga Satuan
Isikan pada kolom (4) harga satuan dari barang yang terjual selama tahun
2013.
Kolom (5): Nilai (Rp)
Isikan pada kolom (5) nilai dari barang yang terjual selama tahun 2013.
Rincian 1.f:
Kolom (1): Stok Akhir (sisa 2013):
Isian Rincian 1.f adalah stok akhir atau sisa barang dagangan selama
tahun 2013.
Kolom (2): Volume:
Isikan pada kolom (2) volume sisa barang selama tahun 2013.
- 43 -
Kolom (3): Satuan
Isikan pada kolom (3) satuan dari sisa barang selama tahun 2013.
Untuk satuan masing-masing komoditi lihat lampiran 2 Tabel 1 Kolom (3).
Kolom (4): Harga Satuan (Rp)
Isikan pada kolom (4) harga satuan dari sisa barang selama tahun 2013.
Kolom (5): Nilai (Rp)
Isikan pada kolom (5) nilai dari sisa barang selama tahun 2013.
Rincian 2:Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau
penjualan barang dagangan selama tahun 2013?:
Biaya transportasi yang dicatat adalah biaya angkutan untuk membeli dan
menjual barang dagangan selama tahun 2013.
Catatan:
Biaya transportasi Pembelian Barang Dagangan
Bila angkutan disediakan oleh pemasok, besarnya biaya angkut
pembelian barang dagangan tidak perlu diperkirakan.
Bila barang dagangan tersebut diantar/dikirim oleh pemasok dengan
biaya yang dibebankan kepada perusahaan/usaha, besarnya biaya
angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.
Bila pembelian barang dagangan diangkut sendiri dengan kendaraan
milik perusahaan/usaha maka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam
Blok V Rincian 2.
Bila pembelian barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain,
besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.
Biaya transportasi Penjualan Barang Dagangan
Bila pembeli mengangkut sendiri, besarnya biaya angkut penjualan
barang dagangan tidak perlu diperkirakan.
Bila penjualan barang dagangan diangkut dengan kendaraan milik
perusahaan/usahamaka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam Blok V
Rincian 2.
Bila penjualan barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain,
besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.
- 44 -
Contoh pengisian:
BLOK VI: CATATAN
Memuat catatan petugas yang sifatnya memperjelas masalah yang ada
kaitan dengan kesulitan dalam pengisian kuesioner dan informasi penting
lainnya dari responden yang perlu dicatat. Catatan ditulis dengan singkat
dan jelas.
BLOK VII: KETERANGAN CONTACT PERSON
Blok ini pada hakikatnya merupakan pengesahan bahwa jawaban yang
diberikan dalam daftar diberikan oleh yang bertanggung jawab pada
perusahaan/usaha tersebut. Sertakan informasi nama contact person,
jabatan, nomor telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Informasi
tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjungan ulang.
BLOK VIII: KETERANGAN PETUGAS
Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang
melakukan pencacahan maupun pengawasan.
D. Pengisian daftar VPDP-14.PRODUSEN
Pada kuesioner VPDP-14.PRODUSEN sebelah kanan atas terdapat
lima kotak kode KBLI. Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP14-
DSP.PRODUSEN kolom 6. Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum
turun ke lapangan.
1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2013:
a. Stok Awal (sisa 2012)
b. Pembelian
c.
d. Hilang/rusak
e. Penjualan
f. Stok Akhir (sisa 2013)
*)Satuan yang digunakan: kilogram, kwintal, ton
2. a. Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang 1
dagangan selama tahun 2013?
Ya 1 Tidak 2
b. Jika "Ya", berapa nilainya? Rp. 10.000.000
Dikonsumsi sendiri
termasuk yang diberikan
ke pihak lain
7 kwintal 9.500.000 66.500.000
1 kwintal
96 kwintal9.500.000 912.000.000
100 kwintal 8.000.000 800.000.000
1 kwintal
5 kwintal8.000.000 40.000.000
BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN
Uraian Volume SatuanHarga Satuan
(Rp)
Nilai (Rp)
kolom (2) x kolom (4)(1) (2) (3) (4) (5)
- 45 -
BLOK I : PENGENALAN TEMPAT
Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan
alamat perusahaan sebagai responden. Tidak semua rincian disalin dari
Daftar VPDP14-DSP. PRODUSEN, sebagian dilengkapi pada saat
pencacahan di lapangan.
Rincian1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP14-DSP. PRODUSEN.
Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP14-DSP. PRODUSEN atau dilengkapi
pada saat pencacahan di lapangan.
Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.
Rincian5 s.d. Rincian 7: disalin dari Daftar VPDP14-DSP. PRODUSEN,
kolom (2) s.d. kolom (4).
Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai
dengan kondisi di lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi
sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.
BLOK II: KETERANGAN KOMODITI
Blok ini digunakan untuk mencatat satu jenis komoditi yang dihasilkan
perusahaan/usaha pertanian dan industri pengolahan. Produsen yang
menjadi responden yaitu: industri minyak goreng, industri tepung terigu,
industri garam dan industri susu bubuk.
Rincian 1: Komoditi yang diproduksi:
Lingkari salah satu kode jenis komoditi yang diproduksi
perusahaan/usaha sesuai dengan yang telah ditentukan dalam Daftar
VPDP14-DSP.PRODUSEN.
Referensi waktu pada VPDP-14.PRODUSEN adalah selama tahun 2013 yaitu
dari Januari s.d Desember 2013.
Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk ditinggal
terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat itu),makaRincian
1 harus sudah dilingkari oleh pencacah.
- 46 -
BLOK III: BAHAN BAKU
Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang asal
pengadaan bahan baku berdasarkan fungsi perusahaan/usaha dalam
lembaga usaha perdagangan/produksi, serta wilayah pengadaan bahan
baku.
Rincian 1: Pengadaan bahan baku utama selama tahun 2013:
Isikan besarnya persentase asal pengadaan bahan baku selama tahun
2013 menurut fungsi lembaga usaha pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j.
Jika ada rincian yang kosong isikan 0 (nol) pada kotak yang tersedia.
Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j harus 100 persen. Jika di dalam
isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan
sesuai dengan kaidah yang berlaku dan tuliskan ke kotak yang tersedia.
Pengadaan bahan baku khusus untuk perusahaan/usaha industri.
Penjelasan:
Bahan baku utama adalah material atau bahan dasar yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu produk setelah melewati suatu proses
tertentu.
Produsen lain adalah apabila produsen yang menjadi responden
mendapat bahan baku yang merupakan hasil produksi perusahaan
lain. Contoh: Industri minyak goreng mendapatkan kelapa sawit dari
perusahaan minyak goreng lainnya.
Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh produsen itu
sendiri tanpa melalui pihak lain. Contoh: Produsen tepung terigu
mengimpor gandum dari Australia.
Produksi sendiri adalah bahan baku yang digunakan merupakan hasil
produksi sendiri. Contoh: Industri minyak goreng menggunakan kelapa
sawit dari hasil perkebunan sendiri.
Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir,
dan Pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar
VPDP14-PEDAGANG Blok II Rincian 3 dan Blok III Rincian 1.
Pertanyaan pada Blok III sampai dengan Blok VII berkaitan dengan
jenis komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
- 47 -
Rincian 2: Wilayah pengadaan bahan baku utama selama tahun
2013:
Isikan nama kabupaten/kota/negara pemasok, serta besarnya persentase
pengadaan bahan baku utama . Jika ada 10 (sepuluh) wilayah pengadaan
bahan baku produksi, maka tulisan ‟lainnya (terlampir)‟ dicoret kemudian
tuliskan nama kabupaten/kota/negara, serta persentase pengadaan
bahan baku. Bila wilayah pengadaan bahan baku/ bibit lebih dari 10
(sepuluh), maka lampirkan wilayah pengadaan bahan bakuselebihnya
beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen
(termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara
diisi oleh editor pengolahan.
Catatan:
Jika perusahaan melakukan impor sendiri bahan baku (Rincian 1a isi),
maka pengadaan/pembelian bahan baku dari luar negeri (Rincian 2 nama
negara) juga harus ada.
BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI
Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang tujuan
penjualan barang produksi berdasarkan fungsi perusahaan/usaha dalam
lembaga usaha perdagangan/produksi, serta wilayah penjualan barang
produksi.
Rincian 1: Penjualan barang produksi selama tahun 2013:
Isikan besarnya persentase pemasaran/penjualan barang produksiselama
tahun 2013 menurut fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha
perdagangan pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m.
Rincian 1.a akan terisi jika perusahaan/usaha melakukan ekspor sendiri
barang hasil produksinya.
Rincian 1.b s.d. 1.m akan terisi jika perusahaan/usaha menjual ke
perusahaan/usaha eksportir, distributor, agen, pedagang grosir,
supermarket/swalayan, pedagang eceran, industri pengolahan, kegiatan
usaha lainnya, pemerintah dan lembaga nirlaba, dan rumah tangga.
Jika dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m ada yang kosong beri tanda strip (-)
dan pada kotak tuliskan 0 (nol). Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m
harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal,
- 48 -
maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku,
dan tuliskan ke kotak yang tersedia.
Penjelasan:
Penjelasan mengenai Ekspor Langsung, Eksportir, Distributor, Agen,
Pedagang Grosir, Supermarket/Swalayan, Pedagang Eceran, Industri
Pengolahan, Kegiatan Usaha Lainnya, Pemerintah dan Lembaga
Nirlaba, dan Rumah Tangga. dapat dilihat pada penjelasan pengisian
Daftar VPDP-14.PEDAGANG Blok II Rincian 3.
Contoh:
Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2013:
Jika perusahaan/usaha melakukan ekspor langsung, maka yang diisikan
adalah nama negara tempat kedudukan perusahaan pembeli, serta
besarnya persentase pada wilayah penjualan barang produksi.Jika
perusahaan/usaha menjual ke eksportir, distributor, agen, pedagang
grosir, supermarket/swalayan, industri pengolahan, dan/atau kegiatan
usaha lain, maka yang diisikan adalah nama kabupaten/kota tempat
kedudukan perusahaan/usaha pembeli, serta persentasenya. Jika ada
sepuluh wilayah pemasaran/penjualan barang produksi, maka tulisan
‟lainnya (terlampir)‟ dicoret kemudian tuliskan nama
1. Penjualan barang produksi selama tahun 2013:
No. Tujuan penjualan barang produksi Persentase
(1)
a. Ekspor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. 3 0 %
b. Eksportir ………………………………………………………………………………………………………… b. %
c. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… c. 5 0 %
d. Agen ………………………………………………………………………………………………………… d. %
e. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… e. %
f. Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… f. %
g. Department Store ………………………………………………………………………………………………………… g. %
h. Supermarket/swalayan ………………………………………………………………………………………………………… h. 1 5 %
i. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… i. 5 %
j. Industri pengolahan ………………………………………………………………………………………………………… j. %
k. Kegiatan usaha lainnya ………………………………………………………………………………………………………… k. %
l. Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… l. %
m. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… m. %
1 0 0 %Jumlah
BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI
(2) (3)
- 49 -
kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah
pemasaran/penjualan barang produksi. Apabila wilayah penjualan barang
produksi lebih dari sepuluh, maka lampirkan wilayah penjualan barang
produksi lainnya, beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 harus 100
persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode
kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan.
Contoh:
2. Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2013:
No Kabupaten/Kota/Negara Kode *) Persentase
(1) (2) (3) (4)
a. KOTA JAKARTA SELATAN
3 0%
b. KOTA BANDUNG
2 0%
c. KOTA SEMARANG
2 5%
d. KOTA SURABAYA
2 5%
e. …………..……………..…………………………………………………………………………… %
f. …………..……………..…………………………………………………………………………… %
g. …………..……………..…………………………………………………………………………… %
h. …………..……………..…………………………………………………………………………… %
i. …………..……………..…………………………………………………………………………… %
j. …………..……………..…………………………………………………………………………… %
k. Lainnya (diisi pada lampiran)
1 0 0 %
*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh Pemeriksa/Koordinator Lapangan
Jumlah
BLOK V: KENDALA PERUSAHAAN/USAHA
Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang
dialami perusahaan/usaha selama tahun 2013.
Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun
2013?
Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala selama
Januari sampai dengan Desember 2013, dan kode 2 jika
perusahaan/usaha tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan
langsung ke Rincian 2.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala
Kendala yang dialami perusahaan/usaha bisa lebih dari satu. Lingkari
kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan
kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia.
- 50 -
Penjelasan:
Kendala kesulitan modal seperti: tidak cukup tersedia modal, sulit
mencari pinjaman modal, dsb.
Kendala tenaga kerja terampil seperti: tidak cukup tersedia tenaga kerja
yang terampil, tenaga kerja terampil mahal (minta gaji tinggi), dsb.
Kendala birokrasi administrasi seperti: mengenai perijinan (kuota
impor), proses tender yang rumit.
Kendala bahan baku seperti: bahan baku langka, bahan baku mahal,
bahan baku tidak tersedia di dalam negeri, dsb.
Kendala bencana alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai,
gelombang laut tinggi, tanah longsor, bencana alam, dsb
Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi kurang
tersedia, belum ada jalan penghubung, bongkar muat di pelabuhan lama,
dsb.
Kendala lainnya seperti: keamanan, pungutan tidak resmi, faktor
geografis, dsb.
Rincian 1.c: Kendala utama proses produksi
Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan
tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah
satu kode yang dilingkari pada Rincian1b.
Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi
selama tahun 2013?
Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam
penjualan barang produksi selama tahun 2013, dan kode 2 jika
perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung
ke Blok VI.
Rincian 2.b: Jika “Ya”, jenis kendala:
Jenis kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam penjualan barang
produksi bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika
jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang
tersedia.
Penjelasan:
Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditi
yang sama.
- 51 -
Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang jalur distribusi barang
sampai ke tujuan.
Kendala sarana dan prasarana produksi seperti: mesin, gudang dan
lainnya sebagainya.
Kendala bencana alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai,
gelombang laut tinggi, tanah longsor, bencana alam, dsb
Kendala transportasi dan kendala lainnya lihat penjelasan pada Rincian
1b.
Rincian 2.c: Kendala utama penjualan
Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan
tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah
satu kode yang dilingkari pada Rincian2b.
BLOK VI: NERACA PRODUKSI
Blok ini mencatat stok komoditi yang diteliti pada keadaan awal Januari
2013 (sisa 2012), total produksi, dikonsumsi sendiri, hilang/rusak,
produksi yang terjual selama tahun 2013 (Januari sampai dengan
Desember 2013), dan stok akhir (sisa 2013).
Rincian 1: Produksi selama tahun 2013:
Yang dimaksud dengan produksi selama tahun 2013 adalah produksi dari
bulan Januari sampai dengan Desember 2013.
Rincian 1.a:
Kolom (1): Stok awal (sisa 2012)
Adalah stok barang produksi yang masih tersedia pada 1 Januari 2013.
Kolom (2): Volume:
Adalah volume barang produksi perusahaan yang masih tersedia di
gudang pada 1 Januari 2013.
Kolom (3): Satuan
Adalah satuan untuk barang yang volumenya diisikan pada kolom (2).
Satuan yang digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton,
kwintal, kilogram.
- 52 -
Kolom (4): Harga Satuan (Rp)
Isikan harga satuan stok awal di kolom (4).
Kolom (5): Nilai (Rp)
Isikan nilai stok ini di kolom (5). Seandainya perusahaan/usaha sudah
mengetahui nilai stok awal (tidak termasuk PPn), gunakan informasi ini
dan isikan pada kolom (5).
Rincian 1.b:
Kolom (1): Produksi
Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditi yang diteliti) dari
Januari s.d. Desember 2013. Cara pengisian kolom (2) s.d kolom (4) sama
dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada kolom (3)
harus sama.
Rincian 1.c:
Kolom (1): Dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain
Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditi yang diteliti) dari
Januari s.d. Desember 2013 yang dikonsumsi oleh perusahaan/usaha itu
sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain (hibah). Cara pengisian
kolom (2) s.d kolom (3) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang
digunakan pada kolom (3) harus sama.
Rincian 1.d:
Kolom (1): Hilang/rusak
Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditi yang diteliti) dari
Januari s.d. Desember 2013 yang rusak/hilang. Cara pengisian kolom (2)
s.d kolom (3) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan
pada kolom (3) harus sama.
Rincian1.e:
Kolom (1): Produksi yang terjual
Yang dimaksud pada rincian ini adalah barang produksi
perusahaan/usaha yang terjual dari Januari s.d. Desember 2013.
Termasuk barang yang diproduksi sebelum Januari 2013 tetapi terjual
pada periode Januari s.d Desember 2013. Cara pengisian kolom (2) s.d.
kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1a. Satuan yang digunakan
pada kolom (3) harus sama.
- 53 -
Catatan:
Khusus untuk produksi yang terjual, harga satuan dan nilainya adalah
sesuai harga penjualan (termasuk PPn).
Rincian 1.a ditambah Rincian 1.b harus lebih besar atau sama dengan
Rincian 1.c ditambah Rincian 1.d ditambah Rincian 1.e.
Rincian 1.f:
Kolom (1): Stok akhir (sisa 2013)
Yang dimaksud pada rincian ini adalah stok barang produksi
perusahaan/usaha pada 31Desember2013. Cara pengisian kolom (2) s.d.
kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1a. Satuan yang digunakan
pada kolom (3) harus sama dengan rincian lainnya.
Contoh:
BLOK VII: CATATAN
Memuat catatan petugas yang sifatnya memperjelas masalah yang ada
kaitan dengan kesulitan dalam pengisian kuesioner dan informasi penting
lainnya dari responden yang perlu dicatat. Catatan ditulis dengan singkat
dan jelas.
BLOK VIII: KETERANGAN CONTACT PERSON
Blok ini pada hakikatnya merupakan pengesahan bahwa jawaban yang
diisikan dalam daftar diberikan oleh yang bertanggung jawab pada
perusahaan/usaha tersebut. Sertakan informasi nama contact person,
jabatan, nomor telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Informasi
tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjungan ulang.
BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS
Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang
melakukan pencacahan maupun pengawasan/pemeriksaan.
1. Produksi selama tahun 2013:
a. Stok Awal (sisa 2012)
b. Produksi
c.
d. Hilang/rusak
e. Penjualan
f. Stok Akhir (sisa 2013)
Satuan yang digunakan: Kilogram, Kwintal, Ton
BLOK VI: NERACA PRODUKSI
kolom (2) x kolom (4)(1) (2) (3) (4) (5)
Uraian Volume SatuanHarga Satuan
(Rp)
Nilai (Rp)
1 kwintal
5 kwintal 6.000.000 30.000.000
250 kwintal 6.000.000 1.500.000.000
Dikonsumsi sendiri
termasuk yang
diberikan ke pihak lain
1 kwintal
235 kwintal 8.000.000 1.880.000.000
18 kwintal 6.000.000 108.000.000
- 54 -
BAB VI
PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VPDP-14
(ATURAN VALIDASI)
A. Pemeriksaan Secara Umum
1. Banyaknya dokumen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang
menjadi tanggung jawab masing-masing PCS.
2. Untuk setiap dokumen, isian kode KBLI yang ada dipojok kanan atas
cover depan kuesioner harus sesuai dengan isian pada Daftar Sampel
Perusahaan (VPDP-14.DSP) kolom (6). Sesuaikan jika isiannya berbeda.
3. Periksa kesesuaian jenis dokumen (Pedagang atau Produsen) dengan
kegiatan usahanya.
4. Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf kapital (balok), jika
belum harus dibetulkan. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan
konsistensi isian yang saling terkait.
5. Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus
sudah menggunakan satuan standar. Apabila belum menggunakan
satuan yang ditentukan agar memberikan catatan konversi dari satuan
tersebut ke satuan standar yang telah ditentukan.
6. Jika terdapat hal-hal yang meragukan, kurang jelas, dan sebagainya,
konfirmasikan kepada petugas pencacah agar dapat dilakukan
perbaikan.
B. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-14.PEDAGANG
a. Blok I: Pengenalan Tempat
1. Periksa isian identitas pada Blok I, yang disalin dari daftar VPDP-
14.DSP.PEDAGANG dan dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir
dilapangan.
2. Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret
(Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk
Rincian 4, coret yang tidak sesuai (Kelurahan/Desa atau
Kelurahan/Desa).
3. Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan
nomor urut pada daftar VPDP-14.DSP.PEDAGANG kolom (2).
- 55 -
4. Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat perusahaan/usaha
dengan daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG kolom (3) dan (4). Nama
dan alamat perusahaan ini bisa berbeda dengan VPDP14-
DSP.PEDAGANG, disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Alamat
harus lengkap, jika tidak lengkap konfirmasikan kepada pencacah
untuk dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.
b. Blok II: Keterangan Umum
1. Rincian 1: Kegiatan utama perusahaan/usaha
Cermati penulisan kegiatan utama yang dilakukan usaha ini, apakah
sudah secara rinci dan jelas sehingga dapat diketahui dan
diidentifikasi secara tepat KBLI-nya. Pemeriksa mengisikan kode
KBLI (5 digit). KBLI yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS
No.57 Tahun 2009 tentang KBLI. Cermati apakah isian KBLI-nya
sudah sesuai dengan isian pada kegiatan utama tersebut. Jika ragu,
konfirmasikan kembali ke pencacah untuk memastikan jenis
kegiatan utamanya. Kode KBLI disini bisa berbeda dengan kode KBLI
yang ada di pojok kanan atas Blok I, karena kode yang ditulis pada
rincian ini adalah yang sesuai dengan hasil lapangan.
2. Rincian 2: Komoditi yang diteliti
Harus diperhatikan hanya satu kode jenis komoditi yang dilingkari.
Bila lebih dari satu kode yang dilingkari harap ditanyakan kepada
petugas.
Pertanyaan pada Blok II Rincian 3 s.d. Blok VI (catatan) berkaitan
dengan komoditi yang dijual pada Blok II Rincian 2.
3. Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha
perdagangan
Harus diperhatikan hanya satu yang dilingkari, bila lebih dari satu
kode yang dilingkari harap ditanyakan kepada petugas (sesuai
dengan di lapangan). Fungsi perusahaan/usaha sebagai pedagang
pengumpul bukan merupakan cakupan dalam Survei Pola
Distribusi 2014.
Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 3 ini berkode 9, maka
pada kode KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah untuk kegiatan
perdagangan eceran (47111 dan 47112). Jika selain kode 9, maka
- 56 -
KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah untuk kegiatan
perdagangan besar (46315, 46339, dan 46326). Jika tidak sesuai,
tanyakan kepada pencacah rincian mana yang benar dan perbaiki
isian kode yang salah.
c. Blok III: Distribusi Perdagangan
1. Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2013
Periksa jumlah persentase pada Rincian 1.a s.d. 1.k apakah sudah
sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak
wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada pencacah. Blok III
Rincian 1.i harus kosong.
Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III
Rincian 1
Jika Blok II Rincian 3 kode 1 (distributor) maka Blok III Rincian
1.e, dan 1.g harus kosong (-).
Jika Blok II Rincian 3 kode 3 (agen) maka Blok III Rincian 1.g
harus kosong (-).
Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok III
Rincian 1.a (impor langsung) harus persentase terbesar.
Jika pada Blok II Rincian 3 berkode selain 9, maka isian Blok III
rincian 1.j (pedagang eceran) harus bukan merupakan persentase
terbesar.
2. Rincian 2: Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2013.
Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah sama
dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian
maka pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara
sudah ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong konfirmasikan kepada
pencacah untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi
oleh pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi
isian, jika fungsi perusahaan sebagai importir (Blok II Rincian 3 kode
8), maka pada Rincian 2 harus ada isian nama negara dan total
persentase harus sama dengan Rincian 1.a (impor langsung).
3. Rincian 3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2013
Periksa jumlah persentase pada 3.a s.d. 3.o apakah sudah sama
dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar
atau bahkan kosong tanyakan kembali pada pencacah.
- 57 -
Rincian 3.i. harus kosong.
Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III
Rincian 3
Jika Blok II Rincian 3 kode 1 - 8 maka jumlah persentase Blok III
Rincian 3.a s.d. 3.n harus lebih besar dari 3.o. Isian Rincian 3.o
harus kurang dari 50 persen.
Jika Blok II Rincian 3 kode 2 maka Blok III Rincian 3.c harus
kosong.
Jika Blok II Rincian 3 kode 4 maka Blok III Rincian 3.c dan 3.e
harus kosong.
Jika pada Blok II Rincian 3 kode 7 (eksportir) maka isian Blok III
Rincian 3.a (ekspor langsung) harus persentase terbesar.
Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok III
Rincian 3.a dan 3.b harus kosong. Jika perusahaan ekspor impor
selain mengimpor juga melakukan ekspor, maka ambil yang
mempunyai omset terbesar.
Jika Blok II Rincian 3 kode 9 maka yang boleh terisi hanya Blok III
Rincian 3.j s.d. 3.o dan persentase 3.o harus terbesar.
4. Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2013
Periksa jumlah persentase pada Rincian 4, apakah sudah sama
dengan 100 persen. Bila Rincian 4.a s.d. Rincian 4 terakhir ada isian
maka pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara
sudah ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong konfirmasikan kepada
pencacah untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi
oleh pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi
isian, jika fungsi perusahaan sebagai eksportir (Blok II Rincian 3
kode 7), maka pada Rincian 4 harus ada isian nama negara dan total
persentase harus sama dengan Blok III Rincian 3.a (ekspor langsung).
d. Blok IV: Kendala Pengadaan dan Pemasaran Barang Dagangan
1. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan
selama tahun 2013 ?
Pada Rincian 1.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari,
dan periksa apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan
ke dalam kotak yang tersedia dengan benar. Jika kode 2 yang
dilingkari “Langsung ke Rincian 2“, maka Rincian 1.b dan Rincian 1.c
- 58 -
harus kosong.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:
Rincian 1.b harus ada isian jika Rincian 1.a kode 1 dilingkari.
Rincian 1.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari.
Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala,
apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk
dicek ke lapangan lagi.
Rincian 1.c: Kendala Utama
Rincian 1.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang
dilingkari pada Rincian 1.b. Jika Rincian 1.b hanya satu kode yang
dilingkari, maka isian Rincian 1.c harus sama dengan kode yang
dilingkari pada Rincian 1.b.
2. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan
selama tahun 2013 ?
Periksa apakah salah satu kode sudah dilingkari, dan periksa apakah
kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam kotak
yang tersedia dengan benar. Jika berkode 2 “Langsung ke Blok V“,
jika berkode 1 maka Rincian 2.b dan 2.c harus ada isian.
Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala:
Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari.
Rincian 2.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari.
Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala,
apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk
dicek ke lapangan lagi.
Rincian 2.c: Kendala Utama
Rincian 2.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang
dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian 2.b hanya satu kode yang
dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama dengan kode yang
dilingkari pada Rincian 2.b.
e. Blok V: Pembelian dan Penjualan
Pertanyaan pada blok ini diisi oleh responden berdasarkan petunjuk dari
PCS. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan dengan cermat untuk
setiap isian.
1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2013:
- 59 -
a) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok
awal 2013 (sisa 2012). Satuan harus menggunakan satuan
standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan.
Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5). Isian pada Blok V
Rincian 1.a kolom (2) adalah keadaan pada 1 Januari 2013.
b) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari
pembelian selama tahun 2013.
Isian besarnya volume perlu di cek kewajarannya karena periode
penjualan komoditinya selama setahun. Satuan harus
menggunakan satuan standar dan jika tidak menggunakan
satuan standar harus dikonversikan ke dalam satuan standar,
lihat kewajarannya disesuaikan dari jenis komoditi yang
diperdagangkan.
Blok V Rincian 1.a kolom (2) ditambah Rincian 1.b kolom (2)
harus sama dengan jumlah Rincian 1.c + 1.d + 1.e + 1.f kolom
(2).
c) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan
yang dikonsumsi sendiri. Barang dagangan yang dikonsumsi
sendiri dapat kosong.
d) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan
yang hilang/rusak. Barang dagangan yang hilang/rusak bisa
kosong.
e) Periksa kewajaran isian volume dan satuan dari penjualan
selama tahun 2013. Blok V Rincian 1.e kolom (4) dan kolom (5)
harus lebih besar dari Rincian 1.b kolom (4) dan kolom (5).
f) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok
akhir (sisa 2013). Satuan harus menggunakan satuan standar
yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa
pula kewajaran nilai pada kolom (5). Isian pada Blok V Rincian
1.f kolom (2) adalah keadaan pada 31 Desember 2013.
2. Rincian 2.a: Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian
dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2013?
Periksa apakah salah satu kode sudah dilingkari, dan periksa apakah
kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam kotak yang
tersedia dengan benar. Jika berkode 2 maka Rincian 2.b harus
kosong.
- 60 -
Rincian 2.b: Jika "Ya", berapa nilainya?
Periksa kewajaran isian biaya transportasi dalam pembelian dan/atau
penjualan barang dagangan selama tahun 2013. Jika Rincian 2.a
kode 1 dilingkari maka Rincian 2.b harus diisi. Periksa pula apakah
biaya yang ada sudah benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat
keraguan, maka konfirmasikan pada pencacah untuk mengetahui
kebenaran isian, apakah perlu dilakukan kunjungan ulang.
f. Blok VI: Catatan
Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan
pada blok ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa
menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang
berkaitan dengan isian kuesioner.
g. Blok VII: Keterangan Contact Person
Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang
meliputi nama pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal
pengisian, dan tanda tangan. Hal ini berguna sebagai bukti
pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-benar
merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi
usahanya.
h. Blok VIII: Keterangan Petugas
1. Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1,
tanggal pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan
tanda tangannya di Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum
mengisi Rincian tersebut, diminta agar mengisinya sebagai
tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya.
2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian
dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus
mengisi Rincian 1 sampai dengan Rincian 3 pada kolom (3)
sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.
- 61 -
C. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-14.PRODUSEN
KBLI pada cover kuesioner adalah 10423, 10432, 10617, 10774, dan 10520
disalin dari daftar VPDP14-DSP.PRODUSEN.
a. Blok I: Pengenalan Tempat
1. Periksa isian identitas pada BLOK I, yang disalin dari daftar
VPDP-14. DSP.PRODUSEN dan dilengkapi sesuai dengan
kondisi terakhir dilapangan.
2. Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret
(Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk
Rincian 4 coret yang tidak sesuai (Kelurahan/Desa atau
Kelurahan/Desa).
3. Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan
nomor urut pada daftar VPDP-14.DSP.PRODUSEN kolom (2).
4. Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat
perusahaan/usaha dengan daftar VPDP-14.DSP.Produsen
kolom (3) dan (4). Nama dan alamat perusahaan ini bisa
berbeda dengan VPDP-14.DSP, disesuaikan dengan kondisi di
lapangan. Alamat harus lengkap, jika tidak lengkap
konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi sesuai
dengan kondisi terakhir di lapangan.
b. Blok II: Keterangan Komoditi
Rincian 1: Komoditi yang diteliti, periksa apakah salah satu kode
komoditi sudah dilingkari, dan periksa pula apakah kode yang
dilingkari tersebut sudah dituliskan ke dalam kotak yang tersedia
dengan benar.
Pertanyaan pada Blok III s.d. Blok VII berkaitan dengan
Jenis Komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas
c. Blok III: Bahan Baku
1. Rincian 1: Pengadaan bahan baku utama selama tahun 2013
Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.j apakah sudah
sama dengan 100 persen. Rincian 1.f dan 1.i harus kosong.
Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan
kosong tanyakan kembali pada PCS.
2. Rincian 2: Wilayah pengadaan bahan baku utama selama
tahun 2013
- 62 -
Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah
sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2
terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama
kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan,
seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS untuk
dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh
pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi
isian, jika Rincian 1.a ada isian, maka pada Rincian 2 harus
ada isian nama negara dan total persentasenya harus sama
dengan Rincian 1.a (impor langsung).
d. Blok IV: Penjualan Produksi
1. Rincian 1: Penjualan barang produksi selama tahun 2013
Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.m apakah sudah
sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika
tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada PCS.
Rincian 1.f dan 1.g (warna latar belakang abu-abu) harus
kosong.
2. Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun
2013
Periksa jumlah persentase pada Rincian 2 apakah sudah
sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2
terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama
kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan,
seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS untuk
dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh
pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi
isian, jika Rincian 1.a ada isian, maka Rincian 2 harus ada
isian nama negara dan total persentasenya harus sama
dengan Rincian 1.a.
e. Blok V: Kendala Perusahaan/Usaha
1. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi
selama tahun 2013?
Pada Rincian 1.a salah satu kode jawaban harus sudah
dilingkari, jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Rincian
2“, maka Rincian 1.b dan Rincian 1.c harus kosong.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:
- 63 -
Rincian 1.b harus ada isian jika Rincian 1.a kode 1 dilingkari.
Rincian 1.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang
dilingkari. Apabila kode 64 dilingkari maka harus ada
penjelasan jenis kendala. Apabila belum dituliskan agar
dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan lagi.
Rincian 1.c: Kendala Utama Proses Produksi
Rincian 1.c isiannya harus sesuai dengan salah satu kode
yang dilingkari pada Rincian 1.b. Jika Rincian 1.b hanya satu
kode yang dilingkari, maka isian Rincian 1.c harus sama
dengan kode yang dilingkari pada Rincian 1.b.
2. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang
produksi selama tahun 2013?
Pada Rincian 2.a salah satu kode jawaban harus sudah
dilingkari, jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Blok VI“,
maka Rincian 2.b dan Rincian 2.c harus kosong.
Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:
Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari.
Rincian 2.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang
dilingkari. Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada
penjelasan jenis kendala. Apabila belum dituliskan agar
dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan lagi.
Rincian 1.c: Kendala Utama Penjualan
Rincian 2.c isiannya harus sesuai dengan salah satu kode
yang dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian 2.b hanya satu
kode yang dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama
dengan kode yang dilingkari pada Rincian 2.b.
f. Blok VI: Neraca Produksi
Periksa dengan cermat untuk setiap isian.
1. Produksi selama tahun 2013
a. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari
stok awal (sisa 2012). Satuan harus menggunakan satuan
standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus
dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).
Isian pada Blok VI Rincian 1.a kolom (2) adalah keadaan
pada 1 Januari 2013.
b. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari
- 64 -
total produksi. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).
c. Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang
dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan kepada pihak
lain. Produksi yang dikonsumsi sendiri bisa kosong.
d. Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang
hilang/rusak. Produksi yang hilang/rusak bisa kosong.
e. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari
produksi yang terjual, lihat juga kewajaran dari nilai pada
kolom (5). Periksa pula konsistensi isian, bahwa Rincian 1.a
+ 1.b harus sama dengan Rincian 1.c + 1.d + 1.e. + 1.f.
f. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari
stok akhir (sisa 2013). Satuan harus menggunakan satuan
standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus
dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).
Isian pada Blok VI Rincian 1.f kolom (2) adalah keadaan
pada 31 Desember 2013.
g. Blok VII: Catatan
Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan
pada blok ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa
menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang
berkaitan dengan isian kuesioner.
h. Blok VIII: Keterangan Contact Person
Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang
meliputi nama pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal
pengisian, dan tanda tangan. Hal ini berguna sebagai bukti
pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-benar
merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi
usahanya.
i. Blok IX: Keterangan Petugas
1. Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1,
tanggal pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan
tanda tangannya di Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum
mengisi Rincian tersebut, diminta agar mengisinya sebagai tanda
pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya.
- 65 -
2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian
dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus
mengisi Rincian 1 sampai dengan Rincian 3 pada kolom (3)
sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,
SURYAMIN