peraturan kepala badan pusat statistik · hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan...

67
PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 109 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN LAPANGAN SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014, perlu disusun Pedoman Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Pedoman Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014 dengan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854); 3. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik; 4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 6 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Statistik Dasar;

Upload: phamnhan

Post on 12-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

NOMOR 109 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN LAPANGAN SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN BEBERAPA

KOMODITI 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Survei Pola

Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014, perlu

disusun Pedoman Lapangan Survei Pola Distribusi

Perdagangan Beberapa Komoditi 2014;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, perlu menetapkan Pedoman Lapangan

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi

2014 dengan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor

39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3683);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3854);

3. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan

Pusat Statistik;

4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 6 Tahun

2000 tentang Penyelenggaraan Statistik Dasar;

Page 2: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 2 -

5. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121

Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan

Badan Pusat Statistik di Daerah;

6. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat

Statistik;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG

PEDOMAN LAPANGAN SURVEI POLA DISTRIBUSI

PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014.

Pasal 1

Pedoman Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan

Beberapa Komoditi 2014 merupakan acuan dan panduan

pelaksanaan Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan

Beberapa Komoditi 2014 di seluruh Badan Pusat Statistik,

Badan Pusat Statistik Provinsi, dan Badan Pusat Statistik

Kabupaten/Kota.

Pasal 2

Pedoman Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan

Beberapa Komoditi 2014 sebagaimana tersebut dalam

Lampiran Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini.

Pasal 3

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik ini mulai berlaku pada

tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 April 2014

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

SURYAMIN

Page 3: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

LAMPIRAN

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK

NOMOR 109 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN LAPANGAN SURVEI POLA DISTRIBUSI

PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI 2014

BAB I

PENDAHULUAN

Pola distribusi perdagangan menggambarkan rantai distribusi suatu

barang mulai dari produsen hingga konsumen. Rantai ini mempunyai peran

penting dalam perekonomian masyarakat, karena selain merupakan

penghubung antara produsen dengan konsumen jugadapat memberikan nilai

tambah pada pelakunya. Rantai distribusi yang baik mampu menggerakkan

suatu barang dari produsen ke konsumen dengan biaya yang serendah-

rendahnya dan mampu memberikan pembagian yang adil dari keseluruhan

harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat di

dalamnya.

Pola distribusi barang kebutuhan masyarakat saat ini diduga masih

bermasalah. Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan

masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu,

rasa kepuasan yang belum merata antara produsen, lembaga-lembaga usaha

perdagangan (dalam tata niaga) dan konsumen juga menjadi masalah dalam

distribusi barang.

Untuk mengetahui dimana letak permasalahannya dipandang perlu untuk

dilakukan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi. Pada tahun

2014 Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengadakan Survei Pola Distribusi

(Survei Poldis) Perdagangan Beberapa Komoditi. Kegiatan ini sangat penting

dilakukan karena hasilnya bisa digunakan sebagai upaya untuk mendapatkan

gambaran pola distribusi perdagangan dalam negeri dan dapat dibangun

sistem pola distribusi perdagangan yang lebih baik. Selain itu, dapat diperoleh

margin perdagangan dan pengangkutan dari komoditi yang diteliti.

Page 4: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 2 -

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014

dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi,beberapa kota

SBH (70 kabupaten/kota). Secara keseluruhan survei ini mencakup 133

kabupaten/kota terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 100 kabupaten/kota

potensi komoditi terpilih.

Hasil Survei Poldis Perdagangan 2014 di 33 provinsi diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan data tentang pola distribusi perdagangan untuk

komoditi-komoditi terpilih dan sekaligus dapat digunakan sebagai masukan

untuk penyempurnaan Survei Pola Distribusi Perdagangan pada masa yang

akan datang.

Buku Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota dalam

kegiatan Survei Poldis Perdagangan 2014 merupakan pedoman bagi Kepala

BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota untuk melakukan pengawasan dengan

benar sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

1. Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2014 adalah:

a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik;

b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Statistik;

c. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik;

d. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

2. Tujuan

Survei Poldis Perdagangan 2014 di 33 provinsi mempunyai tujuan, yaitu:

a. Mendapatkan Pola Penjualan Produksi.

b. Mendapatkan Pola Distribusi Perdagangan.

c. Mendapatkan Peta Wilayah Penjualan Produksi.

d. Mendapatkan Peta Wilayah Distribusi Perdagangan.

e. Memperoleh data tentang margin perdagangan dan pengangkutan mulai

tingkat pedagang besar sampai dengan pedagang eceran.

1) Cakupan Komoditi

Penentuan komoditi dalam survei ini adalah komoditi strategis, yaitu

komoditi-komoditi yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

Page 5: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 3 -

a) Komoditi yang dalam Survei Biaya Hidup paling banyak dikonsumsi

masyarakat.

b) Komoditi yang dalam pembentukan inflasi cukup berperan.

c) Komoditi yang dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

mempunyai kontribusi cukup besar.

d) Komoditi yang memiliki dampak cukup besar terhadap kebutuhan

masyarakat.

Berdasarkan 4 kriteria di atas, maka dipilih 4 komoditi dengan

jenis/kualitas komoditi seperti pada tabel berikut:

Tabel 1.1. Jenis Komoditi Terpilih

Komoditi Jenis Komoditi

(1) (2)

1. Minyak Goreng

2. Tepung Terigu

3. Garam 1. Garam Bata

2. Garam Halus

4. Susu Bubuk

2) Cakupan Wilayah

Cakupan wilayah survei meliputi 133 kabupaten/kota di 33 provinsi

dengan jumlah sampel sebanyak 3.500 perusahaan/usaha perdagangan dan

produsen. Untuk selengkapnya mengenai alokasi sampel menurut wilayah

dapat dilihat pada lampiran 3.

3) Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2014 adalah:

Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Minggu III Maret 2014

Pengiriman dokumen dari BPS RI ke Provinsi Minggu IV April2014

Pelaksanaan Lapangan Minggu II Mei – Minggu II Juni2014

Pemeriksaan oleh Daerah Minggu II Mei – Minggu II Juni2014

Revisit oleh Daerah Minggu III Mei – Minggu II Juni 2014

Pengiriman dokumen dari Provinsi ke BPS RI Minggu I – IV Juni 2014

Pengolahan di BPS RI Minggu II Juni – Minggu IV Juli2014

Persiapan Penyusunan Laporan Minggu I –IV Agustus2014

Penyusunan Laporan Minggu I – II September 2014

Penggandaan Laporan Minggu III –IV September 2014

Page 6: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 4 -

4) Dokumen (Kuesioner dan Buku Pedoman)

a. Jenis daftar dan kuesioner yang digunakan untuk pencacahan meliputi:

No Jenis

Daftar/Kuesioner Kegunaan

(1) (2) (3)

1. VPDP14-

DSP.PEDAGANG

VPDP14-

DSP.PRODUSEN

(Daftar Sampel

Perusahaan)

Petunjuk bagi petugas untuk

mengetahui nama dan alamat

perusahaan/usaha perdagangan dan

produsen yang akan dicacah

2. VPDP-14.PEDAGANG Kuesioner untuk mencacah

perusahaan/usaha perdagangan

3. VPDP-14.PRODUSEN Kuesioner untuk mencacah

perusahaan/usaha industri

pengolahan

b. Buku Pedoman yang digunakan meliputi:

No Buku Pedoman Kegunaan

(1) (2) (3)

1. Buku 1 Pedoman Teknis BPS

Provinsi/Kabupaten/Kota

2. Buku 2 Pedoman Pencacah

3. Buku 3 Pedoman Pengolahan

Page 7: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 5 -

5) Arus Dokumen

BPS-RI

BPS Provinsi

BPS Kab/Kota

Pencacah/Peme

riksa

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- Buku 1

- Buku 2

- Buku 3

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- Buku 1

- Buku 2

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- Buku 1

- Buku 2

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- Buku 2

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- VPDP14-DSP

- VPDP-

14.PEDAGANG

- VPDP-

14.PRODUSEN

- VPDP14-DSP

Page 8: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 6 -

BAB II

ORGANISASI LAPANGAN

A. Organisasi Lapangan

Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan serta seluruh kegiatan Survei

Poldis Perdagangan 2014 dibentuk organisasi lapangan mulai dari tingkat

pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan. Untuk memberikan

gambaran yang lebih jelas tentang organisasi ini dapat dilihat pada bagan

organisasi berikut ini:

Gambar 2.1. Organisasi Lapangan Survei Pola Distribusi Perdagangan

Beberapa Komoditi 2014

B. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei

Tugas dan tanggung jawab organisasi lapangan Survei Poldis Perdagangan

2014 dari tingkat pusat sampai dengan para pelaksana di lapangan sebagai

berikut:

BPS-RI

BPS PROVINSI

PENGAWAS

PENCACAH

BPS

KAB/KOTA

A

BPS

KAB/KOTA

A

BPS

KAB/KOTA

A

PENCACAH PENCACAH

Page 9: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 7 -

Tabel 2.1. Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Survei Pola Distribusi

Perdagangan Beberapa Komoditi 2014

No. Petugas Tugas dan Tanggung Jawab

(1) (2) (3)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

BPS-RI

Tim VPDP14

BPS Provinsi

BPS Kabupaten/

Kota

Pengawas/Pemeriksa

Pencacah

Mengoordinasikan seluruh kegiatan baik di

pusat maupun di daerah

Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis

Perdagangan 2014 tingkat Nasional

Menyiapkan materi yang berkenaan dengan

Survei Poldis Perdagangan 2014

Mengoordinasikan seluruh kegiatan di Provinsi

dan Kabupaten/Kota

Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis

Perdagangan 2014 tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota

Mengoordinasikan seluruh kegiatan di

Kabupaten/Kota

Bertanggung jawab terhadap hasil Survei Poldis

Perdagangan 2014 tingkat Kabupaten/Kota

Mengoordinasikan seluruh kegiatan di

Kabupaten/Kota/ Provinsi

Bertanggung jawab terhadap hasil pencacahan

Survei Poldis Perdagangan 2014

Bertanggung jawab melakukan pencacahan

Survei Poldis Perdagangan 2014

C. Petugas Pengawas/Pemeriksa (PMS)

1. Memahami isi buku pedoman PCS dan PMS Survei Poldis Perdagangan

2014.

2. Bersama dengan PCS mencermati daftar sampel perusahaan terpilih serta

Page 10: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 8 -

jenis dokumen yang digunakan dan wilayah kerjanya sebelum melakukan

pencacahan.

3. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola/administrator di pusat

perkantoran, pusat perbelanjaan, jika responden berada di pusat

perkantoran/pusat perbelanjaan.

4. Melakukan pengawasan lapangan secara rutin dan melaporkan kepada

BPS Kabupaten/Kota/Provinsi apabila ada permasalahan yang perlu

segera diselesaikan.

5. Mengikuti pertemuan petugas yang dikoordinir oleh BPS

Kabupaten/Kota/Provinsi, kemudian membuat laporan tentang berbagai

permasalahan yang dihadapi di lapangan dan cara mengatasinya ke BPS

Kabupaten/Kota/Provinsi.

6. Mengisi laporan kemajuan pelaksanaan pencacahan secara berkala

kepada BPS Kabupaten/Kota/Provinsi.

7. Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pelaksanaan pencacahan dengan

cermat dan teliti serta menyerahkan hasilnya kepada BPS

Kabupaten/Kota/Provinsi.

8. Mengisi kode KBLI pada Blok II rincian 1 VPDP-14.PEDAGANG

berdasarkan uraian kegiatan utama perusahaan/usaha.

9. Menepati jadwal pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2014.

D. Petugas Pencacah (PCS)

1. Memahami isi buku pedoman PCS Survei Poldis Perdagangan 2014.

2. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan

VPDP14-DSP. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lewat cacah atau

ganda cacah.

3. Memberitahukan dan minta izin pihak pengelola atau administrator di

pusat gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, atau aparat desa/lurah,

RW dan RT sebelum melakukan pencacahanpada wilayah tersebut.

4. Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha yang ada dalam

VPDP14-DSP yang terdapat pada wilayah kerjanya .

5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai

temuan/masalah di lapangan dan cara mengatasinya.

6. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan disertai

pengawas.

Page 11: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 9 -

7. Melaporkan hasil pengecekan lapangan ke pengawas/pemeriksa atas

keberadaan perusahaan yang tercatat dalam VPDP14-DSP, namun tidak

ditemui di lapangan, atau perusahaan/usaha yang ditemui di lapangan,

namun tidak memperdagangkan salah satu dari 4 jenis komoditi yang

dicakup.

8. Menepati jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang telah ditentukan.

Page 12: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 10 -

BAB III

METODOLOGI

A. Ruang Lingkup

Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2014

dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi, beberapa kota

SBH (70 kabupaten/kota) dan kabupaten/kota potensi komoditi terpilih.

Secara keseluruhan survei ini mencakup 133 kabupaten/kota terdiri dari 33

ibukota provinsi dan 100 kabupaten/kota potensi komoditi terpilih.

Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan perdagangan

menengah, besar, dan kecil baik sebagai distributor, subdistributor, agen,

subagen, pedagang grosir, eksportir, importir, maupun pengecer.

Komoditi yang dicakup dalam survei ini adalah sebanyak 5 jenis, yaitu:

minyak goreng, tepung terigu, garam bata, garam halus dan susu bubuk.

Produsen komoditi yang diteliti didekati melalui industri skala besar dan

sedang.

Usaha yang dicakup dalam survei ini mengalami penyesuaian kode KBLI,

karena terjadi perubahan kode KBLI 2005 ke KBLI 2009. Secara lengkap,

perusahaan yang dicakup berdasarkan pengelompokkan KBLI-nya adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Cakupan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi

2014 Menurut Perubahan KBLI 2009

No Jenis Komoditi KBLI

2009

KBLI

2005 Uraian KBLI 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Minyak Goreng 10423 15143 Industri minyak goreng kelapa

10432 15144 Industri minyak goreng kelapa sawit

46315

51220 Perdagangan besar minyak dan

lemak nabati 53220

54220

47111 52111

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau di

supermarket/minimarket

Page 13: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 11 -

47112 52112

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau bukan di

supermarket/minimarket

(tradisional)

2 Tepung Terigu 10617 15321 Industri tepung terigu

46339

51220 Perdagangan besar makanan dan

minuman lainnya

53220

54220

47111 52111

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau di

supermarket/minimarket

47112 52112

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau bukan di

supermarket/minimarket

(tradisional)

3 Garam 10774 15499 Industri pengolahan garam

46339 51220 Perdagangan besar makanan dan

minuman lainnya

53220

54220

47111 52111

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau di

supermarket/minimarket

47112 52112

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau bukan di

supermarket/minimarket

Page 14: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 12 -

(tradisional)

4 Susu Bubuk 10520 15201 Industri pengolahan susu bubuk

dan susu kental

46326 51220 Perdagangan besar susu dan produk

susu

53220

54220

47111 52111

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau di

supermarket/minimarket

47112 52112

Perdagangan eceran berbagai

macam barang yang utamanya

makanan, minuman, atau

tembakau bukan di

supermarket/minimarket

(tradisional)

B. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang dibentuk ada dua, yaitu kerangka sampel

pedagang dan kerangka sampel produsen. Untuk produsen, kerangka sampel

berasal dari SE06-UMB kategori D (industri) dan direktori industri skala besar

dan sedang. Sedangkan pembentukan kerangka sampel pedagang berasal dari

berbagai macam sumber, yaitu dari:

1) SE06-UMB kategori G, yaitu perusahaan perdagangan menengah dan

besar hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus Sampel. Tahapan penggunaan

data SE06-UMB adalah:

a. Menentukan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha sebagai

distributor, subdistributor, agen, subagen, pedagang grosir, eksportir,

importir, dan pengecer dilakukan pendekatan berdasarkan hasil SE06-

UMB kategori G, yang bersumber dari kuesioner SE06-UMB Distribusi

Blok II.2 Rincian 6 (menurut asal barang) dan Rincian 8 (menurut

penjualan barang). Sedangkan untuk perusahaan SE06-UMB yang

nonresponse, tidak dapat dilakukan penentuan fungsi kelembagaan

perusahaan/usaha.

Page 15: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 13 -

Tabel 3.2. Matriks Penentuan Fungsi Kelembagaan*) dalam

Perusahaan/Usaha Perdagangan UMB

No.

Asal barang

Penjualan

Luar

negeri

Produse

n

Pedagan

g

lainnya

Pemerin

tah

/swasta

Rumah

tangga/

peroran

gan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Melalui Importir 1 1 1 8

2 Impor Sendiri 7 7 7 8

3 Produsen non

pertanian 6 1 1 1 8

4 Distributor/penyal

ur/agen 6 2 4 4 8

5 Supermarket/swala

yan 6 4 8 8 8

6 Pedagang lainnya 6 4 8 8 8

*) Kode fungsi

kelembagaan:

1. Distributor

2. Subdistributor

3. Agen

4. Subagen

5. Pedagang Grosir

6. Eksportir

7. Importir

8. Pengecer

2) Direktori perusahaan perdagangan dari asosiasi untuk perusahaan

perdagangan.

3) Daftar nama perusahaan/usaha perdagangan eksportir.

4) Perusahaan perdagangan kecil hasil Sensus Ekonomi 2006 Sensus

Sampel yaitu SE06-UMK kategori G dengan nilai omset >500 juta rupiah.

5) Sumber lain: berasal dari internet.

Pada survei ini pencacahan perusahaan menggunakan pendekatan

fungsi kelembagaan perusahaan dan komoditi yang diperdagangkan. Fungsi

kelembagaan yang bersumber dari SE06-UMB merupakan proxy, sedangkan

perusahaan dari sumber lain berdasarkan pengakuan responden.

Page 16: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 14 -

Gambar 3.1. Pembentukan Kerangka Sampel Pedagang

Gambar 3.2. Pembentukan Kerangka Sampel Produsen

*) Unique = tidak ganda

Tidak

Ya

SE06-UMB.G

Drop out perusahaan

Perusahaan unique?

Perusahaan

Perdagangan dari Asosiasi

Responden eksportir

Sumber lainnya

SE06-UMK, omset >

500 jt

4 Komoditi terpilih

Kerangka Sampel Pedagang

Proxy fungsi kelembagaan perusahaan Gabung

Ya

Tidak

SE06-UMB.D

4 Komoditi terpilih

Drop out perusahaan

Perusahaan unique?

Kerangka Sampel Produsen

Gabung

Direktori Industri Skala Besar dan

Sedang

Sumber lainnya

Page 17: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 15 -

C. Jumlah Sampel

Banyaknya sampel perusahaan/usaha/pengusaha perdagangan

menengah dan besar serta produsen secara keseluruhan sebanyak 3.500

perusahaan. Rincian banyaknya sampel untuk setiap provinsi adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.3. Kabupaten/Kota Studi dan Banyaknya Sampel per Provinsi

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah

Sampel

(1) (2) (3) (4)

1 (11) Aceh (1110) Bireuen, (1118) Pidie Jaya,

(1171) Banda Aceh 50

2 (12) Sumatera Utara (1208) Asahan, (1212) Deli Serdang,

(1219) Batu Bara, (1272) Tanjung Balai,

(1273) Pematang Siantar, (1274) Tebing

Tinggi, (1275) Medan, (1276) Binjai

125

3 (13) Sumatera Barat (1371) Padang, (1375) Bukittinggi 75

4 (14) Riau (1403) Indragiri Hilir, (1471) Pekanbaru,

(1473) Dumai 65

5 (15) Jambi (1502) Merangin, (1505) Muaro Jambi,

(1571) Jambi 45

6 (16) Sumatera

Selatan

(1607) Banyuasin, (1671) Palembang,

(1674) Lubuklinggau 75

7 (17) Bengkulu (1771) Bengkulu 50

8 (18) Lampung (1871) Bandar Lampung, (1872) Metro 70

9 (19) Kep. Bangka

Belitung

(1902) Belitung, (1971) Pangkal Pinang 40

10 (21) Kep. Riau (2171) Batam, (2172) Tanjung Pinang 40

11 (31) DKI Jakarta (3171) Jakarta Selatan, (3172) Jakarta

Timur,

(3173) Jakarta Pusat, (3174) Jakarta

Barat,

500

Page 18: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 16 -

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah

Sampel

(1) (2) (3) (4)

(3175) Jakarta Utara

12 (32) Jawa Barat (3201) Bogor, (3202) Sukabumi, (3203)

Cianjur, (3205) Garut, (3209) Cirebon,

(3211) Sumedang, (3212) Indramayu,

(3215) Karawang, (3216) Bekasi, (3272)

Sukabumi, (3273) Bandung,

(3275) Bekasi

450

13 (33) Jawa Tengah (3301) Cilacap, (3310) Klaten, (3313)

Karanganyar, (3317) Rembang, (3318)

Pati, (3321) Demak, (3329)

Brebes,(3374) Semarang

280

14 (34) DI Yogyakarta (3471) Yogyakarta 50

15 (35) Jawa Timur (3506) Kediri, (3514) Pasuruan, (3515)

Sidoarjo, (3517) Jombang, (3523)

Tuban, (3525) Gresik, (3526)

Bangkalan, (3527) Sampang, (3528)

Pamekasan, (3529) Sumenep, (3575)

Pasuruan, (3578) Surabaya

450

16 (36) Banten (3601) Pandeglang, (3603) Tangerang,

(3671) Tangerang, (3672) Cilegon,

(3673) Serang

125

17 (51) Bali (5108) Buleleng, (5171) Denpasar 100

18 (52) Nusa Tenggara

Barat

(5202) Lombok Tengah, (5203) Lombok

Timur, (5206) Bima,(5271) Mataram 55

19 (53) Nusa Tenggara

Timur

(5311) Ende, (5318) Nagekeo,(5371)

Kupang 40

20 (61) Kalimantan

Barat

(6112) Kubu Raya, (6171) Pontianak 70

21 (62) Kalimantan

Tengah

(6202) Kotawaringin Timur,(6271)

Palangkaraya 50

22 (63) Kalimantan

Selatan

(6309) Tabalong,(6371) Banjarmasin,

(6372) Banjar Baru 65

Page 19: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 17 -

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah

Sampel

(1) (2) (3) (4)

23 (64) Kalimantan

Timur

(6471) Balikpapan, (6472) Samarinda,

(6473) Tarakan 100

24 (71) Sulawesi Utara (7171) Manado, (7172) Bitung 65

25 (72) Sulawesi Tengah (7208) Parigi Moutong, (7271) Palu 45

26 (73) Sulawesi Selatan (7304) Jeneponto, (7306) Gowa, (7325)

Luwu Timur, (7371) Makassar, (7373)

Palopo

120

27 (74) Sulawesi

Tenggara

(7471) Kendari, (7472) Bau-Bau 50

28 (75) Gorontalo (7502) Gorontalo, (7571) Gorontalo 40

29 (76) Sulawesi Barat (7603) Mamasa, (7604) Mamuju 50

30 (81) Maluku (8171) Ambon, (8172) Tual 35

31 (82) Maluku Utara (8271) Ternate, (8272) Tidore

Kepulauan 45

32 (91) Papua Barat (9105) Manokwari, (9171) Sorong 40

33 (94) Papua (9401) Merauke, (9471) Jayapura 40

Jumlah 3.500

*) yang dicetak bergaris bawah dan miring adalah ibukota provinsi

a. Alokasi Sampel Per Komoditi Menurut Kabupaten/Kota

Jumlah produsen dan perusahaan perdagangan berkategori pedagang

besar dan eceran sudah dapat ditentukan dari hasil pembentukan kerangka

sampel. Yang termasuk dalam kategori pedagang besar adalah fungsi

kelembagaan perdagangan sebagai distributor, subdistributor, agen, subagen,

pedagang grosir, eksportir dan importir. Sedangkan kategori pengecer adalah

sisanya.

Alokasi sampel dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi dari

fungsikelembagaan dan jenis komoditi dalam satu provinsi. Sehingga secara

umum semua komoditi bisa terwakili untuk semua fungsi kelembagaan.

Penentuan suatu perusahaan dicacah untuk komoditi tertentu, sudah

dapat ditentukan pada awal penentuan sampel terpilih, baik untuk pedagang

Page 20: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 18 -

besar dan eceran yang menjual komoditi spesifik maupun yang

memperdagangkan bermacam-macam komoditi yang akan dicacah. Oleh

karena itu, untuk menjaga agar sampel komoditi di pengecer tersebar secara

proporsional, maka perlu dilakukan alokasi sampel untuk menentukan berapa

jumlah perusahaan yang harus dicacah untuk suatu komoditi.Tahapan

pengalokasian sampel menurut komoditi untuk pengecer adalah sebagai

berikut:

Dari kerangka sampel dialokasikan sampel perusahaan yang

memperdagangkan komoditi tertentu.

Kemudian di alokasikan menurut distribusi fungsi kelembagaan dalam

satu provinsi.

b. Metode Pemilihan Sampel

Metode pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan komoditi

utama yang diperdagangkan berdasarkan 4 komoditi terpilih. Untuk

perusahaan yang bersumber dari SE06-UMB, seluruhnya diambil sebagai

perusahaan sampel, sedangkan sisanya dipilih secara sistematik pada setiap

komoditi. Jika jumlah perusahaan/usaha dalam kerangka sampel tidak

mencukupi, maka seluruh perusahaan/usaha akan dicacah.

Sedangkan sampel industri pengolahan dipilih dari kerangka sampel

industri pengolahan secara systematic sampling.

c. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari perusahaan/usaha/pengusaha terpilih

dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden.

Untuk perusahaan-perusahaan yang relatif besar, pengumpulan data mungkin

lebih dari satu kali kunjungan.

Page 21: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 19 -

Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari

pedagang ke produsen maka pengawas harus mencari

perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi dan fungsi

kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel pengganti

secara purposive.

Jika pada saat pencacahan, perusahaan/usaha telah berubah dari

produsen ke pedagang maka pengawas harus mencari

perusahaan/usaha yang memproduksi komoditi yang sama untuk

dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.

Jika pada saat pencacahan, komoditi dengan yang diperdagangkan

bukan merupakan komoditi seperti yang tercantum pada Daftar

VPDP14-DSP.PEDAGANG, maka pengawas

a. Jika perusahaan/usaha merupakan pedagang besar, harus

mencari perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi

dengan fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai

sampel pengganti secara purposive,

b. Jika Perusahaan/usaha merupakan pengecer, pengawas harus

memeriksa terlebih dahulu keterwakilan komoditi dalam satu

provinsi, bila sudah ada wakilnya maka cukup diganti komoditi

sesuai dengan yang dijual oleh pedagang (harus termasuk dalam

5 komoditi). Jika belum ada keterwakilan komoditi dengan

kualitas/merk/jenis seperti yang tercantum pada Daftar VPDP14-

DSP.PEDAGANG dalam satu provinsi maka harus mencari

perusahaan/usaha yang memperdagangkan komoditi dengan

fungsi kelembagaan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel

pengganti secara purposive.

Jika pada saat pencacahan, komoditi yang diproduksi bukan

merupakan komoditi seperti yang tercantum pada Daftar VPDP14-

DSP.PRODUSEN, maka pengawas harus mencari

perusahaan/usaha yang memproduksi komoditi yang sama untuk

dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.

Nomor urut perusahaan untuk sampel pengganti dimulai dari 8000

untuk setiap kabupaten/kota.

Untuk Perusahaan/usaha yang terpilih sampel secara purposive

nomor urutnya dimulai dari 9000 untuk setiap kabupaten/kota.

Page 22: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 20 -

ALUR PENCACAHAN PEDAGANG

Ya

VPDP14-DSPU.PEDAGANG

KETEMU? PEDAGANG?

PENGAWAS MENGGANTI

SECARA PURPOSIVE

CACAH

KOMODITI

PEDAGANG BESAR?

CACAH

CACAH

PENGAWAS MENGGANTI

SECARA PURPOSIVE

PENGAWAS MENGECEK KETERWAKILAN KOMODITI

DALAM 1 PROVINSI

SUDAH TERWAKILI?

DICACAH SESUAI KOMODITI DARI YANG PEDAGANG JUAL

PENGAWAS MENGANTI SECARA PURPOSIVE

Tidak

YaYa

Ya

Ya

TidakTidak

Tidak

Tidak

ALUR PENCACAHAN PRODUSEN

VPDP14-DSPU.PRODUSEN

YaKETEMU? PRODUSEN?

PENGAWAS MENGGANTI

SECARA PURPOSIVE

KOMODITI SESUAI?

Tidak

YaYa

TidakTidak

CACAH

d. Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG dan VPDP14-DSP.PRODUSEN

Daftar VPDP14-DSP adalah daftar yang memuat nama

perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel untuk pedagang maupun

produsen. Berdasarkan daftar ini, PCS mengunjungi dan melakukan

pencacahan perusahaan/usaha yang menjadi beban tugasnya.

Page 23: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 21 -

Keterangan rincian dan kolom Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG dan

VPDP14-DSP.PRODUSEN adalah sebagai berikut:

Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama

provinsi.

Rincian Kabupaten/Kota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan

namakabupaten/kota.

Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama

kecamatan

Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut.

Kolom (2) : Nomor Urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah

nomor urut perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel

dalam suatu kabupaten/kota.

Kolom (3) : Nama Lengkap Perusahaan/Usaha, yang tercantum pada kolom

ini adalah nama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai

sampel.

Kolom (4) : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari

perusahaan/usaha yang tercantum pada kolom (3).

Kolom (5) : Kegiatan Utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan

utama perusahaan/usaha yang terpilih sebagai sampel.

Kolom (6) : KBLI - Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan

KBLI dari kegiatan utama.

Kolom (7) : Jenis komoditi yang diperdagangkan/dihasilkan

Kolom (8) : Fungsi kelembagaan yang diidentifikasi dari frame

Kolom (9) : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil

pencacahan perusahaan/usaha, yaitu:

1 = Ditemukan, dan jenis komoditi yang diperdagangkan/diproduksi

sesuai dengan daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP14-

DSP.PRODUSEN

2 = Ditemukan, namun jenis komoditi yang diperdagangkan/diproduksi

tidak sesuai dengan daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG atau daftar

VPDP14-PRODUSEN

3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang (Untuk VPDP14-

DSP.PEDAGANG) atau

Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen (Untuk VPDP14-

DSP.PRODUSEN)

4 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri

Page 24: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 22 -

5 = Tutup

6 = Tidak Ditemukan

7 = Ganda/double

e. Penentuan nomor urut perusahaan pedagang

Nomor urut perusahaan dibangun per kabupaten berdasarkan tahapan

sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil penentuan fungsi kelembagaan perusahaan/usaha dari

SE06-UMB-G, tentukan nomor urut perusahaan, dimulai dari fungsi

kelembagaan perusahaan perdagangan sebagai distributor, setelah selesai

memberi nomor urut seluruh perusahaan ”distributor”, kemudian

dilanjutkan untuk subdistributor, agen, subagen, dan seterusnya sampai

pengecer.

b. Untuk perusahaan yang bersumber dari selain SE06-UMB-G, nomor urut

perusahaan merupakan kelanjutan dari nomor urut pengecer.

Contoh :

Dari hasil pembentukan frame perusahaan perdagangan, dalam suatu

kabupaten ada 129 perusahaan dari SE06-UMB, dan 79 perusahaan dari

sumber lainnya. Pemberian nomor urut perusahaan seperti dibawah ini:

Sumber

Fungsi kelembagaan

perusahaan

perdagangan

Banyak

perusahaa

n

Nomor urut

SE06-UMB-

G

1.Distributor 8 1 8

2. Subdistributor 13 9 21

3. Agen 20 22 41

4. Subagen 39 42 80

5. Pedagang Grosir 13 81 93

6. Eksportir 11 94 104

7. Importir 4 105 108

8. Pengecer 21 109 129

Sumber lain 79 130 337

Page 25: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 23 -

BAB IV

TEKNIK DAN ETIKA BERWAWANCARA

A. Teknik Berwawancara

Di dalam wawancara diperlukan kesediaan responden untuk

memberikan keterangan. Kesediaan responden tersebut dapat

dikondisikan dan biasanya sangat bergantung kepada sikap pewawancara

pertama kali bertemu. Sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata,

keramahan, kesabaran, dan keseluruhan penampilan pewawancara

sangat mempengaruhi kelanjutan/kelancaran wawancara. Penampilan

yang sopan dan ramah dengan sendirinya akan dapat mengurangi bahkan

menghilangkan perasaan dan sikap penerimaan responden yang negatif,

yang dapat merugikan pencacahan, seperti: rasa curiga, rasa takut, rasa

enggan, atau malu.

Beberapa hal penting yang harus dilakukan untuk menciptakan

hubungan baik dengan responden, antara lain:

a. Dalam membuat janji wawancara dengan calon responden, sebaiknya

memperhatikan waktu senggang dari responden tersebut, dan

berusaha jangan sampai mengganggunya dalam kesibukan sehari-hari.

b. Menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh responden. Jika

responden lebih mengerti bahasa daerah daripada bahasa Indonesia,

maka gunakanlah bahasa daerah tersebut. Hal ini akan memperlancar

jalannya wawancara.

c. Sebelum memulai wawancara jangan lupa memperkenalkan diri,

menunjukkan kartu pengenal jika perlu, serta menyebutkan lembaga

atau badan yang menugaskannya. Kemudian menguraikan maksud

wawancara serta tujuan pencacahan yang dilakukan. Penting untuk

disampaikan bahwa wawancara yang dilakukannya bukan suatu ujian

atau test; tidak ada jawaban yang dibenarkan atau disalahkan dan

informasikan kepada responden bahwa semua pertanyaan yang

diajukan akan mudah dijawab karena berhubungan dengan

pengalaman, kehidupan, pikiran dan perasaan responden sendiri.

Sampaikanlah semuanya secara sederhana, tetapi cukup jelas.

d. Dalam “obrolan” awal yang merupakan “intro” untuk membangun

suasana yang kondusif ini jangan keluar dari konteks isi kuesioner.

Arahkan perbincangan tersebut ke dalam isi kuesioner, namun

demikian jangan menggunakan waktu terlalu lama.

Page 26: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 24 -

e. Berilah perhatian terhadap hal-hal yang sedang dibicarakan oleh

responden selama berlangsungnya wawancara. Pewawancara dapat

berperan sebagai seorang yang ingin tahu dan ingin belajar dari

responden.

f. Bila pewawancara kurang memahami jawaban responden, maka dapat

meminta responden tersebut untuk mengulangi jawaban dari

pertanyaan yang diajukan. Sampaikan bahwa hal yang dikatakan

responden sangat menarik, sehingga perlu dicatat atau mencoba

mengulangi simpulan jawabannya guna meyakinkan bahwa yang

dikatakan responden tidak salah ditafsirkan.

g. Menjalankan tugasnya dengan penuh kepercayaan. Namun tidak

dengan rasa percaya diri yang berlebihan, sehingga dirinya merasa

lebih tinggi. Hal ini menimbulkan rasa antipati/rasa tidak suka dalam

diri responden.

h. Di dalam mengajukan pertanyaan yang bersifat sensitif, misalnya

menanyakan nilai pembelian dan penjualan, usahakan agar

pertanyaannya tidak menyinggung perasaan responden. Sebelum

mengajukan pertanyaan tentang ini, dapat didahului dengan kata

“maaf….”

i. Gunakanlah waktu untuk wawancara dengan efektif, artinya dalam

waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data yang sebanyak-

banyaknya dan sejelas-jelasnya.

j. Ucapkanlah terima kasih, bila wawancara tersebut telah selesai.

B. Etika Berwawancara

Beberapa prinsip dasar wawancara yang baik, yaitu:

a. Berikan kesan pertama dengan baik

Pada saat pertama kali mengunjungi responden, usahakanlah agar

responden merasa bebas/tidak tertekan. Pewawancara dapat memulai

dengan ucapan selamat pagi/siang/sore, lalu dilanjutkan dengan

memperkenalkan diri, misalnya: Nama saya ………… Saya adalah

petugas lapangan yang bertugas mengumpulkan keterangan mengenai

………………. guna …………………..

b. Usahakan selalu melakukan pendekatan positif

Jangan bersikap negatif dengan selalu meminta maaf atau jangan

Page 27: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 25 -

mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

Apakah Anda terlalu sibuk?

Apakah Anda berkeberatan meluangkan sedikit waktu untuk

wawancara?

Apakah Anda sudi menjawab berbagai pertanyaan yang akan saya

ajukan?

Pertanyaan-pertanyaan seperti contoh di atas akan mengundang sikap

tidak baik dari responden.

Sebaiknya pewawancara bertanya seperti di bawah ini:

”Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Bapak/Ibu”.

Kemudian mulailah mewawancarai responden.

c. Tekankan kerahasiaan jawaban

Sebelum pewawancara mengajukan pertanyaan, tekankan sekali

lagi akan kerahasiaan jawaban yang diberikan. Informasikan kepada

responden bahwa BPS tidak akan mencantumkan nama dalam laporan

hasil survei ini, dan petugas tidak akan menyebutkan nama responden

lain atau pewawancara lain di hadapan responden.

Page 28: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 26 -

BAB V

PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR

Bab ini menjelaskan tentang tata cara pengisian, konsep dan definisi

umum, kuesioner VPDP-14.PRODUSEN dan VPDP-14.PEDAGANG. Secara

umum kedua kuesioner ini mempunyai karakteristik yang sama, perbedaannya

terletak hanya pada ciri-ciri spesifik dari masing-masing kegiatan usaha,

seperti nilai produksi pada perusahaan/usaha pertanian dan industri

pengolahan serta nilai penjualan pada perusahaan/usaha perdagangan.

Diharapkan dengan memahami pedoman ini petugas dapat melaksanakan

kegiatan Survei Poldis 2014 dengan mudah dan benar.

A. Petunjuk Pengisian Daftar

a. Semua isian di kuesioner harus menggunakan tulisan pensil warna

hitam.

b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan

kata-kata harus menggunakan huruf kapital (balok) serta tidak boleh

disingkat, kecuali satuan dan kata yang terlalu panjang boleh disingkat

dengan singkatan yang umum digunakan.Angka harus ditulis dengan

angka biasa (bukan angka romawi).

Contoh penulisan Daftar VPDP-14.PRODUSEN:

Rincian Penulisan yang

salah Penulisan yang benar

Blok V Rincian 1.c:

Kendala utama proses

produksi…

Bahan Baku BAHAN BAKU

c. Cara pengisian daftar:

1) Isikan keterangan/jawaban pada tempat yang disediakan.

2) Lingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan

kode jawaban ke kotak yang tersedia.

Page 29: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 27 -

Contoh pengisian Daftar VPDP-14.PEDAGANG

Rincian Pengisian yang salah Pengisian yang benar

Blok II

Rincian

2:

Komoditi

yang

diteliti

Minyak Goreng 1

Tepung Terigu 2

Garam Bata 3

Garam Halus 4

Susu Bubuk 5

Minyak Goreng 1

Tepung Terigu 2

Garam Bata 3

Garam Halus 4

Susu Bubuk 5

3) Jika kode yang dilingkari lebih dari satu, jumlahkan kode yang

dilingkari dan tuliskan pada kotak yang tersedia.

Contoh:

4) Nilai pembelian, penjualan, hasil produksi dan biaya transportasi

ditulis dalam satuan rupiah.

B. Konsep dan Definisi Umum

a. Perusahaan/Usaha adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan

kegiatan usaha yang bersifat tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja

dan berkedudukan dalam wilayah Indonesia, untuk tujuan memperoleh

keuntungan atau laba (Direktorat Bina Pasar dan Distribusi,

Departemen Perdagangan).

b. Produsen adalah suatu usaha yang memproduksi suatu komoditi

untuk dijual.

c. Kegiatan Perdagangan adalah kegiatan membeli dan menjual barang,

baik barang baru maupun bekas untuk tujuan penyaluran/

pendistribusian tanpa merubah bentuk barang tersebut.

d. Perusahaan/usaha perdagangan adalah kegiatan ekonomi/lapangan

usaha di bidang perdaganganbesar dan eceran (yaitu penjualan tanpa

perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan

1. a. Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan selama tahun 2013? 1

Ya 1 Tidak 2 ke rincian 2

b. Jika "Ya", jenis kendala: 1 0

Kelangkaan barang 1 Modal 16

Fluktuasi Harga 2 Lainnya 32

Transportasi 4 (tuliskan …………..…………………..)

Sarana dan prasarana 8

c. Kendala utama …………………………………………………………………………… 0 2

BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG DAGANGAN(1) (2)

2 2

Page 30: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 28 -

jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan

secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap

akhir dalam pendistribusian barang dagangan. (Buku KBLI 2009).

e. Perdagangan besar (wholesaler) adalah penjualan kembali (tanpa

perubahan teknis) baik barang baru maupun barang bekas kepada

pengecer, industri, komersial, institusi atau pengguna profesional, atau

kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak sebagai agen atau

broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik perorangan

maupun perusahaan. (Buku KBLI 2009).

f. Perdagangan eceran adalah adalah penjualan kembali (tanpa

perubahan teknis), baik barang baru maupun bekas, utamanya kepada

masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan

maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-

order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi

konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya pedagang

pengecer memperoleh hak atas barang-barang yang jualnya, tetapi

beberapa pedagang pengecer bertindak sebagai agen, dan menjual atas

dasar konsinyasi atau komisi. (Buku KBLI 2009).

g. Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan

klasifikasi baku mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di

Indonesia, yang dirinci menurut kategori. KBLI hanya mengelompokkan

unit produksi menurut kegiatan ekonomi, tidak membedakan unit

produksi menurut kepemilikan, badan hukum, formal atau informal.

Kode KBLI yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS No.57 tahun

2009 tentang KBLI.

h. Kegiatan utama adalah kegiatan yang mempunyai nilai penjualan paling

besar di antara beberapa jenis kegiatan dalam suatu perusahaan/usaha.

Bila suatu perusahaan/usaha hanya melakukan satu jenis kegiatan

maka jenis kegiatan tersebut merupakan jenis kegiatan utama dari

perusahaan/usaha.

i. Komoditiutama adalah komoditiyang dijual oleh pedagangdan

memberikan nilai penjualan terbesar dari berbagai jenis komoditi yang

dijual.

Minyak goreng

Page 31: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 29 -

Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan

atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu

kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan

(wikipedia, 2014). Minyak goreng yang diteliti dalam survei ini

adalah minyak goreng yang berasal dari lemak tumbuhan seperti

kelapa sawit dan kelapa.

Contoh: Minyak goreng curah maupun kemasan

Gambar 5.1. Minyak Goreng

Sumber: 1. http://img.antaranews.com/new/2013/07/ori/20130713Harga-

Minyak-goreng-curah-100712-DDS-10.jpg

2. http://agunggedeyoga.files.wordpress.com/2011/11/sunco.jpg.

3. http://supermetroemall.com/Filma%20Cooking-Oil-2-L-pouch

4. http://www.supermarketjakarta.com/shop/minyak-goreng-avena-

2- liter-refill/

5. http://sembako140109.blogspot.com/2013/05/harga-minyak-

goreng-tropical.html

6. http://www.solobelanja.com/sania-minyak-goreng-refill-2lt.html

Tepung terigu

Tepung terigu adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus

atau sangat halus tergantung proses penggilingannya dan berasal

dari gandum (wikipedia, 2014)

Contoh: tepung terigu

1. 2.

3. 4. 5. 6.

Page 32: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 30 -

Gambar 5.2. Tepung terigu

Sumber: 1. http://sashykitchendictionary.blogspot.com/2013/08/jenis-jenis-

tepung-terigu.html

2. http://www.bogasari.com/tentang-kami/seputar-tepung-terigu.aspx

.

Garam

Garam Bata adalah garam yang berbongkah-bongkah dicetak

berbentuk batu (www.kamusbesar.com).

Contoh: Garam bata

Gambar 5.3. Contoh garam bata

Sumber: 1. http://www.solopos.com/2013/10/03/8-manfaat-garam-di-dapur-

anda-452957

2. http://www.garamku.com/?p=705

1

.

2.

1.

2.

Page 33: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 31 -

Garam halus adalah garam yang kristalnya sangat halus

menyerupai gula pasir.

Contoh: Garam halus

Gambar 5.4. Contoh Garam halus

Susu

Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid.

Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama daripada susu

cair dan tidak perlu disimpan di lemari es karena kandungan uap

airnya sangat rendah (wikipedia, 2014).

Contoh:

Gambar 5.5. Contoh susu bubuk

Sumber: 1. http://rumahsegar.com/minuman/minuman-susu?page=2

C. Pengisian DaftarVPDP-14.PEDAGANG

Pada DaftarVPDP-14.PEDAGANG di kanan atas terdapat lima kotak

kode KBLI.Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP14-DSP. PEDAGANG

1. 2.

Page 34: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 32 -

1. Kegiatan utama perusahaan/usaha: Kode KBLI

PERDAGANGAN BESAR SUSU BUBUK

……………………………………………………………………………………………………………………. diisi oleh pemeriksa

kolom 6. Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum turun ke

lapangan.

BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan

alamat perusahaan sebagai responden. Tidak semua rincian disalin dari

Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG, sebagian dilengkapi pada saat

pencacahan di lapangan.

Rincian1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG.

Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP14-DSP.PEDAGANGatau dilengkapi

pada saat pencacahan di lapangan.

Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.

Rincian 5 s.d. Rincian 7: disalin dari DaftarVPDP14-DSP.PEDAGANG,

kolom (2) s.d. kolom (4).

Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai

dengan kondisi di lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi

sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.

BLOK II: KETERANGAN UMUM

Blok ini untuk mencatat kegiatanperusahaan/usaha, jenis komoditi, dan

informasi fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan.

Rincian 1: Kegiatan Utama Perusahaan/Usaha

Tuliskan secara lengkap dan jelas kegiatan utama yang dilakukan

perusahaan/usaha pada saat pencacahan.

Contoh:

Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk

ditinggal terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat

itu), maka Rincian 2 harus sudah dilingkari dan diisi oleh

pencacah.

Referensi waktu pada VPDP-14.PEDAGANG adalah setahun yang lalu

yaitu dari Januari s.d. Desember 2013.

Page 35: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 33 -

Rincian 2: Komoditi yang diteliti:

Lingkari salah satu kode jenis komoditi yang diteliti sesuai dengan yang

ditentukan dalam VPDP14-DSP.

Contoh:

Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan

Lingkari salah satu kode fungsi perusahaan dalam lembaga usaha

perdagangan yang sesuai dengan komoditi yang diteliti.

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor :

11/M-DAG/PER/3/2006 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan

Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang dan atau Jasa,

yang dimaksud dengan:

Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak

untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang

melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran

barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.

Subdistributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang

bertindak sebagai perantara untuk dan atas namanya sendiri

berdasarkan penunjukan atau perjanjian dari distributor atau

distributor tunggal untuk melakukan pemasaran.

Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai

perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk

melakukan pemasaran tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik

barang dan atau jasa yang dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang

menunjuknya.

Subagen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak

sebagai perantara untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan

penunjukan atau perjanjian dari agen atau agen tunggal untuk

melakukan pemasaran.

2. Komoditi yang diteliti: 5

Minyak Goreng 1

Tepung Terigu 2

Garam Bata 3

Garam Halus 4

Susu Bubuk 5

Pengisian Rincian 3 s.d. Blok VI, pertanyaannya

berhubungan/terkait dengan komoditi yang diteliti pada rincian 2

di atas

Page 36: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 34 -

Prinsipal adalah perorangan atau badan usaha yang berbentuk

badan hukum atau bukan badan hukum diluar negeri atau didalam

negeri yang menunjuk agen atau distributor untuk melakukan

penjualan barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.

Perkulakan (Grosir), adalah perorangan atau badan usaha yang

membeli dalam partai besar berbagai macam barang dari berbagai

pihak dan menjual dalam partai besar barang tersebut sampai kepada

Subdistributor dan/atau Pedagang Eceran (KepMenPerindag

No.23/MPP/Kep/1/1998 Tentang Lembaga-Lembaga Usaha

Perdagangan).

Eksportir adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik

yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan (ekspor) dalam

wilayah hukum NKRI, baik sendiri maupun secara bersama-sama

melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam bidang

ekonomi yang mendapat pengakuan sebagai eksportir terdaftar dari

Menteri Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Buku

Kebijakan Umum Bidang Ekspor, Departemen Perdagangan RI,

2008).

Eksportir terdaftar adalah perusahaan/perorangan yang telah

mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor

barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Importir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan

kegiatan impor atau memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean

Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang

udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi

eksklusif dan landas kontinen. Importir yang dicakup pada penelitian

ini adalah yang memiliki Angka Pengenal Importir Umum/API-U.

(Buku Kebijakan Umum Bidang Impor, Departemen Perdagangan

RI, 2008).

API-U wajib dimiliki oleh setiap perusahaan dagang yang melakukan

impor.

Pedagang eceran adalah perorangan atau badan usaha yang

bertindak atas namanya sendiri dan/atau atas nama pihak lain yang

menunjuknya untuk menjalankan kegiatan dengan cara membeli,

menyimpan dan menjual barang dalam partai kecil secara langsung

Page 37: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 35 -

kepada konsumen akhir.

BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN

Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang distribusi asal

pembelian dan penjualan barang dagangan berdasarkan fungsi

perusahaan dalam lembaga usaha perdagangan, serta wilayah pembelian

dan pemasaran/penjualan. Disamping itu juga untuk memperoleh

informasi mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan distribusi barang

dagangan.

Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2013

Isikan besarnya persentase pembelian/asal barang dagangan selama

Januari sampai dengan Desember 2013 menurut fungsi perusahaan

dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k. Jika

ada rincian yang kosong, pada kotak persentase dituliskan 0 (nol) atau

dikosongkan. Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.k harus 100 persen.

Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan

tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke

kotak yang tersedia.

Contoh:

Penjelasan:

Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh perusahaan/usaha

itu sendiri tanpa melalui pihak lain.

Perorangan adalah suatu bentuk usaha pribadi, dimana seluruh

kegiatan usaha serta resikonya merupakan tanggung jawab pribadi

pula.

Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir,

1. Pembelian barang dagangan selama tahun 2013:

No. Asal pembelian barang dagangan Persentase

(1) (2)

a. Impor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. %

b. Importir ………………………………………………………………………………………………………… b. %

c. Produsen ………………………………………………………………………………………………………… c. 5 0 %

d. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… d. 5 0 %

e. Sub distributor ………………………………………………………………………………………………………… e. %

f. Agen ………………………………………………………………………………………………………… f. %

g. Sub agen ………………………………………………………………………………………………………… g. %

h. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… h. %

i. Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… i. %

j. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… j. %

k. Perorangan ………………………………………………………………………………………………………… k. %

Jumlah 1 0 0 %

(3)

BLOK III: DISTRIBUSI PERDAGANGAN

Page 38: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 36 -

Pedagang pengumpul, dan Pedagang eceran dapat dilihat pada

penjelasan pengisian Daftar VPDP14-PEDAGANG Blok II Rincian 3.

Rincian 2:Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2013

Isikan nama kabupaten/kota/negara wilayah pembelian barang

dagangan, serta persentasenya. Jika lebih dari tujuh baris, makatuliskan

wilayah pembelian lainnya (kabupaten/kota/negara) beserta

persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan, kemudian coret

tulisan„lainnya‟ yang terdapat di rincian k dan nilai 100 yang terdapat

pada kolom (4).Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen (termasuk yang

ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara diisi oleh editor

pengolahan.

Contoh pengisian yang benar adalah sebagai berikut:

Isian nama kabupaten/kota/negara wilayah pembelian barang dagangan

harus sesuai dengan nama resmi kabupaten/kota/negara. Isian tersebut

tidak boleh diisi dengan nama pulau atau bila berasal dari luar negeri

maka diisi secara jelas nama negara asal pembelian barang tersebut

sehingga tidak boleh diisi dengan „LUAR NEGERI‟.

Contoh pengisian yang salah adalah sebagai berikut:

2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2013:

No. Kabupaten/Kota/Negara Kode*) Persentase

(1) (2) (3) (4)

a. KOTA JAKARTA SELATAN 3 1 7 1 5 0 %

b. KOTA JAKARTA TIMUR 3 1 7 2 2 0 %

c. KOTA BEKASI 3 2 7 5 3 0 %

d. …………..……………..…………………………………………… %

e. …………..……………..…………………………………………… %

f. …………..……………..…………………………………………… %

g. …………..……………..…………………………………………… %

h. …………..……………..…………………………………………… %

i. …………..……………..…………………………………………… %

j. …………..……………..…………………………………………… %

k. Lainnya (diisi pada lampiran)

1 0 0 %

*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan

Jumlah

2. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2013:

No. Kabupaten/Kota/Negara Kode*) Persentase

(1) (2) (3) (4)

a. LUAR NEGERI %

b. PULAU JAWA %

c. …………..……………..…………………………………………… %

d. …………..……………..…………………………………………… %

e. …………..……………..…………………………………………… %

f. …………..……………..…………………………………………… %

g. …………..……………..…………………………………………… %

h. …………..……………..…………………………………………… %

i. …………..……………..…………………………………………… %

j. …………..……………..…………………………………………… %

k. Lainnya (diisi pada lampiran)

1 0 0 %

*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh pemeriksa/koordinator lapangan

Jumlah

Page 39: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 37 -

Rincian 3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2013:

Isikan besarnya persentase penjualan barang dagangan menurut fungsi

perusahaan/usaha dalam lembaga usaha perdagangan pada Rincian 4.a

s.d Rincian 4.o. Jika ada rincian yang kosong beri tanda strip (-) dan pada

kotak tuliskan 0 (nol). Jumlah dari Rincian 4.a s.d Rincian 4.o harus 100

persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan

tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku, dan tuliskan ke

kotak yang tersedia.

Penjelasan:

Ekspor langsung adalah ekspor yang dilakukan oleh pedagang itu

sendiri tanpa melalui pihak lain. Contoh: Perusahaan eksportir

minyak goreng di Kota Jakarta Timur mengekspor minyak goreng ke

Malaysia dan Singapura.

Supermarket/swalayan dalam kegiatan ini meliputi

supermarket/swalayan itu sendiri, hypermarket dan minimarket.

Definisi dari ketiga jenis swalayan tersebut adalah sebagai berikut:

Hypermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan

penjualan barang-barang kebutuhan rumahtangga termasuk

sembilan bahan pokok secara eceran langsung kepada konsumen

akhir. Didalamnya terdiri dari pasar swalayan, toko serba ada yang

menyatu dalam satu bangunan dan pengelolaannya dilakukan

secara tunggal serta memiliki luaslantai usahanya lebih dari 4.000

m2 dan paling besar (maksimal) 8.000 m2. Seperti: Hypermart,

Carrefour, Giant, Lotte Mart, dan lain-lain.

Supermarket adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan

penjualan barang-barang kebutuhan rumahtangga termasuk

kebutuhan sembako secara eceran dan langsung kepada konsumen

akhir dengan cara swalayan yang luas lantainya maksimal 4.000

m2. Seperti: Hero Supermarket, Tip Top, dan lain-lain.

Mini Swalayan/Mini Market adalah sarana/tempat usaha untuk

melakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari secara

eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara

swalayan yang luas lantai usahanya paling besar 200 m2. Seperti:

Alfa Mart, Indomaret, Super Indo, 7 Eleven, dan lain-lain.

Industri Pengolahan adalah kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan

mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan/atau dari barang yang

Page 40: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 38 -

kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, baik secara

mekanis, kimiawi, dengan mesin ataupun dengan tangan. Termasuk

juga kegiatan jasa industri yang menerima upah maklon

(sumberPeraturan Kepala BPS RI No. 57 tahun 2009 tentang KBLI).

Definisidistributor, agen, dan pedagang grosir dapat dilihat pada

penjelasan Blok II Rincian 3.

Kegiatan Usaha Lainnya adalah kegiatan selain yang disebutkan di

atas,seperti: rumah makan, restoran,hotel, rumah sakit, dll.

Pemerintah dan Lembaga Nirlaba,

Pemerintah seperti panti asuhan pemerintah, rumah sakit

pemerintah, instansi.

Lembaga Nirlaba seperti: yayasan (panti asuhan, panti jompo) dan

rumah sakit non profit.Lembaga Nirlaba adalah lembaga non profit, jika

contoh tersebutsudah memperhitungkan keuntungan maka masuk ke

kegiatan usaha lainnya.

Rumah Tangga adalah konsumen akhir dan bukan merupakan

kegiatan usaha.

Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2013:

Isikan nama kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada

wilayah penjualan barang dagangan. Jika ada sebelas wilayah penjualan

maka tulisan ‟lainnya (terlampir)‟ dicoret kemudian tuliskan nama

kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah

penjualan barang dagangan. Bila wilayah penjualan lebih dari sebelas

maka lanjutkan pengisian nama kabupaten/kota/negara beserta

persentasenya pada kertas tambahan dan lampirkan. Jumlah dari Rincian

4 harus 100 persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada).Kode

kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan.

BLOK IV: KENDALA PENGADAAN DAN PEMASARAN BARANG

DAGANGAN

Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang

dialami perusahaan/usaha dalam pengadaandan pemasaran barang

dagangan.

Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan

selama tahun 2013?

Page 41: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 39 -

Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam

pengadaan barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember

2013, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2,

pertanyaan langsung ke Rincian 2.

Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala

Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pengadaan barang

dagangan bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika

jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang

tersedia.

Penjelasan:

Kendala kelangkaan barang seperti: barang dagangan sulit untuk

diperoleh.

Kendala fluktuasi harga seperti: harga barang dagangan mahal.

Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi belum atau

kurang tersedia, belum ada jalan penghubung, bongkar muat di

pelabuhan lama, dsb.

Kendala sarana dan prasarana seperti: perbankan, birokrasi

perdagangan (perijinan), belum ada pasar, dsb.

Kendala modal seperti: kekurangan modal usaha,

Kendala lainnya seperti:mesin,pembayaran tidak lancar, faktor geografis

(jalan curam, terjal, dsb).

Rincian 1.c: Kendala utama

Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan

tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakansalah satu

kode yang dilingkari pada Rincian1.b.

Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan

selama tahun 2013?

Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam

pemasaran barang dagangan selama Januari sampai dengan Desember

2013, dan kode 2 jika perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2,

pertanyaan langsung ke Blok V.

Page 42: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 40 -

Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam pemasaran barang

dagangan bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika

jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang

tersedia.

Penjelasan:

Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditi

yang sama.

Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang jalur/rantai distribusi

barang sampai ke tujuan.

Kendala bencana alam seperti: gunung meletus, gempa bumi, tsunami,

tanah longsor dan lain sebagainya.

Kendala transportasi, kendala infrastruktur perdagangan,kendala

bencana alam, dankendala lainnyalihat penjelasan pada Rincian 1.b.

Rincian 2.c: Kendala utama:

Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan

tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah

satu kode yang dilingkari pada Rincian2.b.

BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN

Blok ini mencatat penjualan dan pembelian barang dagangan yang terjual

selama tahun 2013 (Januari sampai dengan Desember 2013).

Rincian 1: Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun

2013

Rincian 1.a

Kolom (1): Stok Awal (sisa 2012)

Isian Rincian 1.a adalah stok awal barang yaitu sisa stok dari barang

dagangan selama tahun 2012.

Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) sisa volume barang selama tahun 2012.

Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada

kolom (2) yaitu sisa barangselama tahun 2012. Satuan yang digunakan

Page 43: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 41 -

harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kg.

Kolom (4): Harga Satuan

Isikan pada kolom (4) harga satuan dari sisa stok barang selama tahun

2012.

Kolom (5): Nilai (Rp)

Isikan pada kolom (5) nilai dari sisa stok barang selama tahun 2012.

Rincian 1.b

Kolom (1): Pembelian

Isian Rincian 1.b adalah pembelian dari barang dagangan selama tahun

2013.

Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) volume barang yang dibeli selama tahun 2013.

Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang volumenya diisikan pada

kolom (2) yaitu yang dibeli selama tahun 2013. Satuan yang digunakan

harus merupakan satuan standar. Contoh: ton, kwintal, kilogram.

Kolom (4): Harga Satuan

Isikan pada kolom (4) harga satuan dari pembelian barang selama tahun

2013.

Kolom (5): Nilai (Rp)

Isikan pada kolom (5) nilai dari pembelian barang selama tahun 2013.

Rincian 1.c

Kolom (1): Dikonsumsi sendiri termasuk yang berikan ke pihak lain:

Isian Rincian 1c. adalah barang dagangan yang digunakan sendiri oleh

perusahaan/ usaha selama tahun 2013. Termasuk juga barang dagangan

yang diberikan kepada karyawan atau pihak lain (hibah).

Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) volume barang yang dikonsumsi sendiri selama

tahun 2013.

Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang dikonsumsi sendiri selama

tahun 2013.

Page 44: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 42 -

Rincian 1.d

Kolom (1): Rusak/hilang:

Isian Rincian 1d. adalah barang dagangan yang rusak/hilang selama

tahun 2013.

Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) volume barang yang rusak/hilang selama tahun

2013.

Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang rusak/hilang selama tahun

2013.

Rincian 1.e:

Kolom (1): Penjualan:

Isian Rincian 1.e adalah penjualan barang dagangan selama tahun 2013.

Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) volume barang yang terjual selama tahun 2013.

Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari barang yang terjual selama tahun 2013.

Kolom (4): Harga Satuan

Isikan pada kolom (4) harga satuan dari barang yang terjual selama tahun

2013.

Kolom (5): Nilai (Rp)

Isikan pada kolom (5) nilai dari barang yang terjual selama tahun 2013.

Rincian 1.f:

Kolom (1): Stok Akhir (sisa 2013):

Isian Rincian 1.f adalah stok akhir atau sisa barang dagangan selama

tahun 2013.

Kolom (2): Volume:

Isikan pada kolom (2) volume sisa barang selama tahun 2013.

Page 45: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 43 -

Kolom (3): Satuan

Isikan pada kolom (3) satuan dari sisa barang selama tahun 2013.

Untuk satuan masing-masing komoditi lihat lampiran 2 Tabel 1 Kolom (3).

Kolom (4): Harga Satuan (Rp)

Isikan pada kolom (4) harga satuan dari sisa barang selama tahun 2013.

Kolom (5): Nilai (Rp)

Isikan pada kolom (5) nilai dari sisa barang selama tahun 2013.

Rincian 2:Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau

penjualan barang dagangan selama tahun 2013?:

Biaya transportasi yang dicatat adalah biaya angkutan untuk membeli dan

menjual barang dagangan selama tahun 2013.

Catatan:

Biaya transportasi Pembelian Barang Dagangan

Bila angkutan disediakan oleh pemasok, besarnya biaya angkut

pembelian barang dagangan tidak perlu diperkirakan.

Bila barang dagangan tersebut diantar/dikirim oleh pemasok dengan

biaya yang dibebankan kepada perusahaan/usaha, besarnya biaya

angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.

Bila pembelian barang dagangan diangkut sendiri dengan kendaraan

milik perusahaan/usaha maka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam

Blok V Rincian 2.

Bila pembelian barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain,

besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.

Biaya transportasi Penjualan Barang Dagangan

Bila pembeli mengangkut sendiri, besarnya biaya angkut penjualan

barang dagangan tidak perlu diperkirakan.

Bila penjualan barang dagangan diangkut dengan kendaraan milik

perusahaan/usahamaka pengeluaran bahan bakar dicatat dalam Blok V

Rincian 2.

Bila penjualan barang dagangan menggunakan angkutan pihak lain,

besarnya biaya angkut dicatat dalam Blok V Rincian 2.

Page 46: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 44 -

Contoh pengisian:

BLOK VI: CATATAN

Memuat catatan petugas yang sifatnya memperjelas masalah yang ada

kaitan dengan kesulitan dalam pengisian kuesioner dan informasi penting

lainnya dari responden yang perlu dicatat. Catatan ditulis dengan singkat

dan jelas.

BLOK VII: KETERANGAN CONTACT PERSON

Blok ini pada hakikatnya merupakan pengesahan bahwa jawaban yang

diberikan dalam daftar diberikan oleh yang bertanggung jawab pada

perusahaan/usaha tersebut. Sertakan informasi nama contact person,

jabatan, nomor telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Informasi

tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjungan ulang.

BLOK VIII: KETERANGAN PETUGAS

Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang

melakukan pencacahan maupun pengawasan.

D. Pengisian daftar VPDP-14.PRODUSEN

Pada kuesioner VPDP-14.PRODUSEN sebelah kanan atas terdapat

lima kotak kode KBLI. Isian kotak ini disalin dari Daftar VPDP14-

DSP.PRODUSEN kolom 6. Pengisiannya dilakukan oleh pencacah sebelum

turun ke lapangan.

1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2013:

a. Stok Awal (sisa 2012)

b. Pembelian

c.

d. Hilang/rusak

e. Penjualan

f. Stok Akhir (sisa 2013)

*)Satuan yang digunakan: kilogram, kwintal, ton

2. a. Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian dan/atau penjualan barang 1

dagangan selama tahun 2013?

Ya 1 Tidak 2

b. Jika "Ya", berapa nilainya? Rp. 10.000.000

Dikonsumsi sendiri

termasuk yang diberikan

ke pihak lain

7 kwintal 9.500.000 66.500.000

1 kwintal

96 kwintal9.500.000 912.000.000

100 kwintal 8.000.000 800.000.000

1 kwintal

5 kwintal8.000.000 40.000.000

BLOK V: PEMBELIAN DAN PENJUALAN

Uraian Volume SatuanHarga Satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

kolom (2) x kolom (4)(1) (2) (3) (4) (5)

Page 47: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 45 -

BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

Blok ini terdiri dari 7 rincian, digunakan untuk mencatat nama dan

alamat perusahaan sebagai responden. Tidak semua rincian disalin dari

Daftar VPDP14-DSP. PRODUSEN, sebagian dilengkapi pada saat

pencacahan di lapangan.

Rincian1 s.d. Rincian 2: disalin dari Daftar VPDP14-DSP. PRODUSEN.

Rincian 3: disalin dari Daftar VPDP14-DSP. PRODUSEN atau dilengkapi

pada saat pencacahan di lapangan.

Rincian 4: dilengkapi pada saat pencacahan di lapangan.

Rincian5 s.d. Rincian 7: disalin dari Daftar VPDP14-DSP. PRODUSEN,

kolom (2) s.d. kolom (4).

Jika nama dan alamat perusahaan pada Rincian 6 dan 7 tidak sesuai

dengan kondisi di lapangan atau tidak lengkap, maka perbaiki/lengkapi

sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.

BLOK II: KETERANGAN KOMODITI

Blok ini digunakan untuk mencatat satu jenis komoditi yang dihasilkan

perusahaan/usaha pertanian dan industri pengolahan. Produsen yang

menjadi responden yaitu: industri minyak goreng, industri tepung terigu,

industri garam dan industri susu bubuk.

Rincian 1: Komoditi yang diproduksi:

Lingkari salah satu kode jenis komoditi yang diproduksi

perusahaan/usaha sesuai dengan yang telah ditentukan dalam Daftar

VPDP14-DSP.PRODUSEN.

Referensi waktu pada VPDP-14.PRODUSEN adalah selama tahun 2013 yaitu

dari Januari s.d Desember 2013.

Jika karena suatu hal responden meminta daftar isian untuk ditinggal

terlebih dahulu (tidak langsung wawancara pada saat itu),makaRincian

1 harus sudah dilingkari oleh pencacah.

Page 48: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 46 -

BLOK III: BAHAN BAKU

Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang asal

pengadaan bahan baku berdasarkan fungsi perusahaan/usaha dalam

lembaga usaha perdagangan/produksi, serta wilayah pengadaan bahan

baku.

Rincian 1: Pengadaan bahan baku utama selama tahun 2013:

Isikan besarnya persentase asal pengadaan bahan baku selama tahun

2013 menurut fungsi lembaga usaha pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j.

Jika ada rincian yang kosong isikan 0 (nol) pada kotak yang tersedia.

Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.j harus 100 persen. Jika di dalam

isian ada bilangan pecahan desimal, maka bilangan tersebut dibulatkan

sesuai dengan kaidah yang berlaku dan tuliskan ke kotak yang tersedia.

Pengadaan bahan baku khusus untuk perusahaan/usaha industri.

Penjelasan:

Bahan baku utama adalah material atau bahan dasar yang diperlukan

untuk menghasilkan suatu produk setelah melewati suatu proses

tertentu.

Produsen lain adalah apabila produsen yang menjadi responden

mendapat bahan baku yang merupakan hasil produksi perusahaan

lain. Contoh: Industri minyak goreng mendapatkan kelapa sawit dari

perusahaan minyak goreng lainnya.

Impor langsung adalah impor yang dilakukan oleh produsen itu

sendiri tanpa melalui pihak lain. Contoh: Produsen tepung terigu

mengimpor gandum dari Australia.

Produksi sendiri adalah bahan baku yang digunakan merupakan hasil

produksi sendiri. Contoh: Industri minyak goreng menggunakan kelapa

sawit dari hasil perkebunan sendiri.

Penjelasan mengenai Importir, Distributor, Agen, Pedagang grosir,

dan Pedagang eceran dapat dilihat pada penjelasan pengisian Daftar

VPDP14-PEDAGANG Blok II Rincian 3 dan Blok III Rincian 1.

Pertanyaan pada Blok III sampai dengan Blok VII berkaitan dengan

jenis komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas

Page 49: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 47 -

Rincian 2: Wilayah pengadaan bahan baku utama selama tahun

2013:

Isikan nama kabupaten/kota/negara pemasok, serta besarnya persentase

pengadaan bahan baku utama . Jika ada 10 (sepuluh) wilayah pengadaan

bahan baku produksi, maka tulisan ‟lainnya (terlampir)‟ dicoret kemudian

tuliskan nama kabupaten/kota/negara, serta persentase pengadaan

bahan baku. Bila wilayah pengadaan bahan baku/ bibit lebih dari 10

(sepuluh), maka lampirkan wilayah pengadaan bahan bakuselebihnya

beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 harus 100 persen

(termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode kabupaten/kota/negara

diisi oleh editor pengolahan.

Catatan:

Jika perusahaan melakukan impor sendiri bahan baku (Rincian 1a isi),

maka pengadaan/pembelian bahan baku dari luar negeri (Rincian 2 nama

negara) juga harus ada.

BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI

Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang tujuan

penjualan barang produksi berdasarkan fungsi perusahaan/usaha dalam

lembaga usaha perdagangan/produksi, serta wilayah penjualan barang

produksi.

Rincian 1: Penjualan barang produksi selama tahun 2013:

Isikan besarnya persentase pemasaran/penjualan barang produksiselama

tahun 2013 menurut fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha

perdagangan pada Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m.

Rincian 1.a akan terisi jika perusahaan/usaha melakukan ekspor sendiri

barang hasil produksinya.

Rincian 1.b s.d. 1.m akan terisi jika perusahaan/usaha menjual ke

perusahaan/usaha eksportir, distributor, agen, pedagang grosir,

supermarket/swalayan, pedagang eceran, industri pengolahan, kegiatan

usaha lainnya, pemerintah dan lembaga nirlaba, dan rumah tangga.

Jika dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m ada yang kosong beri tanda strip (-)

dan pada kotak tuliskan 0 (nol). Jumlah dari Rincian 1.a s.d. Rincian 1.m

harus 100 persen. Jika di dalam isian ada bilangan pecahan desimal,

Page 50: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 48 -

maka bilangan tersebut dibulatkan sesuai dengan kaidah yang berlaku,

dan tuliskan ke kotak yang tersedia.

Penjelasan:

Penjelasan mengenai Ekspor Langsung, Eksportir, Distributor, Agen,

Pedagang Grosir, Supermarket/Swalayan, Pedagang Eceran, Industri

Pengolahan, Kegiatan Usaha Lainnya, Pemerintah dan Lembaga

Nirlaba, dan Rumah Tangga. dapat dilihat pada penjelasan pengisian

Daftar VPDP-14.PEDAGANG Blok II Rincian 3.

Contoh:

Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2013:

Jika perusahaan/usaha melakukan ekspor langsung, maka yang diisikan

adalah nama negara tempat kedudukan perusahaan pembeli, serta

besarnya persentase pada wilayah penjualan barang produksi.Jika

perusahaan/usaha menjual ke eksportir, distributor, agen, pedagang

grosir, supermarket/swalayan, industri pengolahan, dan/atau kegiatan

usaha lain, maka yang diisikan adalah nama kabupaten/kota tempat

kedudukan perusahaan/usaha pembeli, serta persentasenya. Jika ada

sepuluh wilayah pemasaran/penjualan barang produksi, maka tulisan

‟lainnya (terlampir)‟ dicoret kemudian tuliskan nama

1. Penjualan barang produksi selama tahun 2013:

No. Tujuan penjualan barang produksi Persentase

(1)

a. Ekspor langsung ………………………………………………………………………………………………………… a. 3 0 %

b. Eksportir ………………………………………………………………………………………………………… b. %

c. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… c. 5 0 %

d. Agen ………………………………………………………………………………………………………… d. %

e. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… e. %

f. Pedagang pengumpul ………………………………………………………………………………………………………… f. %

g. Department Store ………………………………………………………………………………………………………… g. %

h. Supermarket/swalayan ………………………………………………………………………………………………………… h. 1 5 %

i. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… i. 5 %

j. Industri pengolahan ………………………………………………………………………………………………………… j. %

k. Kegiatan usaha lainnya ………………………………………………………………………………………………………… k. %

l. Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… l. %

m. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… m. %

1 0 0 %Jumlah

BLOK IV: PENJUALAN PRODUKSI

(2) (3)

Page 51: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 49 -

kabupaten/kota/negara, serta besarnya persentase pada wilayah

pemasaran/penjualan barang produksi. Apabila wilayah penjualan barang

produksi lebih dari sepuluh, maka lampirkan wilayah penjualan barang

produksi lainnya, beserta persentasenya. Jumlah dari Rincian 2 harus 100

persen (termasuk yang ada di lampiran, jika ada). Kode

kabupaten/kota/negara diisi oleh editor pengolahan.

Contoh:

2. Wilayah penjualan barang produksi selama tahun 2013:

No Kabupaten/Kota/Negara Kode *) Persentase

(1) (2) (3) (4)

a. KOTA JAKARTA SELATAN

3 0%

b. KOTA BANDUNG

2 0%

c. KOTA SEMARANG

2 5%

d. KOTA SURABAYA

2 5%

e. …………..……………..…………………………………………………………………………… %

f. …………..……………..…………………………………………………………………………… %

g. …………..……………..…………………………………………………………………………… %

h. …………..……………..…………………………………………………………………………… %

i. …………..……………..…………………………………………………………………………… %

j. …………..……………..…………………………………………………………………………… %

k. Lainnya (diisi pada lampiran)

1 0 0 %

*) Kode Kabupaten/Kota/Negara diisi oleh Pemeriksa/Koordinator Lapangan

Jumlah

BLOK V: KENDALA PERUSAHAAN/USAHA

Blok ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang kendala yang

dialami perusahaan/usaha selama tahun 2013.

Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi selama tahun

2013?

Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala selama

Januari sampai dengan Desember 2013, dan kode 2 jika

perusahaan/usaha tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan

langsung ke Rincian 2.

Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala

Kendala yang dialami perusahaan/usaha bisa lebih dari satu. Lingkari

kode jawaban yang tersedia, jika jawaban lebih dari satu jumlahkan

kodenya dan tuliskan pada kotak yang tersedia.

Page 52: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 50 -

Penjelasan:

Kendala kesulitan modal seperti: tidak cukup tersedia modal, sulit

mencari pinjaman modal, dsb.

Kendala tenaga kerja terampil seperti: tidak cukup tersedia tenaga kerja

yang terampil, tenaga kerja terampil mahal (minta gaji tinggi), dsb.

Kendala birokrasi administrasi seperti: mengenai perijinan (kuota

impor), proses tender yang rumit.

Kendala bahan baku seperti: bahan baku langka, bahan baku mahal,

bahan baku tidak tersedia di dalam negeri, dsb.

Kendala bencana alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai,

gelombang laut tinggi, tanah longsor, bencana alam, dsb

Kendala transportasi seperti: jalan rusak, alat transportasi kurang

tersedia, belum ada jalan penghubung, bongkar muat di pelabuhan lama,

dsb.

Kendala lainnya seperti: keamanan, pungutan tidak resmi, faktor

geografis, dsb.

Rincian 1.c: Kendala utama proses produksi

Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan

tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah

satu kode yang dilingkari pada Rincian1b.

Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang produksi

selama tahun 2013?

Lingkari kode 1 jika perusahaan/usaha mengalami kendala dalam

penjualan barang produksi selama tahun 2013, dan kode 2 jika

perusahaan tidak mengalami kendala. Jika kode 2, pertanyaan langsung

ke Blok VI.

Rincian 2.b: Jika “Ya”, jenis kendala:

Jenis kendala yang dialami perusahaan/usaha dalam penjualan barang

produksi bisa lebih dari satu. Lingkari kode jawaban yang tersedia, jika

jawaban lebih dari satu jumlahkan kodenya dan tuliskan pada kotak yang

tersedia.

Penjelasan:

Kendala persaingan pasar seperti: banyak pedagang menjual komoditi

yang sama.

Page 53: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 51 -

Kendala rantai distribusi seperti: terlalu panjang jalur distribusi barang

sampai ke tujuan.

Kendala sarana dan prasarana produksi seperti: mesin, gudang dan

lainnya sebagainya.

Kendala bencana alam seperti: banjir, curah hujan yang tinggi, badai,

gelombang laut tinggi, tanah longsor, bencana alam, dsb

Kendala transportasi dan kendala lainnya lihat penjelasan pada Rincian

1b.

Rincian 2.c: Kendala utama penjualan

Jika perusahaan/usaha mengalami lebih dari satu kendala, tanyakan dan

tuliskan kendala yang utama. Kode pada rincian ini merupakan salah

satu kode yang dilingkari pada Rincian2b.

BLOK VI: NERACA PRODUKSI

Blok ini mencatat stok komoditi yang diteliti pada keadaan awal Januari

2013 (sisa 2012), total produksi, dikonsumsi sendiri, hilang/rusak,

produksi yang terjual selama tahun 2013 (Januari sampai dengan

Desember 2013), dan stok akhir (sisa 2013).

Rincian 1: Produksi selama tahun 2013:

Yang dimaksud dengan produksi selama tahun 2013 adalah produksi dari

bulan Januari sampai dengan Desember 2013.

Rincian 1.a:

Kolom (1): Stok awal (sisa 2012)

Adalah stok barang produksi yang masih tersedia pada 1 Januari 2013.

Kolom (2): Volume:

Adalah volume barang produksi perusahaan yang masih tersedia di

gudang pada 1 Januari 2013.

Kolom (3): Satuan

Adalah satuan untuk barang yang volumenya diisikan pada kolom (2).

Satuan yang digunakan harus merupakan satuan standar. Contoh: ton,

kwintal, kilogram.

Page 54: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 52 -

Kolom (4): Harga Satuan (Rp)

Isikan harga satuan stok awal di kolom (4).

Kolom (5): Nilai (Rp)

Isikan nilai stok ini di kolom (5). Seandainya perusahaan/usaha sudah

mengetahui nilai stok awal (tidak termasuk PPn), gunakan informasi ini

dan isikan pada kolom (5).

Rincian 1.b:

Kolom (1): Produksi

Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditi yang diteliti) dari

Januari s.d. Desember 2013. Cara pengisian kolom (2) s.d kolom (4) sama

dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan pada kolom (3)

harus sama.

Rincian 1.c:

Kolom (1): Dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain

Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditi yang diteliti) dari

Januari s.d. Desember 2013 yang dikonsumsi oleh perusahaan/usaha itu

sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain (hibah). Cara pengisian

kolom (2) s.d kolom (3) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang

digunakan pada kolom (3) harus sama.

Rincian 1.d:

Kolom (1): Hilang/rusak

Yang dimaksud adalah produksi barang (komoditi yang diteliti) dari

Januari s.d. Desember 2013 yang rusak/hilang. Cara pengisian kolom (2)

s.d kolom (3) sama dengan pengisian Rincian 1.a. Satuan yang digunakan

pada kolom (3) harus sama.

Rincian1.e:

Kolom (1): Produksi yang terjual

Yang dimaksud pada rincian ini adalah barang produksi

perusahaan/usaha yang terjual dari Januari s.d. Desember 2013.

Termasuk barang yang diproduksi sebelum Januari 2013 tetapi terjual

pada periode Januari s.d Desember 2013. Cara pengisian kolom (2) s.d.

kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1a. Satuan yang digunakan

pada kolom (3) harus sama.

Page 55: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 53 -

Catatan:

Khusus untuk produksi yang terjual, harga satuan dan nilainya adalah

sesuai harga penjualan (termasuk PPn).

Rincian 1.a ditambah Rincian 1.b harus lebih besar atau sama dengan

Rincian 1.c ditambah Rincian 1.d ditambah Rincian 1.e.

Rincian 1.f:

Kolom (1): Stok akhir (sisa 2013)

Yang dimaksud pada rincian ini adalah stok barang produksi

perusahaan/usaha pada 31Desember2013. Cara pengisian kolom (2) s.d.

kolom (4) sama dengan pengisian Rincian 1a. Satuan yang digunakan

pada kolom (3) harus sama dengan rincian lainnya.

Contoh:

BLOK VII: CATATAN

Memuat catatan petugas yang sifatnya memperjelas masalah yang ada

kaitan dengan kesulitan dalam pengisian kuesioner dan informasi penting

lainnya dari responden yang perlu dicatat. Catatan ditulis dengan singkat

dan jelas.

BLOK VIII: KETERANGAN CONTACT PERSON

Blok ini pada hakikatnya merupakan pengesahan bahwa jawaban yang

diisikan dalam daftar diberikan oleh yang bertanggung jawab pada

perusahaan/usaha tersebut. Sertakan informasi nama contact person,

jabatan, nomor telepon, tanggal pengisian, dan tanda tangan. Informasi

tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan adanya kunjungan ulang.

BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS

Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang

melakukan pencacahan maupun pengawasan/pemeriksaan.

1. Produksi selama tahun 2013:

a. Stok Awal (sisa 2012)

b. Produksi

c.

d. Hilang/rusak

e. Penjualan

f. Stok Akhir (sisa 2013)

Satuan yang digunakan: Kilogram, Kwintal, Ton

BLOK VI: NERACA PRODUKSI

kolom (2) x kolom (4)(1) (2) (3) (4) (5)

Uraian Volume SatuanHarga Satuan

(Rp)

Nilai (Rp)

1 kwintal

5 kwintal 6.000.000 30.000.000

250 kwintal 6.000.000 1.500.000.000

Dikonsumsi sendiri

termasuk yang

diberikan ke pihak lain

1 kwintal

235 kwintal 8.000.000 1.880.000.000

18 kwintal 6.000.000 108.000.000

Page 56: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 54 -

BAB VI

PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN DAFTAR VPDP-14

(ATURAN VALIDASI)

A. Pemeriksaan Secara Umum

1. Banyaknya dokumen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang

menjadi tanggung jawab masing-masing PCS.

2. Untuk setiap dokumen, isian kode KBLI yang ada dipojok kanan atas

cover depan kuesioner harus sesuai dengan isian pada Daftar Sampel

Perusahaan (VPDP-14.DSP) kolom (6). Sesuaikan jika isiannya berbeda.

3. Periksa kesesuaian jenis dokumen (Pedagang atau Produsen) dengan

kegiatan usahanya.

4. Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf kapital (balok), jika

belum harus dibetulkan. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan

konsistensi isian yang saling terkait.

5. Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus

sudah menggunakan satuan standar. Apabila belum menggunakan

satuan yang ditentukan agar memberikan catatan konversi dari satuan

tersebut ke satuan standar yang telah ditentukan.

6. Jika terdapat hal-hal yang meragukan, kurang jelas, dan sebagainya,

konfirmasikan kepada petugas pencacah agar dapat dilakukan

perbaikan.

B. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-14.PEDAGANG

a. Blok I: Pengenalan Tempat

1. Periksa isian identitas pada Blok I, yang disalin dari daftar VPDP-

14.DSP.PEDAGANG dan dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir

dilapangan.

2. Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret

(Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk

Rincian 4, coret yang tidak sesuai (Kelurahan/Desa atau

Kelurahan/Desa).

3. Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan

nomor urut pada daftar VPDP-14.DSP.PEDAGANG kolom (2).

Page 57: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 55 -

4. Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat perusahaan/usaha

dengan daftar VPDP14-DSP.PEDAGANG kolom (3) dan (4). Nama

dan alamat perusahaan ini bisa berbeda dengan VPDP14-

DSP.PEDAGANG, disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Alamat

harus lengkap, jika tidak lengkap konfirmasikan kepada pencacah

untuk dilengkapi sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.

b. Blok II: Keterangan Umum

1. Rincian 1: Kegiatan utama perusahaan/usaha

Cermati penulisan kegiatan utama yang dilakukan usaha ini, apakah

sudah secara rinci dan jelas sehingga dapat diketahui dan

diidentifikasi secara tepat KBLI-nya. Pemeriksa mengisikan kode

KBLI (5 digit). KBLI yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS

No.57 Tahun 2009 tentang KBLI. Cermati apakah isian KBLI-nya

sudah sesuai dengan isian pada kegiatan utama tersebut. Jika ragu,

konfirmasikan kembali ke pencacah untuk memastikan jenis

kegiatan utamanya. Kode KBLI disini bisa berbeda dengan kode KBLI

yang ada di pojok kanan atas Blok I, karena kode yang ditulis pada

rincian ini adalah yang sesuai dengan hasil lapangan.

2. Rincian 2: Komoditi yang diteliti

Harus diperhatikan hanya satu kode jenis komoditi yang dilingkari.

Bila lebih dari satu kode yang dilingkari harap ditanyakan kepada

petugas.

Pertanyaan pada Blok II Rincian 3 s.d. Blok VI (catatan) berkaitan

dengan komoditi yang dijual pada Blok II Rincian 2.

3. Rincian 3: Fungsi perusahaan/usaha dalam lembaga usaha

perdagangan

Harus diperhatikan hanya satu yang dilingkari, bila lebih dari satu

kode yang dilingkari harap ditanyakan kepada petugas (sesuai

dengan di lapangan). Fungsi perusahaan/usaha sebagai pedagang

pengumpul bukan merupakan cakupan dalam Survei Pola

Distribusi 2014.

Periksa pula konsistensi isian, jika Rincian 3 ini berkode 9, maka

pada kode KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah untuk kegiatan

perdagangan eceran (47111 dan 47112). Jika selain kode 9, maka

Page 58: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 56 -

KBLI di Blok II rincian 1 kolom (2) adalah untuk kegiatan

perdagangan besar (46315, 46339, dan 46326). Jika tidak sesuai,

tanyakan kepada pencacah rincian mana yang benar dan perbaiki

isian kode yang salah.

c. Blok III: Distribusi Perdagangan

1. Rincian 1: Pembelian barang dagangan selama tahun 2013

Periksa jumlah persentase pada Rincian 1.a s.d. 1.k apakah sudah

sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak

wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada pencacah. Blok III

Rincian 1.i harus kosong.

Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III

Rincian 1

Jika Blok II Rincian 3 kode 1 (distributor) maka Blok III Rincian

1.e, dan 1.g harus kosong (-).

Jika Blok II Rincian 3 kode 3 (agen) maka Blok III Rincian 1.g

harus kosong (-).

Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok III

Rincian 1.a (impor langsung) harus persentase terbesar.

Jika pada Blok II Rincian 3 berkode selain 9, maka isian Blok III

rincian 1.j (pedagang eceran) harus bukan merupakan persentase

terbesar.

2. Rincian 2: Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2013.

Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah sama

dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2 terakhir ada isian

maka pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara

sudah ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong konfirmasikan kepada

pencacah untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi

oleh pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi

isian, jika fungsi perusahaan sebagai importir (Blok II Rincian 3 kode

8), maka pada Rincian 2 harus ada isian nama negara dan total

persentase harus sama dengan Rincian 1.a (impor langsung).

3. Rincian 3: Penjualan barang dagangan selama tahun 2013

Periksa jumlah persentase pada 3.a s.d. 3.o apakah sudah sama

dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar

atau bahkan kosong tanyakan kembali pada pencacah.

Page 59: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 57 -

Rincian 3.i. harus kosong.

Periksa konsistensi isian Blok II Rincian 3 dengan Blok III

Rincian 3

Jika Blok II Rincian 3 kode 1 - 8 maka jumlah persentase Blok III

Rincian 3.a s.d. 3.n harus lebih besar dari 3.o. Isian Rincian 3.o

harus kurang dari 50 persen.

Jika Blok II Rincian 3 kode 2 maka Blok III Rincian 3.c harus

kosong.

Jika Blok II Rincian 3 kode 4 maka Blok III Rincian 3.c dan 3.e

harus kosong.

Jika pada Blok II Rincian 3 kode 7 (eksportir) maka isian Blok III

Rincian 3.a (ekspor langsung) harus persentase terbesar.

Jika pada Blok II Rincian 3 kode 8 (importir) maka isian Blok III

Rincian 3.a dan 3.b harus kosong. Jika perusahaan ekspor impor

selain mengimpor juga melakukan ekspor, maka ambil yang

mempunyai omset terbesar.

Jika Blok II Rincian 3 kode 9 maka yang boleh terisi hanya Blok III

Rincian 3.j s.d. 3.o dan persentase 3.o harus terbesar.

4. Rincian 4: Wilayah penjualan barang dagangan selama tahun 2013

Periksa jumlah persentase pada Rincian 4, apakah sudah sama

dengan 100 persen. Bila Rincian 4.a s.d. Rincian 4 terakhir ada isian

maka pastikan bahwa nama-nama kabupaten/kota atau negara

sudah ditulis/dilampirkan. Seandainya kosong konfirmasikan kepada

pencacah untuk dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi

oleh pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi

isian, jika fungsi perusahaan sebagai eksportir (Blok II Rincian 3

kode 7), maka pada Rincian 4 harus ada isian nama negara dan total

persentase harus sama dengan Blok III Rincian 3.a (ekspor langsung).

d. Blok IV: Kendala Pengadaan dan Pemasaran Barang Dagangan

1. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam pengadaan barang dagangan

selama tahun 2013 ?

Pada Rincian 1.a salah satu kode jawaban harus sudah dilingkari,

dan periksa apakah kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan

ke dalam kotak yang tersedia dengan benar. Jika kode 2 yang

dilingkari “Langsung ke Rincian 2“, maka Rincian 1.b dan Rincian 1.c

Page 60: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 58 -

harus kosong.

Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Rincian 1.b harus ada isian jika Rincian 1.a kode 1 dilingkari.

Rincian 1.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari.

Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala,

apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk

dicek ke lapangan lagi.

Rincian 1.c: Kendala Utama

Rincian 1.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang

dilingkari pada Rincian 1.b. Jika Rincian 1.b hanya satu kode yang

dilingkari, maka isian Rincian 1.c harus sama dengan kode yang

dilingkari pada Rincian 1.b.

2. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam pemasaran barang dagangan

selama tahun 2013 ?

Periksa apakah salah satu kode sudah dilingkari, dan periksa apakah

kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam kotak

yang tersedia dengan benar. Jika berkode 2 “Langsung ke Blok V“,

jika berkode 1 maka Rincian 2.b dan 2.c harus ada isian.

Rincian 2.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari.

Rincian 2.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang dilingkari.

Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada penjelasan jenis kendala,

apabila belum dituliskan agar dikonfirmasikan kepada petugas untuk

dicek ke lapangan lagi.

Rincian 2.c: Kendala Utama

Rincian 2.c, isiannya harus sesuai dengan salah satu kode yang

dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian 2.b hanya satu kode yang

dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama dengan kode yang

dilingkari pada Rincian 2.b.

e. Blok V: Pembelian dan Penjualan

Pertanyaan pada blok ini diisi oleh responden berdasarkan petunjuk dari

PCS. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan dengan cermat untuk

setiap isian.

1. Pembelian dan penjualan barang dagangan selama tahun 2013:

Page 61: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 59 -

a) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok

awal 2013 (sisa 2012). Satuan harus menggunakan satuan

standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan.

Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5). Isian pada Blok V

Rincian 1.a kolom (2) adalah keadaan pada 1 Januari 2013.

b) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

pembelian selama tahun 2013.

Isian besarnya volume perlu di cek kewajarannya karena periode

penjualan komoditinya selama setahun. Satuan harus

menggunakan satuan standar dan jika tidak menggunakan

satuan standar harus dikonversikan ke dalam satuan standar,

lihat kewajarannya disesuaikan dari jenis komoditi yang

diperdagangkan.

Blok V Rincian 1.a kolom (2) ditambah Rincian 1.b kolom (2)

harus sama dengan jumlah Rincian 1.c + 1.d + 1.e + 1.f kolom

(2).

c) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan

yang dikonsumsi sendiri. Barang dagangan yang dikonsumsi

sendiri dapat kosong.

d) Periksa kewajaran isian volume dan satuan barang dagangan

yang hilang/rusak. Barang dagangan yang hilang/rusak bisa

kosong.

e) Periksa kewajaran isian volume dan satuan dari penjualan

selama tahun 2013. Blok V Rincian 1.e kolom (4) dan kolom (5)

harus lebih besar dari Rincian 1.b kolom (4) dan kolom (5).

f) Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari stok

akhir (sisa 2013). Satuan harus menggunakan satuan standar

yang ditentukan, jika tidak sesuai harus dikonversikan. Periksa

pula kewajaran nilai pada kolom (5). Isian pada Blok V Rincian

1.f kolom (2) adalah keadaan pada 31 Desember 2013.

2. Rincian 2.a: Apakah ada biaya transportasi dalam pembelian

dan/atau penjualan barang dagangan selama tahun 2013?

Periksa apakah salah satu kode sudah dilingkari, dan periksa apakah

kode yang dilingkari tersebut sudah dipindahkan ke dalam kotak yang

tersedia dengan benar. Jika berkode 2 maka Rincian 2.b harus

kosong.

Page 62: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 60 -

Rincian 2.b: Jika "Ya", berapa nilainya?

Periksa kewajaran isian biaya transportasi dalam pembelian dan/atau

penjualan barang dagangan selama tahun 2013. Jika Rincian 2.a

kode 1 dilingkari maka Rincian 2.b harus diisi. Periksa pula apakah

biaya yang ada sudah benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat

keraguan, maka konfirmasikan pada pencacah untuk mengetahui

kebenaran isian, apakah perlu dilakukan kunjungan ulang.

f. Blok VI: Catatan

Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan

pada blok ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa

menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang

berkaitan dengan isian kuesioner.

g. Blok VII: Keterangan Contact Person

Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang

meliputi nama pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal

pengisian, dan tanda tangan. Hal ini berguna sebagai bukti

pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-benar

merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi

usahanya.

h. Blok VIII: Keterangan Petugas

1. Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1,

tanggal pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan

tanda tangannya di Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum

mengisi Rincian tersebut, diminta agar mengisinya sebagai

tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya.

2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian

dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus

mengisi Rincian 1 sampai dengan Rincian 3 pada kolom (3)

sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.

Page 63: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 61 -

C. Pemeriksaan Untuk Isian Daftar VPDP-14.PRODUSEN

KBLI pada cover kuesioner adalah 10423, 10432, 10617, 10774, dan 10520

disalin dari daftar VPDP14-DSP.PRODUSEN.

a. Blok I: Pengenalan Tempat

1. Periksa isian identitas pada BLOK I, yang disalin dari daftar

VPDP-14. DSP.PRODUSEN dan dilengkapi sesuai dengan

kondisi terakhir dilapangan.

2. Untuk Rincian 2, yang tidak sesuai harus sudah dicoret

(Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota), demikian juga untuk

Rincian 4 coret yang tidak sesuai (Kelurahan/Desa atau

Kelurahan/Desa).

3. Rincian 5 (nomor urut perusahaan/usaha) harus sama dengan

nomor urut pada daftar VPDP-14.DSP.PRODUSEN kolom (2).

4. Rincian 6 dan 7, cocokkan nama dan alamat

perusahaan/usaha dengan daftar VPDP-14.DSP.Produsen

kolom (3) dan (4). Nama dan alamat perusahaan ini bisa

berbeda dengan VPDP-14.DSP, disesuaikan dengan kondisi di

lapangan. Alamat harus lengkap, jika tidak lengkap

konfirmasikan kepada pencacah untuk dilengkapi sesuai

dengan kondisi terakhir di lapangan.

b. Blok II: Keterangan Komoditi

Rincian 1: Komoditi yang diteliti, periksa apakah salah satu kode

komoditi sudah dilingkari, dan periksa pula apakah kode yang

dilingkari tersebut sudah dituliskan ke dalam kotak yang tersedia

dengan benar.

Pertanyaan pada Blok III s.d. Blok VII berkaitan dengan

Jenis Komoditi yang diteliti pada Blok II Rincian 1 di atas

c. Blok III: Bahan Baku

1. Rincian 1: Pengadaan bahan baku utama selama tahun 2013

Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.j apakah sudah

sama dengan 100 persen. Rincian 1.f dan 1.i harus kosong.

Periksa pula kewajaran isian, jika tidak wajar atau bahkan

kosong tanyakan kembali pada PCS.

2. Rincian 2: Wilayah pengadaan bahan baku utama selama

tahun 2013

Page 64: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 62 -

Periksa jumlah persentase pada Rincian 2, apakah sudah

sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2

terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama

kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan,

seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS untuk

dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh

pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi

isian, jika Rincian 1.a ada isian, maka pada Rincian 2 harus

ada isian nama negara dan total persentasenya harus sama

dengan Rincian 1.a (impor langsung).

d. Blok IV: Penjualan Produksi

1. Rincian 1: Penjualan barang produksi selama tahun 2013

Periksa jumlah persentase pada 1.a s.d. 1.m apakah sudah

sama dengan 100 persen. Periksa pula kewajaran isian, jika

tidak wajar atau bahkan kosong tanyakan kembali pada PCS.

Rincian 1.f dan 1.g (warna latar belakang abu-abu) harus

kosong.

2. Rincian 2: Wilayah penjualan barang produksi selama tahun

2013

Periksa jumlah persentase pada Rincian 2 apakah sudah

sama dengan 100 persen. Bila Rincian 2.a s.d. Rincian 2

terakhir ada isian maka pastikan bahwa nama-nama

kabupaten/kota atau negara sudah ditulis/dilampirkan,

seandainya kosong konfirmasikan kepada PCS untuk

dilengkapi. Kode kabupaten/kota/negara akan diisi oleh

pemeriksa/koordinator lapangan. Periksa pula konsistensi

isian, jika Rincian 1.a ada isian, maka Rincian 2 harus ada

isian nama negara dan total persentasenya harus sama

dengan Rincian 1.a.

e. Blok V: Kendala Perusahaan/Usaha

1. Rincian 1.a: Apakah ada kendala dalam proses produksi

selama tahun 2013?

Pada Rincian 1.a salah satu kode jawaban harus sudah

dilingkari, jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Rincian

2“, maka Rincian 1.b dan Rincian 1.c harus kosong.

Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Page 65: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 63 -

Rincian 1.b harus ada isian jika Rincian 1.a kode 1 dilingkari.

Rincian 1.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang

dilingkari. Apabila kode 64 dilingkari maka harus ada

penjelasan jenis kendala. Apabila belum dituliskan agar

dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan lagi.

Rincian 1.c: Kendala Utama Proses Produksi

Rincian 1.c isiannya harus sesuai dengan salah satu kode

yang dilingkari pada Rincian 1.b. Jika Rincian 1.b hanya satu

kode yang dilingkari, maka isian Rincian 1.c harus sama

dengan kode yang dilingkari pada Rincian 1.b.

2. Rincian 2.a: Apakah ada kendala dalam penjualan barang

produksi selama tahun 2013?

Pada Rincian 2.a salah satu kode jawaban harus sudah

dilingkari, jika kode 2 yang dilingkari “Langsung ke Blok VI“,

maka Rincian 2.b dan Rincian 2.c harus kosong.

Rincian 1.b: Jika "Ya", jenis kendala:

Rincian 2.b harus ada isian jika Rincian 2.a kode 1 dilingkari.

Rincian 2.b boleh lebih dari satu kode jawaban yang

dilingkari. Apabila kode 32 dilingkari maka harus ada

penjelasan jenis kendala. Apabila belum dituliskan agar

dikonfirmasikan kepada PCS untuk dicek ke lapangan lagi.

Rincian 1.c: Kendala Utama Penjualan

Rincian 2.c isiannya harus sesuai dengan salah satu kode

yang dilingkari pada Rincian 2.b. Jika Rincian 2.b hanya satu

kode yang dilingkari, maka isian Rincian 2.c harus sama

dengan kode yang dilingkari pada Rincian 2.b.

f. Blok VI: Neraca Produksi

Periksa dengan cermat untuk setiap isian.

1. Produksi selama tahun 2013

a. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

stok awal (sisa 2012). Satuan harus menggunakan satuan

standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus

dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).

Isian pada Blok VI Rincian 1.a kolom (2) adalah keadaan

pada 1 Januari 2013.

b. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

Page 66: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 64 -

total produksi. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).

c. Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang

dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan kepada pihak

lain. Produksi yang dikonsumsi sendiri bisa kosong.

d. Periksa kewajaran isian volume dan satuan produksi yang

hilang/rusak. Produksi yang hilang/rusak bisa kosong.

e. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

produksi yang terjual, lihat juga kewajaran dari nilai pada

kolom (5). Periksa pula konsistensi isian, bahwa Rincian 1.a

+ 1.b harus sama dengan Rincian 1.c + 1.d + 1.e. + 1.f.

f. Periksa kewajaran isian baik volume maupun satuan dari

stok akhir (sisa 2013). Satuan harus menggunakan satuan

standar yang ditentukan, jika tidak sesuai harus

dikonversikan. Periksa pula kewajaran nilai pada kolom (5).

Isian pada Blok VI Rincian 1.f kolom (2) adalah keadaan

pada 31 Desember 2013.

g. Blok VII: Catatan

Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, tuliskan

pada blok ini. Selain informasi dari responden, PCS dan PMS bisa

menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang

berkaitan dengan isian kuesioner.

h. Blok VIII: Keterangan Contact Person

Periksa kembali apakah sudah diisi secara lengkap, yang

meliputi nama pemberi jawaban, jabatan, telepon, tanggal

pengisian, dan tanda tangan. Hal ini berguna sebagai bukti

pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-benar

merupakan jawaban responden yang sudah sesuai dengan kondisi

usahanya.

i. Blok IX: Keterangan Petugas

1. Periksa apakah PCS telah menuliskan nama di Rincian 1,

tanggal pelaksanaan kegiatan di Rincian 2 dan membubuhkan

tanda tangannya di Rincian 3, pada kolom (2). Bila PCS belum

mengisi Rincian tersebut, diminta agar mengisinya sebagai tanda

pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya.

Page 67: PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK · Hal ini terlihat dari melambungnya harga barang kebutuhan masyarakat, serta kelangkaan barang tersebut di beberapa daerah. Selain itu, rasa

- 65 -

2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian

dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, PMS harus

mengisi Rincian 1 sampai dengan Rincian 3 pada kolom (3)

sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

SURYAMIN