peraturan daerah kabupaten lombok tengah nomor 3 … · tentang pembagian urusan pemerintahan...

72
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TENGAH, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah yang mengatur tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah sudah tidak sesuai sehingga perlu disesuaikan; b. bahwa penyesuaian Organisasi sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilakukan dalam rangka penataan Organisasi Perangkat Daerah yang diarahkan pada efisiensi, efektifitas dan produktifitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655) ; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Upload: others

Post on 01-Jan-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

NOMOR 3 TAHUN 2008

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK TENGAH,

Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah yang mengatur tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah sudah tidak sesuai sehingga perlu disesuaikan;

b. bahwa penyesuaian Organisasi sebagaimana dimaksud pada huruf a, dilakukan dalam rangka penataan Organisasi Perangkat Daerah yang diarahkan pada efisiensi, efektifitas dan produktifitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655) ;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2

4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4310);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

7. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 );

10. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660);

11. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4774);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) ;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588 );

15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593 );

3

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 );

17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2007 Nomor 2);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Lombok Tengah Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008 Nomor 2);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

dan

BUPATI LOMBOK TENGAH

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Lombok Tengah ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah ;

c. Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Bupati adalah Bupati Lombok Tengah;

4

d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Tengah;

e. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Tengah;

f. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Tengah ;

g. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Setwan adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Tengah

h. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Sekwan adalah Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lombok Tengah;

i. Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga yang ada pada pemerintah Kabupaten Lombok Tengah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan;

j. Dinas adalah unsur pelaksana pemerintah Kabupaten Lombok Tengah ;

k. Lembaga Teknis Daerah adalah unsur pelaksana tugas-tugas tertentu yang karena sifatnya tidak tercakup oleh sekretariat daerah dan dinas daerah;

l. Badan dan kantor adalah lembaga teknis daerah Kabupaten Lombok Tengah

m. Ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, pemerintahan daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram tertib dan teratur;

n. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten;

o. Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten di wilayah kerja Kecamatan;

p. Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah pelaksana sebagian tugas dinas di Kecamatan;

q. Jabatan Fungsional adalah jabatan untuk melaksanakan tugas pemerintah Kabupaten sesuai dengan keahlian dan kebutuhan daerah;

r. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.

BAB II PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 2

(1) Membentuk Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

(2) Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. Sekretariat Daerah;

b. Sekretariat DPRD;

c. Dinas-dinas Daerah terdiri dari :

1. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga;

2. Dinas Kesehatan;

5

3. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

4. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika;

5. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;

6. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

7. Dinas Pekerjaan Umum;

8. Dinas Koperasi dan UKM;

9. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

10. Dinas Pertanian dan Peternakan;

11. Dinas Kelautan dan Perikanan;

12. Dinas Kehutanan dan Perkebunan;

13. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;

14. Dinas Pendapatan ;

d. Inspektorat;

e. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

f. Lembaga Teknis Daerah terdiri dari :

1. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat;

2. Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Daerah;

3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

4. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;

5. Badan Kepegawaian Daerah;

6. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;

7. Kantor Lingkungan Hidup;

8. Kantor Ketahanan Pangan ;

9. Rumah Sakit Umum Daerah;

10. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.

g. Kecamatan terdiri dari :

1. Kecamatan Praya;

2. Kecamatan Praya Tengah;

3. Kecamatan Praya Barat;

4. Kecamatan Praya Barat Daya;

5. Kecamatan Praya Timur;

6. Kecamatan Pujut;

7. Kecamatan Janapria;

8. Kecamatan Kopang;

9. Kecamatan Batukliang;

10. Kecamatan Batukliang Utara;

11. Kecamatan Pringgarata;

12. Kecamatan Jonggat.

6

h. Kelurahan terdiri dari :

1. Kelurahan Praya;

2. Kelurahan Gerantung;

3. Kelurahan Semayan;

4. Kelurahan Jontlak;

5. Kelurahan Gerunung;

6. Kelurahan Gonjak;

7. Kelurahan Leneng;

8. Kelurahan Sasake;

9. Kelurahan Renteng;

10. Kelurahan Tiwugalih;

11. Kelurahan Prapen;

12. Kelurahan Panjisari.

i. Unit Pelaksana Teknis Dinas dan /atau Badan.

Pasal 3

(1) Sekretariat Daerah merupakan unsur staf dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

(2) Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, dipimpin oleh Sekretaris Dewan, dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggungjawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(3) Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(4) Inspektorat Daerah merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Lombok Tengah, dipimpin oleh Inspektur, dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

(5) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencanaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(6) Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas Bupati dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

7

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Pertama

Sekretariat Daerah

Pasal 4

Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari :

a. Sekretaris Daerah.

b. Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat membawahi dan mengkoordinasikan :

1. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum, membawahi :

a) Sub Bagian Pemerintahan Umum;

b) Sub Bagian Otonomi Daerah;

c) Sub Bagian Pemerintahan Desa dan Kelurahan.

2. Bagian Humas dan Protokol, membawahi :

a) Sub Bagian Pemberitaan dan Hubungan Masyarakat;

b) Sub Bagian Protokol;

c) Sub Bagian Sandi dan Telekomonikasi.

3. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, membawahi :

a) Sub Bagian Agama, Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Organisasi Masyarakat;

b) Sub Bagian Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana dan Kesehatan;

c) Sub Bagian Pendidikan, Seni Budaya, Pemuda dan Olahraga.

4. Bagian Hukum, membawahi :

a) Sub Bagian Perundang-Undangan;

b) Sub Bagian Dokumentasi dan Penyuluhan Hukum;

c) Sub Bagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

c. Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan membawahi dan mengkoordinasikan :

1. Bagian Administrasi Perekonomian, membawahi :

a) Sub Bagian Industri Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah;

b) Sub Bagian Sarana dan Prasarana Perekonomian;

c) Sub Bagian Sumber Daya Alam.

2. Bagian Administrasi Pembangunan, membawahi :

a) Sub Bagian Perencanaan;

b) Sub Bagian Pengendalian;

8

c) Sub Bagian Pelaporan.

3. Bagian Pengolahan Data Elektronik, membawahi :

a) Sub Bagian Perekaman dan Verifikasi data;

b) Sub Bagian Telematika dan Manajemen Sistem Informasi;

c) Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan Teknologi Informasi.

4. Bagian Penanaman Modal dan Badan Usaha Milik Daerah, membawahi:

a) Sub Bagian Promosi dan Kerja Sama;

b) Sub Bagian Pengendalian dan Pengawasan Izin Investasi;

c) Sub Bagian Informasi dan Data.

d. Asisten Administrasi Umum membawahi dan mengkoordinasikan :

1. Bagian Umum, membawahi :

a) Sub Bagian Rumah Tangga;

b) Sub Bagian Tata Usaha;

c) Sub Bagian Adminitrasi Keuangan.

2. Bagian Aset Daerah, membawahi :

a) Sub Bagian Pengadaan dan Pengawasan;

b) Sub Bagian Penatausahaan;

c) Sub Bagian Penilaian dan Ganti Rugi.

3. Bagian Organisasi, membawahi :

a) Sub Bagian Kelembagaan;

b) Sub Bagian Ketatalaksanaan;

c) Sub Bagian Analisis Beban Kerja dan Adminitrasi Kepegawaian.

4. Bagian Keuangan , membawahi :

a) Sub Bagian Anggaran;

b) Sub Bagian Perbendaharaan, Verifikasi dan Kas Daerah;

c) Sub Bagian Pembukuan.

Bagian Kedua

Sekretariat DPRD

Pasal 5

Susunan Organisasi Sekretariat DPRD terdiri dari :

a. Sekretaris DPRD.

b. Bagian Umum, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perecanaan;

3. Sub Bagian Keuangan.

9

c. Bagian Persidangan dan Risalah, membawahi :

1. Sub Bagian Persidangan;

2. Sub Bagian Risalah;

3. Sub Bagian Produk Hukum dan Perundang-undangan.

d. Bagian Hubungan Masyarakat, membawahi :

1. Sub Bagian Humas;

2. Sub Bagian Protokol dan Perjalanan Dinas;

3. Sub Bagian Dokumentasi dan Perpustakaan.

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Ketiga

Dinas-Dinas Daerah

Pasal 6

Susunan Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan;

c. Bidang Pendidikan Dasar, membawahi :

1. Seksi Bina Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar;

2. Seksi Bina Pendidikan Sekolah Menengah Pertama;

3. Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar.

d. Bidang Pendidikan Menengah, membawahi :

1. Seksi Bina Pendidikan Menengah Umum;

2. Seksi Bina Pendidikan Menengah Kejuruan;

3. Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah.

e. Bidang Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, membawahi:

1. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;

2. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah;

3. Seksi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal.

f. Bidang Pendidikan Non Formal Pemuda dan Olah Raga, membawahi :

1. Seksi Pendidikan Masyarakat;

2. Seksi Pendidikan Anak usia Dini;

10

3. Seksi Pemuda dan Olah Raga.

g. UPT Dinas;

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 7

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi :

1. Seksi Pelayanan Kesehatan dan Rujukan;

2. Seksi Pengendalian Pengawasan Obat, Makanan dan Perbekalan Kesehatan;

3. Seksi Bimbingan dan Pengendalian Perijinan Kesehatan.

d. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahi:

1. Seksi Sarana Air bersih dan Penyehatan Lingkungan;

2. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit;

3. Seksi Surveilens dan penanggulangan .

e. Bidang Kesehatan Keluarga membawahi :

1. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak;

2. Seksi Gizi;

3. Seksi Kesehatan Reproduksi dan Lanjut Usia.

f. Bidang pengembangan sumber daya dan promosi Kesehatan, membawahi :

1. Seksi Sistem Informasi dan promosi Kesehatan;

2. Seksi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Peranserta Masyarakat;

3. Seksi Sumber daya dan Pengembangan Kesehatan.

g. UPT Dinas;

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 8

Susunan Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;

11

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Bina Sosial, membawahi :

1. Seksi Rehabilitasi Sosial;

2. Seksi Bantuan Fakir Miskin, dan Jaminan Sosial;

3. Seksi Bantuan Korban Bencana, Pengumpulan dan Sumbangan Sosial.

d. Bidang Transmigrasi, membawahi :

1. Seksi Pengerahan Pendaftaran dan Seleksi;

2. Seksi Angkutan dan Transito;

3. Seksi Penempatan dan Pembinaan.

e. Bidang Ketenagakerjaan, membawahi :

1. Seksi Penempatan Tenaga Kerja;

2. Seksi Perluasan Lapangan Kerja dan Pelatihan Produktivitas;

3. Seksi Hubungan Industri dan Pengawasan Ketenagakerjaan.

f. Bidang Kelembagaan dan Perizinan, membawahi :

1. Seksi Kelembagaan;

2. Seksi Perizinan dan Bina Nilai Pahlawan;

3. Seksi Pendataan dan informasi.

g. UPT Dinas;

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 9

Susunan Organisasi Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Angkutan, membawahi :

1. Seksi Angkutan Orang;

2. Seksi Angkutan Barang;

3. Seksi Kendaraan Tak Bermotor.

d. Bidang Lalu Lintas, membawahi :

1. Seksi Manajemen Lalu Lintas;

2. Seksi Sarana dan Prasarana Lalu Lintas;

3. Seksi Bimbingan dan Keselamatan.

e. Bidang Teknik, membawahi :

1. Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor;

12

2. Seksi Perbengkelan dan Parkir;

3. Seksi Terminal.

f. Bidang Komunikasi dan Informatika, membawahi :

1. Seksi Frekwensi dan Jaringan;

2. Seksi Jasa Titipan.

g. UPT Dinas.

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 10

Susunan Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pendaftaran Penduduk, membawahi :

1. Seksi Pelayanan Pendaftaran Penduduk;

2. Seksi Mutasi dan Pengendalian Penduduk;

3. Seksi Pengelolaan Data Kependudukan.

d. Bidang Pencatatan Sipil, membawahi :

1. Seksi Pelayanan Pencatatan Sipil;

2. Seksi Penyuluhan;

3. Seksi Pendataan Dokumen Pencatatan Sipil

e. Bidang Perkembangan Kependudukan, membawahi :

1. Seksi Analisis Kependudukan;

2. Seksi Pembinaan dan Pengawasan Kependudukan;

3. Seksi Pelayanan Data dan Informasi.

f. UPT Dinas.

d. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 11

Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan.

13

c. Bidang Kebudayaan, membawahi :

1. Seksi Permuseuman sejarah dan Kepurbakalaan;

2. Seksi Kesenian dan Perfilman;

3. Seksi Tradisi dan adat istiadat.

d. Bidang Pengembangan Pariwisata, membawahi :

1. Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata;

2. Seksi Usaha jasa dan usaha sarana;

3. Seksi Penilitian dan Pengembangan Kepariwisataan.

e. Bidang Pemasaran, membawahi :

1. Seksi Promosi;

2. Seksi Pemasaran;

3. Seksi Kerjasama.

f. Bidang Sumber Daya, membawahi :

1. Seksi Pelestarian Sumber Daya;

2. Seksi Pengembangan Sumber Daya;

3. Seksi Bimbingan dan Penyuluhan.

g. UPT Dinas.

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 12

Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Perencanaan.

c. Bidang Cipta Karya, membawahi :

1. Seksi Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Lingkungan;

2. Seksi Perumahan dan Pemukiman;

3. Seksi Pengembangan Kecipta Karyaan.

d. Bidang Bina Marga, membawahi :

1. Seksi Pengembangan Kebina Margaan;

2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan;

3. Seksi Pemeliharan Jalan dan Jembatan.

e. Bidang Pengairan, membawahi :

1. Seksi Pengembangan Pengairan;

2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Prasarana Pengairan;

3. Seksi Pemeliharaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Air.

14

f. Bidang Tata Ruang, membawahi :

1. Seksi Pengembangan Kawasan;

2. Seksi Pemanfaatan Ruang;

3. Seksi Pengendalian Ruang.

g. UPT Dinas.

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 13

Susunan Organisasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Perkoperasian, membawahi :

1. Seksi Kelembagaan dan Perijinan;

2. Seksi Usaha Koperasai Bidang Pertanian;

3. Seksi Usaha Koperasi Bidang Non Pertanian.

d. Bidang Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah, membawahi :

1. Seksi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah;

2. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil;

3. Seksi Fasilitasi Peyediaan Pembiayaan Usaha Kecil Menengah.

e. Bidang Pemberdayaan Koperasi, membawahi :

1. Seksi Fasilitasi Permodalan Koperasi;

2. Seksi Pembinaan Usaha Simpan Pinjam;

3. Seksi Pengawasan Usaha Simpan Pinjam.

f. UPT Dinas.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 14

Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Perindustrian, membawahi :

15

1. Seksi Pembinaan dan Pengembangan;

2. Seksi Usaha Perindustrian;

3. Seksi Teknologi Industri.

d. Bidang Perdagangan, membawahi :

1. Seksi Penataan dan Pengembangan Prasarana Perdagangan;

2. Seksi Perdagangan Berjangka Komoditi;

3. Seksi Usaha Perdagangan.

e. Bidang Kerjasama, membawahi :

1. Seksi Pengkajian Perindustrian dan Perdagangan;

2. Seksi Kelembagaan Industri dan Perdagangan;

3. Seksi Promosi dan Kemitraan.

f. Bidang Pembinaan dan Perlindungan, membawahi :

1. Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan Perindustrian dan Perdagangan;

2. Seksi Perlindungan Konsumen dan Metrologi;

3. Seksi Pengendalian dan Pengawasan Perijinan.

g. UPT Dinas.

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 15

Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Peternakan terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Perencanaan.

c. Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, membawahi :

1. Seksi Produksi Tanaman Pangan;

2. Seksi Produksi Holtikultura;

3. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air.

d. Bidang Peternakan, membawahi :

1. Seksi Produksi Peternakan;

2. Seksi Teknologi Peternakan;

3. Seksi Pakan Ternak.

e. Bidang Perlintan & Kesehatan Hewan, membawahi :

1. Seksi Perlintan;

2. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesmavet;

3. Seksi Pengawasan Pestisida dan Obat-Obatan.

16

f. Bidang Bina Usaha, membawahi :

1. Seksi Perbenihan.

2. Seksi Pelayanan Usaha dan Kemitraan.

3. Seksi Pasca Panen, Pengolahan Hasil, Alat dan Mesin Pertanian .

g. UPT Dinas.

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 16

Susunan Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Perikanan Budidaya, membawahi :

1. Seksi Usaha Budidaya;

2. Seksi Tata Pemanfaatan Air dan Lahan;

3. Seksi Pembenihan, Hama dan Penyakit.

d. Bidang Perikanan Tangkap, membawahi :

1. Seksi Sarana dan Prasarana Penangkapan;

2. Seksi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan;

3. Seksi Pelestarian Sumberdaya Perikanan.

e. Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan Perikanan dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, membawahi :

1. Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan;

2. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir;

3. Seksi Perijinan Permodalan dan Kemitraan.

f. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, membawahi :

1. Seksi Pengolahan Hasil Perikanan;

2. Seksi Bina Mutu Produk Perikanan;

3. Seksi Pemasaran Hasil Perikanan.

g. UPT Dinas;

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

17

Pasal 17

Susunan Organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Perencanaan.

c. Bidang Perhutanan Sosial, membawahi :

1. Seksi Rehabilitasi Lahan;

2. Seksi Pengembangan Hutan Rakyat;

3. Seksi Pengamanan Hutan.

d. Bidang Aneka Perkebunan, membawahi :

1. Seksi Pengembangan Tanaman Tahunan;

2. Seksi Perlindungan Tanaman;

3. Seksi Pengembangan Tanaman semusim.

e. Bidang Bina Usaha, membawahi :

1. Seksi Pengendalian dan Pengawasan Perijinan;

2. Seksi Usaha dan Permodalan;

3. Seksi Pengolahan Hasil hutan dan kebun.

f. Bidang Pengembangan Kawasan, membawahi :

1. Seksi Pemetaan dan Penataan Kawasan;

2. Seksi Penelitian dan Pengembangan;

3. Seksi Sistem informasi Perkebunan dan Kehutanan.

g. UPT Dinas;

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 18

Susunan Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pertambangan Umum, membawahi :

1. Seksi Pengusahaan Pertambangan;

2. Seksi Inventarisasi, Pemetaan dan Konsevasi Pertambangan;

3. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pertambangan.

18

d. Bidang Energi dan Ketenagalistrikkan, membawahi :

1. Seksi Ketenagalistrikan;

2. Seksi Inventarisasi dan Pengembangan Energi;

3. Seksi Minyak dan Gas.

e. Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral, membawahi :

1. Seksi Geologi;

2. Seksi Sumber Daya Mineral;

3. Seksi Laboratorium.

f. UPT Dinas;

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 19

Susunan Organisasi Dinas Pendapatan terdiri dari :

a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat Dinas, membawahi :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Perencanaan;.

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Perencanaan Pendapatan, membawahi :

1. Seksi Pendataan;

2. Seksi Pengkajian dan Pengembangan;

3. Seksi Informasi dan Publikasi.

d. Bidang Pajak dan Retribusi, membawahi :

1. Seksi Pendaftaran;

2. Seksi Penetapan;

3. Seksi Penagihan.

e. Bidang Administrasi Pendapatan, membawahi :

1. Seksi Pembukuan dan Pelaporan;

2. Seksi Pelayanan Administrasi;

3. Seksi Pelayanan Pengaduan.

f. Bidang Bagi Hasil, membawahi :

1. Seksi Penata Usahaan Pajak Bumi dan Bangunan;

2. Seksi Penagihan;

3. Seksi Koordinasi Bagi Hasil.

g. UPT Dinas;

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

19

Bagian Keempat

Inspektorat

Pasal 20

Susunan Organisasi Inspektorat terdiri dari :

a. Inspektur.

b. Sekretariat .

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Sub Bagian Perencanaan.

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Inspektur Pembantu Wilayah I.

1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan.

2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan

3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan

d. Inspektur Pembantu Wilayah II.

1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan.

2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan

3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan

e. Inspektur Pembantu Wilayah III

1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan.

2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan

3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan

f. Inspektur Pembantu Wilayah IV

1. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan.

2. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan

3. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan

g. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

Bagian Kelima

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pasal 21

Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari :

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat Badan.

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Sub Bagian Perencanaan.

20

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan.

1. Sub Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.

2. Sub Bidang Pendidikan dan Agama.

3. Sub Bidang Aparatur Pemerintahan dan Pemberdayaan Masyarakat.

d. Bidang Ekonomi dan Kependudukan.

1. Sub Bidang Pertanian.

2. Sub Bidang Industri Perdagangan dan Koperasi

3. Sub Bidang Kependudukan.

e. Bidang Fisik Prasarana dan Pengembangan Wilayah.

1. Sub Bidang Infrastruktur dan Perhubungan.

2. Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

3. Sub Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang.

f. Bidang Penelitian dan Monitoring Evaluasi.

1. Sub Bidang Data Perencanaan.

2. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan Sistem Perencanaan.

3. Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

g. UPT Badan.

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Keenam

Lembaga Teknis Daerah

Pasal 22

Susunan Organsiasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat terdiri dari :

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat Badan.

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Sub Bagian Perencanaan.

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Perlindungan Masyarakat.

1. Sub Bidang Kesiagaan dan Penanggulangan.

2. Sub Bidang Penanganan Masalah Aktual.

d. Bidang Kesatuan Bangsa.

1. Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga.

2. Sub Bidang Wawasan Kebangsaan.

e. Bidang Pembinaan Ketahanan Bangsa.

21

1. Sub Bidang Ketahanan Ekonomi.

2. Sub Bidang Sosial Budaya.

f. Bidang Pembinaan Politik.

1. Sub Bidang Pembangunan Politik, Ideologi dan Demokrasi.

2. Sub Bidang Pembinan Organisasi Sosial Kemasyarakatan.

g. UPT Badan.

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 23

Susunan Organisasi Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Daerah terdiri dari :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat Badan

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Sub Bagian Perencanaan.

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pengembangan

1. Sub Bidang Pengembangan Perpustakaan

2. Sub Bidang Pengolahan dan Diposit.

d. Bidang Pelayanan dan Pelestarian Bahan Pustaka

1. Sub Bidang Pelayanan dan Otomasi.

2. Sub Bidang Pelestarian Pustaka.

e. Bidang Dokumentasi dan Arsip.

1. Sub Bidang Akuisisi dan Pengelohan Arsip

2. Sub Bidang Dokumentasi dan Pelayanan Arsip.

f. UPT Badan

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 24

Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terdiri dari :

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat Badan.

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Sub Bagian Perencanaan.

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pengembangan.

1. Sub Bidang Pengembangan Kelembagaan.

22

2. Sub Bidang Pengembangan Partisipasi Masyarakat.

d. Bidang Sosial Budaya.

1. Sub Bidang Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.

2. Sub Bidang Peningkatan Kesejahteraan Sosial.

e. Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat.

1. Sub Bidang Usaha Ekonomi Mikro.

2. Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna.

f. Bidang Pemerintahan Desa / Kelurahan.

1. Sub Bidang Pengembangan Kapasitas Pemerintah Desa /Kelurahan.

2. Sub Bidang Pembinaan Keuangan dan Aset Desa.

h. UPT Badan.

i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 25

Susunan Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana terdiri dari :

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat Badan.

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Sub Bagian Perencanaan.

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pemberdayaan Perempuan.

1. Sub Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan.

2. Sub Bidang Pengarusutamaan Gender.

d. Bidang Pengembangan Sistem Informasi.

1. Sub Bidang Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi.

2. Sub Bidang Informasi, Data Mikro Kependudukan dan Keluarga.

e. Bidang Keluarga Berencana .

1. Sub Bidang Pelayanan Keluarga Berencana.

2. Sub Bidang Kesehatan Reproduksi.

f. Bidang Keluarga Sejahtera.

1. Sub Bidang Institusi dan Pembinaan Ketahanan Keluarga.

2. Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.

g. UPT Badan

h. Kelompok Jabatan Fungsional

23

Pasal 26

Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat Badan.

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Sub Bagian Keuangan.

3. Sub Bagian Perencanaan.

c. Bidang Pengadaan dan Mutasi.

1. Sub Bidang Pengadaan dan Formasi.

2. Sub Bidang Mutasi Pegawai.

d. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai.

1. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan.

2. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Tehnis dan Funsional.

e. Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai.

1. Sub Bidang Kedudukan Hukum dan Pembinaan Disiplin.

2. Sub Bidang Kesejahteraan Pegawai dan Pensiun.

f. UPT Badan.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 27

Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan terdiri dari :

a. Kepala Badan.

b. Sekretariat Badan.

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Sub Bagian Perencanaan.

3. Sub Bagian Keuangan.

c. Koordinator Bidang Program Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

d. Koordinator Bidang Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

e. Koordinator Bidang Pengembangan SDM Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

f. Koordinator Bidang Monitoring dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

24

g. UPT. Badan;

h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 28 Susunan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup terdiri dari :

a. Kepala Kantor.

b. Sub Bagian Tata Usaha.

c. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan.

d. Seksi Analisis Dan Pencegahan Dampak Lingkungan.

e. Seksi Konservasi Sumber Daya Alam ( SDA ).

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 29 Susunan Organisasi Kantor Ketahanan Pangan terdiri dari :

a. Kepala Kantor.

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Seksi Ketersediaan Pangan

d. Seksi Distribusi dan Kelembagaan Pangan

e. Seksi Konsumsi dan Kewaspadaan Pangan

f. Kelompok Jabatan fungsional

Pasal 30 Susunan Organisasi Kantor Latihan Kerja terdiri dari :

a. Kepala Kantor

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Seksi Program dan Evaluasi

d. Seksi Pemasaran

e. Seksi Penyelenggaraan Latihan

f. Kelompok Jabatan fungsional

Pasal 31 Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah terdiri dari :

g. Direktur RSUD.

h. Bagian Tata Usaha.

1. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

2. Subbagian Keuangan.

3. Subbagian Perencanaan.

i. Bidang Keperawatan dan Bina Tenaga Kesehatan

1. Seksi Keperawatan

25

2. Seksi Bina Tenaga Kesehatan.

j. Bidang Pelayanan Medik

1. Seksi Pelayanan Medik

2. Seksi Pelayanan Penunjang Medik

k. Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu Pelayanan.

1. Seksi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dan Rekam Medik.

2. Seksi Pengendalian Mutu Pelayanan.

l. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 32

Susunan Organisasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu terdiri dari :

a. Kepala Kantor.

b. Sub Bagian Tata Usaha.

c. Seksi Pelayanan dan Perizinan.

d. Seksi Pendataan dan Penyuluhan.

e. Seksi Penanganan Pengaduan Masyarakat.

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Ketujuh

Kecamatan dan Kelurahan

Pasal 33

Susunan Organisasi Kecamatan terdiri dari :

a. Camat

b. Sekretariat Kecamatan

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Perecanaan

3. Sub Bagian Keuangan

c. Seksi Pemerintahan

d. Seksi Ekonomi Pembangunan

e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat

f. Seksi Kesejahteraan Rakyat

g. Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Trantib.)

h. Kelompok Jabatan Fungsional

26

Pasal 34 Susunan Organisasi Kelurahan terdiri dari :

a. Lurah

b. Sekretaris Kelurahan

c. Seksi Pemerintahan

d. Seksi Ekonomi Pembangunan

e. Seksi Kesejahteraan Rakyat

f. Seksi Trantib.

Bagian Kedelapan

UPTD dan UPTB

Pasal 35 (1) Pada Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah dapat dibentuk Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan Unit Pelaksana Teknis Badan/Kantor (UPTB) untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

(2) Pembentukan susunan organisasi UPTD dan UPTB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kesembilan

Bagan Struktur Organisasi

Pasal 36 Bagan Struktur Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran XXX yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Bagian Pertama

Sekretariat Daerah

Pasal 37 (1) Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati

dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat Daerah menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan Kebijakan Pemerintah Daerah;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;

c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah;

27

d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Sekretariat DPRD

Pasal 38 (1) Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi

kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;

b. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;

c. Penyelenggaraan rapat anggota DPRD;

d. Penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

(3) Sekretariat DPRD dalam menyediakan tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d wajib meminta pertimbangan pimpinan DPRD.

(4) Rincian tugas pokok dan fungsi Sekretariat Dewan lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Bupati

Bagian Ketiga

Staf Ahli Bupati

Pasal 39

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Bupati dibantu Staf Ahli.

(2) Staf Ahli Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. Staf Ahli bidang Hukum dan Politik;

b. Staf Ahli Bidang Pemerintahan;

c. Staf Ahli Bidang Pembangunan;

d. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan d

e. an Sumber Daya Manusia;

f. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan.

(3) Staf Ahli Bupati sebagaimana dimaksud ayat (2) mempunyai tugas memberikan telaahan mengenai masalah pemerintahan daerah sesuai dengan bidang tugasnya, diluar tugas dan fungsi perangkat daerah.

(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (3) Staf Ahli Bupati dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah.

(5) Staf Ahli Bupati berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati.

28

(6) Hubungan Kerja Staf Ahli Bupati dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah bersifat koordinatif dan konsultatif.

(7) Staf Ahli Bupati diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil sesuai ketentuan Perundang-undangan.

(8) Rician tugas pokok dan fungsi Staf Ahli ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Inspektorat

Pasal 40 (1) Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap urusan

pemerintahan di derah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan kelurahan.

(2) Inspektorat Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menyelenggarakan fungsi :

a. penyelenggaraan program pengawasan;

b. perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

c. pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.

Bagian Kelima

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pasal 41 (1) Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bappeda menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis perencanaan;

b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Keenam

Dinas Daerah

Pasal 42

(1) Dinas Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

29

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Rincian tugas pokok dan fungsi dinas daerah lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Bupati

Bagian Ketujuh

Lembaga Teknis Daerah

Pasal 43

(1) Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

(3) Lembaga Teknis Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk Badan dan Kantor.

(4) Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan dipimpin oleh Kepala Badan dan yang berbentuk Kantor dipimpin oleh Kepala Kantor.

(5) Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati

Bagian Kedelapan

Kecamatan

Pasal 44

(1) Kecamatan merupakan wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah, dipimpin oleh Camat yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

(3) Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, meliputi :

a. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

30

c. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;

d. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

e. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat Kecamatan;

f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan oleh pemerintahan desa atau kelurahan.

(4) Pelimpahan sebagaian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

(5) Rincian tugas pokok dan fungsi Camat diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati

Bagian Kesembilan

Kelurahan

Pasal 45

(1) Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah dalam

wilayah kecamatan, dipimpin oleh Lurah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Camat.

(2) Lurah mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

(3) Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, meliputi :

a. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

c. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;

d. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

e. menyelenggarakan administrasi pemerintahan kelurahan.

(4) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB V

TATA KERJA

Pasal 46

(1) Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi,

31

integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan satuan kerja perangkat daerah masing-masing maupun antar satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpanan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahannya.

(4) Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan dibantu kepala satuan kerja dibawahnya dalam rangka pemberian bimbingan serta petunjuk tekhnis pelaksanaan tugas.

Pasal 47

(1) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masing-masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.

(2) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan, satuan organisasi dari bawahannya, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut serta untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada bawahannya.

(3) Dalam menyampaikan laporan kepada atasan masing-masing, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi perangkat daerah lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

BAB VI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 48

(1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang keahliannya, diangkat dari Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(2) Setiap kelompok sebagaimana tersebut dalam ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional ahli yang ditunjuk oleh Bupati diantara pejabat fungsional yang ada.

(3) Jumlah pejabat fungsional sebagaimana tersebut dalam ayat (1) ditentukan sesuai kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

32

BAB VII

ESELONERING, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN

DALAM JABATAN

Bagian Pertama

Eselon Jabatan Perangkat Daerah

Pasal 49

(1) Jabatan Struktural Eselon II.a, yaitu Sekretaris Daerah.

(2) Jabatan Struktural Eselon II.b, terdiri dari :

a. Asisten Sekretaris Daerah;

b. Sekretaris DPRD;

c. Staf Ahli;

d. Kepala Dinas;

e. Kepala Badan; dan

f. Inspektur.

(3) Jabatan Struktural Eselon III.a, terdiri dari :

a. Kepala Kantor ;

b. Kepala Bagian;

c. Camat;

d. Sekretaris pada Dinas, Badan, Inspektorat, dan Inspektur Pembantu pada Inspektorat;

e. Direktur RSU Daerah kelas C.

(4) Jabatan Struktural Eselon III.b, terdiri dari :

a. Kepala Bidang pada Dinas dan Badan;

b. Kepala Bagian, Bidang pada RSU Daerah kelas C;

c. Sekretaris Camat.

(5) Jabatan Struktural Eselon IV.a, terdiri dari :

a. Lurah ;

b. Kepala Seksi;

c. Kepala Sub Bagian;

d. Kepala Sub Bidang;

e. Kepala Seksi Pada Inspektorat dan

f. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan.

(6) Jabatan Struktural Eselon IV.b, terdiri dari :

a. Sekretaris Kelurahan;

b. Kepala Seksi pada Kelurahan;

c. Kepala Sub Bagian pada Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan;

33

d. Kepala Tata Usaha Sekolah Kejuruan dan

e. Kepala Sub Bagian pada Sekretariat Kecamatan.

(7) Jabatan Struktural Eselon V.a, terdiri dari :

a. Kepala Tata Usaha Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan

b. Kepala Tata Usaha Sekolah Menengah.

(8) Kepala Bidang pada Dinas dan Badan yang telah menduduki jabatan struktural sebagai eselon III.a sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan, kepadanya tetap diberikan hak-hak keuangan dan kepegawaian dalam jabatan struktural eselon III.a.

Bagian Kedua

Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam Jabatan

Pasal 50 (1) Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 diangkat dan

diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada Menteri Dalam Negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat dengan persetujuan DPRD setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada Gubernur.

(3) Kepala Dinas, Kepala Badan, Inspektur dan Asisten Sekda diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul sekretaris Daerah setelah dikonsultasikan secara tertulis kepada Gubernur.

(4) Kepala Kantor, Kepala Rumah Sakit Umum Daerah, Sekretaris Dinas, Sekretaris Badan, Kepala Bagian pada Setda dan Setwan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.

(5) Camat diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat dan menguasai pengetahuan teknis pemerintahan.

(6) Kepala Bidang pada Dinas dan Badan, Inspektur Pembantu, Kepala Bidang dan Kepala Bagian pada RSUD dan Sekretaris Camat diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah.

(7) Lurah diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Camat dari Pegawai Negeri Sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(8) Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, Kepala Subbidang, Kepala Unit Pelaksana Tehnis Dinas dan Badan, Sekretaris Kelurahan, Kepala Subbagian pada UPT Dinas dan Badan, Kepala Subbagian pada Sekretariat Kecamatan, Kepala Tata Usaha Sekolah Kejuruan, Kepala Tata Usaha pada Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas pelimpahan kewenangan oleh Bupati.

34

BAB VIII

KETENTUAN LAIN LAIN

Pasal 51 (1) Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pelaksanaan

kebijakan pemerintah, berdasarkan peraturan perundang-undangan, pemerintah daerah kabupaten dapat membentuk lembaga lain sebagai bagian dari perangkat daerah.

(2) Organisasi perangkat daerah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

(3) Dalam rangka meningkatkan dan keterpaduan pelayanan masyarakat dibidang perijinan yang bersifat lintas sektor dapat diwadahi dalam bentuk unit kerja terpadu, yang unsur-unsurnya terdiri dari sektor terkait.

Pasal 52 (1) Perangkat Daerah yang dapat didukung oleh kelompok jabatan fungsional,

dilakukan penyesuaian dan rasionalisasi struktur organisasi.

(2) Penyesuaian dan rasionalisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu ) tahun sejak Peraturan Daerah ini ditetapkan.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 53 (1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Daerah

Kabupaten Lombok Tengah masing-masing :

a. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 15);

b. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 4, Seri D Nomor 3);

c. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja Kantor Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 5, Seri D Nomor 4);

d. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja Puskesmas Ganti Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 6, Seri D Nomor 5);

e. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja Perpustakaan Umum Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 7, Seri D Nomor 6);

f. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan,Kedudukan, Susunan Organisasi Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata KerjaPerpustakaan Umum Kabupaten Lombok Tengah (Lembaran DaerahTahun 2002 Nomor 8, Seri D Nomor 7);

g. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan BadanPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomort2);

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(2) Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini maka seluruh jabat4n dan pejabatyang ada sebelumnya, tetap berlaku dan melaksanakan tugasnya sampaidengan dikeluarkannya ketetapdn baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal54

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerahini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Tengah.

Diundangkan di Praya

pada tanggal

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN LOMBOK TENGAH,

LALU ZUHUDDIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2OO8NOMOR 3

35

36

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

NOMOR 3 TAHUN 2008

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

I. U M U M

Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah. Secara umum perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam lembaga sekretariat, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga tehnis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam lembaga dinas daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk kedalam organisasi tersendiri.

Dengan terminologi pembagian urusan pemerintah yang bersifat konkurent berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, maka dalam implementasi kelembagaan setidaknya terwadahi fungsi-fungsi pemerintahan tersebut pada masing-masing tingkatan pemerintahan.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sedangkan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat diselenggarakan oleh daerah yang memiliki potensi unggulan kekhasan daerah, yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi daerah. Hal ini dimaksudkan untuk kepentingan efesiensi dan memunculkan sektor unggulan masing-masing daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya daerah dalam rangka mempercepat proses peningkatan kesejahteraan rakyat.

Peraturan Daerah ini pada prinsipnya dimaksudkan memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata organisasi yang efisien, efektif dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan daerah.

Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumnlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

37

Jumlah besaran organisasi perangkat daerah dengan variabel jumlah penduduk, luas wilayah dan jumlah APBD, yang kemudian ditetapkan pembobotan masing-masing variabel yaitu 40% untuk variabel jumlah penduduk, 35 % untuk variabel luas wilayah dan 25 % untuk variabel jumlah APBD, dari hasil perhitungan variabel tersebut berjumlah 69 ( enam piluh sembilan ) sehingga kabuapten Lombok Tengah diperkenankan membentuk 15 ( lima Belas ) Dinas Daerah, 10 ( sepuluh ) Lembaga Tehnis Daerah dan beberapa Lembaga Tehnis Lainnya.

Penentuan jumlah perangkat daerah sesuai dengan kriteria tersebut tidak mutlak membentuk sejumlah perangkat daerah yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria. Perubahan klasifikasi besaran organisasi dapat dilakukan sesuai dengan perubahan data pada masing-masing variabel. Jumlah besaran organisasi perangkat daerah tersebut, tidak termasuk perangkat daerah yang menangani bidang Kepegawaian, keuangan dan aset, Inspektorat, Rumah Sakit Umum dan Satuan Polisi Pamong Praja serta bidang penyuluhan pertanian.

Pengembangan dan/atau penggabungan dari masig-masing bidang dimungkinkan, namun harus tetap berdasarkan perumpunan bidang pemerintahan tersebut dan dilakukan secera selektif berdasarkan pertimbangan potensi, karaktersitik dan kemampuan keuangan daerah. Dalam hal beban kerja satu bidang urusan tidak dapat dibentuk dalam satu lembaga yang berdiri sendiri, maka fungsinya dapat digabung, dngan bidang urusan lain yang sejenis atau berdekatan dalam proses penanganannya. Dengan perumpunan tersebut tidak diperkenankan bidang pemerintahan yang seharusnya diwadahi dalam bentuk dinas, ditetapkan menjadi lembaga tehnis daerah maupun sebaliknya.

Perangkat daerah yang menyelenggarakan fungsi staf seperti bidang hukum, organisasi, hubungan msyarakat, dan pelayanan administratif, serta fungsi pemerintahn umum lainnya yang termasuk sebagai bagian dari urusan pemerintahan, dan tidak termasuk fungsi dinas maupun lembaga tehnis daerah dilaksanakan oleh sekretariat.

Perubahan nomenklatur Bagian Tata Usaha pada Dinas dan Badan menjadi Sekretaris dimaksudkan untuk lebih memfungsikan sebagai koordinator penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif.

Bidang pengawasan, sebagai salah satu fungsi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, dalam rangka akuntabilitas hasil pemeriksaan, maka nomenklaturnya menjadi Inspektorat Daerah, dan dipimpin oleh Inspektur.

Selain itu, eselon Kepala Bidang pada Dinas dan Badan perangkat daerah Kabupaten/Kota diturunkan yang semula eselon IIIa menjadi eselon IIIb, dimaksudkan dalam rangka penerapan pola pembinaan karir, efisiensi dan penerapan koordinasi sesuai ketentuan perundang-undangan dibidang kepegawaian, namun demikian bagi pejabat yang sudah atau sebelumnya memangku jabatan eselon IIIa, sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan kepada yang bersangkutan tetap diberikan hak-hak keuangan dan kepegawaian sebagai eselon IIIa, walaupun organisasinya menjadi eselon IIIb, dan jabatan eselon IIIb tersebut efektif diberlakukan bagi pejabat yang baru memangku jabatan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

Beberapa perangkat daerah yaitu Inspektorat, Badan Kepegawaian Daerah, Rumah Sakit Daerah dan Badan Pengelola Keuangan Daerah Satuan Polisi Pamong Praja dan Penyuluhan pertanian mengingat tugas dan fungsinya merupakan amanat peraturan perundang-undangan, maka perangkat daerah tersebut tidak mengurangi jumlah perangkat daerah, yang ditetapkan berdasarkan

38

hasil perhitungan nilai skor seuai dengan variabel yang telah ditetapkan, dan pedoman teknis mengenai organisasi dan tatakerja diatur tersendiri.

Pengertian pertanggungjawaban Kepala Dinas, Sekretaris DPRD, dan Kepala Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit Daerah melalui Sekretaris Daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang meliputi penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pelaporan pelaksanaan tugas dinas daerah, Sekretariat DPRD dan lembaga teknis daerah, dengan demikian Kepala Dinas, Sekretaris DPRD, dan Kepala Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit Daerah bukan merupakan bawahan langsung Sekretaris Daerah.

Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Daerah ini meliputi :

a. Ketentuan Umum.

b. Pembentukan Organisasi Perangkat daerah.

c. Kedudukan, tugas pokok dan fungsi perangkat daerah, kabupaten.

d. Susunan organisasi perangkat daerah.

e. Tata Kerja.

f. Jabatan Fungsional.

g. Eselonisasi perangkat Daerah.

h. Staf Ahli Bupati.

i. Ketentuan lain-lain dan ketentuan penutup.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Penentuan jumlah perangkat daerah sesuai dengan kriteria tersebut tidak mutlak membentuk sejumlah perangkat daerah yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria. Perubahan klasifikasi besaran organisasi dapat dilakukan sesuai dengan perubahan data pada masing-masing variabel. Jumlah besaran organisasi perangkat daerah tersebut, tidak termasuk perangkat daerah yang menangani bidang Kepegawaian, Keuangan dan Aset, Inspektorat, Rumah Sakit Umum dan Satuan Polisi Pamong Praja serta bidang penyuluhan pertanian.

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Pengertian pertanggungjawaban Sekretaris DPRD melalui Sekretaris Daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang meliputi penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dinas, dengan demikian Sekretaris DPRD bukan merupakan bawahan langsung Sekretaris Daerah.

Ayat (3)

39

Pengertian pertanggungjawaban Kepala Dinas melalui Sekretaris Daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang meliputi penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dinas, dengan demikian Kepala Dinas bukan merupakan bawahan langsung Sekretaris Daerah.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Pengertian pertanggungjawaban Kepala Badan, Kepala Kantor, Kepala Balai melalui Sekretaris Daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang meliputi penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dinas, dengan demikian Kepala Badan, Kepala Kantor, Kepala Balai bukan merupakan bawahan langsung Sekretaris Daerah.

Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Cukup Jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup Jelas

Pasal 11

Cukup Jelas

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup Jelas

Pasal 15

Cukup jelas.

40

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Cukup jelas.

41

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Ayat (1)

Pengertian pertanggungjawaban Camat melalui Sekretaris Daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang meliputi penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dinas, dengan demikian Camat bukan merupakan bawahan langsung Sekretaris Daerah..

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

42

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 3

3-aFttc

o0a!o5op@

(ntaFEtlp

D

Upop=r'

^trFE

FFTg FHE.E

9ratltr

F$F!l Hde

F6tstr

gn rg

t O\ot^,!E# F:rHgB E.+E- F'ts5 EAANP:.-QUg oo5

HJfD;,FHXxSta-€.8

(!VF0aFeba)-BE

,ffFo) Itl'0aoapFitD)

7{Htnzoh

A

FHzngi

!')aIgo)

oI

oas='qpoa(D

4'oDp

Uo{E9!J

o?ID,rp

Fl0,fA)

Us]otto

442.?aD!g^DEt5X3$M B €.fi E" F

J

H

uo\our:9E,:: =.lqgu^: E g) crd-5 H.gg'E'95 EO ANF

Id5gpE oo5P >.aftrBFrs

,ht ictE'S

tDVrloclFBPgF

tfFF!t Elij04da ts.,ffN

!^)v)troGp

oi@n)bu)troU5OtaFO(DE1LoFD'

FUoctr-!tgs

osnb)

@s

'j-1 Z11gPoe$# 8€d6 s-

EF

t o\o,r:9H6 ts=rHSH 3FF

A ANF

;d6gpP €6PtsF+ifrFg.4'1:E'E

.D\J5rilFebH5'

frdJg ?D,ot5E3 0CtrsF)

d:ztrE EFL;6* agEI OEe Fi:q9.

Fsfi

5OIL5!)5on

oa

E(r)0ru

5$at)

Xo@ol0$

5t.Eg5'aoaFsdts tsdqg

E* FbaDBrtE

-l*lZ?ta S ^'DIrEiitt

sffi 6 E.d6 e:.- H

i

:

UO\our!9E6

"=rHaB H.+5'F'95 Ea

-pFe-gpB €5F+$FXdht

,r-t 'ElE'ts(D

\J5fiFgiFFqv

fFFsi550adQ F9Fitp

FttdzoE

J,!(ATAgEsoH

oq$)PosoU5otowoa!t.t--t(}llD

oqpX(.D.HSDosb.l4Ea

oaH!oa

,1 42,?taS^lD

B# E €d6 E" F

EI

\o(f)t3'lEE ET*\TE HXt;F-QU

XHHs

XFDdcEIl0.D

rro5$FrlID5

oc$

.ltrtzoH

UONElnoana)sh!r tr.'@FO(A

0.or

-lpID

X.Di:.s0

oFt0aF)

apu)

EoFtst

oo,ls+

Iq

iLl6dD:i'oE'0cbl

toiF,rt,U

Es)0FU(TE

cdtr

0ec)

Xo3F

tstout

F*o'nF'

,fDO

4,f Z. ?tDS^P53;iltsm B{.dd g- F

s

UO\Ortr:9P,:: = H;iH! "d E.SFoF'sE

E@

-uP:'-9UF b6E

FBB6Fg

.F. "c'E'BtD\J5

firiH.sar-!0PavH. 7\'Fg EJ.!-r!tETJftq-F

)JwodFllor-i

0qnt

o9)a

F)(t7{.Dfooo.do.ttfEp-gHrdt}()A)s:o)

(Atr

442?oN^g:5trttrdFM EEdd g" 3il

H

U O.o tJ):9H6 ts=]iiE P E-FFIt E.i. E EPU.H

@ ANP:.-PUP €59E.sO:, P

$F'(dbg

,Fl €E'ts oVtr0eFB9tD P-slUV FrdJ9 ;D'oii|fJ04trs!o

90aFatbFots

0a!)

IAFtut

Ub!)o7!(DdtAO)

E

Epi,B{.Apct

'1 42.-g P O'PSM E E-dd g- B

I

rt -) \o i, Ftt

H'#'= =t

fl|! FD tJ tr-t'E'ts5 E

A ANF-dd5gpP €5pxFtrifFFg.Ft ttE'99soqF

HE.DXe.tig E:Q rt'i!5 5iJ (F)PFD

p0I0d3!oTJ

oH

0a30

Uto)o

soEt.Dti(D

t::.E

edB

.4az|-a! O ^'S

F# E,g.6 g'E

F

uo\o(,):9E# s:riiE.B E.+F- E'ts5 E

A ANts

;d6ggg €5;ssFFg*.Eta\1 54(tc) FBNBF?(FF

dE50q0a It,fFlo

;tLs

oFa

0qA)

taE)oU5D)aXo

EIt!Hpq

aD:3cx?

t(ooEE*BttDEItEd

de

oE

a42.rtA !O ^'S5El;iE'gffi E€.dd g'F

X

UO\our!9Efi ts=iXAE H.FF- F'ts5 E

18Hpg @69E#F$Frs.H 'c'E'EgsoaFE.sHE.ts' X'FOJg tr'!t ittJ04trEs

:-(atatrp3ox

oaD'

utB

A:tDFdtDFlL'b.trIAED

gp5ru(DHg9l

oElB

oclolts

t1,12-ta a)

^'DB# E€6 9-- FI

X

F.8;: FA B E.E^5.

E HSE:.-PUF b5$

FE-$FFg,Ft 'oE'E

ovr@FslSFa9F' lfFUJg iD'!53504G] FO-

'ffD)

!.,(Aadt9!to|a

oao:i'oA'aUbFoFdo:rsl0i'at!FU(D

o5b0trFI!l

>1 azltDP^P5E';i5FH E {.6 g-'F

XH

UO\our!9H# ts!HAB H.+E- E'95 E

@ 6N)':'-9Us E$sE-sn7{s(D9.t 'clE'R

tD\,, 5fiFDh5=F* rtsdJE ?D'dit504trsp

:,rtgo

bt

on0ap

@A)IA

U5A)ahoptsBo.BFUoH,rlolo!J

r{A)tlrdH!)

XH

-oEDcHsbUlooHs

7{IDdFEpoErroIJ

sir*lo

0atr

-1-lZgBeSF Bd6 g"

uoro;!O H KJb 0ct d :-rAB H.F- E'8F

@ ^Na-gls6

*lD)+pt(.D.HD)

Hoaso

aF9al)

FdoHOt

da,t!)

i(A

Q

D5oFi

(tclB'

019uUb$)oX()cn:5leE'a-tg

(}ts7itadEs)5

FpB€Hn)

X3NgoEEtEBUpoHb)

XF)crg

rctpoFr<odolfFlt}

0eA):f

-1 42.(!Sa'

3lfr Ed6 P."

oo--S: FI LJb oQ e :..r!!FrtltrP 6'rJ FitD o:

A ANe-gFD6

-lsFD

xb.HpoFt

0at0

aTD0h3oFlDEI

oa,f19

lJlCA

th

E

otsoo

SD

a!DvUto(t)

rtloH

oc

ABaIJC'oEUe)

E

KE.aHs

4-lZ. ltaSA$

B# E'8.d6 E'E

X

UO\our:9Efi ts=riiaE H.+g. E'8F E

@ ANF

ed6gp!: 6XPX#s$F,{itbF

,Ft €E'EtlYtrGFPou

in /-B6

'FEb:g ;D,atl'tl 0aH.BD

I(Atsoc5HoE@S)EF.hA'w

UtrlDu)

(!

En)IJDO

Nts

7{oo

EFDcrDb

Ecllaoobt

14!)tl'ttHA'EJ

X-Fdo{EilHBUDoEst(tsdtrp(D

r{o|Jslf.l(!IJ('as)

*l*12(OD^'Er3;sffi Ed6 g'

uo\ou,qt Fl kJtaoa d lrE P H-FF E'l.J E

!D O-@ -I\Je-g!06

-JoidsXoi:.!0o4

0q3o

v)eoaFU(lFIp

0atfq)

*lEzoF

J(t)tE

N5o40c!)50srA

v,€tDtf+oHgl

UlotaFl

B

F4F)2, 1

Bfi E€6 s'gX*

(,oror*,!$E AgH'F p3E

s"sHFtSBrx9.E 'EE'Eog#11E.g@-A?:<2.FEEII lDi!dF|:3qaBBs

7{r-lrIIzoh

FItzgr

90,o1tr1@

tb)i'or.t0c:tD

\aa)ta

tdtgEsItFO(}HtD5osblo

E(D

rtd00

oatlDEIUi!oloiHtr

rrIts

i'FX

!ioEEtEsb

A).D{EXpct'a

'ct0:(D

Foct'oXF.j(D

0ate

4,1 Zgfi

Edd 9:- -

t o\ou,qt Ft kEItD oa c ;..,E E E.FP 6'tJ Fi!o o-

b ^N;d5g$6

rlnop7r(!J:.poFl

oqo)

a89oFg(DBA)

ootfp

.JEIzo*r

Flzl-gi

I(Atht5D'

ox@Pv,ItaIDA)A$)

X(D0!9

OJ

TDp5hoFO

FUo

Fact

FEtDtst

=io.t

oas)

?O)oDBgl7fo)+

442lggeHgEqE

xF

UO\otJJ!gE HF$- E'95 E

A ANP

L 6gpg 65PIFs$x'srs*.E

(!vr0eFEbEFFFd ErE tr'!t iti'mtrFID

t.)IU)c,acFT

o#pr

apta

EUpa.o);jFg(D

€c0D,fF'F)

!aqr0A0)

Uo7fco+s)

tet?Io:

Fl *l Z, t'.D A) a'F

sffi tE.6 eL- E

XX

t O.oqr!ggE g$B- F'85 E

a ANrP:.-QUg' tsE!:t-t :fSr

,t iz'.q€E'EtD\J5

IoaFg9g*ftFdr

g ;D,qt550qF+s)

b.)

(t)capiJoI(FF;t@8)atdlegprd(!gdoo-sto)s:!J

KF)oIH$)ttst

as:

U(Dqor

3E';t36E.It3o

XX

F] F]ggss6e-

t O.oo:9H,E ggg=g x3E:'6euS xB

.D?4!tSrt(qE'EE'E (!\J5triFEOH.E@-DYhv xiUJgo'ei 6BBF)

NPataCIp5ot0qca

oerotdFo.gp

ts@

doEo.s)

tep!Jfd(Dt(D

€=p

o-A'

XotrEI

oas)tD(Dt(!()$)

!0

t-s:

t3ct

XX:Fd(D

!t+Ft!tpUptatg

FEdt!!ror{odotr'Fl(D

0ap

,1 *1 ZtAOJ-55XSH E6 !L-

uo--o I qJaD m c ;,.'E P E.Ftr =..- trs 5rt

D -N)o.@E$6

FlspXtDu.stot

ooF)

qpq

taot

oo,fF)

,{ooEI'ldo,('DcrNsd

0eqo

N)t,IA

i6 csoFl

illcrA)

ira NllA

iulrE

!0

X!(Drtd,o:0atp:{is)

s5U$.DHo)

35'tsr5P'E9E''' p!J

XX

,.F

Fl -lOEF#d6 e.

uoror*,!9E# ts=jHaB H.+5- E'95 E

@-MPI-gpP oo5PH.l ELsBA'{B.bt€E

tDvir@FebaP-EEi. lfF#cu5 CC)daF),l 7E

-^a" 8.tE -Er$EFFIJE-Ro

N)iodmc

Hoh

0as)

osloEUottr-9)

rdtDsH.ApFfu(}

EdpFdoap$Frd(DrJtf!)b)3asXo-+o:b:

*1 -lZ.-gPoEBH E E6 P-- $

Xx......3

9::FS E HAF ts.= C

H H3EE-8trH OOH

H-lgDOs7{r{+(DE.:f. EpE

(!E0aHPbF.H#, 5'

l\'FFDE'3da0a$,f !tp

'U Ftl x

sg€ adF IHaFgeH BTF!rx:5

F EOA

EA6b

$g-FdF g,f;-F

F gEFB*ErEH

sF cq

trll

Epx'o9E IFg.F8 A

IgFBFE.FE.iJF

HFr"HEg,igSF.EE'El Ei'oE xs"sSFH

El tl 65 !e

F F'E

l\Jt,ct)tr2b

oH

oalo

vtFOo

xD'

oFl

rr5

0q,fG0cD

o.dfct

U)otf

-rg-'!.9 Fd

E6gE gtsE gsBEE

o.A'

F-r$frFFT€ YB:'€g

H.F

rrD5'dpFXX3.g(DHsHD

UNb4ot

X!tcrEI!t(DFlrio

s,iFlo

oa$!t

*l-lZgBegffi Edd g-

o"-*S H LJlD 0a c ;..rF B E.Fe B'N) H

te o:-h ANe-g!r cb

*lA'D'

Xo.:j.F'ot_t

gqGIbV)otaFgox!9

mtfl0

l.')9(r)

05!0

o40qo:

oSDu)

t{F)ItoB7{osEtilD

fd!D

0q!0!J

r{c)5'c,I80

XX

;o4A)+c,HE

U!:.DIs

7rFOertrrctp(DEI

r{otldotf'l(n11

0aA:

tto\o(J)S Ft LJb oct c :-rE H H.Frt E.i.J E$ o:--a

-Nil-gE:a*lslc)

7{(Dc.r)oFt@o:

IAOtaFU(DHAT

OC',fD)

*l -l 2,tD tg ^'5Et;isffi Ed6 g!- "

t\)Jatad

oFl('aF)

@!eaFtr!o

u)sF

cEeE'

Us(Drto)

4*lZlg P o'5uuxP

E.M E E.di g" B

Xx

tt O \o i^r:9t# ts:rXE P H.FFoE'xF

E@

-I\JF:'d6 I UF xE.s

o'?$FXdb.tr,n rc,E'E9soaFBi?SF,av. FFFst lJb0atrE-!9

FirIIzo

N)90o=ads5H

@FOiJwpaXFO

+oFtFd(D

os)5TD

rdoNB89

*l(D

3A)p-t

zg95ll '6o;'HP

XX

IJ)EHEES!ff5FNEOH6H

HsXlDd/'dA)tD

FoE(tolf*l(D

oasr

*l -lot055i-+ oclH 0€|d6g

t o\oDHhiaoa cE.B H.P 6's:P()

r.8g

B.lA)pXoi=.lo

Ft0qsrts:0

tadt0

oa,f!)

4Fhi3C.r

t\)!oatac!s

o4(rctp

a,pvt

7(.Dol0

!)+P

*l*lZlt!q)^!:53;=|JE.M E E.dd g" B

XxX

uo\o(,)!9E# ts:rliAH H.+E. F'sF E

r.8H!g 65PHFsFF,(Er1!g

,Ft 'OE'tstDviroaF

PbLl. ilfiE',fFF

dElLJfrdq te.,(7g0

())I(Atr0

b)

oH

0ql!

u9DoXo-tstD

Nb

44ZltD A) ^' g

ElTJ;ir'SM E E.fi g'B

xXX

UO\ot-r:9H6 ts=riiE. B H.E.F- B'88 Eo -l.JH;-gp

P @6

FE$F'(d'(!d-.{ .oE'E

[email protected] ;D,d|'5 octda Fo.,fFD

atEzo*r

{nFtzlE

Cr