peraturan daerah kabupaten kuningan

21
RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan desa perlu adanya Badan Permusyawaratan Desa; b. bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah jo Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, untuk tertib pembentukan dan pelaksanaan wewenang, tugas dan kewajiban Badan Permusyawaratan Desa perlu adanya pedoman yang mengatur tentang pembentukan Badan Permusyawaratan Desa ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b dan c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 8 Agustus 1950); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437 ) ; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587) ; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 24 seri E , Tambahan Lembaran Daerah Nomor 30). Dengan Persetujuan Bersama 1

Upload: phungkhue

Post on 05-Feb-2017

234 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

RANCANGAN (disempurnakan)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGANNOMOR 17 TAHUN 2006

TENTANGBADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUNINGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan desa perlu adanya Badan Permusyawaratan Desa;

b. bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah jo Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, untuk tertib pembentukan dan pelaksanaan wewenang, tugas dan kewajiban Badan Permusyawaratan Desa perlu adanya pedoman yang mengatur tentang pembentukan Badan Permusyawaratan Desa ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b dan c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tanggal 8 Agustus 1950);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437 ) ;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587) ;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 24 seri E , Tambahan Lembaran Daerah Nomor 30).

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

dan BUPATI KUNINGAN

MEMUTUSKAN :Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA.

1

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Kabupaten Kuningan.2. Bupati adalah Bupati Kuningan. 3. Camat adalah Camat dalam Kabupaten Kuningan.4. Desa adalah Desa dalam Kabupaten Kuningan.5. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

8. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.

9. Lembaga Kemasyarakatan adalah Lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat.

10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APBDes adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD serta ditetapkan dalam Peraturan Desa.

11. Perangkat Desa adalah unsur Pemerintah Desa yang membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas pelayanan teknis, administrasi maupun kegiatan di wilayah Dusun.

12. Dusun adalah bagian wilayah kerja Pemerintahan Desa dalam Kabupaten Kuningan.

BAB IIKEDUDUKAN, FUNGSI DAN WEWENANG

Pasal 2BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

Pasal 3

BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Pasal 4BPD mempunyai wewenang :a. Membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;

2

b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa;

c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;d. Membentuk panitia Pemilihan Kepala Desa;e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan

menyalurkan aspirasi masyarakat;danf.Menyusun Tata Tertib BPD.

BAB III

PERSYARATAN

Pasal 5Yang dapat dicalonkan menjadi anggota BPD adalah Warga Negara Indonesia yang :a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dibuktikan dengan

surat pernyataan dari calon dan diketahui oleh Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa;

b. Setia kepada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah, dibuktikan dengan surat pernyataan dari calon dan diketahui oleh Kepala Desa/Penjabat Kepala Desa;

c. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau sederajat, dibuktikan dengan fotocopy ijasah yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;

d. Berusia paling rendah 25 (duapuluh lima) tahun, dibuktikan dengan fotocopy akta kelahiran atau surat kelahiran yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;

e. Penduduk desa setempat yang dibuktikan dengan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;

f. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun, dibuktikan dengan surat pernyataan yang bersangkutan;

g. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, dibuktikan dengan surat pernyataan yang bersangkutan;

h. Sehat jasmani dan rohani serta nyata-nyata tidak terganggu jiwa/ingatannya, dibuktikan dengan surat keterangan kesehatan dari dokter pemerintah;

i. Berkelakuan baik, dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);

j. Terdaftar sebagai penduduk desa dibuktikan dengan kepemilikan KTP dan bertempat tinggal di desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun berturut-turut atau 5 (lima) tahun tidak berturut- turut;

k. Bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD.

3

BAB IVMEKANISME PEMBENTUKAN, MASA JABATAN DAN PERESMIAN

Bagian KesatuPembentukan

Pasal 6(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa yang

bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah, yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.

(2) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur dari Ketua Rukun warga, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.

(3) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang, dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk dan kemampuan keuangan Desa yang bersangkutan dengan ketentuan :a. Jumlah penduduk Desa sampai dengan 1.000 jiwa,

sebanyak 5 (lima) orang anggota BPD ;b. Jumlah penduduk Desa 1.001 sampai dengan 2.000 jiwa,

sebanyak 7 (tujuh) orang anggota BPD ;c. Jumlah penduduk Desa 2.001 sampai dengan 3.000 jiwa,

sebanyak 9 (sembilan) orang anggota BPD ;d. Jumlah penduduk Desa lebih dari 3.000 jiwa, sebanyak 11

(sebelas) orang anggota BPD.

Pasal 7(1) Calon Anggota BPD ditetapkan secara musyawarah dan

mufakat.(2) Mekanisme musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) adalah :a. Pemerintah Desa memberitahukan kepada masyarakat

melalui Kepala Dusun tentang pembentukan BPD;b. Kepala Dusun mengumumkan kepada masyarakat tentang

pembentukan BPD atau pengisian kekosongan anggota BPD melalui musyawarah Dusun yang dihadiri oleh para Ketua Rukun Warga, Para Ketua Rukun Tetangga, tokoh masyarakat, golongan profesi, pemuka agama, tokoh pemuda dan tokoh wanita;

c. Musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan untuk menetapkan calon anggota BPD sesuai kuota masing-masing dusun dari peserta musyawarah yang hadir sesuai dengan persyaratan yang ditentukan;

d. Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada huruf c dituangkan dalam Berita Acara Hasil Musyawarah untuk disampaikan pada Rapat penetapan anggota BPD di tingkat Desa;

e. Setelah semua dusun menyampaikan Berita Acara Penetapan anggota BPD, Pemerintah Desa mengundang para Ketua Rukun Warga, para Ketua Rukun Tetangga, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dan calon anggota BPD yang diusulkan berdasarkan hasil musyawarah di Dusun;

4

f.Penetapan anggota BPD dilaksanakan dalam suatu rapat yang dibuka oleh Kepala Desa dengan pokok kegiatan penetapan anggota BPD yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara;

g. Dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari setelah rapat penetapan anggota BPD, Kepala Desa melaporkan dan mengajukan kepada Bupati melalui Camat dengan dilampiri Berita Acara Hasil Rapat, berkas persyaratan calon anggota dan daftar hadir rapat, untuk mendapatkan pengesahan.

Bagian KeduaMasa Jabatan dan Peresmian

Pasal 8Masa Jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat diangkat/ diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

Pasal 9(1) Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan Bupati.(2) Anggota BPD sebelum memangku jabatannya, mengucapkan

sumpah/janji secara bersama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati.

(3) Susunan kata-kata sumpah/janji BPD sebagai berikut :“Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji, bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Ketua/Anggota BPD dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya.Bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara.Dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara serta segala peraturan Perundang-undangan yang berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia “.

BAB VPIMPINAN BPD

Pasal 10(1) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang

Wakil Ketua dan 1 (satu) orang Sekretaris.(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih

dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam Rapat BPD yang diadakan secara khusus.

(3) Rapat pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda, dituangkan dalam Berita Acara Pemilihan Pimpinan BPD.

(4) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Bupati melalui Camat selambat-lambatnya 5 ( lima) hari untuk ditetapkan dengan Keputusan Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk.

Pasal 11

5

(1) Apabila terdapat lowongan/kekosongan Pimpinan BPD, penggantinya dipilih dari dan oleh anggota BPD.

(2) Pimpinan pengganti antar waktu menyelesaikan masa kerja pimpinan yang digantikannya.

BAB VIHAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Bagian KesatuHak

Pasal 12(1) BPD mempunyai hak :

a. Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa;b. Menyatakan pendapat.

(2) Anggota BPD mempunyai hak :a. Mengajukan rancangan Peraturan Desa;b. Mengajukan pertanyaan;c. Menyampaikan usul dan pendapat;d. Memilih dan dipilih;e. Memperoleh tunjangan dan biaya operasional.

Bagian KeduaKewajiban

Pasal 13(1) BPD mempunyai kewajiban :

a. Menyampaikan Informasi hasil kinerjanya kepada masyarakat paling sedikit satu kali dalam satu tahun;

b. Penyampaian hasil kinerja BPD dilakukan melalui pertemuan atau media cetak.

(2) Anggota BPD mempunyai kewajiban :a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan;

b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

c. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;

e. Memproses pemilihan Kepala Desa;f. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan

pribadi, kelompok dan golongan;g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat-istiadat

masyarakat setempat; dan h. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan

Lembaga Kemasyarakatan.

Bagian KetigaLarangan

6

Pasal 14(1) Pimpinan dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap

jabatan sebagai Kepala Desa atau Perangkat Desa.(2) Pimpinan dan anggota BPD dilarang :

a. Menjadi pelaksana proyek desa;b. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok

masyarakat dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;

c. Melakukan korupsi, Kolusi, Nepotisme dan menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

d. Menyalahgunakan wewenang; dane. Melanggar sumpah/janji jabatan.

BAB VIIPEMBERHENTIAN ANGGOTA DAN PIMPINAN

Pasal 15Keanggotaan BPD berhenti atau diberhentikan karena :a. Meninggal dunia;b. Atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Ketua BPD;c. Berakhir masa jabatan dan telah diresmikan anggota BPD yang

baru;d. Melanggar sumpah dan janji;e. Melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14

ayat (2);f. Pindah domisili atau bertempat tinggal di luar dusun yang

bersangkutan; g. Terbukti melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan

keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukup tetap;

h. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan atau norma-norma yang berlaku dan berkembang di masyarakat;

i. Tidak melaksanakan kewajibannya sebagai anggota BPD selama 6(enam) bulan berturut-turut atau lebih.

Pasal 16(1) Pemberhentian Anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan

Bupati ;(2) Usulan pemberhentian anggota BPD dilakukan oleh pimpinan

BPD kepada Bupati melalui Camat ;(3) Anggota BPD yang diberhentikan selain yang disebabkan

sebagaimana dimaksud Pasal 15 huruf a , b dan f harus mendapat persetujuan 2/3 (dua per tiga) jumlah anggota BPD;

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan melalui mekanisme Rapat BPD;

(5) Apabila terjadi krisis kepercayaan yang meluas terhadap seluruh pimpinan dan anggota BPD, Bupati menetapkan

7

pemberhentian bagi seluruh pimpinan dan Anggota BPD, setelah melalui :a. Pemeriksaan oleh Camat; dan ataub. Pemeriksaan oleh Badan Pengawasan Daerah; dan atauc. Musyawarah masyarakat desa yang dihadiri oleh para

Ketua Rukun Warga, para Ketua Rukun Tetangga, pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa, Golongan profesi, pemuka Agama dan tokoh masyarakat lainnya.

(6) Usulan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat 5 (lima) dilakukan oleh Camat kepada Bupati.

BAB VIIIPERGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 17(1) Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan sebelum

berakhir masa jabatannya diadakan penggantian antar waktu.(2) Masa jabatan keanggotaan BPD pengganti antar waktu adalah

sisa masa jabatan anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan.

(3) Mekanisme penetapan angggota BPD Pengganti Antar Waktu dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Ayat (2).

Pasal 18(1) Apabila Pimpinan BPD berhenti atau diberhentikan sebelum

masa jabatannya berakhir, diadakan penggantian pimpinan BPD.

(2) Mekanisme penggantian Pimpinan BPD dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat.

(3) Masa jabatan Pimpinan BPD pengganti adalah sisa masa jabatan Pimpinan BPD yang berhenti atau diberhentikan.

Pasal 19Selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tigapuluh) hari setelah diterimanya pengajuan pengesahan penggantian anggota BPD, Bupati atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan Keputusan peresmian bersamaan dengan penetapan pemberhentian.

Pasal 20Anggota BPD Pengganti Antar Waktu sebelum memangku jabatannya, mengucapkan sumpah/janji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) dihadapan masyarakat dan dipandu Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

BAB IXMEKANISME KERJA DAN PERATURAN TATA TERTIB

Pasal 21(1) Rapat BPD dipimpin oleh Pimpinan BPD.(2) Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan

sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) 8

dari jumlah anggota BPD dan Keputusan ditetapkan dengan musyawarah/ mufakat.

(3) Apabila dalam Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak mencapai kata sepakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.

(4) Dalam hal tertentu Rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD dan keputusan ditetapkan dengan persetujuan sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang hadir.

(5) Hasil Rapat BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan dilengkapi dengan notulen rapat yang dibuat oleh Sekretaris BPD.

Pasal 22(1) Peraturan Tata Tertib dan Mekanisme Kerja BPD lebih lanjut,

ditetapkan dengan Keputusan BPD.(2) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sekurang-kurangnya memuat materi :a. Pelaksanaan fungsi.b. Pelaksanaan wewenang.c. Pelaksanaan hak BPD.d. Pelaksanaan hak anggota.e. Pelaksanaan kewajiban BPD.f. Pelaksanaan kewajiban anggota.g. Tata cara rapat.h. Tata cara pembahasan Peraturan Desa.i. Sanksi-sanksi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan tata tertib BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XTATA CARA MENYERAP, MENAMPUNG DAN

MENYALURKAN ASPIRASI MASYARAKAT

Pasal 23(1) Untuk menyerap aspirasi masyarakat, BPD turun ke wilayah

dusun sebagai bahan penetapan kebijakan.(2) Kegiatan menyerap aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dapat dilakukan secara perorangan Anggota BPD, secara kelompok maupun bersama-sama Pemerintah Desa.

(3) Hasil kegiatan menyerap aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicatat dan dibukukan oleh Sekretaris BPD.

(4) Kegiatan menyerap aspirasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun.

Pasal 24(1) BPD menampung aspirasi masyarakat, baik yang secara

langsung disampaikan oleh masyarakat maupun melalui surat atau jenis lain yang datang dari masyarakat Desa.

9

(2) Aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dan dibukukan oleh Sekretaris BPD.

Pasal 25Berdasarkan aspirasi yang ditampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1), BPD menyalurkan aspirasi tersebut kepada Pemerintah Desa.

10

BAB XITUNJANGAN DAN BIAYA OPERASIONAL

Pasal 26(1) Pimpinan dan anggota BPD menerima tunjangan sesuai

dengan kemampuan keuangan desa.(2) Tunjangan pimpinan dan anggota BPD sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ditetapkan dalam APBDes.

Pasal 27(1) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya operasional sesuai

kemampuan keuangan desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan setiap tahun dalam APBDes.

BAB XIIHUBUNGAN KERJA

Pasal 28(1) Hubungan kerja antara BPD dengan Pemerintah Desa bersifat

kemitraan guna melaksanakan fungsi penetapan Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

(2) Hubungan kerja antara BPD dengan Lembaga Kemasyarakatan di Desa bersifat konsultatif dan aspiratif guna menerima masukan yang disampaikan oleh Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam mempercepat proses pembuatan Peraturan Desa yang berhubungan dengan kegiatan pembangunan dan pembinaan kehidupan masyarakat.

BAB XIIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 29(1) Peraturan pelaksanaan mengenai Badan Permusyawaratan

Desa sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku sampai ditetapkan peraturan pelaksanaan berdasarkan Peraturan Daerah ini.

(2) Pimpinan dan Anggota BPD yang ada pada saat Peraturan Daerah ini ditetapkan, tetap melaksanakan tugas sampai dengan dilantiknya anggota BPD yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah ini.

BAB XIVKETENTUAN PENUTUP

Pasal 30(1) Peraturan Bupati untuk Pelaksanaan Peraturan Daerah ini

harus sudah diterbitkan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkannya Peraturan Daerah ini.

(2) Sosialisasi Peraturan Daerah ini dilakukan sampai dengan dinyatakan berlaku efektif.

(3) Peraturan Daerah ini harus sudah dilaksanakan secara efektif dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal pengundangan.

11

Pasal 31Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2000 tentang Badan Perwakilan Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 32Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.

Disahkan di KuninganPada tanggal 2006

BUPATI KUNINGAN

AANG HAMID SUGANDADiundangkan di KuninganPada Tanggal 2006

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

MOMON ROCHMANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2006 NOMOR .…. SERI …..

12

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAHTENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

I. UMUMLandasan umum penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang

semula mengacu kepada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005.

Sebagai tindak lanjut dari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dimaksud, dalam rangka pengaturan mengenai Desa, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2000 tentang Desa, untuk itu pengaturan mengenai Badan Permusyawaratan Desa perlu ditetapkan kembali dengan Peraturan Daerah.

Untuk memenuhi aspek demokratisasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dibentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk masa jabatan 6 (enam) tahun yang mekanisme pembentukannya dilakukan secara musyawarah mufakat, dengan keanggotaannya yang berasal dari pengurus RT, RW dan tokoh masyarakat lainnya yang berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, mengawasi pelaksanaan peraturan desa dalam rangka pemantapan kinerja pemerintah desa.

Atas dasar pertimbangan-pertimbangan dimaksud, guna menjamin ketertiban, kelancaran dan keberhasilan serta adanya kepastian hukum dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa diperlukan adanya pengaturan Badan Permusyawaratan Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASALPasal 1

Pasal ini menjelaskan arti beberapa istilah yang digunakan dalam Peraturan Daerah ini dengan maksud untuk menyamakan pengertian tentang istilah-istilah itu sehingga dengan demikian dapat dihindari kesalahpahaman dalam penafsirannya.

Pasal 2Cukup jelas

Pasal 3Cukup jelas

Pasal 4Cukup jelas

Pasal 5Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Yang dimaksud “setia” adalah tidak pernah terlibat gerakan sparatis, tidak pernah melakukan gerakan secara inkonstitusional atau dengan kekerasan untuk mengubah Dasar Negara serta tidak pernah melanggar Undang-Undang Dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945.

13

Yang dimaksud dengan “setia kepada Pemerintah” adalah yang mengakui pemerintahan yang sah menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Huruf cYang dimaksud dengan ”sederajat“ adalah tamat lembaga pendidikan formal yang diakui keberadaannya oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Paket B.

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Huruf gCukup jelas

Huruf hCukup jelas

Huruf iCukup jelas

Huruf jCukup jelas

Huruf kCukup jelas

Pasal 6 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan keterwakilan wilayah adalah dari setiap dusun adalah terdapat anggota BPD sekurang-kurangnya satu orang.Untuk menentukan kuota anggota BPD dari masing-masing dusun, dipergunakan rumus :

N = A x BC

N = Jumlah kuota anggota BPD dari Dusun yang bersangkutanA = Jumlah Penduduk Dusun yang bersangkutanC = Jumlah Penduduk Desa yang bersangkutanB = Jumlah kuota anggota BPD desa yang bersangkutanContoh : Penduduk Desa “x” sebesar 2.950 jiwa, berarti kuota anggota

BPD desa yang berangkutan adalah 9 orang.Jumlah Dusun sebanyak 4 buah, dengan perincian jumlah penduduk sebagai berikut :Dusun 1 : 650 JiwaDusun 2 : 720 jiwaDusun 3 : 657 jiwaDusun 4 : 923 jiwaMaka :- kuota Dusun 1 adalah 650:2950 x 9 = 1,98 dibulatkan menjadi 2- kuota Dusun 2 adalah 720:2950 x 9 = 2,19 dibulatkan menjadi 2- kuota Dusun 3 adalah 657:2950 x 9 = 2,04 dibulatkan menjadi 2- kuota Dusun 4 adalah 923:2950 x 9 = 2,82 dibulatkan menjadi 3Jika masih terdapat sisa kuota anggota BPD namun tidak ada dusun yang memiliki angka pembulatan yang mutlak untuk ditarik ke atas, maka

14

yang mendapatkan sisa kuota adalah dusun dengan angka yang terbesar di belakang koma.

15

Ayat (2)Yang dimaksud dengan tokoh masyarakat adalah tokoh agama, tokoh wanita, tokoh pemuda dan pemuka-pemuka masyarakat lainnya yang diakui ketokohannya oleh masyarakat atau terdaftar dalam Buku Daftar Tokoh masyarakat.

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 7Cukup jelas

Pasal 8Yang dimaksud dengan 1 (satu) masa jabatan berikutnya adalah yang bersangkutan hanya dapat menjadi anggota BPD 2 (dua) kali masa jabatan secara berturut-turut dan dapat diusulkan kembali setelah selang waktu 1 (satu) kali masa jabatan.

Pasal 9Ayat (1)

Yang dimaksud dengan peresmian adalah pengesahan keanggotaan BPD hasil musyawarah mufakat di desanya masing-masing dengan Keputusan Bupati atau pejabat yang ditunjuk termasuk pelantikan dan pengambilan sumpah.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Cukup jelas

Pasal 12Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14Cukup jelas

Pasal 15Huruf a

Cukup jelasHuruf b

Cukup jelasHuruf c

Yang dimaksud dengan berakhir masa jabatannya dan telah diresmikan anggota BPD yang baru adalah bahwa masa jabatan BPD berakhir bersamaan dengan peresmian angggota BPD yang baru, sehingga tidak terjadi kekosongan jabatan walaupun peresmian anggota BPD yang baru mengalami keterlambatan.

Huruf dCukup jelas

Huruf eCukup jelas

Huruf fCukup jelas

Huruf g

16

Cukup jelas

Huruf hCukup jelas

Huruf iCukup jelas

Pasal 16Cukup jelas

Pasal 17Cukup jelas

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Cukup jelas

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasAyat (3)

Cukup jelasAyat (4)

Yang dimaksud dengan “hal tertentu” adalah rapat BPD yang akan membahas dan memutuskan kebijakan hyang bersifat prinsip dan strategis bagi kepentingan masyarakat desa, seperti usul pemberhentian Kepala Desa dan melakukan pinjaman.

Ayat (5)Cukup jelas

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Pasal 24Cukup jelas

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Ayat (1)

Yang dimaksud dengan tunjangan adalah dana yang diperoleh oleh masing-masing anggota/pimpinan BPD sebagai uang kehormatan

Ayat (2)Cukup jelas

Pasal 27Ayat (1)

Yang dimaksud dengan biaya operasional adalah biaya yang dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan rapat-rapat BPD dan penyediaan sarana pendukung kegiatan.

Ayat (2)Cukup jelas

Pasal 28

17

Cukup jelasPasal 29

Cukup jelasPasal 30

Cukup jelasPasal 31

Cukup jelasPasal 32

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2006 NOMOR SERI

18