peraturan daerah kabupaten barito utara nomor … fileb. bahwa sumber dana bagi pembiayaan...

26
65 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan urusan rumah tangga daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab di Kabupaten Barito Utara, mencakup pelayanan di bidang peruntukan penggunaan tanah; b. bahwa sumber dana bagi pembiayaan pembangunan di segala bidang, dipandang perlu menggali sumber dana sendiri sehingga dipandang perlu mengenakan retribusi terhadap pelayanan Pemerintah Kabupaten Barito Utara kepada masyarakat yang memanfaatkan peruntukan penggunaan tanah di Kabupaten Barito Utara;

Upload: phamkhue

Post on 29-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

65

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARANOMOR 07 TAHUN 2003

TENTANG

PENGELOLAAN RETRIBUSI IZIN PERUNTUKANPENGGUNAAN TANAH DI KABUPATEN BARITO UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO UTARA

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan urusan rumahtangga daerah dalam rangka pelaksanaanotonomi daerah yang luas, nyata danbertanggung jawab di Kabupaten BaritoUtara, mencakup pelayanan di bidangperuntukan penggunaan tanah;

b. bahwa sumber dana bagi pembiayaanpembangunan di segala bidang,dipandang perlu menggali sumber danasendiri sehingga dipandang perlumengenakan retribusi terhadap pelayananPemerintah Kabupaten Barito Utarakepada masyarakat yang memanfaatkanperuntukan penggunaan tanah diKabupaten Barito Utara;

2003/Nomor 04/Seri C

66

c. bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebutpada huruf a dan b, dipandang perlumengatur pengelolaan peruntukanpenggunaan tanah di Kabupaten BaritoUtara, dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959tentang Penetapan Undang-undangDarurat Nomor 3 Tahun 1953 tentangPembentukan Daerah Tingkat II DiKalimantan sebagai Undang-undang(Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72,Tambahan Lembaran Negara Nomor1820) ;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960tentang Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria (Lembaran Negara Tahun 1960Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraNomor 2034) ;

3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah (Lembaran Negara Tahun 1997Nomor 41, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3685), sebagaimana telah diubahdengan Undang-undang Nomor 34 Tahun2000 (Lembaran Negara Tahun 2000Nomor 246, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4048);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran

2003/Nomor 04/Seri C

67

Negara Tahun 1999 Nomor 60, TambahanLembaran Negara Nomor 3839 ) ;

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999tentang Perimbangan Keuangan AntaraPemerintah Pusat dan Daerah (LembaranNegara Tahun 1999 Nomor 72, TambahanLembaran Negara Nomor 3848 ) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun2000 tentang Kewenangan Pemerintahdan Kewenangan Propinsi sebagaiDaerah Otonom Lembaran Negara Nomor54 Tahun 2000, Tambahan LembaranNegara Nomor 3952) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun2001 tentang Retribusi Daerah (LembaranNegara Tahun 2001 Nomor 119,Tambahan Lembaran Negara Nomor4139) ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun2000 tentang Pengelolaan danPertanggung Jawaban Keuangan Daerah(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor202 Tambahan Lembaran Negara Nomor4022 ) ;

9. Keputusan Presiden Republik IndonesiaNomor 44 Tahun 1999 tentang TeknikPenyusunan Peraturan Perundang-

2003/Nomor 04/Seri C

68

undangan dan Rancangan Undang-undang, Rancangan PeraturanPemerintah, dan Rancangan KeputusanPresiden ( Lembaran Negara Tahun 1999Nomor 70 ) ;

10.Peraturan Daerah Kabupaten DaerahTingkat II Barito Utara Nomor 2 Tahun1989 tentang Penyidik Pegawai NegeriSipil Di Lingkungan Pemerintah KabupatenDaerah Tingkat II Barito Utara;

11.Peraturan Daerah Kabupaten Barito UtaraNomor 08 Tahun 2000 tentangKewenangan Kabupaten Barito UtaraSebagai Daerah Otonom (LembaranDaerah Tahun 2000 Nomor 03 Seri D) ;

12.Peraturan Daerah Kabupaten Barito UtaraNomor 09 Tahun 2000 tentangPembentukan dan/atau SusunanOrganisasi Perangkat Daerah KabupatenBarito Utara (Lembaran Daerah Tahun2000 Nomor 04 Seri D) sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan DaerahKabupaten Barito Utara Nomor 02 Tahun2001 (Lembaran Daerah Tahun 2001Nomor 10 Seri D).

Dengan persetujuanDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN BARITO UTARA

2003/Nomor 04/Seri C

69

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATENBARITO UTARA TENTANG PENGATURANKEGIATAN PERUSAHAAN DALAMDAERAH DI KABUPATEN BARITO UTARA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :a. Daerah, adalah Kabupaten Barito Utara ;b. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kabupaten

Barito Utara ;c. Kepala Daerah atau disebut Bupati, adalah Bupati Barito

Utara ;d. Pejabat, adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di

bidang Retribusi Daerah di lingkungan PemerintahDaerah Kabupaten Barito Utara ;

e. Badan, adalah suatu bentuk usaha, persekutuan,perkumpulan, yayasan atau organisasi sejenis, lembaga,dana pensiun, serta bentuk usaha tetap yang didirikanberdasarkan ketentuan hukum Indonesia, di KabupatenBarito Utara ;

f. Kas Daerah, adalah Kas Daerah Kabupaten Barito Utara;

2003/Nomor 04/Seri C

70

g. Dinas Pendapatan, adalah Dinas Pendapatan DaerahKabupaten Barito Utara ;

h. Izin Peruntukan Penggunaan Tanah, adalah pemberianizin atas penggunaan tanah kepada orang dan ataubadan hukum yang akan menggunakan tanah denganmemperhatikan rencana tata ruang;

i. Retribusi Daerah atau disebut retribusi, adalah PungutanDaerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberianizin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan olehPemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadiatau badan hukum ;

j. Perizinan Tertentu, adalah kegiatan Pemerintah Daerahdalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi ataubadan hukum yang dimaksudkan untuk pembinaan,pengaturan, pengendalian dan pengawasan ataskegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber dayaalam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentuguna melindungi kepentingan umum dan menjagakelestarian lingkungan;

k. Masa Retribusi, adalah jangka waktu tertentu yangmerupakan batas waktu bagi wajib retribusi untukmemanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dariPemerintah Daerah ;

l. Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau disingkat SKRD,adalah surat keputusan yang menentukan besaranretribusi yang terutang, di Kabupaten Barito Utara ;

2003/Nomor 04/Seri C

71

m.Surat Tagihan Retribusi Daerah disebut STRD, adalahsurat untuk melakukan tagihan retribusi yangsesuai ketentuan sanksi administrasi, di KabupatenBarito Utara ;

n. Surat Setoran Retribusi Daerah disingkat SSRD, adalahsurat yang digunakan oleh wajib retribusi untukmelakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yangterutang ke Kas Daerah atau tempat lain, di KabupatenBarito Utara ;

o. Surat Terutang Pemberitahuan Retribusi Daerahdisingkat STPRD, adalah surat yang digunakan olehwajib retribusi untuk melaporkan perhitunganpembayaran retribusi terutang menurut peraturanretribusi ;

p. Wajib Retribusi, adalah orang pribadi atau badan yangmenurut peraturan perundang-undangan retribusidiwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu;

q. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untukmencari, mengumpulkan dan mengelola data atauketerangan lainnya dalam rangka pengawasanpemenuhan kewajiban retribusi, di Kabupaten BaritoUtara ;

h. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalahserangkaian kegiatan yang dilakukan oleh PenyidikPegawai Negeri Sipil untuk mencari serta mengumpulkanbukti yang dengan bukti itu membuat jelas tindak pidanadi bidang retribusi, di Kabupaten Barito Utara ; dan

2003/Nomor 04/Seri C

72

i. Penyidik Pegawai Negeri Sipil disingkat PPNS, adalahPenyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan PemerintahKabupaten Barito Utara.

BAB IIP E R I Z I N A N

Pasal 2

(1) Setiap orang pribadi atau badan hukum yang akanmemanfaatkan peruntukan penggunaan tanah harusmendapatkan izin dari Bupati.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal iniberlaku selama 5 (lima) tahun.

(3) Ketentuan dan tata cara pengajuan izin sebagaimanadimaksud pada ayat (2) Pasal ini ditetapkan olehBupati.

BAB IIINAMA, OBYEK, DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 3

Dengan nama Retribusi Izin Peruntukan PenggunaanTanah, segala pembayaran dipungut sebagai retribusi ataspelayanan Pemerintah Daerah di bidang pertanahan.

2003/Nomor 04/Seri C

73

Pasal 4

Setiap pemberian izin peruntukan penggunaan tanahkepada orang pribadi atau badan hukum merupakan obyekretribusi.

Pasal 5

Subyek retribusi meliputi orang pribadi atau badan hukumyang memperoleh izin peruntukan penggunaan tanah.

BAB IVGOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 6

Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah sebagaimanapada Pasal 3 digolongkan ke dalam retribusi perizinantertentu.

BAB VCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA,

PENETAPAN DAN BESARAN TARIF

Pasal 7

Penentuan penggunaan jasa pelayanan sebagaimanadimaksud pada Pasal 3, dilakukan berdasarkan lokasi,daerah, luas tanah yang dimanfaatkan, jenis dan klasifikasiusaha serta jangka waktu penggunaan tanah.

2003/Nomor 04/Seri C

74

Pasal 8

Penetapan tarif retribusi izin peruntukan penggunaan tanahdidasarkan pada kebutuhan untuk menutupi biayapenyelenggaraan izin yang terdiri dari biaya pelayanan,administrasi, pengawasan, pengendalian, penegakanhukum dan biaya pembinaan.

Pasal 9

(1) Besaran tarif retribusi ditentukan berdasarkanklasifikasi penggunaan tanah.

(2) Klasifikasi penggunaan tanah sebagaimana dimaksudpada ayat (1), terdiri dari :a. penggunaan komersial ; danb. Penggunaan non komersial.

Pasal 10

(1) Penggunaan komersial sebagaimana dimaksud padaPasal 9 ayat (2) huruf a, meliputi :a. lokasi industri ;b. non industri ; danc. perkebunan.

(2) Penggunaan non komersial sebagaimana dimaksudpada Pasal 9 ayat (2) huruf b, meliputi :

2003/Nomor 04/Seri C

75

a. lokasi perumahan ;b. taman rekreasi ; danc. fasilitas umum.

Pasal 11

(1) Lokasi industri sebagaimana dimaksud pada Pasal 10ayat (1) huruf a, diperuntukan meliputi kegiatan :a. industri besar ; danb. industri kecil.

(2) Lokasi non industri sebagaimana dimaksud pada Pasal10 ayat (1) huruf b, diperuntukan meliputi kegiatan :a. pertokoan ;b. gedung atau penimbunan ;c. dealer ;d. hotel, penginapan,wisma atau asrama ;e. hiburan ; danf. jasa atau usaha lainnya.

(3) Lokasi perkebunan sebagaimana dimaksud pada Pasal10 ayat (1) huruf c, diperuntukan meliputi kegiatan :a. perkebunan besar ; danb. perkebunan rakyat.

2003/Nomor 04/Seri C

76

Pasal 12

(1) Terhadap kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksudPasal 9, Pasal 10 dan Pasal 11 dikenakan retribusi.

(2) Besaran tarif retribusi untuk kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkandengan Keputusan Bupati.

BAB VIWILAYAH PEMUNGUTAN

DAN TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 13

Wilayah pemungutan Retribusi, dipungut dalam wilayahKabupaten Barito Utara.

Pasal 14

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan dengan itu.

(2) Hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud padaPasal 12 ayat (2), disetor secara bruto ke kas Daerahmelalui Dinas Pendapatan.

2003/Nomor 04/Seri C

77

Pasal 15

(1) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktuatau kurang bayar, kepadanya dikenakan sanksiadministrasi berupa bunga sebesar dua persen setiapbulan dari jumlah retribusi yang terutang atau kurangbayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

(2) Penagihan pembayaran sanksi administrasisebagaimana dimaksud ayat (1), dilakukan denganmenggunakan STPRD.

Pasal 16

(1) Berdasarkan STPRD dengan menerbitkan SKRD.

(2) Dalam hal STPRD tidak dipenuhi oleh wajib retribusisebagaimana mestinya, maka diterbitkan SKRD secarajabatan.

(3) Bentuk dan isi SKRD sebagaimana dimaksud ayat (2),ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 17

Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan databaru dan atau data yang semula belum terungkap, yangmenyebabkan penambahan atau pengurangan jumlahretribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRD tambahan.

2003/Nomor 04/Seri C

78

BAB VIITATA CARA PEMBAYARAN DAN

PENAGIHAN RETRIBUSI

Pasal 18

(1) Pembayaran retribusi daerah dilakukan di Kas Daerahatau di tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yangditentukan dengan menggunakan SKRD, SKRD Jabatandan SKRD Tambahan.

(2) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yangditunjuk maka hasil penerimaan retribusi daerah harusdisetor ke Kas Daerah, selambat-lambatnya 1 x 24 jamatau dalam waktu yang ditetapkan oleh Bupati.

(3) Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewatwaktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud padaayat (1), maka dikenakan sanksi administrasi berupabunga sebesar 2 % (dua persen) per tiga puluh haridengan menerbitkan STRD.

Pasal 19

(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai ataulunas.

(2) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikanizin kepada wajib retribusi untuk mengangsur retribusiyang terutang dalam kurun waktu tertentu denganalasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

2003/Nomor 04/Seri C

79

(3) Tata cara pembayaran retribusi sebagaimana dimaksudayat (2), Pasal ini ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 20

(1) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud padaPasal 18 ayat (1) diberikan tanda bukti pembayaran.

(2) Setiap Pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.

(3) Bentuk, isi, kualitas, ukuran buku tanda bukti dan bukupenerimaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 21

(1) Pengeluaran surat teguran, peringatan, atau surat lainyang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaanpenagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh)hari sejak saat jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal suratteguran, peringatan, atau surat lain yang sejenis, wajibretribusi harus melunasi retribusinya yang terutang.

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

2003/Nomor 04/Seri C

80

Pasal 22

Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untukpelaksanaan penagihan retribusi daerah sebagaimanadimaksud pada Pasal 18 ayat (1) ditetapkan denganKeputusan Bupati

BAB VIIITATA CARA PEMBERIAN, KERINGANAN RETRIBUSI

Pasal 23

(1) Bupati dapat memberikan keringanan retribusi kepadawajib retribusi .

(2) Keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dapat berupa :

a. pengurangan pembayaran ;

b. pembebasan pembayaran ; dan

c. perpanjangan waktu pembayaran.

(3) Ketentuan dan tatacara pemberian keringanansebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkandengan Keputusan Bupati.

2003/Nomor 04/Seri C

81

BAB IXKEBERATAN DAN PEMBATALAN KETETAPAN

RETRIBUSI

Pasal 24

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonanpembetulan SKRD dan STRD yang dalam penerbitannyaterdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan ataukekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturanperundang-undangan retribusi daerah.

(2) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonanpengurangan atau penghapusan sanksi administrasiberupa bunga dan kenaikan retribusi terhutangdalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafanwajib retribusi atau bukan karena kesalahannya.

(3) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonanpengurangan atau pembatalan ketetapan retribusi yangterdapat kesalahan.

(4) Permohonan pembetulan, pengurangan ataupenghapusan sanksi, serta pengurangan ataupembatalan ketetapan retribusi, wajib disampaikansecara tertulis oleh wajib retribusi kepada Bupati ataupejabat yang ditunjuk alam waktu tiga puluh hariterhitung sejak tanggal penerimaan SKDR atau STRD.

(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4),wajib disertai alasan yang jelas dan meyakinkan.

2003/Nomor 04/Seri C

82

(6) Keputusan atas permohonan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabat yangditunjuk paling lama sembilan puluh hari sejak SuratPermohonan diterima.

(7) Apabila waktu sembilan puluh hari lewat dan Bupatiatau Pejabat yang ditunjuk tidak memberi keputusan,maka permohonan pembetulan dan penguranganketetapan serta penghapusan, pengurangan danpembatalan sanksi administrasi dianggap dikabulkan.

BAB XPENYELESAIAN KEBERATAN

Pasal 25

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonankeberatan atas administrasi SKRD dan STRD yangdisampaikan secara tertulis kepada Bupati atau Pejabatyang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama seratusdelapan puluh hari sejak tanggal penerimaam SKRDdan STRD.

(2) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), tidak menangguhkan pembayaran.

(3) Keputusan atas permohonan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabatyang ditunjuk dalam waktu paling lama 180 (seratusdelapan puluh) hari.

2003/Nomor 04/Seri C

83

(4) Apabila waktu seratus delapan puluh hari lewat danBupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikeputusan, maka permohonan pembetulan danpengurangan ketetapan serta penghapusan,pengurangan dan pembatalan sanksi administrasidianggap dikabulkan.

BAB XIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 26

(1) Wajib retribusi dalam mengajukan permohonanpengembalian kelebihan pembayaran secara retibusiwajib menyampaikan secara tertulis kepada Bupati.

(2) Atas dasar permohonan sebagaimana dimaksud padaayat (1), kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkanterlebih dahulu dengan uang retribusi yang telah dibayar.

(3) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat(2), wajib retribusi dapat mengajukan permintaan agarkelebihan pembayaran diperhitungkan sebagai bagianpembayaran retribusi selanjutnya.

Pasal 27

(1) Dalam hal kelebihan pembayaran retribusi sebagaimanadimaksud pada Pasal 26, diterbitkan paling lambat 60(enam puluh) hari sejak diterimanya permohonanpengembalian kelebihan pembayaran retribusi.

2003/Nomor 04/Seri C

84

(2) Kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dikembalikan kepada wajib retribusipaling lama 60 (enam puluh) hari sejak tanggalditerbitkan Keputusan.

(3) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusidilakukan setelah lewat waktu enam puluh hari, KepalaDaerah memberikan imbalan bunga 2 % (dua perseratus) per bulan atas keterlambatan pembayarankelebihan retribusi.

Pasal 28

(1) Perhitungan sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 ayat(2), diterbitkan bukti pemindahbukuan yang berlaku jugasebagai tanda bukti pembayaran.

(2) Pengembalian sebagaimana dimaksud pada Pasal 27dilakukan dengan menerbitkan Surat PerintahMembayar Kelebihan Retribusi.

BAB XIIINSTANSI PEMUNGUT DAN PEMBINAAN PENGAWASAN

Pasal 29

(1) Pemungutan retribusi dilakukan oleh Dispenda atauoleh instansi lain yang bertanggungjawab dalampengelolaan retribusi daerah.

2003/Nomor 04/Seri C

85

(2) Ketentuan pemungutan instansi pemungut sebagaimanadimaksud pada ayat (10 ditetapkan dengan keputusanBupati.

Pasal 30

Pembinaan dan Pengawasan pelaksanaan Peraturandaerah ini dilakukan oleh Bupati atau Pejabat lain yangditunjuk.

BAB XIIISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 31

Pelanggaran terhadap Peraturan Daerah ini dapatdikenakan sanksi administrasi berupa pencabutanizin penggunaan tanah dan penutupan kegiatanadministrasi lapangan.

BAB XIVKETENTUAN PIDANA

Pasal 32

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannyasehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidanakurungan paling lama seratus delapan puluh hariatau denda paling banyak empat kali jumlah retribusiyang terutang, atau pidana kurungan paling singkat

2003/Nomor 04/Seri C

86

190 (sembilan puluh) hari dan denda dua kali retribusiterutang.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan pidana pelanggaran.

BAB XVKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 33

(1) PPNS tertentu di lingkungan Pemerintah Kabupatendiberi wewenang khusus sebagai penyidik untukmelakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusidaerah.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat(1 ) meliputi :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan menelitiketerangan atau laporan berkenaan dengan tindakpidana di bidang retribusi daerah ;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keteranganmengenai orang pribadi atau badan tentangkebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungandengan tindak pidana di bidang retribusi daerah ;

2003/Nomor 04/Seri C

87

c. meminta keterangan dan barang bukti dari orangpribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidanadi bidang retribusi daerah ;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dandokumen- dokumen lain serta melakukan penyitaanterhadap barang bukti ;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkanbarang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadapbarang bukti ;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangakapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah ;

g. menyuruh berhenti, melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksaidentitas orang atau dokumen yang dibawa olehorang lain ;

h. memotret seseorang atau obyek yang berkaitandengan tindak pidana retribusi daerah ;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dandiperiksa sebagai saksi atau tersangka ;

j. menghentikan penyidikan, atas pejabat penyidikumum ;

2003/Nomor 04/Seri C

88

k. melakukan tindakan lain yang perlu untukkelancaraan penyidikan tindak pidana di bidangretribusi daerah yang dapat dipertanggung jawabkansecara hukum ;

(3) Penyidik, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan saat permulaan penyidikan dimulaidan menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntutumum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XVIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerahini sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur denganKeputusan Bupati.

Pasal 35

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

2003/Nomor 04/Seri C

89

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Barito Utara.

Disahkan di Muara Tewehpada tanggal 22 Pebruari 2003

BUPATI BARITO UTARA

Cap/ttd

H. BADARUDDIN

Diundangkan di Muara Tewehpada tanggal 22 Pebruari 2003

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN BARITO UTARA

Cap/ttd

H. JURNI H GARIB

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARATAHUN 2003 NOMOR 04 SERI C

2003/Nomor 04/Seri C

90