peraturan bank indonesia tentang dengan ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum...

43
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 21/11/PBI/2019 TENTANG PENYELENGGARAAN CENTRAL COUNTERPARTY UNTUK TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR OVER-THE-COUNTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan dengan cara menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, makroprudensial, serta sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, yang salah satunya didukung oleh pasar keuangan yang berintegritas dan efisien; b. bahwa untuk mencapai pasar keuangan yang berintegritas dan efisien, tertib, teratur, serta transparan diperlukan lembaga central counterparty yang menyelenggarakan kliring dan novasi atas transaksi derivatif suku bunga dan nilai tukar yang dilakukan secara over-the-counter; c. bahwa untuk mewujudkan terbentuknya lembaga central counterparty yang memiliki integritas, tata kelola yang baik, serta manajemen risiko yang efektif sehingga dapat mengurangi risiko sistemik di pasar keuangan, diperlukan peran Bank Indonesia dalam pengaturan, perizinan, dan pengawasan lembaga central counterparty;

Upload: others

Post on 22-Feb-2020

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

PERATURAN BANK INDONESIA

NOMOR 21/11/PBI/2019

TENTANG

PENYELENGGARAAN CENTRAL COUNTERPARTY

UNTUK TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA

DAN NILAI TUKAR OVER-THE-COUNTER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia yaitu mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan dengan

cara menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,

makroprudensial, serta sistem pembayaran dan

pengelolaan uang rupiah, yang salah satunya didukung

oleh pasar keuangan yang berintegritas dan efisien;

b. bahwa untuk mencapai pasar keuangan yang berintegritas

dan efisien, tertib, teratur, serta transparan diperlukan

lembaga central counterparty yang menyelenggarakan

kliring dan novasi atas transaksi derivatif suku bunga dan

nilai tukar yang dilakukan secara over-the-counter;

c. bahwa untuk mewujudkan terbentuknya lembaga central

counterparty yang memiliki integritas, tata kelola yang baik,

serta manajemen risiko yang efektif sehingga dapat

mengurangi risiko sistemik di pasar keuangan, diperlukan

peran Bank Indonesia dalam pengaturan, perizinan, dan

pengawasan lembaga central counterparty;

Page 2: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 2 -

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelenggaraan Central

Counterparty untuk Transaksi Derivatif Suku Bunga dan

Nilai Tukar Over-the-Counter;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3843) sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4962);

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas

Devisa dan Sistem Nilai Tukar (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 67, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3844);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG

PENYELENGGARAAN CENTRAL COUNTERPARTY UNTUK

TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR OVER-

THE-COUNTER.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bank Indonesia ini yang dimaksud dengan:

1. Transaksi Derivatif Suku Bunga adalah transaksi yang

didasari oleh suatu kontrak atau perjanjian pembayaran

yang nilainya merupakan turunan dari suku bunga.

Page 3: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 3 -

2. Transaksi Derivatif Nilai Tukar adalah transaksi yang

didasari oleh suatu kontrak atau perjanjian pembayaran

yang nilainya merupakan turunan dari nilai tukar.

3. Transaksi Derivatif Suku Bunga dan Nilai Tukar Over-the–

Counter yang selanjutnya disebut Transaksi Derivatif SBNT

adalah Transaksi Derivatif Suku Bunga dan Transaksi

Derivatif Nilai Tukar yang dilakukan secara over-the-

counter.

4. Central Counterparty untuk Transaksi Derivatif Suku

Bunga dan Nilai Tukar Over-the-Counter yang selanjutnya

disebut CCP SBNT adalah lembaga yang menempatkan

dirinya di antara para pihak yang melakukan Transaksi

Derivatif SBNT sehingga bertindak sebagai pembeli bagi

penjual dan sebagai penjual bagi pembeli.

5. Novasi atau Pembaharuan Utang yang selanjutnya disebut

Novasi adalah proses pengakhiran kontrak awal antara

pembeli dan penjual kemudian menggantikannya dengan

dua kontrak baru yaitu antara CCP SBNT dan pembeli serta

CCP SBNT dan penjual.

6. Kliring adalah proses yang dilakukan setelah terjadinya

transaksi yang mencakup kegiatan merekonsiliasi,

mengonfirmasi, dan menghitung hak dan kewajiban para

pihak termasuk penghitungan secara netting, yang

menunjukkan posisi akhir hak dan kewajiban para pihak

sebelum setelmen dilakukan.

7. Anggota CCP SBNT yang selanjutnya disebut Anggota

adalah pihak yang memenuhi persyaratan untuk

menggunakan layanan jasa Kliring berdasarkan kriteria

yang ditetapkan oleh CCP SBNT.

8. Infrastruktur Pasar Keuangan (Financial Market

Infrastructure) adalah sistem multilateral yang

menyediakan jasa untuk melakukan perdagangan, Kliring,

setelmen, pelaporan, dan pencatatan sehubungan dengan

transaksi pembayaran, surat berharga, derivatif, dan

transaksi keuangan lainnya.

Page 4: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 4 -

9. Bank adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan serta

bank umum yang menjalankan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang yang mengatur mengenai perbankan

syariah, termasuk kantor cabang dari bank yang

berkedudukan di luar negeri namun tidak termasuk kantor

Bank yang beroperasi di luar negeri.

10. Default Fund Contribution adalah dana yang disetorkan oleh

Anggota kepada CCP SBNT sebagai bagian dari mitigasi

risiko apabila terjadi wanprestasi Anggota.

11. Initial Margin adalah dana dan/atau surat berharga yang

disetorkan oleh Anggota pada saat akan melakukan

Transaksi Derivatif SBNT untuk memitigasi potensi

perubahan posisi Anggota dalam hal terjadi wanprestasi.

12. Variation Margin adalah dana dan/atau surat berharga

yang disetorkan oleh Anggota atas eksposur yang

diakibatkan oleh perubahan harga pasar (mark-to-market)

Transaksi Derivatif SBNT.

BAB II

FUNGSI CCP SBNT

Pasal 2

CCP SBNT melakukan fungsi:

a. Novasi;

b. penyelenggaraan Kliring; dan

c. pengelolaan risiko,

atas Transaksi Derivatif SBNT.

Page 5: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 5 -

BAB III

PERIZINAN CCP SBNT

Bagian Kesatu

Persyaratan CCP SBNT

Pasal 3

(1) Setiap pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai CCP

SBNT wajib terlebih dahulu memperoleh izin dari Bank

Indonesia.

(2) Pihak yang mengajukan permohonan izin menjadi CCP

SBNT harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. berbentuk perseroan terbatas;

b. memenuhi modal minimum;

c. memenuhi komposisi kepemilikan saham; dan

d. memiliki infrastruktur yang andal dan aman.

Pasal 4

(1) Perseroan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

ayat (2) huruf a harus memiliki paling sedikit:

a. 1 (satu) orang komisaris independen; dan

b. 1 (satu) orang direktur yang membidangi CCP SBNT.

(2) Direktur yang membidangi CCP SBNT sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat merangkap bidang

lainnya dengan persetujuan Bank Indonesia.

(3) Persetujuan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) diberikan dengan mempertimbangkan ukuran dan

kompleksitas kegiatan usaha CCP SBNT.

Pasal 5

(1) Modal minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

ayat (2) huruf b sebesar Rp400.000.000.000,00 (empat

ratus miliar rupiah).

(2) Perhitungan modal minimum sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) didasarkan atas karakteristik usaha dan risiko CCP

SBNT.

Page 6: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 6 -

(3) Pemenuhan modal minimum sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. pada saat permohonan persetujuan prinsip, modal

disetor mencapai paling sedikit 50% (lima puluh

persen) dari modal minimum; dan

b. pada saat permohonan izin usaha, modal minimum

mencapai 100% (seratus persen).

Pasal 6

(1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah modal

minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1).

(2) Bank Indonesia dapat meminta pemegang saham CCP

SBNT untuk menyesuaikan permodalan CCP SBNT dengan

mempertimbangkan profil risiko dan/atau kondisi kegiatan

CCP SBNT.

(3) Dalam hal modal CCP SBNT menjadi berkurang di bawah

modal minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

ayat (1), CCP SBNT wajib:

a. memenuhi kekurangan modal minimum dalam waktu

paling lambat 1 (satu) tahun sejak penurunan modal

minimum; dan

b. menyampaikan laporan kondisi terkini terkait modal

minimum beserta rencana aksi pemenuhan modal

minimum kepada Bank Indonesia.

(4) Rencana aksi terkait pemenuhan modal minimum

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b harus

memperoleh persetujuan Bank Indonesia.

Pasal 7

Sumber dana yang digunakan untuk pemenuhan modal

dilarang berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam

bentuk apapun dan/atau dari dan untuk tujuan pencucian

uang.

Page 7: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 7 -

Pasal 8

(1) Komposisi kepemilikan saham sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c wajib memenuhi ketentuan

sebagai berikut:

a. sepenuhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia

dan/atau badan hukum Indonesia; atau

b. dimiliki oleh warga negara Indonesia dan/atau badan

hukum Indonesia dengan warga negara asing

dan/atau badan hukum asing, dengan batasan

kepemilikan warga negara asing dan/atau badan

hukum asing paling banyak 49% (empat puluh

sembilan persen) dari modal disetor.

(2) Perhitungan kepemilikan warga negara asing dan/atau

badan hukum asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b meliputi kepemilikan secara langsung dan secara

tidak langsung sesuai dengan penilaian Bank Indonesia.

Pasal 9

(1) Persyaratan infrastruktur yang andal dan aman

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d

paling sedikit meliputi:

a. memiliki kapasitas pemrosesan Kliring Transaksi

Derivatif SBNT yang memadai;

b. memiliki tingkat keamanan yang memenuhi standar

keamanan nasional dan/atau internasional; dan

c. memiliki manajemen risiko yang memadai.

(2) Wilayah penempatan infrastruktur sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) mengacu pada peraturan perundang-

undangan yang mengatur mengenai informasi dan

transaksi elektronik.

Pasal 10

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan CCP SBNT diatur

dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

Page 8: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 8 -

Bagian Kedua

Tata Cara Pemberian Izin

Pasal 11

Pemberian izin CCP SBNT sebagaimana dimaksud dalam Pasal

3 ayat (1) dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu:

a. persetujuan prinsip; dan

b. izin usaha.

Bagian Ketiga

Persetujuan Prinsip

Pasal 12

(1) Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a diajukan

oleh salah satu anggota direksi secara tertulis kepada Bank

Indonesia.

(2) Pihak yang mengajukan permohonan persetujuan prinsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

a. memiliki akta pendirian badan hukum termasuk

anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi

berwenang;

b. memiliki modal disetor paling sedikit 50% (lima puluh

persen) dari modal minimum sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 ayat (1);

c. memiliki struktur kepemilikan saham;

d. terdapat paling sedikit 1 (satu) orang komisaris

independen;

e. terdapat paling sedikit 1 (satu) orang calon direktur

yang akan membidangi CCP SBNT;

f. memiliki susunan dan struktur organisasi, serta

rencana sumber daya manusia;

g. memiliki rencana bisnis untuk 3 (tiga) tahun pertama;

h. memiliki rencana strategis perusahaan jangka

panjang;

Page 9: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 9 -

i. memiliki konsep pedoman manajemen risiko, rencana

sistem pengendalian intern, rencana sistem teknologi

informasi yang digunakan, dan konsep pedoman

mengenai pelaksanaan tata kelola;

j. memiliki sistem dan prosedur kerja; dan

k. memenuhi persyaratan administratif lain yang

ditetapkan Bank Indonesia.

Pasal 13

(1) Bank Indonesia memberikan persetujuan atau penolakan

atas permohonan persetujuan prinsip sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1).

(2) Dalam memberikan persetujuan atau penolakan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia

mempertimbangkan paling sedikit hal sebagai berikut:

a. hasil penelitian atas kelengkapan dan kesesuaian

dokumen;

b. hasil analisis terhadap persyaratan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2); dan

c. hasil konfirmasi dan/atau keterangan dari instansi

terkait yang berwenang, dalam hal diperlukan.

(3) Bank Indonesia dapat meminta pihak yang mengajukan

permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat

(1) untuk melakukan presentasi mengenai keseluruhan

rencana penyelenggaraan CCP SBNT.

Pasal 14

(1) Persetujuan atau penolakan atas permohonan persetujuan

prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)

diberikan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja

setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap dan

sesuai.

(2) Persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak

tanggal persetujuan prinsip diterbitkan.

Page 10: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 10 -

(3) Apabila sampai dengan berakhirnya jangka waktu

berlakunya persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) pihak yang telah memperoleh persetujuan

prinsip belum mengajukan permohonan izin usaha kepada

Bank Indonesia, persetujuan prinsip yang telah

dikeluarkan oleh Bank Indonesia dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15

Pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) yang telah

memperoleh persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 ayat (1) dilarang melakukan kegiatan usaha sebagai

CCP SBNT sebelum mendapat izin usaha.

Pasal 16

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, dokumen

pendukung, dan tata cara pengajuan permohonan persetujuan

prinsip diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

Bagian Keempat

Izin Usaha

Pasal 17

(1) Permohonan untuk mendapatkan izin usaha sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11 huruf b diajukan oleh salah satu

anggota direksi secara tertulis kepada Bank Indonesia.

(2) Pihak yang mengajukan permohonan izin usaha

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

a. memiliki persetujuan prinsip yang masih berlaku dari

Bank Indonesia;

b. memiliki modal minimum sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 ayat (1);

c. memiliki rancangan ketentuan CCP SBNT (rule book);

d. memiliki bukti kesiapan operasional;

e. memiliki anggaran dasar yang memuat:

1. persyaratan bahwa pengangkatan komisaris

independen dan direktur yang membidangi CCP

Page 11: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 11 -

SBNT harus memperoleh persetujuan Bank

Indonesia terlebih dahulu; dan

2. struktur organisasi yang memuat komposisi

dewan komisaris dan direksi paling sedikit 1

(satu) orang komisaris independen dan 1 (satu)

orang direktur yang membidangi CCP SBNT;

f. memenuhi persyaratan integritas, kompetensi,

dan/atau aspek keuangan bagi komisaris independen

dan direktur yang membidangi CCP SBNT; dan

g. memiliki data kepemilikan saham beserta dokumen

pendukung dalam hal terdapat perubahan.

Pasal 18

(1) Bank Indonesia memberikan persetujuan atau penolakan

atas permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 17 ayat (1).

(2) Dalam memberikan persetujuan atau penolakan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia

mempertimbangkan paling sedikit hal sebagai berikut:

a. hasil penelitian atas kelengkapan dan kesesuaian

dokumen;

b. hasil penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap:

1. komisaris independen; dan

2. direktur yang membidangi CCP SBNT; dan

c. hasil konfirmasi dan/atau keterangan dari instansi

terkait yang berwenang, dalam hal diperlukan.

(3) Penilaian kemampuan dan kepatutan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b ditujukan untuk

memastikan pemenuhan persyaratan integritas,

kompetensi dan/atau aspek keuangan.

(4) Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin usaha

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling

lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah dokumen

permohonan diterima secara lengkap dan sesuai.

Page 12: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 12 -

Pasal 19

(1) Pihak yang telah mendapat izin usaha CCP SBNT

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) wajib

melakukan kegiatan usaha paling lambat 60 (enam puluh)

hari kerja terhitung sejak tanggal izin usaha diterbitkan.

(2) Pelaksanaan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) wajib dilaporkan oleh CCP SBNT kepada Bank

Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah

tanggal pelaksanaan kegiatan operasional.

(3) Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) CCP SBNT belum melakukan kegiatan usaha, izin

usaha yang telah diterbitkan oleh Bank Indonesia

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 20

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, dokumen

pendukung, dan tata cara pengajuan permohonan izin usaha

diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

Bagian Kelima

Perubahan Komisaris Independen

dan Direktur yang Membidangi CCP SBNT serta Aksi Korporasi

Pasal 21

(1) CCP SBNT wajib memperoleh persetujuan Bank Indonesia

dalam hal akan melakukan perubahan atas komisaris

independen dan/atau direktur yang membidangi CCP

SBNT.

(2) Dalam memberikan persetujuan atau penolakan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia

mempertimbangkan paling sedikit hal sebagai berikut:

a. hasil penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap:

1. komisaris independen; dan/atau

2. direktur yang membidangi CCP SBNT; dan

b. hasil konfirmasi dan/atau keterangan dari instansi

terkait yang berwenang, dalam hal diperlukan.

Page 13: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 13 -

(3) Penilaian kemampuan dan kepatutan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a ditujukan untuk

memastikan pemenuhan persyaratan integritas,

kompetensi dan/atau aspek keuangan.

(4) CCP SBNT wajib memperoleh persetujuan dari Bank

Indonesia dalam hal akan melakukan aksi korporasi

berupa penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan

pemisahan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, dokumen

pendukung, dan tata cara pengajuan permohonan

persetujuan atas perubahan komisaris independen dan

direktur yang membidangi CCP SBNT serta aksi korporasi

diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

BAB IV

TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN CCP SBNT

Bagian Kesatu

Tugas CCP SBNT

Pasal 22

(1) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2, CCP SBNT memiliki tugas:

a. melakukan Novasi atas kontrak Transaksi Derivatif

SBNT antar-Anggota;

b. menyelenggarakan Kliring atas Transaksi Derivatif

SBNT secara multilateral;

c. mengelola risiko dengan menetapkan standar operasi

prosedur manajemen risiko;

d. menatausahakan portofolio Transaksi Derivatif SBNT

Anggota secara benar, tepat waktu, konsisten, dan

transparan;

e. menatausahakan Default Fund Contribution, Initial

Margin, dan Variation Margin;

f. menyusun dan mengembangkan ketentuan CCP SBNT

(rule book) yang berlaku bagi Anggota;

Page 14: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 14 -

g. melakukan interkoneksi dengan Infrastruktur Pasar

Keuangan (Financial Market Infrastructure) dan/atau

penyelenggara transaksi; dan

h. melakukan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian

secara rutin terhadap portofolio Transaksi Derivatif

SBNT.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas CCP SBNT diatur

dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

Bagian Kedua

Wewenang CCP SBNT

Pasal 23

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 22, CCP SBNT berwenang:

a. menyetujui, menolak, dan menghentikan Anggota;

b. mengenakan sanksi kepada Anggota;

c. menetapkan besaran Default Fund Contribution, Initial

Margin, Variation Margin, dan biaya;

d. menetapkan metode valuasi atas Initial Margin dan

Variation Margin yang diserahkan Anggota;

e. melakukan pengelolaan Default Fund Contribution,

Initial Margin, dan Variation Margin sesuai dengan

kriteria dan persyaratan yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia;

f. mengeksekusi Default Fund Contribution, Initial

Margin, dan Variation Margin dalam hal Anggota

mengalami wanprestasi;

g. melakukan close-out netting, pengakhiran awal (early

termination), dan lelang atas transaksi Anggota yang

mengalami wanprestasi; dan

h. menyusun dan menetapkan ketentuan CCP SBNT (rule

book).

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai wewenang CCP SBNT

diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

Page 15: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 15 -

Bagian Ketiga

Kewajiban CCP SBNT

Pasal 24

CCP SBNT wajib memiliki tata kelola perusahaan yang jelas dan

transparan, yang memenuhi prinsip keamanan, efisiensi, dan

mendukung stabilitas sistem keuangan.

Pasal 25

(1) CCP SBNT wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dan

manajemen risiko secara efektif.

(2) Prinsip kehati-hatian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling sedikit terdiri atas:

a. pedoman etika bisnis sebagai CCP SBNT atau

pedoman lain yang sejenis;

b. transparansi dan keterbukaan informasi;

c. mekanisme penyelesaian sengketa; dan

d. perlindungan konsumen.

(3) Dalam menerapkan manajemen risiko yang efektif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), CCP SBNT paling

sedikit memiliki:

a. kerangka pengelolaan risiko yang memadai;

b. rencana pemulihan bencana;

c. jaringan komunikasi yang memenuhi prinsip

kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan; dan

d. manajemen risiko terkait teknologi informasi.

Pasal 26

CCP SBNT wajib menerapkan manajemen risiko kredit dan

risiko likuiditas secara efektif.

Pasal 27

Penerapan manajemen risiko kredit sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 26 dilakukan paling sedikit dengan cara:

a. mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengelola

risiko kredit;

Page 16: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 16 -

b. memiliki prosedur dan mekanisme yang memadai

mengenai urutan penggunaan sumber dana (default

waterfall) dalam hal terdapat Anggota yang mengalami

wanprestasi;

c. mengalokasikan persentase tertentu dari modal CCP SBNT

sebagai bagian dari urutan penggunaan sumber dana

(default waterfall);

d. memelihara sumber keuangan yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan likuiditas atas eksposur kredit

kepada Anggota;

e. meminta Initial Margin dan Variation Margin dalam bentuk

dana dan/atau surat berharga dengan kualitas tinggi;

f. menerapkan metode valuasi dan haircut atas Initial Margin

dan Variation Margin dalam bentuk surat berharga

berdasarkan prinsip kehati-hatian;

g. menerapkan concentration limit untuk Initial Margin dan

Variation Margin dalam bentuk surat berharga; dan

h. menerapkan sistem Initial Margin dan Variation Margin yang

efektif.

Pasal 28

Penerapan manajemen risiko likuiditas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 26 dilakukan paling sedikit dengan cara:

a. mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengelola

risiko likuiditas;

b. menjaga kecukupan likuiditas untuk melakukan setelmen;

dan

c. melakukan stress test secara berkala.

Pasal 29

(1) CCP SBNT wajib menerapkan manajemen risiko bisnis,

risiko custody, risiko investasi, dan risiko operasional

secara efektif.

Page 17: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 17 -

(2) Penerapan manajemen risiko bisnis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit dengan

cara:

a. mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengelola risiko bisnis; dan

b. memiliki kecukupan aset bersih yang likuid untuk

mengantisipasi potensi kerugian bisnis.

(3) Penerapan manajemen risiko custody sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit dengan

cara:

a. mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengelola risiko custody; dan

b. melindungi aset CCP SBNT dan aset Anggota yang

diserahkan kepada CCP SBNT.

(4) Penerapan manajemen risiko investasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit dengan

cara:

a. mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengelola risiko investasi CCP SBNT; dan

b. melakukan investasi pada instrumen yang memiliki

risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas yang

rendah sesuai dengan kriteria investasi yang

ditetapkan Bank Indonesia.

(5) Penerapan manajemen risiko operasional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit dengan

cara:

a. mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengelola risiko operasional;

b. memiliki sistem yang memadai untuk mendukung

kegiatan operasional CCP SBNT; dan

c. memiliki manajemen keberlangsungan bisnis.

Pasal 30

(1) CCP SBNT wajib memastikan proses setelmen Transaksi

Derivatif SBNT dilakukan secara final.

Page 18: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 18 -

(2) Setelmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan menggunakan dana CCP SBNT dalam mata uang

rupiah yang terdapat pada rekening CCP SBNT di Bank

Indonesia (central bank money).

(3) Dalam hal setelmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dalam valuta asing, CCP SBNT harus memiliki

mitigasi risiko setelmen.

(4) Dalam hal disepakati untuk melakukan physical delivery

settlement, CCP SBNT wajib mencantumkan kewajiban CCP

SBNT di dalam kontrak.

(5) CCP SBNT harus mengidentifikasi, mengukur, memantau,

dan mengelola risiko yang berpotensi timbul atas physical

delivery settlement.

Pasal 31

Dalam hal terdapat kewajiban timbal balik (two-linked

obligation), CCP SBNT wajib meminimalisir risiko setelmen

berupa principal risk yang timbul dari Transaksi Derivatif SBNT

melalui mekanisme:

a. delivery versus payment (DvP);

b. payment versus payment (PvP);

c. delivery versus delivery (DvD); atau

d. mekanisme lainnya yang dapat meminimalisir risiko

setelmen.

Pasal 32

CCP SBNT wajib memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas

mengenai:

a. penanganan wanprestasi Anggota; dan

b. segregasi dan portabilitas atas posisi transaksi, Default

Fund Contribution, Initial Margin, dan Variation Margin dari

Anggota.

Pasal 33

CCP SBNT wajib menetapkan kriteria dan persyaratan untuk

menjadi Anggota secara objektif, berbasis risiko, dan

transparan.

Page 19: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 19 -

Pasal 34

(1) CCP SBNT harus memberikan layanan Transaksi Derivatif

SBNT bagi Anggota secara efektif dan efisien.

(2) CCP SBNT wajib menggunakan sarana dan prosedur

komunikasi yang lazim untuk memfasilitasi proses

pembayaran, Kliring, setelmen, dan pendokumentasian.

Pasal 35

(1) CCP SBNT wajib menyampaikan informasi secara lengkap

dan transparan kepada Anggota mengenai ketentuan CCP

SBNT (rule book), biaya, data Transaksi Derivatif SBNT, dan

informasi lainnya terkait dengan keanggotaan dalam CCP

SBNT.

(2) Penyampaian informasi data Transaksi Derivatif SBNT

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

memperhatikan prinsip kerahasiaan data individual

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 36

Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban CCP SBNT diatur

dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

BAB V

SEGREGASI BISNIS

Pasal 37

Dalam hal CCP SBNT memberikan jasa lain di luar Transaksi

Derivatif SBNT, CCP SBNT wajib:

a. memisahkan Default Fund Contribution, Initial Margin, dan

Variation Margin yang diterima atas Transaksi Derivatif

SBNT dengan default fund contribution, initial margin, dan

variation margin atas jasa lain tersebut; dan

b. memisahkan mekanisme urutan penggunaan sumber dana

(default waterfall) atas Transaksi Derivatif SBNT dengan

urutan penggunaan sumber dana (default waterfall) atas

jasa lain tersebut.

Page 20: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 20 -

Pasal 38

CCP SBNT dapat memisahkan mekanisme urutan penggunaan

sumber dana (default waterfall) atas Transaksi Derivatif SBNT

berdasarkan kelas aset dan/atau jenis transaksi.

Pasal 39

(1) CCP SBNT wajib memisahkan aset, piutang, dan kewajiban

milik CCP SBNT dengan aset, piutang, dan kewajiban milik

Anggota.

(2) CCP SBNT wajib memisahkan rekening Default Fund

Contribution, Initial Margin, dan Variation Margin, masing-

masing Anggota.

(3) CCP SBNT wajib memperlakukan Default Fund

Contribution, Initial Margin, dan Variation Margin milik

Anggota termasuk tambahan aset hasil Transaksi Derivatif

SBNT Anggota yang bersangkutan sebagai milik Anggota.

(4) Apabila CCP SBNT dinyatakan pailit, aset milik Anggota

yang berada dalam penguasaan CCP SBNT tidak dapat

digunakan untuk memenuhi kewajiban CCP SBNT

terhadap pihak ketiga atau krediturnya.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai segregasi bisnis CCP

SBNT diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

BAB VI

KONEKTIVITAS CCP SBNT

Pasal 40

(1) CCP SBNT wajib melakukan interkoneksi dengan

Infrastruktur Pasar Keuangan (Financial Market

Infrastructure), penyelenggara transaksi, dan/atau

infrastruktur lainnya sesuai permintaan Bank Indonesia.

(2) Dalam hal CCP SBNT melakukan interkoneksi dengan

Infrastruktur Pasar Keuangan (Financial Market

Infrastructure), penyelenggara transaksi, dan/atau

infrastruktur lainnya berdasarkan inisiatif CCP SBNT, CCP

SBNT wajib memperoleh persetujuan Bank Indonesia.

Page 21: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 21 -

(3) CCP SBNT wajib mengidentifikasi, mengukur, memantau,

dan mengelola risiko yang timbul dari transaksi dan/atau

hubungan kerja sama dengan Infrastruktur Pasar

Keuangan (Financial Market Infrastructure), penyelenggara

transaksi, dan/atau infrastruktur lainnya.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai konektivitas CCP SBNT

diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

BAB VII

PENERBITAN KETENTUAN CCP SBNT (RULE BOOK)

Pasal 41

(1) Penyusunan ketentuan CCP SBNT (rule book) sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c wajib dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. memperhatikan prinsip Infrastruktur Pasar Keuangan

(Principles for Financial Market Infrastructure)

dan/atau peraturan perundang-undangan lain yang

terkait dengan CCP SBNT;

b. meminta pendapat dan masukan dari pelaku pasar

dan pihak yang berkepentingan lainnya; dan

c. memperoleh persetujuan dari dewan komisaris CCP

SBNT.

(2) CCP SBNT wajib menyampaikan ketentuan CCP SBNT (rule

book) kepada Bank Indonesia paling lambat 14 (empat

belas) hari kerja setelah ketentuan CCP SBNT (rule book)

berlaku.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan CCP SBNT (rule

book) diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

Page 22: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 22 -

BAB VIII

ANGGOTA CCP SBNT

Pasal 42

(1) Anggota CCP SBNT merupakan anggota Kliring langsung

yang terdiri atas:

a. Anggota Kliring umum; dan

b. Anggota Kliring individual.

(2) Anggota Kliring umum sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a berupa Bank yang dapat bertindak untuk

kepentingan sendiri dan/atau atas nama nasabahnya.

(3) Anggota Kliring individual sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b berupa Bank yang bertindak untuk

kepentingan sendiri.

(4) Nasabah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan

Anggota Kliring tidak langsung yang dapat berbentuk:

a. Bank;

b. lembaga keuangan non-Bank; dan

c. pihak lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 43

(1) CCP SBNT wajib mengidentifikasi, memantau, dan

mengelola risiko yang timbul dari Anggota dan nasabah

yang merupakan anggota Kliring tidak langsung

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (4) (tiered

participation arrangements).

(2) Pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) terhadap nasabah yang merupakan anggota Kliring

tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat

(4) dapat dilakukan oleh CCP SBNT baik secara langsung

atau melalui anggota Kliring umum.

Pasal 44

Ketentuan lebih lanjut mengenai Anggota diatur dalam

Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

Page 23: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 23 -

BAB IX

INITIAL MARGIN DAN VARIATION MARGIN

Pasal 45

(1) Dalam melakukan kegiatan usahanya, CCP SBNT dapat

meminta Initial Margin dan Variation Margin kepada

Anggota.

(2) Dalam hal Initial Margin dan/atau Variation Margin

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk surat

berharga, surat berharga tersebut harus likuid dengan

risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas yang rendah.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Initial Margin dan

Variation Margin diatur dalam Peraturan Anggota Dewan

Gubernur.

BAB X

JENIS DAN KRITERIA TRANSAKSI

Pasal 46

(1) Bank Indonesia menetapkan jenis dan kriteria Transaksi

Derivatif SBNT yang wajib di-Kliringkan melalui CCP SBNT.

(2) Transaksi Derivatif SBNT sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan untuk transfer risiko.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan jenis dan

kriteria Transaksi Derivatif SBNT yang wajib dilakukan

Kliring melalui CCP SBNT diatur dengan ketentuan Bank

Indonesia.

BAB XI

LAPORAN DAN PENGAWASAN

Bagian Kesatu

Laporan

Pasal 47

(1) CCP SBNT wajib menyampaikan laporan kepada Bank

Indonesia melalui sistem pelaporan Bank Indonesia.

Page 24: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 24 -

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. laporan berkala; dan

b. laporan insidental.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan

secara offline dalam hal sistem pelaporan secara online

belum tersedia.

Pasal 48

(1) Laporan berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47

ayat (2) huruf a terdiri atas:

a. laporan operasional harian dan bulanan terkait

Transaksi Derivatif SBNT;

b. laporan keuangan triwulanan dan laporan keuangan

tahunan;

c. laporan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS)

tahunan;

d. laporan hasil stress test; dan

e. laporan evaluasi tahunan kepatuhan terhadap prinsip

Infrastruktur Pasar Keuangan (Principles for Financial

Market Infrastructure).

(2) Laporan insidental sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47

ayat (2) huruf b terdiri atas:

a. laporan wanprestasi Anggota;

b. laporan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS)

luar biasa;

c. laporan perubahan keanggotaan CCP SBNT;

d. laporan pengenaan sanksi oleh CCP SBNT terhadap

Anggota;

e. laporan mengenai peristiwa khusus;

f. laporan mengenai pembukaan layanan atau jasa

tambahan kepada Anggota yang telah mendapatkan

persetujuan dari otoritas terkait; dan

g. laporan lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai format dan tata cara

penyampaian laporan diatur dalam Peraturan Anggota

Dewan Gubernur.

Page 25: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 25 -

Bagian Kedua

Pengawasan

Pasal 49

(1) Bank Indonesia melakukan pengawasan kepada CCP

SBNT.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan melalui:

a. pengawasan tidak langsung; dan

b. pemeriksaan.

(3) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Bank Indonesia dapat berkoordinasi dengan

otoritas lain yang berwenang.

(4) Untuk keperluan pengawasan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), CCP SBNT wajib memberikan data, informasi,

dan/atau keterangan yang diperlukan Bank Indonesia.

(5) CCP SBNT wajib bertanggung jawab atas kebenaran data,

informasi, dan/atau keterangan yang disampaikan kepada

Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

(6) Bank Indonesia dapat menugaskan pihak lain untuk dan

atas nama Bank Indonesia untuk melakukan pemeriksaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b.

(7) Pihak yang ditugaskan melakukan pemeriksaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (6) wajib menjaga

kerahasiaan data, informasi, dan keterangan yang

diperoleh dari hasil pemeriksaan.

Pasal 50

Dalam hal hasil pengawasan Bank Indonesia menunjukkan

bahwa CCP SBNT tidak dapat melaksanakan tugas dan

kewajibannya secara memadai, Bank Indonesia berwenang:

a. meminta CCP SBNT untuk:

1. melakukan atau tidak melakukan sesuatu; dan

2. menghentikan sebagian atau seluruh kegiatan;

dan/atau

b. mencabut izin usaha CCP SBNT.

Page 26: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 26 -

Pasal 51

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasan diatur

dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

BAB XII

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 52

(1) CCP SBNT yang melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), Pasal 7, Pasal 8 ayat (1),

Pasal 15, Pasal 19 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 21 ayat (1)

dan ayat (4), Pasal 24, Pasal 25 ayat (1), Pasal 26, Pasal 29

ayat (1), Pasal 30 ayat (1) dan ayat (4), Pasal 31, Pasal 32,

Pasal 33, Pasal 34 ayat (2), Pasal 35 ayat (1), Pasal 37, Pasal

39 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Pasal 40 ayat (1), ayat (2),

dan ayat (3), Pasal 41 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 43 ayat (1),

Pasal 47 ayat (1), dan/atau Pasal 49 ayat (4) dan ayat (5)

dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis.

(2) CCP SBNT yang dikenai sanksi administratif berupa

teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

untuk:

a. pelanggaran ketentuan yang sama sebanyak 3 (tiga)

kali berturut-turut dalam jangka waktu 1 (satu) tahun

kalender; atau

b. pelanggaran beberapa ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sebanyak 5 (lima) kali dalam

jangka waktu 1 (satu) tahun kalender,

dikenai sanksi penghentian sementara atas kegiatan

sebagai CCP SBNT.

(3) CCP SBNT dikenai sanksi pencabutan izin usaha apabila

tidak melaksanakan sanksi penghentian sementara atas

kegiatan sebagai CCP SBNT sebagaimana dimaksud pada

ayat (2).

Page 27: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 27 -

Pasal 53

Pihak lain yang ditugaskan Bank Indonesia untuk melakukan

pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (6)

yang melakukan pelanggaran atas ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 49 ayat (7) dikenai sanksi administratif

berupa teguran tertulis.

Pasal 54

Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai CCP SBNT tanpa

memiliki izin dari Bank Indonesia dikenai sanksi administratif

berupa teguran tertulis.

Pasal 55

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi

diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 56

Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juni

2020.

Page 28: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 28 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Bank Indonesia ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 5 September 2019

GUBERNUR BANK INDONESIA,

TTD

PERRY WARJIYO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 9 September 2019

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

TTD

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 159

Page 29: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN BANK INDONESIA

NOMOR 21/11/PBI/2019

TENTANG

PENYELENGGARAAN CENTRAL COUNTERPARTY

UNTUK TRANSAKSI DERIVATIF SUKU BUNGA

DAN NILAI TUKAR OVER-THE-COUNTER

I. UMUM

Pembentukan central counterparty (CCP) di Indonesia merupakan

suatu inisiatif yang sejalan dengan komitmen Indonesia dalam memenuhi

rekomendasi The Group of Twenty (G20) yang diadopsi dari Financial

Stability Board (FSB) dan International Organization of Securities

Commissions (IOSCO) untuk memitigasi risiko akibat Transaksi Derivatif

SBNT yang dilakukan secara over-the-counter. Selain memenuhi

rekomendasi G20, pendirian CCP SBNT ini juga bertujuan untuk

mengurangi risiko sistemik dimana CCP bertindak sebagai manajemen

risiko yang independen, mempercepat proses pengembangan pasar derivatif

Indonesia, serta memperkuat infrastruktur di pasar keuangan.

Di sisi lain, pembentukan CCP SBNT di Indonesia perlu segera

dilaksanakan mengingat saat ini di negara-negara seperti Uni Eropa,

Amerika Serikat, dan Jepang telah memberlakukan pengaturan kewajiban

margin yang lebih tinggi (global margin requirement) untuk transaksi

derivatif yang tidak di-Kliringkan melalui CCP.

Atas dasar hal tersebut, Bank Indonesia berinisiatif untuk mengatur

mengenai CCP SBNT di Indonesia sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan stabilitas sistem keuangan, mempercepat proses

pengembangan, dan pendalaman pasar keuangan domestik, sekaligus

sebagai respons terhadap rekomendasi G20.

Page 30: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 2 -

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “modal” adalah modal disetor, saldo

laba (rugi), dan komponen modal lainnya.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Pasal 4

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “komisaris independen” adalah

anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan

keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau

hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris

lainnya, direksi, dan/atau pemegang saham pengendali atau

hubungan lain yang dapat memengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen.

Huruf b

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Page 31: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 3 -

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Contoh kepemilikan langsung dan tidak langsung yaitu:

PT “ABC” dimiliki oleh PT “X” sebesar 30% (tiga puluh persen), PT

“Y” sebesar 20% (dua puluh persen), dan PT “Z” sebesar 50% (lima

puluh persen).

PT “X” dimiliki oleh “QRS” Ltd sebesar 40% (empat puluh persen).

Kepemilikan PT “X” pada PT “ABC” dikategorikan sebagai

kepemilikan secara langsung, sedangkan kepemilikan “QRS” Ltd

pada PT “ABC” dikategorikan sebagai kepemilikan secara tidak

langsung.

Pasal 9

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “infrastruktur” adalah sistem Kliring,

pusat data, dan pusat pemulihan bencana.

Ayat (2)

Cukup Jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Page 32: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 4 -

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Page 33: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 5 -

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Pelaksanaan tugas menatausahakan Default Fund

Contribution, Initial Margin, dan Variation Margin dilakukan

oleh CCP SBNT dengan cara melakukan perhitungan,

pengumpulan, dan penatausahaan.

Huruf f

Penyusunan ketentuan CCP SBNT (rule book) dilakukan

dengan mengacu kepada standar dan prinsip Infrastruktur

Pasar Keuangan (Principles for Financial Market

Infrastructure).

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 23

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Page 34: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 6 -

Huruf g

Yang dimaksud dengan “close-out netting” adalah proses

pengakhiran seluruh Transaksi Derivatif SBNT dan transaksi

derivatif lainnya dalam satu perjanjian induk dan dengan

menghitung nilai bersih (netting) dari nilai atau jumlah hak

atau kewajiban dengan pihak yang mengalami wanprestasi

(defaulting party).

Netting dapat dilakukan dengan mengacu pada harga pasar

(mark-to-market).

Huruf h

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Ayat (1)

Risiko yang dikelola oleh CCP SBNT antara lain risiko hukum,

risiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional, dan risiko

lainnya.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Page 35: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 7 -

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Initial Margin dan Variation Margin dalam bentuk surat berharga

dengan kualitas tinggi harus memiliki risiko kredit, risiko pasar,

dan risiko likuiditas yang rendah.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Yang dimaksud dengan “concentration limit” adalah suatu batasan

yang ditetapkan oleh CCP SBNT untuk membatasi penerbit surat

berharga dan/atau jenis surat berharga yang diterima sebagai

Initial Margin dan Variation Margin tertentu.

Huruf h

Yang dimaksud dengan “efektif” adalah sistem Initial Margin dan

Variation Margin yang tepat untuk setiap produk, portofolio, dan

pasar keuangan sesuai kelas aset yang di-Kliringkan.

Pasal 28

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Pelaksanaan stress testing paling sedikit memperhitungkan

skenario wanprestasi Anggota beserta afiliasinya yang berpotensi

memunculkan kewajiban besar yang harus ditanggung oleh CCP

SBNT dalam kondisi pasar yang ekstrem namun masih terukur.

Pasal 29

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Page 36: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 8 -

Huruf b

Yang dimaksud dengan “aset bersih” adalah aset CCP SBNT

yang bersumber dari modal dan laba ditahan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 30

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “final” adalah setelmen tidak dapat

dibatalkan dan tidak dapat ditarik kembali.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “mitigasi risiko setelmen” adalah dengan

menggunakan sarana yang aman dan handal seperti payment

versus payment atau continuous linked settlement system.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 31

Contoh kewajiban timbal balik (two-linked obligation):

Bank A sebagai Anggota melakukan transaksi FX forward jual yang

dilakukan Kliring melalui CCP SBNT. Pada saat setelmen, Bank A wajib

menyerahkan valuta asing sebesar USD1,000,000.00 (satu juta dolar

Amerika Serikat) kepada CCP SBNT dan berhak menerima dana

sebesar Rp14.000.000.000,00 (empat belas miliar rupiah) dari CCP

SBNT. Penyelesaian hak dan kewajiban tersebut harus diselesaikan

melalui mekanisme payment versus payment (PvP).

Yang dimaksud dengan “principal risk” adalah risiko kehilangan

seluruh dana yang ditransaksikan.

Page 37: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 9 -

Contoh principal risk:

Penjual dalam suatu transaksi aset finansial telah mengirimkan aset

kepada pembeli namun tidak memperoleh pembayaran.

Pasal 32

Kebijakan dan prosedur dituangkan dalam prosedur operasional

standar internal dan ketentuan CCP SBNT (rule book).

Huruf a

Kebijakan dan prosedur yang jelas mengenai penanganan

wanprestasi yang dialami Anggota merupakan pedoman bagi CCP

SBNT untuk mengambil langkah guna menghindari kerugian dan

tekanan likuiditas serta memastikan kemampuan CCP SBNT

dalam memenuhi kewajibannya.

Contoh kebijakan dan prosedur penanganan wanprestasi yaitu

kebijakan dan prosedur mengenai mekanisme urutan

penggunaan sumber dana (default waterfall) yang dicadangkan

untuk memitigasi risiko finansial akibat adanya Anggota yang

mengalami wanprestasi.

Huruf b

Penerapan segregasi dan portabilitas antara lain dituangkan

dalam perjanjian mengenai segregasi dan portabilitas yang

melindungi posisi Anggota dan kliennya serta melindungi Default

Fund Contribution, Initial Margin, dan Variation Margin dari

kejadian wanprestasi Anggota tersebut.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "efektif” adalah kemampuan CCP SBNT

dalam memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan

memenuhi prinsip keamanan (security) dalam melaksanakan

kegiatannya.

Yang dimaksud dengan “efisien” adalah kemampuan CCP SBNT

untuk memperhitungkan cost and benefit yang efisien atas

layanan yang diberikan antara lain pilihan jenis Kliring dan

Page 38: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 10 -

setelmen (gross, net, atau hybrid), jenis produk yang di-

Kliringkan, dan penggunaan teknologi komunikasi.

Ayat (2)

Contoh sarana dan prosedur komunikasi yang lazim antara lain

penggunaan Society for Worldwide Interbank Financial

Telecommunication (SWIFT).

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Huruf a

Contoh:

CCP SBNT memisahkan Default Fund Contribution, Initial Margin,

dan Variation Margin untuk Transaksi Derivatif SBNT dengan

default fund contribution dan margin untuk transaksi derivatif

saham.

Huruf b

Contoh:

CCP SBNT memisahkan urutan penggunaan sumber dana

(default waterfall) untuk Transaksi Derivatif SBNT dengan urutan

penggunaan sumber dana (default waterfall) untuk transaksi

derivatif saham.

Pasal 38

Contoh:

CCP SBNT memisahkan urutan penggunaan sumber dana (default

waterfall) berdasarkan kelas aset suku bunga dan nilai tukar. CCP

SBNT juga dapat memisahkan urutan penggunaan sumber dana

(default waterfall) berdasarkan jenis transaksi domestic non-deliverable

forward dan FX swap.

Pasal 39

Cukup jelas.

Page 39: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 11 -

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “Principles for Financial Market

Infrastructure” adalah prinsip Infrastruktur Pasar Keuangan

yang diterbitkan oleh Bank for International Settlements

(BIS).

Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangan

lain yang terkait dengan CCP SBNT” antara lain ketentuan

Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi valuta

asing terhadap rupiah, transaksi derivatif suku bunga

rupiah, dan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan yang

mengatur mengenai kegiatan pasar modal.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “pihak yang berkepentingan lainnya”

antara lain Anggota, pihak yang memiliki kepentingan

karena adanya hubungan keuangan, hubungan

transaksional, dan/atau hubungan kepemilikan dengan CCP

SBNT.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 42

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “Anggota Kliring umum” adalah

Anggota yang berhak melakukan Transaksi Derivatif SBNT

yang di-Kliringkan melalui CCP SBNT, baik untuk keperluan

diri sendiri dan/atau nasabahnya.

Page 40: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 12 -

Huruf b

Yang dimaksud dengan “Anggota Kliring individual” adalah

Anggota yang berhak melakukan Transaksi Derivatif SBNT

yang di-Kliringkan melalui CCP SBNT untuk keperluan diri

sendiri.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud “Anggota Kliring tidak langsung” adalah Anggota

yang membuka keanggotaan melalui Anggota Kliring umum.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Ayat (1)

Huruf a

Laporan operasional harian antara lain laporan hasil Kliring

dan laporan penyelesaian transaksi.

Laporan operasional bulanan antara lain rekapitulasi

kegiatan selama periode bulan terkait dilengkapi dengan

statistik perkembangan volume Kliring dan penyelesaian

Page 41: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 13 -

transaksi, termasuk laporan mengenai kondisi urutan

penggunaan sumber dana (default waterfall).

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Termasuk dalam laporan mengenai peristiwa khusus antara

lain laporan mengenai pelanggaran hukum, perselisihan

dengan anggota, pengenaan sanksi oleh otoritas lain,

kejadian yang memengaruhi kelancaran operasional,

penurunan rating, dan penurunan modal.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 49

Ayat (1)

Pelaksanaan pengawasan Bank Indonesia kepada CCP SBNT

ditujukan antara lain untuk memastikan kondisi kecukupan

modal dan ketahanan CCP SBNT.

Page 42: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 14 -

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Pihak lain yang ditugaskan oleh Bank Indonesia antara lain

akuntan publik dan penilai publik.

Dalam menugaskan pihak lain untuk melakukan pemeriksaan,

Bank Indonesia mengeluarkan surat perintah kerja dan

menetapkan terms of reference.

Ayat (7)

Kewajiban merahasiakan data, informasi, dan keterangan yang

diperoleh dari pemeriksaan berlaku untuk seluruh komisaris,

direksi, dan pegawai yang terkait dengan pemeriksaan.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Page 43: PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG DENGAN ......pada saat permohonan izin usaha, modal minimum mencapai 100% (seratus persen). Pasal 6 (1) Bank Indonesia dapat meninjau kembali jumlah

- 15 -

Pasal 56

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6381