perasa lidah manis dll

Upload: mindiya-jandi

Post on 31-Oct-2015

194 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Lidah

    Rongga mulut dianggap cermin kesehatan umum seseorang. Lidah merupakan

    salah satu organ di rongga mulut yang paling peka terhadap perubahan yang terjadi di

    dalam tubuh. Pada dasarnya, permukaan lidah adalah daerah yang paling banyak

    terpapar oleh iritasi dan keperluan dasar hidup sehari-hari seperti makan dan minum.13

    Lidah sebagai indera pengecap mempunyai beberapa fungsi yaitu membantu

    proses pengecapan dan perasa, mengatur letak makanan ketika dikunyah, membantu

    menelan, mendorong makanan ke dalam pharynx (pada waktu menelan), pembersihan

    mulut, dan memainkan peranan yang penting sebagai alat bantu dalam berbicara.13

    2.1.1 Anatomi Lidah

    Lidah terletak di dalam mulut. Lidah berwarna merah dan permukaannnya

    tidak rata. Lidah terdiri atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik dan otot

    ekstrinsik. Otot intrinsik berfungsi untuk melakukan semua gerakan lidah. Otot

    ekstrinsik berfungsi mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta membantu

    melakukan gerakan menekan makanan pada langit-langit dan gigi, kemudian

    mendorongnya masuk ke faring.14

    Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang ditutup

    oleh membran mukosa (selaput lendir). Selaput lendir ini tampak kasar karena adanya

    tonjolan-tonjolan yang disebut papila yang merupakan akhiran-akhiran saraf

    pengecap dan terletak pada seluruh permukaan lidah. Saraf-saraf pengecap inilah yang

    dapat membedakan rasa makanan. Jumlah papila pada setiap orang belum tentu sama.

    Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada laki-laki. Orang yang

    mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa.15

    Universitas Sumatera Utara

  • z

    Gambar 1A. Otot Intrinsik Lidah Gambar 1B. Otot Ekstrinsik Lidah

    Gambar 1A. Otot Internal Lidah14 Gambar 1B. Otot Eksternal Lidah14

    2.1.2 Taste Buds

    Organ pengecapan bagian perifer disebut taste buds (caliculus gustatorious)

    yang meliputi seluruh permukaan lidah yang mempunyai garis tengah sekitar 1/30

    milimeter dan panjang sekitar 1/16 milimeter. Ketika lahir, kita memiliki sekitar

    10.000 taste bud, akan tetapi setelah usia 50 tahun jumlahnya mulai berkurang.5 Taste

    bud merupakan sel epitel yang telah dimodifikasi, beberapa diantaranya disebut

    sebagai sel sustentakular dan lainnya disebut sebagai sel reseptor. Sel-sel reseptor ini

    terus-menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel-sel epitel di sekitarnya

    dengan waktu paruh sekitar sepuluh hari.16

    Kekhasan dari sel reseptor gustatori ini ditentukan oleh papila dimana taste

    buds berada bukan oleh nervus yang menginervasi.17 Taste bud memiliki beberapa

    tipe reseptor rasa yang memiliki silia. Setiap tipe ini akan mendeteksi satu jenis rasa

    dari 5 rasa dasar yaitu, asam, asin, manis, pahit dan umami. Seluruh rasa ini dapat

    dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu jenis rasa akan lebih sensitif pada

    daerah tertentu. 18

    Universitas Sumatera Utara

  • Ujung-ujung luar dari taste buds tersusun di sekitar taste pore yang sangat

    kecil. Dari ujung-ujung setiap sel, mikrovili menonjol ke luar menuju taste pore dan

    mengarah ke rongga mulut. Mikrovili ini dianggap memberikan permukaan reseptor

    untuk pengecapan.19 Beberapa dari serabut saraf pengecap yang dirangsang oleh sel-

    sel reseptor ini berinvaginasi menjadi lipatan membran sel pengecap yang juga

    dibentuk oleh banyak vesikel. Vesikel ini mengandung substansi neurotransmiter yang

    dilepaskan melalui membran sel untuk merangsang ujung-ujung serabut saraf dalam

    rensponnya terhadap rangsang pengecapan.20

    Taste buds juga terletak pada palatum dan beberapa diantaranya pada pilar

    tonsilar, epiglotis, dan bahkan di esofagus bagian proksimal. Orang dewasa

    mempunyai 3000 sampai 10.000 taste buds sedangkan anak-anak mempunyai lebih

    sedikit.20

    Gambar 2. Taste buds pada lidah, papila, dan penampang tastebuds dan bagian-bagiannya19

    Universitas Sumatera Utara

  • Pembuluh Darah dan Saraf Lidah: Arteri berasal dari arteri carotis externa. Arteri sublingualis berlanjut ke depan

    untuk mensuplai darah ke glandula sublingualis musculus Mylohyoid dan mukosa

    membran mulut menuju vena Jugularis interna. Di bawah lidah, mukosa membran ini

    membentuk frenulum lingualis untuk mengarahkan pergerakan lidah. Vena Lingualis

    merupakan vena commitantes mendampingi arteri Lingualis menuju vena Lingualis

    interna. Ada vena Lingualis profundus, vena Lingualis dorsalis, dan vena commitantes

    yang berasal dari percabangan nervus hypoglossi. 14

    Saraf-saraf yang berperan pada lidah adalah nervus facial (VII), nervus

    glossopharyngeal (IX), dan nervus vagus (X). Jalur syaraf pengantar ke otak adalah

    dari nervus lingualis menuju chorda tympani (VII) dari 2/3 anterior lidah, melalui

    nervus X dari pharynx dan epiglottis atau melalui nervus IX dari 1/3 lidah posterior

    lidah.2

    Jalan Kerja Impuls Pengecap dari Lidah ke Otak Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari

    lidah ke otak, yaitu nervus facial (VII) pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus

    glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3 posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada

    pharynx dan epiglottis. Diawali dari taste buds pada lidah, impuls menyebar sepanjang

    nervus facial dan dari 1/3 posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls

    dari daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus. Impuls di ketiga saraf

    tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius.

    Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis

    kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex

    serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus yang akan memberi

    persepsi pengecapan yang dirasa.21

    2.1.3 Fisiologi Lidah Seluruh rasa dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu jenis

    rasa akan lebih sensitif pada daerah tertentu. Rasa manis lebih sensitif dirasakan pada

    daerah ujung depan lidah, rasa asin paling baik diapresiasi pada pinggir depan lidah,

    Universitas Sumatera Utara

  • rasa asam paling baik diterima di sepanjang samping/tepi lidah dan sensasi pahit dapat

    dideteksi dengan sangat baik pada sepertiga belakang lidah. Keempat rasa ini dikenal

    dengan istilah sensasi rasa primer. Selain itu, ada rasa kelima yang telah teridentifikasi

    yakni umami yang dominan ditemukan pada L-glutamat.1

    1. Rasa Manis

    Beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan rasa ini meliputi: gula, glikol,

    alkohol, aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen, dan

    garam anorganik dari timah hitam dan berilium. Hampir semua zat yang

    menyebabkan rasa manis merupakan zat kimia organik; satu-satunya zat anorganik

    yang menimbulkan rasa manis merupakan garam-garam tertentu dari timah hitam dan

    berillium.16

    1. Rasa Asam

    Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Konsentrasi ion hidrogen

    maupun intensitas sensasi rasanya kira-kira sebanding dengan logaritma konsentrasi

    ion hidrogen. Oleh sebab itu, makin asam suatu makanan maka sensasi rasa asamnya

    semakin kuat.16

    2. Rasa Asin

    Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama konsentrasi ion sodium.

    Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya karena

    beberapa jenis garam juga mengeluarkan rasa lain di samping rasa asin.16

    3. Rasa Pahit

    Rasa pahit seperti rasa manis, tidak disebabkan satu jenis agen kimia, tetapi

    zat-zat yang memberikan rasa pahit semata-mata hampir merupakan zat organik.

    Pembagian kelas zat yang sering menyebabkan rasa pahit adalah: (1) Zat organik

    rantai panjang yang berisi nitrogen, dan (2) alkaloid. Alkaloid terdiri dari banyak obat

    yang digunakan dalam kedokteran seperti kuinin, kafein, striknin, dan nikotin.16

    4. Rasa Umami

    Umami berasal dari bahasa Jepang yang artinya enak. Rasa umami

    mempunyai ciri khas yang jelas berbeda dari keempat rasa lainnya, termasuk

    sinergisme peningkat rasa antara dua senyawa umami, L-glutamat dan 5'-

    ribonulceotides, serta rasa yang bertahan lama setelahnya. Umami adalah rasa yang

    Universitas Sumatera Utara

  • dominan ditemukan pada makanan yang mengandung L-glutamat (terdapat pada

    ekstrak daging dan keju).16

    Gambar 3. Letak Reseptor Rasa pada Lidah16

    Proses Pengecapan :

    Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah.

    Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak

    dan merangsang ujung-ujung serabut saraf pengecap kemudian timbul impuls yang

    akan menjalar ke nervus facial (VII) dan nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari

    daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf

    tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari

    sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis

    kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex

    serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus dan sebagai hasilnya

    kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.21

    Tiap rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh

    masing-masing ion atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan

    dengan setiap epitel neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds

    dapat bereaksi untuk semua rasa walau dengan intensitas berbeda.16

    MANIS

    PAHIT

    ASAM

    ASIN

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 4. Proses Rangsang Pengecap dari Taste Buds

    sampai dipersepsikan di Thalamus21

    2.1.4 Jenis-jenis papilla

    Terdapat empat jenis papilla pada lidah manusia,yaitu:19 Papila fungiform, terletak di 2/3 anterior lidah dan pada umumnya terdiri dari

    satu hingga beberapa taste buds di setiap papila yang diinervasi oleh nervus

    facial (VII). Papila ini terlihat seperti bintik-bintik berwarna merah karena

    kaya akan pembuluh darah. Jumlah papila fungiform di setiap lidah manusia

    adalah sekitar 200 papila. Papila ini lebih sensitif terhadap rasa manis dan asin.

    Papila di lidah bagian depan memiliki lebih banyak taste buds (1-18)

    dibanding dengan papila di lidah bagian tengah (1-9). Diperkirakan ada sekitar

    1120 taste buds di papila fungiform pada setiap lidah.

    Sebuah penelitian di China mengungkapkan bahwa adanya hubungan antara

    kepadatan papila fungiform dengan pemeriksaan rasa manis menggunakan

    larutan sukrosa pada pria dewasa muda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

    anatomi papila sangat erat hubungannya dengan ambang sensitivitas rasa

    khususnya pada papila fungiformis.22

    Universitas Sumatera Utara

  • Papila circumvalata, terletak pada pangkal dorsum lidah di depan sulcus

    terminalis linguae yang tersusun seperti huruf V. Papila ini sensitif terhadap

    rasa asam dan pahit di 1/3 posterior lidah yang diinervasi oleh nervus

    glossopharyngeal (IX). Jumlahnya berkisar 3-13 papila di setiap lidah dengan

    jumlah taste buds 252 di setiap papila sehingga total 2200 taste buds yang

    terdapat di papila circumvalata pada setiap lidah. Dalam jumlah besar taste

    buds ini terletak mengelilingi papila circumvalata yang membentuk garis

    seperti huruf V ke arah posterior lidah.

    Papila foliate, terletak pada lipatan dan celah bagian lateral lidah. Sensitivitas

    papila ini lebih dominan terhadap rasa asam yang diinervasi oleh nervus

    glossopharyngeal (IX). Rata-rata terdapat 5-6 papila foliata di setiap sisi lidah

    yang terdiri dari 117 taste buds per papila sehingga total terdapat 1280 taste

    buds di papila foliata pada setiap lidah.

    Papila filiform, papila terkecil dengan penampang 0,1 - 0,25 mm dan tidak

    memiliki taste buds. Papila ini lebih dominan untuk menerima rangsang sentuh.

    Gambar 5. Letak Papilla pada Lidah19

    2.2 Faktor yang Mempengaruhi Sensitivitas Indera Pengecap Faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas indera pengecap diantaranya:

    1.Usia

    Universitas Sumatera Utara

  • Usia mempengaruhi sensitivitas reseptor perasa. Penurunan sensitivitas indera

    pengecap merupakan masalah fisiologis yang terjadi pada manula. Hal ini disebabkan

    karena terjadinya kemunduran dalam hal fisik maupun biologis dimana pada proses

    menua terjadi penurunan jumlah papila sirkumvalata seiring bertambahnya usia dan

    penurunan fungsi transmisi pada taste buds.13

    2.Suhu Makanan

    Suhu makanan yang kurang dari 20o C maupun yang lebih dari 30oC dapat

    mempengaruhi sensitivitas taste buds pada indera pengecap. Suhu yang terlalu panas

    akan merusak sel-sel pada taste buds, namun keadaan ini akan cenderung berlangsung

    cepat karena sel yang rusak akan segera diperbaiki. Suhu yang terlalu dingin juga

    dapat membius lidah sehingga sensitivitas lidah akan berkurang.13

    3.Penyakit

    Berbagai jenis penyakit, terutama penyakit kronis memerlukan perawatan dan

    terapi yang terkadang memakan waktu lama. Efek samping obat tersebut dapat

    mempengaruhi penurunan sensitivitas indera pengecap, seperti amphetamin dapat

    menurunkan sensitivitas terhadap rasa manis, anestesia seperti lidocaine dapat

    menyebabkan berkurangnya sensitivitas rasa asin dan manis, begitu juga penggunaan

    insulin (untuk penderita diabetes) yang berkepanjangan.13

    Xerostomia merupakan salah satu efek samping yang dapat terjadi oleh karena

    obat-obatan tertentu, penyakit kencing manis, penyakit ginjal maupun pada pasien

    yang menerima radiasi kepala dan leher. Xerostomia merupakan keadaan dimana

    mulut kering akibat produksi kelenjar saliva yang berkurang yang dapat

    diakibatkan oleh gangguan / penyakit pada pusat saliva atau pada syaraf pembawa

    rangsang saliva. Suatu zat hanya dapat dinikmati rasanya jika larut dalam saliva.

    Dengan berkurangnya produksi saliva, maka sel-sel pengecap akan mengalami

    kesulitan dalam menerima rangsang rasa.15

    4.Hal-hal lain yang dapat menghalangi identifikasi rasa pada taste buds

    Kebiasaan mengkonsumsi rokok dapat menurunkan sensitivitas indera

    pengecap. Hal ini dapat dikarenakan saat rokok dihisap, nikotin yang terkondensasi

    Universitas Sumatera Utara

  • masuk ke dalam rongga mulut dan menutupi taste buds sehingga kemungkinan

    menghalangi interaksi zat-zat makanan ke dalam reseptor pengecap.3

    Kebiasaan menyirih merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

    sensitivitas indera pengecap. Hal ini dikarekan partikel-partikel yang terkandung pada

    sirih yang terdeposit pada waktu yang lama sehingga mengakibatkan pigmentasi dan

    penumpukan partikel pada lidah yang dapat menghalangi interpretasi rasa.23

    Oral higiene merupakan faktor yang juga mempengaruhi sensitivitas indera

    pengecap. Oral higiene yang buruk dapat mengakibatkan penumpukan plak sisa

    makanan yang terdeposit pada lidah sehingga menghalangi interpretasi rasa. Di

    samping itu, oral higiene yang buruk merupakan tempat berkembangnya bakteri dan

    flora yang merugikan di rongga mulut.3

    2.3 Rokok Rokok merupakan produk yang berbahaya dan adiktif (menimbulkan

    ketergantungan) karena di dalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya, 400

    diantaranya bersifat racun dan 43 senyawa lain diantaranya merupakan zat

    karsinogenik.24 Merokok merupakan masalah kesehatan karena dapat menyebabkan

    berbagai jenis penyakit dan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa

    kelainan rongga mulut. Beberapa dampak dari merokok antara lain meningkatkan

    insidensi terjadinya penyakit periodontal, lesi mukosa rongga mulut, karies gigi dan

    keganasan rongga mulut.4 Pada tahun 2008 Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah

    menetapkan Indonesia sebagai negara terbesar ke tiga sebagai pengguna rokok di

    dunia.6

    Pengaruh merokok pada mukosa mulut bervariasi, tergantung pada umur, jenis

    kelamin, etnis, gaya hidup, diet, genetis, jenis, dan cara merokok, serta lamanya

    merokok. Perubahan tersebut akibat iritan, toksin dan karsinogen. Selain itu, dapat

    juga berasal dari efek mukosa yang kering, tingginya temperatur dalam mulut, atau

    resistensi terhadap infeksi jamur dan virus yang berubah. Merokok dapat

    menyebabkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada gusi, mukosa mulut, gigi,

    langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur serta pada lidah yang

    berupa terjadinya perubahan sensitivitas indera pengecap.3,4

    Universitas Sumatera Utara

  • Merokok secara jelas dapat meningkatkan risiko untuk terkena semua penyakit

    dan dapat berkembang menjadi berbagai kondisi patologik yang menyebabkan

    kematian. Merokok merupakan faktor resiko terjadinya kanker pada beberapa organ,

    penyakit jantung, penyakit pernafasan, efek reproduksi, dan berbagai efek lain yang

    dapat membahayakan tubuh.25 Berdasarkan data dari The ASEAN Tobacco Control

    Report tahun 2007, sebuah Komisi ASEAN untuk Pengendalian Tembakau, jumlah

    perokok di ASEAN mencapai 124.691 juta orang dan Indonesia menyumbang

    perokok terbesar, yakni, 57.563 juta orang atau sekitar 46,16 %.5

    Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau

    bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica,

    dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau

    tanpa bahan tambahan.5

    2.3.1 Jenis Rokok Masyarakat Indonesia mengenal berbagai jenis rokok yang dikonsumsi.

    Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku isi rokok, dan

    penggunaan filter pada rokok.26

    Rokok berdasarkan bahan pembungkusnya dibagi menjadi 4 yaitu rokok

    Klobot yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. Rokok Kawung

    yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. Rokok sigaret adalah

    rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas. Rokok cerutu yaitu rokok yang

    bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.11,27

    Rokok mempunyai banyak istilah, menurut bahan yang digunakan, terdapat

    rokok atau sigaret, kretek, rokok putih, dan juga rokok Klobot. Yang dimaksud

    dengan rokok atau sigaret adalah yang terbuat dari daun tembakau. Rokok putih

    adalah rokok yang murni tembakau, tanpa cengkeh. Kretek adalah rokok dengan

    aroma dan rasa cengkeh. Jadi rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari daun

    tembakau yang memiliki kandungan 40% cengkeh dan 60% tembakau.27

    Suatu studi di Indonesia memperlihatkan bahwa perokok kretek mempunyai risiko 13 20 kali lebih besar untuk terjadinya kerusakan paru dibandingkan dengan bukan

    perokok. Kandungan cengkeh pada rokok kretek menimbulkan aroma yang enak yang

    Universitas Sumatera Utara

  • dapat menutupi faktor bahaya tembakau. Akibatnya rokok kretek dihisap lebih dalam

    daripada rokok biasa. Selain itu cengkeh mengeluarkan zat eugenol yang dapat

    mempengaruhi efek sensori, akibatnya adalah hisapan rokok yang lebih dalam lagi.

    Semakin dalam seseorang menghisap rokoknya, maka akan semakin tinggi efek

    perusakan yang diterima orang tersebut.28,29

    Rokok yang terdapat pada masyarakat umumnya terbagi atas rokok putih

    (filter) dan rokok kretek (non filter) dimana pada pangkal rokok filter terdapat gabus

    sedangkan rokok non filter tidak menggunakan gabus.27 Di Indonesia, rokok kretek

    merupakan jenis rokok yang lebih populer. Perbandingannya, sebanyak 94% merokok

    kretek dan hanya 11% yang memilih rokok putih. Dari kelas sosialnya, perokok kretek

    umumnya kelas menengah.9

    2.3.2 Kandungan Rokok Rokok menghasilkan suatu pembakaran yang tidak sempurna yang dapat

    diendapkan tubuh ketika dihisap. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari

    komponen gas dan partikel. Komponen gas terdiri dari karbonmonoksida,

    karbondioksida, hydrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa

    hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, timah hitam (Pb),

    benzopiren, fenol, cadmium, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dapat bersifat

    mengiritasi, toksik terhadap mukosa mulut dan bersifat karsinogen.27

    Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama

    (mainstream smoke) dan asap samping ( side stream smoke). Asap utama merupakan

    asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok sedangkan asap samping

    merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh

    orang lain atau perokok pasif.11

    Asap yang dihasilkan ketika merokok merupakan suatu aerosol yang terdiri

    dari partikel padat yang tersuspensi dalam gas dan juga berbahaya bagi tubuh.26 Zat

    kimia yang dikeluarkan ini terdiri atas 90% gas dan 10% partikel. Nikotin, gas

    karbonmonoksida, tar, timah hitam adalah sebagian dari beribu-ribu zat yang

    terkandung dalam rokok.11

    Universitas Sumatera Utara

  • Agen karsinogenik utama dalam rokok adalah N-nitrosamine,

    polikrilikhidrokarbon aromatik, nitrosodiethanolamine, nitrosoproline, dan polonium

    yang diketahui sebagai faktor penyebab kanker mulut dan orofaring pada rongga

    mulut.4 Diantara sekian banyak bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok,

    terdapat empat macam zat yang paling berbahaya yaitu tar, nikotin, karbonmonoksida,

    dan timah hitam (Pb).27

    Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat

    asap rokok dan bersifat karsinogenik.28 Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke rongga

    mulut sebagai uap padat yang setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk

    endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran napas, dan paru-paru.

    Komponen tar mengandung radikal bebas, yang berhubungan dengan risiko timbulnya

    kanker. Kadar tar dalam tembakau berkisar antara 0,5-3,5 miligram per batang.27

    Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik terhadap jaringan saraf dan

    dapat menimbulkan ketergantungan psikis.11 Selain itu, efek nikotin dapat merangsang

    hormon kathelokamin (adrenalin) yang bersifat memicu jantung dan tekanan darah.

    Nikotin merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis, berbentuk cairan, tidak

    berwarna, dan mudah menguap. Nikotin mudah berubah warna dan berbau seperti

    tembakau jika bersentuhan dengan udara. Satu batang rokok mengandung 15-20

    miligram nikotin. Kadar nikotin 4-6 gram yang dihisap oleh orang dewasa setiap hari

    dapat membuat seseorang ketagihan karena nikotin memiliki efek adiktif dan

    psikoaktif.27

    Gas karbonmonoksida (CO) memiliki kadar yang rendah dalam rokok, tetapi

    dapat meningkatkan tekanan darah yang akan berpengaruh pada sistem pertukaran

    haemoglobin.11 Hal ini terjadi karena gas CO memiliki afinitas yang lebih kuat

    daripada oksigen sehingga CO memiliki kecenderungan kuat berikatan dengan

    haemoglobin dibanding dengan haemoglobin berikatan oksigen untuk proses

    pernafasan sel-sel tubuh sehingga darah kekurangan oksigen. Sel tubuh yang

    kekurangan oksigen akan melakukan spasme, yaitu menciutkan pembuluh darah. Bila

    proses ini berlangsung terus menerus, maka pembuluh darah akan mudah rusak

    dengan terjadinya proses arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah). Kadar CO

    Universitas Sumatera Utara

  • dalam darah orang yang tidak merokok kurang dari 1% sementara dalam darah

    perokok mencapai 4-15%.27

    Timah hitam (Pb) yang dihasilkan sebatang rokok sebanyak 0,5 mikrogram.

    Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari menghasilkan 10

    mikrogram, sementara ambang batas timah hitam masuk ke dalam tubuh adalah 20

    mikrogram per hari. Oleh karena itu zat ini akan sangat berbahaya jika konsumsi

    rokok melebihi batas ambang yang dapat diterima oleh tubuh.11

    Gambar 6. Kandungan Zat Berbahaya Pada Rokok27

    Bahaya merokok terhadap kesehatan diakibatkan oleh asap rokok dan

    kandungan zat-zat yang terkandung dalam rokok tersebut. Efek merugikan dari rokok

    ini dapat menyebabkan berbagai macam penyakit diantaranya, gangguan pernafasan,

    hipertensi, arteriosklerosis, penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan, dan

    kanker. Menurut lembaga internasional untuk riset kanker, rokok memegang peranan

    penting dalam terjadinya beberapa jenis kanker diantaranya; kanker paru, kanker

    kerongkongan, kanker pencernaan, kanker payudara, dan kanker rongga mulut.27

    2.4 Bahaya Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

    Universitas Sumatera Utara

  • Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok.4

    Merokok sebagai faktor etiologi yang mempermudah penumpukan plak pada gigi,

    yang akhirnya mengalami kalsifikasi menjadi kalkulus.29

    Efek rokok yang timbul dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang

    dihisap, lamanya merokok, jenis rokok yang dihisap, dan cara merokok.30 Artinya,

    makin banyak rokok yang dihisap, makin lama kebiasaan merokok, makin tinggi

    kadar tar yang dihisap seseorang, dan makin dalam seseorang menghisap rokoknya

    maka akan semakin tinggi efek perusakan yang diterima oleh orang tersebut.31

    Semua bentuk tembakau dapat mempengaruhi resiko terjadinya penyakit

    mulut, perokok memiliki resiko enam kali lebih besar dapat terkena kanker rongga

    mulut. Paling sedikit 80% penderita karsinoma mulut adalah perokok. Merokok dapat

    menyebabkan gusi berwarna coklat atau kusam, halitosis, hilang atau berkurangnya

    indera perasa, lesi prekanker sama kepada kanker rongga mulut. Perubahan panas

    akibat merokok menyebabkan perubahan vaskularisasi dan sekresi kelenjar liur.4

    Perokok beresiko tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya penyembuhan

    setelah pembedahan dan juga dapat menyebabkan hilangnya gigi dan penyakit

    periodontal. Pada perokok yang merokok 5-10 batang per hari lebih beresiko tiga kali

    lebih tinggi untuk dapat terkena periodontitis dibanding yang tidak merokok.32

    Efek merokok yang berkepanjangan dapat memperparah kerusakan jaringan

    periodontal. Penyakit periodontal antara lain ditandai dengan:30,32

    a. Inflamasi gingiva Inflamasi gingival dan perdarahan merupakan awal terjadinya periodontitis.

    Keparahan inflamasi tergantung pada status oral hygiene, bila oral hygiene

    buruk akan timbul infeksi gingival dan terjadi perdarahan waktu penyikatan

    gigi atau bahkan perdarahan spontan akibat akumulasi dari plak gigi.

    b. Poket Poket yaitu celah antara gigi dan gusi yang diartikan sebagai gingival yang

    bertambah dalam secara patologis sulkus gingival yang normal mempunyai

    kedalaman 2-3 mm. pengukuran kedalaman poket merupakan bagian yang

    penting diagnose periondontitis. Bertambahnya kedalaman sulkus gingival

    yang normal biasa disebabkan oleh: 1) bergeraknya tepi gingival ke arah

    Universitas Sumatera Utara

  • koronal akibat adanya inflamasi gingival. 2) bergeraknya perlekatan epitel

    penyatu kearah apikal, dan 3) kombinasi keduanya. Poket dengan kedalaman 4

    mm menunjukkan adanya periodontitis tahap awal.

    c. Resesi gingiva Resesi gingival atau tersingkapnya akar dapat menyertai periodontitis kronis

    tetapi tidak selalu merupakan tanda penyakit. Bila ada resesi, pengukuran

    kedalaman poket hanya merupakan cerminan sebagian dari jumlah kerusakan

    periodontal seluruhnya.

    Kehilangan gigi merupakan akibat langsung dari penyakit periodontal yang

    tidak diobati. Data-data epidemiologis secara nyata menunjukkan bahwa pada

    perokok, prevalensi edentulisme dan insidens tooth loss lebih tinggi dibanding bukan

    perokok.31,32

    Selain itu, panas yang ditimbulkan oleh rokok dapat mengiritasi mukosa secara

    langsung sehingga efek buruk rokok yang berkepanjangan ini terlihat jelas pada

    jaringan lunak mulut seperti Keratosis perokok, Melanosis perokok, Leukodema,

    Stomatitis nikotina, Preleukoplakia, dan Leukoplakia.3,4

    2.5 Uji Sensitivitas Indera pengecap

    Uji sensitivitas indera pengecap pada manusia dapat dilakukan dengan dua

    cara yakni:

    1. Chemogustometry dimana pengujian ini menggunakan larutan manis,

    asam, asin, dan pahit yang ditempatkan pada lidah dengan menggunakan

    sepotong kertas saring atau yang lebih dikenal dengan Taste strips.33

    2. Electrogustometry (EGM) merupakan perangkat stimulator

    listrik bertenaga baterai yang terdiri dari dua elektroda untuk mengukur

    ambang rasa pada kedua sisi lidah di pusat-pusat rasa yang berbeda

    kemudian menghasilkan stimulus galvanik yang mengakibatkan sensasi

    rasa seperti metal. Ambang saat ini harus kurang lebih sama di kedua sisi

    lidah. Apabila terdapat ketimpangan yang signifikan, maka mungkin

    terjadi gangguan di saraf V (trigeminus).34,35

    Universitas Sumatera Utara

  • Bila dibandingkan dengan tes larutan diatas, elektrogustometer merupakan

    pengujian klinis yang lebih efisien karena dapat digunakan dalam evaluasi ambang

    rasa yang disebabkan karena operasi telinga, Bellss palsy, tumor, maupun

    tonsillectomy. Selain itu, dapat digunakan untuk untuk mendeteksi perbedaan ambang

    rasa antara sisi kiri dan kanan lidah seperti yang mungkin terjadi pasca stroke pada

    pasien diabetes atau pada lesi saraf kranial.37

    Salah satu jenis elektrogustometer yang paling umum digunakan yakni jenis

    RION TR-06 (Rion Co, Jepang) dengan stimulus tunggal, datar, dan probe melingkar

    yang terbuat dari baja stainless steel (diameter 5 mm). Alat ini dapat menghasilkan

    rangsangan yang rendah dengan durasi yang singkat (0.5, 1,1.5,dan 2 detik).35

    Sebelum dilakukan pengujian dengan alat ini, sampel dilarang untuk minum.

    Sebelum dilakukan pengukuran ambang rasa, stimulus dari 30 dB diberikan untuk

    memastikan bahwa sampel bisa mengenali rangsangan elektrogustometer. Pemberian

    rangsang dimulai dari yang rendah terlebih dahulu (-6 dB) dan kemudian rangsang

    ditingkatkan hingga sampel dapat mempersepsikan rasa dengan jelas.35

    Gambar 7. Elektrogustometer RION TR-06 (Rion Co, Jepang)35

    Universitas Sumatera Utara

  • BAB 3

    KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN

    Lidah sebagai indera pengecap mempunyai taste buds yang meliputi seluruh

    permukaannya. Taste buds mengandung reseptor rasa yaitu asam, asin, manis, pahit,

    dan umami.1,2 Sensitivitas indera pengecap dipengaruhi oleh banyak faktor,

    diantaranya adalah usia, suhu makanan, penyakit, oral hygiene, dan kebiasaan

    merokok yang paling berpotensi menyebabkan sensitivitas indera pengecap ini

    menurun.3

    Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan akibat merokok

    karena merupakan awal terjadinya penyerapan zat hasil pembakaran rokok.3 Efek

    negatif rokok terhadap gigi dan jaringan lunak mulut bervariasi, tergantung pada umur,

    jenis kelamin, gaya hidup, jenis rokok, cara merokok, lamanya merokok, serta

    banyaknya konsumsi rokok per harinya.4,5

    Pada tahun 2008 Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Indonesia

    sebagai negara terbesar ke tiga sebagai pengguna rokok di dunia yakni sekitar 65 juta

    perokok. Di Indonesia, rokok kretek merupakan jenis rokok yang lebih populer. Dari

    kelas sosialnya, perokok kretek umumnya kelas menengah ke bawah.6,9

    Pada umumnya tukang becak masuk dalam kategori masyarakat

    berpenghasilan rendah dan mempunyai latar pendidikan yang juga rendah. Sebuah

    penelitian di Amerika Serikat pernah mengkonfirmasikan adanya hubungan yang erat

    antara kebiasaan merokok dengan latar pendidikan sang perokok.10

    Selain hal tersebut telah diketahui bahwa tukang becak mempunyai kebiasaan

    buruk yang dapat menggangu kesehatan seperti kebiasaan merokok, hal ini dapat

    dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Prof Boedi Darmojo dikatakan bahwa

    prevalensi merokok sebanyak 96,1% pada tukang becak di Semarang.11 Tingginya

    prevalensi merokok pada tukang becak ini disebabkan oleh beberapa faktor

    diantaranya: minimnya pengetahuan para tukang becak tentang bahaya rokok, bahkan

    sangat sulit bagi mereka untuk memahami tulisan peringatan yang ada pada setiap

    label rokok. Faktor lingkungan juga berpengaruh besar terwujudnya dorongan untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • merokok dan kemudian menjadi perokok tetap. Pengaruh teman, anggota keluarga dan

    orang-orang disekitar yang kebanyakan semua merokok. Selain itu, mereka mengakui

    bahwa dengan merokok mereka mendapatkan kenikmatan semacam rasa tenang.12

    Organ pengecapan bagian perifer adalah taste buds. Ujung-ujung luar dari

    taste buds tersusun di sekitar taste pore yang sangat kecil. Dari ujung-ujung setiap sel,

    mikrovili menonjol ke luar menuju taste pore dan mengarah ke rongga mulut.

    Mikrovili ini dianggap memberikan permukaan reseptor untuk pengecapan.19

    Beberapa dari serabut saraf pengecap yang dirangsang oleh sel-sel reseptor ini

    berinvaginasi menjadi lipatan membran sel pengecap yang juga dibentuk oleh banyak

    vesikel. Vesikel ini mengandung substansi neurotransmiter yang dilepaskan melalui

    membran sel untuk merangsang ujung-ujung serabut saraf dalam rensponnya terhadap

    rangsang pengecapan.16,20

    Zat-zat kimia yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak dan

    merangsang ujung-ujung serabut saraf pengecap kemudian timbul impuls yang akan

    menjalar ke nervus facialis (saraf VII) dan nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari

    daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf

    tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari

    sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis

    kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex

    serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus dan sebagai hasilnya

    kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.21

    Penelitian ini didukung oleh adanya teori yang menjelaskan bahwa pada saat

    rokok yang dihisap, nikotin yang terkondensasi dalam asap rokok masuk ke dalam

    rongga mulut dan mungkin menempel pada gigi, lidah, dan taste buds.3 Iritasi yang

    terus-menerus dari hasil pembakaran tembakau menyebabkan penebalan jaringan

    mukosa mulut. Hal ini menyebabkan nikotin lebih mudah terdeposit menutupi taste

    bud yang mungkin dapat menghalangi interaksi zat-zat makanan ke dalam reseptor

    rasa sehingga mikrovili sulit menterjemahkan impuls sehingga impuls yang diterima

    tidak seutuhnya sempurna kemudian masuk melalui nervus facial apabila dari daerah

    2/3 anterior lidah, nervus glossopharyngeal apabila dari 1/3 posterior lidah, dan

    melalui nervus vagus apabila dari daerah selain lidah. Kemudian impuls yang tidak

    Universitas Sumatera Utara

  • sempurna tadi yang berhasil diterjemahkan oleh mikrovili akan menyatu di medula

    oblongata dan masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa

    sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah

    insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus

    kemudian dihantar ke thalamus yang akan mempersepsikan impuls yang tidak

    sempurna tadi menjadi persepsi rasa dan sebagai hasilnya terjadilah penurunan

    sensitivas pengecapan rasa.21

    Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan sensitivitas indera pengecap

    pada perokok kretek dengan non perokok. Sampel penelitian untuk perokok kretek

    dan non perokok yang mempunyai sifat yang homogen dari umur, status kesehatan

    umum, jenis kelamin dan kebiasaan. Di samping itu perlakuan yang diberikan akan

    sama baik kepada sampel perokok kretek maupun non perokok sebagai kontrol.

    Perbedaan sensitivitas indera pengecap rasa manis dan rasa pahit pada perokok

    kretek dapat diketahui selanjutnya sehingga dari dua rasa tersebut terdapat satu rasa

    yang berpengaruh paling nyata pada perokok kretek. Hal ini penting untuk

    mengetahui perubahan indera pengecap pada perokok kretek.

    3.1 Hipotesis

    Hipotesa dari penelitian ini adalah:

    1. Terdapat perbedaan sensitivitas indera pengecap antara perokok kretek dengan

    non perokok.

    2. Terdapat perbedaan sensitivitas indera pengecap antara rasa manis dan rasa

    pahit pada perokok kretek.

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.2 Kerangka Teori

    Nukleus tractus solitarius Iritasi yang terus menerus dari hasil pembakaran tembakau menyebabkan penebalan jaringan mukosa mulut.

    Nervus facial pada 2/3 anterior lidah, nervus glosspharyngeal pada 1/3 posterior lidah, nervus vagus

    pada pharynx dan epiglotis.

    Leminiskus medialis

    Post central gyrus

    Persepsi indera pengecap normal

    Taste buds Taste pore

    Pengaruh merokok pada indera pengecap

    Saat rokok dihisap, nikotin yang terkondensasi mungkin menempel pada gigi, lidah, dan taste bud

    Menghalangi interaksi zat-zat makanan ke dalam reseptor pengecap

    Perubahan sensitivitas indera pengecap

    Medula oblongata

    Thalamus

    Mikrovili

    Impuls

    Universitas Sumatera Utara

  • 3.3 Kerangka Konsep

    Lama merokok: > 3 tahun

    Cara merokok: Asap

    dikeluarkan dari mulut

    Jumlah konsumsi rokok per harinya : > 5 batang

    Perokok kretek Non Perokok

    Pemeriksaan sensitivitas indera pengecap

    Penurunan sensitivitas

    indera pengecap

    Taste buds normal

    Jenis kelamin : laki-laki

    Usia : 40-60 tahun

    Tidak memiliki kelainan sistemik

    Tidak terdapat luka/ kelainan

    pada lidah Menempelnya nikotin

    pada taste buds

    Sensitivitas indera pengecap yang

    normal Perbedaaan

    Rasa manis Rasa Pahit

    Reseptor manis

    Reseptor asin

    Reseptor asam

    Reseptor pahit

    Universitas Sumatera Utara