perancangan sistem inventarisasi hutan industri …

173
PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS: KAWASAN HUTAN AKASIA PARUNG PANJANG, KPH BOGOR) Disusun Oleh : Mohammad Arief Putranto 203093002033 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS: KAWASAN HUTAN AKASIA PARUNG PANJANG, KPH BOGOR)

Disusun Oleh :

Mohammad Arief Putranto

203093002033

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010

Page 2: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS: KAWASAN HUTAN AKASIA PARUNG PANJANG, KPH BOGOR)

Disusun sebagai Prasyarat dalam Menyelesaikan Kurikulum Tingkat Akhir Pada Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh :

Mohammad Arief Putranto

203093002033

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010

Page 3: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …
Page 4: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juni 2010

Mohammad Arief Putranto 203093002033

Page 5: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

ABSTRAK Mohammad Arief Putranto, Perancangan Sistem Inventarisasi Hutan Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kawasan Hutan Akasia Parung Panjang, Kph Bogor), dibimbing oleh Zainul Arham, M.Si dan Zainuddin Bey Fananie, M.Sc.

Indonesia tercatat memiliki luas hutan sebesar 138 juta hektar dengan luas

hutan sebesar itu maka diperlukanlah pengelolaan hutan secara menyeluruh agar tidak

terjadi penyelewengan-penyelewengan dan pelanggaran-pelanggaran ilegal terhadap

sumber daya alam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Data pengelolaan hutan yang

dihasilkan oleh Perum Perhutani merupakan data spasial (keruangan) seperti peta dan

data atribut seperti batas wilayah, jenis tanah, curah hujan dan lain sebagainya, yang

memerlukan cara pengolahan dan penyajian yang berbeda. Data atribut dan data

spasial tersebut memerlukan suatu sinkronisasi agar data yang dihasilkan maupun

disajikan akurat sesuai dengan keadaan keruangan pada saat itu.

Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukanlah sebuah aplikasi yang

mampu melakukan inventarisasi data atribut hutan, pensinkronisasian dengan data

spasial serta perhitungan statistik sederhana sehingga penyajian data dalam bentuk

laporan menjadi lebih mudah. Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan

adalah Rapid Application Development (RAD). Pada akhirnya, sistem ini dapat

memberikan keluaran kepada penggunanya berupa report data atribut dan data spasial

kehutanan sebagai bahan acuan penyusunan RPKH Untuk ke depannya, aplikasi ini

dapat dikembangkan lagi antara lain dengan melakukan integrasi dengan aplikasi-

aplikasi kehutanan lainnya yang berbasiskan GIS.

Kata Kunci : Visual Basic 6.0,Sistem Inventarisasi Hutan,Map Objects 2,RAD, UML, GIS

V Bab + xx Halaman + … Halaman + … Daftar Pustaka (….-….) + Lampiran, 2010

Page 6: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Yang Maha Kuasa dan telah memberikan berkah dan anugerahNya kepada penulis sehingga penulis mampu melaksanakan tugas untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam tak lupa juga penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi ini penulis buat sebagai syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan jenjang Strata-1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu juga penulis berharap apa yang penulis teliti, yang dijelaskan di dalam skripsi ini, dapat dipergunakan dengan baik oleh semua pihak yang membutuhkan, sehingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di Program Studi Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat lebih maju dan lulusannya dapat bekerja secara kooperatif dengan semua elemen informatika dari seluruh dunia.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini :

1. Bapak Dr. Syopiansyah jaya Putra M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

2. Bapak A’ang Subiyakto selaku ketua Program Studi Sistem Informasi.

3. Bapak Zainul Arham, S. Kom, M.Si selaku Dosen Pembimbing I

4. Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II

5. Bapak dan Ibu penguji yang memberikan kritik dan saran pada skripsi ini.

6. Dosen-Dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah mengajarkan kepada penulis berbagai macam ilmu yang dapat penulis terapkan dalam penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tua penulis, Djoko Saptono dan Budiningsih Saraswati, yang telah memberikan dukungan moril, semangat dan materiil sehingga memperlancar proses penyusunan skripsi ini.

Page 7: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

8. Kedua kakak dan adik penulis, Vira Nuri Putriningtyas S.Kom dan Annisa Ayuningtyas yang telah menjadi tempat penulis melepaskan penat dalam penyusunan Skripsi ini.

9. Teman-Teman seperjuangan TI-SI UIN 2003, terutama SI-05 atas dukungan kalian semua.

10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik penulisan maupun aplikasinya sendiri. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun skripsi ini lebih baik lagi.

Jakarta, Agustus 2009

Penulis

Page 8: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman judul ............................................................................................ i

Persetujuan pembimbing ............................................................................ ii

Halaman pengesahan .................................................................................. iii

Halaman pernyataan ................................................................................... iv

Abstrak ....................................................................................................... v

Kata Pengantar ........................................................................................... vi

Daftar isi ...................................................................................................... viii

Daftar gambar ............................................................................................. xii

Daftar tabel ................................................................................................. xiv

Daftar lampiran .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 3

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 4

1.5. Metodologi Penelitian .................................................................... 6

1.6. Sistematika Penulisan .................................................................... 8

viii

Page 9: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem ................................................................... 10

2.1.1 Pengertian Sistem ............................................................ 10

2.1.2 Pengertian Informasi........................................................ 12

2.1.3 Kualitas Informasi ........................................................... 13

2.2. Sistem Informasi ......................................................................... 14

2.2.1 Komponen Sistem Informasi .......................................... 14

2.3. Sistem Informasi Geografis.......................................................... 16

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) .................. 16

2.3.2 Model Data ........................................................................ 17

2.3.3 Komponen Sistem Informasi Geografis ............................ 18

2.3.4 Kemampuan Sistem Informasi Geografis ......................... 20

2.4. Hutan …………… ....................................................................... 21

2.4.1 Jenis Hutan ........................................................................ 22

2.4.2 Fungsi Hutan ..................................................................... 27

2.4.3 Pengelolaan Hutan ............................................................ 28

Inventarisasi Hutan ...................................................................... 29 2.5.

2.7.

2.8. Unified Modelling Language (UML) .......................................... 36

2.6. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 31

Metode Pengembangan Sistem... ................................................. 32

2.7.1 Tahapan-tahapan RAD.. ...................................................... 33

2.7.2 Alasan Penggunaan Metode RAD ...................................... 34

2.7.3 Perbandingan Dengan Metode Sistem Lainnya .................. 35

ix

Page 10: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2.8.1. Definisi ................................................................................ 36

2.8.2. Use Case Diagram .............................................................. 37

2.8.3. Class Diagram ..................................................................... 38

2.8.4. State Chart Diagram ........................................................... 38

2.8.5. Activity Diagram, ................................................................ 39

2.8.6. Sequence Diagram ............................................................... 40

2.8.7. Collaboration Diagram ....................................................... 41

2.8.8. Component Diagram ........................................................... 42

2.8.9. Deployment Diagram .......................................................... 43

2.9. Flow Chart ................................................................................... 46

2.10. Perangkat Lunak Pengembangan Sistem ..................................... 47

2.10.1 Visual Basic 6.0 ................................................................ 47

2.10.1.1 Antar Muka Visual Basic 6.0 .............................. 48

2.10.2 Map Object v2.2 ................................................................ 50

2.10.3 Ms. Sql Server 2000 .......................................................... 54

2.10.4 ArcView 3.3 ..................................................................... 62

2.11. Penelitian Sebelumnya yang Berhubungan ................................. 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bahan dan Perangkat Penelitian ................................................... 66 3.1.

3.1.1 Bahan Penelitian................................................................ 66

3.1.1.1Ringkasan Keadaan Umum KPH Bogor ............. 66

3.1.2 Perangkat Penelitian ....................................................... 74

x

Page 11: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 75

Metode Pengumpulan Data .......................................................... 75 3.3.

75

3.3.4 Studi Literature ................................................................. 79

............................................. 79

3.4.3. P

3.3.1 Studi Pustaka .....................................................................

3.3.2 Observasi ........................................................................... 77

3.3.3 Wawancara ........................................................................ 78

3.4. Metode Pengembangan Sistem .......

3.4.1. Analisis (Requirement Planning) .................................... 80

3.4.2. Perancangan (User Design) ............................................. 81

engembangan (Construction) ........................................ 83

3.4.4. Implementasi (Cut Over) ................................................. 84

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

4.1. Sekilas Tentang Perum Perhutani ................................................ 86

4.1.1. Visi Misi Perum Perhutani ............................................... 86

4.1.2. Tujuan Perum Perhutani ................................................... 87

4.1.3. Struktur Organisasi Perum Perhutani ............................... 88

4.2. Analisis ........................................................................................ 90

4.2.1. Kegiatan Inventarisasi Hutan ........................................... 90

4.2.2. Alur Kerja Sistem Berjalan .............................................. 91

4.2.3. Identifikasi Masalah ........................................................ 93

4.2.4. Uraian Singkat Sistem yang Diusulkan .......................... 94

4.3. Perbandingan Sistem .................................................................... 98

xi

Page 12: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

xii

4.5.2 erancangan Basis Data ................................................... 132

...................................... 136

BAB V

4.4. Studi Feasibilitas .......................................................................... 99

4.5. Perancangan Sistem yang Diusulkan .......................................... 100

4.5.1 Perancangan Aplikasi ....................................................... 100

P

4.5.3 Perancangan User Interface ......

4.6. Pengembangan ............................................................................ 139

4.6.1. Bahasa pemrograman dan Komponen ............................ 139

4.6.2. Alur Kerja Pengembangan Sistem .................................. 140

4.7. Pengujian .................................................................................... 147

4.7.1. Whitebox (Pengujian Mandiri) ........................................ 147

4.7.2. Blackbox (Pengujian Lapangan) ..................................... 148

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................. 149

5.2. Saran ............................................................................................ 150

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 151

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbandingan Metode ................................................................ 35

Tabel 2.2. Notasi UML ............................................................................... 45

Tabel 2.3 Simbol Flowchart ....................................................................... 46

Tabel 4.1 : Perbandingan Sistem ............................................................... 98

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Mandiri ............................................................ 147

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Lapangan ........................................................ 148

Page 14: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Siklus Informasi ................................................................... 13

Gambar 2.2. Lima Komponen Sistem Informasi ....................................... 15

Gambar 2.3. Komponen SIG .................................................................... 18

Gambar 2.4. Subsistem-Subsistem SIG .................................................. 19

Gambar 2.5. Mekanisme Kegiatan Tata Hutan Perum Perhutani............. 29

Gambar 2.6. Tahapan-tahapan RAD ......................................................... 34

Gambar 2.7. Contoh use case diagram ..................................................... 37

Gambar 2.8. Contoh Class Diagram ........................................................ 38

Gambar 2.9. Contoh Statechart Diagram ................................................. 39

Gambar 2.10. Contoh Activity Diagram ................................................... 40

Gambar 2.11. Contoh Sequence Diagram ................................................ 41

Gambar 2.12. Contoh Collaboration Diagram ........................................ 42

Gambar 2.13. Contoh Component Diagram ............................................. 43

Gambar 2.14. Contoh Deployment Diagram ............................................ 44

Gambar 2.15. Antar muka VB 6.0 ........................................................... 48

Gambar 2.16. Tampilan toolbox ............................................................... 49

Gambar 2.17. Interface Property .............................................................. 49

Gambar 2.18. Contoh program menggunakan MapObjects ..................... 50

Gambar 2.19. Computer names selection ................................................. 55

Gambar 2.20. Installation Selection ......................................................... 56

Page 15: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Gambar 2.21. Instance Names ................................................................ 56

Gambar 2.22. Setup type ........................................................................... 57

Gambar 2.23. Service Accounts ................................................................ 58

Gambar 2.24. Enterprise Manager ........................................................... 59

Gambar 2.25. Query Analyzer ................................................................. 60

Gambar 2.26. Contoh penggunaan Query Analyzer ................................. 61

Gambar 2.27. Service Manager ................................................................ 62

Gambar 3.1. Tahapan RAD ...................................................................... 80

Gambar 3.2. Alur Penelitian ..................................................................... 85

Gambar 4.1. Bagan Mekanisme Kegiatan Tata Hutan Perum Perhutani . . 90

Gambar 4.2: Bagan Sistem Berjalan ........................................................ 91

Gambar 4.3: Bagan Sistem Usulan ........................................................... 96

Gambar 4.4. Use Case Diagram Sistem Inventarisasi Hutan ................... 102

Gambar 4.5 Use Case File(system) ........................................................... 103

Gambar 4.6 Use Case Data Management ................................................ 104

Gambar 4.7 Use Case Statistik ................................................................. 105

Gambar 4.8 Use Case Pencarian Data ...................................................... 106

Gambar 4.9 Login Activity Diagram ......................................................... 114

Gambar 4.10 Tambah Data Activity Diagram .......................................... 115

Gambar 4.11. Update Data Activity Diagram .......................................... 116

Gambar 4.12. Delete Data Activity Diagram ........................................... 117

Gambar 4.13. Search Data Activity Diagram ........................................... 118

Page 16: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Gambar 4.14. Statictic Query Activity Diagram ....................................... 120

Gambar 4.15. Sequence Diagram Login ................................................... 122

Gambar 4.16. Sequence Diagram Tambah Data ...................................... 123

Gambar 4.17. Sequence Diagram Update Data ........................................ 124

Gambar 4.18 Sequence Diagram Delete Data .......................................... 125

Gambar 4.19. Sequence Diagram Import Data ........................................ 126

Gambar 4.20. Sequence Pencarian Data .................................................. 127

Gambar 4.21. Sequence Diagram Pencarian Data Spasial ...................... 128

Gambar 4.22. Sequence Diagram Statistic Query .................................... 129

Gambar 4.23. Class Diagram Aplikasi ..................................................... 131

Gambar 4.24. Tabel Peta di dalam database ............................................ 133

Gambar 4.25. Tabel Compartment di dalam database ............................. 133

Gambar 4.26 Tabel subcompartment di dalam database ......................... 134

Gambar 4.27 Tabel subcompartment di dalam database ......................... 134

Gambar 4.28. Struktur basis data ............................................................. 128

Gambar 4.29: Rancangan Form Login ..................................................... 136

Gambar 4.30: Rancangan Form Utama .................................................... 136

Gambar 4.31: Rancangan Form Tambah Data ......................................... 137

Gambar 4.32: Rancangan Form Update Data ........................................... 137

Gambar 4.33: Rancangan Form Delete Data ............................................ 138

Gambar 4.34: Rancangan Form Survey Data atribut ............................... 138

Gambar 4.35: Rancangan Form Statistic Query ....................................... 139

Gambar 4.36: Create Form ...................................................................... 140

Page 17: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Gambar 4.37: Create Form ...................................................................... 140

Gambar 4.38: Pembuatan Form Login ..................................................... 141

Gambar 4.39: Database Connection Module ........................................... 141

Gambar 4.40: Contoh penulisan script/coding ......................................... 142

Gambar 4.41: Database Connection Parameter ...................................... 143

Gambar 4.42: Database Connection procedure ....................................... 143

Gambar 4.43: Contoh script query ............................................................ 144

Gambar 4.44: Pembuatan tampilan report ............................................... 145

Gambar 4.45: Melakukan kompilasi report ............................................. 146

Gambar 4.46: Mengintegrasikan report dengan sistem ............................ 146

Page 18: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia tercatat memiliki luas hutan sebesar 138 juta hektar1 dengan

luas hutan sebesar itu maka diperlukanlah pengelolaan hutan secara

menyeluruh agar tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan dan

pelanggaran-pelanggaran ilegal terhadap sumber daya alam yang dimiliki

oleh bangsa Indonesia.

Kekuasaan dalam melakukan pengelolaan hutan di Indonesia ada di

tangan Perum Perhutani. “Tugas dan Wewenang Perum Perhutani adalah

menyelengarakan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan prinsip

perusahaan dalam wilayah kerjanya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangan–undangan yang berlaku.”

(Peraturan Pemerintah 30 tahun 2003 pasal 3 ayat 1)

Dalam melakukan pengelolaan hutan yang beraneka ragam, Perum

Perhutani memerlukan pemeriksaan dan pencatatan sampel dari suatu

kawasan atau area. Hal ini dilakukan dengan melakukan pengecekan

terhadap area tersebut (field checking/ground checking) yang biasa disebut

risalah hutan dalam lingkup Perum Perhutani.

Data pengelolaan hutan yang dihasilkan oleh Perum Perhutani

merupakan data spasial (keruangan) seperti peta dan data atribut seperti

1 http://www.wargahijau.org/index.php?option=com_content&view=article&id=555:menhut-ms-kaban-luas-hutan-di-indonesia-138-juta-hektar&catid=8:green-industry&Itemid=13 [23 oktober 2009, pukul 11.30 wib ]

1

Page 19: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

batas wilayah, jenis tanah, curah hujan dan lain sebagainya, yang

memerlukan cara pengolahan dan penyajian yang berbeda. Data atribut dan

data spasial tersebut memerlukan suatu sinkronisasi agar data yang

dihasilkan maupun disajikan akurat sesuai dengan keadaan keruangan pada

saat itu.

Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukanlah sebuah aplikasi

yang mampu melakukan inventarisasi data atribut hutan, pensinkronisasian

dengan data spasial serta perhitungan statistik sederhana sehingga penyajian

data dalam bentuk laporan menjadi lebih mudah.

Dari uraian singkat diatas penulis memutuskan untuk mencoba

memberikan solusi untuk permasalahan tersebut dengan cara memberikan

suatu usulan aplikasi inventarisasi hutan yang penulis susun dalam skripsi

penulis yang berjudul “Perancangan Sistem Inventarisasi Hutan Industri

Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kawasan Hutan

Akasia Parung Panjang, KPH Bogor)”. Dengan pendekatan metode

pengembangan sistem RAD (Rapid Application Development) dan notasi

UML (Unified Modeling Languange).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan bahwa

permasalahan yang ada adalah:

1. Bagaimana merancang suatu sistem informasi inventarisasi hutan

berbasis sistem informasi geografis ?

2

Page 20: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Bagaimana data spasial dan data atribut hasil pengolahaan hutan dapat

dapat disajikan secara bersamaan ?

3. Bagaimana menyajikan data hasil pengolahan hutan ke dalam bentuk

laporan ?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membatasi pembahasannya

hanya pada:

1. Metode pengembangan sistem yang digunakan oleh penulis dalam

membangun aplikasi sistem informasi inventarisasi hutan berbasis

sistem informasi geografis ini adalah metode pengembangan sistem

berorientasi obyek yaitu metode RAD (Rapid Application

Development) dengan menggunakan pemodelan sistem UML (Unified

Modeling Language).

2. Sistem yang akan dirancang menggunakan Visual Basic 6.0 dan Map

Object 2.2 sebagai bahasa pemrogramnnya, Sql Server 2000 sebagai

DBMS (Database Management Systems) dan Arc View 3.3 sebagai

tools pengolah data spasial.

3. Sistem yang akan dirancang merupakan sistem alternatif dari sistem

yang sudah ada di Departemen Kehutanan.

4. Data spasial yang digunakan pada penulisan skripsi adalah data spasial

hutan kelas acacia mangium yang terletak pada koordinat: 106° 26’

03’’ BT sampai dengan 106° 35’ 16’’ BT dan 06° 20’ 59’’ sampai

3

Page 21: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

dengan 06° 27’’ 01’’ LS. Data spasial ini didapatkan dari Perum

Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten.

5. Bentuk laporan dari data pengolahan inventarisasi hutan merupakan

standarisasi dari pihak Departemen Kehutanan.

6. Laporan yang dihasilkan dari sistem ini adalah laporan hasil registrasi

(inventarisasi) tahunan petak dan anak petak, laporan per petak, dan

laporan grafik maupun peta yang digunakan sebagai bahan pendukung

pembuatan RPKH (Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan).

7. Penulisan skripsi ini tidak membahas konfigurasi keamanan dari DBMS

(Database Management Systems) yang dipakai.

8. Penulisan skripsi ini tidak membahas konfigurasi arsitektur jaringan

yang dipakai oleh aplikasi ini.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan dalam skripsi ini adalah Membangun dan merancang

perangkat lunak sistem informasi inventarisasi hutan berbasis sistem

informasi geografis

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Menguraikan proses tata hutan yang dilakukan oleh Perum

Perhutani.

4

Page 22: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Menganalisis gambaran alur proses inventarisasi hutan dan

penyusunan RPKH (Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan)

3. Menjabarkan proses penentuan kelas hutan berdasarkan umur

dan.proses inventarisasi hutan.

4. Memperoleh data potensi hutan serta lingkungannya secara

lengkap, sebagai bahan penyusunan RPKH.

5. Mengembangkan proses atau alur kerja alternative sistem

pengolahan data hasil inventarisasi.

6. Mengolah data hasil risalah hutan menjadi laporan untuk

penyusunan RPKH.

1.4.3 Manfaat

Adapun manfaat dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

1. Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah

2. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1)

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Universitas

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi

ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan sebagai

bahan evaluasi.

5

Page 23: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak Departemen

Kehutanan

c. Bagi Departemen Kehutanan

1. Memiliki aplikasi sistem informasi inventarisasi hutan

alternatif

2. Mempunyai bahan evaluasi jika ingin mengembangkan

kembali sistem informasi inventarisasi hutan yang telah

dimiliki departemen kehutanan.

1.5 Metodologi Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini diperlukan data dan informasi yang

lengkap guna mendukung kebenaran materi uraian dan permbahasan.

Metodologi penelitian yang digunakan meliputi dua metode, yaitu metode

pengumpulan data dan metode pengembangan sistem:

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Dilakukan dengan cara membaca dan mengumpulkan data-data

teknis dari buku-buku, situs internet, serta artikel yang

berhubungan dengan topik yang akan dibahas dalam

penyusunan skripsi ini.

6

Page 24: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Studi Lapangan

a. Observasi

Melakukan pengamatan dan terlibat langsung didalam

kegiatan lapangan yang berhubungan dengan studi kasus

yang dihadapi.

b. Wawancara

Mengumpulkan data-data dan informasi dengan cara

interview atau wawancara yang dilakukan langsung dengan

pihak yang bersangkutan sesuai dengan masalah yang

diteliti.

3. Studi Literature

Dilakukan dengan cara meneliti penelitian sejenis sebelumnya

yang berhubungan dengan studi kasus ataupun penulisan

peneltian yang dihadapi

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pembuatan aplikasi tersebut penulis menggunakan

metode Rapid Application Development (RAD) sebagai metode

pengembangan sistem dan menggunakan pemodelan sistem UML

(Unified Modeling Language). Metode Rapid Application

Development (RAD) memiliki 4 tahapan seperti yang pertama kali

dikemukakan oleh James Martin (K.K.Aggarwal,2005:27),

tahapan-tahapan tersebut adalah :

7

Page 25: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

1. Requirement Planning

2. User Design/User Description

3. Construction

4. Implementation (Cut Over)

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menjabarkan penelitian

Perancangan Sistem Inventarisasi Hutan Berbasis Sistem Informasi

Geografis ini dalam lima (5) bab, berdasarkan pada sistematika penulisan

sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi pengantar berupa latar belakang dilakukannya

penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, serta

manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi pembahasan teori-teori yang digunakan sebagai

panduan dasar dalam pengembangan sistem ini.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang

digunakan dalam mengembangkan sistem informasi berdasarkan

8

Page 26: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

9

metodologi pengembangan sistem. Dan juga membahas tentang

metodologi pengumpulan data.

BAB IV. ANALISA DAN PERANCANGAN

Bab ini berisi analisis terhadap kebutuhan sistem, serta

implementasi pengembangannya secara konkrit.

BAB V. PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan serta

saran yang dapat membantu pengembangan sistem informasi ini

di masa yang akan datang.

Page 27: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

BAB II 

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut Rober dan Michael sistem sebagai kumpulan elemen

yang saling berinteraksi membentuk kesatuan, dalam interaksi yang

kuat maupun lemah dengan pembatas yang jelas. (Prahasta, 2005:37)

Definisi sistem menurut McLeod adalah sekelompok elemen

yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu

tujuan. (Al Fatta, 2007: 4).

Sistem menurut Murdick dan Ross adalah seperangkat elemen

yang digabungkan satu dengan yang lainnya untuk suatu tujuan

bersama. (Al Fatta, 2007: 3).

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu

yaitu mempunyai komponen–komponen, batas sistem, lingkungan

luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran

atau tujuan. (Ladjamudin, 2005: 3-5).

10  

Page 28: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Penjelasan ringkas dari sifat atau karakteristik yang dimiliki

oleh sebuah sistem adalah sebagai berikut: (Ladjamudin, 2005: 3-5).

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi membentuk suatu kesatuan, dapat berupa suatu

subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan Sistem

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan

sistem yang lainnya. Batas sistem ini menunjukkan ruang

lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas

dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem dapat bersifat

menguntungkan atau merugikan.

4. Penghubung Sistem

Merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem

dengan sub sistem lainnya. Penghubung ini menyebabkan

beberapa subsistem berintegrasi dan membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Sesuatu yang dimasukkan ke dalam sistem yang berasal dari

lingkungan.

11  

Page 29: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

6. Keluaran Sistem

Suatu hasil dari proses pengolahan yang dikeluarkan ke

lingkungan.

7. Pengolahan Sistem

Bagian dari sistem yang merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem

Sasaran sistem adalah suatu yang menyebabkan mengapa sistem

itu dibuat atau ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila

mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.2 Pengertian Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi

bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan

sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan. (Wahyono, 2003:2)

Menurut Kadir informasi adalah analisis dan sintesis terhadap

data, atau informasi adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam

bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang, manajer, staff, atau

orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan. (Prahasta,

2005: 30-31)

Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bahasa,

mathematical, dan simbol-simbol pengganti lain yang disepakati

oleh umum dalam menggambarkan objek, manusia, peristiwa,

12  

Page 30: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

aktivitas, konsep, dan objek-objek penting lainnya. Singkatnya data

merupakan suatu kenyataan apa adanya (raw facts). (Prahasta, 2005 :

30 ).

Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi

penerimanya, perlu dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau

dibutuhkan dalam menghasilkan informasi. Siklus informasi dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Siklus Informasi

(Ladjamudin, 2005: 11)

2.1.3 Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh 3

hal pokok, yaitu relevancy, accuracy, dan timeliness. (Wahyono,

2003 : 7 ).

1. Relevansi (relevancy)

Informasi dikatakan berkualitas jika relevan (memberikan

manfaat) bagi pemakainya.

2. Akurasi (accuracy)

Informasi dikatakan akurat jika informasi tersebut tidak bias

atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus

jelas mencerminkan maksudnya.

13  

Page 31: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

3. Tepat Waktu (Timeliness)

Informasi yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data

datangnya tepat waktu.

2.2 Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang

terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu

tujuan yaitu menyajikan informasi. (Ladjamudin, 2005: 13)

Menurut Budihar sistem informasi adalah suatu manusia-mesin yang

terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi,

manajemen, dan pengambilan keputusan. (Prahasta, 2005: 40)

2.2.1 Komponen Sistem Informasi

Sebuah sistem informasi yang lengkap memiliki kelengkapan

sistem sebagai berikut: (Ladjamudin, 2005: 15)

1. Hardware

Bagian ini merupakan bagian perangkat keras sistem informasi,

seperti komputer, printer, dan teknologi jaringan komputer.

2. Software

Bagian ini merupakan perangkat lunak sistem informasi yang

berguna untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas

yang harus dilakukan sesuai dengan inputan dari user atau

14  

Page 32: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

pengguna. Software atau perangkat lunak digolongkan menjadi

beberapa kelompok:

• Sistem Operasi, seperti program Microsoft Windows,

Linux, dan lain sebagainya.

• Aplikasi, seperti Microsoft Office, Corel Draw, Arcview,

dan lain sebagainya.

• Utilitas, seperti anti virus.

• Bahasa Pemrograman, seperti bahasa C, Borland Delphi,

Java, VB dan lain-lain.

3. Data

Merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses

lebih lanjut untuk menghasilkan informasi.

4. Prosedur

Merupakan bagian yang berisikan dokumentasi prosedur atau

proses-proses yang didalamnya terjadi dalam sistem.

5. Manusia

Merupakan bagian utama dalam suatu sistem informasi.

Komponen manusia antara lain: Clerical personnel, First level

manager, staff specialist, management. (Wahyono,2003:19-21)

ManusiaMesin

Hardware(Perangkat

Keras)

Software(Perangkat

Lunak)DATA Procedures

(Prosedur)People

(Manusia)

Gambar 2.2. Lima Komponen Sistem Informasi (Ladjamudin, 2005: 15)

15  

Page 33: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2.3 Sistem Informasi Geografis

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)

Geografi berasal dari gabungan kata geo dan graphy. Geo

berati bumi, sedangkan graphy berarti proses penulisan, sehingga

geografi berarti penulisan tentang bumi. (BBPT, 2003: 10).

Geografis merupakan bagian dari spasial (keruangan),

mengandung pengertian suatu persoalan mengenai bumi : permukaan

dua atau tiga dimensi.

Informasi geografis mengandung pengertian informasi

mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi,

pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di

permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan

(atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan

atau diketahui. (Prahasta, 2005 : 49)

Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis

komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi

informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan,

menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana

lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis

untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer

yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data

yang bereferensi geografi untuk masukan, manajemen data

16  

Page 34: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

(penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi data

dan keluaran. (Prahasta, 2005 : 55)

2.3.2 Model Data

Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari

data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian

analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis

atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi

keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut

merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan

berbagai objek sebagai data spasial.

Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam

bentuk titik, bentuk garis (line) dan bentuk area (polygon).

Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan

model data vektor. Model data raster menampilkan, menempatkan,

dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks

atau piksel-piksel yang membentuk kotak segi empat (grid)/sel,

sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur.(Prahasta, 2005: 146)

Model data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk

koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan

data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon)

beserta atribut-atributnya. (Prahasta, 2005:158)

17  

Page 35: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2.3.3 Komponen Sistem Informasi Geografis

Gambar 2.3. Komponen SIG (Prahasta, 2005: 59)

Keterangan :

1. Komponen perangkat keras dalam SIG yang umum digunakan

adalah CPU, RAM, storage, input device, output device, dan

peripheral lainnya.

2. Komponen perangkat lunak, merupakan suatu sistem untuk

mengolah data dan informasi geografis, seperti ERDAS,

ArcView, MapInfo, dan lain-lain.

3. Data dan Informasi, merupakan data atribut dari tabel-tabel dan

laporan.

4. Manajemen, merupakan komponen yang berkaitan dengan

perkembangan dan penguaasaan teknologi.

18  

Page 36: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Komponen Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan

seluruh kesatuan cara kerja SIG yang merepresentasikan kondisi

dunia nyata ke dalam komputer seperti pada peta yang mampu

merepresentasikan keadaaan dunia nyata di atas kertas. Adapun

proses untuk merepresentasikannya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4. Subsistem-Subsistem SIG (Prahasta, 2005: 57)

1. Data Input : tahap ini mengumpulkan dan mempersiapkan data

spasial dan atribut dari berbagai sumber. Pada tahap ini pula

mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data

aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

2. Data Management : tahap ini, mengorganisasikan baik data

spasial maupun atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian

rupa sehingga mudah dipanggil, di-update, dan di-edit.

3. Data Manipulation dan Analysis : pada tahap ini menentukan

informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Pada tahap

19  

Page 37: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk

menghasilkan informasi yang diharapkan.

4. Data Output : tahap ini menampilkan atau menghasilkan

keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk

softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: table, grafik, peta

dan lain-lain. (Prahasta, 2005: 57)

2.3.4 Kemampuan Sistem Informasi Geografis

Secara jelas, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari

pengertian atau definisinya. Kemampuan-kemapuan SIG yang

diambil dari beberapa definisi SIG adalah sebagai berikut:

(Prahasta, 2005: 72)

1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografi.

2. Mengintegrasikan data geografi.

3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografi.

4. Menyimpan dan memangil kembali data geografi

5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografi

6. Mengelola data geografi

7. Memanipulasi data geografi

8. Menganalisa data geografi

9. Menghasilkan keluaran (output) data geografi dalam bentuk-

bentuk: peta tematik (view dan layout), table, grafik (chart)

20  

Page 38: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

laporan (report), dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy

maupun softcopy.

Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem

informasi lainnya yang membuatnya menjadi berguna untuk

berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan

strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi.

2.4 Hutan

Hutan dipandang sebagai suatu ekosistem dikarenakan hubungan

antara masyarakat tumbuh-tumbuhan pembentuk hutan, binatang liar dan

lingkungannya tidak berdiri sendiri, tetapi saling mempengaruhi dan sangat

erat kaitannya, serta tidak dapat dipisahkan karena saling bergantung antara

satu dengan yang lainnya. Beberapa definisi hutan yang lazim digunakan :

1. Hutan ialah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

sumberdaya alam hayati yang disominasi pepohonan dalam persekutuan

alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan

(UU RI No. 41 tahun 1999).

2. Hutan adalah lapangan yang ditumbuhi pepohonan yang secara

keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam

lingkungannya atau ekosistem (Kadri, dkk 1992).

3. Hutan adalah masyarakat tetumbuhan yang dikuasai atau didominasi oleh

pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan

di luar hutan (Soerianegara, dkk 1982).

21  

Page 39: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2.4.1 Jenis Hutan

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hutan yang luas di

dunia. Hutan di Indonesia dibagi menjadi 5 (lima) jenis1. Berikut di

bawah ini adalah pembagian jenis-jenis hutan yang ada di Indonesia:

A. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Iklim

Berdasarkan iklimnya, hutan-hutan di Indonesia dikelompokkan

menjadi hutan hujan tropika dan hutan monsun (monsoon forest).

1. Hutan Hujan Tropika

Hutan hujan tropika adalah hutan yang terdapat didaerah tropis

dengan curah hujan sangat tinggi. Hutan jenis ini sangat kaya

akan flora dan fauna. Di kawasan ini keanekaragaman tumbuh-

tumbuhan sangat tinggi. Luas hutan hujan tropika di Indonesia

lebih kurang 66 juta hektar. Hutan hujan tropika berfungsi

sebagai paru-paru dunia. Hutan hujan tropika terdapat di Pulau

Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

2. Hutan Monsun

Hutan monsun disebut juga hutan musim. Hutan monsun

tumbuh didaerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi,

tetapi mempunyai musim kemarau yang panjang. Pada musim

kemarau, tumbuhan di hutan monsun biasanya menggugurkan

daunnya. Hutan monsun biasanya mempunyai tumbuhan sejenis,

                                                            1http://www.anakkendari.co.cc/2009/01/hutan-jenis-dan-manfaatannya/#more-24 [ 13 Januari 2010, Pukul 11.30 wib ]

22  

Page 40: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

misalnya hutan jati, hutan bambu, dan hutan kapuk. Hutan

monsun banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

B. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Variasi Iklim, Jenis

Tanah, dan Bentang Alam

1. Kelompok Hutan Tropika

• Hutan Hujan Pegunungan Tinggi

• Hutan Hujan Pegunungan Rendah

• Hutan Tropika Dataran Rendah

• Hutan Subalpin

• Hutan Pantai

• Hutan Mangrove

• Hutan Rawa

• Hutan Kerangas

• Hutan Batu Kapur

• Hutan pada batu Ultra Basik

2. Kelompok Hutan Monsun

• Hutan Monsun Gugur Daun

• Hutan Monsun yang Selalu Hijau (Evergren)

• Sabana

23  

Page 41: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

C. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Terbentuknya

1. Hutan Alam

Hutan alam adalah adalah suatu lapangan yang bertumbuhan

pohon-pohon alami yang secara keseluruhan merupakan

persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya.

Hutan alam juga disebut hutan primer, yaitu hutan yang

terbentuk tanpa campur tangan manusia

2. Hutan Buatan

Hutan buatan disebut hutan tanaman, yaitu hutan yang terbentuk

karena campur tangan manusia.

D. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Statusnya

Berdasarkan statusnya, hutan di Indonesia dapat dibedakan sebagai

berikut.

1. Hutan negara, yaitu hutan yang berada pada tanah yang tidak

dibebani hak atas tanah.

2. Hutan hak, yaitu hutan yang berada pada tanah yang dibebani

hak atas tanah. Hak atas tanah, misalnya hak milik (HM), Hak

Guna Usaha (HGU), dan hak guna bangunan (HGB).

3. Hutan adat, yaitu hutan negara yang berada dalam wilayah

masyarakat hukum adat.

24  

Page 42: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

E. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Jenis Tanamannya

1. Hutan Homogen (Sejenis), yaitu hutan yang arealnya lebih dari

75 % ditutupi oleh satu jenis tumbuh-tumbuhan. Misalnya:

hutan jati, hutan bambu, dan hutan pinus.

2. Hutan Heterogen(Campuran), yaitu hutan yang terdiri atas

bermacam-macam jenis tumbuhan.

F. Jenis-Jenis Hutan di Indonesia Berdasarkan Fungsinya

Berdasarkan pasal 6 undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

kehutanan, fungsi hutan di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi.

Berdasarkan tiga fungsi tersebut, pemerintah menetapkan hutan

berdasarkan fungsi pokok, yaitu hutan konservasi, hutan lindung,

dan hutan produksi.

1. Hutan Konservasi

Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas

tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan

keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan

konservasi terdiri atas kawasan hutan suaka alam dan kawasan

hutan pelestarian alam.

a. Hutan Suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu

yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan

keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistemnya serta

25  

Page 43: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan. Kawasan

hutan suaka alam terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa

dan Taman Buru

b) Kawasan Hutan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri

khas tertentu, baik didarat maupun di perairan yang

mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga

kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan

satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber alam hayati

dan ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam terdiri atas

taman nasional, taman hutan raya (TAHURA) dan taman

wisata alam

2. Hutan Lindung

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi

pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan

3. Hutan Produksi

Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna

produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat

pada umumnya serta pembangunan, industri, dan ekspor pada

khususnya. Hutan produksi dibagi menjadi tiga, yaitu hutan

produksi terbatas (HPT), hutan produksi tetap (HP), dan hutan

produksi yang dapat dikonservasikan (HPK).

26  

Page 44: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2.4.2 Fungsi Hutan

Hutan memiliki banyak fungsi bagi kesejahteraan masyarakat, tidak

hanya dilihat dari aspek ekonomi tapi dapat juga dilihat dari aspek

lainnya. Adapun fungsi hutan2 antara lain:

a. Fungsi Ekonomi

Sebagai penghasil kayu dan hasil hutan lainnya seperti rotan,

damar dan lain-lain

Sebagai penghasil devisa bagi negara

b. Fungsi Ekologis

mempertahankan kesuburan tanah

mencegah terjadinya erosi

mencegah terjadinya banjir

sebagai tempat untuk mempertahankan keanekaragaman hayati

c. Fungsi Klimatologis

sebagai penghasil oksigen

sebagai pengatur iklim

d. Fungsi Hidrolis

sebagai pengatur tata air tanah

sebagi penyimpan air tanah

Mencegah intrusi air laut

                                                            2  http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=384&fname=materi4.html  [ 13 Januari 2010, Pukul 11.49 Wib ]

27  

Page 45: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2.4.3 Pengelolaan Hutan

Pengelolaan hutan bagi kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang

perlu menjadi perhatian bersama, baik oleh pemerintah, masyarakat

maupun dunia usaha. Pemanfaatan nilai ekonomis hutan harus

seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan hidup sehingga hutan

tetap dapat dimanfaatkan secara adil dan berkelanjutan. Berdasarkan

UU No.41/1999 pasal 21, pengelolaan hutan meliputi:

1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan

2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan

3. asi hutan Rehabilitasi dan reklam

Tata batas

4. Perlindungan dan konservasi alam

Kegiatan tata hutan merupakan kegiatan awal dalam kegiatan

pengelolaan hutan. Kegiatan tata hutan ini dilakukan oleh perum

perhutani, kegiatan tersebut meliputi: (Perum Perhutani, 2006 : 2)

1.

2. Pembagian hutan

3. Inventarisasi hutan

4. Penyusunan rencana pengaturan kelestarian hutan

28  

Page 46: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Gambar 2.5. Mekanisme Kegiatan Tata Hutan Perum Perhutani (perum perhutani,2006:4)

2.5 Inventarisasi Hutan

Pengertian inventarisasi hutan3 dalam arti luas (konseptual) adalah

mencari dan menyajikan data secara keseluruhan atas hutan meliputi;

pertumbuhan pepohonan didalamnya. Arti sempit (operasional) adalah

mencari dan menyajikan data potensi produksi hutan meliputi; luasan,

volume kayu - standing stock, growing stock dan struktur tegakan yang ada

didalamnya.

Inventarisasi Hutan dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh data

dan informasi tentang potensi hutan serta lingkungannya secara lengkap.

Pada lingkup Perum Perhutani biasa disebut dengan risalah hutan (Perum

Perhutani, 2006:2).

                                                            3 http://pohon-jati.blogspot.com/2009/03/inventarisasi-hutan.html [ 23 Oktober 2009, Pukul 21.49 Wib ]

29  

Page 47: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Metode Inventarisasi hutan yang sering dipakai di Indonesia adalah

sebagai berikut : (wasganis-phpl pembinaan hutan, 2009:2)

A. Continous Strip Sampling (Sampling jalur sistematik)

Metode sampling jalur sistematik adalah, metode pengambilan

sampel dengan unit sampel berupa petak ukur jalur yang terdistribusi

secara sistematik. Sistematik disini diartikan jalur tersebar merata

dengan lebar jalur dan jarak antar jalur yang selalu tetap dari satu jalur

ke jalur lainnya

• Kebanyakan dilakukan diluar jawa

• Populasi cukup luas, ragamnya banyak

• Berbentuk jalur dengan lebar tertentu dan

• mengikuti pola sejajar satu dengan yang lain.

B. Line Plot Sampling (Sampling garis sistematik)

• Mirip dengan sistem jalur

• Sampling tidak harus nyambung

• Garis antar jalur tidak sejajar dan tergantung

• intensitas sampling.dan tergantung

• intensitas sampling.

C. Uniform systematic distribution (Sampling seragam dengan sebaran

sistematik)

• Kebanyakan dilakukan di jawa

• Area sudah tertata dan areal tidak luas

• Berbentuk sampel, jarak antar sampel berdekatan (seragam)

30  

Page 48: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Setiap metode sampel ini mempunyai bentuk sampel yang berbeda-

beda, adapun bentuk sampel yang sering di pakai di Indonesia adalah

sebagai berikut: (wasganis-phpl pembinaan hutan, 2009 : 2 )

1. Lingkaran (circular plot; circular sampling plot )

2. Empat persegi panjang / bujur sangkar (rectangular plot )

3. Jalur ukur atau jalur coba (strip sampling / line sampling )

4. Tanpa petak (Ploitless sampling) antara lain point sampling (metoda

bitterlich)

5. Contoh pohon ( tree sampling ).

6. Petak ukur dalam jalur ( line plot sampling/strip plot sampling )

2.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini penulis memerlukan data baik data primer

maupun sekunder. endapatkan data yang valiuntuk md, penulis melakukan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mengkaji sumber teknis tertulis

seperti dokumen, laporan tahunan, peraturan perundangan, makalah, dan

sumber lainnya.(Dwiyanto,2008:2)

b. Studi Literature

Studi Literature4, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil

penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain.

                                                            4 http://komunitasmahasiswa.info/tag/studi-literatur/ [ 2 Oktober 2009, Pukul 15.22 Wib ] 

31  

Page 49: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah

yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk

memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan

kerangka berpikir ilmiah. Bagian ini akan dikaji lebih mendalam pada

BAB II.

c. Observasi

Observasi adalah merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan

data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya (Jogiyanto,

2008:89)

d. Wawancara

Wawancara adalah komunikasi 2 (dua) arah untuk mendapatkan data dari

responden. (Jogiyanto, 2008:65)

 

2.7 Metode Pengembangan Sistem

Pada penelitian ini, penulis menerapkan metode pengembangan sistem

Rapid Application Development (RAD) yang pertama kali dikembangkan

oleh IBM yang dikemukakan oleh James Martin (K.K.Aggarwal, 2005:27).

Rapid Aplication Development (RAD) merupakan model incremental dari

proses pengembangan perangkat lunak yang menekankan pada sedikitnya

atau siklus pengembangan yang pendek. Model RAD merupakan adaptasi

yang cepat dari model sekuensial yang didapatkan RAD dari penggunaan

pengembangan berbasiskan komponen.(Pressman,2001:32)

32  

Page 50: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2.7.1 Tahapan-tahapan RAD

Tahapan-tahapan Rapid Application Development (RAD) yang

dijabarkan oleh K.K. Aggarwal (Software Engineering, 2005:28)

adalah sebagai berikut:

1. Requirement Planning

Requirement Planning (juga dikenal sebagai Concept Definition)

terdiri dari pertemuan antara tim perencanaan dan klien pengguna.

Rapat berfokus daftar persyaratan awal serta menetapkan cakupan

proyek. Tim perencanaan mengidentifikasi fungsi-fungsi bisnis

utama dan awalnya memecah mereka ke departemen-departemen

atau pengguna akhir (seperti Produk, Penjualan, Perusahaan, Sales

Person).

2. User Design/User Description

Selama tahap User Design (juga dikenal sebagai User Description)

tim analisis bertemu dengan pengguna akhir dalam rapat Joint

Application Development (JAD). Selama rapat tim analisis

memberikan hasil analisa secara lebih rinci, mengembangkan

entitas yang dikembangkan dalam Requirement Planning menjadi

model data (Entity Relationship Diagram), peraturan bisnis,

mengembangkan rencana tes, dan menciptakan arus dan tata letak

interface (tampilan) untuk bagian-bagian penting sistem.

Dalam rangka menjaga iterasi pembangunan sesingkat mungkin,

dan untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari RAD,

33  

Page 51: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

persyaratan inti harus diidentifikasi dan ditargetkan untuk prototipe

awal, dan kebutuhan sekunder harus diidentifikasi.

3. Construction

fase atau tahapan ini menggabungkan tahapan desain, coding dan

testing pada proses model waterfall. pada tahapan ini tim

pengembang memberikan prototipe perangkat lunak kepada

pengguna untuk mendapatkan masukan.

4. Implementation (Cut Over)

Pada tahapan ini pengembang melakukan tiga kegiatan yaitu;

testing kepada pengguna, instalasi sistem, dan pelatihan terhadap

user.

Gambar 2.6. Tahapan-tahapan RAD (K.K.Aggarwal, 2005:28)

2.7.2 Alasan Penggunaan Metode RAD

Dalam penelitian ini, penulis memutuskan untuk menggunakan

metode pengembangan sistem Rapid Application Development

(RAD), dengan alasan :

a. Penelitian yang dilakukan masih berskala kecil. (pressman,

2001:32). Lingkup penelitian hanya di unit III perum perhutani.

34  

Page 52: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

b. Waktu pengembangan singkat hanya 60-90 hari. (pressman,

2001:32)

c. Visual Basic mendukung untuk pengembangan dengan

menggunakan metode pengembangan sistem RAD5.

2.7.3 Perbandingan Dengan Metode Pengembangan Sistem Lainnya

Perbandingan metode RAD dengan metode pengembangan

sistem lainnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1. Perbandingan Metode

SDLC RAD OPEN

SOURCE OBJECTS JAD Prototyping End user

Kontrol Formal SIM Lemah Standar Gabungan Pengguna Pengguna

Time Panjang Pendek Menengah Tergantung Project Menengah Pendek Pendek

Pengguna Banyak Beberapa Beberapa Varies Beberapa Satu atau dua Satu

Staff Sistem Informasi Manajemen

Banyak Beberapa Ratusan Split Beberapa Beberapa Tidak Ada

Transaksi

/ DSS Transaksi Keduanya Keduanya Keduanya DSS DSS DSS

Interface Minimal Minimal Lemah Windows Kritis Kritis Kritis

Dokumentasi

& Pelatihan Penting Terbatas Internal Pada obyek Terbatas lemah Tidak ada

Integritas & Keamanan Penting Penting

Tidak

diketahui Pada obyek Terbatas Lemah Lemah

Reusability Terbatas Ada Mungkin Penting Terbatas Lemah Tidak ada

(Sumber : Post dan Anderson, 2006:67)                                                             5 http://www.webopedia.com/TERM/V/Visual_Basic.html [ 3 Oktober 2009, Pukul 10.43 Wib ]

35  

Page 53: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2.8 Unified Modelling Language (UML)

2.8.1 Definisi

UML didefinisikan sebagai notasi diagram untuk menggambarkan

artefak dari Objects-Oriented Analysis Design (OOAD). Melalui

UML kita dapat membayangkan, menentukan, membangun dan

membuat dokumen aplikasi perangkat lunak. Ketika sistem

perangkat lunak menjadi semakin besar dan semakin kompleks kita

perlu mengelola kompleksitas itu, dalam arti, menyederhanakannya

sehingga kita memiliki pemahaman yang lebih baik lagi. (Barclay

dan Savage, 2004 : 3).

Dengan menggunakan diagram-diagram notasi UML,

developer dapat melakukan pemrograman kode yang biasa dikenal

dengan sebutan forward engineering6, yaitu proses tradisional

mengubah abstraksi tingkat tinggi, desain logical dan implementasi

mandiri ke dalam implementasi fisik dalam sebuah sistem.

Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi

dan syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk

khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak.

Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax

mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat

dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi

yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented

                                                            6 http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/forward+engineering [ 22 November 20009, Pukul 11.49 Wib ]

36  

Page 54: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan

Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering).

(Dharwiyanti, 2003:2)

Diagram-diagram yang terdapat di dalam pemodelan UML dan

digunakan penulis dalam pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut :

1. Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang

diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa”

yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case

merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem.

(Dharwiyanti, 2003:5)

Gambar 2.7. Contoh use case diagram

(Dharwiyanti, 2003:5)

37  

Page 55: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Class Diagram

Class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika

diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti

dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class diagram

menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus

menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut

(metoda/fungsi). (Dharwiyanti, 2003:5). Class diagram

menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek

beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan,

asosiasi, dan lain-lain. Class diagram memiliki tiga area pokok :

1. Nama (dan stereotype)

2. Atribut

3. Metoda

Gambar 2.8. Contoh Class Diagram

(Dharwiyanti, 2003:5)

3. Statechart Diagram

Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan

keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem

sebagai akibat dari stimuli yang diterima. Pada umumnya

38  

Page 56: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

statechart diagram menggambarkan class tertentu (satu class

dapat memiliki lebih dari satu statechart diagram)

(Dharwiyanti,2003:7).

Gambar 2.9. Contoh Statechart Diagram

(Dharwiyanti,2003:7)

4. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas

dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing

alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana

mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan

proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana

sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-

trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing).

Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour

internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara

39  

Page 57: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

eksak atau tepat, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan

jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum. (Dharwiyanti,

2003:7)

Gambar 2.10. Contoh Activity Diagram

(Dharwiyanti, 2003:8)

5. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di

dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan

sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu.

Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan

dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan

skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai

respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.

Diawali dari apa yang menjadi trigger aktivitas tersebut, proses

40  

Page 58: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa

yang dihasilkan. (Dharwiyanti, 2003:8)

Main ui Object1 Object1 Object2

Message1

Message2

Message1

Message2

Message1

Message2

Actor1Message1

Message2

Message1

Gambar 2.11. Contoh Sequence Diagram (Sun Services, 2003:115)

6. Collaboration Diagram

Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar

objek seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada

peran masing-masing objek dan bukan pada waktu penyampaian

message.

Setiap message memiliki sequence number, di mana

message dari level tertinggi memiliki nomor 1. Messages dari

level yang sama memiliki prefiks yang sama. (Dharwiyanti,

2003:9)

41  

Page 59: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Gambar 2.12. Contoh Collaboration Diagram

(Dharwiyanti, 2003:9)

7. Component Diagram

Component diagram menggambarkan struktur dan

hubungan antar komponen piranti lunak, termasuk

ketergantungan (dependency) di antaranya. Komponen piranti

lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code maupun

binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul

pada compile time, link time, maupun run time. Umumnya

komponen terbentuk dari beberapa class dan/atau package, tapi

dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil.

(Dharwiyanti, 2003:9)

42  

Page 60: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Gambar 2.13. Contoh Component Diagram

(Dharwiyanti, 2003:10)

8. Deployment Diagram

Deployment/physical diagram menggambarkan detail

bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di

mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti

keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut,

spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisik. Sebuah

node adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang

digunakan untuk men-deploy komponen dalam lingkungan

sebenarnya. Hubungan antar node (misalnya TCP/IP) dan

43  

Page 61: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini.

(Dharwiyanti, 2003:10)

Gambar 2.14. Contoh Deployment Diagram (Dharwiyanti, 2003:11)

Pada penelitian ini, penulis menggunakan perangkat lunak

eDraw 5.0 dan Microsoft Visio 2007 dalam merancang aplikasi.

44  

Page 62: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Tabel 2.2. Notasi UML No Notasi Keterangan

1

Class Diagram, digunakan untuk mengambarkan kelas-kelas program. Terdiri atas nama kelas, atribute yaitu properties yang dimiliki oleh kelas, dan operation yaitu aktifitas yang dapat dilakukan oleh kelas tersebut

2 Relationship merupakan hubungan antar class. Dapat berupa one to one, one to many, maupun many to one

3

Aktor merupakan pelaku-pelaku yang terlibat di dalam sistem.

4

Use case merupakan penjelasan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam sistem

5

Initial node digunakan sebagai notasi awal dari proses yang dijalankan.

6

Action merupakan notasi yang menggambarkan aksi yang terjadi di dalam suatu proses

7

Activity Final Node merupakan notasi yang melambangkan akhir dari sebuah proses

8

Activity merupakan aktifitas yang ada di dalam sistem. Biasa digunakan pada proses yang melibatkan proses lainnya.

9

Activity dengan parameter biasa digunakan pada proses yang melibatkan proses lainnya serta mengambil parameter dari proses tersebut.

10

Lifeline merupakan state dari sebuah proses yang ada di dalam sistem. Nantinya, setiap bagian dari proses akan berhenti pada lifeline yang sesuai.

(Sun Services, 2003:1-225)

45  

Page 63: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2.9 Flow Chart

Flowchart merupakan bagan alir yang menggambarkan urutan logika

dari suatu prosedur pemecahan masalah. Tujuan utama dari penggunaan

flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian

masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan

simbol-simbol standar. Dalam flowchart dikenal dua macam bentuk, yaitu

flowchart dan program flowchart. Flowchart menggambarkan tahapan

proses dari suatu sistem termasuk multimedia. Sedangkan program

flowchart menggambarkan urutan-urutan intruksi dari suatu program

komputer (Ladjamudin, 2005 : 113), Simbol-simbol flowchart antara lain:

Tabel 2.3 Simbol Flowchart SIMBOL KEGUNAAN

\Simbol Arus/Flow

Untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol lainnya

Simbol Manual Operation

Simbol yang menunjukan pengolahan yang dilakukan secara manual

Simbol Decission

Simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban/aksi.

Simbol Predefined Process

Simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam

Simbol Terminal

Simbol untuk permulaan atau akhir dari program.

46  

Page 64: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Simbol Keying Operation

Simbol untuk operasi dengan menggunakan mesin yang mempunyai keyboard

Simbol Manual Input.

Simbol untuk pemasukan data secara manual on-line keyboard

(Ladjamudin, 2005: 113)

2.10 Perangkat Lunak Pengembangan Sistem

2.10.1 Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah sebuah bahasa dan lingkungan pemrograman

yang dikembangkan oleh Microsoft yang di buat berdasarkan pada

bahasa BASIC, Visual Basic adalah salah satu dari produk yang

menyediakan lingkungan pemrograman grafis untuk

mengembangkan antarmuka pengguna. Pemrogram dapat

menambahkan sejumlah besar kode hanya dengan menarik dan

melepas kontrol, seperti tombol dan kotak dialog, dan kemudian

menentukan tampilan dan perilaku mereka.

Ledakan pemakaian Visual Basic ditandai dengan kemampuan

Visual Basic untuk dapat berinteraksi dengan aplikasi lain di dalam

sistem operasi Windows dengan komponen ActiveX Control.

Dengan komponen ini memungkinkan penguna untuk memanggil

dan menggunakan semua model data yang ada di dalam sistem

operasi windows. Hal ini juga ditunjang dengan teknik pemrograman

di dalam Visual Basic yang mengadopsi dua macam jenis

47  

Page 65: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

pemrograman yaitu Pemrograman Visual dan Object Oriented

Programming (OOP). (kurniadi, 2001: 1-5)

2.10.1.1 Antar Muka Visual Basic 6.0

Interface antar muka Visual Basic 6.0, berisi menu,

toolbar, toolbox, form, project explorer dan property seperti

terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.15. Antar muka VB 6.0

(kurniadi, 2001:11)

Pembuatan program aplikasi menggunakan Visual

Basic dilakukan dengan membuat tampilan aplikasi pada

form, kemudian diberi script program di dalam komponen-

komponen yang diperlukan. Form disusun oleh komponen-

komponen yang berada di [Toolbox], dan setiap komponen

yang dipakai diatur propertinya lewat jendela [Property].

48  

Page 66: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Menu pada dasarnya adalah operasional standar di

dalam sistem operasi windows, seperti membuat form baru,

membuat project baru, membuka project dan menyimpan

project. Toolbox berisi komponen-komponen yang bisa

digunakan oleh suatu project aktif. Komponen standar

dalam toolbox dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.16. Tampilan toolbox

(kurniadi, 2001:17)

Property pada tampilan antar muka Visual Basic terletak di

sebelah kanan, seperti gambar berikut:

Gambar 2.17. Interface Property

(kurniadi, 2001:18)

49  

Page 67: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2.10.2 Map Objects v2.2

MapObjects7 adalah sebuah ActiveX control atau komponen

tambahan yang memiliki kemampuan untuk mengautomatisasi objek

yang dapat di pakai di dalam banyak lingkungan pemrograman

berbasiskan Windows seperti Visual Basic, Visual Basic for

Applications (VBA), Visual C++, Visual Studio.NET (VB.NET and

C#), Delphi, Borland C++ Builder, Visual FoxPro, and

PowerBuilder.

Gambar 2.18. contoh program menggunakan MapObjects (http://www.geoprise.net/MapObjects.html)

Beberapa kemampuan8 dari MapObjects adalah sebagai berikut:

• On-the-fly projection

Pengguna dapat menggabungkan data dari semua proyeksi ke

proyeksi yang umum untuk dilihat dan dianalisis. Dan juga

setiap lapisan peta dapat diekspor ke proyeksi baru.

MapObjects sekarang terintegrasi dengan ESRI's ArcInfo

projection engine.

                                                            7 http://www.geoprise.net/MapObjects.html [ 11 November 2009, Pukul 14.34 wib ] 8 http://www.idasnet.com/idas_site/idasnet_eng/products/gis_software/esri/mapobjects.htm [ 12 November 2009, Pukul 15.10 wib ] 

50  

Page 68: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

• Unparalleled data support

MapObjects menawarkan dukungan secara langsung terhadap

sumber data yang luas, seperti:

o Format standard GIS (ArcInfo coverages, ESRI shapefiles,

and ESRI GRID)

o Format Computer-aided design (CAD) seperti: (DGN,

DXF, and DWG), CAD world files, dan AutoCAD 2000

DWG files

o Akses ke database eksternal melalui ActiveX Data Objects

(ADO), Data Access Objects (DAO), dan Open Database

Connectivity (ODBC)

o Image katalog, dan berbagai format gambar seperti :

GeoTIFF, TIFF, JPEG, GIF, ERDAS, and MrSID

o ESRI's ArcView StreetMap untuk geocoding

o ArcSDE (ESRI's Spatial Database Engine) databases

o Format yang umum digunakan oleh militer seperti: Vector

Product Format (VPF) dan ASRP/USRP.

• Advanced data handling

MapObjects menyediakan penyaring spasial dan atribut yang

kuat untuk mengoptimalkan kinerja. Sebagai pilihan,

pengembang dapat mengakses program aplikasi ArcSDE

antarmuka (API) langsung dari aplikasi MapObjects. Gambar

51  

Page 69: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

MapObjects juga mendukung transparansi, layar, dan output,

serta rotasi dari kedua vektor dan data raster lapisan.

• State-of-the-art geocoding capabilities

MapObjects memungkinkan untuk dilakukannya penyamaan

alamat secara cepat dan akurat, termasuk alamat internasional

dan proses penolakannya. Dengan dukungan terhadap

StreetMap, anda dapat membaca, menampilkan dan geocode

sebuah alamat jalan dari database StreetMap yang terkompresi

dengan baik.

• Support for Web-based mapping

MapObjects memiliki built-in compatibility dengan

middleware ESRI's ArcIMS Web connectivity. Dengan begitu

anda dapat menggunakan MapObjects untuk menaruh peta

dinamis dan customizable di Internet menggunakan teknologi

ArcIMS.

• Enhanced GPS management

MapObjects mendukung pelacakan dinamis untuk titik, garis,

poligon, persegi panjang, dan elipsis, sehingga mudah untuk

mengelola kegiatan GPS.

• Geometric functions

MapObjects mencakup geometri spasial yang kuat library

untuk unions, intersections, and buffers.

52  

Page 70: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

• Run-time deployment utility

Setelah Anda berhasil membangun aplikasi Anda, penyebaran

menjadi faktor kritis. MapObjects Run-time deployment utility

membantu Anda untuk mendistribusikan aplikasi Anda dengan

mudah dan efisien.

• Versioning capabilities

MapObjects mendukung versioning untuk ArcSDE layer; kita

dapat koneksi ke versi ArcSDE dan memungkinkan Anda

untuk melihatnya. Selain itu, Anda dapat mengidentifikasi dan

memilih versi yang didasarkan pada nama versi.

• Helpful controls

MapObjects menawarkan bar legenda dan kontrol skala,

termasuk kode sumber, yang dirancang untuk memudahkan

Anda untuk mengembangkan aplikasi Anda. Ini didasarkan

pada kontrol yang sama yang digunakan dalam perangkat

lunak ArcExplorer, ESRI's GIS data browser.

• Rich set of powerful mapping and GIS component tools

Peralatan ini memungkinkan Anda untuk menampilkan, query,

dan menganalisa data peta dinamis.

• Feature rendering using thematic methods

Anda dapat dengan mudah menambah nilai peta, klasifikasi

kelas, symbol gradasi, kerapatan dot peta, dan grafik pie dan

bar untuk aplikasi Anda.

53  

Page 71: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

• Feature attribute selection and query

Queries dapat dilakukan dengan standard SQL expressions.

2.10.3 Ms. Sql Server 2000

Microsoft SQL Server9 adalah sebuah sistem manajemen

basis data relasional (RDBMS) salah satu produk Microsoft. Bahasa

query utamanya Transact-SQL yang merupakan implementasi dari

SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase.

Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki

basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian

berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data

besar. Popularitas SQL Server akhir-akhir ini mulai menanjak dan

setara dengan pesaing terdekatnya yaitu Oracle 9i dan Oracle 10g.

Microsoft SQL Server dan Sybase/ASE dapat berkomunikasi

lewat jaringan dengan menggunakan protocol TDS (Tabular Data

Stream). Selain dari itu, Microsoft SQL Server juga mendukung

ODBC (Open Database Connectivity), dan mempunyai driver JDBC

untuk bahasa pemrograman Java.

SQL Server 2000 memiliki beberapa versi antara lain (Choirul

Amri, 2003:1) :

• SQL Server Personal Edition

                                                            9 http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_SQL_Server [ 14 November 2009, Pukul 15.15 wib ] 

54  

Page 72: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

• SQL Server Developer Edition

• SQL Server Enterprise Edition

• SQL Server Standard Edition

• SQL Server Desktop Engine

• SQL Server for Windows CE Edition

Masing masing versi memiliki perbedaan dalam hal ukuran

database maksimum, RAM, jumlah koneksi, serta berbagai feature

lainnya.

2.8.3.1 Instalasi Sql Server

Pada saat memulai, Anda harus menentukan lokasi instalasi

apakah di local computer, atau di komputer lain dalam

jaringan.

Gambar 2.19. Computer names selection

(Choirul Amri, 2003:2)

55  

Page 73: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Selanjutnya pilih Create New Instance agar SQL Server

membuat instalasi baru.

Gambar 2.20. Installation Selection (Choirul Amri, 2003:3)

Langkah berikutnya adalah menentukan komponen yang

akan diinstal. Pilih server and Client Tools yang meliputi

database engine sebagai inti SQL Server dan client tools

yang berfungsi sebagai interface untuk mengatur dan setup

SQL Server.

Gambar 2.21. Instance Names (Choirul Amri, 2003:3)

56  

Page 74: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Apabila Anda belum memiliki instalasi SQL Server di

komputer tersebut, pilih “Default”. Jika sudah ada SQL

Server di komputer, Anda dapat membuat instance baru

sehingga terdapat 2 SQL Server di komputer Anda. Tipe

instalasi Typical sudah cukup mewakili untuk berbagai

feature yang dibutuhkan dalam membuat aplikasi.

Gambar 2.22. Setup type (Choirul Amri, 2003:4)

Pada bagian service setting, pilih local system account.

Artinya SQL Server menggunakan account system di OS

untuk menjalankan servicenya. Anda dapat juga

menggunakan account yang terdapat di domain/Active

Directory maupun account user tertentu untuk menjalankan

service tersebut.

57  

Page 75: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Gambar 2.23. Service Accounts (Choirul Amri, 2000:4)

Untuk mode Autentikasi, sebaiknya dipilih Windows

Authentication yang lebih menjamin keamanan karena

terintegrasi dengan Windows.

Biasanya SQL Server di internet/Web Hosting

menggunakan Mixed Mode, sehingga setiap user/pelanggan

dapat membuat login di SQL Server tanpa harus memiliki

login di sistem Windows. Selanjutnya proses instalasi akan

mengcopy file ke komputer. Setelah proses selesai maka

Anda sudah siap bekerja dengan SQL Server.

2.8.3.2 Interface (Antar Muka) Sql Server 2000

Ada 3 interface utama saat Anda bekerja dengan SQL

Server:

1. Enterprise Manager

Merupakan interface utama dan paling sering

58  

Page 76: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

digunakan oleh administrator database. Bagian ini

mengandung sebagaian besar fungsi-fungsi pokok

dalam mengatur database.

Gambar 2.24. Enterprise Manager (Choirul Amri, 2003:6)

Di dalam folder database ditampilkan berbagai

database yang ada. Database master, model, msdb,

dan tempdb merupakan default system database yang

diperlukan agar SQL Server dapat berfungsi baik.

Sedangkan NorthWind dan pubs adalah database

sampel yang dapat digunakan untuk berlatih perintah

SQL maupun administration job. Di dalam folder

Security terdapat tool Login yang berisi daftar user di

dalam database. Di bagian ini semua manajemen

menyangkut user account dilakukan.

59  

Page 77: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Query Analyser

Tool ini merupakan interface utama dalam

melakukan pemrograman di SQL Server. Bahasa yang

digunakan adalah Transact SQL (T-SQL). Anda dapat

membuat perintah untuk mengambil data, sortir,

manipulasi data serta melakukan perhitungan tertentu

terhadap sekumpulan data dalam database.

Script yang telah dibuat dapat disimpan sebagai

View ataupun Stored Procedure, sesuai dengan

kebutuhan dalam pembuatan aplikasi.

Gambar 2.25. Query Analyzer (Choirul Amri, 2003:7)

Di dalam Query Analyser juga tersedia tool

lainnya, misalnya yang digunakan untuk menganalis

performa sebuah query dan mencari alternatif agar

60  

Page 78: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

query tersebut dapat lebih dioptimalkan. Apabila

toolbar Estimated Execution Plan diaktifkan maka

ditampilkan estimasi waktu dan urutan eksekusi

sebuah perintah.

Gambar 2.26. Contoh penggunaan Query Analyzer (Choirul Amri, 2003 : 9)

Query Analyser juga dapat digunakan untuk

membuat script sebuah database maupun obyek-

obyek di dalamnya. Script ini selanjutnya dapat

dijalankan di server lain untuk membuat database

yang serupa, atau digunakan dalam sebuah aplikasi

untuk mendukung pemrograman.

3. Service Manager

Digunakan untuk mengatur service yang ada di

SQL Server, apakah akan dijalankan atau dimatikan.

61  

Page 79: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Sebuah service juga dapat disetup agar berjalan

otomatis sebagai Windows service, atau dijalankan

secara manual.

Gambar 2.27. Service Manager (Choirul Amri, 2003:14).

Ada 3 service standar dalam setiap instalasi default SQL

Server:

• Distributed Transaction Coordinator

• SQL Server

• SQL Server Agent

2.10.4 ArcView 3.3

Software ArcView merupakan salah satu perangkat lunak

sistem informasi geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan

oleh para ahli yang tergabung dalam ESRI (Environmental Sistem

Research Institute). (Nuarsa, 2005:5)

62  

Page 80: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Dengan ArcView10, pengguna dapat memiliki kemampuan-

kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-eksplorasi,

menjawab query (baik basis data spasial maupun non-spasial),

menganalisis data secara geografis, dan sebagainya Dari struktur

data yang telah dibahas di atas, Arcview lebih memfokuskan pada

struktur data vektor. Selain itu untuk menggambarkan dan juga

menganalisa peta dan informasi spasial diperlukan tambahan aplikasi

yaitu menggunakan Spatial Analyst 2.0a.. Kemampuan-kemampuan

perangkat SIG ArcView sebagai berikut :

1. Pertukaran data: membaca dan menuliskan data dari dan ke

dalam format perangkat lunak SIG lainnya.

2. Melakukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis.

3. Menampilkan informasi (basis data) spasial maupun atribut.

4. Menjawab query spasial maupun atribut

5. Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG

6. Membuat peta tematik

ArcView terdiri dari beberapa komponen :

1. Project

Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam

ArcView yang dapat digunakan untuk menyimpan,

mengelompokkan, dan mengorganisasikan komponen-

                                                            10 http://www.esri.com/software/arcgis/arcview/index.html [ 14 November 2009, Pukul 15.17 wib]

63  

Page 81: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

komponen program: view, theme, table, chart, layout, dan

script dalam satu kesatuan yang utuh.

2. Theme

Merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang

membentuk suatu tematik tertentu.

3. View

Merupakan representasi grafis informasi spasial dan dapat

menampung beberapa “layer” atau “theme” informasi spasial

(titik, gatis, polygon dan citra raster).

4. Table

Merupakan representasi data ArcView berisi fata atribut dari

layer tertentu.

5. Chart

Merupakan representasi grafis dari table data.

6. Layout

Digunakan untuk menggabungkan semua dokumen (view,

table, dan chart)

7. Script

Merupakan bahasa semi pemrograman sederhana yang

digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView.

64  

Page 82: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

65  

2.11 Penelitian Sebelumnya yang Berhubungan

Berdasarkan hasil pengamatan, penulis menemukan beberapa

penelitian yang mengambil objek yang sama dengan yang penulis lakukan,

yaitu sistem informasi kehutanan. Penelitian tersebut diantaranya adalah:

Sistem Informasi Perkayuan Di Bidang Usaha Hutan Produksi.

Penelitian ini dilakukan oleh salah satu dosen jurusan Teknologi

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (Viva Arifin).  Keterlambatan sumber data atau informasi

tentang kehutanan yang tersebar secara wilayah geografis,

pengumpulan data atau informasi memakan waktu dan biaya yang

relatif tinggi, kondisi hutan yang jauh dari fasilitas pengumpulan data.

membawa kegagalan pada sektor-sektor pembangunan kehutanan.

tulisan ini mencoba mengembangkan konsep sistem informasi

kehutanan untuk memberikan akses kepada pengusaha, orang industri,

dan masyarakat dalam memperoleh informasi tentang kesempatan

bisnis di hutan produksi. Batasan masalah pada penelitian ini adalah:

bagaimana merancang konsep penyediaan data atau informasi kepada

pihak terkait dalam hal ini adalah; pengusaha, negara dan masyarakat

terkait dengan hutan produksi. dengan menggunakan database yang

dikembangkan oleh diagram aliran data, diagram entitas hubungan

dan elemen kamus data (Inforsains, Jurnal Teknik Informatika dan

Sistem Informasi, Vol.I, No.1,2007).

Page 83: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Bahan dan Perangkat Penelitian

3.1.1 Bahan Penelitian

Dalam penelitian perancangan aplikasi sistem inventarisasi hutan

ini, ada beberapa bahan yang diperlukan diantaranya adalah:

1. Data hasil inventarisasi hutan kelas perusahaan accacia mangium

(akasia) periode tahun 2000-2005, Kawasan Hutan Parung Panjang.

Data ini tersedia di SPH I Bogor.

2. Data Spasial Kawasan Hutan Parung Panjang yang didapatkan di Unit

III Perum Perhutani Bandung.

3. Draft bentuk laporan hasil inventarisasi.

3.1.1.1 Ringkasan Keadaan Umum KPH Bogor

a. Letak

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor secara

administratif pemerintahan berada pada 3 (tiga) Daerah Tingkat

II, yaitu:

1. Kabupaten bogor

2. Kabupaten Bekasi

3. Kabupaten Tangerang

66

Page 84: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

KPH Bogor secara geografis terletak pada koordinat : 106° 20’

28’’ BT sampai dengan 107° 17’ 09’’ BT dan 05° 55’ 24’’

sampai dengan 06° 48’ 00’’ LS. Sedangkan untuk kelas

perusahaan Accacia Mangium terletak pada koordinat: 106° 26’

03’’ BT sampai dengan 106° 35’ 16’’ BT dan 06° 20’ 59’’

sampai dengan 06° 27’’ 01’’ LS.

Wilayah kerja KPH Bogor di bagi menjadi 1 (satu) Sub

Kesatuan Pemangkuan Hutan (SKPH) yang terdiri dari 5 (lima)

wilayah Bagian Kesatuan Pemagkuan Hutan (BKPH), yaitu:

1. BKPH Bogor – Jonggol

2. BKPH Jasinga – Leuwi Liang

3. BKPH Parung Panjang

4. BKPH Tangerang

5. BKPH Ujung Krawang

Menurut Pengelolaan Kawasan Hutan Kelas Perusahaan Accia

Mangium berada di wilayah kerja Bagian Kesatuan

Pemangkuan Hutan (BKPH) Parung Panjang yang terdiri dari 3

wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH), yaitu;

1. RPH Tenjo

2. RPH Maribaya

3. RPH Jagabaya

67

Page 85: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

b. Luas

Luas wilayah total ring kabupaten Bogor, Tangerang dan

Bekasi sekitar 585.837,65 Ha. diantaranya berupa kawasan

hutan seluas 90.840,71 Ha. dengan perincian sebagai berikut:

1. Kabupaten Bogo : 79.007,90 Ha.

- Kawasan KPH Bogor : 41.919,10 Ha.

Terdiri dari :

• Hutan Produksi Tetap (HPTt) : 20.088,70 Ha.

• Hutan Produksi Terbatas (HPTb) : 21.219,34 Ha.

• Hutan Lindung : -

• Hutan Konservasi : 611,06 Ha.

(Kawasan Hutan Konservasi masih diusulkan untuk

dikelola oleh Perum Perhutani berupa Wana Wisata

dan lokasi kerja sama penelitian yang masuk kedalam

perluasan Taman Nasional)

• Kawasan PHPA/Taman Nasional : 37.088,80 Ha.

(Terdiri dari kawasan PHPA yang telah dikelola pada

tahap awal seluas 17.115,50 Ha. ditambah perluasan

Taman Nasional yang berasal dari Pengelolaan Perum

Perhutani seluas 19.973,39 Ha.)

68

Page 86: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Kabupaten Tangerang : 1.351,66 Ha.

3. Kabupaten Bekasi : 10.481,15 Ha.

Penentuan Kelas Perusahaan (KP) di wilayah Kesatuan

Pemangkuan Hutan Bogor di lakukan dengan pertimbangan

kesesuaian lahan dan jenis tanaman dominant yang terdiri dari:

- Kelas Perusahaan Accacia Mangium : 5.397,24 Ha. - Kelas Perusahaan Meranti : 8.822,33 Ha. - Kelas Perusahaan Pinus : 9.438,80 Ha. - Kelas Perusahaan Payau : 11.832,81 Ha. - Lain-lain/belum ditanam : 18.260,73 Ha.

Jumlah : 53.751,91 Ha.

c. Keadaan Lapangan

1. Topografi

Kawasan hutan kelas perusahaan Acacia Mangium

KPH Bogor memiliki konfigurasi lapangan yang sebagian

besar relatif datar sampai dengan landai, dengan kemiringan

lapangan bervariasi mulai dari datar (0-8%) dan kemiringan

curam (15-20%) terutama pada beberapa lokasi dekat batas

hutan dan sungai secara umum memenuhi kriteria kawasan

yang cocok untuk produksi kayu.

69

Page 87: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Iklim

Ditinjau dari banyak curah hujan maka wilayah hutan

KPH Bogor berdasarkan tipe iklim Schimdt & Ferguson

terbagi dalam beberapa tipe curah hujan, yaitu:

a. Bagian utara termasuk tipe iklim A, dengan curah hujan

tahunan rata-rata sebesar 1.000 mm/tahun, dengan curah

hujan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 100

mm/bulan dan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan

Februari sebesar 300 mm/bulan.

b. Bagian tengah termasuk tipe iklim A, dengan curah hujan

tahunan sebesar 3.000 mm/tahun, dengan curah hujan

terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 100

mm/bulan dan curah hujan tertinggi pada bulan Februari

sebesar 540 mm/bulan.

c. Bagian selatan termasuk tipe iklim A, dengan curah hujan

tahunan sebesar 4.000 mm/tahun, dengan curah hujan

terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 200 mm/bulan

dan curah hujan tertinggi pada bulan Februari sebesar 550

mm/bulan.

Menurut Schimdt & Ferguson (1951), kriteria bulan basah,

bulan lembab dan bulan adalah sebagai berikut;

a. Bulan basah, dengan curah hujan : > 100 mm/bulan

70

Page 88: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

b. Bulan lembab, dengan curah hujan : 60-100 mm/bulan

c. Bulan kering, dengan curah hujan : < 60 mm/bulan

Berdasarkan perbandingan bulan basah dan bulan kering,

maka di tetapkan tipe iklim di Indonesia dengan

mempergunakan rumus nilai Q adalah sebagi berikut:

Jumlah rata-rata bulan kering Q = x 100%

Jumlah rata-rata bulan basah

Berdasarkan besarnya nilai Q tersebut maka tipe iklim

terbagi menjadi:

a. Tipe iklim A, dengan nilai Q = 0.00 – 14.30%

b. Tipe iklim B, dengan nilai Q = 14.30 – 33.30 %

c. Tipe iklim C, dengan nilai Q = 33.30 – 60.00 %

d. Tipe iklim D, dengan nilai Q = 60.00 – 100.00 %

e. Tipe iklim E, dengan nilai Q = 100.00 – 167.00 %

f. Tipe iklim F, dengan nilai Q = 167.00 – 300.00 %

g. Tipe iklim G, dengan nilai Q = 300.00 – 700.00 %

h. Tipe iklim H, dengan nilai Q = > 700.00 %

3. Penentuan Kelas Hutan

Penentuan Kelas Hutan Tanaman Acacia Mangium

berpedoman kepada petunjuk teknis yang baku, yaitu SK

Direktur Jenderal Kehutanan No.143/Kpts/DJ/1974, tanggal

71

Page 89: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

10 oktober 1974 Tentang Peraturan Inventarisasi Hutan Jati

dan Peraturan Penyusunan Rencana Pengaturan Kelestarian

Hutan, khusus Kelas Perusahaaan Tebang Habis Jati. Serta

Petunjuk Kerja Inventarisasi Sumber Daya Hutan Khusus

Kelas Perusahaan Acacia Mangium yang diterbitkan Biro

Perencanaan Dan Pengembangan Perusahaan PT. Perhutani

Unit III Jawa Barat dan Banten Tahun 2001.

Beberapa pertimbangan dalam penentuan kelas hutan antara

lain:

- Jenis tegakan tahun tanam

- Penggunaan dan keadaam alam

- Keluasan ideal

- Volume standar untuk hutan alam

- Bonita

- KBD

- Kombinasi (umur,KBD,DKN)

- Fungsi kawasan

- Efektivitas pengelolaan

Berdasarkan hal ini diatas, semua hutan tanaman Acacia

Mangium yang memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut

dipisah-pisahkan kedalam Kelas Umur (KU), dengan

masing-masing kelas umur mempunyai interval 1 (satu)

72

Page 90: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

tahunan (Panca Warsa). Pertimbangan tersebut juga berlaku

untuk kelas hutan lainnya diluar mempertimbangkan hal-hal

tersebut diatas. Untuk Kelas Umur (KU) ditentukan dengan

batasan-batasan sebagai berikut:

- Tanaman Acacia Mangium yang memenuhi

persyaratan-persyaratan tertentu dipisahkan ke dalam 10

(sepuluh) kelas umur (KU).

- Tanaman Acacia Mangium dimasukan kedalam kelas

hutan KU I (satu) sampai dengan X (sepuluh) jika

tumbuhnya, kualitas batang dan Kepadatan Bidang

Dasar (KBD) memberi jaminan perkembangan

selanjutnya yang masih memuaskan dengan umur < 10

(sepuluh) tahun dengan kriteria Kepadatan Bidang

Dasar (KBD) > 0,50 atau KBD: 0,21 – 0,49 dengan

DKN > 0,50.

- Tanaman Acacia Mangium yang berumur > 10 tahun

(diatas daur) dengan kondisi baik atau sudah waktunya

untuk ditebang dimasukan ke dalam kelas hutan Masak

Tebang (MT) dengan batasan KBD > 0.50, sedangkan

jika tanaman tidak memuaskan atau tidak ada harapan

mempunyai riap dimasukan ke dalam kelas hutan

Miskin Riap (MR) dengan KBD: 0,21 – 0.49.

73

Page 91: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

3.1.2 Perangkat Penelitian

Perangkat yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah

sebagai berikut:

a. Hardware atau Perangkat keras:

• Intel Pentium IV 2,40 GHz

• RAM 256 MB

• Harddisk 20 GB

• CD ROM

b. Software atau Perangkat lunak

• Windows XP SP 2

• ArcView 3.3

• Visual Basic 6.0

• SQL Server 2000 Microsoft

Map Objects 2.2

Data Dyna

• mics Active Reports 2.0

74

Page 92: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Berikut adalah deskripsi lokasi dan waktu penelitian dalam

pengembangan aplikasi sistem inventarisasi hutan:

Lokasi Penelitian : Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten,

Seksi Perencanaan Hutan (SPH) I Bogor

Waktu Penelitian : 20 Juni 2009 sampai 20 Agustus 2009

Alamat : Jl. Siliwangi No. 19, Bogor 16142. Tlp. (0251)

323482, fax. (0251)323484

3.3. Metode Pengumpulan Data

3.3.1. Studi Pustaka

Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi pustaka,

penulis mencari referensi-referensi yang relevan dengan objek yang

akan diteliti. Pencarian referensi dilakukan di perpustakaan, toko

buku, maupun secara online melalui internet. Informasi yang

didapatkan digunakan dalam penyusunan landasan teori, metodologi

penelitian serta pengembangan aplikasinya secara langsung. Adapun

studi pustaka yang dilakukan terhadap dokumen-dokumen teknis

diantaranya adalah :

1. UU RI No. 41 tahun 1999, Tentang Kehutanan

2. UU No.41/1999 pasal 21, Tentang Pengelolaan hutan

75

Page 93: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

3. PP 30/2003 Pasal 3 ayat 1, Tentang Perusahaan Umum Kehutanan

Negara (Perum Perhutani).

4. SK Dirjen Kehutanan No. 143/Kpts/DJ/I/1974 Tentang Peraturan

Inventarisasi Hutan Jati dan Peraturan Penyusunan RPKH

5. Panduan Praktis Inventarisasi Hutan dan Penyusunan RPKH SPH I

Bogor, Unit III Jawa Barat dan Banten, Perum Perhutani

6. Buku RPKH-PDE Kelas Perusahaan Accacia Mangium

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada daftar pustaka.

3.3.2. Observasi

Guna mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan sistem

(system requirements) penulis melakukan pengumpulan data dengan

cara observasi di tempat penelitian, Penulis melakukan observasi pada:

Hari : Jum’at 19 Juni 2009

Tempat : Seksi Perencanaan Hutan I, Bogor

Jl. Siliwangi No. 19, Bogor 16142

Dari hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai

berikut :

1. Sistem yang berjalan tidak mempunyai kemampuan untuk

mengintegrasikan data spasisal dengan data atribut secara

langsung.

76

Page 94: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Alur kerja yang dilakukan masih mempunyai banyak

kelemahan.

3. Kegiatan Pengolahan data hanya dilakukan oleh satu orang

admin.

4. Perlu dilakukan penerapan tekinologi informasi guna

mengatasi permasalahan proses alur kerja.

Selain system requirements, pada langkah ini penulis juga

mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk pembangunan

aplikasi. Data yang dimaksud adalah sample data peta pembagian

lahan/kawasan hutan parung panjang (studi kasus dalam penelitian ini

mengambil kelas perusahaan Accacia Mangium), contoh form

pendataan inventarisasi hutan dan draft report inventarisasi. Yang

semua bagian data tersebut merupakan standarisasi dari perum

perhutani dan departmen kehutanan.

3.3.3. Wawancara

Selain melakukan pengumpulan data dengan metode observasi

dan studi pustaka, penulis juga melakukan pertemuan dan wawancara

kepada pihak-pihak yang nantinya akan berhubungan dengan sistem

yang akan dikembangkan ini. Pihak-pihak yang dimaksud adalah 1

(satu) orang dari BKPH parung panjang, 2 (dua) orang dari SPH I

77

Page 95: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Bogor (kepala SPH I Bogor dan administrator SISPDH-PDE). Hasil

wawancara akan disajikan pada bagian Lampiran A-1 (wawancara

dengan forester BKPH Parung Panjang), Lampiran A-2 (wawancara

dengan Kepala SPH I Bogor) dan Lampiran A-3 (wawancara dengan

Administrator SISDH-PDE).

Hari : Jum’at 19 Juni 2009

Narasumber : 1. Kepala SPH I Bogor,

2. Administrator Aplikasi SISH- PDE

Tempat : Seksi Perencanaan Hutan I, Bogor

Jl. Siliwangi No. 19, Bogor 16142

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari wawancara tersebut

adalah sebagi berikut:

1. Diperlukan proses bisnis alternatif yang dapat mempercepat

proses pengolahan data di SPH I Bogor.

2. Perlu adanya aplikasi alternatif yang dapat mengintegrasikan

data spasial dan data atribut secara bersamaan.

3. Proses pembuatan laporan terkendala maslah banyak nya data

yang tidak sinkron.

78

Page 96: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

3.3.4. Studi Literature

Pada peneltian ini juga dilakukan pengumpulan data dengan cara

studi literature, dengan cara meneliti berbagai macam laporan

penelitian sejenis yang sesuai dengan obyek penelitian. Untuk ;ebih

jelasnya bisa dilihat pada sub bab 2.9.

3.4. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian

ini adalah metode Rapid Application Development (RAD). Pemilihan metode

penelitian Rapid Application Development (RAD) ini dilakukan dengan alasan

aplikasi yang akan dikembangkan merupakan aplikasi yang berskala kecil/

menengah, serta terfokus pada lingkup tertentu. Pemilihan metodologi ini juga

dengan alasan bahwa aplikasi ini tidak membutuhkan proses komputasi yang

kompleks karena pada prinsipnya aplikasi ini adalah aplikasi yang

menitikberatkan pada database. Selain itu, pada pengembangan aplikasi yang

dilakukan dengan menggunakan Visual Basic, juga lebih disarankan untuk

menggunakan metodologi Rapid Application Development (RAD). Hal ini

dikarenakan Visual Basic merupakan salah satu tools RAD yang handal untuk

mengembangkan perangkat lunak.

79

Page 97: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Gambar 3.1. Tahapan RAD

(sumber : K.K. Aggarwal, 2005 :28 )

Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan

penelitian pengembangan aplikasi ini adalah:

3.4.1. Analisis (Requirement Planning)

Tahap analisis dikenal juga sebagai tahap mendefinisikan

rencana aplikasi (Requirement Planning). Pada fase ini, penulis

melakukan :

a. Pengamatan terhadap sistem yang sedang berjalan di SPH I Bogor

mengenai pengisian dan pendistribusian data SISDH-PDE.

b. Melakukan identifikasi masalah yang terjadi pada sistem yang

sedang berjalan.

c. Menentukan alur bisnis dan aplikasi serta wilayah persoalan data

yang akan didukung oleh sistem yang akan dikembangkan serta

ditentukan pula jangkauan atau batasan sistem.

80

Page 98: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Sistem ini sendiri diperuntukkan untuk pihak SPH I Bogor,

sebagai pengontrol dan forester sebagai pengguna. Tahapan-tahapan

yang lebih rinci dalam melakukan analisis dapat dilihat di bab IV sub

bab 4.2.

3.4.2. Perancangan (User Design)

Setelah mengetahui definisi aplikasi yang akan dibuat, yang

meliputi analisis terhadap sistem, maka tahapan berikutnya adalah

melakukan perancangan (design). Perancangan di sini dimaksudkan

untuk membuat pemodelan terhadap aplikasi baru yang dapat

mewakili dan menjadi aplikasi alternatif terhadap sistem yang berjalan

saat ini di perum perhutani. Perancangan yang dimaksud meliputi

perancangan aplikasi, perancangan database dan perancangan

antarmuka (interface) atau perancangan Graphical User Interface

(GUI).

a. Perancangan Aplikasi

Untuk perancangan aplikasi, penulis menggunakan notasi

alat bantu (tools) yaitu Unified Modelling Language (UML).

Perancangan aplikasi yang penulis lakukan dengan menggunakan

tools UML ini meliputi :

1. Penentuan Actor

81

Page 99: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Perancangan Use Case Diagram

3. Perancangan Use Case Scenario

4. Perancangan Activity Diagram

5. Perancangan Sequence Diagram

6. Perancangan Class Diagram

7. Spesifikasi proses yang diusulkan

Dalam perancangan dengan UML ini, penulis menggunakan

software eDraw 4.0 dan Microsoft Visio 2007. Perancangan

aplikasi ini dalam bentuk UML dapat dilihat selengkapnya pada

Bab IV point 4.3.1.

b. Perancangan Basis Data

Seperti yang kita ketahui database merupakan jantung bagi

aplikasi yang bersifat data-oriented. Data-data yang digunakan

dalam suatu aplikasi akan disimpan ke dalam database. Namun,

dalam implementasinya, akses ke database tidak dilakukan secara

langsung, melainkan melalui kelas-kelas entity. Sehingga kelas-

kelas inilah yang akan menjadi representasi database sendiri

dengan memetakan antara tabel-tabel yang ada pada database

dengan kelas-kelas sendiri. Pada sisi pemrograman class entity ini

diakses dengan menggunakan ActiveX Data Objects (DAO). Pada

tahapan perancangan database ini penulis melakukan :

82

Page 100: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

a. Penerjemahan class diagram ke dalam bentuk entity

b. Penerjemahan entity ke dalam basis data

c. Menampilkan struktur basis data

Implementasi perancangan database dapat dilihat di bab IV pada

point 4.3.2.

c. Perancangan Tampilan

Pada tahap ini, penulis melakukan perancangan terhadap

user interface dari aplikasi ini. Perancangan yang dilakukan

meliputi form-form yang ada di dalam sistem. Perincian mengenai

rancangan tampilan dapat dilihat di Bab IV pada point 4.3.3.

3.4.3. Pengembangan (Construction)

Pada tahapan development penulis melakukan pengembangan

aplikasi berdasarkan tahapan-tahapan sebelumnya. Design database

yang telah dibuat, diimplementasikan dan dikembangkan sehingga

menjadi bentuk fisik, dalam hal ini penulis menggunakan database MS

Sql Server 2000 dengan interface Entreprise Manager yang sudah

terinclude di dalam MS Sql Server 2000. Setelah pengembangan

database selesai dilakukan, pengembangan aplikasi juga dilakukan.

Pada proses pengembangan aplikasi, penulis melakukan

pengembangan aplikasi dengan mengacu pada design aplikasi yang

83

Page 101: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

telah dilakukan. Karena aplikasi yang dikembangkan ini menggunakan

Visual Basic, maka pada tahapan implementasi, yang penulis lakukan

adalah meng-generate project dengan VB Visual Modeler lalu

melakukan kostumisasi sesuai dengan rancangan dan proses bisnis

yang diinginkan terhadap project yang di-generate dengan

menggunakan visual modeler tersebut. Setelah itu, penulis membuat

report serta mengintegrasikan report tersebut dengan sistem.

Implementasi dari tahap pengembangan ini dapat dilihat di bab IV

pada sub bab 4.4.

3.4.4. Implementasi (Cut Over)

Pada tahapan implementasi, penulis melakukan packaging and

deployment terhadap aplikasi yang telah dikembangkan. Implementasi

meliputi proses deployment file-file project ke komputer server, yang

dalam hal ini adalah server database menggunakan MS Sql Server

2000, serta pengujian fungsional aplikasi yang meliputi tampilan data,

pemasukan, perubahan, serta penghapusan data dengan memasukkan

sample data yang didapatkan dari SPH I Bogor.

Untuk pengujian ini, penulis menerapkan 2 (dua) macam

pengujian yaitu secara whitebox dan secara blackbox. Perincian tahap

pengujian dapat dilihat di bab IV pada sub bab 4.5.

84

Page 102: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

85

Alur penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar

dibawah ini :

Gambar 3.2. Alur Penelitian

Page 103: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

BAB IV

ANALISA DAN PERANCANGAN

4.1 Sekilas Tentang Perum Perhutani

Keberadaan Perum Perhutani sangatlah dibutuhkan oleh Indonesia karena

merekalah yang mengatur dan melakukan manajemen sumber daya hutan

yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Perum Perhutani dalam operasionalnya

berada di bawah koordinasi Kementerian Negara BUMN dan dengan

bimbingan teknis dari Departemen Kehutanan.

4.1.1 Visi dan Misi Perum Perhutani

a. Visi

Menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

b. Misi

1. Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip Pengelolaan

Hutan Lestari berdasarkan karakteristik wilayah dan Daya

Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) serta meningkatkan

manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekowisata, jasa

lingkungan, agroforestri serta potensi usaha berbasis

kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk

menjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

86

Page 104: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi

serta sumberdaya manusia perusahaan yang modern,

profesional dan handal serta memberdayakan masyarakat

desa hutan melalui pengembangan lembaga perekonomian

koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan.

3. Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan

wilayah secara regional dan nasional, serta memberikan

kontribusi secara aktif dalam penyelesaian masalah

lingkungan regional, nasional dan internasional. (SK Nomor :

17/Kpts/Dir/2009 tanggal 9 Januari 2009).

4.1.2 Maksud dan Tujuan Perum Perhutani 1

4.1.2.1 Maksud

a. Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan yang

menghasilkan barang dan jasa bermutu tinggi dan

memadai guna memenuhi hajat hidup orang banyak dan

memupuk keuntungan.

b. Menyelenggarakan pengelolaan hutan sebagai ekosistem

sesuai dengan karakteristik wilayah untuk mendapatkan

manfaat yang optimal dari aspek ekologi, sosial, budaya,

dan ekonomi, bagi perusahaan dan masyarakat, sejalan

dengan tujuan pembangunan nasional dengan 1(http://www.perumperhutani.com/index.php?option=com_content&task=view&id=12&Itemid=29 [ 29 September 2009, Pukul 09.33 ] ).

87

Page 105: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

berpedoman kepada rencana pengelolaan hutan yang

disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang kehutanan.

4.1.2.2 Tujuan

Turut serta membangun ekonomi nasional khususnya dalam

rangka pelaksanaan program pembangunan nasional di

bidang kehutanan.

4.1.2.3 SUSUNAN DIREKSI DAN DEWAS PENGAWAS

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN nomor

KEP-75/MBU/2008 tanggal 28 April 2008 tentang

Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota

Direksi Perum Perhutani, maka susunan Direksi Perum

Perhutani sebagai berikut :

Plt. Direktur Utama

• Dr. Ir. Upik Rosalina Wasrin, DEA

Direktur Perencanaan & Pengelolaan Hutan

• Ir. Haryono Kusumo

Direktur Pemasaran & Industri

• Ir. Achmad Fachrodji, MM

Direktur Keuangan

• ANS Kosasih, SE MM

88

Page 106: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Direktur SDM & Umum

• Dr. Ir. Upik Rosalina Wasrin, DEA

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Republik

Indonesia nomor KEP-31/MBU/2004 tanggal 16 Maret

2004, nomor KEP-119/MBU/2006 tanggal 29 Nopember

2006, nomor KEP-69/MBU/2007 tanggal 30 April 2007 dan

nomor KEP-151/MBU/2007 tanggal 19 Juli 2007, susunan

Dewan Pengawas Perum Perhutani adalah :

Ketua

• DR. Ir. Muslimin Nasution, APU

Anggota

• DR. Ir. Harianto

• DR. Maurin Sitorus, SH

• Dr. Ir. Boni Siahaan

• Dr. Ir. Boen M. Purnama

• Ir. Lex Laksamana Zainal, LAN

• Dr. H. Soekarwo

• Ir. Sri Puryono, KS, MS

Sekretaris

• Drs. Hendradi Gunarso, M

89

Page 107: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

4.2 Analisis (Requirement Planning)

4.2.1 Kegiatan Inventarisasi Hutan

Kegiatan inventarisasi hutan merupakan salah satu kegiatan dari

kegiatan tata hutan yang dilakukan oleh pihak Perum Perhutani.

inventarisasi hutan dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh data

serta informasi tentang potensi hutan dan lingkungan sekitarnya secara

lengkap. Risalah hutan atau inventarisasi hutan dilakukan oleh

pertugas yang mampu melaksanakan risalah hutan berdasarkan SK

Kepala Biro Renbang Perusahaan. Adapun bagan dari kegiatan Tata

Hutan adalah sebagai berikut

Gambar 4.1: Bagan Mekanisme Kegiatan Tata Hutan Perum Perhutani

(Panduan Praktis Inventarisasi Hutan dan RPKH)

90

Page 108: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

4.2.1 Analisis Alur Kerja Sistem Berjalan

Analisis sistem yang sudah berjalan dan dilakukan oleh Perum

Perhutani adalah sebagai berikut;

Gambar 4.2: Bagan Sistem berjalan (Data Diolah Penulis)

91

Page 109: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Keterangan:

1. Proses yang pertama kali dilakukan adalah BKPH (bagian

Kesatuan Pemangkuan Hutan) melakukan Ground Checking yang

pelaksanaannya bekerja sama dengan RPH (Resort Pemangkuan

Hutan) untuk setiap wilayah kerjanya masing-masing.

2. Hasil Ground Checking diberikan kepada KPH (Kesatuan

Pemangkuan Hutan) oleh BKPH, setelah itu dilakukan

pengarsipan dokumen oleh KPH, dokumen pertama (1) di simpan

oleh KPH dan dokumen kedua (2) diberikan kepada SPH (Satuan

Perencanaan Hutan).

3. Data yang diperoleh oleh SPH kemudian diolah untuk

mendapatkan dan menentukan peta batas wilayah. Hasil peta

batas wilayah di distribusikan kepada KPH. KPH yang telah

mendapatkan data peta batas wilayah memberikan data peta

wilayah terserbut kepada BKPH, hal ini dimaksudkan agar BKPH

dapat melanjutkan proses selanjutnya yaitu pembuatan dokumen

narasi dari peta batas wilayah.

4. Dokumen narasi yang telah dibuat dilakukan pengarsipan

dokumen untuk BKPH itu sendiri, dan melakukan pendistribusian

kepada RPH.

5. Pihak RPH yang telah mendapatkan dokumen narasi melakukan

proses pembuatan peta batas wilayah. Peta batas wilayah yang

dibuat oleh pihak RPH merupakan acuan untuk melakukan

92

Page 110: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

inventarisasi hutan atau risalah hutan terhadap area kerja masing-

masing RPH.

6. Inventarisasi hutan dilakukan oleh RPH dengan menggunakan

pencatatan melalui form tally sheet secara manual yang kemudian

dikirimkankan kepada BKPH. BKPH kemudian memberikan

kepada KPH. Dan KPH memberikannya kepad SPH.

7. Hasil risalah hutan yang didapatkan oleh SPH kemudian diolah

dan dimasukan ke database inventarisasi hutan melalui aplikasi

SISDH-PDE. Hasil data pengolahan inventarisasi hutan

diperlukan sebagai bahan acuan untuk membuat dan menyusun

RPKH (Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan).

8. Data hasil pengolahan yang telah dibuat menjadi RPKH

ditambahkan dengan peta yang kemudian di distribusikan kepada

masing KPH, BKPH dan RPH.

4.2.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian singkat serta flowchart sistem yang sedang

berjalan di Perum Perhutani unit III, maka dapat diidentifikasikan

kelemahan-kelemahan dari sistem yang sedang berjalan ini, yaitu :

1. Informasi mengenai data risalah hutan dan data hasil ground

checking yang diarsipkan sangat rentan terhadap resiko

kehilangan data yang dapat disebabkan oleh print-out yang

hilang, rusak, basah, maupun robek.

93

Page 111: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Dari sisi ke-praktisannya, para pekerja KPH,BKPH dan RPH

harus selalu membawa dokumen hasil risalah untuk melihat

hasil inventarisasi hutan yang dimiliki masing-masing bagian.

3. SPH harus membagikan data-data ke seluruh bagian berupa

hardcopy. Dari sisi ekonomi, hal ini dinilai lebih boros

dibandingkan dengan sistem yang terkomputerisasi.

4. Untuk mencari data-data daerah tertentu, baik KPH, BKPH

maupun RPH harus mencari dan meminta kepada SPH dokumen

yang telah diarsipkan. Hal ini tentu saja dapat menyulitkan

semua pihak.

5. Pihak KPH akan kerepotan dalam mengumpulkan serta

mengorganisir data dari BKPH dan RPH.

6. Adanya kemungkinan BKPH dan RPH tidak mendapatkan data

peta batas wilayah yang sesuai, dan mereka memakai data yang

lama untuk melakukan risalah. Dengan begitu data yang di

dapatkan tidaklah sinkron dengan data yang ada di SPH.

4.2.3 Uraian Singkat Alur Kerja Sistem yang Diusulkan

Untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi

dalam pengimplementasian sistem yang telah berjalan tersebut,

penulis bermaksud mengusulkan sebuah sistem alternatif untuk

pengorganisasian dan pensinkronasisasian data atribut dan data

spasial dari hasil risalah yang berbasis komputer. Pada

94

Page 112: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

pengembangannya, penulis melakukan studi kasus pada Perum

Perhutani Unit III, SPH I Bogor, dengan kelas perusahaan Acacia

Mangium namun pada kenyataannya sistem yang diusulkan ini

nantinya dapat juga diimplementasikan pada Perum Perhutani di unit

dan kelas perusahaan yang berbeda. Usulan sistem yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

1. Bagian SPH di dalam sistem ini berperan sebagai admin yang

bertugas untuk menetapkan format siapa saja yang berhak

melakukan akses ke dalam sistem, dalam hal ini adalah para

user di BKPH dan KPH. Admin juga dapat melakukan

pemasukan data atribut dan data spasial.

2. User di KPH dan BKPH merupakan user yang memiliki user

account di dalam sistem, yang ditentukan oleh admin di SPH.

User di KPH dan BKPH memiliki kewenangan untuk mengisi

dan mengubah data atribut dan data spasial masing-masing

daerah.

3. RPH berada pada tingkatan terbawah di dalam sistem. Setelah

data dimasukkan, maka RPH dapat mengakses informasi yang

mereka butuhkan.

4. Data-data yang telah berada di dalam sistem juga dapat dibuat

reportnya dalam format PDF, DOC maupun di cetak langsung.

5. Format pelaporan sudah diseragamkan dengan memakai format

dari departemen kehutanan.

95

Page 113: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Gambar flowchart dari sistem yang penulis usulkan ini adalah

sebagai berikut :

Gambar 4.3: Bagan Sistem Usulan (Gambar diolah penulis)

96

Page 114: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Keterangan :

1. Ground checking dilakukan oleh BKPH dan RPH, hasil dokumen

ground checking diberikan kepada pihak KPH untuk dilakukan

pengarsipan.

2. Setelah dilakukan pengarsipan. Dokumen tersebut di berikan

kepada pihak SPH. Dokumen tersebut merupakan data yang akan

diproses untuk menentukan dan membuat peta batas wilayah.

3. Peta batas wilayah yang sudah dibuat di distribusikan kepada

KPH, BKPH, RPH. Dengan begitu kesalahan data di karenakan

ridak adanya keseragaman peta dapat diminimalisir.

4. Pada proses penentuan dan pembuatan data peta batas wilayah,

data tersebut juga diinputkan kedalam database inventarisasi

hutan oleh pihak SPH.

5. Peta batas wilayah yang didapatkan oleh RPH merupakan bahan

acuan bagi mereka untuk melakukan kegiatan inventarisasi hutan.

Hasil pencatatan inventarisasi hutan dibuat atau dimasukan

kepada form standard Perum Perhutani yang dinamakan tally

sheet.

6. Setelah hasil risalah tersebut di dapatkan. Data tersebut kemudian

diberikan kepada BKPH yang kemudian memberikannya kepada

KPH.

97

Page 115: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

7. Pihak KPH kemudian melakukan penginputan ke dalam database

inventarisasi hutan sesuai dengan wilayah kerjanya masing-

masing.

8. Data yang telah diinputkan kemudian diolah sebagai data

penunjang penyusunan RPKH. RPKH yang telah jadi kemudian

didistribusikan kepada KPH, BKPH, RPH.

Pada sistem yang diusulkan ini, penulis menggunakan Unified

Modelling Language (UML) dalam perancangannya. Diagram-

diagram UML yang digunakan yaitu Use Case Diagram, Class

Diagram, Activity Diagram, dan Sequence diagram.

4.3 Perbandingan Sistem

Tabel 4.1 : Perbandingan sistem berjalan, penelitian sebelumnya dan

sistem usulan

Sistem Berjalan Peneltian Sebelumnya Sistem Usulan

Kelemahan - Tidak terintegrasi

dengan data

spasial

- Belum client

server

- Tidak terintegrasi dengan

data spasial

Belum terintegrasi

dengan aplikasi PDE

hutan yang dimiliki

oleh perum

perhutani

Kelebihan - Sudah terintegrasi

dengan aplikasi

PDE hutan

lainnya yang

dimiliki oleh

perum perhutani

- Adanya data customer

(sebagai bagian aplikasi

pemasaran hasil hutan)

- Sudah terintegrasi

dengan data

spasial

- Client server

sehingga dapat

mempercepat

proses

penginputan data

98

Page 116: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

4.4 Studi Feasibilitas

a. Feasibilitas Ekonomi

Jika ditinjau dari studi kelayakan sistem pada sisi ekonomi,

sistem yang penulis kembangkan merupakan alternatif dari sistem

yang telah berjalan, kelebihan sistem ini adalah mampu

mensinkronisasikan data atribut dengan data spasial yang dimiliki oleh

Perum Perhutani. Dengan mengimplementasikan sistem ini maka

perubahan proses pekerjaan yang dilakukan oleh Perum Perhutani

akan mampu menghemat kebutuhan dana operasional, Dari sisi

ekonomis, hal ini menjadi salah satu faktor penghematan biaya.

4.2.2 Feasibilitas Teknis

Dari sisi teknis, kinerja sistem yang penulis kembangkan telah dapat

dibuktikan kestabilannya dalam menangani banyak data, yang dapat

dilihat pada lampiran pengujian lapangan. Dengan memakai sistem

ini pula maka

4.4.1 Feasibilitas Legal

Pada pengembangan sistem ini, penulis melakukan penelitian pada

Perum Perhutani Unit III, SPH I Bogor, BKPH Parung Panjang. Oleh

karena itu, legalitas sistem ini sendiri telah teruji di instansi yang

bersangkutan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran

pengujian.

99

Page 117: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

4.5 Perancangan Sistem yang Diusulkan

4.5.1 Perancangan aplikasi

a. Penentuan Actor

Pada sistem yang diusulkan ini, penulis memisahkan Actor

menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu admin (SPH), forester, dan user.

Wewenang masing-masing aktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Admin

Admin merupakan aktor yang menempati tingkatan tertinggi

pada sistem. Admin memiliki wewenang yaitu :

1. Memasukkan data atribut dan data spasial.

2. Melakukan perubahan data atribut dan data spasial.

3. Melakukan penghapusan data atribut dan data spasial yang

tidak diperlukan.

4. Melihat (survey) data atribut dan data spasial yang telah

tersimpan.

5. Melakukan penambahan user account. Melakukan

perubahan terhadap user account tertentu. Perubahan yang

dimaksud dapat berupa perubahan status aktif tidaknya

user account tersebut.

6. Melakukan penghapusan terhadap user account tertentu.

7. Melakukan export atau menyimpan laporan yang berisikan

informasi data atribut dan data spasial wilayah tertentu.

100

Page 118: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

101

2. Forester

Tingkatan forester merupakan tingkatan yang berada di bawah

admin pada sistem. forester memiliki wewenang yaitu :

1. Memasukkan data atribut dan data spasial tertentu. Sesuai

dengan wilayah kerjanya.

2. Melakukan perubahan pada data atribut dan data spasial

yang telah dimasukkan selama user account nya masih

dalam jangka waktu aktif.

3. Melihat (survey) data atribut dan data spasial yang telah

tersimpan.

4. Melakukan export atau menyimpan laporan yang berisikan

informasi data atribut dan data spasial wilayah tertentu..

3. User

Pada sistem ini, User merupakan tingkatan yang berada di

bawah forester. Adapun wewenang yang dimiliki tingkatan

User adalah :

1. Melihat (survey) data atribut dan data spasial tertentu

yang telah tersimpan di dalam database.

2. Melakukan export atau menyimpan laporan yang

berisikan informasi data atribut dan data spasial wilayah

tertentu.

Page 119: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

b. Perancangan Use Case Diagram

Use Case Diagram digunakan untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh sistem serta aktor-aktor yang

akan berhubungan dengan proses-proses yang ada pada sistem.

Gambar 4.4 . Use Case Diagram Sistem Inventarisasi Hutan

102

Page 120: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

1. Use Case File (System)

Gambar 4.5 Use Case File(system)

Admin

Forester

User

File

Login

Logout

Exit

Set Default Map

verifikasi account

Tambah Master Map

Pilih Map

Save Master Map

Update Master Map

Delete Master Map

Search Master Map

<<include>>

<<extend>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<extend>>

<<include>>

103

Page 121: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Use Case Data Management

Gambar 4.6 Use Case Data Management

104

Page 122: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

3. Use Case Statistik

Gambar 4.7 Use Case Statistik

105

Page 123: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

106

Admin

Forester

User

Search Data

Pencarian

Berdasarkan Spasial Atribut

Berdasarkan Atribut Tahun Risalah/Petak/Anak Petak

Berdasarkan Atribut pilihan

Identify Spasial Atribute

Print

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<include>>

View Spasial Atribute

<<extend>><<include>>

Gambar 4.8 Use Case Pencarian Data

4. Use Case Pencarian Data

Page 124: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

c. Use Case Scenario

Use case scenario merupakan penjelasan yang lebih

terperinci mengenai masing-masing use case yang terjadi di

dalam sistem.

a. Login

Nama Use case Login Aktor yang terlibat Admin/forester/user Trigger Pengguna ingin masuk dan

menggunakan sistem. Pre condition Pengguna belum memasuki

sistem Action Pengguna mengisi form login,

verifikasi username, password, jenis user (user role), Pengguna memasuki sistem.

Post condition Pengguna di dalam sistem, memilih Data Default Map yang ingin digunakan. Pengguna dapat memilih menu bar yang akan aktif sesuai jenis usernya,

b. Logout

Nama Use case Logout Aktor yang terlibat Admin/forester/user Trigger Pengguna ingin keluar dari

sistem. Dengan memilih sub menu logout

Pre condition Pengguna berada di dalam sistem

Action Pengguna memilih sub menu logout

Post condition Pengguna keluar dari sistem, pengguna dapat memilih login untuk dapat masuk kembali kedalam sistem, atau memilih exit untuk menutup aplikasi.

107

Page 125: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

c. Exit

Nama Use case Exit Aktor yang terlibat Admin/forester/user Trigger Pengguna selesai menggunakan

sistem Pre condition Pengguna sudah keluar dari

sistem atau bisa juga masih didalam sistem.

Action Pengguna mengklik exit untuk menutup aplikasi dan keluar dari sistem.

Post condition Pengguna kelar dari sistem dan aplikasi tertutup

d. Set Default Map

Nama Use case Set Default Map Aktor yang terlibat Admin/forester/user Trigger Pengguna melakukan pemilihan

data peta yang akan dipakai. Pre condition Login sebagai admin / forester/

user Form set default map tampil.

Action Pilih data peta yang akan dipakai.

Post condition Data peta telah terpilih

e. Tambah Master Map

Nama Use case Tambah Master Map Aktor yang terlibat Admin Trigger Admin ingin menambahkan data

peta baru Pre condition Login sebagai Admin

Peta baru belum terdaftar di dalam database

Action Form Master Map ditampilkan Save data Master Map baru.

Post condition Peta baru dimasukan kedalam database.

108

Page 126: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

f. Tambah Master Petak/Anak Petak

Nama Use case Tambah Master Petak/Anak Petak

Aktor yang terlibat Admin Trigger Admin ingin menambah Petak /

Anak Petak baru Pre condition Login sebagai Admin Action Form Tambah Master Petak/

Anak Petak ditampilkan. Save data Master Petak /Anak Petak baru.

Post condition data Master Petak /Anak Petak baru di masukan kedalam database.

g. Update Master Petak/Anak Petak/Tahun Risalah

Nama Use case Update Master Petak/Anak Petak/Tahun Risalah

Aktor yang terlibat Admin/forester Trigger Login sebagai admin atau

forester Pre condition Perlu dilakukan perubahan

terhadap data master petak/anak petak/tahun risalah.

Action Form Update Master Petak/ Anak Petak/ Tahun Risalah ditampilkan. Update Master Petak/Anak Petak/Tahun Risalah

Post condition Data yang diubah telah tersimpan ke dalam database.

h. Import Data Petak/Anak Petak

Nama Use case Import Data Petak/Anak Petak Aktor yang terlibat Admin Trigger Admin ingin menambahkan data

master petak/anak petak. Pre condition Login sebagai admin Action Form Import data Master Petak/

Anak Petak ditampilkan. Save Master Petak/Anak Petak

109

Page 127: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Post condition Data Master Petak/Anak Petak ditambahkan ke dalam database

i. Delete Petak/Anak Petak/Tahun Risalah

Nama Use case Delete Petak / Anak Petak / Tahun Risalah

Aktor yang terlibat Admin Trigger Diperlukan penghapusan data Pre condition Login sebagai Admin Action Pilih data yang ingin di hapus.

Delete data dari database. Post condition Data terhapus dari database.

j. Tambah Data Tahun Risalah

Nama Use case Tambah Data Tahun Risalah Aktor yang terlibat Admin/forester Trigger Perlu adanya penambahan data

tahun risalah Pre condition Login sebagai admin atau

forester Action Form tambah data tahun risalah

ditampilkan. Save data tahun risalah

Post condition Data tahun risalah telah tersimpan kedalam database.

k. Import Data Tahun Risalah

Nama Use case Import Data Tahun Risalah Aktor yang terlibat Admin/forester Trigger Perlu adanya penambahan data

tahun risalah Pre condition Login sebagai admin atau

forester Action Form Import data Tahum

Risalah ditampilkan. Save Data Tahun Risalah.

Post condition Data Tahun risalah ditambahkan kedalam database.

110

Page 128: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

l. Save User Account

Nama Use case Save User Account Aktor yang terlibat Admin Trigger Admin ingin menambah user

baru Pre condition Login sebagai Admin Action Form manajemen user

ditampilkan. Save user account baru.

Post condition data user account baru di masukan kedalam database.

m. Update User Account

Nama Use case Update User Account Aktor yang terlibat Admin Trigger Adanya perubahan dalam user

account Pre condition Login sebagai Admin Action Form manajemen user

ditampilkan. Update user account.

Post condition data user account di dalam database dirubah

n. Delete User Account

Nama Use case Delete User Account Aktor yang terlibat Admin Trigger Perlunya penghapusan dalam

user account yang terdafttar Pre condition Login sebagai Admin Action Form manajemen user

ditampilkan. Update user account.

Post condition data user account di dalam database dirubah

o. Backup Data

Nama Use case Backup Data Aktor yang terlibat Admin Trigger Perlu adanya pembackupan data

111

Page 129: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Pre condition Login sebagai admin Action Form Backup Data ditampilkan.

Backup Data yang diinginkan. Post condition Data-data di database telah

terbackup.

p. Statistik Tahunan Petak

Nama Use case Statistik tahunan Petak Aktor yang terlibat Admin/forester/user Trigger Pengguna ingin mengetahui

statitik tahunan dari Petak Pre condition Login sebagai admin / forester /

user Action Form statistik tahunan petak

ditampilkan. Memilih data atribut apa saja yang ditampilkan dan bisa melakukan pembuatan laporan

Post condition Data statistik ditampilkan dan membuat laporan

q. Statistik Tahunan Anak Petak

Nama Use case Statistik Tahunan Anak Petak Aktor yang terlibat Admin/forester/user Trigger Pengguna ingin mengetahui

statitik tahunan dari Anak Petak Pre condition Login sebagai admin / forester /

user Action Form statistik tahunan anak

petak ditampilkan. Memilih data atribut apa saja yang ditampilkan dan bisa melakukan pembuatan laporan

Post condition Data statistik ditampilkan dan membuat laporan

r. Statistik Tahunan Etat

Nama Use case Statistik Tahunan Etat Aktor yang terlibat Admin/forester/user Trigger Pengguna ingin mengetahui

statitik tahunan dari Etat

112

Page 130: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Pre condition Login sebagai admin / forester / user

Action Form statistik tahunan Etat ditampilkan. Memilih data atribut apa saja yang ditampilkan dan bisa melakukan pembuatan laporan

Post condition Data statistik ditampilkan dan membuat laporan

s. Pencarian Berdasarkan Spasial Atribut (Peta)

Nama Use case Pencarian Berdasarkan Spasial Atribut (Peta)

Aktor yang terlibat Admin/forester/user Trigger Pengguna ingin melakukan

pencarian berdasarkan data spasial

Pre condition Login sebagai admin / forester / user

Action Form Spasial Atribut ditampilkan. Melakukan pencarian dengan memilih daerah (spasial) yang diinginkan.

Post condition Hasil pencarian berdasarkan data spasial

t. Pencarian Berdasarkan Data Tertentu

Nama Use case Pencarian Berdasarkan Data Tertentu

Aktor yang terlibat Admin/forester/user Trigger Pengguna ingin melakukan

pencarian berdasarkan data atribut tertentu

Pre condition Login sebagai admin / forester / user

Action Form berdasarkan Atribut Tertentu ditampilkan. Melakukan pencarian dengan memilih atribut yang diinginkan.

Post condition Hasil pencarian berdasarkan data atribut yang telah dipilih

113

Page 131: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

u. Pencarian Data TahunRisalah/Petak/Anak Petak

Nama Use case Pencarian Data TahunRisalah / Petak / Anak Petak

Aktor yang terlibat Admin/forester/user Trigger Pengguna ingin melakukan

pencarian berdasarkan data spasial

Pre condition Login sebagai admin / forester / user

Action Form berdasarkan Tahun risalah / petak / anak petak ditampilkan Melakukan pencarian dengan memilih Tahun risalah / petak / anak petak yang diinginkan.

Post condition Hasil pencarian berdasarkan data Tahun risalah / petak / anak petak yang dipilih

d. Perancangan Activity Diagram

Mengingat adanya proses-proses yang memiliki kesamaan

alur, maka pada sistem ini, penulis hanya memaparkan Activity

diagram yang mungkin terjadi yaitu :

1. Activity Diagram untuk Login

Gambar 4.9. Login Activity Diagram

114

Page 132: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Activity diagram ini merupakan rancangan rangkaian proses

yang akan terjadi ketika aktor memilih untuk melakukan

login. Ketika tombol login ditekan atau ketika pengguna

menjalankan aplikasi, maka sistem akan menampilkan form

login. Aktor lalu dapat memasukkan Username, Password

dan User role (jenis user) yang sesuai. Setelah itu sistem

akan melakukan pengecekan terhadap imputan data yang

dimasukkan oleh aktor meliputi kesesuaian Username

dengan password, dan jenis user. Sebaliknya, jika terdapat

kesesuaian antara Username, password, jenis user, maka

login Username tersebut sukses dan aktor tersebut memiliki

kewenangan sesuai dengan levelnya di dalam sistem.

2. Activity Diagram untuk Tambah Data

Gambar 4.10 Tambah Data Activity Diagram

115

Page 133: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Activity diagram diatas merupakan rancangan proses yang

akan terjadi ketika actor akan memasukkan data Peta,

Petak, Anak Petak, Tahun Risalah, User.. Setelah mengisi

form Tambah Data (Input), sistem akan melakukan validasi.

Jika ternyata validasi gagal dilakukan, maka actor harus

kembali memasukkan data yang dimaksud kan dengan

benar. Sebaliknya, jika validasi berhasil, Data baru akan

tersimpan di dalam database.

3. Activity Diagram untuk Update Data

Gambar 4.11. Update Data Activity Diagram

Activity diagram ini merupakan rangkaian proses yang akan

dilakukan oleh sistem ketika Actor akan mengubah data

yang telah ada di dalam database. Dari list data yang ada,

jika actor memilih untuk melihat detail data, maka akan

ditampilkan detail data dengan terlebih dahulu melakukan

116

Page 134: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

pencarian data, dengan menahan variabel kunci dari data

yang dicari untuk dijadikan parameter. Jika data yang ingin

diubah ditemukan, maka actor dapat memasukan data baru

dana kemudian menekan tombol update. Jika tidak

ditemukan akan timbul pesan kesalahan dan di harapkan

actor memasukan parameter data yang benar. Setelah actor

menekan tombol update, sistem akan melakukan validasi.

Jika proses validasi gagal, maka actor harus mengulang lagi

mengisi data. Namun jika validasi berhasil, maka proses

selesai dan data tersebut ter-update.

4. Activity Diagram untuk Delete Data

Gambar 4.12. Delete Data Activity Diagram

Activity diagram ini merupakan rangkaian proses yang akan

dilakukan oleh sistem ketika actor akan menghapus data

yang telah ada di dalam database. Proses dilakukan dengan

117

Page 135: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

melakukan pencarian data yang ingin dihapus. Jika data

yang dicari ada maka akan ditampilkan. Untuk menghapus

data, actor dapat menekan tombol delete.. Jika admin

menekan tombol “delete”, maka data tersebut akan

terhapus dari database. Dan muncul notifikasi proses delete

berhasil.

5. Activity Diagram untuk Pencarian Data

Berdasarkan Atribut tertentu

Input Keyword

Sukses

Berdasarkan Tahun Risalah/ Petak/ Anak

Petak

Survey Data

Berdasarkan Spasial Atribut

Search Data

Pilih Atribut

Input Keyword

Pilih Peta

pilih (Identify) Spasial atribut

Tampilkan Data

Match Notifikasi Kesalahan

Not Match

Batal

Gambar 4.13. Search Data Activity Diagram

118

Page 136: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Activity Diagram diatas menggambarkan proses

yang terjadi ketika seorang actor melakukan pencarian

terhadap data yang ada di database. Actor memilih terlebih

dahulu berdasarkan apa ia akan melakukan pencarian.

Dalam aktivitas ini terdapat 3 (tiga) scenario yang dapat

dilakukan oleh actor. Scenario tersebut antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Jika actor memilih untuk melakukan pencarian

berdasarkan spasial atribut maka ia diharuskan untuk

memilih peta dan kemudian memilih daerah yang ingin

ditampilkan. Jika data atribut dari daerah tersebut ada

di dalam database maka data akan ditampilkan dan jika

tidak ada maka akan timbul pesan kesalahan.

2. Apabila actor memilih berdasarkan atribut tertentu

maka yang harus dilakukan setelah form pencarian

ditampilkan adalah memilih atribut apa yang akan

dijadikan parameter atau kunci utama pencarian.

Setelah memasukkan kata kunci yang sesuai, dapat

menekan tombol “Search”. Setelah itu, sistem akan

melakukan pencarian data yang relevan dengan kata

kunci yang dimasukkan tersebut. Data yang didapatkan

kemudian ditampilkan.

119

Page 137: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

3. Jika actor memilih berdasarkan tahun risalah / petak /

anak petak. Yang harus dilakukan adalah melakukan

input kata kunci berdasarkan tahun risalah, petak dan

anak petak. Setelah memasukkan kata kunci yang

sesuai, dapat menekan tombol “Search”. Setelah itu,

sistem akan melakukan pencarian data yang relevan

dengan kata kunci yang dimasukkan tersebut. Data

yang didapatkan kemudian ditampilkan.

6. Activity Diagram untuk Statistic Query

Statistic Anak Petak

Sukses

Statistic Query

Statitistic Petak

Search Data

Pilih Atribut

Input Keyword

Pilih Peta

pilih (Identify) Spasial atribut

Tampilkan Data

Match Notifikasi Kesalahan

Not Match

Batal

Gambar 4.14. Statictic Query Activity Diagram

120

Page 138: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Activity Diagram diatas menggambarkan proses yang

terjadi ketika seorang actor melakukan query data untuk

statistik terhadap data yang ada di database. Actor memilih

terlebih dahulu statistik apa yang ingin di tampilkan. Dalam

aktivitas ini terdapat 2 (dua) scenario yang dapat dilakukan

oleh actor. Scenario tersebut antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Jika actor memilih untuk melakukan query statistic

tahunan petak, maka aca dan kemudian memilih daerah

yang ingin ditampilkan. Jika data atribut dari daerah

tersebut ada di dalam database maka data akan

ditampilkan dan jika tidak ada maka akan timbul pesan

kesalahan.

2. Jika actor memilih query statistic tahunan anak petak.

Yang harus dilakukan adalah melakukan input kata

kunci berdasarkan tahun risalah, petak dan anak petak.

Setelah memasukkan kata kunci yang sesuai, dapat

menekan tombol “Search”. Setelah itu, sistem akan

melakukan pencarian data yang relevan dengan kata

kunci yang dimasukkan tersebut. Data yang didapatkan

kemudian ditampilkan.

121

Page 139: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

e. Perancangan Sequence Diagram

1. Sequence Diagram untuk Login

Gambar 4.15. Sequence Diagram Login

Untuk melakukan login, seorang admin atau actor harus

memasukkan username, password dan type user. Jika

username dan/atau password yang dimasukkan salah, maka

sistem akan menampilkan konfirmasi kesalahan kepada

aktor. Namun, ketika masukan username, password dan

user type yang dimasukkan sudah benar, maka sistem akan

memberikan konfirmasi bahwa proses login telah berhasil.

Dan akan masuk ke dalam Main Form sesuai dengan user

typenya.

122

Page 140: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

2. Sequence Diagram untuk Tambah Data

Gambar 4.16 Sequence Diagram Tambah Data

Untuk memasukkan data baru pada database, maka actor

harus terlebih dahulu login sebagai admin ataupun forester

(sesuai dengan kewenangan penambahan data yang ada di

use case). Setelah berhasil login maka actor diharapkan

untuk memilih dan menampilkan form tambah data, aktor

harus memberikan masukan-masukan sesuai dengan field-

field yang disajikan. Lalu sistem akan mengecek apakah

masukan yang diberikan oleh aktor sudah sesuai atau tidak.

Jika masih terdapat kesalahan dalam pemasukan data, maka

sistem akan memberikan konfirmasi kesalahan kepada aktor

sehingga aktor dapat mengisi ulang kembali. Jika masukan

yang diberikan sudah tepat, maka sistem akan memberikan

123

Page 141: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

konfirmasi bahwa input tersebut telah disimpan kedalam

database.

3. Sequence Diagram untuk Update Data

Gambar 4.17. Sequence Diagram Update Data

Untuk melakukan perubahan (update) data, maka terlebih

dahulu harus memilih form update data mana yang akan

diubah datanya, setelah memilih form update actor harus

melakukan pencarian terhadap data yang ingin dirubah.

Untuk itu actor memasukan keyword data yang di maksud.

Jika data ditemukan maka data akan ditampilkan,

selanjutnya actor diharapkan mengisi field-field yang akan

diubah. Jika terdapat kesalahan pada saat pengisian field-

field tersebut, maka sistem akan memberikan konfirmasi

124

Page 142: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

error kepada actor sehingga actor harus mengecek kembali

masukan yang ia berikan. Setelah semua field terisi dengan

benar, maka proses validasi perubahan data telah berhasil

dilakukan. Sistem akan memberikan pemberitahuan bahwa

perubahan data telah berhasil dilakukan dan data yang

diubah akan tersimpan dalam database.

4. Sequence Diagram untuk Delete Data

Gambar 4.18 Sequence Diagram Delete Data

Untuk menghapus data yang telah tersimpan di dalam

database, maka actor harus memilih form delete data dari data

mana yang akan dihapus. Setelah memilih, actor memasukan

input keyword dari data yang akan dihapus. Setelah data di

tampilkan maka actor dapat menghapus data yang diiginkan.

125

Page 143: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

5. Sequence Diagram untuk Import Data

Gambar 4.19. Sequence Diagram Import Data

Untuk memasukkan data baru pada database dengan cara

import data, maka actor diharapkan untuk memilih dan

menampilkan form import data, aktor harus mencari atau

browse data yang ingin dimasukan. Setela data di dapatkan

maka dilakukan pengecekan apakah data telash sesuai

dengan menampilkannya, jika masih terdapat kesalahan

dalam data yang akan diimport, maka sistem akan

memberikan konfirmasi kesalahan kepada aktor sehingga

aktor dapat mengisi ulang kembali. Jika masukan yang

diberikan sudah tepat, maka sistem akan memberikan

konfirmasi bahwa input tersebut telah disimpan kedalam

database.

126

Page 144: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

6. Sequence Diagram untuk Pencarian Data Atribut

Gambar 4.20. Sequence Pencarian Data

Untuk pencarian, proses yang terjadi pada pencarian data

atribut berdasarkan tahun risalah,petak dan anak petak sama

dengan proses yang terjadi pada pencarian atau berdasarkan

atribut tertentu, yang dapat diwakili dengan satu diagram

diatas. Untuk melakukan pencarian, seorang aktor harus

memasukkan kata kunci pencarian ke dalam field yang

disajikan oleh sistem. Setelah mendapatkan kata kunci, sistem

lalu melakukan pencarian ke database dan kemudian

menyajikannya kepada aktor dalam bentuk list (daftar).

127

Page 145: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

7. Sequence Diagram untuk Pencarian Data Spasial

Gambar 4.21. Sequence Diagram Pencarian Data Spasial

Untuk pencarian data spasial, proses yang terjadi pada

pencarian data atribut berdasarkan data spasial, proses yang

dilakukan adalah mencari peta yang ingin dicari data

atributnya. Setelah memilih peta, untuk melakukan pencarian

terhadap data spasial yang dimaksud, seorang aktor harus

memilih daerah (yang ada dipeta) . setelah itu data akan

ditampilkan. Penyajian data pada sequence ini berbeda dengan

pada proses pencarian sebelumnya, data ditampilkan sesuai

dengan data spasial yang dipilih oleh aktor.

128

Page 146: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

8. Sequence Diagram untuk Query Statistic

Gambar 4.22. Sequence Diagram Statistic Query

Untuk pencarian, proses yang terjadi pada Statisic Query.

Actor memilih form statistic query yang kemudian dilanjutkan

dengan memasukan input atribut yang dipilih untuk

ditampilkan. Setelah hal tersebut dilakukan actor diharapkan

untuk memilih tahun risalah dan tahun tanam untuk data yang

akan ditampilkan. Pencarian dilakukan setelah actor menekan

tombol search. Apabila data ditemukan maka data akan

ditampilkan dalam bentuk list, data yang ditampilkan sesuai

dengan pilihan atribut yang dilakukan oleh actor.

129

Page 147: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

f. Spesifikasi Proses yang Diusulkan

Dari proses-proses yang terjadi di dalam sistem ini dapat

diterjemahkan ke dalam bentuk algoritma sederhana yaitu

sebagai berikut :

1. Proses Login Input form login IF input form tidak cocok THEN Tampilkan konfirmasi error ELSE Login success END IF

2. Proses Tambah Data Input form silabus IF input form tidak tepat THEN Tampilkan konfirmasi error ELSE Simpan END IF

3. Proses Update Data Tampil data GET keyword Search keyword GET Data keyword Edit form data IF input form tidak tepat THEN Tampilkan konfirmasi error ELSE Simpan END IF

4. Proses Delete Data Tampil data GET keyword Search keyword If Delete data where data=keyword tidak tepat then Tampilkan konfirmasi error Else Simpan END IF

5. Proses Pencarian Data Input form pencarian data

130

Page 148: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

IF data tidak ditemukan THEN Tampilkan konfirmasi error ELSE Simpan END IF

6. Proses Statistic query Input form statistic query Select atribut Select Keyword IF data tidak ditemukan THEN Tampilkan konfirmasi error ELSE Tampilkan Data END IF

g. Perancangan Class Diagram

Gambar 4.23. Class Diagram Aplikasi

131

Page 149: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Pada class diagram diatas, dapat kita lihat bahwa terdapat lima

class dengan empat class yang saling berhubungan, yaitu class

compartment, subcompartment, peta dan tahunrisalah.

Dalam implementasinya, class compartment, subcompartment,

users, peta dan tahunrisalah itu disebut dengan entity yang

tersimpan pada database. class ini merupakan representasi dari

tabel-tabel yang ada di database.

4.5.2 Perancangan Basis Data

a. Penerjemahan Class Diagram ke dalam Bentuk Entity

Dari class diagram yang telah digambarkan pada bagian

analisis, dapat diketahui bahwa class-class tersebut merupakan

representasi dari entity-entity yang digunakan di dalam sistem.

Pada class diagram terdapat 4 buah class yaitu class users, class

compartment, class subcompartment, dan class tahunrisalah.

Penerjemahan class-class tersebut ke dalam bentuk entity dapat

dilihat di lampiran penerjemahan class:

132

Page 150: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

b. Penerjemahan Entity ke dalam Basis Data

Dari entity tersebut, dapat langsung diterjemahkan ke dalam

bentuk tabel-tabel beserta field-field dan relation nya ke dalam

basis data.

1. Entity peta

Nama tabel : tb_peta

Primary key : id_master

Gambar 4.24. tabel peta di dalam database

2. Entity compartment

Nama tabel : tb_ compartment

Primary key : id_comp

Gambar 4.25. tabel compartment di dalam database

133

Page 151: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

3. Entity subcompartment

Nama tabel : tb_ subcompartment

Primary key : id_sub

Gambar 4.26 Tabel subcompartment di dalam database

4. Entity tahunrisalah

Nama tabel : tb_ tahunrisalah

Primary key : id_tahun

Gambar 4.27 tabel subcompartment di dalam database

134

Page 152: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

c. Struktur Basis Data

Gambar 4.28. Struktur basis data

135

Page 153: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

4.5.3 Perancangan User Interface

a. Form login

Gambar 4.29: Rancangan Form Login

b. Form Utama

Gambar 4.30: Rancangan Form Utama

136

Page 154: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

c. Form Tambah Data

Gambar 4.31: Rancangan Form Tambah Data

d. Form Update Data

Gambar 4.32: Rancangan Form Update Data

137

Page 155: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

e. Form Delete Data

Gambar 4.33: Rancangan Form Delete Data

f. Form Survey Data Atribut

138

Gambar 4.34: Rancangan Form Survey Data atribut

Page 156: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

g. Form Statistic Query

Gambar 4.35: Rancangan Form Statistic Query

4.6 Pengembangan

Pada tahap ini dilaksanakanlah implementasi dari rancangan-

rancangan, baik rancangan basis data, rancangan aplikasi, maupun

rancangan tampilan.

4.6.1 Bahasa Pemrograman dan Komponen

Bahasa pemrograman dan komponen-komponen yang

digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah :

1. Visual Basic 6.0

2. Reports : Data Dynamics Active Reports 2.0

3. MS SQL : MS SQL 2000 Developer Edition

4. GIS Component : MapObject V.2.2

139

Page 157: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

4.6.2 Alur Kerja Pengembangan Sistem

a. Create Form

Hal yang pertama kali dilakukan adalah membuat form-form yang

menjadi dasar bagi aplikasi, setelah membuat form sesuai dengan

desain interface maka dibuatlah module dan class yang sesuai

dengan kebutuhan aplikasi. Selanjutnya yang dilakukan adalah

melakukan embedding data dan references component.

Gambar 4.36: Create Form

Gambar 4.37: embedding data and references component.

140

Page 158: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

b. Login & Authentication

Setelah form dibuat maka dilakukan pembuatan Login dan

Authentication. Hal ini sangatlah dibutuhkan dalam pengembangan

karena koneksi dengan database server dilakukan dan diatur dalam

module ini

Gambar 4.38: Pembuatan Form Login

Gambar 4.39: Database Connection Module

141

Page 159: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

c. Sistem Informasi Data

Untuk melihat list data, bagian tampilan diatur oleh

component data grid yang berisi tabel hasil query entity tertentu.

Query nya sendiri terdapat pada form yang bersangkutan. Ketika

user mengakses form untuk menampilkan list data tertentu, maka

form akan mengeksekusi (load) query. Setelah itu, query

dieksekusi dengan melalui entity yang bersangkutan, ke dalam

database. Hasilnya sendiri diorganisir dan ditampilkan oleh

component data grid, data ditampilkan sesuai dengan parameter

yang diinginkan.

Form-form yang dibuat sebelumnya berisikan method-method

yang dibutuhkan untuk pengorganisasian data. Mulai dari

pengeksekusian query, penanganan relasi antar tabel, menangkap

dan menahan hasil query, serta menyalurkannya ke bagian

presentation tier, yang dalam hal ini adalah file-file berekstensi

.frm dan frx .

Gambar 4.40: Contoh penulisan script/coding

142

Page 160: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

d. Integrasi Report

Sistem yang penulis kembangkan merupakan sistem yang

memberikan keluaran kepada user berupa report yang berisi data

tertentu yang dipilih oleh user. Untuk pembuatan report, dilakukan

dengan menggunakan perangkat lunak Data Dynamics Active

Report 2.0. Untuk membuat report, penulis melakukan :

a. Membuat koneksi baru ke basis data

Untuk membuat sebuah report dengan data yang diambil dari

basis data, pertama-tama harus dibuat sebuah koneksi ke

basis data yang digunakan. Parameter-parameter yang

dibutuhkan adalah tipe basis data (mysql,oracle, MSSQL, dan

lain-lain), user name, dan password serta nama basis data

yang digunakan.

Gambar 4.41: Database Connection Parameter

Gambar 4.42: Database Connection procedure

143

Page 161: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

b. Menentukan query yang akan dijalankan

Setelah membuat koneksi, langkah selanjutnya adalah

menentukan query yang akan dieksekusi. Karena penulis

menggunakan basis data MS SQL, maka query yang dibuat

juga menggunakan MS SQL. Setelah selesai membuat query,

maka akan didapatkan field-field yang sesuai dengan query

tersebut.

Gambar 4.43: Contoh script query

Set rs_masterattrib = cn_masterattrib.Execute("select c.*,(select sum(t.luasbaku) from tb_tahunrsl t inner join tb_subcompartment s on(t.id_sub=s.id_sub) where s.id_comp=c.id_comp) as AreaCompartment,(select COUNT(*) from tb_subcompartment where id_comp=c.id_comp GROUP by id_comp) as NumberOfSubCompartment,(select sum(t.luasbup) from tb_tahunrsl t inner join tb_subcompartment s on(t.id_sub=s.id_sub) where s.id_comp=c.id_comp) as TotalNonProductionArea,(select sum(t.jenmuda_an) from tb_tahunrsl t inner join tb_subcompartment s on(t.id_sub=s.id_sub) where s.id_comp=c.id_comp) as TotalYoungerForestArea,(select sum(t.luasteb_an) from tb_tahunrsl t inner join tb_subcompartment s on(t.id_sub=s.id_sub) where s.id_comp=c.id_comp) as TotalHarvestArea from tb_tahunrsl t inner join tb_subcompartment s on(t.id_sub=s.id_sub) left join tb_compartment c on(s.id_comp = c.id_comp)left join tb_peta p on(p.id_master=c.id_master) where c.id_comp = '" & Text93.text & "' and c.id_master = '" & id_master & "' ")

144

Page 162: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

c. Menyusun tampilan report

Setelah mendapatkan field-field yang dibutuhkan, maka

langkah berikutnya adalah menyusun field-field tersebut

sesuai dengan tampilan report yang diinginkan.

Gambar 4.44: Pembuatan tampilan report

d. Melakukan kompilasi report

File report yang telah jadi harus disimpan dalam bentuk file

berekstensi .dsx. Untuk menjalankannya, file tersebut harus

dikompilasi terlebih dahulu menjadi file berekstensi .dsr yang

nantinya akan dijalankan oleh sistem.

145

Page 163: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Gambar 4.45: Melakukan kompilasi report

e. Mengintegrasikan report dengan sistem yang ada.

Pengintegrasian report dengan sistem yang ada dilakukan

dengan penulisan coding di form dan button yang akan

menjalankan perintah report.

Gambar 4.46: Mengintegrasikan report dengan sistem

146

Page 164: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

4.7 Pengujian

Setelah selesai melakukan pengembangan, maka aplikasi ini harus

diuji coba yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi ini dapat

bekerja dengan baik dan apakah aplikasi ini dapat memenuhi tujuan yang

ingin diperoleh sebelum diserahkan kepada end user. Pengujian dilakukan

dalam 2 (dua) tahap yaitu pengujian mandiri yang dilakukan oleh penulis

sekaligus pengembang aplikasi, dan pengujian lapangan yang dilakukan

oleh calon pemakai aplikasi ini.

Sedangkan untuk pengujian yang dilakukan oleh calon pengguna

aplikasi dilakukan dengan 2 metode yaitu white box dan black box.

4.7.1 Pengujian Mandiri

Pada tahap ini, penulis melakukan uji coba terhadap sistem

yang telah dikembangkan Pada pengujian mandiri yang dilakukan

oleh penulis, penguji melakukan pengujian dengan metode white

box yang hanya mengujikan fungsionalitas dari sistem dengan hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.2. Hasil pengujian mandiri

No Modul Prasyarat Hasil yang diharapkan Hasil 1 Login Login sebagai

actor Dapat masuk kedalam sistem

OK

2 Tambah data Login sebagai admin, data sudah ada di database

Dapat menambahkan Data OK

3 Survey Data Atribut

Data sudah ada di database

Menampilkan hasil pencarian yang sesuai dengan kata kunci dan atribut yang dipilih

OK

4 Survery Data Login sebagai Menampilkan hasil OK

147

Page 165: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

148

Spasial admin, Data sudah ada dalam database

pencarian yang sesuai dengan kata kunci dan daerah yang dipilih

5 Ubah Data Login Login sebagai admin, Data sudah ada dalam database

Dapat mengubah data sesuai dengan kunci dari atribut yang akan diubah

OK

6 Hapus Data Login sebagai admin, data sudah ada di database

Dapat menghapus data sesuai dengan kunci dari atribut yang akan dihapus

OK

7 Statistic Query

Login sebagai admin, data sudah ada di database

Dapat melakukan perhitungan statistic dasar dan perhitungan etat.

OK

4.7.2 Pengujian Lapangan

Pada tahap ini, pengujian dilakukan dengan 2 (dua) metode

pengujian yaitu white box dan black box. Penulis meminta 3 (tiga)

orang responden untuk melakukan uji coba terhadap aplikasi ini.

Responden yang dipilih terdiri atas 1 (satu) orang bagian admin

SISH-PDE, 2 (dua) orang dari forester. Secara ringkas, hasil

pengujian yang di dapatkan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Pengujian Lapangan

No Pengujian Penilaian

A. Pengujian Black Box 1. Fitur aplikasi secara keseluruhan Baik 2. Fitur untuk Admin Baik 3. Fitur untuk forester Baik 4. Fitur untuk user Baik 5. Tampilan Aplikasi Baik B. Pengujian White Box 1. Kestabilan Aplikasi Baik 2. Keamanan Aplikasi Baik 3. Kesesuaian dengan Kebutuhan Baik

Page 166: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Sistem Inventarisasi Hutan Berbasis Sistem Informasi

Geografis di Kawasan Hutan Akasia Parung Panjang, KPH Bogor ini setidaknya

dapat mengurangi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan sistem

informasi dan distribusi data inventarisasi hutan yang dialami oleh perum

perhutani.

Setelah melakukan serangkaian penelitian, seperti yang tertera pada bab III

dan Bab IV, pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik dari

rangkaian penelitian tersebut Penulis juga memberikan saran yang akan

bermanfaat bagi pihak-pihak yang akan melanjutkan pengembangan penelitian ini.

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian dan tulisan yang telah penulis uraikan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi yang dikembangkan ini dapat memudahkan pihak perum

perhutani dalam mengumpulkan dan mengorganisir data hasil

inventarisasi hutan, dapat memudahkan forester dalam melakukan

pendataan inventarisasi hutan, serta memudahkan mereka dalam

mengakses data inventarisasi yang ada. Hal ini dapat dilihat dari

respon yang diberikan oleh responden pada lampiran pengujian

lapangan.

149

Page 167: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

150

2. Perancangan Sistem Inventarisasi Hutan Berbasis Sistem Informasi

Geografis dapat dilaksanakan sesuai dengan analisis dan

perancangan yang telah dilakukan, sesuai dengan kebutuhan

penggunanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengacu kepada hasil

dari pengujian lapangan yang penulis lakukan yang dapat dilihat

pada sub bab 4.5.2.

3. Proses integrasi report, yang dibuat dengan menggunakan Active

Report 2.0, dan Visual basic 6.0. Mengenai report dan integrasinya

dapat dilihat pada sub bab 4.4.2. pada point (d).

5.2. Saran

Aplikasi ini tentu saja masih belum sempurna. Masih banyak hal yang

dapat dilakukan untuk mengembangkan aplikasi ini agar menjadi lebih baik

lagi, antara lain :

1. Pengembangan juga dapat dilakukan dengan melakukan integrasi

antara aplikasi ini dengan aplikasi-aplikasi lainnya yang dimiliki

oleh Perum Perhutani sehingga dapat menjadi satu kesatuan sistem

yang lebih kompleks.

2. Selain di KPH Bogor, aplikasi ini dapat juga diterapkan di KPH-

KPH lainnya. Pengembangan juga dapat dilakukan dengan

menambahkan data kelas perusahaan lainnya, karena setiap kelas

perusahaan mempunyai karakteristik data yang berbeda.

Page 168: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Lampiran A-1 (Wawancara dengan Forester)

Hari / Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2009

Tempat : RPH Tenjo Bogor

Pertanyaan :

1. Bagaimana prosedur pengolahan data inventarisasi hutan yang dilakukan oleh

perum perhutani ?

2. Bagaimana proses inventarisasi hutan yang dilakukan oleh perum perhutani ?

3. Masalah apa saja yang sering terjadi dalam proses tersebut ?

4. Langkah – langkah apa saja yang dilakukan dalam mengatasi masalah –

masalah tersebut ?

Jawaban :

1. Prosedur pengolahan data nya adalah sebagai berikut BKPH (bagian Kesatuan

Pemangkuan Hutan) melakukan Ground Checking yang pelaksanaannya

bekerja sama dengan RPH (Resort Pemangkuan Hutan). Hasil Ground

Checking diberikan kepada KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) oleh BKPH,

Data diberikan kepada SPH dan diolah menjadi peta batas wilayah. Peta batas

wilayah di distribusikan kepada KPH. KPH yang telah mendapatkan data peta

batas wilayah memberikan data peta wilayah tersebut kepada BKPH, proses

Page 169: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

selanjutnya yaitu pembuatan dokumen narasi dari peta batas wilayah. dan

melakukan pendistribusian kepada RPH. Setelah itu adalah proses pembuatan

peta batas wilayah. Peta batas wilayah yang dibuat oleh pihak RPH

merupakan acuan untuk melakukan inventarisasi hutan atau risalah hutan

terhadap area kerja masing-masing RPH.

Inventarisasi hutan dilakukan oleh RPH dengan menggunakan pencatatan

melalui form tally sheet secara manual yang kemudian dikirimkankan kepada

BKPH. Hasil risalah hutan yang didapatkan oleh SPH kemudian diolah dan

dimasukan ke database inventarisasi hutan melalui aplikasi SISDH-PDE. Data

hasil pengolahan yang telah dibuat menjadi RPKH kemudian di distribusikan

kepada masing KPH, BKPH dan RPH.

2. Dilakukannya Ground checking untuk lengkapnya ada di buku pedoman

inventarisasi hutan.

3. Masalah yang sering terjadi dalam proses inverntarisasi data adalah

keterlambatan data, redudansi data, ketidak sinkronan antar data yang ada, dan

lain sebagainya, lebih utamanya data batas wilayah karena data atribut lainnya

kami yang mengukur dan mencatat.

4. Sampai saat ini cara yang paling sering dilakukan biasanya semua forester di

RPH dan BKPH mempunyai data cadangan untuk diserahkan kepada SPH

akan tetapi yang jadi permasalahan kadang- kadang kami juga lupa untuk

membuat data cadangan tersebut.

Page 170: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Lampiran A-2 (Wawancara dengan Kepada SPH I Bogor)

Hari / Tanggal : Jum’at 19 Juni 2009

Tempat : Seksi Perencanaan Hutan I, Bogor, Jl. Siliwangi No. 19,

Bogor 16142

Pertanyaan :

1. Bagaimana sejarah perum perhutani ?

2. Apa fungsi dan tugas perum perhutani ?

3. Apakah proses pengolahan data inventarisasi hutan telah berjalan dengan baik ?

4. Masalah apa yang sering terjadi dalam proses tersebut ? dan langkah

permecahan masalah apa yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan

tersebut ?

5. Bagaimana keadan hutan akasia parung panjang ?

6. Bagaimana struktur organisasi perum perhutani ?

Jawaban :

1. Perum Perhutani menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun

1972 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 15 tahun 1972 dengan

wilayah kerja pada awalnya kawasan hutan negara di Jawa Tengah dan Jawa

Timur. Berdasarkan PP nomor 2 tahun 1978, kawasan wilayah kerjanya

Page 171: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

diperluas sampai kawasan hutan negara di provinsi Jawa Barat. Untuk lebih

lengkapnya bisa dilihat di websitenya. Di www.perumperhutani.com

2. eru, perhutani in berupa BUMN maka tujuannyaa dalah memupuk

keuntungan. Dan menyelenggarakan pengelolaan hutan , lebih detail bisa dilihat di

website nya juga

Ya karena p

3. Bisa dikatakan cukup baik, walaupun masih ada yang perlu diperbaiki, sebagai

contoh redudansi data yang tidak perlu.

4. Seperti yang saya bilang tadi, masalah utama adalah redudansi data yang

mengakibatkan pengolahan data menjadi terhambat. Langkah yang paling baik kami

lakukan saat ini adalah menyuruh pihak RPH dan BKPH untuk melakukan cek ulang

terhadap data yang akan diberikan kepada kami.

5. Keadaan hutan akasia selengkapnya bisa dilihat di buku rencana pengaturan

kelestarian hutan kelas perusahaan acacia mangium yang akan saya berikan

kopiannya nanti.

6. Kalau struktur organisasi saya tidak hapal jadi, bisa dilihat di gambar yang ada di

depan atau di websitenya juga ada.

Page 172: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

Lampiran A-3 (Wawancara dengan Administrator SISDH-PDE)

Hari / Tanggal : Jum’at 19 Juni 2009

Tempat : Seksi Perencanaan Hutan I, Bogor, Jl. Siliwangi No. 19,

Bogor 16142

Pertanyaan :

1. Bagaimana prosedur pengolahan data inventarisasi hutan ?

2. Masalah apa yang sering terjadi dan langkah apa yang dilakukan untuk

mengatasinya ?

3. Bagaimana bentuk (format) penyimpanan data yang ada di perum perhutani ?

dan Software apa yang dipunyai (dipakai) oleh perum perhutani ?

4. Bagaimana bentuk sistem yang diinginkan agar memperlancar proses tersebut ?

5. Input dan Output apa yang diharapkan dapat dicapai oleh sistem ?

6. User siapa saja yang akan menggunakan sistem ini ?

Jawaban :

1. Prosedurnya adalah forester melakukan ground checking yang hasilnya

dikirimkan ke kami untuk dibuat peta batas wilayah, setelah itu dilakukan lah

pembuatan dokumen narasi dan setelahnya adalah inventarisasi hutan yang

dilakukan RPH. Data yang dikirimkan dir ph kami olah dengan aplikasi SISDH-

Page 173: PERANCANGAN SISTEM INVENTARISASI HUTAN INDUSTRI …

PDE. Setelah menjadi RPKH kami mendistribusikannya kepada KPH,BKPH dan

RPH.

2. Masalah yang sering terjadi dalam proses inverntarisasi data adalah

keterlambatan data, redudansi data, ketidak sinkronan antar data yang ada, dan

lain sebagainya, lebih utamanya data batas wilayah karena data atribut lainnya

kami yang mengukur dan mencatat.

3. Bentuk penyimpanan data biasanya dilakukan dengan hardcopy maupun

softcopy. Data softcopy biasanya adalah excel, .dbase, .dbf dan database dari

aplikasi SISDH-PDE. Kami juga puny license untuk MS SQL server 2000,

Windows XP, Visual Basic 6, Visual Fox Pro, dan lainnya

4. Bentuk sistem yang diinginkan kalo bisa client server tapi berbasis desktop,

sehingga forester dapat langsung memasukan data nya sesuai dengan wilayah

kerja.

5. Input data yang sinkron antara data spasial dan data atribut, serta outputnya

adalah bahan acuan untuk penyusunan RPKH.

6. Biasanya user yang diharapkan untuk melakukan inputan data adalah saya

sebagai admin, forester dan pihak ketiga yang hanya bisa melihat data tanpa bisa

melakukan manipulasi terhadap data tersebut.